laporan el

37
i LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI ( ROTATING SYSTEM ) DI PT. TIGA MUSIM MAS JAYA Tanggal : 04 Januaris/d 04 April 2016 DI SUSUN OLEH : NAMA : YOEL HENDRAWAN KELAS : XI PEMBORAN B NO.ABSEN : 41 NIS BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PERMINYAKAN JURUSAN TEKNIK PEMBORAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MIGAS 2016

Upload: david-bayu-saputra

Post on 09-Jul-2016

63 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

xcaq

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan El

i

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

( ROTATING SYSTEM )

DI PT. TIGA MUSIM MAS JAYA

Tanggal : 04 Januaris/d 04 April 2016

DI SUSUN OLEH :

NAMA : YOEL HENDRAWAN

KELAS : XI PEMBORAN B

NO.ABSEN : 41

NIS

BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PERMINYAKAN

JURUSAN TEKNIK PEMBORAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MIGAS

2016

Page 2: Laporan El

ii

PERSETUJUAN OLEH INSTALASI

DI

PT.TIGA MUSIM MAS JAYA

Kab. Bojonegoro, Kec. Bojonegoro, Desa Ngampel

Dari Tanggal 04 Januari s/d 04 April 2016

Laporan ini atas nama YOEL HENDRAWAN, NIS disetujui untuk diuji

dan disahkan dari pihak perusahan “PT. TIGA MUSIM MAS JAYA”.

Diterima Tanggal :

Disetujui Tanggal :

Mengetahui Bojonegoro, Mei 2016

Kepala Instansi Pembimbing Lapangan

Nuryana

Ahmad Suhadi

Page 3: Laporan El

iii

PERSETUJUAN OLEH SEKOLAH

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MIGAS

CEPU

Jl. Diponegoro No. 53Cepu, Jawa Tengah Telp/Fax. (0296) 421120

Dari Tanggal 04 Januari s/d 04 April 2016

Laporan prakerin ini atas namaYOEL HENDRAWAN. No.Absen 41 ini

disetujui untuk diuji dan disahkan dari pihak Sekolah Menengah Kejuruan Migas

Cepu, pada :

Diterima Tanggal:

Disetujui Tanggal:

Cepu , Mei

2016

Mengetahui :

Pembimbing Sekolah

Muhammad Solikin S.T

Kepala SMK Migas Cepu Kepala Jurusan

Page 4: Laporan El

iv

Ir. BambangHarjoko M.T Dani Yudanto S.T

MOTTO

1. Tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina

2. Pengalaman adalah guru terbaik

3. Teori tanpa praktek, ibarat orang buta berjalan

4. Bisa karena sudah terbiasa

5. Agama adalah pedoman untuk menjalin keberhasilan

6. Kerja keras adalah energy kita

7. Keberhasilan tidak akan tercapai tanpa ilmu penge tahuan

8. Jalani semua dengan ikhlas karena Tuhan Maha Esa

9. Utamakan kejujuran , tanggung jawab , dan kedisiplinan serta

kebersihan

Page 5: Laporan El

v

PERSEMBAHAN

1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan dalam

penyusunan laporan ini.

2. Bapak Kepala Sekolah SMK Migas Cepu

3. Bapak dan Ibu Guru SMK Migas Cepu yang telah membimbing saya dalam

penyusunan laporan ini.

4. Para karyawan dari PT. TIGA MUSIM MAS JAYA yang telah membantu

saya dalam pengerjaan laporan ini.

5. Teman-teman SMK Migas Cepu

6. Adik kelas SMK Migas Cepu

Page 6: Laporan El

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat TUHAN YANG MAHA

ESA yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga

kami dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan Pratktek Kerja Industri ini tepat

pada waktu yang ditentukan sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian

Kompetensi,maupun Ujian Akhir Nasional tahun pelajaran 2016/2017.

Laporan ini,kami susun setelah melalui beberapa tahap dan berkat upaya

serta partisipasi dari berbagai pihak dalam membantu terbentuknya laporan

ini,dalam menyusun laporan ini penyusun tidak lepas dari bantuan pembimbing

baik dari instansi maupun dari sekolah,laporan ini disusun berdasarkan

pengamatan,wawancara, praktek,dan buku panduan yang ada,maka dalam

kesempatan inikami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Ir.Bambang Harjoko M.T, selaku kepala Sekolah SMK Migas Cepu.

2. Dani Yudanto S.T, selaku Kepala Jurusan Teknik Pemboran SMK

Migas Cepu.

