laporan iskandar tex

Upload: arga-ezza-pramudya

Post on 14-Oct-2015

202 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

arga essa R0212006 D4K3 UNS 2012

TRANSCRIPT

2423

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangDi Era Persaingan Globalisasi Manusia merupakan salah satu kunci penentu keberhasilan suatu negara. Keunggulan dan kualitas SDM yang merupakan potensi dasar menciptakan keunggulan produksesuai dengan permintaan pasar. Eraglobalisasi jugasangat menuntut seseorang untuk terus meningkatkan keahlian dan kecakapan dibidangnya guna menghadapi persaingan yang semakin ketat. Selain ilmu pengetahuan, hal yang tidak kalah penting adalah pengalaman, terutama pengalaman di lapangan yang berhubungan dengan keahlian dan pengetahuan yang dimiliki seseorang tersebut. Keahlian atau pengetahuan seseorang tersebut juga harus ditunjang dengan adanya pengalaman kerja untuk mengetahui keadaan dunia kerja yang syaratkan ialah persaingan. Kunjungan Industri merupakan salah satu sarana untuk memperkenalkan dunia kerja kepada masyarakat, salah satunya mahasiswa. Disamping untuk mengetahui kondisi dunia kerja, kunjungan industri juga sangat berperan dalam membentuk pola pikir dan semangat mahasiswa untukberpikir ke arah yang lebih luas, sehingga diharapkan dapat tercipta mahasiswa yang kreatif dan tidak awam dengan dunia kerja dan menambah kecakapan keahlian mahasiswa itu sendiri.Dan Bahwasanya setiap proses produksi disuatu tempat yang melibatkan tenaga manusia dan mesin maka, akan menimbulkan adanya Faktor Bahaya Fisik, Kimia,dan Biologi yang diakibatkan oleh adanya suatu kegiatan ditempat kerja bahkan disemua tempat. Dengan adanya Faktor Bahaya Fisik, Kimia,dan Biologi tersebut, banyak timbulnya resiko-resiko yang mungkin dapat berakibat jatuhnya korban, korban tersebut bukan lain adalah pekerja dan masyarakat yang ada disekitar tempat proses produksi. B. TujuanTujuan pembuatan laporan ini antara lain, yaitu:1. Untuk mengetahui secara nyata, di PT. Iskandar Indah Printing Tekstil apakah sudah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) atau belum untuk sebuah pengamanan segala proses kerja ditempat kerja.2. Untuk mengetahui faktor Fisik, Kimia, dan Biologi yang ada di PT Iskandar Indah Printing Tekstil.3. Untuk mengetahui penerapan penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Iskandar Tekstil.4. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah di PT Iskandar Indah Printing Tekstil.

C. ManfaatManfaat yang di dapatkan dari kunjungan di PT Iskandar Indah Printing Tekstil Surakarta adalah1. Mahasiswa mendapat informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja yang ada di PT Iskandar Indah Printing Tekstil.2. Dapat memperluas pengetahuan mahasiswa dalam lingkungan kerja.

3. Mahasiswa dapat mengetahui kinerja nyata bagaimana K3 diterapkan.4. Mahasiswa dapat pengalaman bagaimana menggunakan dan menerapkan ilmunya ketika dilapangan.

BAB II

LANDASAN TEORIA. Tinjauan PustakaHigiene Industri ialah ilmu dan seni yang mencurahkan untuk antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan kontrol faktor-faktor bahaya di lingkungan kerja atau tempat kerja yang menyebabkan sakit, mengganggu kesehatan dan kesejahteraan, atau ketidaknyamanan yang nyata diantara pekerja dan masyarakat pekerja. Higiene Industri merupakan tindakan primer dalam control Hazard Kesehatan Kerja yang muncul dalam proses industri. Maksud dan tujuan dari Higiene Industri adalah melindungi pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan atau industri dari bahaya-bahaya yang mungkin timbul. Industri dan Perusahaan adalah sasaran Higiene Industri dimana lingkungan yang menjadi tolok ukur dalam sebuah proses pencegahan segala kemungkinan-kemungkinan Hazard ditempat kerja dengan pengukuran-pengukuran agar mengetahui bahaya bahaya yang ada atau mungkin timbul kualitatif dan kuantitatif, dan dengan pengetahuan tentang bahaya tersebut diadakan usahausaha perbaikan serta pencegahan. Hubungan Keselamatan Kerja dengan Higiene Industri adalah sama yaitu studi tentang Operasional Kerja, Potensial Hazards, Membuat rekomendasi dan Meminimalisasi hazards. Hubungan Dokter Okupasi dengan Higiene Industri yaitu program kesehatan kerja dilaksanakan oleh Dokter Okupasi, Perawat Okupasi dan Higiene Industri. Higiene Industri melaporkan tentang proses produksi, bahan berbahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.

