laporan lokakarya ntt - ilo.org · kurangnya akses keuangan bagi petani teridentifi kasi sebagai...

56
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT 18-20 Januari 2011 LAPORAN LOKAKARYA Supported by: SWEDISH INTERNATIONAL DEVELOPMENT COOPERATION AGENCY

Upload: hoangcong

Post on 15-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

18-20 Januari 2011

LAPORAN LOKAKARYA

Supported by:

SWEDISH INTERNATIONAL DEVELOPMENTCOOPERATION AGENCY

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

2

Daftar Isi

A. Latar Belakang 3

B. Executive Summary 5

C. Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan: Kesimpulan dan Pokok-Pokok Diskusi 7

D. Lampiran 25

3

LATAR BELAKANGA.

Menindaklanjuti permohonan untuk kerjasama di bidang analisis ketenagakerjaan dan perencanaan ketenagakerjaan dari Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT), sebuah lokakarya tentang analisa diagnostik ketenagakerjaan yang berfokus pada NTT dilaksanakan secara bersama oleh ILO dan BAPPEDA NTT di Kupang, pada 18-20 Januari.

Tujuan utama dari lokakarya ini adalah untuk mencapai pemahaman bersama tentang sifat dari hambatan utama dan tantangan-tantangan terhadap penciptaan pekerjaan produktif di NTT sebagai basis untuk pembuatan kebijakan yang efektif. Lokakarya selama dua setengah hari itu diisi dengan latihan yang sangat interaktif dimana para peserta berperan aktif dalam analisis dan penemuan hambatan-hambatan utama, tantangan dan peluang untuk meningkatkan penciptaan pekerjaan yang produktif di NTT melalui analisis terstruktur bersama yang didasarkan pada metodologi yang dikembangkan untuk tujuan ini oleh ILO.1 Kesimpulan dari analisis bersama ini menjadi basis untuk sebuah diskusi tentang prioritas untuk pembuatan kebijakan dan intervensi publik lainnya, dengan pertimbangan untuk mempromosikan penciptaan lapangan kerja yang produktif yang meluas dan berkelanjutan di tingkat propinsi maupun kabupaten.

Hasil-hasil utama lokakarya ini adalah :

1. Pemahaman bersama tentang hambatan utama serta tantangan-tantangan dalam mencapai pertumbuhan yang inklusif (merata) dan kaya lapangan pekerjaan yang akan membantu memprioritaskan masalah-masalah yang menghambat pertumbuhan pekerjaan.

2. Konsensus umum tentang kebijakan dan intervensi yang dibutuhkan untuk meningkatkan penciptaan pekerjaan yang produktif di NTT.

3. Pelatihan langsung dalam analisa ketenagakerjaan

1 Conceptual dan Methodological Guide to Employment Diagnostic Analysis / Panduan Konseptual dan Metodologi untuk Analisa Diagnostik Pekerjaan, (Geneva & Jakarta: ILO, 2010) Draf.

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

4

5

Lokakarya selama dua setengah hari ini ditandai dengan partisipasi aktif oleh para pejabat pemerintah (provinsi NTT dan kecamatan-kecamatan di NTT), serikat-serikat perdagangan, KADIN, Bank Indonesia dan perwakilan akademisi. Sebagai bahan diskusi, diberikan presentasi tentang isu-isu yang relevan diantara dan sebelum sesi diskusi kelompok.2

Lokakarya ini dibuka oleh Wakil Gubernur NTT dan Direktur Kantor ILO di Jakarta. Sesi pembukaan diikuti oleh sederetan presentasi singkat yang relevan untuk lokakarya tersebut. Visi dan fokus utama dari Rencana Pembangunan NTT dipresentasikan oleh Kepala BAPPEDA NTT, Bapak Wayan Darmawa (lihat Lampiran 3). Bapak Per Ronnas, dari ILO Jenewa, memberi presentasi singkat tentang dasar-dasar konseptual dan fi tur-fi tur utama metode untuk analisis diagnostik ketenagakerjaan (lihat Lampiran 4), sementara Bapak Kazutoshi Chatani dari ILO Kantor Jakarta mempresentasikan kesimpulan utama dari analisis baru-baru ini tentang hambatan-hambatan utama tentang pertumbuhan yang merata yang dilakukan oleh ILO, ADB (Bank Pembangunan Asia) dan IDB (lihat Sub-lampiran 5).

Dalam bagian kedua dari hari pertama, fokus berpindah ke pelaksanaan bersama dari analisa diagnostik ketenakerjaan di NTT berdasarkan metode yang dipresentasikan sebelumnya selama hari itu. Sepanjang siang hari pertama itu dan sepanjang hari kedua, para peserta bekerja dalam beberapa kelompok untuk membahas dan memprioritaskan isu-isu yang relevan untuk meningkatkan lapangan kerja yang produktif di NTT, yang mencakup bidang-bidang utama seperti sumber daya manusia dan akses ke lahan, meningkatkan tingkat serta kualitas pembangunan ekonomi dan menangani sumber-sumber ketidaksetaraan yang sudah ada maupun yang baru muncul. Pada penutup hari kedua, empat bidang penting untuk meningkatkan pekerjaan yang produktif telah teridentifi kasi (Lampiran 9):

1. Sumber daya manusia (terutama pendidikan)

2. Pengembangan pasar (terutama kegagalan pasar)

3. Akses ke keuangan

4. Lingkungan bisnis (usaha)

Selama kerja kelompok tentang sumber-sumber dan penyebab ketidakmerataan (ketidaksetaraan) dalam akses terhadap pekerjaan yang produktif, teridentifi kasi tiga dimensi ketidakmerataan yang teramat penting:

Ketidakmerataan antara area pedesaan dan perkotaan

Ketidaksetaraan berdasarkan gender

Ketidakmerataan antara bagian-bagian provinsi yang berbeda

RINGKASAN EKSEKUTIFB.

2 Untuk rinciannya lihat agenda dalam Appendix 1.

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

6

Guna memastikan pembangunan yang setara, semua kebijakan dan intervensi perlu dirancang sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa pembangunan memberi manfaat pada semua dan bukan hanya beberapa pihak, dan mengurangi ketidakmerataan dengan efektif. Untuk mencapai hal itu, kerja kelompok yang terakhir berfokus pada mengidentifi kasi dan menangani aspek-aspek keadilan utama pada ketiga dimensi yang teridentifi kasi – pedesaan-perkotaan, berbasis gender dan geografi s – sehubungan dengan keempat bidang penting untuk meningkatkan lapangan kerja produktif yang telah teridentifi kasi sebelumnya.

Sesi terakhir di hari ketiga menghasilkan kesimpulan ringkasan sebagai berikut:

1. Aspek-aspek dan sumber-sumber ketidakmerataan perlu dipahami sepenuhnya dan diarusutamakan kedalam kebijakan serta intervansi lainnya yang bertujuan untuk menanggapi tantangan-tantangan pembangunan dalam empat bidang prioritas yang teridentifi kasi.

2. Kualitas sumber daya manusia saat ini di NTT tidaklah cukup untuk mendorong pembangunan ekonomi. Kekurangan di bidang sumber daya manusia mulai dari para perencana di badan-badan pemerintah hingga badan-badan teknis hingga ke para petani itu sendiri. Beberapa penyebab yang teridentifi kasi a.l. meskipun pendidikan dasar sudah tersedia di semua daerah di NTT, ada kekurangan dalam kualitas dan ketersediaannya pendidikan menengah NTT, terutama di daerah pedesaan dan khususnya di beberapa daerah terpencil. Ketidaksetaraan atau ketidakmerataan akses untuk pendidikan antara kedua jenis kelamin juga teridentifi kasi. Bagi petani, terpencilnya lokasi menyebabkan ketidaksetaraan akses terhadap informasi dan pengetahuan, sehingga menghambat intensifi kasi pertanian.

3. Pasar-pasar untuk produk dan input pertanian masih kurang dikembangkan dan menghambat intensifi kasi pertanian. Kurangnya akses ke informasi pasar – terutama harga, pembeli, tren harga baik di pasar internal dan eksternal – menyebabkan kurang tepatnya pengelolaan tanaman di banyak daerah. Selain itu fasilitas pengolahan produk pertanian juga sangat langka dan jalur produk pertanian ke depan dan ke belakang juga umumnya kurang dikembangkan. Variasi tanaman juga sering kurang teradaptasi dengan kondisi alam (tanah, curah hujan dsb.) dan ini adalah salah satu alasan dari rendahnya tingkat produksi. Di beberapa daerah, masalah lahan dan kurang jelasnya (tidak pasti) hak kepemilikan serta hak pengguna lahan mempertajam masalah itu, dan menciptakan hambatan tambahan dalam mencapai pertanian yang berkelanjutan dan intensif, sekaligus menjauhkan investor berpotensi. Fungsi pasar yang kurang baik serta sulitnya transportasi antar daerah juga menjadi penghambat terciptanya perekonomian dinamis yang memadukan semua bagian dari provinsi.

4. Kurangnya akses keuangan bagi petani teridentifi kasi sebagai hambatan utama terhadap pengembangan pertanian. Sementara agunan untuk kredit merupakan masalah bagi petani, bank-bank dan badan-badan keuangan setempat juga kekurangan modal. Salah satu alasannya adalah rendahnya tabungan. Karena itu, pemerintah perlu membudayakan tabungan di kalangan petani dan penduduk desa.

5. Lingkungan bisnis dianggap kurang baik; beberapa isu seperti korupsi, birokrasi parah, kurangnya insentif, kurangnya infrastruktur, menyebabkan berkurangnya minat di kalangan investor (baik eksternal maupun internal).

Semua temuan diatas diperoleh dari diskusi peserta terutama dalam sesi 8. Catatan yang lebih terperinci tentang presentasi, analisis dan kesimpulan tersedia dibawah ini.

7

Dinamika Ketenagakerjaan, Pasar Tenaga Kerja dan Ekonomi

Ulasan tentang dinamika pekerjaan, pasar tenaga kerja serta ekonomi di NTT menjadi pembukaan sesi analisis (lihat Lampiran 6). Ulasan ini didasarkan pada sebuah studi yang dilaksanakan oleh ILO sebagai input bagi lokakarya itu dan untuk menciptakan pemahaman umum dari fi tur-fi tur utama serta tantangan bagi pembangunan di NTT selama dasawarsa lalu dari perspektif penciptaan pekerjaan.3

NTT memiliki populasi yang muda dan berkembang pesat yang menyiratkan adanya tekanan kuat terhadap perekonomian untuk menciptakan peluang pekerjaan yang produktif bagi banyaknya kaum muda yang memasuki usia pasar tenaga kerja. Pesatnya pertumbuhan populasi juga mengakibatkan meningkatnya tekanan populasi atas lahan di daerah pedesaan, yang menggaris-bawahi perlunya intensifi kasi pertanian dan penciptaan peluang pekerjaan alternatif di sektor non-pertanian dalam perekonomian. Namun, struktur demografi s juga menyiratkan adanya peluang. Ketika tingkat kesuburan mulai jatuh, rasio ketergantungan mulai meningkat dan apa yang disebut jendela peluang demografi s mulai membuka di NTT. Ketika pangsa populasi berusia bekerja dalam populasi total meningkat, beban jiwa yang harus didukung oleh pencari nafkah utama akan berkurang, dan menciptakan kondisi yang bagus untuk meningkatkan pendapatan per kapita dan tabungan, asalkan tingginya tingkat aktivitas itu dapat dipertahankan dan bahwa pertumbuhan pekerjaan tidak terjadi dengan mengorbankan produktivitas.

Tingkat kegiatan di NTT tinggi, namun tampaknya telah turun dalam beberapa tahun terakhir, sebagian karena kaum muda cenderung memasuki pasar tenaga kerja pada usia lebih tua. Aspek yang lebih mengkhawatirkan adalah bahwa tingkat kegiatan untuk perempuan adalah jauh lebih rendah daripada laki-laki. Meskipun hampir semua laki-laki dalam kelompok usia 25-59 tahun adalah aktif secara ekonomi, sepertiga dari perempuan di kelompok usia ini tidak bekerja. Kecenderungan menurunnya tingkat kegiatan harus dihentikan, sementara mungkin dibutuhkan upaya khusus untuk meningkatkan tingkat kegiatan perempuan.

Defi sit lapangan kerja yang produktif terlihat dari dua bentuk utama: pengangguran terbuka dan pekerja miskin. Pengangguran cukup rendah, yang mencerminkan perekonomian dan pasar tenaga kerja yang bersifat pertanian dan pedesaan. Namun, tingginya tingkat pengangguran di kalangan pemuda kota, begitu pula dikalangan perempuan muda kota, menunjukkan

ANALISA DIAGNOSTIK KETENAGAKERJAAN: KESIMPULAN DAN POKOK-POKOK DISKUSI

C.

3 Miranda Kwong dan Per Ronnås, Dinamika Pekerjaan, Pasar Tenaga Kerja serta Perekonomian di Nusa Tenggara Timur (The Dynamics of Employment, the Labour Market and the Economy in NTT) (Geneva dan Jakarta: ILO, 2010). Draft

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

8

bahwa banyak kaum muda di daerah perkotaan yang kesulitan dalam memasuki pasar tenaga kerja. Tetap saja, kurangnya pekerjaan yang produktif umumnya tercermin pada bekerja tapi miskin, dan bukannya pengangguran terbuka. Kemiskinan mempengaruhi seperempat dari total populasi di NTT, yang berarti bahwa sekitar setengah angkatan kerja adalah pekerja miskin (working poor). Ini juga termasuk mereka yang bekerja lebih dari delapan jam namun tetap belum memberi penghasilan yang cukup untuk keluar dari kemiskinan. Perhitungan kasarnya menunjukkan bahwa pada tahun 2008/2009 sekitar 27 persen dari tenaga kerja NTT, yang berjumlah 585,000 orang, tak memiliki pekerjaan yang produktif. Sekitar 23,3 persen dari tenaga kerja adalah pekerja miskin, sementara 3,7 persen menganggur.

Satu cara untuk mengatasi persoalan pekerja miskin adalah untuk meningkatkan modal manusia (sumber daya manusia) di NTT karena provinsi ini masih tertinggal di belakang Indonesia secara keseluruhan. Karena setengah dari siswa putus sekolah setelah SD, akses ke sekolah menengah tetap terbatas, terutama untuk perempuan yang lebih sulit dalam mengakses pendidikan tinggi dibanding laki-laki.

Perbedaan gender juga tercermin pada upah. Perempuan menerima upah ebih rendah dari laki-laki di semua tingkat pendidikan. Selain itu, bila melihat tingkat upah sesuai tingginya pendidikan, ada fakta yang menyolok: mereka yang belajar di SMU atau lebih tinggi menerima setidaknya duakali lipat gaji mereka yang hanya sampai jenjang SMP. Di lain pihak, mereka yang berpendidikan lebih tinggi juga lebih mungkin untuk menganggur. Ini tampaknya menunjukkan ketidakcocokan antara pasokan keahlian dan kebutuhan dari pasar tenaga kerja ditambah dengan kurangnya peluang pekerjaan yang atraktif untuk mereka yang sangat trampil terutama di daerah pedesaan.

Sifat-sifat pedesaan dari propinsi itu jelas terlihat dalam komposisi pekerjaan, dimana duapertiga dari angkatan kerja bekerja di sektor pertanian, terutama dalam pertanian untuk memenuhi kebutuhan pokok. Pekerjaan di bidang layanan terutama terdapat di daerah perkotaan seperti Kupang, dan umumnya melibatkan mereka yang bekerja di sektor pemerintah/publik serta di perdagangan borongan dan eceran. Industri manufaktur (terutama tenun) jauh tertinggal di belakang baik dari output dan pekerjaan yang menunjukkan kondisi kurang berkembangnya sektor ini.

Dominasi pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok (subsistence-based agriculture) dan hampir tidak adanya industri manufaktur modern menjelaskan pentingnya menjadi pengusaha dan sektor informal, yang menyerap lebih dari 80 persen tenaga kerja. Karena sektor informal umumnya terhubung dengan kemiskinan dan bercirikan kerentanan serta gaji lebih rendah, isu spesifi k ini patut mendapat perhatian khusus dari para pembuat kebijakan.

Sementara pertanian tetap merupakan sumber utama pekerjaan, sektor layanan menyumbang pangsa output terbesar. Hingga tahun 2006 pekerjaan di bidang pertanian tumbuh lebih pesat dari produksi yang menunjukkan bahwa produktifi tas tenaga kerja dalam pertanian menurun. Sejak 2006, gambarannya tampak sangat berbeda. Pertumbuhan pekerjaan dalam pertanian tampaknya telah berhenti sama sekali dan, sementara itu pekerjaan dibidang layanan, terutama perdagangan, telah meningkat sangat cepat beberapa tahun terakhir dan telah membantu peningkatan keseluruhan dalam tenaga kerja. Karenanya, tampaknya ada awal dari perubahan struktural yang menjauh dari pertanian kearah layanan dan menjadi sumber utama untuk lapangan kerja baru. Ini tidak selalu merupakan perkembangan positif, karena pertumbuhan pekerjaan di bidang layanan dalam beberapa tahun terakhir telah lebih cepat dari pertumbuhan nilai tambah yang diproduksi di sektor-sektor ini, yang menunjukkan jatuhnya produktifi tas tenaga kerja. Karenanya, faktor-faktor pendorong dan bukannya penarik yang mungkin telah

9

mendorong sebagian besar dari perubahan struktural dalam pekerjaan di beberapa tahun terakhir dalam hal orang tampaknya terdorong keluar dari bidang pertanian akibat rendahnya penghasilan, dan bukannya ditarik ke bidang layanan oleh peluang pekerjaan yang bagus.

Dari studi yang diadakan, beberapa kesimpulan kebijakan juga ditarik dan memberi input bagi presentasi berikutnya serta diskusi kelompok lokakarya itu. Sektor pertanian adalah sumber utama mata pencaharian di NTT, namun produksi di sektor ini terutama masih berorientasi pada pertanian untuk mencukupi kebutuhan pokok dan tingkat teknologi serta produksi tetap rendah. Ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan sektor pertanian yang bertujuan meningkatkan pengembalian keuntungan ke lahan dan tenaga kerja, bersama dengan meningkatnya orientasi pasar dari produksi. Di saat bersamaan, ada kebutuhan untuk mendiversifi kasikan perekonomian melalui pengembangan sektor-sektor non pertanian untuk menciptakan lebih banyak peluang pekerjaan yang produktif diluar pertanian untuk menciptakan dasar bagi tingkat tinggi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Secara keseluruhan, langkah-langkah ini akan memungkinkan pergeseran perlahan tenaga kerja dari pertanian ke sektor-sektor ekonomi lainnya. Selain dari kedua tantangan kembar ini, pengembangan ceruk-ceruk pasar untuk ekspor dengan fokus pada produk-produk bernilai tambah tinggi harus dipertimbangkan

Meningkatkan investasi dalam sumberdaya manusia dan infrastruktur fi sik harus menjadi pilar utama untuk strategi apapun yang meningkatkan basis produktivitas perekonomian. Juga perlu untuk menangani isu-isu yang berhubungan dengan ketidaksetaraan guna mencapai pembangunan yang adil dan merata setara, seperti kesetaraan akses untuk pendidikan di semua bagian dari provinsi

Pokok-pokok diskusi:

Setelah presentasi ini, fasilitator meminta peserta untuk menjelaskan tiga pertanyaan berikut:

1. Karakteristik, isu atau masalah pengembangan ekonomi apakah yang paling penting di NTT?

2. Karakteristik, isu atau masalah ketenagakerjaan apakah yang paling penting di NTT?

3. Karakteristik, isu atau masalah pasar tenaga kerja apakah yang paling penting di NTT?

Pada umumnya, peserta setuju dengan temuan-temuan itu dan keputusan yang digarisbawahi dalam presentasi.

Sehubungan dengan pertanyaan pertama yang terkait dengan pengembangan ekonomi di NTT, para peserta menunjuk pertanian, rendahnya investasi dan penghasilan, tingginya infl asi, pekerja migran, kurangnya pengembangan industri, kecilnya skala perekonomian, kurangnya pengolahan lokal dari sumberdaya alam serta ketidak-setaraan antara kecamatan sebagai persoalan-persoalan yang paling penting.

Untuk pertanyaan kedua yang terkait dengan pekerjaan di NTT, para peserta terutama menekankan rendahnya tingkat pendidikan dan keahlian dari tenaga kerja, terutama mereka yang terlibat dalam pertanian dan di sektor informal.

