laporan pemetaan kec jebres surakarta

97
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut ICA (International Cartographic Association), peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Sedangkan menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL 2005), peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Dari dua pengertian tersebut, dapat disumpulkan bahwa peta adalah alat bantuk untuk memaparkan informasi keruangan pada permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar, kemudian diperkecil/diskalakan dan disampaikan dalam bentuk simbol-simbol tertentu yang merepresentasikan unsur-unsur di permukaan bumi. Pembuatan peta untuk pemaparan informasi keruangan memiliki banyak fungsi. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya menunjukkan posisi atau lokasi relatif dipermukaan bumi, menyajikan data tentang suatu daerah, memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi, memperlihatkan ukuran luas daerah dan jarak-jarak dipermukaan bumi, serta sebagai sumber informasi bagi perencanaan dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Dari Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 1

Upload: zahrahemas

Post on 27-Jan-2016

297 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pemetaan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut ICA (International Cartographic Association), peta adalah gambaran

atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi

yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada

umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.

Sedangkan menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

(BAKOSURTANAL 2005), peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian

data kondisi lingkungan, sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan

keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Dari dua pengertian tersebut,

dapat disumpulkan bahwa peta adalah alat bantuk untuk memaparkan informasi

keruangan pada permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar,

kemudian diperkecil/diskalakan dan disampaikan dalam bentuk simbol-simbol

tertentu yang merepresentasikan unsur-unsur di permukaan bumi.

Pembuatan peta untuk pemaparan informasi keruangan memiliki banyak

fungsi. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya menunjukkan posisi atau lokasi relatif

dipermukaan bumi, menyajikan data tentang suatu daerah, memperlihatkan atau

menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi, memperlihatkan ukuran luas

daerah dan jarak-jarak dipermukaan bumi, serta sebagai sumber informasi bagi

perencanaan dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan

pembangunan. Dari fungsi-fungsi tersebut, diketahui bahwa peta merupakan alat

yang penting untuk membantu suatu pekerjaan dalam pemaparan informasi

keruangan.

Pemaparan informasi keruangan dalam bentuk peta, dewasa ini dibedakan

menjadi dua jenis yaitu melalui peta analog dan peta digital. Peta analog adalah peta

yang ditampilkan dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan

teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat,

skala, arah mata angin dan sebagainya. Peta analog dapat dikonversi menjadi peta

digital dengan berbagai cara. Peta analog sebelum menjadi peta digital dikenal

dengan nama peta konvensional. Peta konvensional tersebut biasanya berupa peta

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 1

Page 2: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

topografi, untuk dapat menjadi suatu peta digital harus dilakukan dengan melakukan

digitasi peta. Yang dimaksud dengan peta konvensional adalah peta kertas hasil

teknologi analog. Peta semacam ini cukup sulit untuk dimutakhirkan, karena praktis

seluruhnya harus digambar ulang. Selain itu penggunaannya juga terbatas, tidak

mudah ditampilkan dalam format berbeda, dan tidak bisa langsung diproses dengan

teknologi digital lainnya, misalnya dalam Sistem Informasi Geografi. Sedangkan peta

digital adalah representasi fenomena geografi yang disimpan untuk ditampilkan dan

dianalisis oleh komputer. Setiap objek pada peta digital disimpan sebagai sebuah

atau sekumpulan koordinat. Dengan begitu, peta digital memiliki kualitas yang tetap

dan mudah disimpan/dipindahkan di media tertentu, sehingga penggunaan peta

digital lebih efektif daripada penggunaan peta analog dalam pemanfaatan informasi

keruangannya. Selain itu, peta digital lebih mudah diperbaharui. Penyuntingan untuk

keperluan perubahan data atau perubahan sistem koordinat misalnya, dapat lebih

mudah dilakukan dengan menggunakan aplikasi tertentu.

Salah satu aplikasi pembuatan dan pengolahan peta adalah Geographic

Information System (GIS). GIS (Geographic Information System) adalah aplikasi

pengolahan data keruangan/spasial yang menggunakan sistem komputerisasi dengan

menggabungkan antara data grafis dan data atribut obyek menggunakan peta dasar

digital (basic map) bergeoferensi bumi. Penggunaan aplikasi GIS tersebut, berguna

untuk pembuatan peta digital. Seperti yang telah dijelaskan penggunaan GIS lebih

efektif dari penggunan peta analog. Hal tersebut dikarenakan pengolahan data

dengan menggunakan aplikasi GIS akan menghasilkan produk berupa peta digital.

Pengolahan data menggunakan aplikasi GIS juga sangat berguna dalam pembuatan

peta tematik. Peta tematik adalah peta yang memiliki tema tertentu. Peta tematik

sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan dalam perencanaan karena

memberikan gambaran keadaan wilayah dan dapat disesuaikan dengan bahan kajian.

Oleh karena itu, setiap perencana perlu memperdalam kemampuan dalam

penggunaan GIS. Melalui kemampuan penggunaan aplikasi GIS dengan baik,

perencana akan lebih mudah mengolah dan menganalisis data. Kemudian produk

pengolahan dan analisis tersebut dapat mudah dimengerti oleh masyarakat awam.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 2

Page 3: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

1.2 Tujuan

Mengidentifikasi dan menganalisis sektor fisik, guna lahan dan kependudukan;

sektor fasilitas dan utilitas kota; sektor ekonomi; serta sektor transportasi yang

terdapat di Kecamatan Jebres berdasarkan klasifikasi terkait pada pedoman dan atau

peraturan yang kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk peta maupun grafik.

a.3 Sasaran

a. Mengidentifikasi keadaan serta distribusi lokasi sektor fisik, guna lahan dan

kependudukan; sektor fasilitas dan utilitas kota; sektor ekonomi; serta sektor

transportasi di Kecamatan Jebres

b. Mengidentifikasi perbandingan antara kondisi lapangan masing-masing sektor di

Kecamatan Jebres dengan peraturan dan atau pedoman terkait.

c. Menyajikan analisis masing-masing sektor dalam bentuk data maupun peta

tematik.

a.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian Laporan Metode Pendataan dan Informasi

Perencanaan ini dilakukan di Kecamatan Jebres. Kecamatan Jebres adalah salah satu

kecamatan di Kota Surakarta. Kecamatan Jebres terdiri dari 11 kelurahan, yaitu

Kelurahan Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Sudiroprajan, Gandekan, Sewu,

Pucangsawit, Jagalan, Purwodiningratan, Tegalharjo, Jebres, dan Mojosongo.

Kecamatan Jebres terletak di sebelah utara Kota Surakarta. Batas-batas wilayah

Kecamatan Jebres terdiri dari:

a. Utara : Kabupaten Karanganyar

b. Timur : Kabupaten Karanganyar

c. Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan Pasarkliwon

d. Barat : Kecamatan Banjarsari

a.5 Landasan Normatif

Penelitian ini disusun berdasarkan:

a. Kecamatan Jebres dalam Angka 2010, 2011, 2012 (time series)

b. Kota Surakarta dalam Angka 2010, 2011, 2012 (time series)

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 3

Page 4: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

c. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Surakarta 2012-2032

d. Standar Nasional Indonesia

e. Peraturan Menteri Perhubungan No. 9 Tahun 2011

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 4

Page 5: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

BAB IIMETODE PENDATAAN

2.1 Pengertian data

Pengertian data menurut Nuzzula Agustina adalah keterangan mengenai

sesuatu hal yang sudah sering terjadi dan berupa himpunan fakta, angka, grafik,

tabel, gambar, lambang, kata, huruf-huruf yang menyatakan sesuatu pemikiran,

objek, serta kondisi dan situasi. Data dapat berupa angka, simbol atau sifat yang

berasal dari kumpulan informasi dan diperoleh dari hasil suatu pengamatan. Data

dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Oleh karena

itu, kegunaan data dalam penelitian ialah sebagai dasar yang objektif dalam proses

pengambilan keputusan perencanaan dalam rangka memecahkan persoalan.

Keputusan yang baik hanya bisa diperoleh dari pengambil keputusan yang objektif,

dan didasarkan atas data yang baik. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya

kebenarannya (valid), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa

memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data

yang relevan.

Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan

bahan baku informasi untuk memberikan gambaran mengenai obyek penelitian. Data

adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan

memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan. Data penelitian dapat berasal dari

berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama

kegiatan penelitian berlangsung.

Data dibagi menjadi berbagai jenis berdasarkan aspek tertentu. Jenis-jenis

data tersebut diantaranya:

a. berdasarkan sumbernya data dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara

langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau

data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer,

peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi,

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 5

Page 6: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran

kuesioner.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai

sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

b. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk

angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan

data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi

yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data

kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman

video.

2. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai

dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan

teknik perhitungan matematika atau statistika.

2.2 Metode Pengolahan Data

Menurut George Therry, pengolahan data adalah serangkain operasi atas

informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.

Pengolahan data merupakan proses pengolahan data mentah (primer dan sekunder)

menjadi data yang hasilnya dapat dipercaya kebenarannya, sehingga dapat

memecahkan persoalan suatu penelitian dan dapat dipahami oleh masyarakat.

Metode pengolahan data terdiri dari beberapa tahap yang saling

bersangkutan. Tahapan pada metode pengolahan data harus dilalui secara berurutan

karena hasil dari setiap tahapan akan mempengaruhi tahapan selanjutnya. Berikut

merupakan tahap-tahap yang dilalui dalam metode pengolahan data pada penelitian

ini:

a. Tahap persiapan

b. Tahap pengumpulan data

c. Tahap pengolahan dan analisis data

d. Tahap penyajian informasi

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 6

Page 7: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

2.2.1 Tahap persiapan

Tahap persiapan adalah tahap awal untuk menyiapkan perangkat

penelitian serta menyimpulkan data awal dari penelitian terdahulu. Tahap

persiapan terdiri dari:

a. Review kebutuhan data dari masing-masing sektor yaitu sektor fisik, guna

lahan dan kependudukan, sektor fasilitas dan utilitas kota, sektor ekonomi

dan sektor transportasi. Review masing-masing sektor tersebut dilakukan

agar diketahui ruang lingkup yang akan dikaji di Kecamatan Jebres.

b. Pembagian tugas tiap sektor dan survei lapangan. Pembagian tugas tiap

sektor dibentuk agar mempermudah penelitian dalam pengolahan dan

analisis data. Maka dari itu dibuat penanggung jawab masing-masing

sektor. Berikut adalah penanggung jawab masing-masing sektor:

1. Sektor 1 (Fisik, guna lahan dan kependudukan)

Erlana Citra P. Kharisma

Sri Murdiati Rin Permata Sari

2. Sektor 2 (Fasilitas dan utilitas kota)

Fitri Nur Cahyani

Nurul Handayani

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 7

Tahap Persiapan

Review kebutuhan dataPembagian tugas tiap sektor dan survei lapanganReview RTRW Kota Surakarta 2012-2013Menyiapkan peta RBI, kamera dan GPS

Tahap Pengumpulan

data

Data PrimerSurvei 4 sektorData sekunderBPS Kota SurakartaKecamatan Jebres dalam angka

Tahap pengolahan dan analisis

dataSektor 1Sektor 2Sektor 3Sektor 4

Tahap Penyajian Informasi

Peta keempat sektorPresentasi hasil penelitianLaporan

Gambar 2.1 Alur Tahapan Metode Pengolahan Data

Page 8: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

3. Sektor 3 (Ekonomi)

Az Zahra Hemas M

Dwiki Kuncara Jati

4. Sektor 3 (Transportasi)

Faizal Adi Setyawan

Ridho Wicaksono

Selain pembagian tugas masing-masing sektor, dalam penelitian ini juga

dibentuk kelompok untuk melakukan observasi lapangan di kelurahan

Kecamatan Jebres. Berikut adalah kelompok observasi lapangan:

1. Kelompok 1 (Kelurahan Mojosongo)

Erlana Citra P. Kharisma

Sri Murdiati Rin Permata Sari

2. Kelompok 2 (Kelurahan Jebres)

Fitri Nur Cahyani

Nurul Handayani

3. Kelompok 3 (Kelurahan Jagalan, Pucangsawit, Gandekan, Sewu)

Az Zahra Hemas M

Dwiki Kuncara Jati

4. Kelompok 4 (Kelurahan Purwodiningratan, Kepatihan Kulom, Kepatihan

Wetan, Tegalharjo)

Faizal Adi Setyawan

Ridho Wicaksono

c. Review RTRW Kota Surakarta tahun 2012-2032. Berdasarkan RTRW Kota

Surakarta tahun 2012-2032, dilakukan input data lokasi persebaran fasilitas,

utilitas, industri, transportasi sebagai acuan dan ditinjau ulang pada saat

observasi lapangan.

d. Menyiapkan Peta RBI, kamera dan GPS. Alat-alat tersebut diperlukan untuk

kebutuhan ploting lokasi persebaran fasilitas, utilitas, industri, transportasi

sesuai keaadaan sebenarnya yang akan ditemukan pada saat observasi lapangan.

