laporan observasi pedagang tradisional

46
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Al-Qur’an memandang manusia sebagai makhluk moral, yang mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk, serta memiliki kebebasan untuk memilih keduanya. Al-Qur’an menyebut kemampuan manusia untuk menjadi baik atau buruk, sebagaimana dinyatakan dalam surat 91 ayat 7-10 : “Demi sukma dan penyempurnaannya (Allah) mengilhami (sukma) kejahatan dan kebaikan. Sungguh, bahagialah siapa yang menyucikannya, dan rugilah siapa yang mencemarkannya”. Islam membenarkan setiap kegiatan bisnis sepanjang tidak menyakiti oranga atau masyarakat secara keseluruhan. Karenanya, kode etik bisnis sebagaimana yang di atur dalam hukum islam, menjelasakan mana perilaku yang dibenarkan mana yang tidak yang menyangkut kegiatan bisnis dan pengambilan Keputusan. 1.2 Identifikasi Masalah PAI 2 | Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 1

Upload: fitri-kitting-kiboo

Post on 26-Jul-2015

2.220 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Al-Qur’an memandang manusia sebagai makhluk moral, yang mampu

membedakan antara yang baik dan yang buruk, serta memiliki kebebasan untuk memilih

keduanya. Al-Qur’an menyebut kemampuan manusia untuk menjadi baik atau buruk,

sebagaimana dinyatakan dalam surat 91 ayat 7-10 :

“Demi sukma dan penyempurnaannya (Allah) mengilhami (sukma) kejahatan dan

kebaikan. Sungguh, bahagialah siapa yang menyucikannya, dan rugilah siapa yang

mencemarkannya”.

Islam membenarkan setiap kegiatan bisnis sepanjang tidak menyakiti oranga atau

masyarakat secara keseluruhan. Karenanya, kode etik bisnis sebagaimana yang di atur

dalam hukum islam, menjelasakan mana perilaku yang dibenarkan mana yang tidak yang

menyangkut kegiatan bisnis dan pengambilan Keputusan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah-masalah

sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku ekonomi dalam islam ?

2. Bagaimana proses penggolongan tipologi manusia dalam islam dikalangan

pedagang?

3. Bagaimana perilaku produsen terhadap konsumen ?

4. Bagaimana perilaku konsumen terhadap produsen ?

5. Bagaimana bisnis dalam islam bisa berjalan dengan baik ?

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 1

Page 2: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

1.3 Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dapat dilakukan lebih cermat, permasalahan dibatasi pada poin

kesatu, dan kedua yaitu :

1. Pengertian perilaku ekonomi dalam islam.

2. Penggolongan tipologi manusia dalam islam di kalangan padagang.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah diatas,

penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku ekonomi dalam islam ?

2. Bagaimana proses tipologi manusia dalam islam di kalangan pedagang ?

1.5 Tujuan

Penulisan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

Mengetahui tipe-tipe atau tipologi manusia dalam islam di kalangan pedagang

pasar tradisional setempat dengan cara menggolongkan dan menganalisis data wawancara

yang telah dilakukan.

1.6 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah :

1. Dapat menjelaskan prinsip-prinsip perilaku ekonomi dalam islam.

3. Dapat mengetahui tipologi manusia dalam islam di kalangan pedagang.

4. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perilaku ekonomi dalam

Islam serta mengetahui cara berbisnis islami yang baik.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 2

Page 3: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

1.7 Sistematika Penulisan

Karya tulis ini disusun berdasarkan sistematika penulisan yang secara garis besar

terdiri atas :

BAB I Pendahuluan

Meliputi: Latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Meliputi : Tipologi Manusia Dalam Islam, Produsen dan Perilaku Produksi

dalam Islam, Konsumen dan Perilaku Konsumsi dalam Islam, Tiga

Elemen Besar Bisnis Islami, Praktek Bisnis Islami, Praktek Bisnis

Terlarang.

BAB III Metodologi Penelitian

Meliputi : Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Alat dan Bahan, Waktu

dan Tempat Penelitian, Bentuk Penelitian, dan Langkah Kerja.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Meliputi : Hasil penelitian dan Analisis data.

BAB V Penutup

Meliputi : Kesimpulan dan Saran.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 3

Page 4: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

BAB II

Landasan Teori

2.1 Tipologi Manusia Dalam Islam

Al-Qur’an dengan berbagai cara telah menyebut manusia sebanyak 391 kali.

Namun demikian, para sarjana muslim umumnya mengelompokkan manusia kedalam

tiga kategori sebagai berikut :

2.1.1 Materialistis (Dahriyyin)

Materialistis adalah tipe manusia yang hidup hanya untuk dunia dan

kesenangan. Mereka ini orang-orang yang berkeyakinan dan berperilaku

materialis yang lekat dengan doktrin materialistis, tidak mempercayai adanya

akhirat dimana manusia akan diminta pertanggungjawabannya atas kebaikan dan

keburukan yang dilakukan. Mereka berkata dalam Al-Qur’an (QS.23:37) bahwa:

“Tiadayang lain selain kehidupan kita didunia ini. Kita mati dan kita hidup.

Tetapi takkan pernah kita dibangkitkan kembali”.

