laporan pbl modul keputihan iii_klp.14

19
LAPORAN TUTORIAL SISTEM REPRODUKSI MODUL KEPUTIHAN OLEH : KELOMPOK 14 C 111 06 093 PARAMITA C 111 08 013 ABDUL RAJAB HASILI C 111 08 117 MUH. AZHARY EKA PUTRA C 111 08 136 STEFAN DANNY LISAL C 111 08 156 ASRIANY PARANOAN C 111 08 177 MUH. ZAINUL RAMADHAN C 111 08 199 GOODWIN ANTHONY C 111 08 222 MAHAFENDY S. TUKAN C 111 08 257 RIZKA DIRGANTARI C 111 08 275 DESI DWI RNS C 111 08 293 DIMAS AGUNG C 111 08 312 YAYAT HIDAYATULLAH C 111 08 330 YUSUF MUCHTAR C 111 08 348 HARDAWATI FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: yayat

Post on 19-Jun-2015

2.668 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

LAPORAN TUTORIAL

SISTEM REPRODUKSI

MODUL

KEPUTIHAN

OLEH :

KELOMPOK 14

C 111 06 093 PARAMITAC 111 08 013 ABDUL RAJAB HASILIC 111 08 117 MUH. AZHARY EKA PUTRAC 111 08 136 STEFAN DANNY LISALC 111 08 156 ASRIANY PARANOANC 111 08 177 MUH. ZAINUL RAMADHANC 111 08 199 GOODWIN ANTHONYC 111 08 222 MAHAFENDY S. TUKANC 111 08 257 RIZKA DIRGANTARIC 111 08 275 DESI DWI RNSC 111 08 293 DIMAS AGUNGC 111 08 312 YAYAT HIDAYATULLAHC 111 08 330 YUSUF MUCHTARC 111 08 348 HARDAWATI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2010

Page 2: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

LAPORAN TUTORIAL MODUL KEPUTIHAN

Skenario I

Ny Ita 30 tahun, PIIA0 datang ke poliklinik dengan keluhan keputihan yang sering dialami, kadang-kadang disertai rasa gatal. Saat ini ibu menggunakan kontrasepsi ADR.

Klarifikasi Kata Sulit

Kontrasepsi ADR : dikenal juga dengan IUD atau spiral adalah alat kontrasepsi yang diletakkan didalam rahim. Bekerja dengan cara mencegah terjadinya implantasi embrio didalam rahim.

Keputihan : atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanitayang tidak berupa darah.

Kata Kunci

Wanita 30 thn

Riwayat PIIA0

Keputihan yang kadang disertai rasa gatal

Pengguna kontrasepsi IUD

Rumusan Masalah

1.Jelaskan anatomi alat genitalia wanita yang berkaitan dengan kasus di atsa!

2.Sebutkan jenis-jenis keputihan dan ciri-cirinya!

3.Mikroorganisme apa saja yang dapat menyebabkan keputihan

4.Jelaskan mekanisme terjadinya keputihan!

5.Jelaskan mekanisme terjadinya rasa gatal yang hilang timbul pada kasus ini!

6.Jelaskan mekanisme kerja ADR beserta keuntungan dan kerugiannya!

7.Apa-apa saja differential diagnosis untuk kasus ini?

Page 3: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

Analisis Masalah

Anatomi organ yang bermasalah dalam kasus ini adalah:

Keputihan adalah keluarnya sekret abnormal dari organ genitalia wanita. Jadi, dalam hal ini organ spesifik yang terlibat dalam produksi sekret adalah vagina, serviks, kelenjar bartholini, dan kelenjar skene.

Vagina

Organ vagina memiliki 3 lapisan yakni lapisan mukosa, muskularis dan adventisia.Lapisan dalam vagina merupakan saluran yang berlipat-lipat yang disebut rugae vaginae.

