laporan lengkap praktikum

62
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH APRIANTO SIMON (Kelompok 3)

Upload: tukimingembel99

Post on 17-Dec-2015

154 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUMDASAR-DASAR ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

APRIANTO SIMON(Kelompok 3)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS TADULAKOPALU2015LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUMILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

Disusun Sebagai Salah Satu SyaratDalam Menyelesaikan Mata KuliahIlmu dan Teknologi Benih

OlehAPRIANTO SIMONE 281 13 047

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS TADULAKOPALU2015HALAMAN PENGESAHANJudul:

Nama:

Stambuk:

Program Studi:

Fakultas:

Universitas:Laporan Lengkap Praktikum Dasar-Dasar Ilmu dan Teknologi Benih

APRIANTO SIMON

E 281 13 047

Agroteknologi

Pertanian

Tadulako

Palu, 28 Mei 2015

Mengetahui,

Koordinator Asisten Asisten Penanggung JawabYusran, S.P, M.Sc Yusran, S.P, M.Sc

Menyetujui, Penanggung Jawab Mata KuliahDasar-Dasar Ilmu dan Teknologi Benih

Dr. Ir. Andi Ete, MSNIP. 19620704 198803 2 001KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik dikehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.Terimakasih sebelum dan sesudah penulis ucapkan kepada dosen-dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan praktikum yang berjudul Laporan Lengkap Ilmu dan Teknologi Benih .Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tertuang dalam laporan ini terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun konteks dan tata bahasanya. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun.

Palu,Mei 2015 Penyusun

DAFTAR ISI HalamanHALAMAN SAMPUL.......................................................................... HALAMAN JUDUL.............................................................................HALAMAN PENGESAHAN...............................................................KATA PENGANTAR...........................................................................DAFTAR ISI............................................................................................

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1.2 Tujuan dan Kegunaan..................................................................................II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Benih Dan Tipe Perkecambahan................................................... 2.2 Identifikasi Kecambah/ Bibit Normal dan Abnormal.................................2.3 Pengujian Kadar Air Benih.........................................................................2.4 Metode Pengujian Benih ............................................................................2.5 Uji Vigor Benih Dengan NaCL .................................................................III.METODE PRAKTEK 3.1 Tempat dan Waktu.................................................................................... ..3.2 Alat dan Bahan............................................................................................ 3.3 Cara Kerja....................................................................................................3.3.1 Struktur Benih Dan Tipe Perkecambahan............................................3.3.2 Identifikasi Kecambah/ Bibit Normal dan Abnormal...........................3.3.3 Pengujian Kadar Air Benih...................................................................3.3.4 Metode Pengujian Benih.......................................................................3.3.5 Uji Vigor Benih Dengan NaCL............................................................IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil............................................................................................................4.1.1 Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan........................................4.1.2 Identifikasi Kecambah/Bibit Normal dan Abnormal........................4.1.3 Pengujian Kadar Air Benih..........................................................4.1.4 Metode Pengujian Benih..............................................................4.1.5 Uji Vigor Benih Dengan NaCl......................................................4.2 Pembahasan................................................................................................4.2.1 Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan........................................4.2.2 Identifikasi Kecambah/Bibit Normal dan Abnormal........................4.2.3 Pengujian Kadar Air Benih..........................................................4.2.4 Metode Pengujian Benih..............................................................4.2.5 Uji Vigor Benih Dengan NaCl......................................................