B. Perundang-Undangan

Peraturan bidang higiene perusahaan

1. Peraturan menteri perburuhan (PMP) Nomor 7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja.

Dalam peraturan ini diatur tentang tempat kerja, kebersihan, ventilasi umum dan suhu, pengendalian kontaminasi udara, ventilasi keluar setempat, alat-alat pelindung perorangan, penerangan, sanitasi, tempat cuci dan ruang ganti pakaian, ruang istirahat, ruang makan dan kantin, tempat duduk, getaran dan suara, mencegah penyakit menular dan pertologan pertama pada kecelakaan.Undang-undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan ILO No. 120 mengenai Higiene dalam Peniagaan dan kantor-kantor mulai berlaku sejak diundangkan pada tanggal 25 Februari 1961. Konversi ini berlaku bagi :

1. Badan-badan perniagaan.

2. Badan, lembaga, kantor pemberi jasa dimana pekerjanya terutama melakukan pekerjaan kantor.3. Setiap bagian dari badan, lembaga atau kantor pemberi jasa dimana pekerjanya terutama melakukan pekerjaan dagang atau kantor, sejauh mereka tidak tunduk pada UU atau peraturan lain yang bersifat nasional tentang hygiene dalam industri, pertambangan, pengangkutan dan pertanian.

Didalam penjelasan umum dinyatakan bahwa Konvensi ILO No. 120 secara garis besar mengatur mengenai kebersihan, ventilasi, suhu udara, penerangan, persediaan air minim, kakus, tempat mencuci, tempat tukar pakaian dalam tempat kerja. Selanjutnya konvensi ini dimaksudkan untuk melindungi pekerja terhadap bahaya di sekitarnya seperti gangguan getaran dan sebagainya. Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan produktivitas kerja akan meningkat dan kenyamanan kerja dapat tercapai. Keputusan menteri tenaga kerja nomor kep. 187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya : 1. Keputusan menteri ini menggantikan kepmenaker No. Kep. 612/MEN/1989 tentang penyediaan data bahan berbahaya terhadap K3 yang dipandang tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman.

2. Pada pasal 2 : Dijelaskan bahwa pengusaha yang menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikannya untuk mencegah terjadinyakecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

3. Pada Pasal 3 : Menjelaskan bahwa pengendalian bahan kimia berbahaya meliputi Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan penunjukan petugas K3 kimia dan ahli K3 kimia.

4. Pasal 4 s/d 6 : Menjelaskan tentang penyedian dan penyampaian LDKB dan pelabelan.

5. Pasal 7 s/d 15: Berisikan tentang penetapan potensi bahaya instalasi yang berkaitan dengan bahan kimia berbahaya.

6. Pasal 16 s/d 21 : Berisi penjelasan mengenai kewajiban pengusaha terhadap bahan kimia berbahaya.

7. Pasal 22 s/d 24 : Memuat tentang penunjukan petugas K3 kimia dan ahli K3 kimia.

BAB IIIHASILA. PelaksanaanKunjungan ke PT. Iskandar Indah Printing Tekstil dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Maret 2013 pada pukul 09.00 WIB 11.00 WIB. Menuju ke PT. Iskandar Indah Printing Textile tersebut menggunakan kendaraan sendiri-sendiri dengan di dampingi oleh asisten dan dosen DIV Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Mahasiswa yang mengikuti kunjungan ke PT. Iskandar Indah Printing Textile berjumlah 51 orang, berpakaian hitam putih, menggunakan almamater dan membawa kartu praktikum masing masing.Sesampainya di PT. Iskandar Indah Printing Textile kita berkumpul di halaman pabrik dan dipandu oleh Pak Agus sebagai pembantu kepala bagian personalia. Kita diajak masuk ke diruang tamu PT. Iskandar Indah Printing Textile diberi Briefing dan penjelasan yang berisikan mengenai awal terbentuknya perusahaan tersebut, jumlah mesin yang terdapat di perusahaan tersebut, bahan produksi yang dihasilkan oleh PT. Iskandar Indah Printing Tekstil, proses produksi pembuatan kain jadi di PT. Iskandar Indah Printing Tekstil. Setelah briefing selesai, Pak Agus mengajak kita untuk mengelilingi lokasi PT. Iskandar Indah Printing Tekstil, dan melihat proses pembuatan kain yang ada di perusahaan tersebut dari awal pengolahan bahan baku hingga proses pengolahan limbah yang dihasilkan oleh proses produksi.B. Deskripsi PerusahaanPT. Iskandar Indah Printing Tekstil terletak di Jl. Pakel No. 11,Solo 57143 Jawa Tengah,Indonesia. Perusahaan ini memiliki luas sekitar 4 hektar dan memproduksi kain batik yang berbahan katun dan rayon. PT. Iskandar Indah Printing Tekstil terdapat dua unit yaitu weaving dan printng. PT. Iskandar Indah Printing Tekstil berdiri sejak tahun 1973, pada saat itu PT. Iskandar Indah Printing Tekstil masih bernama PT. Varia TEX yng dimiliki seorang WNA, dengan memiliki karyawan 900 orang yang statusnya pekerja tetap.