Terakhir, tentang pertanyaan ketiga yang terkait dengan pasar lapangan kerja di NTT, para peserta terutama menunjuk kurangnya informasi dan terbatasnya akses ke pasar tenaga kerja, sebagian karena rendahnya tingkat pendidikan dan keahlian.

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

10

Analisa diagnostik ketenagakerjaan bersama

Analisa diagnostik ketenagakerjaan bersama yang dilaksanakan selama lokakarya itu mengikuti pendekatan yang terstruktur dan bertahap berdasarkan ‘pohon referensi’ diagnostik ketenagakerjaan dibawah ini. Sesi pertama berfokus pada sumber daya produktif yang tersedia untuk tenaga kerja, terutama dalam bentuk sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan dsb.), namun juga sumber daya produktif lainnya seperti lahan. Ini diikuti oleh sesi dimana fokusnya berpindah ke tingkat dan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan pertimbangan untuk menelusuri hambatan-hambatan dan tantangan sehubungan dengan peluang pekerjaan yang produktif. Sesi berikutnya berfokus pada penyebab ketidakmerataan dalam akses ke pekerjaan yang produktif. Selama sesi akhir, kesimpulan dan temuan-temuan utama dipresentasikan bersama-sama

Peni

ngka

tan

lapan

gan

ker

ja p

roduk

tif

dan

per

tum

buh

an y

ang

kaya

lap

angan

ker

ja d

an b

ersifa

t in

klus

if

1. Tingkat SDM/daya layak kerja

1.1. Demografi s

1.2. Aspek

1.3. Investasi

2.1. Pertumbuhan Ekonmi

2.2. Kualitas Pertumbuhan

3.3. Kerentanan terhadap

guncangan

3.3. Investasi pada kaum muda

2.3. Ketidakmerataan

sumber daya, akses dan peluang

3.1. Kelestarian lingkungan/

perubahan iklim

2. Peluang untuk dan

pengembalian keuntungan ke

SDM (kesempatan

kerja)

3. Keberlanjutan

11

2.3.1 Daya layak kerja yang tidak

sama

2.3.1 Ketersediaan

2.3.2 Akses ke pasar tenaga kerja & peluang kerja

2.3.3 Jaminan sosial

2. Peluang untuk dan pengembalian ke SDM (kesempatan kerja)

2.1.1 Integrasi dalam ekonomi

global

2.1.4 Kebijakan makro ekonomi

2.1.2 Biaya keuangan

2.1.3 Laba sosial atas investasi

2.1.5 Faktor kelembagaan

2.1.6 Kegagalan pasar

2.2.1 Komposisi sektor/teknologi

2.2.4 Ekstraksi keuntungan (Rent

Extraction)

2.2.2 Kualitas lingkungan bisnis

2.2.3 Nilai tukar dagang dalam

negeri

2.2.5 Institusi pasar tenaga kerja

2.2.6 Konsentrasi pertumbuhan

regional

2.2.7 Terms of Trade (Nilai tukar dagang)/Faktor

siklis

2.1. Pertumbuhan Ekonmi

2.2. Kualitas pertumbuhan

2.3. Ketidakmerataan

sumber daya, akses dan/atau peluang

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

12

Sumber daya manusia dan sumber daya produktif lainnya

Sebuah presentasi pendahuluan tentang sumber daya manusia memperlihatkan bahwa NTT berada dibelakang daerah Indonesia lainnya dalam beberapa hal penting (lihat Lampiran 7). Meskipun pendidikan dasar sudah berkembang dengan baik dan telah mencapai hampir semua daerah, akses ke pendidikan menengah serta pelatihan kejuruan masih terbatas dan tingkat pendaftaran di sekolah menengah adalah jauh dibawah rata-rata untuk Indonesia. Juga terlihat bahwa ada perbedaan berbasis gender yang besar begitu pula perbedaan pedesaan – perkotaan dalam akses ke pendidikan pasca SD serta pelatihan kejuruan. Satu lagi penyebab kekhawatiran besar adalah sangat tingginya tingkat kekurangan gizi di kalangan anak-anak. Ini sangat mengkhawatirkan karena kekurangan gizi yang parah bagi balita menyababkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terhadap kemampuan dan kapasitas untuk belajar dan mengambil manfaat dari pendidikan. Terlihat bahwa pengeluaran publik untuk pendidikan dan kesehatan telah meningkat secara signifi kan dalam tahun-tahun belakangan ini, namun juga masih banyak yang harus dilakukan sebelum NTT dapat mengejar daerah lainnya di Indonesia. Presentasi selanjutnya berfokus pada pentingnya keahlian hingga perkembangan ekonomi pada umumnya dan khususnya intensifi kasi pertanian serta pengembangan rantai-rantai nilai tambah yang terkait pertanian. Contoh-contoh dari daerah lain di Indonesia digunakan untuk memperlihatkan bagaimana penilaian kebutuhan akan keahlian dapat dilaksanakan dan digunakan.

Dalam kerja kelompok berikut ini dibicarakan tiga pertanyaan utama:

1. Apakah 3-4 masalah/isu utama yang perlu ditangani untuk meningkatkan tingkat dan kualitas pendidikan dari tenaga kerja NTT saat ini dan dimasa depan?

2. Apakah pengeluaran untuk pendidikan/kesehatan di NTT sudah mencukupi dibanding di Indonesia secara keseluruhan?

Bila tidak, bagaimana cara meningkatkan pengeluaran dan bidang-bidang apa yang harus diprioritaskan? (Dalam sektor pendidikan, kesehatan atau lainnya).

3. Apakah langkah yang paling penting untuk mengurangi kekurangan gizi dan untuk meraih ketahanan pangan bagi semua?

Ketidak-setaraan dalam akses ke pendidikan serta perawatan kesehatan bermutu tinggi teridentifi kasi sebagai masalah besar. Terlihat bahwa daerah pedesaan terutama mengalami infrastruktur fi sik yang kurang baik (gedung sekolah dan ruang kelas yang kurang memadai serta berkualitas rendah), kekurangan tenaga pendidik serta rendahnya tingkat kualifi kasi di kalangan para guru (banyak yang tidak memiliki sertifi kasi formal dan guru-guru terbaik bekerja di kota kecil). Hanya sedikit sekolah menengah di luar pusat perkotaan utama dan akibatnya anak-anak pedesaan kesulitan dalam mengakses sekolah menengah karena jarak yang jauh itu. Memang, disimpulkan bahwa anak-anak di daerah pedesaan berada dalam posisi sangat dirugikan dalam hal akses ke pendidikan yang baik.

Ketidaksetaraan gender dalam hal akses ke pendidikan paska SD juga dianggap sebagai masalah besar. Faktor-faktor kultural dan sikap konservatif akan peran perempuan dilihat sebagai faktor-faktor utama yang menghambat akses bagi anak perempuan dan wanita muda ke pendidikan.

Beberapa masalah umum juga dipersembahkan. Kondisi kerja dan gaji para guru tidaklah menarik. Masalah ini terutama sangat buruk di daerah pedesaan. Terdapat gejala umum

13

kurangnya pelatihan kejuruan dan ketrampilan dan dari sedikit yang sudah ada sering tidak selaras dengan permintaan pasar. Meskipun dengan adanya peningkatan baru-baru ini dalam pengeluaran publik untuk pendidikan dan kesehatan, pengeluaran itu masih dianggap tidak cukup. Para peserta menunjuk kurangnya tenaga pendidik pada umumnya dan guru berkualifi kasi pada khususnya, buruknya kualitas gedung sekolah, kurangnya ketersediaan bea-siswa serta kurangnya keterlibatan sektor swasta dalam pendidikan. Diingatkan tentang adanya kebutuhan untuk kebijakan yang pro-pendidikan serta naiknya alokasi anggaran untuk pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan akses ke pendidikan serta akses ke pendidikan. memperbaiki kondisi kerja bagi para guru serta peningkatan cukup besar dalam ketersediaan beasiswa untuk anak-anak berbakat dari keluarga miskin juga sangat dibutuhkan.

Situasi di sektor kesehatan memiliki banyak kesamaan dengan situasi di sektor pendidikan. dokter dan perawat berkualifi kasi hampir selalu hanya dapat ditemukan di kota-kota utama, karena kondisi kerja di daerah pedesaan tidak menarik. Dalam komunitas pedesaan ada kurangnya informasi secara umum tentang isu-isu berkaitan dengan kesehatan dan tidak ada sistem untuk menyebarkan informasi seperti itu di daerah pedesaan. Dalam banyak daerah akses ke obat juga merupakan masalah dan stok obat sering habis. Solusi terhadap kurangnya pemberian perawatan kesehatan di daerah pedesaan ternyata cukup serupa dengan solusi di bidang pendidikan. infrastruktur perawatan kesehatan di daerah pedesaan perlu ditingkatkan dan insentif kuat harus diciptakan untuk menarik staf kesehatan yang berkualifi kasi untuk bekerja di daerah pedesaan. Juga ada kebutuhan untuk mengadakan kampanye kesehatan rutin di daerah pedesaan.

Malnutrisi umumnya dianggap sebagai persoalan yang parah bukan hanya sendirinya, namun juga karena malnutrisi menghambat perkembangan mental dan fi sik serta menyebabkan kesehatan yang buruk. Oleh karena itu, anak-anak yang menderita malnutrisi lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan pekerjaan yang produktif ketika tumbuh dewasa. Malnutrisi merupakan fenomena musiman yang sangat luas di NTT karena musim kering yang berkepanjangan. Campuran tanaman yang baik serta diversifi kasi tanaman dapat memperbaiki situasi, namun pengentasan malnutrisi akan membutuhkan baik intensifi kasi serta diversifi kasi pertanian. Ini juga akan membutuhkan sistem untuk menyediakan pangan tambahan bagi kaum miskin, misalnya dalam bentuk program makan siang/susu di sekolah, serta diaktifkannya posyandu (layanan kesehatan masyarakat di tingkat desa).

Meningkatkan peluang lapangan kerja yang produktif – Fokus dalam ekonomi

Penciptaan peluang lapangan kerja produktif amat terkait dengan tingkat dan kualitas pertumbuhan ekonomi. Guna menciptakan peluang lapangan kerja produktif untuk sejumlah besar kaum muda yang memasuki pasar tenaga kerja tiap tahunnya DAN mengurangi jumlah pekerja miskin (working poor) dan pengangguran, maka ekonomi memerlukan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan pertumbuhan tersebut haruslah dapat meningkatkan lapangan kerja produktif yang meluas (inklusif) dan berkelanjutan secara efektif.

Sebuah ulasan singkat mengenai pembangunan ekonomi di NTT (lihat Lampiran 8) selama beberapa dasawarsa terakhir menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di NTT lebih rendah dibandingkan di Indonesia secara keseluruhan. Pertumbuhan stagnan pada tingkat 3-4 persen per tahun dan sebagai hasilnya, NTT semakin tertinggal dari daerah lain di Indonesia dalam hal pembangunan ekonomi, lapangan kerja produktif dan pendapatan. Tingkat

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

14

pertumbuhan ekonomi yang rendah dihubungkan dengan struktur ekonomi. Perekonomian masih didominasi oleh pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sektor jasa yang sedang tumbuh, dimana sektor layanan publik memainkan peranan utama sementara peran sektor manufaktur dalam ekonomi sangatlah kecil. Hal-hal yang diperlukan untuk menempatkan ekonomi ke jalur pertumbuhan yang berkelanjutan dan cepat yang diperlukan guna memastikan lapangan kerja produktif untuk semua dan pengentasan kemiskinan:

Intensifi kasi dan peningkatan usaha pertanian yang berorientasi pada pasar.

Diversifi kasi ekonomi, dengan prioritas pada pengembangan linkage ke dan dari pertanian, rantai nilai tambah domestik yang kuat dan manufaktur (pengolahan) modern.

Intensifi kasi dan pengembangan ceruk pasak ekspor.

Mencapai pertumbuhan yang merata. Pembangunan ekonomi haruslah bersifat meluas dan pro-masyarakat miskin.

Analisis berikut ini berfokus pada identifi kasi hambatan dan kendala utama dalam mencapai pembangunan tersebut.

Tingkat dan kualitas pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh serangkaian faktor-faktor. Ohon acuan diagnostik ketenagakerjaan digunakan untuk menyusun struktur analisa.

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dibagi menjadi tiga kategori.

Faktor-faktor di luar kendali pejabat provinsi yang berwenang di NTT

Faktor-faktor yang menyajikan tantangan-tantangan penting untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi dan peningkatan lapangan kerja dengan cepat di NTT.

Faktor-faktor yang kurang penting bagi pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja produktif di NTT saat ini.

Faktor yang pertama mencakup faktor-faktor kebijakan ekonomi makro, integrasi dalam perekonomian global, nilai tukar dagang (terms of trade) dan faktor-faktor siklis. Ini semua adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ekonomi di NTT, namun pihak yang berwewenang di provinsi tidak memiliki kendali atas faktor-faktor tersebut.

Analisa dan diskusi berikut ini berfokus pada identifi kasi faktor-faktor yang menjadi hambatan dan tantangan terbesar terhadap (i) intensifi kasi pertanian dan (ii) diversifi kasi ekonomi serta pengembangan sector manufaktur (pengolahan). Hasil analisa sepakat bahwa hambatan dan tantangan terbesar dimiliki oleh tiga “cabang” dalam ‘pohon diagnostik ketenagakerjaan’ dan oleh karenanya perlu diberikan prioritas perhatian oleh para pengambil kebijakan. Hal-hal tersebut antara lain:

Pasar yang kurang berfungsi dengan baik

Akses ke keuangan / kredit

Kualitas lingkungan usaha

Persoalan pasar yang kurang berkembang dan tidak berfungsi dengan baik wujudnya bermacam-macam. Pasar untuk produk-produk pertanian yang tidak berfungsi dengan baik. Petani seringkali kesulitan dalam mengakses pasar untuk menjual produk mereka. Karena

15

pasar-pasar yang ada sebagian besar bersifat kecil dan tidak terintegrasi dengan satu sama lain, penawaran dan permintaan sangat berbeda, menyebabkan fl uktuasi harga yang cukup besar sehingga menciptakan ketidakpastian baik untuk pembeli dan penjual. Petani seringkali memperoleh harga yang kurang menguntungkan untuk produk mereka karena berada dalam genggaman pembeli monopoli, yang juga seringkali memberikan pinjaman dan input. Ditemukan juga bahwa pasar yang menyediakan input untuk pertanian kurang berkembang dengan baik. Apabila pasar dikembangkan dengan baik, petani akan memperoleh manfaat dari harga yang dapat diprediksi serta lebih menguntungkan. Hal ini, pada akhirnya akan menciptakan insentif bagi para petani untuk memproduksi lebih banyak untuk pasar dan berinvestasi pada penggunaan pupuk yang lebih banyak, bibit yang lebih baik serta teknologi lain yang dapat meningkatkan hasil pertanian.

Penyebab lainnya dari pasar yang tidak berfungsi dengan baik adalah biaya yang tinggi serta kesulitan transportasi antar daerah dan pulau yang berbeda di provinsi NTT. Hal ini ditemukan menjadi hambatan dalam menciptakan ekonomi yang terintegrasi dan efi sien yang mencakup seluruh provinsi. Satu ilustrasi terhadap tingkat integrasi ekonomi domestik yang rendah adalah sebagian besar makanan yang dijual di took di Kupang dan kota-kota besar lainnya datang dari Jawa dan daerah lain di Indonesia walaupun dapat diperoleh dari daerah setempat. NTT adalah bagian yang terpadu dari ekonomi Indonesia secara menyeluruh dan dapat memperoleh manfaat yang cukup besar dari ekspor ke pasar yang besar ini. Namun, potensi ekspor ini belum dimanfaatkan dengan sepenuhnya. Ekspor NTT sebagian besar merupakan bahan mentah sementara impornya berupa barang olahan dan makanan yang dikonsumsi di provinsi. Sebagian besar produsen di NTT adalah produsen kecil dan informasi dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengekspor dengan sukses.

Pasar tanah yang kurang berfungsi baik atau tidak ada juga ditemukan menjadi kendala utama dan hambatan penting untuk menarik investasi. Sebagian besar tanah dimiliki bersama, disebut sebagai tanah ulayat, Membeli lahan seperti ini prosesnya rumit dan kesulitan dalam memperoleh hak kepemilikan lahan yang aman cenderung menjauhkan investor potensial.

Akses ke keuangan dan kredit yang buruk dalam beberapa cara dapat dilihat sebagai sebuah contoh dari pasar yang kurang berfungsi dengan baik. Terdapat banyak contoh dimana usaha dan petani kecil menderita karena mereka tidak memiliki akses ke pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Sektor perbankan tetap kurang berkembang dan walaupun jumlah pinjaman bank telah berkembang dengan cepat, sebagian besar pinjaman adalah untuk konsumsi dan jangka waktu pinjaman masih terlalu lama untuk investasi. Dalam pertanian, dimana fl uktuasi musiman dalam penghasilan dan dan pengeluaran cukup besar sehingga menciptakan kebutuhan akan kredit, para petani menemukan kesulitan dalam mengakses kredit dengan persyaratan yang layak. Sebagai hasilnya, mereka seringkali menjadi korban dari tengkulak yang menerapkan bunga yang sangat tinggi.

Namun, aspek lainnya dari akses ke keuangan dan kredit yang buruk adalah tingkat simpanan (tabungan) yang sangat rendah. Menurut statistik resmi, tingkat tabungan di NTT hanya 4 persen dari PDB provinsi, dibandingkan dengan tingkat tabungan 25 persen untuk Indonesia secara keseluruhan. Tingkat tabungan yang rendah juga berdampak pada kurangnya ketersediaan modal untuk investasi dan kapasitas bank-bank lokal yang rendah dalam meminjamkan uang. Hal ini juga tercermin pada rendahnya tingkat tabungan di NTT dibandingkan dengan tingkat tabungan nasional secara keseluruhan. Upaya dalam menanggapi persoalan tingkat investasi yang rendah dan akses ke keuangan yang buruk perlu sejalan dengan upaya yang kuat guna meningkatkan tabungan dan mendorong kebiasaan menabung di bank dan kooperasi pinjaman.

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

16

Kekurangan dalam lingkungan bisnis keseluruhan diidentifi kasi sebagai jenis kendala utama ketiga dalam pembangunan ekonomi. Beberapa keluhan terkait dengan korupsi, ‘sikap birokrat yang kurang mendukung’ dan peraturan serta prosedur yang tidak perlu untuk memulai dan menjalankan usaha. Namun, faktor yang sama pentingnya adalah kurangnya kebijakan yang secara aktif mendorong pengembangan usaha secara koheren. Masih ada kebutuhan untuk melakukan pemetaan sistematis terhadap potensi setempat, memperbaiki infrastruktur fi sik dalam mendukung pembangunan ekonomi dan dialog yang lebih baik antara pemerintah dan sektor swasta. Banyak peserta juga berpedapat bahwa kapasitas perencanaan dan pembuatan kebijakan dari pemerintah provinsi dan setempat perlu ditingkatkan serta terdapat kebutuhan atas koherensi dan konsistensi kebijakan dan perencanaan sepanjang waktu.

Peserta datang dengan sejumlah proposal untuk tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menanggapi persoalan-persoalan yang telah diidentifi kasi, beberapa disebutkan di bawah ini. Mereka menunjukkan kebutuhan utama untuk mengembangkan kebijakan yang kuat guna mendorong dan mengarahkan pembangunan ekonomi secara aktif, membantu pengembangan kebijakan pasar yang berfungsi baik dan terpadu serta bagi pemerintah untuk menjadi kekuatan pendorong bagi pembangunan ekonomi daripada sekedar sebagai fasilitator pembangunan. Beberapa proposal utama untuk mencapai tujuan ini:

Pemetaan potensi lokal dan pendampingan untuk identifi kasi pasar.

Pengembangan teknologi yang tepat bagi NTT dan penyebaran teknologi tersebut.

Pelibatan universitas untuk melakukan penelitian mengenai persoalan-persoalan pembangunan yang penting untuk NTT.

Pengembangan rantai nilai tambah yang menciptakan kestabilan harga, linkage (keterkaitan) pasar yang kuat bagi para petanis erta peluang lapangan kerja dan penghasilan di luar pertanian.

Menggalakkan koperasi petani

Dukungan aktif bagi pengembangan ekspor dan pengembangan komoditas dan sentra-sentra perdagangan.

Fokus pada pembangunan daerah.

Pengembangan kapasitas para pembuat kebijakan.

Pelatihan kewirausahaan, pelatihan dalam mendirikan dan menjalankan usaha.