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan................................................................................................. 5.2 Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKABIODATA PENULIS

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan. Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya pengujian benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang diusahakan.Benih yaitu simbol dari suatu permulaan,yang merupakan inti dalam proses budidaya tanaman yang berfungsi sebagai penyambung kehidupan tanaman generas selanjutnnya. Dalam konteks Agronomi benih dituntut untuk mampu berproduksi maksimum dan bermutu tinggi dengan sarana budidaya yang memaadai (Sutopo, 2010).Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan tentang metode untukmemperbaiki serta mempertahankan sifatsifat genetik dan fisik benih. Ini meliputi kegiatan pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengelolaan benih, penyimpanan benih, pengujian benih serta sertifikasi benih. Untuk mendapatkan suatu tanaman yang baik dan berkualitas, maka benih yang akan ditanam pun harus bermutu baik. Benih bermutu adalah benih yang baik dan bermutu tinggi yang menjamin pertanaman bagus dan hasil panen tinggi. Mutu benih adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh benih, yang menunjukkan kemampuan untuk memenuhi standar yang ditentukan serta terbagi atas 4 bagian yaitu mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan mutu pathologis.1.2Tujuan dan KegunaanTujuan dari praktikum ilmu dan teknologi benih adalah mengidenfifikasi kecambah benih, mengamati tipe perkecambahan benih, menguji kadar air benih, dan mengamati daya kecambah benih.Kegunaan dari peraktikum ilmu dan teknologi benih dapat cara mengidenfikasi benih, dapat mengetahui tipe perkecambahan benih, mengetahui cara menguji kadar air benih dan mengetahui daya kecambah benih.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Struktur Benih Dan Tipe PerkecambahanPertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji dimulai dengan perkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji). Embrio yangmerupakancalon individu baru terdapat di dalambiji. Jika suatubijitanaman ditempatkan pada lingkungan yang menunjang dan memadai,bijitersebut akan berkecambah. Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikula). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan rdikula dan keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA (International Seed Testing Association). Benih sering disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru yang memiliki cirri attau sifat seperti induknya. Benih memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya. Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapat merupakan tanaman yang sehat.

2.2 Identifikasi Kecambah/Bibit Normal dan Abnormal Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang optimum. Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan abnormal. Kecambah normal yaitu kecambah yang menunjukkan potensi untuk berkembang lebih lanjut menjadi tanaman normal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :kecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar seminal paling sedikit dua, perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan,pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal dan memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil. Kecambah abnormal yaitu kecambah yang tidak menunjukkan adanya potensi untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditambahkan pada tanah berkualitas baik dan di bawah kondisi yang sesuai bagi pertumbuhannya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut : kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek, bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang seimbang. Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar pendek, kecambah kerdil, kecambah tidak membentuk klorofil dan kecambah lunak (Sutopo, 2009).

2.3 Pengujian Kadar Air Benih adalah bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakan tanaman. Mutu benih mencakup mutu fisik, mutu fisiologis dan mutu genetika serta memenuhi persyaratan kesehatan benih. Mutu fisik benih diukur dari kebersihan benih, bentuk, ukuran dan warna kecerahan yang homogen serta benih tidak mengalami kerusakan mekanis atau kerusakan akibat serangan hama dan penyakit. Mutu fisiologis diukur dari viabilitas benih, kadar air maupun daya simpan benih (Lesmana, 2009). Yang dimaksud kadar air benih, ialah berat air yang dikandung dan yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih (Lesmana, 2009). Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6% 8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan naiknya aktivitas pernafasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan patogen di dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio (Lesmana, 2009).2.4 Metode Pengujian Benih Pengujian benih ditunjukan untuk mengetahui mutu atau kualitas benih. Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Mereka dapat memperoleh keterangan yang dapat dipercaya, tentang mutu atau kualitas dari suatu benih (Baskara, 2009).Berbagai program penanaman harus terus dilakukan, hal ini digunakan untuk mengembalikan fungsi lahan tersebut dan sebagai upaya mitigasi untuk mengurangi bencana yang diakibatkan oleh keberadaan lahan kritis. Upaya tersebut jelas memerlukan dukungan ketersediaan benih bermutu. Benih itu sendiri adalah bagian tanaman yang digunakan untuk perbanyakan atau perkembangbiakan, baik berupa biji ataupun bagian tanaman lainnya (Baskara, 2009). Dalam proses pengujian benih yang diujikan antara lain viabilitas, benih atau daya hidup benih, struktur pertumbuhan, uji kesehatan benih. Dalam pengujian benih langkah-langkah yang harus dolakukan antara lain : pengambilan contoh benih, pengujian kemurnian benih, pengujian kadar air, uji daya kecambah, uji kekuatan tumbuh benih atau uji kesehatan benih (Baskara, 2009).Kepastian mutu suatu kelompok benih yang diedarkan dan digunakan untuk penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar, maupun pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat berupa metode pengujian yang standar. Metode ini diharapkan mampu memberikan hasil yang seragam apabila pengujian terhadap suatu kelompok benih dilakukan oleh institusi yang berbeda (Baskara, 2009).

