laporan kerja praktek

36
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA P.T. WIJAYA ENGINDO NUSA ( WEN ) OLEH : NAMA : DIMAS ALVINDRA ADIPATI NOEGRAHA NIM : 0952 05 0003 NAMA : RADITYA DORI REVANOSKY NIM : 0952 05 0005 Menyetujui, FAKULTAS TEKNIK UKI PT. W E N PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROJECT MANAGER KOORDINATOR, ( Ir. Robinson Purba, MT ) ( Hari Jatmiko ) Mengetahui, FAKULTAS TEKNIK UKI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO ( Ir. Bambang Widodo, MT )

Upload: radityadorirevanoskysitorus

Post on 01-Dec-2015

980 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA

P.T. WIJAYA ENGINDO NUSA ( WEN )

OLEH :

NAMA : DIMAS ALVINDRA ADIPATI NOEGRAHA

NIM : 0952 05 0003

NAMA : RADITYA DORI REVANOSKY

NIM : 0952 05 0005

Menyetujui,

FAKULTAS TEKNIK UKI PT. W E N

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROJECT MANAGER

KOORDINATOR,

( Ir. Robinson Purba, MT ) ( Hari Jatmiko )

Mengetahui,

FAKULTAS TEKNIK UKI

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

( Ir. Bambang Widodo, MT )

Ketua

Page 2: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Kata Pengantar

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya,

maka Penulisan Laporan Kerja Praktek pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Kristen Indonesia sudah bisa diselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan pada

Kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen

Indonesia.

Penulisan Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai penuntun dan pegangan, baik

untuk mahasiswa, dosen maupun pengelola Jurusan. Laporan ini memuat ketentuan-ketentuan

umum tentang tata cara penyusunan dan penulisan laporan kerja praktek yang harus ditaati

oleh semua mahasiswa dilingkungan Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Indonesia.

Kami berharap agar Dosen Pembimbing, Ketua Jurusan, dan mahasiswa mengetahui,

memahami, dan mentaati semua peraturan dan ketentuan yang tercantum dalam buku

panduan. Bilamana ada ketentuan maupun format laporan yang kiranya kurang layak mohon

disampaikan kepada mahasiswa kerja praktek, sehingga dapat ditindaklanjuti untuk

penyempurnaan Laporan ini.

Semoga dengan diselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini, pelaksanaan kegiatan

program dapat dilaksanakan lebih lancar dan mantap untuk mencapai visi, misi, dan tujuan

pendidikan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia.

Page 3: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Daftar Isi

Page 4: LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB I

PENDAHULUAN

I-1 Latar Belakang

Perusahaan atau instansi baik swasta maupun pemerintah merupakan dunia kerja nyata

yang akan dihadapi oleh mahasiswa kelak setelah mereka menyelesaikan studinya dari suatu

jenjang pendidikan tinggi. Bertitik tolak dari kondisi tersebut maka suatu lembaga

penyelengara pendidikan tinggi perlu memberikan suatu kesempatan kepada para

mahasiswanya untuk mengenal lebih dekat dengan dunia kerja nyata tersebut dengan terjun

langsung ke lapangan melalui kerja praktek.

Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UKI, mata kuliah Kerja Praktek

ditawarkan pada semester tujuh. Setiap mahasiswa yang akan mengikuti Kerja Praktek harus

memiliki kesiapan materi atau pengetahuan yang cukup tentang topik yang akan diambil. Oleh

karena itu, setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah kerja praktek minimal jumlah SKS

mata kuliah yang telah ditempuh oleh setiap mahasiswa adalah 100 SKS ( 2 SKS untuk

matakuliah Kerja Praktek). Setelah selesai melaksanakan kerja praktek, mahasiswa diharuskan

menyusun laporan yang didiskusikan dengan pembimbing lapangan dan pembimbing di

Jurusan.

