laporan geokim jun

34
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI KIMIA METODE ANALISIS SEDIMEN (BAHAN ORGANIK DAN FOSFAT) JUNIKA AHMAD F. 26020211130054 Nama Asisten: Aldino Jusach S K2E006005 M. Husni Maulana K2E009014 Natalia Tiamining Nastiti 26020210130071 Zaenab Listia Rani K2E009008 Sri Rejeki Hutasait K2E009075 Christiani Silalahi K2E009015 PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INVERSITAS DIPONEGORO

Upload: junika-ahmad-f

Post on 01-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Geokim Jun

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI KIMIA

METODE ANALISIS SEDIMEN (BAHAN ORGANIK DAN FOSFAT)

JUNIKA AHMAD F.

26020211130054

Nama Asisten:

Aldino Jusach S K2E006005

M. Husni Maulana K2E009014

Natalia Tiamining Nastiti 26020210130071

Zaenab Listia Rani K2E009008

Sri Rejeki Hutasait K2E009075

Christiani Silalahi K2E009015

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: Laporan Geokim Jun

LEMBAR PENILAIAN

NO. KETERANGAN NILAI

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

TOTAL

Semarang, 13 Juni 2013

Koordiator Praktikum Praktikan

Sri Rejeki Hutasait Junika Ahmad F

K2E009075 26020211130054

Mengetahui,

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Geologi Kimia

MUSLIM,Ir.M.Sc. Ph.D

I. PENDAHULUAN

Page 3: Laporan Geokim Jun

1.1 Pendahuluan

Ilmu geokimia merupakan cabang ilmu kimia yang digunakan untuk

memecahkan berbagai permasalahan kebumian dan untuk memahami bumi serta

bagaimana bumi bekerja (W.M. White, Geochemistry, 2007). Sumber lain juga

menyebutkan bahwa geokimia adalah ilmu yang mempelajari sifat spesi kimia di

bumi serta evolusinya selama sejarah bumi ini. Tentu saja masih banyak definisi

lain tentang geokimia, namun dua deskripsi di atas sudah cukup mewakili.

Geokimia sendiri terdiri dari berbagai sub bahasan (atau turunan) yang sebenarnya

satu sama lain masih saling terkait, tidak ada pembagian yang benar-benar

terpisah. Beberapa turunan dari geokimia antara lain:

Organic Geochemistry yaitu mempelajari seluk beluk senyawaan organik

yang terdapat di bumi, biasanya banyak digunakan di bidang minyak dan

gas bumi untuk menentukan source rock, maturasi (kematangan), oil

fingerprint, dan lain-lain.

Environmental Geochemistry yaitu mempelajari spesi kimia di lingkungan

dan efek manusia (serta teknologi) terhadapnya.

Forensic Geochemistry. Forensik adalah cabang ilmu yang

mengaplikasikan teknologi ilmiah untuk membantu penemuan fakta di

dalam suatu perkara hukum. Dalam hal ini, geokimia adalah teknologi

ilmiah tersebut.

Biogeochemistry

Isotope Geochemistry

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah praktikan diharapkan dapat menganalisis

kandungan fosfat dan bahan organik total (KOT) pada sedimen.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Page 4: Laporan Geokim Jun

2.1 Bahan Organik

Menurut Manahan (2001), elemen, bahan atau materi organik adalah

semua senyawa yang mengandung karbon termasuk substansi yang dihasilkan

dari proses hidup (kayu, kapas, wol), minyak bumi, gas alam (metan), cairan

pelarut/pembersih, fiber sintetik dan plastik.

Bahan organik dalam air laut dapat dibagi atas dua bagian yaitu :

Bahan organik terlarut yang berukuran < 0.5 µm.

Bahan organik tidak terlarut yang berukuran > 0.5 µm.

Jumlah bahan organik terlarut dalam air laut biasanya melebihi rata-rata

bahan organik tidak terlarut. Hanya berkisar 1/5 bahan organik tidak terlarut

terdiri dari sel hidup. Semua bahan organik ini dihasilkan oleh organisme hidup

melalui proses metabolisme dan hasil pembusukan.

