laporan kuliah lapangan

19
LAPORAN KULIAH LAPANGAN PEMBERSIHAN SAMPAH DI DAERAH PESISIR Dosen Pembimbing: Pro. Dr. Firdaus. LN, M.Si Tugas Kelompok Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Perkulian Ilmu Pengetahuan Lingkungan Semester Genap 2014/2015 Team: Ketua 1. Romy 140384205042 Sekretaris 2. Sri Wahyu Detri 140384205058 Anggota 3. Sri Ratna Syatakarni 140384205078 4. Erna Juliani 140384205013 5. Chandra Shimastuti 140384205039 6. Syahri Putra 140384205063 7. Mardiati Rusmita 140384205064 8. Rumi Ambarwati 140384205032 9. Sherly Sridailani 140384205016 10. Zurima Estika 140384205024

Upload: romy-matsudaira-shimanouchi

Post on 15-Sep-2015

237 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kuliah lapangan

TRANSCRIPT

LAPORAN KULIAH LAPANGAN PEMBERSIHAN SAMPAH DI DAERAH PESISIR

Dosen Pembimbing:Pro. Dr. Firdaus. LN, M.Si

Tugas Kelompok Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Perkulian Ilmu Pengetahuan Lingkungan Semester Genap 2014/2015

Team:

Ketua1. Romy 140384205042Sekretaris2. Sri Wahyu Detri140384205058Anggota3. Sri Ratna Syatakarni1403842050784. Erna Juliani1403842050135. Chandra Shimastuti1403842050396. Syahri Putra1403842050637. Mardiati Rusmita1403842050648. Rumi Ambarwati1403842050329. Sherly Sridailani14038420501610. Zurima Estika14038420502411. Eka Putri Aprilla14038420502212. Ika Oktaviani140384205060

PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJITANJUNGPINANG2015KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami mampu merampungkan seluruh rangkaian kegiatan kuliah lapangan yang diwujudkan dalam bentuk Laporan Akhir. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing matakuliah ilmu pengetahuan lingkungan, atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada kami, serta ucapan terima kasih kepada teman - teman yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian laporan ini.Dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami memohon kritik dan saran yang membangun, agar pada pembuatan laporan selanjutnya bisa lebih baik. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Tanjungpinang,11 Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN41.1Latar Belakang41.2Tujuan4

BAB II METODE52.1 Waktu52.2 Tempat52.3 Prosedur5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN63.1 Hasil Kuliah Lapangan63.2 Pembahasan83.2.1 Aspek Peran Serta Masyarakat93.2.2 Aspek Finansial93.2.3 Aspek Operasional (Teknis)103.2.4 Aspek Hukum103.2.5 Aspek Kelembagaan11

BAB IV PENUTUP124.1 Kesimpulan12

LAMPIRAN13

6

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSumber Daya Alam Kepulauan Riau yang kaya dan beragam, baik dari sector pertanian, hutan, dan kelautan seperti perikanan, penambangan lepas pantai dengan produksi minyaknya, perhubungan seperti arus lalu lintas kapal tanker yang membawa minyak mentah dan hasil olahanya serta kapal nelayan telah dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan ekonomi regional dan nasional.Mengingat keragaman ekosistem daratan dan lautan hususnya wilayah pesisir dan laut yang merupakan lokasi beberapa ekosistem yang unik dan terkait, dinamis dan produktif, Beberapa ekosistem utama di wilayah ini adalah Estuaria, hutan marove, padang lamun, terumbu karang, pantai (brbatu dan berpasir), dan pulau-pulau kecil. Dibalik peran yang strategis dengan adanya kekayaan laut yang beraneka ragam, terdapat kendala dan kecenderungan yang mengancam yang ditandai dengan adanya degradasi fisik seperti pencemaran perairan, penggundulan hutan mangrove, abrasi, dan timbulnya lahan kritis, yang merupakan indikator pelaksanaan pembangunan lingkungan hidup daerah pesisir belum optimal, dengan adanya beberapa benturan konflik kepentingan antara beberapa proyek pembangunan.Oleh karena itu dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia kali ini, kami mencoba untuk membuat sebuah gerakan yang nyata dalam upaya menyelamatkan lingkungan hidup khususnya didaerah pesisir dengan cara membersihkan area-area pesisir sekaligus memberikan contoh kepada masyarakat bahwa lingkungan hidup disekitar kita sedang krisis.1.2 TujuanAdapun tujuan dari kuliah lapangan kali ini adalah:1. Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia2. Membersihkan daerah pesisir dan pantai3. Menyelamatkan lingkungan hidup yang sedang kritisBAB II METODE2.1 WaktuKuliah lapangan ini di laksanakan Pada Tanggal 6 Juni 2015 Pukul 07.30 s/d selesai, sekaligus dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