3. Bapak Nuryana selaku HSE MANAGEMENT di PT.TIGA MUSIM

MAS JAYA

4. Bapak Ahmad Suhadi selaku driller di PT.TIGA MUSIM MAS JAYA

5. Bapak Ilyasa selaku Tool Phuser di PT.TIGA MUSIM MAS JAYA

6. Seluruh Karyawan PT. TIGA MUSIM MAS JAYA

7. Seluruh operator di lapangan.

8. Bapak/Ibu Guru pengajar di SMK Migas Cepu.

vi

Page 7: Laporan El

vii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini kurang sempurna dan

masih banyak kekeliruan, untuk itu kami mengharapkan kritikan atau saran untuk

menyempurnakan laporan ini. Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi para

pembaca dan menjadi tolak ukur untuk pelaporan adik-adik kelas kami

selanjutnya.

Cepu,

Mei 2016

Penulis,

( Yoel

Hendrawan )

Page 8: Laporan El

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................................

Persetujuan Oleh

Instalasi.................................................................................................... ii

Persetujuan Oleh

Sekolah..................................................................................................... iii

Motto...................................................................................................................................

. iv

Persembahan………………………………………………………………………………

v

Kata

pengantar......................................................................................................................

vi

BAB I

Pendahuluan..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang

Masalah……………………………………………………….1

1.2 Tujuan

Penulisan………………………………………………………………2

1.3 Metode Perolehan

Data………………………………………………………..2

1.4 Sistematika

Penulisan………………………………………………………….3

BAB II Tinjauan Lapangan.................................................................................................

4

2.1 Sejarah Perkembangan Industri Migas dan

Perusahaan Tigas Musim Mas Jaya

…………..............................................4

2.2 Struktur

Organisasi........................................................................................ 7

2.3 Disiplin

Kerja..................................................................................................8

Page 9: Laporan El

ix

2.4 Jam Kerja.......................................................................................................

8

BAB III Uraian Khusus.......................................................................................................

9

3.1 Rotating System……….……………………………………………………..

9

1. Rotary assembly

2. Rangkaian pipa bor

3. Bit

3.2 Peralatan Putar………………….………..…………………. 10

1. Meja putar

2. Master bushing

3. Kelly bushing

4. Rotary slip

3.3 RANGKAIAN PIPA BOR

a. Swivel

1. Bail

2. Goosneck

3. Internal washpipe assembly

4. Bonnet

5. Rotating swivel stem

6. Pin

b. Kelly

1. upper Kelly cock

2. Lower kelly cock

c. Drill pipe (DP)

1. Standart drill pipe

Page 10: Laporan El

x

2. Heavy Weight Drill pipe (HWDP)

d. Drill collar (DC)

1. Standart Drill collar

2. Spirraled Drill collar

3. Zipped Drill collar

3.4 MATA BOR (BIT)

a. Drag Bit

b. Roller cone

c. Diamond Bit

3.5. Specialized Down Hole Tools……….……………………… 12

a. Stabilizer

b. Rotary Reamers

c. Shok Absorbers

BAB IV

PEMBAHASAN..........................................................................................................

BAB V PENUTUP

1) Kesimpulan..........................................................................................109

2) Saran-saran...........................................................................................111

3) Daftar Pustaka…………………………………………………………...

Page 11: Laporan El

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daerah-daerah penghasil minyak bumi khususnya di Pulau Jawa ternyata

perperan cukup besar bagi Negara Indonesia, karena telah banyak ditemukannya

cekungan minyak yang akan di lakukan proses pengeboran untuk mengeksploitasi

sumber minyak tersebut yang dapat digunakan sebagai lahan devisa Negara.

Sebagian diantaranya telah dieksploitasi oleh belanda sebagai penemu & pihak

yang mengenalkan cara pengeboran minyak disamping perannya sebagai penjajah

itu.

Hingga kini banyak perusahaan asing yang tertarik menanamkan

modalnya atau mendirikan perusahaan yang bergerak dibidang perminyakan yang

beroprasi di Indonesia. Mereka tertarik akan kandungan minyak di Pulau Jawa

(khususnya di Cepu) yang diprioritaskan mencapai berjuta-juta barrel.

Oleh karena itu sebagai anak bangsa & putra daerah penulis berupaya

menerangkan, memberikan pandangan tentang dunia perminyakan khususnya di

daerah Cepu dalam bentuk sebuah rangkuman penulisan dalam sebuah buku.

Dibawah ini penulis hendak menerangkan tenteng peranan dalam teknik

pemboran yaitu mengupayakan agar dalam proses pengeboran selalu

mengutamakan SOP dan safety dan mengebor lubang sumur hingga mencapai

kedalaman yang ditentukan.

