laporan filtrasi kelompok 2 untuk revisi ke 2.pdf

Upload: ella-awaltanova

Post on 09-Oct-2015

205 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 1

    Filtrasi

    Oleh:

    Kelompok II

    KELAS A

    Ella Awaltanova 1107111628

    Gede Indra LW 1107114312

    Nur Khairiati 1107114208

    Rahmad Rasyidin 1107114272

    Sastra Silvester G 1107114148

    PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

    PEKANBARU

    2013

  • ABSTRAK

    Filtrasi atau penyaringan merupakan pemisahan partikel zat padat dari fluida

    dengan jalan melewatkan fluida melalui medium penyaring atau septum, dimana

    zat padat tersebut tertahan. Percobaan filtrasi ini bertujuan untuk dapat

    menghitung tf/V dengan menggunakan persamaan non compressible cake,

    menghitung dan Rm dari data percobaan yang diperoleh, serta menentukan

    hubungan Cw dan V pada proses pencucian filter. Operasi filtrasi dilakukan

    secara batch filtration dengan menggunakan alat plate and frame filter press.

    Percobaan filtrasi ini dilakukan pada tekanan 1 bar dan 1,2 bar dengan massa

    CaCO3 sebanyak 250 gram. Dari percobaan di dapat bahwa pada tekanan yang

    berbeda akan menghasilkan waktu filtrasi yang berbeda yaitu, pada tekanan yang

    lebih besar menghasilkan waktu filtrasi yang lebih kecil. Tekanan juga

    mempengaruhi nilai tahanan ampas () dan tahanan media (Rm) serta nilai Cw.

    Nilai dan Rm cenderung mengalami kenaikan seiring dengan penambahan

    tekanan. Nilai yang diperoleh adalah 0,23 m/kg pada tekanan 1 bar dan 0,276

    m/kg pada tekanan 1,2 bar. Sedangkan nilai Rm yang dihasilkan dari tekanan 1

    bar adalah 2 x 105 m

    -1 dan 3,2 x 10

    5 m

    -1 saat tekanan 1,2 bar. Semakin besar

    tekanan pada proses filtrasi maka volume air pencuci semakin besar untuk

    mendapatkan nilai konsentrasi (Cw) yang konstan.

    Kata kunci : Filtrasi, tekanan, plate and frame filter

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Filtrasi atau penyaringan merupakan pemisahan zat padat dari fluida dengan

    jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium penyaring atau septum, dimana

    zat padat tersebut tertahan. Operasi filtrasi dijalankan untuk memisahkan bahan-

    bahan sehingga diperoleh bahan yang diinginkan. Operasi filtrasi sangat

    diperlukan dalam industri kimia terutama yang menghasilkan campuran padat

    cair. Di dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari

    hanya sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi

    melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan

    pemanasan, rekristalisasi, atau dengan penambahan filter aid yaitu suatu senyawa

    yang dapat mengurangi kompresibililitas cake, mengurangi penetrasi partikel kecil

    lain yang tidak diharapkan yang dapat menutupi pori-pori membran sehingga

    mengurangi laju filtrasi.

    Oleh karena banyaknya jenis bahan yang difiltrasi dan bermacam kondisi

    operasi, jenis filter pun dapat dimodifikasi. Filtrasi sering diterapkan pada proses-

    proses biologis seperti memisahkan ekstrak juice atau memisahkan

    mikroorganisme dari medium fermentasinya. Pada proses-proses pemisahan yang

    sulit, proses filtrasi konvesional harus didukung dengan teknologi lain agar filtrasi

    lebih praktis, cepat, dan kualitas produk tidak terdegradasi.

    Pada praktikum ini digunakan press filter berupa plate and frame filter

    press. Filter terdiri atas plate and frame yang tersusun secara selang-seling. Plate

    terpisah dari frame dengan suatu filter cloth. Pressing dilakukan untuk

    mendapatkan posisi plate dan frame yang sesuai dan dikerjakan dengan putaran

    manual dan putaran hidrolik. Slurry dimasukkan melalui lubang-lubang frame dan

    filtrat mengalir melalui cloth ditiap sisi sehingga 2 produk (slurry dan cake)

    terbentuk secara simultan di tiap ruang penyaringan.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Dalam melaksanakan praktikum ini terdapat beberapa tujuan, yaitu :

  • 1. Untuk dapat mengoperasikan alat filtrasi bertekanan jenis plate and

    frame

    2. Untuk dapat melakukan set up alat filtrasi jenis plate and frame

    3. Untuk menghitung tf/V dengan menggunakan persamaan non

    compressible cake

    4. Untuk menghitung (tahanan ampas) dan Rm (tahanan media) pada

    tekanan dan konsentrasi larutan CaCO3 yang digunakan.

    5. Untuk menghitung dan menganalisis hubungan Cw dan V pada proses

    pencucian filter.

    1.3 Landasan Teori

    Beberapa cara pemisahan mekanik fisik dapat diklasifikasikan menjadi

    sebagai berikut (Geankoplis, 1993) :

    1. Filtration

    Pemisahan dapat dilakukan karena adanya media filtrasi seperti kain, kanvas,

    pasir. Pemilihan media filtrasi didasarkan atas :

    a. Jumlah padatan yang dipisahkan

    b. Tipe padatan

    c. Viskositas dari fluida

    2. Settling and sedimentation

    Pada settling and sedimantation, partikel dipisahkan dari fluida dengan adanya

    perbedaan gaya gravitasi dan densitas dari partikel tersebut.

    3. Centrifugal settling and sedimentation

    Proses pemisahan partikel dari fluida karena adanya gaya sentrifugal pada

    berbagai ukuran dan densitas fluida.

    4. Centrifugal filtration

    Proses pemisahan yang dilakukan dengan filtrasi tetapi gaya sentrifugal yang

    digunakan menyebabkan perbedaan tekanan dapat diabaikan.