2.1.2 Spiritualis (Rabbaniyyun)

Spiritualis adalah tipe manusia yang tidak memiliki pandangan yang jelas

tentang kepribadiannya. Mereka yang termasuk kelompok ini (walau diantara

mereka percaya kepada Tuhan dan hari kiamat, dan secara teratur pergi ketempat

ibadah) sepenuhnya memisahkan keyakinan dan pelaksanaan agama dari

kehidupan nyata sehari-hari.Al-Qur’an menyebutnya sebagai orang-orang yang

akan merugi di hari kiamat (QS.18:103-105) :

“Tanyakanlah, akankah Kami ceritakan kepadamu tentang orang-orang yang

paling merugi dalam amalnya?. Mereka yang sia-sia usahanya dalam hidup di

dunia ini , sedang mereka mengira melakukan pekerjaan yang baik?. Merekalah

yang mengingkari ayat-ayat Tuhannya, dan pertemuan dengan (Tuhannya), maka

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 4

Page 5: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

sia-sialah amal mereka. Dan tiada amalnya itu Kami anggap berharga pada hari

kiamat”.

2.1.3 Insan Sejati (Al-Mukminun)

Insan sejati adalah tipe manusia yang menerima kehidupan dunia sebagai

tempat menanam benih bagi kehidupan diakhirat dan percaya pada Allah dan

mengetahui inti sari dan makna kehidupan dunia dan akhirat, serta mampu

menghubungkan keduanya. Mereka yang selalu berdo’a kepada Allah,

sebagaimana dinyatakan dalam (QS.2:201) :

“Dan diantara mereka ada yang berdo’a, “Tuhan kamil Berilah kami kebaikan di

atas dunia. Dan berilah kami kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari azab api

(neraka)”.

2.2 Produsen dan Perilaku Produksi Dalam Islam

Produksi adalah penyediaan atau suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam

bentuk barang maupun jasa. Perusahaan atau perseorangan yang melakukan kegiatan

produksidisebut produsen. Contoh : pabrik baterai yang memproduksi batu baterai,

tukang mie ayam yang membuat mie yamin, tukang pijat urut yang memberikan

pelayanan jasa pijat urut kepada para pelanggannya. Berproduksi hukumnya mubah dan

jelas berdasarkan As-sunnah. Adapun faktor-faktor produksi dalam islam adalah:

2.2.1 Alam

Segala sesuatu yang sudah tersedia di alam ini, yang diambil oleh manusia

dengan suatu pengorbanan. Faktor alam ini biasa dijadikan tempat atau lokasi

perusahaan untuk dijadikan bahan baku industri. Misalnya: tanah, air., kayu,

hutan, ikan dilaut, barang tambang dan lain sebagainya. Semua sumber daya alam

ini tidak tersedia dengan sendirinya, tapi diatur oleh Yang Maha Kuasa. Cuaca,

iklim, curah hujan, musim kering, tidak terlepas dari pengaturan-Nya.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 5

Page 6: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

2.2.2 Tenaga Kerja

Islam mengajarkan bahwa tenaga kerja yang dipekerjakan dalam

perusahaan mereka adalah partner atau mitra kerja pengusaha. Tidak boleh terjadi

pertentangan kepentingan pengusaha dan pekerja, sebab mereka saling membantu

dalam menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat banyak. Oleh

karena itu pengusaha harus memberi upah yang layak begi pekerjanya.

2.2.3 Modal

Sebagai alat yang berguna untuk produksi selanjutnya, dan islam

mengajarkan harus bebas dari bunga. Yaitu kita pakai teknik-teknik dan metode

yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Alat ini dapat dilihat dalam berbagai

bentuk seperti mesin pabrik, mesin kantor, bangunan toko yang disewakan dan

kendaraan yang digunakan untuk menghasilkan guna mencapai produksi yang

lebih besar.

2.2.4 Skill atau Manajemen

Manusia sebagai sumber daya utama dalam mengelola bisnis perusahaan

haruslah yang ahlinya. Karena pelaksanaan kegiatan produksi saat ini yang sudah

menggunakan mesin serba canggih dan tidak bisa dilakukan oleh orang awam,

tetapi harus sudah menggunakan manajemen yang baik yaitu orang-orang ahli.

Dengan demikian, semua kegiatan perekonomian haruslah didasari keterampilan

dan keahlian. Jika tidak, maka dikhawatirkan akan hancur atau tidak mencapai

hasil. Hal ini telah diperingatkan oleh Rasulullah SAW :

“Jika diserahkan sesuatu urusan (pekerjaan) pada orang yang bukan ahlinya,

maka tunggulah kehancurannya”. (HR.Bukhari)

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 6

Page 7: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

2.3 Konsumen dan Perilaku Konsumsi Dalam Islam

Konsumsi adalah permintaan sedangkan produksi adalah penyediaan. Konsumsi

dapat pula diartikan sebagai aktivitas memakai atau menggunakn suatu poduk barang

atau jasa yang dihasilkan oleh para produsen. Perusahaan atau perseorangan yang

melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen. Contoh konsumsi dalam kehidupan kita

sehari-hari sereti membeli beras di toko, pergi ke dokter ketika kita sakit.

Kebutuhan konsumen yang kini dan yang telah diperhitungkan sebelumnya,

merupakan insentif pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonominya sendiri. Mereka mungkin

tidak hanya menyerap pendapatannya tetapi juga memberi insentif untuk

meningkatkannya. Hal ini mengandung arti bahwa pembicaraan mengenai konsumsi

adalah primer, dan hanya menunjukkan kemampuannya untuk memahami dan

menjelaskan prinsip produksi maupun konsumsi, mereka dapat di anggap kompeten

untuk mengembangkan hukum-hukum nilai dan distribusi. Perbedann antara ilmu

ekonomi modern dan ekonomi islam dalam hal konsu msi terletak pada cara

pendekatannya dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Islam tidak mengakui kegemaran

materialistis semata-mata dari pola konsumsi modern.