Kamera juga digunakan untuk mendokumentasikan keadaan sebenarnya.

2.2.2 Tahap pengumpulan data

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 8

Page 9: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Tahap pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data sebagai bahan untuk melakukan suatu kegiatan yang

akan dianalis dengan beberapa kajian. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data berdasarkan

sumbernya yaitu data primer dan data sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi lapagan.

Observasi lapangan adalah kegiatan pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan data langsung dari sumbernya. Melalui observasi lapangan,

data yang telah ada terdahulu dapan dimutahirkan (diperbarui). Produk dari

pengumpulan data primer ini adalah pengeplotan keadaan sebenarnya di

lapangan dan dokumentasi berupa foto. Pengumpulan data sekunder

dilakukan dengan cara data ke instansi terkait, kemudian mengajukan

permohonan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Data sekunder yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta

b. Data Kecamatan Jebres dalam angka 2010-2012

c. Data Kota Surakarta dalam angka 2010-2012

d. RTRW Kota Surakarta tahun 2012-2013

2.2.3 Tahap pengolahan dan analisis data

Pada tahap ini, data yang telah dikumpulkan masing-masing

penanggung jawab kelompok survei dilaporkan ke masing-masing penanggung

jawab sektor. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan

menggunakan aplikasi GIS sesuai pedoman peraturan pemerintah, maupun

standar nasional Indonesia terkait sektor yang diteliti. Data yang telah diolah

dan dianalisis tersebut merupakan data yang telah diperbarui dari data

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

2.2.4 Tahap penyajian informasi

Tahap penyajian informasi dimaksudkan agar masyarakat paham

mengenai keadaan serta persoalan yang ada di Kecamatan Jebres. Penyajian

informasi dilakukan untuk menghasilkan beberapa produk dari sejumlah

rangkaian penelitian dengan melalui beberapa proses. Berikut adalah

beberapa produk dari hasil penelitian ini:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 9

Page 10: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

a. Peta keempat sektor: Pembuatan peta dilakukan oleh seluruh tim

penelitian dengan menampilkan peta setiap sektor yang diteliti dan

kemudian digabungkan menjadi satu layout peta dengan dilengkapi

deskripsi ringkas masing-masing sektor. Layout peta dicetak di lembar A1.

b. Presentasi: Pembuatan presentasi dalam bentuk power point untuk di

paparkan yang meliputi proses penelitian, serta penyajian data dari hasil

penelitian yang telah dilakukan.

c. Laporan: pembuatan laporan dilakukan oleh masing-masing individu dari

tim penelitian dengan data bersumber dari pengolahan serta analisis yang

telah dilakukan.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 10

Page 11: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

BAB IIIPETA DASAR DAN PETA TEMATIK

3.1 Peta Dasar

Peta Dasar (peta rupa bumi) adalah peta yang menyajikan unsur-unsur alam

dan/atau buatan manusia, yang berada di permukaan bumi, digambarkan pada suatu

bidang datar dengan skala, penomoran, proyeksi, dan georeferensi tertentu. Peta

Dasar mempunyai unsur-unsur diantaranya sistem referensi geospasial (koordinat),

skala (grafis dan numerik), unit pemetaan( garis pantai, hipsografi, perairan, nama

rupabumi, batas wilayah, transportasi dan utilitas, bangunan dan fasilitas umum dan

tutupan lahan).

Proses pembuatan peta dasar terdiri dari bebrapa tahap yaitu:

a. Susunan Peta

Peta merupakan media untuk menyimpan dan menyajikan informasi

tentang rupa bumi dengan penyajian pada skala tertentu. Untuk memudahkan

pengelolaan dan pencarian, dibuat indeks peta dalam bentuk teks atau grafis.

Gambar unsur rupa bumi pada skala tertentu tidak selalu dapat disajikan sesuai

ukurannya karena terlalu kecil untuk digambarkan. Bila unsur itu dianggap

penting untuk disajikan, maka penyajiannya menggunakan simbol gambar

tertentu. Supaya peta mudah dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi

peta pada skala tertentu harus disajikan dengan cara-cara tertentu, yaitu:

1. Simbol Warna : digunakan untuk membedakan berbagai obyek

2. Daftar kumpulan simbol pada suatu peta disebut legenda peta. : digunakan

untuk membedakan atau merinci lebih jauh dari simbol suatu obyek

3. Kumpulan simbol dan notasi pada suatu peta biasa disusun dalam satu

kelompok legenda peta yang selalu disajikan dalam setiap lembar peta. Unsur

legenda peta biasa dibakukan agar memudahkan pembacaan dan interpretasi

berbagai peta oleh berbagai pemakai dengan berbagai keperluan.

b. Koordinat

Setiap peta pada umumnya memiliki koordinat. Peta dalam beberapa

sistem seperti koordinat Bassel, koordinat UTM serta koordinat lokal. Pada peta

topografi atau peta geologi yang digunakan di Indonesia umumnya menganut

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 11

Page 12: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

sistem koordinat UTM. Sedangkan bila kita melakukan pengukuran langsung di lapangan

menggunakan alat ukur theodolite, umumnya kita menggunakan koordinat lokal. Untuk

merubah koordinat lokal menjadi koordinat UTM, maka pada awal pengukuran, saat

pembuatan poligon, sebelumnya harus diikatkan kepada satu titik tetap (benchmark)

yang posisinya koordinat UTM-nya sudah diketahui. Dengan demikian, konversi

terhadap koordinat UTM dapat dilakukan.

c. Garis kontur

Garis Kontur salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah

informasi tentang tinggi (elevasi) suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk

menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya digunakan

garis kontur (contour-line).

3.2 Peta TematikPeta tematik yaitu peta yang menggambarkan keadaan khusus daerah yang

dipetakan. Pada prinsipnya unsur-unsur peta tematik sama dengan peta pada

umumnya. Peta tematik hanya menyajikan tema atau unsur-unsur tertentu saja.

Komponen-komponen peta pada umumnya tidak berlaku mutlak untuk peta tematik,

karena peta tematik memerlukan simbol-simbol khusus sesuai dengan tema peta.

Peta tematik dibuat melalui aplikasi Geograpics Information System (GIS).

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 12

Page 13: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

BAB IVSEKTOR FISIK, GUNA LAHAN DAN KEPENDUDUKAN

4.1 Fisik dan Guna Lahan Kecamatan Jebres

Kecamatan Jebres adalah salah satu kecamatan di Kota Surakarta. Kecamatan

Jebres terletak di sebelah utara Kota Surakarta. Kecamatan Jebres berbatasan

langsung dengan Kabupaten Karanganyar di sebelah utara dan timur, Kabupaten

Sukoharjo serta Kecamatan Pasarkliwon di sebelah selatan dan Kecamatan Banjarsari

di sebelah barat. Berikut merupakan gambar letak Kecamatan Jebres di Kota

Surakarta:

Kecamatan Jebres terdiri dari 11 kelurahan, yaitu Kelurahan Kepatihan Kulon,

Kepatihan Wetan, Sudiroprajan, Gandekan, Sewu, Pucangsawit, Jagalan,

Purwodining-ratan, Tegalharjo, Jebres, dan Mojosongo. Berikut merupakan

pembagian kelurahan di Kecamatan Jebres:

Gambar 4.2 Peta Kelurahan di Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 13

Gambar 4.1 Kecamatan Jebres

Page 14: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

4.1.1 Luas Wilayah Kecamatan Jebres

Kecamatan Jebres memiliki luas wilayah yang cukup besar yaitu

1.258,21 Ha, sekitar 28% dari luas wilayah Kota Surakarta. Kelurahan dengan

luas terbesar di Kecamatan Jebres adalah Kelurahan Mojosongo, sedangkan

kelurahan dengan luas terkecil adalah Kelurahan Kepatihan Kulon. Berikut

merupakan tabel luas wilayah masing-masing kelurahan di Kecamatan Jebres:

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Jebres

KELURAHAN LUAS (HA)KEL. GADEGAN 35,00KEL. JAGALAN 65,00KEL. JEBRES 317,00KEL. KEPATIHAN KULON 17,50KEL. KEPATIHAN WETAN 22,50KEL. MOJOSONGO 532,88KEL. PUCANG SAWIT 127,00KEL. PURWODININGRATAN 37,30KEL. SEWU 48,50KEL. SUDIROPRAJAN 23,00KEL. TEGALHARJO 32,50

JUMLAH 1258,18

Sumber: Jebres dalam angka 2012

Dari tabel di atas, dapat diketahui luas wilayah kelurahan di Kecamatan

Jebres dalam satuan Ha. Menurut peresentase luas wilayah Kelurahan di

Kecamatan Jebres dapat ditampilkan melalui grafik persentase luas wilayah

masing-masing kelurahan. Berikut merupakan persentase luas wilayah

masing-masing kelurahan di Kecamatan Jebres:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 14

Gambar 4.3 Grafik Persentase luas wilayah kelurahan di Kecamatan Jebres:

Page 15: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Dari data tabel dan grafik tersebut dapat diketahui bahwa Kelurahan

Mojosongo adalah Kelurahan dengan luas terbesar yaitu 532,88 Ha, kemudian

Kelurahan Jebres dengan luas 317 Ha, sedangkan Kelurahan dengan luas

terkecil adalah Kelurahan Kepatihan Kulon dengan luas 17,5 Ha.

4.1.2 Penggunaan Lahan Kecamatan Jebres

Penggunaan lahan di Kecamatan Jebres diatur sesuai dengan RTRW

Kota Surakarta. Berdasarkan RTRW Kota Surakarta tahun 2012-2032,

Kecamatan Jebres masuk ke dalam 4 sub pusat pelayanan BWK (Pembagian

Wilayah Kota) yaitu BWK I, IV, V dan VI. Dari arahan BWK kecamatan Jebres

tersebut, kemudian penggunaan lahan dibagi menjadi permukiman, jasa,

perusahaan, industri tanah kosong, tegalan, sawah, kuburan, lapanganan olah

raga, taman kota dan lain-lain. Berikut merupakan data penggunaan lahan

kelurahan di Kecamatan Jebres tahun 2011 dan 2012

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Kecamatan Jebres tahun 2011-2012

KELURAHAN2011

PERMU-KIMAN

JASA PERUSA-HAN

INDUS-TRI

TANAH KOSONG

TEGA-LAN

SAWAH KUBU-RAN

LAPANG-AN OR

TAMAN KOTA

LAIN-LAIN

Kel. Gadegan 28,56 1,44 1,40 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,50Kel. Jagalan 45,41 5,50 1,25 5,34 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7,50Kel. Jebres 114,89 99,99 43,72 4,55 3,27 0,00 0,00 0,00 6,03 16,75 10,07Kel. Kepatihan Kulon 9,07 2,84 1,47 0,12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,00Kel. Kepatihan Wetan 4,70 5,90 7,70 0,70 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,50Kel. Mojosongo 318,54 29,81 3,65 1,30 18,59 91,32 21,32 0,00 2,00 0,00 36,80Kel. Pucang Sawit 57,27 17,70 5,55 11,13 2,53 0,00 0,00 11,50 0,00 5,85 15,50Kel. Purwodiningratan 17,75 4,41 8,06 0,08 0,00 0,00 0,00 0,00 1,48 0,00 5,52Kel. Sewu 29,79 2,45 1,16 1,73 0,00 0,00 0,00 0,20 1,00 0,00 12,17Kel. Sudiroprajan 11,97 1,12 6,91 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,00Kel. Tegalharjo 21,14 5,45 2,69 0,00 0,17 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,05Jumlah 659,09 176,61 83,56 24,95 24,56 91,32 21,32 11,70 10,51 22,60 104,61

KELURAHAN2012

PERMU-KIMAN

JASA PERUSA-HAN

INDUS-TRI

TANAH KOSONG

TEGA-LAN

SAWAH KUBU-RAN

LAPANG-AN OR

TAMAN KOTA

LAIN-LAIN

Kel. Gadegan 28,56 1,44 1,40 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,50Kel. Jagalan 45,41 5,50 1,25 5,34 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7,50Kel. Jebres 114,89 99,99 43,72 4,55 3,27 0,00 0,00 0,00 6,03 16,75 10,07Kel. Kepatihan Kulon 9,07 2,84 1,47 0,12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,00Kel. Kepatihan Wetan 4,70 5,90 7,70 0,70 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,50Kel. Mojosongo 318,54 29,81 3,65 1,30 18,59 91,32 21,32 0,00 2,00 0,00 36,80Kel. Pucang Sawit 57,27 17,70 5,55 11,13 2,53 0,00 0,00 11,50 0,00 5,85 15,50Kel. Purwodiningratan 17,75 4,41 8,06 0,08 0,00 0,00 0,00 0,00 1,48 0,00 5,52Kel. Sewu 29,79 2,45 1,16 1,73 0,00 0,00 0,00 0,20 1,00 0,00 12,17Kel. Sudiroprajan 11,97 1,12 6,91 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,00Kel. Tegalharjo 21,14 5,45 2,69 0,00 0,17 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,05Jumlah 659,09 176,61 83,56 24,95 24,56 91,32 21,32 11,70 10,51 22,60 104,61

Sumber: Jebres dalam angka 2011-2012

Dari data tabel di atas diketahui bahwa semua kelurahan di Kecamatan

Jebres memiliki guna lahan permukiman, jasa dan perusahan yaitu dengan

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 15

Page 16: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

total masing-masing guna lahan pemukiman 659, 09 Ha, Jasa 176,61 Ha dan

perusahan 83, 36 Ha . Sedangkan peruntukan guna lahan industri terbesar

adalah Kelurahan Pucangsawit dan total peruntukan lahan industri di

Kecamatan Jebres totalnya 24,96, lahan kosong terbesar berada di Kelurahan

Mojosongo dan luas lahan kosong di Kecamatan Jebres Totalnya 24,59 Ha,

guna lahan tegalan dan sawah hanya terdapat di Kelurahan Mojosong dan

total peruntukan lahan tegalan dan sawah di Kecamatan Jebres masing-

masing 91,32 Ha dan 21,32, guna lahan untuk pemakaman hanya terdapat di

Kelurahan Pucangsawit yaitu 11,7 Ha, guna lahan untuk lapangan OR terbesar

adalah di Kelurahan Jebres dan total di Kecamatan Jebres 10,51, guna lahan

untuk taman kota terbesar berada di Kelurahan Jebres dan total di Kecamatan

Jebres 22,60 Ha.