    5. Mechanical size reduction and separation

    Pemisahan dilakukan dengan cara mengubah diameter partikel, kemudian

    dipisahkan dengan ayakan.

    Operasi filtrasi dapat dijalankan dengan dua cara yaitu:

  • 1. Filtrasi batch

    Pada operasi batch, alat harus dibongkar untuk pengambilan cake kemudian

    dipasang kembali, sehingga ada masalah waktu bongkar pasang. Hal ini

    menyebabkan proses secara batch membutuhkan waktu yang lama. Operasi

    batch ini juga lebih mahal karena terbatas untuk sekala kecil.

    2. Filtrasi kontinu

    Pada operasi secara kontinu, pengambilan cake dilakukan dengan

    mengeruknya secara terus menerus menggunakan pisau. Proses filtrasi secara

    kontinu ini banyak diterapkan pada industri kimia. Analisis operasi filtrasi ini

    dibagi dalam 3 tahap, yaitu :

    a. Pembentukan cake,

    b. Pencucian cake untuk membuang larutan

    c. Pelepasan cake dari filter.

    Berdasarkan gaya pendorong yang digunakan, dikenal bermacam-macam

    filter yaitu gravity filters, plate and frame filter press dan continous rotary

    vacuum filters (Brown, 1950). Tipe plate and frame filter press merupakan alat

    filtrasi yang paling umum digunakan dapat dilihat pada Gambar 1.1. Plate and

    frame filter press jenis ini yang diaplikasikan di industri umumnya terdiri atas

    tujuh bagian medium filter dari logam yang saling menutupi secara renggang dan

    tempat yang cukup untuk menampung cake sampai filtrasi selesai.

    Gambar 1.1 Plate And Frame Filter Press

    Keuntungan filter jenis Plate And Frame Filter Press ini adalah:

    1. Biaya relatif murah

    2. Perawatan mudah

  • 3. Sangat fleksibel

    Jenis lain adalah rotary vacuum filter. Rotary Vacuum Filter adalah sebuah

    filter yang bekerja secara berkelanjutan dimana bagian yang solid dari sebuah

    campuran dipisahkan oleh filter yang hanya dapat dilalui oleh liquid atau gas,

    dalam hal ini keadaan vakum diperlukan untuk mengakumulasi zat padat di

    permukaan. Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bentuk dari filter jenis ini. Filter ini

    dilengkapi drum yang terus berputar. Tekanan diluar drum adalah tekanan

    atmosferik tetapi di dalam drum mendekati vakum. Drum dimasukkan ke dalam

    cairan yang mengandung suspensi padatan, lalu diputar dengan kecepatan rendah.

    Cairan tertarik melewati filter cloth karena tekanan vakum, sedangkan padatan

    tertinggal di permukaan luar drum membentuk cake. Jika cake akan diambil dari

    drum, putaran drum dihentikan, drum dikeluarkan dari fasa cair, cake dicuci,

    dikeringkan, dan kemudian diambil. Pengambilan padatan dari drum dilakukan

    dengan sejenis pisau yang juga bermcam-macam jenis dan disainnya bergantung

    jenis cake.

    Gambar 1.2 Rotary Vacuum Filter

    Pada filtrasi dikenal dua media filter, yaitu :

    1. Media primer

    Yaitu filter pembantu dapat berupa kain, kanvas, kertas saring.

    2. Media sekunder

    Yaitu medium filter yang sesungguhnya, yang terbentuk karena adanya

    padatan-padatan yang tertahan oleh medium filter primer.

    Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu:

  • 1. Pressure Filtration

    Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan.

    2. Gravity Filtration

    Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat. Penyaringan secara

    gravitasi merupakan cara yang tertua yang dilakukan untuk memurnikan suatu

    suspensi. Gambar 1.3 di bawah ini secara luas telah digunakan seperti pemurnian

    melalui sand filter.

    Gambar 1.3 Penyaringan Secara Gravitasi

    3. Vacum Filtration

    Vaccum filtration merupakan filtrasi yang dilakukan dengan prinsip hampa

    udara untuk mengalirkan cairan. Alat filtrasi dengan prinsip hampa udara dapat

    dilihat pada Gambar 1.4. Filter ini dilengkapi drum yang terus berputar. Tekanan

    di luar drum adalah tekanan atmosferik, tetapi didalam drum mendekati vakum.

    Drum ini dimasukkan ke dalam cairan yang mengandung suspensi padatan yang

    akan difilter, lalu drum diputar dengan kecepatan rendah selama operasi. Cairan

    tertarik melewati filter cloth karena tekanan vakum, sedangkan padatan akan

    tertinggal di permukaan luar drum membentuk cake pada proses.

  • Gambar 1.4 Drum Vacuum Filter

    Jika cake akan diambil dari drum, putaran drum dihentikan, drum

    dikeluarkan dari fasa cair, cake dicuci, dikeringkan, dan kemudian diambil.

    Pengambilan padatan dari drum dilakukan dengan sejenis pisau yang juga

    bermcam-macam jenis dan disainnya bergantung jenis cake.

    Septum atau medium penyaring pada setiap filter harus memenuhi

    persyaratan sebagai berikut (Mc. Cabe, 1993) :

    1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat

    yang cukup jernih.

    2. Tidak mudah tersumbat

    3. Harus tahan secara kimia kuat secara fisik dalam kondisi proses.

    4. Harus memungkinkan penumpukan ampas dan pengeluaran ampas secara total

    dan bersih

    5. Tidak boleh terlalu mahal

    Dalam industri medium filter yang banyak dipakai adalah kain kanvas.

    Masing-masing jenis kanvas dengan ketebalan dan pola anyaman tertentu juga

    memiliki kegunaan tertentu. Untuk zat cair yang bersifat korosi digunakan

    medium filter seperti kain wol, tenunan logam monel atau baja tahan karat,

    tenunan gelas, atau kertas. Kain sintesis seperti nilon, polipropilena, dacron juga

    tahan secara kimia.

