laporan observasi pedagang tradisional
TRANSCRIPT
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Al-Qur’an memandang manusia sebagai makhluk moral, yang mampu
membedakan antara yang baik dan yang buruk, serta memiliki kebebasan untuk memilih
keduanya. Al-Qur’an menyebut kemampuan manusia untuk menjadi baik atau buruk,
sebagaimana dinyatakan dalam surat 91 ayat 7-10 :
“Demi sukma dan penyempurnaannya (Allah) mengilhami (sukma) kejahatan dan
kebaikan. Sungguh, bahagialah siapa yang menyucikannya, dan rugilah siapa yang
mencemarkannya”.
Islam membenarkan setiap kegiatan bisnis sepanjang tidak menyakiti oranga atau
masyarakat secara keseluruhan. Karenanya, kode etik bisnis sebagaimana yang di atur
dalam hukum islam, menjelasakan mana perilaku yang dibenarkan mana yang tidak yang
menyangkut kegiatan bisnis dan pengambilan Keputusan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah-masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku ekonomi dalam islam ?
2. Bagaimana proses penggolongan tipologi manusia dalam islam dikalangan
pedagang?
3. Bagaimana perilaku produsen terhadap konsumen ?
4. Bagaimana perilaku konsumen terhadap produsen ?
5. Bagaimana bisnis dalam islam bisa berjalan dengan baik ?
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 1
1.3 Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dapat dilakukan lebih cermat, permasalahan dibatasi pada poin
kesatu, dan kedua yaitu :
1. Pengertian perilaku ekonomi dalam islam.
2. Penggolongan tipologi manusia dalam islam di kalangan padagang.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah diatas,
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku ekonomi dalam islam ?
2. Bagaimana proses tipologi manusia dalam islam di kalangan pedagang ?
1.5 Tujuan
Penulisan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
Mengetahui tipe-tipe atau tipologi manusia dalam islam di kalangan pedagang
pasar tradisional setempat dengan cara menggolongkan dan menganalisis data wawancara
yang telah dilakukan.
1.6 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah :
1. Dapat menjelaskan prinsip-prinsip perilaku ekonomi dalam islam.
3. Dapat mengetahui tipologi manusia dalam islam di kalangan pedagang.
4. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perilaku ekonomi dalam
Islam serta mengetahui cara berbisnis islami yang baik.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 2
1.7 Sistematika Penulisan
Karya tulis ini disusun berdasarkan sistematika penulisan yang secara garis besar
terdiri atas :
BAB I Pendahuluan
Meliputi: Latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Meliputi : Tipologi Manusia Dalam Islam, Produsen dan Perilaku Produksi
dalam Islam, Konsumen dan Perilaku Konsumsi dalam Islam, Tiga
Elemen Besar Bisnis Islami, Praktek Bisnis Islami, Praktek Bisnis
Terlarang.
BAB III Metodologi Penelitian
Meliputi : Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Alat dan Bahan, Waktu
dan Tempat Penelitian, Bentuk Penelitian, dan Langkah Kerja.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Meliputi : Hasil penelitian dan Analisis data.
BAB V Penutup
Meliputi : Kesimpulan dan Saran.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 3
BAB II
Landasan Teori
2.1 Tipologi Manusia Dalam Islam
Al-Qur’an dengan berbagai cara telah menyebut manusia sebanyak 391 kali.
Namun demikian, para sarjana muslim umumnya mengelompokkan manusia kedalam
tiga kategori sebagai berikut :
2.1.1 Materialistis (Dahriyyin)
Materialistis adalah tipe manusia yang hidup hanya untuk dunia dan
kesenangan. Mereka ini orang-orang yang berkeyakinan dan berperilaku
materialis yang lekat dengan doktrin materialistis, tidak mempercayai adanya
akhirat dimana manusia akan diminta pertanggungjawabannya atas kebaikan dan
keburukan yang dilakukan. Mereka berkata dalam Al-Qur’an (QS.23:37) bahwa:
“Tiadayang lain selain kehidupan kita didunia ini. Kita mati dan kita hidup.
Tetapi takkan pernah kita dibangkitkan kembali”.
2.1.2 Spiritualis (Rabbaniyyun)
Spiritualis adalah tipe manusia yang tidak memiliki pandangan yang jelas
tentang kepribadiannya. Mereka yang termasuk kelompok ini (walau diantara
mereka percaya kepada Tuhan dan hari kiamat, dan secara teratur pergi ketempat
ibadah) sepenuhnya memisahkan keyakinan dan pelaksanaan agama dari
kehidupan nyata sehari-hari.Al-Qur’an menyebutnya sebagai orang-orang yang
akan merugi di hari kiamat (QS.18:103-105) :
“Tanyakanlah, akankah Kami ceritakan kepadamu tentang orang-orang yang
paling merugi dalam amalnya?. Mereka yang sia-sia usahanya dalam hidup di
dunia ini , sedang mereka mengira melakukan pekerjaan yang baik?. Merekalah
yang mengingkari ayat-ayat Tuhannya, dan pertemuan dengan (Tuhannya), maka
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 4
sia-sialah amal mereka. Dan tiada amalnya itu Kami anggap berharga pada hari
kiamat”.
