laporan metode penyuluhan

49
i LAPORAN KAJI TINDAK PARTISIPATIF OLEH KELOMPOK : 6 NAMA KELOMPOK : ANDI FATUR B. JESSICAA NOVANTI PRATIWI MASKUR MUH.YUNUS SITI FATIMA ABDULAH JURUSAN PENYULUH PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN(STPP) GOWA KEMENTERIAN PERTANIAN

Upload: masriani-mahmud

Post on 15-Apr-2016

72 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

LAPORAN KUNJUNGAN

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN Metode Penyuluhan

i

LAPORAN

KAJI TINDAK PARTISIPATIF

OLEH

KELOMPOK : 6

NAMA KELOMPOK :

ANDI FATUR B. JESSICAA NOVANTI PRATIWI MASKUR MUH.YUNUS SITI FATIMA ABDULAH

JURUSAN PENYULUH PERTANIAN

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN(STPP) GOWA

KEMENTERIAN PERTANIAN

2016

Page 2: LAPORAN Metode Penyuluhan

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas

berkat dan karuniaNya,sehingga Laporan Kaji Tindak Partisipatif dapat

diselesaikan sesuai dengan waktunya.Laporan ini diajukan guna

memenuhi tugas mata kuliah Metode Penyuluhan Pertanian II.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya

makalah ini. 

Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu

pengetahuan bagi kita semua.

Gowa, Januari 2016

Penulis

Page 3: LAPORAN Metode Penyuluhan

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang 1B. Tujuan 2

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian Kaji Tindak Partisipatif 3

B. Bentuk-Bentuk Partisipasi 3

C. Faktor Yang Mempengauhi Partisipasi 4

D. Tahapan Kaji Tindak Partisipatif 4

E. Tujuan Kaji Tindak 5

F. Metodologi Penyuluhan Pertanian Partisipatif (MP3) 7

G. Mamfaat MP3 8

III. METODA PRAKTIKA. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 10

B. Pemilihan Responden 10

C. Metoda Belajar 10

IV. DESKRIPSI AGROSISTEMA. Biografi Responden dan Usahanya

B. Sumberdaya agrosistem

V. PROBLEMATISASIA. Menetapkan Posisi Penilaian 15

Page 4: LAPORAN Metode Penyuluhan

iv

Page 5: LAPORAN Metode Penyuluhan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang

melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan

mikrobia) untuk kepentingan manusia.

Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan

pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman

tertentu, terutama yang bersifat semusim.

Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu.

Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon)

dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan).

Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua

vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah).

Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua

non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai

subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan

keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan

aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam

usaha pertanian.

Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi

sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan

pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya,

pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan

produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua

aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan

maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha

pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis.

Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara

Page 6: LAPORAN Metode Penyuluhan

2

pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian

industrial selalu menerapkan pertanian intensif,keduanya sering kali

disamakan .Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah

pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).

B. Tujuan1. Untuk mengetahui permasalahan yang diaalami oleh responden.

2. Untuk mengetahui sasaran yang diperlukan responden.

3. Untuk mengetahui kendala yang dialami oleh responden.

Page 7: LAPORAN Metode Penyuluhan

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kaji Tindak PartisipatifKaji Tindak ( Action Research) yaitu kegiatan riset melalui,tindakan

guna mengatasi masalah yang sungguh-sungguh penting dan berarti bagi

masyarakat.Sedangkan Partisipatif (Participatory) yaitu keterlibatan

mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut

bertanggung jawab di dalammnya.

Jadi kaji tindak partisipatif merupakan model program pertanian atau

pembangunan yang berbasis pada keterlibatan seluruh komponen atau

potensi masyarakat lokal setempat.

Kaji Tindak adalah Bentuk Penyuluhan Partisipatif, artinya melibatkan

peran aktif petani dalam proses kegiatan penyuluhan, bersama dengan

penyuluh pertanian mengidentifikasi masalah, menyusun kegiatan dan

melaksanakan tindak lanjut.

B. Bentuk-Bentuk Partisipasi1. Partisipasi vertikal

Bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya

atau mengambil bagian dalam suatuprogram pihak lain.

2. Partisipasi Horisontal

Masyarakat tidak musthil untuk mempunyai prakarsa dimana setiap

anggota atau kelompok masyarakat.

Page 8: LAPORAN Metode Penyuluhan

4

C. Faktor Yang Mempengauhi Partisipasi1. Umur

Usia mempengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan

kemasyarakatan yang ada.

2. Jenis Kelamin

Nilai peran perempuan telah bergeser dengan adanya gerakan

emansipasi wanita dengan pendidikan yang lebih baik.

3. Pendidikan

Syarat mutlak untuk partisipasi,dapat mempengaruhi sikap hidup

seseorang terhadap lingkungannya.

4. Pekerjaan/penghasilan

Pekerajaan seseorang menentukan berapa penghasilan yang akan

diperolehnya.

5. Lama Tinggal

Tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengaruh berinteraksi akan

berpengaruh pada partisipasi pada partisipasi seseorang.

