laporan kegiatan study lapangan balaputradewa, bukit siguntang dan taman purbakala kerajan sriwijaya...

20
LAPORAN KEGIATAN STUDY LAPANGAN Museum Balaputra Dewa, Bukit Siguntang dan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya D I S U S U N Oleh Nama : Fatimatuzzahra

Upload: imanifar

Post on 28-Nov-2015

452 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

balaputradewa, bukit siguntang dan taman purbakala kerajan sriwijayapalembang, south sumatra, indonesia

TRANSCRIPT

LAPORAN KEGIATAN STUDY LAPANGAN

Museum Balaputra Dewa, Bukit Siguntang dan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

DISUSUN

Oleh

Nama : Fatimatuzzahra Kelas : x.tb.4Guru pembimbing : Maryam

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG         Dengan diadakanya karya wisata kita dapat mengenal tempat-tempat yang bersejarah di Palembang. kami memilih objek museum balaputra Dewa, bukit siguntangdan taman wisata bersejarah kerajaan sriwijaya. Adapun alasan kami memilih objek /lokasi tersebut karena objek /lokasi tersebut dianggap memiliki banyak sekali nilai sejarah yang sangat penting bagi Indonesia serta memuat banyak sekali ilmu pengetahuan.

B.  TUJUANTujuan dari studi lapangan ini adalah agar siswa

mendapatkan ilmu pengetahuan yang   tentang tempat-tempat bersejarah di Palembang. Selain itu, studi lapangan ke museum Balaputra Dewa ini dapat menambah ilmu pengtahuan dan wawasan para siswa akan peninggalan-peninggalan sejarah sriwijaya.

C.  WAKTU, TEMPAT DAN PESERTATanggal 9 desember 2013, siswa kelas X SMKN 6

palembang mengikuti studi lapangan ke museum Balaputra Dewa, Bukit Siguntang, dan taman wisata bersejarah kerajaan sriwijaya. Dibawah bimbingan Bapak dan Ibu guru siswa melakukan pengamatan secara dekat dengan objek.

Museum Balaputra Dewa

Museum Balaputradewa terletak di Jl. Srijaya Negara I No. 288, Palembang. Walaupun museum ini tidak terletak di jalan besar (kira-kira 400 meter dari jalan protokol), namun petunjuk jalan menuju museum ini cukup jelas. Museum ini menempati bangunan dengan arsitektur tradisional Palembang, dan berada dalam kompleks seluas 23565 meter persegi. Museum ini didirikan pada tahun 1978 dan berada di bawah pengelolaan Departemen Pendidikan Nasional. Nama Balaputradewa diambil dari nama raja paling terkenal di kerajaan Sriwijaya.

Pintu masuk utama Museum Balaputradewa. Relife kehidupan masyarakat Palembang

Taman di tengah-tengah Museum Balaputradewa.

Koleksi Museum Balaputradewa terdiri dari prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya, benda-benda peninggalan kerajaan Palembang, sejarah perang kemerdekaan di Sumatera Selatan, dan barang-barang kebudayaan Sumatera Selatan. Dari koleksi yang ditampilkan di museum ini, kita bisa melihat bahwa Dari koleksi museum, kita bisa melihat bahwa kerajaan Sriwijaya pernah menjadi pusat agama Budha yang terkemuka di dunia pada masanya.      Animasi Sultan Palembang yang menyambut tamu berkunjung ke ruang pamer

sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam.

Arca Buddha ditemukan di Desa Tingkip, Musi Rawas Rumah Limas khas

Palembang jadikan

gambar di mata uang 10 ribu rupiah.

Begitu banyak arca batu yang menggambarkan Buddha yang ditemukan di sekitar provinsi Sumatera Selatan, yang kemudian menjadi bagian dari koleksi museum. Di bagian belakang museum terdapat replika rumah limaskoleksi patung-patung yang ditemukan di berbagai situs yang diduga merupakan situs kerajaan Sriwijaya. Salah satu patung yang menarik perhatian adalah patung orang naik gajah, yang merupakan peninggalan era megalitikum di Palembang. Masyarakat menganggap patung ini merupakan bagian dari legenda

si Pahit Lidah, di mana siapa pun yang dikutuk olehnya akan berubah menjadi batu.