Data tabel penggunaan lahan Kecamatan Jebres tahun 2011 dan 2012

di atas, dapat memperlihatkan perkembagan guna lahan di Kecamatan Jebres

tersebut dari tahun 2011 sampai tahun 2012. Berikut merupakan grafik

perkembangan penggunaan lahan di Kecamatan Jebres pada tahun 2011-

2012:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 16

PERMUKIM

ANJA

SA

PERUSA

HAN

INDUSTRI

TANAH KOSO

NG

TEGALA

N

SAW

AH

KUBURAN

LAPANGAN O

R

TAMAN KOTA

LAIN-LA

IN0

100

200

300

400

500

600

700

20112012

Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Penggunaan Lahan Kecamatan Jebres:

Page 17: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Dari grafik di atas, diketahui bahwa tidak terjadi perkembangan

penggunaan lahan di Kecamatan Jebres pada tahun 2011 hingga tahun 2012.

Penggunaan lahan di kecamatan Jebres tersebut tidak mengalami perubahan

luasan. Hal tersebut berarti bahwa tidak ada tetapan dari pemerintah maupun

inisiatif warga Kecamatan Jebres untuk mengganti maupun menambah

kegunaan lahan di Kecamatan Jebres pada tahun 2011 hingga tahun 2012

tersebut.

4.1.3 Slum Area

Slum Area dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kawasan

permukiman kumuh. Menurut Kurnasih (2007) permukiman kumuh adalah

kawasan di mana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut

sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai

dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan,

persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun

persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan

fasilitas sosial lainnya. Permukiman kumuh biasanya timbul di kota-kota besar

karena adanya ketidakmampuan warga pendatang untuk mengikuti kehidupa

di perkotaan. Hal tersebut karena sebagian pendatang tidak memiliki biaya

hidup yang layak di kehidupan kota, sehingga mereka berkumpul dan

membuat kawasan permukiman tidak layak.

Kecamatan Jebres merupakan kawasan perbatasan antara Kabupaten

Karanganyar dan Kota Solo. Hal tersebut menarik pendatang untuk menetap

di Kecamatan Jebres. Kecamatan Jebres tidak terlalu banyak memiliki

permukiman kumuh. Berikut merupakan data persebaran permukiman kumuh

di Kecamatan Jebres

Tabel 4.3 Persebaran Slum Area Kecamatan Jebres

KELURAHAN LUAS HAKEL. MOJOSONGO 0,25KEL. MOJOSONGO 0,93KEL. MOJOSONGO 0,47KEL. JEBRES 0,59KEL. MOJOSONGO 0,29

Sumber: Observasi peneliti

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 17

Page 18: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Dari tabel di atas, diketahui bahwa Kelurahan Mojosongo merupakan

kelurahan yang paling banyak memiliki kawasan permukiman kumuh yaitu

dengan luas total 1,94 Ha. Selain Kelurahan Mojosongo, Kelurahan Jebres juga

memiliki permukiman kumuh yaitu dengan luas 0,59 Ha. Di bawah ini adalah

peta slum area di Kecamatan Jebres:

Gambar 4.5 Peta Slum Area Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 18

Page 19: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Keberadaan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan Jebres ini

harus menjadi perhatian pemerintah Kota Surakarta. Karena sesuai dengan

UUD bahwa setiap warga Negara berhak pendapatkan tempat tinggal yang

layak. Solusi dari permasalahan kawasan permukiman kumuh ini adalah

menghilangan kawasan tersebut dan menggantinya dengan pembangunan

rumah susun yang lebih layak huni.

4.1.4 Risk Area

Risk area dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kawasan rawan

bencana. Daerah rawan bencana adalah suatu kawasan atau wilayah yang

memiliki ancaman atau gangguan baik yang disebabkan oleh faktor alam,

faktor non alam dan faktor sosial yang mana semua itu mengakibatkan korban

jiwa, kerusakan lingkungan,kehilangan harta benda serta dampak psikologis.

Bencana yang sering terjadi di Kota Surakarta khususnya Kecamatan Jebres

adalah bencana alam yang disebabkan oleh hujan lebat dan luapan sungai

yang mengakibatkan bencana banjir.

Kecamatan Jebres berpotensi terkena bencana banjir karena daerah di

beberapa kelurahan di Kecamatan Jebres berbatasan langsung dengan sungai

terbesar di Kota Surakarta yaitu Sungai Bengawan Solo. Berikut merupakan

data persebaran kawasan bencana banjir di Kecamatan Jebres :

Tabel 4.4 Persebaran Daerah Rawan Banjir

KELURAHAN LUAS HAKEL. GADEGAN 29,09KEL. GADEGAN 0,04KEL. JAGALAN 21,14KEL. JAGALAN 0,12KEL. JEBRES 37,52KEL. JEBRES 5,37KEL. PUCANG SAWIT 60,88KEL. PUCANG SAWIT 0,04KEL. PUCANG SAWIT 0,08KEL. SEWU 0,01KEL. SEWU 47,34KEL. SEWU 0,03KEL. SUDIROPRAJAN 1,39

Sumber: RTRW Kota SKA

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 19

Page 20: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Dari tabel di atas, diketahui bahwa Kelurahan yang paling besar luas

daerah rawan banjirnya adalah Kelurahan Pucangsawit yaitu dengan luas

sekitar 62 Ha dan Kelurahan paling rawan terkena banjir yang kedua adalah

Kelurahan Sewu dengan luas sekitar 48 Ha. Selain kelurahan-kelurahan

tersebut, kelurahan yang memiliki daerah rawan banjir adalah Kelurahan

Gadegan dengan total wilayah rawan yaitu 30 Ha, Kelurahan Jagalan dengan

total daerah rawan yaitu 21,2 Ha, Kelurahan Jebres dengan total daerah

rawan yaitu 42 Ha, dan Kelurahan Sudiroprajan dengan total daerah rawan

1,4 Ha. Persebaran daerah rawan bencana banjir tersebut terjadi karena

daerah-daerah rawan letaknya dekat dengan Sungai Bengawan Solo.

Terjadinya banjir di daerah-daerah rawan tersebut selain diakibatkan luapan

Sungai Bengawan Solo, juga diakibatkan karena kontur di daerah rawan bnajir

tersebut rendah, sehingga menyebabkan air hujan mengalir ke daerah

tersebut. Berikut merupakan peta persebaran daerah rawan bencana banjir

Kecamatan Jebres:

Gambar 4.6 Peta Daerah Rawan Banjir Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 20

Page 21: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Daerah rawan bencana banjir banyak terdapat di selatan Kecamatan

Jebres karena di kelurahan tersebut daerah aliran sungai bengawan solonya

kurang memiliki ruang terbuka hijau yang semestinya sebagai kawasan

sepadan sungai. Oleh karena itu, perlu penambahan ruang terbuka hijau di

daerah tersebut dan pembuatan tanggul penahan luapan Sungai Bengawan

Solo.

4.2 Kependudukan Kecamatan Jebres

Kecamatan Jebres merupakan kecamatan yang strategis karena letaknya

berdekatan dengan pusat kota dan juga berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar

sebagai kota satelit bai Kota Surakarta, sehingga di dalamnya terdapat berbagai jenis

aktivitas masyarakat yang dapat melengkapi kekurangan di Kabupaten Karanganyar.

Selain itu, Kecamatan Jebres juga merupakan pusat pendidikan tidak hanya di Kota

Surakarta tetapi juga di Jawa tengah. Adanya satu universitas negeri di Kecamatan

Jebres menjadi tarikan pendatang untuk menetap di Kecamatan Jebres. Hal tersebut

menyebabkan perkembangan kependudukan di Kecamatan Jebres menjadi sangat

pesat. Perkembangan kependudukan pada penelitian ini akan dibahas dalam

beberapa aspek diantaranya, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, penduduk

berdasar umur, penduduk berdasar jenis kelamin, penduduk berdasar pendidikan,

penduduk berdasar tingkat kesejateraan, jumlah kk, mortalitas dan natalitas serta

migrasi.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 21

Page 22: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

4.2.1 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk merupakan data yang digunakan untuk mengetahui

jumlah sumber daya manusia dalam wilayah perencanaan. Data jumlah

penduduk dalam penelitian ini memerlukan data time series yaitu tahun 2010

– 2012 untuk mengetahui perkembangan jumlah penduduk. Berikut

merupakan data jumlah penduduk Kecamatan Jebres tahun 2010-2012:

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Kecamatan Jerbes

KELURAHAN TAHUN2010 2011 2012

KEL. GADEGAN 9.529 9.548 7.271KEL. JAGALAN 12.382 12.443 12.408KEL. JEBRES 32.112 32.086 33.826KEL. KEPATIHAN KULON 2.930 2.972 2.558KEL. KEPATIHAN WETAN 3.050 3.081 3.080KEL. MOJOSONGO 46.256 47.806 49.719KEL. PUCANG SAWIT 13.903 13.640 13.774KEL. PURWODININGRATAN 5.453 5.449 4.827KEL. SEWU 7.663 7.537 8.089KEL. SUDIROPRAJAN 5.037 5.025 3.754KEL. TEGALHARJO 6.078 6.116 5.124JUMLAH 144.393 145.703 146.442

Sumber: Jebres dalam angka 2010-2012

Dari tabel di atas, diketahui bahwa jumlah penduduk di Kecamatan

Jebres dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Namun jumlah penduduk yang terus mengalami kenaikan tidak sejalan

dengan masing-masing kelurahan di Kecamatan Jebres. Beberapa Kelurahan

ada juga yang mengalami penurunan jumlah penduduk dari tahun ketahun.

Beberapa Kelurahan tersebut pada tahun 2011 mengalamin kenaikan dari

tahun 2010 dan kemudian mengalami penurunan pada tahun 2012 dari tahun

2011. Berikut merupakan grafik perkembangan jumlah penduduk dari tahun

2010-2012:

Gambar 4.7 Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Jebres tahun 2010-2012

4.2.2 Kepadatan Penduduk

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 22

Page 23: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk yang

mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per satuan luas.