D. Tahapan Kaji Tindak Partisipatif1. Metode Praktik Lapangan

a. Tempat dan waktu pelaksanaan

b. Spesifikasi kasus

c. Pemilihan responden

d. Metodologi dan rancangan kegiatan

2. Deskripsi Agroekosistem

a. Biografi responden dan usahanya

1. Identitas responden

2. Mulai berusaha

3. Susunan anggota keluarga

4. Pendidikan

5. Lokasi usaha

Page 9: LAPORAN Metode Penyuluhan

5

b. Sumber agrosistem

1. Sumber daya lahan dan bangunan

2. Sumber daya manusia

3. Sumber daya peralatan

4. Sumber daya finansial

c. Kinerja Agrosistem

1. Pengadaan bahan baku

2. Proses produksi

3. Pasca panen

4. Pemasaran

5. Pengendalian lingkungan

3. Problematisasi

a. Menetapkan posisi penilai

b. Inventarisasi masalah

c. Menemukan masalah

d. Strukturisasi masalah

E. Tujuan Kaji Tindak

Kaji Tindak merupakan satu metode yang dapat mengembangkan

kapasitas inovasi para penyuluh agar secara bersama-sama menelaah

dan memodifikasi inovasi teknologi pengembangan agribisnis berbasis

komoditi unggulan sesuai dengan kebutuhan petani. Para penyuluh yang

ada pada Balai Penyuluhan tingkat kecamatan di harapkan :

1) Berfokus pada pemecahan masalah atau perbaikan terhadap

penerapan yang praktis;

Page 10: LAPORAN Metode Penyuluhan

6

2) Ada kerangka konseptual sebagai latarbelakang yang

mencerminkan konsep strategi pengujian, perbaikan dan

pengembangan metode;

3) Mengembangkan kapasitas inovasi para penyuluh agar secara

bersama-sama menelaah dan memodifikasi inovasi teknologi

pengembangan agribisnis berbasis komoditi unggulan sesuai

dengan kebutuhan petani;

4) Membangun rasa kebersamaan dan tanggung jawab profesi

penyuluh dalam mengembangkan metode penyuluhan berfokus

pemecahan masalah dan perbaikan penerapan teknologi.

Dengan tujuan:

a. Meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian sebagai fasilitator

b. pengembangan agribisnis yang berbasis teknologi spesifik lokalita

terutama untuk menggerakan, membimbing dalam pelaksanaan

agribisnisyang mampu membangun jaringan antar pelaku agribisnis

pada satuanwilayah desa dan kecamatan;

c. Mengembangkan jaringan agribisnis berbasis inovasi teknologi

spesifiklokalita antara Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan(BP3K) di kecamatan dengan petani maupun pelaku usaha

lainnya;

d. Meningkatkan peran dan kegiatan Balai Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai kelembagaan penyuluhan

yangmengembangkan berbagai metode penyuluhan partisipatif;

e. Meningkatkan peran Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan

danKehutanan (BP3K) sebagai sentra pelayanan teknologi dan

informasiagribisnis (klinik agribisnis) bagi petani dan pelaku usaha.

Page 11: LAPORAN Metode Penyuluhan

7

F. Metodologi Penyuluhan Pertanian Partisipatif (MP3)

Metodologi penyuluhan pertanian partisipatif (MP3) merupakan upaya

pengembangan penyelenggaraan yang ingin menghasilkan seorang

Penyuluh Pertanian yang dalam melaksanakan tugasnya selalu

memanfaatkan teknologi yang akrab dengan petani dan lingkungannya.

1. Isi Penyajian MP3a. Membekali Penyuluh dengan pemahaman PRA (Participatory Rural

Appraisal)

b. Memanfaatkan PRA sebagai alat untuk menggali permasalahan

usahatani petani dan upaya mereka untuk mampu mengatasinya

sehingga usahataninya bisa bersaing dengan yang lain

c. Mendalami teknologi spesifik lokalita yg dimiliki petani maju dan poktan

unggulan bersama petani lain, penyuluh lain. Dosen dan peneliti terkait,

d. Menyusun dan mengembangkannya menjadi Materi Penyuluhan,

e. Menyebarluaskan materi tersebut kepada yang memerlukan

2. Tujuan MP3a. Identifikasi konteks permasalahan yang berkembang di masyarakat

petani,

b. Menemukan teknologi tepat guna dari petani maju dan poktan unggulan

di wilayahnya

c. Menyusun materi (informasi, teknologi) dan alat bantu penyuluhan

sesuai kebutuhan sasaran

d. Penyebaran informasi/ teknologi dengan gaya bahasa/pola pikir petani

sendiri

e. Memberikan kebanggaan pada petani maju untuk bersedia memberikan

teknologi/kelebihan yg menjadikannya sukses kepada petani lain

f. MP3 lebih menjamin kesesuaian RKPP dengan kebutuhan sasaran,

baik pada tahap penyusunan maupun pada tahap pelaksanaan

Page 12: LAPORAN Metode Penyuluhan

8

g. Melalui MP3 dapat memilih dan menerapkan metode penyuluhan yang

tepat sesuai kebutuhan sasaran

h. Tersedianyan informasi teknologi spesifik lokalita yang dapat diakses

oleh Penyuluh dan Petani

G. Mamfaat MP31. Bagi Penyuluh

a. Meningkatkan Profesionalisme (pengetahuan, kemampuan, wawasan

dan pengalaman serta motivasi dalam melaksanakan tugas penyuluhan

b. Memahami dan menguasai metodologi (MP3).

c. Menambah kreativitas dalam memperoleh materi, menyusun, dan

menyajikannya

d. Bertambahnya alat dan kelengkapan Penyuluhan.

e. Meningkat kemampuan berkomunikasi.