Selanjutnya Perintah islam mengenai konsumsi ini dikendalikan oleh lima prinsip:

2.3.1 PrinsipKeadilan (Al-Baqarah ayat 168)

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi”.Syarat ini mengandung arti penting mengenai mencari rezeki

secara halal dan tidak dilarang hukum.

2.3.2 Prinsip Kebersihan

Syarat kedua yang tercantum dalam kitab suci Al-Qu’ran maupun sunnah

tentang makanan ialah harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak kotor ataupun

menjijikan sehingga merusak selera. Karena itu tidak semua yang diperkenankan

boleh dimakan atau diminum dalam semua keadaan. Dari semua yang

diperbolehkan makan dan minumlah yang bersih dan bermafaat.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 7

Page 8: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

2.3.3 Prinsip Kesederhanaan

Prinsip ketiga yang mengatur perilaku manusia dalam mengkonsumsi

adalah sikap sederhana, yang berarti tidak berlebih-lebihan. Walaupun Allah

membolehkan manusia mengkonsumsi semua yang halal dan semua yang baik

atau berfaedah, tetapi haruslah sekedar keperluan jangan berlebih-lebihan.

2.3.4 Prinsip Kemuliaan Hati

Prinsip keempat dengan mentaati perintah islam tidak ada bahaya maupun

dosa ketika makan dan minum yang halal yang telah disediakan Allah karena

kemurahan hati-Nya. Selama maksudnya untuk kelangsungan hidup dan

kesehatan ya ng lebih baik, dengan tujuan menunaikan perintah Allah dengan

keimanan yang kuat dalam tuntunan-Nya (QS.Al-Maidah,5:96).

2.3.5 Prinsip Moralitas

Bukan hanya mengenai makanan dan minuman langsung tetapi dengan

tujuan terakhirnya, yakni untuk peningkatan atau kemajuan nilai-nilai moral dan

spiritual. Seorang muslim diajarkan untuk menyebutkan nama Allah sebelum

makan dan menyatakan terimakasih kepada-Nya setelah makan. Dengan

demikian, ia akan merasa kehadiran illah pada waktu memenuhi keinginan-

keinginan fisiknya. Hal ini penting artinya, karena islam menghendaki perpaduan

nilai-nilai hidup material dan spiritual yang berbahagia.

2.4 Tiga Elemen Besar Bisnis Islami

2.4.1 Mengetahui Investasi Modal yang Sabaik-baiknya

Menurut Al-Qur’an, tujuan seluruh aktivitas manusia hendaknya diniatkan

untuk mencapai keridhaan Allah. Dengan demikian, investasi milik dan kekayaan

seseorang dalam hal yang benar tidak mungkin untuk dilewatkan penekanannya.

Dengan kata lain, investasi yang terbaik itu adalah jika ia ditujukan untuk

mencapai ridha Allah tadi.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 8

Page 9: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

2.4.2 Keputusan yang Sehat

Agar sebuah bisnis sukses dan menghasilakan keuntungan, hendaknya

bisnis tersebut didasarkan pada keputusan yang sehat, bijaksana dan hati-hati.

Hasil keputusan yang sehat dan hati-hati akan nyata, tahan lama, dan bukan hanya

merupakan bayang-bayang yang tidak kekal. Menurut Al-Qur’an bisnis yang

menguntungkan adalah sebuah bisnis yang keuntungannya bukan hanya terbatas

untuk kehidupan di dunia sebagai bentuk keuntungan jangka pendek, namun

keuntungan ini bisa dinikmati di akhirat dengan keuntungan yang berlipat ganda.

Keputusan yang sehat dalam bisnis dapat berupa preferensi pada apa yang disebut

thayyib (baik) dan halal dengan dihadapkan pada sesuatu yang jelek dan haram.

2.4.3 Perilaku yang Benar

Perilaku yang baik dan melakukan kerja yang baik sangatlah dihargai serta

di anggap sebagai suat investasi bisnis yang menguntungkan, karena hal itu akan

menjamin kedamaian di dunia dan akhirat. Panduan tentang bagaimana perilaku

seorang itu diukur dan dinilai telah dipaparkan Al-Qur’an. Maka orang-orang

beriman, standar ukuran perilaku mereka hendaknya selalu diselaraskan dengan

perilaku Rasulullah saw yang kapasitasnya sebagai ekonom yang handal dan

terpercaya (al-amin).

2.5 Praktek Bisnis Islami

Di zaman sekarang ini, kita dihadapkan kepada banyaknya jenis dan macam

pekerjaan. Pekerjaan atau mata pencaharian seseorang kian bertambah banyak sesuai

dengan bertambahnya penduduk dan semakin khususnya keahlian seseorang. Islam

adalah agama yang mengajarkan umatnya untuk aktif bekerja, melakukan usaha Dimuka

bumi dan memakmurkannya. Bahkan islam mengajarkan untuk memakan makanan dari

hasil usaha sendiri, dan dikatakan hal itu lebih baik dari pada makanan hasil meminta-

minta. Nabi Muhammad bersabda :

“Tidaklah sesorang itu memakan yang lebih baik daripada memakan makanan

dari usaha tangannya. Sesungguhnya Nabi Allah Dawud as. Memakan dari hasil usaha

tangannya”.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 9

Page 10: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

Perlu diketahui bahwasanya para Nabi pun bekerja dengan profesi yang

bermacam-macam. Mereka tidak mengandalkan hidup kepada orang lain. Sungguh

mereka adalah sebaik-baik contoh dalam segala hal. Dalam suat riwayat Ibnu ‘Abbas

berkata :

“Nabi Adam as, Nabi Ibrahim as, dan Nabi Luth as, menjadi petani. Nabi Nuh as,

menjadi tukang kayu. Nabi Idris as, menjadi penjahit. Nabi Saleh as, menjadi pedagang.