2.1.3 Insan Sejati (Al-Mukminun)
Insan sejati adalah tipe manusia yang menerima kehidupan dunia sebagai
tempat menanam benih bagi kehidupan diakhirat dan percaya pada Allah dan
mengetahui inti sari dan makna kehidupan dunia dan akhirat, serta mampu
menghubungkan keduanya. Mereka yang selalu berdo’a kepada Allah,
sebagaimana dinyatakan dalam (QS.2:201) :
“Dan diantara mereka ada yang berdo’a, “Tuhan kamil Berilah kami kebaikan di
atas dunia. Dan berilah kami kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari azab api
(neraka)”.
2.2 Produsen dan Perilaku Produksi Dalam Islam
Produksi adalah penyediaan atau suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam
bentuk barang maupun jasa. Perusahaan atau perseorangan yang melakukan kegiatan
produksidisebut produsen. Contoh : pabrik baterai yang memproduksi batu baterai,
tukang mie ayam yang membuat mie yamin, tukang pijat urut yang memberikan
pelayanan jasa pijat urut kepada para pelanggannya. Berproduksi hukumnya mubah dan
jelas berdasarkan As-sunnah. Adapun faktor-faktor produksi dalam islam adalah:
2.2.1 Alam
Segala sesuatu yang sudah tersedia di alam ini, yang diambil oleh manusia
dengan suatu pengorbanan. Faktor alam ini biasa dijadikan tempat atau lokasi
perusahaan untuk dijadikan bahan baku industri. Misalnya: tanah, air., kayu,
hutan, ikan dilaut, barang tambang dan lain sebagainya. Semua sumber daya alam
ini tidak tersedia dengan sendirinya, tapi diatur oleh Yang Maha Kuasa. Cuaca,
iklim, curah hujan, musim kering, tidak terlepas dari pengaturan-Nya.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 5
2.2.2 Tenaga Kerja
Islam mengajarkan bahwa tenaga kerja yang dipekerjakan dalam
perusahaan mereka adalah partner atau mitra kerja pengusaha. Tidak boleh terjadi
pertentangan kepentingan pengusaha dan pekerja, sebab mereka saling membantu
dalam menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat banyak. Oleh
karena itu pengusaha harus memberi upah yang layak begi pekerjanya.
2.2.3 Modal
Sebagai alat yang berguna untuk produksi selanjutnya, dan islam
mengajarkan harus bebas dari bunga. Yaitu kita pakai teknik-teknik dan metode
yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Alat ini dapat dilihat dalam berbagai
bentuk seperti mesin pabrik, mesin kantor, bangunan toko yang disewakan dan
kendaraan yang digunakan untuk menghasilkan guna mencapai produksi yang
lebih besar.
2.2.4 Skill atau Manajemen
Manusia sebagai sumber daya utama dalam mengelola bisnis perusahaan
haruslah yang ahlinya. Karena pelaksanaan kegiatan produksi saat ini yang sudah
menggunakan mesin serba canggih dan tidak bisa dilakukan oleh orang awam,
tetapi harus sudah menggunakan manajemen yang baik yaitu orang-orang ahli.
Dengan demikian, semua kegiatan perekonomian haruslah didasari keterampilan
dan keahlian. Jika tidak, maka dikhawatirkan akan hancur atau tidak mencapai
hasil. Hal ini telah diperingatkan oleh Rasulullah SAW :
“Jika diserahkan sesuatu urusan (pekerjaan) pada orang yang bukan ahlinya,
maka tunggulah kehancurannya”. (HR.Bukhari)
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 6
2.3 Konsumen dan Perilaku Konsumsi Dalam Islam
Konsumsi adalah permintaan sedangkan produksi adalah penyediaan. Konsumsi
dapat pula diartikan sebagai aktivitas memakai atau menggunakn suatu poduk barang
atau jasa yang dihasilkan oleh para produsen. Perusahaan atau perseorangan yang
melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen. Contoh konsumsi dalam kehidupan kita
sehari-hari sereti membeli beras di toko, pergi ke dokter ketika kita sakit.
Kebutuhan konsumen yang kini dan yang telah diperhitungkan sebelumnya,
merupakan insentif pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonominya sendiri. Mereka mungkin
tidak hanya menyerap pendapatannya tetapi juga memberi insentif untuk
meningkatkannya. Hal ini mengandung arti bahwa pembicaraan mengenai konsumsi
adalah primer, dan hanya menunjukkan kemampuannya untuk memahami dan
menjelaskan prinsip produksi maupun konsumsi, mereka dapat di anggap kompeten
untuk mengembangkan hukum-hukum nilai dan distribusi. Perbedann antara ilmu
ekonomi modern dan ekonomi islam dalam hal konsu msi terletak pada cara
pendekatannya dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Islam tidak mengakui kegemaran
materialistis semata-mata dari pola konsumsi modern.
Selanjutnya Perintah islam mengenai konsumsi ini dikendalikan oleh lima prinsip:
2.3.1 PrinsipKeadilan (Al-Baqarah ayat 168)
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi”.Syarat ini mengandung arti penting mengenai mencari rezeki
secara halal dan tidak dilarang hukum.
2.3.2 Prinsip Kebersihan
Syarat kedua yang tercantum dalam kitab suci Al-Qu’ran maupun sunnah
tentang makanan ialah harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak kotor ataupun
menjijikan sehingga merusak selera. Karena itu tidak semua yang diperkenankan
boleh dimakan atau diminum dalam semua keadaan. Dari semua yang
diperbolehkan makan dan minumlah yang bersih dan bermafaat.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 7
2.3.3 Prinsip Kesederhanaan
Prinsip ketiga yang mengatur perilaku manusia dalam mengkonsumsi
adalah sikap sederhana, yang berarti tidak berlebih-lebihan. Walaupun Allah
membolehkan manusia mengkonsumsi semua yang halal dan semua yang baik
atau berfaedah, tetapi haruslah sekedar keperluan jangan berlebih-lebihan.