Laporan Kerja Praktek sebagai karya akademik mahasiswa disusun dalam format yang

berlaku pada Jurusan, yang menunjukkan proses berpikir, penalaran, kegiatan kerja praktek,

dan hasil kerja praktek. Meskipun dosen pembimbing mempunyai kebebasan akademik, demi

kelancaran, efisiensi, dan produktivitas proses belajar mengajar, perlu disusun suatu pedoman

Page 5: LAPORAN KERJA PRAKTEK

umum dalam penulisan laporan. Laporan ini dapat dipakai sebagai pedoman oleh mahasiswa

selanjutnya di Jurusan Teknik Elektro dalam penulisan Laporan Kerja Praktek.

I-2 Tujuan

Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Untuk menyelesaikan perkuliahan semester ini, dimana Praktek Kerja Lapangan

merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa sebelum mengambil Tugas Akhir.

2. Untuk menerapkan dan membandingkan teori-teori yang didapatkan di bangku kuliah

pada praktek dilapangan yang sebenarnya. Sehingga diharapkan adanya input balik

kepada lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi) sebagai barometer untuk

pengembangan selanjutnya.

3. Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa melalui penerapan latihan

kerja dan pengamatan teknik-teknik yang diterapkan dilapangan dalam bidang

keahliannya.

4. Mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat dan dunia kerja.

5. Menghasilkan lulusan yang terampil dan relefan dengan pembangunan untuk

memecahkan permasalahan yang kompleks dalam dunia kerja secara sistematis.

I-3 Ruang Lingkup Pembahasan

Mengingat waktu yang tersedia dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Penulis/pelaksana praktek kerja lapangan membatasi permasalahan maupun penyusunannya

lebih difokuskan pada “MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL PADA GEDUNG

BERTINGKAT” dengan tujuan agar tidak terlalu luas permasalahannya dan agar

memperoleh hasil yang memuaskan sesuai dengan harapan.

Page 6: LAPORAN KERJA PRAKTEK

I-4 Sistematika Penulisan

Ruang lingkup pembahasan terdiri dari bab-bab yang disusun dari empat bab seperti

yang terurai sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini meliputi latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan kerja

praktek, ruang lingkup pembahasan dan sistematika penulisan.

BAB II. URAIAN UMUM PT. WIJAYA ENGINDO NUSA.

Menguraikan secara singkat mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan,

lingkup perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.

BAB III. MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL PADA GEDUNG BERTINGKAT

Menjelaskan tentang secara umum tahap – tahap melakukan instalasi listrik seperti

yang di dapat pada materi perkuliahan serta mengetahui secara nyata peralatan

kelistrikan yang digunakan.

BAB IV. PENUTUP

Kesimpulan

Page 7: LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

II-1. Sejarah Perusahaan

PT. Wijaya Engindo Nusa ( WEN ), datang dengan tujuan utama untuk memenuhi

pesatnya pembangunan infrastruktur untuk memenuhi tantangan konstruksi teknologi di

negara ini.

Didirikan pada tahun 1986, berawal dari sebuah perusahaan perbaikan kecil yang telah

memperluas cakupan bisnis kedalam sebuah pelayanan singkat. WEN memulai

keterlibatannya di dalam konstruksi bangunan dan pabrik yang di ikuti oleh pengerjaan dalam

minyak dan gas. Selama pengembangannya WEN memulai proyek berukuran kecil yang

mempunyai kejelasan menerjemahkan kekuatan didalam melakukan ketepatan akurasi di

proyek yang lebih besar. Kesuksesan didalam menyelesaikan pekerjaan kelistrikan dan

instrumental untuk Bontang LNG – F terbukti tidak diragukan dalam kapasitas

kemampuannya.

Setelah empat tahun beroperasi dalam berbagai proyek konstruksi, WEN saat ini saat

ini mengkhususkan diri dalam pekerjaan mekanikal dan elektrikal untuk bangunan dan

pekerjaan elektrikal dan isntrumentasi untuk pembangkit/pabrik.Kewajibannya mencakup

selama rekayasa dan konstruksi dan instalasi.

Menyadari tren baru serta menyadari peran penting yang dimainkan oleh computer

dalam jangkauan yang sangat luas dari tuntutan manajemen saat ini.