Rumus yang digunakan dalam perhitungan kepadatan penduduk dalam

penelitian ini adalah :

kepadatan penduduk=jumlah penduduk ( jiwa)satuanluas(Ha)

Dari rumus tersebut, dapat diketahui data yang diperlukan dalam

perhitungan kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk (tahun 2012) dan

luas wilayah (Ha). Berikut merupakan data perhitungan kepadatan penduduk

masing-masing kelurahan di Kecamatan Jebres :

Tabel 4.6 Kepadatan Penduduk Kecamatan Jebres

KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK LUAS (HA) JIWA/HAKEL. GADEGAN 7.271 35,00 208KEL. JAGALAN 12.408 65,00 191KEL. JEBRES 33.826 317,00 107KEL. KEPATIHAN KULON 2.558 17,50 146KEL. KEPATIHAN WETAN 3.080 22,50 137KEL. MOJOSONGO 49.719 532,88 93KEL. PUCANG SAWIT 13.774 127,00 108KEL. PURWODININGRATAN 4.827 37,30 129KEL. SEWU 8.089 48,50 167KEL. SUDIROPRAJAN 3.754 23,00 163KEL. TEGALHARJO 5.124 32,50 158

Dari data di atas, diketahui bahwa Kelurahan dengan kepadatan

tertinggi di Kecamatan Jebres adalah Kelurahan Gadegan dengan kepadatan

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 23

KEL. GADEG

AN

KEL. JA

GALAN

KEL. JE

BRES

KEL. KEP

ATIHAN KULO

N

KEL. KEP

ATIHAN W

ETAN

KEL. M

OJOSO

NGO

KEL. PUCANG SA

WIT

KEL. PURW

ODININGRATAN

KEL. SE

WU

KEL. SU

DIROPRAJAN

KEL. TE

GALHARJO

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

GRAFIK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN JEBRES 2010-2012

201020112012

Sumber: Jebres dalam angka 2012

Page 24: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

penduduk 208 jiwa/ha, sedangkan kelurahan dengan kepadatan terendah

adalah Kelurahan Mojosongo dengan kepdatan penduduk 93 jiwa/ha.

Jenis kepadatan penduduk munurut SNI 03-1733-2004 tentang tata

cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, diklasifikasikan

sebagai berikut :

Tabel 4.7 Klasifikasi Jenis Kepadatan Penduduk

Sumber: SNI 03-1733-2004

Berdasarkan klasifikasi tersebut kepadatan penduduk di Kecamatan

Jebres dapat ditampilkan dalam bentuk peta. Berikut merupakan peta

kepadatan penduduk Kecamatan Jebres tahun 2012 berdasarkan klasifikasi

SNI 03-1733-2004:

Gambar 4.8 Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Jebres

Dari peta di atas, diketahui bahwa kelurahan yang memiliki kepadatan

penduduk tinggi adalah Kelurahan Gandegan, sedangkan kelurahan dengan

kepadatan sedang adalah Kelurahan Jagalan, Kelurahan Sewu, Kelurahan

Sudiroprajan dan Kelurahan Tegalharjo, kemudian kelurahan yang memiliki

kepadatan penduduk rendah adalah Kelurahan Mojosongo, Kelurahan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 24

Page 25: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Kelurahan Pucangsawit, Kelurahan Purwodiningrata, Kelurhan Kepatihan

Wetan dan Kelurahan Kepatihan Kulon.

4.2.2 Penduduk Berdasarkan Umur

Data penduduk berdasarkan umur diperlukan dalam penelitian untuk

mengetahui banyaknya usia produktif di suatu wilayah. Dengan adanya data

tersebut peneliti dapat menganalis banyaknya tenaga kerja yang dapat

digunakan pada suatu kegiatan usaha atau industri. Data penduduk

berdasarkan umur perlu dipaparkan secara time series agar dapat diketahui

perkembangan usia produktif. Berikut merupakan data penduduk

berdasarkan umur Kecamatan Jebres tahun 2011-2012:

Tabel 4.8 Data Penduduk Berdasarkan Umur Kecamatan Jebres

KELURAHAN KLASIFIKASI UMUR 2011

0 - 4 5 – 9 10 – 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 39 40 – 49 50 - 59 > 60

KEL. GADEGAN 1.059 794 822 1.273 1.190 989 1.048 921 712 721

KEL. JAGALAN 1.388 1.521 1.528 1.505 1.532 1.442 1.343 1.013 820 290

KEL. JEBRES 2.045 2.382 2.530 2.478 2.435 3.001 5.835 4.760 3.615 3.031

KEL. KEPATIHAN KULON 184 168 178 190 334 316 373 427 410 350

KEL. KEPATIHAN WETAN 448 292 346 336 317 280 353 334 276 68

KEL. MOJOSONGO 9.950 4.366 3.922 4.084 4.102 4.944 5.360 3.933 3.314 2.281

KEL. PUCANG SAWIT 2.745 1.356 1.386 1.399 1.598 1.520 1.377 1.198 863 461

KEL. PURWODININGRATAN 742 679 507 615 559 516 499 472 415 449

KEL. SEWU 1.064 599 558 879 944 640 817 819 763 580

KEL. SUDIROPRAJAN 287 408 371 375 391 495 806 640 597 647

KEL. TEGALHARJO 442 657 653 649 640 625 625 562 693 532

JUMLAH 20.354 13.222 12.801 13.783 14.042 14.768 18.436 15.079 12.478 9.410

KELURAHAN KLASIFIKASI UMUR 2012

0 - 4 5 – 9 10 – 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 39 40 – 49 50 - 59 > 60

KEL. GADEGAN 438 629 654 643 684 877 1.008 914 717 707

KEL. JAGALAN 1.862 1.512 1.507 1.489 1.513 1.417 1.262 959 764 123

KEL. JEBRES 3.733 3.061 2.674 2.545 2.493 2.936 5.930 4.824 3.410 2.220

KEL. KEPATIHAN KULON 129 146 207 173 172 188 433 403 333 374

KEL. KEPATIHAN WETAN 514 294 353 337 317 288 348 334 266 29

KEL. MOJOSONGO 11.776 4.588 4.229 4.306 4.386 5.244 5.795 4.157 3.316 1.922

KEL. PUCANG SAWIT 540 1.114 1.127 1.117 1.092 1.161 2.629 1.981 1.667 1.346

KEL. PURWODININGRATAN 794 515 450 523 456 450 487 412 399 341

KEL. SEWU 1.007 655 830 736 1.011 684 874 911 823 558

KEL. SUDIROPRAJAN 276 267 243 234 268 358 708 564 464 372

KEL. TEGALHARJO 197 342 356 373 381 405 878 841 719 632

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 25

Page 26: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

JUMLAH 21.266 13.123 12.630 12.476 12.773 14.008 20.352 16.300 12.878 8.624

Dari data di atas diketahui bahwa setiap klasifikasi umur mengalami

perkembangan berupa kenaikan dan penurunan dari tahun 2011 ke tahun

2012. Berikut merupakan grafik perkembangan penduduk berdasarkan umur

Kecamatan Jebres tahun 2011-2012:

Pada tahun 2012 perkembangan usia produktif umur di Kecamatan

Jebres mengalami penurunan. Hal tersebut merupakan masalah yang harus

dibenahi oleh pemerintah Kota Surakarta. Berikut merupakan Peta penduduk

berdasarkan umur di Kecamatan Jebres tahun 2012:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 26

Sumber: Jebres dalam angka 2011-2012

0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 > 600

5000

10000

15000

20000

25000

GRAFIK PENDUDUK BERDASARKAN UMUR KECAMATAN JEBRES

20112012

KLASIFIKASI UMUR

JUM

LAH

Gambar 4.9 Grafik penduduk Berdasarkan umur Kecamatan Jebres tahun 2011-2012

Gambar 4.10 Peta Penduduk Berdasarkan Umur Kecamatan Jebres tahun 2012

Page 27: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

4.2.3 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Data penduduk berdasarkan jenis kelamin diperlukan dalam penelitian

untuk mengetahui kemungkinan banyaknya fertilitas serta rasio penduduk di

suatu wilayah. Rasio penduduk di suatu wilayah memiliki rumus yaitu

rasio= jumlah penduduk laki−lakijumlah penduduk perempuan

×100 %

Berikut merupakan data penduduk berdasarkan jenis kelamin

Kecamatan Jebres tahun 2012:

Tabel 4.9 Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Jebres

KELURAHAN LAKI LAKI PEREMPUAN RASIOKEL. GADEGAN 4.765 4.764 100,02KEL. JAGALAN 6.004 6.378 94,13KEL. JEBRES 15.806 16.306 96,93KEL. KEPATIHAN KULON 1.382 1.548 89,27KEL. KEPATIHAN WETAN 1.555 1.495 104,01KEL. MOJOSONGO 23.005 23.251 98,94KEL. PUCANG SAWIT 7.088 6.815 104,00KEL. PURWODININGRATAN 2.580 2.873 89,80KEL. SEWU 3.868 3.795 101,92KEL. SUDIROPRAJAN 2.495 2.542 98,15KEL. TEGALHARJO 3.013 3.065 98,30

Sumber: Jebres dalam angka 2012

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk

perempuan di kelurahan Kecamatan Jebres lebih besar dari penduduk laki-

laki. Berikut merupakan peta perbandingan penduduk berdasarkan jenis

kelamin kecamatan Jebres:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 27

Gambar 4.11 Peta Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Jebres tahun 2012

Page 28: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

4.2.4 Penduduk Berdasarkan Jumlah KK

Data penduduk berdasarkan jumlah KK diperlukan untuk mengetahui

seberapa banyak keluarga yang ada di suatu wilayah. Data tersebut perguna

dalam pendataan pembagian tunjangan bagi keluarga yang kurang dapat

memenuhi biaya hidupnya. Berikut merupakan data penduduk berdasarkan

jumlah KK Kecamatan Jebres tahun 2012

Tabel 4.10 Data Penduduk Berdasarkan Jumlah KK Kecamatan Jebres

KELURAHAN JUMLAH KKKEL. GADEGAN 2.055KEL. JAGALAN 2.892KEL. JEBRES 6.528KEL. KEPATIHAN KULON 629KEL. KEPATIHAN WETAN 673KEL. MOJOSONGO 11.089KEL. PUCANG SAWIT 3.357KEL. PURWODININGRATAN 1.340KEL. SEWU 1.975KEL. SUDIROPRAJAN 1.134KEL. TEGALHARJO 1.110

Sumber: Jebres dalam angka 2012

Dari data di atas dapat diketahun bahwa Kelurahan Mojosongo adalah

kelurahan yang memiliki jumlah KK terbanyak, sedangkan Kelurahan

Kepatihan Kulon adalah kelurahan yang memiliki jumlah KK tersedikit di

Kecamatan Jebres. Data jumlah KK disuatu wilayah biasanya sebanding

dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut.

4.2.4 Mortalitas dan Natalitas Penduduk

Data mortalitas dan natalitas adalah data yang memaparkan angka

kematian dan kelahiran penduduk disuatu wilayah. Mortalitas dan natalitas

dipengaruhi oleh tingkat fertilitas dan tingkat kesehatan di suatu wilayan yang

dikaji. Berikut merupakan data mortalitas dan natalitas di Kecamatan Jebres

tahun 2012:

Tabel 4.11 Data Natalitas dan Mortalitas Kecamatan Jebres

KELURAHAN NATALITAS MORTALITASKEL. GADEGAN 70 85KEL. JAGALAN 144 123KEL. JEBRES 281 237KEL. KEPATIHAN KULON 22 16KEL. KEPATIHAN WETAN 22 20

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 28

Page 29: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

KEL. MOJOSONGO 536 273KEL. PUCANG SAWIT 152 103KEL. PURWODININGRATAN 26 33KEL. SEWU 104 58KEL. SUDIROPRAJAN 37 44KEL. TEGALHARJO 35 52

Sumber: Jebres dalam angka 2012

Dari data di atas, diketahui bahwa sebagian besar kelurahan di

Kecamatan Jebres memiliki tingkat natalitas yang lebih tinggi dibanding

mortalitas. Untuk memperjelas perbandingan antara mortalitas dan natalitas

masing-masing Kelurahan di Kecamatan Jebres, berikut merupakan grafik

perbandingan tingkat mortalitas dan natalitas tahun 2012:

Gambar 4.11 Grafik tingkat Natalitas dan Mortalitas Kecamatan Jebres tahun 2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 29

KEL. GADEGAN

KEL. JA

GALAN

KEL. JEBRES

KEL. KEPATIHAN KULO

N

KEL. KEPATIHAN W

ETAN

KEL. MOJO

SONGO

KEL. PUCANG SAW

IT

KEL. PURW

ODININ

GRATAN

KEL. SEW

U

KEL. SUDIROPRAJA

N

KEL. TEGALH

ARJO0

100

200

300

400

500

600

GRAFIK NATALITAS DAN MORTALITAS KECAMATAN JEBRES

NATALITASMORTALITAS

Page 30: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Dari grafik di atas, diketahui bahwa tingkat natalitas di Kelurahan

Mojosongo jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat mortalitasnya. Sedangkan di

Kelurahan Tegalharjo, Sudiroprajan, dan Gadegan tingkat mortalitasnya lebih

tinggi dibanding tingkat natalitas. Untuk mengetahui tingkat natalitas dan

mortalitas pada masing-masing kelurahan, berikut adalah peta tingkat

natalitas dan mortalitas di Kecamatan Jebres tahun 2012:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 30

Page 31: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Gambar 4.13 Peta tingkat Natalitas dan Mortalitas Kecamatan Jebres tahun 2012