Epitel Yang terdapat pada vagina adalah epitel squamosa tidak bertanduk. Setelah masa pubertas, epitel pada vagina mengalami penebalan dan kaya akan glikogen. Tidak seperti mamalia lain, epitel vagina pada manusia tidak mengalami perubahan secara signifikan selama siklus menstruasi. Tapi yang mengalami perubahan hanyalah kadar glikogen yang meningkat pada masa setelah ovulasi dan berkurang pada saat akhir masa siklus.

Produksi glikogen pada epitel vagina dipengaruhi oleh estrogen. Hormon ini menstimulasi epitel vagina sehingga dapat memproduksi dan menyimpan glikogen dalam jumlah yang besar, yang kemudian dilepaskan pada lumen vagina untuk membasahi daerah sekitarnya. Secara alami, flora normal vagina akan memetabolisme glikogen membentuk asam laktat yang bertanggung jawab dalam merendahkan suasana pH vagina, terutama saat pertengahan siklus menstruasi. Suasana asa ini sangat berperan dalam mencegah invasi bakteri patologis.

Serviks

Cervix uterus merupakan bagian yang menghubungkan vagina dengan tuba uterina melalui os external canalis cervicalis yang dilapisi oleh membran mucosa yang disebut endocervix.

Page 4: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

Bagian ini mengandung mucus yang disekresikan oleh kelenjar tubular yang dilapisi oleh epitel kolumner dan dipenuhi oleh sel silia.

Aktivitas sekresi kelenjar pada endocervix diregulasi oleh estrogen dan mencapai jumlah maximal pada masa ovulasi. Fungsi sekret endocervicalis adalah memberi lubrikasi selama hubungan seksual terjadi dan berperan sebagai sawar yang melindungi dari invasi bakteri.

Selama ovulasi, mukus pada cervix menjadi lebih encer, berair dan pHnya lebih alkali dibanding sebelumnya, kondisi ini dibuat sedemikian rupa agar dapat mendukung migrasi sperma. Selain itu terjadi pula peningkatan jumlah ion dalam mukus sehingga terbentuk kristal – kristal yang menyerupai pakis. Secara klinis, hal ini dapat digunakan sebagai pendeteksi saat yang tepat untuk melakukan fertilisasi.Setelah masa ovulasi, mukus cervix menjadi lebih kental dan asam.

Ada sejumlah flora normal pada vagina dan cervix, namun yang paling sering ditemui adalah Lactobacillus acidophilus. Bakteri ini mampu memproduksi asam laktat dengan jalan memecahkan glikogen yang berasal dari sekret vagina dan cervix. Asam laktat ini membentuk semacam lapisan asam (pH 3,0), yang dapat mencegah proliferasi bakteri Patologis yang biasanya mudah hidup dan beerkembang di lingkungan yang basa.

Kelenjar Bartholini dan kelenjar skene

Sekresi pada kelenjar ini bertambah pada perangsangan, misalnya sewaktu coitus. Kelenjar – kelenjar tersebut di atas meradang misalnya karenainfeksi dengan gonococcus, maka sekret berubah menjadi fluor.

Rasa gatal yang timbul pada kasus ini disebabkan oleh reaksi peradangan yang ditimbulkan sel-sel proinflamasi. Sel-sel tersebut melepaskan berbagai macam sitokin serta histamin yang memicu timbulnya pruritus pada kasus ini.

Ciri-ciri keputihan fisiologis dan patologis adalah:Leukore fisiologis : sekretnya bening, terkadang mucus, banyak epitel, dan jarang ditemukan lekosit.Leukore patologis : banyak ditemukan leukosit, berwarna kekuningan hingga kehijauan, lebih kental. Leukore yang bersifat nonpatologis biasanya terjadi saat menjelang atau setelah menstruasi,rangsangan seksual, saat wanita hamil, serta akibat stres baik yang bersifat fisik maupun psikologis.Sedangkan leukore yang bersifat patologis lebih sering diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme.