Page 8: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Terbukti dari terampilnya manejer,insinyur dan pengawas bersama-sama dengan

pengalaman yang sudah terbukti,WEN kini sepenuhnya siap dan benar-benar waspada untuk

menghadapi era globalisasi.

Visi dari WEN sendiri adalah menjadi kelas atas dalam pikiran pelanggan kami dalam

menciptakan lingkungan kerja yang diselesaikan dengan baik dan efektif terutama dalam

konstruksi yang kreatif responsif terhadap tren global.

WEN sendiri berkat kualitas serta konsistensinya dalam pekerjaan di bidangnya telah

membuktikan bahwa Kualitas Sistem Managemennya telah mendapatkan Sertifikat Standar

Internasional ISO 9001-2000 dan HSES Performance Recognition dalam keselataman

kerja.

II-2 Bidang Usaha

Seperti dijelaskan di atas WEN berkerja dalam konstruksi gedung maupun pabrik yang

mencakup seperti instalasi kelistrikan,instrumentasi dan mekanikal baik dalam Low Voltage

atau High Voltage. Dibawah ini akan dijelaskan cakupan usaha yang menjadi lingkup kerja

oleh PT. WEN.

Pekerjaan Listrik dan Instrumentasi

Dengan hampir dua puluh tahun pengalaman dan basis pelanggan yang luas

serta jaringan di seluruh dunia WEN mampu membawa solusi terbaik dan teknologi

dalam setiap proyek. Pengetahuan WEN tentang kondisi lokal, peraturan dan

persyaratan ditambah dengan hasil intern sistem berkembang dalam solusi kreatif.

Kemampuan kita mencakup semua kontrol dan instrumentasi kalibrasi,

instalansi kompas, pemeriksaan loop serta instalansi yang dapat diprogram kompleks

logika dan digital kontrol aplikasi.

Page 9: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Hal ini mencakup :

a. Instalasi H/V (High Voltage) / Tegangan Tinggi :

- Pekerjaan Gardu

- Instalasi Kabel Rak

- Listrik dan Instalasi Kabel Kontrol

- Pemutusan Tegangan Tinggi ( Pengaman )

b. Instalasi L/V (Low Voltage) / Tegangan Menengah – Rendah

- Pencahayaan (Lampu) , Fire Alarm, Telekomunikasi dan Penangkal Petir

- Sistem Pentanahan (Grounding)

- Pengaman Katodik

- Instalasi DCS

- Pemutusan Tegangan ( Pengaman )

c. Intalasi Instrumen

- Bidang instrument kalibrasi dan instalasi

- Instalasi Kabel Tray

- Bidang Kabel dan Pemasangan Kabel Utama

- Air Supply, Piping dan Sistem Pipa

- Pengecetan dan Panel Instalasi

- Kalibrasi dan Pemeriksaan Loop

Pekerjaan Mekanikal dan Instalasi Elektrikal Gedung

Layanan WEN di daerah ini adalah instalasi tegangan tinggi , instalasi tegangan

menengah – rendah, termasuk instalasi sistem proteksi petir, deteksi kebakaran dan

sistem pengaman, untuk membantu klien menjaga orang, aset fisik dan untuk menjaga

kontinuitas operasi.

WEN juga menginstalasi system telepon dan suara, otomatisasi gedung,serta

sistem CCTV.

Page 10: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Pengerjaan di bidang ini meliputi :

a. Pengerjaan Elektrikal/Listrik

- Instalasi Tegangan Tinggi

- Instalasi Tegangan Menengah – Rendah

- Proteksi Petir

b. Pekerjaan Elektronik

- Sistem Telepon

- Sistem Suara

- Sistem Fire Alarm

- CCTV

- Sistem Komunikasi Data

c. Pekerjaan Mekanikal

- Air Conditioning

- Pemadam Api;dll

Pekerjaan Ventilasi Udara dan Pendingin Ruangan

WEN juga mengerjakan pekerjaan konstruksi untuk Ruang Kontrol, Ducting

Installation, Infrastruktur bagunan, sistem pendingin ruangan/ventilasi ruangan.