Penyelenggaraan anjangkarya (study tour)/penentuan tolok ukur untuk belajar dari pihak lain, termasuk magang di perusahaan manufaktur di daerah lain di Indonesia.

Penyediaan pinjaman lunak untuk pengusaha lokal.

Dialog rutin antara pemerintah dan sector swasta.

Investasi pada infrastruktur.

Meningkatkan struktur insentif untuk pejabat pemerintah guna mendukung implementasi kebijakan dengan aktif.

Pengolahan hasil pertanian (agro-processing), perikanan dan pembudidayaan serta pemanfaatan sumber daya laut (mis. ikan, mutiara, rumput laut, garam), tanaman siap jual seperti kakao, vanilla dan kacang mete, pariwisata dan pertambangan (mangan dan batu alam marmer) diidentifi kasi sebagai ceruk pasar dengan potensi pengembangan yang besar.

17

Untuk memanfaatkan potensi-potensi ini, terdapat kebutuhan untuk menyediakan teknologi pendukung pertanian dan pengolahan, industri pakan yang terpadu (mis. untuk ternak), penggalakkan GEMALA (Gerakan Masuk Laut), peningkatan infrastruktur dan kolaborasi yang lebih kuat dengan aktor-aktor eksternal.

Mewujudkan pembangunan ekonomi yang adil dan merata

Di sepanjang lokakarya, ketidakserataan dalam beragam bentuk dibahas dalam diskusi sebagai sebuah aspek penting dari tantangan pembangunan. Sesungguhnya, semua faktor yang diidentifi kasi sebagai tantangan utama untuk pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya produktif lainnya, dan untuk penciptaan peluang lapangan kerja produktif bagi pertumbuhan ditemukan memiliki dimensi ketidaksetaraan yang penting.

Presentasi singkat diberikan sebagai pendahuluan dari sesi mengenai mewujudkan pertumbuhan yang merata (lihat Lampiran 9). Dalam presentasi ini, empat sumber ketidakmerataan teridentifi kasi.

Akses yang tidak merata ke sumber daya produktif (mis. pendidikan, kesehatan, tanah)

Peluang yang tidak merata terhadap akses ke lapangan kerja produktif, contohya karena bursa tenaga kerja yang tidak berfungsi baik, diskriminasi gender, hambatan mobilitas geografi s, pekerjaan dan sosial, serta perbedaan geografi s yang besar dalam pembangunan ekonomi.

Ketidakamanan dan kerentanan mencegah masyarakat yang hidup dalam kemiskinan dalam mengambil risiko yang telah diperhitungkan dengan cermat.

Sedikitnya waktu yang tersedia untuk bekerja akibat tanggung jawab yang berat dan tidak dibagi dengan adil terkait dengan pekerjaan rumah tangga dan tugas merawat anak.

Dalam diskusi berikutnya, peserta mengidentifi kasi tiga jenis ketidakmerataan sebagai persoalan yang serius.

Ketidamerataan antara daerah pedesaan dan perkotaan

Ketidaksetaraan berbasis gender

Ketidakmerataan karena perbedaan daerah dalam hal pembangunan ekonomi, akses ke pendidikan, kesehatan dan layanan public lainnya serta peluang lapangan kerja produktif.

Sintesis kesimpulan dan pengarusutamaan dimensi-dimensi utama ketidakmerataan

Pada hari terakhir lokakarya, temuan-temuan dan kesimpulan utama dari analisis dikumpulkan bersama, disintesiskan dan distrukturkan berdasarkan ‘pohon diagnostik ketenagakerjaan’.

Diskusi awal telah mengidentifi kasi dimensi-dimensi penting dari ketidakmerataan dalam akses ke lapangan kerja produktif dan juga ditemukan bahwa sebagian besar persoalan dan tantangan utama dalam pengembangan sumber daya manusia dan tingkat serta kualitas pembangunan ekonomi memiliki implikasi keadilan. Guna mencapai tujuan dalam mewujudkan pembangunan yang adil dan merata, maka diputuskan dalam sesi akhir untuk fokus dalam

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

18

mengarusutamakan ketiga dimensi ketidakmerataan – perkotaan-pedesaan, berbasis gender dan daerah – ke dalam proposal yang menanggapi keempat bidang prioritas yang telah diidentifi kasi: pengembangan sumber daya manusia, peningkatan pasar agar berfungsi dengan baik, akses ke keuangan dan perbaikan lingkungan usaha.

Kelompok diminta untuk menjawab pertanyaan berikut: “Dalam analisis, kita telah mengidentifi kasi empat persoalan utama untuk meningkatkan lapangan kerja produktif di NTT – pengembangan sumber daya manusia (khususnya pendidikan dan keterampilan), peningkatan pasar agar berfungsi dengan baik, akses ke keuangan dan perbaikan lingkungan usaha. Kita juga telah mengidentifi kasi tiga dimensi ketidakmerataan yang utama. Identifi kasikan persoalan dan permasalahan utama yang perlu ditanggapi guna meminimalkan ketidakmerataan yang ada ketika menangani keempat persoalan utama dalam meningkatkan lapangan kerja produktif. Tiap kelompok diminta untuk fokus ke satu aspek dari ketiga dimensi ketidakmerataan yang utama tersebut. Hasil dari analisis dan diskusi ini dengan jelas dan kuat menyampaikan pesan bahwa persoalan ketidakmerataan perlu ditangani bersamaan dengan keempat persoalan prioritas tersebut. Hasil yang lebih rinci dari analisis ini disajikan dalam matriks di bawah ini.

19

MAT

RIKS

HAS

IL

Bid

ang

pri

ori

tas

Des

a vs

Ko

taTi

ap K

abup

aten

/Ko

taG

end

er

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

1. S

DM

/Pe

ndid

ikan

Pend

idik

an d

i d

esa

hany

a SD

, sa

rana

ter

bat

as

(mej

a b

aren

g2)

Pena

mb

ahan

sa

rana

(p

enam

bah

an

seko

lah

men

eng

ah d

i d

esa,

per

bai

kan

sara

na b

elaj

ar

men

gaj

ar)

Kes

enja

ngan

ju

mla

h d

an

kual

itas

tena

ga

pen

yulu

h (b

agi

pen

did

ikan

no

n fo

rmal

)

• Pe

nam

bah

an

dan

pem

erat

aan

tena

ga

pen

yulu

h d

i tia

p d

esa

seca

ra b

erta

hap

• D

ikla

t ke

wira

usah

aan

Pend

idik

an w

ajib

m

asin

g s

eim

ban

g,

pen

did

ikan

la

njut

an

did

om

inas

i ole

h la

ki-la

ki

- S

osi

alis

ai u

ntuk

p

eng

arus

ut

amaa

n g

end

er

- P

elat

ihan

kh

usus

/ke

tram

pila

n

untu

k p

erem

pua

n p

utus

sek

ola

h d

an y

ang

b

erad

a d

i p

edes

aan

Jum

lah

gur

u &

ko

mp

eten

si

gur

u (g

uru

agam

a ng

ajar

m

atem

atik

a)

Pena

mb

ahan

d

an p

enin

gka

tan

kual

itas

gur

u

Kes

enja

ngan

p

enye

dia

an

sarp

ras

pen

did

ikan

• Pe

nam

bah

an

dan

pem

erat

aan

ang

gar

an b

agi

pen

gem

ban

gan

sa

rpra

s p

end

idik

an

di t

iap

leve

l p

end

idik

an

• K

emitr

aan

dg

n p

ihak

lain

dal

am

pen

eyed

iaan

sa

rpra

s p

end

idik

an

secr

ara

mer

ata

• Pe

nam

bah

an

jeni

s fa

silit

as

pen

did

ikan

ke

juru

an

yang

ber

bas

is

keb

utuh

an p

asar

&

po

tens

i di N

TT

Jeni

s ke

tram

pila

n b

agi l

aki-l

aki l

ebih

b

anya

k d

arip

ada

per

emp

uan

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

20

Bid

ang

pri

ori

tas

Des

a vs

Ko

taTi

ap K

abup

aten

/Ko

taG

end

er

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

Aks

es k

e se

kola

h su

litTr

ansp

ort

asi

Kes

ejan

gan

ju

mla

h d

an

kual

itas

gur

u

• Pe

mer

ataa

n ju

mla

h g

uru

di

ting

kat

SD

• Pe

nam

bah

an

jum

lah

gur

u d

i tk

men

eng

ah

• A

loka

si

ang

gar

an u

ntuk

p

enin

gka

tan

kesr

a g

uru

di

dae

rah

terp

enci

l

• Pe

mb

eria

n b

easi

swa

bag

i g

uru

den

gan

p

rog

ram

UT

• Pe

mb

eria

n d

ikla

t m

eto

do

log

i p

emb

elaj

aran

d

an

pen

gem

ban

gan

ku

rikul

um

yang

ber

bas

is

kom

pet

ensi

Jeni

s ke

tram

pila

n b

agi l

aki-l

aki l

ebih

b

anya

k d

arip

ada

per

emp

uan

Pena

rap

an

KTS

P (K

urik

ulum

T

ing

akt

Satu

an

Pend

idik

an)

Sosi

alis

asi

dan

Pe

mb

entu

kan

Ko

mite

Pe

ndid

ikan

di t

iap

Se

kola

h

Pena

rap

an

KTS

P (K

urik

ulum

T

ing

akt

Satu

an

Pend

idik

an)

Sosi

alis

asi

dan

Pe

mb

entu

kan

Ko

mite

Pe

ndid

ikan

di t

iap

Se

kola

h

21

Bid

ang

pri

ori

tas

Des

a vs

Ko

taTi

ap K

abup

aten

/Ko

taG

end

er

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

Ren

dah

nya

kual

itas

dan

ko

mp

eten

si g

uru

1. A

ktiv

asi K

om

ite

Pend

idik

an d

i tia

p S

eko

lah

2. P

enin

gka

tan

Kua

litas

, ko

mp

tens

i dan

K

ualifi

kas

i gur

u

Ren

dah

nya

pen

gg

unaa

n Te

kno

log

i

Sosi

alis

asi

dan

Pel

atih

an

Peng

gun

aan

Tekn

olo

gi T

epat

G

una

di D

esa

Peng

gad

aan

Tekn

olo

gi T

epat

G

una

yang

se

suai

den

gan

ke

but

uhan

m

asya

raka

t

Ren

dah

nya

Kua

litas

Ten

aga

Peny

uluh

Pela

tihan

dan

M

agg

ang

bag

i te

nag

a p

enyu

luh

Kur

ang

nya

Jiw

a K

ewira

usah

aan

1. K

urik

ulum

m

uata

n lo

kal

den

gan

mat

eri

kew

iraus

ahaa

n

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

22

Bid

ang

pri

ori

tas

Des

a vs

Ko

taTi

ap K

abup

aten

/Ko

taG

end

er

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

2. P

rakt

ek

men

jala

nkan

ke

wira

usaa

hn

3. K

ursu

s ke

wira

usaa

an

den

gan

m

ento

r ya

ng

ber

kual

ifi ka

si

dan

p

end

amp

ing

an

Tid

ak t

erse

dia

nya

Info

rmat

ion

Pasa

rA

ktiv

asi d

an

Op

timal

isas

i ke

gia

tan

pro

mo

si

di K

abup

aten

/K

ota

dan

aks

es

sam

pai

ke

des

a

Ket

idak

jela

san

pas

ar b

agi p

etan

i d

an p

eng

usah

a lo

kal

• A

dan

ya

keb

ijaka

n p

emer

inta

h un

tuk

pen

gem

ban

gan

p

rod

uk u

ngg

ulan

lo

kal d

an

‘mem

fasi

litas

i’ p

asar

bag

i p

etan

i &

pen

gus

aha

loka

l di s

elur

uh

wila

yah

NTT

Keg

agal

an P

asar

Wan

ita b

eker

ja

di p

asar

, tap

i tid

ak m

emili

ki

jiwa

wira

usah

a /

man

ajem

en b

isni

s

Pela

tihan

w

iraus

aha

den

gan

p

emili

han

wak

tu

sesu

ai k

ond

isi

(so

re h

ari s

amp

ai

mal

am)

Ko

ntin

uita

s K

om

od

iti1.

Sat

u K

abup

aten

/K

ota

sat

u p

rod

uk

sesu

ai p

ote

nsi

dan

keu

ngg

ulan

2. P

eran

sw

asta

dan

K

op

eras

i dal

am

pem

as a

ran

des

a p

rod

uksi

Terb

atas

nya

laha

n us

aha

• In

tens

ifi ka

si

bis

nis

dan

us

aha

deg

an

mem

aksi

mal

kan

pen

go

laha

n un

tuk

pen

ing

kata

n ni

lai j

ual p

rod

uk

ters

ebut

2. M

arke

t d

evel

op

men

tW

anita

tid

ak

mem

iliki

kea

hlia

n te

knis

pen

go

laha

n p

rod

uk (b

aran

g

diju

al m

enta

h)

Pela

tihan

tek

nis

pen

go

laha

n b

eser

ta b

antu

an

pak

et a

lat

pen

duk

ung

nya

(mis

sal g

aram

, p

isan

g)

23

Bid

ang

pri

ori

tas

Des

a vs

Ko

taTi

ap K

abup

aten

/Ko

taG

end

er

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

Tran

spo

rtas

iPe

ning

kata

n sa

rana

tran

spo

rtas

i d

ari k

anto

ng2

pro

duk

si y

ang

d

ides

a ke

pas

ar

(dar

at d

an L

aut)

Tid

ak a

dan

ya

kont

inui

tas

bah

an

bak

u

• Pe

ning

kata

n te

kno

log

i p

rod

uksi

p

erta

nian

• Pe

ning

kata

n sk

ala

usah

a

Wan

ita m

enju

al

pro

duk

yan

g

mo

noto

n (t

idak

ad

a p

eng

emb

ang

an

pro

duk

Pem

erin

tah

mem

ber

i p

enyu

luha

n &

p

end

amp

ing

(t

enag

a p

enyu

luh)

p

elua

ng b

isni

s d

i tin

gka

t d

esa

seca

ra k

ont

inyu

Sulit

nya

akse

s ke

uang

an, t

idak

ad

a ja

min

an &

ad

a si

stem

ijo

n

1. B

entu

k le

mb

aga

keua

ngan

mik

ro

2. R

evita

lisas

i dan

o

ptim

alis

asi

per

an K

UD

3. S

osi

alis

asi A

KSE

S ke

KU

R (B

RI)

Ren

dah

nya

akse

s p

inja

man

ban

k•

Mem

per

mud

ah

per

syar

atan

p

inja

man

• M

emb

erd

ayak

an

lem

bag

a p

enja

min

kre

dit

sam

pai

ke

des

a-d

esa

• Pe

mb

eria

n K

red

it lu

nak

bag

i p

eng

emb

ang

an

usah

a ag

ar d

apat

m

asuk

Mo

dal

ter

bat

as

dan

pin

jam

uan

g

haru

s iji

n su

ami

Men

go

ptim

alka

n p

emb

eria

n d

ana

pem

ber

day

aan

eko

nom

i m

asya

raka

t (P

EM

) –

dis

esua

ikan

d

eng

an je

nis

usah

a o

leh

pem

erin

tah

3. A

kses

ke

Keu

ang

an

Pere

mp

uan

leb

ih p

and

ai

men

gel

ola

uan

g

dar

ipad

a la

ki-la

ki,

teta

pi l

aki-l

aki

mem

per

ole

h p

end

apat

an le

bih

d

ari p

erem

pua

n

Pela

tihan

w

iraus

aha

&

ketr

amp

ilan

untu

k m

eng

emb

ang

kan

usah

a

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

24

Bid

ang

pri

ori

tas

Des

a vs

Ko

taTi

ap K

abup

aten

/Ko

taG

end

er

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

Per

mas

alah

anSo

lusi

Infr

astr

uktu

r ku

rang

mem

adai

d

i des

a

Mem

ber

ikan

p

riorit

as

pem

ban

gun

an

dan

Pen

ing

kata

n in

fras

truk

tur

(Lis

trik

,Air,

jala

nan,

d

arm

aga,

sar

ana

kom

unik

asi)

Ket

erb

atas

an

pen

yed

iaan

in

fras

truk

tur

• Pe

nyed

iaan

‘in

fras

truk

tur

das

ar’ y

ang

m

enun

jang

p

eng

emb

ang

an

sent

ra2

eko

nom

i lo

kal.

Kur

ang

nya

info

rmas

i usa

ha

sehi

ngg

a p

rod

uk

yang

dib

uat

sam

a

Perlu

ad

a p

enye

bar

an

info

rmas

i usa

ha

dar

i tin

gka

t te

rend

ah d

i des

a /

kelu

raha

n

Reg

ulas

i ind

ustr

i b

elum

ter

tata

Mem

bua

t re

gul

asi-

reg

ulas

i yan

g

men

duk

ung

in

vest

asi

Pem

ber

day

aan

lem

bag

a-le

mb

aga

yang

su

dah

ad

a (P

KK

)

4. K

ualit

as

Ling

kung

an B

isni

s

25

LAMPIRAN

1. Agenda

2. Daftar Peserta

3. Presentasi Strategi Pembangunan NTT oleh Wayan Darmawa, Kepala Bappeda NTT (dalam Bahasa Indonesia).

4. Presentasi mengenai konsep dan metodologi untuk analisa diagnostik ketenagakerjaan oleh Per Ronnas, ILO Jenewa.

5. Presentasi mengenai temuan-temuan utama dari analisa ADB-ILO-IDB tentang Hambatan-hambatan dalam mencapai Pertumbuhan yang Merata (Inklusif) di Indonesia oleh Kazutoshi Chatani, ILO Jakarta.

6. Presentasi mengenai Dinamika Ketenagakerjaan, Pasar Tenaga Kerja dan Perekonomian di NTT oleh Miranda Kwong, ILO Jenewa.

7. Presentasi mengenai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penilaian Kebutuhan Keterampilan oleh Miranda Kwong dan Kazutoshi Chatani

8. Presentasi mengenai Tingkat dan Kualitas Pertumbuhan oleh Per Ronnas

9. Presentasi mengenai Mencapai Pertumbuhan yang Merata oleh Per Ronnas

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

26

Lampiran 1. Agenda

WAKTU SESI Hari 1, 18 Januari 2011

08:30 – 09:00 Pendaftaran

09:00 - 10:00 PEMBUKAAN

Pembukaan Bapak Nirwan Gah, Staf ILO NTT

Sambutan Pembukaan Bapak Peter Van Rooij, Country Director, ILO Jakarta

Pembukaan Resmi Bapak Frans Lebu Raya, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur

Sesi Foto

09:30 – 10:00 Konferensi Pers (untuk Jurnalis)

Rehat Kopi (untuk Peserta)

10:00 – 10:25 PERKENALAN

Perkenalan tentang lokakarya: tujuan dan hasil yang ingin dicapai. Menyetujui jadwal, metodologi dan aturan permainan lokakarya. Perkenalan antar peserta lokakarya.

Bapak Per Ronnas & Fasilitator

10:25 – 11:00 Sesi 1. Konsep Dan Metode Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan

Presentasi dan tanya jawab tentang konsep dan metode Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan

Bapak Per Ronnas

11:00 – 11:35 Sesi 2. Pembangunan Di Indonesia

Presentasi dan tanya jawab mengenai gambaran lebih besar hambatan pada pembangunan di Indonesia.

Bapak Kazutoshi Chatani

11:35 – 12:10 Sesi 3. Strategi Pembangunan NTT

Presentasi dan tanya jawab mengenai strategi pembangunan Provinsi Nusa tenggara Timur (NTT).

BAPPEDA, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

12:10 – 13:10 Rehat Makan Siang

27

WAKTU SESI

13:10 – 14:20 Sesi 4. Dinamika Ketenagakerjaan, Ekonomi dan Bursa Tenaga Kerja NTT

Presentasi dan tanya jawab mengenai kondisi, dinamika dan karakteristik yang unik dari ketenagekarjaan, ekonomi dan bursa tenaga kerja di NTT.

Ibu Miranda Kwong

14:20 – 14:35 Rehat kopi

14:35 – 17:10 Sesi 5. Pengembangan Sumber Daya Manusia NTT

Presentasi dan diskusi kelompok mengenai konsep pengembangan SDM, pendidikan & ketrampilan dan kemampuan mendapat kerja spesifi k untuk NTT, baik dari aspek permasalahan, tantangan dan kesempatannya.