2.5 Uji Vigor Benih Dengan NaCL Vigor Benih adalah kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada lingkungan yang kurang memadai (suboptimum), dan mampu disimpan pada kondisi simpan yang sub optimum. Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi lapang yang luas. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses perkecambahan dan perkembangan kecambah. Benih merupakan salah satu factor yang penting dalam menentukan hasil produksi tanaman yang nantinya ditunjang bersama dengan sarana produksi lainnya seperti pupuk, air, cahaya, iklim menentukan tingkat hasil tanaman. Sarana produksi lain yang cukup bila yang digunakan benih bermutu rendah maka hasilnya akan rendah. Benih bermutu mencakup mutu genetis, yakni benih murni dari varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya, mutu fisiologis yaitu kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih dan mutu fisik benih yaitu penampilan benih secara prima dilihat secara fisik seperti ukuran homogen, bernas, bersih dari campuran, bebas hama dan penyakit, dan kemasan menarik. Pengujian ketahan benih terhadap kekeringan dapat di lakukan secara simulasi di Laboratorium menggunakan larutan NaCL. Pada konsentrasi tinggi larutan ini tidak hanya memberikan cekaman akibat tekanan osmotiknya sehingga benih mengalami hambatan dalam proses imbibisi, tetapi memberikan cekaman terhadap kondisi salin. Pada kondisi tersebut hanya benih vigor yang mampu tumbuh dengan baik.

III. METODOLOGI2.1Tempat dan WaktuPraktikum Teknologi Benih dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum ini dilaksanakan setiap hari Jumat, pukul 13.00 WITA sampai selesai.

2.2 Alat dan BahanAlat yang digunakan pada praktikum ini, antara lain ialah Cutter, Kaca Pembesar, Cawan Petri, Kapas, 4 Gelas Aqua, Pedtridish, Pinset, Keranjang Perkecambahan, Alat Perkecambahan, Alat Press Kertas, Spayer, Pisau, Oven, Timbangan Analitik, Cawan Porselin, Kertas Merang, Plastik, Gelas Ukur, Beaker Gelas, Pengaduk Gelas. Bahan yang digunakan, yaitu Biji Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Larutan NaCL 1% dan Aquades.

2.3 Cara Kerja2.3.1 Struktur benih dan tipe perkecambahanUji srtuktur benih (benih padi, jagung, kedelai, kacang tanah), pertama-tama menyiapkan benih dan cawan petri. Amati morfologi dari setiap masing-masing benih yang masih utuh kemudia di gambar. Setelah itu potong masing-masing benih secara membujur kemudian amati anatominya dan kemudian di gambar. Kemudian langkah berikutnya potong masing-masing benih secara melintang kemudian amati anatominya dan kemudian di gambar. Cara kerja uji kertas digulung (benih kedelai, kacang tanah, jagung), pertama-tama menyiapkan tiga lembar plastik bening dan tiga lembar kertas merang kemudian merendamnya ke dalam air hingga kertas tersebut basah, lalu meletakkan kertas sebanyak tiga lapis dan kertas merang tersebut tepat di atas plastik bening. Setelah itu, mengambil benih kedelai, kacang tanah dan jagung masing-masing sebanyak 25 benih. Kemudian meletakkan benih-benih tersebut di atas kertas secara teratur. Selanjutnya menggulung kertas yang telah diletakkan benih tersebut. Diusahakan benih tersebut tetap teratur di dalam kertas yang telah di gulung. Lalu memberi kertas label nama varietas kepada benih yang telah digulung. Setelah itu masukkan ke dalam alat pengecambah benih, untuk diketahui kemampuan benih tersebut untuk berkecambah. Melakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan berkecambah benih. 2.3.2 Identifikasi kecambah/bibit normal dan abnormal Mengambil masing-masing benih untuk dikecambahkan sebanyak 25 biji, Benih tersebut dikecambahkan pada pestridish yang dilapisi kertas merang yang sebelumnya dijenuhkan dengan air dan telah dipres. Setiap hari diamati dan bila kelihatan kering disemprot dengan air. Amati ldentifikasi bibit normal dan tidak normal dibandingkan bentuknya masing-masing benih yang dikecambahkan tersebut Benih-benih yang berpenyakit dibuang dari kecambah agar tidak menular ke benih yang lain, hal ini terus diperiksa setiap hari.