2.2 TempatKuliah lapangan ini yang sekaligus memperingati hari lingkungan hidup sedunia dilaksanakan di empat wilayah pesisir, yakni Tepi Laut Tanjung Cahaya, Pelantar Dua, Pulau Penyengat, dan terkhususnya kelompok kami yang ditugaskan di daerah Kampung Bugis Senggarang.2.3 ProsedurDalam kuliah lapangan ini kami ditugaskan untuk membersihkan daerah pesisir dan pantai. Tapi sebelum melaksanakan tugas tersebut, kami dibagi 4 wilayah tugas yang yang harus dibersihkan yakni Tepi Laut Tanjung Cahaya, Pelantar Dua, Pulau Penyengat, dan Kampung Bugis.Adapun tugas-tugas yang harus kami lakukan adalah:1. Memilih dan Memilah sampah2. Memisahkan yang mana sampah organik dan sampah non organik3. Mengumpulkan sampah4. Memindahkan sampah ketempat yang layak

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Hasil Kuliah LapanganGambar

Keterangan: proses pemungutan sampahKeterangan: proses pengumpulan sampah

Keterangan: proses pemilahan sampah, antara sampah organik dan sampah non organik

Keterangan: proses pemindahan sampah ketempat yang layak

Keterangan: keadaan lokasi setelah dibersihkan

3.2 PembahasanWilayah pesisir merupakan ekosistem yang sedang mengalami ancaman akibat pencemaran sampah yang bertebaran di wilayah laut. Sampah yang mengapung di kawasan pesisir menyebabkan permasalahan dalam batas air pantai. Sampah tersebut dapat dengan mudah kontak dengan binatang air, manusia, perahu, jaring nelayan dan lain sebagainya. Masyarakat pantai juga cenderung kehilangan sumber kehidupan dan mata pencaharian. Dengan demikian kawasan pesisir tersebut memerlukan pengelolaan sampah yang maksimal.Kesadaran masyarakat pesisir wilayah studi dalam pengelolaan sampah masih belum baik, Hal ini ditunjukan masih banyak penduduk yang mempunyai kebiasaan membuang sampah ke pantai sekitar (93%), dikumpul di lubang dan dibakar (9%) dan dikumpul dan dibakar (9%). Pada dasarnya,ada 3 hal yang mempengaruhi timbulanya sampah di kawasan pesisir diantaranya :a. Kesadaran masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas di lingkungan pesisir, sering menganggap wilayah pantai sebagai tempat pembuangan sampah yang gratis, relatif murah dan mudah (praktis). Hal ini selain disebabkan tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir, rendahnya pendidikan, tingkat kesehatan yang tidak memadai, juga kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan, telah menyebabkan perairan pesisir menjadi keranjang sampah dari berbagai macam kegiatan manusia baik yang berasal dari dalam wilayah pesisir maupun di luarnya (lahan atas dan laut lepas). Akibatnya pembuangan sampah sembarangan telah mengurangi nilai keindahan dan kenyamanan kemolekan lingkungan pantai.b. Sebagai outlet dari daratan, sampah pesisir tidak bisa dilepaskan dari lahan atas (up land). Aktivitas manusia di wilayah daratan (land based activity), seperti membuang sampah di barangka dan selokan secara langsung menyebabkan terjadinya banjir, dan pada gilirannya sampah tersebut bermuara ke wilayah pesisir.c. Sebagai kota pantai, sampah-sampah pesisir juga tidak dapat dilepaskan dengan pola sirkulasi arus air sehingga mempengaruhi keberadaan sampah. Untuk itu juga perlu ada kerjasama antar Pemerintah Daerah, seperti peraturan daerah bersama terhadap model penanganan sampah pesisir.Pengelolaan sampah pesisir perlu dielaborasi lebih jauh dengan mempertimbangkan 5 aspek dalam pengelolaan sampah yaitu:3.2.1 Aspek Peran Serta MasyarakatPeran serta masyarakat pesisir dalam pengelolaan sampah merupakan kesediaan masyarakatnya untuk membantu berhasilnya program pengembangan pengelolaan sampah sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri. Tanpa adanya peran serta masyarakat semua program pengelolaan persampahan yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan masyarakat pesisir untuk dapat membantu program pemerintah dalam keberhasilan adalah membiasakan masyarakat pada tingkah laku yang sesuai dengan program persampahan yaitu merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib, lancar dan merata, merubah kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang kurang baik dan faktor-faktor sosial, struktur dan budaya masyarakat pesisir setempat.3.2.2 Aspek FinansialPembiayaan merupakan sumber daya penggerak agar pada roda sistem pengelolaan persampahan di kawasan pesisir dapat bergerak dengan lancar. Sistem pengolahan persampahan di Indonesia lebih di arahkan kesistem pembiayaan sendiri termasuk membentuk perusahaan daerah. Masalah umum yang sering dijumpai dalam sub sistem pembiayaan adalah retribusi yang terkumpul sangat terbatas dan tidak sebanding dengan biaya operasional, dana pembangunan daerah berdasarkan skala prioritas, kewenangan dan struktur organisasi yang ada tidak berhak mengelola dana sendiri dan penyusunan tarif retribusi tidak didasarkan metode yang benar.