Dengan waktu kerja 8 jam dan 1 jam istirahat seluruh pekerja mendapatkan beberapa shift, kecuali hari sabtu hanya 5 jam kerja tanpa istirahat dari pukul 07.00 12.00 WIB.PT. Iskandar Indah Printing Tekstil sudah menerapkan sistem asuransi kerja yaitu berkerja sama dengan JAMSOSTEK, diadakannya klinik setiap hari senin, rabu jumat tenaga medis dari RS Kasih Ibu.Pada saat itu PT. Iskandar Indah Printing Tekstil hanya memiliki 25 mesin tenun. Seiring berkembangnya zaman, sekarang PT. Iskandar Indah Printing Tekstil memiliki 632 mesin tenun yang berasal dari beberapa negara, yaitu : buatan Cina sebanyak 176 mesin, buatan Belgia sebanyak 108 mesin, dan buatan Jepang sebanyak 348 mesin. Seharusnya setiap perusahaan itu idealnya memiliki tiga unit agar tidak terlalu tergantung antara satu perusahan dengan perusahaan lainya. Tiga unit tersebut meliputi: spinning, weaving, dan printing, kalau bisa memiliki garmen proses produksi akan lebih lengkap.Mesin spinning berfungsi untuk mengubah bahan baku dari kapas menjadi benang. Mesin weaving berfungsi untuk mengubah bahan baku dari benang menjadi kain, sedangkan mesin printing berfungsi untuk mengubah bahan baku dari kain menjadi kain jadi yang sudah di potong-potong. Biasanya, PT. Iskandar Indah Printing Tekstil mengekspor bahan produksinya sebagian besar ke Dubai dan yang lainnya ke Singapura, Malaysia, dll.C. ObservasiKain adalah persilangan antara dua benang, yaitu benang lusi dan benang pakan. Benang lusi yaitu benang yang memanjang. Dalam pengolahan benang lusi terdapat beberapa proses yaitu warping, sizising, dan riching. Dalam proses pembuatan kain, benang lusi diberi bahan penolong agar tahan jika terkena gesekan dengan benang pakan. Benang pakan hanya melewati satu proses yaitu proses winding. Benang pakan tidak di beri bahan penolong karena dalam pembuatan kain, benang pakan tidak mengalami gesekan dengan benang lusi. Bahan penolong yang dipakai oleh PT. Iskandar Indah Printing Tekstil yaitu tepung, karena harganya yang murah dan nantinya harga kain yang dihasilkan juga terjangkau. Dari Observasi kunjungan yang dilakukan, berikut proses pembuatan kain di PT. Iskandar Indah Printing Tekstil, beserta faktor resiko yang terjadi dan penanganannya di setiap prosesnya. Pada proses pertama yaitu proses warping. Pada proses ini menghasilkan panjang benang mencapai 25.800 meter. Pada proses ini, benang yang dari gudang di masukkan ke mesin pemutar yang bertujuan utuk menjadikan benang-benang tersebut di bagi ke bagian yang lebih kecil lagi. Dalam ruangan ini juga terdapat kipas angin yang bertujuan agar kotoran dalam benang tersebut turun.Faktor resiko yang terjadi dalam proses ini adalah :

1. Faktor fisik

a. Tingkat kebisingan yang ada di ruangan ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Para pekerja banyak yang mengalami gangguan yang di sebabkan bising dalam proses ini.

b. Ventilasi dalam ruangan ini kurang, sehingga debu-debu kapas berkumpul jadi satu di ruangan menjadikan sirkulasi di ruangan penuh dengan kapas-kapas yang berterbangan. Banyak debu-debu kapas yang menyebar diruangan dapat menyebabkan sesak nafas.2. Faktor kimia

Faktor kimia yang terjadi pada proses ini yaitu debu kapas. Gangguan kesehatan lingkungan kerja akibat terpajan debu kapas adalah byssinosis yaitu penyakit yang timbul akibat terdapat timbunan debu kapas dalam paru-paru. Menurut informasi yang didapat dari pekerja yang bekerja di PT. Iskandar Inda Printing Textile dalam proses ini, di perusahaan ini sudah pernah dikunjungi oleh dinas kesehatan dan menganjurkan para pekerja agar menggunakan masker yang tebal agar para pekerja terhindar dari penyakit byssinosis.3. Faktor BiologiFaktor biologi adalah salah satu bahaya yang yang mungkin ditemukan di tempat kerja. Namun demikian seringkali hampir tidak diperhatian, sehingga seringkali bahaya dari faktor ini tidak dikenal, dikontrol, dipindahkan, diantisipasi, dan cenderung diabaikan dalam suatu ketika menjadi keadaan yang sulit untuk diperbaiki. Bahaya dari faktor biologi sangat bervariasi seperti juga berbagai pekerjaan yang mungkin dapat terekspose oleh faktor biologi ini.

Faktor Biologi diakibatkan oleh Jamur, Protozoa, Cacing, Bakteri, Virus yang berada ditempat kerja,dan yang sering kami jumpai di PT. Iskandar Indah Printing Textile lebih dominan pada Bakteri dan Kontak langsung antara pekerja dengan zat yang mungkin bisa menularkan bakteri kepada pekerja.Penanganan faktor resiko yang terjadi dalam proses ini adalah :

1. Faktor Fisik

Masalah ventilasi di ruangan ini, sebaiknya dibuat Local Exhaust Ventilation. Dimana, debu-debu kapas akan masuk ke dalam pipa yang telah di buat dan dialirkan ke dalam kipas yang menyaring udara bersih dan kotor. Udara bersih akan di keluarkan ke alam bebas dan udara yang kotor akan tertingal di dalam kipas penyaring tersebut.2. Faktor Kimia

Cara penanggulangan faktor kimia dengan cara memakai masker yang telah dianjurkan oleh dinas kesehatan, memakai masker dengan cara yang benar, dan sering kontrol ke dokter mengenai gejala-gejala yang dialaminya.