2.3.3 Pengujian kadar air benih Menimbang cawan porselin yang telah dipanaskan terlebih dahulu (misalnya W1 g), mengambil contoh benih ditimbang sebanyak lO g, kemudian diiris tipis dengan menggunakan cutter , Timbang cawan porselin + contoh benih(misalnya W2 g), Cawan + contoh benih dipanaskan dalam oven setama 18 jam pada temperatur l30C, Setelah pemanasan selesai, cawan + contoh benih didinginkan didalam desikator selama 5 menit kemudian ditimbang lagi (W3 g), Sesudah penimbangan seletai, cawan + benih dipanaskan lagi dalam oven selama lO menit pada temperratur l3O"C, selanjutnya ditimbang lagi (misalnya W4 g).2.3.4 Metode pengujian benih Pengujian benih UDK (uji Di atas Kertas)Substrat kertas (3-4 lernbar) diletakkan pada alas petridish atau cawan plastik Basahi substrat, biarkan sampai air meresap. Kemudian air yang ber1ebih dibuang, Tanamlah benih diatas lembar substrat dengan pinset, Untuk benih sebesar padi cukup 25 butir dalam satu petridish. Letakkan petridish atau cawan plastik yang telah ditanami benih tersebut dalam alat pengecambah benih. untuk metode UDKm letak trays di dalam alat pengecambah dimiringkan. Pengujian Benih UAK (uji Antar Kertas)Siapkan substrat yang berukuran 20 x 30,3-4 lembar atau setebal 1mm,rendam dalam air selama beberapa menit sampai basah,hilangkan air yang berlebihan dengan memasukan substrat basah tersebut ke dalam alat pengepressubstrat sampai air tidak menetes lagi,letakan substrat dan bentuklah lipatan kertas pada bagian tengahnya,benih di tanam dengan pingset bagian lipatan tadi agak masuk kedalam,jarak tanam tidak saling berdekatan,tutplah substrat yang telah di tanamibenih dengan bagian substrat yang lain tepat pada lipatan,lipat lagi pinggir-pinggir substrat +1 cm ke dalam(kecuali yang telah ada lipatanya),Letakkan di dalam alat perkecambahan benih, untu metode UAKm letakan trays di miringkan. Pengujian benih UKD (Uji Kertas Digulung)Pada metode ini benih diuji dengan cara menanam benih di antara tembar substrat lalu digulung. Dapat digunakan untuk benih tidak peka cahaya untuk perkecambahannya. Siapkan substrat kertas berukuran 20 x 30 cm dan prastik dengan ukuran yang Sama, Tanam benih diatas lembaran substrat (2-3 lembar) yang telah terlebuih dahulu dibasahi Tutup substrat yang telah ditanami benih dengan lembaran substrat lain dan digulung, Letakkan dalam alat pengecambah benih untuk kedelai yang berukuran sebesar benih jagung, kederai, kacang tanah substrat kertas dilapisi plastik diluarnya sehingga menjadi metode UKDp. Hubungan Tipe Perkecambahan Dengan Kedalaman Tanam Yang harus di lakukan peretama siapkan dua buah kotak plastik yang dapat di perkirakan dapat di tanami 25 benih jagung. Kotak yang pertama di isikan pasir sampai penuh kemudian siram dengan air. Tanamlah biji jagung sebanyak 25 biji. Kotak yang kedua di isikan pasir setengah dari kotak, kemudian tanam biji jagung sebanyak 25 biji, kemudian lapisi pasir dengan kertas merang. Kemudian isikan pasir pada kotak sampai penuh.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil4.1.1 Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan Dari praktikum penetapan struktur benih dan tipe perkecambahan didapatkan hasil gambar struktur benih dan tipe perkecambahan sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur benih kacang tanah yang utuh