2.1.1 Sumber bahan organik

Bahan organik terlarut dalam air laut berasal dari empat sumber utamayaitu :

o Daratan

Bahan organik terlarut dari daratan diangkut ke laut melalui angin

dansungai.Bahan organik terlarut yang berasal dari air sungai, bisa mencapai

20 mgC/l,terutama berasal dari pelepasan humic material dan hasil

penguraian dari buah-buahan yang jatuh di tanah.Penambahan bahan

organik secara perantara alamidalam bentuk sewage (kotoran) dan buangan

industri.Sebagian besar sudah siapdioksidasi dan segera membusuk karena

bakteri dalam air laut.Namun dalambatasan badan air, seperti estuarin,

kebutuhan oksigen secara biologi terpenuhidikarenakan kondisi anoksik

tersedia.

o Penguraian organisme mati oleh bakteri

Ada dua mekanisme penguraian organisme mati yaitu secara autolisis

danbakterial.Di alam kedua mekanisme ini bekerja secara

bersamaan.Tingkatpenguraiannya tergantung pada kondisi kematian serta

sampai tersedianya enzimdan bakteri yang diperlukan. Dalam proses

autolisis, reaksi penguraian terjadikarena adanya enzim di dalam sel dan

hasilnya selanjutnya akan dilepaskan kedalam badan perairan.

Page 5: Laporan Geokim Jun

Menurut Johanes (1968) dalam Riley dan Chester (1971), ekresi

darimikroorganisme seperti protozoa merupakan sumber yang penting dari

bahanorganik karbon. Proses pelepasan nitrogen dan fospor dari organisme

mati dalam airlaut terjadi dengan cepat. Waksman, et al (1938) dalam Riley

dan Chester (1971)telah menemukan bahwa setengah dari nitrogen yang ada

dalam zooplankton mati,diubah menjadi amonia dalam waktu 2 minggu dan

fospat dilepaskan dengan cepat.Skopintsev (1949) dalam Riley dan Chester

(1971) menyatakan bahwa 70 % organickarbon tidak terlarut di dalam kultur

alga mati akan dioksidasi menjadikarbondioksida (CO2) dan setelah enam

bulan ditemukan sekitar 5% yang diubahkedalam bahan organik terlarut.

o Hasil metabolisme alga terutama fitoplankton.

Hasil fotosintesis alga akan melepaskan sejumlah bahan ke dalam

badanperairan. Produksi ini penting sebagai sumber energi untuk organisme

laut lainnya dan juga berperan dalam kontrol ekologi.Asam amino dan

karbohidrat merupakanbahan yang dikeluarkan secara dominan oleh spesies

khusus sepertiOlisthodiscus sp (Hellebust, 1965 dalam Riley dan Chester

1971).

o Eksresi zooplanton dan binatang laut lainnya.

Eksresi zooplankton dan binatang laut lainnya menjadi sumber penting

bahanorganik terlarut di laut. Bahan-Bahan yang dikenal secara prinsip

adalah Nitrogenous seperti urea, purines (allantoin dan asam uric), trimethyl

amine oxide dan asam amin, trimethyl amine oxide dan asam amino

(glycine, taurine dan alanine)

Sumber Bahan Organik Tidak Terlarut dalam Air Laut, yaitu:

a. Di bawah air sungai (4,2 – 109 gC/ l) berukuran lebih kecil dari rata-rata

produksi primer di laut ( 4 – 1016 gC/ l).

b. Sebagian besar particulate organic matter dilaut dihasilkan oleh beberapa

organisme penghasil utama seperti fitoplankton, makroalga dan bakteri

kemoautotrofik. Produksi utama ini dihasilkan oleh fotoautotrofik

nanoplankton(berdiameter 2,0 – 20 µm).

c. Sekitar 10 % dihasilkan dari tanaman dalam bentuk senyawa, berat

Page 6: Laporan Geokim Jun

molekulnyaringan seperti asam amino, asam trikarboksilik. Hasil ini

dengan cepat dikonsumsi oleh bakteri.

d. Hasil agregasi dan pengendapan dissolved organic matter dari laut.

e. Pada subsurface dalam waktu tertentu butir-butir fecal zooplankton

merupakan komponen yang terbesar dari bahan organik tak terlarut.