2.3.4 Prinsip Kemuliaan Hati
Prinsip keempat dengan mentaati perintah islam tidak ada bahaya maupun
dosa ketika makan dan minum yang halal yang telah disediakan Allah karena
kemurahan hati-Nya. Selama maksudnya untuk kelangsungan hidup dan
kesehatan ya ng lebih baik, dengan tujuan menunaikan perintah Allah dengan
keimanan yang kuat dalam tuntunan-Nya (QS.Al-Maidah,5:96).
2.3.5 Prinsip Moralitas
Bukan hanya mengenai makanan dan minuman langsung tetapi dengan
tujuan terakhirnya, yakni untuk peningkatan atau kemajuan nilai-nilai moral dan
spiritual. Seorang muslim diajarkan untuk menyebutkan nama Allah sebelum
makan dan menyatakan terimakasih kepada-Nya setelah makan. Dengan
demikian, ia akan merasa kehadiran illah pada waktu memenuhi keinginan-
keinginan fisiknya. Hal ini penting artinya, karena islam menghendaki perpaduan
nilai-nilai hidup material dan spiritual yang berbahagia.
2.4 Tiga Elemen Besar Bisnis Islami
2.4.1 Mengetahui Investasi Modal yang Sabaik-baiknya
Menurut Al-Qur’an, tujuan seluruh aktivitas manusia hendaknya diniatkan
untuk mencapai keridhaan Allah. Dengan demikian, investasi milik dan kekayaan
seseorang dalam hal yang benar tidak mungkin untuk dilewatkan penekanannya.
Dengan kata lain, investasi yang terbaik itu adalah jika ia ditujukan untuk
mencapai ridha Allah tadi.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 8
2.4.2 Keputusan yang Sehat
Agar sebuah bisnis sukses dan menghasilakan keuntungan, hendaknya
bisnis tersebut didasarkan pada keputusan yang sehat, bijaksana dan hati-hati.
Hasil keputusan yang sehat dan hati-hati akan nyata, tahan lama, dan bukan hanya
merupakan bayang-bayang yang tidak kekal. Menurut Al-Qur’an bisnis yang
menguntungkan adalah sebuah bisnis yang keuntungannya bukan hanya terbatas
untuk kehidupan di dunia sebagai bentuk keuntungan jangka pendek, namun
keuntungan ini bisa dinikmati di akhirat dengan keuntungan yang berlipat ganda.
Keputusan yang sehat dalam bisnis dapat berupa preferensi pada apa yang disebut
thayyib (baik) dan halal dengan dihadapkan pada sesuatu yang jelek dan haram.
2.4.3 Perilaku yang Benar
Perilaku yang baik dan melakukan kerja yang baik sangatlah dihargai serta
di anggap sebagai suat investasi bisnis yang menguntungkan, karena hal itu akan
menjamin kedamaian di dunia dan akhirat. Panduan tentang bagaimana perilaku
seorang itu diukur dan dinilai telah dipaparkan Al-Qur’an. Maka orang-orang
beriman, standar ukuran perilaku mereka hendaknya selalu diselaraskan dengan
perilaku Rasulullah saw yang kapasitasnya sebagai ekonom yang handal dan
terpercaya (al-amin).
2.5 Praktek Bisnis Islami
Di zaman sekarang ini, kita dihadapkan kepada banyaknya jenis dan macam
pekerjaan. Pekerjaan atau mata pencaharian seseorang kian bertambah banyak sesuai
dengan bertambahnya penduduk dan semakin khususnya keahlian seseorang. Islam
adalah agama yang mengajarkan umatnya untuk aktif bekerja, melakukan usaha Dimuka
bumi dan memakmurkannya. Bahkan islam mengajarkan untuk memakan makanan dari
hasil usaha sendiri, dan dikatakan hal itu lebih baik dari pada makanan hasil meminta-
minta. Nabi Muhammad bersabda :
“Tidaklah sesorang itu memakan yang lebih baik daripada memakan makanan
dari usaha tangannya. Sesungguhnya Nabi Allah Dawud as. Memakan dari hasil usaha
tangannya”.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 9
Perlu diketahui bahwasanya para Nabi pun bekerja dengan profesi yang
bermacam-macam. Mereka tidak mengandalkan hidup kepada orang lain. Sungguh
mereka adalah sebaik-baik contoh dalam segala hal. Dalam suat riwayat Ibnu ‘Abbas
berkata :
“Nabi Adam as, Nabi Ibrahim as, dan Nabi Luth as, menjadi petani. Nabi Nuh as,
menjadi tukang kayu. Nabi Idris as, menjadi penjahit. Nabi Saleh as, menjadi pedagang.
Nabi Dawud as, menjadi pandai besi. Nabi Musa as, Nabi Syuaib as, Nabi Muhammad
saw, menjadi penggembala”. Para sahabat Nabi Muhammad pun juga berdagang di
daratan maupun di lautan, menggarap tanah dan lain sebagainya. Namun sebenarnya,
hanya ada tiga profesi sebagaimana disebutkan oleh Iman Al-Mawarid, bahwa :
“Pokok mata pencaharian tersebut adalah bercocok tanam, perdagangan dan pembuatan
suatu barang”.
