laporan gaya angkat zat cair.docx
DESCRIPTION
FluidaTRANSCRIPT
LAPORAN PRATIKUM FLUIDA
“GAYA ANGKAT ZAT CAIR”
Oleh:
Kelompok 9
1. Nur Aidatul Mala (13030654001)
2. Selsa Fabiola Besari (13030654018)
3. Lusi Maria Handayani (13030654020)
4. Yosefin Margaretta (13030654036)
Pendidikan IPA 2013 A
S-1 PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
ABSTRAK
Pada tanggal 20 Mei 2015 kami telah melakukan percobaan tentang Gaya Angkat Zat Cair di laboratorium Pendidikan IPA FMIPA UNESA. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui gaya angkat dalam zat cair. Metode yang kami gunakan untuk mengetahui gaya angkat zat cair adalah menimbang berat tabung plastic berpeluru di udara dengan neraca pegas. Lalu menimbang beban di dalam air dengan jarak dari permukaan air yang berbeda-beda yaitu kedalaman 2 cm, 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm. Kemudian menghitung gayang angkat ke atas dengan menggunakan rumus berat beban di udara dikurangi berat beban didalam air. Berdasarkan hasil percobaan diproleh gaya angkat ke atas pada kedalaman 2 cm yaitu 0,2 N, pada kedalaman 4 cm yaitu 0,3 N, sedangkan pada kedalaman 6 cm, 8 cm, dan 10 cm besar gaya angkat ke atas adalah sama yaitu sebesar 0,4 N. gaya angkat zat cair pada benda dipengaruhi oleh kedalaman benda. Semakin dalam benda masuk ke dalam zat cair, maka gaya angkat yang diberikan semakin besar. hal ini berlaku ketika benda terapung (sebagian volume benda saja yang masuk, bukan keseluruhan). Namun jika benda telah masuk keseluruhan ke dalam fluida, maka yang berpengaruh adalah volume benda, selama bendanya bervolume dan berat sama, maka gaya angkatnya akan sama walaupun kedalamannya berbeda.
Kata kunci: Gaya angkat, Zat Cair.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak konsep dari ilmu fisika yang diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya adalah gaya angkat zat cair. Gaya angkat ke atas zat cair adalah
gaya angkat yang diberikan zat cair dengan besar sama dengan berat zat atau
benda tersebut. Konsep gaya angkat zat cair ini telah diterapkan sejak dulu oleh
manusia, misalnya pada saat kita berenang di kolam renang, kita mendapat
gaya angkat ke atas sehingga badan kita terasa lebih ringan daripada saat kita
di udara. Kita mungkin pernah mengamati bahwa sebuah benda yang diletakan
di dalam air terasa lebih ringan dibandingkan dengan beratnya ketika di udara.
Jika benda dicelupkan dalam zat cair, sesungguhnya berat benda itu tidak
berkurang. Gaya gravitasi bumi kepada benda itu besarnya tetap. Akan tetapi
zat cair mengadakan yang arahnya ke atas kepada setiap benda yang tercelup di
dalamnya. Ini menyebabkan berat benda seakan-akan berkurang. Oleh karena
itu, untuk mengetahui gaya ke atas dalam zat cair, maka dapat kita lakukan
dengan menggunakan pengetahuan kita tentang tekanan di dalam zat cair.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana mengetahui gaya angkat dalam zat cair?
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan penelitian yang kami lakukan adalah :
1. Untuk mengetahui gaya angkat dalam zat cair.
BAB II
KAJIAN TEORI
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau berpindah akibat pengaruh
tekanan yang sangat kecil atau sedikit. Fluida memiliki dua wujud yaitu cair
dan gas. Komponen yang bekerja pada fluida statis adalah gaya angkat ke
atas dan tekanan hidrostatis. Gaya angkat ke atas atau gaya apung adalah
resultan gaya yang dilakukan terhadap suatu benda oleh fluida statis tempat benda
itu tercelup. Jadi, gaya angkat ke atas dipengaruhi oleh volume benda yang
tercelup ke dalam zat cair. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi
di bawah air. Tekanan ini terjadi karena adanya berat air yang membuat
cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Hubungan antara tekanan hidrostatik
dengan gaya angkat terletak pada perbedaan kedalaman benda tercelup, dimana
benda yang tercelup akan mempengaruhi perbedaan tekanan hidrostatis yang
dialami benda, semakin dalam benda tercelup maka semakin besar tekanan
hidrostatis yang dialami benda. Perbedaan tekanan hidrostatis yang dialami
benda mempengaruhi perbedaan gaya angkat ke atas (FA) pada masing-
masing benda.
