laporan geomorfo herman

Upload: agustin-kusuma-wardhani

Post on 13-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO

ACARA : BENTANG ALAM VULKANIK

Disusun Oleh :

HERMAN EFENDI

21100111190079

LABORATORIUM GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

APRIL 2012BAB I

PENDAHULUAN

1.1Maksud Mengetahui teknik dan metode interpretasi peta topografi pada bentang alam vulkanik. Mengetahui aktivitas vulkanisme yang mempengaruhi dan proses terbentuknya Gunung Ungaran. Mengetahui ciri khas morfologi bentang alam vulkanik beserta keadaan di lingkungan sekitarnya.1.2Tujuan Dapat mengetahui teknik dan metode interpretasi peta topografi pada bentang alam vulkanik. Dapat mengetahui proses terbentuknya Gunung Ungaran dan aktivitas vulkanisme yang mempengaruhi. Dapat mengetahui ciri khas morfologi bentang alam vulkanik beserta keadaan di lingkungan sekitarnya.1.3Waktu Pelaksanaan Praktikum

Hari

: Minggu

Tanggal

: 22 April 2012

Waktu

: 06.30 12.00 WIB

Tempat Pelaksanaan : Gunung Kendalisada, Kel. Harjosari, UngaranBAB II

METODOLOGI

3.1Alat dan Bahan

Alat:

Penggaris

Alat tulis (pensil, ballpoint, pengahapus, peruncing)

Kalkulator Pensil WarnaBahan:

Peta topografi Gunung Ungaran Kertas HVS

Kertas milimeter block Kertas kalkir3.2Diagram Alir

BAB III

PERHITUNGAN MORFOMETRI

Perhitungan Morfometri

3.1 Satuan Rapat

%d = = 103,2%

3.2 Satuan Agak Rapat

%d = = 29,83 %

3.3 Satuan Renggang

%d = = 13,14 %

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Fisiografi/Gambaran Umum Gunung UngaranPulau Jawa secara fisiografi dan struktural, dibagi atas empat bagian utama (Bemmelen, 1970) yaitu: Sebelah barat Cirebon (Jawa Barat) Jawa Tengah (antara Cirebon dan Semarang) Jawa Timur (antara Semarang dan Surabaya) Cabang sebelah timur Pulau Jawa, meliputi Selat Madura dan Pulau Madura Jawa Tengah merupakan bagian yang sempit di antara bagian yang lain dari Pulau Jawa, lebarnya pada arah utara-selatan sekitar 100 120 km. Daerah Jawa Tengah tersebut terbentuk oleh dua pegunungan yaitu Pegunungan Serayu Utara yang berbatasan dengan jalur Pegunungan Bogor di sebelah barat dan Pegunungan Kendeng di sebelah timur serta Pegunungan Serayu Selatan yang merupakan terusan dari Depresi Bandung di Jawa Barat.Pegunungan Serayu Utara memiliki luas 30-50 km, pada bagian barat dibatasi oleh Gunung Slamet dan di bagian timur ditutupi oleh endapan gunung api muda dari Gunung Rogojembangan, Gunung Prahu dan Gunung Ungaran.

Gunung Ungaran merupakan gunung api kuarter yang menjadi bagian paling timur dari Pegunungan Serayu Utara. Daerah Gunung Ungaran ini di sebelah utara berbatasan dengan dataran aluvial Jawa bagian utara, di bagian selatan merupakan jalur gunung api Kuarter (Sindoro, Sumbing, Telomoyo, Merbabu), sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan Pegunungan Kendeng. Bagian utara Pulau Jawa ini merupakan geosinklin yang memanjang dari barat ke timur (Bemmelen, 1970).

Gambar 4.1 fisiografi Pulau Jawa bagian tengahMenurut Budiardjo et. al. (1997), stratigrafi daerah Ungaran dari yang tua ke yang muda adalah sebagai berikut:

1.Batugamping volkanik

2.Breksi volkanik III

3.Batupasir volkanik

4.Batulempung volkanik

5.Lava andesitik

6.Andesit porfiritik

7.Breksi volkanik II

8.Breksi volkanik I

9.Andesit porfiritik

10.Lava andesit

11.Aluvium

Gambar 4.2 Peta geologi regional daerah Ungaran (Budiardjo, et. al., 1997)

Gunung Ungaran selama perkembangannya mengalami ambrolan-tektonik yang diakibatkan oleh pergeseran gaya berat karena dasarnya yang lemah. Gunung Ungaran tersebut memperlihatkan dua angkatan pertumbuhan yang dipisahkan oleh dua kali robohan (Zen dkk., 1983). Ungaran pertama menghasilkan batuan andesit di Kala Pliosen Bawah, di Pliosen Tengah hasilnya lebih bersifat andesit dan berakhir dengan robohan. Daur kedua mulai di Kala Pliosen Atas dan Holosen. Kegiatan tersebut menghasilkan daur ungaran kedua dan ketiga.