Batu Gajah ditemukan diPagaralam tahun 1930 arca megalitikum di dataran tinggi Basemah. 

      

Beberapa arca megalitikum yang pernah di temukan di Sumsel, dipajang di pintu

masuk Museum Balaputradewa.

Ruang Pamer Kehidupan Pra Sejarah.

Miniatur Gua Putri (OKU) tempat ditemukannya kerangka manusia purba di Sumsel.

kehidupan manusia purba Kerangka manusia purba ditemukan di OKU

  

Bukit Siguntang

Bukit Siguntang adalah sebuah tempat bersejarah di KotaPalembang.  Bukit rimbun dan asri yang merupakan titik tertinggi di Kota Palembang ini menyimpan banyak cerita dan misteri.  Sepanjang mata memandang, saat memasuki tempat ini hanya terlihat pohon rindang dan kursi serta gazebo yang dibangun di sekeliling bukit.  Kesan angker baru akan terasa saat berjalan menuju puncak bukit karena anda akan melihat makam pertama (makam Panglima Tuan DjungDjungan) dari tujuh makam yang ada di bukit ini, makam pertama saat menuju ke pucak bukit ini seolah memberikan pesan selamat datang bagi semua orang yang berkunjung ke sana.

Adapun 7 buah makam di Bukit Siguntang yang menurut kepercayaan setempat merupakan makam dari orang-orang penting Palembang zaman dahulu, yaitu:

1. Radja Segentar Alam

Nama aslinya adalah Iskandar Zulkarnain Alamsyah yang berasal dari Kerajaan Mataram.  Menurut kabar dari narasumber, Nyai Bukit Siguntang (Juru Kunci Bukit Siguntang) Radja Segentar Alam pertama kali ke Palembang membawak 3 kapal yang berbendera Lancar Kuning namun saat dalam perjalanan kapal-kapal tersebut karam.  Dari semua kapal yang karam tersebut

ada satu kapal yang membawak Radja Segentar Alam terdampar di Bukit Siguntang sedangkan kapal yang lain hancur di lautan dan ada pula yang hancur kemudian terseret di situs Karang Anyar.  Ada cerita unik dari kisah Radja Segentar Alam yang dahulu saat masa jayanya dapat menaklukan hampir seluruh Sumatera hingga ke negeri tetangga Johor dan Malaka di Malaysia yaitu tentang lagu Layar Di Malam Hari yang sering didendangkan di atas kapal ketika Beliau berserta

pasukannya sedang berlayar yang hingga saat ini masih sering dinyayikan di daerah Medan, Johor dan Malaka.

2. Putri Kembang Dadar 

Nama aslinya adalah Putri Bunga Melur.  Percaya atau tidak karena kecantikannya Putri Kembang Dadar diceritakan bukan berasal dari bumi melainkan berasal dari Kayangan (langit).

3. Putri Rambut Selako 

Rambut Selako artinya rambut yang keemas-emasan mungkin karena ada keturunan barat.  Nama aslinya sendiri adalah Putri Damar Kencana Wungsu yang menurut cerita berasal dari Keraton Yogyakarta anak dari Prabu Prawijaya.

4. Panglima Batu Api

 Beliau adalah seorang ulama yang berasal dari Jeddah (Arab Saudi) yang datang ke tanah melayu untuk berkelana dan menyiarkan agama Islam.

5. Panglima Bagus Kuning

Berasal dari Mataram

yang datang ke Lembang (Palembang) untuk mengawal Radja Segentar Alam.

6. Panglima Bagus Karang

Berasal dari Mataram yang datang ke Lembang

(Palembang) bersama Panglima Bagus Kuning untuk mengawal Radja Segentar Alam.

7. Tuan DjungDjungan

Beliau juga merupakan ulama dari Arab yang datang ke tanah melayu (Swarnadwipa)  untuk berkelana sambil menyiarkan agama Islam.

Dari makam-makam itu membuktikan bahwa Bukit Siguntang merupakan tempat yang sangat sakral sehingga para bangsawan Palembang zaman dahulu banyak yang dimakamkan di bukit tersebut.