2.5.1 Pertanian
Allah SWT, menyuruh untuk mencari nafkah dengan secara halal. Dan
sesungguhnya pertanian adalah salah satu profesi yang halal da dapat dijamin
kehalalannya oleh petani itu sendiri. Di antara kebaikan suatu profesi adalah
dilihat dari kemampuan memberi manfaat bagi orang lain. Bidang pertanian
menyediakan bahan makanan bagi orang banyak, bahkan mahkluk lain seperti
binatang. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua bahan makanan berasal dari
jerih payah para petani. Maka, manfaat pertanian sangat besar untuk
keberlangsungan kehidupan manusia.
Keutamaan pertanian ini dinyatakan pula dalam hadist Rasulullah saw :
“Makanan yang di makan seseorang itu adalah lebih baik jika makanan itu hasil
usaha tangannya sendiri, karena Nabi Daud adalah makan dari hasil
tangannya”. (HR.Bukhari).
Ada beberapa bentuk pertanian menurut konsep islam, antara lain :
a) Agronomi (Bercocok Tanam atau Teknik Budidaya Tanaman)
b) Musaqat (Merawat Tanaman Orang Lain)
c) Menghidupkan Tanah Mati
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 10
d) Muzara’ah (Menggarap Tanah Orang Lain)
e) Al-Ijarah (Sewa-Menyewa)
2.5.2 Jual Beli
Secara terminologi, jual beli adalah sebuah transaksi yang berbentuk serah
terima antara penjual dan pembeli dengan maksud dan tujuan tertentu yang
bersifat kekal. Seorang pembeli menyerahkan uang dan penjual menyerahkan
barang yang dikehendaki pembeli. Jual beli hukumnya boleh, seperti yang
dikatakan oleh imam syafi’i. “Pada dasarnya semua bentuk jual beli hukumnya
mubah apabila kedua belah pihak ridha mengadakan transaksi terhadap barang
halal kecuali hal – hal yang dilarang”. Sah atau tidaknya suatu transaksi jual beli
sangat dipengaruhi oleh terpenuhinya rukun – rukun yang telah di atur oleh
hukum islam. Jumhur Ulama mengajarkan empat rukun jual beli di antaranya :
a) Sighat (Ijab dab Qabul)
b) Al-‘Aqidan (Penjual dan Pembeli)
c) Al-Ma’qud ‘alaih (Barang dan Alat tukar)
2.5.3 Mudharabah
Pada dasarnya merupakan bentuk usaha kemitraan. Secara bahasa berasal
dari kata dharb, yang berarti memukul atau berjalan. Secara terminologi
mudharabah adalah akad kerja sama usaha antar dua pihak, pihak pertama sebagai
pemodal dan pihak kedua sebagai penanggung jawab pengelolaan.
2.5.4 Musyarakah
Pada awalnya, kata syarikah atau musyrakah berarti pencampuran harta
dua orang atau lebih sehingga sulit dipisahkan. Dasar hukum musyarakah adalah
Al-Qur’an (QS.4:12;38:24), hadis dan ijma’. Musyarakah terdiri dari dua jenis
yaitu :
a) Musyarakah Pemilikan yang dapat tercipta karena warisan, wasiat atau hal
lain yang dapat mengakibatkan dua orang atau lebih berkongsi dalam satu
aset.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 11
b) Musyarakah Kontrak tercipta dari hasil kesepakatan antara dua orang atau
lebih dalam pernyataan modal dimana keuntungan dan kerugian ditanggung
mereka secara bersama-sama.
2.6 Praktek Bisnis Terlarang
Islam melarang mengusahakan arta melalui jalan yang tidak memberikan
kemaslahatan umum atau yang menimbulkan kerusakan dan kebinasaan, seperti :
1) Riba, yaitu kelebihan yang di tetapkan dalam transaksi utang piutang.
Mencari keuntungan dari harta yang dihutangkan di anggap mencari untung
dengan mengeksploitasi kesulitan dan kelemahan orang lain dalam
pengadaan harta. Hukum riba adalah haram.
2) Pencurian (QS.5:38 dan 39/ 60:12), perampokan, korupsi, pengambilan hak
orang lain, pengambilan milik umum yang bukan haknya dan sejenisnya.
3) Perdagangan barang – barang yang merusak kesehatan dan kewarasan pikiran
dan barang – barang yang di haramkan agama, minuman yang memabukkan,
berdagang lotere dan sejenisnya.
4) Bisnis judi, hiburan maksiat, pelacuran dan segala yang menimbulkan moral
dan budi.
5) Penyuapan dan komisi – komisi yang dapat menghancurkan nilai hak dan
kesanggupan.
6) Pengadaan secara licik dalam bentuk – bentuk sebagai berikut :
a) Manipulasi, meneyembunyikan aib, mengurangi takaran dan
timbangan barang.
b) Bersumpah atas barang dagangan agar pembeli percaya dan setuju
atas penawarannya.
Semua keuntungan yang diperoleh dengan cara – cara tersebut tidk halal dan
haram dimanfaatkan oleh yang melakukannya.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 12
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, observasi, wawancara.
Metode studi pustaka yaitu sebuah metode dengan cara mengumpulkan sumber-sumber
pustaka dari bebagai buku untuk membahas permasalahan-permasalahan yang muncul.
Metode observasi yaitu sebuah metode dengan melihat langsung permasalan yang diteliti.