Ibu Miranda Kwong, Bapak Kazutoshi Chatani dan Fasilitator

WAKTU SESI Hari 2, 19 Januari 2011

09:00 – 09:10 Tinjauan ulang Hari 1

Fasilitator

09:10 – 10:15 Sesi 6. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus pada Aspek Ekonomi

Presentasi dan diskusi kelompok mengenai konsep pertumbuhan ekonomi yang kondusif spesifi k untuk NTT, baik dari aspek permasalahan, tantangan dan kesempatannya

Bapak Per Ronnas dan Fasilitator

10:15 – 10:30 Rehat Kopi

10:30 – 12:20 Sesi 6. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus pada Aspek Ekonomi (lanjutan)

12:20 – 13:20 Rehat makan siang

13:20 – 13:50 Sesi 6. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus pada Aspek Ekonomi (lanjutan)

13:50 – 14:55 Sesi 7. Mencapai Tujuan Pembangunan dengan Kesetaraan

Presentasi dan diskusi kelompok mengenai konsep kesetaraan pada pembangunan sosial-ekonomi spesifi k untuk NTT, baik dari aspek permasalahan, tantangan dan kesempatannya.

Bapak Per Ronnas dan Fasilitator

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

28

WAKTU SESI

14:55 – 15:10 Rehat kopi

15:10 – 17:30 Sesi 7. Mencapai Tujuan Pembangunan dengan Kesetaraan (lanjutan)

WAKTU SESI Hari 3, 20 Januari 2011

09:00 – 09:10 Tinjauan Ulang hari 2

09:10 – 10:30 Sesi 8: Rangkuman Kesimpulan, Identifi kasi Rekomendasi Kebijakan dan Studi Lanjutan

Diskusi kelompok untuk menganalisa hasil diskusi (permasalahan, tantangan, kesempatan), mengidentifi kasi rekomendasi kebijakan dan studi lebih lanjut yang diperlukan untuk mendukung implementasi Analisis Diagnostik Ketenagakerjaan di NTT.

Fasilitator

10:30 – 10:45 Evaluasi Lokakarya

10:45 – 11:00 Rehat kopi

11:00 – 11:30 Sesi 8: Rangkuman Kesimpulan, Identifi kasi Rekomendasi Kebijakan dan Studi Lanjutan (lanjutan)

11:30 – 11:55 PENUTUPAN

Sambutan Penutup

29

Nama Lembaga

Lampiran 2. Daftar Peserta

Ayub Tib

Ernest S Ludji

Sherley Wila Huky

Endang S Lerich

Yocha Nalle

Mien R. Oedjoe

J. W. Kore Tuka

F. Amaral

Donal Izaac

Stanis Man

Aminudin

Suhendra

Andrey Damaledo

Adriani Lomi Ga

Tonci Teuf

P. Tambunan

Yakobus Meja

Elias Mesakh*

Stefanus Bullu

David Dami

Sriyanti Maria Bian

Hary Lay

Megy Oesoyo

Abraham Jumina

Yan P. Mella

Oby Lewanmeru

Esron M. Elim

Max Goldy*

Yohanes A. Kore

Tato Tirang

Wihujeng Ayu R.

Padapotan Siallagan

Petrus Arifi n*

Toni Tangkur*

Terezinha de Carallo

Roby Rawis

J. A. Ninu

SBSI NTT

Bappeda Kota Kupang

Bappeda

Bappeda Prov. NTT

Bappeda Prov. NTT

Undana

KSPSI

Dinas Nakertrans

Bappeda Prov. NTT

LPPEM UNIKA

FAO

FAO

Bappeda Prov. NTT

Bappeda Prov. NTT

Bappeda Prov. NTT

Disperindag Prov. NTT

Disnakertrans Prov. NT

Radio Madika FM

RC. Bappeda Prov. NTT

Dinas Nakertrans Belu

Bappeda Kab. Belu

Setda Prov. NTT

Humas Setda Prov. NTT

Disnakertrans Prov. NT

Bappeda Kab. TTS

Pos Kupang

Bappeda Prov. NTT

Reporter Madika TV

Bappeda Prov. NTT

BP3TKI Kupang

Bank Indonesia

Bappeda Kab. Kupang

Kameraman AFB TV

Reporter AFB TV

Sekber Bappeda Prov. NTT

DPP Apindo NTT

Kadin NTT

Nama Lembaga

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

No.

* Peserta dari media yang hadir selama sesi pembukaan

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

30

Lampiran 3. Presentasi Strategi Pembangunan NTT oleh Wayan Darmawa, Kepala Bappeda NTT (dalam Bahasa Indonesia)

NTT

NTB

64.8

63.0NTT

NTB

64.8

63.0

DisampaikanDisampaikan oleholeh::Ir. Ir. WayanWayan Darmawa,MTDarmawa,MT

KepalaKepala BappedaBappeda ProvinsiProvinsi NTTNTT

OlehOleh::::IrIr WayanWayan Darmawa MTDarmawa MTIr. Ir. WayanWayan Darmawa,MTDarmawa,MT

KepalaKepala BappedaBappeda ProvinsiProvinsi NTT NTT

GAMBARAN UMUM NTTGAMBARAN UMUM NTTLetak Geografis :8 0-120 LS dan 1180-1250

BTBT Jumlah Pulau : 566 buah (besar dan kecil)

Pulau yang bernama : 246 buah

Pulau yang berpenghuni : 43 buah

Iklim :8 bulan (kemarau/kering) dan4 bulan (hujan/basah) Wilayah administratif :4 bulan (hujan/basah)

Luas Wilayah :± 47.349,9 km2 Daratan dan

Wilayah administratif : Kabupaten : 20 dan 1 kotaKecamatan : 290buah± 47.349,9 km Daratan dan

± 200.000 km2 LautanKecamatan : 290buahDesa / Kel. : 2.936 buah

SDA Persawahan

PENDUDUK NTTPENDUDUK NTT

PerempuanLaki - Laki

2 355 7822 323 534 2.355.7822.323.534

Kepadatan Penduduk94 Jiwa per km2

Laju Pertumbuhan Penduduk 2000-20102 10 % pertahun 94 Jiwa per km22,10 % pertahun

• Pertumbuhan ekonomi NTT tahun 2008 mencapai 4,81 persen, dan tahun 2009 mencapai 4,24 persen dan Tahhun 2010 p , pmencapai 5,50 persen

• Agregat PDRB NTT 24,14 Trilyun rupiah.

• Tiga sektor dominan pada perekomian NTT yaitu:

Sektor pertanian sebesar 39,62 persen dengan agrerat senilai 9,56 trilyun rupiah

Sektor jasa-jasa sebesar 24,13 persen dengan agrerat 5,83 t ili i htriliyun rupiah

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 16,10 persen dengan agrerat senilai 3 89 trilyun rupiahpersen dengan agrerat senilai 3,89 trilyun rupiah.

• PDRB per kapita penduduk NTT pada tahun 2008 sebesar 4,77 juta rupiah, lalu meningkat sebesar 9,51 persen tahun 2009 j gsehingga menjadi 5,23 juta rupiah

31

Potensi Industri Pedesaan

7

• Konsumsi rumah tangga menempati urutan pertama dalam pengeluaran yakni sebesar 71,07 persen pada tahun 2008 dan meningkat menjadi 71 34 persen padatahun 2008 dan meningkat menjadi 71,34 persen pada tahun 2009

• Pendapatan yang digunakan untuk Pembentukan Modal• Pendapatan yang digunakan untuk Pembentukan Modal Bruto (PMTB) mencapai sebesar 21 persen

• Komponen Ekspor Netto yang andilnya sekitar minusKomponen Ekspor Netto yang andilnya sekitar minus 17,40 persen walaupun cendrung terus menurun, namun tetap menunjukkan bahwa komoditas yang dikonsumsi masyarakat lebih banyak didatangkan dari luar

• Untuk mendorong peningkatan pendapatan per kapitamaka perlu peningkatan kegiatan investasi untukmeningkatkan produktivitas tenaga kerja danmeningkatkan produktivitas tenaga kerja danpenurunan konsumsi barang impor.

AkumulasiAkumulasi Basis Basis SektorSektor TahunTahun 2009 2009

No Sektor

Sektor Basis Shif and Share

Elastisitas Proporsi Input Output Total

PDRB TenagaKerja

PergeseranProporsi

PergeseranDiferensial

11 PertanianPertanian 11 11 -- -- -- 11 11 4.004.00

2 Pertambangan - - - 1 - - - 1.00

3 Industri - - - - - - - -

4 Listrik, Gas, Air Bersih - - 1 - - - - 1.00

5 Konstruksi 1 - 1 - - - - 2.00

66 P dP d && H t lH t l 11 11 11 11 4 004 0066 PerdaganganPerdagangan && Hotel Hotel -- -- 11 -- 11 11 11 4.004.00

7 Pengangkutan & K ik i - - 1 - 1 - - 2.00Komunikasi

8 Keuangan, Jasa Perusahaan dll - - 1 1 1 - - 3.00Perusahaan, dll

99 JasaJasa--jasajasa 11 -- 11 11 11 11 11 6.006.00

INFRASTRUKTUR NTT

14

A k t k j NTT t h 2009 i 2 25 j t l bih• Angkatan kerja NTT tahun 2009 mencapai 2,25 juta lebihorang dengan angka pengangguran terbuka relatifrendah yaitu 2 86 %rendah, yaitu 2,86 %.

• Mayoritas tenaga kerja di kabupaten bekerja di sektorPertanian yaitu mencapai 68 15%Pertanian, yaitu mencapai 68,15%.

• Tingkat pendidikan tenaga kerja NTT juga sangat rendahyaitu lebih dari 82 69 % berpendidikan SD kebawahyaitu lebih dari 82,69 % berpendidikan SD kebawah,bahkan sebanyak 69,14 % tenaga kerja NTT belum/tidaktamat SD, sebanyak 34,80 % tenaga kerja NTT masuk, y , g jkategori Pekerja tidak dibayar

• Komposisi daya serap tenaga kerja : sektor primerKomposisi daya serap tenaga kerja : sektor primer68.15 %, Sekunder 10.62 % dan Tersier 21.23 %.

AAnalisisAnalisis SektorSektor Basis NTT Basis NTT 2005 2005 –– 2009 2009

No Sektor EkonomiSektor Basis PDRB

2005 2006 2007 2008 20092005 2006 2007 2008 2009

11 PertanianPertanian 2.852.85 2.852.85 2.872.87 2.892.89 2.892.89

2 Pertambangan 0.14 0.15 0.15 0.15 0.16

3 Industri 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06

4 Listrik, Gas, Air Bersih 0.61 0.63 0.60 0.57 0.54

55 KonstruksiKonstruksi 1 201 20 1 171 17 1 091 09 1 041 04 1 011 0155 KonstruksiKonstruksi 1.201.20 1.171.17 1.091.09 1.041.04 1.011.01

6 Perdagangan, Hotel, dll 0.92 0.91 0.97 0.95 0.94

77 PengangkutanPengangkutan & & KomunikasiKomunikasi 1.101.10 1.071.07 1.031.03 0.990.99 0.950.95

8 Keuangan, Jasa Perusahaan, dll 0.33 0.34 0.33 0.38 0.37

99 JasaJasa--jasajasa 2.442.44 2.522.52 2.482.48 2.522.52 2.542.54

AAnalisisAnalisis ProduktivitasProduktivitas TenagaTenaga kerjakerja 2009 2009

No Sekor Tenaga Kerja PDRB(%)

Prodv.Tenagak j

Orangkerja%

1 Pertanian 1,448,074 69.42 39.46 0.57b2 Pertambangan 18,544 0.89 1.30 1.46

3 Industri 140,866 6.75 1.51 0.224 Listrik, Gas, Air bersih 2,626 0.13 0.39 3.105 Konstruksi 47,529 2.28 6.34 2.786 Perdagngan, Hotel dll 141,387 6.78 16.33 2.417 Pengangkutan dan komunikasi 97,102 4.65 7.57 1.636 Keaungan, jasa perusahaan dll 10,059 0.48 3.52 7.307 Jasa jasa 179,918 8.62 23.58 2.738.62 2.73

Jumlah 2,086,105 100.00 100.00

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

32

20 Kabupaten masuk dalam katagori daerah tertinggal, kecuali Kota KupangPenduduk miskin tahun Tahun 2010 sebesar 23,03 %;Pendapatan perkapita NTT 1/3 rata-rata Nasional;Pendapatan perkapita NTT 1/3 rata-rata Nasional; Produktivitas tenaga kerja di sektor Pertanian rendahsebagai akibat PDRB menurun sedangkan Tenaga Kerjasebagai akibat PDRB menurun, sedangkan Tenaga Kerjameningkat; Kualitas Infrastuktur (Jalan sekolah SDA perumahan)Kualitas Infrastuktur (Jalan, sekolah, SDA, perumahan) banyak yang kualitasnya masih rendahR d h i t i tRendahnya investasi swastaNilai ekpor/perdagangan antar pulau lebih rendahdib di k idibandingkan impor

KEBIJAKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNANPEMBANGUNANPEMBANGUNANPEMBANGUNAN

1 DESA PERTANIAN TERPADU:PEMBANGUNAN BERBASIS DESA

1. DESA PERTANIAN TERPADU: Unggulan Tanaman Pangan Lahan KeringTanaman pangan lahan basahp gPerkebunan

2. DESA PESISIR TERPADU:. DESA PESISIR TERPADU:Unggulan BudidayaUnggulan perikanan Tangkap

3 DESA WISATA TERPADU:DESA WISATA TERPADU:3. DESA WISATA TERPADU:. DESA WISATA TERPADU:Unggulan Wisata BahariUnggulan Wisata Alam, Budaya, ReligiusUnggulan Wisata Alam, Budaya, Religius

4.Kelurahan 4.Kelurahan JasaJasa dandan IndustriIndustri terpaduterpaduUnggulan PerdaganganUnggulan PerdaganganUnggulan IndustriUnggulan Pertambangan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NTTKEBIJAKAN PEMBANGUNAN NTT

VVi iVi i

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NTTKEBIJAKAN PEMBANGUNAN NTT

P b D h NTTP b D h NTTVVissiVisi

Terwujudnya masyarakat NusaTerwujudnya masyarakat NusaPembangunan Daerah NTT Pembangunan Daerah NTT

Terwujudnya masyarakat Nusa Terwujudnya masyarakat Nusa Tenggara Timur Tenggara Timur yyang ang berkualitasberkualitas, , gggg yy gg ,,

adiladil, , demokratisdemokratis dandan sejahterasejahteradalamdalam BingkaiBingkai Negara Negara KesatuanKesatuan

RepublikRepublik Indonesia Indonesia ””

SDMyang

KesetaraanGender

y gberkualitas

Peningkatan KesehatanGender

PEMERINTAH

Pembangunan dan peningkatan

Infrastruktur

KelestarianLingkungan

Hidup

DUNIA USAHA MASYARAKAT

Supremasi Hukum

Ekonomi KerakyatanPenanganan

masalah : K i kiKemiskinan,

Wilayah perbatasan, Prov. Kepulauan,

Daerah rawan bencana

4 Tekad Pembangunan

M b lik b i t k i

4 Tekad Pembangunan

Mengembalikan basis utama ekonomiUnggulan dan kelembagaan Ekonomi NTT gg gmelalui :

NTT b i P i i JNTT sebagai Provinsi JagungNTT sebagai Provinsi TernakN sebaga ov s e aMengembalikan Keharuman cendana NTTMenjadikan NTT sebagai Provinsi Koperasi

Strategi Pembangunan

• Pembangunan Daerah yang

Strategi Pembangunan

• Pembangunan Daerah yang Berkesinambungan dan Berkelanjutan.

• Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat. y

• Percepatan Pembangunan Daerah dengan Mengembangkan Ekonomi LokalMengembangkan Ekonomi Lokal.

• Pemberdayaan Masyarakat yang berpihak pada masyarakat dengan strategi Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera (ANGGUR y j j (MERAH).

33

KEMENTRIAKEMENTRIAN/LEMBAGAN/LEMBAGA

• PEMDANTT

Terwujudnya Terwujudnya masyarakat masyarakat NTT yNTT yang ang

b k lib k li dildil

//

berkualitasberkualitas, , adiladil, , demokratisdemokratis dandan sejahterasejahtera

dalamdalam BingkaiBingkai NKRINKRI””dalamdalam BingkaiBingkai NKRINKRI

DUNIABADAN •DUNIA USAHA

BADAN BILATERAL -

MULTILATERAL

Dana PNPM dan DanaDana PNPM dan Dana Desa Mandiri Anggur

Merah (Rp.250 juta/Desa)

Dukungan Program & Kegiatan SKPD/

Pengurangan KK Miskin Desa & Kelurahan

Rencana Tahunan di Desa/Kelurahan

gSatker/Hibah LN

S b bSumber-sumber Pembiayaan

pembangunan Swasta

Sumber Pembiayaan Swakarya Masyarakaty y

Upaya pemerintah mendorong sektor swasta di NTT:1. NasionalNasional ::

Prioritas dalam RPJMN: Iklim Investasi dan Iklim Usaha22. Daerah:2. Daerah:

Prioritas dalam RPJMD dalam mendukungPembangunan ekonomiPembentukan Kantor Perizinan Satu PintuPembentukan Lembaga BKPMDPenetapan Perda Penyertaan ModalKebijakan Reinventing GovernmentAdanya alokasi dana untuk kegiatan promosipotensi daerahPembentunan BUMD : PT. Flobamora dan Bank NTT

Adanya Lembaga Ekonomi Swasta: KADINDA, HIPMI, FBSI, SPSI dan lainnyaKebijakan APBD Provinsi yang pro rakyat denganKebijakan APBD Provinsi yang pro rakyat denganalokasi dana yang besar untuk SDM, Ekonomi riil, dan Infrastruktur; ;Pelaksanaan pelatihan ketarampilan tenaga kerjaPengembangan pendidikan kejuruan danPoliteknikPenetapan kawasan satrategis untuk kegiataninvestasi : Kawasan Industri Bolok, KAPET Mbay, yKawasan Stratregis untuk pembangunan ekonomidan 8 satuan Wilayah laut terpadu di NTT

11.1.PendekatanPendekatan Pembangunan:Pembangunan:Meningkatkan kemandirian: PemberdayaanMeningkatkan kemandirian: PemberdayaanmasyarakatLokasi : Berbasis Desa/KelurahanLokasi : Berbasis Desa/KelurahanFokus : Mendukung pertumbuhan dan

pemerataanpemerataan2. 2. PembiayaanPembiayaan: :

BantuanBantuan LangsungLangsung MasyarakatMasyarakat (BLM)(BLM)BantuanBantuan LangsungLangsung MasyarakatMasyarakat (BLM)(BLM)HibahHibah/Grant/Grant

33 J i K i3. 3. Jenis Kegiatan : sesuai potensi wilayahSesuai permasalahan spesifik wilayah

1. Bantuan/Hibah:Dana kegiatan ekonomi Produktif Rp.250 jutaDana bantuan Desa Rp 2 5 jutaDana bantuan Desa Rp. 2,5 jutaDana Gaji dan Operasional PKM Rp. 24 jutaDana Operasional pemerintah Desa dan kecamatan

22 KKegiatan SSKPD :22.. Kegiatan SKPD :a. Agenda pendidikan:

Beasiswa untuk SD,SMP,SMA dan SMKP t k S k l h/DPerpustakaan Sekolah/DesaPerbaikan sekolahSarana pendukung sekolahGuru Kontrak

b. Agenda Kesehatan:Perbaikan GiziJaminan kesehatan masyarakatPembinaan kesehatan masyarakatPerbaikan sarana kesehatan (Pustu/Posyandu RumahPerbaikan sarana kesehatan (Pustu/Posyandu, Rumahjaga dan lainnya)

cc. Agenda Ekonomi:Pelaksanaan ekonomi produktif: bantuan

di jsaprodi jagung, tanaman pangan, tanamanperkebunan, bantuan ternak, perikanan, industri usaha jasa dan pariwisata);industri, usaha jasa dan pariwisata);Pengembangan Koperasi, Kelompok tani, Usaha kecilIndustri kerajinan rakyat dan pengolahan

d. Agenda Unfrastruktur:Perbangunan rumah layak huniPembangunan jalan DesaPembangunan PLTSPembangunan embung-embungP b b i b ihPembangunan sumber air bersih

1 APBN berpeluang mendukung Desa/kelurahan1. APBN berpeluang mendukung Desa/kelurahanmandiri anggur merah karena sejalan denganKebijakan Nasional tahun 2011 adalahmeningkatkan sinergi Program/kegiatan pusat dandaerah;K it P kil L b I t i l2. Komitmen Perwakilan Lembaga Internasional yang siap bersinergi:

UNDP Art GoldUNDP Art GoldILO UnicefAIPD AusAidAIPMNHLembaga internasional lainnya dalam prosesg y pkonsultasi

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

34

1. Program 1: Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja, denganindikator• Terpenuhinya tenaga instruktur yang profesional pada Balai Latihan Kerja (BLK) • Terlaksananya paket khusus pelatihan keterampilan bagi tamatan akademi dan• Terlaksananya paket khusus pelatihan keterampilan bagi tamatan akademi dan

perguruan tinggi• Terlaksananya paket pelatihan keterampilan bagi tamatan SLTP/SLTA dan sederajat• Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan angkatan kerja• Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang masuk dalam pasar kerja dalam daerah dan

luar daerah2. Program 2 : Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan Indikator :

Meningkatnya jumlah kesempatan kerja baik untuk laki laki maupun perempuan• Meningkatnya jumlah kesempatan kerja baik untuk laki-laki maupun perempuan• Meningkatnya upaya penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja baik dalam negeri

maupun luar negeri• Meningkatkan upaya pengiriman tenaga kerja keluar daerah melalui Antar Kerja Antarg p y p g g j j

Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN).3. Program 3 : Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

dengan indikator :M i k t f i li l b t k j d l b l t k j• Meningkatnya profesionalisme lembaga tenaga kerja dan lembaga penyalur tenaga kerja

• Meningkatnya upaya• Meningkatnya koordinasi dengan PPTKI dalam rangka perekrutan, pelatihan dan

pengiriman tenaga kerja keluar negeri. pe g a te aga e ja e ua ege• Menurunnya jumlah pengiriman tenaga kerja keluar negeri secara illegal

S E K I A N S E K I A N TERIMAKASIHTERIMAKASIH

35

Lampiran 4. Presentasi mengenai konsep dan metodologi untuk analisa diagnostik ketenagakerjaan oleh Per Ronnas, ILO Jenewa

Analisa Diagnostik KetenagakerjaanAnalisa Diagnostik KetenagakerjaanKonsep dan MetodeKonsep dan Metode

Lokakarya mengenai Analisa Diagnostik

Konsep dan MetodeKonsep dan Metode

Lokakarya mengenai Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan

Kupang NTT January 18Kupang NTT January 18 20 201120 2011Kupang, NTT, January 18Kupang, NTT, January 18--20, 201120, 2011

Diagnostik KetenagakerjaanDiagnostik Ketenagakerjaan

1• Tujuan dan dasar konseptual

1

2• Pendekatan dan metode

3• Diagnostik Ketenagakerjaan dalam sebuah

kerangka kerja yang lebih besar3 kerangka kerja yang lebih besar

2

Apa itu Diagnostik Ketenagakerjaan?