Bukit Siguntang sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sudah menjadi tempat yang sakral

dan keramat.  Bukit Siguntang adalah sebuah tempat bersejarah dimana di sini dahulu merupakan tempat ibadah di zaman Kerajaan Sriwijaya.  Bukit Siguntang dijadikan tempat sembayang untuk penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa saat zaman Kerajaan Sriwijaya dengan bukti ditemukannya patung Budha di bukit tersebut yang saat ini patung itu berada di depan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.  Kemudian saat runtuhnya Kerajaan Sriwijaya di abad 13 lalu muncul Kerajaan Palembang Darusalam tempat ini (Bukit Siguntang) masih menjadi tempat yang sangat keramat karena sering dikunjungi oleh raja-raja Palembang dahulu sebagai tempat pertapaan atau semedi untuk menenangkan pikiran agar bisa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa Sang Pencipta Kehidupan.

Hingga sekarang Bukit Siguntang masih menjadi tempat yang sakral bagi orang Palembang.  Masyarakat setempat pun punya kepercayaan bahwa apabila Palembang terkena bencana besar seperti banjir bandang maka Bukit Siguntang adalah tempat yang tidak akan pernah tenggelam dan ada pula yang percaya bahwa di bawah timbunan tanah Bukit Siguntang inilah terdapat jejak-jejak peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang legendaris itu yang menyimpan harta yang tak ternilai harganya.  Percaya atau tidak?  Semua itu perlu pembuktian.

Terlepas dari benar atau tidaknya cerita dan mitos tersebut.  Bukti Siguntang sekarang menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang diandalkan oleh pemerintahan Kota Palembang untuk menarik minat wisatawan luar maupun lokal untuk berkunjung ke kota pempek.  Akan tetapi keberadaan Bukit Siguntang sebagai lokasi tujuan

wisata tidak ditunjang dengan fasilitas yang memadai.  Keadaan Bukit Siguntang seolah ditelantarkan seperti kebanyakan tempat wisata lain di kota Palembang.  Memang setiap tahunnya terlihat cat bangunan yang ada di Bukit Siguntang selalu diperbaruhi namun tidak cukup sebatas itu saja.  Bukit Siguntang perlu perhatian lebih, sangat diperlukan sekali perawatan, pemeliharaan dan penambahan fasilitas di Bukit Siguntang agar tetap eksis dan bisa menjadi tempat tujuan wisata yang “sebenarnya” di kota Palembang.

Sebagai masyarakat biasa saya hanya ingin memberikan masukan dan saran kepada sang pengambil keputusan.  Adapun masukan dan saran dari saya adalah agar rumput dan tanaman yang ada di Bukit Siguntang dipelihara dengan baik jangan sampai tidak terurus sehingga akan terlihat lebih bersih dan indah, lalu fasilitas yang sudah ada saat ini seperti gazebo dan kursi-kursi yang terdapat di sekeliling Bukit Siguntang dirawat dan dibersihkan sehingga saat wisatawan datang akan terasa nyaman dan betah untuk berada di sana, kemudian di Bukit Siguntang dibangun tempat informasi atau semacam museum mengenai sejarah, mitos serta peninggalan-peninggalan yang pernah ditemukan di Bukit Siguntang dengan adanya pusat informasi semacam itu akan memberikan banyak hal bagi para wisatawan yang berkunjung terutama nilai edukasi mengenai sejarah Palembang.  Dengan adanya perhatian yang lebih saya yakin Bukit Siguntang bisa menjadi tempat tujuan utama saat wisatawan berada ke kota pempek Palembang.

Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya atau sebelumnya dikenal dengan nama Situs Karanganyar adalah taman purbakala bekas kawasan permukiman dan taman yang dikaitkan dengan kerajaan Sriwijaya yang terletak tepi utara Sungai Musi di kota Palembang, Sumatera Selatan.Di kawasan ini ditemukan jaringan kanal, parit dan kolam yang disusun rapi dan teratur yang memastikan bahwa kawasan ini adalah buatan manusia, sehingga dipercaya bahwa pusat kerajaan Sriwijaya di Palembang terletak di situs ini. Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala

yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktivitas manusia.