3. Faktor BiologiCara penanggulangan faktor biologi yang ada di tempat kerja dapat dihindari dengan adanya, Menengenalkan bahayabahaya biologi yang ada di tempat kerja, Menghindari kontak langsung dengan sumber atau objek, Menjaga kebersihan diri, Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, meriksaan kesehatan pada pekerja, Kesehatan berkala dengan tenaga medis.

Setelah benang digulung dalam gulungan besar, lalu dimasukkan ke dalam bahan penolong atau bisa di bilang proses sizing. Bahan penolong tersebut terdiri dari : wax, tepung, akrelik,,dan bahan penolong yang digunakan di perusahaan ini setiap hari habis. Setelah ini, dilakukan proses reaching yaitu memasukkan benang ke dalam aksesoris yang berbentuk seperti sisir yang terdapat gerigi-gerigi kecil untuk memasukkan benang,Proses selanjutnya adalah Proses penenunan. Dalam proses ini terdapat banyak mesin tenun yang bekerja secara bersamaan menenun benang menjadi kain. Mesin-mesin tersebut bekerja selama 8 jam dan selama 1 jam di berhentikan untuk istirahat mendinginkan mesin agar tidak menimbulkan suhu yang tidak standar pada mesin. Faktor resiko yang terdapat dalam ruangan ini adalah kebisingan. Kebisingan dalam ruang ini sangat tinggi, sedangkan para pekerjanya hanya menggunakan kapas sebagai penyumbat telinga untuk mengurangi kebisingan yang ada di ruangan tersebut. Tapi, hal itu tidak sepenuhnya untuk menghilangkan kebisingan yang terdapat dalam ruangan tersebut. Banyak pekerja yang mengeluh karena pendengarannya berkurang. Berikut cara penanggulangan masalah kebisingan yaitu :a. Dengan menggunakan ear plug, apabila pekerja merasa risih memakai ear plug, bisa di ganti dengan ear plug yang berbahan kapas tetapi hanya digunakan sekali pakai.b. Di buat pemisah antara pekerja dengan mesin.c. Substitusi atau mengganti mesin yang lebih modern.d. Isolasi mesin ke ruang peredam.Faktor resiko yang lainnya adalah Debu kapas yang masih melekat dalam benang. Sebaiknya para pekerja menggunakan masker setiap berada di dalam ruangan ini,dan dianjurkan para pekerja juga menggunakan sepatu, karena pengaruh dari mesin dan lantainya.Pada proses penenunan terdapat proses penyilangan benang, dalam proses penyilangan benang terdapat semprotan air yang digunakan sebagai pendingin agar benang yang disilangkan tidak cepat putus.

Setelah proses penenunan selanjutnya adalah proses Inspekting/Finishing. Dalam proses ini masing-masing kain di periksa lalu dilipat seperti kertas komputer. Pada proses itu terdapat 18 mesin yang digunakan untuk memeriksa kain. Kemudian proses printing. Dalam proses ini terdapat kipas angin yang berguna untuk membersihkan kain selama 90 potong/menit. Setelah kain di bersihkan, kain di cap menggunakan mesin cap yang berkerja secara otomatis. Setelah itu, kain yang telah di cap akan di keringkan lalu dipanaskan oleh ketel oli yang ada agar warna yang terdapat pada kain tidak cepat luntur.

Faktor resiko pada proses ini adalah : Bau pewarna kain yang menyengat, yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan sesaknya pernafasan akibat menghirup bau pewarna tersebut.Proses terakhir yaitu Proses Pengolahan Limbah. Pada proses ini terdapat bau amoniak yang sangat menyengat. Bau tersebut berasal dari limbah Finishing dan pencucian produksi. Berikut proses pengolahan limbah yang terdapat di PT. Iskandar Indah Printing Tekstil :1. Bak Equalisasi : Bak ini berfungsi untuk menghomogenkan dua warna yang di proses dengan koagulasi yang meitambahkan kapur dan FLA.

2. Masuk ke dalam bak sedimentasi I, lumpur yang ada dialirkan ke drying bath, setelah itu air masuk ke aerasi.

3. Setelah lumpur masuk ke aerasi, lalu lumpur masuk ke dalam bak sedimentasi II. Di bak ini terjadi pengendapan lumpur aktif, lalu masuk ke aerasi untuk menstabilkan lumpur aktif.

4. Step selanjutnya adalah masuknya Filtratnya ke Filter

5. Lalu ke pengairan umum atau sungai

Pada proses limbah ini, terdapat penilaian Baku Mutu dari Semarang,dan Penilaian Baku Mutu ini dilakukan setiap sebulan sekali. Untuk Baku Mutu pada proses selama ini di bawah standart dan adanya warna kekuning hijauan yang bersumber dari proses pengolahan limbah tersebut dan itu sangat tidak nyaman bagi masyarakat. Faktor bahaya pada proses ini ada potensi bahaya dikarenakan setiap mengolah limbah dan tempat penglahan tersebut banyak tetesan air di tangga, maka potensi bahaya tersebut ialah pekerja dapat tergelincir sewaktu-waktu.