    Berdasarkan kompressibilitasnya, cake dapat dibedakan menjadi

    Compressible cake dan Non-compressible cake.

  • 1. Compressible cake

    Compressible cake adalah cake yang mengalami perubahan struktur

    karena adanya tekanan, sehingga ruang kosong dalam cake semakin kecil,

    akibatnya penahanan semakin besar dan filtrasi semakin sulit dilakukan. Nilai

    koefisien kompresibilitas (s) untuk cake jenis ini adalah 0,1 < s < 0,8. Untuk

    mengestimasi efek faktor kompresibilitas, diasumsikan resistansi spesifik adalah

    fungsi dari P menurut hubungan:

    = '(P)s ....................................... (1)

    Nilai dan s mudah ditentukan dengan memplot log terhadap log P.

    Jika nilai s besar umpan harus dipretreatment dengan penambahan filter aid.

    2. Non compressible cake

    Non compressible cake adalah cake yang tidak mengalami perubahan

    struktur karena adanya penekanan. Sebenarnya cake seperti ini tidaka ada, tetapi

    pada praktikum ini cake dianggap non compressible karena perbedaan tekanan

    sangat kecil. Koefisien kompressibilitasnya adalah nol.

    Filtrasi dapat dilakukan dengan cara :

    1. Pada perbedaan tekanan konstan, antara P1 dan P2 konstan misalnya pada filter

    press.

    2. Pada volum konstan, jumlah filtrat yang dihasilkan konstan setiap waktu.

    Dalam filtrasi umpan dapat berupa campuran gas-padat atau cairan-padatan.

    Diameter padatan bisa sangat halus atau sangat kasar tergantung pada jenis

    partikel dari padatan tersebut. Produk yang dihasilkan pada proses filtrasi dapat

    berupa padatan maupun cairan.

    Campuran turun dari media filtrasi dikarenakan adanya perbeedaan tekanan

    antara kedua sisi media filtrasi sehingga dapat dipisahkan antara cairan dari

    padatannya. Pada filtrasi batch laju alir cairan yang akan difiltrasi dapat disusun

    menjadi:

    v = dtA

    dV (2)

    dengan : v = laju alir filtrat (m/s)

    dV/dt = jumlah filtrat yang dikumpulkan selama waktu t (m3/s)

  • A = luas area filtrasi (m2)

    Persamaan yang berlaku pada proses filtrasi adalah persamaan Carman-

    Kozeny untuk aliran laminer dalam packed bed, persamaan ini menjelaskan proses

    mengalirnya suatu cairan dengan padatan dalam suatu pemisahan secara titrasi.

    Persamaan tersebut adalah :

    L

    Pc =

    3

    2

    0

    2

    1 )1(

    Svk (3)

    dengan : Pc = perubahan tekanan pada cake (N/m2)

    L = tebal cake yang terbentuk setelah proses filtrasi (m)

    k1 = konstanta (4,17)

    = viskositas fluida (Pa s)

    v = laju alir filtrat (m/s)

    = porositas

    S0 = luas seluruh permukaan partikel padatan/volum wadah (m-1

    )

    Porositas merupakan ruang kosong antara tumpukan partikel, dan tanda

    negatif pada perubahan tekanan menunujukkan terdapat penurunan tekanan antara

    kedua media filtrasi.

    Untuk menentukan berapa banyak filtrat yang terkumpul dapat dihubungkan

    (rasio) antara neraca massa dengan tebal cake, sehingga diperoleh :

    L A (1-) p = Cs (V + L A) (4)

    dengan : p = densitas partikel padatan dalam cake (kg/m3)

    Cs = konsentrasi padatan didalam filtrat (kg/m3)

    kemudian disubstitusi persamaan (2) kedalam persamaan (1) dan gunakan

    persamaan (3) untuk menghilangkan nilai L, sehingga diperoleh persamaan :

    dtA

    dV =

    A

    VCSk

    P

    p

    s

    c

    3

    2

    0)1(

    =

    A

    VC

    P

    s

    c

    (5)

    dimana nilai adalah besarnya tahanan yang dihasilkan karena terjadi tumpukan

    cake.

    = 3

    2

    0)1(

    p

    Sk (6)

  • untuk tahanan pada media filtrasi (Rm) dapat dianalogkan persamaan (5),

    sehingga :

    dtA

    dV =

    Rm

    Pc

    (7)

    besar tahanan setelah filtrasi dapat dihitung dengan rumus :

    dtA

    dV =

    RmA

    VC

    P

    s

    (8)

    dimana P = Pc + Pf , sehingga persamaan (7) dapat dimodifikasi menjadi :

    dtA

    dV =

    )( es VV

    A

    C

    P

    (9)

    Dari persamaan (8) kita dapat menentukan persamaan dasar untuk filtrasi pada

    proses batch dengan kondisi tekanan konstan, yaitu :

    dV

    dt = Rm

    PAV

    PA

    Cs

    )()(2

    (10)

    dV

    dt = Kp V + B (11)

    dengan Kp dalam s/m6, B dalam s/m

    3.

    Kp = )(2 PA

    Cs

    (12)

    B = )( PA

    Rm

    (13)

    Untuk menentukan nilai Kp dan B dapat menggunakan grafik V versus t/V

    t/V

    V

    Gambar 1.5. Grafik hubungan Vterhadap t/V

  • waktu yang diperlukan selama filtrasi :

    dV

    dt = Kp V + B

    t0 dt =

    V

    0 (Kp V + B ) dV

    t = Kp/2 V2 + BV (14)

    untuk waktu siklus pada proses batch :

    t siklus (tc) = waktu filtrasi + waktu bongkar pasang + waktu pencucian

    waktu bongkar pasang biasanya 20 menit dan waktu pencucian dihitung dengan

    rumus:

    Waktu pencucian = pencucianlaju

    V f%10 (15)

    laju pencucian filtrasi dihitung dengan persamaan (15)

    Laju pencucian = BVKp f 4

    1 (16)

    Untuk menghitung nilai cake kering maka dapat menggunakan rumus :

    W = Cs V = x

    x

    Cm

    C

    1

    V (17)

    dengan : W = berat cake kering (kg)

    Cs = konsentrasi slurry didalam filtrat (kg/m3)

    Cx= konsentrasi slurry didalam umpan (berat padatan/berat umpan)

    m = rasio ampas basah terhadap ampas kering

    = densitas fluida (kg/m3)

    V = volum filtrat (m3)

  • BAB II

    METODOLOGI PERCOBAAN

    2.1 Bahan yang digunakan

    Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan :

    1. Serbuk Kalsium Karbonat (CaCO3), berwarna putih dan halus

    sebanyak 250 gr.