Page 12: Laporan El

2

1.2. Tujuan Prakerin

Adapun tujuan dari prakerin ini adalah :

1) Mengetahui operasional secara umum dilapangan.

2) Mengetahui nama, fungsi, dan cara mengoperasikan peralatan pengeboran.

3) Mengetahui proses pengeboran migas yang diterapkan dilapangan.

4) Untuk mendapatkan pengalaman di dunia kerja.

5) Untuk menerapkan teori yang telah dipelajari di sekolah.

1.3. Manfaat Prakerin

Adapun Manfaat dari Prakein adalah :

1) Bisa menggunakan peralatan yang ada di lapanan dengan benar.

2) Mandapatkan pengalaman kerja di lapangan.

3) Megetahui secara langsung peralatan yang digunakan di lapangan.

1.4. Tempat dan Waktu Prakerin

Kerja praktek lapangan ini berlangsung kurang lebih 3 bulan terhitung

mulai dari tanggal 21 Desember 2015 s/d 21 Maret 2016.

Tempat kerja industri dilaksanakan di “PT. TIGA MUSIM MAS

JAYA” Desa Banjarsari, Kecamatan Banjarsari, Kab. Bojonegoro, Jawa Timur.

1.5. Metode Perolehan Data

Dalam kegiatan Praktek Kerja Industri yang berlangsung kurang lebih

selama 3 bulan pasti kan membuahkan hasil. Dan siswa yang telah melaksanakan

Praktek Kerja Industri (penulis) akan menuangkan semua hasil dari kegiatan

Page 13: Laporan El

3

PRAKERIN yang telah dilaksanakan dalam bentuk karya tulis (Laporan

Prakerin). Dalam pembuatan Laporan Prakerin penulis menerapkan 2 metode

pembuatan Laporan, yaitu :

1. Metode Study Lapangan

Adalah semua pelajaran dan pengalaman yang didapat selama melakukan

praktek kerja lapangan di PT.TIGA MUSIM MAS JAYA.Dan data-data

yang terdapat pada laporan diperoleh dari perpustakaan terkait dan dari

oprator lapangan beserta hasil penjelasan dari operator lapangan tersebut.

2. Metode Study Pustaka

Adalah data-data penting yang terdapat pada laporan ini yang digunakan

untuk pembuatan laporan ini, selain itu juga mencari data-data dari internet.

Page 14: Laporan El

4

BAB II

TINJAUAN UMUM LAPANGAN

2.1 Sejarah Perkembangan Industri Migas dan Panas Bumi di Indonesia

Pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia mencatat kemajuan pesat

sejak pertamin dan permina diintregrasikan ke dalam pertamina. Seluruh operasi

migas dan panas bumi yang mencakup bebagai aspek kegiatan. Dapat diarahkan

pada sasaran yang dituju pemerintah.

Peranan migas dan panas bumi, yang menyangkut berbagai aspek

pembangunan, menjadikan migas dan panas bumi sebagai unsur penting dalam

ketahanan nasional.Seluruh bidang migas dan panas bumi, produksi, pengolahan,

distribusi, pengangkutan, maupun pemasaran migas dan panas bumi menjadi

semakin penting dan harus dipegang oleh Pertamina atau Perusahaan yang sudah

ditunjuk oleh Negara.

Sistem bagi hasil, yang diterapkan dalam bidang eksplorasi dan produksi,

bukan saja telah memeberikan keuntungan labih besar kepada negara, tetapi juga

merupakan landasan bagi kerja sama dengan para kontraktor migas dan panas

bumi dari luar negeri. Peranan migas dan panas bumi yang kian penting di semua

sektor dan harganya terus melonjak, telah menyebabkan ditingkatkannya

pencarian migas dan panas bumi ke daerah-daerah yang lebih sulit.

Pencarian minyak bumi di Indonesia, sampai 60-an masih terbatas

dilakukan di daratan. Sejak penemuan lapangan Cina (1970) lapangan minyak

pertama di lepas pantai indonesia, telah membuka kemungkinan mengerjakan

daerah lepas pantai lainnya. Perkembangan teknologi maju telah memungkinkan

Page 15: Laporan El

5

pemanfaatan associated gas maupun non associated gas untuk bahan ekspor

(LNG) maupun bahan energy dalam negeri (LPG).

Sumber-sumber gas di beberapa tempat, baik di lepas pantai maupun di

daratan dimanfaatkan dengan membangun unit pengolahan yang memproduksi

LPG. Beberpa unit pengolah LPG itu terletak di anjungan lepas pantai, yang

dilengkapi dengan tangki-tangki penampung dan pelabuhan

pengekspor.Pemanfaatan sumber gas, untuk menunjang berbagai keperluan

industri di dalam negeri pertama kali di lakukan di sumatra selatan dengan suatu

jaringan pipa untuk pabrik pupuk Sriwijaya dan di Jawa Barat dengan sistim pipa

gas Jawa Barat untuk mensuplai pabrik pupuk, semen, pabrik baja Krakatu dan

kebutuhan industri dan kebutuhan rumah tangga di daerah Jakarta.

