laporan kastrasi kel 5 pagi

20
Laporan Bedah Hari/ Tangal : Rabu/ 16 Oktober 2013 Ilmu Bedah Khusus Veteriner I Tempat : R.P. Hewan Kecil Waktu : 10.00 – 13.00 WIB Dosen : drh. Dudung Abdullah KASTRASI KELOMPOK V Arlita Sariningrum B04100070 (Asisten 1) Fahmi Khairi B04100071 (Asisten 2) Fitri Aprian Harjo B04100072 (Asisten 3) Irene Soteriani Uren B04100073 (Asisten 4) Zulfitra Utami Putri B04100074 (Operator)

Upload: rere-arlita-sariningrum

Post on 01-Jan-2016

93 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

Laporan Bedah Hari/ Tangal : Rabu/ 16 Oktober 2013Ilmu Bedah Khusus Veteriner I Tempat : R.P. Hewan Kecil

Waktu : 10.00 – 13.00 WIBDosen : drh. Dudung Abdullah

KASTRASI

KELOMPOK V

Arlita Sariningrum B04100070 (Asisten 1)Fahmi Khairi B04100071 (Asisten 2)Fitri Aprian Harjo B04100072 (Asisten 3)Irene Soteriani Uren B04100073 (Asisten 4)Zulfitra Utami Putri B04100074 (Operator)

Bagian Bedah dan RadiologiDepartemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi

Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor2013

Page 2: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Testis merupakan orgna primer dari alat reproduksi jantan yang

menghasilkan spermatozoa dan hormon-hormon reproduksi. Kelainan-kelainan

pada alat reproduksi membuat perlunya dilakukan tindakan bedah terhadap

testis. Salah satu tindakan bedah yang dilakukan adalah kastrasi. Kastrasi atau

orchiectomi adalah tindakan bedah yang dilakukan pada testis, berupa

pengambilan atau pemotongan testis dari tubuh. Hal ini umumnya dilakukan

untuk sterilisasi (mengontrol populasi), penggemukan hewan, mengurangi sifat

agresif, serta salah satu pilihan terapi dalam menangani kasus-kasus pada testis

atau skrotum.

Hewan yang dikastrasi harus dalam keadaan sehat. Sebagian besar

kucing yang dikastrasi pada umur 5-8 bulan. Hal ini dilakukan sebelum memasuki

masa puber untuk mencegah penyimpangan prilaku pada hewan. Pada hewan

muda, kastrasi dilakukan dengan maksud penggemukan hewan dan sterilisasi

dilakukan pada hewan tua biasanyan untuk kasus-kasus pada testis

B. Tujuan

Tujuan dari operasi kali ini adalah agar mahasaiswa kedokteran hewan

mengetahui prosedur umum dalam melakukan kastrasi dan mengetahui teknik

yang benar dalm melakukan kastrasi.

BAB II

Tinjauan Pustaka

Sistem reproduksi jantan terdiri dari dua testes (testikel) yang terbungkus

di dalam skrotum. Testis menghasilkan spermatozoa (sel kelamin jantan) dan

testosterin atau hormon kelamin jantan. (Frandson, 1993). Boothe (2000)

menjelaskan bahwa kastrasi adalah pembedahan testis baik yang memproduksi

spermatozoa maupun yang memproduksi hormone kelamin jantan. Dalam istilah

kedokteran, kastrasi disebut juga dengan orchidectomy/orchiectomy. Beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan kastrasi antara lain

hewan harus sehat, usia mencukupi (minimal usia 6 bulan), dan tidak mengalami

gangguan hormonal yang akan timbul apabila testis diambil.

Page 3: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

Teknik kastrasi terdiri atas dua macam yaitu teknik tanpa perdarahan dan

dengan perdarahan, dimana teknik dengan perdarahan dibagi lagi menjadi dua

metode yakni :a). metode terbuka dan b). metode tertutup. Pada metode kastrasi

tertutup, proses pengambilan testis dilakukan dengan menyayat hanya sampai

lapisan tunika dartos, sehingga testis masih dalam keadaan terbungkus oleh

tunika vaginalis communis. Selanjutnya, pengikatan dan penyayatan dilakukan

langsung pada funniculus spermaticus. Berbeda halnya dengan metode terbuka,

pengambilan testis dilakukan dengan sayatan yang mencapai tunika vaginalis

communis, sehingga testis dan epididimis tidak lagi terbungkus kemudian

pengikatan dan penyayatan dilakukan langsung terhadap ductus deferens, saraf,

dan pembuluh darah.