    2. Air sebanyak 7 liter untuk membuat slurry.

    3. Larutan standar dibuat dari 0,15 gr zat warna dalam 1 liter air.

    4. Zat warna sebanyak 1,5 gr.

    2.2 Alat yang digunakan

    Alat-alat yang digunakan pada percobaan :

    1. Tangki pencuci

    2. Tangki umpan

    3. Pengaduk

    4. Kran

    5. Alat filtrasi Plate and Frame Filter Press

    6. Gelas

    7. Stopwatch

    2.3 Prosedur Percobaan

    2.3.1 Persiapan alat

    Gambar 2.1 Rangkaian alat praktikum

  • Keterangan Gambar :

    1. Tangki umpan

    2. Tangki pencuci

    3. Pengaduk

    4. Kran

    5. Pompa

    6. Manometer

    7. a.Frame

    b.Plate

    8. Gelas ukur

    Rangkaian alat dipasang seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Kemudian

    kran air dibuka, pompa dihidupkan. Tahap ini dilakukan untuk pengecekan

    kebocoran alat

    2.3.2 Pembuatan slurry CaCO3

    CaCO3 dan zat pewarna ditimbang untuk membuat slurry. Massa

    CaCO3 yang akan ditimbang adalah 250 gram sebanyak dua kali serta 1,5

    gram zat pewarna untuk masing-masingnya. CaCO3 dan zat pewarna yang

    telah ditimbang dilarutkan ke dalam 7 liter air dan diaduk dengan motor

    pengaduk.

    2.3.3. Pembuatan larutan standar

    Zat warna sebanyak 0,15 gr dilarutkan dalam 1 liter air untuk

    membuat larutan induk

    2.3.4. Persiapan Alat

    Alat-alat dirangkai seperti pada gambar rangkaian alat, kran pencuci

    air pada alat dibuka. Alat di uji kebocoran dahulu sebelum digunakan.

    2.3.5 Percobaan

    Slurry CaCO3 dimasukkan ke tangki umpan, keran umpan dibuka.

    Pressure drop konstan dengan mengatur kran recycle. Filtrat ditampung setiap

  • 200 cm3 dan dicatat waktunya. Filtrasi dihentikan apabila tidak ada lagi filtrat

    keluar.

    2.3.6 Pencucian

    Kran air pencuci pada alat dibuka dan air pencuci yang keluar

    ditampung. Setiap 200 cm3 diambil sampelnya untuk ditentukan

    konsentrasinya. Pencucian dihentikan apabila warna air cucian relatif konstan

    2.3.7 Bongkar pasang

    Plate and frame filter press dibongkar untuk membersihkannya dari

    cake dan kotoran, dan filter cloth dicuci. Kemudian alat filtrasi dipasang lagi

    untuk operasi selanjutnya. Waktu bongkar pasang di catat.

    2.4 Analisa Data

    Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data : V, C, hs, hw, Cs0, n,

    Vw, (-P), A, dan tp.

    a. Menentukan Cv dan Ve

    Persamaan yang digunakan :

    Ve . )p(- .A

    C . 2 + V .

    )p(- .A

    C . 2 =

    V

    tf

    C

    2

    V

    C

    2

    V (18)

    Untuk menghitung tf/V digunakan persamaan finite difference sebagai berikut :

    1. Untuk data-data awal (Forward Finite Difference)

    V 2

    )(tf - ) tf(4 tf3- ][ 2i1ii

    i

    V

    tf (19)

    2. Untuk data-data tengah (Central Finite Difference)

    V 2

    ) tf( + ) tf(- = ]

    V

    tf[

    1+i2-i

    i (20)

    3. Untuk data-data akhir (Backward Finite Difference)

    V 2

    )(tf - ) tf(4 + tf3- = ]

    V

    tf[

    2+i1+ii

    i (21)

  • Dari grafik hubungan antara tf/V Vs V dapat dicari slope dan intersepnya,

    dimana:

    P)(- .A

    C 2 = Slope 2

    V

    Ve .P)(- .A

    C 2 = Intersep 2

    V

    Maka dapat dihitung Cv dan Ve

    b. Menentukan volume pencucian (Vw)

    Persamaan yang digunakan :

    W

    SW h

    hs C = C

    0

    Dengan membuat grafik hubungan antara CW dan VW, maka harga VW dapat

    dicari yaitu pada saat VW mencapai keadaan konstan atau mendekati konstan

    dimana pada saat kurva CW Vs VW mendatar. Grafik hubungan CW Vs VW

    dapat ditunjukkan oleh gambar berikut :

    Gambar 2.2 Grafik hubungan CW Vs VW untuk penentuan VW opt

    c. Menentukan Vopt dan tsopt

    Digunakan persamaan :

    ( )

    ( )2K + 1

    tp .

    C

    P-.A = V

    V

    2

    opt (22)

    Dengan V

    Vw = K

    opt , maka :

    ( ) ( ) tp+Ve] .VK + 12 + V2K + 1[ )p(- .A

    C = ts opt

    2

    opt2

    V

    opt (23)

  • BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1. Hubungan antara tf/V dengan V pada filtrasi CaCO3 250 gram

    pada tekanan 1 bar dan 1,2 bar

    Pada gambar 3.1. dam gambar 3.2 terlihat hubungan antara tf/V dengan

    V yang menunjukkan terjadi kenaikan dibeberapa titik.