Penemuan sumber gas di arun dan batak, yang merupakan dua lapangan

gas yang besar di dunuia, didorong dengan teknologi crygenic, telah

memungkinkan gas diolah menjadi LNG (Liquid Nature Gas /Gas Alam Cair)

sebagai bahan ekspor. Sekaligus pada tahun 1997 itu, Pertamina mulai memasuki

era perdagangan LNg di dunia.Naiknya kegiatan perminyakan Indonesia dapat

dilihat dari kontak gai hasil. Dari tahun 1979 hingga 1982, Pertamina telah

menandatangani sebanyak 44 kontrak bagi hasil dengan perusahaan minyak

asing.12 kontrak ditandatangani tahun 1979, 11 kontrak tahun 1980, 8 kontrak

1981 dan tahun 1982 13 kontrak ditandatangani. Tiga tahun terakhir KPS juga

manunjukan kenaikan yaitu 7 kontrak tahun 1987, 10 kontrak tahun 1988 dan 40

kontrak tahun 1989.

Untuk dasawarsa mendatang kemampuan produksi minyak bumi

Indonesia ini amat bergantung pada kegiatan ekplorasi yang dilakukan sekarang

Page 16: Laporan El

6

ini serta usaha pengembangan hasil-hasil ekplorasi itu dan cara-cara teknologi

maju yang dipakai dalam penambangannya. Teknik pengangkatan minyak tahapan

kedua (secondary recovery) dan ketiga (tertiary recovery) merupakan salah satu

cara untuk meningkatkan produksi pada lapangan-lapangan minyak lama, yang

kemampuan produksi mulai menurun, sekalipun didalamnya masih terkumpul

cadangan minyak bumi yang cukup besar.

Teknik secondary recovery ini mulai diterapkan, baik oleh Pertamina

sendiri, maupun dengan bekerja sama dengan para KPS. Secondary recovery di

lapangan rantau, Prabumulih dan handil dilakukan dengan menginjeksikan air,

sementara di lapangan migas dengan cara steanflood. Mulai tahun tahun 1982,

selama 12 tahun, mainline Resources Ltd, untuk lapangan Banyu,Kalimantan

timur dan lapangan suban jarigi, sungai taham dan kampong minyak di daerah

enim, Sumatra Selatan.

Daerah-daerah penghasil minyak bumi khususnya di Pulau Jawa ternyata

berperan cukup besar bagi Negara Indonesia, karena telah banyak ditemukannya

sumur-sumur produksi yang sebagian hingga kini masih dioperasikan dan

digunakan sebagai lahan devisa Negara. Sebagian daiantaranya bisa dikatakan

bahwa sumur-sumur produksi itu adalah hibahan dari Belanda sebagai penemu

dan pihak yang mengenalkan cara pengolahan minyak disamping perananya

sebagai penjajah kala itu.

Hingga kini banyak perusahaan asing yang tertarik menanamkan

modalnya atau mendirikan perusahaaan yang begerak di bidang perminyakan

yang beroprasi di Indonesia.

Page 17: Laporan El

7

PT. TIGA MUSIM MAS JAYAyang berkantor pusat di daerah Jakarta,

mereka mendirikan proyek explorasi minyak bumi di dataran rendah bojonegoro

untuk melaksanakan pengusahaan produksi minyak bumi pada sumur yang berada

di daerah Bojonegoro dan sekitarnya.

2.2 Struktur Organisasi

2.3 Disiplin Kerja.

Setiap pegawai harus mematuhi peraturan yang telah ditentukan oleh

perusahaan. Setiap pegawai harus masuk tepat waktu, menggunakan APD seperti :

Helm safety, Baju Werpack, Sepatu safety, Sarung tangan, dan Kacamata Safety.

Page 18: Laporan El

8

2.4 Jam Kerja.

JAM PEKERJAAN TEMPAT KERJA

08.00 – 08.30 Breafing Muster Point

08.30 – 11.00 Kerja Lokasi

11.00 – 13.00 Istirahat -

13.00 – 16.00 Kerja Lokasi

Page 19: Laporan El

9

BAB III

DASAR TEORI

3.1 Rotating Sistem

Fungsi utama sistem pemutar adalah untuk memutar rangkaian pipa bor

dan memberikan beban (beratan) pada bagian atas dari pahat selama oprasi

pemboran berlangsung. Selain itu peralatan putar juga berfungsi untuk

menggantungkan rangkaian pipa bor yaitu dengan slip yang dipasang (dimasukan)

pada rotary table ketika disambung atau melepas bagian-bagian drill pipe.