Gambar 2. Struktur benih kacang tanah yang di potong membujur

Gambar 3. Struktur benih kacang tanah yang dipotong secara melintang

Gambar 4. Struktur benih jagung yang utuh

Gambar 5. Struktur benih jagung yang dipotong secara membujur

Gambar 6. Struktur benih jagung yang dipotong secara melintang

Gambar 7. Struktur benih padi yang dipotong secara membujur

Gambar 8. Struktur benih padi yang dipotong secara melintang

Gambar 9. Struktur benih kedelai yang utuh

Gambar 10. Struktur benih kedelai yang dipotong secara membujur

Gambar 11. Tipe perkecambahan benih monokotil dan dikotil

4.1.2Identifikasi Kecambah/Bibit Normal dan AbnormalTabel 1. Hasil Pengamatan Kecambah Normal dan Abnormal Selama 7 Hari

Jenis BenihKecambah NormalKecambah Abnormal

AkarPlumulaAkarPlumula

Kacang TanahTidak BagusTidak BagusBanyak yang menggulungRusak

JagungBagusBagusTidak ada yang menggulungBagus

KedelaiBagusBagusTidak ada yang menggulung Bagus

PadiBagusAda yang rusakTidak ada yang menggulungBagus

RicaBagusBagusTidak ada yang menggulung Bagus

Gambar 14. Perkecambahan benih normal dan abnormal

4.1.3Pengujian Kadar Air BenihDiketahui :Berat awal benih :Kedelai = 10,1198Kacang tanah = 10,8249Bawang merah = 10,1320Kakao = 10,4095Berat kering benih :Kedelai = 9,2448Kacang tanah = 9,3804Bawang merah = 1,5046Kakao = 6,0989Kadar air (%) x 100%

Kadar air (%) kedelai x 100% x 100%= 8,6 %Kadar air (%) kacang tanah x 100% x 100%= 13,3 %

Kadar air (%) bawang merah x 100% x 100%= 85,15 %

Kadar air (%) kakao x 100% x 100%= 41,41 %

Gambar 15. Praktikum penetapan kadar air benih.

4.1.4Metode Pengujian Benih1. Benih Padi (Uji daya kecambah dengan substrat kertas merang)Tabel 2. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hariKecambahBenihHari

1234567

Kn0610212

% Kn0%24%4%0%8%4%8%

Catatan :Jumlah benih dicambahkan = 25Kecambah abnormal = 8%Kn = Kecambah normala) Daya Berkecambah (%)Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x 24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus :

100%

Diketahui :Kecambah normal= 7 (setelah berumur 4 hari)Kecambah normal= 12 (setelah berumur 7 hari)Benih dicembahkan= 20Penyelesaian :Setelah berumur 4 hari 100%

28%Setelah berumur 7 hari 100%

48%

b) Keserampakan Tumbuh (%)Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.Diketahui :Kecambah normal/kuat= 9Benih dicembahkan= 25Penyelesaian :