Tujuan atau indikasi dilakukannya kastrasi sendiri adalah untuk

penggemukan, sterilitas, terapi serta mengurangi aktivitas dari hewan.

Mengurangi aktivitas disini berarti mengurangi kebiasaan kucing bersuara saat

sedang berahi. Selain itu, dampak lain yang mungkin terjadi setelah dilakukan

kastrasi adalah kucing menjadi kegemukan (obesitas) akibat perubahan

metabolisme hormon di dalam tubuh. Perubahan ini menyebabkan kucing

menjadi kurang agresif dan lebih banyak tidur (pasif), sehingga kucing menjadi

mudah gemuk akibat konversi energi tubuh yang tidak terpakai sempurna.

BAB III

MATERI DAN METODE

Alat dan bahan

Bahan-bahan yang digunakan untuk kastrasi adalah kucing jantan

dengan berat badan 3,4 kg, alkohol 70%, betadine, penisilin, Yodium

tinctur 3%, Amoxillin dosis 20 mg/kg BB dengan kandungan 125mg/5ml,

sediaan atropine sulfa dengan dosis 0.025 mg/kg BB, sediaan ketamin

dengan dosis 10 mg/kg BB, sediaan xilazine dengan dosis 2 mg/kg BB,

dan sediaan oxytetrasiklin dengan dosis 14 mg/kg BB.

Alat-alat yang digunakan adalah tampon steril, spoit, duk, arteri

klem, needle holder, needle, benang Silk, silet, scalpel, pinset anatomis,

pinset chirurgis, gunting tumpul-tumpul, gunting tajam-tumpul, gunting

tajam-tajam, stetoskop, dan termometer.

Page 4: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

Prosedur operasi

Sterilisasi perlengkapan operasi dan persiapan obat-obatan :

Satu set peralatan bedah minor yang akan digunakan dalam operasi

diletakkan dalam satu wadah dan direndam menggunakan air sabun hingga

semua peralatan terendam. Setelah itu, instrumen tersebut disikat dan dicuci

satu-persatu dari bagian ujung yang berdekatan dengan kucing hingga bagian

yang sering disentuh oleh operator sebanyak 10-15 kali menggunakan air yang

mengalir. Selanjutnya, instrument tersebut dikeringkan dengan handuk dan

dimasukkan kedalam bak instrument dengan urutan dari bawah keatas yaitu

needle holder, tang arteri bengkok syrhorgis, tang arteri bengkok anatomis, tang

arteri lurus syrhorgis, tang arteri lurus anatomis, gunting lurus tumpul-tumpul,

gunting lurus tajam-tupul, gunting lurus tajam-tajam, pinset syrhorgis, pinset

anatomis, gagang scalpel dan blade, dan empat buah towl klem. Kemudian, bak

instrument dibungkus dengan dua lapis kain dan dimasukkan kedalam autoklaf

(sterilisator) dengan suhu 100 °C selama 1 jam atau pada suhu 121 °C selama

15 menit. Bak instrument yang telah terbungkus diletakkan secara vertikal dan

longitudinal di dalam autoklaf, tidak menempel dengan dinding autoklaf maupun

wadah peralatan lainnya, dan diantara wadah peralatan yang satu dengan yang

lainnya harus diberi jarak.

Perlengkapan yang akan dipakai oleh operator dan asisten disipakan dan

disusun dengan urutan dari atas ke bawah (tutup kepala, masker, 2 buah sikat,

handuk, baju operasi, dan sarung tangan), lalu dibungkus seperti alat bedah

minor, kemudian disterilisasi di autoklaf dengan suhu 60 ˚C selama 30 menit.

Obat-obatan yang akan digunakan preoperasi, saat operasi, dan pasca operasi

meliputi desinfektan, iodine tincture, preanasthesi, sedasi, anasthesikum,

betadin, anti pendarahan, cairan infuse, dan Antibiotik.

Preparasi ruang operasi

Ruangan dan meja operasi dibersihkan dari kotoran terlebih dahulu.