Sistem pemutar ini terdiri dari tiga sub komponen utama, yaitu :

1. Peralatan putar (Rotary assembly)

2. Rangkaian pipa bor

3. Mata bor atau pahat (bit)

Gambar 3.1 Rotating system

Page 20: Laporan El

10

3.2 Peralatan Putar

Peralatan putar ditempatkan pada lantai bor di bawah crown block dan

diatas lubang. Peralatan putar terdiri dari meja putar, Master bushing, Kelly

bushing, dab Rotary slip.

A. Meja Putar

Gambar 3.2

Meja putar (rotary table) berfungsi untuk :

Meneruskan gaya putar dari drawwork ke rangkaian pipa bor melalui

kelly bushing dan kelly.

Menahan pipa bor dalam lubang pada saat penyambungan atau

pelepasan pipa bor dilakukan.

Tenaga dari prime mover disalurkan ke rotary table dengan dua cara,

yaitu Dengan menggunakan rantai melalui drawwork. Langsung dari

prime mover dengan belt.

Page 21: Laporan El

11

B. Master bushing

Gambar 3.2

Master bushing merupakan bagian dari rotary table yang berfungsi

sebagai kedudukan kelly bushing atau rotary slip.

C. Kelly Bushing

Gambar 3.2

Kelly bushing berfungsi untuk meneruskan tenaga putardari rotary

table ke rangkaian pipa bor selama operasi pemboran berlangsung.

Page 22: Laporan El

12

D. Rotary Slip

Rotary slip akan berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa bor

pada saat dilakukan penyambungan ataupun pelepasan bagian rangkaian

pipa bor. Pemasangannya dilakukan dengan cara memasukkannya ke dalam

master bushing.

Gambar 3.2

3.3. Rangkaian Pipa Bor

Gambar 3.3

Page 23: Laporan El

13

Rangkaian pipa bor merupakan suatu rangkaian yang menghubungkan

antara swivel dan mata bor, dan berfungsi untuk :

Menaik turunkan mata bor

Memberikan beban di atas pahat untuk penembusan

Meneruskan putaran ke mata bor

Menyalurkan fluida pemboran yang bertekanan ke mata bor.

Rangkaian pipa bor secara berurutan terdiri dari Swivel, Kelly, Drill Pipe,

dan Drill Collar.

a. Swivel

Gambar 3.3

Swivel terletak pada bagian paling atas dari rangkaian pipa bor. Alat ini

mempunyai fungsi untuk :

Memberikan kebebasan rangkaian pipa bor untuk berputar.

Memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar dapat

bekerja bersama-sama.

Sebagai penghubung antara rotary hose dengan kelly.

Page 24: Laporan El

14

Bagian-bagian dari swivel adalah sebagai berikut :

1. Bail, merupakan bagian atas dari swivel berfungsi untuk penggantung swivel pada

hook.

2. Goosneck, pipa berbentuk huruf U yang mirip dengan leher angsa, terletak pada

bagian atas swivel yang berfungsi untuk menghubungkan rotary hose dengan swivel.

3. Internal Washpipe assembly, terletak pada bagian atas swivel bonnet yang

berguna untuk menghubungkan rotary hose (dari goose neck) dengan rotating swivel

stem. Washpipe assembly merupakan alat yang terpisah dari swivel, sehingga dapat

dilepas apabila diperlukan (untuk dibersihkan misalnya).

4. Bonnet, merupakan suatu bagian dari swivel yang terbuat dari metal dan berfungsi

sebagai pelindung washpipe assembly.

5. Rotating swivel stem, merupakan poros perputaran pada swivel.

6. Pin , merupakan ulir bagian bawah pada swivel yang berfungsi untuk

menyambung swivel dengan bagian atas dari kelly cock.

b. Kelly

Gambar 3.3

Kelly merupakan rangkaian pipa bor paling atas, irisan luar berbentu segi tig, empat,

segi enam. Kelly dimasukkan kedalam kelly bushing, yang berfungsi untuk meneruskan

gaya putar (torsi) dari rotary table ke kelly dan kemudian diteruslan le seluruh rangkaian

pipa bor.

Page 25: Laporan El

15

Pada kelly terdapat dua sub-alat pokok, yaitu

1. Upper Kelly Cock,

Merupakan suatu valve (katup) yang dipasang diantara swivel dan kelly. Fungsi dari

upper kelly cock adalah untuk menutup kelly pada saat sirkulasi dihentikan sehingga

dapat menahan tekanan balik dari lubang bor yang bertekanan tinggi.