2.1.2 Manfaat bahan organik

a. Sumber energi (makanan)

b. Sumber bahan keperluan bakteri, tumbuhan maupun hewan

c. Sumber vitamin

d. Memiliki peranan penting dalam mengatur kehidupan fitoplankton di laut.

e. Mengontrol Proses-Proses Geokimia, Memberi Pengaruh Transpor &

Degradasi Polutan, serta berperan dalam Reaksi-Reaksi Disolusi,

Prespitasi Mineral.

2.1.3 Bahan Organik di sedimen

Dijelaskan oleh Duxbury and Duxbury (1993) sedimen sebagai

kumpulan partikel-partikel organik dan anorganik yang terakumulasi secara luas

dan bentuknya tak beraturan. Sekitar 70,8% permukaan bumi ditutupi oleh laut,

bagian muka bumi yang sangat luas ini merupakan lingkungan tumpahan

material-material sedimen yang terjadi secara fisika, kimiawi, maupun organik

yang satu sama lain akan berinteraksi membentuk berbagai macam variasi

sedimen (Kaharuddin, 1994). Selanjutnya Davis (1991) menyatakan sedimen yang

menutupi dasar perairan memiliki berbagai variasi dalam bentuk partikel

komposisi ukuran, sumber atau asal sedimen.

2.2 Fosfat

Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan

kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone

phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan

kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida

fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama

proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan

batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit

(Anonim,2013).

Page 7: Laporan Geokim Jun

Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-

fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam

jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite

[CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite (Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat

yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23,

dan kekerasan 5 H (Anonim,1991).

Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut

dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan

menambahkan asam (Anonim, 2013).

Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %.

Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N

(nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O). Fosfat sebagai

pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air

sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman

pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan (Anonim, 2013).

Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi

mahluk hidup. Fosfor terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat

organik dan senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat pada

tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air dan

tanah dimana fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis dan

mengendap di sedimen. Fosfor juga merupakan faktor pembatas. Perbandingan

fosfor dengan unsur lain dalam ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh

organisme hidup. Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien pembatas dalam

eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi

tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah ( Sastrawijaya, 1991).

2.2.1 Sumber Fosfat

Fosfor terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik

dan senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan

dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah

dimana fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis dan

mengendap di sedimen (Sastrawijaya, 1991).

Page 8: Laporan Geokim Jun

Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,

polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk

terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air. Di daerah pertanian

ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau

melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui

air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang

mengandung fosfat, seperti industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat

dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula

terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri

maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya (Alaerts, 1984).

Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap

keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg

P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop.

Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang

tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen

terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem perairan

(Alaerts, 1984).

2.2.2 Manfaat Fosfat

Kegunaan Fosfor/Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam

pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api,

pestisida, odol dan deterjen. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat tulang

dan gigi. 2.6 Proses Fosfor / Fosfat Dalam Lingkungan Hidup Perputaran unsur

fosfor dalam lingkungan hidup relatif sederhana bila dibandingkan dengan

perputaran bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting

yaitu sebagai pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat) (Anonim,

2013).

Perputaran unsur fosfor adalah perputaran bahan kimia yang menghasilkan

endapan seperti halnya perputaran kalsium. Dalam lingkungan hidup ini tidak

diketemukan senyawa fosfor dalam bentuk gas, unsur fosfor yang terdapat dalam

atmosfir adalah partikel-partikel fosfor padat (Anonim, 2013).

Batu karang fosfat dalam tanah terkikis karena pengaruh iklim menjadi

senyawa-senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah dan dapat

Page 9: Laporan Geokim Jun

digunakan/diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhan hidupnya

/pertumbuhannnya. Penguraian senyawa organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan

yang mati serta detergen limbah rumah tangga ) menghasilkan senyawa-senyawa

fosfat yang dapat menyuburkan tanah untuk pertanian. Sebagai senyawa fosfat

yang terlarut dalam air tanah akan terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut

atau ke danau, kemudian mengendap pada dasar laut atau dasar danau (Anonim,

2013).