Tujuan dan konsep dasar

3

TT jTTuujuanAnalisa diagnostik Ketenagakerjaan bertujuan untuk memberikan fokus yang lebih kuat pada lapangan kerja produktif dan pekerjaan yang layak dalam kebijakan pembangunan …

dengan tujuan utama untuk mencapai pertumbuhann inklusiff …dengan tujuan utama untuk mencapai pertumbuhan inklusif (mengedepankan pemerataan) yang menghasilkan banyak lapangan pekerjaan.p j

Untuk mencapai hasil tersebutanalisa ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai hambatan, tantangan dan peluang terkait dengan konteks khusus untuk meningkatkan lapangan pekerjaan produktif melalui pertumbuhan iklusif dan menghasilkan banyak lapangan pekerjaanpertumbuhan iklusif dan menghasilkan banyak lapangan pekerjaan

Sebagai dasar untuk dialog sosial dan desain serta penentuan prioritas kebijakan. j

4

« Tujuannya adalah … bukan untuk h ilk b h di l i kmenghasilkan sebuah studi lain, namun untuk

memperkuat kapasitas analisa diantara para konstituen ILO dan para pembuat kebijakan terkait lainnya dalam bidang analisa diagnostik y g gketenagakerjaan dan penentuan target-target ketenagakerjaan »ketenagakerjaan »

5

DD K lDDaasar KonseptualL k j d k if di k li k (k k i )Lapangan kerja produktif menyediakan link (keterkaitan) antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan/ penurunan tingkat kemiskinanPandangan bahwa sumber daya manusia merupakan penghasil pertumbuhan melalui lapangan kerja yang produktif, dan bukannya pandangan bahwa lapangan kerjaproduktif, dan bukannya pandangan bahwa lapangan kerja produktif merupakan hasil dari pertumbuhanSituasi negara yang spesifik berlaku sebagai titik awal: tidak mungkin ada solusi ‘satu untuk semua’ bagi masalahmungkin ada solusi satu untuk semua bagi masalah-masalah spesifikPihak-pihak yang bertanggungjawab untuk merancang dan melaksanakan kebijakan semua harus dilibatkan dalam semua tahapan analisis

6

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

36

Dari konsep ke pendekatan dan metode

7

Ti k P 2008Tingkat Pengangguran, 2008

Sumber:World Development Indicators (Indikator Pembangunan Dunia)8

P d k l k h l k h dPendekatan langkah-langkah terpadu

Sebuah pendekatan yang terstruktur dan ditandai dengan langkah-langkah yang terpadu diperlukan

UUntuk menggabungkan sebuah pendekatan yang luas dengan analisis mendalam isu/persoalan-persoalan kunci dengan secara perlahan-lahan menyingkirkan isu-isu yang kurang penting dan mempersempit fokus padaisu yang kurang penting dan mempersempit fokus pada faktor-faktor kunci.

Untuk memfasilitasi partisipasi para pemangku kepentingan kunci (utama)p g ( )

13

Tahap Pertamap

Fokus pada AAPPA yang telah terjadi dan meliputi pemetaan dan analisis terhadap:

Konteks demografi dan faktor-faktor tertentuKonteks demografi dan faktor faktor tertentuTingkat dan pola pertumbuhan ekonomi (termasuk secara sektoral)secara sektoral)Pola dan dinamika ketenagakerjaan, pendapatan, ketidaksetaraan dan kemiskinanketidaksetaraan dan kemiskinan

14

Working poverty 15+ (%)g p y (%)(Pekerja yang dibawah garis kemiskinan, usia 15+ (%)

60

Workingpoverty 15+ (%)

40

50

60

52.4

39.2

54.1

20

30

40

21.9

39.2

22.7

0

10

Bolivia2002

Congo2005

India2004

Sierra Leone2003

Vietnam2004

Sumber: KILM Edisi ke 6 ILO9

Seseorang dapat memikirkan teori-teori untuk j l k k k i i i i id kmenjelaskan angka-angka ini, namun tiap teori tidak

dapat berdiri sendiri karena lapangan kerja produktif d iliki f kt b b itcenderung memiliki faktor penyebab yang rumit.

Selain itu, tiap masalah harus dilihat dalam konteksnya i i B k d t h d imasing-masing. Banyak negara dapat menghadapi

situasi serupa namun penyebabnya mungkin berbeda satu sama lain membuat situasi masing masing negarasatu sama lain, membuat situasi masing-masing negara menjadi unik..

Jadi tidak ada solusi ‘satu untuk semua’ Tiap negaraJadi….tidak ada solusi satu untuk semua . Tiap negara bersifat unik dan memerlukan sebuah pendekatan yang disesuaikan guna mengatasi masalah yang dihadapinyadisesuaikan guna mengatasi masalah yang dihadapinya.

10

Diagnostik Ketenagakerjaan adalah pendekatan yyangg Diagnostik Ketenagakerjaan adalah pendekatan yyang ddisesuaikan ini. Ini adalah alat untuk mengdiagnosa hambatan dan kelemahan serta kekuatan yang spesifik d k k d d i k if idengan konteks yang ada dari perspektif penciptaan lapangan kerja produktif.

Pendekatan yang disesuaikan ini mengikuti sebuah kerangka kerja umumm sehingga bukan merupakankerangka kerja umum sehingga bukan merupakan preferensi individual ataupun bersifat ad-hoc. Pendekatan ini mengikuti sebuah struktur yang dapat direplikasi.

Jadi, analisis diagnostik ketenagakerjaan ini disesuaikan g g jdengan konteks, namun juga bersifat umum.

11

Defisit lapangan kerja produktif mungkin disebabkan l holehDasar sumber daya manusia (kurangnya pendidikan, k il k h dll ) dd // keterampilan, kesehatan, dll.) ddaan / atau

Rendahnya kemampuan perekenomian untuk f tk b d i d ktif dmemanfaatkan sumber daya manusia secara produktif dan

menyeluruh, dengan menawarkan peluang bagi semua untuk berpartisipasi penuh dan setara dalam perekonomianberpartisipasi penuh dan setara dalam perekonomian

Isu keberlanjutan juga perlu dimasukkan kedalam analisisIsu keberlanjutan juga perlu dimasukkan kedalam analisis

A li i di tik k t k j l kAnalisis diagnostik ketenagakerjaan perlu mencakup semua aspek-aspek ini.

12

37

Tahap Pertama

Informasi dikumpulkan dan dianalisa sesuai dengan formula berikut ini:p g

Catatan:GDP : PDBPopulation: jumlah pendudukWorkingAgePopulation: penduduk usia kerja

LabourForce: angkatan kerjaEmployment: kesempatan kerja

Pertumbuhan PDB per kapita adalah jumlah pertumbuhan dalamSt kt i

WorkingAgePopulation: penduduk usia kerja

Struktur usiaTingkat partisipasi angkatan kerjaTingkat kesempatan kerja diantara mereka yang berada dalam angkatan k jkerjaProduktivitas tenaga kerja

15

T h P hTahap Pertama harus:

Menghasilkan pemahaman yang baik mengenai konteks pembangunan spesifik suatu negara serta karakteristik pengembangan ekonomi dan pasar tenaga kerja yang terkini di negara tersebut.Memungkinkan identifikasi pertama yang bersifat luas terhadap hipotesis-hipotesis mengenai uas te adap potes s potes s e ge atantangan ekonomi dan pasar tenaga kerja utama. Memberikan informasi penting untuk menetapkanMemberikan informasi penting untuk menetapkan target-target ketenagakerjaan

16

Contoh lain

IIndia memiliki tingkat working poverty (pekerja yang berada diIIndia memiliki tingkat working poverty (pekerja yang berada di bawah garis kemiskinan) yang cukup besar (39.2% pada tahun 2004)

Mengapa ini terjadi? Tingkat buta huruf kemungkinan menjadi masalah disini, khususnya tingkat buta huruf perempuan. Kesenjangan antara daerah perkotaan dan perbedaan juga mungkin menjadi faktor penting.

Ti k b h k i k k b ikTingkat pertumbuhan ekonomi tampaknya cukup baik,

Namun mungkin dalam hal ini yang bertanggungjawab d l h k lit t b hadalah kualitas pertumbuhan.

Pertanian tidak mengalami pertumbuhan pesat namun sebagian besar penduduk diperkerjakan di sektor ini.besar penduduk diperkerjakan di sektor ini.

21

Selalu ada indikator atau ‘gejala’ yang mengarahkan kita keSelalu ada indikator atau gejala yang mengarahkan kita ke penyebabnya …

IIndia:

PenyebabGejala

Tingkatworking poverty

Basis SDM

Tingkat buta hurufyang tinggi

Status perempuanworking povertyyang tinggi Kualitas

pertumbuhanProduktivitas rendah

dalam pertanian

Mongolia:

Tingkat kemiskinan/ Kualitas Daya saing yang

…penyebab ini adalah sebuah hambatan untuk mewujudkan

pengangguran yang tinggi

pertumbuhan yang tidak baik

Daya saing yang rendah

…penyebab ini adalah sebuah hambatan untuk mewujudkan pertumbuhan inklusif yang mampu menghasilkan lapangan pekerjaan.

22

Tahap Keduap

Fokus pada MMENGAPA?Fokus pada MMENGAPA?

Tahap kedua terdiri dari analisa diagnostik ketenagakerjaan. Tahap ini bertujuan untuk menggali pola sebab akibat, memisahkan yang penting dari yang kurang penting dan mengidentifikasi hambatan dan tantangan-tantangan kuncimengidentifikasi hambatan dan tantangan tantangan kunci guna meningkatkan lapangan pekerjaan yang produktif. Hasil analisis akan memberikan input kedalam diskusi-diskusi kebijakan.

Sebuah pohon diagnostik ketenagakerjaan, didukung dengan proposal untuk indikator bagi semua ‘kotak’,

17

digunakan untuk memandu dan menyusun struktur analisis.

P h Di ik K k jPohon Diagnostik KetenagakerjaanMeningkatkan pertumbuhan yang inklusif dan kayaMeningkatkan pertumbuhan yang inklusif dan kayalapangan pekerjaan serta meningkatkan pekerjaan

produktif

1. Tingkat modal/ daya layak kerja

SDM

2. Peluang untukdan pengembalian

3. KeberlanjutanSDM

k m

p gkeuntungan dalam

investasi SDM

j

m

a n

emog

rafi

pek-

aspe

kal

itatif

stas

idal

amD

M

gkat

uh

an

litas

uhan

rda

ya,

pelu

ang

mer

ata

lest

aria

nun

gan/

ha

nik

lim

stas

ipad

mm

uda

rent

anan

pte

kana

nte

rnal

1.1

De

1.2

Asp

kua

1.3

Inve

s SD

2.1

Tin

gpe

rtum

bu

2.2

Kua

lP

ertu

mbu

3 Su

mbe

rse

sda

np

ng ti

dak

m

3.1

Kel

lingk

upe

ruba

h

3.2

Inve

kau m

3.3

Ker

terh

adap

ekst

p P

2.3

aks

yan

18

2. Peluang untuk dan pengembalian keuntungan atasinvestasi SDM (kesempatan kerja)

2 1 F kt f kt 2 2 F kt f kt t 2 32.1 Faktor-faktorutama yang mempengaruhiti k t

2.2 Faktor-faktor utamayang mempengaruhikualitas pertumbuhan

2.3 Penyediaansumber daya, akses dan/tingkat

pertumbuhan•2.1.1 Integrasi dalam

k i l b l

•2.2.1 Komposisi sektor/ teknologi

•2.2.2 Kualitas lingkunganbi i

akses, dan/ atau peluangyang tidakmerataekonomi global

•2.1.2 Biaya keuangan•2.1.3 Laba Sosial atas

investasi

bisnis•2.2.3 Nilai tukar dagang

dalam negeri•2 2 4 Rent Extraction

merata•2.3.1 Daya

Layak Kerjayang tidak samainvestasi

•2.1.4 Kebijakanmakroekonomi

•2.1.5 Faktor-faktor

2.2.4 Rent Extraction (Ekstraksi Keuntungan)

•2.2.5 Lembaga pasar tenagakerja

yang tidak sama•2.3.2 Akses ke

pasar tenagakerja & peluang2.1.5 Faktor faktor

kelembagaan•2.1.6 Kegagalan pasar

•2.2.6 Konsentrasipertumbuhan daerah

•2.2.7 Cara perdagangan / faktor faktor siklis

•2.3.3 Jaminansosial

•2.3.4 Ketersediaanfaktor-faktor siklis Ketersediaan

19

Sebuah contohPikirkan mengenai situasi ketenagakerjaan di MMongolia. Meskipun pertumbuhan

ekonominya cukup tinggi namun negara tersebut terus mengalami tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi. Mengapa ini terjadi?kemiskinan dan pengangguran yang tinggi. Mengapa ini terjadi? Penduduk Mongolia memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, walaupun ada perbedaan cukup besar antara daerah perkotaan-pedesaaan.

Terdapat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, namun pertumbuhan tersebut tidak menciptakan banyak lapangan pekerjaan.

Pertumbuhan tersebut memiliki basis yang sempit (pertambangan) sementaraPertumbuhan tersebut memiliki basis yang sempit (pertambangan), sementara sektor manufakturnya tetap tidak terlalu signifikan sehingga ada ketidakseimbangan daerah yang besar

Daya saing internasional yang masih sangat rendah adalah hambatan utama a. Kebijakan makroekonomi yang tidak tepatb. Lingkungan bisnis yang tidak terlalu baikg g y gc. Kualitas pendidikan dan pelatihan keterampilan yang kualitasnya kurang baik

20

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

38

K kKekuatan…Sebuah alat yang efektif untuk menentukan prioritasSebuah alat yang efektif untuk menentukan prioritas dan menyusun kebijakan dan perubahan (reformasi)

Berfokus pada hubungan sebab akibat dan faktor faktorBerfokus pada hubungan sebab akibat dan faktor-faktor inti daripada sekadar gejala-gejala

Memungkinkan adanya kombinasi analisa secaraMemungkinkan adanya kombinasi analisa secara meluas dan mendalam melalui pendekatan ‘berbentuk corong’corong

Alat ini didesain untuk analisa spesifik situasi dan menghasilkan kesimpulan yang spesifik untuk negaramenghasilkan kesimpulan yang spesifik untuk negara tersebut

23

d k l h… dan kelemahanMerupakan penyederhanaan terhadap realita yang rumite upa a pe yede a aa te adap ea ta ya g u tMenghilangkan hambatan memang perlu namun tidak selalu cukup untuk meningkatkan lapangan kerja yang produktif. Selain dari kebijakan & langkah langkah yang ditujukanSelain dari kebijakan & langkah-langkah yang ditujukan untuk memungkinkan terjadinya pembangunan, kebijakan yang secara aktif mendorong pembangunan juga mungkin diperlukandiperlukan, Metode ini tidak boleh diterapkan secara mekanis. Metode ini dirancang untuk mendukung analisa, bukan untuk menggantikannya. Risiko fokus yang berlebihan pada hambatan jangka pendek daripada jangka panjang haruslah juga menjadi bahandaripada jangka panjang haruslah juga menjadi bahan pertimbangan.

24

P i i i l h khiPartisipasi oleh pengguna akhir…dalam proses keseluruhan sangatlah penting untuk

dalam proses keseluruhan sangatlah penting untuk mencapai hasil.

Kemudahaan bagi pengguna

Penekanan pada:

g p ggPartisipasi dari para konstituen dan pemangku kepentingan dalam sebuah basis konsultasi melaluikepentingan dalam sebuah basis konsultasi melalui proses analisis dan sebagai aktor-aktor kunci dalam proses kedua, bagian diagnostik dan dalam menarikproses kedua, bagian diagnostik dan dalam menarik kesimpulan kebijakan

25

K k L bih BKerangka yang Lebih Besar- Strategi

A li i d

Strategiketenagakerjaan- Strategipembangunan

Analisis dan target

ketenagakerjaanKesimpulankebijakan

- Proses kebijakan/ strategi lainnya

Studi mendalam• Kebijakan

Makroekonomi• Analisis Gender• Analisis Gender• Kebijakan

Perdagangan• SDM• dll.

26

Di ?Dimana?SSedang berjalang b j

Bosnia-Herzegovina

Malawi

Mongolia

Nepal

Indonesia (Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Maluku)

Pipelinee (Akann dilakukan):Pipeline (Akan dilakukan):

El Salvador

Liberiab

Mali

Afrika Selatan

???27

Beberapa kesimpulan sejauh iniIni bukanlah suatu hal yang sangat baru, namun:Ini adalah sebuah alat yang bermanfaat untuk melakukanIni adalah sebuah alat yang bermanfaat untuk melakukan kodifikasi dan memperkenalkan kekuatan analitis dalam sebuah analisa karena jika tidak, analisa tersebut akan terlalu bersifat intuitif atau ad hoc (terbatas untuk tujuan tertentu).Tahap Pertama telah terbukti menjadi tahap yang penting untuk melakukan analisa diagnostik yang berkualitas tinggi dan dapat diteruskan dalam Tahap Kedua pAlat ini cukup mudah digunakan oleh pengguna. Alat ini tidak hanya dapat digunakan untuk para konstituen ILO, namun juga dapat digunakan sendiri oleh konstituen ILO tersebut. d p d g d O bAnalisa ini juga seringkali perlu diikuti oleh analisa tematik yang lebih mendalam. Alat ini adalah cara yang baik untuk menjembatani kesenjanganAlat ini adalah cara yang baik untuk menjembatani kesenjangan antara analisa ekonomi dan analisa pasar tenaga kerja.

28

39

Lampiran 5. Presentasi mengenai temuan-temuan utama dari analisa ADB-ILO-IDB tentang Hambatan-hambatan dalam mencapai Pertumbuhan yang Merata (Inklusif) di Indonesia oleh Kazutoshi Chatani, ILO Jakarta

Hambatan PentingHambatan PentingPembangunan di Indonesiag

Kupang, Indonesia18 Januari 2011

Diagnostik KetenagakerjaanDiagnostik Ketenagakerjaan

1• Tujuan dan dasar konseptual

1

2• Pendekatan dan metode

3• Diagnostik Ketenagakerjaan dalam sebuah

kerangka kerja yang lebih besar3 kerangka kerja yang lebih besar

2

Observasi

• Pertumbuhan ekonomi mengalami penurunansetelah terjadinya krisis keuangan Asiasetelah terjadinya krisis keuangan Asia.

