laporan modul 2 onko

Upload: tessa-meiliasari

Post on 11-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Laporan Modul 2 (Muntah/Vomitus)Sistem Onkologi

Tutor:dr.Meita Dwi Utami,M.S

Suci LestariSus Retha Mona ATessa MeliasariTiara Vania UtamiTika NurfadillahTri Fitri SariTrisna Surya KYasdika ImamYoga Eka PYusdhistira AIndry Purnamasari20107301022010730103201073010420107301052010730106201073010720107301082010730113201073011420107301162010730052Kelompok 2

PROGRAM STUDI KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2012

Kata Pengantar

Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, zat Yang Maha Indah dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-Nya. Alhamdulillah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa dilimpahkan kepada NabiMuhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya. Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untukmenyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semuapihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan laporan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. dr.Sugiarto,Sp.PA, selaku Tutor yang telah memberi bimbingan selama ini.2. Seluruh dosen yang telah memberikan materi kuliah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait,yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua pihak kepada penulis menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapat balasan dan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Subhana wa Taala.Amin.Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Jakarta, Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISIKata Pengantar........................................................................................................iDaftar Isi.................................................................................................................iiBAB I Pendahuluan1.1 Latar Belakang........................................................................................11.2 Tujuan....................................................................................................1Bab II Pembahasana. Skenario..................................................................................................2b. Klarifikasi Istilah/Kata sulit.....................................................................2c. Kata Kunci..............................................................................................2d. Pertanyaan...............................................................................................2e. Jawaban Pertanyaan................................................................................3Bab III Penutup3.1 Kesimpulan............................................................................................133.2 Saran dan Kritik.....................................................................................13Daftar Pustaka.........................................................................................................14

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangModul muntah atau vomitus untuk mahasiswa yang mengambil sistem Onkologi pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 angkatan 2010.Dengan modul muntah atau vomitus, mahasiswa dapat lebih memahami gangguan pada tingkat sel sehingga sel tersebut mengalami gangguan serta pencegahan dini terhadap pertumbuhan sel yang.Proses pembelajaran pada PBL meliputi kegiatan seperti pertemuan dengan tutor, belajar mandiri dengan mencari informasi / teori baik dari ahli, buku-buku, jurnal diperpustakaan maupun melalui internet dan membuat serta menyajikan laporan hasil diskusi dari kegiatan PBL ini.Besar harapan kami kiranya dengan kegiatan PBL ini mahasiswa dapat lebih aktif untuk mencari jawaban dan berusaha memecahkan masalah-masalah yang kemungkinan dapat ditemukan dalam masyarakat. 1.2 TujuanTujuan Instruksional Umum(TIU) :Setelah selesai mempelajari modul ini,mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang penyakit penyakit yang memberikan gejala MUNTAH atau VOMITUS, pathogenesis terjadinya penyakit tersebut, gejala dan tanda dari penyakit primer, kelainan organ yang ditimbulkan dan penatalaksanaan penyakit-penyakit dengan MUNTAH atau VOMITUS.Tujuan Instruksional Khusus(TIK) :Setelah selesai mempelajari modul ini,mahasiswa diharapkan dapat:1. Menjelaskan definisi dan mekanisme muntah atau vomitus2. Menjelaskan patogenesis terjadinya MUNTAH atau VOMITUS3. Menjelaskan cara melakukan anamnesis terhadap kasus dengan MUNTAH atau VOMITUS4. Menjelaskan pemeriksaan yang diperlukan untuk menentukan penyebab MUNTAH atau VOMITUS5. Menjelaskan diagnosis banding apa saja dengan muntah hijau dan atau fekal dan muntah tanpa hijau6. Menjelaskan cara penanganan tumor dengan muntah atau vomitus

BAB IIPEMBAHASAN1.1 SkenarioLaki-laki 45 tahun datang ke UGD karena sakit perut melilit hilang timbul tetapi terus menerus dengan muntah-muntah. Mula mula muntah berwarna hijau lama kelamaan hijau fekal. Keluhan itu dialami sudah 5 hari ini. Tidak ada b.a.b dan flatus. Sebetulnya sudah beberapa bulan ini B.A.B tidak pernah puas dan ditambah diarrhea berlendir dan darah sedikit. B.a.k tidak ada kelainan

