laporan metode penyuluhan
DESCRIPTION
LAPORAN KUNJUNGANTRANSCRIPT
i
LAPORAN
KAJI TINDAK PARTISIPATIF
OLEH
KELOMPOK : 6
NAMA KELOMPOK :
ANDI FATUR B. JESSICAA NOVANTI PRATIWI MASKUR MUH.YUNUS SITI FATIMA ABDULAH
JURUSAN PENYULUH PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN(STPP) GOWA
KEMENTERIAN PERTANIAN
2016
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan karuniaNya,sehingga Laporan Kaji Tindak Partisipatif dapat
diselesaikan sesuai dengan waktunya.Laporan ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Metode Penyuluhan Pertanian II.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Gowa, Januari 2016
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang 1B. Tujuan 2
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian Kaji Tindak Partisipatif 3
B. Bentuk-Bentuk Partisipasi 3
C. Faktor Yang Mempengauhi Partisipasi 4
D. Tahapan Kaji Tindak Partisipatif 4
E. Tujuan Kaji Tindak 5
F. Metodologi Penyuluhan Pertanian Partisipatif (MP3) 7
G. Mamfaat MP3 8
III. METODA PRAKTIKA. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 10
B. Pemilihan Responden 10
C. Metoda Belajar 10
IV. DESKRIPSI AGROSISTEMA. Biografi Responden dan Usahanya
B. Sumberdaya agrosistem
V. PROBLEMATISASIA. Menetapkan Posisi Penilaian 15
iv
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang
melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan
mikrobia) untuk kepentingan manusia.
Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan
pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman
tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu.
Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon)
dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan).
Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua
vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah).
Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua
non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai
subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan
keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan
aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam
usaha pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi
sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan
pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya,
pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan
produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua
aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan
maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha
pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis.
Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara
2
pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian
industrial selalu menerapkan pertanian intensif,keduanya sering kali
disamakan .Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah
pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).
B. Tujuan1. Untuk mengetahui permasalahan yang diaalami oleh responden.
2. Untuk mengetahui sasaran yang diperlukan responden.
3. Untuk mengetahui kendala yang dialami oleh responden.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kaji Tindak PartisipatifKaji Tindak ( Action Research) yaitu kegiatan riset melalui,tindakan
guna mengatasi masalah yang sungguh-sungguh penting dan berarti bagi
masyarakat.Sedangkan Partisipatif (Participatory) yaitu keterlibatan
mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut
bertanggung jawab di dalammnya.
Jadi kaji tindak partisipatif merupakan model program pertanian atau
pembangunan yang berbasis pada keterlibatan seluruh komponen atau
potensi masyarakat lokal setempat.
Kaji Tindak adalah Bentuk Penyuluhan Partisipatif, artinya melibatkan
peran aktif petani dalam proses kegiatan penyuluhan, bersama dengan
penyuluh pertanian mengidentifikasi masalah, menyusun kegiatan dan
melaksanakan tindak lanjut.
B. Bentuk-Bentuk Partisipasi1. Partisipasi vertikal
Bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya
atau mengambil bagian dalam suatuprogram pihak lain.
2. Partisipasi Horisontal
Masyarakat tidak musthil untuk mempunyai prakarsa dimana setiap
anggota atau kelompok masyarakat.
4
C. Faktor Yang Mempengauhi Partisipasi1. Umur
Usia mempengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan
kemasyarakatan yang ada.
2. Jenis Kelamin
Nilai peran perempuan telah bergeser dengan adanya gerakan
emansipasi wanita dengan pendidikan yang lebih baik.
3. Pendidikan
Syarat mutlak untuk partisipasi,dapat mempengaruhi sikap hidup
seseorang terhadap lingkungannya.
4. Pekerjaan/penghasilan
Pekerajaan seseorang menentukan berapa penghasilan yang akan
diperolehnya.
5. Lama Tinggal
Tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengaruh berinteraksi akan
berpengaruh pada partisipasi pada partisipasi seseorang.
