laporan ii - diabetes mellitus 2016 (wiri resky amalia)
DESCRIPTION
dmTRANSCRIPT
DIABETES MELITUS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat,lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi
insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau
defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas,
atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
Jika kekurangan produksi insulin atau terdapat resistensi insulin maka
kadar glukosa dalam darah akan meninggi (melebihi nilai normal).
Insulin adalah suatu zat yang dihasilkan oleh sel beta pankreas.
Insulin diperlukan agar glukosa dapat memasuki sel tubuh, di mana gula
tersebut kemudian dipergunakan sebagai sumber energi. Jika tidak ada
insulin, atau jumlah insulin tidak memadai, atau jika insulin tersebut cacat ,
maka glukosa tidak dapat memasuki sel dan tetap berada di darah dalam
jumlah besar.
Data WHO di tahun 2002 diperkirakan terdapat lebih dari 20 juta
penderita diabetes mellitus di tahun 2025. tahun 2030 angkanya bisa
melejit mencapai 21 juta penderita. Saat ini penyakit diabetes mellitus
banyak dijumpai penduduk Indonesia. Bahkan WHO menyebutkan, jumlah
penderita diabetes mellitus di Indonesia menduduki ranking empat setelah
India, China, dan Amerika Serikat.
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
Apoteker, terutama bagi yang bekerja di sektor kefarmasian
komunitas, memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan
penatalaksanaan diabetes. Membantu penderita menyesuaikan pola diet
sebagaimana yang disarankan ahli gizi, mencegah dan mengendalikan
komplikasi yang mungkin timbul, mencegah dan mengendalikan efek
samping obat, memberikan rekombinasi penyesuaian rejimen dan dosis
obat yang harus dikonsumsi penderita bersama-sama dengan dokter yang
merawat penderita, yang kemungkinan dapat berubah dari waktu ke waktu
sesuai dengan kondisi penderita, merupakan peran yang sangat sesuai
dengan kompetensi dan tugas seorang apoteker. Apoteker dapat juga
memberikan tambahan ilmu pengetahuan kepada penderita tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi dan pengelolaan
diabetes.
B. Maksud Percobaan
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
memahami jenis obat yang bekerja sebagai agen anti-diabetik.
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
menentukan efek obat – obat antidiabetes yaitu Glibenklamid,
Metformin,dan NaCMC sebagai control.
D. Prinsip Percobaan
Induksi diabetes dilakukan pada mencit dengan pemberian glukosa
10 % secara oral. Perkembangan hiperglikemia diperiksa setiap 30 menit
sampai 90 menit, setelah pemberian obat antidiabetic Glibenklamid dan
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
Metformin secara oral yang dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Kemudian, dibandingkan efek dari kedua obat tersebut.
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat
adanya gangguan pada metabolime glukosa, disebabkan kerusakan
proses pengaturan sekresi insulin dari sel-sel beta. Insulin, yang
diahasilkan oleh kelenjar pankreas sangat penting untuk menjaga
keseimbangan kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah normal pada
waktu puasa antara 60-120 mg/dl, dan dua jam sesudah makan dibawah
140 mg/dl. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, baik secara kualitas
maupun kuantitas, keseimbangan tersebut akan terganggu, dan kadar
glukosa darah cenderung naik (hiperglikemia) (Kee dan Hayes,1996;
Tjokroprawiro, 1998).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemia dan glukosuria yang berhubungan dengan
abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
diakibatkan kurangnya insulin yang diproduksi oleh sel β pulau
Langerhans kelenjar Pankreas baik absolut maupun relatif (Herman, 1993;
Adam, 2000; Sukandar, 2008).
Kelainan metabolisme yang paling utama ialah kelainan metabolisme
karbohidrat. Oleh karena itu, diagnosis diabetes melitus selalu
berdasarkan kadar glukosa dalam plasma darah (Herman, 1993; Adam,
2000).
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
Diabetes melitus merupakan salah satu jenis penyakit yang ditandai
dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) sebagai akibat
dari rendahnya sekresi insulin, gangguan efek insulin, atau keduanya.
Diabetes mellitus bukan merupakan patogen melainkan secara etiologi
adalah kerusakan atau gangguan metabolisme. Gejala umum diabetes
adalah hiperglikemia, poliuria, polidipsia, kekurangan berat badan,
pandangan mata kabur, dan kekurangan insulin sampai pada infeksi.