100%

36%c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan menggunakan rumus : Kct = Diketahui :%Kn1= 0%%Kn2= 24%%Kn3= 4%%Kn4= 0%%Kn5= 8%%Kn6= 4%%Kn7= 8%etmal= 1,2,37Penyelesaian :Kct = Kct= 0 + 12 + 1,33 + 0 + 1,6 + 0,6 + 1,14Kct= 16,67 %/etmal

d) Waktu BerkecambahRata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi Total benih berkecambahDiketahui :N1T1= 0N5T5= 2N2T2= 6N6T6= 1N3T3= 1N7T7= 2N4T4= 0Total berkecambah= 22Penyelesaian :Rata-rata hari berkecambah = Rata-rata hari berkecambah = 3,58

2. Benih Cabai (Uji daya kecambah dengan kertas merang)Tabel 2. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hariKecambahBenihHari (etmal)

1234567

Kn0732233

% Kn0%28%12%8%8%12%12%

Catatan :Jumlah benih dicambahkan = 25Kecambah abnormal = 20%Kn = Kecambah normala) Daya Berkecambah (%)Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x 24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus :

100%

Diketahui :Kecambah normal= 12 (setelah berumur 4 hari)Kecambah normal= 20 (setelah berumur 7 hari)Benih dicembahkan= 25Penyelesaian :Setelah berumur 4 hari 100% 48%Setelah berumur 7 hari 100% 80%b) Keserampakan Tumbuh (%)Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.Diketahui :Kecambah normal/kuat= 14Benih dicembahkan= 25Penyelesaian :

100%

56%c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan menggunakan rumus : Kct = Diketahui :%Kn1= 0%%Kn2= 28%%Kn3= 12%%Kn4= 8%%Kn5= 8%%Kn6= 12%%Kn7= 12%etmal= 1,2,37Penyelesaian :Kct = Kct= 0 + 14 + 4 + 2 + 1,6 + 2 + 1,7Kct= 25,3 %/etmald) Waktu berkecambahRata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi Total benih berkecambahDiketahui :N1T1= 0N5T5= 2N2T2= 7N6T6= 3N3T3= 3N7T7= 3N4T4= 2Total berkecambah= 20Penyelesaian :Rata-rata hari berkecambah = Rata-rata hari berkecambah = 4

3. Benih Kacang Tanah (Uji kertas digulung dalam plastik)Tabel 4. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hariKecambahBenihHari (etmal)

1234567

Kn0011100

% Kn0%0%4%4%4%0%0%

Catatan :Jumlah benih dicambahkan = 25Kecambah abnormal = 17%Kn = Kecambah normal

a) Daya Berkecambah (%)Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x 24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus :

100%

Diketahui :Kecambah normal= 2 (setelah berumur 4 hari)Kecambah normal= 3 (setelah berumur 7 hari)Benih dikecambahkan= 25Penyelesaian :Setelah berumur 4 hari 100%

8%

Setelah berumur 7 hari 100% 12 %b) Keserampakan Tumbuh (%)Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.Diketahui :

Kecambah normal/kuat= 3Benih dicembahkan= 25

Penyelesaian :

100%

12 %

c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan menggunakan rumus : Kct = Diketahui :%Kn1= 0%%Kn2= 0%%Kn3= 4%%Kn4= 4%%Kn5= 4%%Kn6= 0%%Kn7= 0%etmal= 1,2,37Penyelesaian :Kct = Kct= 0 + 0 + 1,3 + 1 + 0,8 + 0 + 0Kct= 3,1 %/etmald) Waktu berkecambahRata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi Total benih berkecambahDiketahui :N1T1= 0N5T5= 1N2T2= 0N6T6= 0N3T3= 1N7T7= 0N4T4= 1Total berkecambah= 3Penyelesaian :Rata-rata hari berkecambah = Rata-rata hari berkecambah = 4

4. Benih Kedelai (Uji kertas digulung dalam plastik)Tabel 5. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hariKecambahBenihHari (etmal)

1234567

Kn3342334

% Kn12%12%16%8%12%12%16%

Catatan :Jumlah benih dicambahkan = 25Kecambah abnormal = 3%Kn = Kecambah normal

a) Daya Berkecambah (%)Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x 24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus : 100%Diketahui :Kecambah normal= 12 (setelah berumur 4 hari)Kecambah normal= 22 (setelah berumur 7 hari)Benih dicembahkan= 25Penyelesaian :Setelah berumur 4 hari 100%