Dari beberapa proses tersebut mungkin tidak terjadi kecelakaan akibat kerja, tetapi kesehatan para pekerja yang menjadi masalah saat ini. Karena banyak pekerja yang tidak memakai Alat Pelindung Diri yang telah dianjurkan, perusahaan telah memfasilitasi semua Alat Pelindung Diri yang dibutuhkan oleh pekerja tapi para pekerja sendiri malas untuk memakainya. Seperti ear plug, seharusnya para pekerja memakai ear plug saat proses penenunan kain. Ear plug sendiri dapat meredam kebisingan 80 dB keatas, tapi para pekerja merasa tidak nyaman menggunankan ear plug tersebut. Pekerja lebih memilih kapas untuk menutupi telinga mereka, karena menurut mereka kapas sangat fleksibel dan sangat nyaman di telinga mereka.Pemilik perusahaan juga telah membuat P2K3 yang sekretariatnya ada di ruang atas. Dan telah ada juga ahli K3 dalam perusahaan ini, tapi sejak dahulu vakum, pada tahun 2009 dilakukan pelatihan, lalu di bentuk lagi kepengurusan K3 di perusahaan ini. Pendidikan minimum Ahli K3 dalam perusahaan ini yaitu masih tingkat SMA/SMK yang terlatih tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT. Iskandar Indah Printing Tekstil ini.BAB IVPEMBAHASANA. Pengertian Hiegiene IndustriHiegiene Industri adalah suatu ilmu dan seni yang berperan dalam melaksanakan upaya pengenalan, pengukuran, pemantauan, evaluasi dan pengontrolan bahaya di Lingkungan Kerja, yang dapat muncul dari kegiatan operasi industri, yang mana bahaya tersebut dapat mengganggu kesehatan, keselamatan, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerja dan atau masyarakat disekitar daerah kegiatan operasi tersebut.B. Klasifikasi Faktor Lingkungan Kerja Yang Membahayakan Kesehatan

Ada beberapa klasifikasi faktor lingkungan yang membahayakan kesehatan perkerja, anatara lain :1. Faktor Fisik

Faktor lingkungan yang berhubungan dengan : Tekanan Panas, Kebisingan, Penerangan, radiasi, vibrasi.

2. Faktor Kimia

Penyakit dermatitis yang di sebabkan oleh bahan pewarna kain bati yang di guanakan oleh perusahaan ini.3. Faktor Biologi

Yang berhubungan dengan virus, bakteri, kamur, parasit, insect, ricketsia.

4. Faktor Ergonomi

Faktor ergonomi bisa mengenai :

a. Mesin/alat yang tidak fisiologis.b. Aspek tata : sistem kerja, letak alat-alat tidak sesuai menyebabkan gangguan kenyamanan.c. Bahan kerja : berhubungan dengan gizi kerja, disebabkan penurunan ketahanan fisik dan saya kerja.C. Faktor Fisik

1. Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia atau tenaga kerja dan kenyamanan lingkungan.Berdasarkan Kepmenaker, kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan pendengaran.

Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara, menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang di udara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan.

Sumber kebisingan pada pabrik tekstil yaitu mesin-mesin proses produksi, misalnya mesin tenun yang mempunyai tingkat kebisingan yang sangat tinggi apabila seluruh mesin tenun di kerjakan secara bersamaan.Pengaruh kebisingan terhadap pendengaran yaitu :

a. Gangguan terhadap konsentrasi kerja, sehingga dapat mengakibatkan menurunnya kuantitas dan kualitas kerja.

b. Gangguan dalam kenikmatan kerja bahkan stress kerja, rasa pusing, tekanan darah tinggi dan kelelahan, sulit tidur.

c. Gangguan terhadap komunikasi dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja.

d. Penurunan daya dengar mula-mula tuli sementara dan dapat tuli sampai permanen.

Berikut cara penanggulangan masalah kebisingan yaitu :

a. Dengan menggunakan ear plug, apabila pekerja merasa risih memakai ear plug, bisa di ganti dengan ear plug yang berbahan kapas tetapi hanya digunakan sekali pakai.b. Isolasi mesin ke ruang peredam.c. Di buat pemisah antara pekerja dengan mesin.d. Substitusi atau mengganti mesin yang lebih modern.e. Mengeliminasi mesin yang bisingnya melebihi NAB.2. Getaran

Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap suatu titik acuan, sedangkan yang dimaksud dengan getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia (Keputusan Menteri negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-49/MENLH/1 1/1996).

Pengertian lain menyebutkan bahwa getaran ialah gerakan ossillatory/bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap suatu titik tertentu. Dalam kesehatan kerja, getaran yang terjadi secara mekanis serta terbagi atas getaran seluruh badan dan getaran tangan-lengan (Buku saku Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari Sucofindo, 2002). Sumber getaran pada pabrik ini diakibatkan karena mesin tenun yang kontak langsung dengan lantai. Hal ini sangat berpengaruh pada kesehatan pekerja untuk itu, para pekerja disarankan untuk memakai alas kaki. Penanggulangan yang dilakukan oleh perusahaan secara nyata mengenai faktor ini mungkin belum ada, tapi kita dapat menanggulangi faktor getaran ini dengan cara mengisolasi sumber getaran dan meredam sumber getarannya. Sumber getaran diisolasi dengan bahan isolasi yang mempunyai kemampuan yang baikuntuk meredam getaran yang ditransmisikan sumber terhadap isolator.3. Penerangan

