laporan penyu ventilasi

24
LAPORAN PRATIKUM PENYEHATAN UDARA PENGUKURAN VENTILASI RUANGAN SEKRETARIAT BEM & HMJ POLTEKKES KEMENKES RI PADANG OLEH Kelompok III Aviandri Naie Caesar Z Kory Andriani Listi Susanti Ovaria Suwandi Syukri Hamdi Kelas : 2.1 Dosen Pembimbing: Burhan Muslim, SKM, M.Si Instruktur Pembimbing: Nellianis, AMKL JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Upload: ovaria-suwandi

Post on 02-Aug-2015

144 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENYU VENTILASI

LAPORAN PRATIKUM PENYEHATAN UDARA

PENGUKURAN VENTILASI RUANGAN SEKRETARIAT BEM & HMJ

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

OLEH

Kelompok III

Aviandri Naie Caesar Z

Kory Andriani

Listi Susanti

Ovaria Suwandi

Syukri Hamdi

Kelas : 2.1

Dosen Pembimbing: Burhan Muslim, SKM, M.Si

Instruktur Pembimbing: Nellianis, AMKL

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2011

Page 2: LAPORAN PENYU VENTILASI

LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN PRATIKUM

PENYEHATAN UDARA PENGUKURAN VENTILASI

Telah dilaksanakan Pratikum Penyehatan Udara mengenai Pengukuran Ventilasi

Ruangan pada hari Selasa, 29 November 2011 pukul 13.00 s.d 14.00 WIB di ruangan

Sekretariat HMJ Politeknik Kesehatan KemenKes RI Padang.

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Burhan Muslim , SKM, M.Si

Instruktur Pembimbing

Nellianis, AMKL

Page 3: LAPORAN PENYU VENTILASI

LAPORAN PRATIKUM PENYEHATAN UDARA

PENGUKURAN VENTILASI RUANGAN SEKRETARIAT BEM & HMJ

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

OLEH

Kelompok III

Aviandri Naie Caesar Z

Kory Andriani

Listi Susanti

Ovaria Suwandi

Syukri Hamdi

Kelas : 2.1

Dosen Pembimbing: Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

Instruktur Pembimbing: Afridon, ST

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2011

Page 4: LAPORAN PENYU VENTILASI

LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN PRATIKUM

PENYEHATAN UDARA PENGUKURAN VENTILASI

Telah dilaksanakan Pratikum Penyehatan Udara mengenai Pengukuran Ventilasi

Ruangan pada hari Selasa, 29 November 2011 pukul 13.00 s.d 14.00 WIB di ruangan

Sekretariat HMJ Politeknik Kesehatan KemenKes RI Padang.

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

Instruktur Pembimbing

Afridon, ST

Page 5: LAPORAN PENYU VENTILASI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat

kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum

Penyehatan Udara yang berjudul “Pengukuran Ventilasi Ruangan” yang dilaksanakan pada

tanggal 29 November 2011. Tujuan dari laporan ini adalah agar kami bisa mengetahui dan

melakukan pengukuran ventilasi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing Bapak Dr. Sumihardi dan

Dr. Wijayantono yang telah memberikan penjelasan mengenai penyusunan laporan ini, serta

kepada intruktur Kesling pada mata kuliah Penyehatan Udara.

Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan.

Untuk itu penulis mengharapkan kritikan maupun saran kepada pembaca yang sifatnya

membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat

bagi kita semua.

Padang, November 2011

Penulis

Page 6: LAPORAN PENYU VENTILASI

DAFTAR ISI

Lembaran Pengesahan ................................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................................... ii

Daftar Isi ......................................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan

1.1.Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2.Tujuan ......................................................................................................................... 2

BAB II Pembahasan

2.1.Tinjauan Pustaka ........................................................................................................ 3

2.2.Alat dan Bahan ........................................................................................................... 10

2.3.Cara Kerja .................................................................................................................. 11

BAB III Penutup

3.1.Kesimpulan ................................................................................................................. 12

3.2.Saran ........................................................................................................................... 12

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 14

Page 7: LAPORAN PENYU VENTILASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) terutama rumah sangat berbahaya

bagi kesehatan manusia, karena pada umumnya orang lebih banyak menghabiskan waktu

untuk melakukan kegiatan di dalam rumah sehingga rumah menjadi sangat penting sebagai

lingkungan mikro yang berkaitan dengan risiko dari pencemaran udara.