Kegunaan fosfor, antara lain:

a. Sebagian besar fosfor digunakan untuk memproduksi asam fosfat, di mana

asam fosfat digunakan pada pelapisan logam agar tahan terhadap korosi

atau dapat dijadikan lapisan dasar dalam pengecatan.

b. Digunakan juga dalam industri minuman ringan untuk memberikan rasa

asam.

c. Fosfor merah digunakan untuk membuat korek api.

d. Kalium fosfat digunakan untuk pelengkap makanan dan pada soda kue.

e. Dalam tubuh manusia, fosfor terdapat pada nukleat, yaitu DNA dan RNA

dan kalsium fosfat sebagai senyawa utama penyusun matriks tulang.

(Anonim,2012)

2.3 Spektrofotometer

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang

digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan

kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan

yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang

dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi

dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron

valensi (seran, 2011).

Page 10: Laporan Geokim Jun

Syarat pengukuran dengan spektrofotometer UV: sampel dalam larutan

menyerap sinar UV (180-350 nm), molekul senyawanya memiliki ikatan rangkap

atau elektron nonbonding dan larutan bening dapat didak berwarna. Gugus

kromofor adalah gugus yang menyebabkan molekul menjadi berwarna. Gugus

kromofor merupakan senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap yang

terkonjugasi. Menurut Adam Wiryawan: 2008, kromofor adalah suatu gugus

fungsi, tidak terhubung dengan gugus lain, yang menampakkan spektrum absorpsi

karakteristik pada daerah sinar UV-sinar tampak. Penyerapan sinar uv-vis dibatasi

pada sejumlah gugus fungsi yang mengandung electron valensi dengan tingkat

eksitasi yang rendah dengan melibatkan 3 jenis electron yaitu : sigma, phi dan non

bonding electron. Kromofor-kromofor organic seperti karbonil, alken, azo, nitrat

dan karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak. Prinsip kerja

spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari

sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel).

Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca

oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar (anonim,2012).

Pengukuran absorbansi pada spektrofotometri menggunakan ƛ maksimum

karena pada ƛ maksimum absorbansi juga maksimum ah jenis pelarut yang

digunakan. Dengan bertambahnya kepolaran suatu pelarut masehingga intensitas

cahaya yang diserap besar. Adapun hal yang mempengaruhinya adalka puncak

absorbansi yang dihasilkan umumnya berada pada panjang gelombang yang lebih

pendek. Untuk senyawa kompleks berwarna panjang gelombang sekitar 400-

800nm. Suatu larutan akan menyerap energi pada saat cahaya dilewatkan yang

Page 11: Laporan Geokim Jun

akan digunakan untuk mengeksitasi elektron dari atom-atom penyusun material

larutan ke keadaan yang lebih tinggi. Energi minimum yang diserap besarnya

ditentukan oleh konfigurasi atom. Energi yang diserap tersebut dalam bentuk

gelombang maka semakin besar energi yang diserap maka panjang gelombangnya

semakin kecil (anonim,2012).

Proses absorpsi suatu elektron, pertama elektron valensi pada suatu atom

menyerap energi yang diberikan lalu saat elektron menyerap energi, elektron

tersebut tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi, namun karena elektron

tersebut tidak stabil maka elektron akan mengalami relaksasi yaitu kembalinya

elektron kekeadaan dasar dari keadaan eksitasi. Pada saat terjadi relaksasi elektron

