laporan karya ilmiah aerobik "lambat"

Upload: ghadafiesta

Post on 13-Jul-2015

476 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN KARYA ILMIAH PENJASKES PENGARUH LATIHAN ³AEROBIK LAMBAT´ TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU DAN KOMPOSISI TUBUH (PERSENTASE LEMAK TUBUH) PADA LANJUT USIAMUHAMAD GHADAFI 113234019/No.19 KIMIA 2011 MUHAMAD GHADAFI 113234019 19 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIAKATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah penjaskes

TRANSCRIPT

LAPORAN KARYA ILMIAH PENJASKES PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU DAN KOMPOSISI TUBUH (PERSENTASE LEMAK TUBUH) PADA LANJUT USIA

MUHAMAD GHADAFI 113234019/No.19 KIMIA 2011 MUHAMAD GHADAFI 113234019 19 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah penjaskes yang berjudul Pengaruh Latihan Aerobik Lambat Terhadap Daya Tahan Jantung Paru dan Komposisi Tubuh (Presentase Lemak Tubuh) Pada Lanjut Usia. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan pembawa kebenaran dan ilmu pengetahuan. Laporan karya ilmiah ini dibuat berdasarkan penulusuran informasi yang dilakukan oleh penulis, dan berfungsi sebagai penunjang kegiatan perkuliahan mahasiswa pada mata kuliah Penjaskes. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang membimbing penulis dalam melaksanakan praktikum dan dosen pemberi tugas yang telah membimbing memberikan tugas contoh pembuatan laporan praktikum. Dan tidak lupa juga kepada teman-teman yang telah memberi sumbangan pemikiran dalam penyelesaian laporan praktikum ini. Penulis menyadari laporan karya ilmiah ini belum sempurna, dan diharapkan kritik dan saran yang membangun. Atas semua itu saya ucapkan terima kasih

Surabaya, 15 Desember 2011

Penulis

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

2

PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU DAN KOMPOSISI TUBUH (PERSENTASE LEMAK TUBUH) PADA LANJUT USIA

ABSTRAKSenam Tai Chi dan Wai Tan Kung atau yang dapat saya istilahkan sebagai senam aerobik lambat akhir-akhir ini banyak dilakukan oleh para lansia, terutama dikota besar di Indonesia seperti Bandung, Surabaya dan Jakarta. Namun manfaat latihan senam Tai Chi dan Wai Tan Kung terhadap daya tahan jantung paru dan komposisi tubuh merupakan hal yang masih kontroversial dan belum banyak diketahui. Hasil penelusuran penelitian yang saya temukan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan senam Tai Chi dan Wai Tan Kung terhadap daya tahan jantung paru dan komposisi tubuh pada lansia. Metode yang digunakan dari sumber informasi adalah deskriptif analitik comparasional dengan menggunakan lansia sedenter sebagai pembanding. Pengukuran daya tahan jantung paru dilakukan dengan tes bangku Astrand-Rhyming, komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) dilakukan dengan mengukur tebal lipatan kulit menggunakan skinfold caliper. Analisis data penelitian menggunakan uji-t. Hasil penelusuran informasi menunjukkan bahwa daya tahan jantung paru ( O2 maks) dan komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) lansia anggota senam Tai Chi lebih baik daripada Wai Tan Kung maupun sedenter. Daya tahan jantung paru dan komposisi tubuh lansia anggota senam Wai Tan Kung lebih baik daripada Tai Chi.

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

3

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2 ABSTRAK ............................................................................................................................ 3 DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 4 BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 5 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 5 B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 8 D. Batasan Masalah ........................................................................................................... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................. 9 1. Daya Tahan Jantung Paru .............................................................................................. 9 2. Komposisi Tubuh ........................................................................................................ 10 3. Lansia .......................................................................................................................... 10 4. Pengaruh Latihan Tai Chi dan Wai Tang Kung ............................................................ 10 BAB III METODE PRAKTIKUM ....................................................................................... 19 1. Jenis Penelitian ............................................................................................................ 19 2. Sasaran Penelitian ....................................................................................................... 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 20 1. Hasil ............................................................................................................................ 20 2. Pembahasan ................................................................................................................. 21 BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 26 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 26 5.2 Saran ......................................................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 28 LAMPIRAN .................................................................................................................. 29KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak manusia lanjut usia yang melakukan Olahraga. Biasanya olahraga yang dilakukan berupa jalan kaki, jogging, berenang, senam dan lain sebagainya. Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kesehatan agar badan tetap sehat dan bugar. Para lansia melakukan olahraga biasanya tidak mengetahui program latihan yang telah ditentukan, padahal progres itu sangat penting, karena apabila latihan itu tidak cocok atau tidak sesuai dengan programnya, maka kemungkinan besar latihan tersebut tidak mempunyai efek terhadap tubuh. Didalam olahraga untuk kesegaran jasmani tidak hanya berpengaruh terhadap fungsi fisiologis saja, tetapi menurut Wara Kusharti olahraga untuk kesegaran jasmani dapat menghilangkan ketegangan, menambah rasa percaya diri, membentuk jiwa sportif, mengajarkan sikap sabar, gembira, dan melatih konsentrasi. Dengan demikian olahraga untuk kesegaran jasmani tidak hanya berpengaruh pada fisik saja, tetapi juga berpengaruh pada mental (psikologis). Para lansia yang pola hidup sehari-harinya tidak banyak bergerak (sedenter), akan mudah terkena berbagai macam penyakit, misalnya : jantung koroner, kegemukan (penumpukan lemak), disfungsi paru-paru, dan lain sebagainya. Maka agar lansia tidak mudah terkena berbgai macam penyakit, maka harus berpola hidup yang aktif, yaitu melakukan aktivitas olahraga sesuai dengan usinya agar apa yang telah dilakukan berjalan dengan efektif. Adapun macam olahraga yang banyak dilakukan pada saat ini adalah olahraga senam Tai Chi dan Wai Tan Kung. Karena kedua senam ini sesuai dengan kemampuan yang dimiliki lansia. Keduanya dapat diiidentikkan sebagai senam aerobik lambat kalau bahasa filmnya slow motion. Dinamakan seperti itu, karena gerakan senamnya memang relatif lambatKARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 5