D. Tahapan Kaji Tindak Partisipatif1. Metode Praktik Lapangan
a. Tempat dan waktu pelaksanaan
b. Spesifikasi kasus
c. Pemilihan responden
d. Metodologi dan rancangan kegiatan
2. Deskripsi Agroekosistem
a. Biografi responden dan usahanya
1. Identitas responden
2. Mulai berusaha
3. Susunan anggota keluarga
4. Pendidikan
5. Lokasi usaha
5
b. Sumber agrosistem
1. Sumber daya lahan dan bangunan
2. Sumber daya manusia
3. Sumber daya peralatan
4. Sumber daya finansial
c. Kinerja Agrosistem
1. Pengadaan bahan baku
2. Proses produksi
3. Pasca panen
4. Pemasaran
5. Pengendalian lingkungan
3. Problematisasi
a. Menetapkan posisi penilai
b. Inventarisasi masalah
c. Menemukan masalah
d. Strukturisasi masalah
E. Tujuan Kaji Tindak
Kaji Tindak merupakan satu metode yang dapat mengembangkan
kapasitas inovasi para penyuluh agar secara bersama-sama menelaah
dan memodifikasi inovasi teknologi pengembangan agribisnis berbasis
komoditi unggulan sesuai dengan kebutuhan petani. Para penyuluh yang
ada pada Balai Penyuluhan tingkat kecamatan di harapkan :
1) Berfokus pada pemecahan masalah atau perbaikan terhadap
penerapan yang praktis;
6
2) Ada kerangka konseptual sebagai latarbelakang yang
mencerminkan konsep strategi pengujian, perbaikan dan
pengembangan metode;
3) Mengembangkan kapasitas inovasi para penyuluh agar secara
bersama-sama menelaah dan memodifikasi inovasi teknologi
pengembangan agribisnis berbasis komoditi unggulan sesuai
dengan kebutuhan petani;
4) Membangun rasa kebersamaan dan tanggung jawab profesi
penyuluh dalam mengembangkan metode penyuluhan berfokus
pemecahan masalah dan perbaikan penerapan teknologi.
Dengan tujuan:
a. Meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian sebagai fasilitator
b. pengembangan agribisnis yang berbasis teknologi spesifik lokalita
terutama untuk menggerakan, membimbing dalam pelaksanaan
agribisnisyang mampu membangun jaringan antar pelaku agribisnis
pada satuanwilayah desa dan kecamatan;
c. Mengembangkan jaringan agribisnis berbasis inovasi teknologi
spesifiklokalita antara Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan(BP3K) di kecamatan dengan petani maupun pelaku usaha
lainnya;
d. Meningkatkan peran dan kegiatan Balai Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai kelembagaan penyuluhan
yangmengembangkan berbagai metode penyuluhan partisipatif;
e. Meningkatkan peran Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan
danKehutanan (BP3K) sebagai sentra pelayanan teknologi dan
informasiagribisnis (klinik agribisnis) bagi petani dan pelaku usaha.
7
F. Metodologi Penyuluhan Pertanian Partisipatif (MP3)
Metodologi penyuluhan pertanian partisipatif (MP3) merupakan upaya
pengembangan penyelenggaraan yang ingin menghasilkan seorang
Penyuluh Pertanian yang dalam melaksanakan tugasnya selalu
memanfaatkan teknologi yang akrab dengan petani dan lingkungannya.
1. Isi Penyajian MP3a. Membekali Penyuluh dengan pemahaman PRA (Participatory Rural
Appraisal)
b. Memanfaatkan PRA sebagai alat untuk menggali permasalahan
usahatani petani dan upaya mereka untuk mampu mengatasinya
sehingga usahataninya bisa bersaing dengan yang lain
c. Mendalami teknologi spesifik lokalita yg dimiliki petani maju dan poktan
unggulan bersama petani lain, penyuluh lain. Dosen dan peneliti terkait,
d. Menyusun dan mengembangkannya menjadi Materi Penyuluhan,
e. Menyebarluaskan materi tersebut kepada yang memerlukan
2. Tujuan MP3a. Identifikasi konteks permasalahan yang berkembang di masyarakat
petani,
b. Menemukan teknologi tepat guna dari petani maju dan poktan unggulan
di wilayahnya
c. Menyusun materi (informasi, teknologi) dan alat bantu penyuluhan
sesuai kebutuhan sasaran
d. Penyebaran informasi/ teknologi dengan gaya bahasa/pola pikir petani
sendiri
e. Memberikan kebanggaan pada petani maju untuk bersedia memberikan
teknologi/kelebihan yg menjadikannya sukses kepada petani lain
f. MP3 lebih menjamin kesesuaian RKPP dengan kebutuhan sasaran,
baik pada tahap penyusunan maupun pada tahap pelaksanaan
8
g. Melalui MP3 dapat memilih dan menerapkan metode penyuluhan yang
tepat sesuai kebutuhan sasaran
h. Tersedianyan informasi teknologi spesifik lokalita yang dapat diakses
oleh Penyuluh dan Petani
G. Mamfaat MP31. Bagi Penyuluh
a. Meningkatkan Profesionalisme (pengetahuan, kemampuan, wawasan
dan pengalaman serta motivasi dalam melaksanakan tugas penyuluhan
b. Memahami dan menguasai metodologi (MP3).
c. Menambah kreativitas dalam memperoleh materi, menyusun, dan
menyajikannya
d. Bertambahnya alat dan kelengkapan Penyuluhan.
e. Meningkat kemampuan berkomunikasi.
2. Bagi petani dan kelompok tani
a. Meningkatnya pengetahuan dan kemajuan dalam penguasaan
teknologi pertanian.
b. Meningkatkan kreativitas petani dalam menggali potensi diri dan
lingkungan
c. Bangga bahwa teknologinya bermanfaat bagi lingkungan
masyarakatnya
d. Bangga bahwa bermanfaat bagi lingkungan masyarakatnya
3. Bagi lembaga penyuluhan
a. Mensinergikan pendidikan MP3 dengan Program: P4S, Pemberdayaan
Masyarakat, Posyanluhtan.
b. Terkumpulnya Paket Teknologi Lokal Spesifik sebagai referensi (Buku
Pintar Penyuluh).