2. Bagi petani dan kelompok tani

a. Meningkatnya pengetahuan dan kemajuan dalam penguasaan

teknologi pertanian.

b. Meningkatkan kreativitas petani dalam menggali potensi diri dan

lingkungan

c. Bangga bahwa teknologinya bermanfaat bagi lingkungan

masyarakatnya

d. Bangga bahwa bermanfaat bagi lingkungan masyarakatnya

3. Bagi lembaga penyuluhan

a. Mensinergikan pendidikan MP3 dengan Program: P4S, Pemberdayaan

Masyarakat, Posyanluhtan.

b. Terkumpulnya Paket Teknologi Lokal Spesifik sebagai referensi (Buku

Pintar Penyuluh).

Page 13: LAPORAN Metode Penyuluhan

9

c. Melengkapi dan Memperkaya Materi dan Alat Bantu Penyuluhan

Pertanian.

d. Sebagai wahana Keterpaduan kegiatan: Pengakajian Teknologi

spesifik lokalita, Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Partisipasi.

Page 14: LAPORAN Metode Penyuluhan

10

III. METODA PRAKTIK

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi pengambilan data dilaksanakan di lahan pertanian responden di

Kelurahan Mawang.

Waktu pelaksanaan pengambilan data dimulai pada tanggal 4

Desember 2016 dan 4 Januari 2016

B. Pemilihan RespondenPemilihan responden yang ditetapkan dalam melaksanakan kegiatan

wawancara dengan responden dilakukan dengan cara penunjukkan

langsung (purposive),dengan menetapkan Bpk.Amirullah (Daeng Serrang)

sebagai responden dalam usaha taninya.

C. Metoda BelajarMetode belajar yang dilakukan dalam pelaksanaan wawancara dengan

responden yaitu,dengan metoda wawancara,yaitu melakukan diskusi dan

bertanyalangsung kepada mitra belajar,untuk mencapai sasaran belajar

aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.

Page 15: LAPORAN Metode Penyuluhan

11

IV. DESKRIPSI AGROSISTEM

A. Biografi Responden dan Usahanya

Responden (mitra kerja) penulis adalah Bpk Amirullah (Daeng

Serrang) bertempat tinggal di Kelurahan Buttadidi Mawang Kecamatan

Bontomarannu Kabupaten Gowa.Umur 52 tahun,pendidikan terakhir SMP.

Jumlah anggota keluarga sebanyak 6 orang.Pengalaman usaha tani

Daeng Serrang dimulai ketika dia berada di bangku SMP.

B. Sumberdaya Agrosistem1. Sumberdaya lahan

Usaha budidaya padi yang dikelolah oleh Daeng Serrang memiliki

sumber daya berupa lahan yang keberadaanya yang sangat diperlukan

untuk terlaksananya proses budidarya padi.

Luas lahan persawahan Daeng Serrang yang terletak di kelurahan

Mawang seluas 50 are, Mitra belajar juga memiliki usaha tempat

pemancingan yang berdekatan dengan usaha taninya seluas 13

are.Daeng Serrang mampu menanam padi 2 kali dalam setahun.

2. Sumberdaya manusiaPengelolaan agribisnis bersangkut-paut dengan pengelolaan

sumberdaya manusia,karena untuk mengoperasionalkan setiap aktivitas

yang ada diperlukan seorang manajer yang dapat memotivasi dan

mengendalikan sumberdaya manusia untuk memaksimalkan produktiitas

kerjanya.

Dalam menjalankan usaha taninya Daeng Serrang dibantu oleh tenaga

kerja sebanyak 4 orang,mulai dari pengelolahan lahan, hingga pasca

panennya.

Page 16: LAPORAN Metode Penyuluhan

12

3. Sumberdaya peralatanProses produksi baik pada saat pengelolahan lahan hingga

pemanenan tentunya diperlukan peralatan yang dapat memperlancar

kegiatan tersebut.

Peralatan yang dimiliki oleh Daeng Serrangmeliputi:

Traktor

Handsprayer

Caplak

Sabit

Cangkul

Mesin penggiling padi

Dari data diatas menunjukkan bahwa peralatan yang dimiliki oleh

Daeng Serrang telah cukup memadai untukdigunakan dalam proses

budidaya tanaman padi.

4. Sumberdaya finansial

Kelancaran suatu usaha dipengaruhi oleh keberadaan sumber daya

finansial,baik berupa barang berharga maupun uang tunai/Sumber daya

finansial ini diperlukan untuk menanggulangi keadaan apabila tiba-tiba

terjadi perubahan mengakibatkan kondisi tidak normal dan dapat

mempengaruhi kelancaran usaha.

Kebutuhan Modal diperlukan untuk pengadaan peralatan,saprodi dan

biaya-biaya operasi selama berlangsungnya proses produksi,modal awal

di dapat oleh Daeng Serrang dari usaha tempat pemancingan ikan yang

dimilikinya serta dari modal sendiri.

5. Kinerja Agrosistem

Page 17: LAPORAN Metode Penyuluhan

13

Kinerja agrosistem dalam usaha budidaya padi dimulai dari, 1)

pengadaan bahan baku,2)proses Budidaya,3) Pasca Panen, 4)

Pemasaran

a. Pengadaan bahan bakuUsaha budidaya padi dalam proses produksinya salah satu yang perlu

diperhatikan adalah ketersediaan bahan baku.Daeng Serrang

menggunakan varietas padi inpari dan cisantana yang di dapatkan di toko

pertanian.