(pelan). Meskipun gerakannya lambat, tidak mempengaruhi manfaat dari kedua senam tersebut. Menurut data Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002), pembangunan di bidang kesehatan telah membantu tercapainya peningkatan usia harapan hidup yaitu 65 tahun (1995-2000) menjadi 67,68 tahun (2000-2005). Kondisi tersebut menggambarkan kemungkinan akan terjadinya peningkatan jumlah lanjut usia (lansia) yang terus menerus dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, perlu diberikan perhatian khusus kepada para lansia, agar masyarakat lansia tersebut dapat mempertahankan kebugaran jasmaninya (Depkes, 2002). Menurut WHO (2007), 60-85% lansia di dunia masih bergaya hidup sedenter, yaitu sebagian besar waktunya hanya digunakan untuk duduk-duduk, nonton dan istirahat. Gaya hidup sedenter merupakan gaya hidup yang sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya berbagai penyakit, antara lain berbagai penyakit yang terkait dengan perubahan daya tahan jantung paru dan persentase lemak tubuh. Berdasarkan data WHO (2007), 2 juta kematian ternyata berkaitan erat dengan tingkat aktivitas fisik yang rendah (physical inactivity). Sebagian lansia di dunia mulai menyadari hal ini dan berusaha untuk lebih banyak mengisi waktunya dengan berbagai aktivitas fisik, antara lain dengan berolahraga untuk mempertahankan daya tahan jantung paru dan memperbaiki komposisi tubuh. Beberapa olahraga yang cukup populer di kalangan para lansia antara lain senam Tai Chi, senam Wai Tan Kung, senam Lansia dan senam Jantung Sehat. Senam lansia dan senam jantung sehat sudah tidak asing lagi bagi lansia Indonesia, penelitiannya pun sudah banyak dilakukan di Indonesia. Adapun penelitian yang terkait dengan senam Tai Chi dan senam Wai Tan Kung masih terbatas. Tai Chi maupun Wai Tan Kung merupakan latihan fisik yang berasal dari Tiongkok dan sudah dipraktekkan oleh berjuta-juta orang selama berabad-abad. Kedua bentuk latihan ini termasuk ke dalam jenis latihan aerobik low-impact low-velocity sehingga merupakan bentuk latihan yang cocok bagi para lansia. Pada pelaksanaannya di lapangan, latihan Tai Chi dilakukan setiap hari dengan lama latihan 1-1.5 jam, sedangkan Wai Tan Kung dilakukan 6 kali dalam seminggu dengan lama latihan 30-60 menit. Tai Chi termasuk olahraga dengan intensitas sedang, sedangkan Wai Tan Kung termasuk olahraga dengan intensitas ringan.

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

6

Selain daya tahan jantung paru, komponen kebugaran jasmani lain yang penting diperhatikan pada lansia ialah komposisi tubuh (persentase lemak tubuh). Pertambahan usia biasanya disertai dengan perubahan komposisi tubuh, penurunan fungsi organ dan metabolisme. Pada kelompok lansia umumnya terdapat kecenderungan penurunan aktivitas fisik sehingga terjadi ketidakseimbangan antara asupan kalori harian dengan penggunaan kalori harian yang kemudian mengakibatkan perubahan persentase lemak tubuh. Persentase lemak tubuh yang meningkat dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian di Taiwan menyebutkan bahwa Tai Chi dapat bermanfaat bagi daya tahan jantung paru, namun penelitian lain yang dilakukan oleh Young menyebutkan bahwa latihan Tai Chi tidak memberikan manfaat terhadap daya tahan jantung paru. Penelitian yang terkait dengan komposisi tubuh lansia yang berlatih Tai Chi maupun Wai Tan Kung pun masih terbatas. Keterbatasan informasi ilmiah dan perbedaan pendapat para ahli inilah yang

membuat saya mencari sebanyak mungkin informasi tentang Tai Chi dan Wai Tan Kung dari berbagai sumber-sumber informasi yang ada. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar perbedaan daya tahan jantung paru ( O2 maks) antara lansia anggota senam Tai Chi dengan lansia sedenter. 2. Seberapa besar perbedaan daya tahan jantung paru ( O2 maks) antara lansia anggota senam Wai Tan Kung dengan lansia sedenter. 3. Seberapa besar perbedaan pengaruh latihan senam Tai Chi dan Wai Tan Kung terhadap daya tahan jantung paru ( O2 maks) pada lansia. 4. Seberapa besar perbedaan komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) antara lansia anggota senam Tai Chi dengan lansia sedenter. 5. Seberapa besar perbedaan komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) antara lansia anggota senam Wai Tan Kung dengan lansia sedenter. 6. Seberapa besar perbedaan perbedaan pengaruh latihan senam Tai Chi dan Wai Tan Kung terhadap komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) pada lansia.

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

7

C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui seberapa besar perbedaan daya tahan jantung paru ( O2 maks) antara lansia anggota senam Tai Chi dengan lansia sedenter 2. Mengetahui seberapa besar perbedaan daya tahan jantung paru ( O2 maks) antara lansia anggota senam Wai Tan Kung dengan lansia sedenter 3. Mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh latihan senam Tai Chi dan Wai Tan Kung terhadap daya tahan jantung paru ( O2 maks) pada lansia. 4. Mengetahui seberapa besar perbedaan komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) antara lansia anggota senam Tai Chi dengan lansia sedenter 5. Mengetahui seberapa besar perbedaan komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) antara lansia anggota senam Wai Tan Kung dengan lansia sedenter 6. Mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh latihan senam Tai Chi dan Wai Tan Kung terhadap komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) pada lansia. D. Batasan Masalah Untuk tidak meluasnya suatu penulisan, maka dalam penulisan ini hanya dibatasi pada pengaruh daya tahan jantung paru dan komposisi tubuh

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Daya Tahan Jantung Paru Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut (Harsono, 1988). Daya tahan jantung paru merupakan kesanggupan sistem jantung, paru, dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya ke jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh (Departemen Kesehatan, 1994). Foss dan Keteyian (1998) mengemukakan bahwa parameter yang paling akurat dan obyektif untuk mengukur daya tahan jantung paru adalah melalui pengukuran ambilan oksigen maksimum atau O2 maks. Kebugaran jasmani seseorang tercermin dari besarnya O2 maks dan O2 maks menggambarkan kemampuan daya tahan jantung paru (Wilmore dan Costill, 2004). O2 maks 2000). Banyak faktor yang mempengaruhi O2 maks, antara lain usia, jenis kelamin, besar dan komposisi tubuh, dan tingkat latihan (terlatih atau tidak terlatih). Dalam kaitannya dengan jenis kelamin, O2 maks pada wanita 15-30% lebih rendah daripada laki-laki (Foss dan Keteyian, 1998; McArdle, 2001). Hal ini dikarenakan kadar hemoglobin wanita lebih rendah dibanding laki-laki sehingga kapasitas pengikatan oksigen dalam darah lebih kecil, serta karena ukuran tubuh yang lebih kecil (Astrand, 2003). disebut juga sebagai kapasitas aerobik (Haskell dan Kiernan,