2. Lower Kelly Cock,

Merupakan suatu valve yang bekerja secara otomatis sebagai penahan cairan

pemboran dalam kelly pada saat melakukan penyambungan.

c. Drill Pipe (DP)

Gambar 3.3

Merupakan bagian dari rangkaian pipa bor yang panjangnya tergantung dari

kedalaman pemboran, sehingga biasanya berjumlah paling paling banyak untuk

mencapai kedalaman lubang bor yang diinginkan.

Fungsi utama dari drill pipe adalah sebagai berikut :

Menghubungkan kelly terhadap DC

Meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata bor.

Memberikan panjang rangkaian bor, untuk menembus formasi yang lebih

dalam.

Memungkinkan naik turunnya rangkaian pipa dan mata bor.

Page 26: Laporan El

16

Meneruskan putaran dari meja putar ke mata bor.

Karakteristik Drill Pipe

· Jenis Drill Pipe

Drill pipe yang biasa digunakan dalam operasi pemboran ada dua jenis, yaitu :

1. Standart Drill Pipe

Digunakan dari permukaan sampai pada bagian atas drill collar. Pada umumnya drill

pipe diikuti drill collar diatas mata bor.

2. Heavy Weight Drill Pipe (HWDP)

Drill pipe jenis ini berfungsi sebagai pemberat rangkaian pipa bor pada kondisi-kondisi

khusus, misalnya pada waktu terjadi down hole problem, seperti pipa terjepit (pipe

sticking), runtuhan shale (slouging shale) dan sebagainya.

Ukuran dan Panjang

Ukuran dan panjang drill pipe dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Short, panjangnya antara 18" sampai 22" (c a t a t a n : ukuran ini jarang

digunakan dalam suatu operasi pemboran)

2. Medium, antara 27 " sampai 30 ".

3. Long, antara 39" sampai 45".

Penyambungan Drill Pipe

Setiap section atau joint drill pipe standar umumnya mempunyai tiga bagian pokok,

yaitu tool joint pada kedua ujungnya, dan sebuah pipa (atau disebut tubs).

Kedua tool joint tersebut adalah :

Page 27: Laporan El

17

1. Pin Connection, yang terletak pada bagian bawah drill pipe dan ulirnya dibuat

pada bagian luar dari pipa.

2. Box Connection, terletak pada bagian atas drill pipe dan ulirnya dibuat pada

bagian dalam dari pipa.

d. Drill Collar (DC)

Drill collar mempunyai bentuk seperti drill pipe, akan tetapi diameter dalamnya

lebih kecil dan diameter luarnya sama dengan diameter luar dari tool joint drill pipe.

Fungsi dari drill collar dalam rangkaian pipa bor adalah sebagai berikut :

Sebagai pemberat (weight on bit, WOB) sehingga rangkaian pipa bor

tetap dalam kondisi tegang untuk menahan gaya yang menyebabkan

terjadinya pembelokan lubang, selama pemboran berlangsung.

Membuat agar putaran rangkaian bor stabil.

Memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor agar mampu

menahan adanya gaya puntiran.

Dengan demikian diharapkan operasi pemboran akan berjalan dengan laju (ROP)

yang besar, lubang bor yang lurus serta faktor kerusakan yang minimal untuk ranglaian

pipa bor, terutama drill pipe-nya.

Berdasarkan kondisi fisiknya, drill collar dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu

sebagai berikut :

Page 28: Laporan El

18

1. Standart Drill Collar, mempunyai permukaan yang halus dengan box connection

terletak pada bagian atas (top) dan pin connectionnya pada bagian bawah (bottom).

2. Spirraled Drill Collar, mempunyai permukaan yang beralur, seperti spiral dan

digunakan pada keadaan khusus, yaitu untuk mencegah terjadinya penjepitan lubang bor

pada pipa (differential wall sticking).

3. Zipped Drill Collar, pada permukaan terdapat ceruk (lekukan0 yaitu pada bagian

ujung atas drill collar yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan.

Karakteristik Drill Collar

· Perbedaan antara Drill Pipe dan Drill Collar

Perbedaan pokok antara drill pipe dengan drill collar terletak pada ukuran, berat serta

kekuatannya. Perbedaan yang lain adalah pada teknik penyambungannya, dimana pada

drill pipe terdapat tool joint sedangkan pada drill collar tidak. Hal ini dikarenakan drill

collar mempunyai dinding yang lebih tebal dibanding drill pipe, sehingga ulir dapat

dibuat pada dinding drill collar itu sendiri.