Jumlah bahan baku (benih padi) yang diperlukan disesuaikan dengan

luas lahan yang akan digunakan untuk proses produksi benih.

b. Proses Produksi1) Persemaian

Dalam persemaian,sebelumnya padi tidak dilakukan uji daya

kecambah hal ini karena petani tidak mengetahui cara uji kecambah padi.

Umur bibit berkisar antara 17 sampai 20 hari (setelah hambur).

2) Pengolahan tanah

Pengelolahan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor tangan

(hand traktor),dengan tindakan membajak dan menggaru tanah.Kondisi

tanah pada saat dilakukan pengolahan tanah adalah berair.

3) Penanaman

Penanaman dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia.dengan

menggunakan jarak tanam 25 x 35 meter

4) Pemeliharaan

Penyuluaman dilakukan untuk menggantikan tanaman yang tidak

tumbuh serta penyiangan dilakukan untuk menghilangkan rumput-rumput

penggangu.

5) Pemupukan

Pupuk yang digunakan adalah urea dan popkro

6) Pengendalian hama/penyakit

Page 18: LAPORAN Metode Penyuluhan

14

Pengendalian hama/penyakit yang dilakukan adalah mengendalikan

hama dengan menggunakan insektisida.

c. Panen

Panen dilakukan secara manual(menggunakan tenaga

manusia),dengan alat sabit bergerigi. Tanaman yang dipanen kemudian

dikumpulkan/ ditumpuk dalam petakan sawah,dibiarkan beberapa saat

sebelum dirontokkan.Hasil produksi sebanyak 2,6 ton gabah.

d. Pengeringan Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air.Pengeringan

dilakukan di atas lantai jemur dengan menggunakan sinar matahari.

e. Pemasaran Hasil panen budidaya padi yang dilakukan oleh Daeng Serrang selain

untuk dikomsumsi sendiri juga di jual ke pedagang-pedagang.

Page 19: LAPORAN Metode Penyuluhan

15

V. PROBLEMATISASI

Problematisasi merupakan kegiatan mencari dan menemukan

berbagai persoalan yang mengakibatkan ketidak-lancara suatu usaha.

Problematisasi dilakukan untuk mengungkapkan masalah-masalah yang

dihadapi di dalam agroekosistem yang memerlukan kita bertindak dalam

menyusun rancangan pemecahan masalah.

Agar permaslahan dapat terungkap dan jelas spesifikasinya,maka

dalam problematisasi ini yang menjadi fokus bahasan adalah;1)

Menetapkan posisi penilaian, 2) investarisasi masalah 3) Menemukan

masalah, dan 4) struktur masalah

A. Menetapkan Posisi PenilaianUntuk memudahkan melihat aktivitas dalam suatu agrosistem ,maka

terlebih dahulu ditetapkan posisi penilaian. Dalam kesempatan ini,untuk

mengetahui lebih dekat aetiap aktivitas yang berlangsung dalam kegiatan

budidaya padi,posisi penelitian ditempatkan sebagai “Mitra Belajar”. Sehingga melalui proses ini diperlukan keterlibatan secara langsung pada

setiap aktivitas yang berlangsung dalam agrosistem tersebut.

B. Investarisasi MasalahMasalah adalah situas yang memerlukan kita untuk bertindak,dan

dengan sepenuhnya atau sebagian menjadi tanggung jawab kita.Dalam

usaha budidaya padi yang dilaksanakan oleh Daeng Serrang,masalah-

masalah yang dapat di inventarisir dar situasi agrosistem tersebut sebagai

berikut:

a. Tingkat pendapatan rendahPendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan benih padi pada lahan

pertanaman seluas 50 are dengan berat gabah 2,6 ton ,Daeng Serrang

mampu mendapat sebanyak Rp.11.925.000,- dengan keuntungan bersih

Rp.10,375.000,-.

Page 20: LAPORAN Metode Penyuluhan

16

b. Jumlah produksi rendahJumlah produksi yang dipasarkan sebagai benih dari lahan produksi

seluas 50 are yaitu 2 ton.

c. Penggunaan saprodi tidak sesuai rekomendasiPenggunaan saprodi yang kurang dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan tanaman dan pembentukan gabah.Saprodi yang

dimaksudkan disini adalah jenis pupuk dan pestisida,dalam aplikasinya

harus disesuaikan dengan rekomendasi setempat.

d. Saprodi tidak tersediaUntuk mengaplikasikan saprodi pada proses pertumbuhan

tanaman,maka saprodi harus tersedia sesuai dengan kebutuhan.

e. Penanganan pasca panen belum baikKegiatan pasca panen meliputi, pemotongan, perontokan,

pengangkutan, pengeringandan penyimpanan,belum dikelola dengan baik

sehingga dapat mempengaruhi ketersediaan produk baik kualitas maupun

kuantitas.

f. Jam kerja kurangJam kerja yang dicurahkan untuk pengoprasian peralatan/mesin dan

operator berkisar antara 4-6 jam setiap hari,sehingga masih ada waktu

luang yang tidak produktif dan tidak di mamfaatkan.

g. Tenaga kerja kurang terampilTenaga kerja yang bekerja,belum terorganisir dengan baik.Teknik

bercocok tanam yang baik serta pengelolahan benih belum mereka

pahami dengan benar.Jadi selama ini mereka hanya mengandalkan

pengalaman.

h. Tingkat pendidikan formal rendahTingkat pendidikan formal tenaga kerja umumnya rendah,sehingga

setiap ada inovasi baru yang anjurkan masih sulit untuk direspon,apalagi

jika hal tersebut bersifat teknis.