Sedangkan metode wawancara yaitu metode yang mendatangkan narasumber untuk
menanggapi masalah yang di teliti.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedagang, dan sampel
penelitian yang diambil “Daging, ayam, Ikan atau Lauk Pauk”.
3.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Tabel 3.4.1 Alat
No. Alat Keterangan
1. Buku catatanSebagai tempat membuat catatan dari
kegiatanwawancara tersebut.
2. PulpenSebagai alat untuk mencatat kegiatan
wawancara tersebut.
3. Kamera HandphoneSebagai alat untuk pendokumentasian
kegiatan wawancara tersebut.
3.3.2 Bahan
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 13
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Tabel 3.4.2 Bahan
No
.Bahan Keterangan
1. Daging SapiSebagai Pembahasan
Laporan Penelitian2. Daging Ayam
3. Ikan
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
Hari : Sabtu
Tanggal : 7 April 2012
Tempat : Pasar Tradisional Malabar Kota Tangerang
3.5 Bentuk Penelitian
Penulis melakukan penelitian dengan wawancara, mencari dan mengumpulkan
data tentang Perilaku Pedagang Dalam Ekonomi Islam, didukung oleh sumber-sumber
dari buku yang terdapat di perpustakaan atau buku pegangan sebagai referensi. Penulis
juga melakukan observasi ke tempat atau pasar tempat berdagang dan melihat proses jual
beli lauk pauk.
3.6 Langkah Kerja
a. Mendatangi pasar yang aka kita jadikan tempat observasi
b. Memilih beberapa pedagang yang akan kit wawancarai
c. Setelah itu menanyakan beberapa pertanyaan kepada pedagang tersebut
yang hasilnya nanti akan kita jadikan laporan observasi di mata kuliah PAI
II ini
d. Menganalisis data wawancara yang telah kita lakukan sebelumnya
e. Mengambil kesimpulan dari hasil wawancara tersebut yang ditujukan
untuk menggolongkan pedagang tersebut kedalam tipe topologi manusia
yang dibahas dalam materi PAI II ini.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 14
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
Penulis melakukan penelitian dengan metode wawancara dan observasi. Setelah
melakukan wawancara dan pengamatan, penulis mendapatkan hasil wawancara sebagai
berikut :
Pertanyaan Untuk Pedagang :
1. Sejak dari kapan mulai berdagang ?
2. Di pasar mana pertama kali berdagang ?
3. Berapa modal awal yang digunakan ?
4. Berapa keuntungan yang diperoleh perhari atau perbulannya ?
5. Apakah hasilnya dapat mencukupi kebutuhan keluarga ?
6. Apakah ada usaha lain selain usaha tersebut ?
7. Apakah ada suka duka pedagang yang dialami pada saat berdagang ?
8. Apakah ada timbangan yang berstandar yang diberikan pemerintah ?
9. Apakah pedagang tersebut mempunyai timbangan sendiri ?
10. Timbangan mana yang dipakai ?
11. Apakah ada kontrol timbangan dari pemerintah , Berapa bulan sekali ?
12. Bagaimana menyiasati timbangan untuk jenis barang yang berbeda-beda, ada
yang pas ditimbang 1 kg ada juga yang tidak ?
13. Bagaimana menghadapi konsumen rewel yang selalu ingin minta tambahan ?
14. Bagaimana cara menimbang yang baik ?
15. Apakah pedagang tersebut punya pelanggan khusus ?
16. Bagaimana cara menjaga hubungan dengan konsumen agar tetap berlangganan ?
17. Bagaimana jika datang waktu sholat, apakah akan meninggalkan barang dagangan
tersebut atau ada yang menggantikan berjualan, dan Dimanakah melaksanakan
sholatnya ?
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 15
Jawaban Pedagang :
1) Pedagang 1 (Pedagang Ayam)
Sejak tahun 1987.
Di pasar tradisional Malabar.
Tidak menggunakan modal awal (Menggunakan sistem ambil barang
terlebih dahulu kapada tengkulak ayam kandang milik orang lain, Setelah
barang terjual barulah membayar semua ayam tersebut dengan perharinya
bisa menghabiskan 150 ekor ayam, Jika menggunakan modal kira-kira 4
juta biayanya).
Keuntungan rata-rata Rp.400.000 /hari.
Cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Tidak ada usaha lain.
Suka nya : Kalau habis barang dagangan biasanya dagang dari pagi
sampai jam 1 siang.
Duka nya : Kalau barang dagangan tidak habis atau masih ada sisanya
biasanya digoreng sendiri untuk lauk makanan anak sendiri.
Tidak ada timbangan berstandar dari pemerintah.
Punya timbangan sendiri.
Timbangan sendiri.
Terdapat pengontrolan dari pemerintah (Sistem cek timbangan dan cek
kelayakan/kesehatan dari barang dagangan itu sendiri). 4 bulan sekali.
Barang yang dijual ada yang ekoran dan ada yang kiloan, lain – lain
perpotongan. 1 ekor harganya tergantung kiloan dari kandang. (harga
ayam juga bervariasi yang besar bisa mencapai Rp.30.000 - Rp. 40.000 /
ekor.
Kalau ada konsumen rewel produsen tersebut selalu memberikannya
(Ceker / kepala).
Cara menimbang yang baik dengan mengukur timbangannya dengan pas.
Pelanggan khusus banyak (Terutama tukang sate dan mie ayam).
