laporan karya nyata kelompok belajar keaksaraan

13
15 BAB II PEMBAHASAN A. Prosedur Pelaksanaan karya nyata 1. Tahap Perencanaan Sebelum mengimplementasikan metode pembelajaran Metode “HIK BENGAWAN SOLO” dalam pembelajaran kketrampilan berbicara bagi warga belajar KF Nusa Indah, tutor membuat sebuah perencanaan yang terdiri dari beberapa hal seperti bagan di bawah ini Gambar 2.1 Diagram Perencanaan Pembelajaran Dari bagan tersebut dapat dijelaskan langkah-langkah perencanaan sebagai berikut. a. Identifikasi Warga Belajar dan Kebutuhan Pembelajaran Tutor melakukan identifikasi langsung terhadap warga masyarakat di Kelurahan Panularan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta, tepatnya pada kelompok belajar „Nusa Indah‟ yang sebelumnya pada tahun 2012 kelompok tersebut telah mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar, mereka telah mendapatkan SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara). Kelompok belajar Nusa Indah beranggotakan sepuluh orang terdiri dari perempuan yang sebagian ibu rumah tangga dan buruh. PERENCAAN PEMBELAJARAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) IDENTIFIKASI WARGA BELAJAR DAN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN KESEPAKATAN PEMBELAJARAN RENCANA PENGGALIAN MATERI

Upload: iwan-priambodo

Post on 08-Jul-2016

255 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Laporan Pendampingan Tutor Pendidikan Keaksaraan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

15

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prosedur Pelaksanaan karya nyata

1. Tahap Perencanaan

Sebelum mengimplementasikan metode pembelajaran Metode “HIK

BENGAWAN SOLO” dalam pembelajaran kketrampilan berbicara bagi warga

belajar KF Nusa Indah, tutor membuat sebuah perencanaan yang terdiri dari

beberapa hal seperti bagan di bawah ini

Gambar 2.1 Diagram Perencanaan Pembelajaran

Dari bagan tersebut dapat dijelaskan langkah-langkah perencanaan sebagai

berikut.

a. Identifikasi Warga Belajar dan Kebutuhan Pembelajaran

Tutor melakukan identifikasi langsung terhadap warga masyarakat di

Kelurahan Panularan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta, tepatnya pada

kelompok belajar „Nusa Indah‟ yang sebelumnya pada tahun 2012 kelompok

tersebut telah mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar, mereka telah

mendapatkan SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara). Kelompok belajar Nusa

Indah beranggotakan sepuluh orang terdiri dari perempuan yang sebagian ibu

rumah tangga dan buruh.

PERENCAAN PEMBELAJARAN

PENYUSUNAN RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

IDENTIFIKASI WARGA BELAJAR

DAN

KEBUTUHAN PEMBELAJARAN

KESEPAKATAN PEMBELAJARAN

RENCANA

PENGGALIAN MATERI

Page 2: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

16

Gambar 2.2 Identifikasi Terhadap Warga Belajar

Daftar nama anggota kelompok belajar „Nusa Indah‟ dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 2.2 Tabel Anggota Kelompok Belajar Warga Belajar

Nusa Indah

No Nama L/P Tempat

Tgl Lahir Pendidikan Alamat

1. SUNARNI p Surakata,

13-08-1951

SD RT 04/RW II

2. TURAHMI P Surakata

19-00-1955

SD RT 01/RW II

3. KUS

SUPRIYANTI

P Surakarta

01-05-1976

SD RT 01/RW II

4. SUTINI P Surakarta

22-04-1952

SD RT 01/RW II

5. SUHARTINI P Surakarta

30-05-1955

SD RT 04/RW II

6. LAMINI P Surakarta

31-12-1968

SD RT 04/RW II

7. SUYATMI P Boyolali

O5-02-1978

SD RT 01/RW II

8. RUBIYEM P Surakarta

25-05-1958

SD RT 02/RW II

9. SRI

RAHAYU

P Surakarta

27-07-1971

SD RT 01/RW II

10, ENDANG S P Surakarta

17-09-1954

SD RT 01/RW II

Page 3: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

17

Selanjutnya tutor melakukan identifikasi kebutuhan belajar untuk warga belajar

kelompok Nusa Indah, di kelurahan Panularan, Kota Surakarta.