9
c. Melengkapi dan Memperkaya Materi dan Alat Bantu Penyuluhan
Pertanian.
d. Sebagai wahana Keterpaduan kegiatan: Pengakajian Teknologi
spesifik lokalita, Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Partisipasi.
10
III. METODA PRAKTIK
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi pengambilan data dilaksanakan di lahan pertanian responden di
Kelurahan Mawang.
Waktu pelaksanaan pengambilan data dimulai pada tanggal 4
Desember 2016 dan 4 Januari 2016
B. Pemilihan RespondenPemilihan responden yang ditetapkan dalam melaksanakan kegiatan
wawancara dengan responden dilakukan dengan cara penunjukkan
langsung (purposive),dengan menetapkan Bpk.Amirullah (Daeng Serrang)
sebagai responden dalam usaha taninya.
C. Metoda BelajarMetode belajar yang dilakukan dalam pelaksanaan wawancara dengan
responden yaitu,dengan metoda wawancara,yaitu melakukan diskusi dan
bertanyalangsung kepada mitra belajar,untuk mencapai sasaran belajar
aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
11
IV. DESKRIPSI AGROSISTEM
A. Biografi Responden dan Usahanya
Responden (mitra kerja) penulis adalah Bpk Amirullah (Daeng
Serrang) bertempat tinggal di Kelurahan Buttadidi Mawang Kecamatan
Bontomarannu Kabupaten Gowa.Umur 52 tahun,pendidikan terakhir SMP.
Jumlah anggota keluarga sebanyak 6 orang.Pengalaman usaha tani
Daeng Serrang dimulai ketika dia berada di bangku SMP.
B. Sumberdaya Agrosistem1. Sumberdaya lahan
Usaha budidaya padi yang dikelolah oleh Daeng Serrang memiliki
sumber daya berupa lahan yang keberadaanya yang sangat diperlukan
untuk terlaksananya proses budidarya padi.
Luas lahan persawahan Daeng Serrang yang terletak di kelurahan
Mawang seluas 50 are, Mitra belajar juga memiliki usaha tempat
pemancingan yang berdekatan dengan usaha taninya seluas 13
are.Daeng Serrang mampu menanam padi 2 kali dalam setahun.
2. Sumberdaya manusiaPengelolaan agribisnis bersangkut-paut dengan pengelolaan
sumberdaya manusia,karena untuk mengoperasionalkan setiap aktivitas
yang ada diperlukan seorang manajer yang dapat memotivasi dan
mengendalikan sumberdaya manusia untuk memaksimalkan produktiitas
kerjanya.
Dalam menjalankan usaha taninya Daeng Serrang dibantu oleh tenaga
kerja sebanyak 4 orang,mulai dari pengelolahan lahan, hingga pasca
panennya.
12
3. Sumberdaya peralatanProses produksi baik pada saat pengelolahan lahan hingga
pemanenan tentunya diperlukan peralatan yang dapat memperlancar
kegiatan tersebut.
Peralatan yang dimiliki oleh Daeng Serrangmeliputi:
Traktor
Handsprayer
Caplak
Sabit
Cangkul
Mesin penggiling padi
Dari data diatas menunjukkan bahwa peralatan yang dimiliki oleh
Daeng Serrang telah cukup memadai untukdigunakan dalam proses
budidaya tanaman padi.
4. Sumberdaya finansial
Kelancaran suatu usaha dipengaruhi oleh keberadaan sumber daya
finansial,baik berupa barang berharga maupun uang tunai/Sumber daya
finansial ini diperlukan untuk menanggulangi keadaan apabila tiba-tiba
terjadi perubahan mengakibatkan kondisi tidak normal dan dapat
mempengaruhi kelancaran usaha.
Kebutuhan Modal diperlukan untuk pengadaan peralatan,saprodi dan
biaya-biaya operasi selama berlangsungnya proses produksi,modal awal
di dapat oleh Daeng Serrang dari usaha tempat pemancingan ikan yang
dimilikinya serta dari modal sendiri.
5. Kinerja Agrosistem
13
Kinerja agrosistem dalam usaha budidaya padi dimulai dari, 1)
pengadaan bahan baku,2)proses Budidaya,3) Pasca Panen, 4)
Pemasaran
a. Pengadaan bahan bakuUsaha budidaya padi dalam proses produksinya salah satu yang perlu
diperhatikan adalah ketersediaan bahan baku.Daeng Serrang
menggunakan varietas padi inpari dan cisantana yang di dapatkan di toko
pertanian.
Jumlah bahan baku (benih padi) yang diperlukan disesuaikan dengan
luas lahan yang akan digunakan untuk proses produksi benih.
b. Proses Produksi1) Persemaian
Dalam persemaian,sebelumnya padi tidak dilakukan uji daya
kecambah hal ini karena petani tidak mengetahui cara uji kecambah padi.