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 16
Cara menjaga hubungan dengan konsumen agar tetap berlangganan, ya
pastinya ramah, menjamin barang yang dijual itu baik untuk dikonsumsi.
memberlakukan harga dengan harga yang wajar.
Jika datang waktu sholat, bergantian dengan orang lain untuk menjaga
dagangannya tersebut. Di masjid belakang pasar (Masjid Al-Ikhlas).
Analisis Data Pedagang 1 :
Menurut Penelitian, Landasan Teori. Pedagang tersebut Termasuk kedalam tipe
topologi manusia Insan Sejati (Al-Mukminun). Karena disamping dia melakukan
kegiatan ekonomi yang berfokus pada penjualan ayam, ia juga tetap melakukan ibadah
sholat 5 waktu dengan baik. Tipe manusia insan sejati digolongkan sebagai tipe manusia
yang menerima kehidupan dunia sebagai tempat menanam benih bagi kehidupan di
akhirat dan percaya kepada Allah dan mengetahui intisari dan makna kehidupan dunia
dan akhirat, serta mampu menghubungkan keduanya.
2) Pedagang 2 (Pedagang Ayam)
Sejak tahun 1997.
Pasar tradisional Malabar.
Modal awal Rp.200.000 (Dengan perharinya menghabiskan 40 ekor
ayam).
Keuntungan rata – rata Rp.25.000 / hari.
Cukup untuk mecukupi kebutuhan keluarga (Karena dibantu suami juga
yang sama – sama berdagang ayam di pasar lain).
Tidak ada usaha lain.
Suka nya : Kalau dagangan habis.
Duka nya : Kalau dagangannya tidak laku.
Tidak ada timbangan berstandar dari pemerintah.
Punyai timbangan sendiri.
Timbangan sendiri.
Terdapat pengontrolan dari pemerintah (Sistem cek timbangan dan cek
kelayakan/kesehatan dari barang dagangan itu sendiri). 6 bulan sekali.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 17
Menyiasati timbangan dengan cara menambahkan barang dagangan
jikalau kurang pas ditimbang.
Kalau ada konsumen rewel produsen tersebut selalu memberikannya
(Ceker / kepala).
Pelanggan khusus ada (Warteg).
Cara menimbang yang baik dengan mengukur timbangannya dengan pas
Cara menjaga hubungan terhadap konsumen agar tetap berlangganan,
menjaga hubungan dengan baik dan menyikapinya dengan ramah.
Jika datang waktu sholat (Biasanya jam 12 sudah pulang). Sholat dirumah.
Analisis Data Pedagang 2 :
Menurut Penelitian, Landasan teori. Perilaku ekonomi dalam islam pedagang
tersebut termasuk kedalam golongan tipologi manusia yang materialistis (Dahriyyin)
karena tipe materialistis ini termsuk tipe manusia yang hidup hanya untuk dunia dan
kesenangan. Mereka ini orang-orang yang berperilaku materialis yang lekat dengan
doktrin materialis. Tipe ini hanya memikirkan keuntungan yang didapatkan semata tanpa
memikirkan kehidupan akhirat. Yang melakukan tindakan “curang” dalam melakukan
kegiatan ekonominya tersebut.
3) Pedagang 3 (Pedagang Daging Sapi)
Sejak tahun 2000.
Di pasar Jatinegara (dagang kelapa).
Modal awal Rp.10.000.000 (Menggunakan sistem ambil barang terlebih
dahulu kapada tengkulak daging sapi tersebut, Setelah barang terjual
barulah membayar semua daging tersebut dengan perharinya bisa
menghabiskan 150 Kg daging sapi).
Keuntungan rata-rata Rp.200.000 /hari.
Cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Tidak ada usaha lain.
Suka nya : Kalau habis barang dagangan.
Duka nya : Kalau barang dagangan tidak habis atau masih ada sisanya.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 18
Ada timbangan berstandar dari pemerintah.
Punya timbangan sendiri.
Timbangan dari pemerintah.
Terdapat pengontrolan dari pemerintah (Sistem cek timbangan dan cek
kelayakan/kesehatan dari barang dagangan itu sendiri). 3 bulan 2 kali atau
4 bulan sekali.
Cara menyiasati timbangan yang lebih dikurangi dagingnya, Harga 1 Kg
danging Rp.70.000, tetelan Rp.40.000, Kaki Rp.65.000, Otak Rp.25.000 /
Kilo.
Kalau ada konsumen rewel produsen tersebut selalu memberikannya
sepotong daging atau beberapa tetelan, kalau ada yang minta kurangi
harga mungkin bisa dikurangi 2 ribu dari pembelian daging tersebut.
Cara menimbang yang baik dengan mengukur timbangannya dengan pas
sesuai ukuran.
Pelanggan khusus ada (Terutama penjual bakso).
Cara menjaga hubungan dengan konsumen agar tetap berlangganan, ya
pastinya ramah, menjamin barang yang dijual itu baik untuk dikonsumsi,
untuk wanita diberikan bonus potongan daging dan untuk laki-laki
diberikan rokok atau kopi.