Di lokasi yang dipercaya sebagai sisa taman kerajaan masa Sriwijaya ini dijumpai artefak yang menampakkan aktivitas keseharian masyarakatnya, seperti manik-manik, struktur batu bata, damar, tali ijuk, keramik, dan sisa perahu. Temuan-temuan tersebut diperoleh saat pembangunan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya maupun melalui kegiatan penyelamatan temuan di

sekitar kawasan ini. Rekonstruksi atas fragmen keramik yang banyak ditemukan memperlihatkan adanya penggunaan, tempayan, guci, buli-buli, mangkuk, dan piring. Sedangkan berdasarkan rekonstruksi dari sisa

gerabah menunjukkan pemanfaatan berbagai bentuk tungku atau anglo, kendi, periuk, tempayan, pasu, dan bahkan genteng. Kumpulan temuan-temuan ini menunjukkan betapa

padatnya aktivitas keseharian masyarakat yang hidup di kawasan ini pada masa lalu.

Situs ini utamanya menampilkan struktur bangunan air berupa kolam, pulau buatan, dan parit yang keberadaannya menjadi bukti kehadiran manusia yang menetap dalam jangka waktu yang cukup lama. Diperkirakan penduduk yang dulu menghuni kawasan Karanganyar menggali kanal atau parit seperti parit Suak Bujang, baik untuk saluran drainase tata air penangkal banjir maupun sebagai sarana transportasi untuk menghubungkan daerah-daerah pedalaman di sekitar situs dengan sungai Musi.

Pada tahun 1985 dilakukan penggalian arkeologi dan berlanjut pada tahun 1989. Dari penggalian ini ditemukan banyak temuan pecahan tembikar, keramik, manik-manik, dan dan struktur bata. Berdasarkan hasil analisis keramik-keramik China yang ditemukan di kawasan ini berasal dari dinasti Tang (abad VII-X M), Sung (abad X-XII M), Yuan (abad XIII-XIV M), dan dinasti Qing (abad XVII-XIX M) yang umumnya terdiri dari tempayan, buli-

buli, pasu, mangkuk, dan piring. Sedangkan penggalian yang dilakukan di Pulau Cempaka berhasil menampakkan kembali sisa bangunan berupa struktur bata pada kedalaman 30 cm dengan orientasi timur-barat.

Selain jejaring kanal, kolam dan struktur bata, di situs ini tidak ditemukan bekas peninggalan bangunan candi atau bekas istana yang signifikan. Hal ini berbeda dengan situs Muaro Jambi yang memiliki peninggalan berupa bangunan candi berbahan bata merah. Para ahli arkeologi berpendapat bahwa sedikitnya temuan bangunan karena lokasi situs ini. Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang berada di tepian sungai dan hutan lebat di Sumatera. Karena tidak terdapat gunung berapi yang menyimpan batu, bangunan peribadatan, istana, dan rumah-rumah penduduk dibuat dari kayu atau bahan bata. Akibatnya, bangunan cepat rusak hanya dalam hitungan paling lama 200 tahun.[2] Ditambah lagi dengan tingginya tingkat kelembaban serta kemungkinan banjir rutin dari luapan sungai Musi di dekatnya yang dengan mudah dapat merusak bangunan kayu dan bata.

Penutup

KesimpulanDengan adanya pembuatan laporan ini kami dapat

memperoleh manfaat yang akan kami jadikan pelatihan di nantinya. Sehingga dalam pembuatan laporan merupakan pelatihan bagi kami semua. Serta dalam pembuatan laporan ini membuat kami lebih terampil dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas yangtelah kami terima.

Dan dari beberapa objek yang telah kami kunjungi maka dapat kami simpulkan bahwa objek-objek itu mempunyai potensi dan manfaat dalam berpatisipasi pada pembangunan bangsa dewasa ini pada masa yang akan mendatang, khususnya di bidang pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan.

Masing-masing objek yang kami kunjungi mempunyai ciri khas masing-masing. Sehingga tiap-tiap objek mempunyai manfaat dan daya guna yang lebih luas.