Umur bibit berkisar antara 17 sampai 20 hari (setelah hambur).
2) Pengolahan tanah
Pengelolahan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor tangan
(hand traktor),dengan tindakan membajak dan menggaru tanah.Kondisi
tanah pada saat dilakukan pengolahan tanah adalah berair.
3) Penanaman
Penanaman dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia.dengan
menggunakan jarak tanam 25 x 35 meter
4) Pemeliharaan
Penyuluaman dilakukan untuk menggantikan tanaman yang tidak
tumbuh serta penyiangan dilakukan untuk menghilangkan rumput-rumput
penggangu.
5) Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah urea dan popkro
6) Pengendalian hama/penyakit
14
Pengendalian hama/penyakit yang dilakukan adalah mengendalikan
hama dengan menggunakan insektisida.
c. Panen
Panen dilakukan secara manual(menggunakan tenaga
manusia),dengan alat sabit bergerigi. Tanaman yang dipanen kemudian
dikumpulkan/ ditumpuk dalam petakan sawah,dibiarkan beberapa saat
sebelum dirontokkan.Hasil produksi sebanyak 2,6 ton gabah.
d. Pengeringan Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air.Pengeringan
dilakukan di atas lantai jemur dengan menggunakan sinar matahari.
e. Pemasaran Hasil panen budidaya padi yang dilakukan oleh Daeng Serrang selain
untuk dikomsumsi sendiri juga di jual ke pedagang-pedagang.
15
V. PROBLEMATISASI
Problematisasi merupakan kegiatan mencari dan menemukan
berbagai persoalan yang mengakibatkan ketidak-lancara suatu usaha.
Problematisasi dilakukan untuk mengungkapkan masalah-masalah yang
dihadapi di dalam agroekosistem yang memerlukan kita bertindak dalam
menyusun rancangan pemecahan masalah.
Agar permaslahan dapat terungkap dan jelas spesifikasinya,maka
dalam problematisasi ini yang menjadi fokus bahasan adalah;1)
Menetapkan posisi penilaian, 2) investarisasi masalah 3) Menemukan
masalah, dan 4) struktur masalah
A. Menetapkan Posisi PenilaianUntuk memudahkan melihat aktivitas dalam suatu agrosistem ,maka
terlebih dahulu ditetapkan posisi penilaian. Dalam kesempatan ini,untuk
mengetahui lebih dekat aetiap aktivitas yang berlangsung dalam kegiatan
budidaya padi,posisi penelitian ditempatkan sebagai “Mitra Belajar”. Sehingga melalui proses ini diperlukan keterlibatan secara langsung pada
setiap aktivitas yang berlangsung dalam agrosistem tersebut.
B. Investarisasi MasalahMasalah adalah situas yang memerlukan kita untuk bertindak,dan
dengan sepenuhnya atau sebagian menjadi tanggung jawab kita.Dalam
usaha budidaya padi yang dilaksanakan oleh Daeng Serrang,masalah-
masalah yang dapat di inventarisir dar situasi agrosistem tersebut sebagai
berikut:
a. Tingkat pendapatan rendahPendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan benih padi pada lahan
pertanaman seluas 50 are dengan berat gabah 2,6 ton ,Daeng Serrang
mampu mendapat sebanyak Rp.11.925.000,- dengan keuntungan bersih
Rp.10,375.000,-.
16
b. Jumlah produksi rendahJumlah produksi yang dipasarkan sebagai benih dari lahan produksi
seluas 50 are yaitu 2 ton.
c. Penggunaan saprodi tidak sesuai rekomendasiPenggunaan saprodi yang kurang dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan tanaman dan pembentukan gabah.Saprodi yang
dimaksudkan disini adalah jenis pupuk dan pestisida,dalam aplikasinya
harus disesuaikan dengan rekomendasi setempat.
d. Saprodi tidak tersediaUntuk mengaplikasikan saprodi pada proses pertumbuhan
tanaman,maka saprodi harus tersedia sesuai dengan kebutuhan.
e. Penanganan pasca panen belum baikKegiatan pasca panen meliputi, pemotongan, perontokan,
pengangkutan, pengeringandan penyimpanan,belum dikelola dengan baik
sehingga dapat mempengaruhi ketersediaan produk baik kualitas maupun
kuantitas.
f. Jam kerja kurangJam kerja yang dicurahkan untuk pengoprasian peralatan/mesin dan
operator berkisar antara 4-6 jam setiap hari,sehingga masih ada waktu
luang yang tidak produktif dan tidak di mamfaatkan.
g. Tenaga kerja kurang terampilTenaga kerja yang bekerja,belum terorganisir dengan baik.Teknik
bercocok tanam yang baik serta pengelolahan benih belum mereka
pahami dengan benar.Jadi selama ini mereka hanya mengandalkan
pengalaman.
h. Tingkat pendidikan formal rendahTingkat pendidikan formal tenaga kerja umumnya rendah,sehingga
setiap ada inovasi baru yang anjurkan masih sulit untuk direspon,apalagi
jika hal tersebut bersifat teknis.