1.2 Klarifikasi Istilah/Kata SulitTidak ada1.3 Kata kunci laki-laki 45 tahun sakit perut melilit hilang timbul muntah berwarna hijau, lama kelamaan berwarna hijau fekal tidak ada BAB dan flatus BAB tidak pernah puas Diare berlendir & darah sedikit BAK tidak ada kelainan 1.4 Pertanyaan1. Jelaskan definisi, etiologi, dan mekanisme dari muntah yang berwarna hijau sampai hijau fekal?2. Apakah penyebab dan mekanisme dari BAB tidak pernah puas dan diare berlendir disertai darah?3. Mengapa pada skenario tidak ada BAB dan flatus?4. Bagaimana perjalanan penyakit pada kasus dari awal keluhan hingga sekarang?5. Bagaimana perbedaan muntah hijau pada kanker dan pada volvulus?6. Bagaimana penangan pada kasus tumor yang disertai muntah?7. Jelaskan alur diagnostik dari kasus tersebut?8. Differential diagnosis!1.5 Jawaban pertanyaan :1. Definisi Muntah dan mekanisme muntah hijau atau fekalMuntah/Vomit/emesis -> Ekspulsi kuat isi saluran cerna bagian atas (lambung dan kadang duodenum) yang mengalami regurgitasi balik akibat pengaruh internal maupun eksternal melalui mulut. Rangsangan internal yg terkuat adalah : iritasi dan distensi saluran cerna bagian atas. Rangsang eksternal yg terkuat adalah : melihat visual menjijikan atau konsumsi beberapa derivat seperti morfin atau digitalis.Green VomitMuntah yang berwarna hijau (bilious emesis) menandakan kemungkinan adanya ileus obstruktif atau obstruksi usus manapun dibagian yg lebih kearah distal dari insersi common bile duct ke duodenum yg bermuara di hepatopancreatic duct.Etiologi Bilious Emesis Midgut Malrotation Peny. Hirchsprung Atresia intestine Volvulus midgut Malrotasi intestine Meconium plug Ileus obstruktif Organomegali atau kelainan intestine yg menyebabkan obstruksi Peritonitis Keganasan intestine bagian bawah Tumor intestine bagian bawah

MekanismeKeganasan pada bagian distal intestine Obstruksi pada bagian Distal Intestine yg menahun Obstruksi semakin memberat satu minggu terakhir Akumulasi makanan, gas, sekret pada intestine Menimbulkan iritasi dan Distensi Saluran cerna Merangsang CTZ Impuls syaraf diteruskan ke Medulla oblongata Impuls dikembalikan dan merangsang kontraksi bagian bagian intestine Bagian obstruksi yg terakumulasi dari makanan sekret, dll, bercampur dengan cairan empedu Bilious Vomitus 2. Mengapa pasien pada skenario tidak bisa BAB dan platusobstruksi Mekanik Intrinsik: karsinoma Lumen sempit atau tersumbat Proses pencernaan di lumen usus terganggu Makanan dalam usus tertimbun(gas&cair) Sehingga tidak bisa platus dan BAB3. Penyebab dan mekanisme dari BAB tidak pernah puas dan diare berlendir disertai darahPenyebab diare berlendir dan disertai darah :1. ileus obstruktif 2. Fissura kolorektal 3. Karsinoma kolon 4. Volvulus sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan kongenital, seperti malrotasi usus. Volvulus lebih sering sebagai penyebab obstruksi usus besar.5. Ada bakteri jahat yang masuk kedalam kolon Mekanisme BAB berlendir : Ileus Obstruksi Penyempitan atau Penyumbatan lumen usus Penggumpalan isi lumen usus (peningkatan gas & air) Distensi & penyumbatan Hipersekresi kelenjar pencernaann Akumulasi cairan & gas semakin bertambah & bakteri jahat masuk Feses menjadi lendir Karena ada jaringan yang rapuh Menyebabkan jaringan menjadi rusak dan berdarah Feses berlendir dan berdarah Mekanisme mengapa BAB selalu merasa tidak puas :Karena ada tumor atau benjolan dalam usus Ileus Obstruksi Penyempitan atau Penyumbatan lumen usus Pasase (perjalanan makanan) di lumen usus terganggu Sebagian makanan msh tertinggal di dalam usus BAB hanya sediki-sedikit Rasa tidak puas4.Perjalanan penyakit pada kasus

