laporan gel aloe verae b4

7
GEL AL OE VERA -  Aloe vera mengandung dua jenis Aloin yaitu Nataloin, menghasilkan pikrat dan asam oksalat dengan asam nitrat, dan Barbaloin yang menghasilkan asam aloetat (C7H2N3O5), asam krisamat (C7H2N2O6), pikrat dan asam oksalat dengan asam nitrat. - Lidah buaya memproduksi setidaknya enam agen antiseptic seperti lupeol, asam salisilat, nitrogen urea, asam cinnamonat, fenol dan sulfur. Semua senyawa tersebut dikenal sebagai antiseptic karena kemampuannya membunuh dan mengontrol bakteri, jamur, dan virus secara internal maupun eksternal. Lupeol dan asam salisilat yang terdapat pada cairan lidah bua ya adalah dua penghilang rasa sak it yang efektif - Lidah buaya mengandung saponin yang mempunyai kemampuan membunuh kuman, serta senyawa antrakuinon dan Kuinon sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit. Lidah buaya juga merangsang pertumbuhan sel baru dalam kulit. Dalam gel lidah buaya terkandung lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam kulit, sehingga sel akan menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan tubuh. - sediaan gel Aloe vera yang digunakan secara topical. Sediaan dibuat dengan terlebih melakukan ekstraksi  Aloe vera dengan metode maserasi dengan pelarutt etanol (95%). Dibuat sediaan gel karena mudah  pengaplikasiannya pada kulit terutama sebagai antiseptic dan penyembuh luka, selain itu proses penyembuhan akan berlangsung relative cepat serta gel akan memberikan efek dingin pada kulit. - Khasiat : laksatif, biogenic stimulator yang mempercepat proses reepitelisasi jaringan, penyubur rambut, antibakteri, antiviral, dan antifungi, arthritis dan rematik, tukak lambung dan gangguan pencernaan, hepatoprotektor, menurunkan kadar lemak dalam darah dan imunomodulator METODE 3.1 Cara Kerja 1. Pembuatan Ekstrak a. Ekstraksi

Upload: ika-nur-masruroh

Post on 05-Jul-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Gel Aloe Verae b4

8/15/2019 Laporan Gel Aloe Verae b4

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-gel-aloe-verae-b4 1/7

GEL ALOE VERA  

-   Aloe vera  mengandung dua jenis Aloin yaitu Nataloin, menghasilkan pikrat dan asam oksalat dengan asa

nitrat, dan Barbaloin yang menghasilkan asam aloetat (C7H2N3O5), asam krisamat (C7H2N2O6), pikrat da

asam oksalat dengan asam nitrat.

-  Lidah buaya memproduksi setidaknya enam agen antiseptic seperti lupeol, asam salisilat, nitrogen urea, asam

cinnamonat, fenol dan sulfur. Semua senyawa tersebut dikenal sebagai antiseptic karena kemampuanny

membunuh dan mengontrol bakteri, jamur, dan virus secara internal maupun eksternal. Lupeol dan asa

salisilat yang terdapat pada cairan lidah buaya adalah dua penghilang rasa sakit yang efektif

-  Lidah buaya mengandung saponin yang mempunyai kemampuan membunuh kuman, serta senyawa antrakuino

dan Kuinon sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit. Lidah buaya juga merangsang pertumbuhan sel ba

dalam kulit. Dalam gel lidah buaya terkandung lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam kuli

sehingga sel akan menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan tubuh.

-  sediaan gel Aloe vera yang digunakan secara topical. Sediaan dibuat dengan terlebih melakukan ekstraksi  Alo

vera  dengan metode maserasi dengan pelarutt etanol (95%). Dibuat sediaan gel karena muda

 pengaplikasiannya pada kulit terutama sebagai antiseptic dan penyembuh luka, selain itu proses penyembuha

akan berlangsung relative cepat serta gel akan memberikan efek dingin pada kulit.