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

9

2. Komposisi Tubuh Menurut Gilbert B. Forber (1994) yang dikutip oleh Supariasa (2002), komposisi tubuh adalah jumlah seluruh dari bagian tubuh. Tubuh manusia terdiri dari dari dua bagian utama yaitu adiposa (simpanan lemak) dan jaringan bebas lemak (lean tissue). Secara konseptual, jaringan bebas lemak adalah sangat aktif dalam proses metabolisme. Oleh karena itu kebutuhan gizi sangat erat kaitannya dengan ukuran jaringan ini. Adiposa adalah jaringan yang tidak aktif dalam proses metabolisme dan fungsi utamanya adalah sebagai cadangan energi (Supariasa, 2002). Adapun yang dimaksud dengan persentase lemak tubuh ialah perbandingan antara jumlah lemak dan bagian bukan lemak (lean body mass). Para ahli faal olahraga dan latihan secara rutin mengukur persentase lemak tubuh individu secara klinis maupun laboratoris guna mencegah hal yang tidak diinginkan akibat jumlah lemak total yang kurang ataupun berlebih. 3. Lansia Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Dinkes Jabar, 2000). Namun dalam dunia kesehatan istilahnya beda yaitu, lansia adalah usia yang rentan pada kesehatan fisik dan mental. 4. Pengaruh Latihan Tai Chi dan Wai Tang Kung Terhadap Daya Tahan Jantung Paru dan Komposisi Lemak Tubuh. Menurut WHO (2007), 60-85% lansia di dunia masih bergaya hidup sedenter, padahal gaya hidup sedenter merupakan gaya hidup yang sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya berbagai penyakit. Proses penuaan itu sendiri juga sudah mengakibatkan terjadinya penurunan kondisi fisik pada lansia. Pada penuaan, sejumlah sel dari berbagai jaringan tubuh mengalami kematian, sedangkan sel-sel jaringan yang masih hidup mengalami kemunduran fungsi. Menurut Weinsier , pertambahan usia biasanya disertai dengan perubahan komposisi tubuh, penurunan fungsi organ dan metabolisme. Sebelas penelitian cross-sectional yang melibatkan laki-laki di bawah usia 70 tahun menunjukkan bahwa pertambahan usia diikuti dengan penurunan daya tahan jantungKARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 10

paru yang ditandai dengan penurunan kapasitas aerobik ( O2 maks) rata-rata sekitar 0,8-1,1% per tahun. Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan kondisi kesehatan fisik lansia, antara lain dengan berolahraga. Pada orang dewasa yang tidak berolah raga, terjadi penurunan kapasitas aerobik sekitar 10 15 % untuk setiap dekade kehidupannya, sedangkan bagi orang yang terlatih hanya sekitar 5 7% per dekade. Beberapa jenis latihan fisik menjadi populer di kalangan para lansia, antara lain Tai Chi dan Wai Tan Kung. Tai Chi dan Wai Tan Kung termasuk jenis latihan aerobik lambat. Latihan Tai Chi dan Wai Tan Kung terdiri dari gerakan-gerakan ringan yang kontinyu dan diikuti dengan penarikan serta penghembusan nafas secara teratur, hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan kemampuan otot-otot pernafasan, peningkatan elastisitas rongga dada dan paruparu, sehingga kemampuan pengembangan paru-paru dan dinding dada meningkat pula. Seperti diungkapkan oleh Foss dan Keteyian , kemampuan pengembangan paru-paru dan dinding dada yang meningkat akan meningkatkan jumlah O2 yang masuk ke dalam saluran pernafasan sehingga memungkinkan seseorang untuk memiliki kapasitas aerobik yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa latihan aerobik akan mempengaruhi kapasitas paru, kemampuan hemoglobin untuk mengikat O2, efisiensi kerja jantung, dan perfusi O2 dari pembuluh darah perifer ke dalam otot. Selain itu, Wilmore menjelaskan bahwa latihan aerobik akan meningkatkan volume darah sehingga terjadi peningkatan stroke volume, sehingga kapasitas aerobik meningkat pula. Foss dan Keteyian mengatakan bahwa latihan aerobik meningkatkan jumlah mitokondria dalam otot, konsentrasi enzim dan koenzim yang berperan dalam siklus asam sitrat, sehingga penggunaan oksigen dalam otot menjadi lebih efisien. Lebih jelas diungkapkan oleh Wilmore, Foss dan Keteyian, latihan aerobik yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan kapasitas aerobik atau daya tahan jantung paru. Tai Chi dan Wai Tan Kung merupakan latihan aerobik dengan gerakan-gerakan halus yang relatif lambat sehingga dikategorikan sebagai latihan yang bersifat low impact low velocity dan merupakan bentuk latihan yang cocok bagi lansia. Tai Chi termasuk latihan aerobik intensitas sedang (60% denyut nadi maksimal) dengan lama latihan 1-1.5 jam, sedangkan Wai Tan Kung memiliki intensitas yang lebih rendah (30-49% denyut jantung maksimal) dengan lama latihan 30-60 menit. Perbedaan intensitas dan lama latihan ini dapatKARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 11

menyebabkan perbedaan pengaruh Tai Chi dan Wai Tan Kung terhadap daya tahan jantung paru. Foss dan Keteyian menyatakan bahwa latihan aerobik yang memiliki intensitas sedang akan memberikan efek yang lebih besar terhadap peningkatan daya tahan jantung paru daripada latihan aerobik dengan intensitas ringan dalam durasi latihan yang sama. Selain itu, menurut Wood dan McArdle, latihan aerobik dengan intensitas yang lebih rendah akan dapat mengimbangi efek latihan aerobik dengan intensitas yang lebih tinggi jika dilakukan dalam durasi yang lebih lama. Selain meningkatkan daya tahan jantung paru, latihan aerobik juga meningkatkan oksidasi lemak. Latihan aerobik dengan intensitas ringan dan sedang tidak menstimulasi proses glikolisis, namun yang terjadi adalah peningkatan oksidasi asam lemak sebagai sumber energi. Penelitian Bouchard menunjukkan bahwa latihan aerobik dengan intensitas sedang yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan persentase lemak tubuh. Penelitian Schrauwen yang menunjukkan bahwa program latihan aerobik intensitas ringan yang dilakukan 2 jam per minggu (durasi latihan 47 2.5 menit, frekuensi 3 kali per minggu) dapat meningkatkan oksidasi lemak. Hasil penelitian Mc Murdo menunjukkan bahwa lemak intraabdominal menurun sebanyak 25% pada laki-laki lanjut usia yang melakukan latihan fisik. Tipe latihan yang bersifat aerobik dalam jangka waktu yang cukup lama dapat mengurangi lemak tubuh karena lemak merupakan sumber energi utama untuk menyuplai energi pada saat latihan . Sebagaimana disebutkan sebelumnya, latihan Tai Chi dilakukan selama 1-1.5 jam, sedangkan Wai Tan Kung dilakukan selama 30-60 menit. Menurut Powers, untuk menurunkan lemak tubuh diperlukan waktu lebih dari 30 menit setiap kali latihan karena dalam waktu tersebut mulai terjadi lipolisis di jaringan adiposa. Semakin lama kontraksi otot semakin meningkat lipolisis. Tai Chi maupun Wai Tan Kung termasuk latihan fisik aerobik, namun perbedaan intensitas dan lama latihan sangat mungkin memberikan perbedaan efek latihan terhadap perbaikan daya tahan jantung paru dan komposisi tubuh (persentase lemak tubuh). Tujuan dari pelaksanaan olahraga yang telah berusia 8000 tahun ini adalah menyelaraskan tubuh dan pikiran melalui meditasi dalam gerakan lambat dan anggun. Tai Chi berdasarkan filosofi Tao dari yin (dingin, gelap, energi negatif) dan yang (panas, cahaya, energi positif), dua jenis kutub energi yang diyakini ada dalam segala sesuatu di alam semesta.

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

12

Tujuan dari Tai Chi adalah menyeimbangkan energi. Dengan demikian, saat keseimbangan alami tubuh dan pikiran didapat, stres pun berkurang. Dengan berfokus pada gerakan yang dikendalikan, pikiran Anda teralihkan dari ketegangan atau stres yang sedang Anda dialami. Tai Chi merupakan latihan yang dianjurkan untuk mengatasi gangguan stres yang terkait dengan sakit kepala, sakit maag, bahkan untuk para penderita kanker di China. Taijiquan atau Taichi adalah sebuah seni bela diri dan senam kesehatan dari negara Tiongkok. Menurut legenda, Taichi diciptakan pada abad ke-12 oleh seorang pendeta Tao bernama Zhang Sanfeng dan dikembangkan oleh Chen Wang Ting. Dari situlah muridmurid generasi berikutnya memodifikasikan gaya Chen ini menjadi gaya Yang di abad ke-16, gaya Wu di abad ke-17, dan gaya Sun di abad ke-19. Hari ini, senam Taichi telah berkembang menjadi gaya populer yang lebih mudah di ikuti dan bermanfaat bagi kesehatan. Meskipun gerakan-gerakan Taichi tampak lambat dan sepertinya tidak menguras tenaga seperti senam aerobic ataupun cardio, senam Taichi bila dilakukan dengan sungguhsungguh akan menguras tenaga meskipun gerakannya low-impact. Maka dari itu, senam ini boleh dikatakan hanya diminati oleh orang yang sudah berusia agak lanjut. Jarang sekali anak-anak muda yang berminat karena disamping biasanya dilakukan sewaktu subuh sebelum matahari terbit, gerakannya juga kurang energik. Prinsip Senam Tai Chi Adlh terditi dr 3 bagian 1. Setiap Pesenam harus dalam kondisi menghilangkan pikiran dan bermeditasi selama berlangdungnya senam 2. Para Pesenam harus mampu mengatur pernafasannya secara halus, panjang dan dalam, berkesinambungan, yg dikeluarkan dan dimasukan ke dalam dada secara teratur sesuai aba-aba 3. Gerakan senam Tai Chi harus benar, dan harus memenuhi kaedah Yin dan Yang, dimana dlm kelembutan gerakan terdapat tarikan-tarikan otot yg kuat.

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

13

Apabila seorang peserta senam tai chi telah mampu malaksanaka ke 3 unsur tersebut dengan benar, maka selama senam apalagi di akhir senam, orang tersebut akan merasakan kesegaran yg luar biasa. Selama berabad-abad, orang Cina sudah menjaga kesehatan mereka dengan cara melakukan tai chi. Olahraga ini merupakan hasil kombinasi dari meditasi, gerakan-gerakan yang lambat dan pernapasan. Walaupun kelihatannya seperti sedang tak berolahraga,tai chi akan membantu menguatkan tulang belakang dan meningkatkan fleksibilitas kita. Tak hanya itu, tai chi juga memberi manfaat bagi jantung yang sama seperti halnya melakukan jalan cepat atau aerobik low-impact. Bedanya, tai chi menggunakan cara yang lebih mudah bagi tubuh, jelas Ruth Taylor-Piliae, Phd, RN, peneliti tai chi dan postdoctoral fellow di Stanford University School of Medicine. Tai chi sangat cocok bagi orang-orang yang tidak mampu melakukan aktivitas berat. Sikap berdiri pada tai chi, mengharuskan kita untuk bisa memindahkan berat badan, dari satu kaki ke kaki yang lain. Dan kita harus menjaga pengendalian pada seluruh gerakan yang kita lakukan. Latihan ini akan membuat pikiran kita tetap fokus, meningkatkan keseimbangan, dan menguatkan tubuh, tambah Taylor-Piliae. Tai chi juga menawarkan berbagai khasiat besar bagi kesehatan kita. Tinjauan terbaru terhadap 47 studi yang dipublikasikan dalam the Archives of Internal Medicine, mengungkapkan tai chi mampu menurunkan tekanan darah, meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan keseimbangan, serta menurunkan kadar stres, kecemasan hingga depresi.(Astrid Anastasia) Wai Tan Kung bukan merupakan jenis ilmu silat atau bela diri, juga bukan merupakan ilmu Ci Kung tradisional, yoga atau olahraga senam orang Barat. Waitankung lebih tepat disebut sebagai seni olahraga Tiongkok Kuno yang berhasil ditemukan kembali dan dikembangkan oleh Chang Che Tung, seorang mahaguru pemeluk agama Islam yang telah menekuninya selama lebih dari 30 tahun. Dalam perjalanannya setelah melalui proses penuh keprihatinan, sang mahaguru yang semula mengidap penyakit rematik, malaria menahun, dan selalu insomnia telah berhasil menyusun kembali sebuah manuskrip kuno yang sudah tidak utuh akibat bencana alam.KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 14

Namun, setelah menekuni berbagai petunjuk sesuai dengan isi manuskrip, semua keluhan penyakitnya bisa lenyap, dan dalam usianya yang menjelang senja, mahaguru itu justru tampak segar bugar. Maka tak pelak lagi, ia pun menyebarluaskan ilmu Waitankung ke seluruh lapisan masyarakat.

Sebelum gerakan utama dilakukan, energi dasar dari Waitankung sudah mengalir sejak persiapan. Dalam keadaan tenang sambil mengatur napas, demi kelancaran aliran darah maka pikiran dan hati seolah - olah dibiarkan kosong, tapi tetap berkonsentrasi penuh. Harus relaks, jangan mengeluarkan tenaga. Dalam persiapan ini dinantikan energi dasar Sien Tien Ci yang tidak berwujud (hanya dirasakan), kedua telapak barulah digetarkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para peserta sebelum dan sesudah latihan: A. Saat Latihan 1. Memperhatikan pelajaran dari pelatih 2. Para peserta melakukannya dengan kesabaran, keyakinan, dan rutinitas tetap yakni setiap hari 3. Para peserta dianjurkan untuk meninggalkan segala jenis latihan bela diri selama melakukan latihan Wai Tan Kung B. Latihan Perorangan/Sendiri 1. Latihan dilakukan minimal sehari satu kali selama 5 - 30 menit, dan harus diawali dengan latihan pendahuluan (pemanasan). 2. Waktu latihan serasi. Bila dilakukan pada pagi hari maka antara jam 5.00 sampai dengan 7.00. Bila dilakukan sore hari, maka dimulai sekitar jam 17.00 3. Tempat latihany y y y

Di lapangan terbuka atau ruangan yang cukup sirkulasi udaranya Tidak di tempat yang berangin kencang Tidak di areal pekuburan/hutan lebat/bangunan tua kosong Jika dilakukan di ruang ber-AC, maka keringat harus sering - sering diseka dan pakaian juga harus diganti guna menjaga temperatur tubuh tetap hangat 4. Usai latihan

y y

Jangan minum es Jangan duduk di bawah hembusan kipas angin/ACKARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 15

y y

Jangan langsung melakukan hubungan seks habis berlatih Jangan langsung makan dan mandi (atau sekedar membersihkan tangan), tunggu sekitar 30 60 menit kemudian

C. Tentang makanan dan minuman 1. Perbanyak minum air putih, makan sayur dan buah - buahan 2. Jangan makan berlebihan dan hindari makanan yang berkolesterol tinggi 3. Untuk peserta wanita yang sedang haid dianjurkan menghentikan latihan sampai masa menstruasinya selesai 4. Bila sedang hamil, dianjurkan tidak berlatih dulu hingga si jabang bayi lahir 5. Para peserta sebaiknya minum secangkir minuman manis hangat atau makanan ringan daripada memulai latihan dengan perut kosong D. Bagi Penderita Sakit Tertentu Ada Beberapa Hal yang Digarisbawahi 1. Penderita darah tinggi, diabetes, jantung tetap melanjutkan pengobatan sesuai petunjuk dokter 2. Penderita rematik/radang persendian, setelah 2-3 bulan berlatih Waitankung akan merasa sakitnya bertambah parah, padahal hal itu adalah pertanda baik karena bagian dari proses penyembuhan 3. Penderita jantung, dianjurkan mempraktekkan latihan pendahuluan selama 1 bulan terlebih dahulu lalu mulai ke latihan Waitankung yang sesungguhnya 4. Yang tidak kuat berdiri, dapat duduk di bangku dengan kedua kaki di atas lantai. 5. Para peserta latihan yang mempunyai keluhan sakit diharapkan mengkomunikasikan sakitnya kepada pelatih agar pelatih dapat melakukan pengamatan yang teratur dan seksama. Jurus - jurus Persiapan dalam Wai tan kung : 1. Persiapan 2. Menyanggah Langit Memeluk Bulan 3. Belibis Terbang Berpaling Muka 4. Menyongsong Badai SaljuKARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 16

5. Lambaian Dewa 6. Menapis Gabah 7. Menanam Bibit 8. Mencabut Padi 9. Tendangan Membalik Mata Kaki 10. Gerakan Jalan di Tempat

12 Gerakan Inti: 1. Kura - kura bernapas 2. Panjang Umur 3. Elang rentang bersayap 4. Kepalan hampa penuh rahasia 5. Menyangga langit menekan bumi 6. Dewa bertapa 7. Gerakan menadah mutiara 8. Menggetarkan bumi memutar pinggang 9. Paduan Sukma 10. Santai penuh siaga 11. Langkah bangau 12. Pelepasan hawa/penutup Gerakan-gerakan yang biasa dipakai sehari hari dalam Wai Tan Kung. Misalnya "Menanam Bibit", gerakan yang diperagakan di situ memang sebagaimana petani sedang menanam bibit di sawah atau ladang, atau pada "Elang Rentang Sayap" peserta merentangkan tangan sambil menggerakkan beberapa bagian tubuh tertentu seolah - olah ia adalah elang yang sedang mengepakkan sayap. Lalu dalam hal hitungan, gerakan dimulai dari 1 (satu) hingga 9 (sembilan). Unsur positif (Yang) termaktub dalam hitungan 1 - 9, setelah itu kembali dari hitungan 1. Inilah yang dikenal sebagai sirkulasi hitungan awal dan akhir sesuai dengan peredaran/sirkulasi darah pada seluruh tubuh kita.Dinamisasi gerakan memang tidak seaktif aerobics dance, misalnya, sehingga sebagian orang memandang senam ini dengan sebelah mata sebab terkesan lemot. Padahal tiap gerakan atau postur tubuh yang sedemikian rupa mengandung fungsi dan falsafah yang dalam.KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 17

Yang tak bisa disalahkan bila waitankung dianggap senam buat warga lansia karena peminatnya kebanyakan para lansia. Memang tidak tertutup kemungkinan orang berusia 30an mengikuti senam ini. Dengan catatan, bila ia sudah mulai mengidap penyakit tertentu, atau dalam keadaan sehat walafiat, tetapi pada bagian jurus tertentu gerakannya berbeda sedikit.

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

18

BAB III METODE PENELITIAN1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada sumber informasi yang telah saya dapatkan adalah deskriptif analitik. Pengambilan subjek penelitian dilakukan secara sampling, dan didapatkan jumlah subjek 10 orang dari kelompok Tai Chi, 10 orang dari kelompok Wai Tan Kung dan 10 orang dari kelompok sedenter. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik komparasional. Parameter daya tahan jantung paru pada penelitian ini ialah kapasitas aerobik ( O2 maks), diukur dengan tes bangku Astrand-Rhyming. Komposisi tubuh pada penelitian ini mengacu pada persentase lemak tubuh. Pada penelitian ini persentase lemak tubuh didapatkan berdasarkan hasil pengukuran tebal lipatan kulit pada 4 tempat, yaitu biceps, triceps, subscapula, dan suprailiaca dengan menggunakan skinfold caliper. Persentase lemak tubuh sangat dipengaruhi oleh asupan kalori dan penggunaan kalori harian, sehingga pada penelitian ini juga dihitung jumlah asupan kalori dan total penggunaan kalori (total energy expenditure). Penilaian asupan kalori harian menggunakan metode recall 3 x 24 jam yang dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner. Total penggunaan kalori dihitung berdasarkan perhitungan energi untuk metabolisme basal, melakukan aktivitas fisik (dengan record aktivitas fisik 7 hari berturut-turut), dan kegiatan dinamik khusus makanan (specific dynamic action). Data hasil penelitian dianalisis dengan uji-t tidak berpasangan. 2. Sasaran Penelitian Hasil penelusuran penelitian ini akan disasarkan pada khususnya para lansia, sedangkan golongan yang lainnya tidak menutup kemungkinan juga bisa.

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Tabel 1. Karakteristik Fisik Fisiologis Lansia Anggota Senam Tai Chi, Wai Tan Kung

dan Lansia Sedenter Rata-rata dan Simpangan Baku Tai Chi 66,30 55,85 1,52 24,15 30,18 21,29 2711.83 2157,06 4,60 9,50 0,06 4,10 2,44 4,30 460.93 186,69 Wai Tan Kung 66,40 56,80 1,49 25,64 27,94 25,03 2503.98 2034,63 3,70 6,50 0,04 2,70 2,68 3,87 303,07 120,08 Sedenter 66,30 55,20 1,46 25,75 25,94 29,27 2359.80 1935,84 2,80 13,60 0,10 4,80 0,82 6,23 579.36 246,26

Variabel 1. Umur( th ) 2. Berat( kg ) 3. Tinggi( m ) 4. IMT( kg/m2 ) 5.O2 maks(ml/kgBB/mnt) 6. Lemak Tubuh(%) 7. Asupan Kalori(kilokalori) 8. TEE(kilokalori) Tabel 2.

Hasil Uji-t Tidak Berpasangan Daya Tahan Jantung Paru dan Komposisi Tubuh

Lansia Anggota Senam Tai Chi, Wai Tan Kung, dan Lansia Sedenter Variabel Kelompok Sampel Rata-rata sd t-hitung t-tabel Tai Chi Sedenter O2 maks Wai Tan Kung Sedenter Tai Chi 30,18 25,94 27,94 25,94 30,18 2,44 0,82 2,68 0,82 2,44 2,250* 1,953* 1,833 1,734 Bermakna Bermakna20

Keterangan sangat bermakna

5,204** 2,896

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

Wai Tan Kung Tai Chi Sedenter Wai Tan Kung % Lemak Sedenter Tai Chi Wai Tan Kung Keterangan : p0,05 2. Pembahasan

27,94 21,29 29,27 25,03 29,27 21,29 25,03

2,68 4,30 6,23 3,87 -1,828* -1,823 Bermakna 6,23 4,31 -2,044* -1,734 Bermakna 3,87 -3,332** -2,552 sangat bermakna

1. Perbedaan Daya Tahan Jantung Paru (O2 maks) Antara Lansia Anggota Senam Tai Chi, Wai Tan Kung dan Lansia Sedenter Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 1 menunjukan bahwa daya tahan jantung paru (O2 maks) lansia anggota senam Tai Chi lebih besar daripada lansia sedenter (30,18/

2,44 vs

25.94 0.82 ml/kgBB menit), begitupula daya tahan jantung paru (O2 maks) lansia anggota senam Wai Tan Kung lebih besar daripada lansia sedenter (27.94 2.68 vs 25.94 0.82 ml/kgBB/menit), dan daya tahan jantung paru (O2 maks) lansia anggota senam Tai Chi lebih besar daripada lansia anggota senam Wai Tan Kung (30.18 2.44 vs 27.94 2.68 ml/kgBB/menit). Hasil uji t tidak berpasanganpada tabel 3.2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kategori kebugaran jasmani berdasarkan daya tahan jantung paru (O2 maks) pada ketiga kelompok lansia tersebut. Nilai rata-rata daya tahan jantung paru (O2 maks) lansia anggota senam Tai Chi (30.18 2.44 ml/kgBB/ menit) termasuk kategori cukup, sedangkan rata-rata daya tahan jantung paru (O2 maks) lansia anggota senam Wai Tan Kung (27.94 2.68 ml/kgBB/menit) termasuk kategori kurang, demikian pula rata-rata daya tahan jantung paru (O2 maks) lansia sedenter (25.94 0.82 ml/kgBB/ menit) termasuk kategori kurang. Hasil penelitian menunjukan bahwa daya tahan jantung paru lansia anggota senam Tai Chi lebih baik daripada lansia sedenter. Hal ini dapat dijelaskan karena lansia anggota senam Tai Chi melakukan latihan Tai Chi setiap hari dengan intensitas latihan yang sedang dan lama latihan antara 1-1.5jam, sedangkan lansia sedenter relatif sedikit melakukan aktivitas fisikKARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 21

dan banyak menghabiskan waktunya untuk duduk-duduk, nonton, dan istirahat. Melakukan latihan Tai Chi secara teratur, pengaruhnya daya tahan jantung paru menjadi lebih baik karena terjadi peningkatan kapasitas paru akibat gerakan Tai Chi yang lembut, terus menerus, disertai dengan penarikan dan penghembusan nafas panjang. Hal ini akan meningkatkan kemampuan otot-otot pernafasan, meningkatkan elastisitas rongga dada dan paru-paru, sehingga kemampuan pengembangan paru-paru dan dinding dada meningkat pula. Proses difusi O2 ke pembuluh kapiler paru pun meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Brown yang menunjukkan bahwa laki-laki yang melakukan latihan Tai Chi memiliki minute ventilation, stroke volume dan cardiac output yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Latihan Tai Chi akan meningkatkan efisiensi kerja jantung melalui dua mekanisme, yaitu jumlah darah yang dipompa setiap kali denyut lebih besar dan frekuensi denyutan berkurang. Selain itu, latihan aerobik juga meningkatkan kadar enzim yang berpengaruh pada peningkatan pengikatan O2 oleh Hb. Selain itu pula, latihan Tai Chi yang merupakan latihan aerobik meningkatkan kemampuan otot untuk mengkonsumsi oksigen secara maksimal. Hal ini terjadi karena luas permukaan difusi O2 di dalam otot meningkat sehingga difusi O2 dari kapiler ke otot menjadi lebih mudah, difusi CO2 dari otot ke kapiler menjadi lebih mudah dan metabolisme aerobik pembentukan energi dalam otot menjadi lebih baik. Hal inilah yang memperjelas mengapa lansia anggota senam Tai Chi dapat memiliki nilai rata-rata O2 maks sebesar 30.18 2.44 ml/kgBB/menit, sedangkan lansia sedenter memiliki nilai rata-rata O2 maks yang lebih kecil, yaitu 25.94 0.82 ml/kgBB/menit. Sejalan dengan uraian sebelumnya, senam Wai Tan Kung pun dapat meningkatkan daya tahan jantung paru. Senam Wai Tan Kung dilakukan dengan frekuensi 6 kali per minggu, intensitas ringan dan lama latihan sekitar 30-60 menit. Gerakan pada senam Wai Tan Kung pun termasuk gerakan yang ritmis, relaks, berkesinambungan dan disertai penarikan serta penghembusan nafas secara tenang dan dalam. Seperti halnya pada Tai Chi, latihan Wai Tan Kung yang termasuk jenis latihan aerobik, juga dapat meningkatkan daya tahan jantung paru melalui peningkatan kapasitas paru, kemampuan hemoglobin untuk mengikat O2, kemampuan pompa jantung, dan perfusi O2 dari pembuluh darah perifer ke dalam otot

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

22

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tahan jantung paru (O2 maks) lansia anggota senam Tai Chi lebih besar daripada lansia anggota senam Wai Tan Kung (30.18 2.44 vs 27.94 2.68 ml/kgBB/menit). Hal ini terjadi karena senam Tai Chi dan senam Wai Tan Kung yang dilakukan memiliki frekuensi, intensitas, dan lama latihan yang berbeda, Tai Chi termasuk latihan intensitas sedang, sedangkan Wai Tan Kung termasuk latihan intensitas ringan. Durasi latihan Tai Chi lebih lama dibandingkan Wai Tan Kung (1.-1.5 jam vs 30-60 menit). Hal inilah yang menyebabkan lansia anggota senam Tai Chi memiliki nilai rata-rata O2 maks yang lebih besar dibandingkan lansia anggota senam Wai Tan Kung. 2. Perbedaan Komposisi Tubuh (% Lemak) Antara Lansia Anggota Senam Tai Chi, Wai Tan Kung dan Lansia Sedenter Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi tubuh (%lemak) lansia anggota senam Tai Chi lebih baik daripada lansia sedenter, begitupula komposisi tubuh (%lemak) lansia anggota senam Wai Tan Kung lebih baik daripada lansia sedenter dan komposisi tubuh (%lemak) lansia anggota senam Tai Chi lebih baik daripada lansia anggota senam Wai Tan Kung. Hal ini berarti terdapat perbedaan kategori persentase lemak tubuh pada ketiga kelompok tersebut. Nilai rata-rata persentase lemak tubuh lansia anggota senam Tai Chi termasuk kategori cukup, sedangkan rata-rata persentase lemak lansia anggota senam Wai Tan Kung termasuk kategori lebih, demikian pula rata-rata persentase lemak lansia sedenter (29.27 6.23 %) termasuk kategori lebih. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa komposisi tubuh (%lemak) lansia anggota senam Tai Chi lebih baik daripada lansia sedenter dapat dijelaskan bahwa dengan tingkat pengeluaran energi yang lebih banyak pada kelompok Tai Chi dibandingkan kelompok sedenter. Nilai total penggunaan kalori tersebut merupakan gabungan jumlah energi yang dibutuhkan untuk metabolisme basal, specific dynamic action, dan aktivitas fisik termasuk latihan Tai Chi yang dilakukan subjek. Penelitian Zhuo menunjukkan bahwa latihan Tai Chi termasuk latihan intensitas sedang dengan tingkat pengeluaran energi sebesar 4.1 METs. Pada penelitian ini, lansia anggota senam Tai Chi melakukan latihan selama 1-1.5 jam dan memiliki nilai rata-rata berat badan 55.85 9.50 kg yang berarti jumlah kalori yang digunakan oleh para lansia tersebut untuk satu kali berlatih Tai Chi selama 1-1.5 jam berkisar antara 228.98 kkal hingga 343.48 kkal. Dapat diperhatikan pada tabel 3.1 bahwaKARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 23

selisih rata-rata TEE antara kelompok Tai Chi dan sedenter ialah 221.22 kkal. Hal ini menunjukkan bahwa energi total yang digunakan untuk aktivitas fisik harian lainnya pada kelompok Tai Chi hampir sama dengan kelompok sedenter, sehingga tampak bahwa latihan Tai Chi merupakan aktivitas yang memang membantu peningkatan jumlah total penggunaan energi pada kelompok Tai Chi. Hal ini dapat dijelaskan dengan hasil penelitian Johnson yang menyimpulkan bahwa seringkali terjadi underreporting dari wawancara asupan kalori pada subjek yang gemuk atau overweight. Berdasarkan klasifikasi Depkes, subjek kelompok sedenter termasuk kategori overweight. Untuk menjelaskan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa komposisi tubuh (%lemak) lansia anggota senam Tai Chi lebih baik daripada sedenter, perlu juga diperhatikan bahwa latihan Tai Chi termasuk latihan aerobik intensitas sedang. Penelitian Bouchard menunjukkan bahwa latihan aerobik dengan intensitas sedang yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan persentase lemak tubuh. Latihan aerobik intensitas sedang ini berpengaruh terhadap peningkatan oksidasi lemak baik pada saat latihan ataupun saat istirahat, meskipun menurut Bouchard besarnya pengaruh terhadap peningkatan oksidasi lemak ini berbeda-beda antar individu. Pada latihan aerobik intensitas ringan dan sedang, sumber energi utama yang digunakan berasal dari lemak. Otot menggunakan energi dari asam lemak bebas dan trigliserida. Semakin lama kontraksi otot semakin meningkat lipolisis. Selain intensitas latihan, durasi latihan juga perlu diperhatikan untuk menurunkan persentase lemak tubuh. Menurut Powers, untuk menurunkan lemak tubuh diperlukan waktu lebih dari 30 menit setiap kali latihan karena dalam waktu tersebut mulai terjadi lipolisis di jaringan adiposa. Proses lipolisis juga dipengaruhi oleh adrenalin yang akan merangsang lipase. Kadar adrenalin akan mencapai puncak pada menit ke 60 dari rangkaian latihan fisik yang dilakukan, sehingga latihan yang dilakukan selama satu jam atau lebih akan memiliki efek yang cukup baik bagi penurunan persentase lemak tubuh. Latihan Tai Chi pada penelitian ini dilakukan dengan durasi 1-1.5 jam, sehingga latihan Tai Chi yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan persentase lemak tubuh. Begitu pula halnya dengan latihan Wai Tan Kung secara teratur yang dilakukan selama 3060 menit dengan intensitas ringan dapat menurunkan persentase lemak tubuh. Pada penelitian ini, komposisi tubuh (%lemak) lansia anggota senam Wai Tan Kung lebih baik daripada komposisi tubuh (%lemak) lansia sedenter (25.03 3.87 vs 29.27 6.23 %). Selain penjelasan mengenai durasi latihan yang sudah dibahas sebelumnya, hal ini juga dapatKARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 24

dijelaskan dengan memperhatikan sisi intensitas latihan Wai Tan Kung yang termasuk intensitas ringan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Schrauwen dkk. (2002) yang menunjukkan bahwa program latihan aerobik intensitas ringan yang dilakukan 2 jam per minggu (durasi latihan 47 2.5 menit, frekuensi 3 kali per minggu) dapat meningkatkan oksidasi lemak. Dari uraian tersebut, dapat dijelaskan bahwa lansia anggota senam Tai Chi maupun Wai Tan Kung memiliki komposisi tubuh (%lemak) yang lebih baik dari lansia sedenter. Tentang komposisi tubuh (%lemak) lansia anggota senam Tai Chi lebih baik daripada komposisi tubuh (%lemak) lansia anggota senam Wai Tan Kung (21.29 4.30 vs 25.03 3.87 %) dapat dijelaskan dengan memperhatikan perbedaan kedua latihan tersebut dari sisi intensitas dan lama latihan. Menurut Wood dkk. (1995) latihan aerobik dengan intensitas yang lebih rendah akan dapat mengimbangi efek latihan aerobik dengan intensitas yang lebih tinggi jika dilakukan dalam durasi yang lebih lama. Pada penelitian ini, kelompok Tai Chi melakukan latihan dengan intensitas yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama dibandingkan dengan kelompok Wai Tan Kung sehingga lansia anggota senam Tai Chi memiliki komposisi tubuh (%lemak) yang lebih baik dari lansia anggota senam Wai Tan Kung.

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

25

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan 1. Daya tahan jantung paru (O2 maks) lansia anggota senam Tai Chi lebih tinggi dibandingkan lansia sedenter 2. Daya tahan jantung paru (O2 maks) lansia anggota senam Wai Tan Kung lebih tinggi daripada lansia sedenter 3. Latihan Tai Chi memberikan pengaruh lebih besar tehadap peningkatan daya tahan jantung paru lansia dibandingkan dengan Wai Tan Kung. 4. Komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) lansia anggota senam Tai Chi lebih baik daripada lansia sedenter 5. Komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) lansia anggota senam Wai Tan Kung lebih baik daripada lansia sedenter 6. Latihan Tai Chi memperikan pengaruh lebih besar terhadap penurunan komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) lansia dibandingkan dengan Wai Tan Kung. 2. Saran 1. Kepada para lansia pada umumnya agar melakukan latihan fisik secara teratur guna meningkatkan daya tahan jantung paru dan memperbaiki komposisi tubuh, dengan melakukan latihan Tai Chi. Namun sebagai alternatif dapat melakukan latihan Wai Tan Kung sesuai kebutuhan dan kondisi tubuh.

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

26

2. Kepada para lansia anggota senam Wai Tan Kung agar menambah durasi latihan guna mendapatkan efek latihan yang memadai untuk meningkatkan daya tahan jantung paru dan perbaikan komposisi tubuh. 3. Kepada pemerintah perlu dilakukan upaya memasyarakatkan senam Tai Chi dan Wai Tan Kung guna meningkatkan kebugaran jasmani para lansia yang kini mulai cenderung bergaya hidup sedenter.

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

27

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Beltasar Tarigan,MS.,AIFO (FPOK UPI Bandung) Novi Vicahyani Utami, dr., MKes.,AIFO (PPCD Kedokteran Olahraga UNPAD Bandung) http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132172719/Pengaruh%20Senam%20Wai%20Tan%2 0Kung%20terhadap%20Kesegaran%20Jasmani%20Lansia.pdf http://www.fgu.edu.tw/~soma/teacher/luwanan/2006_AJCM_WTKandTCC.pdf Herlianto.1988. Menyingkap tabir tai chi & wai tan kung.Jakarta: Yayasan Andi Melani.2005. Be Optimal: Reach Real Success in....Jakarta: Elex Media Komputindo

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

28

LAMPIRAN

HASIL PENELITIAN GERAKAN SIKU PADA MASING-MASING LATIHAN

PERBANDINGAN VOLUME DANKECEPATAN O2 YANG DIHIRUP DALAM BERBGAI LATIHAN

PERBANDINGAN HIDUP YANG DIKELUARKAN PADA MASING-MASING KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKANKARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT 29

PERBANDINGAN POSISI TENDANGAN PADA BERBAGAI LATIHAN TERMASUK TAI CHI DAN SEDENTERI

Tai Chi 10y, 51 yo F

Med, 35 y, 69 yo M

Sedentary, 28 yo F

Aerobics 35 y, 66 yo M

M+E, 30 y, 63 yo F

Sedentary, 52 yo F

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

30

Tai Chi Sikap tinggi Tai Chi Ming Gaya - lembut pada sendi Rentang latihan gerak dan langkah-langkah gesit Nyeri kontrol melalui teknik pernapasan dan relaksasi Manfaat: mengurangi rasa sakit, depresi dan kekakuan, peningkatan fleksibilitas dan keseimbangan, fungsi jantung membaik

Wai tan kung demo

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

31

Lembut gerakan: Sebuah Wai Tan Kung demonstrasi yang disebut-sebut untuk membantu memperkuat tubuh, meningkatkan sirkulasi darah dan membantu pernapasanseseorang.

Hasil penelitian Penharuh senam Wai Tan Kung terhadap kesegaran jasmani lansia oleh Drs. Suryanto, M. Kes. dkk.

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

32

Buku sumber 1

Buku sumber 2 Menyikap tabir Senam Wai Tan Kung dan Tai Chi

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

33

KARYA ILMIAH OLAHRAGA PENGARUH LATIHAN AEROBIK LAMBAT

34