PT WEN sendiri telah mengikuti dan menyelesaikan proyek BUMN mau pun pihak Swasta,

seperti Instalasi Tegangan Tinggi gedung Mabes Polri, Jakarta; Gedung IKPT-Jakarta; dan di

bidang Minyak dan Gas pada Proyek Petrokimia di Tuban.

WEN telah memiliki kerjasama dengan beberapa pihak atau yang biasa di sebut Clients seperti

Adhi Karya; Astra Isuzu; Pertamina dan masih banyak yang lainnya.

Page 11: LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III

INSTALASI ELEKTRIKAL PADA GEDUNG BERTINGKAT

Listrik adalah komponen yang utama untuk bergeraknya sistem yang ada di kehidupan

masyarakat seperti contohnya untuk menjalankan Pabrik, Perkantoran, dan Peralatan Listrik

pada Perumahan serta untuk penerangan.

Dalam pemasangannya Listrik tidak dapat disalurkan dengan sembarangan,karena

disamping berguna listrik juga dapat berbahaya bagi manusia yang dapat menyebabkan terjadi

kebakaran hingga berakibat fatal seperti kematian. Karena itu diperlukannya instalasi listrik

pada sistem bangunan yang aman hingga tidak terjadi hal – hal yang tidak di inginkan maupun

merugikan.

Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus mengikuti

aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang diterbitkan

tahun1977, kemudian direvisi tahun1987 dan terakhir tahun 2000.

Sistem instalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi),

peralatan listrik, cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatur dalam PUIL.

Page 12: LAPORAN KERJA PRAKTEK

III-1 Pengertian Umum Distribusi dan Instalasi

Secara umum Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana

penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat beban. Sedangkan Instalasi Listrik

adalah cara pemasangan penyaluran listrik, dari cara pemasangan Lampu, pemasangan Stop

Kontak, Rak Kabel , Kotak Kontak dan peralatan listrik lainnya yang berdasar standar yang

didalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

Karena sumber tenaga listrik untuk beban memilki kondisi dan persyaratan-

persyaratan tertentu, maka sarana penyampaiannya pun dikehandaki memenuhi

persyaratan tertentu pula. Kondisi dan persyaratan yang dimaksudkan tersebut antara lain :

1. Setiap peralatan listrik dirancang memiliki rating tegangan, frekuensi dan daya

nominal tertentu.

2. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

3. Pada pengoperasian peralatan listrik perlu dijamin keamanan bagi peralatan itu

sendiri, bagi manusia pengguna, dan bagi lingkungannya.

Dalam upaya antisipasi ketiga hal tersebut, maka untuk sistem penyampaian

tenaga listrik dituntut beberapa kriteria :

1. Diperlukan saluran daya (tenaga) yang efektif, ekonomis, dan efesien.

2. Diperlukan tersedianya daya (tenaga) listrik dengan kapasitas yang cukup

(memenuhi), tegangan (dan frekwensi) yang stabil pada harga nominal tertentu,

sesuai dengan desain peralatan. Singkatnya diperlukan penyediaan daya dengan

kualitas yang baik.

3. Diperlukan sarana sistem pengaman yang baik, sesuai dengan persyaratan pengamanan

(Cepat kerja, peka, efektif, andal, dan ekonomis)

Page 13: LAPORAN KERJA PRAKTEK

III-1.1 Jaringan Listrik

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11

kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik

tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran

transmisi.

Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada

saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus

yang mengalir ( I2R ). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus

yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula.

Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator

penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut

penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi

primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya

dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt.

Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen.

Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga

listrik secara keseluruhan.

Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi mungkin,

dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini

(HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya bagi lingkungan

dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai

tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban.

Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan

kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai

tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian

saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda beda.

Page 14: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Gambar 1. Konfigurasi Sistem Tenaga Listrik

Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta pembatasan-

pembatasan seperti pada Gambar diatas:

Daerah I (Pembangkit) : Bagian pembangkitan (Generation)

Daerah II (Transmisi) : Bagian penyaluran (Transmission) , (HV,UHV,EHV)

Daerah III (Distribusi) : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau 20kV).