4.2.5 Migrasi penduduk

Perkembangan jumlah penduduk di Kecamatan Jebres dikontribusi

oleh kedatangan dan kepindahan penduduk. Kedatangan penduduk (imigrasi)

terjadi karena adanya faktor tarikan dalam Kecamatan Jebres yang

menyebabkan adanya pendatang. Sedangkan Kepindahan penduduk

(emigrasi) terjadi karena beberapa faktor, diantaranya penduduk di

Kecamatan Jebres membutuhkan fasilitas yang lebih lengkap untuk memenuhi

peningkatan aktivitas hidupnya, dan berbagai faktor lainnya. Berikut

merupakan data imigrasi dan emigrasi penduduk Kecamatan Jebres tahun

2012:

Tabel 4.12 Data Imigrasi dan Emigrasi Kecamatan Jebres

KELURAHAN IMIGRASI EMIGRASIKEL. GADEGAN 109 87KEL. JAGALAN 289 217KEL. JEBRES 615 733KEL. KEPATIHAN KULON 139 95KEL. KEPATIHAN WETAN 67 45KEL. MOJOSONGO 2.114 841KEL. PUCANG SAWIT 347 632KEL. PURWODININGRATAN 117 106KEL. SEWU 160 308KEL. SUDIROPRAJAN 77 86KEL. TEGALHARJO 162 106

Sumber: Jebres dalam angka 2012

Dari data di atas, diketahui bahwa sebagian besar kelurahan di

Kecamatan Jebres memiliki tingkat imigrasi yang lebih tinggi dibanding

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 31

Page 32: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

emigrasi. Untuk memperjelas perbandingan antara imigrasi dan emigrasi

masing-masing Kelurahan di Kecamatan Jebres, berikut merupakan grafik

perbandingan tingkat imigrasi dan emigrasi tahun 2012:

Gambar 4.14 Grafik tingkat imigrasi dan emigrasi Kecamatan Jebres tahun 2012

Dari grafik di atas, diketahui bahwa tingkat imigrasi di Kelurahan

Mojosongo jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat emigrasinya. Sedangkan di

Jebres, Pucangsawit, dan Sewu tingkat emigrasi lebih tinggi dibanding tingkat

imigrasi. Untuk mengetahui tingkat imigrasi dan emigrasi pada masing-masing

kelurahan, berikut adalah peta tingkat natalitas dan mortalitas di Kecamatan

Jebres tahun 2012:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 32

KEL. G

ADEGAN

KEL. JA

GALAN

KEL. JE

BRES

KEL. K

EPATIH

AN KULON

KEL. K

EPATIH

AN WET

AN

KEL. M

OJOSO

NGO

KEL. P

UCANG SAW

IT

KEL. P

URWODIN

INGRATA

N

KEL. S

EWU

KEL. S

UDIROPRAJAN

KEL. T

EGALH

ARJO

0500

1,0001,5002,0002,500

GRAFIK MIGRASI KECAMATAN JEBRES

IMIGRASIEMIGRASI

KELURAHAN

JUM

LAH

Page 33: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Gambar 4.15 Peta tingkat imigrasi dan emigrasi Kecamatan Jebres tahun 2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 33

Page 34: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

4.2.6 Tingkat Kesejahteraan Penduduk

Data tingkat kesejahteraan penduduk adalah data yang memaparkan

angka sejahtera dan pra sejahtera penduduk di suatu wilayah. Sejahtera atau

pra sejahteranya penduduk disuatu wilayah dipengaruhi oleh pendapatan

penduduk di suatu wilayah yang dikaji. Berikut merupakan tingkat

kesejahteraan penduduk di Kecamatan Jebres tahun 2012:

Tabel 4.13 Data tingkat kesejahteraan penduduk Kecamatan Jebres

KELURAHAN PRA SEJAHTERA SEJAHTERAKEL. GADEGAN 166 1.909KEL. JAGALAN 289 2.434KEL. JEBRES 1.171 5.996KEL. KEPATIHAN KULON 60 550KEL. KEPATIHAN WETAN 62 512KEL. MOJOSONGO 806 7.723KEL. PUCANG SAWIT 275 2.877KEL. PURWODININGRATAN 211 944KEL. SEWU 280 1.452KEL. SUDIROPRAJAN 83 799KEL. TEGALHARJO 116 1.070

Sumber: Jebres dalam angka 2012

Dari data di atas, diketahui bahwa semua kelurahan di Kecamatan

Jebres memiliki tingkat sejahtera yang tinggi disbanding pra sejahtera. Untuk

memperjelas perbandingan antara tingkat sejahtera dan pra sejahtera

masing-masing Kelurahan di Kecamatan Jebres, berikut merupakan grafik

perbandingan tingkat kesejahteraan penduduk tahun 2012:

Gambar 4.16 Grafik tingkat kesejahteraan penduduk Kecamatan Jebres tahun 2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 34

KEL. G

ADEGAN

KEL. JA

GALAN

KEL. JE

BRES

KEL. K

EPATIH

AN KULON

KEL. K

EPATIH

AN WET

AN

KEL. M

OJOSO

NGO

KEL. P

UCANG SAW

IT

KEL. P

URWODIN

INGRATA

N

KEL. S

EWU

KEL. S

UDIROPRAJAN

KEL. T

EGALH

ARJO

02,0004,0006,0008,000

GRAFIK TINGKAT KESEJAHTERAAN PENDUDUK KECAMATAN JEBRES

PRA SEJAHTERASEJAHTERA

KELURAHAN

JUM

LAH

Page 35: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 35

Page 36: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Dari grafik di atas, diketahui bahwa tingkat kesejahteraan penduduk di

Kecamatan Jebres memiliki kesejahteraan yang cukup baik. Untuk mengetahui

tingkat tingkat kesejahteraan penduduk pada masing-masing kelurahan,

berikut adalah peta tingkat kesejahteraan penduduk di Kecamatan Jebres

tahun 2012:

Gambar 4.17 Peta tingkat Kesejateraan penduduk Kecamatan Jebres tahun 2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 36

Page 37: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

BAB VSEKTOR FASILITAS DAN UTILITAS KOTA

5.1 Fasilitas Kota Kecamatan JebresFasilitas kota adalah sarana untuk memperlancar fungsi serta aktivitas

masyarakat yang terdapat di kota. Fasilitas kota penting untuk dipenuhi karena setiap

aktivitas perkotaan perlu fasilitas kota untuk keberlangsungan kehidupan di

perkotaan. Fasilitas kota yang dikaji dalam penelitian ini adalah fasilitas perdagangan,

pendidikan, kesehatan, ruang terbuka hijau, sarana pariwisata dan rumah susun.

5.1.1 Fasilitas Perdagangan

Fasilitas perdagangan adalah fasilitas yang menunjang kegiatan jual

beli konsumen dan produsen. Fasilitas perdagangan menjadi salah satu

kontributor dalam pendapatan kota. Fasilitas perdagangan dapat berupa

pasar dan pusat perbelanjaan modern.

Fasilitas perdagangan di Kecamatan Jebres hanya berupa pasar

tradisional. Pasar tradisional menurut klasifikasi SNI 03-1733-2004 terdiri dari

pasar tradisional umum dan pasar tradisional khusu. Pasar tradisional umum

adalah pasar yang menjual berbagai macam barang, sedangkan pasar

tradisional khusus adalah pasar yang menjual satu barang, misalnya pasar

ikan, pasar buah, pasar mainan dan sebagainya. Berikut merupakan data

fasilitas perdagangan di Kecamatan Jebres:

Tabel 5.1 Data Fasilitas Perdagangan di Kecamatan Jebres

KELURAHAN NAMA JENISKel. Pucangsawit Pasar Pucangsawit Pasar Tradisional UmumKel. Purwodiningratan Pasar Rejosari Pasar Tradisional UmumKel. Purwodiningratan Pasar Ledoksari Pasar Tradisional UmumKel. Mojosongo Pasar Mojosongo Pasar Tradisional UmumKel. Jebres Pasar Panggungharjo Pasar Tradisional UmumKel. Gandekan Pasar Gandekan Pasar Tradisional UmumKel. Kepatihan Wetan Pasar Gede Pasar Tradisional UmumKel. Kepatihan Kulon Pasar Gede Pasar Tradisional UmumKel. Jebres Pasar Buah Jebres Pasar Tradisional Khusus

Sumber: Observasi peneliti

Dari data di atas, diketahui bahwa sebagian besar pasar tradisional di

Kecamatan Jebres adalah Pasar tradisional umum, sedangkan ada 1 pasar

tradisonal khusus yang terletak di Kelurahan Jebres. Untuk mengetahui

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 37

Page 38: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

persebaran fasilitas perdagangan di Kecamatan Jebres, berikut adalah peta

persebaran fasilitas perdagangan di Kecamatan Jebres.

Gambar 5.1 Peta Persebaran Fasilitas Perdagangan Kecamatan Jebres

Dari hasil observasi lapangan, peneliti mendapatan keadaan fasilitas

perdagangan di kecamatan. Berikut merupakan dokumentasi beberapa Gambar 5.2 Dokumentasi Fasilitas Perdagangan Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 38

Page 39: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

5.1.1 Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan. Fasilitas kesehatan berfungsi

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga memiliki

peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat

kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan

penduduk.

Fasilitas perdagangan yang diteliti di Kecamatan Jebres hanya rumah

sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu (pustu). Fasilitas kesehatan

tersebut terdiri dari 2 rumah sakit, 3 puskesmas dan 2 pustu. Berikut

merupakan data persebaran fasilitas kesehatan di Kecamatan Jebres:

Tabel 5.2 Persebaran Fasilitas Kesehatan Kecamatan Jebres

KELURAHAN NAMA JENISKel. Purwodiningratan Puskesmas purwodiningratan PuskesmasKel. Sewu Puskesmas sewu PuskesmasKel. Ngoresan Puskesmas ngoresan PuskesmasKel. Jebres Pustu jebres PustuKel. Gandekan Pustu gandekan PustuKel. Tegalharjo Rs. Dr. Oen Rumah sakitKel. Jebres Rs. Dr. Moewardi Rumah sakit

Sumber: observasi peneliti

Untuk mengetahui persebaran fasilitas kesehatan di Kecamatan

Jebres, berikut adalah peta persebaran fasilitas kesehatan di Kecamatan

Jebres:

Gambar 5.3 Peta Persebaran Fasilitas Kesehatan Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 39

Page 40: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Fasilitas Kesehatan menurut SNI 03-1733-2004 memiliki standar

pelayanan masing-masing sesuai dengan jenis fasilitas kesehatan. Berikut

adalah tabel standar pelayanan fasilitas kesehatan sesuai dengan SNI 03-

1733-2004:

Tabel 5.3 Jangkauan Pelayanan Fasilitas Kesehatan

Sumber: SNI 03-1733-2004

Dari standar pelayanan fasilitas kesehatan tersebut, kemudian

dilakukan analisis mengenai mengenai kecukupan pelayanan fasilitas

kesehatan di kecamatan Jebres. Berikut adalah hasil analisis kecukupan

pelayahan fasilitas kesehatan di Kecamatan Jebres berdasarkan standar

pelayanan minimum:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 40

RADIUS PENCAPAIAN LOKASI

1. PUSKESMAS 120000 3000 mDAPAT DIJANGKAU OLEH

KENDARAAN UMUM

DAPAT BERGABUNG DENGAN LOKASI

KANTOR KECAMATAN

2.PUSKESMAS PEMBANTU

30000 1000 mDAPAT DIJANGKAU OLEH

KENDARAAN UMUM

DAPAT BERGABUNG DENGAN LOKASI

KANTOR KELURAHAN

NO. JENIS SARANA JUMLAH PENDUDUK PENDUKUNG (JIWA)

KRITERIA KETERANGAN

Page 41: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Gambar 5.4 Peta Jangkauan Pelayanan Puskesmas Kecamatan Jebres

Dari peta jangkauan pelayanan puskesmas di atas, dapat diketahui

bahwa jangkauan pelayanan puskesmas di Kecamatan Jebres cukup memadai,

kecuali sebagian kecil wilayah di Kelurahan Mojosongo belum tercukupi

pelayanan puskesmasnya.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 41

Page 42: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Gambar 5.5 Peta Jangkauan Pelayanan Pustu Kecamatan Jebres

Dari peta jangkauan pelayanan pustu di atas, dapat diketahui bahwa

jangkauan pelayanan pustu di Kecamatan Jebres belum memadai. Pelayanan

pustu cukup memadai di Kelurahan Jagalan, Kelurahan Sewu, Kelurahan

Gdegan, Kelurahan Sudiroprajan, Kelurahan Purwodiningratan, Kelurahan

Kepatihan Wetan dan Kepatihan Kulon. sedangkan pelayanan pustu di

Kelurahan pucangsawit, Jebres dan Mojosongo belum memadai. Oleh karena

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 42

Page 43: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

itu perlu penambahan fasilitas kesehatan berupa pustu di Kelurahan-

kelurahan tersebut.