    Gambar 3.1. Grafik hubungan tf/V dengan V pada filtrasi CaCO3 250 gram

    dan tekanan 1 bar

    Gambar 3.2. Grafik hubungan tf/V dengan V pada filtrasi CaCO3 250 gram

    dan tekanan 1,2 bar

    y = -7E-08x + 0,007 R = 0,0006

    0

    0,002

    0,004

    0,006

    0,008

    0,01

    0,012

    0,014

    0,016

    0,018

    0 400 800 1200 1600 2000 2400 2800 3200 3600

    tf/

    V (

    s/m

    l)

    V (ml)

    y = -7E-07x + 0,0084 R = 0,1049

    0

    0,002

    0,004

    0,006

    0,008

    0,01

    0,012

    0 400 800 1200 1600 2000 2400 2800 3200 3600

    tf/

    V (

    s/m

    l)

    V (ml)

  • Dari gambar 3.1 dan gambar 3.2 untuk filtrasi CaCO3 250 gram pada

    tekanan 1 bar dan 1,2 bar terlihat bahwa perubahan waktu per perubahan volume

    (tf/V) terbesar terjadi pada saat volume filtrat 1200 ml (1,2 liter) untuk tekanan

    1 bar dan pada saat volume filtrat 3000 ml (3 liter) untuk tekanan 1,2 bar.

    Berdasarkan gambar tersebut didapatkan informasi bahwa hubungan antara

    tf/V dengan V yang tidak selalu berbanding lurus namun memberikan kurva

    yang fluktuatif. Namun, pada beberapa titik terjadi kenaikan perubahan waktu per

    perubahan volume seiring dengan pertambahan volume filtrat. Hasil tersebut tidak

    sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa volume filtrat yang dihasilkan akan

    berbanding lurus dengan perubahan waktu per perubahan volume (Geankoplis,

    1993).

    Ada beberapa hal yang mempengaruhi ketidaksesuaian hasil yang

    diperoleh dengan teori, yaitu :

    1. Penggunaan wadah yang ditandai dengan tinta untuk penampung filtrat

    kurang tepat dilakukan.

    2. Pengukuran waktu pada saat penampungan filtrat yang kurang akurat.

    Faktor-faktor tersebut diprediksi dapat mempengaruhi hasil percobaan yang

    didapat.

    Pada gambar 3.3 memberikan informasi bahwa persamaan garis kurva

    hubungan antara Cw dengan Vw pada filtrasi CaCO3 250 gram dan tekanan 1 bar

    adalah y = -4E-05 x + 0,2335. Dari persamaan garis tersebut ditunjukkan bahwa

    nilai slope adalah 4E -05 dan nilai intercept sebesar 0,2335. Sehingga dari nilai

    tersebut didapatkan Vopt sebesar 1018,402 ml dan tsopt selama 9,46 menit. Dengan

    demikian, waktu yang diperlukan untuk satu siklus filtrasi pada filtrasi CaCO3 250

    gram dengan tekanan 1 bar adalah total dari waktu filtrasi, waktu pencucian, dan

    waktu bongkar pasang alat, maka didapatkan waktu satu siklus filtrasi selama

    19,628 menit.

    Demikian juga dengan filtrasi CaCO3 250 gram pada tekanan 1,2 bar,

    maka Vopt yang diperoleh sebesar 618,21 ml dan tsopt selama 6,87 menit. Sehingga

    waktu untuk satu siklus filtrasi pada kondisi ini didapatkan selama 12,714 menit.

    Perbedaan waktu yang diperoleh tersebut dipengaruhi oleh tekanan yang

  • diberikan. Semakin besar tekanan pada saat filtrasi maka semakin cepat waktu

    yang dibutuhkan untuk satu siklus filtrasi (Geankoplis, 1993).

    3.2. Hubungan antara CW dengan VW pada filtrasi CaCO3 250 gram pada

    tekanan 1 bar dan 1,2 bar

    Pada gambar 3.3. dan 3.4 berikut memberikan informasi hubungan antara Cw dan

    Vw pada filtrasi CaCO3 250 gram dengan tekanan 1 bar dan 1,2 bar.

    Gambar 3.3. Grafik hubungan Cw dengan Vw pada proses filtrasi CaCO3 250

    gram dan tekanan 1 bar

    Gambar 3.4. Grafik hubungan Cw dengan Vw pada proses filtrasi CaCO3 250

    gram dan tekanan 1,2 bar

    y = -4E-05x + 0,2335 R = 0,2319

    0

    0,05

    0,1

    0,15

    0,2

    0,25

    0,3

    0,35

    0 300 600 900 1200 1500 1800 2100 2400 2700 3000

    Cw

    (g/

    L)

    Vw (ml)

    y = -6E-05x + 0,2868 R = 0,488

    0

    0,05

    0,1

    0,15

    0,2

    0,25

    0,3

    0,35

    0 300 600 900 1200 1500 1800 2100 2400 2700 3000

    Cw

    (g/

    L)

    V (ml)

  • Dari gambar 3.3. dan 3.4 terlihat bahwa konsentrasi zat warna pada filtrat

    cenderung mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya volume filtrat yang

    keluar pada proses pencucian. Namun, pada saat konsentrasi dari larutan standar

    diubah maka konsentrasi dari zat warna turun seketika dan mengalami kenaikan

    kembali dengan bertambahnya volume filtrat yang keluar pada proses pencucian.

    Pada gambar 3.3 dapat dilihat bahwa konsentrasi air pencuci sudah mulai

    konstan pada saat volum air pencuci 2700 ml. Dari hal ini dapat ditentukan bahwa

    volum air pencuci optimal (Vwopt) adalah 2700 ml. Proses pencucian berlangsung

    selama 58,08 detik. Dari nilai slope dapat dihitung nilai konstanta filtrat K =

    Vwopt/V = 0,9.

    tstotal = waktu filtrasi + waktu pencucian + waktu bongkar pasang alat

    Dari perhitungan didapat nilai waktu siklus filtrasi adalah 19,628 menit.