Kontrasepsi ADR atau yang dikenal pula dengan IUD adalah alat pengontrol kehamilan yang melibatkan sebuah objek yang diletakkan di dalam uterus untuk mencegah fertilisasi antara sperma dan ovum, menghambat transpor tubuler, dan mencegah implantasi blastokist pada endometrium.Kontrasepsi ini terdiri dari dua jenis,yakni :

Page 5: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

1. IUD dengan tembaga2. IUD dengan hormon progesteronKeuntungan dari penggunaan ADR adalah tidak menimbulkan efek sistemik, efektifitasnya cukup tinggi, ekonomis, serta umumny digunakan untuk jangka waktu lama.Kerugiannya adalah menorrhagi, rasa nyeri dan kejang di perut,cairan vagina bertambah.Sedangkan komplikasi yang dapat timbul adalah infeksi jika pemasangan tidak steril, perforasi, dan kadang tidak mampu mencegah kehamilan.Kemungkinan pemasangan IUD yang tidak steril inilah yang menyebabkan terjadinya keputihan pada nyonya Ita.

Mikroorganisme yang dapat menyebabkan keputihan sangat banyak jenisnya. Namun mikroorganisme penyebabkan keputihan yang paling banyak antara lain:Bakteri : Gardnerella vaginalisParasit/protozoa : Trichomonas vaginalisJamur : Candida albicans

Differential Diagnosis dari skenario ini adalah:- Vaginosis Bakterial- Trikomoniasis- Candidiasis

Vaginosis Bakterial

Definisi : Vaginosis bakterial adalah suatu keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan oleh bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob (terutama Bacteroides sp., Mobilincus sp., Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma hominis)

menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsenterasi tinggi sebagai flora normal vagina.

Jadi vaginosis bakterial bukan suatu infeksi yang disebabkan oleh satu organisme, tetapi timbul akibat perubahan kimiawi dan pertumbuhan berlebih dari bakteri yang berkolonisasi di vagina.

Perlu diketahui, pada vagina wanita sehat dapat ditemukan beberapa jenis mikroorganisme antara lain: Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealyticum, Lactobacillus, Streptococcus agalactiae (Streptococcus grup B), Bacteroides bivius, Peptostreptococcus, Mobilincus, Gardnerella vaginalis, dan Fusobacterium nucleatum

Prevalensi : Menurut Amsel & Hoist BV banyak ditemukan pada wanita yang memakai penggunaan alat intrauterin . Penyakit vaginosis bakterial sering juga ditemukan pd wanita yang memeriksakan kesehatannya daripada vaginitis jenis lainnya. Pada pasien hamil, prevalensi vaginosis bakterial mencapai 16%.

Patogenesis : Pada keadaan normal, cairan vagina bersifat asam (pH <4,5), akibat peningkatan kolonisasi Lactobacillus (flora normal vagina) yang memproduksi asam laktat .

Page 6: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

Keadaan asam yang berlebih ini mencegah pertumbuhan berlebihan bakteri patogen. Keadaan ini tidak selalu dapat dipertahankan, karena apabila jumlah bakteri Lactobacillus menurun, maka keasaman cairan vagina berkurang dan akan mengakibatkan pertambahan bakteri lain, yaitu antara lain Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis, dan Bacteroides sp. ; keadaan ini juga dapat terjadi pada wanita dengan Lactobacillus yang tidak menghasilkan H2O2. Terdapat hubungan timbal balik antara dihasilkannya H2O2 dengan terjadinya vaginosis bakterial meskipun jumlah Lactobacillus tidak menurun.

Dapat terjadi simbiosis antara Gardnerella vaginalis sebagai pembentuk asam amino dan kuman anaerob beserta bakteri fakultatif dalam vagina yang mengubah asam amino menjadi amin sehingga menaikkan sekret pH vagina sampai suasana yang menyenangkan bagi pertumbuhan Gardnerella vaginalis. Setelah pengobatan efektif, pH cairan vagina menjadi normal. Beberapa amin diketahui menyebabkan iritasi kulit dan menambah pelepasan sel epitel dan menyebabkan duh tubuh keluar dari vagina berbau.