Daerah IV (Pemakai) : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi, bertegangan

rendah.

Berdasarkan tegangan nya Sistem Jaringan Listrik di Indonesia dibagi menjadi

beberapa bagian yaitu :

1. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) : 30 kV,70 kV,150 kV.

2. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) : 500 kV.

3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) : 20kV, 150 kV

Page 15: LAPORAN KERJA PRAKTEK

III-2 PRINSIP DASAR INSTALASI LISTRIK

1.    Handal

Dalam hal ini pemakaian material yang akan kita pasang harus memenuhi standar, dan

pemasangan instalasi listrik harus sesuai dengan peraturan instalasi listrik, sehingga instalasi

yang kita pasang dapat bertahan lama.

Kondisi yang diperlukan adalah keandalan terhadap :

Unjuk kerja sistem

Pengoperasian sistem

Peralatan yang digunakan Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan andal bila operasi

sistem kelistrikan dapat bekerja selama mungkin dan dapat diatasi dengan cepat bila

terjadi ganngguan.

2.    Ekonomis

Instalasi dibuat dengan sehemat mungkin, sehingga harga instalasi baik dilihat dari

segi biaya maupun pemeliharaan dapat ditekan sekecil mungkin tetapi tidak menyimpang dari

standar instalasi listrik.

Perencanaan sistem instalasi listrik perlu mempertimbangkan kondisi operasional

jangka panjang agar dapat dihemat biaya-biaya yang dikeluarkan terhadap :

Pemeliharaan dan perluasan sistem

Pemakaian/penggantian peralatan

Pengoperasian sistem

Kondisi ekonomis pada suatu sistem instalasi dikatakan berhasil bila efesien dan efektip

terhadap penggunaan daya listrik, peralatan yang digunakan cukup andal dan kecilnya delay

time pada pengoperasian proses produksi.

Page 16: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Contoh : Bila proses produksi banyak menggunakan beban induktif, agar penggunaan daya

listrik efektip maka sistem instalasi listriknya harus dilengkapi dengan kompensasi daya

listrik, yaitu dengan memasang Capasitor Bank.

3.    Aman

Instalasi dibuat dan dipasang sedemikan rupa guna mencegah timbulnya kecelakaan

yang akan membahayakan jiwa manusia dan peralatan itu sendiri.

Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasarkan standar dan peraturan yang

ditetapkan oleh SPLN, PUIL2000 serta IEC (International Electrotechnical Commission)

dengan tujuan untuk keamanan dan keselamatan bagi mahluk hidup, harta benda dan instalasi

listrik itu sendiri.

Sistem instalasi listrik dinyatakan aman bagi mahluk hidup, harta benda maupun pada

sistem instalasi listrik itu sendiri, bila dilengkapi dengan sistem proteksi yang sesuai dan

mempunyai keandalan yang tinggi dalam merespon gangguan yang terjadi baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Contoh : Suatu sistem instalasi listrik harus dilengkapi dengan sistem pentanahan/ pembumian

agar manusia terhindar dari sentuhan tidak langsung akibat kejutan listrik yang tidak terduga,

karena adanya kebocoran arus listrik pada body peralatan listrik.

4.    Rapi

Dalam pemasangan instalasi, material-material yang  kita pasang harus rapi dan di

pasang pada tempatnya agar terlihat lebih indah.

Suatu hal yang penting pada sistem instalasi listrik adalah keindahan dan kerapian,

yang meliputi :

Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan

Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan akan menimbulkan kemudahan dan

kejernihan pikiran dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pada sistem instalasi.

Page 17: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Keserasian dalam penggunaan/pemilihan peralatan

Keserasian dalam pemilihan dan penggunaan/pemilihan peralatan yang disesuaikan

dengan ukuran, bentuk dan warna yang sedemikian rupa, sehingga menimbulkan

pemandangan yang indah dan nyaman.