• PDB per kapita tetap rendah• Pertumbuhan ekonomi belum pro terhadap• Pertumbuhan ekonomi belum pro terhadap

pekerjaan.• Besarnya jumlah penduduk yang tergolong /• Besarnya jumlah penduduk yang tergolong /

mendekati garis kemiskinan.• Jurang kemiskinan antara desa dan kota semakin• Jurang kemiskinan antara desa dan kota semakin

melebar.• Perbedaan besar dalam hal kemiskinan antar• Perbedaan besar dalam hal kemiskinan antar

provinsi.• Ketidaksetaraan penghasilan semakin meningkat• Ketidaksetaraan penghasilan semakin meningkat

belakangan ini.

Perbedaan besar antar provinsi

82 83

80

90

UnemploymentInformal employmentPercentage of poor people (provincial poverty line)

Informal employment (62.1%)Unemployment (7.9%)

Percentage of poor people (14,2%)

National averagePerformances of provincespengangguran =

bekerja di sektor informal =persentase orang misin =

6163

6764

70

77

72

64

58

66

7068

61 61

7168

71 7173 74 74

61

72

60

70

80(%)

5356 57 58

50

56

48

40

50

60

34

26

2220

2528

3638

23 2320

30

40

9 8 8 96

85 7 6

8

12 117 6 5

15

3 5 5 6

11 11

59

5 6 5

11

7 84 6 4

1210 9 9

1619

20

7 8

4

12

18 17 17

85

97

58

10

19

12

1915

10

0

10

20

0

NAD

Suma

tra U

tara

Suma

tra Ba

rat

Riau

Jamb

i

Suma

tra Se

latan

Beng

kulu

Lamp

ung

Bang

ka Be

litung

Kepu

luan R

iau

DKI J

akar

ta

Java

Bara

t

Java

Teng

ah

DI Yo

gyak

arta

Java

Timu

r

Bante

n

Bali

Kalim

antan

Bara

t

manta

n Ten

gah

iman

tan Se

latan

alima

ntan T

imur

Sulaw

esi U

tara

Sulaw

esi T

enga

h

Sulaw

esi S

elatan

awes

i Ten

ggar

a

Goro

ntalo

Sulaw

esi B

arat

Maluk

u

Maluk

u Utar

a

Papu

a Bar

at

Papu

a

Teng

gara

Bara

t

Teng

gara

Timu

r

S B K

Kali

Kali Ka S S

Sul

Nusa

Nusa

T

Sumatra Java & Bali Kalimantan Sulawesi Maluku, Papua, & NTSources: BPS (Unemployment data in August 2009 informal employment in February 2009 and poverty incidence in March 2009)

Hambatan besar terhadap pertumbuhan

1. Prasarana tidak memadai dan bermutu rendah2 Kelemahan tata kelola dan lembaga2. Kelemahan tata kelola dan lembaga3. Akses yang tidak adil ke pendidikan dan mutu

pendidikan yang burukpendidikan yang buruk

1. Prasarana tidak memadai dan bermutu rendah

• Ketersediaan dan kondisi prasarana utama sangatObservasi

bervariasi antar daerah• Tingkat kepadatan lalu lintas rendah, keterbatasan

jaringan rel kereta api, rendahnya pemakaian listrik

Faktor penyebab utama

• Kesulitan dalam pembebasan lahanK it i d l b l h

Faktor penyebab utama

• Kapasitas manusia dan lembaga lemah• Tata kelola yang buruk

Mi i b k• Minimnya sumber keuangan• Undang undang dan peraturan yang tidak ramah

t h d i t iterhadap investasi

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

40

2. Lemahnya tata kelola dan lembaga

• Mahalnya pendirian usaha di IndonesiaObservasi

• Persepsi investor tentang ketidakamanan daninstabilitas

• Penyediaan layanan publik bervariasi antar daerah

Faktor penyebab utamaFaktor penyebab utama

• Terjadinya korupsi dan tidak memadainya pengendalianM l k b li k i t i d ti d k k k• Munculnya kembali aksi terorisme dan tindak kekerasan

• Tidak meratanya distribusi personil yang memenuhi syarat• Kurangnya koordinasi efektif antar departemen pemerintahKurangnya koordinasi efektif antar departemen pemerintah

3. Tidak adilnya akses pendidikan dan mutu pendidikan yang rendah

• Pedesaan dan daerah miskin tertinggal dalam halObservasi

pendidikan• Rendahnya mutu pendidikan

Faktor penyebab utamaFaktor penyebab utama

• Hambatan keuangan (termasuk biaya di luark l h) h k k k ksekolah) mencegah akses masyarakat miskin ke

tingkat pendidikan yang lebih tinggiid k di ib i hi• Tidak meratanya distribusi guru yang memenuhi

syaratk j d• Buruknya mutu pengajaran dan prasarana

pendidikan, serta materi yang tidak memadai

41

Lampiran 6. Presentasi mengenai Dinamika Ketenagakerjaan, Pasar Tenaga Kerja dan Perekonomian di NTT oleh Miranda Kwong, ILO Jenewa

Dinamika Ketenagakerjaan Pasar TenagaDinamika Ketenagakerjaan Pasar TenagaDinamika Ketenagakerjaan, Pasar Tenaga Kerja dan Perekonomian di

Dinamika Ketenagakerjaan, Pasar Tenaga Kerja dan Perekonomian di

Lokakarya mengenai Analisa Diagnostik

Nusa Tenggara TimurNusa Tenggara TimurLokakarya mengenai Analisa Diagnostik

Ketenagakerjaan

Kupang Januari18 20 2011Kupang, Januari18-20, 2011

P d k l k h l k hPendekatan langkah per langkah

Tahap pertama:Mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dinamika pasar tenaga kerja di provinsi

Tahap kedua: pMengidentifikasi hambatan-hambatan dalam meningkatkan lapangan kerja produktif denganmeningkatkan lapangan kerja produktif dengan menggunakan pohon diagnostik ketenagakerjaan (nanti)(nanti)

22

T h PTahap Pertama

1•Kecenderungan (Tren) demografi

•Dinamika ketenagakerjaan, 2

g jkemiskinan dan modal manusia

•Pola pertumbuhan per sektor spesifik, lapangan kerja dan produktivitas3 lapangan kerja dan produktivitas3

33

Pertumbuhan ekonomi dan d k i iproduktivitas

Penjabaran pertumbuhan dari perspektif ketenagakerjaan

Tingkat kesempatan kerja Tingkat Kegiatankesempatan kerja

PDB per kapitaProduktivitas Struktur usia

C

444

Catatan:GDP : PDB; Population: jumlah penduduk; WorkingAgePopulation: penduduk usia kerja; LabourForce: angkatan kerja; Employment: kesempatan kerja

T h PTahap Pertama

1•Tren demografi

•Dinamika ketenagakerjaan, k i ki d d l i2 kemiskinan dan modal manusia

•Pola pertumbuhan per sektor spesifik, lapangan kerja dan produktivitas3 lapangan kerja dan produktivitas3

555

T D fiTren DemografiPPendudukk mudaPPenduduk muda

Piramida Penduduk - 2008

55 - 5960 - 6465 - 6970 - 74

75 +

30 3435 - 3940 - 4445 - 4950 - 54

female

male

Perempuan

Laki-laki

5 910 - 1415 - 1920 - 2425 - 2930 - 34 male Laki laki

8.0 6.0 4.0 2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0

0 - 45 - 9

666

BPS, 2009. Nusa Tenggara Timur dalam angka

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

42

T d fiTren demografiPendudukk usiaa kerjaa semakinn meningkatt cepatt namunn lajuu Penduduk usia kerja semakin meningkat cepat namun laju

pertumbuhan angkatan kerja akan menurunProyeksi penduduk usia kerja dan angkatan kerja (15+)

3 500

4,000

Proyeksi penduduk usia kerja dan angkatan kerja (15+)(dalam 000)

2,500

3,000

3,500

Working age Proyeksi

1 000

1,500

2,000

Working age population projections

Labor force projections

penduduk usia kerja

Proyeksi Angkatan Kerja

0

500

1,000 p j

77

2002 2008 2013 2018 2023

BPS, 2009. Nusa Tenggara Timur dalam angka; kalkulasi penulis

T d fiTren demografi

II lik ii d ii d fii i iIImmplikasi dari tren demografi saat ini

Perbaikan rasio ketergantungan berbasis usia

J d l l d fiJendela peluang demografi

P l k i k i k bil k iPeluang per kapita akan meningkat apabila ekonomimampu menciptakan peluang kerja produktif untuksejumlah besar pendatang baru tiap tahunnya ke dalamsejumlah besar pendatang baru tiap tahunnya ke dalamangkatan kerja, dan menjaga agar tingkat kegiatan yangtinggi dapat dipertahankan

88

Di ik k k jDinamika ketenagakerjaanPPentingnyaa daerahh pedesaanPPentingnya daerah pedesaan

Proporsi penduduk usia kerja perkotaan/ pedesaan pada tahun 2008

Unemployment 36.0 64.0Pengangguran

Employed 13.0 87.0

Urban

Populasi yang bekerja

Perkotaan

Labour Force 13.8 86.2Rural

Angkatan kerja

Pedesaan

0 20 40 60 80 100

Working age population 17.7 82.3Penduduk usia kerja

11313BPS, 2008. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia

K i ki d hKemiskinan dan upah

Kemiskinan adalah isu yang serius di NTT dan tetapmeluas walaupun terdapat sedikit peningkatan dalamtahun-tahun belakangan ini.Kemiskinan sangat erat terkait dengan:g gLokalitas: daerah pedesaanStatus pekerjaan: bekerja sendiriStatus pekerjaan: bekerja sendiriTingkat pendidikan: perolehan pendidikan yang

d hrendahUpah dibawah standar hidup minimum lebih dapatdij l k d d k i i d h d i ddijelaskan dengan produktivitas yang rendah daripadadijelaskan dengan setengah pengangguran11414

T h PTahap Pertama

1•Tren Demografi

•Dinamika ketenagakerjaan, 2 kemiskinan dan modal manusia

3•Pola pertumbuhan per sektor spesifik,

lapangan kerja dan produktivitas3 lapangan kerja dan produktivitas

9999

Di ik k k jDinamika ketenagakerjaanWWalaupunn tingkatt kegiatann menurunn namunn tetapp WWalaupun tingkat kegiatan menurun,, namun tetap

tinggiTingkat kegiatan berdasarkan kelompok usia, 2002-2008 (%)

80.0

100.0

66.8

86.4 83.878.5

82.181 5

40.0

60.060.9

54.8

81.5

59.3

71.4

2002

2008

0.0

20.0

15-24 25-49 50-59 60+ Total

BPS, 2008 & 2002 Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia

1010Penutunan tingkat aktivitas terutama disebabkan oleh jatuhnya (menurunnya) tingkat aktivitas kelompok usia lebih muda (15-24)

Di ik k k jDinamika ketenagakerjaanIIsuu gender:: perempuann tertinggall dii belakangg laki llakiIIsu gender: perempuan tertinggal di belakang laki--laki

Ti k k i b d k j i k l i d k l k i 2008

100 96.7 94.1

Tingkat kegiatan berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia, 2008(%)

60

80

68.7 69.362.4

74.2

women perempuan

0

20

40 46.7 45.5 men Laki-laki

0

15-24 25-49 50-59 60+

BPS, 2008. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia

1111

Di ik K k jDinamika KetenagakerjaanTTingkatt penganggurann cukupp rendahTTingkat pengangguran cukup rendah

Hal ini mencerminkan tingkat pengangguran yangd h kh dib di k d I d irendah khususnya dibandingkan dengan Indonesia

secara keseluruhanMengapa? Orang tidak dapat menjadi pengangguran

di daerah pedesaan. Lihat slide selanjutnya.Implikasi: fokus pada mereka yang bekerja (pekerja

miskin – working poor)

11212

43

K i ki d hKemiskinan dan upahImplikasi kemiskinanp

Karena tampaknya pengangguran & setengahpengangguran bukanlah persolan utama, maka tingkatpengangguran bukanlah persolan utama, maka tingkatproduktivitas dan pendapatan yang rendah memerlukanperhatian khusus.perhatian khusus.

Tantangan ketenagakerjaan utama di NTT adalah untukfokus pada pekerja miskin dan menciptakan lapanganfokus pada pekerja miskin dan menciptakan lapangankerja produktif (kualitas pekerjaan) melalui:

M i k tk i b l b lik d t k j di t ioMeningkatkan imbal balik pada tenaga kerja di pertanianoMenciptakan peluang lapangan kerja alternatif di luar

ipertanian1515

Modal manusiaModal manusia

Walaupun tingkat pendidikan telah meningkatp g p gcukup baik, provinsi NTT masih tertinggal dibelakang Indonesia.g

Ketika pendidikan menengah telah menjadi normaKetika pendidikan menengah telah menjadi norma(wajib belajar) di sebagian besar Indonesia; hal initidak berlaku di NTTtidak berlaku di NTT

P b d d L bih b kPerbedaan gender: Lebih banyak perempuan yangbekerja memiliki pendidikan tidak lebih dari

didik k l h d l bih b k l ki l kipendidikan sekolah dasar vs. lebih banyak laki-lakiyang bekerja memiliki pendidikan yang lebih tinggi.11616

Struktur ketenagakerjaan berdasarkan i d iindustri

PPerekonomiann agrariaPPerekonomian agrariaAngkatan kerja diperkerjakan berdasarkan

sektor, 2009 Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan perikanan 68.2

10.6

Industri 10.6

Pertambangan dan penggalian 1.6

Ii d i f k 6 268.2 21.2

Iindustri manufaktur 6.2

Listrik, Gas dan Air 0.1

Konstruksi 2.6

Agriculture, Forestry, Hunting and Fishery

Jasa 21.2 Perdagangan grosir, perdagangan eceran, restoran dan

hotel 6.9 Pertanuan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan

Industry

Services

Transportasi, penyimpanan dan komunikasi 4.3

Layanan Pendanaan, Asuransi, Real Estate dan Usaha 0.6

l d b d

Industri

Jasa

22121

Layanan sosial dan pribadi 9.5

Semua industri 100.0 BPS, 2009. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia

Struktur ketenagakerjaan berdasarkan k jstatus pekerjaan

PP ii b k jj di i// i hh ( llf ll )

Angkatan kerja yang diperkerjakan Angkatan kerja yang diperkerjakan

PPeentingnya bekerja sendiri/ wirausaha (self-employment)

g j y g p jberdasarkan status pekerjaan utama,

2009 (%)

NTT

g j y g p jberdasarkan status pekerjaan utama,

2009 (%)

Indonesia

1.4 2.9

16.5

82.1

Employers

Wage workers38.8

58.3

Employers

Wage workers

S lf l dSelf employed Self employed

Employers = pengusahaWage workers: pekerja diupahSelf-employed: bekerja sendiri

22BPS, 2009. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia

Self-employed: bekerja sendiri

M d l M iModal ManusiaUUpahh pekerjaa dihubungkann dengann tingkatt pendidikann UUpah pekerja dihubungkan dengan tingkat pendidikan..

Namun, ada perbedaan signifikan antara pekerja dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan pekerja dengan

tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas

Upah pekerja rata-rata per jam berdasarkan tingkat pendidikanDi NTT (2008)

Sekolah MenengahAtas

10000

12000

14000

Di NTT (2008)

6000

8000

10000

Men

Women

Laki-laki

Perempuan

0

2000

4000

1717

Less than primary Primary School Junior High School

Senior High School

Higher EducationLebih rendah dari pendidikan dasar

Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Atas

Pendidikan Tinggi

M d l iModal manusiaSSemakinn berpendidikann semakinn tinggii risikoo SSemakin berpendidikan,, semakin tinggi risiko

menjadi pengangguran khususnya di daerah pedesaanTi k i didik k k j 2009 (%)

Higher education 4.316.2

Tingkat capaian pendidikan angkatan kerja, 2009 (%)

Pendidikan tinggi

Senior High School 13.0

9 1

50.5Sekolah Menengah Atas

Primary school

Junior High School

31.6

13.6

13.2

9.1 Unemployed

Employed

Pengamgguran

PekerjaSekolah Menengah Pertama

Sekolah Dasar

0 0 10 0 20 0 30 0 40 0 50 0 60 0

Less than primary 37.511.0

Lebih rendah dari pendidikan dasar

1818 BPS, 2009. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0

M d l M iModal ManusiaIImplikasii modall manusiaIImplikasi modal manusia

NTT harus mengejar banyak hal dalam kualitas sumber daya manusianya, khususnya dalam akses ke pendidikan dasar

Ketidaksesuaian antara keahlian yang ada dan permintaan dalam pasar tenaga kerja dan/atau p p g j /kurangnya peluang kerja yang menarik untuk mereka yang berkeahlian tinggiy g gg

11919

Ph OPhase One

1•Tren demografi

•Dinamika ketenagakerjaan, 2 kemiskinan dan modal manusia

3•Pola pertumbuhan spesifik-sektor,

lapangan kerja dan produktivitas3 lapangan kerja dan produktivitas

2202020

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

44

I f liInformalitasSektorr informall menyerapp sebagiann besarr pendudukk Sektor informal menyerap sebagian besar penduduk

yang bekerja, namun sektor formal juga tumbuh.

90

10087.9 90.7

83 4

Bekerja di sektor informal dalam % dari total yang bekerja

60

70

80

90 79.883.4

63.278.684.2

87.5 81

30

40

5037.4

61.3 2004

2008

0

10

20

Men Women Rural Urban Total NTT Total Indonesia

24.7

2323

Men Women Rural Urban Total NTT Total Indonesia

BPS, 2008. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia

I f liInformalitasSemakin tinggi tingkat pendidikan anda semakinSemakin tinggi tingkat pendidikan anda, semakinbesar kemungkinan bekerja di sektor formal, dansemakin besar kemungkinan memperolehsemakin besar kemungkinan memperolehpenghasilan yang lebih baik.

Implikasi informalitasKeterkaitan antara bekerja di ekonomi informaldan menjadi miskin?Tantangan bagi para pembuat kebijakan

22424

R k k i lRangkuman kesimpulanNTT berada di tahap awal pembangunan ekonomi.NTT berada di tahap awal pembangunan ekonomi.

Situasi demografi cukup baik dengan rasio ketergantungan berbasis usia yangsemakin baik

Tingkat kegiatan menurun khususnya diantara kelompok usia lebih muda,meksipun tetap tinggi nilainya

Perempuan tertinggal di belakang pria (tingkat kegiatan pendidikan)Perempuan tertinggal di belakang pria (tingkat kegiatan, pendidikan)

Kemiskinan tetap tersebar luas

Perlu menciptakan lapangan pekerjaan produktif (meningkatkan produktivitasp p g p j p g ptenaga kerja dan pendapatan dari pekerjaan)

Perlu meningkatkan investasi dalam SDM dan akses ke pendidikan dasar

NTT k k i i d h i id k d i d iNTT terutama merupakan ekonomi agraria dengan hampir tidak ada industrimanufaktur modern: pentingnya bekerja sendiri dan informalitas.

Mulailah dengan menghindari perubahan struktural di sektor pertanian dand g g d p b d p darahkan ke sektor jasa. Faktor pendorong daripada faktor penarik??