melepaskan energi. Energi yang dilepas kemudian di serap oleh elektron lain di

kulit terluar atom. Namun, pada saat elektron menyerap energi melebihi dari

ambang batas elektron tersebut, energi yang akan dilepaskan keluar dari atom dan

dapat dilihat secara visual. Penentuan tetapan kesetimbangan ionisasi dilakukan

dengan membuat tiga larutan yang terdiri dari 5 ml larutan standar dan 25 ml

larutan natrium asetat 0,04 M kemudian volumenya ditepatkan hingga 100 ml

dengan menambahkan asam asetat dengan variasi konsentrasi 0,01M; 0,05M; dan

0,1M. Larutan asam asetat terdisosiasi parsial di dalam air menjadi CH3COO- dan

H+. Lalu ditambahkan larutan standar untuk menentukan apakah larutan standar

akan berada pada keadaan asam atau basa. Fungsi penambahan CH3COONa

adalah sebagai larutan buffer untuk menyangga larutan agar berada pada pH yang

stabil berkisar antara 3,2 - 4,4 (anonim,2012).

Beberapa Istilah Dalam Spektrofotometri:

1. Absorbans (A) , A = log (Po/P)

2. Absorptivitas (a), tetapan dalam Hukum Bouguer-Beer bila konsentrasi

dinyatakan dalam %b/v dan tebal kuvet dalam cm. Dengan satuan liter per

gram per sentimeter.

3. Absorptivitas molar (ε), tetapan dalam Hukum Bouguer-Beer bila

konsentrasi dinyatakan dalam molar dan tebal kuvet dalam cm. Dengan

satuan liter per mol per sentimeter.

Page 12: Laporan Geokim Jun

4. Transmitan (T), fraksi dari daya radiasi yang diteruskan oleh suatu

sampel T = P/Po. Sering dinyatakan sebagai suatu persentase : %T = (P/Po)

x 100% (anonim,2008).

Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun

campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan

dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai

yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena

memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel (anonim,2012).

Secara umum Spektrofotometer memiliki 4 bagian penting, yaitu:

a) Sumber Cahaya

Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki

pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi

cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah

dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari

wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa,

daerah panjang gelombang (l) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).

b) Monokromator

Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan

cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang

tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).

c) Cuvet

Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai

tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat

dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi

panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai

cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat

dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat

dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).

Page 13: Laporan Geokim Jun

d) Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap

cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah

cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh

penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital

(anonim,2012).

Page 14: Laporan Geokim Jun

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Tempat : Lab. Kimia Ilmu Kelautan UNDIP Tembalang,

Semarang.

Hari, Tanggal : Minggu, 2 Juni 2013

Waktu : 14.00– 18.00 WIB

3.2 Materia

3.2.1 Bahan Organik

Alat :

Gelas Kimia

Muffle furnance (tanur)

Kertas saring

Beaker gelas (100ml)

Alat tulis

Timbangan

Bahan :

Sampel sedimen

Aquabides

3.2.2 Fosfat

Alat:

Gelas gelap

Pipet tetes berukuran 5 ml

Kertas saring 0.4 mikron

Spektofotometer

Alat tulis

Beaker gelas (100 ml)

Kivet

3.3 Metode

Page 15: Laporan Geokim Jun

3.3.1 Bahan Organik

1. Sedimen yang telah diambil di beberapa titik kemudian di keringkan dan

di oven dengan suhu 600C selama 12 jam.

2. Setelah itu di tumbuk supaya butirannya lebih halus.

3. Kemudian di saring menggunkan kertas saring 60 mikron.

4. Butiran sedimen yang telah disaring untuk pengukuran Fosfat , sedangkan

yang sisanya adalah sebagai bahan organic.

5. Masukkan 0.25 gr sedimen yang sudah disaring ke dalam plastik dan

sisanya di panaskan kembali dengan suhu 100-1050C selama 1 jam.

6. Lalu bahan organic tersebut ditimbang seberat 5gr dan timbang berat dari

cawan lalu dicatat untuk proses pengabuan.

7. Setelah di timbang dan didapatkan beratnya di oven(tanur )dengan suhu

5500C selama 1 jam.

8. Setelah 1 jam timbang kembali untuk mengetahui berat bahan organic

yang hilang.