Gaya angkat ke atas atau gaya apung adalah salah satu gaya yang bekerja
pada fluida. Gaya apung atau gaya angkat ke atas adalah resultan gaya yang
dilakukan terhadap suatu benda oleh fluida statis tempat benda itu terendam
atau terapung. Gaya apung selalu bereaksi vertikal ke atas, jadi tidak mungkin
terdapat komponen horizontal dari resultan gayanya. Gaya-gaya yang bekerja
pada permukaan tiap elemen fluida berasal dari tekanan. Perlu ditegaskan
bahwa tekanan adalah besaran skalar, karena itu bekerja kesemua arah dengan
harga yang sama besar. Vektor luas selalu menunjukan kearah yang normal
terhadap permukaan, dan besarnya sama dengan luas itu sendiri. Jadi, gaya
yang terjadi akibat tekanan adalah sebuah vektor yang besarnya adalah hasil
kali antara intensitas tekanan dan luas. Gaya angkat zat cair juga tergantung
pada massa jenis fluida dan banyaknya fluida yang dipindahkan oleh benda.
FA = ρ g V
Keterangan:
FA = gaya apung ( N)
ρ = massa jenis fluida ( kg/m3)
g = percepatan garvitasi ( m/s2)
V = volume benda yang tercelup (m3)
Konsep gaya angkat ke atas pertama kali dikenal oleh ilmuwan yang
bernama Archimedes yang terkenal dengan prinsip Archimedes. Prinsip
Archimedes berbunyi “Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau
sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya
apung) pada benda, dimana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan
berat zat cair yang dipindahkan”.
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang tercelup dalam fluida
bisa diperoleh dengan menggunakan metode menimbang benda di udara dan
menimbang benda setelah dicelupkan dalam fluida, maka gaya apung bisa
didapat menggunakan persamaan berikut, Fa = W – Wa. Dimana W adalah
berat benda saat ditimbang di udara dan Wa adalah berat benda saat ditimbang
di dalam fluida.
Berat benda pada saat diudara dan setelah terbenam dalam air tawar. Ketika
suatu benda memiliki berat 40 N jika ditimbang di udara, dan memiliki berat 30 N
jika ditimbang di dalam air. Dalam hal ini masa benda tidak berubah, namun yang
berubah adalah resultan gayanya. Berkurangnya berat benda tersebut diakibatkan
adanya gaya tekan keatas dari air yang dipindahkan oleh bagian benda yang ada
didalam air (force of buoyancy), dengan arah kerja gayanya mengarah keatas,
sedang garis kerja gayanya segaris dengan garis kerja dari gaya berat benda.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Rancangan Percobaan
Gambar 3.1. Rancangan Gaya
Angkat ke atas zat cair
B. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Senin tanggal 20 Mei 2015 di
Laboratorium IPA, Prodi Pendidikan IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya pukul 07.30-09.40 WIB.
C. Alat dan Bahan
a. Statif 1 buah
b. Balok pendukung 1 buah
c. Mistar 1 buah
d. Gelas Kimia 1000 ml 1 buah
e. Neraca Pegas 1 buah
f. Tabung Palstik dengan Peluru 1 buah
g. Air 1000 ml
Tabung plastik berpeluru
Ditimbang dengan neraca pegas sebesar 1 NewtonDigantung ke statifDimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air 1000 ml sedalam 2 cmDiamati beratnya pada neraca pegasDiulangi untuk kedalaman 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm
Berat dalam air (wa)
Dihitung gaya angkat dengan rumus FA = w - wa
Hasil
D. Variabel Percobaan
1. Variabel Kontrol : Massa beban, volume air
Definisi operasional : Massa beban yang digunakan yaitu 1 Newton dan
volume air yang digunakan yaitu 1000 ml
2. Variabel Manipulasi : Kedalaman
Definisi operasional : Kedalaman yang digunakan yaitu 2 cm, 4 cm, 6
cm, 8 cm, dan 10 cm.