22929

K i l k bij k 1Kesimpulan kebijakan 1

NNTT menghadapi tantangan GANDA

DiversifikasiDiversifikasiekonomiekonomi nonnon--IntensifikasiIntensifikasi

ii ekonomiekonomi nonnon--pertanianpertanianpertanianpertanian

3030

b h k i d d k i iPertumbuhan ekonomi dan produktivitasPPekerjaann berdasarkann PPDBB berdasarkann sektorr PPekerjaan berdasarkan

ssektor, 2008PDB berdasarkan sektor,

2008

21

40

69

10 51

69

Agriculture, Forestry, Hunting & Fishery

9

Agriculture Forestry Hunting & Fishery=pertanian, kehutanan, perburuan, perikananAgriculture, Forestry, Hunting & Fishery

Industry

Services

Agriculture, Forestry, Hunting & Fishery

Industry

Services

p , , p , p

= industri

= jasa

25 Source: BPS,2008. Produk Domestik Bruto Provinsi di Indonesia berdasarkan Asal Industri. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi dan produktivitasKontribusi sektor ke PDB dan pertumbuhan pekerjaanKontribusi sektor ke PDB dan pertumbuhan pekerjaan

SSektor Nilai tambah2004-2006

Nilai tambah 2006-2008

Pekerjaan 2002-2006

Pekerjaan 2006-2008

Pertanian 28.7 28.0 95.5 -19.5

I d t i 5 6 5 7 0 3 1 9Industri 5.6 5.7 -0.3 -1.9

Manufaktur (Pengolahan)

1.4 0.6 7.7 -20.9(Pengolahan)

Jasa 65.6 66.4 4.8 121.4

Perdagangan 20 6 17 1 -14 3 42 4Perdagangan 20.6 17.1 14.3 42.4

Pelayanan sosial 30.0 30.0 2.6 43.6

2626Semua sektor 100 100 100 100

Pertumbuhan sektoral dan produktivitasOutput dan pertumbuhan pekerjaan

(2006-2008, tahunan %)

50.00 Listrik, Gas dan Air

Keuangan Asuransi

30.00

40.00Keuangan, Asuransi, Properti, dan Layanan

Transportasi, pergudangandan komunikasi

Perdagangan grosiran, perdagangan eceran, restoran

20.00

mp

loym

ent

dan komunikasi

Layanan sosial danpribadi

10.00

Em

pribadi

Konstruksi Pertanian, Kehutanan, P b d P ik

10 00

0.00

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00

Perburuan dan Perikanan

22727

-10.00Output

Industri Manufaktur

T hTahap pertama

K i l4

•Kesimpulan

22828

45

K i l k bij k 2Kesimpulan kebijakan 2Pengembangann nichee (cerukk pasar)) untukk eksporPengembangan niche (ceruk pasar) untuk ekspor

Fokus pada produk bernilai tambah tinggi untuk:- Mengimpor keterampilan yang dapat dialihkan- Fasilitasi pengembangan sektor manufaktur berbasis

teknologi moderng

3131

K i l k bij k 3Kesimpulan kebijakan 3MMeningkatkann investasii sumberr dayaa manusiaa dann MMeningkatkan investasi sumber daya manusia dan

iinfrastruktur fisikH l i i k b d k dHal ini akan berdampak pada:

Tingkat kesempatan kerjaKesetaraanKemiskinanPertumbuhan yang lebih tinggi karena produktivitas yang lebih tinggip y g gg

Tantangan:MalnutrisiMalnutrisi

3232

K i l k bij k 4Kesimpulan kebijakan 4MM ii bb di t ii dd MMeencapai pembangunan yang disertai dengan

pemerataan

Akses yang setara ke pendidikan

Pembangunan di semua wilayahPembangunan di semua wilayah

K t dKesetaraan gender

3333

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

46

Lampiran 7. Presentasi mengenai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penilaian Kebutuhan Keterampilan oleh Miranda Kwong dan Kazutoshi Chatani

Pengembangan Sumber Daya ManusiaPengembangan Sumber Daya Manusia

Lokakarya Analisa Diagnostik PekerjaanLokakarya Analisa Diagnostik Pekerjaan

Kupang, 18-20 Januari 2011

Struktur pohon diagnostik: bcabang pertama

1. Tingkat permodalan manuasia / kemampuan kerja

1.1 Demografi1.2

Aspek kualitatif

1.3

Investasi di bidangsumber daya manusiasumber daya manusia

22

G i bGaris besar

1.1• Demografi

• Aspek kualitatif1.2

• Aspek kualitatif

1 3• Investasi di bidang sumber daya

manusia1.3 manusia

33

1 1 1 P b h d d k1.1.1 Pertumbuhan penduduk

Sepertiga penduduk adalah kalangan muda (di bawah 15 tahun)

Sisanya– 2/3 adalah dari kalangan usia kerja (15+) Dampak terhadapkalangan usia kerja (15+)

Sebagian kecil adalah kalangan tua

Dampak terhadap kebutuhan dan kemampuan ekonomi

Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi…

namun menurun secara

puntuk menciptakan lapangan pekerjaan

…namun menurun secara bertahap. produktif

4

1 1 2 R i k1.1.2 Rasio ketergantunganMenunjukkan jumlah tanggungan setiap pekerja =>Menunjukkan jumlah tanggungan setiap pekerja => dampak pertumbuhan ekonomi per kapita

Hasil temuan utama: • Penduduk muda berarti rasio ketergantungan yang

positif• Jendela kesempatan demografi akan terbuka• Dampak terhadap level tabungan (investasi) =>Dampak terhadap level tabungan (investasi) >

Peningkatan pendapatan per kapita

555

1.1.3 Penduduk usia kerja & tenaga k jkerja

Walaupun penduduk usia kerja telah meningkat pesattelah meningkat pesat,

N b l diik i dNamun belum diikuti dengan pertumbuhan tenaga kerja.

Mengapa?

Penurunan tingkat kegiatan, k k l k iterutama untuk kelompok usia

muda dan perempuan

6

47

K kKerangka

1.1• Demografi

• Aspek kualitatif1.2

• Aspek kualitatif

1 3• Investasi di bidang sumber daya

manusia1.3 manusia

77

P didikPendidikanHasil utama:Hasil utama:

Akses ke pendidikan menengah terbatas

Perbedaan jender di bidang pendidikanPerbedaan jender di bidang pendidikan

Seberapa besar respon sistem pendidikan terhadapSeberapa besar respon sistem pendidikan terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja?

Apa yang dapat menjelaskan adanya perbedaan jender dalamApa yang dapat menjelaskan adanya perbedaan jender dalam hal prestasi pendidikan?

Seberapa besar akses ke sistem pendidikan? LintasSeberapa besar akses ke sistem pendidikan? Lintas kabupaten?

888

K hKesehatan

Temuan utama: 38 persen anak-anak balita menderita malnutrisi

Tindakan apa yang paling penting untuk mengatasi masalah ini?

999

K kKerangka

1.1• Demografi

• Aspek kualitatif1.2

• Aspek kualitatif

1 3• Investasi di bidang sumber daya

manusia1.3 manusia

11010

Pengeluaran di sektor pendidikan d k hdan kesehatan

PPendidikan:-25% dari total anggaran tahun 2007

-Pembiayaan per kapita meningkat dari Rp. 322.000 di tahun 2003 j di R 450 000 di t h 2007menjadi Rp. 450.000 di tahun 2007

Kesehatan:-9% dari total anggaran tahun 2007

-Pembiayaan per kapita meningkat dari Rp. 84.000 tahun 2003 menjadi Rp. 157.000 tahun 2007

1111

PP l hh ll dib hPPeermasalahan yang perlu dibahasApa saja tantangan/permasalahn utama dalam menaikkanApa saja tantangan/permasalahn utama dalam menaikkan tingkat dan mutu pendidikan tenaga kerja NTT di masa sekarang dan masa mendatang?

Apakah pengeluaran di sektor pendidikan/kesehatan sudah p p g pmemadai di NTT bila dibandingkan Indonesia secara keseluruhan?

Jika tidak, bagaimana cara meningkatkan pengeluaran untuk sektor ini dan bidang-bidang apa saja yang perlu diprioritaskan? (di sektor pendidikan, kesehatan atau sektor-sektor lain)sektor lain)

1212

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

48

Analisis Kesenjangan KeahlianAnalisis Kesenjangan Keahlian

Lokakarya mengenai Analisis DiagnostikLokakarya mengenai Analisis DiagnostikKetenagakerjaan

Kupang 18 20 Januari 2011Kupang, 18-20 Januari, 2011

Keahlian dan output p

Keahlian, infrastruktur dan investasi

P lPeluang

OutputOutput

222

PPersoalan untuk dibahas:Kesenjangan

hl P didik

keahlian

- =Keahlianyang

Pendidikandan pelatihany g

diperlukan keterampilandi NTT

Bagaimana mengisi kesenjangan ini?g g j g

77

Peluang-peluang di NTTg p g

Produksi tanaman yang ditanam untuk dijual cashProduksi tanaman yang ditanam untuk dijual -cash crop (kopi, kakao, kelapa, mangga, kacang mederempah rempah jagung)rempah-rempah, jagung)Peternakan (sapi, babi)Logam dan produk logamPariwisataPeluang lainnya

888

Keahlian dan outputp

Kahlian bertani danpengetahuan pertanian

Lahan yang y gsubur

TanamanTanamansayur-sayuran

333

Keahlian yang lebih tinggi dan outputy g gg p

Keahlian produksi kakaoKeahlian pengolahanmakanan

Lahan yang Rp. 10 000

makanan

y gsubur

Kakao yang

10,000

Kakao yang tidak diolah

M (l k) k lMentega (lemak) cokelat, cokelat bubuk , kue cokelat

444

,dan cokelat

Kebijakan pembangunan dan keahlian: Pariwisataj p g

Keahlian manajemen hotel, pengoperasian biro gtour & pariwisata, perhotelan (hospitality)s

Keindahanalam

KunjunganKunjunganturis

555

PPersoalan untuk dibahas:

Peluang apa saja yang kita miliki di NTT?Peluang apa saja yang kita miliki di NTT?

Keahlian apa saja yang diperlukan untukmenangkap dan memanfaatkan peluang-peluangtersebut?

Keahlian apa yang diperlukan untuk mewujudkankebijakan pembangunan daerah? j p g

66

49

Keahlian yang diperlukany g p

Keahlian yang meningkatkan produktivitasKeahlian yang meningkatkan produktivitasKeahlian yang memberikan nilai tambah terhadap

d kproduk

ERantai nilai

Produkpertanian

Pengolahanmakanan

PedagangGrosiran,

Perdagangan

EceranLayananmakanan

99

Pembangunan sektor dan penciptaanl k j l l i k hlilapangan pekerjaan melalui keahlian

Bali hanya memiliki satu hotel bintang lima danBali hanya memiliki satu hotel bintang lima danhanya menarik perhatian beberapa turis pada tahun1970 an1970-anBerbagai upaya untuk mendorong pariwisata, t k l tih dib ik l h l btermasuk pelatihan yang diberikan oleh lembagapelatihan tingkat diploma di Bandung dan BaliBali menarik sekitar 16,500 pengunjung per haripada tahun 2009Hotel sendiri memperkerjakan sekitar 29,000 pekerja

11010

Pendidikan dan pelatihan kejuruanp j

Aktor: SMK BLK lembaga pendidikan nonAktor: SMK, BLK, lembaga pendidikan non-formal, LSMM t l j dib ik di SMK di NTTMata pelajaran yang diberikan di SMK di NTT

Administrasi niaga (28%)Pertanian, perikanan dan peternakan (14%)Reparasi, mekanik dan alat-alat listrik (13%)Pertukangan dan konstruksi (13%)Pariwisata (11%)a sata ( %)

11111

Pemetaan pelatihan keahlianp

Training # of training

Contoh dari Aceh

Skill training areas Training venue instructo

rs

training capacity

Training provider type Note

Horticulture 2 1 100Syiah Kuala University (research center) 3

Funded by OISCA International (Japanese NGO)

Dinas Peternakan Aceh Funded by OISCA International

Agriculture, fishery and husbandry

Duck farming 2 2 200 Besar (Husbandry 2 (Japanese NGO)Compost (organic fertilizer) production 2 1 75 Compost Producers 2

Funded by OISCA International (Japanese NGO)

Fish finder and sonar mapping 2 2 300 ADB 2Funded by OISCA International (Japanese NGO)

PKBM Sinar Jaya Community college (non-formal Livestock (quail) 2 17 100 (Community college), 2 education)Chili making 1 4 41 Aceh besar, CC Lhonga 2 Community center for childrenhusbandry (Duck) 3 2 30 BLK Aceh Besar 1 GovernmentPlanting and growing papaya 1 2 20 Aceh besar, CC Lhonga 3 Community center for childrenWorkshop: agriculture (tropical fruit and long bean) 1 15 71

Lhokseumawe PKBM Raudhatul Jannah 2

Community college (non-formal education)a d o g bea ) 5 aud atu Ja a educat o )

Mushroom growing 1 26 135Langsa, Yayasan Uswatun Hasanah 2

Community college (non-formal education)

Cacao processing 1 1 30Research and Development of Cacao Institute, JEMBER 3

Funded by OISCA International (Japanese NGO)Funded by OISCA International

Food processing

Tuna fillet processing 3 2 100 Panglima Laot, Lampulo 2Funded by OISCA International (Japanese NGO)

Tuna processing for export 2 1 100Balai Pengembangan Ikan Budidaya, SUKABUMI 3

Funded by OISCA International (Japanese NGO)

1212

Analisis Kesenjangan Keahlianj g

Government Private Joint Total (%)

Contoh dari Aceh

Governmentinstitutions

Privateinstitutions

Joint Total (%)

Agriculture, fishery andhusbandry

30 922 120 1072 (16.9)husbandryFood processing 60 397 140 597 (9.4)Tailor and embroidery 0 1969 0 1969 (31.1)Repair and mechanics 770 785 0 1555 (24 6)Repair and mechanics 770 785 0 1555 (24.6)Computer skills 20 277 0 297 (4.7)Handicrafts and furniture 170 565 0 735 (11.6)Carpentry 0 50 0 50 (0 8)Carpentry 0 50 0 50 (0.8)Beauty salon 0 55 0 55 (0.9)

11313

Ringkasang

Buatlah daftar keahlian keahlian yang diperlukanBuatlah daftar keahlian-keahlian yang diperlukanPeluang ekonomiP b k bij kPengembangan kebijakan

Buatlah daftar pendidikan dan kursus pelatihankejuruanIdentifikasi kesenjangan yang adaMengisi kesenjangan

Strategi pengembangan keahlianStrategi pengembangan keahlianBadan koordinasi

11414

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

50

Lampiran 8. Presentasi mengenai Tingkat dan Kualitas Pertumbuhan oleh Per Ronnas

Kendala Peluang Lapangan Kerja Produktif Kendala Peluang Lapangan Kerja Produktif ––Tingkat dan Kualitas PertumbuhanTingkat dan Kualitas PertumbuhanTingkat dan Kualitas PertumbuhanTingkat dan Kualitas Pertumbuhan

Lokakarya Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan

K NTT J i 18 20 2011Kupang, NTT, Januari 18-20, 2011

K kKerangka

1•Situasi

•Penyebab2

•Penyebab

3•Kesimpulan

3

2

Si iPeluang dan timbal balik pekerjaan

Situasi25 % dari angkatan kerja adalah pekerja miskin (working25 % dari angkatan kerja adalah pekerja miskin (workingpoor)Ketahanan pangan masih menjadi permasalahan danKetahanan pangan masih menjadi permasalahan dantingkat kekurangan gizi (malnutrisi) anak-anak tinggi

Tingkat pengangguran tinggi di antara kaum mudaTingkat pengangguran tinggi di antara kaum mudaberpendidikan yang tinggal di perkotaan, khususnyaperempuanperempuan.

Tingkat kegiatan menurun.

Tingkat kegiatan perempuan berada jauh dibawah lakiTingkat kegiatan perempuan berada jauh dibawah laki-laki

K l k j d ktifKurangnya lapangan kerja produktif3

Si iPeluang dan imbal balik pekerjaan

SituasiEkonomi masih didominasi oleh pertanian yangEkonomi masih didominasi oleh pertanian yangberorientasi pada pemenuhan kebutuhan pokok

Hampir tidak ada industri manufaktur (pengolahan)Hampir tidak ada industri manufaktur (pengolahan)modern.

Rantai nilai tambah dalam perekonomian lokal kurangRantai nilai tambah dalam perekonomian lokal kurangberkembang dengan baik.

82 % bekerja sendiri82 % bekerja sendiri

81 % bekerja di sektor informal

4

Si iPeluang dan imbal balik pekerjaan

Situasi

Penyebab yang memungkinkan:

P t b h k i t l l l b tPertumbuhan ekonomi terlalu lambat

Kualitas pertumbuhan ekonomi yang buruk

Tingkat ketidakmerataan yang tinggi

Atau kombinasi dari ketiga faktor-faktor ini

5

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah

Pertumbuhan ekonomi tahunan di NTT dan Indonesia (1973-2008)

8

10

12

4

6

8

NTT

Indonesia

0

2

6

51

Komposisi PDB dan lapangan kerja kper sektor

2002 2004 2006 20082002 2004 2006 2008

Komposisi PDB per sektor

Pertanian 41.9 40.8 39.6

I d i 10 3 9 9 9 5Industri 10.3 9.9 9.5

Manufaktur 1.6 1.6 1.5

Konstruksi 6.9 6.6 6.3

Jasa 47.8 49.3 50.8

Layanan sosial 22.3 22.9 23.6

Total 100 100 100

Komposisi lapangan kerja per sektor

Pertanian 73.1 74.5 69.4

Industri 11 4 10 7 10 0Industri 11.4 10.7 10.0

Manufaktur 8.4 8.3 6.8

Jasa 15.4 14.8 20.5

Total 100 100 100

7

Pilar-pilar strategi untuk pertumbuhan dan perubahan struktural

Intensifikasi dan pertanian berorientasi pada pasarIntensifikasi dan pertanian berorientasi pada pasar

Diversifikasi ekonomi, prioritas pada pengembanganketerkaitan ke dan dari pertanian rantai nilai tambahketerkaitan ke dan dari pertanian, rantai nilai tambahdan manufaktur modern

Identifikasi dan pengembangan ceruk pasar (niche)Identifikasi dan pengembangan ceruk pasar (niche)ekspor

Pertumbuhan dengan keadilan pembangunan harusPertumbuhan dengan keadilan pembangunan harusbersifat inklusif (mengedepankan pemerataan) dan pro-rakyat miskinrakyat miskin.

Fokus analisa pada mengidentifikasi kendala dantantangan utama untuk mencapai tujuan di atastantangan utama untuk mencapai tujuan di atas

8

P b bPeluang dan imbal balik pekerjaan

Penyebab

PPeluang dan imbal balik sumber daya manusia (lapangan pekerjaan)

Tingkat pertumbuhanI i d l

Tingkat dan kualitaspertumbuhan

• Komposisi sektor/ Penyediaan akses dan/ataupeluang sumber daya yangg • Integrasi dalam

perekonomian global• Kebijakanmakroeconomi

o pos s se to /teknologi

• Kualitas lingkungan bisnis• Rent Extraction (Ekstrasi

Keuntungan)

peluang sumber daya yang tidak merata

• Daya layak kerja yang tidak merata

Ak k• Biaya keuangan• Imbal balik/kontribusi

sosial atas investasi• Kegagalan pasar

Keuntungan)• Lembaga pasar tenaga

kerja• Konsentrasi pertumbuhan

i l

• Akses ke pasar tenagakerja & peluang kerja

• Jaminan sosial• Ketersediaang g p regional

• Nilai tukar dagang/ faktor-faktor siklis

9

Peluang dan imbal balik pekerjaan

Integrasi dalam perekonomian global

Tingkat (derajat) integrasi

S t t i t iSyarat-syarat integrasi

10

Peluang dan imbal balik pekerjaan

TTemuan ttemuan uutama::

Integrasi dalam perekonomian globalTTemuan--temuan utama:

W l k k i l t di i d i 250Walaupun akses ke pasar nasional yang terdiri dari 250juta orang dan pasar ASEAN jauh lebih besar, tingkatintegrasi dengan pasar eksternal rendahintegrasi dengan pasar eksternal rendah.

Potensi untuk mengembangkan ekspor ke daerah lain diIndonesia maupun di luar negeri belum dimanfaatkanIndonesia maupun di luar negeri belum dimanfaatkankarena tingkat pembangunan ekonomi internal yangrendahrendah.

11

K bij k k k iKebijakan makroekonomi

Ke(tidak)stabilan makroekonomi

St bilit k k i ti tid k- Stabilitas makroekonomi penting namun tidakmemadai untuk mencapai pertumbuhanK bij k k k i l hk / bKebijakan makroekonomi melemahkan / membantupertumbuhan

K bij k b j k bili k d k l- Kebijakan bertujuan untuk stabilitas kadangkalapada saat bersamaan juga dapat membahayakanpertumbuhanpertumbuhan

12

K bij k k k iPeluang dan imbal balik pekerjaan

Kebijakan makroekonomiKKebijakan ddibuat ddi JJakarta HHal iini mmungkin ttidak iidealKKebijakan ddibuat ddi JJakarta.. Hal ini mungkin tidak ideal

untuk NTT, namun NTT harus berjalan dengankenyataan tersebutkenyataan tersebut

Stabilitas makroekonomi bukanlah sebuah isu utamaApresiasi riil Rupiah + inflasi dan biaya yang lebih tinggi diApresiasi riil Rupiah inflasi dan biaya yang lebih tinggi diNTT merugikan daya saing.