9. Kemudian catat hasilnya.

3.2.2 Fosfat

Mix Reagen

1. Siapkan larutan asam askorbat , larutan ammonium molybdate , larutan

antimonyl- Tartrate dan H2SO4dengang perbandingan 2:2:1:5 .

2. Lalu siapkan larutan standart Fosfat 3mikromol dan HNO3

3. Kemudian campurkan larutan-larutan tersebut dengan menggunakan

pipet tetes.

4. Teteskan 40 tetes ammonium ,100 tetes H2SO4 , 40 tetes asam askorbat

serta 20tetes Antimonyl- Tartrate ke dalam beaker gelas.

5. Aduk larutan tersebut hingga tercampur .

6. Maka didapatkan 10 ml larutan Mix Reagen .

Blank

Page 16: Laporan Geokim Jun

1. Siapkan larutan HNO3sebanyak 5ml dan larutan Mix Reagen sebanyak

0.5ml.

2. Kemudian aduk hingga tercampur.

3. Larutan Standart.

4. Siapkan larutan standart sebanyak 5ml dan Mix Reagen sebanyak 5ml.

5. Kemudian aduk hingga tercampur.

Mencari Absorbansi

1. Siapkan 0.25gr lautan sedimen , HNO3sebanyak 15ml dan larutan Mix

Reagen 10 tetes.

2. Timbang larutan sedimen serta HNO3kemudian campurkan dan

diamkan semalam.

3. Kemudian saring larutan tersebut menggunakan kertas saring

0.4mikron.

4. Tuangkan sedikit demi sedikit kedalam beaker gelas sebanyak 25ml.

5. Lalu aduk sampai tercampur rata.

6. Setelah itu ambil 5ml dan 10 tetes Mix Reagen aduk sampai tercampur

rata.

7. Diamkan selama 30 menit.

8. Setelah didiamkan masukan larutan sampel, blank serta larutan

standart ke dalam kivet.

9. Nyalakan Spektrofotometer lalu pilih Absorbansi.

10. Masukan nilai WaveLength 880nm.

11. Masukan ketiga larutan tersebut lalu pilih Measure untuk mengetahui

nilai Absorbansinya.

12. Catat nilai Absorbansi larutan sampel.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 17: Laporan Geokim Jun

4.1 Hasil

4.1.1 Karbon Organik

No Kelompok Berat Awal

Sedimen

(Wo)

Berat Akhir Sedimen

(Wt)

Konsentrasi Karbon

Organik (%)

1 6 40,15 39,23 2,29141

2 7 40,15 39,57 1,44458

3 8 40,11 39,58 1,321366

4 9 38,60 33,6 12,95336

5 10 38,6 33,6 12,95336

Total

Rumus Mencari Karbon Organik hilang selama pengabuan dalam persen :

Li= Wo−Wt

Wo x 100%

Dimana :

Li = Loss on ignation (%)

Wo =berat awal (gram)

Wt =berat akhir (gram)

perhitungan

1) Kelompok 6 sampel stasiun 6

Li= 40,15−39,23

40,15 x 100% =2,29141%

2)Kelompok 7 sampel stasiun 7

Li= 40,15−39,57

40,15 x 100% =1,44458 %

3)Kelompok 8 sampel stasiun 8

Page 18: Laporan Geokim Jun

Li= 40,11−39,58

40,11 x 100%= 1,321366

4)Kelompok 9 sampel stasiun 10

Li= 38,6−33,6

38,6 x 100%= 12,95336

5)Kelompok 10 sampel stasiun 9

Li= 38,6−33,6

38,6 x 100%= 12,95336

4.1.2 Fosfat

Kelompok BlankStandar

t Abs Sampel Konsentrasi Fosfat (ppm)6 0,007 0,128 0,126 7007,2314057 0,007 0,128 0,073 3886,3636368 0,007 0,128 0,05 2532,0247939 0,006 0,075 0,043 3820,652174