Nabi Dawud as, menjadi pandai besi. Nabi Musa as, Nabi Syuaib as, Nabi Muhammad

saw, menjadi penggembala”. Para sahabat Nabi Muhammad pun juga berdagang di

daratan maupun di lautan, menggarap tanah dan lain sebagainya. Namun sebenarnya,

hanya ada tiga profesi sebagaimana disebutkan oleh Iman Al-Mawarid, bahwa :

“Pokok mata pencaharian tersebut adalah bercocok tanam, perdagangan dan pembuatan

suatu barang”.

2.5.1 Pertanian

Allah SWT, menyuruh untuk mencari nafkah dengan secara halal. Dan

sesungguhnya pertanian adalah salah satu profesi yang halal da dapat dijamin

kehalalannya oleh petani itu sendiri. Di antara kebaikan suatu profesi adalah

dilihat dari kemampuan memberi manfaat bagi orang lain. Bidang pertanian

menyediakan bahan makanan bagi orang banyak, bahkan mahkluk lain seperti

binatang. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua bahan makanan berasal dari

jerih payah para petani. Maka, manfaat pertanian sangat besar untuk

keberlangsungan kehidupan manusia.

Keutamaan pertanian ini dinyatakan pula dalam hadist Rasulullah saw :

“Makanan yang di makan seseorang itu adalah lebih baik jika makanan itu hasil

usaha tangannya sendiri, karena Nabi Daud adalah makan dari hasil

tangannya”. (HR.Bukhari).

Ada beberapa bentuk pertanian menurut konsep islam, antara lain :

a) Agronomi (Bercocok Tanam atau Teknik Budidaya Tanaman)

b) Musaqat (Merawat Tanaman Orang Lain)

c) Menghidupkan Tanah Mati

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 10

Page 11: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

d) Muzara’ah (Menggarap Tanah Orang Lain)

e) Al-Ijarah (Sewa-Menyewa)

2.5.2 Jual Beli

Secara terminologi, jual beli adalah sebuah transaksi yang berbentuk serah

terima antara penjual dan pembeli dengan maksud dan tujuan tertentu yang

bersifat kekal. Seorang pembeli menyerahkan uang dan penjual menyerahkan

barang yang dikehendaki pembeli. Jual beli hukumnya boleh, seperti yang

dikatakan oleh imam syafi’i. “Pada dasarnya semua bentuk jual beli hukumnya

mubah apabila kedua belah pihak ridha mengadakan transaksi terhadap barang

halal kecuali hal – hal yang dilarang”. Sah atau tidaknya suatu transaksi jual beli

sangat dipengaruhi oleh terpenuhinya rukun – rukun yang telah di atur oleh

hukum islam. Jumhur Ulama mengajarkan empat rukun jual beli di antaranya :

a) Sighat (Ijab dab Qabul)

b) Al-‘Aqidan (Penjual dan Pembeli)

c) Al-Ma’qud ‘alaih (Barang dan Alat tukar)

2.5.3 Mudharabah

Pada dasarnya merupakan bentuk usaha kemitraan. Secara bahasa berasal

dari kata dharb, yang berarti memukul atau berjalan. Secara terminologi

mudharabah adalah akad kerja sama usaha antar dua pihak, pihak pertama sebagai

pemodal dan pihak kedua sebagai penanggung jawab pengelolaan.

2.5.4 Musyarakah

Pada awalnya, kata syarikah atau musyrakah berarti pencampuran harta

dua orang atau lebih sehingga sulit dipisahkan. Dasar hukum musyarakah adalah

Al-Qur’an (QS.4:12;38:24), hadis dan ijma’. Musyarakah terdiri dari dua jenis

yaitu :

a) Musyarakah Pemilikan yang dapat tercipta karena warisan, wasiat atau hal

lain yang dapat mengakibatkan dua orang atau lebih berkongsi dalam satu

aset.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 11

Page 12: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

b) Musyarakah Kontrak tercipta dari hasil kesepakatan antara dua orang atau

lebih dalam pernyataan modal dimana keuntungan dan kerugian ditanggung

mereka secara bersama-sama.

2.6 Praktek Bisnis Terlarang

Islam melarang mengusahakan arta melalui jalan yang tidak memberikan

kemaslahatan umum atau yang menimbulkan kerusakan dan kebinasaan, seperti :

1) Riba, yaitu kelebihan yang di tetapkan dalam transaksi utang piutang.

Mencari keuntungan dari harta yang dihutangkan di anggap mencari untung

dengan mengeksploitasi kesulitan dan kelemahan orang lain dalam

pengadaan harta. Hukum riba adalah haram.

2) Pencurian (QS.5:38 dan 39/ 60:12), perampokan, korupsi, pengambilan hak

orang lain, pengambilan milik umum yang bukan haknya dan sejenisnya.

3) Perdagangan barang – barang yang merusak kesehatan dan kewarasan pikiran

dan barang – barang yang di haramkan agama, minuman yang memabukkan,

berdagang lotere dan sejenisnya.

4) Bisnis judi, hiburan maksiat, pelacuran dan segala yang menimbulkan moral

dan budi.

5) Penyuapan dan komisi – komisi yang dapat menghancurkan nilai hak dan

kesanggupan.

6) Pengadaan secara licik dalam bentuk – bentuk sebagai berikut :

a) Manipulasi, meneyembunyikan aib, mengurangi takaran dan

timbangan barang.

b) Bersumpah atas barang dagangan agar pembeli percaya dan setuju

atas penawarannya.

Semua keuntungan yang diperoleh dengan cara – cara tersebut tidk halal dan

haram dimanfaatkan oleh yang melakukannya.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 12

Page 13: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

BAB III

Metodologi Penelitian

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, observasi, wawancara.