Skema patogenesis G. Vaginalis adalah sebagai berikut.

Kriteria Diagnostik : Diagnosis klinis vaginosis bakterial menurut Amsel dkk adalah jika tiga dari empat kriteria berikut ditemukan , yaitu:

1. Adanya sel clue pada pemeriksaan mikroskopik sediaan basah;2. Adanya bau amis setelah penetesan KOH 10% pada cairan vagina (whiff test); 3. Duh yang homogen, kental, tipis, dan berwarna seperti susu; 4. pH vagina > 4.5 dengan menggunakan phenaphthazine paper (nitrazine paper).

Page 7: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

Gambaran Clue Cell

Sedangkan diagnosis klinis vaginosis bakterial menurut Spiegel dkk dengan menggunakan pewarnaan gram adalah sebagai berikut:

1. Derajat 1: normal, didominasi oleh Lactobacillus; 2. Derajat 2 : intermediate, jumlah Lactobacillus berkurang; 3. Derajat 3: abnormal, tidak ditemukan Lactobacillus atau hanya ditemukan beberapa

kuman tersebut, disertai dengan bertambahnya jumlah Gardnerella vaginalis atau lainnya.

Akhir-akhir ini tingkat kepercayaan dan reproducibility dalam mengenal berbagai morfologi kuman dari pulasan vagina dievaluasi. Ternyata diagnosis vaginosis bakterial menggunakan kriteria Spiegel dkk. tingkat kepercayaannya tidak terlalu tinggi , karena morfologi kuman berdasarkan pewarnaan Gram sangat variabel dan sangat tergantung pada kemampuan interpretasi hasil pewarnaan Gram.

Sistem skoring yang digunakan untuk melihat flora vagina pada pewarnaan Gram adalah berdasarkan pengenalan morfologi kuman yang paling dapat dipercaya, yaitu: bentuk batang Gram positif ukuran besar (Lactobacillus), Gram negatif halus/batang dengan ukuran bervariasi (Bacteroides atau Gardnerella), dan Gram negatif bengkok/ batang dengan ukuran bervariasi (Mobilincus)

Meskipun demikian sistem skoring ini masih tetap mempunyai keuntungan, yaitu dapat untuk menyingkirkan flora normal atau dengan perkataan lain dapat untuk membantu menentukan apakah yang terlihat dengan pewarnaan Gram merupakan gambaran flora normal atau vaginosis bakterial

Manajemen Pengobatan : Regimen yg direkomendasikan oleh CDC adalah:

• Metronidazole 500 mg 2 kali sehari peroral selama 7 hari, atau• Metronidazole gel 0.75%, dosis tunggal (5 gr) intravaginal, sekali sehari selama 5 hari

atau Clindamycin cream 2%, dosis tunggal (5 gram) intravaginal sebelum tidur selama 7 hari.

Regimen alternatif lain adalah :• Clindamycin 300 mg 2 kali sehari peroral selama 7 hari, atau• Clindamycin ovules 100 g intravaginal sebelum tidur selama 3 hari.

Page 8: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

Untuk mencegah rekurens dari vaginosis bakterial dapat digunakan metronidazole gel 2 kali seminggu selama 6 bulan.

Untuk wanita hamil dengan gejala vaginosis bakterial dapat diberikan: Metronidazole 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari, atau Metronidazole 250 mg 3 kali sehari peroral selama 7 hari, atau Clindamycin 300 mg 2 kali sehari peroral selama 7 hari

Komplikasi : Komplikasi yang timbul dari vaginosis bakterial adalah endometritis, PID, KPD, serta dapat menyebabkan kelahiran prematur.

Trikomoniasis

Definisi : Trikomoniasis adalah peradangan akibat Trichomonas vaginalis yang merupakan protozoa patogen pada saluran genito-urinaria manusia.