10 0,006 0,075 0,008 7,641304348

Rumus mencari konsentrasi Fosfat

F= 3|Standart|−|Blank|

=…mm

(|Sampel|−|Sampel|) x F=Zmm

Pengkonversian dari mm ke gr/gr

Zmm x 95.10−6=Z gr/gr

Pengkonversian dari gr/gr ke ppm

Z gr/gr x 106

Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l

Page 19: Laporan Geokim Jun

Perhitungan

1. Kelompok 6

F= 30,128−0,007

=¿24,79338843 mm

(0,126−0,007) x24,79338843=¿2,950413223

Pengkonversian dari mm ke gr/gr

2,950413223mm x 95.10−6=¿0,000280289 gr/gr

Pengkonversian dari gr/gr ke ppm

0,000280289 gr/gr x 106 = 280,2893

Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l

280,2893 x 25 = 7007,231405 ppm

2. Kelompok 7

F= 30,128−0,007

=¿24,79338843 mm

(0,073−0,007)x 24,79338843=¿1,636363636

Pengkonversian dari mm ke gr/gr

1,636363636mm x 95.10−6=¿0,000155455 gr/gr

Pengkonversian dari gr/gr ke ppm

0,000155455 gr/gr x 106 = 155,4545

Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l

155,4545x 25 = 3886,363636 ppm

3. Kelompok 8

F= 30,128−0,007

=¿24,79338843 mm

(0,05−0,007)x 24,79338843=¿1,066116

Pengkonversian dari mm ke gr/gr

1,066116 mm x 95.10−6=¿0,00010128099 gr/gr

Pengkonversian dari gr/gr ke ppm

0,00010128099 gr/gr x 106 = 101,281

Page 20: Laporan Geokim Jun

Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l

101,281 x 25 = 2532,024793 ppm

4. Kelompok 9

F= 30,075−0,006

43,4782mm

(0,075−0,043)x 43,4782=1,608695mm

Pengkonversian dari mm ke gr/gr

1,608695mm x 95.10−6=0,000153 gr/gr

Pengkonversian dari gr/gr ke ppm

0,000153 gr/gr x 106= 152,82608ppm

Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l

152,82608 ppm x 25 =3820,652 ppm

5. Kelompok 10

F= 30,075−0,006

43,4782mm

(0,008−0,043)x 43,4782=¿0,003217 mm

Pengkonversian dari mm ke gr/gr

0,003217mm x 95.10−6=¿0,0000003057 gr/gr

Pengkonversian dari gr/gr ke ppm

0,0000003057 gr/gr x 106= 0,305652 ppm

Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l

0,305652 ppm x25 =7,641304348 ppm

Page 21: Laporan Geokim Jun

4.2 Pembahasan

4.2.1 Bahan Organik

Bahan organikyang digunakan pada praktikum geokimialaut adalah sedimen yang telah diambil 5 titik sampel di daerah Demak.Bahan organik adalah sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah perairan serta sumber bahan organik berasal dari alam , sintesis serta fermentasi.Sampel sedimen yang telah diambil dan yang sudah dikeringkan dibawah sinar matahari lalu diovenkan , pada saat pengovenan sampel harus benar-benar kering jika masih mengandung cairan akan mempengaruhi sampel seperti kandungan sedimen yang ada akan hilang dan alat menjadi rusak , maka dari itu sampel harus kering dan pada saat pengovenan suhu tidak lebih dari 1000C selama 12 jam.

Melalui beberapa proses dalam mendapatkan hasil dari praktikum, didapatkanlah berat bahan organik yang kita inginkan. Pada praktikum kali ini yang kita butuhkan hanya 5gr bahan organik pada masing-masing stasiun untuk mengetahui berapa banyaknya bahan organic yang hilang setelah melewati proses pengabuan.