    Waktu satu kali siklus terdiri dari waktu proses, waktu pencucian, dan waktu

    bongkar pasang alat.

    Hal yang sama juga terjadi pada gambar 3.4, yaitu konsentrasi air pencuci

    sudah mulai konstan pada saat volum air pencuci 2850 ml. Sehingga didapatkan

    volum air pencuci optimal (Vwopt) sebesar 2850 ml. Proses pencucian berlangsung

    selama 33,25 sekon (0,554 menit), maka waktu siklus filtrasi pada tekanan 1,2 bar

    didapatkan selama 12,714 menit.

    Dari kedua data tersebut dapat dibandingkan waktu siklus filtrasi yang

    didapatkan terhadap tekanan yang diberikan. Semakin besar tekanan yang

    diberikan selama proses filtrasi maka semakin cepat waktu siklus filtrasi yang

    didapat.

    = 2 (;)

    (1:2) =

    (0,32)2 (1 105)

    0,2048

    58,08

    (1:(20,9)) = 1018,402 ml

    =

    2 (;) (1 + 2)2 + 2(1 + ) +

    = 0,2048

    (0,32)2 (1105) [ (1+(2x0,9)) (1018,402)2 + 2(1+0,9) (1018,402) (5837,5) ] + 58,08

    = 567,97 sekon

    topt = 9,46 menit

  • 3.3. Nilai Tahanan Ampas () dan Tahanan Media (Rm) pada Tekanan dan

    Konsentrasi Larutan CaCO3

    Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa peningkatan tekanan yang diberikan pada

    proses filtrasi akan memperbesar nilai tahanan ampas () dan nilai tahanan media

    filtrasi (Rm). Sehingga proses filtrasi berlangsung semakin cepat dengan

    peningkatan tekanan yang diberikan pada proses filtrasi.

    Tabel 3.1. Pengaruh tekanan terhadap nilai dan Rm

    No Tekanan (Pa) Kp B (m/kg) Rm (m-1)

    1 1 x 105 8 x 10

    -7 0,0059 0,23 2 x 10

    5

    2 1,2 x 105 8 x 10

    -7 0,0078 0,276 3,2 x 10

    5

    Hubungan antara perubahan tekanan yang diberikan pada proses filtrasi

    dengan tahanan ampas () dan tahanan media (Rm) adalah berbanding lurus,

    sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar tekanan pada proses filtrasi

    maka semakin besar tahanan ampasnya () dan semakin besar juga tahanan media

    filtrasinya (Rm). Hal tersebut sesuai dengan teori, dimana menurut teori semakin

    besar tekanan pada proses filtrasi maka tahanan ampas () dan tahanan media

    (Rm) semakin besar, hubungan ini dapat dilihat pada persamaan (24) dan

    persamaan (25) berikut ini.

    = Cs

    PAKp

    )(2 (24)

    Rm =

    )( PAB (25)

  • BAB V

    KESIMPULAN

    1. Volume filtrasi berbanding lurus terhadap perubahan waktu per perubahan

    volume filtrasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin besarnya kenaikan

    volume filtrasi maka akan semakin besar pula kenaikan perubahan waktu per

    perubahan volume filtrasi.

    2. Semakin besar volume air pencuci maka nilai konsentrasi zat pewarna dalam

    air pencuci akan menuju nilai konstan 0,12 pada tekanan 1 bar dan 0,14 pada

    tekanan 1,2 bar yaitu pada volume 2700 ml dan 2850 ml.

    3. Pada percobaan dengan tekanan 1 bar diperoleh ml 1018,402 optV dan

    waktu siklus optimum (ts opt) = 9,46 menit, sedangkan pada tekanan 1,2 bar

    diperoleh ml 618,21 optV dan waktu siklus optimum (ts opt) = 6,87 menit.

    4. Nilai tahanan ampas () dan tahanan media (Rm) yang diperoleh pada

    percobaan adalah :

    Massa CaCO3

    (gram)

    P

    (N/m2)

    Kp B

    (m/kg)

    Rm

    (m-1

    )

    250 1 x 105

    8 x 10-7

    0,0059 0,23 2 x 105

    250 1,2 x 105

    8 X 10-7

    0,0078 0,276 3,2 x 105

    5. Semakin besar tekanan yang diberikan pada proses filtrasi CaCO3 maka nilai

    tahanan ampas () menjadi besar juga, yaitu pada tekanan 1 bar = 0,23 dan

    ketika dinaikkan menjadi 1,2 bar = 0,276.

    6. Semakin besar tekanan pada proses filtrasi juga mempengaruhi nilai tahanan

    media filtrasi (Rm), yaitu pada tekanan 1 bar yaitu 2 x 105

    ketika tekanan

    dinaikkan menjadi 1,2 bar Rm juga naik menjadi 3,2 x 105

  • LAMPIRAN A

    DOKUMENTASI PRAKTIKUM

    Gambar A.1 Penimbangan

    CaCO3

    Gambar A.2 Penimbangan

    untuk pembuatan larutan

    berwarna

    Gambar A.3. Pembuatan

    slurry sebelum penambahan

    pewarna

    Gambar A.4. Pembuatan

    slurry dengan penambahan

    pewarna

  • LAMPIRAN B

    DATA PERCOBAAN

    1. Tekanan 1 bar

    Berat CaCO3 250 gram

    Tabel B.1. Data Percobaan Filtrasi CaCO3 250 gram pada tekanan 1 bar

    No V (ml) tf (s) V (ml) tf/V (s/ml)