Secara umum jenis penerangan dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Sumber Penerangan Alamiah

Penerangan alamiah yang dimaksud disini ialah penerangan yang berasal dari cahaya matahari. Untuk mengurangi pemborosan energy, disarankan agar menggunakan penerangan alamiah ini. Berapa banyak cahaya matahari yang masuk kedalam ruang kerja tergantung pada : jumlah dan arah sinar matahari, keadaan cuaca, letak lokasi gedung dengan gedung lainnya, lingkungan sekitar dan musim itu sendiri. Ukuran dan kebersihan jendela pun juga perlu diperhatikan untuk memengaruhi besar/kecinya intensitas cahaya matahari yang masuk.Cahaya matahari sangat diperlukan selama tidak menyebabkan kesilauan dan reflektan di tempat kerja. Namun, apabila cahaya matahari yang diperlukan tidak mencukupi kebutuhan penerangan yang ada di dalam ruang kerja, maka sumber penerangan yang berasal dari listrik tetap diperlukan.

b. Sumber Penerangan BuatanSumber penerangan buatan utamanya berasal dari energy listrik. Intensitas penerangan perlu didesain sesuai dengan jenis pekerjaan dan tempat kerjanya. Perlu diingat bahwa penggunaan penerangan buatan harus selalu diadakan perawaatn karena bilamana lampu yang dipakai itu kotor, maka akan dapat menurunkan intensitas penerangan sebanyak 30%.D. Faktor Kimia

Penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi adalah dematosis akibat kerja yaitu sekitar 50 - 60 %. Salah satu penyebab dermatosis akibat kerja adalah karena bahan kimia yang dapat menyebabkan dermatosis kontak. dalam industri tekstil, bahan kimia merupakan bahan yang paling banyak digunakan. Seperti industri tekstil pada umumnya, PT. Iskandar Indah Printing Tekstil ini tidak bisa lepas dari penggunaan bahan kimia. Bahan-bahan tersebut dapat mengakibatkan kelainan kulit seperti ulcera (luka bergelembung), eritema ( kulit bruntus - bruntus / bintik - bintik kemerahan ), kulit kering, luka bakar kimia, dan sebagainya. Faktor - faktor yang diduga timbulnya penyakit dermatotitis pada pekerja adalah faktor kimia (pemakaian bahan kimia) dan faktor karakteristik tenaga kerja seperti masa kerja, umur, lama paparan, pemakaian APD, riwayat penyakit kulit tertentu, riwayat alergi pada kulit, dan kebersihan perorangan. sesuai bagian kerjanya yaitu pembatikan, pencelupan, penjahitan, dan pengepakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi dermatosis karena bahan kimia pada pekerja industri batik adalah 32,7 %. Pekerja yang menggunakan bahan kimia lebih banyak menderita dermatosis ( 54,5 % ). Kelompok umur < 25 tahun lebih banyak menderita dermatosis daripada yang berumur > 25 tahun. Pekerja dengan masa kerja < 1 tahun lebih banyak menderita dermatosis daripada yang masa kerjanya > 1 tahun. Pekerja yang terpapar bahan kimia > 4 jam sehari lebih banyak yang dermatosis daripada yang terpapar 1 4 jam sehari. Pekerja yang tidak mempunyai riwayat penyakit kulit lebih cenderung terkena dermatosis daripada yang mempunyai riwayat penyakit kulit. Pekerja yang mempunyai riwayat alergi pada kulit cenderung terkena dermatosis daripada yang tidak mempunyai riwayat alergi pada kulit. Pekerja yang selalu memakai APD sarung tangan juga cenderung terkena dermatosis daripada yang kadang - kadang atau tidak pernah memakai sama sekali. Pekerja yang kebersihan perorangannya buruk lebih banyak yang dermatosis dari pada yang kebersihan perorangannya baik atau sedang.

Zat Iritatan digolongkan sesuai dengan kerjanya pada kulit :

1. Zat yang merusak lapisan tanduk : alkali, sabun, pelarut organic.2. Zat yang melarutkan lipid permukaan kulit : pelarut anorganik dan organic, deterjen.3. Zat penghidrasi : asam anorganik, anhidrida, alkali.4. Zat pengoksidasi : pemutih, krom, garam arsen dan seng, peroksida.5. Zat pengendap protein : krom, arsen, garam seng.6. Zat penghidrolisa : senyawa kalsium.7. Zat pereduksi : asam oksalat, asam format.8. Photosensitizer : ter batubara, zat pewarna dan petroleum.9. Zat teratogenik : arsen, arang batubara, petroleum, radiasi matahari, radiasi berion.Pemeriksaan jasmani, Penampilan klinis erupsi, dan lokasinya dapat memberi keterangan tentang kemungkinan penyebab suatu faktor. Seluruh permukaan tubuh seharusnya diperiksa untuk mencari tempat tempat erupsi. Pemeriksaan laboratorik. Pada uji tempel, sejumlah kecil zat penyebab yang dicurigai dalam konsentrasi tertentu, dioleskan atau ditempelkan pada permukaan kulit. Reaksi uji tempel dinilai positif bila ada reaksi dalam 24 hingga 48 jam timbul kemerahan, edema atau vesikel pada tempat yang ditempelkan. Untuk mengerjakan dan menilai hasil uji tempel, dibutuhkan pengetahuan yang khusus.