Page 21: LAPORAN Metode Penyuluhan

17

i. Petani tidak mau menggunakan pupuk organikPenggunaan pupuk pada lahan pertanian berfungsi untuk

mengembalikan unsur hara dan tekstur tanah yang ada di

persawahan.Namun banyak petani yang tidak mau menggunakan pupuk

organik karena mereka tidak mengetahui fungsi dan mamfaat penggunaan

pupuk organik, sehingga mereka menganggap bahwa pupuk organik tidak

ada gunanya.

j. Bantuan pemerintah tidak tersalurDemi kelancaran proses produksi tentu diperlukan bantuan pemerintah

seperti pupuk ataupun alsintan, namun dari hasil wawancara dengan

Daeng Serrang, ia jarang mendapatkan bantuan dari pemerintah.

i. Fungsi kelompok tani tidak berjalanKelompok tani merupakan .namun masih banyak petani yang berada di

wilayah tersebut tidak memiliki kelompok tani, hal ini dikarenakan banyak

petani yang tidak mengetahui fungsi kelompok tani.

Adapun fakta,masalalah,dan sasaran dari usaha budidaya padi ,disajikan

pada Tabel 1 berikut ini:

Page 22: LAPORAN Metode Penyuluhan

18

Tabel 1. Fakta- Masalah Sasaran,usaha budidaya padi di Kelurahan

Mawang,Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa,2016

No Fakta Masalah Sasaran

1. Fungsi kelompok tani

tidak berjalan sesuai

yang diharapkan

Jarangnya diadakan

pertemuan antar

anggota kelompok tani

Mengggerakkan

dan menjalankan

kelompok tani

sesuai fungsinya

2. Bantuan dari

pemerintah tidak

tersalurkan ke pelaku

utama

Tidak adanya bantuan

yang diterima oleh

petani

Memperbaiki sera

mengawasi sistem

penyaluran

bantuan agar

sampai ke petani

3. Petani tidak mau

menggunakan pupuk

organik

Petani menganggap

bahwa pupuk organik

tidak memiliki efek dan

mamfaat untuk

meningkatkan produksi

Memberikan

pengetahuan dan

bukti kepada petani

tentang mamfaat

dan kelebihan

pupuk organik.Agar

mereka mau

menggunakannya

4 Adanya serangan hama Produksi rendah Mengendalikan

hama secara

terpadu

5 Petani memiliki

pengalam bertani tetapi

pengetahuan dan

keterampilan kurang

Produksi dan

pendapatan dari tahun

ke tahun tidak terlalu

meningkat

Memberikan

penyuluhan

tentang cara

budidaya padi yang

benar sehingga

dapat

meningkatkan

pendapatan

Page 23: LAPORAN Metode Penyuluhan

19

Permasalahan yang muncul dalam usaha budidaya padi yang

diidentifikasi tidak semuanya merupakan bagian yang diungkapkan oleh

mitra belajar.Munculnya masalah tersebut sebgai hasil analisis yang

menggunakan hubungan sebab akibat dan observasi langsung pada

setiap bagian(sub sistem) yang dilakukan oleh pembelajar.

Identifikasi permasalahan yang diinventalisir oleh pembelajar dengan

mitra belejar disajikan pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Identifikasi permasalahan dalam perusahaan (medium belajar) di

Kelurahan Mawang,Kecamatan Bontomarannu,Kabupaten

Gowa,2016

NO PermasalahanSumber Identifikasi

Pembelajar Mitra Belajar

1 Tingkat pendapatan rendah - x

2 Jumlah produksi rendah x -

3 Presentase gabah menjadi beras

kurang

x -

4 Penggunaan saprodi tidak sesuai

rekomendasi

x -

5 Pupuk tidak tersedia x -

6 Penanganan pasca panen belum

baik

x -

7 Prasarana kurang memadai x -

8 Peralatan tidak digunakan

semestinya

x -

9 Jam kerja kurang x -

10 Tenaga kerja kurang terampil x -

11 Tingkat pendidikan formal rendah x -

12 Motivasi kerja kurang - x

Page 24: LAPORAN Metode Penyuluhan

20

Tabel 2. Identifikasi permasalahan dalam perusahaan (medium belajar) di

Kelurahan Mawang,Kecamatan Bontomarannu,Kabupaten

Gowa,2016 (Lanjutan).

No Fakta Masalah Sasaran13 Fungsi kelompok tani tidak berjalan

baik

- X

14 Adanya serangan hama x -15 Bantuan dari pemerintah tidak

tersalur

- x

16 Petani tidak mau menggunakan

pupuk organik

x -

Sumber: Data primer setelah diolah,2016

Keterangan x = ‘Ya”

- = “Tidak”

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah permasalahan ada

16 butir.Di antara permasalahan tersebut terdapat 6 masalah yang

diidentifikasi bersama antara pembelajar dengan mitra belajar,dan ada 6

masalah yang diidentifikasi oleh pembelajar sebelumnya tidak dikenal

dalam medium belajar.