Struktur geologi daerah Ungaran dikontrol oleh struktur runtuhan (collapse structure) yang memanjang dari barat hingga tenggara dari Ungaran. Batuan volkanik penyusun pre-caldera dikontrol oleh sistem sesar yang berarah barat laut-barat daya dan tenggara-barat daya, sedangkan batuan volkanik penyusun post-caldera hanya terdapat sedikit struktur dimana struktur ini dikontrol oleh sistem sesar regional (Budiardjo et al. 1997).

4.2 Karakteristik Gunung UngaranAdapun karakteristik dari gunung ungaran itu sendiri adalah : Sifat magma: Intermediet

Jenis letusan: Campuran

Jenis litologi yang berkembang: andesit basaltik Tipe: Gunungapi Strato

4.3 Morfologi Dan Interpretasi Pembentukannya (Proses)

Dalam proses pembentukannya, gunung ungaran telah mengalami 3 fase, yaitu ungaran paling tua, ungaran tua, dan ungaran muda. Pada fase ungaran paling tua gunung ungaran pertama terbentuk dengan tipe strato, tipe ini dipengaruhi oleh sifat magma yang bersifat intermediet. Adapun Litologi yang terbentuk pada fase ini adalah andesit basaltik dan ditemukan juga formasi damar. Fase ini terjadi pada kala plistosen bawah. Material yang terbentuk pada fase ungaran paling tua berukuran kecil, pasir dan gampingan. Erupsi pada fase in yang mengeluarkan material gunungapi yang sangat banyak sehingga terjadi kekosongan material didalam dapur magma sehingga massa gunung jadi lebih berat dan mengakibatkan terjadinya amblesan.

Kemudian gunung ungaran sendiri mengalami fase selanjutnya, yaitu Fase Ungaran Tua yang dimulai pada Kala plistosen tengah. Adapun litologi yang terbentuk pada fase ini adala andesit. Mineral yang terbentuk pada fase ungaran tua yaitu mineral basaltic andesit dan juga terdapat olivine. Pada fase ini perombakan gunung ungaran terjadi lebih besar daripada fase sebelumnya karena massa gunung ungaran lebih berat pada masa itu sehingga mengakibatkan terjadinya sesar cincin disekitar puncak gunung ungaran karena adanya collapse (amblesan). Pada amblesan tersebut menghasilkan bentukan busur dalam.

Dan ungaran pun memasuki fase terakhir yaitu fase ungaran muda. Fase ini terjadi pada kala plistosen atas. Pada proses pembentukannya, litologi yang terbentuk adalah batuan basaltik andesit. Mineral yang terbentuk pada fase ungaran muda adalah andesit basaltic, augit dan hornblende. Mineral pada batuan ini juga banyak yang mengalami alterasi karena adanya pengaruh dari fluida panas yang terjadi di dalam bumi sehingga mineral-mineral tersebut terubahkan menjadi mineral lempung.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dilapangan, terlihat adanya parasit cone di sekitar gunung ungaran tersebut, parasit cone ini terbentuk karena adanya magma yang mengintrusi batuan diatasnya, karena dapur magma yang penuh dan tekanannya pun semakin besar, magma yang ingin menerobos melalui jalan utama tersumbat/terhalang oleh pengendapan material hasil erupsi di atasnya sehingga magma itu sendiri mencari jalan keluar dan mampu menerobos rekahan-rekahan, sehingga magma membeku dan terbentuklah parasit cone. Adapun Parasit cone yang mengelilingi gunung ungaran yaitu, Gunung Turun, Gunung Kendalisodo, dan Gunung Mergi. 4.4 Satuan Deliniasi Dan Hubungannya Dengan Fasies Gunung Api4.4.1 Satuan Deliniasi Rapat

Satuan deliniasi rapat ditunjukkan dengan warna merah pekat pada peta topografi. Semakin pekat warna merahnya maka daerah tersebut merupakan daerah yg terjal/curam sehingga kontur yg terlihat pada daerah ini sangat rapat. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan warna merah yang pekat pada daerah tersebut sekitar 40%, 4.4.2 Satuan Deliniasi Agak RapatSatuan deliniasi agak rapat ditunjukkan dengan warna merah yang agak muda pada peta topografi. Sehingga menunjukkan bahwa di daerah tersebut merupakan daerah agak terjal dan memiliki kontur yang agak rapat. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan warna merah muda pada daerah tersebut mendominasi sekitar 45%,4.4.3 Satuan Deliniasi RenggangSatuan deliniasi renggang ditunjukkan dengan warna merah transparan pada peta topografi. Sehingga menunjukkan bahwa daerah ini merupakan daerah yang landai dan konturnya pun terlihat sangat renggang. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan warna transparan pada daerah tersebut hanya ssekitar 15%,