Untuk menghindari terjadinya eksaserbasi erupsi, sebaiknya hanya dokter yang berpengalaman dalam uji tempel yang melakukannya.Biopsy dan pemeriksaan histopatologik dilakukan untuk membatu mengidentifikasi beberapa dermatosis akibat kerja dan bila telah dicurigai terjadinya suatu keganasan dermatitis kontak. Penderita dermatitis kontak jumlahnya sekitar 75% dari jumlah seluruh dermatosis akibat kerja, dan disebabkan oleh sensitisasi alergik atau iritasi kulit. Dermatitis kontak alergik. Sensitasi terjadi sesudah kontak dengan suatu zat (allergen) tanpa terjadinya perubahan kulit yang jelas. Sensitivitas biasanya timbul beberapa minggu sesudah pajanan pertama, dan kontak berikutnya dengan allergen yang sama, walaupun jumlahnya sedikit, akan menimbulkan dermatitis kontak. Sensitivitas dapat bertahan selama beberapa bulan, beberapa tahun, bahkan seumur hidup. Beberapa zat kimia dapat bersifat sebagai allergen (sensitizer) maupun iritan. Beberapa factor yang membantu terjadinya dermatitis kontak alergik maupun iritan adalah penyakit kulit yang telah ada sebelumnya (misalnya dermatitis atopic), suhu panas, kelembaban dan gesekan.Gejala klinis Dermatitis akut menunjukkan kemerahan, edema, papul, vesiken. Lesi berbatas tidak tegas, tunggal atau jamak, berbagai ukuran dan bentuk, tetapi sering discoid, akibat koalisi akan terbentuk lesi yang lebih luas. Dermatitis subakut ditandai oleh kemerahan, edema ringan, vesikel kering. Dermatitis kronis muncul sebagai lesi tebal yang kering, bersisik dan kadang kala terdapat fisura. Secara subyektif penderita umumnya merasakan pruritus yang kadang-kadang tidak tertahankan. Erupsi yang berfisura dan kering, pada tempat tekanan (ujung jari) atau pada daerah fleksor (telapak tangan) akan terasa nyeri. Penyebab umumnya adalah penyebabnya adalah zat kimia dalam berbagai bentuk. Dermatitis eksematosa akut paling sering disebabkan oleh bahan kimia yang mengiritasi dan men-sensitasi, misalnya deterjen industri, senyawa logam (krom, nikel), asam atau alkali encer, resin, pelarut dan bahan yang digunakan pada pabrik karet (anti-oksidan).

Dermatitis kronis sering disebabkan oleh semen untuk konstruksi, zat pembersih dan produk resin.Perjalanan penyakit pada umumnya dermatitis akibat kerja membaik atau menyembuh bila pajanan dihilangkan. Biasanya dermatitis akut akan sembuh dalam waktu 1 - 4 minggu. Umumnya dermatitis kontak iritan dimulai sebagai erupsi akut yang ringan, dan segera berubah menjadi kronis. Tahap kronis ini dapat berlangsung berbulan - bulan bahkan bertahun-tahun, dengan periode eksaserbasi di dalamnya. Pemeriksaan histopatologik adalah Gambaran histologik yang dijumpai sama seperti erupsi eksematosa lain, dengan pemeriksaan ini tidak dapat dibedakan dermatitis kontak alergik dengan dermatitis kontak iritan. Pada dermatitis akut, terlihat edema interseluler yang jelas (spongiosis) dan ederma intraseluler di sekitar vesikel dan bula. Pada dermis terdapat ditalasi vaskuler, edema dan infiltrate sel mononuclear perivaskuler. Gambaran dermatitis subakut secara histologist mirip dengan dermatitis akut, tetapi vesikel lebih kecil, terdapat akantosis sedang, kadang kadang parakeratosis dan pembentukan krusta. Pada dermatitis kronis terdapat akantosis, hyperkeratosis. Parakeratosis dan beberapa spongiosis. Di dermis terdapat infiltrasi perivaskuler, kapiler yang banyak dan kolagen (fibrosis) yang bertambah.Diagnosis banding adalah Dermatitis kontak non okupasional. Tidak semua dermatitis kontak pada pekerja disebabkan oleh pajanan pekerjaannya. Perlu diselidiki zatzat penyebab di luar pekerjaan misalnya produk pembersih rumah tangga, zat yang terpajan dalam hobi (fotografi, pekerkajaan kayu, melukis, berkebun, mendaki gunung). Dermatitis seboroik adalah Keadaan ini terdapat sebagai erupsi eksematosa kronis di kepala, region post-aurikularis, pertengahan dada, aksila atau lipat paha. Eksaserbasi dapat terjadi sehubungan dengan pekerjaan, terutama pada pekerja yang terpajan panas, pelumas dan minyak.E. Faktor BiologiKarakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Dalam pengolahan limbah cair di perusahaan ini, pH menjadi faktor penentu dalam proses biologis, karena pH mempengaruhi kinerja mikroba yang berperan dalam degradasi materi organik dalam proses lumpur aktif, oleh karena itu pH air limbah haru netral sebelum masuk ke bak aerasi yang berupa lumpur aktif.