Gambar 2.3 Identifikasi Kebutuhan Belajar Warga

Dari identifikasi yang dilakukan diperoleh hasil-hasil sebagai berikut.

1) Keterbatasan penguasaan keterampilan berbicara dikarenakan aktivitas

lingkungan dan pekerjaan mereka sehari-hari sebagai ibu rumah tangga

dan buruh, sehingga membatasi penggunaan keterampilan berbicara

warga belajar kecuali untuk hal-hal tertentu.

2) Keterbatasan warga belajar dalam menguasi penggunaan bahasa

Indonesia karena porsi membaca dan berbicara menggunakan bahasa

Indonesia atau bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Indonesia

sangat terbatas.

3) Masih kentalnya rasa kurang percaya diri untuk berbicara di depan

umum pada warga belajar karena keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan dalam proses berbicara.

b. Identifikasi Kemampuan Berbicara Warga Belajar

Tutor menggali kemampuan dasar yang dimiliki oleh warga belajar pada

kelompok belajar Nusa Indah guna menentukan bahan ajar dalam proses

pembelajaran. Berdasarkan identifikasi kemampuan fungsionalnya sebagian besar

Page 4: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

18

warga belajar sangat mengenaljajanan „Hik‟ yang sangat membudaya dan menjadi

menu jajanan sehari-hari warga Kota Surakarta dan sebagian besar warga belajar

ikut terlibat dalam kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan jajanan „Hik‟

tersebut.

Tabel 2.3 Identifikasi Kemampuan Berbicara Warga Belajar

Kemampuan Berbicara awal warga

belajar Harapan WB setelah

masuk kejar Keaksaraan Lafal Kelancaran intonasi kejelasan

Kurang Kurang Kurang Kurang

Dapat berbicara di depan

dengan baik dan penuh

rasa percaya diri

c. Kesepakatan Belajar

Tutor mengadakan pertemuan dengan warga belajar Nusa Indah untuk

membuat kesepakatan belajar.

Gambar 2.4 Pertemuan antara Tutor dengan warga belajar

untukmembahasKesepakatan Belajar

Hasil kesepakatan belajar dapat di lihat pada pada tabel berikut ini :

Page 5: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

19

Tabel 2.4 Kesepakatan Belajar antara Warga Belajar dengan Tutor

d. Penggalian Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran disampaikan dengan teknik artikulasimelalui permainan

yang menarik dengan menggunakan konsep “HIK BENGAWAN SOLO”sehingga

dapat diterima dengan mudah oleh warga belajar.

Gambar 2.5 Materi Pembelajaran Berbicara Metode ArtikulasiDengan

Konsep “HIK BENGAWAN SOLO”

e. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tutor mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

memuat tentang tema pembelajaran, materi pembelajaran, indikator

pencapaian, kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

KESEPAKATAN BELAJAR

Nama Kelompok Belajar : 'NUSA INDAH'

Alamat : Jl. Sri Narendro No. 18 RT 05 RW 02 Kel.

Panularan, Kec.Laweyan Surakarta

Nama Tutor : Sri Purwaningsih

Jumlah Warga belajar : 10 Orang

Waktu Belajar : 2 kali dalam seminggu

Hari : Selasa dan Kamis Jam

19.00 WIB sampai 21.00 WIB

Page 6: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

20

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pembelajaran Ketrampilan Berbicara metode Artikulasi dengan Konsep

“HIK BENGAWAN SOLO”

Pelaksanaan ketrampilan berbicara dengan metode Artikulasi dengan

Konsep “HIK BENGAWAN SOLO” dilakukan dengan kegiatan permainan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan dapat disajikan ke dalam

diagram alur sebagai berikut ini.