Selain data analisis peneliti juga mendapatkan kondisi keadaan fasilitas

kesehatan di Kecamatan Jebres. Berikut merupakan hasil dokumentasi

peneliti melalui observasi lapangan:

Gambar 5.6 Dokumentasi Fasilitas Kesehatan

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 43

Page 44: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

5.1.3 Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan adalah seluruh perangkat alat, bahan, dan perabot

yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Terdapat empat

jenjang pendidikan di Kecamatan Jebres yaitu perguruan tinggi, sekolah

menengah atas, sekolah menengah pertama dan sekolah dasar. Secara

keseluruhan jumlah fasilitas pendidikan yang berada di kecamatan jebres

berjumlah 44. Perguruan tinggi di Kecamatan Jebres berjumlah 6. Sekolah

menengah atas yang berada di Kecamatan Jebres berjumlah 8. Sekolah

menengah pertama yang berada di Kecamatan Jebres berjumlah 7. Sekolah

dasar yang berada di Kecamatan Jebres berjumlah 23. Berikut merupakan

data fasilitas pendidikan di Kecamatan Jebres:

Tabel 5.4 Data Fasilitas Pendidikan Kecamatan Jebres

KELURAHAN NAMA JENISKel. Mojosongo Universitas Mambaul Ulum PTKel. Mojosongo Politeknik Patria Husada PTKel. Jebres Uns Fakultas Psikologi PTKel. Jebres Akbid Aisyiah PTKel. Jebres Institut Seni Indonesia PTKel. Jebres Universitas Sebelas Maret PTKel. Mojosongo Sd Luqman Hakim SDKel. Mojosongo Sdn 3 Mojosongo SDKel. Mojosongo Sdn Ngemplak SDKel. Mojosongo Sdn Sabrang Lor SDKel. Kepatihan Kulon Sdn 14 Beskalan SDKel. Kepatihan Wetan Sd 1 Adven Surakarta SDKel. Purwodiningratan Sdn Purwodiningratan SDKel. Purwodiningratan Sd 8 Muhammadiyah SDKel. Purwodiningratan Sd Kanisius SDKel. Sewu Sd Sidomulyo SDKel. Gandegan Sdn Gandekan SDKel. Sewu Sdn Beton SDKel. Pucangsawit Sd Bina Widya SDKel. Pucangsawit Sdn Badiran SDKel. Pucangsawit Sd Inti Gugus 4 SDKel. Pucangsawit Sdn Pucangsawit SDKel. Jagalan Sdn 1 Mijen SDKel. Jagalan Sdn Petoran SDKel. Jebres Sd 7 Muhammadiyah SDKel. Jebres Sdn Kandang Sapi SDKel. Jebres Sdn Bulukantil SDKel. Jebres Sdn Ngoresan SD

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 44

Page 45: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Kel. Jebres Sdn Gulon SDKel. Mojosongo Sman 8 Surakarta SMAKel. Kepatihan Wetan Smk Warga Surakarta SMAKel. Purwodiningratan Sma Widya Wacana SMAKel. Jebres Sma Tripusaka SMAKel. Tegalharjo Smk Kristen 1 SMAKel. Jebres Smp Kristen 4 Monginsidi SMAKel. Jebres Sma Tripusaka SMAKel. Jebres Smk Warga Surakarta SMAKel. Jebres Smp Tripusaka SMPKel. Gadegan Smp 3 Kristen SMPKel. Gadegan Smpn 8 Surakarta SMPKel. Sewu Smp Ypmi SMPKel. Jagalan Smpn 14 Surakarta SMPKel. Jagalan Smpn 20 Surakarta SMPKel. Pucangsawit Smp Bina Widya SMP

Sumber: observasi peneliti

Untuk mengetahui persebaran fasilitas pendidikan di Kecamatan

Jebres, berikut adalah peta persebaran fasilitas pendidikan di Kecamatan

Jebres:

Gambar 5.7 Peta Persebaran Fasilitas Pendidikan

Fasilitas Pendidikan menurut SNI 03-1733-2004 memiliki standar

pelayanan masing-masing sesuai dengan jenis fasilitas pendidikan. Berikut

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 45

Page 46: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

adalah tabel standar pelayanan fasilitas pendidikan sesuai dengan SNI 03-

1733-2004:

Tabel 5.5 Jangkauan Pelayanan Fasilitas Pendidikan

No Jenis Sarana Jumlah Penduduk Pendukung (jiwa)

Standar (m/jiwa)

Radius Pencapaian

1 Sekolah Dasar 1600 1,25 1000 2 SLTP 4800 1,88 1000 3 SMA 4800 2,6 3000

Dari standar pelayanan fasilitas pendidikan tersebut, kemudian

dilakukan analisis mengenai mengenai kecukupan pelayanan fasilitas

pendidikan di Kecamatan Jebres. Berikut adalah hasil analisis kecukupan

pelayahan fasilitas pendidkan di Kecamatan Jebres berdasarkan standar

pelayanan minimum:

Gambar 5.8 Peta Jangkauan Pelayanan SD Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 46

Page 47: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Dari peta jangkauan pelayanan SD di atas, dapat diketahui bahwa

jangkauan pelayanan SD di Kecamatan Jebres telah memadai di seluruh

wilayah Kecamatan Jebres.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 47

Page 48: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Gambar 5.9 Peta Jangkauan Pelayanan SMP Kecamatan Jebres

Dari peta jangkauan pelayanan SMP di atas, dapat diketahui bahwa

jangkauan pelayanan SMP di Kecamatan Jebres sangat kurang memadai.

Hanya beberapa Kelurahan yang pelayanan SMPnya memadai diantaranya

Kelurahan Sewu, Jagalan, Gandekan, Sudiroprajan. Sedangkan Kelurahan

pucangsawit, Jebres, Kepatihan Kulon dan Kepathan Wetan pelayanannya

kurang memadai. Bahkan di Kelurahan Mojosongo tidak tersentuh oleh

pelayanan SMP.

Gambar 5.10 Peta Jangkauan Pelayanan SMA Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 48

Page 49: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Dari peta jangkauan pelayanan SMA di atas, dapat diketahui bahwa

jangkauan pelayanan SMA di Kecamatan Jebres telah memadai di seluruh

wilayah Kecamatan Jebres.

Selain data analisis peneliti juga mendapatkan kondisi keadaan fasilitas

kesehatan di Kecamatan Jebres. Berikut merupakan hasil dokumentasi

peneliti melalui observasi lapangan

Gambar 5.11 Dokumentasi Fasilitas Pendidikan

5.1.3 Ruang terbuka hijau

Ruang terbuka hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh

tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Ruang terbuka hijau pada penelitian ini, terdiri dari taman, lapangan dan

pemakaman. Secara keseluruhan lapangan di Kecamatan Jebres berjumlah 6,

taman berjumlah 3 dan pemakaman berjumlah 4. Berikut adalah data

persebaran RTH di Kecamatan Jebres

Tabel 5.6 Data Persebaran RTH Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 49

Sumber: observasi peneliti

KELURAHAN JENISKel. Jebres LapanganKel. Jebres LapanganKel. Jebres LapanganKel. Pucangsawit LapanganKel. Mojosongo LapanganKel. Sewu LapanganKel. Pucangsawit Pemakaman UmumKel. Jebres Pemakaman KhususKel. Mojosongo Pemakaman CinaKel. Pucangsawit TamanKel. Pucangsawit TamanKel. Jebres Taman

Page 50: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Untuk mengetahui persebaran RTH di Kecamatan Jebres, berikut

adalah peta persebaran RTH di Kecamatan Jebres:

Gambar 5.12 Peta RTH Kecamatan Jebres

Selain peta persebaran RTH peneliti juga mendapatkan kondisi

keadaan RTH di Kecamatan Jebres. Berikut merupakan hasil dokumentasi

peneliti melalui observasi lapangan:

Gambar 5.13 Dokumentasi RTH

5.1.3 Sarana Pariwisata dan Rumah susun

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 50

Page 51: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Kecamatan Jebres hanya memiliki satu sarana pariwisata yaitu kebun

binatang Taman Satwa Taru Jurug yang berada di Kelurahan Jebres.

Kecamatan Jebres hanya memiliki dua rusun yaitu Rusunawa Jurug yang

terletak di Kelurahan Jebres dan Rusunawa Kerkov di Kelurahan

Purwodiningratan. Untuk mengetahui persebaran sarana pariwisatan dan

rumah susun di Kecamatan Jebres, berikut adalah peta persebaran sarana

pariwisatan dan rumah susun di Kecamatan Jebres:

Gambar 5.14 Peta persebaran Sarana Pariwisata dan Rumah susun Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 51

Page 52: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Selain peta persebaran sarana pariwisata dan rumah susun peneliti

juga mendapatkan kondisi keadaan sarana pariwisatan dan rumah susun di

Kecamatan Jebres. Berikut merupakan hasil dokumentasi peneliti melalui

observasi lapangan:

Gambar 5.15 Dokumentasi Sarana Pariwisata dan Rumah susun Kecamatan Jebres

5.2 Utilitas Kota Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 52

Page 53: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Utilitas kota adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian. Utilitas kota yang dikaji dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu jaringan drainase dan sanitasi.

5.2.1 Jaringan Drainase

Jaringan drainase merupakan salah satu utilitas dasar yang dirancang

sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara umum,

jaringan drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang

berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu

kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Jaringan drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air

tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu

cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah,

serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air

tersebut.

Dalam penelitian ini drainase dibagi menjadi 3 macam yaitu drainase

primer, sekunder dan tersier. Drainase primer adalah saluran yang

memanfaatkan sungai dan anak sungai, drainase sekunder adalah saluran

yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer (dibangun

dengan beton/plesteran semen), sedangkan drainase tersier adalah saluran

untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder, berupa

plesteran, pipa dan tanah. Berikut merupakan peta jaringan drainase di

Kecamatan Jebres:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 53

Page 54: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Gambar 5.16 Peta Drainase Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 54

Page 55: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

5.2.1 SanitasiSanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan

kepada kegiatan usaha kesehatan hidup manusia. Kegiatan sanitasi mencegah

kontak langsung manusia dengan kotoran yang akan mengakibatkan penyakit.

Utilitas sanitasi dalam penelitian ini akan membahas mengenai TPS dan MCK

umum. TPS adalah wadah tempat untuk pembuangan sampah sementara,

sampah yang ada di TPS berasal dari sisa pembuangan rumah tangga. MCK

umum adalah fasilitas mandi cuci kakus yang diselenggarakan untuk

kebutuhan masyarakat umum.

Secara keseluruhan banyaknya TPS di Kecamatan Jebres berjumlah 5,

sedangkan MCK umum di Kecamatan Jebres berjumlah 31. Berikut merupakan

data persebaran utilitas sanitasi di Kecamatan Jebres:

Tabel 5.7 Data Persebaran utilitas sanitasi Kecamatan Jebres

KELURAHAN JENISKel. Tegalharjo MCK UMUMKel. Tegalharjo MCK UMUMKel. Tegalharjo MCK UMUMKel. Tegalharjo MCK UMUMKel. Kepatihan Kulon MCK UMUMKel. Kepatihan Wetan MCK UMUMKel. Kepatihan Wetan MCK UMUMKel. Kepatihan Kulon MCK UMUMKel. Kepatihan Kulon MCK UMUM

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 55

Page 56: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Kel. Kepatihan Kulon MCK UMUMKel. Kepatihan Kulon MCK UMUMKel. Kepatihan Kulon MCK UMUMKel. Kepatihan Wetan MCK UMUMKel. Kepatihan Wetan MCK UMUMKel. Kepatihan Wetan MCK UMUMKel. Kepatihan Wetan MCK UMUMKel. Purwodiningratan MCK UMUMKel. Purwodiningratan MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Mojosongo MCK UMUMKel. Purwodiningratan TPSKel. Jebres TPSKel. Sewu TPSKel. Mojosongo TPSKel. Jebres TPS

Sumber: observasi peneliti

Untuk mengetahui persebaran utilitas sanitasi di Kecamatan Jebres,

berikut adalah peta persebaran utilitas sanitasi di Kecamatan Jebres:

Gambar 5.17 Peta persebaran sanitasi Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 56

Page 57: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Dari peta di atas, dapat diketahui bahwa persebaran sanitasi

berupa MCK umum, paling banyak terdapat di Kelurahan Mojosongo dan

Kelurahan Kepatihan Kulon, sedangkan di beberapa kelurahan lain tidak di

temukan MCK umum. Kemudian persebaran TPS di Kecamatan Jebres hanya

terdapat di beberapa kelurahan saja. Padahal kebutuhan TPS semestinya

terpenuhi misalnya 3 TPS di setiap kelurahan.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 57

Page 58: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

BAB VISEKTOR EKONOMI

Industri menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian

adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah

jadi dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan

kata lain, industri adalah suatu usaha dengan mengolah bahan mentah menjadi barang

yang memiliki nilai sehingga hasilnya memberi keuntungan. Penggolongan industri

berdasarkan jumlah tenaga kerjanya dibagi menjadi 4 jenis, meliputi industri rumah

tangga (tenaga kerja sedikit, yaitu 1-4 orang), industri kecil (banyaknya tenaga kerja

antara 5 hingga 19 orang), industri menengah (banyaknya tenaga kerja antara 20 hingga

99 orang), dan industri besar (banyaknya tenaga kerja lebih dari 100 orang).