Dampak dari adanya pencemar udara dalam ruang rumah terhadap kesehatan dapat terjadi

baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan kesehatan secara langsung dapat

terjadi setelah terpajan, antara lain yaitu iritasi mata, iritasi hidung dan tenggorokan, serta

sakit kepala, mual dan nyeri otot (fatigue), termasuk asma, hipersensitivitas pneumonia, flu

dan penyakit–penyakit virus lainnya. Sedangkan gangguan kesehatan secara tidak langsung

dampaknya dapat terjadi beberapa tahun kemudian setelah terpajan, antara lain penyakit paru,

jantung, dan kanker, yang sulit diobati dan berakibat fatal (USEPA, 2007).

Selain penyakit tersebut di atas, Bronkhitis kronis, Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK), kanker paru, kematian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kematian bayi usia kurang

dari satu minggu, otitis media dan ISPA, tuberculosis sering dijumpai pada lingkungan

dengan kualitas udara dalam ruang yang tidak baik.

Di negara maju diperkirakan angka kematian pertahun karena pencemaran udara dalam

ruang rumah sebesar 67% di perdesaan dan sebesar 23% di perkotaan, sedangkan di negara

berkembang angka kematian terkait dengan pencemaran udara dalam ruang rumah daerah

perkotaan sebesar 9% dan di daerah pedesaan sebesar 1%, dari total kematian (Buletin WHO

2000). Pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak dibawah 5 tahun dengan

jumlah kematian lebih dari 2 juta jiwa setiap tahunnya.

Lebih dari 2 (dua) dasawarsa ini penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) selalu

menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia. Salah satu penyebab

terjadinya ISPA adalah rendahnya kualitas udara baik di dalam maupun di luar rumah, baik

secara biologis, fisik, maupun kimia (Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional, http://udarakota.bappenas.go.id diakses tanggal 29 November 2007). ISPA

mendominasi kesakitan ada anak di bawah 5 tahun (balita) dan menyebabkan kematian

sekitar empat juta balita pertahunnya (Kartasasmita, 2004; Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2001).

Page 8: LAPORAN PENYU VENTILASI

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

“Untuk mengaplikasikan metode pengukuran ventilasi ruangan”

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya cara pengukuran ventilasi

2. Diketahuinya cara perhitungan dari hasil pengukuran ventilasi

Page 9: LAPORAN PENYU VENTILASI

BAB II

ISI

4.1 Tinjauan Pustaka

Kualitas udara di dalam ruang rumah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, bahan

bangunan (misal; asbes), struktur bangunan (misal; ventilasi), bahan pelapis untuk furniture

serta interior (pada pelarut organiknya), kepadatan hunian, kualitas udara luar rumah

(ambient air quality), radiasi dari Radon (Rd), formaldehid, debu, dan kelembaban yang

berlebihan. Selain itu, kualitas udara juga dipengaruhi oleh kegiatan dalam rumah seperti

dalam hal penggunaan energi tidak ramah lingkungan, penggunaan sumber energi yang relatif

murah seperti batubara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari hewan ternak, residu

pertanian), perilaku merokok dalam rumah, penggunaan pestisida, penggunaan bahan kimia

pembersih, dan kosmetika. Bahan-bahan kimia tersebut dapat mengeluarkan polutan yang

dapat bertahan dalam rumah untuk jangka waktu yang cukup lama.

Pencemaran udara dalam ruang rumah, khususnya di daerah perdesaan pada negara-

negara berkembang, antara lain dikarenakan penggunaan bahan bakar padat sebagai energi

untuk memasak dengan tungku sederhana/kompor tradisional. Bahan bakar tersebut

menghasilkan polutan dalam konsentrasi tinggi dikarenakan terjadi proses pembakaran yang

tidak sempurna. Keadaan tersebut akan memperburuk kualitas udara dalam ruang rumah

apabila kondisi rumah tidak memenuhi syarat fisik, seperti ventilasi yang kurang memadai,

serta tidak adanya cerobong asap di dapur.