48%

Setelah berumur 7 hari 100%

88%

b) Keserampakan Tumbuh (%)Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.Diketahui :Kecambah normal/kuat= 15Benih dicembahkan= 25Penyelesaian :

100%

60%

c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan menggunakan rumus :

Kct = Diketahui :%Kn1= 12%%Kn2= 12%%Kn3= 16%%Kn4= 8%%Kn5= 12%%Kn6= 12%%Kn7= 16%etmal= 1,2,37Penyelesaian :Kct = Kct= 12 + 6 + 5,3 + 2 + 2,4 + 2 + 2,2Kct= 31,9 %/etmald) Waktu berkecambahRata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi Total benih berkecambahDiketahui :N1T1= 3N5T5= 3N2T2= 3N6T6= 3N3T3= 4N7T7= 4N4T4= 2Total berkecambah= 22Penyelesaian :Rata-rata hari berkecambah = Rata-rata hari berkecambah = 4,09

5. Benih Jagung (Uji kertas digulung dalam plastik)Tabel 5. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hariKecambahBenihHari (etmal)

1234567

Kn3344344

% Kn12%12%16%16%12%16%16%

Catatan :Jumlah benih dicambahkan = 25Kecambah abnormal = 0%Kn = Kecambah normal

a) Daya Berkecambah (%)Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x 24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus : 100%Diketahui :Kecambah normal= 14 (setelah berumur 4 hari)Kecambah normal= 25 (setelah berumur 7 hari)Benih dicembahkan= 25Penyelesaian :Setelah berumur 4 hari 100%

56%

Setelah berumur 7 hari 100%

100%

b) Keserampakan Tumbuh (%)Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.Diketahui :Kecambah normal/kuat= 22Benih dicembahkan= 25Penyelesaian :

100%

88%

c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan menggunakan rumus :

Kct = Diketahui :%Kn1= 12%%Kn2= 12%%Kn3= 16%%Kn4= 16%%Kn5= 12%%Kn6= 16%%Kn7= 16%etmal= 1,2,37Penyelesaian :Kct = Kct= 12 + 6 + 5,3 + 4 + 2,4 + 2,6 + 2,2Kct= 34,5 %/etmal

d) Waktu berkecambahRata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi Total benih berkecambahDiketahui :N1T1= 3N5T5= 3N2T2= 3N6T6= 4N3T3= 4N7T7= 4N4T4= 4Total berkecambah= 22Penyelesaian :Rata-rata hari berkecambah = Rata-rata hari berkecambah = 4,72

6. Benih Jagung (Uji daya kecambah langsung dengan substrat pasir)Tabel 5. Hasil pengamatan kecambah normal selama 7 hariKecambahBenihHari (etmal)

1234567

Kn4433344

% Kn16%16%12%12%12%16%16%

Catatan :Jumlah benih dicambahkan = 25Kecambah abnormal = 0%Kn = Kecambah normal

a) Daya Berkecambah (%)Pengamatan berdasarkan metode kecambah dilakukan setelah berumur 4 x 24 jam dan 7 x 24 jam. Dengan rumus : 100%Diketahui :Kecambah normal= 14 (setelah berumur 4 hari)Kecambah normal= 25 (setelah berumur 7 hari)Benih dicembahkan= 25Penyelesaian :Setelah berumur 4 hari 100%

56%

Setelah berumur 7 hari 100%

100%

b) Keserampakan Tumbuh (%)Persentase kecambah normal dan kuat setelah berumur 5 x 24 jam.Diketahui :Kecambah normal/kuat= 17Benih dicembahkan= 25Penyelesaian :

100%

68%

c) Kecepatan Berkecambah (%/etmal)Mengamati jumlah kecambah normal setiap hari hingga 7 x 24 jam dengan menggunakan rumus :