Perlu fokus pada daya saing dan identifikasi ceruk pasar(niche) ekspor yang tidak terlalu sensitif terhadap harga

13

Ak k kPeluang dan imbal balik pekerjaan

Akses ke keuangan

Akses ke keuangan internasional

K t di / k k k l k lKetersediaan / akses ke keuangan lokal

Berfungsinya pasar modal

14

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

52

Ak k kPeluang dan imbal balik pekerjaan

Akses ke keuanganTemuan-temuan utama:Temuan-temuan utama:

FDI (Investasi Asing Langsung) sangat kecil yang mengalir keNTTTingkat simpanan yang rendah mengindikasikan ketersedianmodal lokal yang rendah.K di b k l h l d k b kKredit bank telah meluas dengan cepat, namun kebanyakanpinjaman adalah untuk konsumsi. Sedikit sekali pinjamanjangka panjang untuk investasi.j g p j gBiaya kredit tidak berlebihan

Tingkat simpanan dan tingkat investasi perlu ditingkatkan untukmempertahankan pertumbuhan yang lebih tinggi. Bagaimana?Bagaimana memenuhi kebutuhan untuk kredit investasi?

15

I b l b lik i l i iPeluang dan imbal balik pekerjaan

Imbal balik sosial atas investasi

Nilai pengembalian / imbal balik sosial atas investasimengacu pada kemampuan masyarakat secaramengacu pada kemampuan masyarakat secarakeseluruhan untuk menerima manfaat dari investasiekonomiekonomi

Tingkat sumber daya manusiaTingkat sumber daya manusia

Infrastruktur fisik

16

Nilai imbal balik sosial atas investasi:Nilai imbal balik sosial atas investasi: Infrastruktur

NNTT Indonesia

Rumah tangga dengan

- listrik 38 7 91 5- listrik 38.7 91.5

- air bersih 59.2 78.9

Desa dengan akses jalan 85.9 88.0

17

I b l b lik i l i iPeluang dan imbal balik pekerjaan

Imbal balik sosial investasi

TTemuan-temuan utama:

NTT tertinggal di belakang Indonesia dalam halinfrastruktur fisik termasuk listrikinfrastruktur fisik, termasuk listrikTingkat pendidikan jauh lebih rendah daripada daerah-daerah laindaerah lainIndonesia tertinggal di belakang dari sebagian besarnegara-negara tetangga dalam infrastruktur dang g ggpendidikan

18

P l h b i b h di k iPermasalahan sebagai bahan diskusiSSeberapa pparah ppermasalahan iinfrastruktur yyang kkurangSSeberapa pparah ppermasalahan iinfrastruktur yyang kkurang

bbaik?Investasi infrastruktur apa yang harus menjadi prioritas?p y g j p

Dan dimana?Apakah kekurangan keahlian dan pekerja yang berkualitas

tinggi merupakan kendala dalam pertumbuhan? Apakahini mempengaruhi struktur pertumbuhan?

19

Efisiensi dan berfungsinya pasarKemudahan akses ke pasar untuk input kredit tenagaKemudahan akses ke pasar untuk input, kredit, tenagakerja, jasa dan untuk penjualan produksi: Biaya aksespasar dalam hal waktu dan uang.pasar dalam hal waktu dan uang.

Keandalan dan kepastian pasar: Akankah pembeli/penjual berada disana ketika saya membutuhkanpenjual berada disana ketika saya membutuhkanmereka? Dapatkah saya memprediksikan harga yangakan saya dapatkan/ harus bayar?.y p / y

Efisiensi pasar: Apakah ada banyak penjual danpembeli yang bersaing? Apakah mudah mendapatkanp y g g p pinformasi harga serta mudahkah membandingkanharga?

20

Menciptakan linkage (keterkaitan) ekonomi:Menciptakan linkage (keterkaitan) ekonomi: Sebuah contoh nilai tambah

Inputpertanian

P i i b ih

Perdagangandan distribusi

P i

Pengolahan

P i h

Perdaganganbesar

P d

Eceran danjasa makanan

R il k• Pengiriman benih,pupuk, dst.

• Penyimpanan• Penjualan ke

perantara, ataudibawah subkontrak

• Pemisahan(grading),pemilahan(sorting),penggilingan

• Perdagangan• Pemberian merk

(Branding)• Ekspor

• Retail makananmelalui

• Hotel• Restoran

kontrak• Kemudahan

ekspor

penggilingan(milling),pengolahan hasilpertanian ( agroprocessing )

• Toko

Integrasi pasar geografisg p g g

KotaDDaerah Kota besarpedesaan

IbIbu

K tKota Daerah pedesaan

Kota besar

Daerah pedesaan

53

Efi i i/ b f iPeluang dan imbal balik pekerjaan

Efisiensi/ berfungsinya pasar

Kesimpulan utama:Pasar lokal kurang dikembangkan dengan baik berskalaPasar lokal kurang dikembangkan dengan baik, berskalakecil dan tidak terhubung baik satu sama lainhambatan bagi petani untuk memproduksi dana bata bag peta u tu e p odu s damemenuhi kebutuhan pasarBiaya transportasi tinggiMenjadi alasan untuk mencurigai bahwa harga yangrendah dan tidak dapat diperkirakan adalah karena pasarkecil dan terpecah-pecah (terfragmentasi)

23

P l h k dib hPermasalahan untuk dibahasAApa yyang ddapat ppemerintah llakukan uuntuk mmengimbangi ppasar yyang ttidakAApa yyang ddapat ppemerintah llakukan uuntuk mmengimbangi ppasar yyang ttidak

bberkembang dengan baik?

k h d k b h / k k b kApakah ada kebutuhan/ cakupan untuk mengembangkan pusat-pusatpemasaran di daerah (regional centres)?

Seberapa besar pengaruh dari hambatan tingginya biaya transportasi danlamanya waktu?

Pendekatan regional atau sektoral? Atau keduanya?

Apa yang sedang dilakukan untuk mengimbangi pasar yang tidak berfungsidengan baik? Apakah ada contoh-contoh / praktek nyata yang baik untukdapat ditiru?dapat ditiru?

24

S k b h iStruktur: sebuah pengingat

PPeluang dan imbal balik sumber daya manusia (lapangankerja)

Tingkat pertumbuhan(terutama)

Tingkat dan kualitaspertumbuhan

•Komposisi sektor/ teknologiK li li k bi i

Penyediaan akses dan/ataupeluang sumber daya yang

tidak merata•Integrasi dalam ekonomiglobal

•Biaya keuangan•Imbal balik sosial atas

investasi

•Kualitas lingkungan bisnis•Nilai tukar dagang dalam

negeri•Ekstraksi keuntungan

•Lembaga pasar tenaga

tidak merata•Daya layak kerja yang tidak

merata•Akses ke pasar tenaga kerja

& peluanginvestasi•Kebijakan makroekonomi

•Kegagalan pasar

•Lembaga pasar tenagakerja

•Konsentrasi pertumbuhanregional

•Nilai tukar dagang/ faktor-

& peluang•Jaminan sosial•Ketersediaan

Nilai tukar dagang/ faktorfaktor siklis

25

K i i b h kKomposisi pertumbuhan sektorPertumbuhan lapangan pekerjaan dan nilai tambahPertumbuhan lapangan pekerjaan dan nilai tambah, 2006-2008 (2006=100)

Sektor Nilai tambah Nilai tambah Lapangan Lapangan Se to N a ta ba2004-2006

N a ta ba2006-2008

apa gakerja 2002-

2006

apa gakerja 2006-

2008

Pertanian 28.7 28.0 95.5 -19.5

Industri 5.6 5.7 -0.3 -1.9

Manufaktur 1.4 0.6 7.7 -20.9Manufaktur 1.4 0.6 7.7 20.9

Jasa 65.6 66.4 4.8 121.4

Perdagangan 20.6 17.1 -14.3 42.4

Layanan sosial 30.0 30.0 2.6 43.6

26Semua sektor 100 100 100 100

K li li k hKualitas lingkungan usaha

Kedamaian dan stabilitas politik

H k h k i iHak-hak asasi manusia

Tata pemerintahan yang baik

Kerangka hukum dan peraturan

27

K li li k hKualitas lingkungan usaha

Kedamaian, stabilitas politik dan hak asasi manusia\

Indonesia memiliki nilai cukup baik dalam hal indikatorkebebasan politik dan hak asasi manusiakebebasan politik dan hak asasi manusiaTingkat kejahatan dan kekerasan fisik yang rendah

AApakah perubahan dalam kepemimpinan politikmenyebabkan perubahan yang besar dan tidak dapaty p y g pdiperkirakannya kebijakan?

28

K li li k hKualitas lingkungan usaha

Tata pemerintahan yang baik

Survei menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia dianggaplebih tinggi dibandingkan di sebagian besar negara-negaratetanggatetangga.

SSeberapa parah persoalan korupsi di NTT? Apa dampaknyaterhadap pembangunan ekonomi? Apa saja penyebabk i? A d dil k k k l k i?korupsi? Apa yang dapat dilakukan untuk melawan korupsi?Apa yang sedang dilakukan untuk menangani hal tersebut?

29

K li li k hKualitas lingkungan usaha

Lingkungan – kerangka – hukum dan peraturan

I d i iliki il i d il iIndonesia memiliki nilai yang sama dengan nilai negara-negara tetangga dalam hal lingkungan hukum danperaturan yang mendukung (3 dalam skala 0 sampai 6)peraturan yang mendukung (3 dalam skala 0 sampai 6),namun biaya untuk membangun usaha lebih tinggidibandingkan di negara-negara laindibandingkan di negara negara lain.

AApa yang dapat dilakukan oleh pejabat berwenang diNTT untuk mempermudah upaya memulai danNTT untuk mempermudah upaya memulai danmenjalankan usaha?

30

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

54

K li li k hKualitas lingkungan usaha

Pandangan anda:

Hambatan mana yang menurut Anda merupakanhambatan utama untuk memulai dan mengembangkanhambatan utama untuk memulai dan mengembangkanusaha di NTT?Seberapa serius hambatan-hambatan ini?pApa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki situasi ini?

31

Kelembagaan pasar tenaga kerjadan dialog sosialdan dialog sosial

AAppa pandangan/ pendapat Anda terhadap hubungan antara pekerja - pengusaha?

Dapatkah dialog sosial dikembangkan lebih lanjut? Dapatkah dialog sosial digunakan untuk mendukung

ii bb l bihh k ?strategi pembangunan yang lebih kuat?Aspek—aspek kelembagaan pasar tenaga kerja apa saja yang

lii ll kk di i k k ?paling perlu untuk ditingkatkan?

32

K i b h i lKonsentrasi pertumbuhan regionalTerdapat perbedaan besar pembangunan ekonomi diTerdapat perbedaan besar pembangunan ekonomi di wilayah NTT sendiri.

Perbedaan dalam infrastruktur fisik juga listrikPerbedaan dalam infrastruktur fisik, juga listrik

Perbedaan kondisi pertanian

Bi k ( i) i i kBiaya pengangkutan (transportasi) yang tinggi karena alasan geografis.

BBagaimana menggabungkan perubahan struktural dan bb k ii dd pembangunan ekonomi yang cepat dengan

pembangunan daerah yang seimbang?

33

P l h b i b h di k iPermasalahan sebagai bahan diskusiApa saja peluang untuk mencapai pertumbuhan yangApa saja peluang untuk mencapai pertumbuhan yang

lebih tinggi dan berkualitas tinggi? Apa saja keunggulankomparatif utama NTT? Apakah keunggulan ini dapatkomparatif utama NTT? Apakah keunggulan ini dapatdikembangkan lebih lanjut?

Apa saja hambatan dan tantangan yang utama dalamApa saja hambatan dan tantangan yang utama dalammencapai pertumbuhan melalui intensifikasi pertaniandan diversifikasi ekonomi? Bagaimana hal ini terkaitgsatu sama lain? Hambatan dan tantangan apa yang perluditanggapi terlebih dahulu? Hal-hal apa yang perludipertimbangkan agar hambatan dan tantangan itu bisaditangani dengan sebaik-baiknya?

34

Permasalahan sebagai bahan diskusi, l jlanjutan

Apakah dengan menciptakan lingkungan yang lebihApakah dengan menciptakan lingkungan yang lebihmendukung (melawan korupsi, sedikit ‘birokrasi’, dst.) akancukup untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang

d i?memadai?Jika tidak, strategi apa yang akan diperlukan untukmendorong pembangunan ekonomi secara aktif? Sebuahmendorong pembangunan ekonomi secara aktif? Sebuahstrategi untuk SDM? Strategi pengembangan industri?Strategi pembangunan daerah? Apakah ada pengalaman-

l b ik d t di l j i d diti ?pengalaman baik yang dapat dipelajari dan ditiru?Apa saja persyaratan untuk dan hambatan terhadap strategipembangunan yang lebih baik dan lebih kuat? Bagaimanapembangunan yang lebih baik dan lebih kuat? Bagaimanahambatan-hambatan tersebut dapat diatasi? Apa perandialog sosial, tripartit tradisional serta antar entitas / bagian?

35

55

Lampiran 9. Presentasi mengenai Mencapai Pertumbuhan yang Merata oleh Per Ronnas

Kendala dalam Peluang Kerja Produktif Kendala dalam Peluang Kerja Produktif ––Mencapai pertumbuhan dengan pemerataanMencapai pertumbuhan dengan pemerataanMencapai pertumbuhan dengan pemerataanMencapai pertumbuhan dengan pemerataan

Lokakarya mengenai Analisa Diagnostik KetenagakerjaanKetenagakerjaan

Kupang, NTT Januari 18-20, 2011

k f k dKetidakmerataan dalam akses ke lapangan kerja produktif

Fakta-fakta dasarKetidakmerataan melemahkan hubungan antara pertumbuhanKetidakmerataan melemahkan hubungan antara pertumbuhanekonomi dan penanggulangan kemiskinan; ketidakmerataanmengurangi kualitas dan keberlanjutan pertumbuhanNTT ih b d di t h t l d i b k iNTT masih berada di tahap sangat awal dari pembangunan ekonomiPembangunan ekonomi yang disertai dengan perubahan struktural(seperti pertanian berorientasi pasar dan diversifikasi ekonomi)p p psertingkali mengarah ke peningkatan ketidakmerataan.Kebijakan yang dipahami dengan baik, diperlukan untuk mencapaipembangunan dan perubahan struktural yang disertai denganpembangunan dan perubahan struktural yang disertai denganpemerataan.Lebih mudah untuk mencegah ketidakmerataan sebelum semakinberkembang dan mengembalikan ke kondisi awal setelah terjadi.

2

Penyebab akses yang tidak merata ke lapangan y y g p gkerja produktif

Daya layak kerja (employability) yang tidak sama (aksesyang tidak merata ke sumber daya produktif; modalyang tidak merata ke sumber daya produktif; modalmanusia, lahan, keuangan)

Ketidaksetaraan peluangKetidaksetaraan peluang

Ketidakamanan dan kerentanan

K di k k b k jKetersediaan waktu untuk bekerja

3

Sumber daya yang tidak merata/daya layak kerja (Employability)

Pendidikan dan keahlian - keterampilan

K h t d t i i i iKesehatan dan nutrisi - gizi

Akses ke lahan

Akses ke keuangan

Akses ke teknologi

4

Daya layak kerja/ sumber daya yang tidak merataBBeberapa temuan:p

81% angkatan kerja pedesaan, namun hanya 29% angkatan kerjaperkotaan, memiliki pendidikan yang tidak lebih dari pendidikandasar.dasar.Sekitar setengah dari kaum muda tidak memperoleh pendidikanlebih dari pendidikan dasar.Upah untuk lulusan sekolah menengah atas lebih dari dua kaliUpah untuk lulusan sekolah menengah atas lebih dari dua kalilipat upah mereka yang hanya memiliki pendidikan dasar.Terdapat kaitan yang kuat antara kemiskinan dengan tingkat

didik d h M k b didik d hpendidikan yang rendah. Mereka yang berpendidikan rendahkemungkinan besar akan tetap menjadi miskin, sementara anak-anak dari keluarga miskin memiliki kemungkinan dua kali lipatlebih besar untuk berhenti sekolah dibandingkan anak anak darilebih besar untuk berhenti sekolah dibandingkan anak-anak darikeluarga yang tidak miskin.

5

Daya layak kerja/ sumber daya yang tidak merata, lanjutan

34% dari semua anak-anak berat badan dibawah normal (underweight)34% dari semua anak anak berat badan dibawah normal (underweight)malnutrisi

Lahan yang secara adat dimiliki masyarakat semakin lama semakindi i i idiprivatisasiPeta anak-anak underweight (<5 tahun) di Nusa Tenggara Timur

>=30 (kritis)

% Anak-anak dibawah 5 tahun( )

20-<30 (serius)10-<20 (kurang)10< dapat diterimadaerah perkotaan / Tidak ada dataada data

6

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT

LAPORAN LOKAKARYA

56

Daya layak kerja/ sumber daya yang tidak merataIIsu uuntuk ddiskusi::IIsu uuntuk ddiskusi::

Apa saja hambatan-hambatan utama untuk mewujudkanakses yang merata ke semua pendidikan dan keahlian-keterampilan yang baik?Bagaimana meningkatkan akses ke pendidikan yang baikbagi kaum miskin di pedesaan?bagi kaum miskin di pedesaan?Bagaimana menangani persoalan malnutrisi diantara anak-anak dengan efektif?gApakah privatisasi lahan mengancam akses yang merata kelahan di NTT? Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah

i k k k l h id k ? / ikpeningkatan akses ke lahan yang tidak merata? / memastikanakses yang lebih setara ke lahan?

7

P l id kPeluang yang tidak setara

Hambatan ke mobilitas geografis, pekerjaan dan sosial,

P b d fi b d l b &Perbedaan geografis yang besar dalam pembangunan &kondisi ekonomi untuk aktivitas ekonomi.

P k j id k b f i d b ikPasar tenaga kerja yang tidak berfungsi dengan baik.Ketidakmerataan atau diskriminasi dalam akses kepasar tenaga kerjapasar tenaga kerja.

Lingkungan usaha yang kurang mendukung untukusaha kecil & mikrousaha kecil & mikro.

8

P l id kPeluang yang tidak setara

Pekerjaan berupah sangat terbatas hanya ada dibeberapa pusat perkotaanbeberapa pusat perkotaan.

Perbedaan daerah dalam peluang ekonomi.

P k ki l bih k il d i d l kiPerempuan kemungkinannya lebih kecil daripada laki-laki untuk menjadi aktif secara ekonomi dankemungkinannya lebih kecil memiliki pekerjaankemungkinannya lebih kecil memiliki pekerjaanberupah.

9

P l id kPeluang yang tidak setaraIIsu uuntuk ddiskusi::IIsu uuntuk ddiskusi::

Bagaimana mencapai pembangunan ekonomi diseluruh NTT dan tidak hanya di beberapa pusat daerahseluruh NTT dan tidak hanya di beberapa pusat daerahsaja?Apa saja hambatan hambatan utama ke mobilitasApa saja hambatan-hambatan utama ke mobilitasgeografis, pekerjaan dan sosial di NTT?Apa saja penyebab utama ketidaksetaraan gender dalamApa saja penyebab utama ketidaksetaraan gender dalamakses ke pekerjaan yang baik dan lapangan kerjaproduktif?produktif?Apa yang dapat dilakukan untuk menanggapi penyebab-penyebab ini?penyebab ini?

10

K id k d kKetidakamanan dan kerentanan

Ketidaktahanan panganKetidaktahanan pangan tetap menjadi masalahserius di sebagian besar NTTKurangnya jaminan sosial dasar

11

K d kKerentanan dan keamanan

IIsu-isu untuk diskusi

A d t j di l k h l k h f ktif t kApa yang dapat menjadi langkah-langkah efektif untukmemastikan ketahanan pangan di seluruh NTT?A j h l h l d l i j i i lApa saja hal-hal utama dalam sistem jaminan sosial yangdibiayai publik di NTT. Apa yang harus menjadilangkah langkah prioritas untuk meningkatkan sistemlangkah-langkah prioritas untuk meningkatkan sistem-sistem ini.

12

Ketersediaan waktu untuk bekerja id kyang tidak merata

Kerja rumah tangga dan reproduksi sangatlah memakanwaktu dan tidak dibagi dengan merata antara suami danwaktu dan tidak dibagi dengan merata antara suami danistri perempuan memiliki waktu yang lebih sedikituntuk kerja produktifuntuk kerja produktif

13