BAB tidak puas, berlendir+darah : - Massa belum menutupi seluruh lumen usus - Lesi pada jaringan carcinoma Sakit perut melilit dan muntah hijau : - Distensi usus akibat massa tumor dan feses - Obstruksi usus setelah bukaan common bile duct di sfinkter oddi Muntah hijau fekal : - Penumpukan feses dan makanan dan obstruksi setelah bukaan common bile duct di sfinkter oddi Tidak ada BAB dan flatus : - Massa carcinoma semakin membesar menutupi lumen usus secara total5. Perbedaan gejala pada kanker dan volvulus Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus itu sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium itu sendiri sebagai aksis longitudinal sehingga menyebabkan obstruksi saluran cerna.Terdiri dari:1. Volvulus Gaster 2. Volvulus Midgut 3. Volvulus Sekum 4. Volvulus Kolon Transversal 5. Volvulus SigmoidGejala klinis volvulus sigmoid :1. Biasanya pada orang lanjut usia 2. Nyeri kolik 3. Antara serangan kolik terdapat nyeri perut menetap 4. Perut besar sekali karena distensi sigmoid5. Kadang mual dan muntah 6. tidak bisa flatus dan buang air besar (konstipasi kronis). 7. Gambaran Foto rontgen khas : - Ban mobil karena belokan besar - Dengan bubur barium rektal terlihat tanda paruh burung Karsinoma kolorektal : Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus) dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Gejala klinis :1. Nyeri daerah panggul 2. Susah flatus3. BAB berdarah dan berlendir 4. Anoreksia 5. BB menurun 6. Keletihan 7. Konstipasi6. Penanganan muntah pada skenario Dekompresi dengan NGT Pemasangan infus untuk koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, juga keseimbangan asam basa Koreksi bedah Antibiotik profilaksus/terapeutik tergantung proses patologi penyebabnya Atasi dehidrasi 7. Alur diagnostikAnmnesis : Waktu keluhan sakit perut dan muntah (konsistensi, banyaknya, bau, warna, intensitas) Pola makan Penurunan berat badan Perubahan Pola/Kebiasaan Defekasi Riwayat penyakit dahulu Riwayat kanker dalam keluarga Faktor Predisposisi Konsumsi obat-obatan Riwayat psikososial seperti merokok dan alkohol Pemeriksaan fisik : Sakit ringan atau sakit berat Tanda-tanda anemia, limfadenopati atau ikterus Benjolan/massa di abdomen Nyeri tekan Pembesaran kelenjar limfe Pembesaran hati/limpa Colok Dubur (rectal touche) Status Gizi Pemeriksaan penunjang : Endoskopi Radiologis Ultrasonografi Histopatologi Laboratorium 8. Differential diagnosisA. Kanker kolon Definisi : Kanker kolon ialah keganasan dengan pertumbuhan lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. Etiologi : Hereditas, kelainan usus besar non karsinoma, parasitosis Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik. Pola makan yang buruk, antara lain terlalu banyak daging dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat dan minuman beralkohol Epidemiologi : Diseluruh dunia insiden rata-rata pada pria 16,6/100.000 wanita 14,7/100.000. Di Amerika serikat, kematian karena kanker kolon meduduki peringkat kedua Gejala klinis : - Perubahan kebiasaan buang air besar (diare ).- BAB berdarah dan lendir.- Penurunan berat badan.- Anemia, Pucat, Kembung, Sulit BAB- Kadang bengkak pada perut Patofisiologi: kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar. Klasifikasi stadium : Stadium A ; kedalaman invasi kanker belum menembus tunika muskularis, tak ada metastasis kelenjar limfe Stadium B :Kanker sudah menembus tunika muskularis dalam, dapat menginvasi tunika serosa, diluar serosa atau jaringan perirektal tapi tidak ada metastasis kelenjar limfe. Stadium C: kanker disertai metastasis kelenjar limfe yang terkena dibagi menjadi stadium C1 dan C2 Stadium C1 : kanker disertai metastasis kelenjar limfe samping usus dan mesenterium Stadium C2 : Kanker disertai metastasis kelejar limfe dipangkal arteri mesenterium Stadium D : kanker disertai metastasis organ jauh atau karena metastasis luas kelenjar limfe sehingga pasca reseksi tak mungkin kuratif. Penatalaksanaan : - Paling efektif dengan operasi - Kemoterapi adjuvan intra dan dan pasca operasi - Radioterapi pre, pasca/ intra operasi radikal karsinomarektum, dgn memperkuat kontrol lokal Komplikasi : - obstruksi usus parsial - Perforasi - perdarahan - Penyebaran keorgan lain Prognosis : Relative baik bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada reseksi , dan jaug lebih buruk bila telah terjadi metastasis ke kelenjar limfe B. Ileus Obstruktif Definisi : Penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan / penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu Etiologi : - Usia 50% pada usia pertengahan dan tua - Tumor ganas dan Volvulus - Ca Kolon - Inkarserasi lengkung usus pada hernia inguinalis - Intususepsi

