laporan jembatan wheatstone

21
 HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA BERTU NATANA 03081005067 LAPORAN PENDAHULUAN  PRATIKUM FISIKA DASAR I. Identitas Praktikan :  Nama : BERTU NATANA  NIM : 03081005067 Fakultas : Teknik  Jurusan : Teknik Mesin II. Judul Percobaan : Jembatan Wheatstone III. Tujuan Percobaan : 1. Dapat memahami pengertian tentang jembatan wheatstone. 2. Dapat mempelajari dan memahami sistem rangkaian  pada jembatan wheatstone IV. Alat dan Bahan : 1. Amperemeter Diganakan untuk mengukur kuat arus listrikl dalam rangkaian. 2. Voltmete r Digunakan untuk mengukur besarnya tegangan. 3. Power Sup pl y Sebagai sumber energi. 4. Ta ha na n Re si st ansi Alat pencatat keseimbangan

Upload: sari-ully-sibarani

Post on 09-Oct-2015

166 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

fisika dasar

TRANSCRIPT

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    LAPORAN PENDAHULUAN

    PRATIKUM FISIKA DASAR

    I. Identitas Praktikan :

    Nama : BERTU NATANA

    NIM : 03081005067

    Fakultas : Teknik

    Jurusan : Teknik Mesin

    II. Judul Percobaan : Jembatan Wheatstone

    III. Tujuan Percobaan :

    1. Dapat memahami pengertian tentang jembatan wheatstone.

    2. Dapat mempelajari dan memahami sistem rangkaian pada jembatan wheatstone

    IV. Alat dan Bahan :

    1. Amperemeter

    Diganakan untuk mengukur kuat arus listrikl dalam rangkaian.

    2. Voltmeter

    Digunakan untuk mengukur besarnya tegangan.

    3. Power Supply

    Sebagai sumber energi.

    4. Tahanan Resistansi

    Alat pencatat keseimbangan

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    V. Dasar Teori

    Jembatan Wheatstone adalah alat pengukuran yang ditemukan oleh

    Samul Hunter Christie pada tahun 1833 dan kemudian dipopulerkan oleh Sir

    Charles Wheatstone pada tahun 1843

    Jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur hambatan listrik, selain

    itu Jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur hambatan kawat negative

    dan sampai saat ini metode ini masih digunakan.

    Jenbatan Whetstone, dapat juga digunakan untuk menggambarkan konsep

    perbedaan ukuran, secara akurat, selain itu dapat juga digunakan untuk mengukur

    kapasitas, induktansi, dan lainnya.

    Konsep ini dilanjutrkan oleh James Clerk Maxwell 1865dan meningkatkan

    lebih lanjut olehAlan Blumlein sekitar tahun 1926.

    Jembatan Whetstone merupakan sikuit listrik yang tepat untuk

    perbandingan resistansi. Sir Charles Wheatstone yang pali8ng terkenal untuk

    jembatan wheatstone.

    Jembatan Wheatstone terdiri dari satu sumber listrik saat ini ( seperti

    baterai ) dan galvanometer pararel yang menghubungkan dua cabang listrik.

    Jembatan Wheatstone merupakan alat yang baik dan juga cocok untuk mengukur

    perubahan hambatan untuk ukuran kecil. Jembatan wheatstone juga cocok untuk

    mengukur hambatan tegangan gauge.

    Tegangan gauge juga diterapkan ke dalam sebuah perubahan hambatan.

    Hal ini banyak digunakan di seluruh industri, bahkan sampai dengan hari ini.

    Rangkaian jembatan whetstone merupakan rangkaian yang terdiri dari

    beberapa hambatan yang tidak dapat dijumlahkan secara seri dan pararel.

    Rangkaian ini terdiei dari beberapa hambatan. Rangkaian ini juga biasanya

    digunakan untuk menentukan nilai hambatan.

    Metode jembatan wheatstone yaitu dengan cara membandingkan besarnya

    hambatan yang diketahui nilainya.setelah sekian ditutup dalam rangkaian akan

    ada arus listrik. Jika jarum galvanometer mengalami penyimpangan berarti ada

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    arus listrik yang melawan galvanometer. Ini berarti ada juga beda potensial antara

    arus listrik. Dengan mengubah ubah besarnya hambatan dapat diusakakan

    sehingga galvanometer tidak dilewati arus listrik.

    Hukum wheatstone berdasrkan pada kekelan energi. Hukum ini berbunyi :

    Jumlah perubahan potensial mengelilingi lintasan tertutup pada suatu

    rangkaian harus nol

    Untuk memahami mengapa hokum ini berlaku, pertimbangan analogi role

    coaster di lintasannya. Hokum II kircoff digunakan untuk menganalisis rangkaian

    listrik. Hokum kircoff II merupakan salah satu bentuk hokum kekelan energi

    dalam rangkaian listrik yang secara maksimal.

    Dalam penggunaan hokum II kircoff untuk menganalisis suatu rangkaian

    listrik memenuhi aliran :

    1) arah loop dapat berubah searah jarum atau berlawanan arah jarum jam.

    2) Nilai E negative jika arah loop bertemu dengan kutub negative

    tegangan sebaliknya nilai E positif jika ar4ah loop brtemu dengan

    kutub positif tegangan.

    Hokum II kircoff ini berlaku pada jaringan penghantar liniear dan pada

    setiap kondisi material tidak reaktip.

    Ekspresi lain dari hokum II kircoff dengan mempertahankan arus dan

    tegangan serta konvensi tanda yang benar.

    Salah satu cara untuk mengukur suatu hambatan yang belum dikenal atau

    diketahui nilainya adalah dengan menggunakan rangakaian jembatan wheatstone.

    Metode jembatan wheatstone pada dasarnya membandingtkan besar hambatan

    yang belum diketahui dengan besar hambatan listrik yang belum diketahui

    nilainya.

    Hambatan rheoskat Rg digunakan untuk membatasi arus yang melealui

    rangkaian dan mengatur kebenaran galvanometer. Untuk meningkatkan ketelitian

    pengukuran, dipasang komutator yang berfungsi untuk membalikkan arah arus di

    dalam rangkaian

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    Jembatan Wheatstone besarnya digunakan pada pengukuran

    tahanan secara teliti, dan termasuk metode nol ( seperti pada neraca ).

    R2.Rx = R1.R3 atau Rx = R1.R3

    R2

    Tegangan listrik pada ujung-ujung suatu element itu disebut tegangan

    jepit.

    Dalam keadaan saklar ( S ) ditutup, maka kuat arus ( I ) mengalir sehingga

    terdapatbeda potensial sebesar kuat arus ( I ), resistensi/ hambatan ( r ) pada

    hambatan dalam S. Pada saat itu, angka yang ditunjukkan oleh voltmeteradalah

    tegangan jepit. Tegangan jepit adalah beda potensialantara ujung ujung arus

    listrik ketika sumber listrik tersebut mengalirkan arus listrik.

    Dalam keadaan saklar ( S ) terbuka, maka tidak ada arus yang mengalir

    sehingga tidak ada beda potensial atau tegangan pada hambatan dalam ( r ). Pada

    saat itu, angka yang ditunjukkan oleh voltmeter tersebut adalah GGL-GGL atau

    beda potensial antara ujung-ujung kutub pada sumber arus listrikitu tidak

    mengalirkan arus listrik.

    Hubungan antara tegangan jepit dengan GGL dapat dilihat pada gambar

    dibawah ini.

    Tegangan jepit dapat dihitung dari hambatan luar ( R ) dengan persamaan

    sebagai berikut.

    V Jepit = I . R V Jepit = I . R

    Dari kedua persamaan diatas maka didapatkan persamaan:

    Jembatan Wheatstone adalah suatu rangkaian alat yang berguna sebagai

    alat pengukur hambatan-hambatan yang tidak diketahui hambatannya.

    Rangkaian jembatan Wheatstone seperti gambar diatas R1 adalah

    hambatan yang dapat diubah-ubah besar hambatannya. Rx adalah hambatan yang

    akan diukur besar hambatannya. Apabila saklar ( S ) dihubungkan , maka jarum

    Galvanometer ( E ) akan menyimpang ke kiri atau ke kanan dari kedudukan

    setimbangnya. Dengan mengubah nilai hambatab pada R1, maka rangkaian dapat

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    dibuat setimbang sehingga jarum Galvanometer menunjukkan angka nol ( arus

    yang mengalir pada Galvanometer ( E ) sama dengan nol ), sehingga arus yang

    mengalir melalui R1 dan Rx sama yaitu I1, begitu pula arus yang melalui R2 dan

    R3 sama yaitu pada keadaan setimbang.

    VAB : VBA dan VBC : VDC

    I1 . R1 = I2 . R2 I1 . Rx = I2. R3

    I1 = R2 .(*)

    I2 R1

    I1 = R3 ..(**)

    I2 Rx

    Ruas kiri persamaan (*) sama dengan ruas kiri persamaan (**), sehingga:

    R2 = R3

    R1 Rx

    I = R + r

    Kuat arus yang mengalir melalui penghantar berbanding lurus dengan

    tegangan listrik pada ujung-ujung penghantar tersebut serta berbanding terbalik

    dengan hambatan :

    I = V V = I . R R = V R I

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    Keterangan :

    I = Kuat Arus Listrik ( Ampere )

    V = Beda Potensial ( Volt )

    R = Resistansi / Hambatan ( Ohm )

    Hambatan dalam suatu yang panjangdan suhunya tetap, maka dapat kita

    rumuskan sebagai berikut :

    R = l . A

    Keterangan :

    l = Panjang kawat ( meter )

    A = luas penampang kawat ( m)

    = Hambatan jenis ( Ohm m/m )

    Ada beberapa cara menentukan hambatan pengganti :

    1. Apabila pada rangkaian dipenuhi hasil perkalian silang hambatan sama,

    maka jembatan ( hambatan yang di tengah ) tidak berfungsi.

    R1 . R4 = R2 . R3, maka tidak berfungsi

    Jadi bagian rangkaian menjadi lebih sederhana. . Nilai hambatan pengganti

    diperoleh dengan menghitung nilai kedua rangkaian secara parallel.

    2. Apabila pada rangkaian perkalian nilai silang hambatan tidak sama

    R1 . R2 R2 . R3, maka hambatan pengganti dihitung dengan transformasi y.

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    Tegangan listrik antara ujunh-ujung suatu element disebut tegangan penc.

    Telah diketahui bahwa tegangan listrik diukur dengan voltmeter dan dipajang

    parallel dengan rangkaian yang diukur beda potensialnya. Amperemeter disusun

    seri pada rangkaiannya.

    Beberapa hokum yang menunjang rangkaian jembatan wheatstone adalah :

    1. Hukum Ohm

    Besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding

    dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor.

    V = I x R

    Dimana :

    V = Tegangan atau beda potensial (volt)

    I = Kuat Arus (Ampere)

    R = Hambatan (Ohm)

    Dalam persamaan itu hanya R yang tidak bergantungpada I, sehingga

    grafik arus ( I ) pada gambar diatas berbentuk linear.

    2. Hukum Kirchoof I

    Jumlah yang masukke suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus

    yang keluar dari titik cabang itu.

    I1 + I2 = I3 + I 4 + I5

    I masuk = I Keluar

    3. Hukum Kirchoof II

    Keterangan :

    E = Gaya gerak listrik ( GGL ) element.

    R = Hambatan/ tahanan luar element

    r = Hambatan dalam element

    I = Kuat arus

    E = I.r + I.R

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    Hukum kirchoof II berbunyi jumlah GGL pada suatu rangkaian tertutup

    sama dengan jumlah beda potensialpada rangkaian itu tersebut.

    Kawat AC panjangnya 1 meter atau meter . Jika saklar S dihubungkan

    maka jembatan akan dibuat seimbang dengan menggeser-geser kontak O

    sepanjang kawat AC. Pada kawat setimbang, sesuai dengan persamaan:

    R2 = L2 dan R1 = L1

    A A

    maka :

    x . R2 = R . R1

    x . L2 = R . L1

    A A

    X . L2 = R . L1

    Dengan x adalah hambatan yang tak diketahui, dan R adalah penghambat

    baku dimana hambatannya diketahui.

    Galvanometer menunjukkan angka nol yang membuktikan bahwa poin B

    dan D mempunyai potensial yang sama, karena itu tegangan turun dari A ke B

    adalah sama dari A ke D yang ditunjukkan dengan persamaan:

    VAD = VAB

    I1 . R1 = I2 . R2

    Atau :

    Tegangan yang melewati Rx harus sms dengan tegangan yang melewati

    R3, oleh karena itu :

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    Iv . Rx = I2 . R3

    Pembagian pada persamaan ( 4 ) dengan persamaan ( 3 ) :

    I1 . Rx = I2 . R3

    I1 . R1 I2 . R2

    Jadi

    Rx = R3

    R1 R2

    Persamaan diatas adalah persamaan dasar dari jembatan wheatstone

    dengan yang menyelesaikan untuk yang belum diketahui ( Rx ), nilai dari

    hambatan dalam pengukuran dapat dihitung.

    C

    X R

    A B

    D

    G

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    Untuk rangkaian jembatan Wheatstone seperti gambar 1, diperoleh :

    Rx = R. (R1/R2) = R (L1/L2) (4)

    Untuk suatu konduktor homogen dengan panjang L dan luas penampang A, besar

    hambatan adalah :

    R = (L/A) (5)Dari hukum Ohm, hambatan total untuk rangkaian terhubung seri dapat ditulis :

    Rtot = R1 (6)Sedangkan hambatan yang terhubung parallel adalah :

    1/Rtot = (1/R1) (7)

    Jembatan Kelvin

    Rangakaian jembatan berganda dari Kelvin diperlihatkan pada gambar 2-4,

    yang merupakan penyempurnaan jembatan Wheatstone untuk memberikan

    ketepatan tinggi dalam pengukuran

    resistans nilai rendah. Resistans p dan q disebut cabang rasio pembantu, rasio p/q

    dibuat sama dengan P/Q.

    G

    d

    Q

    q

    P

    p

    RXa m r n S b

    ERS

    Rangkaian jembatan ganda Kelvin

    Di bawah kondisi yang seimbang, tidak ada arus listrik yang mengalir

    melalui galvanometer G, yang berarti tegangan jatuh (voltage drop) antara a dan

    d (Ead) sama dengan tegangan jatuh antara a dan c (Eamc).

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    rqp

    rqpSRIEdanE

    QP

    PE Xababad

    rqprqp

    qp

    pRIEE Xamcac

    Jadi Ead = Eac (Eamc), adalah:

    rqp

    rqp

    qp

    pRI

    rqp

    rqpSRI

    QP

    PXX

    atau

    q

    p

    Q

    P

    rqp

    qrS

    Q

    PR X

    Jika P/Q = p/q, maka diperoleh nilai RX yaitu:

    SQ

    PR X

    Jika terjadi ketidakseimbangan dari jembatan ganda Kelvin, maka arus

    listrik yang melalui galvanometer dapat diketahui dengan metode Thevenin yang

    sama seperti digunakan untuk jembatan Wheatstone.

    Jembatan Maxwell

    Jembatan ini untuk mengukur nilai induktans dengan membandingkan

    sebuah variabel standar induktans diri (self inductance). Hubungan untuk kondisi

    keseimbangan diperlihatkan pada gambar 3-4.

    Ga c

    d

    b

    E

    R3

    R4

    R1R2

    L1

    L2 r2

    Z1 Z3

    Z2 Z4

    Rangkaian jembatan induktans Maxwell

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    dengan:

    L1 = induktans yang tak diketahui dari resistans R1

    L2 = induktans variabel dari resistans tetap r2

    R2 = resistans variabel terhubung seri dengan induktor L2

    R3, R4 = resistans non induktiv yang diketahui

    Pada keadaan seimbang;

    Z1 Z4 = Z2 Z3 atau (R4 + jL1 )R4 = (R2 + jL2)R3Penyamaan masing-masing bagian riil dan imajiner, diperoleh

    R1 R4 = R2 R3 atau 24

    31 RR

    RR Jadi )rR(

    R

    RR 22

    4

    31

    dan jL1 R4 = jL2 R3 atau 24

    31 LR

    RL

    Rangkaian jembatan Maxwell juga dapat untuk mengukur suatu induktans

    dengan membandingkan dengan kapasitans variabel standar dan dikenal sebagai

    jembatan KapasitansInduktans Maxwell.

    Jembatan Hay

    Jembatan ini juga untuk mengukur nilai induktans dan merupakan

    modifikasi dari jembatan Maxwell, hubungannya seperti diperlihatkan pada

    gambar 4-4. Jembatan ini menggunakan sebuah resistans yang seri dengan

    kapasitor standar.

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    Jembatan Schering

    Rangkaian jembatan Schering adalah untuk mengukur nilai kapasitans dan

    hubungan dar jembatan keadaan seimbang diperlihatkan pada gambar 5-4.

    Jembatan Schering tegangan rendah

    dengan:

    C1 = kapasitor yang kapasitansnya akan ditentukan

    r1 = resistans seri yang menggambarkan kerugian pada kapasitor C1

    C2 = kapasitor standar yang bebas rugi-rugi

    R3 = resistans non induktif

    C4 = kapasitor variabel

    R4 = resistans non induktif yang variabel terhubung paralel dengan kapasitor

    variabel C4

    Rangkaian pada keadaan seimbang, diperoleh persamaan:

    442

    34

    113

    244

    4

    11 RCj1Cj

    RR

    Cj

    1ratauR

    Cj

    1

    RCj1

    R

    Cj

    1r

    atau2

    443

    2

    3

    1

    441 C

    CRR

    C

    Rj

    C

    jRRr

    Persamaan riil dan imajinir yang diperoleh adalah:

    23

    413

    2

    41 CR

    RCdanR

    C

    Cr

    Faktor disipasi dinyatakan 4432

    42

    3

    4111 RCRC

    CC

    R

    RrCtanD .

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    Oleh karena itu nilai kapasitans C1 dan faktor disipasinya diperoleh dari nilai-nilai

    elemen jembatan pada keadaan seimbang.

    PENYEDERHANAAN RANGKAIAN DENGAN PRINSIP JEMBATAN

    WHEATSTONE

    Pada kasus tertentu, penyederhanaan rankaian tidak dapat dilakukan

    langsung dengan cara seri dan pararel. Salah satu kasus tersebut adalah rangkaian

    jembatan wheatstone. Syarat supaya rangkaian ini merupakan rangkaian

    jemabatan wheatstone adalah hasil kali dua resistor yang saling berhadapan sama

    besarnya. Hambatan pertama berhadapan dan hambatan kedua dengan hambatan

    ketiga juga saling berhadapan, sehingga:

    R1 x Rx = R2 x R3

    Jika syarat jembatan wheatstone dipenuhi maka cabang dimana terdapat

    resistor, tidak dialiri arus listrik. Oleh karena itu, resistor pada cabang dapat

    dihadapkan.

    PENGUKURAN HAMBATANLISTRIK DENGAN HAMBATAN

    WHEATSTONE

    Pada rangkaian jembatan wheatstone yang seimbang (galvanometer tidak

    dialiri arus atau jalan galvanometer menunjukan angka nol), hasil ukur kali dua

    hambatan ujung saling berhadapan sama besarnya.

    R1 x R4 = R2 x R4

    Hambatan sebanding dengan panjang kawat, maka pada keadaan jembatan

    seimbang berlaku :

    xl2 = rl1

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    Ada hal hal yang penting dari kesetimbangan jembatan wheatstone :

    1) Keadaan setimbang tidak dipengruhi oleh pergeseran posisi dari

    sumber tegangan dan galvanometer

    2) Kondisi tegangan tidak dipengaruhi oleh perubahan tekanan.

    3) Galvanometer hanya diperlukan untuk melihat bahwa tidak ada arus

    yang melalui rangkaian.

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    VI. DATA HASIL PERCOBAAN

    DAFTAR NAMA PERALATAN

    1. Power Supply

    2. Papan Penghubung

    3. Voltmeter

    4. Variabel Resistor

    5. Resistor

    GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    DATA PERCOBAAN

    Tegangan Sumber (Vs) = ..3 volt....................................

    Pastikan Rangkaian dalam keadaan setimbang yang ditandai dengan nilai

    arus yang mengalir pada Ampere meter = nol sehingga Rp x Rab = Rb x

    Rbc selanjutnya Rp = (Rb x Rbc)/Rab

    Tabel Data Hasil Pengamatan

    No. RB Rab = jarak ab () Rbc = jarak bc () Rp ()1. 10 23.4 76.6 32.732. 20 37.8 62.2 32.913. 30 47.4 52.6 33.294. 40 54.5 45.5 33.395. 50 59.7 40.3 33.756. 60 64 36 33.757. 70 67.4 32.6 33.88. 80 70.1 29.9 34.19. 90 72.4 27.6 34.310. 100 74.4 25.5 34.2

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    PENGOLAHAN DATA

    Selanjutnya dari pengolahan data pada tabel di atas maka dapat dibuat tabel

    pengolahan data secara statistik sebagai berikut:

    No. LAB/LBC RB ( LAB/LBC )2 (RB )

    2 LAB/LBC X RB

    1. 0.305 10 0.09 100 3.05

    2. 0.607 20 0.36 400 12.14

    3. 0.901 30 0.81 900 27

    4. 1.197 40 1.43 1600 47.8

    5. 1.481 50 2.19 2500 74.8

    6. 1.78 60 3.16 3600 106.8

    7. 2.67 70 4.24 4900 144.9

    8. 2.34 80 5.47 6400 187.2

    9. 2.62 90 6.86 8100 235.8

    10. 2.61 100 6.81 10000 261

    15.91 550 31.42 38500 1099.74

    B

    BC

    AB xRL

    LM = 35,001

    r = (Lab/Lbc) x Rb / ( (Lab/Lbc)/ Rb )= 0,134

    2

    1

    2

    22

    *2

    *1

    BC

    ABL

    Ln

    RbrSn 12,26

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    Kr = %100xR

    Sn

    x

    35,34 %

    Nilai hambatan Rx = m= 35,001

    Kesalahan Absolut = Sn= 12,26

    Kesalahan Relatif = %100xR

    Sn

    x

    35,34%

    Nilai Terbaik hasil pengukuran = m Sn = 35,001 12,26

    Grafik Rb terhadap Lab/Lbc

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0.30

    50.

    607

    0.90

    11.

    197

    1.48

    11.

    782.

    672.

    342.

    622.

    61

    Lab / Lbc

    Rb

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    ANALISA

    1. Nilai dari Rp () ditentukan dari nilai Rab dan Rbc, semakin besar nilai Rab dan semakin kecil nilai Rbc maka nilai Rp akan semakin besar.

    2. Nilai dari massa jenis dan luas penampang tidak dihitung karena mereka

    merupakan konstanta, maka nilai mereka tidak berubah selama bahan

    yang dipakai sama

    3. Kesalahan pengukuran mungkin disebabkan karena kesalahan

    pembacaan skala pengukuran ataupun karena kerusakan pada alat.

    4. Keadaan setimbang tidak dipengruhi oleh pergeseran posisi dari sumber

    tegangan dan galvanometer.

  • HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYABERTU NATANA

    03081005067

    KESIMPULAN

    1. Penghintungan nilai hambatan menggunakan jembatan wheatston

    mempunyai nilai yang sama dengan nilai hambatan resistor yang

    ada di pasaran

    2. Dengan jembatan wheatstone kita bisa membuat resistor bahkan

    lebih kecil dari yang di jual di pasaran.