Faktor Predisposisi : pH vulva berkisar 4,9 – 7,5 seperti pada keadaan:

- Haid

- Hamil

- Pemakaian kontrasepsi oral

- Pencucian vagina

Epidemiologi : Prevalensi Trichomonas vaginalis sebesar 5-10% pada populasi umum wanita , 50-60% pada wanita penghuni penjara dan pekerja seks komersial. Pada wanita yang mempunyai keluhan pada vagina, prevalensi Trichomonas vaginalis antara 18-50%; dan pada 30- 50% wanita dengan gonore juga ditemukan infeksi Trichomonas vaginalis.

Patogenesis : Prevalensi Trichomonas vaginalis sebesar 5-10% pada populasi umum wanita , 50-60% pada wanita penghuni penjara dan pekerja seks komersial. Pada wanita yang mempunyai keluhan pada vagina, prevalensi Trichomonas vaginalis antara 18-50%; dan pada 30-50% wanita dengan gonore juga ditemukan infeksi Trichomonas vaginalis.

Trichomonas vaginalis masuk ke vagina melalui hubungan seksual, yang kemudian menyerang epitel squamosa vagina dan mulai bermultiplikasi secara aktif. Hal ini menyebabkan suplai glikogen untuk lactobacillus berkurang bahkan menjadi tidak ada sama sekali. Dan diketahui secara invitro ternyata trichonomas ini memakan dan membunuh lactobacillus dan bakteri lain. Akibatnya jumlah lactobacillus doderlein menjadi berkurang dan dapat hilang sama sekali sehingga produksi asam laktat akan semakin menurun. Akibat kondisi ini pH vagina akan meningkat hingga 5,0-5,5. Pada suasana basa seperti ini selain

Page 9: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

Trichomonas semakin cepat berkembang, akan memungkinkan untuk berkembangnya mikroorganisme patogen lainnya seperti bakteri dan jamur. Sehingga pada infeksi trichomoniasis sering dijumpai bersamaan dengan infeksi nikroorganisme patogen lainnya pada vagina. Pada kebanyakan wanita yang menderita thrichomoniasis sering dijumpai bersamaan dengan infeksi oleh organisme yang juga patogen seperti Ureaplasma urealitikum dan atau Mycoplasma homonis sekitar lebih dari 90%, Gardnerella vaginalis sekitar 90%, Niessheria Gonorrheaea sekitar 30%, jamur sekitar 20%, dan Chlamydia trachomatis sekitar 15%.

Suatu penelitian in vitro terhadap Trichomonas vaginalis menunjukkan bahwa organisme ini memiliki kemampuan untuk menghancurkan sel target dengan kontak langsung tanpa harus melalui proses phagocytosis. Organisme ini menghasilkan suatu faktor pendeteksi sel (Cell-detaching factor) yang menyebabkan kehancuran sel sehingga mengelupas epitel vagina.

Suatu penelitian juga menunjukkan bahwa gejala trichomoniasis dipengaruhi oleh konsentrasi estrogen vagina, makin tinggi kadarnya maka makin kurang gejala yang ditimbulkan. Β-estradiol diteliti dapat mengurangi aktivitas cell-detaching factor dari trichomonas.

Gejala Klinis : Pasien-pasien dengan trichomoniasis dapat simptomatik atau asimptomatik. Dan biasanya bakteri ini dijumpai secara tidak sengaja pada pemeriksaan sekret vagina. Masa inkubasi berkisar antara 3 hingga 28 hari, rata-rata 7 hari.

Gejala klinis antara lain:

- Dijumpai cairan vagina berwarna kuning kehijauan hingga berbusa, jika pada kasus berat.