-  Khasiat : laksatif, biogenic stimulator yang mempercepat proses reepitelisasi jaringan, penyubur rambu

antibakteri, antiviral, dan antifungi, arthritis dan rematik, tukak lambung dan gangguan pencernaa

hepatoprotektor, menurunkan kadar lemak dalam darah dan imunomodulator

METODE3.1 Cara Kerja

1.  Pembuatan Ekstrak

a.  Ekstraksi

Page 2: Laporan Gel Aloe Verae b4

8/15/2019 Laporan Gel Aloe Verae b4

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-gel-aloe-verae-b4 2/7

 b.  Pengeringan Ekstrak

2.  Penetapan Kadar Senyawa Aktif

a.  Pembuatan Larutan Pembanding Berberin

b.  Pembuatan Larutan Uji

Page 3: Laporan Gel Aloe Verae b4

8/15/2019 Laporan Gel Aloe Verae b4

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-gel-aloe-verae-b4 3/7

c.  Penetapan Kadar Berberin dengan Metode KLT-Densitometri

  Penotolan : meenotolkan 2μl pembanding dan 10μl larutan uji dengan posisi larutan uji

tepi dan pembanding di tengah

  Fase gerak : toluena : etil asetat (95 : 5)

  Fase diam : silika gel 60 F254

  Deteksi : mengamati pada UV 254 nm

  Warna noda : gelap (meredam sinar UV). Rf berberin ±0,30

  Perhitungan : kadar berberin dalam ekstrak kering dihitung dari kurva baku larut

 pembanding, dinyatakan dalam mg berberin/g ekstrak

  Replikasi : tiga kali. Menentukan nilai koefisien variasi (KV) kadar berberin dari 3 replikas

3.2 Formulasi Gel Lidah Buaya 0,001%

Ekstrak lidah buaya 0,001%

Gliserin 10 %

Metil paraben 0,2%

Carbopol 0,5 %

Trietanolamin 1 %

Propilen glikol 10 %

Aquadest ad 100 %

Cara Pembuatan

Page 4: Laporan Gel Aloe Verae b4

8/15/2019 Laporan Gel Aloe Verae b4

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-gel-aloe-verae-b4 4/7

PROSEDUR EVALUASI

1.  Organoleptis

Uji organoleptik dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan cara melakukan pengamata

terhadap bentuk,warna dan bau dari sediaan yang telah dibuat (Anief, 1997).

Prinsip Kerja : evaluasi yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan sediaan gel secara kualitat

yaitu warna, bau, dan bentuk sediaan. Gel yang baik akan berwarna jernih dan transparan.2.  Pengujian pH

Alat : Kertas pH indikator

Prinsip Kerja : Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat keasaman sediaan gel untuk menjamin sediaan g

tidak menyebabkan iritasi pada kulit. pH sediaan gel diukur dengan menggunakan stik p

universal. Stik pH universal dicelupkan ke dalam sampel gel yang telah diencerkan (1:10

diamkan beberapa saat dan hasilnya disesuaikan dengan standar pH universal. pH sediaa

yang memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5 –  6,5

3.  Pengujian Viskositas

Alat : Viskotester VT-04

Prinsip Kerja : gel dimasukkan kedalam cawan porselen, pasangkan alat spindel pada viskotester. Pasan

spindel hingga tercelup semuanya dalam sediaan, catat viskositas yang ditunjukkan ole

viskotester. Nilai viskositas sediaan gel yang baik yaitu 2000-4000 cps (Garg et al., 2002)

4.  Uji Daya Sebar

Alat : Double Plate Transparan

Prinsip Kerja :Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan gel saat diaplikasikan pada kulit yan

dilakukan segera setelah gel dibuat. Gel ditimbang sebanyak 1 g kemudian diletakka

ditengah kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat mulai da

5g sampai persebaran konstan, setiap penambahan beban didiamkan 2 menit, kemudia

dicatat diameter penyebarannya. Daya sebar gel yang baik antara 5-7 cm (Garg et al .,2002

5.  Uji Homogenitas

Alat : Object glass dan cover glass

Prinsip Kerja : Sediaan gel yang dihasilkan dioleskan pada sekeping kaca kemudian diamati apakah te

dapat bagian-bagian yang tidak tercampurkan dengan baik.