Gambar 2.6 Diagram Pelaksanaan Pembelajaran Berbicara Metode Artikulasi

dengan Konsep “HIK BENGAWAN SOLO”

Page 7: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

21

Dari bentuk bagan di atas dapat dijelaskan langkah-langkah pembelajaran

metode artikulasi dengan konsep “HIK BENGAWAN SOLO” untuk

meningkatkan ketrampilan berbicara warga belajar sebagai berikut.

a) Pembelajaran Berbicara

Pembelajaran berbicara metode artikulasi dilakukan dengan

permainan yang diadaptasikan dari permainan ular tangga.Warga belajar

secara berpasangan memainkan permainan ular tangga. Penugasan berbicara

diberikan dalam bentuk kartu sesuai dengan posisi bidak/ buah pemain

setelah melangkah berdasarkan angka hasil lemparan dadu. Pemain yang

memperoleh kartu diberi tugas berbicara sesuai perintah yang tertulis di

dalam kartu. Adapun pemain yang menjadi pasangannya bertugas menyimak

apa yang dibicarakan oleh pasangannya.

Gambar 2.5 Pelaksanaan Permainan Ular Tangga

Dalam proses pembelajaran, bahasa pengantar yang digunakan oleh tutor

menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah lokal karena keterbatasan warga

belajar dalam menguasai penggunaan bahasa Indonesia, sedikit demi sedikit

tutor juga memberikan pembelajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Hasil diskusi antara tutor dengan warga belajar sepakat bahwa tema

pembelajaran yaitu Jajanan Hik.

b) Pembelajaran Mendengarkan

Ketrampilan mendengarkan dilakukan dengan menyimak apa yang

dibicarakan oleh pemain yang menjadi pasangan dalam permainan ular

tangga.

c) Alat Permainan dan Aturan Main

Sebelum Tutor melaksanakan pembelajaran berbicara metode

artikulasi dengan konsep “HIK BENGAWAN SOLO”,

Tutormemberitahukan terlebih dahulu tentang alat peraga yang akan

dipergunakan. Alat peraga yang akan dipergunakan adalah sebagai berikut.

Page 8: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

22

(1) PeralatanPermainan

(a) Papan permainan

Papan permainan dibuat dari bahan cetak dengan ukuran 200 X 300

cm. Papan tersebut terdiri dari 30 kotakyang diberi nomor 1 – 30 dan

dilengkapi dengan gambar ular dan tangga seperti layaknya papan

permainan ular tangga.

(b) Buah permainan (Bidak)

Buah permainan (bidak) menggunakan torong yang banyak digunakan

pada warung-warung Hik. Setiap bidak mewakili satu pemain,

sehingga terdapat 10 bidak pada permainan tersebut.

(c) Kartu Penugasan

Katu penugasan terbuat dari kertas foto dengan ukuran 10 X 20 cm.

Setiap kartu berisi gambar yang khas ada di warung Hik disertai

dengan penugasan untuk pembelajaran berbicara metode artikulasi.

(d) Dadu

Dadu digunakan sebagai penentu langkah setiap pemain. Pemain akan

menjalankan bidak permainannya sesuai jumlah mata dadu yang

keluar saat pelemparan dadu.

(2) Aturan Permainan

Aturan permainan mengikuti tata cara permainan ular tangga yang

sebenarnya. Secara umum aturan yang diberlakukan adalah sebagai

berikut:

(a) Setiap pemain harus menjalankan bidak permainannya masing-masing

dari kotak awal (Angka 1) hingga kotak akhir (Angka 30);

(b) Pemain yang terlebih dahulu mencapai angka 30 dianggap sebagai

pemenang;

(c) Pemain menjalankan bidak permainan dari kotak awal hingga kotak

akhir sesuai jumlah mata dadu yang muncul setiap kali pemain

tersebut mendapat giliran melempar dadu;

Page 9: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

23

(d) Setiap kali bidak pemain berhenti di kotak bergambar anak tangga,

maka otomatis bidak pemain akan naik hingga ke ujung atas gambar

tangga;

(e) Setiap kali bidak pemain behenti di kotak bergambar kepala ular, maka

bidak harus turun/ kembali hingga ke kotak bergambar ekor ular;

(f) Pemain yang memperoleh angka 6 pada saat pelemparan mata dadu

berhak untuk melempar kembali mata dadu.

b. Tahap Penilaian Pembelajaran

Tujuan dilaksanakannya penilaian adalah untuk mengetahui sejauh

mana pemahaman warga belajar terhadap materi yang disampaikan oleh tutor.