3. Variabel Respon : Gaya Angkat ke atas (FA)
Definisi operasional : Gaya angkat ke atas setiap kedalaman
E. Langkah Percobaan
1. Mengisi gelas kimia dengan air sebanyak 100 ml atau kira-kira ¾ nya
2. Menimbang berat tabung plastik berpeluru di udara dengan neraca pegas,
misalnya w
3. Menurunkan balok pendukung, sehingga alas tabung plastik berpeluru
tercelup ke air sedalam 2 cm
4. Mengamati dan mencatat hasil penunjukkan neraca pegas (wa)
5. Mengulangi langkah 3 dan 4 untuk keadaan alas tabung plastic tercelup ke
air sedalam 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm.
F. Alur Percobaan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data
Adapun data yang kami peroleh sebagai berikut:
Saat wadah berpeluru tercelup ke air sedalam
2 cm 4 cm 6 cm 8 cm 10 cm
Penunjukkan
neraca pegas (wa)0,8 0,7 0,6 0,6 0,6
Gaya Angkat
Fa = w - wa
0,2 0,3 0,4 0,4 0,4
Wudara = 1 N
B. Analisis
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh bahwa pada saat
wadah berpeluru tercelup ke air sedalam 2 cm neraca pegas menunjukkan Wa
sebesar 0,8 N dan memiliki gaya angkat sebesar 0,2 N yaitu dari pengukuran
menggunakan neraca pegas diudara sebesar 1 N dikurangi dengan Wa 0,8
maka gaya angkatnya adalah 0,2 N. Pada saat wadah berpeluru tercelup ke
air sedalam 4 cm penunjukkan neraca pegas Wa sebesar 0,7 N dan gaya
angkat sebesar 0,3 N yang diperoleh dari pengukuran di udara dikurangi
dengan Wa yaitu 1 N diudara dikurangi 0,7 N maka diperoleh gaya angkat
sebesar 0,3 N. Pada saat wadah berpeluru tercelup ke air sedalam 6 cm neraca
pegas menunjukan Wa sebesar 0,6 N dan gaya angkat sebesar 0,4 N yang
diperoleh dari pengukuran di udara dikurangi dengan Wa yaitu 1 N diudara
dikurangi Wa 0,6 N maka diperoleh gaya angkat sebesar 0,4 N. Pada saat
wadah berpeluru tercelup ke air sedalam 8 cm penunjukkan neraca pegas Wa
sebesar 0,6 N dan gaya angkat sebesar 0,4 N yang diperoleh dari pengukuran
di udara dikurangi dengan Wa yaitu 1 N diudara dikurangi 0,6 N maka
diperoleh gaya angkat sebesar 0,4 N. Pada saat wadah berpeluru tercelup ke
air sedalam 10 cm penunjukkan neraca pegas Wa sebesar 0,6 N dan gaya
angkat sebesar 0,4 N yang diperoleh dari pengukuran di udara dikurangi
dengan Wa yaitu 1 N diudara dikurangi 0,6N maka diperoleh gaya angkat
sebesar 0,4 N.
2 4 6 8 100
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
Grafik gaya angkat zat cair
kedalaman wadah tercelup air (cm)
gaya
ang
kat F
a (N
)
C. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh bahwa ketika
wadah berpeluru di timbang di udara, beratnya 1 N. Sedangkan ketika berada
di air dengan kedalaman 2, 4, 6, 8, dan 10 cm diperoleh hasil berturut – turut
0,8 N, 0,7 N, 0,6 N, 0,6 N, dan 0,6 N. Maka gaya angkat yang dihasilkan
berturut – turut juga 0,2 N, 0,3 N, 0,4 N, 0,4 N, dan 0,4 N. Hasil penimbangan
yang berbeda antara penimbangan di udara dan air disebabkan karena ketika di
dalam air, tidak hanya gaya berat yang berpengaruh. Tapi juga gaya angkat
dari zat cair, yang menyebabkan beratnya ketika di air berkurang.
Berdasarkan teori, gaya apung berbanding lurus dengan kedalaman benda.
Semakin dalam benda itu masuk ke dalam zat cair, maka semakin besar gaya
yang diberikan. Hal ini terbukti, pada saat kedalaman benda 2 cm, gaya angkat
yang terjadi sebesar 0,2 N sedangkan pada kedalaman 3 cm, gaya angkat
fluida sebesar 0,3 N.