17
i. Petani tidak mau menggunakan pupuk organikPenggunaan pupuk pada lahan pertanian berfungsi untuk
mengembalikan unsur hara dan tekstur tanah yang ada di
persawahan.Namun banyak petani yang tidak mau menggunakan pupuk
organik karena mereka tidak mengetahui fungsi dan mamfaat penggunaan
pupuk organik, sehingga mereka menganggap bahwa pupuk organik tidak
ada gunanya.
j. Bantuan pemerintah tidak tersalurDemi kelancaran proses produksi tentu diperlukan bantuan pemerintah
seperti pupuk ataupun alsintan, namun dari hasil wawancara dengan
Daeng Serrang, ia jarang mendapatkan bantuan dari pemerintah.
i. Fungsi kelompok tani tidak berjalanKelompok tani merupakan .namun masih banyak petani yang berada di
wilayah tersebut tidak memiliki kelompok tani, hal ini dikarenakan banyak
petani yang tidak mengetahui fungsi kelompok tani.
Adapun fakta,masalalah,dan sasaran dari usaha budidaya padi ,disajikan
pada Tabel 1 berikut ini:
18
Tabel 1. Fakta- Masalah Sasaran,usaha budidaya padi di Kelurahan
Mawang,Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa,2016
No Fakta Masalah Sasaran
1. Fungsi kelompok tani
tidak berjalan sesuai
yang diharapkan
Jarangnya diadakan
pertemuan antar
anggota kelompok tani
Mengggerakkan
dan menjalankan
kelompok tani
sesuai fungsinya
2. Bantuan dari
pemerintah tidak
tersalurkan ke pelaku
utama
Tidak adanya bantuan
yang diterima oleh
petani
Memperbaiki sera
mengawasi sistem
penyaluran
bantuan agar
sampai ke petani
3. Petani tidak mau
menggunakan pupuk
organik
Petani menganggap
bahwa pupuk organik
tidak memiliki efek dan
mamfaat untuk
meningkatkan produksi
Memberikan
pengetahuan dan
bukti kepada petani
tentang mamfaat
dan kelebihan
pupuk organik.Agar
mereka mau
menggunakannya
4 Adanya serangan hama Produksi rendah Mengendalikan
hama secara
terpadu
5 Petani memiliki
pengalam bertani tetapi
pengetahuan dan
keterampilan kurang
Produksi dan
pendapatan dari tahun
ke tahun tidak terlalu
meningkat
Memberikan
penyuluhan
tentang cara
budidaya padi yang
benar sehingga
dapat
meningkatkan
pendapatan
19
Permasalahan yang muncul dalam usaha budidaya padi yang
diidentifikasi tidak semuanya merupakan bagian yang diungkapkan oleh
mitra belajar.Munculnya masalah tersebut sebgai hasil analisis yang
menggunakan hubungan sebab akibat dan observasi langsung pada
setiap bagian(sub sistem) yang dilakukan oleh pembelajar.
Identifikasi permasalahan yang diinventalisir oleh pembelajar dengan
mitra belejar disajikan pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Identifikasi permasalahan dalam perusahaan (medium belajar) di
Kelurahan Mawang,Kecamatan Bontomarannu,Kabupaten
Gowa,2016
NO PermasalahanSumber Identifikasi
Pembelajar Mitra Belajar
1 Tingkat pendapatan rendah - x
2 Jumlah produksi rendah x -
3 Presentase gabah menjadi beras
kurang
x -
4 Penggunaan saprodi tidak sesuai
rekomendasi
x -
5 Pupuk tidak tersedia x -
6 Penanganan pasca panen belum
baik
x -
7 Prasarana kurang memadai x -
8 Peralatan tidak digunakan
semestinya
x -
9 Jam kerja kurang x -
10 Tenaga kerja kurang terampil x -
11 Tingkat pendidikan formal rendah x -
12 Motivasi kerja kurang - x
20
Tabel 2. Identifikasi permasalahan dalam perusahaan (medium belajar) di
Kelurahan Mawang,Kecamatan Bontomarannu,Kabupaten
Gowa,2016 (Lanjutan).
No Fakta Masalah Sasaran13 Fungsi kelompok tani tidak berjalan
baik
- X
14 Adanya serangan hama x -15 Bantuan dari pemerintah tidak
tersalur
- x
16 Petani tidak mau menggunakan
pupuk organik
x -
Sumber: Data primer setelah diolah,2016
Keterangan x = ‘Ya”
- = “Tidak”
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah permasalahan ada
16 butir.Di antara permasalahan tersebut terdapat 6 masalah yang
diidentifikasi bersama antara pembelajar dengan mitra belajar,dan ada 6
masalah yang diidentifikasi oleh pembelajar sebelumnya tidak dikenal
dalam medium belajar.