Gangguan kesehatan akibat pencemaran udara dalam ruang rumah sebagian besar terjadi

di perumahan yang cenderung menggunakan energi untuk memasak dengan energi biomasa.

Dalam upaya melindungi kesehatan masyarakat dari pencemar udara dalam ruang rumah,

maka diperlukan adanya peraturan perundangundangan yang dapat memberikan acuan dalam

pengendalian pencemaran udara dalam ruang rumah.

Penyehatan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruang rumah dan

pencegahan terhadap penurunan kualitas udara dalam ruang rumah. Rumah adalah bangunan

gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga,

cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

Kualitas Fisik Udara dalam Ruang Rumah adalah nilai parameter yang mengindikasikan

kondisi fisik udara dalam rumah seperti kelembaban, pencahayaan, suhu, dan partikulat.

Kualitas Kimiawi Udara dalam Ruang Rumah adalah nilai parameter yang mengindikasikan

Page 10: LAPORAN PENYU VENTILASI

kondisi kimiawi udara dalam rumah seperti Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2),

Ozon, Karbon dioksida (CO2), Karbon monoksida (CO), Timbal (Plumbum=Pb), dan Asbes.

Kualitas Biologi Udara dalam Ruang Rumah adalah nilai parameter yang

mengindikasikan kondisi biologi udara dalam rumah seperti bakteri dan jamur. Laju ventilasi

adalah laju pertukaran udara melalui ventilasi (lubang udara permanen selain jendela dan

pintu.

Persyaratan Fisik

No Jenis

Parameter

Satuan Kadar yang

dipersyaratkan

1

2

3

4

5

6

Suhu

Pencahayaan

Kelembaban

Laju Ventilasi

PM2,5

PM10

oC

Lux

% Rh

m/dtk

μg/m3

μg/m3

18 - 30

Minimal 60

40 – 60

0,15 – 0,25

35 dalam 24 jam

≤ 70 dalam 24 jam

Persyaratan KimiaNo Jenis Parameter Satuan Kadar yg

dipersyaratka

n

Ket

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Sulfur dioksida (SO2)

Nitrogen dioksida (NO2)

Carbon monoksida

(CO)

Carbondioksida (CO2)

Timbal (Pb)

Asbes

Formaldehid

(HCHO)

Volatile Organic

Compound (VOC)

Environmental Tobaco

ppm

ppm

ppm

ppm

μg/m3

serat/ml

ppm

ppm

μg/m3

0,1

0,04

9,00

1000

1,5

5

0,1

3

35

24 jam

24 jam

8 jam

8 jam

15 menit

Panjang

serat 5μ

30 menit

8 jam

24 jam

Page 11: LAPORAN PENYU VENTILASI

Smoke (ETS)

Persyaratan Kontaminan Biologi

Parameter kontaminan biologi dalam rumah adalah parameter yang mengindikasikan

kondisi kualitas biologi udara dalam rumah seperti bakteri, dan jamur.

No Jenis

Parameter

Satuan Kadar maksimal

1

2

3

Jamur

Bakteri patogen

Angka kuman

CFU/m3

CFU/m3

CFU/m3

0 CFU/m3

0 CFU/m3

< 700 CFU/m3

Catatan :

CFU= Coloni Form Unit

Bakteri patogen yang harus diperiksa : Legionela, Streptococcus aureus, Clostridium

dan bakteri patogen lain bila diperlukan.

Laju Ventilasi

a. Dampak

Pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan suburnya

pertumbuhan mikroorganisme, yang mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan

manusia.

b. Faktor Risiko

Kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak cukup, sesuai persyaratan

kesehatan).