    1 200 2,21 200 0,00565

    2 400 3,29 200 0,005825

    3 600 4,27 200 0,00255

    4 800 4,88 200 0,003075

    5 1000 5,69 200 0,0012

    6 1200 6,89 200 0,020725

    7 1400 10,01 200 0,0052

    8 1600 11,08 200 0,0055

    9 1800 12,21 200 0,008725

    10 2000 14,57 200 0,009075

    11 2200 15,84 200 0,00595

    12 2400 16,95 200 0,00585

    13 2600 18,18 200 0,0064

    14 2800 19,51 200 0,009775

    15 3000 21,18 200 0,004875

    16 3200 22,28 200 0,00705

    17 3400 23,63 200 0,00585

    18 3600 24,86 200 0,00705

    19 3800 26,21 200

    20 4000 27,44 200

    Waktu pencucian = 58,08 detik

    Waktu bongkar pasang alat = 9,2 menit

    Tabel B.2. Data Percobaan Hasil Proses Pencucian Filtrasi CaCO3 250 gram pada

    Tekanan 1 bar

    No V (ml) hw (cm) hs (cm) Cso(gr/L) Cw (ml)

    1 150 5,5 6,3 0,15 0,171818182

    2 300 5,5 6,5 0,15 0,177272727

    3 450 5,5 6,6 0,15 0,18

    4 600 5,5 6,8 0,15 0,185454545

    5 750 5,5 7 0,15 0,190909091

    6 900 5,5 8 0,15 0,218181818

    7 1050 5,5 9 0,15 0,245454545

  • No V (ml) hw (cm) hs (cm) Cso(gr/L) Cw (g/l)

    8 1200 5,5 9,5 0,15 0,259090909

    9 1350 5,5 10 0,15 0,272727273

    10 1500 5,5 10,5 0,15 0,286363636

    11 1650 5,5 11 0,15 0,3

    12 1800 5,5 6,5 0,075 0,088636364

    13 1950 5,5 7 0,075 0,095454545

    14 2100 5,5 7,5 0,075 0,102272727

    15 2250 5,5 8 0,075 0,109090909

    16 2400 5,5 8,5 0,075 0,115909091

    17 2550 5,5 8,7 0,075 0,118636364

    18 2700 5,5 9 0,075 0,122727273

    19 2850 5,5 9,5 0,075 0,129545455

    20 3000 5,5 10 0,075 0,136363636

    2. Tekanan 1,2 bar

    CaCO3 250 gram

    Tabel B.3. Data Percobaan Filtrasi CaCO3 250 gram pada tekanan 1,2 bar

    No V (ml) tf (sekon) V (ml) tf/V (sekon/ml)

    1 200 2,27 200 0,0109

    2 400 4,27 200 0,009625

    3 600 5,91 200 0,003875

    4 800 6,98 200 0,00845

    5 1000 8,64 200 0,00965

    6 1200 10,24 200 0,00395

    7 1400 11,18 200 0,006525

    8 1600 12,42 200 0,005875

    9 1800 13,53 200 0,004375

    10 2000 14,17 200 0,007075

    11 2200 16,36 200 0,0083

    12 2400 17,49 200 0,006125

    13 2600 18,81 200 0,00645

    14 2800 20,07 200 0,003625

    15 3000 21,22 200 0,01175

    16 3200 23,22 200 0,00695

    17 3400 24,52 200 0,00515

    18 3600 25,64 200 0,00695

    19 3800 26,94 200

    20 4000 28,06 200

    Waktu pencucian = 33,25 detik

    Waktu bongkar pasang alat = 5,29 menit

  • Tabel B.4. Data Percobaan Hasil Proses Pencucian Filtrasi CaCO3 250 gram pada

    Tekanan 1,2 bar

    No V (ml) hw (cm) hs (cm) Cso (g/L) Cw (g/L)

    1 150 5,5 8 0,15 0,218181818

    2 300 5,5 8,4 0,15 0,229090909

    3 450 5,5 8,7 0,15 0,237272727

    4 600 5,5 9,2 0,15 0,250909091

    5 750 5,5 9,8 0,15 0,267272727

    6 900 5,5 10 0,15 0,272727273

    7 1050 5,5 10,2 0,15 0,278181818

    8 1200 5,5 10,5 0,15 0,286363636

    9 1350 5,5 10,7 0,15 0,291818182

    10 1500 5,5 11 0,15 0,3

    11 1650 5,5 6,7 0,15 0,182727273

    12 1800 5,5 7,1 0,075 0,096818182

    13 1950 5,5 7,8 0,075 0,106363636

    14 2100 5,5 8,5 0,075 0,115909091

    15 2250 5,5 8,9 0,075 0,121363636

    16 2400 5,5 9,6 0,075 0,130909091

    17 2550 5,5 9,8 0,075 0,133636364

    18 2700 5,5 10,5 0,075 0,143181818

    19 2850 5,5 10,6 0,075 0,144545455

    20 3000 5,5 11 0,075 0,15

  • LAMPIRAN C

    PERHITUNGAN

    Keterangan pengolahan data Tabel B.1 dan Tabel B.3

    Data dibagi menjadi tiga kelompok data yaitu data awal dari nomor 17, data

    tengah dari nomor 8-13, dan data akhir dari nomor 14-20.