Setelah itu, ruangan dan meja operasi tersebut didesinfektan dengan campuran

formalin 10% dan KmNO4 5% dengan perbandingan 1:2 dan didiamkan selama

15 menit sampai 24 jam.

Preparasi kucing

Page 5: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

Kucing yang akan di bedah di periksa terlebih dahulu signalement, dan

keadaan umumnya. Parameter signalement yang dicatat adalah nama kucing,

jenis dan ras, jenis kelamin, umur, warna rambut dan kulit, serta bobot badan.

Sedangkan, keadaan umum yang dicatat adalah habitus, gizi, sikap berdiri, cara

berjalan, adptasi lingkungan, turgor kulit, kelenjar pertahanan, refleks pupil,

refleks palpebrae, frekuensi dan ritme napas, temperature, CRT, warna mukosa,

dan diameter pupil.

Setelah itu, kucing diinjeksi dengan premedikasi yaitu atropine sulfa

dengan dosis 0,025 mg/kg BB. Setelah 15 menit, kucing diinjeksikan dengan

ketamin+xylazine dengan dosis 10mg/kg BB dan 2 mg/kg BB. Setelah kucing

terbius, daerah scrotum dicukur disekitar sayatan, lalu daerah tersebut

dibersihkan, dan diolesi dengan iodine tincture. Kemudian,kucing dibawa dan

diletakkan di meja operasi yang telah diberi alas terlebih dahulu. Selanjutnya,

kaki dapan dan belakang kucing diikat dengan simpul tomfool ke sisi meja

operasi.

Preparasi operator dan asisten operator

Operator dan asisten operator memakai tutup kepala dan masker yang

telah steril terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan mencuci kedua tangan

menggunakan antiseptik dan menyikat jari-jari kedua tangan kanan dan kiri,

menyikat bagian lengan, membilas tangan dengan air dengan arah dari ujung jari

ke lengan. Kran air ditutup menggunakan siku untuk meminimalisir kontaminasi

tangan terhadap agen infeksius. Kemudian mengeringkan tangan menggunakan

handuk tiap sisi untuk tiap tangan, selanjutnya membuka perlengkapan bedah.

Memakai baju bedah, memakai glove dan operasi siap dilakukan.

Pelaksanaan Operasi

Kucing yang telah diletakkan dan diikat pada meja operasi.

Selanjutnya ditutup dengan duk. Posisi duk harus tepat pada daerah

orientasi untuk mempermudah operator. Duk dan kulit difiksasi dengan

menggunakan towel clamp, namun jika tidak ada dapat menggunakan

arteri klem tapi harus terfiksasi dengan baik.

Penyayatan dilakukan pada Raphe testis. Penyayatan dimulai dari

kulit, subkutan, tunika dartos, tunika vaginalis communis. Kastrasi yang

digunakan adalah tipe terbuka, sehingga penyayatan dilakukan sampai ke

Page 6: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

tunica vaginalis communis. Setelah tunica vaginalis communis disayat,

testis ditarik dan dipisahkan dari ligamentum dengan ditarik menggunakan

pinset. Akan terlihat funiculus spermaticus yang menyatu dengan testis.

Funiculus spermaticus tersebut kemudian diputar beberapa kali dan di

fiksir menggunakan 2 tang arteri.beri sedikit jarak antara keduanya untung

pemotongan. Bagian caudal dari tang arteri diikat. Kemudian dilakukan

pemotongan diantara klem ganda, sesegera mungkin klem dilepas dan

sisa funiculus spermaticus dimasukkan kembali ke skrotum dan diberi

penicilin untuk mencegah infeksi.

Hal yang sama dilakukan pada testis yang lainnya. Kemudian

dilakukan penjahitan sederhana dengan benang catgut pada bagian

kulitnya. Tidak perlu terlalu banyak, tiga ikatan saja cukup. Setelah selesai

di jahit, berikan iodium tincture pada bekas jahitan dan beri oxytertrasiklin

secara intramuscular.

Postoperasi

Kucing postoperasi dimonitoring kesehatannya dengan melakukan

pemeriksaan

frekuensi jantung, frekuensi napas, suhu tubuh, CRT, warna membran mukosa,

perdarahan, rasa nyeri, tinkah lakunya (makan, minum, urinasi, defekasi dan skor

feses) dan keadaan luka. Pemeriksaan dilakukan setiap hari dalam 3 periode

waktu yaitu pagi, siang, dan malam. Selain itu pemberian pakan dan minum

kucing juga harus diperhatikan dan kandang juga harus dijaga kebersihannya.

Pembukaan jahitan dilakukan hari ke 7 post operasi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Pemeriksaan Fisik

Signalement

Nama Kucing : Kleo

Jenis / ras kucing : Kucing/ domestik

Page 7: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

Jenis kelamin : Jantan

Usia : 0 tahun 9 bulan

Warna rambut & kulit : putih, abu-abu

Bobot Badan : 3,4 kg

Keadaan umum hewan

Habitus : pendiam dan ramah

Gizi : baik

Sikap berdiri : tegap

Cara berjalan : tidak pincang/ tidak ada kelainan

Adaptasi lingkungan : baik

Turgor kulit : tidak ada kelainan

Kelenjar pertahanan : tidak ada pembengkakan

Refleks pupil : tidak ada kelainan

Refleks palpebrae : tidak ada kelainan

Frekuensi napas : 32 kali/menit

Ritme napas : teratur

Frekuensi Jantung : 120 kali/ menit

Ritme jantung : teratur

Temperatur : 38, 7˚C

CRT : 1 detik

Warna mukosa : rose

Diameter pupil : 7 cm

b. Tahap Pembiusan

Tahap

PembiusanJam Sediaan Dosis Rute

Jumlah

Pemberian

Premedikasi 10.45 Atropin0,025

mg/kg BBSC 0, 34 ml

Induksi 11.00Ketamin –

Xylazine

10 – 2 mg/

kg BBIM 0, 68 ml

Maintenance I 11.25 Ketamin10 mg/ kg

BBIM 0, 34 ml

Page 8: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

c. Tahap Induksi

Tahap Induksi Waktu

Injeksi bius 11.00

Sternal Recumbency 11.25

Pupil dilatasi 11.30

Refleks sakit hilang 11.30

Tidak ada perlawanan 11.30

Waktu mulai operasi: 11.15 WIB

Waktu selesai operasi : 12.00 WIB

d. Tabel Pengamatan selama operasi

ParameterWaktu

0’ 15’ 30’ 45’

Suhu tubuh (˚C) 38,7 37.7 37.1 37.0

Frekuensi jantung (kali/

menit)120 136 144 124

Ritme Jantung (T/) T T T T

Frekuensi napas (kali/

menit)32 16 28 20

Ritme napas (T/) T T T T

Refleks pupil (+/) + + + +

Ø pupil (cm) 1,2 0,8 1,2 0,8

Refleks palpebrae (+/) + - - -

Protrusi membrana

nictitans (+/)+ + + +

CRT (detik) 1 1 1 1

Warna mukosa rose rose rose rose

Gerak refleks (+/)

Refleks nyeri (+/) +

Page 9: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

Urinasi (+/) -

Defekasi (+/)

Muntah (+/)

e. Pemulihan:

Waktu penghentian pembiusan: 25 menit setelah injeksi obat bius

Waktu dari mulai penghentian pembiusan hingga sternal recumbency: 1

menit (26 menit setelah injeksi obat bius).

Waktu dari mulai sternal recumbency hingga mencoba berjalan: 150

menit (176 menit setelah injeksi obat bius)

Makan : 7 jam 21 menit setelah injeksi obat bius

Waktu yang dibutuhkan hingga dapat berjalan normal: 8 jam 6 menit

setelah injeksi obat bius.

No. Gambar Langkah Kerja

Preoperasi

1. Penyuntikan atropin sulfa

sebagai premedikasi untuk

mengurangi efek salivasi.

2. Pembiusan yang bersifat

anaesthesi umum dengan

xylazine dan ketamin secara

intra muscular, yaitu pada M.

Semitendinosus.

Operasi

1. Daerah caudal dekat skrotum

hewan ditutup dengan duk, lebar

dan panjang disesuaikan,

kemudian difiksir dengan towel

clamp.

2. Kulit daerah raphe testis disayat

sepanjang 1.5 cm dengan

scalpel. Setelah kulit terbuka,

dilakukan penyayatan hingga

tunika vaginalis comunis.

Page 10: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

3. Setelah itu testis satu-persatu

dikeluarkan secara bergantian.