BAB V

SIMPULAN DAN SARANA. SIMPULAN

Dari kunjungan industri yang kita lakukan di PT Iskandar Indah Printing Textile dapat kita simpulan bahwa ada beberapa klasifikasi faktor lingkungan yang membahayakan kesehatan perkerja, anatara lain :

1. Faktor Fisik

Faktor lingkungan yang berhubungan dengan: Tekanan Panas, Kebisingan, Penerangan, radiasi, dan vibrasi.2. Faktor Kimia

Penyakit dermatitis yang di sebabkan oleh bahan pewarna kain bati yang di gunakan oleh perusahaan ini.

3. Faktor Biologi

Yang berhubungan dengan virus, bakteri, kamur, parasit, insect, ricketsia.Pemilik perusahaan juga telah membuat P2K3 dan telah ada juga ahli K3 dalam perusahaan ini, tapi sejak dahulu vakum. Pada tahun 2009 dilakukan pelatihan, lalu di bentuk lagi kepengurusan K3 di Perusahaan ini. Pendidikan minimum Ahli K3 dalam perusahaan ini yaitu masih tingkat SMA/SMK yang dilatih tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT. Iskandar Indah Printing Tekstil ini.

Kebisingan dalam ruang penenunan kain pada perusahaan ini sangat tinggi karena mesin tenun yang jumlahnya ratusan tersebut dikerjakan secara bersamaan selama 8jam dan hanya berhenti untuk istirahat 1 jam, sedangkan para pekerjanya hanya menggunakan kapas sebagai penyumbat telinga untuk mengurangi kebisingan yang ada di ruangan tersebut. Tapi, hal itu tidak sepenuhnya untuk menghilangkan kebisingan yang terdapat dalam ruangan tersebut. Banyak pekerja yang mengeluh karena pendengarannya berkurang.

Berikut proses pengolahan limbah yang terdapat di PT. Iskandar Indah Printing Tekstil :

1. Bak Equalisasi : bak ini berfungsi untuk menghomogenkan dua warna yang di proses dengan koagulasi yang meitambahkan kapur dan FLA.

2. Masuk ke dalam bak sedimentasi I, lumpur yang ada dialirkan ke drying bath, setelah itu air masuk ke aerasi.

3. Setelah lumpur masuk ke aerasi, lalu lumpur masuk ke dalam bak sedimentasi II. Di bak ini terjadi pengendapan lumpur aktif, lalu masuk ke aerasi untuk menstabilkan lumpur aktif.

4. Lalu Filtratnya masuk ke Filter

5. Lau ke pengairan umum atau sungai

Pada proses limbah ini, terdapat penilaian Baku Mutu dari Semarang. Untuk Baku Mutu pada proses selama ini di bawah standart. Faktor bahaya pada proses ini tidak ada. Penilaian Baku Mutu ini dilakukan setiap sebualan sekali.Penerapan penggunaan APD pada perusahaan ini belum sepenuhnya berjalan dengan baik, misalnya saja masalah kebisingan pada proses penunan. Seharusnya, para pkerja itu menggunakan ear plug untuk melindungi telinga dari kebisingan mesin tenun dan ear plug juga dapat meredamkan kebisingan 80 dB, tetapi para pekerja merasa tidak nyaman menggunakan ear plug tersebut. Mereka hanya merasa nyaman dengan menggunakan kapas daripada menggunakan ear plug.B. SaranSebaiknya PT. Iskandar memberlakukan peraturan secara tegas sebagaimana agar semua pegawainya selalu menaati apa yang telah diatur oleh Perundang undangan tentang keselamatan dan kesehatan kerja saat didalam tempat kerja. Dan sebaiknya melakukan langkah preventif untuk mengurangi segala kecelakaan kerja yang mungkin muncul sewaktu-waktu pada saat pekerja berkarya atau saat produksi berlangsung, agar segala keuntungan bagi perusahaan dapat mensejahterakan pekerjanya dan melindungi lingkungannya dari segala pencemaran. PT Iskandar Indah Printing Textile sebaiknya memberlakukan langkah langkah berikut :

1. Memberi ahli K3 yang benar-benar berkompeten.2. Memberi peringatan kepada pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD).3. Pemberian Sosialisasi yang rutin kepada seluruh warga yang berada di dalam area Pabrik maupun di luar pabrik.

4. Meminimalkan faktor bahaya dan resiko di tempat kerja.5. Mengevaluasi dan menjamin tentang keselamatan para pekerja.6. Peraturan K3 harus di tegakkan dan menjujung tinggi nilai kesehatan para pekerjanya dan seluruh warga yang ada di tempat produksi maupun diluar tempat produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Prasagung.2011.Dermatitis Akibat Kerjadan Kelelahan. http://prasagung.wordpress.com/dermatitis-akibat-kerjadan-kelelahan/ . Republika. 2010. Pekerja Di Industri Tekstil Rentan Terkena Kanker . http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/10/04/10/110510-pekerja-di-industri-tekstil-rentan-terkena-kanker . Fokus Makalah.2011. Penyelesaian Pencemaran Air Pada Lingkungan Industri. http://kumpulanmakalahfokus.blogspot.com/2011/12/penyelesaian-pencemaran-airpada-lingkungan-industri.html .

12423