3.2.3 Aspek Operasional (Teknis)Tata cara pengelolaan sampah bersifat integral dan terpadu secara berantai dengan urutan yang berkesinambungan yaitu :penampungan/pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pembuangan/pengolahan. Aspek Operasional dapat dilakukan suatu rencana tindak (action plan) yang meliputi:a. Melakukan pengenalan karekteristik sampah pesisir dan metoda penanganannyab. Merencanakan dan menerapkan pengelolaan persampahan secara terpadu(pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir)c. Memisahkan peran pengaturan dan pengawasan dari lembaga yang ada dengan fungsi operator pemberi layanan, agar lebih tegas dalam melaksanakan reward & punishment dalam pelayanan,d. Menggalakkan program Reduce, Reuse dan Recycle (3 R) agar dapat tercapai program zero waste pada masa mendatang,e. Melakukan pembaharuan struktur tarif dengan menerapkan prinsip pemulihan biaya (full cost recovery) melalui kemungkinan penerapan tarif progresif, dan mengkaji kemungkinan penerapan struktur tarif yang berbeda bagi setiap tipe pelangganf. Mengembangkan teknologi pengelolaan sampah yang lebih bersahabat dengan lingkungan dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi bahan buangan.3.2.4 Aspek HukumHukum dan peraturan didasarkan atas kenyataan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, dimana sendi-sendi kehidupan bertumpu pada hukum yang berlaku. Manajemen persampahan kota di Indonesia membutuhkan kekuatan dan dasar hukum, seperti dalam pembentukan organisasi, pemungutan retribusi, keterlibatan masyarakat. Dasar hukum pengelolaan kebersihan yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Kota Makassar baik dalam bentuk Peraturan Daerah maupun keputusan Wali Kota Makassar sebagai berikut :

Peraturan daerah tentang Pengelolaan Sampah Undang-Undang No 17 Tahun 2008 tentang Pengelolaan dan Distribusi Surat Keputusan Walikota Makassar Nomor 1088.342/092/I/2010 yang ditetapkan pada 29 Januari 2010 Peraturan Daerah (Perda) Nomor 14 Tahun 1999 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pelayanan Persampahan3.2.5 Aspek KelembagaanOrganisasi dan manajemen merupakan suatu kegiatan yang multi disiplin yang bertumpu pada prinsip teknik dan manajemen yang menyangkut aspek-aspek ekonomi, sosial budaya dan kondisi fisik wilayah kota dan memperhatikan pihak yang dilayani yaitu masyarakat kota. Perancangan dan pemilihan organisasi disesuaikan dengan peraturan pemerintah yang membinanya, pola sistem operasional yang ditetapkan, kapasitas kerja sistem dan lingkup tugas pokok dan fungsi yang harus ditangani. Menurut Syafrudin dan Priyambada (2001), bentuk kelembagaan pengelola sampah disesuaikan dengan katagori kota.Dalam pengelolaan sampah wilayah pesisir dan lautan adalah konflik pengelolaan wilayah pesisir yang tumpang tindih perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir dari berbagai kegiatan sektoral, pemerintahan daerah, masyarakat setempat dan swasta yang memiliki berbagai kepentingan masing-masing.Suksesnya pengelolaan sampah tidak terlepas dari kapasitas kelembagaan yang terkait dalam mendorong berbagai pihak untuk mengembangkan sampah wilayah pesisir yang berkelanjutan. Dalam pengelolaan sampah wilayah pesisir ditinjau dari aspek kelembagaan adalah inisiatif dari kelembagaan pemerintah yang mendukung secara penuh bagi pengembangan potensi wilayah pesisir.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanSampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Terutama daerah pesisir yang menjadi sasaran utama yang empuk sebagai tempat penampungan sampah.Ada 5 aspek dalam pengelolaan sampah didaerah pesisir. Yakni:1. Aspek peran serta masyarakat2. Aspek finansial3. Aspek oprasional atau teknis4. Aspek hukum5. Aspek kelembagaan

LAMPIRAN

Daftar Hadir

NONAMANIMTANDA TANGAN

1Romy140384205042

2Sri Wahyu Detri140384205058

3Sri Ratna Syatakarni140384205078

4Erna Juliani140384205013

5Chandra Shimastuti140384205039

6Syahri Putra140384205063

7Mardiati Rusmita140384205064

8Rumi Ambarwati140384205032

9Sherly Sridailani140384205016

10Eka Putri Aprilla140384205022

11Ika Oktaviani140384205060

12Zurima Estika140384205024