Kct = Diketahui :%Kn1= 16%%Kn2= 16%%Kn3= 12%%Kn4= 12%%Kn5= 12%%Kn6= 16%%Kn7= 16%etmal= 1,2,37Penyelesaian :Kct = Kct= 16 + 8 + 4 + 3 + 2,4 + 2,6 + 2,2Kct= 38,2 %/etmal

d) Rata-rata hari berkecambah= N1T1 + N2T2 +...... +NiTi Total benih berkecambahDiketahui :N1T1= 4N5T5= 3N2T2= 4N6T6= 4N3T3= 3N7T7= 4N4T4= 3Total berkecambah= 25Penyelesaian :Rata-rata hari berkecambah = Rata-rata hari berkecambah = 4,72

f) Pengujian Indeks Vigor Hipotetik (IVH)RUMUS : IVH

= 5,423Keterangan : IVH = Indeks Vigor Hipotetik N = Jumlah Daun (Helai) A = Luan Daun (cm) H = Tinggi Bibit (cm) R = Berat Kering Akar Bibit (g) G = Diameter Batang (mm) T = Umur Bibit (Minggu)

Gambar 14. Pengujian kadar air benih.

6.1.5 Uji Vigor Benih Dengan NaClTabel 6. Hasil Pengamatan Uji Vigor Dengan Media NaClPerlakuanKecambah NormalKecambah AbnormalKecambah Mati

Kontrol (Jagung87%13%0%

NaCl37%67%0%

4.2 Pembahasan

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKAAngga, 2009. http://mbozocity.blogspot.com/hipogeal-dan-epigeal/ diakses pada tanggal 14 juni 2012

Baskara, 2009. http://baskara09.wordpress.com/2011/03/30/pengujian-benih/ diakses pada tanggal 13 juni 2012

Hartono, 2010. http://ig09.student.ipb.ac.id/2011/03/21/penetapan-kadar-air-benih/ diakses pada tanggal 14 juni 2012

Sutopo,2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Perkecambahan/ diakses pada tanggal 13 juni 2012

Lesmana, 2009. http://blankcassanova.blogspot.com/2012/05/uji-kadar-air-benih-fistum.html diakses pada tanggal 12 juni 2012Sutopo, 2002. Pengujian Kadar Air Benih. http://www .indobiogen.or .id/ terbitan / agrobi/abstrak/agrobio. Diakses pada tanggal 10 mei 2014. Nugraha. 2008. Pengujian Kadar Air Benih. http://www.indobiogen.or.id/ terbitan / agrobio/abstrak/agrobio. Diakses pada tanggal 10 mei 2014.Chanan, M. 2000. Pengaruh Masa Simpan Benih Terhadap Viabilitas Leda (Eucalyptus deglupta Blume). J. Tropik. Diakses pada tanggal 1 mei 2014. Sukarman dan M. Hasanah. 2006. Perbaikan mutu Benih Aneka Tanaman Perkebunan Melalui Cara Panen dan Penangan Benih. Jurnal Litbang Pertanian. Diakses pada tanggal 20 april 2014Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya; Padang.Diakses pada tanggal 12 lanuari 2014Kartasapoetra, Anto G. 1986. Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara; Jakarta Diakses pada tanggal 12 februari 2014Rubenstin, Irwin dkk. 1978. The Plant Seed. Academi Press Inc; USASoetopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Press; Jakarta. Jakarta Diakses pada tanggal 15 april 2014Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian UNBRAWNugraha.Ahad, 2009 http://teknologibenih.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 25 april 2014

kamill,a.Enoch. 2011. Pengujian Kadar Air Benih. (http//wikipedia.com). Diakses pada Kamis, 03 November 2011, pukul 18:38).Kamil, J. 1986. Teknologi Benih. Padang : Angkasaraya.Kartasapoetra, Ance G. 1986. Teknologi Benih, Pengolahan Benih, dan Tuntunan Praktikum. Jakarta :PT Rineka Cipta.Sadjad, Sjamsooed. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.