Keserasian dan keindahan tata letak dan kenyamanan ruang operasi

Keserasian dan keindahan tata letak akan menimbulkan mosaik yang memberikan

kenyamanan serta menghindari kebosanan bagi pelaksana operasi pada ruang dimana

suatu kendali sistem kontrol dipasang.

Kondisi tersebut diatas akan menimbulkan gairah dan ketenangan kerja serta disiplin kerja

akan selalu terjaga.

5.    Cadangan

Pada suatu instalasi, kita harus menyediakan cadangan instalasi (spare) agar apabila

instalasi  pokok itu rusak, atau kita ingin menambah instalasi baru maka kita tidak mengalami

kesulitan.

Merupakan hal yang penting dalam suatu sistem instalasi listrik, karena berkaitan

dengan kemungkinan pengembangan ataupun perluasan proses kontrol/mesin yang meliputi

ketersediaan terhadap :

Alat

Tempat/Ruang

Daya

Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan mempunyai ketersediaan apabila :

Adanya cadangan peralatan listrik sebagai alat pengganti bila terjadi kerusakan pada

peralatan yang dalam kondisi operasi, baik yang telah tersedia dilapangan umum maupun yang

dengan mudah didapat dipasaran. Adanya cadangan tempat atau ruang yang diperlukan untuk

menempatkan peralatan tambahan, karena adanya pengembangan ataupun perluasan sistem.

Page 18: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Adanya cadangan daya pada sistem instalasi yang dapat langsung digunakan tanpa harus

mengganti ataupun menambah kabel pada sistem instalasi.

6. Pengaruh Lingkungan

Perencanaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak yang terjadi

pada lingkungan sekitar, dimana sistem instalasi yang dipasang meliputi :

Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan

Pengaruh Peralatan terhadap lingkungan

Bila peralatan listrik dipasang pada lingkungan tertentu, harus dipertimbangkan apakah

peralatan itu mempunyai pengaruh negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Bila ada

kemungkinan mengganggu atau merusak lingkungan, maka harus dirancang agar pengaruh

negatif yang ditimbulkan oleh peralatan listrik dapat dihilangkan atau diperkecil.

Contoh :

Gardu listrik dipasang pada suatu taman yang indah, maka harus dipertimbangkan

konstruksi bangunan gardu listrik agar tidak merusak keindahan taman.

Lingkungan dimana peralatan listrik atau sistem instalasi listrik dipasang harus

dipertimbangkan apakah lingkungan dapat merusak peralatan/instalasi listrik yang ada

disekitarnya. Bila ada kemungkinan dapat merusak peralatan/instalasi, maka harus dipilih

peralatan /bahan instalasi yang tidak dapat terpengaruh terhadap kondisi lingkungan tersebut.

Page 19: LAPORAN KERJA PRAKTEK

III-3 Suplai Energi Listrik Pada Gedung Telesindo Shop

Gedung Telesindo Shop memiliki 2 sumber yaitu dari PLN dan diesel genset. Sumber

PLN digunakan sebagai sumber utama, sedangkan diesel genset berfungsi untuk memback up

PLN bila sewaktu-waktu PLN padam.

Supply listrik PLN yang menyuplai kebutuhan Gedung Telesindo Shop menggunakan

tegangan 20 kV dan daya yang disuplai oleh PLN adalah 700 kW dengan dibantu genset yang

berkapasitas 1000 kW.

Sistem Distribusi PLN

Sistem Distribusi PLN menggunakan tegangan 20kV yang disuplai melalui gardu

distribusi (Gambar 2),yang letak nya bertepatan di sebelah gedung PT. Telesindo Shop lalu

dikoneksikan melalui kabel menuju Main Distribution Panel (MDP).

Gambar 2. Gardu Distribusi PLN

Daya untuk gedung bersumber dari Gardu Distribusi PLN – (gambar 2) yang mempunyai

tegangan sebesar 20 KV, yang di distribusikan melalui jaringan kabel bawah tanah. Lalu di

teruskan menggunakan ladder menuju Main Distribution Panel (MDP) – (Gambar 3).