Gejala klinik : 1.Nyeri abdomen terutama daerah paraumbilikalis) 2.Mual dan Muntah 3.Distensi abdomen4.Konstipasi Pathogenesis : Daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus menyebabkan penyempitan / penyumbatan lumen usus pasase lumen usus terganggu, Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi) hipersekresi kelenjar pencernaan akumulasi bertambah ke bagian proksimal kollik abdomen, mual, muntah Penatalaksanaan : - Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit - Dekompresi dan intubasi menghilangkan peregangan dan muntah - Terapi operatif Komplikasi : Komplikasi pada pasien ileus obstruktif dapat meliputi gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan, serta iskemia dan perforasi usus yang dapat menyebabkan peritonitis, sepsis, dan kematian Prognosis : Saat operasi, prognosis tergantung kondisi klinik pasien sebelumnya. Setelah pembedahan dekompresi, prognosisnya tergantung dari penyakit yang mendasarinya.C. Polip kolon Definisi : Adenoma pedunkulata (juga disebut sebagai polip adenomatosa atau adenoma polipoid) berbentuk seperti bola yang dilekatkan ke membrane mukosa oleh tangkai yang tipis. Umumnya polip adenomatosa dianggap tidak berbahaya. Akan tetapi, bila polip multiple atau bila diameter kepala lebih besardari 1cm, maka kemungkinan ganas menjadi lebih besar Etiologi : Adenoma vilosa (papiloma vilosa, adenoma sesil), berbeda dengan adenoma pedunkulata, merupakan suatu tumor sesil (tak bertangkai). Keganasan jauh lebih sering terjadi pada tumor ini (kemungkinan 25%) dibandingkan dengan adenoma pedunkulata Epidemiologi : Poliposis familial merupakan gangguan yang jarang terjadi dan diturunkan secara genetic sebagai sifat dominan autosomal. Kemungkinan timbul kanker meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan hampir 100% terjadi pada usia sekitar 40 tahun Gambaran klinis : Asimptomatik, perdarahan yang nyata atau samar, intususepsi dan menyebabkan obstruksi usus Penatalaksanaan : - proktokolektomi total dan ileostomi permanen atau reseksi subtotal dengan ileorektal anatomis - laparotomi reseksi segmental Prognosis : Kanker dengan frekuensi 1% dapat ditemukan pada adenoma dengan ukuran < 1 cm, 10 % pada adenoma dengan ukuran 1-2 cm, dan lebih dari 45% pada adenoma dengan ukuran > 2 cm

BAB III PENUTUP

3.1 KesimpulanDalam kasus ini,kelompok kami mendiagnosa Ca Kolon Ileus Obstruktif Polip KolonNamun dalam hal ini masih butuh anamnesis,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lebih lanjut untuk memastikan diagnostik yang pasti.3.2 Kritik dan SaranDalam laporan modul ini mungkin masih banyak kesalahan dan kekurangan dari kelompok kami maka kami perlu koreksi dari teman teman semua serta para dosen. Kami mohon maaf jika didalam laporan ini banyak kesalahan dan merupakan pembelajaran bagi kita bersama agar ke depannya bisa lebih baik lagi. Semoga kami sekelompok bisa memperbaiki kesalahan serta kekurangan didalam laporan ini.Karena itu kami butuh kritik dan sarannya.

DAFTAR PUSTAKA

T. Helvi Mardiani. Metabolisme HEME. Medan : USU Digital Library; 2004. American Associtation for Advancement of Science. Bilirubin Metabolism. Diunduh dari : http://stke.sciencemag.org/content/sigtrans/vol2004/issue230/images/large/2302004re6F1 Department of Biomedical Sciences university of Copenhagen. Bilirubin. Diunduh dari : http://www.mfi.ku.dk/ppaulev/chapter23/images/23-1 Patologi harrison 1607 vol.4 Marilynn E. Doenges. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC. Jakarta. R. Sjamsuhidayat, Wim de jong. 2004.Buku Ajar Ilmu Bedah, ed 2. EGC. Jakarta. Sudoyo W.Aru dkk.2006.Bukur Ajar Penyakit Dalam, Jilid 1.Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. JakartaPrice, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC