laporan jantung katak

Upload: indrajayakarunia

Post on 09-Oct-2015

356 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

anatomi dan fisiologi

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Tinjauan Pustaka

    A. Anatomi Jantung

    Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara

    kedua paru di bagian tengah rongga toraks. Jantung dilindungi oleh media stinum.

    Jantung berukuran kurang lebih sekepalan tangan, bentuknya seperti kerucut tumpul,

    ujung atas yang lebar mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut

    mengarah ke panggul kiri. Jantung dilapisi oleh lapisan perikardium yaitu kantong

    berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil membungkus jantung dan

    pembuluh darah besar. Di dalam jantung juga terdapat rongga perikardial yang

    merupakan ruang potensial antara membran visceral (epikardium) dan pariental. Di

    dalam ruangan ini terdapat cairan perikardial untuk melumasi membran dan

    mengurangi friksi.

    Dinding jantung tersusun dari tiga lapisan yaitu epikardium luar yang tersusun

    dari lapisan mesotelial yang berada di atas jaringan ikat, miokardium yang terdiri dari

    jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk memompa darah, dan endokardium

    dalam tersusun dari lapisan endotelial yang terletak di atas jaringan ikat.

    Jantung terdiri atas empat ruang yaitu dua atrium kanan kiri yang dipisahkan

    septum intratial; ventrikel kanan kiri yang dipisahkan oleh septum interventrikular.

    Atrium menerima darah dari vena yang membawa darah kembali ke jantung, sedang

    kanventrikel mendorong darah keluar jantung menuju arteri yang membawa darah

    meninggalkan jantung. Dinding atrium relatif tipis dan dinding ventrikel tebal. Di

    dalam jantung terdapat trabecularecarneae yang merupakan bubungan otot bundar

    atau tidak teratur yang menonjol dari permukaan bagian dalam ventrikel ke rongga

    ventrikular.

  • 2

    Katup jantung terdiri dari katup trikuspid, katup bikuspid, katup semilunar

    aorta, dan katup pulmonari. Katup tricuspid terletak di antara atrium kanan dan

    ventrikel kanan, katup bicuspid terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri, katup

    bicuspid memiliki fungsi yang sama dengan fungsi katup trikuspid. Katup semilunar

    aorta dan pulmonary terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta dan

    trunkus pulmonar. Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta

    sedangkan katup semilunar pulmonary terletak antara ventrikel kanan dan trunkus

    pulmonar. Perubahan tekanan dalam ventrikel, dalam aorta, dan dalam pembuluh

    pulmonary menyebabkan darah hanya mengalir ke dalam pembuluh dan mencegah

    aliran balik ke dalam ventrikel.

    B. Fisiologi Jantung

    Sistem pengaturan jantung dipengaruhi oleh serabut purkinje, nodus sinoatrial

    (nodus S-A), nodus atrio ventrikular (nodus A-V), dan berkas A-V. Serabut purkinje

    adalah serabut otot jantung khusus yang menghantar impuls dengan kecepatan lima

    kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. Hantaran yang cepat di sepanjang

    sistem Purkinje memungkinkan atrium berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti

    dengan kontraksi vemtrikular sehingga terbentuk kerja pemompaan darah yang

    terkoordinasi.

  • 3

    Nodus sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu massa jaringan otot jantung khusus

    yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah pembukaan vena cava

    superior. Nodus S-A melepaskan impuls sebanyak 72 kali per menit, frekuensi irama

    tersebut lebih cepat bila dibandingkan dengan atrium dan ventrikel yang 20 kali per

    menit. Nodus ini dipengaruhi oleh saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Nodus S-A

    mengatur frekuensi irama jantung sehingga disebut pemacu jantung. Nodus A.V

    menunda impuls seperatusan detik sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi

    kontraksi ventrikular. Impuls menjalar di sepanjang serabut purkinje pada atrium

    menuju nodus A-V yang terletak di bawah dinding posterior atrium kanan.

    Berkas A-V adalah sekelompok besar serabut Purkinje yang berasal dari nodus

    A-V dan membawa impuls sepanjang septum interventrikular menuju ventrikel.

    Berkas ini dibagi menjadi percabangan berkas kanan yang memanjang di sisi dalam

    ventrikel kanan dan percabangan berkas kiri yang memanjang di sisi dalam ventrikel

    kiri.

    C. Kerja Jantung

    Bagian kanan dan kiri jantung bekerja secara bersamaan memompa darah

    dengan suatu pola yang bersambung secara terus menerus yang membuat darah terus

    mengalir menuju jantung, paru, dan seluruh tubuh.

    Bagian kanan jantung:

    1. Darah masuk ke jantung melalui pembuluh vena inferior dan superior yang

    membawa darah kaya CO2 dari tubuh masuk ke bagian kanan atrium.

    2. Atrium berkontraksi, darah mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan

    melalui katup trikuspid.

    3. Ketika ventrikel penuh, katup trikuspid akan menutup untuk mencegah darah

    mengalir kembali ke atrium sewaktu ventrikel berkontraksi.

    4. Ventrikel berkontraksi, darah mengalir ke luar melalui katup pulmonari menuju

    paru di mana darah akan mendapatkan oksigen.

    Bagian kiri jantung:

    1. Pembuluh vena pulmonari membawa darah yang mengandung oksigen dari paru

    menuju atrium kiri.

    2. Atrium berkontraksi, darah mengalir menuju ventrikel kiri melalui katup

    bikuspid.

  • 4

    3. Ketika ventrikel penuh maka katup bikuspid akan menutup untuk mencegah

    darah mengalir kembali ke atrium sewaktu ventrikel berkontraksi.

    4. Ventrikel berkontraksi, darah akan meninggalkan jantung melalui katup aorta

    menuju ke seluruh tubuh.

    D. Abnormalitas Hantaran

    Abnormalitas hantaran pada jantung dapat dibagi menjadi 3, yaitu irama

    jantung abnormal (aritmia), blok jantung, dan focus ektopik. Dalam percobaan

    penyelidikan jantung katak ini, kami hanya akan membahas blok jantung.

    Blok jantung adalah gangguan pada hantaran sehingga sebagian atau semua

    impuls tidak mencapai ventrikel. Jantung kemudian berdenyut sendiri atau

    membentuk iramanya sendiri. Blok jantung dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

    1. Blok jantung parsial (sebagian)

    Atrium berdenyut dengan normal, tetapi frekuensi hantaran yang melalui nodus

    A-V melambat. Ventrikel hanya berkontraksi satu kali setelah kontraksi atrium

    yang kedua ketiga atau keempat.

    2. Blok jantung komplet

    Hantaran dari nodus atau berkas A-V sangat terhambat. Atrium berdenyut

    dengan normal tetapi ventrikel berdenyut secara independen sekitar 20 40 kali

    permenit.

    3. Beragam derajat blok jantung ditangani dengan cara menanam alat pacu jantung

    buatan di bawah kulit. Alat ini adalah sejenis stimulator bertenaga baterai dengan

    elektroda yang melekat pada ventrikel.

    E. Pengaruh Temperatur terhadap Jantung

    Peningkatan temperatur tubuh, seperti yang terjadi ketika seseorang

    mengalami demam, menyebabkan denyut jantung sangat meningkat, kadang-kadang

    dua kali dari frekuensi denyut normal. Penurunan temperatur sangat menurunkan

    frekuensi denyut jantung, sehingga turun sampai serendah beberapa denyut per menit,

    seperti pada seseorang yang mendekati kematian akibat hipotermia dalam kisaran 60o-

    70oF. Efek ini kemungkinan hasil dari fakta bahwa panas meningkatkan permeabilitas

    membrane otot jantung untuk ion yang mengendalikan denyut jantung. Sehingga

    mempercepat proses self-eksitsi

  • 5

    Kekuatan kontraksi jantung sering dipercepat secara temporer melalui suatu

    peningkatan temperatur, seperti yang terjadi pada latihan tubuh, tetapi peningkatan

    temperatur yang lama akan melemahkan sistem metabolik jantung dan menyebabkan

    kelemahan.Oleh karena itu, fungsi optimal jantung sangat tergantung pada kontrol

    yang tepat dari suhu tubuh dengan mekanisme kontrol temperatur

    F. Sistole dan Diastole

    Sirkulasi jantung yang terdiri dari periode relaksasi disebut dengan diastole,

    selama jantung terisi oleh darah, diikuti oleh periode dari kontraksi disebut dengan

    sistole.

    Jumlah durasi dari siklus jantung, termasuk sistole dan diastole adalah timbale

    balik dari denyut jantung. Contohnya, jika denyut jantung 72 detak/menit durasi dari

    siklus jantungadalah 1/72 detak/menit sekitar 0,0139 menit per detak atau 0,833

    detik per detak

    G. Mekanisme Eksitasi Jantung oleh Saraf Simpatik

    Stimulus simpatik yang kuat dapat meningkatkan denyut jantung pada

    manusia dewasa muda dari denyut normal adalah 70 detak/menit naik menjadi 180

    sampai 200 dan kadang-kadang sampai 250 detak/menit. Stimulasi simpatik juga

    dapat meningkatkan kekuatan kontraksi jantung menjadi dua kali lebih banyak.

    Sehingga meningkatkan volume pompa darah dan peningkatan tekanan

    ejeksi.Sehingga, stimulasi simpatik sering dapat meningkatkan curah jantung (output

    cardiac) maksimum sebanyak dua kali sampai tiga kali lipat.

    Sebaliknya, penghambatan saraf simpatik menuju jantung dapat

    mengurangi/menurunkan pompa jantung menuju batas menengah dengan cara sebagai

    berikut :pada kondisi dibawah normal, fiber saraf simpatik menuju debit jantung terus

    menerus pada tingkat lambat yang memelihara memompa sekitar 30% diatas tanpa

    stimulus simpatik.

    Oleh karena itu, ketika aktivitas dari system saraf simpatik tertekan dibawah

    normal, ini mengurangi kedua denyut jantung dan kekuatan kontraksi dari otot

    ventrikel. Sehingga menurunkan daya pompa jantung sebanyak 30% dibawah normal.

  • 6

    H. Stimulus Parasimpatik pada Jantung

    Stimulasi yang kuat pada fiber saraf simpatik di saraf vagas menuju jantung

    bisa menghentikan ritme jantung untuk beberapa detik, tetapi kemudian ritme pada

    denyut jantung adalah 20-40 detak/menit sepanjang stimulus simpatik terus-menerus.

    Selain itu, stimulus vagal yang kuat dapat menurunkan kekuatan kontraksi otot

    jantung menjadi 20-30%.

    Fiber vagal distribusi terutama dengan atrium dan tidak banyak

    denganventrikel, dimana kekuatan kontraksi jantung terjadi. Ini menjelaskan efek dari

    stimulasi vagal terutama untuk penurunan ritme jantung dari pada untuk penurunan

    berlebih dalam kekuatan kontraksi jantung.

    Namun demikian, penurunan yang besar pada denyut jantung dikombinasikan

    dengan sedikit penurunan pada kekuatan kontraksi jantung yang dapat menurunkan

    50% atau lebih.

    I. Pengaruh Obat-obatan terhadap Jantung

    Dalam percobaan yang telah kami lakukan, kami menggunakan beberapa obat

    yang dapat mempengaruhi kontraksi otot. Obat-obat ini dapat digolongkan menurut

    jenis efek utamanya, yaitu:

    1. Adrenergik

    Adrenergik atau simpatomimetik adalah zat-zat yang dapat menimbulkan

    (sebagian) efek yang sama dengan stimulasi Susunan Ortosimpatikus (SO) dan

    melepaskan noradrenalin (NA) diujung-ujung sarafnya. Zat-zat dengan efek-alfa2

    sentralyang justru menghambat sistem adrenergis. SS berfungsi meningkatkan

    penggunaan zat oleh tubuh dan menyiapkannya untuk proses disimilasi.

    Organisme disiapkan agar dengan cepat dapat menghasilkan banyak energi, yaitu

    siap untuk suatu reaksi "fight, fright, or flight" (berkelahi, merasa takut, atau

    melarikan diri). Oleh karena itu, adrenergika memiliki daya yang bertujuan

    mencapai keadaan waspada tersebut.

  • 7

    Adrenergika dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni :

    A. Zat-zat yang bekerja langsung

    Kebanyakan kathecolamin bekerja langsung terhadap reseptor dari organ

    tujuan, antara lain adrenalin, NA dan isoprenalin.

    B. Zat-zat dengan kerja taklangsung

    Noradrenalin disintesa dan disimpan diujung-ujung saraf adrenergis dan dapat

    dibebaskan dari depotnya dengan jalan merangsang saraf bersangkutan, dan

    dapat pula dengan perantaraan obat-obat seperti efedrin, amfetamin,

    guanetidin dan reserpin.

    1) Adrenalin (Epinefrin)

    Bentuk-levo ini dari neurohormon SS bersama turunannya NA dibebaskan

    pada ujung-ujung saraf adrenergis yang dirangsang. Zat ini dihasilkan juga oleh

    anak ginjal dan berperan pada metabolisme hidratarang dan lemak. Adrenalin

    memiliki semua khasiat adrenergis-alfa dan -beta, tetapi efek betanya relatif lebih

    kuat (stimulasi jantung dan bronchodilatasi)

    Efek utamanya terhadap organ dan proses-proses tubuh penting dapat

    diikthisarkan sebagai berikut :

    Jantung: daya kontraksi biperkuat (inotrop positif), frekuensi ditingkatkan

    (Chronotrop positif), seringkali ritmenya diubah.

    Pembuluh: vasokonstriksi dengan naiknya tekanan darah

    Pernafasan: bronchodilatasi kuat terutama bila ada kontriksi seperti pada asma

    atau akibat obat.

    Metabolisme ditingkatkan dengan naiknya konsumsi O2 dengan k.l. 25%

    berdasarkan stimulasi pembakaran glikogen dan lipolysis. Sekresi insulin

    dihambat, kadar glukose dan asam lemak darah dinaikan

  • 8

    2. Kolinergik

    Kolinergik atau para simpatomimetika adalah zat-zat yang dapat

    menimbulkan efek-efek yang sama dengan efek yang terjadi bila Susunan

    Parasimpatik (SP) dirangsang dan melepaskan asetilkolin pada ujung-ujung

    neuronnya.

    Tugas utama dari SP adalah mengumpulkan energy dari makanan dan

    menghemat penggunaanya, singkatnya berfungsi asimilasi. Bila neuronnya

    dirangsang timbulah efek-efek yang menyerupai keadaan istirahat dan tidur.

    Efek-efek ini diberikan juga oleh kolinergika, yang terpenting diantaranya

    adalah sebagai berikut :

    a. Stimulasi aktivitas saluran pencernaan, peristaltic diperkuat dengan sekresi

    dengan kelenjar-kelenjar ludah. Getah lambung (HCL), juga air mata, dsb.

    b. Memperlambat sirkulasi darah, antara lain dengan mengurangi kegiatan

    jantung, vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.

    c. Memperlambat pernafasan, antara lain dengan menciutkan saluran-saluran

    nafas (bronchokonstriksi), sekresi dahak diperbesar.

    d. Kontraksi otot mata dengan efek miosis (penyempitan pupil) dan

    menurunnya tekanan intraokuler berkat dilancarkannya pengeluaran air

    mata.

    e. Kontraksi kandung kemih dan ureter dengan efek memperlancar keluarnya

    air seni.

    f. Dilatasi kebanyakan pembuluh dan kontraksi oto-otot kerangka

    g. Menekan SSP, setelah semula menstimulasinya

    1) Pilokarpin

    Alkoloida ini terdapat pada daun tanaman amerika, Pilcarpus

    jaborandi. Daya kerjanya terutama berkhasiat untuk pelepasan NA >,

    kotraksi > bradycardia, penyaluran AV < sekresi relaksasi langsung:

    kontraksi, via endotel: relaksasi, efek nikotinya ringan sekali.

  • 9

    3. Antikolinergik

    Antikolinergik atau para parasimpatolitika adalah zat-zat yang dapat

    melawan sebagian atau seluruhnya efek ACh di otot-otot polos (termasuk

    pembuluh-pembuluh darah), otot jantung dan kelenjar-kelenjar yakni efek

    muskarin, beserta efeknya di SSP.

    Karena semua ganglia otonom baik dari SO maupun dari SP digerakan

    oleh ACh maka antikolinergik pada umumnya merintangi pula penerusan impuls

    dalam sel-sel ganglion, meskipun lemah. Sambungan-sambungan

    neuromuskuler di pelat-pelat ujung motori tidak di blokir olehnya maka

    kelumpuhan otot-otot lurik tidak diatasi oleh zat-zat ini.

    Efek antikolinergika terpenting adalah sebagai berikut :

    Memperlebar pupil dan berkurangnya akomodasi.

    Mengurangi sekresi kelenjar (liur, keringat, dahak).

    Mengurangi tonus dan mutilitas saluran lambung -usus, juga sekresi getahn

    lambung

    Dilatasi bronchi

    Meningkatkan frekuensi jantung dan mempercepat penerusan implus dari

    berkasi His (bundle of His), yang disebabkan penghambatan saraf paru-

    lambung (saraf pengembara, nervous vagus)

    Merelaksasi otot detrusor yang menyebabkan pengosongan kandung-

    kemih,sehingga kapasitasnya meningkat.

    Merangsang SSP dan pada dosis tinggi menekan SSP (kecuali pada zat

    amonium kwaterner

    1) Sulfas Atropin

    Derivat-tropan ini berkhasiat antikolinergis kuat dan merupakan

    antagonis khusus dari efek muskarin ACh. Efek nikotinnya diantagonir

    ringan sekali. Atropin juga memiliki daya kerja atas SSP (antara lain

    sedatif) dan daya bronchodialatasi ringan berdasarkan peredaan otot polos

    bronchi.

  • 10

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimanakah pengaruh suhu dan obat-

    obatan terhadap kerja jantung katak.

    1.3 Tujuan

    Memahami sifat-sifat jantung dan perubahan akibat pengaruh suhu, hormone,

    neurotransmitter dan penghambatan konduksi impuls terhadap kontraksi jantung serta

    kinerja luar tubuh.

  • 11

    BAB II

    METODE KERJA

    2.1 Sarana

    Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

    1. Papan fiksasi katak

    2. Kimograf

    3. Jarum penulis

    4. Pencatat waktu

    5. Penjepit Gaskell

    6. Benang

    7. Gunting

    8. Skalpel

    9. Pinset

    10. Penjepit arteri.

    11. Katak

    12. Obat-obatan yang akan diselidiki pengaruhnya terhadap jantung yaitu : adrenalin

    1/10000, asetilkolin 1/10000, larutan ringer. Susunan larutan ringer : NaCl 6,5 gram,

    NaHCO3 0,2 gram, CaCl2 0,2 gram.

    2.2 Prosedur

    Persiapan perlakuan

    1. Letakkan katak terlentnag di atas papan fiksasi dan fiksir keempat kakinya pada papan,

    usahakan katak tertarik sehingga tidak dapat bergerak secara reflek lagi.

    2. Bersihkan darah, lemak yang menutupi area pericardium dengan skapel sehingga

    perikardium jelas terlihat.

    3. Potonglah bagian perikardium yang membungkus jantung dengan irisan berbentuk Y

    terbalik.

  • 12

    4. Carilah frenulum cordis (jaringan ikat yang menghubungkan apex cordis dengan

    perikardium) memakai penjepit arteri, kemudian ikatlah frenulum cordis tersebut

    dengan seutas benang. Potonglah frenulum kordis pada bagian distal yang melekat

    pada jantung.

    5. Sentuhkan ujung pencatat jantung pada kimograf yang telah disiapakan pada posisi

    tegak lurus.

    6. Pelajari dengan seksama bagian-bagian dari jantung katak serta pembuluh-pembuluh

    darahnya. Perhatikan kontraksi dari berbagai-bagian jantung tersebut.

    7. Jalankan kimograf dengan kecepatan yang lambat tetapi cukup padat memisahkan

    kontraksi satu dengan berikutnya.

    Perlakuan

    A. Pencatatan kontraksi normal jantung katak

    1. Catatlah kontraksi normal jantung sebanyak 20 kontraksi.

    2. Perhatikan gambaran-gambaran kontraksi atrium, ventrikel, serta gambaran sistole

    dan diastole.

    3. perhatikan lama kontraksi masing-masing macam denyutan tersebut.

    4. Perhatikan juga frekuensi dan amplitudo denyut jantung

    B. Pengaruh suhu

    1. Tuangkan larutan Ringer dengan suhu 37oC, kemudian perhatikan dan catatlah apa

    yang terjadi. Matikan kimograf.

    2. Setelah denyut jantung normal kembali, jalankan kimograf (catatlah sebagai kontrol

    20 kontraksi) maka cobalah dengan menuangkan larutan Ringer dengan suhu 5oC.

    Perhatikan apa yang terjadi.

    C. Pengaruh obat-obatan

    1. Buatlah pencatat kontraksi jantung sebagai kontrol, teteskanlah larutan adrenalin

    1/10.000, kemudian perhatikan dan catatlah apa yang terjadi.

    2. Setelah terlihat sistem kontraksi, hentikan kimograf dan cucilah jantung dengan

    larutan Ringer sehingga pengaruh obat sedapat mungkin bisa dihilangkan.

    3. Lakukan seperti no.1 tetapi menggunakan Acetylcholine 1/10.000, kemudian

  • 13

    perhatikan dan catatlah apa yang terjadi.

    4. Lakukan seperti no.2.

    D. Blok pada jantung

    1. Pasanglah penjepit gaskell pada batas antara atrium dan ventrikel.

    2. Catatlah beberapa kali denyut dari atrium dan ventrikel.

    3. Hentikan kimograf, kemudian sempitkan jepitan Gaskell, tunggu kira-kira 1 menit

    sambil memperhatikan denyut atrium dan ventrikel.

    4. Bila irama denyut atrium dan ventrikel sudah berlainan (blok parsial) jalankan lagi

    kimograf.

    5. Lakukan tindakan no.3 dan 4 dengan menjepitkan Gaskell kuat-kuat sehingga denyut

    atrium tidak lagi diikuti oleh denyut ventrikel (blok total). Perhatikan dan catatlah

    hasil hasil yang didapat.

    E. Otomatisasi Jantung

    1. Bebaskan jantung dari alat-alat yang melekat padanya.

    2. Potonglah pembuluh-pembuluh darah dan jaringan-jaringan sekitarnya (benang

    pengikat penulis jangan dipotong), angkat dan letakkan diatas papan fiksasi serta

    basahi dengan

    Ringer.

    3. Perhatikan sifat otomatisasi jantung meskipun sudah diisolir.

  • 14

    BAB III

    HASIL PRAKTIKUM

    3.1 Tabel Hasil Penyelidikan Jantung Katak

    Jenis perlakuan Pengamatan terhadap kontraksi jantung

    Frekuensi Amplitudo Keterangan

    Normal 106 0,575

    Suhu Hangat K : 106 K : 0,575 Tidak dapat

    ditentukan P : 99 P : 0,65

    Suhu Dingin K : 72 K : 0,6

    Turun P : 43 P : 0,46

    Adrenalin K : 64 K : 0,575

    Turun P : 60 P : 0,55

    Sulfas Atropin K : 82 K : 1,628

    Turun P : 61 P : 1,1

    Pilokarpin K : 84 K : 1,2

    Turun P : 60 P : 1,085

    Blok Parsial K : 65 K : 0,55 Tidak dapat

    ditentukan P : 10 P : 1,76

    Blok Total P : 7 P : 1,9

    Otomatisasi 15 2

  • 15

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil praktikum kami, berikut ini akan dijabarkan pembahasan dari

    praktikum. Dalam praktikum kami ini berikut diberi beberapa perlakuan pada jantung, yaitu

    suhu hangat, suhu dingin, pemberian adrenalin, sulfas atropine, asetilkolin dan blok pada

    jantung.

    1. Suhu

    Peningkatan temperatur / suhu akan sangat meningkatkan frekuensi denyut

    jantung, kadang-kadang dua kali dari frekuensi denyut normal. Penurunan temperatur

    sangat menurunkan frekuensi denyut jantung, sehingga turun sampai serendah beberapa

    denyut per menit. Pada percobaan suhu hangat, terjadi penurunan frekuensi dan

    amplitudo.

    Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, mungkin dikarenakan ada kesalahan

    saat praktikum, suhu hangat seharusnya dapat meningkatkan frekuensi dan amplitudo

    jantung. Pada percobaan suhu dingin, terjadi penurunan frekuensi dan amplitudo. Hal ini

    sesuai dengan teori yang ada, yaitu suhu dingin dapat menurunkan frekuensi dan

    amplitudo jantung.

    2. Pengaruh Obat

    A. Adrenalin

    Adrenalin adalah Adrenergik atau simpatomimetik yang mana adalah zat-zat

    yang dapat menimbulkan (sebagian) efek yang sama dengan stimulasi Susunan

    Ortosimpatikus (SO) dan melepaskan noradrenalin (NA) diujung-ujung sarafnya

    Adrenalin bekerja langsung terhadap reseptor dari organ tujuan. Efek utamanya

    terhadap jantung adalah memperkuat daya kontraksi (inotrop positif), frekuensi

    ditingkatkan (Chronotrop positif), seringkali ritmenya diubah.

    Pada percobaan kami, pemberian adrenalin memberikan efek penurunan

    frekuensi dan amplitudo. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, dan disebabkan

    oleh keadaan katak yang tidak stabil.

  • 16

    B. Pilokarpin

    Pilokarpin adalah neurotransmitter sistem kolinergik yang identik dengan

    sistem parasimpatis. Jika pilokarpin diberikan pada jantung maka akan menyebabkan

    penurunan frekuensi dan amplitudo. Pada percobaan kami, pemberian pilokarpin

    memberikan efek penurunan frekuensi dan amplitudo. Hal ini sesuai dengan teori

    yang ada.

    C. Sulfas atropin

    Sulfas atropin adalah neurotransmitter sistem anti kolinergik yang identik

    dengan sistem parasimpatis. Jika sulfas atropine diberikan pada jantung maka akan

    menyebabkan Meningkatkan frekuensi dan amplitudo jantung. Pada percobaan kami,

    pemberian sulfas atropin menyebabkan penurunan frekuensi dan amplitudo. Hal ini

    tidak sesuai dengan teori yang ada, dan disebabkan oleh keadaan katak yang tidak

    stabil.

    3. Blok Jantung

    Blok jantung parsial atau sebagian akan menyebabkan frekuensi dan

    amplitudo menurun, begitu juga dengan blok total. Hal ini dikarenakan impuls listrik

    yang masuk ke jantung terhambat oleh penjepit antara atrium dan ventrikel sehingga

    hasil dari kontraksi jantung berkurang karena tidak semua impuls listrik dapat

    tersampaikan.

    Pada percobaan kami, terjadi penurunan frekuensi dan kenaikan amplitudo.

    Hal ini tidak sesuai dengan teori, kenaikan amplitudo mungkin disebabkan karena

    adanya kesalahan saat praktikum.

    4. Otomatisasi

    Ketika jantung diputus dari tubuh, impuls listrik sudah tidak dapat masuk ke

    dalam jantung sehingga jantung tidak dapat berkontraksi sama sekali. Tetapi bila

    masih ada sisa impuls listrik yang masuk ketika akan diputus, jantung akan

    melakukan sedikit kontraksi karena memiliki kemampuan perangsangan sendiri (self

    axcitation). Seperti yang telah kami lakukan dalam percobaan, ternyata jantung katak

    yang telah dipisahkan dari tubuh katak masih berdetak tetapi sudah lemah.

  • 17

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat kami peroleh penulisan laporan ini adalah :

    1. Suhu panas menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung,

    2. Suhu dingin menyebabkan penurunan frekuensi denyut jantung,

    3. Adrenalin menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung,

    4. Pilokarpin menyebabkan penurunan frekuensi denyut jantung,

    5. Sulfas atropin menyebabkan penurunan frekuensi denyut jantung,

    6. Blok jantung masih dapat membuat jantung berdenyut walaupun dalam keadaan yang

    sangat lemah

    7. Otomatisasi masih dapat membuat jantung bedenyut walaupun jantung sudah terpisah

    dari tubuh

  • 18

    DAFTAR PUSTAKA

    Guyton & Hall. 2011. Medical Physiology 12th e.d.. Philadelphia : Saunders Elsevier, Inc.

    Judha, Mohamad, dkk.. 2012. Anatomy & Physiology e.d. rev.. Yogyakarta : Goysen

    Publishing.

    Marieb, Elaine N.. 2010. Human Anatomy & Physiology 8th e.d.. San Fransisco : Pearson

    International, Inc.

    Martalia, Dewi, dkk.. 2012. Biologi Reproduksi 1st e.d.. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    Tjay, Tan Hoan,dkk.2007.Obat-Obat Penting edisi 6. Jakarta. PT.Elex Media Komputindo

    Kelompok Kompas-Gramedia

  • 19

    LAMPIRAN

    Grafik Kimograf