- Cairan vagina berbau (fishy odor)

- Gatal

- Rasa panas

- Iritasi

- Dispareunia

- Disuria ringan

- Nyeri abdomen

Pemeriksaan Fisik : pemeriksaan dengan spikulum vagina kadang tampak hiperemis dengan lesi berbintik merah yang sering disebut dengan strawberry servix atau colpitis macularis. Pemeriksaan mikroskopik pada cairan vagina dari colpitis macularis ternyata rata-rata

Page 10: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

terdapat 18 Trichomonas vaginalis per lapangan pandang besar,sedangkan pada yang tidak terdapat colpitis macularis hanya terdapat 7 organisme.

Gambaran strawberry cervix

Diagnosis : Untuk menegakkan diagnosis penyakit ini dapat diperhatikan dari hal-hal berikut.

- Gejala klinis

Diagnosis dapat ditegakkan melalui gejala klinis yang bersifat subjektif maupun objekti. Namun, pada pasien pria hal ini sulit dilakukan karena jumlah trichomonas jauh lebih sedikit dibandingkan dengan wanita penderita trikomoniasis.

- Pemeriksaan mikroskopik

Dilakukan dengan cara membuat sediaan dari sekret vagina yang kemudian ditetesi larutan garam fisiologis di atas gelas objek dan dapat langsung dibaca di bawah mikroskop.

- Pewarnaan

Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pewarnaan gram, untuk melihat morfologi trichomonas. Pemeriksaan mikroskopik lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan acridine orange.

- Kultur

Pemeriksaan ini dilakukan bagi pasien dengan jumlah Trichomonas vaginalis sedikit dan pada wanita penderita trikomoniasis kronik.

- Tes Serologi

Tes ini meliputi antara lain ELISA,Imunofluorecent antibody,latex aglutination,PCR.

Page 11: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

Manajemen Pengobatan : Pengobatan yang dianjurkan adalah :

Metronidazole 2 gr oral dosis tunggal.

Alternatif pengobatan yang lain yang dianjurkan adalah :

Metronidazole 500 mg 2X/hr selama 7 hari.

Metronidazole 2 gr dosis tunggal selama 3-5 hari.

Apabila terjadi gagal pengobatan ulangan pada pria maka diberikan Metronidazole multidosis selama 7 hari.

Pengobatan lokal:

Klotrimazole krim 1 % selama 7 hari.

Vaginal tablet 100 mg 1 tablet/hr selama 7 hari.

Komplikasi : Komplikasi yang dapat timbul oleh karena trikomoniasis pada ibu hamil adalah kelahiran prematur dan endometritis post partum.

Candidiasis

Definisi : adalah suatu infeksi yg bersifat akut atau subakut yang disebabkan oleh Candida albicans, atau kadang species Candida Iainnya (Candida glabrata, Candida parapsilosis, Candida tropikalis)

Keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans umumnya dipicu oleh faktor dari dalam maupun luar tubuh seperti :

- Kehamilan- Obesitas / kegemukan- Pemakaian pil KB- Obat-obatan tertentu seperti steroid, antibiotik- Riwayat diabetes / penyakit kencing manis- Daya tahan tubuh rendah- Iklim, panas, kelembaban

Prevalensi : Kandidiasis vulvovaginal menyerang kebanyakan wanita setidaknya satu kali dalam periode kehidupannya dengan perkiraan nilai rata-rata 70-75 % yang setidaknya 40-50% akan mengalami rekurensi.

Etiologi : jenis candida yang paling banyak menyebabkan candidiasis adalah Candida albicans. Sebagian kecil lainnya disebabkan oleh Candida glabrata, Candida tropicalis, Candida parapsilosis.

Patogenesis :

Page 12: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

Mencapai vagina terutama dari perianal

Candida à organisme oportunis

Candidaà bisa komensal atau patogen pada vaginaà perubahan lingkungan vagina diperlukan sebelum organisme ini menimbulkan efek patologis.

Gejala dan tanda : Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada pada candidiasis adalah:

Gejala Khas: Gatal dan vaginal discharge

Gambaran khas àVaginal thrushà bercak putih terdiri dan gumpalan jamur & jar. nekrosis sel epitel yang menempel pada dinding vagina

Gejala lainnya: nyeri vagina, rasa panas pada vulva, dispareunia, dan disuri eksterna

Pruritus akut & keputihan (fluor albus) merupakan keluhan awal

Gejala paling sering adalah pruritus vulva

Mukosa vagina kemerahan, pembengkakan pada labia dan vulva.