6.1 Industri Kecil Kecamatan Jebres

Industri kecil adalah industri yang memiliki tenaga kerja 5 sampai 19 orang.

Kegiatan industri kecil biasanya berupa pengolahan barang mentah menjadi barang

jadi atau barang setengah jadi. Industri kecil yang terdapat di Kecamatan Jebres

berjumlah 33 yang tersebar di hampir seluruh kelurahan di Kecamatan Jebres,

kecuali Kelurahan Sudiroprajan. Berikut merupakan data persebaran industri kecil di

Kecamatan Jebres:

Tabel 6.1 Data Persebaran industri kecil Kecamatan Jebres

KELURAHAN NAMA INDUSTRIKel. Mojosongo Industri IntipKel. Mojosongo Industri Permen BelimbingKel. Mojosongo Industri MakaroniKel. Mojosongo Industri Tahu KembangKel. Jebres Industri KonveksiKel. Jebres Industri MeubelKel. Jebres Industri MeubelKel. Jebres Industri MinumanKel. Tegal Harjo Industri PercatakanKel. Kepatihan Wetan Industri SrabiKel. Jagalan Industri KueKel. Jagalan Industri KonveksiKel. Jagalan Industri Kerajinan TanganKel. Jagalan Industri AbonKel. Jagalan Industri RambakKel. Jagalan Industri Sangkar Burung

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 58

Page 59: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Kel. Jebres Industri PercetakanKel. Pucang Sawit Industri GitarKel. Pucang Sawit Industri TahuKel. Gadekan Industri KerisKel. Gadekan Industri Perabotan Rumah TanggaKel. Gadekan Industri Sangkar BurungKel. Gadekan Industri MaduKel. Gadekan Industri Sandal HiasKel. Jagalan Industri SablonKel. Pucang Sawit Industri MeubelKel. Mojosongo Industri KerisKel. Mojosongo Industri Sangkar BurungKel. Mojosongo Industri Sangkar BurungKel. Jebres Industri MeubelKel. Jebres Industri Daur UlangKel. Jebres Industri Digital PrintingKel. Purwodiningratan Industri Meuble

Sumber: observasi peneliti

Dari data di atas, diketahui bahwa kelurahan yang memiliki industri kecil

terbanyak adalah Kelurahan Jebres, Kelurahan Jagalan dan Kelurahan Mojosongo.

Untuk mengetahui letak persebaran industri kecil di Kecamatan Jebres, berikut

merupakan peta persebaran industri kecil di Kecamatan Jebres

Gambar 6.1 Peta persebaran industri kecil Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 59

Page 60: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

6.2 Industri Menengah Kecamatan Jebres

Industri menengah adalah industri dengan jumlah tenaga kerja sekitar 20

sampai 100 orang. Kegiatan industri menengah biasanya mengolah barang setengah

jadi menjadi barang yang lebih memiliki nilai. Industri menengah di Kecamatan Jebres

berjumlah 11 buah yang tersebar di Kelurahan Jebres, Jagalan, Pucangsawit,

Kepatihan Kulon, Sewu dan Peuwodiningratan. Berikut merupakan data persebaran

industri menengah di Kecamatan Jebres:

Tabel 6.2 Data Persebaran industri menengah Kecamatan Jebres

KELURAHAN NAMA INDUSTRIKel. Jebres Industri MakananKel. Jebres Industri OtomotifKel. Jagalan Industri HydranKel. Pucang Sawit Industri Daur UlangKel. Pucang Sawit Industri TekstilKel. Pucang Sawit Industri CatKel. Pucang Sawit Industri KimiaKel. Pucang Sawit Industri KonveksiKel. Sewu Industri Daur UlangKel. Purwodiningratan Industri Percetakan Buku JempolKel. Kepatihan Kulon Industri Pakaian

Sumber: observasi penelitiDari data di atas, diketahui bahwa kelurahan yang memiliki industri menengah

terbanyak adalah Kelurahan Pucangsawit. Untuk mengetahui letak persebaran

industri menengah di Kecamatan Jebres, berikut merupakan peta persebaran industri

menengah di Kecamatan Jebres:

Gambar 6.2 Peta persebaran industri menengah Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 60

Page 61: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

6.3 Industri Besar Kecamatan Jebres

Industri besar adalah industri yang memiliki jumlah tenaga kerja sekitar lebih

dari 100 orang. Banyaknya jumlah tenaga kerja di industri besar dikarenakan

banyaknya pesanan pasar terhadap produk pengolahan suatu industri Besar. Industri

besar telah memiliki manajemen pemasaran yang baik, sehingga memerlukan SDM

yang baik untuk membuat industri besar. Industri menengah di Kecamatan Jebres

berjumlah 2 buah yang hanya berada di Kelurahan Mojosongo. Berikut merupakan

data Industri besar yang ada di Kecamatan Jebres :

Tabel 6.3 Data Persebaran industri Besar Kecamatan Jebres

KELURAHAN NAMA INDUSTRIKEL. MOJOSONGO INDUSTRI GARUDA FOODKEL. MOJOSONGO INDUSTRI PLASTIK

Sumber: observasi penelitiDari data di atas, diketahui bahwa industri besar di Kecamtan Jebres hanya

terdapat di Kelurahan Mojosongo. Untuk mengetahui letak persebaran industri

besari di Kecamatan Jebres, berikut merupakan peta persebaran industi besar di

Kecamtan Jebres:

Gambar 6.3 Peta persebaran industri besar Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 61

Page 62: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

BAB VISEKTOR TRANSPORTASI

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal

ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana

kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri.

Peranan transportasi sangat penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan

baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal

konsumen. Sistem transportasi dari suatu wilayah dapat didefinisikan sebagai suatu

sistem yang terdiri dari prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang memungkinkan

adanya pergerakan ke seluruh wilayah, sehingga (Santoso, 1996:1)

Pada penelitian ini, sekor transportasi yang dibahas adalah mengenai jaringan

jalan, jalan berdasarkan V/C Ratio, fasilitas transportasi, titik kemacetan, trayek angkutan

umum dan on street parking area di Kecamatan Jebres.

7.1 Jaringan Jalan Kecamatan Jebres

Jaringan jalan merupakan rangkaian ruas-ruas jalan yang dihubungkan dengan

simpul-simpul. Simpul-simpul merepresentasikan pertemuan antar ruas-ruas jalan

yang ada. Jaringan jalan mempunyai peranan penting dalam pengembangan wilayah

dan melayani aktifitas kawasan. Jaringan jalan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi:

a. Jalan arteri primer, adalah ruas jalan yang menghubungkan antar kota jenjang

berdapingan atau menghubungkan kota jenjang kesaatu dan kota jenjang kedua

(Desutama, 2007)

b. Jalan arteri sekunder, adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan primer

dengan kawasan sekunder kesatu atau mengubungkkan kawasan sekunder kesatu

dengan kawasan sekunder kedua.

c. Jalan Kolektor primer, adalah ruas jalan yang menghubungkan antar kota kedua

dengan kota jenjang kedua, atau kota jenjang kesatu dengan kota jenjang ketiga.

d. Jalan Kolektor sekunder, adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan

sekunder lainnya atau kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 62

Page 63: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

e. Jalan lokal, adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri

perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak

dibatasi.

f. Jalur kereta api adalah, jalaur yang dilalui kereta api

Berdasarkan RTRW Kota Surakarta jaringan Jalan di Kecamatan Jebres

adalah sebagai berikut: Berdasarkan fungsinya, jaringan jalan di Kecamatan Jebres

dibedakan menjadi:

Tabel 7.1 Data Jaringan Jalan berdasarkan fungsi Kecamatan Jebres

JENIS JALAN NAMA JALANJalan Arteri Primer Jalan Ir. Sutami

Jalan Kolonel SutartoRing road

Jalan Arteri Sekunder Jalan Tentara PelajarJalan Urip Sumoharjo

Jalan Kolektor Sekunder

Jalan Brigjend KatamsoJalan Kapten MulyadiJalan Ki Hajar DewantaraJalan MonginsidiJalan Sutan SyahrirJalan Tangkuban Perahu

Sumber: observasi peneliti

Selain jaringan jalan di atas, terdapat pula jalan lokal, jalan lain dan jalur

kereta api. Jaringan jalan berdasarkan fungsinya dapat dilihat pada peta dibawah ini:

Gambar 7.1 Peta Jaringan Jalan berdasarkan fungsi Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 63

Page 64: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

7.2 Jalan berdasarkan V/C Ratio Kecamatan Jebres

Kemampuan jaringan jalan dalam menampung beban pergerakan yang terjadi

dapat dicerminkan dalam bentuk Volume-Capacity Ratio (VCR) yang merupakan

perbandingan antara besarnya volume lalu lintas yang menggunakan jalan dengan

kapasitas jalan. Dimana dengan melihat besarnya nilai VCR tersebut, maka dapat

diketahui bagaimana kondisi suatu jaringan jalan, apakah volume lalu lintas yang

menggunakan jaringan jalan tersebut sudah melewati kapasitas atau belum.

Perbandingan volume-kapasitas (VCR) merupakan salah satu kriteria dalam

penentuan indikasi rencana jenis penanganan dan indikasi rencana waktu

penangannya yang akan dilakukan untuk menganalisa suatu ruas jalan. Jaringan jalan

di Kecamatan Jebres memiliki VCR yang bervariasi, di bawah ini merupakan peta VCR

dari Kecamatan Jebres.

Berikut merupakan peta V/C Ratio Kecamatan Jebres:

Gambar 7.2 Peta VC Ratio Kecamatan Jebres

7.3 Fasilitas Transportasi Kecamatan Jebres

Fasilitas transportasi adalah sarana penunjang kegiatan transportasi. Fasilitas

transportasi yang dikaji dalam penelitian ini adalah halte, terminal, dan stasiun kereta

api. Berikut adalah data persebaran fasilitas transportasi di Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 64

Page 65: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Tabel 7.2 Data fasilitas transportasi Kecamatan Jebres

FASILITAS TRANSPORTASI JENIS LOKASI KELURAHANHalte Jurug II Halte Depan Taman Jurug Kel. PucangsawitHalte BST Halte Depan Kampus UNS Kentingan Kel. PucangsawitHalte Halte Depan Kampus UNS Kentingan Kel. JebresHalte BST Halte Sebelah Timur Tugu Cengbrengan Kel. JebresHalte BST Halte Depan RS Moewardi Kel. JebresHalte BST Halte Depan RS Moewardi Kel. JebresHalte BST Halte Depan Kampus II D IV Hiperkes UNS Tirtomoyo Kel. JebresHalte Halte Depan Kampus II Psikologi UNS Mesen Kel. Kepatihan WetanHalte Halte Depan Orion Mandarijn Kel. Kepatihan WetanHalte BST Halte Depan Pasar Gedhe Kel. Kepatihan WetanHalte Jurug I Halte Depan Taman Jurug Kel. JebresHalte Jebres I Halte Sebelah Selatan SPBU Panggung Kel. Kepatihan WetanHalte Jebres II Halte Sebelah Selatan SPBU Panggung Kel. PurwodiningratanHalte BST Halte Depan Kampus UNS Kentingan Kel. JebresHalte BST Halte Sebelah Utara Perempatan Sekarpace Kel. JebresHalte BST Halte Sebelah Utara Perempatan Sekarpace Kel. JebresHalte Panggung Halte Depan Kampus II D IV Hiperkes UNS Tirtomoyo Kel. JebresHalte BST Halte Depan Taman Budaya Jawa Tengah Kel. JebresHalte BST Halte Depan Taman Budaya Jawa Tengah Kel. PucangsawitStasiun KA Jebres Stasiun Kereta Api SPBU Panggung ke Timur Kel. PurwodiningratanTerminal Angkutan Barang Pedaringan

Terminal Barang Sebelah Timur Tugu Cengbrengan Kel. Jebres

Terminal Peti Kemas Terminal Barang Sebelah Utara SPBU Panggung Kel. JebresTerminal Bayangan Terminal Bayangan Sebelah Timur Perempatan Kandang Sapi Kel. Jebres