Hiperglikemia akut dapat menyebabkan sindrom hiperosmolar dan
kekurangan insulin dan ketoasidosis. Hiperglikemia kronik menyebabkan
kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan metabolisme sel,
jaringan dan organ. Komplikasi jangka panjang diabetes adalah
macroangiopathy, microangiopathy, neuropathy, katarak, diabetes kaki
dan diabetes jantung (Reinauer et al, 2002).
Seperti suara mesin, badan memerlukan bahan untuk mmbentuk sel
baru dan mengganti sel yang rusak. Di samping itu badan juga
memerlukan energi supaya sel badan dapat berfungsi dengan baik. Energi
pada mesin berasal dari bahan bakar yaitu bensin. Pada manusia bahan
bakar itu berasal dari bahan makanan yang kita makan sehari-hari, yang
terdiri dari karbohidrat (gula dan tepung-tepungan), protein (asam amino)
dan lemak (asam lemak) (Waspadji, dkk, 2002).
Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung
dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan
dipecah menjadi bahan dasar makanan. Karbohidrat menjadi glukosa,
protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam pembuluh
darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-
organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai
bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya dapat
diolah. Di dalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui
proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi.
Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin
meme peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke
dalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di
pankreas (Waspadji, dkk, 2002).
Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita ke penderita
lainnya tidak selalu sama. Gejala yang disebutkan dibawah ini adalah
gejala yang umumnya timbul dengan tidak mengurangi kemungkinan
adanya variasi gejala lain. Ada pula penderita diabetes melitus yang tidak
menunjukkan gejala apa pun sampai pada saat tertentu (Tjoktoprawiro,
1998).
1. Pada permulaan, gejala yang ditunjukkan meliputi “tiga P” yaitu:
a. Polifagia (meningkatnya nafsu makan, banyak makan).
b. Polidipsia (meningkatnya rasa haus, banyak minum).
c. Poliuria (meningkatnya keluaran urin, banyak kencing).
Dalam fase ini biasanya penderita menunjukkan berat badan
yang terus meningkat, bertambah gemuk, mungkin sampai terjadi
kegemukan. Pada keadaan ini jumlah insulin masih dapat
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
mengimbangi kadar glukosa dalam darah (Kee dan Hayes,1996;
Tjokroprawiro, 1998).
2. Bila keadaan diatas tidak segera diobati, kemudian akan timbul
gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin, yaitu :
a. Banyak minum.
b. Banyak kencing.
c. Berat badan menurun dengan cepat (dapat turun 5-10 kg dalam
waktu 2-4 minggu).
d. Mudah lelah.
e. Bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual jika kadar
glukosa darah melebihi 500 mg/dl, bahkan penderita akan jatuh
koma (tidak sadarkan diri) dan disebut koma diabetik.
Koma diabetik adalah koma pada penderita diabetes melitus
akibat kadar glukosa darah terlalu tinggi, biasanya 600 mg/dl atau
lebih. Dalam praktik, gejala dan penurunan berat badan inilah yang
paling sering menjadi keluhan utama penderita untuk berobat ke
dokter (Tjokroprawiro, 1998).
Kadang-kadang penderita diabetes melitus tidak menunjukkan gejala
akut (mendadak), tetapi penderita tersebut baru menunjukkan gejala
setelah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit diabetes
melitus. Gejala ini dikenal dengan gejala kronik atau menahun (Katzung,
2002).
Gejala kronik yang sering timbul pada penderita diabetes adalah
seperti yang disebut dibawah ini (Tjokroprawiro, 1998) :
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
a. Kesemutan.
b. Kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal pada
kulit telapak kaki, sehingga kalau berjalan seperti diatas bantal atau
kasur.
c. Kram.
d. Capai, pegal-pegal.
e. Mudah mengantuk.
f. Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata.
g. Gatal di sekitar kemaluan, terutama wanita.
h. Gigi mudah goyah dan mudah lepas.
i. Kemampuan seksual menurun, bahkan impoten, dan
j. Para ibu hamil sering mengalami gangguan atau kematian janin
dalam kandungan, atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 3,5
kg.
Penggolongan Diabetes
1) Diabetes Mellitus Tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes
Mellitus).
Penyebab utama Diabetes Mellitus Tipe I adalah terjadinya
kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan makanan.
Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar glukosa
secara alami dengan cara :
a. Meningkatkan jumlah gula yang disipan didalam hati.
b. Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.
c. Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
Jika insulin berkurang, kadar gula didalam darah akan
meningkat. Gula dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah
secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi
digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormone insulin sebagai
“stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi
gangguan sekresi (produksi) hormone insulin ataupun terjadi
gangguan pada proses penyerapan hormone insulin pada sel-sel
darah maka potensi terjadinya Diabetes Mellitus sangat besar sekali
(Soegondo, 2004).
2) Diabetes Mellitus Tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus)
Jika pada Diabetes Mellitus Tipe I penyebab utamanya adalah
dari malfungsi kelenjar pankreas, maka pada Diabetes Mellitus Tipe
II, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima)
hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktivitas
hormone insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh
kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini
dikenal dengan resistensi insulin. Dibawah ini terdapat beberapa
fakor-faktor yang memiliki peranan penting terjadinya hal tersebut
(Soegondo, 2004) :
a. Obesitas.
b. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat.
c. Kurang gerak badan (olahraga).
d. Faktor keturunan.
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
Diabetes Mellitus tidak mena kutkan bila diketahui lebih awal.
Gejala-gejala yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan,
karena justru akan menjerumuskan kedalam komplikasi yang lebih
fatal. Jika berlangsung menahun kondisi penderita Diabetes Mellitus
berpel uang besar menjadi ke toasidosis ataupun hipoglikemia
(Soegondo, 2004).
Orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya Diabetes
Mellitus adalah (Waspadji, 2002) :
1. Usia diatas 45 tahun
Pada orang-orang yang berumur fungsi organ tubuh semakin
menurun, hal ini diakibatkan aktivitas sel beta pankreas untuk
menghasilkan insulin menjadi berkurang dan sensitifitas sel-sel
jaringan menurun sehingga tidak menerima insulin.
2. Obesitas atau kegemukan
Pada orang gemuk aktivitas jaringan lemak dan otot menurun
sehingga dapat memicu munculnya Diabetes Mellitus.
3. Pola makan
Pola yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh
sebagian masyarakat perkotaan. Pola makan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh dapat menjadi penyebab Diabetes Mellitus,
misalnya makanan gorengan yang mengandung nilai gizi yang
minim.
4. Riwayat Diabetes Mellitus pada keluarga
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
Sekitar 15-20 % penderita NIDDM (Non Insulin Dependen
Diabetes Mellitus) mempunyai riwayat keluarga Diabetes Mellitus,
sedangkan IDDM (Insulin Dependen Diabetes Mellitus) sebanyak
57% berasal dari keluarga Diabetes Mellitus.
5. Kurangnya berolahraga atau beraktivitas
Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali seminggu, kurang
berolahraga dapat menurunkan sensitifitas sel terhadap insulin dapat
menurun sehingga dapat mengakibatkan penumpukan lemak dalam
tubuh yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus.
Insulin adalah hormon yang disekresi oleh sel β pulau Langerhans
dalam pankreas. Berbagai stimulus melepaskan insulin dari granula
penyimpanan dalam sel β, tetapi stimulus yang paling kuat adalah
peningkatan glukosa plasma (hiperglikemia). Insulin terikat pada reseptor
spesifik dalam membran sel dan memulai sejumlah aksi, termasuk
peningkatan ambilan glukosa oleh hati, otot, dan jaringan adipose
(Katzung, 2002).
Insulin adalah polipeptida yang mengandung 51 asam amino yang
tersusun dalam dua rantai (A dan B) dan dihubungkan oleh ikatan
disulfida. Suatu prekursor, yang disebut proinsulin, dihidrolisis dalam
granula penyimpan untuk membentuk insulin dan peptida C residual.
Granula menyimpan insulin sebagai kristal yang mengandung zink dan
insulin.
Glukosa merupakan stimulus paling kuat untuk pelepasan insulin dari
sel-sel β pulau Langerhans. Terdapat sekresi basal yang kontinu dengan
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
lonjakan pada waktu makan. Sel-sel β memiliki kanal K+ yang diatur oleh
adenosin trifosfat (ATP) intraselular. Saat glukosa darah meningkat, lebih
banyak glukosa memasuki sel β dan metabolismenya menyebabkan
peningkatan ATP intraselular yang menutup kanalATP. Depolarisasi sel
Depolarisasi sel β yang diakibatkannya mengawali influks ion Ca 2+
melalui kanal Ca2+ yang sensitif tegangan dan ini memicu pelepasan
insulin (Katzung, 2002).
Reseptor insulin adalah glikoprotein pembentuk membran yang
terdiri dari dua subunit α dan dua subunit β yang terikat secara kovalen
oleh ikatan disulfida. Setelah insulin terikat pada subunit α, kompleks
insulin-reseptor memasuki sel, dimana insulin dihancurkan oleh enzim
lisosom. Internalisasi dari kompleks insulin-reseptor mendasari down-
regulation reseptor yang dihasilkan olh kadar insulin tinggi (misalnya pada
pasien obes). Ikatan insulin pada reseptor mengaktivasi aktivitas tirosin
kinase subunit β dan memulai suatu rantai kompleks reaksi-reaksi yang
menyebabkan efek insulin (Neal, 2006).
Perawatan diabetes mellitus diambil dari empat faktor fundamental :
pengajaran pasien tentang penyakit; latihan fisik; diet dan agen-agen
hipoglikemia. Agen-agen yang baru digunakan sebagai kontrol diabetes
mellitus adalah obat-obat dari golongan sulfonilurea, biguanida, turunan
thiazolidinedione, dan insulin (diberikan secara injeksi). Meskipun obat-
obat ini telah digunakan secara intensif karena efek yang baik dalam
kontrol hiperglikemia, agen-agen ini tidak dapat memenuhi kontrol yang
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
baik pada diabetes mellitus, tidak dapat menekan komplikasi akut maupun
kronis (Galacia et.al, 2002).
A. Sekretagok insulin
Sekretagok insulin mempunyai efek hipoglikemik dengan cara
stimulasi sekresi insulin oleh sel β pankreas. Golongan ini meliputi
(Soegondo, 2006):
1. Golongan Sulfonilurea
Obat ini hanya efektif pada penderita diabetes melitus tipe
2 yang tidak begitu berat, yang sel-sel β masih bekerja cukup
baik. Mekanisme kerja dari golongan sulfonilurea antara lain:
a. Merangsang fungsi sel-sel β pulau Langerhans pankreas
agar dapat menghasilkan insulin.
b. Mencegah (inhibisi) konversi glikogen hati kembali ke
glukosa.
c. Meningkatkan penggunaan glukosa darah.
Sulfonilurea dibagi dalam dua golongan/generasi yaitu:
a. Generasi pertama meliputi: Tolbutamide, Acetohexamide,
Tolazamide, Chlorpropamide
b. Generasi kedua meliputi: Glibenclamide, Gliclazide,
Glipizide, Gliquidon, Glibonuride.
2. Golongan Glinida
Sekretagok insulin baru, yang kerjanya melalui reseptor
sulfonilurea dan mempunyai struktur yang mirip dengan
sulfonilurea. Repaglinid dan nateglinid kedua-duanya
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara oral.
Repaglinid mempunyai masa paruh yang singkat dan dapat
menurunkan kadar glukosa darah puasa. Sedangkan nateglinid
mempunyai masa tinggal yang lebih singkat dan tidak dapat
menurunkan kadar glukosa darah puasa (Soegondo, 2006).
B. Sensitizer Insulin
Golongan obat ini meliputi obat hipoglikemik golongan
biguanida dan thiazolidinedione, yang dapat membantu tubuh untuk
memanfaatkan insulin secara lebih efektif (Depkes RI, 2005).
1. Golongan Biguanida
Saat ini golongan biguanid yang banyak dipakai adalah
metformin. Mekanisme kerja golongan biguanid (metformin):
a. Meningkatkan glikolisis anaerobik hati.
b. Meningkatkan uptake glukosa di jaringan perifer atau
mengurangi glukoneogenesis.
c. Menghambat absorpsi glukosa dari usus (Herman, 1993;
Soegondo, 2006)
2. Golongan Thiazolidinedione atau Glitazon
Golongan obat ini mempunyai efek farmakologis untuk
meningkatkan sensitivitas insulin. Glitazon merupakan agonist
peroxisomeproliferator-activated receptor gamma (PPAR) yang
sangat selektif dan poten. Reseptor PPAR gamma terdapat di
jaringan target kerja insulin yaitu jaringan adiposa, otot skelet
dan hati, sedang reseptor pada organ tersebut merupakan
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
regulator homeostasis lipid, diferensiasi adiposit, dan kerja
insulin. Glitazon dapat merangsang ekspresi beberapa protein
yang dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan memperbaiki
glikemia, seperti GLUT 1, GLUT 4, p85alphaPI-3K dan
uncoupling protein-2 (UCP) (Soegondo, 2006).
B. Uraian Bahan dan Obat
1. Uraian bahan
a. Aquades (Ditjen POM, 1979: 97)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa
Kegunaan : Sebagai pelarut
b. Alkohol (Dirjen POM, 1979:65)
Nama resmi : Aetanolum
Nama lain : Etanol, alkohol
BM/R : 46,0 / C2H5OH
Pemerian : Tidak berwarna, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai antiseptik
c. Glukosa (Dirjen POM, 1979:268)
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
Nama resmi : Glucosum
Nama lain : Glukosa
RM : C2H12O6 . H2O
Pemerian : Tidak berwarna, serbuk hablur, butiran
putih, dan rasa manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, agak sukar larut
dalam etanol ( 95% ) P mendidih sukar
larut dalam etanol 95 % P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai penginduksi
d. Na-CMC (Dirjen POM, 1979: 401)
Nama resmi : NATRIICARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama lain : Natrium karboksilmetilselulosa
Pemerian : Serbuk, kuning gading, tidak berbau dan
hampir tidak berbau, higroskopik.
Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air,
membentuk suspensi koloidal, tidak larut
dalam etanol (95%) P, dalam eter
P,dalam pelarut organik lain.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Uraian Obat
a.Glibenklamida (Tjay, 2010)
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
Indikasi : Dengan khasiat hipoglikemisnya yang
100 kali lebih kuat.
Kontraindikasi : Kehamilan dan laktasi tidak dianjurkan
Dosis : 1 dd 2,5-5 mg maksimal setiap minggu.
Farmakokinetik : Dari usus praktis lengkap, daya kerjanya
24 jam, plasma t1/2 10 jam, dieksresikan
sama rata lewat kemih dan tinja.
b. Metformin (Ditjen POM ; 1995)
Nama resmi : METFORMINI HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Metformin/Glucophage
RM/BM : C4H11N5./195,6
Pemerian : Serbuk hablur putih; tidak berbau atau
hampir tidak berbau; higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalamair; praktis tidak larut
dalam eter dan dalam kloroform; sukar
larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai Anti-diabetik
C. Uraian Hewan Coba
Mencit (Mus musculus)
a. Klasifikasi (Jasin, 1991)
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
b. Karakteristik (Malole,1989)
Umur : 2-3 bulan
Lama kehamilan : 19-21 hari
Mulai dikawinkan : 50 hari (jantan), 50-60 hari (betina)
Konsumsi oksigen : 1,7 mL/g/hari
Jumlah anak : 4-12
Suhu tubuh : 27,9 – 38,2oC
Respirasi : 136 – 216/ menit
Luas permukaan : 200 gram 36 cm2
Volume tidal : 0,15 ml
Tekanan darah : 47/106
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
A. Alat, Bahan dan Hewan
a. Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat
pengukur glukosa darah, gelas kimia, gunting, kanula, spoit 1 ml dan
stopwatch.
b. Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol,
aquades, betadine, glukosa, glibenklamid, metformin, dan Na-CMC.
c. Hewan yang digunakan
Adapun hewan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mencit
(Mus muculus)
B. Prosedur Kerja
a. Pembuatan Bahan Praktikum
1. Pembuatan Na-CMC 1%
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang Na-CMC sebanyak 0,5 gr
c. Dipanaskan hingga 700C 50 ml air suling
d. Disuspensikan Na-CMC dengan air suling yang telah dipanaskan
sedikit demi sedikit sambil di aduk.
e. Dimasukkan suspensi Na-CMC dalam wadah dan di simpan
dalam lemari pendingin.
2. Pembuatan glukosa 10%
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang glukosa 5% sebanyak 2,5 mL
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
c. Dimasukkan kedalam labu ukur 5 mL
d. Dilarutkan dengan air suling kemudian dicukupkan volume hingga
5 mL
e. Dihomogenkan diberi etiket
3. Pembuatan Glibenklamid
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Ditimbang Glibenklamid sebanyak 4,764 mg
c. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL
d. Dilarutkan dengan Na-CMC 1%, kemudian dicukupkan hingga 5
mL
e. Dihomogenkan lalu diberi etiket.
4. Pembuatan Methformin
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Ditimbang Methformin sebanyak 16,489 mg
c. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL
d. Dilarutkan dengan Na-CMC 1%, kemudian dicukupkan hingga
5 mL
e. Dihomogenkan lalu diberi etiket.
b. Penyiapan Hewan Uji
1. Disiapkan 5 ekor mencit yang akan digunakan, mencit ditimbang lalu
diberikan tanda
2. Kemudian dipuasakan selama 8 jam.
c. Perlakuan Percobaan
1. Disiapkan mencit yang telah dipuasakan
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
2. Diukur kadar glukosa darah awal
3. Diinduksi glukosa 10% secara oral
4. Setelah 15 menit, diukur kembali kadar glukosa darah setelah
diinduksi glukosa 10%
5. Mencit I (21 gram) diberikan obat Metformin secara oral sebanyak
0,7 ml, mencit II (30 gram) diberikan obat Glibenklamid secara oral
sebanyak 1 ml, mencit III (27 gram) diberikan obat Metformin, secara
oral sebanyak 0,9 ml, mencit IV (22 gram) diberikan obat
Glibenklamid secara oral sebanyak 0,7 ml dan mencit V (24 gram)
diberikan Na-CMC secara oral sebanyak 0,8 ml.
6. Diukur kadar masing-masing mencit pada menit ke 30’, 60’ dan 90’
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Obat BB VpGlukosa
darah awal
Glukosa darah
setelah induksi glukosa
10%(mg/dL)
Kadar glukosa pada menit ke- (mg/dL)
30’ 60’ 90’
Metformin 21 g
0,7 ml
154 mg/dL
292 mg/dL
144 mg/dL
140 mg/dL
102 mg/dL
Glibenklamid 30 g 1 ml 148
mg/dL277
mg/dL326
mg/dL453
mg/dL336
mg/dL
Metformin 27 g
0,9 ml
189 mg/dL
313 mg/dL
305 mg/dL
292 mg/dL
64 mg/dL
Glibenklamid 22 g
0,7 ml
102 mg/dL
164 mg/dL
60 mg/dL
107 mg/dL
49 mg/dL
Na-CMC 24 g
0,8 ml
131 mg/dL
355 mg/dL
270 mg/dL
192 mg/dL
151 mg/dL
B. Pembahasan
Praktikum kali ini merupakan percobaan eksperimental yang
bertujuan untuk memahami kerja farmakologi dari berbagai kelompok
antidiabetes, sehingga dapat memperoleh gambaran cara evaluasi efek
antidiabetes. Percobaan ini menggunakan 5 ekor mencit yang dipilih
secara acak untuk di gunakan sebagai hewan percobaan dan akan diukur
gula darahnya menggunakan glucose meter.
Diabetes merupakan gangguan kronis yang khususnya menyangkut
metabolisme glukosa dalam tubuh. Glukosa yang diserap di jaringan otot
ditimbun sebagai glikogen atau dirombak menjadi asam laktat sedangkan
jaringan lemak juga menggunakan glukosa sebagai sumber energi dan
substrat sintesis trigliserida. Penyebab diabetes adalah kekurangan
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
hormon insulin yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber
energi. Akibatnya, glukosa menjadi bertumpuk dalam darah
(hiperglikemia) dan akhirnya diekskresi melalui urin tanpa digunakan
(glikosuria). Hal ini menyebabkan produksi kemih pasien sangat
meningkat, merasa sangat haus, dan berat badan menurun. Untuk
memperingan gangguan-gangguan yang ditimbulkan akibat diabetes,
maka dibutuhkan obat-obat hipoglikemik yang bekerja meningkatkan
sekresi insulin.
Secara prosedural akan dibahas tahapan-tahapan yang dilakukan
untuk mengevaluasi penyakit diabetes pada hewan percobaan. Sebelum
dilakukan percobaan, hewan yang akan diuji (mencit) dipuasakan dengan
cara tidak diberi makan tetapi tetap diberi minum. Hal ini bertujuan untuk
menormalkan kadar glukosa dalam darah mencit dan agar glukosa darah
yang nantinya terukur tidak dipengaruhi oleh glukosa yang berasal dari
makanan mencit. Jika mencit diberi makan, kadar glukosa dalam
darahnya menjadi tidak stabil (berubah-ubah).
Selanjutnya mencit ditimbang dan diberi tanda pada bagian
punggungnya atau bagian kakinya. Mencit dikelompokan menjadi 5
kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (mencit diberi Na.CMC),
kelompok positif (mencit diberi metformin dan glibenklamid). Kemudian
semua kelompok mencit di-tes kada gula darahnnya degan menggunakan
Gluko DR dan dicatat hasilnya pada waktu 0 menit sebagai kadar gula
darah awal. Setelah itu, mencit diinduksi dengan glukosa secara peroral
untuk menambah peningkatan kadar gula dalam darah mencit kemudian
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
diukur kadar gula darahya pada menit ke - 15.
Selanjutnya, mencit 5 yang menjadi kontrol negatif diberikan NaCMC
secara peroral sebanyak 0,8 ml; untuk mencit yang menjadi kelompok
kontrol positif diberikan metformin secara peroral sebanyak (mencit 1 : 0,7
mL dan mencit 3 : 0,9 mL) dan glibanklamid secara peroral sebanyak
( mencit 2 : 1 mL dan mencit 4 0,7 mL) . Kemudian mencit didiamkan
selama tiga puluh menit. Selama tiga puluh menit, seluruh zat dari setiap
kelompok mencit diharapkan telah terabsorpsi sempurna dan mencapai
sel-sel reseptornya sehingga akan memberikan efek pada saat pengujian.
Setelah tiga puluh menit, semua mencit diambil darahnya.
Pengambilan darah dilakukan dengan memotong bagian ujung ekor
mencit dan mengeluarkan sedikit darahnya. Pemilihan bagian ekor untuk
mengambil darah mencit dikarenakan pada bagian ini terdapat banyak
pembuluh darah yaitu pembuluh darah vena. Selain itu metode ini adalah
metode termudah untuk mengambil darah mencit. Berikut adalah prosedur
pengukuran kadar glukosa darah menggunakan glucose meter:
Tahapan dimulai dengan memasang strip ke slot, cek nomor
kalibrasi. Kalibrasi glucose meter bertujuan agar data yang terbaca lebih
akurat. Lakukan sampling darah. Sentuhkan sampel darah ke salah satu
sisi strip. Baca hasil setelah kurang lebih 10 detik. Data yang terbaca pada
glucose meter dicatat sebagai kadar gula darah pada menit ke-30. Dimana kadar gula darah mencit 1 – 5 secra beurutan adalah 114 mg/dl,
326 mg/dl, 305 mg/dl, 60 mg/dl, dan 270 mg/dl,
Hasil dari setiap tes yang dilakukan memberikan hasil yang
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
bervariasi, hal ini tergantung pada kondisi fisiologis mencit dan waktu
dilakukannya tes. Hasil yang diperoleh dari glukosa meter ini dapat
digunakan untuk mengontrol diabetes pasien dan menetapkan tahap
penyembuhan selanjutnya bagi pasien. Tes glukosa darah dilakukan
beberapa kali tergantung pada umur pasien, kesehatan pasien, dan
tingkat diabetes yang diderita. Untuk mendapatkan hasil tes yang akurat,
perlu diperhatikan beberapa hal seperti menjaga kebersihan glukosa
meter, menempatkan sampel darah sesuia batas glucose test strips, dan
tidak menggunakan glucose test strips yang sudah kadarluarsa.
Setelah pengambilan darah pertama, kemudian dilakukan
pengambilan darah pada semua mencit pada menit ke-60 setelah
pemberian glukosa. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara
statistik. Dimana kadar gula darah mencit 1 – 5 secara berurut adalah140
mg/dl, 453 mg/dl, 292 mg/dl. 107 mg/dl dan 192 mg/dl. Dari data
pengamatan dapat dilihat terjadi penurunan kadar glukosa darah pada
mencit 1 dan 3 yang diberikan obat (metformin).
Setelah pengambilan darah kedua, kemudian dilakukan pengambilan
darah pada semua mencit pada menit ke-90 setelah pemberian glukosa.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik. Dimana kadar
gula darah mencit 1 – 5 secara berurut adalah 102 mg/dl, 336 mg/dl, 64
mg/dl. 49 mg/dl dan 151 mg/dl. Dari data pengamatan dapat dilihat terjadi
penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diberikan obat
metformin dan glibenklamid. Metformin merupakan golongan obat
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
biguanid yang bekerja dengan jalan mengurangi pengeluaran glukosa
hati, sebagian besar dengan menghambat glukogenesis. Glibenklamid
merupakan golongan obat sulfonilurea yang bekerja pada sel beta
pancreas meningkatkan produksi insulin baik sebelum maupun sesudah
makan.
Dari data percobaan yang dilakukan, Na.CMC sebagai kontrol
negatif didapatkan penurunan kadar glukosa setelah pemberian obat
setelah pemberian dengan interval 0’, 30’, 60’ dan 90’ mengalami
penurunan sebesar 270 mg/dL, 192 mg/dL dan hingga 152 mg/dL. Namun
penurunannya tidak signifikan jika dibandingkan dengan penurunan kadar
gula yang disebabkan oleh obat metformin dan glibanklamid. Hal ini
dikarenakan selain Na.CMC sebagai kontrol negative yang tidak memiliki
efek antidiabetik.
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa metformin dan glibanklamid memiliki efek sebagai antidiabetic,
sedangkan NaCMC tidak memiliki efek antidiabetic.
B. Saran
Sebaiknya asisten tidak pernah bosan mendampingi praktikan dalam
praktikum
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
DAFTAR PUSTAKA
Adam J.M.F. 2000. Klasifikasi dan kriteria diagnosis diabetes melitus yang baru. Cermin Dunia Kedokteran No. 127
Galacia, E. H., A. A. Contreras, L. A. Santamaria, R. R. Ramos, A. A. C. Miranda, L. M. G. Vega, J. L. F. Saenz, F. J. A. Aguilar.2002. Studies on hypoglycemic activity of mexican medicinal plants. Proc. West. Pharmacol. Soc. 45: 118-124
Herman F. 1993. Penggunaan obat hipoglikemik oral pada penderita diabetes melitus. Pharos Bulletin No.1.
Iswari, K. Kulit Manggis Berkhasiat Tinggi. Madya Centradifa : Jakarta.2011
Katzung G. Bertram. 2002. Farmakologi : Dasar dan Klinik. Buku 2. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.
Kee, J.L. dan Hayes E. R. 1996. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. Alih Bahasa : Dr. Peter Anugrah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta .
Neal, M. J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Reinauer, H. P. D. Home, A. S. Kanagasabapathy, C. C. Heuck. 2002. Laboratory Diagnosis and Monitoring of Diabetes Mellitus. World Health Organization. Geneva.
Soegondo,S., Semiardji, G., Adriansyah, H. 2004. Petunjuk Praktis Penatalaksanaan Dislipidemia. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Jakarta.
Soegondo S. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Farmakoterapi pada pengendalian glikemia diabetes melitus tipe 2. Editor Aru W. Sudoyo et al. Jilid ke-3. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tjokroprawiro, A. 1998. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta .
Waspadji, S. 2002. Pedoman Diet Diabetes Melitus. FKUI. Jakarta.
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
LAMPIRANSkema Kerja
1. Penyiapan hewan uji
Mencit ditimbang
Mencit dipuasakan selama 8 jam2. Perlakuan hewan coba
Disiapkan mencit yang telah dipuasakan
Diukur kadar glukosa darah awal
Diinduksi glukosa 10% secara oral
Setelah 15 menit, diukur kembali kadar glukosa darah setelah diinduksi
glukosa 10%
Diberikan obat
metforminn Glibenklamid Metformin Glibenklamid Na-CMC
Diukur kadar masing-masing mencit pada menit ke 30’, 60’ dan 90’.
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM
DIABETES MELITUS
PERHITUNGAN DOSIS
1. Metformin
Dosis : 500 mg
Berat Etiket : 500 mg
Berat rata-rata : 534,85 mg
Dosis Dewasa = 500mg60kg
=8,33mg /kgBB
Dosis Mencit = 8,333 mg/kgBB ×373
=102,773mg /kgBB
Dosis mencit 30 gram = 102,773mg1000 g
×30gr=3,083 mg
Larutan stok = 5ml1ml
×3,083mg=15,415mg/ 5 ml
Berat Yang Ditimbang = 15,415mg500mg
x 534,85mg=16,489mg / 5 ml
2. Glibenklamid
Dosis : 5 mg
Berat Etiket : 5 mg
Berat rata-rata : 158,8 mg
Dosis Dewasa = 5mg60kg
=0,083mg /kgBB
Dosis Mencit = 0,083 mg/kgBB×373
=1,023mg /kgBB
Dosis mencit 30 gram = 1,023mg1000 g
×30gr=0,030 mg
Larutan stok = 5ml1ml
×0,030mg=0,15mg/ 5 ml
Berat Yang Ditimbang = 0,15mg5mg
x158,8mg=4,764mg/ 5 ml
WIRI RESKY AMALIA15020140074 AYUDIA ISLAMI S.FARM