Metode studi pustaka yaitu sebuah metode dengan cara mengumpulkan sumber-sumber

pustaka dari bebagai buku untuk membahas permasalahan-permasalahan yang muncul.

Metode observasi yaitu sebuah metode dengan melihat langsung permasalan yang diteliti.

Sedangkan metode wawancara yaitu metode yang mendatangkan narasumber untuk

menanggapi masalah yang di teliti.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedagang, dan sampel

penelitian yang diambil “Daging, ayam, Ikan atau Lauk Pauk”.

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.4.1 Alat

No. Alat Keterangan

1. Buku catatanSebagai tempat membuat catatan dari

kegiatanwawancara tersebut.

2. PulpenSebagai alat untuk mencatat kegiatan

wawancara tersebut.

3. Kamera HandphoneSebagai alat untuk pendokumentasian

kegiatan wawancara tersebut.

3.3.2 Bahan

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 13

Page 14: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.4.2 Bahan

No

.Bahan Keterangan

1. Daging SapiSebagai Pembahasan

Laporan Penelitian2. Daging Ayam

3. Ikan

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Hari : Sabtu

Tanggal : 7 April 2012

Tempat : Pasar Tradisional Malabar Kota Tangerang

3.5 Bentuk Penelitian

Penulis melakukan penelitian dengan wawancara, mencari dan mengumpulkan

data tentang Perilaku Pedagang Dalam Ekonomi Islam, didukung oleh sumber-sumber

dari buku yang terdapat di perpustakaan atau buku pegangan sebagai referensi. Penulis

juga melakukan observasi ke tempat atau pasar tempat berdagang dan melihat proses jual

beli lauk pauk.

3.6 Langkah Kerja

a. Mendatangi pasar yang aka kita jadikan tempat observasi

b. Memilih beberapa pedagang yang akan kit wawancarai

c. Setelah itu menanyakan beberapa pertanyaan kepada pedagang tersebut

yang hasilnya nanti akan kita jadikan laporan observasi di mata kuliah PAI

II ini

d. Menganalisis data wawancara yang telah kita lakukan sebelumnya

e. Mengambil kesimpulan dari hasil wawancara tersebut yang ditujukan

untuk menggolongkan pedagang tersebut kedalam tipe topologi manusia

yang dibahas dalam materi PAI II ini.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 14

Page 15: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian

Penulis melakukan penelitian dengan metode wawancara dan observasi. Setelah

melakukan wawancara dan pengamatan, penulis mendapatkan hasil wawancara sebagai

berikut :

Pertanyaan Untuk Pedagang :

1. Sejak dari kapan mulai berdagang ?

2. Di pasar mana pertama kali berdagang ?

3. Berapa modal awal yang digunakan ?

4. Berapa keuntungan yang diperoleh perhari atau perbulannya ?

5. Apakah hasilnya dapat mencukupi kebutuhan keluarga ?

6. Apakah ada usaha lain selain usaha tersebut ?

7. Apakah ada suka duka pedagang yang dialami pada saat berdagang ?

8. Apakah ada timbangan yang berstandar yang diberikan pemerintah ?

9. Apakah pedagang tersebut mempunyai timbangan sendiri ?

10. Timbangan mana yang dipakai ?

11. Apakah ada kontrol timbangan dari pemerintah , Berapa bulan sekali ?

12. Bagaimana menyiasati timbangan untuk jenis barang yang berbeda-beda, ada

yang pas ditimbang 1 kg ada juga yang tidak ?

13. Bagaimana menghadapi konsumen rewel yang selalu ingin minta tambahan ?

14. Bagaimana cara menimbang yang baik ?

15. Apakah pedagang tersebut punya pelanggan khusus ?

16. Bagaimana cara menjaga hubungan dengan konsumen agar tetap berlangganan ?

17. Bagaimana jika datang waktu sholat, apakah akan meninggalkan barang dagangan

tersebut atau ada yang menggantikan berjualan, dan Dimanakah melaksanakan

sholatnya ?

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 15

Page 16: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

Jawaban Pedagang :

1) Pedagang 1 (Pedagang Ayam)

Sejak tahun 1987.

Di pasar tradisional Malabar.

Tidak menggunakan modal awal (Menggunakan sistem ambil barang

terlebih dahulu kapada tengkulak ayam kandang milik orang lain, Setelah

barang terjual barulah membayar semua ayam tersebut dengan perharinya

bisa menghabiskan 150 ekor ayam, Jika menggunakan modal kira-kira 4

juta biayanya).

Keuntungan rata-rata Rp.400.000 /hari.

Cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Tidak ada usaha lain.

Suka nya : Kalau habis barang dagangan biasanya dagang dari pagi

sampai jam 1 siang.

Duka nya : Kalau barang dagangan tidak habis atau masih ada sisanya

biasanya digoreng sendiri untuk lauk makanan anak sendiri.

Tidak ada timbangan berstandar dari pemerintah.

Punya timbangan sendiri.

Timbangan sendiri.

Terdapat pengontrolan dari pemerintah (Sistem cek timbangan dan cek

kelayakan/kesehatan dari barang dagangan itu sendiri). 4 bulan sekali.

Barang yang dijual ada yang ekoran dan ada yang kiloan, lain – lain

perpotongan. 1 ekor harganya tergantung kiloan dari kandang. (harga

ayam juga bervariasi yang besar bisa mencapai Rp.30.000 - Rp. 40.000 /

ekor.

Kalau ada konsumen rewel produsen tersebut selalu memberikannya

(Ceker / kepala).