Sumber: observasi peneliti

Dari tabel di atas, diketahui fasilitas transportasi di Kecamatan Jebres diantaranya

sebagai berikut halte berjumlah 19 buah, stasiun kereta api berjumlah 1, terminal

barang berjumlah 2 da terminal bayangan berjumlah 1. Berikut merupakan peta

persebaran fasilitas transportasi di Kecamatan Jebres:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 65

Page 66: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Gambar 7.3 Peta Persebaran Fasilitas Transportasi Kecamatan Jebres

7.4 Titik kemacatan Kecamatan Jebres

Kemacetan terjadi karena padatnya volume jalan oleh kendaraan bermotor

tidak diimbangi oleh kapasitas jalan. Kemacetan juga dapat terjadi karena adanya

pusat-pusat keramaian yang menyebabkan kendaraan yang lewat di jalan menjadi

tersendat. Titik kemacetan di Kecamatan Jebres terjadi karena adanya pusat-pusat

keramaian, seperti sekolah dan pasar. Berikut merupakan data titik-titik kemacetan di

Kecamatan Jebres:

Tabel 7.3 Data titik kemacetan Kecamatan Jebres

NAMA JALAN LOKASI KELURAHANJln. Cokroaminoto, Jln. Ir. H. Juanda Pertigaan Kel. JagalanJln. Cokroaminoto, Jln. Ir. H. Juanda Pertigaan Kel. Pucang SawitJln. Kapten Mulyadi, Jalan RE Martadinata Perempatan Timur Pasar Gedhe Kel. SudiroprajanJln. Cokroaminoto, Jln. Gotong Royong Perempatan Kel. JagalanJln. Cokroaminoto, Jln. Gotong Royong Perempatan Kel. SewuJln. Urip Sumoharjo Depan Pasar Gedhe Kel. Kepatihan WetanJln. Urip Sumoharjo Depan Pasar Gedhe Kel. SudiroprajanJln. Urip Sumoharjo Depan Pasar Gedhe Kel. SudiroprajanJln. Urip Sumoharjo Perempatan Holland Bakery Kel. SudiroprajanJln. Cokroaminoto Palang Kereta Api Jagalan Kel. JagalanJln. Ir. Sutami Perempatan Sekarpace Kel. Pucang SawitJln. Urip Sumoharjo Palang Kereta Api Panggung Kel. PurwodiningratanJln. Urip Sumoharjo, Jln. Kol. Sutarto Perempatan Panggung Kel. TegalharjoJln. Tentara Pelajar, Jln. Brigjend Katamso Perempatan Kandang Sapi (Dr. Oen) Kel. Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 66

Page 67: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

Jln. Tentara Pelajar, Jln. Brigjend Katamso Perempatan Kandang Sapi (Dr. Oen) Kel. TegalharjoJln. Brigjend Katamso Depan Pasar Mojosongo Kel. Mojosongo

Sumber: observasi peneliti

Berikut merupakan peta titik-titik kemacetan di Kecamatan Jebres:

Gambar 7.4 Peta titik kemacetan Kecamatan Jebres

7.5 Trayek Angkutan Umum Kecamatan Jebres

Trayek Angkutan Umum di Kecamatan Jebres dibagi menjadi 2 yaitu Angkutan

Kota dengan kode trayek 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 01B dan Bus Kota dengan kode trayek A,

B, C, D, DD. E1, E2, F, G, H, I, K, M, N, O, P, Q, R, T. Trayek angkutan umum terdapat di

jalan-jalan penghubung seperti jalan arteri, jalan kolektor dan beberapa jalan lokal.

Berikut merupakan trayek angkutan umum di Kecamatan Jebres:

Tabel 7.4 Data trayek angkutan kota Kecamatan Jebres

No. RUTE TRAYEK PANJANG KM KODE TRAYEK 1 GULON - MANANG PP. 14,3885 3 2 WONOREJO - KADIPIRO - SILIR PP. 15,131 4 3 NGEMPLAK SUTAN - BAKI PP. 11,3117 5 4 PERUMNAS MOJOSONGO - GADING PP. 11,301 7 5 MOJOSONGO-TERMINAL-MANGU 13,1662 8 6 PASAR KLEWER - PALUR PP. 5,1481 01B

Sumber: RTRW Kota SKA

Tabel 7.5 Data trayek Bus kota Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 67

Page 68: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

NO RUTE TRAYEK PANJANG KM KODE TRAYEK 1 KARTOSURO-PALUR-PP via

GLADAG/JL.RONGGOWARSITO 15,4067 A

2 KARTASURA - PALUR - PP via COLOMADU 11,8701 B 3 KARTASURA - PALUR PP via YOSODIPURO 12,2119 C 4 KARTASURA - PALUR via A.COKROAMINOTO 12,9086 D 5 KARTASURA - PALUR PP via GLADAG/JL.VETERAN 18,3656 DD 6 KARTASURA - PALUR via A. YANI 13,2591 E1 7 KARTASURA - PALUR via A. YANI/JL.DR.RAJIMAN 23,1709 E2 8 KARTASURA - PALUR .PP via KH.AGUS SALIM 19,2765 F 9 KARTASURA - PALUR .PP via JL..GATOT SUBROTO 16,727 G

10 KARTASURA - PALUR .PP via JL..KARTINI 17,9056 H 11 KARTASURA - PALUR .PP via GUMPANG 14,8415 I 12 TERMINAL KARTOSURO - BANDARA PALUR 16,7912 K 13 PALUR - SOLO BARU - SUKOHARJO. PP 12,957 M 14 GEMOLONG - SOLO BARU 12,6359 N 15 MOJOSONGO - SOLO BARU. PP 12,6024 O 16 KARTASURA - PALUR PP via BANYUANYAR. 14,4491 P 17 KARTASURA - PALUR -PP via GUMPANG -

JL.YOSODIPURO 12,3251 Q

18 KARTASURA - PALUR via JL.YOS SUDARSO 14,6283 R 19 PALUR - SUKOHARJO 12,8441 T

Sumber: : RTRW Kota SKA

Berikut merupakan peta kode trayek angkutan umum Kecamatan Jebres:

Gambar 7.5 Peta trayek angkutan umum kemacetan Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 68

Page 69: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

7.6 On street parking area Kecamatan Jebres

On street parking area timbul karena kurangnya lahan untuk parkir kendaraan

bermotor, sehingga badan jalan digunakan untuk parkir. Berikut adalah lokasi

onstreet paring area di Kecamatan Jebres:

a. Jalan Ir. Sutami sepanjang 94,15 meter

b. Jalan Kolonel Sutarto sepanjang 199,53 meter

c. Jalan Urip Sumoharjo sepanjang 696,94 meter

d. Jalan Sutan Syahrir sepanjang 278,49 meter

Berikut adalah peta persebaran lokasi on street parking area di Kecamatan

Jebres:

Gambar 7.6 Peta lokasi on street parking area kemacetan Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 69

Page 70: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

BAB VIIIKESIMPULAN

Sektor fisik, guna lahan dan kependudukan. Kecamatan Jebres adalah kecamatan

yang memiliki luas terbesar kedua di Kota Surakarta dengan luas sebesar 1.258 Ha. Dari

analisis yang dilakukan dari sektor kependudukan bisa dilihat bahwa kepadatan penduduk

di Jebres belum merata antara Jebres utara dan Jebres selatan. Tingkat usia produktif

penduduk di kecamatan Jebres tinggi sehingga berpotensi besar untuk dijadikan tenaga

kerja. Tingkat natalitas di Kecamatan Jebres lebih tinggi dibandingkan mortalitas, hal

tersebut juga dapat dipengaruhi dari jumlah penduduk wanita lebih banyak dari jumlah

penduduk pria di beberapa kelurahan di Kecamtan Jerbes. Kelurahan dengan tingkat

kesejahteraan (sejahtera/pra sejahtera) tertinggi adalah Kelurahan Gandekan sedangkan

kelurahan dengan tingkat kesejahteraan terendah adalah Kelurahan Purwodiningratan.

Sektor fasilitas dan utilitas kota. Fasilitas perdagangan di Kecamatan Jebres hanya

berupa pasar tradisional dan tidak merata di seluruh kelurahan Kecamatan Jebres.

Fasilitas kesehatan di Kecamatan Jebres juga kurang memadai dimana puskesmas

pembantu yang sangat sedikit. Fasilitas pendidikan di Kecamatan Jebres untuk SD dan

SMA telah memadai, namun untuk SMP masih kurang, sehingga perlu penambahan

fasilitas pendidikan tersebut. Ruang terbuka hijau di kecamatan Jebres tidak sesuai

peraturan daerah karena tidak mencapai 30%. Rumah susun di Kecamatan Jebres juga

kurang, padahal dengan adanya rumah susun dapat mengurangi keberadaan permukiman

kumuh. Untuk sanitasi di kecamatan Jebres juga belum mencukupi TPSnya, perlu

penambahan area pembuangan sampah.

Sektor Ekonomi. Kecamatan Jebres memiliki 46 unit kegiatan usaha yang terdiri

dari 2 jenis kegiatan industri besar, 11 kegiatan industri menengah dan 33 jenis kegiatan

industri kecil. Berdasarkan data observasi, tingkat kepadatan sebaran industri tertinggi

terdapat pada kelurahan Jagalan dan Pucang Sawit. Sedangkan Kelurahan Tegalharjo,

Kepatihan Kulon dan Kepatihan Wetan memiliki tingkat kepadatan sebaran industri cukup

rendah. Khusus kelurahan Sudiroprajan tidak memiliki segala jenis kegiatan industri.

Beberapa contoh kegiatan industri yang ada di Kecamatan Jebres adalah industri tekstil,

tahu, meubel, dan lain-lain. Penggolongan industri berdasarkan tenaga kerja di

Kecamatan Jebres dibagi menjadi 3, yaitu industri besar, industri menengah dan industri

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 70

Page 71: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

kecil. Sebaran industri besar cenderung terpusat di Kelurahan Mojosongo. Kondisi ini

sesuai dengan RTRW Kota Surakarta 2012-2032 yang mengarahkan ekonomi wilayah

Kelurahan Mojosongo sebagai industri pengolahan. Produk yang dihasilkan dari industri

Kelurahan Mojosongo adalah kerajinan tangan keris, makanan ringan, plastik olahan, dan

lain-lain. Sedangkan industri menengah dan industri kecil cenderung terpusat di

kelurahan Jagalan dan Pucang Sawit.

Sektor 4. Berdasarkan fungsinya jalan di Kecamatan ini dibedakan menjadi: Jalan

Arteri Primer (Ring Road, Jl. Ir. Sutami, Jl. Kolonel Sutarto; Jalan Arteri Sekunder (Jl. Urip

Sumoharjo, Jl. Tentara Pelajar); Jalan Kolektor Sekunder (Jl. Ki Hajar Dewantara, Jl.

Brigjend. Katamso, Jl. Tangkuban Perahu, Jl. Monginsidi, Jl. Kapten Mulyadi, Jl. Sutan

Syahrir). Selanjutnya ialah fasilitas transportasi yang terdapat di Kecamatan Jebres bisa

dikatakan juga banyak. Di kecamatan ini halte berjumlah kurang lebih 19 buah yang

tersebar di titik-titik fasilitas umum. Di samping itu terdapat pula stasiun kereta api

Jebres. Kemudian terdapat 2 terminal barang dan 1 terminal bayangan yang terdapat di

perempatan Kandang Sapi (RS Dr. Oen). Lahan parkir di Kecamatan Jebres juga terbatas

sehingga muncul on street parking area. On street parking di kecamatan ini di antaranya

terdapat di Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Ir. Sutami, Jl. Kolonel Sutarto, Jl. Urip Sumoharjo, Jl.

Sutan Syahrir. Selain itu berdasarkan survei yang telah dilakukan, kurang lebih ada 12 titik

kemacetan yang terdapat di kecamatan ini.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 71

Page 72: Laporan pemetaan kec jebres surakarta

BAB IXDAFTAR PUSTAKA

Artipengetahuan.blogspot.com. Pengertian Hygiene dan Sanitasi, Hombar Pakpahan.

Klaten 13.08

Bakosurtanal.go.id, Peta Tematik. Klaten 22.50

Geografi-geografi.blogspot.com, Jenis-jenis peta. Klaten 19.20

Ilmusipil.com. Klasifikasi Jalan Menurut Fungsi, tidak ada nama. Klaten 10.15

Lokasitpa.blogspot.com, Definisi-Definisi yang Berhubungan Dengan Perumahan dan

Permukiman, Dastoer. Surakarta 15.40

Kecamatan Jebres dalam Angka tahun 2010-2012

Kota Surakarta dalam Angka tahun 2010-2012

SNI 03-1733-2004 tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan

Seyawan, Fajar (2010) Pemahaman Peta, Surabaya: Rifbook.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014 72