C. Strukturiasasi MasalahStrukturiasi masalah adalah sesuatu teknik untuk mengidentifikasi
semua masalah dalam suatu situasi tertentu, disusun dan dilukiskan
sebagai satu rangkaian sebab-akibat,berbentuk spesifik,sebagai hasil
situasi pada agrosistem,dianalisis penyebab masalah tersebut dalam
forum curah pendapat.
Masalah utama yang muncul dari hasil analisis masalah pada usaha
budidaya padi adalah “jumlah produksi rendah”, ada 3 penyebab
langsung dari masalah tersebut yakni; a) tenaga kerja kurang terampil, b)
pupuk tidak tersedia , dan c) presentase gabah menjadi beras kurang.
21
Adapun strukturniasi masalah pada usaha budidaya padi di Kelurahan
Mawang disajikan pada Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Struktur Masalah Budidaya Padi di Kelurahan Mawang
Kecamatan Bontomarannu,Kabupaten Gowa,2016
Pendapatan rendah
Produksi rendah
tenaga kerja kurang
terampil
motivasi kerja kurang tingkat
pendidikan formal rendah
fungsi kelompok tani tidak berjalan
dengan baik
Penggunaan saprodi tidak
sesuai dengan rekomendasi
adanya serangan hama petani tidak mau
menggunakan pupuk organik
pupuk tidak tersedia
Bantuan pemerintah
tidak tersalur
presentase gabah menjadi beras kurang
Penanganan pasca panen belum baik
peralatan tidak digunakan semestinya
prasaranan kurang
memadai
22
VI. DESAIN TINDAKAN TRANSFORRMASI
A. Menetapkan SasaranSasaran merupakan kriteria bagi keputusan yang dirinci khusus dan
harus dicapai.Selanjutnya dikemukakan bahwa sasaran adalah ukuran
yang jelas mengenai tujuan yang akan dicapai.
Sasaran utama yang dicapai pada dasarnya adalah mengatasi dan
memecahkan masalah utama.Untuk mecapai sasaran utama,maka
diperlukan tindakan yang akan dilaksanakan yaitu tercapainya kenaikan
produksi.
Dengan demikian,untuk mencapai sasaran utama terlebih dahulu
harus dicapai sasaran antara (SA).Adapun sasaran yang akan di capai
yaitu sebagai berikut:
1. Tercapainya peningkatan persentase gabah menjadi benihUntuk mewujudkan hal tersebut perlu disertai dengan
terlaksananya penggunaan saprodi sesuai rekomendasi,tersedianya
saprodi yang akan digunakan sesuai kebutuhan,terlaksananya
penanganan pasca panen dengan baik,dan terpenuhinya tenaga kerja
terampil,dan tersedianya prasarana yang menunjang kegiatan.
2. Pupuk tersediaUntuk mewujudkan hal tesebut,diharapkan bantuan pemerintah
dapat tersalur sepenuhnya kepada sasaran utama,agar proses dalam
bididaya padi (kegiatan pertanian) dapat berjalan dengan baik.
3. Tenaga kerja terampilUntuk mewujudkan hal tersebut,diharapkan agar fungsi dari
kelompok tani dapat berjalan dengan baik sesai dengan fungsinya
sehingga sasaran utama dapat menggunakan saprodi dengan baik,
petani yang sebelumnya tidak mengetahui mamfaat dari pupuk
23
organik dapat mengetahui kegunaan pupuk organik serta petani
mampu mengatasi hama dan penyakit jika padinya terserang.
Dengan tercapainya sasaran-sasaran tersebut,sebagai akibat yang
ditimbulkan adalah “Terwujudnya peningkatan pendapatan”.
B. Strukturisasi SasaranStrukturiasi sasaran merupakan diagram pohon yang
menggambarkan sasaran yang ingin dicapai sesuai tindakan-tindakan
sasaran sebagai akibat adanya tindakan perbaikan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa diagram pohon sasaran
adalah teknik untuk mengidentifikasi sasaran yang ingin diwujudkan.
Adapun diagram pohon sasaran pada usaha budidaya padi disajikan
pada Gambar 2 berikut ini:
Gambar 2.Struktur Sasaran Usaha Budidaya Padi di Kelurahan Mawang
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa,2016
Pendapatan meningkat
Produksi meningkat
tenaga kerja terampil
tingkat pendidikan formal membaik
kelompok tani berjalan sesuai
fungsinya
penggunaan saprodi sesuai
dengan rekomendasi
Serangan hama teratasi
petani mau mengguanakan pupuk organik
pupuk tersedia
bantuan dari pemerintah
tersalur
Presentase beras menjadi gabah
meningkat
Penanganan pasca panen meningkat
peralatan digunakan semestinya
Prasarana memadai
24
Apabila kedua sasaran antara tersebut tercapai dengan melakukan
tindakan-tindakan tersebut,maka diharapkan sasaran utama yakni
“tercapainya peningkatan produksi”akan mewujudkan peningkatan
pendapatan.