Cara menimbang yang baik dengan mengukur timbangannya dengan pas.

Pelanggan khusus banyak (Terutama tukang sate dan mie ayam).

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 16

Page 17: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

Cara menjaga hubungan dengan konsumen agar tetap berlangganan, ya

pastinya ramah, menjamin barang yang dijual itu baik untuk dikonsumsi.

memberlakukan harga dengan harga yang wajar.

Jika datang waktu sholat, bergantian dengan orang lain untuk menjaga

dagangannya tersebut. Di masjid belakang pasar (Masjid Al-Ikhlas).

Analisis Data Pedagang 1 :

Menurut Penelitian, Landasan Teori. Pedagang tersebut Termasuk kedalam tipe

topologi manusia Insan Sejati (Al-Mukminun). Karena disamping dia melakukan

kegiatan ekonomi yang berfokus pada penjualan ayam, ia juga tetap melakukan ibadah

sholat 5 waktu dengan baik. Tipe manusia insan sejati digolongkan sebagai tipe manusia

yang menerima kehidupan dunia sebagai tempat menanam benih bagi kehidupan di

akhirat dan percaya kepada Allah dan mengetahui intisari dan makna kehidupan dunia

dan akhirat, serta mampu menghubungkan keduanya.

2) Pedagang 2 (Pedagang Ayam)

Sejak tahun 1997.

Pasar tradisional Malabar.

Modal awal Rp.200.000 (Dengan perharinya menghabiskan 40 ekor

ayam).

Keuntungan rata – rata Rp.25.000 / hari.

Cukup untuk mecukupi kebutuhan keluarga (Karena dibantu suami juga

yang sama – sama berdagang ayam di pasar lain).

Tidak ada usaha lain.

Suka nya : Kalau dagangan habis.

Duka nya : Kalau dagangannya tidak laku.

Tidak ada timbangan berstandar dari pemerintah.

Punyai timbangan sendiri.

Timbangan sendiri.

Terdapat pengontrolan dari pemerintah (Sistem cek timbangan dan cek

kelayakan/kesehatan dari barang dagangan itu sendiri). 6 bulan sekali.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 17

Page 18: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

Menyiasati timbangan dengan cara menambahkan barang dagangan

jikalau kurang pas ditimbang.

Kalau ada konsumen rewel produsen tersebut selalu memberikannya

(Ceker / kepala).

Pelanggan khusus ada (Warteg).

Cara menimbang yang baik dengan mengukur timbangannya dengan pas

Cara menjaga hubungan terhadap konsumen agar tetap berlangganan,

menjaga hubungan dengan baik dan menyikapinya dengan ramah.

Jika datang waktu sholat (Biasanya jam 12 sudah pulang). Sholat dirumah.

Analisis Data Pedagang 2 :

Menurut Penelitian, Landasan teori. Perilaku ekonomi dalam islam pedagang

tersebut termasuk kedalam golongan tipologi manusia yang materialistis (Dahriyyin)

karena tipe materialistis ini termsuk tipe manusia yang hidup hanya untuk dunia dan

kesenangan. Mereka ini orang-orang yang berperilaku materialis yang lekat dengan

doktrin materialis. Tipe ini hanya memikirkan keuntungan yang didapatkan semata tanpa

memikirkan kehidupan akhirat. Yang melakukan tindakan “curang” dalam melakukan

kegiatan ekonominya tersebut.

3) Pedagang 3 (Pedagang Daging Sapi)

Sejak tahun 2000.

Di pasar Jatinegara (dagang kelapa).

Modal awal Rp.10.000.000 (Menggunakan sistem ambil barang terlebih

dahulu kapada tengkulak daging sapi tersebut, Setelah barang terjual

barulah membayar semua daging tersebut dengan perharinya bisa

menghabiskan 150 Kg daging sapi).

Keuntungan rata-rata Rp.200.000 /hari.

Cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Tidak ada usaha lain.

Suka nya : Kalau habis barang dagangan.

Duka nya : Kalau barang dagangan tidak habis atau masih ada sisanya.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 18

Page 19: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

Ada timbangan berstandar dari pemerintah.

Punya timbangan sendiri.

Timbangan dari pemerintah.

Terdapat pengontrolan dari pemerintah (Sistem cek timbangan dan cek

kelayakan/kesehatan dari barang dagangan itu sendiri). 3 bulan 2 kali atau

4 bulan sekali.

Cara menyiasati timbangan yang lebih dikurangi dagingnya, Harga 1 Kg

danging Rp.70.000, tetelan Rp.40.000, Kaki Rp.65.000, Otak Rp.25.000 /

Kilo.

Kalau ada konsumen rewel produsen tersebut selalu memberikannya

sepotong daging atau beberapa tetelan, kalau ada yang minta kurangi

harga mungkin bisa dikurangi 2 ribu dari pembelian daging tersebut.

Cara menimbang yang baik dengan mengukur timbangannya dengan pas

sesuai ukuran.

Pelanggan khusus ada (Terutama penjual bakso).

Cara menjaga hubungan dengan konsumen agar tetap berlangganan, ya

pastinya ramah, menjamin barang yang dijual itu baik untuk dikonsumsi,

untuk wanita diberikan bonus potongan daging dan untuk laki-laki

diberikan rokok atau kopi.