    Untuk data awal :

    7 sampai 1 dari idengan

    2

    43

    V

    t 21f

    V

    ttt ififfi

    i

    Untuk data tengah :

    13 sampai 8 dari idengan

    2V

    t 11f

    V

    tt ifif

    i

    Untuk data akhir :

    20 sampai 14 dari idengan

    2

    43

    V

    t 21f

    V

    ttt ififfi

    i

    Keterangan pengolahan data Tabel B.2 dan B.4

    W

    S

    WH

    HCsC 0

    Contoh Perhitungan :

    1. Filtrasi CaCO3 250 gram tekanan 1 bar

    Dari gambar 3.3. didapatkan persamaan garis :

    y = -4E-05 x + 0,2335

    Panjang sisi plat = 20 cm

    A = sisi x sisi = 20 cm x 20 cm = 400 cm2 = 0,04 m

    2

    Total luas untuk 8 buah plat = 8 x 0,04 =0,32 m2

    () = 1 bar = 1 x 105 Pa

    = 2 (;)

    2 =

    4 10;5 (0,32)2 (1 105)

    2= 0,2048

    Ve =

    =

    0,2335

    4 10;5 = 5837,5 cm

    3

  • Vwopt = 2700 ml

    Waktu pencucian = 58,08 sekon = 0,968 menit

    Waktu bongkar pasang alat = 9,2 menit

    tstotal = tp + tbp + topt

    tstotal = 0,968 + 9,2 + 9,46

    tstotal = 19,628 menit

    2. Filtrasi CaCO3 250 gram tekanan 1,2 bar

    Dari gambar 3.4. didapatkan persamaan garis :

    Y = -6E-05x + 0,2868

    Panjang sisi plat = 20 cm

    A = sisi x sisi = 20 cm x 20 cm = 400 cm2 = 0,04 m

    2

    Total luas untuk 8 buah plat = 8 x 0,04 =0,32 m2

    Vwopt = 2850 ml

    Waktu pencucian = 33,25 sekon = 0,554 menit

    Waktu bongkar pasang alat = 5,29 menit

    = 2 (;)

    2 =

    6 10;5 (0,32)2 (1,2 105)

    2= 0,36864

    K =

    = 2700

    3000 = 0,9

    = 2 (;)

    (1:2) =

    (0,32)2 (1 105)

    0,2048

    58,08

    (1:(20,9)) = 1018,402 ml

    =

    2 (;) (1 + 2)2 + 2(1 + ) +

    = 0,2048

    (0,32)2 (1105) [ (1+(2x0,9)) (1018,402)2 + 2(1+0,9) (1018,402) (5837,5) ] + 58,08

    = 567,97 sekon

    topt = 9,46 menit

    () = 1,2 bar = 1,2 x 105 Pa

    Ve =

    = 0,36864

    6 10;5 = 4780 cm

    3

    K =

    = 2850

    3000 = 0,95

    = 2 (;)

    (1:2) =

    (0,32)2 (1,2 105)

    0,36864

    33,25

    (1:(20,95)) = 618,21

    ml

  • tstotal = tp + tbp + topt

    tstotal = 0,554 + 5,29 + 6,87

    tstotal = 12,714 menit

    3. Perhitungan Nilai Tahanan Media (Rm) dengan Tahanan Ampas ( )

    1. Untuk CaCO3 250 gram pada P = 1bar

    P = 1 bar = 1x 105 Pa = 1x105 N/m2

    V Air = 7 L = 7000 ml

    m air = 7000 gr

    Viskositas () = 0,93x10-3 kg/ms

    Densitas () = 996,9 kg/m3

    Area filtrasi (A) = (8 x 20 cm x 20 cm) = 3200 cm2 = 0,32 m

    2

    y = 4E-07x + 0,0059

    Kp = 2 x (4.10-7

    ) = 8.10-5

    B (Intercept) = 0.0059

    Maka nilai tahanan media filtrasi (Rm) dan tahanan ampas ( ) adalah:

    Konsentrasi slurry didalam umpan (Cx) :

    Konsentrasi slurry didalam filtrat (Cs) :

    2. Untuk CaCO3 250 gram pada P = 1.2bar

    P = 1.2 bar = 1.2x 105 Pa = 1.2x105 N/m2

    =

    2 (;) (1 + 2)2 + 2(1 + ) +

    = 0,36864

    (0,32)2 (1,2105) [ (1+(2x0,95)) (618,21)2 + 2(1+0,95) (618,21) (4780) ] + 33,25

    = 412,24 sekon

    Cx =

    3

    = 250

    7000 = 0,0357

    Cs =

    1; = (996,9) (0,0357)

    1 ;(2 0,0357) = 38,325 kg/m

    3

    = 2 ()

    = 8 10;7 (0,32)2 (1105)

    0,93 10;3 (38,325) = 0,23m/kg

    Rm = (;)

    = 0,0059 0,32 (1 105)

    0,93 10;3= 2 x 10

    5 m

    -1

  • V Air = 7 L = 7000 ml

    m air = 7000 gr

    Viskositas () = 0,93x10-3 kg/ms

    Densitas () = 996,9 kg/m3

    Area filtrasi (A) = (8 x 20 cm x 20 cm) = 3200 cm2 = 0,32 m

    2

    y = -4E-07x + 0,0078

    Kp = 2 x (4.10-7

    ) = 8.10-7

    B (Intercept) = 0.0078

    Maka nilai tahanan media filtrasi (Rm) dan tahanan ampas ( ) adalah:

    Konsentrasi slurry didalam umpan (Cx) :

    Konsentrasi slurry didalam filtrat (Cs) :

    Cx =

    3

    = 250

    7000 = 0,0357

    Cs =

    1; = (996,9) (0,0357)

    1 ;(2 0,0357) = 38,325 kg/m

    3

    = 2 ()

    = 8 10;7 (0,32)2 (1,2105)

    0,93 10;3 (38,325) = 0,276 m/kg

    Rm = (;)

    = 0,0078 0,32 (1,2 105)

    0,93 10;3= 3,2 x 10

    5 m

    -1

  • DAFTAR PUSTAKA

    Brown, G.G. 1985. Unit Operation. John Willey E.Sons Inc. New York

    Coulson, J.M. and Richardson, J.F, vol.6, 1989, An Introduction to Chemical

    Engineering Design.

    Geankoplis, C.J. 1993, Transport Process and Unit Operation, 3rd

    edition,

    Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.

    Mc Cabe, W.L., J.C Smith and P. Harriot, 1985 Unit Operation of Chemical

    Engineering, 5th

    edition, McGraw-Hill Book Co. Inc., New York.

    Smith, J.M., dan Van Ness, H.C. 1986, Intoduction to Chemical Engineering

    Termodynamics.