Hasil dari proses pengabuan dengan suhu 5500C selama 6 jam namun

pada praktikum kali ini hanya dilakukan selama 1 jam saja, sampel akan berubah

warna menjadi kemerahan karna hasil pengovenan dan adanya bahan organik

yang hilang. Terlihat pada table, terdapat 5 titik sampel yang berbeda pada tiap

kelompok. Tiap titik memiliki nilai berat bahan organic yang beratnya tidak

terlalu jauh berbeda yaitu sekitar 38 – 40 gr serta untuk berat bahan organic

setelah proses pengabuan sekitar 38-39 gr . Pada perhitungan karbon organic total

bahan organik yang hilang selama proses pengabuan paling banyak terdapat pada

stasiun 9 & 10 yang dilakukan oleh kelompok dua yaitu sekitar 12,95336% dan

untuk bahan organic yang hilang selama proses pengabuan yang paling sedikit

terdapat pada stasiun 8 yaitu sekitar 1,321366% dikarnakan pemanasan dan jika di

alam dikarnakan factor arus yang terjadi di daerah sampling tersebut.

4.2.2 Fosfat

Page 22: Laporan Geokim Jun

Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energy . Jika kadar fosfat meningkat maka akan terjadi blooming fitoplankton yang akhirnya akan menyebabkan kematian ikan secara masal .

Pada praktikum geokimia ini juga membahas tentang Fosfat dengan menggunakan larutan Mix Reagen , Blank serta larutan standart yang telah dibuat untuk mengetahui Absorbansinya. Larutan Mix Reagen hanya dapat dipakai dalam sehari tidak bisa digunakan untuk keesokan harinya . Untuk larutan Blank

terlihat berwarna bening dikarnakan diasumsikan fosfat sudah terlepas secara alami namun pada larutan standart terlihat berwarna biru muda karena masih adanya kandungan fosfat dalam larutan tersebut .

Page 23: Laporan Geokim Jun

V. PENUTUP

5.1 Penutup1. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa kandungan bahan organic

tanah yang hilang (Li) pada masing-masing kelompok berbeda-beda namun presentase terbesar adalah pada kelompok 7 yaitu sebesar 2.068%, hal ini terjadi karena kesalahan praktikan atau kurangnya keakuratan alat.

2. factor-faktor yang mempengaruhi kandungan bahan organic dalam tanah adalah: kedalaman tanah, tekstur, iklim yang termasuk didalamnya suhu dan curah hujan, dan drainase.

3. Dari hasil analisa kandungan Fosfat, hasil yang diperoleh adalah 54.54 mm, dan di konversikan menjadi ppm sebesar 8288.75.

5.2 Saran1. praktikum dilaksanakan tepat waktu dan jangan membuang waktu2. alat-alat praktikum harus bias digunakan semua dan sudah

dipersiapkan.

Page 24: Laporan Geokim Jun

DAFTAR PUSTAKA

Libes, S.M. 1971. An Introduction to Marine Biogeochemistry. Department of

Marine Science. University of South Carolina-Coastal Carolina College Conway.

Jhon Wiley & Sons, Inc.

Riley, J.P and Chester, 1975. Chemmical Oceanographyestry. Academic Press,

London and San Francisco.

Riley, J.P and Chester, R. 1971. Introduction to Marine Chemistry. Department of

Oceanography the University of Liverpool, England. Academic Press, London

and New York.

Sanusi, Harpasis. 2006. KIMIA LAUT Proses Fisik Kimia dan Interaksinya

dengan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor : Departemen Ilmu dan Teknologi

Kelautan

Wassman, P. 1993. Regulation of Vertical Export of Particulate Organic Matter

from the Euphotic Zone by Planktonic Heterothrophs in Eutrophicated Aquatic

Environments. Marine Pollution Bulkletin, Volume 26 No. 11, Pergamon Pres

Ltd.

Anonim, 2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Ortofosfat.Diakses pada tanggal 3 juni

2013.jam 11.18 WIB

Anonim,2012.http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/kegunaan-

fosforus-dan-senyawa-fosforus/. Diakses pada tanggal 3 juni 2013.jam 11.50 WIB

http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/fosfatalam/nurjaya.pdf 

http://dykirana.blogspot.com/2012/08/spektrofotometer.html

Page 25: Laporan Geokim Jun

http://landasanteori.blogspot.com/2012/08/pengertian-spektrofotometer-

analisis.html)

http://library.usu.ac.id/download/fmipa/Biologi-Miswar.pdf

http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/25/spektrofotometer/

http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-

vis-uv-uv-vis