Jika datang waktu sholat, bergantian dengan orang lain (anak buah) untuk

menjaga dagangannya tersebut. Di masjid belakang pasar (Masjid Al-

Ikhlas)

Analisis pedagang 3 :

Menurut penelitian, Landasan teori. Pedagang tersebut termasuk kedalam tipe

tipologi manusia Insan Sejati. Karena disamping dia melakukan kegiatan ekonomi yang

berfokus pada penjualan ayam, ia juga tetap melkukan ibadah sholat 5 waktu dengan

baik. Tipe manusia insan sejati digolongkan sebagai tipe manusia yang menerima

kehidupan dunia sebagai tempat menanam benih bagi kehidupan di akhirat dan percaya

kepada Allah dan mengetahui intisari dan makna kehidupan dunia dan akhirat, serta

mampu menghubungkan keduanya.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 19

Page 20: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

4) Pedagang 4 (Pedagang Ikan)

Sejak tahun 1992.

Di pasar tradisional Malabar.

Modal awal kepercayaan Rp.1.000.000 (Dengan sedia barang dagangan 2

Kwintal / hari).

Keuntungan rata-rata Rp.300.000 /hari.

Dibilang cukup ya cukup, dibilang kurang ya mau gimana lagi untuk

mencukupi kebutuhan keluarga. Apalagi ada isu BBM naik, nah itulah

yang menjadi faktor utama kemungkinan besar harga ikan pula akan

melonjak.

Tidak ada usaha lain.

Suka nya : Kalau habis barang dagangan senang.

Duka nya : Kalau barang dagangan tidak habis atau masih ada sisanya.

Tidak ada timbangan berstandar dari pemerintah.

Punya timbangan sendiri.

Timbangan sendiri.

Terdapat pengontrolan dari pemerintah (Sistem cek timbangan dan cek

kelayakan/kesehatan dari barang dagangan itu sendiri). 1 Tahun sekali.

Cara menyiasati kadang- kadang ditambah lebih.

Kalau ada konsumen rewel, produsen tersebut bekerja secara profesional

konsumen minta tambah ya diberikan saja.

Cara menimbang yang baik dengan mengukur timbangannya dengan pas

dimulai dengan angka 0 kg pasti pas.

Pelanggan khusus banyak (Terutama Warung padang).

Cara menjaga hubungan dengan konsumen agar tetap berlangganan, ya

pastinya ramah, bersikap baik, sopan, memberikan barang dengan kualitas

prima tentunya.

Jika datang waktu sholat, bergantian dengan orang lain untuk menjaga

dagangannya tersebut. Di masjid belakang pasar (Masjid Al-Ikhlas).

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 20

Page 21: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

Analisis Pedagang 4 :

Menurut penelitian landasan teori pedagang ikan ini termasuk kedalam golongan

tipologi manusia spiritualis (Rabbaniyyun) tipe ini termasuk tipe manusia yang tidak

memiliki pandangan yang jelas tentang kepribadiannya, mereka yang termasuk kelompok

ini (walau diantara mereka percaya kepada Tuhan dan hari kiamat, dan secara teratur

pergi ke tempat ibadah) sepenuhnya memisahkan keyakinan dan pelaksanaan agama dari

kehidupan nyata sehari-hari. Al-quran menyebutnya sebagai orang-orang yang akan

merugi di hari kiamat.

5) Pedagang 5 (Pedagang Ikan)

Sejak tahun 2010.

Di pasar tradisional Malabar.

Modal awal kisaran Rp.4.000.000.

Keuntungan rata – rata Rp.300.000 – Rp.400.000 /hari.

Dicukupi saja untuk kebutuhan setiap harinya.

Tidak ada usaha lain.

Suka nya : Mendapatkan keuntungan yang besar jika dagangan habis.

Duka nya : Kalau barang dagangan tidak habis atau masih ada sisanya.

Ada timbangan berstandar dari pemerintah.

Punya timbangan sendiri.

Timbangan standar pemerintah.

Terdapat pengontrolan dari pemerintah (Sistem cek timbangan dan cek

kelayakan/kesehatan dari barang dagangan itu sendiri). 1 Tahun sekali.

Cara menyiasati jika berat timbangan kurang atau lebih didiamkan saja.

Kalau ada konsumen rewel, produsen tersebut bekerja secara profesional

konsumen minta tambah ya diberikan saja tetapi sebatas potongan –

potongan ikan kecil.

Cara menimbang yang baik dengan mengukur timbangannya dengan pas,

menimbang barang dagangan sesuai dengan permintaan konsumen.

Pelanggan khusus ada.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 21

Page 22: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

Cara menjaga hubungan dengan konsumen agar tetap berlangganan, ya

pastinya ramah, bersikap baik, sopan.

Jika datang waktu sholat, bergantian dengan orang lain untuk menjaga

dagangannya tersebut. Di masjid belakang pasar (Masjid Al-Ikhlas).

Analisis Data Pedangan 5 :

Menurut penelitian landasan teori pedagang ikan ini termasuk kedalam golongan

tipologi manusia spiritualis (Rabbaniyyun) tipe ini termasuk tipe manusia yang tidak

memiliki pandangan yang jelas tentang kepribadiannya, mereka yang termasuk kelompok

ini (walau diantara mereka percaya kepada Tuhan dan hari kiamat, dan secara teratur

pergi ke tempat ibadah) sepenuhnya memisahkan keyakinan dan pelaksanaan agama dari

kehidupan nyata sehari-hari. Al-quran menyebutnya sebagai orang-orang yang akan

merugi di hari kiamat.

Pertanyaan Untuk Pembeli :

1. Biasanya seberapa sering anda mengkonsumsi daging, ayam dan ikan ?

2. Menurut anda apakah harga-harga daging, ayam dan ikan terbilang mahal atau

tidak ?

3. Apakah anda menjadi pelanggan tetap dari pedagang tersebut ?

4. Puaskah anda dengan membeli daging, ayam atau ikan (kualitas) kepada

pedagang tersebut dan apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan oleh

pedagang tersebut ?