Penilaian pembelajaran menjadi parameter untuk mendapat Surat Tanda

Selesai Belajar (STSB), terdapat kompetensi yang dinilai diantara membaca,

menulis, berhitung, mendengar, dan berbicara.

Penilaian untuk kompetensi berbicara dapat dilakukan dengan cara

tersirat maupun tersurat. Alat penilaian pembelajaran yang digunakan adalah

format belajar dan soal tes baik lisan maupun tulisan, penilaian dapat

dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu penilaian awal, penilaian saat proses

pembelajaran dan penilaian akhir pembelajaran, tahap-tahap tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1) Penilaian Awal Pembelajaran (Pretest)

Penilaian dilaksanakan sebelum kegiatan belajar dimulai, tutor melakukan

wawancara kepada warga belajar. Tujuannya adalah untuk menilai

kemampuan awal warga belajar dilihat dari pengalaman, pengetahuan,

keinginan, minat dan kemampuan berbicara warga untuk selanjutnya

dipraktikkan pada pembelajaran.

2) PenilaianSaat Berlangsungnya Proses Pembelajaran

Tujuan penilaian saat proses pembelajaran adalah untuk mengetahui

kemajuan warga belajar ditinjau dari kepercayaan diri mereka,

kemampuan mengungkapkan pendapat, diskusi dan berkomunikasi.

Penilaian dilaksanakan pada saat kegiatan belajar berlangsung, tutor

Page 10: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

24

mengamati partisipatif masing-masing warga belajar selama proses

pembelajaran berlangsung dan memberikan test sederhana kepada warga

belajar tentang kemampuan berbicara yang sudah dimiliki selama

mengikuti kegiatan pembelajaran.

3) PenilaianSaat Akhir Pembelajaran

Tujuan penilaian akhir (posttest) adalah untuk mengetahui kemampuan

berbicara warga belajar dari awal sampai akhir ditinjau dari hasil tes

perbuatan berupa berbicara yang dilaksanakan oleh warga belajar.

Penilaian dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

Materi pengujian disusun oleh tutor karena tutor yang mengetahui secara

pasti kemampuan masing-masing warga belajar dari awal sampai dengan

akhir pembelajaran, materi test yang dibuat meliputi kemampuan

berbicara (diskusi).

B. Hasil Kegiatan

Hasil yang di peroleh dari kegiatan pembelajaran berbicara melalui

penerapan metode artikulasi dengan menggunakan konsep “HIK

BENGAWAN SOLO” di kelompok pendidikan keaksaraan fungsional Nusa

Indah dalam mempercepat kemampuan berbicara adalah meningkatnya

kemampuan berbicara warga belajar yang dinilai berdasarkan empat aspek

penilaian, yaitu aspek pelafalan, kejelasan, intonasi, dan kelancaran.

Hasil penilaian pada akhir proses pembelajaran menunjukkan bahwa

ketrampilan berbicara warga belajar mengalami peningkatan dibandingkan

kondisi sebelumnya. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya jumlah

warga belajar yang sudah mempunyai ketrampilan berbicara dengan

klasifikasi baik dibandingkan kondisi sebelumnya, yaitu dari sebesar 40%

pada penilaian awal meningkat menjadi 80% pada akhir proses pembelajaran.

Hasil penilaian ketrampilan berbicara warga belajar dari awal proses

hingga akhir proses pembelajaran dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Page 11: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

25

Tabel 2.5 Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Warga Belajar

No. Kategori Awal Pelaksanaan Akhir

Jmlh % Jmlh % Jmlh %

1. Baik 4 40% 6 60% 8 80%

2. Kurang Baik 6 60% 4 40% 2 20%

Jumlah 10 100% 10 100% 10 100%

Data perkembangan ketrampilan berbicara warga belajar dari tahap

awal kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan tahap akhir kegiatan dapat disajikan

ke dalam diagram berikut ini.