Pada kedalaman 6, 8, dan 10 cm di dapatkan gaya angkat yang sama besar
yaitu 0,4 N. ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan gaya apung
berbanding lurus dengan kedalaman. Hal ini dikarenakan pada kedalaman ini,
tidak lagi terjadi gaya apung. Benda tidak lagi terapung, namun keseluruhan
volume benda sudah masuk ke dalam fluida. Sehingga yang berlaku adalah
hukum archimedes yang sesuai dengan data yang diperoleh. Yaitu gaya angkat
yang sama besar ketika benda yang masuk memiliki volume yang sama besar
pula.
D. Diskusi
Sebuah batu memiliki berat 30 N jika ditimbang di udara. Jika batu tersebut
ditimbang di dalam air beratnya 21 N. jika massa jenis air adalah 1 g/cm3,
hitung massa jenis batu tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: Wudara=30 N
Wair=21 N
ρ air=1g
cm3=1 .10−3 kg /m3
Ditanya : ρbatu=¿¿?
Jawab :
massa batu=wudara
g
massa batu=3010
massa batu=3kg
F=Wudara−Wair
ρf .Vf =Wudara−Wair
1.103 .Vb=30 – 21
Vb= 9
103=9.10−3
Jadi, ρ batu=mbVb
= 39. 10−3=
103
3kg/m3
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya angkat zat
cair pada benda dipengaruhi oleh kedalaman benda. Semakin dalam benda
masuk ke dalam zat cair, maka gaya angkat yang diberikan semakin besar. hal
ini berlaku ketika benda terapung (sebagian volume benda saja yang masuk,
bukan keseluruhan). Namun jika benda telah masuk keseluruhan ke dalam
fluida, maka yang berpengaruh adalah volume benda, selama bendanya
bervolume dan berat sama, maka gaya angkatnya akan sama walaupun
kedalamannya berbeda.
B. Saran
Sebelum praktikum sebaiknya praktikan membaca literature atau dasar
teori tentang tegangan permukaan sehingga pada saat praktikum tidak ada
kendala dan dengan mudah dalam melakukan praktikum secara teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin D.K, Zaenal, Rif’ati Dina H, Yushardi._Pengaruh Bentuk Benda Dan
Kedalaman Terhadap Gaya Angkat Ke Atas (Fa) Pada Fluida Statis. Jember:
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember.
TIM. 2014. Panduan Praktikum Fluida. Surabaya: Pendidikan Sains FMIPA
Unesa.
http://sainsriris.blogspot.com/2012/05/gaya-angkat-zat-cair-laporan.html. Diakses
pada tanggal 24 Mei 2015 pukul 10.00 WIB.
http://www.crayonpedia.org/mw/Hukum_Archimedes. Diakses pada tanggal 24
Mei 2015 pukul 11.00 WIB.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Saat wadah berpeluru tercelup
ke air sedalam 2 cm
Diketahui : Wair = 0,8 N
Wudara = 1 N
Ditanya : Fa?
Jawab : Fa = Wair – Wudara
= 0,8 – 1
= 0,2 N
2. Saat wadah berpeluru tercelup
ke air sedalam 4 cm
Diketahui : Wair = 0,7 N
Wudara = 1 N
Ditanya : Fa?
Jawab : Fa = Wair – Wudara
= 0,7 – 1
= 0,3 N
3. Saat wadah berpeluru tercelup
ke air sedalam 6 cm
Diketahui : Wair = 0,6 N
Wudara = 1 N
Ditanya : Fa?
Jawab : Fa = Wair – Wudara
= 0,6 – 1
= 0,4 N
4. Saat wadah berpeluru tercelup
ke air sedalam 8 cm
Diketahui : Wair = 0,6 N
Wudara = 1 N
Ditanya : Fa?
Jawab : Fa = Wair – Wudara
= 0,6 – 1
= 0,4 N
5. Saat wadah berpeluru tercelup
ke air sedalam 10 cm
Diketahui : Wair = 0,6 N
Wudara = 1 N
Ditanya : Fa?
Jawab : Fa = Wair – Wudara
= 0,6 – 1
= 0,4 N
LAMPIRAN FOTO
Berat beban di Udara
Mengukur berat beban di Udara
Mengukur Berat beban di air
kedalaman 2 cm
Mengukur Berat beban di air
kedalaman 2 cm
Mengukur Berat beban di air
kedalaman 6 cm
Beban kedalaman 6 cm
Berat beban di air kedalaman 6, 8, 10
cm