4. Testis ditarik keluar dan

ligamentum penggantungnya

dilepaskan menggunakan tang

arteri.

5. Daerah funikulus spermatikus

dijepit dengan tang arteri pada

bagian cranial (jauh dari testis)

dan daerah caudal (dekat

dengan testis).

6. bagian cranial dari dari daerah

cranial yang dijepit tang arteri

diikat menggunakan benang silk

(3/0).

7. Antibiotik penicillin 20.000 IU

diberikan topikal sebelum

dilakukan penjahitan.

8. Penjahitan dilakukan terhadap

kulit dengan benang silk dan

menggunakan jahitan

sederhana.

9. Setelah penjahitan selesai, pada

daerah bekas jahitan diberikan

iodine tingture secara topikal.

Pembahasan

Praktikum kastrasi yang dilkakuakan kali ini adalah menggunakan kucing

yang berumur sekitar 9 bulan, kucing dalam keadaan sehat, tidak memiliki tanda

kelainan, dan kecacatan pada tubuhnya. Saat operasi berlangsung suhu kucing

turun dari 38,7 menjadi 37.0 0C (menit 0-45). Hal ini terjadi akibat adanya

Page 11: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

homeostasis pada tubuh kucing. Frekuensi jantung (kali/menit) pada menit ke-0

(120) dan meningkat pada menit ke-15-30 (136-144), namun kembali turun pada

menit ke-30-45 (144-124) yang disebabkan oleh adanya kerja obat yang

mempengaruhi frekuensi denyut jantung, intensitas, dan ritme jantung. Frekuensi

nafas (kali/menit) pada menit ke-0 adalah 32 kali/menit kemudian mengalami

penurunan pada menit ke-15 menjadi 16 kali/menit dan meningkat kembali pada

menit ke-30 menjadi 28 kali/menit, akan tetapi pada menit ke-45 kembali

menurun menjadi 20 kai/menit. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh

anastesi terhadap tubuh kucing yang mempengaruhi sistem pernapasan.

Refleks pupil dari menit ke-0-45 tetap positif berarti kucing masih dalam

keadaan hidup, sedangkan pada pengamatan pupil (cm) menit ke-0 (1.2)

kemudian mengecil pada menit ke-15 (0.8) dan pupil kembali melebar pada

menit ke-30 (1.2), akan tetapi pupi kembali mengecil pada menit ke-45 (0.8) yang

disebabkan oleh adanya pengaruh obat yang bekerja pada pupil mata. Refleks

palpebre positif pada menit ke-0, dan negatif pada menit ke-15,30, dan 45 nilai

negatif ini diakibatkan oleh adanya rangsangan obat pada palpebre. Protrusi

membrane nictitans dari menit ke-0 sampai ke-45 bernilai positif ini menandakan

kucing tidak mengalami gangguan dalam metabolisme, dan hasil CRT (detik)

didapatkan pada menit ke-0 adalah 1 dari menit ke-0 hingga menit ke-45 yang

menandakan bahwa kondisi kucing tidak mengalami dehidrasi karena CRT tidak

lebih dari 3 detik. Warna mukosa rose dari menit ke-0 sampai ke-45 yang

menandakan bahwa kucing tidak mengalami anemia.

Gerak reflks terlihat negatif dari menit ke-0 dan sampai menit ke-45 yang

menandakan bahwa kerja obat anastesi bekerja dengan baik. Refleks nyeri menit

ke-0 positif dan negatif pada menit ke-15 sampai ke-45 yang menandakan kerja

obat pada otot masih berjalan dan selama operasi dilakukan kucing tidak

mengalami urinasi, defekasi, dan muntah karena kucing dipuasakan sebelum

dioperasi.

Pascaoperasi kucing menunjukkan grafik frekuensi napas jantung dan

suhu yang cukup baik. Kucing nomal memiliki frekuensi napas 25-30 kali per

menit (Eldredge 2008). Frekuensi napas pada hari ke-1 kucing tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu pada kisaran 24-32 kali/menit. Hal

ini dapat mengindikasikan bahwa hewan tidak mengalami gangguan pernapasan

pascaoperasi. Begitu juga pada hari-hari selajutnya hingga hari ke-4 frekuensi

napas kucing tidak mengalami perbedaan yang signifikan yaitu pada kisaran 28-

Page 12: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

32 kali/menit. Hal ini menandakan bahwa kucing masih tetap berada dalam

kondisi yang sehat walaupun frekuensi napas meningkat sedikit dibandingkan

frekuensi normal. Hal tersebut diduga terjadi karena adanya stress cuaca panas

pada saat pemeriksaan.