Kemudian dari MDP dihubungkan ke Trafo Penurun Tegangan – (gambar 4). Trafo ini

Page 20: LAPORAN KERJA PRAKTEK

berfungsi menurunkan tegangan dari 20 KV menjadi 220/380 volt. Setelah dari Trafo Penurun

Tegangan, outputnya kemudian dihubungkan ke Sub Distribution Panel (SDP) untuk

kemudian disuplai ke panel-panel yang ada di masing-masing lantai di gedung tersebut.

Sistem Distribusi Genset

Gedung Telesindo Shop seperti gedung kantor lain nya juga dilengkapi atau dibantu

dengan pedistribusian yang menggunakan Genset. Genset yang di gunakan ada lah Generator

Diesel berkecepatan 1500 rpm yang memasok daya sebesar 1000kW.

( Gambar tidak tersedia di karenakan Genset dari perusahaan blum tersedia pada waktu itu)

III-4 One Line Diagram

Diagram satu garis (one line diagram) sering juga disebut dengan single line diagram.

Saluran transmisi khususnya transmisi listrik arus bolak-balik AC, pada umumnya adalah

saluran transmisi tiga fase. Saluran transmisi tersebut menyalurkan tenaga listrik dari pusat-

pusat listrik ke pusat-pusat beban yang akan membentuk suatu jaringan interkoneksi.

Diagram satu garis sangat diperlukan untuk pengerjaan Instalasi Listrik karena

memudahkan pengerjaan pemasangan kabel secara langsung dari panel pusat ke panel panel

sub atau panel distribusi. Dari Diagram Satu Garis ini kita juga di mudahkan untuk

pengelompokan beban beban yang terpasang, mulai dari pengelompokan jenis beban bahkan

bisa di kelompokan secara perlantai dalam suatu bangunan.

Catatan : Diagram Satu Garis PT. Telesindo Shop dari Gardu Distribusi – Panel Utama –

Trafo – hingga kepada beban-beban nya di lampirkan secara terpisah

Page 21: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Berikut akan dijelaskan proses penyaluran daya hingga ke beban berdasarkan gambar Diagram

Satu Garis yang telah dilampirkan :

Daya diberikan berdasarkan tegangan PLN yang telah dilanggankan sebesar 865 kVA

menuju PUTM ( Panel Utama Tegangan Menengah ).

Lalu dari PUTM, tegangan diturunkan menjadi 220/380 volt menggunakan Trafo

Penurun Tegangan.

Setelah tegangan diturunkan,proses penyaluran daya dilanjutkan pada PUTR (Panel

Utama Tegangan Rendah), lalu kemudian dibagi menjadi 7 pembagian beban menuju

panel-panel yang telah di tentukan. Yaitu :

1. MDP – ELEVATOR

2. MDP – VRV ( Panel untuk Air Conditioner )

3. Sub Distribution Panel lantai 16 (SDP – 16)

4. Sub Distribution Panel lantai 15 (SDP – 15)

5. MDP – Office

6. Sub Distribution Panel Pompa (SDP – Pompa)

7. MDP – Hydrant

Seperti digambarkan dari tiap Panel beban terbagi lagi menjadi Sub – Sub panel yang

lebih kompleks, yang ditunjukan berdasarkan bagian dari panel sebelumnya.

Sebagai contoh MDP – Office : MDP – Office difungsikan untuk menyalurkan daya

pada sub sub panel yang terdiri dari lantai Basement – 1 (BS.1) hingga lantai 12 yaitu

Sub Distribution Panel 12 (SDP – 12). Yang mana fungsi dari lantai lantai tersebut

digunakan sehari-hari nya untuk kegiatan perkantoran.

Page 22: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Contoh lainnya MDP – Hydrant : Sub Panel tersebut dikhususkan hanya untuk men-

lurkan tegangan untuk hydrant dalam hal ini untuk pompa Jockey dan Elektrik dimana

juga terdapat sub panel dari MDP – Hydrant

Fungsi digunakannya banyak Sub Sub Panel dalam suatu gedung tidak lain adalah

untuk pengaman pada tiap tiap panel yang bersangkutan, dimana disetiap panel terdapat

pemutus arus jika terjadi gangguan pada Panel yang terkoneksi sehingga tidak mengganggu

interkoneksi pada jaringan lain nya, disamping itu memudahkan juga bagi teknisi dalam

perawatan (Maintence) dan memudahkan penghitungan daya tiap tiap sub panel yang

digunakan.