6.  Uji Konsistensi

Uji konsistensi dilakukan untuk mengetahui stabilitas sediaan gel yang dibuat dengan cara mengama

 perubahan konsistensi sediaan setelah disentrifugasi. Uji konsistensi dilakukan dengan cara mekan

menggunakan sentrifugator dengan cara sediaan disentrifugasi pada kecepatan 3800 rpm selama 5 jam

Page 5: Laporan Gel Aloe Verae b4

8/15/2019 Laporan Gel Aloe Verae b4

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-gel-aloe-verae-b4 5/7

Page 6: Laporan Gel Aloe Verae b4

8/15/2019 Laporan Gel Aloe Verae b4

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-gel-aloe-verae-b4 6/7

Page 7: Laporan Gel Aloe Verae b4

8/15/2019 Laporan Gel Aloe Verae b4

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-gel-aloe-verae-b4 7/7

Karena kadar berberin pada ekstrak  Aloe vera hanya sedikit, kami sedikit kesulitan menentukan kadarny

sehingga membuat kami melakukan penetapan kadar berberin dalam ekstrak tersebut dengan metode KLT

Densitometri sebanyak 3 kali, dengan melakukan beberapa cara seperti, memekatkan konsentrasi ekstrak, maupu

mengganti fase gerak dengan membuat fase gerak baru yakni : Toluen : Etanol : Ammonia (3:4:1). Hingg

akhirnya kadar berberin dapat terdeteksi walaupun sangat kecil yang berhasil di deteksi.

Kondisi analitis yang digunakan :

Fase gerak : toluen: etanol : NH3 25% ( 3:4:1)

Fase diam : silica gel 60 F 254

Deteksi : sinar UV 254 nm.

Warna noda : gelap meredam UV Rf berberin 0.30

Penotolan : 2 µl pembanding dan 10 µl larutan uji.

Dari hasil ini didapatkan 10,41 ng dalam 6µl dengan konsentrasi uji 100.000 ppm.

Berdasarkan hasil analisis sebagai parameter adanya hubungan linier atau tidaknya digunakan koefisie

korelasi yaitu “r” dan persamaan regresi linier y = bx + a. Linieritas menunjukkan kemampuan metode analis

untuk memperoleh hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit dalam kisaran konsentrasi tertentu.

Pada penetapan ini diperoleh kadar berberin ekstrak sebesar 10,41 ng dalam 6 µl dengan konsentra

100.000 ppm sehingga dari hasil ini dapat dihitung kadar berberin dalam 20 g ekstrak sediaan sebesar 0,001%. Da

hasil penetapan kadar tersebut, maka kami dapat menyusun formula gel dengan bahan aktif berberin. Pad

literature menyebutkan bahwa konsentrasi berberin yang digunakan sbg sediaan topical sebesar 0,2%, namu

 perhitungan ekstrak yg didapatkan kecil shg menggunakan konsentrasi 0,001 % dg total ekstrak 49 g.

Pada praktikum kali ini dilakukan uji daya sebar dengan cara menimbang 0.5 gram gel dan meletakka

dengan hati-hati di atas kertas grafik yang dilapisi kaca transparan dan dibiarkan sesaat (15 detik) kemudian

ukur diameter pada tiap sisi (5 sisi) pada saat di beri beban 10 g terjadi penambahan diameter 2 cm dari awal ac

menjadi 4 cm, dengan beban 20 g menjadi 6cm, dengan 30 g beban menjadi 7 cm.Persyaratan daya sebar untu

sediaan topikal yaitu sekitar 5-7 cm, maka berdasarkan hasil uji daya sebar pada sediaan dapat dikatakan bahw

sediaan sudah memenuhi syarat daya sebar yang baik. Daya sebar yang baik menyebabkan kontak antara ob

dengan kulit menjadi luas, sehingga absorpsi obat ke kulit berlangsung cepat. (Maulidaniar dkk, 2011)

Kemudian dilakukan uji pH menggunakan pH meter. Berdasarkan hasil pengujian diketahui pH sediaan g

adalah sebesar 10, pH tersebut memenuhi tidak persyaratan pH sediaan topikal yaitu antara 4,5  –  6,5. Kulit yan

normal memiliki pH antara 4,5 - 6,5 sehingga sediaan topikal harus memiliki pH yang sama dengan pH norm

kulit tersebut. Kesesuaian pH kulit dengan pH sediaan topikal mempengaruhi penerimaan kulit terhadap sediaa

Sediaan topikal yang ideal adalah tidak mengiritasi kulit. Kemungkinan iritasi kulit akan sangat besar apabi

sediaan terlalu asam atau terlalu basa. Dibandingkan dengan kelompok lain dimana mendapat rendemen yang leb

 besar yaitu 2,9365 % sedangkan kelompok kami 2,45%, namun kadar berberin tidak terdeteksi perbedaan ini dap

diakibatkan karena perbedaan kondisi analisis yang digunakan berbeda.