Gambar 2.7. Diagram Hasil Penilaian Tahap Awal, Pelaksanaan, dan Tahap Akhir

Pembelajaran

Berdasarkan sajian data pada tabel dan diagram di atas, dapat

dikemukakan bahwa, pada awalnya dari sepuluh warga belajar yang datang

untuk mengikuti pembelajaran hanya ada 40% yang sudah memiliki

ketrampilan berbicara dengan kategori baik. Ketika dilaksanakan proses

pembelajaran berbicara dengan metode artikulasi dengan konsep “HIK

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Awal Pelaksanaan Akhir

4

6

8

6

4

2

Baik Kurang Baik

Page 12: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

26

BENGAWAN SOLO” yang dilakukan melalui permainan yang menarik,

jumlah warga belajar yang memiliki kemampuan berbicara dengan kategori

baik meningkat menjadi 60%. Kemudian pada akhir pembelajaran, jumlah

warga belajar yang memiliki kemampuan berbicara dengan kategori baik

meningkat menjadi 80%.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam pelaksanaan metode pembelajaran

artikulasi dengan konsep “HIK BENGAWAN SOLO” guna meningkatkan

ketrampilan berbicara pada warga belajar memiliki beberapa faktor yang

menjadi pendukung. Faktor tersebut antara lain adalah adanya keterlibatan

pihak terkait yaitu Pemerintah, sebagai monitoring dan pengambil

kebijakan program, tutor sebagai pelaksana teknis di lapangan dan

penyelenggara sebagai pelaksanana program keaksaraan melalui kegiatan

pembelajaran dari awal sampai akhir.

2. Faktor Penghambat

Pelaksanaan metode pembelajaran artikulasi dengan konsep “HIK

BENGAWAN SOLO” guna meningkatkan ketrampilan berbicara pada

warga belajar mempunyai faktor penghambat di lapangan antara lain:

a. Masih adanya rasa kurang percaya diri yang melekat pada warga belajar

sehingga mereka kesulitan dalam mengembangkan ketrampilan

berbicara.

b. Persiapan pelaksanaan metode ini memerlukan waktu yang lama

sehingga harus dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.

c. Kendala lain yang ada di lapangan adalah masalah waktu pembelajaran

yang belum efektif dan belum maksimal karena kesibukkan warga

belajar untuk bekerja mencari nafkah sehingga waktu pembelajaran

harus menyesuaikan waktu senggang dari warga belajar.

Page 13: Laporan Karya Nyata Kelompok Belajar Keaksaraan

27

D. Tindak Lanjut ke Depan

Dampak yang dirasakan oleh warga belajar setelah menguasai

keterampilan berbicara, kualitas hidup meningkat. Rasa percaya diri warga

belajar dalam berbicara dengan orang lain semakin meningkat. Hal ini pada

gilirannya dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan

masalah dalam kehidupan warga belajar seperti mengurus surat-surat penting,

KTP, KK, tanda tangan, membuka rekening di bank dan lain-lain.

Tindak lanjut ke depan dari implementasi metode artikulasi dengan

konsep “HIK BENGAWAN SOLO” dapat dikemukakan sebagai berikut.

Implementasi metode artikulasi yang dilaksanakan dengan permainan ini dapat

dilakukan di mana saja. Permainan dalam metode ini sangat menarik karena

memanfaatkan konsep ARCS (attention, relevance, confidence, dan

satisfaction) yang dikembangkan oleh Keller. Untuk penerapan dalam konteks

daerah lain, hal yang perlu dirubah adalah pada media yang digunakan yang

menggunakan konsep bertemakan jajanan HIK yang sangat khas dengan

kehidupan sehari-hari warga di Kota Surakarta. Media dapat diganti sesuai

dengan kebutuhan lokalitas setempat dengan tidak mengubah makna dari

proses pembelajaran.