Page 23: LAPORAN KERJA PRAKTEK

III-8 Peralatan Instalasi Listrik

Dalam pengerjaannya proses Instalasi Listrik tidak lepas dari adanya bantuan alat –

alat yang dapat membantu dalam proses penghitungan dan pengerjaan instalasi listrik berupa

alat ukur maupun material – material pendukung,seperti contoh nya pipa.

Alat ukur dapat di lihat sebagai berikut :

A. AVO Meter (Multimeter)

Alat ini berfungsi untuk mengukur arus (I), tegangan (V) dan tahanan (R).

Gambar. 01

AVO METER

Cara mempergunakan alat ukur Avometer adalah sebagai berikut :

Skala yang digunakan harus sesuai dengan yang diukur, arus (I), tegangan (V), tahanan

(R).

Jika penunjukan jarum belum dapat dibaca secara tepat, maka turunkan skala ukur

hingga   penunjukan jarum dapat dibaca secara tepat.

Page 24: LAPORAN KERJA PRAKTEK

B. MEGGER TESTER

Alat ini diperlukan pada peralatan listrik untuk mengetahui besar tahanan antara kabel-kabel

yang tidak saling berhubungan, dengan kata lain alat ini diperlukan untuk mengatur isolasi

diantara hantaran yang digunakan pada peralatan listrik.

Gambar. 02

Megger Tester

C. TANG AMPERE

Alat ini berfungsi untuk mengukur besaran arus yang mengalir melalui suatu penghantar.

Untuk mengetahui besarnya arus yang mengalir, kita harus menggunakan perbandingan skala

yang sesuai dengan arus pada alat yang akan diukur.

Page 25: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Gambar. 03

Tang Ampere

Cara mempergunakan alat ukur Tang Ampere sebagai berikut:

Gunakan skala yang terbesar, baik arusnya ( I ), tegangannya ( V ), maupun

tahanannya ( R )pada saat ingin melakukan pengukuran.

Jepit kabel phasa yang akan diukur (pemakaian) sampai jarum menunjukkan suatu

nilai.

PERALATAN  INSTALASI  LISTRIK

Peralatan yang digunakan dalam instalasi listrik banyak sekali ragam dan jenisnya, jenis

peralatan instalasi listrik yang digunakan terbagi menjadi beberapa macam tergantung pada

sifat ruangan dan keadaan lingkungan, dimana instalasi listrik akan di pasang.

1. PIPA INSTALASI

Page 26: LAPORAN KERJA PRAKTEK

Pada instalasi listrik jenis pipa terbagi menjadi beberapa 3 macam berdasarkan jenis bahan

yang digunakan, yaitu :

a) Pipa PVC, adalah pipa yang terbuat dari bahan plastic.

b) Pipa EMT (Electrical Metallic Tubing), adalah pipa yang terbuat dari besi dan

biasanya pipa jenis ini di gunakan di perumahan – perumahan PT. BADAK NGL.

c) Pipa rigit, adalah pipa yang biasanya di gunakan di luar ruangan. Untuk instalasi di

dalam gedung, harus menggunakan pipa standar PUIL/NEC.

Pipa yang di gunakan untuk instalasi listrik, harus memenuhi syarat-syarat  sebagai berikut :

a. tidak menjalarkan api.

  b. tahan terhadap gangguan mekanis.

Fungsi dari pipa instalasi adalah sebagai berikut:

a. melindungi penghantar dari pengaruh gangguan mekanik

b. melindungi penghantar dari pengaruh kimia

c. melindungi penghantar dari gigitan tikus.

d. melindungi peralatan dan instalasi terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran akibat

hubung singkat (short).

e. mempermudah pembongkaran  dan pemasangan penghantar pada waktu perbaikan.