Jika datang waktu sholat, bergantian dengan orang lain (anak buah) untuk
menjaga dagangannya tersebut. Di masjid belakang pasar (Masjid Al-
Ikhlas)
Analisis pedagang 3 :
Menurut penelitian, Landasan teori. Pedagang tersebut termasuk kedalam tipe
tipologi manusia Insan Sejati. Karena disamping dia melakukan kegiatan ekonomi yang
berfokus pada penjualan ayam, ia juga tetap melkukan ibadah sholat 5 waktu dengan
baik. Tipe manusia insan sejati digolongkan sebagai tipe manusia yang menerima
kehidupan dunia sebagai tempat menanam benih bagi kehidupan di akhirat dan percaya
kepada Allah dan mengetahui intisari dan makna kehidupan dunia dan akhirat, serta
mampu menghubungkan keduanya.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 19
4) Pedagang 4 (Pedagang Ikan)
Sejak tahun 1992.
Di pasar tradisional Malabar.
Modal awal kepercayaan Rp.1.000.000 (Dengan sedia barang dagangan 2
Kwintal / hari).
Keuntungan rata-rata Rp.300.000 /hari.
Dibilang cukup ya cukup, dibilang kurang ya mau gimana lagi untuk
mencukupi kebutuhan keluarga. Apalagi ada isu BBM naik, nah itulah
yang menjadi faktor utama kemungkinan besar harga ikan pula akan
melonjak.
Tidak ada usaha lain.
Suka nya : Kalau habis barang dagangan senang.
Duka nya : Kalau barang dagangan tidak habis atau masih ada sisanya.
Tidak ada timbangan berstandar dari pemerintah.
Punya timbangan sendiri.
Timbangan sendiri.
Terdapat pengontrolan dari pemerintah (Sistem cek timbangan dan cek
kelayakan/kesehatan dari barang dagangan itu sendiri). 1 Tahun sekali.
Cara menyiasati kadang- kadang ditambah lebih.
Kalau ada konsumen rewel, produsen tersebut bekerja secara profesional
konsumen minta tambah ya diberikan saja.
Cara menimbang yang baik dengan mengukur timbangannya dengan pas
dimulai dengan angka 0 kg pasti pas.
Pelanggan khusus banyak (Terutama Warung padang).
Cara menjaga hubungan dengan konsumen agar tetap berlangganan, ya
pastinya ramah, bersikap baik, sopan, memberikan barang dengan kualitas
prima tentunya.
Jika datang waktu sholat, bergantian dengan orang lain untuk menjaga
dagangannya tersebut. Di masjid belakang pasar (Masjid Al-Ikhlas).
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 20
Analisis Pedagang 4 :
Menurut penelitian landasan teori pedagang ikan ini termasuk kedalam golongan
tipologi manusia spiritualis (Rabbaniyyun) tipe ini termasuk tipe manusia yang tidak
memiliki pandangan yang jelas tentang kepribadiannya, mereka yang termasuk kelompok
ini (walau diantara mereka percaya kepada Tuhan dan hari kiamat, dan secara teratur
pergi ke tempat ibadah) sepenuhnya memisahkan keyakinan dan pelaksanaan agama dari
kehidupan nyata sehari-hari. Al-quran menyebutnya sebagai orang-orang yang akan
merugi di hari kiamat.
5) Pedagang 5 (Pedagang Ikan)
Sejak tahun 2010.
Di pasar tradisional Malabar.
Modal awal kisaran Rp.4.000.000.
Keuntungan rata – rata Rp.300.000 – Rp.400.000 /hari.
Dicukupi saja untuk kebutuhan setiap harinya.
Tidak ada usaha lain.
Suka nya : Mendapatkan keuntungan yang besar jika dagangan habis.
Duka nya : Kalau barang dagangan tidak habis atau masih ada sisanya.
Ada timbangan berstandar dari pemerintah.
Punya timbangan sendiri.
Timbangan standar pemerintah.
Terdapat pengontrolan dari pemerintah (Sistem cek timbangan dan cek
kelayakan/kesehatan dari barang dagangan itu sendiri). 1 Tahun sekali.
Cara menyiasati jika berat timbangan kurang atau lebih didiamkan saja.
Kalau ada konsumen rewel, produsen tersebut bekerja secara profesional
konsumen minta tambah ya diberikan saja tetapi sebatas potongan –
potongan ikan kecil.
Cara menimbang yang baik dengan mengukur timbangannya dengan pas,
menimbang barang dagangan sesuai dengan permintaan konsumen.
Pelanggan khusus ada.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 21
Cara menjaga hubungan dengan konsumen agar tetap berlangganan, ya
pastinya ramah, bersikap baik, sopan.
Jika datang waktu sholat, bergantian dengan orang lain untuk menjaga
dagangannya tersebut. Di masjid belakang pasar (Masjid Al-Ikhlas).
Analisis Data Pedangan 5 :
Menurut penelitian landasan teori pedagang ikan ini termasuk kedalam golongan
tipologi manusia spiritualis (Rabbaniyyun) tipe ini termasuk tipe manusia yang tidak
memiliki pandangan yang jelas tentang kepribadiannya, mereka yang termasuk kelompok
ini (walau diantara mereka percaya kepada Tuhan dan hari kiamat, dan secara teratur
pergi ke tempat ibadah) sepenuhnya memisahkan keyakinan dan pelaksanaan agama dari
kehidupan nyata sehari-hari. Al-quran menyebutnya sebagai orang-orang yang akan
merugi di hari kiamat.
Pertanyaan Untuk Pembeli :
1. Biasanya seberapa sering anda mengkonsumsi daging, ayam dan ikan ?
2. Menurut anda apakah harga-harga daging, ayam dan ikan terbilang mahal atau
tidak ?