Diagnosis : Anamnesis disertai temuan klinis dan pemeriksaan mikroskopik sudah memedai untuk menegakkan diagnosis kandidiasis pada sebagian besar pasien. Pemeriksaan mikroskopis sekret vagina dengan larutan KOH 10% akan emperlihatkan hifa bercabang dan pembentukan tunas (budding) khas kandidiasis. Pemeriksaan ini bersifat diagnostik pada 65 % sampai 85% perempuan simtomatik. Selama infeksi kandida, vagina mempertahankan pH normal 4.0 sampai 4,5. pada perempuan simtomatik, dan pada semua perempuan dengan kandidas rekuren, harus dilakukan biakan vagina apabila hasil pemeriksaan mikroskopik negatif. Namun, hasil biakan yang positif pada perempuan asimtomatik seyogyanya tidak menyebabkan pembarian terapi karena C. Albicans adalah flora komensal di vagina sebagaian besar perempuan.

Manajemen pengobatan : Pengobatan candidiasis dilakukan secara intravaginal dengan regimen sebagai berikut.

Butoconazole 2% kream, 5 grà 3 hr

Butoconazole 2% kream, 5 gr, aplikasi intravagina tunggal

Clotrimazole 1% kream, 5 gr à 7-14 hr

Clotrimazole 100 mg, vaginal tablet à 7 hr

Clotrimazole 100 mg, vaginal tablet, 2 tablet à 3 hr

Clotrimazole 500 mg, vaginal tablet, 1 tablet dalam aplikasi tunggal

Miconazole 100 mg, vaginal suppositoria, 1 suppositoria à 7 hr

Page 13: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

Miconazole 200 mg, vaginal suppositoria, 1 suppositoria à 3 hr

Nystatin 100,000 unit, vaginal tablet, 1 tablet à 14 hr

Tioconazole 6,5% ointment, 5 gr, intravagina dalam aplikasi tunggal

Terconazole 0,4% kream, 5 gr, intravaginal à 7 hr

Terconazole 0,8% kream, 5 gr, intravaginal à 3 hr

Terconazole 80 mg, vagina suppositoria, I suppositoria à 3 hr

Komplikasi : Pada penderita dengan imunokompeten jarang mendapatkan komplikasi

Kesimpulan Pembahasan

Gambar tabel perbedaan karakteristik dari vaginitis

Page 14: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

Kesimpulan Kasus

Nyonya Ita dalam kasus ini menderita suatu keadaan yang disebut keputihan. Karena kurangnya informasi yang diberikan dalam rekam medisnya, maka untuk menegakkan diagnosis diperlukan anamnesis, pemfis dan pemeriksaan penunjang yang lebih banyak lagi. Mengingat keputihan dapat disebabkan banyak hal, maka penanganan yang benar akan mengurangi resiko timbulnya gejala berulang dan eradikasi patogen menjadi lebih baik. Keputihan sangat mengganggu aktivitas penderitanya sehingga pendeteksian dini dan upaya pencegahan sangat penting dilakukan.

Page 15: Laporan PBL Modul Keputihan III_Klp.14

DAFTAR PUSTAKA

Bahan kuliah reproduksi

Buku ajar kulit dan kelamin FK UI

Petrin D, Delgaty K, Bhatt R, and Garber G. Clinical and Microbiological Aspects of Trichomonas vaginalis available in http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC106834/

IMS Health, Integrated Promotional Services, IMS Health Report, 1966–2008 Hardcopy

available in http://www.cdc.gov/std/stats08/figures/49.htm

Adriyani, Yunilda. Trikomoniasis. Dept. Parasitologi Fakultas Kedokteran USU