C. Strukturiasasi MasalahStrukturiasi masalah adalah sesuatu teknik untuk mengidentifikasi

semua masalah dalam suatu situasi tertentu, disusun dan dilukiskan

sebagai satu rangkaian sebab-akibat,berbentuk spesifik,sebagai hasil

situasi pada agrosistem,dianalisis penyebab masalah tersebut dalam

forum curah pendapat.

Masalah utama yang muncul dari hasil analisis masalah pada usaha

budidaya padi adalah “jumlah produksi rendah”, ada 3 penyebab

langsung dari masalah tersebut yakni; a) tenaga kerja kurang terampil, b)

pupuk tidak tersedia , dan c) presentase gabah menjadi beras kurang.

Page 25: LAPORAN Metode Penyuluhan

21

Adapun strukturniasi masalah pada usaha budidaya padi di Kelurahan

Mawang disajikan pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Struktur Masalah Budidaya Padi di Kelurahan Mawang

Kecamatan Bontomarannu,Kabupaten Gowa,2016

Pendapatan rendah

Produksi rendah

tenaga kerja kurang

terampil

motivasi kerja kurang tingkat

pendidikan formal rendah

fungsi kelompok tani tidak berjalan

dengan baik

Penggunaan saprodi tidak

sesuai dengan rekomendasi

adanya serangan hama petani tidak mau

menggunakan pupuk organik

pupuk tidak tersedia

Bantuan pemerintah

tidak tersalur

presentase gabah menjadi beras kurang

Penanganan pasca panen belum baik

peralatan tidak digunakan semestinya

prasaranan kurang

memadai

Page 26: LAPORAN Metode Penyuluhan

22

VI. DESAIN TINDAKAN TRANSFORRMASI

A. Menetapkan SasaranSasaran merupakan kriteria bagi keputusan yang dirinci khusus dan

harus dicapai.Selanjutnya dikemukakan bahwa sasaran adalah ukuran

yang jelas mengenai tujuan yang akan dicapai.

Sasaran utama yang dicapai pada dasarnya adalah mengatasi dan

memecahkan masalah utama.Untuk mecapai sasaran utama,maka

diperlukan tindakan yang akan dilaksanakan yaitu tercapainya kenaikan

produksi.

Dengan demikian,untuk mencapai sasaran utama terlebih dahulu

harus dicapai sasaran antara (SA).Adapun sasaran yang akan di capai

yaitu sebagai berikut:

1. Tercapainya peningkatan persentase gabah menjadi benihUntuk mewujudkan hal tersebut perlu disertai dengan

terlaksananya penggunaan saprodi sesuai rekomendasi,tersedianya

saprodi yang akan digunakan sesuai kebutuhan,terlaksananya

penanganan pasca panen dengan baik,dan terpenuhinya tenaga kerja

terampil,dan tersedianya prasarana yang menunjang kegiatan.

2. Pupuk tersediaUntuk mewujudkan hal tesebut,diharapkan bantuan pemerintah

dapat tersalur sepenuhnya kepada sasaran utama,agar proses dalam

bididaya padi (kegiatan pertanian) dapat berjalan dengan baik.

3. Tenaga kerja terampilUntuk mewujudkan hal tersebut,diharapkan agar fungsi dari

kelompok tani dapat berjalan dengan baik sesai dengan fungsinya

sehingga sasaran utama dapat menggunakan saprodi dengan baik,

petani yang sebelumnya tidak mengetahui mamfaat dari pupuk

Page 27: LAPORAN Metode Penyuluhan

23

organik dapat mengetahui kegunaan pupuk organik serta petani

mampu mengatasi hama dan penyakit jika padinya terserang.

Dengan tercapainya sasaran-sasaran tersebut,sebagai akibat yang

ditimbulkan adalah “Terwujudnya peningkatan pendapatan”.

B. Strukturisasi SasaranStrukturiasi sasaran merupakan diagram pohon yang

menggambarkan sasaran yang ingin dicapai sesuai tindakan-tindakan

sasaran sebagai akibat adanya tindakan perbaikan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa diagram pohon sasaran

adalah teknik untuk mengidentifikasi sasaran yang ingin diwujudkan.

Adapun diagram pohon sasaran pada usaha budidaya padi disajikan

pada Gambar 2 berikut ini:

Gambar 2.Struktur Sasaran Usaha Budidaya Padi di Kelurahan Mawang

Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa,2016

Pendapatan meningkat

Produksi meningkat

tenaga kerja terampil

tingkat pendidikan formal membaik

kelompok tani berjalan sesuai

fungsinya

penggunaan saprodi sesuai

dengan rekomendasi

Serangan hama teratasi

petani mau mengguanakan pupuk organik

pupuk tersedia

bantuan dari pemerintah

tersalur

Presentase beras menjadi gabah

meningkat

Penanganan pasca panen meningkat

peralatan digunakan semestinya

Prasarana memadai

Page 28: LAPORAN Metode Penyuluhan

24

Apabila kedua sasaran antara tersebut tercapai dengan melakukan

tindakan-tindakan tersebut,maka diharapkan sasaran utama yakni

“tercapainya peningkatan produksi”akan mewujudkan peningkatan

pendapatan.