Gambar 1. Grafik frekuensi napas kucing pascaoperasi

Frekuensi jantung kucing pascaoperasi tidak menunjukkan peningkatan

yang signigfikan yaitu 128-136 kali/menit dari frekuensi normal yaitu 110–130

kali/menit. Ferekuensi napas mencapai 136 yang sedukit lebih tinggi dari

frekuensi normal diduga disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan tehadap

kucing.

Gambar 2. Grafik Frekuensi denyut jantung kucing pascaoperasi

Suhu tubuh kucing pada hari pertama pascaoperasi menunjukkan adanya

peningkatan yang cukup signifikan dari suhu normal yaitu mencapai 40 oC. Hal ini

diduga disebabkan oleh adanya peradangan yang terjadi pada bekas operasi

atau adanya stress pascaoperasi dan adaptasi lingkungan. Akan tetapi pada

hari-hari selanjutnya suhu tubuh kucing menunjukkan suhu yang stabil dan

berada dalam kisaran suhu normal yaitu 38.4-38.7 oC dari suhu normal 100 -

102.5°F (37.7 - 39.1°C).

Page 13: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

Gambar 3. Grafik suhu tubuh kucing pascaoperasi

Selama masa penyembuhan kucing menunjukkan nafsu makan yang baik

dan semakin meningkat. Hal seperti ini sangat mendukung dalam proses

penyembuhan luka pascaoperasi. Defekasi pada kucing juga tidak mengalami

kelainan yaitu tetap melakukan defekasi 3 kali sehari dengan konsitensi

keras/padat (5) yang ditandai dengan tidak terlihatnya cairan pada feses atau

feses yang cair. Minum dan urinasi pada kucing juga tidak terdapat kelainan,

kucing selalu urinasi setiap hari mulai pagi hingga malam secara teratur dengan

jumlah urin yang tidak terlalu banyak ataupun sedikit. Volume urin kucing normal

berkisar 18-25 ml/kg BB per-24 jam (Widodoet al. 2011). Jumlah urin normal

tersebut dapat menunjukkan bahwa kucing tersebut melakukan urinasi dengan

baik dan tidak ada gangguan ataupun kelainan. Jahitan pada bekas sayatan

sudah mulai mengering pada hari ketiga yang menandakan bahwa bekas operasi

sudah mulai sembuh.

BAB V

Penutup

Kesimpulan

Kastrasi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk sterilisasi pada

hewan jantan. Kastrasi juga memiliki metode yang berbeda berdasarkan

keperluan dan tujuannya yaitu metode terbuka dan metode tertutup.

Saran

Sebelum melakukan kastrasi kondisi hewan harus benar-benar dijaga

agar tidak berdampak buruk saat operasi dilakukan. Operator harus benar-benar

mengetahui anatomi organ reproduksi jantan untuk meminimalisir terjadinya

kesalahan. Setiap asisten laparotomi atau asisten bedah harus benar-benar

mengetahui apa yang akan dilakukannya dan tidak boleh lupa akan tugasnya

tersebut karena hal itu akan berdampak buruk pada pasien. Asisten operator

Page 14: Laporan Kastrasi Kel 5 Pagi

adalah orang yang benar-benar mengetahui fungsi dan nama-nama alat bedah

minor yang akan digunakan.

Daftar Pustaka

Boothe HW. 2000. Surgery of The Testes and Scrotum. Di dalam Bichard

SJ, Sherding RG. Saunders Manual of Small Animal Practice. Ed

ke 2 Philadelphia: WB Saunders Company. Hlm 1005-1008

Eldredge D. M, Carlson D. G, Carlson L. D &Giffin J. M. 2008. Cat Owner’s Home

Veterinary Handbook. 3th Ed. Wiley Publishing, Inc., Hoboken, New Jersey

Frandson, R. D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : UGM

press

Widodo S, Dondin S, Chusnul C, AgusW, Retno W, Agus L. 2011. Diagnostik

Klinik Hewan Kecil. IPB Press: Bogor