3. Apakah anda menjadi pelanggan tetap dari pedagang tersebut ?
4. Puaskah anda dengan membeli daging, ayam atau ikan (kualitas) kepada
pedagang tersebut dan apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
pedagang tersebut ?
Jawaban Pembeli :
1) Pembeli 1
Tidak sering atau jarang. Tergantung permintaan orang rumah.
Harga terbilang tidak terlalu mahal.
Ya. Saya memang pelanggan tetapnya.
Puas dengan pelayanan yang sangat baik.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 22
2) Pembeli 2
Untuk daging jarang, paling diacara tertentu. Paling banter tetelan buat
sop, kalau ayam dan ikan lumayan sering.
Untuk harga sedang buat keluarga saya sesuai pendapatan.
Ya. Saya memang sering sekali beli di pedagang ini.
Kualitas dagingnya baik tidakdiberi bahan-bahan yang membahayakan.
3) Pembeli 3
Sering, setiap seminggu sekali wajib membeli daging sebagai konsumsi
yang lumayan bagus untuk tubuh.
Harga lumayan pas dikantong sesuai pendapatan.
Ya. Saya senang belanja di pedagang ini karena memberikan kualitas yang
tidak mengecewakan.
Kualitas Boleh diacungkan jempol dan Pelayanan sangat baik.
4) Pembeli 4
Tidak begitu sering. Ini saya sebagai pembeli hanya membeli untuk acara
pesta.
Harga sepertinya terlalu mahal bagi saya.
Saya bukan pelanggan karena baru ini saya belanja disini.
Kualitas baik dan pelayanan juga baik.
5) Pembeli 5
Saya sering membeli ikan, udang dan segala macamnya.
Harga terbilang cukup sedang.
Saya bukan pelanggan di pedagang tersebut.
Saya sempat kecewa dengan kualitas barang yang dijual, saya pikir udang,
ikan dan lainnya itu diawetkan menggunakan pengawet yang cukup
berbahaya. Terlihat dari teksturnya dan baunya.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 23
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari hasil wawancara dan pengamatan yang kami lakukan di pasar tradisional
malabar karawaci , maka dapat diketahui berbagai macam tipologi manusia di kalangan
pedagang dari mulai tipe manusia yang Materialistis, Spiritualis serta Insan Sejati.
Observasi yang kami lakukan terhadap kelima pedagang tersebut diketahui dua
diantaranya memilik tipe Spiritualis yang melekat pada pedagang ikan, 2 pedagang Insan
Sejati yang melekat pada pedagang pertama yaitu pedagang ayam dan pedagang daging,
serta ada satu pedagang dengan tipe Materiaistis yang melekat pada pedagang kedua
yaitu pedangan ayam.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis menyampaikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Pemerintah harusnya lebih memperhatikan lagi perilaku ekonomi islam
dikalangan pedagang saat ini.
2. Pedagang harusnya lebih ramah kembali dalam melayani konsumen serta
jangan ada perbuatan curang yang dilakukan oleh pedagang terhadap
konsumen karena itu sangat merugikan konsumen.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 24
DAFTAR PUSTAKA
Sujanah, Nanah.2011.Ekonomi Islam Berbasis Pertanian Edisi
Ketiga.Serang:Tiara Kerta Jaya.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 25
LAMPIRAN
Biodata Narasumber1) Pedagang 1 (Pedagang Ayam)
Nama : Bapak Sugeng
Umur : 53 Tahun
Alamat : Jln.Parango Raya No.57 Kec.Karawaci Kota Tangerang
Nama Istri : Siti Khodijah
Status Rumah : Rumah Pribadi
Jumlah Anak : 2 (Dua)
: Kedua anaknya sudah bekerja di pabrik plastik dan sales manajerial
pabrik coklat BT.Cocoa Tangerang.
2) Pedagang 2 (Pedagang Ayam)
Nama : Ibu Iwan
Umur : 42 Tahun
Alamat : Jln. Merah Delima
No.23 Kec.Uwung Jaya
Kota Tangerang
Nama Suami : Bapak Katimin
Status Rumah : Rumah Pribadi
Jumlah Anak : 3 (Tiga)
Anak pertama bekerja
pada perusahaan ban
PT.Gajah Tunggal T.bk.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 26
Anak kedua kuliah di Unis
Tangerang.
Anak ketiga sekolah di SMP Darul Hikam Tangerang.
3) Pedagang 3 (Pedagang Daging)
Nama : Kakak Emi
Umur : 22 Tahun
Alamat : Jln.Mataram Perum 4
Kec.Cibodas Kota
Tangerang
Nama Istri : -
Status Rumah : Rumah Pribadi
Jumlah Anak : -
4) Pedagang 4 (Pedagang Ikan)
Nama : Bapak Hendri
Umur : 33 Tahun
Alamat : Kampung Baru
Kec.Sangiang Kota Tangerang
Nama Istri : Nurhayati
Status Rumah : Kontrakan
Jumlah Anak : 2 (Dua)
: Anak pertama sekolah SD Periuk 1, Anak kedua masih di dalam perut
sang ibu.
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 27
5) Pedagang 5 (Pedagang Ikan)
Nama : Bapak Mail
Biharja
Umur : 27 Tahun
Alamat : Jln.Dipati Ukur
No.104
Kec.Cibodas Kota
Tangerang
Nama Istri : Ichah
Status Rumah : Kontrakan
Jumlah Anak : 1 (Satu) baru
berumur 2 tahun
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 28
Daftar Gambar
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 29
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 30
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 31
| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 32