Adapun alternatif tindakan yang akan dilaksanakan pada usaha
budidaya padi, disajikan pada Gambar 3 berikut ini:
Gambar 3. Struktur Tindakan Alternatif Budidaya Padi Kelurahan Mawang
Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa,2016
Pendapatan meningkat
produksi tinggi
Terjadinya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan petani
Terlakasanananya pembinaan/proses
penyuluhan
Meningkatkan pengetahuan
petani mengenai pupuk organik
Meningkatkan kepedulian petani
terhadp pengendalian hama dan penyakit
Meningkatkan pengetahuan petani
terhadap penggunaan saprodi
Melakkan pasca panen
25
VII. METODE PENYULUHAN PERTANIAN PARTISIPATIF(MP3)
Metodologi penyuluhan pertanian partisipatif (MP3) merupakan upaya
pengembangan penyelenggaraan yang ingin menghasilkan seorang
Penyuluh Pertanian yang dalam melaksanakan tugasnya selalu
memanfaatkan teknologi yang akrab dengan petani dan lingkungannya.
Format MP3 dapat dilihat pada Lampiran 1. .
1. Ciri khas teknologi : menanam padi sawah dengan menggunakan
Sistem Legowo 2 : 1
Keuntungan/manfaat: a. Menambah jumlah tanaman padi.
b. meningkatkan produktivitas tanaman padi.
c. memperbaiki kualitas gabah dengan semakin
banyaknya tanaman pinggir.
d. mengurangi penyakit dan tingkat serangan
hama.
e.mempermudah dalam perawatan baik itu
pemupukan maupun
2. Rincian penerapan teknologi
a. lahan sawah diolah dengan menggunakan handtraktor sampai lahan
sawah siap ditanami.
b. Pemilihan benih unggul.
c. Persemaian benih sampai 21 hari.
d. Setelah 21 hari bibit padi dipindahkan ke lahan pertanaman sawah
dengan memakai system tanam jajar legowo 2:1.
e. Pemupukan diberikan dengan dosis 2 zak urea dan 4 zak NPK.
f. Pengendalian hama dilakukan menggunkan pestisida. Sesuai hama
yang menyerang dan dengan mengggunakan dosis yang sesuai.
26
3. Alasan penerapan teknologi: dapat meningkatkan produksi dan
pendapatan keluarga.
4. Masalah yang terjadi dan upaya pemecahannya
Masalah : a. serangan hama
b. Tidak menggunakan zat perangsang tumbuh
(ZPT)
c. Dalam pemanenan belum menggunakan
teknologi tepat guna
Upaya pemecahan : a. Pengendalian hama sesuai jenish hama dan
dosis yang dianjurkan.
b. Menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT)
organik
c. Penerapan inovasi teknologi tepat guna dalam
panen/pascapanen
27
PENUTUP
Kaji Tindak adalah Bentuk Penyuluhan Partisipatif, artinya melibatkan
peran aktif petani dalam proses kegiatan penyuluhan, bersama dengan
penyuluh pertanian mengidentifikasi masalah, menyusun kegiatan dan
melaksanakan tindak lanjut.
Pemilihan responden dilakukan dengan cara penunjukan langsung
yaitu,Bpk Amirullah (Daeng Serrang) bertempat tinggal di Bontomanai RT
01/RW 02 Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.Umur 50
tahun,pendidikan terakhir SMP.Pengalaman usaha tani Daeng Serrang
telah mencapai 20 tahun serta luas areal sawah sekitar 309,5 Ha.
Terdapat 6 poin yang menjadi masalah dalam penanganan budidaya
padi yang di kelola oleh Daeng Serrang yaitu,1)Fungsi kelompok tani tidak
berjalan sesuai fungsinya, 2)Tidak tersalurkannya bantuan benih dan
pupuk dari pemerintah ke petani, 3)Petani tidak berminat untuk
menerapkan sistem tanam jajar legowo karena masih beranggapan biaya
dan tenaga kerjanya lebih besar,4)Petani tidak berminat untuk
menggunakan pupuk organik, 5)Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan petani untuk meningkatkan produksi,6) Adanya serangan
hama dan penyakit.
Masalah utama yang muncul dari hasil analisis masalah pada usaha
budidaya padi adalah “jumlah produksi rendah”, ada 3 penyebab
langsung dari masalah tersebut yakni; a) tenaga kerja kurang terampil, b)
pupuk tidak tersedia , dan c) presentase gabah menjadi beras kurang.
Sasaran utama yang dicapai pada dasarnya adalah mengatasi dan
memecahkan masalah utama.Untuk mecapai sasaran utama,maka
diperlukan tindakan yang akan dilaksanakan yaitu tercapainya kenaikan
produksi.