Tidak ada pemeliharaan AC secara berkala.

c. Upaya Penyehatan

Upaya penyehatan dapat dilakukan dengan mengatur pertukaran udara, antara lain

yaitu :

Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi, minimal 10% luas lantai dengan sistem

ventilasi silang

Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara berkala sesuai

dengan buku petunjuk, serta harus melakukan pergantian udara dengan membuka

jendela minimal pada pagi hari secara rutin

Menggunakan exhaust fan

Page 12: LAPORAN PENYU VENTILASI

Mengatur tata letak ruang

2.2 Alat

1. Meteran 1 buah

2. Higrometer 1 set

3. Anemometer 1 set

2.3 Cara Kerja

Pengukuran ventilasi tahapannya:

1. Membuat denah ruangan

2. Mengukur luas lantai

3. Menghitung jumlah ventilasi, jendela, dan pintu serta menghitung luas masing –

masing

4. Mengukur suhu, kelembapan, dan kecepatan angin

Perhitungan

1. Persen dari ventilasi = luas ventilasi x 100 %

luas lantai

2. Debit udara ventilasi Q = E . V. A

Q = debit udara pada ruangan

E = koefisien

Apabila ada angin yang menyudut koefisien = 0,25 – 0,35

Apabila datang angin yang lurus koefisien = 0,5 – 0,6

V = kecepatan angin

A = luas penampang bukaan bukaan penuh atau bukaan setengah

Page 13: LAPORAN PENYU VENTILASI

BAB III

HASIL

3.1 Data

Lokasi pengukuran ventilasi : Sekretariat Poltekkes Kemenkes RI Padang

Hari/ Tanggal : Selasa/ 29 November 2011

Jam : 13.00 s.d 14.00

3.2 Denah Ruangan

SEKRE BEM SEKRE GIZI SEKRE AKPER SEKRE KESLING

1100 cm

Ilustrasi Tampak Depan/ Pintu

Tiap ruangan terdiri dari:

Bag Depan : 1 pintu, 1 jendela yang bisa dibuka

dan 3 buah ventilasi

Bag Belakang : 1,5 ventilasi

275 cm

3.3 Mengukur Luas Lantai

Luas lantai untuk satu ruangan dengan

P = 570 cm dan L = 275 cm

570

cm

275 cm

570

cm

Page 14: LAPORAN PENYU VENTILASI

275 cm

3.4 Mengukur Jumlah Ventilasi, Jendela, dan Serta Menghitung Luas Masing – Masing

a. Jumlah Ventilasi

Dalam satu ruangan terdapat 4,5 ventilasi. Dengan rincian bagian depan terdapat 3

ventilasi dan bagian depan 1,5 ventilasi (karna terdapat 1 ventilasi dibagian

belakang untuk 2 buah ruangan/ digabungkan).

3 ventilasi bagian depan terdiri dari 5 buah celah.

1,5 ventilasi bagian belakang terdiri dari 6 buah celah.

Ukuran:

o Panjang Bukaan Ventilasi ; 80 cm

o Lebar Bukaan Ventilasi ; 8 cm

b. Jumlah Jendela

Jumlah jendela yang bisa dibuka dalam tiap ruangan hanya 1 buah jendela, jendela

masih tradisional, menggunakan beberapa bilah kaca yang dirangkai dengan besi

agar bisa dibuka dan ditutup.

Ada 8 buah penampang bukaan jendela yang memiliki luas bukaan yang sama dan

1 buah penampang bukaan jendela yang ukurannya berbeda (lebih kecil).

Ukuran:

o Panjang Bukaan Jendela (besar) ; 73,5 cm

o Lebar Bukaan Jendela (besar) ; 14 cm

Ventilasi DepanVentilasi Belakang

Bagian tebal = kaca

Page 15: LAPORAN PENYU VENTILASI

o Panjang Bukaan Jendela (kecil) ; 73,5 cm

o Lebar Bukaan Jendela (kecil) ; 5 cm

c. Jumlah Pintu

Masing - masing ruangan memiliki 1 buah pintu

Apabila pintu dibuka maksimal (bukaan penuh) pintu tersebut memiliki ukuran

penampang bukaan sebagai berikut:

o Panjang bukaan penuh pintu ; 211 cm

o Lebar bukaan penuh pintu ; 82 cm

d. Menghitung Luas

Luas Lantai = p x l

= 570 cm x 275 cm

= 156.750 cm2

Luas Bukaan Pintu = p x l

= 211 cm x 82 cm

= 17.302 cm2 bukaan penuh

Luas Bukaan Jendela = 8 (p x l)

= 8 (73,5 cm x 14 cm)

= 8232 cm2 bukaan penuh penampang bukaan

jendela terluas

Luas Bukaan Jendela = (p x l)

= (73,5 cm x 5 cm)

= 367,5 cm2 bukaan penuh penampang bukaan

jendela terkecil

Luas BukaanVentilasi = (jumlah ventilasi x jumlah celah) x (p x l)

= (3 x 5) x (80 cm x 8 cm )

= 15 x 640 cm2

= 9600 cm2 Ventilasi depan

Luas Bukaan Ventilasi = (jumlah ventilasi x jumlah celah) x (p x l)

= (1,5 x 6) x (80 cm x 8 cm )

= 9 x 640 cm2

= 5.760 cm2 Ventilasi belakang

L. Total Ventilasi = L.pintu + L.jendela + L.ventilasi depan + L.ven belakang

Page 16: LAPORAN PENYU VENTILASI

= 17.302 cm2 + 8232 cm2 + 367,5 cm2 +9600 cm2 + 5.760 cm2

= 41.261,5 cm2

% Ventilasi = Luas ventilasi x 100 %

Luas lantai

= 41.261,5 cm2 x 100 %

156.750 cm2

= 26,32 % Bukaan penuh untuk satu buah ruangan

3.5 Pembahasan

Persentase bukaan ventilasi untuk satu buah ruangan di sekretariat BEM & HMJ

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG adalah 26, 32 %. Sementara itu menurut Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 Tentang Pedoman

Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah upaya penyehatan dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara, yaitu : rumah harus dilengkapi dengan ventilasi, minimal 10% luas lantai

dengan sistem ventilasi silang. Ini menunjukkan bahwa masing – masing ruangan sekretaria

BEM & HMJ POLTEKKES RI PADANG memenuhi persyaratan pertukaran udara dengan

persentase ventilasi adalah 26, 32 % > 10 % (persyaratan).

Page 17: LAPORAN PENYU VENTILASI

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pratikum didapatkan persentase ventilasi bukaan penuh masing – masing

ruangan BEM & HMJ Poltekkes Kemenkes RI Padang sebesar 26, 32 %.

Hasil ukuran masing – masing komponen pengaturan pertukaran udara ventilasi pada

masing – masing saat bukaan penuh adalah sebagai berikut:

o Luas Lantai = 156.750 cm2

o Luas Bukaan Pintu = 17.302 cm2

o Luas Bukaan Jendela = 8232 cm2 penampang bukaan jendela terluas

o Luas Bukaan Jendela = 367,5 cm2 penampang bukaan jendela terkecil

o Luas BukaanVentilasi = 9600 cm2 ventilasi depan

o Luas Bukaan Ventilasi = 5.760 cm2 ventilasi belakang

o L. Total Ventilasi = 41.261,5 cm2

4.2 Saran

Masyarakat

Memperhatikan luas pembuatan ventilasi yang baik.

Setiap membuat ventilasi, buatlah ventilasi silang dalam ruangan yang akan di buat

vetilasinya tersebut.

Bukalah selalu jendela dan pintu dengan bukaan penuh jika ventilasi yang dimiliki

oleh ruangan tersebut tidak memenuhi persyaratan, agar sirkulasi udara berjalan

dengan baik.

Kelompok

Memahami tujuan; maksud; dan pelaksanaan pengukuran ventilasi yang baik dan

benar.

Memberikan penyuluhan kepada warga mengenai dampak dari ventilasi yang buiruk

dan ajarkan mengenai pembuatan ventilasi yang baik dan benar.

Akademik

Page 18: LAPORAN PENYU VENTILASI

Memberikan pengarahan dan pemahaman kepada mahasiswa akan pentingnya

ventilasi yang memebuhi persyaratan.