· Ukuran Drill Collar

Ketentuan-ketentuan yang umum mengenai ukuran drill collar adalah sebagai berikut :

1. Pada umumnya mempunyai panjang 30 ft atau mungkin kurang, akan tetapi tidak

mungkin lebih.

2. Tebal dindingnya minimum 3,5 inch.

3. Beratnya lebih dari 3 ton.

4. Pemasangan drill collar pada bagian bagian bawah rangkaian pipa bor

memungkinkan untuk 2 sampai 60 buah.

3.4. MATA BOR (PAHAT, BIT)

Page 29: Laporan El

19

Gambar 3.4

Mata bor merupakan ujung paling bawah dari rangkaian pipa bor yang

secara langsung bersentuhan dengan lapisan formasi. Mata bor berfungsi untuk

menghancurkan batuan dan menembus formasi sampai pada kedalaman yang

diinginkan.

Bagian-bagian dari mata bor adalah sebagai berikut :

Shank, merupakan suatu alur ulir untuk menghubungkan mata bor

dengan bit sub atau box connection pada bagian bawah drill collar.

Bit Lugs, bagian dari mata bor yang berfungsi untuk dudukan poros dan

cone.

Cone, merupakan suatu roda-roda bergerigi (gerinda) yang berputar pada

bagian bawah mata bor.

Fluid Passage Way (jets), adalah suatu nozzle yang terdapat pada bagian

bawah mata bor dan berfungsi untuk menyemprotkan fluida pemboran

(lumpur bor) ke formasi.

Berdasarkan fungsinya mata bor diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Drag bit

2. Roller - cone

3. Diamond bit.

Page 30: Laporan El

20

A. Drag Bit

Gambar 3.4

Drag bit tidak mempunyai roda-roda yang dapat bergerak dan membor dengan

gaya keruk dari bladenya. Letak nozzle pada jenis bit ini dirancang agar lumpur keluar

dari rangkain pipa bor langsung menyemprot bladenya. Bit jenis ini biasanya digunakan

pada formasi lunak dan plastik.

Masalah-masalah yang sering timbul pada penggunan drag bit antara lain adalah sebagai

berikut :

1. Pembengkokan lubang bor.

2. Under Gauge, yaitu diameter lubang bor yang terbentuk tidak sesuai dengan

target.

3. Balling, yaitu pelapisan padatan pada bit, hal ini terjadi pada pemboran formasi

shale.

Masalah pembengkokan lubang dapat dikurangi dengan penambahan weight on bit

dengan menambah drill collar.

B. Roller Cone

Page 31: Laporan El

21

Gambar 3.4

Merupakan bit yang mempunyai kerucut (cone) yang dapat berputar untuk

menghancurkan batuan. Pada masing-masing cone terdapat gigi-gigi. Gigi yang relatif

panjang dan jarang atau renggang digunakan pada pemboran formasi lunak, sedangkan

gigi yang relatif pendek dan berdekatan digunakan untuk menembus formasi batuan

yang sedang sampai keras.

Berdasarkan jenis giginya, roller cone bit dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Steel Tooth Bit (milled tooth bit), dan

2. Insert bit.

C. Diamond Bit

Gambar

Pengeboran dengan menggunakan diamond bit sifatnya bukan penggalian, tetapi

berprinsip pada proses penggoresan dari butir-butir intan yang dipasang pada matrix

besi sehingga laju pemboran yang terjadi adalah lambat.

Pemakaian intan dipertimbangkan karena karena intan dianggap zat padat yang

paling keras dan abrasif, dan pada prakteknya pemakaian diamond bit pada operasi

Page 32: Laporan El

22

pemboran mempunyai umur yang relatif panjang (awet) sehingga mengurangi frekuensi

round trip, dengan demikian akan mengurangi biaya pemboran.

3.5. SPECIALIZED DOWN HOLE TOOLS

Specialized down hole tools merupakan peralatan khusus yang digunakan untuk

mengontrol kerja rangkaian pipa bor selama operasi pemboran berlangsung.

Specialized down hole tools yang umum digunakan adalah :

1. Stabilizer

2. Rotary Reamers

3. Sock Absorber

A. Stabilizer

Stabilizer digunakan sebagai bottom hole assembly untuk menjaga kestabilan bit

dan DC dalam lubang bor selama berlangsung operasi pemboran.

Ada 4 jenis stabilizer :

1. Non-rotating sleave type stabilizer

2. Sleave type rig replairable stabilizer

3. Replaceable wear pod rig repairable stabilizer

4. Blande stabilizer

B. Rotary Reamers

Merupakan peralatan yang digunakan pda operasi pemboran terutama menjaga ukuran

lubang bor .