Adapun alternatif tindakan yang akan dilaksanakan pada usaha

budidaya padi, disajikan pada Gambar 3 berikut ini:

Gambar 3. Struktur Tindakan Alternatif Budidaya Padi Kelurahan Mawang

Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa,2016

Pendapatan meningkat

produksi tinggi

Terjadinya peningkatan pengetahuan dan

keterampilan petani

Terlakasanananya pembinaan/proses

penyuluhan

Meningkatkan pengetahuan

petani mengenai pupuk organik

Meningkatkan kepedulian petani

terhadp pengendalian hama dan penyakit

Meningkatkan pengetahuan petani

terhadap penggunaan saprodi

Melakkan pasca panen

Page 29: LAPORAN Metode Penyuluhan

25

VII. METODE PENYULUHAN PERTANIAN PARTISIPATIF(MP3)

Metodologi penyuluhan pertanian partisipatif (MP3) merupakan upaya

pengembangan penyelenggaraan yang ingin menghasilkan seorang

Penyuluh Pertanian yang dalam melaksanakan tugasnya selalu

memanfaatkan teknologi yang akrab dengan petani dan lingkungannya.

Format MP3 dapat dilihat pada Lampiran 1. .

1. Ciri khas teknologi : menanam padi sawah dengan menggunakan

Sistem Legowo 2 : 1

Keuntungan/manfaat: a. Menambah jumlah tanaman padi.

b. meningkatkan produktivitas tanaman padi.

c. memperbaiki kualitas gabah dengan semakin

banyaknya tanaman pinggir.

d. mengurangi penyakit dan tingkat serangan

hama.

e.mempermudah dalam perawatan baik itu

pemupukan maupun

2. Rincian penerapan teknologi

a. lahan sawah diolah dengan menggunakan handtraktor sampai lahan

sawah siap ditanami.

b. Pemilihan benih unggul.

c. Persemaian benih sampai 21 hari.

d. Setelah 21 hari bibit padi dipindahkan ke lahan pertanaman sawah

dengan memakai system tanam jajar legowo 2:1.

e. Pemupukan diberikan dengan dosis 2 zak urea dan 4 zak NPK.

f. Pengendalian hama dilakukan menggunkan pestisida. Sesuai hama

yang menyerang dan dengan mengggunakan dosis yang sesuai.

Page 30: LAPORAN Metode Penyuluhan

26

3. Alasan penerapan teknologi: dapat meningkatkan produksi dan

pendapatan keluarga.

4. Masalah yang terjadi dan upaya pemecahannya

Masalah : a. serangan hama

b. Tidak menggunakan zat perangsang tumbuh

(ZPT)

c. Dalam pemanenan belum menggunakan

teknologi tepat guna

Upaya pemecahan : a. Pengendalian hama sesuai jenish hama dan

dosis yang dianjurkan.

b. Menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT)

organik

c. Penerapan inovasi teknologi tepat guna dalam

panen/pascapanen

Page 31: LAPORAN Metode Penyuluhan

27

PENUTUP

Kaji Tindak adalah Bentuk Penyuluhan Partisipatif, artinya melibatkan

peran aktif petani dalam proses kegiatan penyuluhan, bersama dengan

penyuluh pertanian mengidentifikasi masalah, menyusun kegiatan dan

melaksanakan tindak lanjut.

Pemilihan responden dilakukan dengan cara penunjukan langsung

yaitu,Bpk Amirullah (Daeng Serrang) bertempat tinggal di Bontomanai RT

01/RW 02 Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.Umur 50

tahun,pendidikan terakhir SMP.Pengalaman usaha tani Daeng Serrang

telah mencapai 20 tahun serta luas areal sawah sekitar 309,5 Ha.

Terdapat 6 poin yang menjadi masalah dalam penanganan budidaya

padi yang di kelola oleh Daeng Serrang yaitu,1)Fungsi kelompok tani tidak

berjalan sesuai fungsinya, 2)Tidak tersalurkannya bantuan benih dan

pupuk dari pemerintah ke petani, 3)Petani tidak berminat untuk

menerapkan sistem tanam jajar legowo karena masih beranggapan biaya

dan tenaga kerjanya lebih besar,4)Petani tidak berminat untuk

menggunakan pupuk organik, 5)Kurangnya pengetahuan dan

keterampilan petani untuk meningkatkan produksi,6) Adanya serangan

hama dan penyakit.

Masalah utama yang muncul dari hasil analisis masalah pada usaha

budidaya padi adalah “jumlah produksi rendah”, ada 3 penyebab

langsung dari masalah tersebut yakni; a) tenaga kerja kurang terampil, b)

pupuk tidak tersedia , dan c) presentase gabah menjadi beras kurang.

Sasaran utama yang dicapai pada dasarnya adalah mengatasi dan

memecahkan masalah utama.Untuk mecapai sasaran utama,maka

diperlukan tindakan yang akan dilaksanakan yaitu tercapainya kenaikan

produksi.