4.5. Hasil Perhitungan Morfometri dan Klasifikasi Van Zuidam

Tabel 4.5.1 Klasifikasi Relief Menurut Van Zuidam, 1983

Klasifikasi Relief% LerengBeda Tinggi (m)

Datar / hampir datar

Bergelombang landai

Bergelombang miring

Berbukit bergelombang

Berbukit terjal

Pegunungan sangat terjal

Pegunungan sangat curam0 -2

3 - 7

8 - 13

14 - 20

21 - 55

56 - 140

>1401000

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada satuan dekliniasi rapat didapatkan rata-rata kelerengan sebesar 103,2 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah pegunungan sangat curam. Sedangkan untuk beda ketinggian pada satuan dekliniasi rapat yaitu 2050 m 908 m= 1142 m. Sehingga dapat dipastikan daerah ini memang daerah pegunungan sangat curam ( klasifikasi Van Zuidam, 1983).

Untuk perhitungan yang telah dilakukan pada satuan dekliniasi agak rapat didapatkan rata-rata kelerengan sebesar 29,83 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah berbukit terjal. Sedangkan untuk beda ketinggian pada satuan dekliniasi agak rapat ini yaitu 1357 m 822 m= 535 m. Sehingga dapat dipastikan daerah ini merupakan daerah berbukit terjal pegunungan sangat terjal ( klasifikasi Van Zuidam, 1983).

Dan perhitungan yang telah dilakukan pada satuan dekliniasi renggang didapatkan rata-rata kelerengan sebesar 13,14 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah bergelombang miring. Sedangkan untuk beda ketinggian pada satuan dekliniasi renggang yaitu 980 m 746 m= 234 m. Sehingga dapat dipastikan daerah ini merupakan daerah bergelombang miring-berbukit terjal ( klasifikasi Van Zuidam, 1983).

4.6 Tata Guna Lahan

Adapun tata guna lahan disekitar daerah Gunung Ungaran banyak dimanfaatkan warga sebagai lahan pertanian, karena tempat ini didukung dengan kondisi tanah daerah vulkanik yang subur dan terdapat daerah resapan air sehingga memudahkan dalam pengairan/irigasi. Selain itu, daerah ini dimanfaatkan sebagai sumber air bersih dan juga dapat digunakan sebagai objek penelitian.4.7 Potensi Positif Dan Potensi NegatifAdapun potensi positif dari Gunung Ungaran tersebut adala eksploitasi galian C sebagai bahan konstruksi bangunan, daerah resapan air, dan daerah keanekaragaman hayati. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Semarang juga melihat potensi panas bumi (geothermal) yang dimiliki Gunung Ungaran sehingga rencananya akan dibangun Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTG dan PLTU). Gunung Ungaran memiliki tinggi 2.050 Mdpl dengan karakteristik yang berbeda dengan gunung-gunung yang ada di Jawa Tengah, karakter jalur trekking yang landai memungkinkan untuk dikembangkan menjadi salah satu obyek ekowisata yang bisa menambah pendapatan asli daerah dari sector pariwisata. Selain itu, perkebunan teh yang dikelola oleh swasta juga sangat mendukung terwujudnya hal tersebut. Selain trekking, wisata lain yang saat ini sedang dikembangkan oleh investor di sisi utara Gunung Ungaran adalah sebuah taman wisata keluarga yang dilengkapi dengan pemancingan, bungalow, dan kolam renang serta pembibitan tanaman hias; selain itu PT. Perhutani Jawa Tengah juga mengembangkan obyek wisata alam yakni sumber air panas di Kawah Margotopo dan air terjun Curung Benowo, dan juga akan dilengkapi dengan kolam renang air hangat, shelter, dan jalur trekking yang cukup menantang.Sedangkan dilihat dari potensi negative dari gunung ungaran itu sendiri adalah daerah tersebut merupakan lereng yang curam sehingga dapat dimungkinkan terjadinya longsoran dan dapat membahayakan warga sekitar.

DAFTAR PUSTAKAhttp://info.indotoplist.com/?YldWdWRUMWtaWFJoYVd3bWFXNW1iMTlwWkQweU1qVT0 (Diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 13.00 WIB)

http://ptbudie.wordpress.com/2009/01/25/21/ (Diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 13.10 WIB)

http://shin-shanshan.blogspot.com/2011/07/potensi-zona-gunung-api.html (Diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 13.20 WIB)

http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2010/11/21/potensi- pengembangan-ekowisata-wisata-budaya-dan-prospek-pengelolaan-taman-hutan-rakyat-di-wilayah-gunung-ungaran/ (Diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 13.30 WIB)