Jawaban Pembeli :

1) Pembeli 1

Tidak sering atau jarang. Tergantung permintaan orang rumah.

Harga terbilang tidak terlalu mahal.

Ya. Saya memang pelanggan tetapnya.

Puas dengan pelayanan yang sangat baik.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 22

Page 23: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

2) Pembeli 2

Untuk daging jarang, paling diacara tertentu. Paling banter tetelan buat

sop, kalau ayam dan ikan lumayan sering.

Untuk harga sedang buat keluarga saya sesuai pendapatan.

Ya. Saya memang sering sekali beli di pedagang ini.

Kualitas dagingnya baik tidakdiberi bahan-bahan yang membahayakan.

3) Pembeli 3

Sering, setiap seminggu sekali wajib membeli daging sebagai konsumsi

yang lumayan bagus untuk tubuh.

Harga lumayan pas dikantong sesuai pendapatan.

Ya. Saya senang belanja di pedagang ini karena memberikan kualitas yang

tidak mengecewakan.

Kualitas Boleh diacungkan jempol dan Pelayanan sangat baik.

4) Pembeli 4

Tidak begitu sering. Ini saya sebagai pembeli hanya membeli untuk acara

pesta.

Harga sepertinya terlalu mahal bagi saya.

Saya bukan pelanggan karena baru ini saya belanja disini.

Kualitas baik dan pelayanan juga baik.

5) Pembeli 5

Saya sering membeli ikan, udang dan segala macamnya.

Harga terbilang cukup sedang.

Saya bukan pelanggan di pedagang tersebut.

Saya sempat kecewa dengan kualitas barang yang dijual, saya pikir udang,

ikan dan lainnya itu diawetkan menggunakan pengawet yang cukup

berbahaya. Terlihat dari teksturnya dan baunya.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 23

Page 24: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

BAB V

Penutup

5.1 Kesimpulan

Dari hasil wawancara dan pengamatan yang kami lakukan di pasar tradisional

malabar karawaci , maka dapat diketahui berbagai macam tipologi manusia di kalangan

pedagang dari mulai tipe manusia yang Materialistis, Spiritualis serta Insan Sejati.

Observasi yang kami lakukan terhadap kelima pedagang tersebut diketahui dua

diantaranya memilik tipe Spiritualis yang melekat pada pedagang ikan, 2 pedagang Insan

Sejati yang melekat pada pedagang pertama yaitu pedagang ayam dan pedagang daging,

serta ada satu pedagang dengan tipe Materiaistis yang melekat pada pedagang kedua

yaitu pedangan ayam.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis menyampaikan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Pemerintah harusnya lebih memperhatikan lagi perilaku ekonomi islam

dikalangan pedagang saat ini.

2. Pedagang harusnya lebih ramah kembali dalam melayani konsumen serta

jangan ada perbuatan curang yang dilakukan oleh pedagang terhadap

konsumen karena itu sangat merugikan konsumen.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 24

Page 25: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

DAFTAR PUSTAKA

Sujanah, Nanah.2011.Ekonomi Islam Berbasis Pertanian Edisi

Ketiga.Serang:Tiara Kerta Jaya.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 25

Page 26: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

LAMPIRAN

Biodata Narasumber1) Pedagang 1 (Pedagang Ayam)

Nama : Bapak Sugeng

Umur : 53 Tahun

Alamat : Jln.Parango Raya No.57 Kec.Karawaci Kota Tangerang

Nama Istri : Siti Khodijah

Status Rumah : Rumah Pribadi

Jumlah Anak : 2 (Dua)

: Kedua anaknya sudah bekerja di pabrik plastik dan sales manajerial

pabrik coklat BT.Cocoa Tangerang.

2) Pedagang 2 (Pedagang Ayam)

Nama : Ibu Iwan

Umur : 42 Tahun

Alamat : Jln. Merah Delima

No.23 Kec.Uwung Jaya

Kota Tangerang

Nama Suami : Bapak Katimin

Status Rumah : Rumah Pribadi

Jumlah Anak : 3 (Tiga)

Anak pertama bekerja

pada perusahaan ban

PT.Gajah Tunggal T.bk.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 26

Page 27: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

Anak kedua kuliah di Unis

Tangerang.

Anak ketiga sekolah di SMP Darul Hikam Tangerang.

3) Pedagang 3 (Pedagang Daging)

Nama : Kakak Emi

Umur : 22 Tahun

Alamat : Jln.Mataram Perum 4

Kec.Cibodas Kota

Tangerang

Nama Istri : -

Status Rumah : Rumah Pribadi

Jumlah Anak : -

4) Pedagang 4 (Pedagang Ikan)

Nama : Bapak Hendri

Umur : 33 Tahun

Alamat : Kampung Baru

Kec.Sangiang Kota Tangerang

Nama Istri : Nurhayati

Status Rumah : Kontrakan

Jumlah Anak : 2 (Dua)

: Anak pertama sekolah SD Periuk 1, Anak kedua masih di dalam perut

sang ibu.

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 27

Page 28: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

5) Pedagang 5 (Pedagang Ikan)

Nama : Bapak Mail

Biharja

Umur : 27 Tahun

Alamat : Jln.Dipati Ukur

No.104

Kec.Cibodas Kota

Tangerang

Nama Istri : Ichah

Status Rumah : Kontrakan

Jumlah Anak : 1 (Satu) baru

berumur 2 tahun

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 28

Page 29: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

Daftar Gambar

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 29

Page 30: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 30

Page 31: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 31

Page 32: Laporan Observasi Pedagang Tradisional

| Laporan Observasi Pedagang Lauk – Pauk Pasar Tradisional Malabar 32