Page 32: LAPORAN Metode Penyuluhan

28

Page 33: LAPORAN Metode Penyuluhan

29

DAFAR PUSTAKA

Balla,Tandi,2001, Proses Produksi Dan Pemasaran Benih

Padi;Universitas Hasanuddin Makassar,Makassar

http://balitpa.litbang.deptan.go.id; Diakses pada tanggal 14 Januari 2016

htpp://www.puslittan.bogor.net; www.litbang.deptan.go.id; Diakses pada

tanggal 20 Januari 2016

www.knowledgebank.irri.org,diakses pada 20 Januari 2016

Page 34: LAPORAN Metode Penyuluhan

30

Lampiran 1. Format MP3

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKALITA BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO

Informasi Petani MajuNama Petani: Daeng Ngawi Alamat: Kp. Bontomanai

RT01/RW 02 Desa Bontomanai Kec. Bontomarannu Kab. Gowa

Umur : 50 tahun

Pengalaman Usaha Tani: 20 tahun Jumlah Anggota Keluarga: 3 orang

Nama Kelompok Tani : Ingin Maju

Alamat: Desa Bontomanai

BPP/Kecamatan: Nama Penyuluh: Maria Wenny

Alamat : Kec. Bontomarannu Kab. Gowa Prov. Sulawesi selatan

Alamat: Antang

1. Kondisi WilayahKomoditas yang Diusahakan: Padi Tinggi Tempat: 25 m dplLuas Wilayah : 309,5 ha Curah Hujan : 273,74

mm/tahunJumlah Kaluarga Tani : …… KK Temperatur : 22 0C - 35 0C Keadaan Lahan : Datar Jenis Tanah : litosol, pH 5,0 -

6,0 Sistem Pengairan : Tadah Hujan Jarak ke Pasar

Kecamatan : 3 kmKelembagaan:- Petani : Poktan, Gapoktan- Ekonomi: Pasar, Kios/warung, kios saprodi- Sosial : polindes,puskesmas

Kabupaten/Induk : 20 km Sarana Transportasi: Angktan pedesaan, motor

2. Kondisi Usaha Tani

a. Luas lahan:- Lahan sawah 0.9 ha

b. Pola tanam : Padi – Padi

c. Tenaga kerja : 4 orang

d. Alat yang digunakan: Traktor, handsprayer, caplak, sabit, cangkul

e. Biaya produksi : 1.650.000,00

Page 35: LAPORAN Metode Penyuluhan

31

Analisis Usaha Tani Musim Tanam yang LaluKomoditas Luas

Tanam (ha)

Waktu Tanam

Produksi (kg)

Pendapatan (Rp)

Biaya (Rp)

Keuntunga

n (Rp)

0.9 Juli – Oktober

5.910 23.640000

1.650.000 21.990.000

Jumlah - - - - - 21.990.000

penggunaan pupuk secara memadai, maka produktivitas dapat meningkat dan Dengan

penerapan teknologi Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1

dengan dosis pemupukan yang sesuai dan mengendalian hama terpadu produktivitas

dapat meningkat.

Ciri khas teknologi yang diterapkan dan manfaat/keuntungannya

1. Ciri khas teknologi: a. menanam padi sawah dengan menggunakan Sistem Legowo 2 : 1

Keuntungan/manfaat: a. Menambah jumlah tanaman padi. b. meningkatkan produktivitas tanaman padi. c. memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir. d.mengurangi penyakit dan tingkat serangan hama.

e.mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan maupun penyemprotan pestisida;2. Rincian penerapan teknologi

a. lahan sawah diolah dengan menggunakan handtraktor sampai lahan sawah siap ditanami.

b. Pemilihan benih unggul.c. Persemaian benih sampai 21 hari.d. Setelah 21 hari bibit padi dipindahkan ke

lahan pertanaman sawah dengan memakai system tanam jajar legowo 2:1.

e. Pemupukan diberikan dengan dosis 2 zak urea dan 4 zak NPK.f. Pengendalian hama dilakukan menggunkan pestisida. Sesuai hama yang

menyerang dan dengan mengggunakan dosis yang sesuai.

Page 36: LAPORAN Metode Penyuluhan

32

3. Alasan penerapan teknologi: dapat meningkatkan produksi dan pendapatan keluarga.

4. Masalah yang terjadi dan upaya pemecahannyaMasalah : a. serangan hama b. Tidak menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT)

c. Dalam pemanenan belum menggunakan teknologi tepat guna Upaya pemecahan : a. Pengendalian hama sesuai jenish hama dan dosis yang dianjurkan.

b. Menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT) organik c. Penerapan inovasi teknologi tepat guna dalam panen/pascapanen

Tanggapan/komentar Petani1. Berusaha tani memang tidak mudah tetapi tergantung orangnya,jika sudah

terbiasa bertani jadi sudah terasa mudah dikerjakan. Maka dari itu dibiasakan dan bertani sudah menjadi hobi saya.

Tanggapan/komentar Penyuluh Pertanian

1. Diharapkan petani mampu menyebar luaskan inovasi dan teknologi jajar legowo kepada petani lain.

2. Diharapkan petani petani mau dan mampu menggunakan pupuk dan pestisida organik.

3. Direkomendasikan kepada para petani untuk lebih menguasai dan menerapkan pengendalian hama terpadu (PHT) dan pengelolaan tanaman secara terpadu (PTT).

Key word: Jajar legowo 2 : 1,

Page 37: LAPORAN Metode Penyuluhan

33

Tanggapan/Komentar Peserta :Ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi kami. bisa belajar secara real bagaiman kehipan petani agar kami dapat memahami kehidupan petani dan bagamana menjadi seorang penyuluh pertanian.