28
29
DAFAR PUSTAKA
Balla,Tandi,2001, Proses Produksi Dan Pemasaran Benih
Padi;Universitas Hasanuddin Makassar,Makassar
http://balitpa.litbang.deptan.go.id; Diakses pada tanggal 14 Januari 2016
htpp://www.puslittan.bogor.net; www.litbang.deptan.go.id; Diakses pada
tanggal 20 Januari 2016
www.knowledgebank.irri.org,diakses pada 20 Januari 2016
30
Lampiran 1. Format MP3
INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKALITA BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
Informasi Petani MajuNama Petani: Daeng Ngawi Alamat: Kp. Bontomanai
RT01/RW 02 Desa Bontomanai Kec. Bontomarannu Kab. Gowa
Umur : 50 tahun
Pengalaman Usaha Tani: 20 tahun Jumlah Anggota Keluarga: 3 orang
Nama Kelompok Tani : Ingin Maju
Alamat: Desa Bontomanai
BPP/Kecamatan: Nama Penyuluh: Maria Wenny
Alamat : Kec. Bontomarannu Kab. Gowa Prov. Sulawesi selatan
Alamat: Antang
1. Kondisi WilayahKomoditas yang Diusahakan: Padi Tinggi Tempat: 25 m dplLuas Wilayah : 309,5 ha Curah Hujan : 273,74
mm/tahunJumlah Kaluarga Tani : …… KK Temperatur : 22 0C - 35 0C Keadaan Lahan : Datar Jenis Tanah : litosol, pH 5,0 -
6,0 Sistem Pengairan : Tadah Hujan Jarak ke Pasar
Kecamatan : 3 kmKelembagaan:- Petani : Poktan, Gapoktan- Ekonomi: Pasar, Kios/warung, kios saprodi- Sosial : polindes,puskesmas
Kabupaten/Induk : 20 km Sarana Transportasi: Angktan pedesaan, motor
2. Kondisi Usaha Tani
a. Luas lahan:- Lahan sawah 0.9 ha
b. Pola tanam : Padi – Padi
c. Tenaga kerja : 4 orang
d. Alat yang digunakan: Traktor, handsprayer, caplak, sabit, cangkul
e. Biaya produksi : 1.650.000,00
31
Analisis Usaha Tani Musim Tanam yang LaluKomoditas Luas
Tanam (ha)
Waktu Tanam
Produksi (kg)
Pendapatan (Rp)
Biaya (Rp)
Keuntunga
n (Rp)
0.9 Juli – Oktober
5.910 23.640000
1.650.000 21.990.000
Jumlah - - - - - 21.990.000
penggunaan pupuk secara memadai, maka produktivitas dapat meningkat dan Dengan
penerapan teknologi Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1
dengan dosis pemupukan yang sesuai dan mengendalian hama terpadu produktivitas
dapat meningkat.
Ciri khas teknologi yang diterapkan dan manfaat/keuntungannya
1. Ciri khas teknologi: a. menanam padi sawah dengan menggunakan Sistem Legowo 2 : 1
Keuntungan/manfaat: a. Menambah jumlah tanaman padi. b. meningkatkan produktivitas tanaman padi. c. memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir. d.mengurangi penyakit dan tingkat serangan hama.
e.mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan maupun penyemprotan pestisida;2. Rincian penerapan teknologi
a. lahan sawah diolah dengan menggunakan handtraktor sampai lahan sawah siap ditanami.
b. Pemilihan benih unggul.c. Persemaian benih sampai 21 hari.d. Setelah 21 hari bibit padi dipindahkan ke
lahan pertanaman sawah dengan memakai system tanam jajar legowo 2:1.
e. Pemupukan diberikan dengan dosis 2 zak urea dan 4 zak NPK.f. Pengendalian hama dilakukan menggunkan pestisida. Sesuai hama yang
menyerang dan dengan mengggunakan dosis yang sesuai.
32
3. Alasan penerapan teknologi: dapat meningkatkan produksi dan pendapatan keluarga.
4. Masalah yang terjadi dan upaya pemecahannyaMasalah : a. serangan hama b. Tidak menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT)
c. Dalam pemanenan belum menggunakan teknologi tepat guna Upaya pemecahan : a. Pengendalian hama sesuai jenish hama dan dosis yang dianjurkan.
b. Menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT) organik c. Penerapan inovasi teknologi tepat guna dalam panen/pascapanen
Tanggapan/komentar Petani1. Berusaha tani memang tidak mudah tetapi tergantung orangnya,jika sudah
terbiasa bertani jadi sudah terasa mudah dikerjakan. Maka dari itu dibiasakan dan bertani sudah menjadi hobi saya.
Tanggapan/komentar Penyuluh Pertanian
1. Diharapkan petani mampu menyebar luaskan inovasi dan teknologi jajar legowo kepada petani lain.
2. Diharapkan petani petani mau dan mampu menggunakan pupuk dan pestisida organik.
3. Direkomendasikan kepada para petani untuk lebih menguasai dan menerapkan pengendalian hama terpadu (PHT) dan pengelolaan tanaman secara terpadu (PTT).
Key word: Jajar legowo 2 : 1,
33
Tanggapan/Komentar Peserta :Ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi kami. bisa belajar secara real bagaiman kehipan petani agar kami dapat memahami kehidupan petani dan bagamana menjadi seorang penyuluh pertanian.