C. Shock Absorbers

Sering juga disebut "shock sub" , merupakan peralatan yang diletakkan pada bagian

bawah section DC untuk mengurangi getaran dan kejutan yang ditimbulkan oleh

"cutting action of the bit" ketika membor batuan keras patahan dan selang-seling batuan

Page 33: Laporan El

23

keras-lunak, hal ini akan mengurangi terjadinya kerusakan rangkaian pipa bor dan

bahkan rig-nya sendiri.

Page 34: Laporan El

24

BAB IV

PEMBAHASAN

Fungsi utama dari sistem putar (rotating system) adalah untuk memberikan

puataran pada rangkaian pipa bor dan juga memberikan beratan pada pahat dalam

mengebor suatu formasi. Putaran bersumber dari putaran rotary table (apabila

menggunakan Kelly) atau dari putaran motor pada top drive. Besarnya putaran yang

diinginkan biasanya disebut dengan Rotation Per Minutes(RPM). Besarnya beban

rangkaian pemboran akan memberikan beratan yang berguna untuk membantu mata bor

dalam pemecahan batuan pada saat operasi pengeboran berlangsung. Beban ini sering

dinamakan denga Weight On Bit (WOB). Dengan kombinasi RPM dan WOB yang

tepat akan menghasilkan kecepatan pengeboran yang optimum (Rate of Penetration

optimum).

Page 35: Laporan El

25

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Dengan diadakannya prakerin di “PT. TIGA MUSIM MAS JAYA”, penyusun dapat

menyimpulkan bahwa arti penting dari prakerin adalah sebagai berikut :

1. Dengan melaksanakan prakerin kita dapat meningkatkan percaya diri dan dapat

mendorong kita meningkatkan bakat.

2. Dapat di gunakan sebagai bekal dan pengalaman saat bekerja dalam sebuah

perusahaan.

3. Penulis dapat menyelesaikan perintah dari sekolah.

4. Menjadi acuan bagi kita untuk mengetahui gambaran pada dunia usaha.

5. Ke selamatan bekerja adalah hal utama dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

5.1 Saran – saran

1. Kepada instasi

Karena migas dan panas bumi merupakan faktor penting dalam menunjang

lancarnya pembangunan dunia , maka diperlukan peningkatan bagi masyarakat ,

antara lain :

a. Mutu pelayanan.

b. Mutu tenaga kerja.

c. Mutu hasil yang memuaskan.

2. Kepada adik kelas

Apabila hendak mencari tempat prakerin hubingilah terlebih dahulu

perusahaan yang hendak kalian tempati , mengingat tempat dan waktu yang

terbatas dan Yang kedua Hubungilah dahulu perusahaan yang hendak kalian pilih

Page 36: Laporan El

26

, apakah perusahaan tersebut menerima peserta prakerin untuk melakukan study

di perusahaan tersebut , dan hendaknya waktu peninjauan masih jauh dari jadwal

PKL berkisar 3 bulan ini untuk mengirim dan menerima jawaban atas perusahaan

yang kalian kehendaki. Apabila belum menemukan tempat prakerin hubungilah

pembimbing agar di bantu dalam mendapatkan tempat prakerin

Bila telah memulai prakerin ingatlah untuk selalu bertanya dan mencatat

yang di jelaskan oleh pembimbing kalian di lapangan kerja. Selalu menjaga

kekompakkan adalah hal penting dalam melakukan sesuatu yang benar di

lapangan kerja.

Gunakanlah waktumu sebaik mungkin selama masa prakerin guna

menambah pengetahuan dan pengalaman yang akan berguna di masa depan.

3. Kepada pihak sekolah

a. Penyusun menghimbau kepada pihak sekolah hendaknya menyamakan

tempat praktek sesuia dengan target yang di butuhkan oleh perusahaan.

b. Melengkapi atau menambah peralatan keselamatan praktek siswa yang

belum ada seperti pada instasi. Untuk peralatannya pun harus di sesuaikan

dengan keamananya.

c. Sering di adakan praktek dari pada materi khususnya untuk pelajar

produktif.

Page 37: Laporan El

DAFTAR PUSTAKA

Dani Yudayanto ST. 2015. Dasar Pemboran. Cepu : SMK MIGAS CEPU

Muhammad Solikin ST.2016 Pembimbing. Cepu : SMK MIGAS CEPU

Ahmad Suhadi, Driller&Pembimbing Prakerin. 2016. Bojonegoro : PT.TMMJ

Buku catatan kelas X,XI

Buku catatan prakerin

www.google.com