laporan donat dan cookies
DESCRIPTION
LaporanTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM Hari/Tanggal : 17 Oktober 2013
TPP NABATI PJ praktikum : Eddy Fadillah Safardan,Stp,MM
Asisten Praktikum : Novini nuradifa,A.Md
Kelompok : BP1/4
PEMBUATAN DONAT DAN COOKIES
DYAH AYU ANGGRAENI J3E112107
FITA HERNITA J3E112032
GRACE SIREGAR J3E212139
NINDIA ARUM P. J3E112070
YUDHA PRADHANA P. J3E112060
SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kue kering merupakan makanan ringan yang diminati masyarakat terutama umur
rentan penyakit degeneratif. Kue kering memiliki kadar air yang minimal, sehingga
dapat tahan disimpan lebih lama daripada kue basah. Kue kering kini lebih
dikategorikan sebagai kue yang dipanggang sama dengan cookie. Kue kering
biasanya populer disajikan pada saat perayaan. Olahan tersebut pada umumnya
berbasis terigu, tidak mengandung serat makanan, sehingga perlu dimodifikasi
dengan penambahan bahan berserat tinggi.
Donat adalah penganan yang digoreng, dibuat dari adonan tepung terigu, gula,
telur dan mentega. Donat yang paling umum adalah donat berbentuk cincin dengan
lubang di tengah dan donat berbentuk bundar dengan isi yang rasanya manis, seperti
berbagai jenis selai, jelly, krim, dan custard. Donat bisa dibentuk dengan menyatukan
kedua sisi adonan berbentuk persegi panjang hingga membentuk cincin atau
menggunakan pemotong otomatis yang sekaligus membuat lubang di tengah adonan
donat. Lubang pada donat berbentuk cincin dulunya dimaksudkan agar donat cepat
matang sewaktu digoreng. Adonan donat yang tersisa sewaktu membuat donat
berbentuk cincin sering dijual sebagai doughnut hole.
Banyaknya masyarakat yang menggemari kue kering dan donut membuat banyak
gerai-gerai yang menjajakannya sebagai produk unggulan untuk dijual, mulai dari
pedagang pinggir jalan hingga pedagang kelas atas. Rasa donat dan kue kering yang
manis menjadikan keduanya digemari oleh banyak kalangan.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui cara pembuatan donut dan cookies secara sederhana.
BAB II
METODOLOGI
2.1. Alat dan Bahan
2.1.2. Alat dan bahan Cookies
Bahan yang digunakan pada proses pembuatan Cookies adalah mentega
100gr, gula halus 100gr, margarine 100gr, kuning telur 2butir, air 45ml, tepung terigu
150gr, cokelat bubuk 30gr, bubuk milo 20gr, chocolate chip 100gr, coklat batang
100gr, vanili 5gr, baking powder 3gr, garam 6gr.
Sedangkan alat yang digunakan untuk proses pembuatan Cookies adalah
timbangan, piring kecil, wadah kecil, wadah besar, mixer,gelas ukur, spatula, oven,
loyang.
2.1.2. Alat dan bahan Donut
Bahan yang digunakan pada proses pembuatan donut adalah tepung terigu
cakra 800gr, tepung terigu segitiga biru 200gr, ragi instan 12gr, air 410ml, gula pasir
120gr, garam 10gr, palmia super cake 60gr, palmia butter oil subtitusi 50gr, susu cair
130ml, kuning telur 3gr, baking powder. Bahan untuk pembuatan topping adalah keju
parut 100gr, coklat coating 150gr. Dan bahan untuk olesan adalah 175gr palmia
shortening putih, gula halus 125gr, susu kental manis 35gr.
Alat yang digunakan untuk proses pembuatan donut adalah timbangan, piring
kecil, wadah besar, wadah kecil, mixer, pisau, sendok, spatula, Loyang,
penggorengan, sumpit, kompor.
2.2. Metodologi
2.2.1. Metodologi pembuatan Cookies
2.2.2. Metodologi proses pembuatan donut
Bahan diseleksi
Timbang bahan
Campurkan bahan-bahan kering, kecuali garam
Tambahkan telur dan air secara
bertahap
Tambahkan mentega dan
margarin
Aduk adonan hingga kalis
Fermentasi 40menit
Timbang adonan @40gr Rounding Intermediate
Proofing 10menitPembentuk
an
Fermentasi 10menit
Goreng adonan donat
Tembahkan topping
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1.Hasil pengujian hedonik donat
No Namadonat
W R A T
1 Meylinda A. S. 4 2 3 32 Santo A. S. S. 4 4 4 43 Listyaningsih A. 3 3 3 34 Linawati 4 4 4 45 Agung N. S. 4 5 4 46 Fita H. 4 4 5 57 Nurdiani 4 3 3 38 Adryan L. 4 4 3 39 Novi A. 4 3 5 4
10 Risa A. H. 4 4 4 411 Yudha P. P. 4 4 5 512 Anindita D. S. 4 4 3 413 Nindia A. P. 4 4 5 514 Siti Z 4 4 4 415 Mulyo S 4 4 4 416 Hosnariyah K. F. 5 5 5 517 Ade N. A. 4 4 4 418 Nurul F. 5 5 5 519 Dyah A. A. 5 4 5 420 Arfilla 4 5 5 521 Made J. K. S. 4 4 4 422 Ega N. P. 4 4 4 323 Anggy N. N. 4 4 5 424 Grace V. S. 4 4 5 425 Faisal 4 4 3 4
jumlah 102 99 104 101Panelis 25 25 25 25
rata-rata 4.08 3.96 4.16 4.04
Tabel 2. Hasil uji hedonik cookies
No Nama Warna Cookies Rasa CookiesAroma Cookies
Tekstur Cookies
818 626 818 626 818 626 818 626
1 Meylinda A. S. 4 4 4 3 4 4 5 2
2 Santo A. S. S. 3 4 3 3 3 3 3 3
3 Listyaningsih A. 4 2 4 2 4 2 4 2
4 Linawati 5 5 5 5 5 5 4 5
5 Agung N. S. 4 4 4 4 4 4 4 4
6 Fita H. 4 4 5 4 4 3 5 2
7 Nurdiani 5 5 4 4 3 3 4 2
8 Adryan L. 4 3 4 2 4 3 4 2
9 Novi A. 5 4 4 3 4 4 5 3
10 Risa A. H. 3 4 3 4 3 3 3 4
11 Yudha P. P. 4 4 4 3 4 4 5 2
12 Anindita D. S. 4 4 3 2 3 3 4 3
13 Nindia A. P. 3 5 5 4 4 3 5 4
14 Siti Z 4 3 4 3 4 3 4 3
15 Mulyo S 3 3 2 3 3 3 3 3
16 Hosnariyah K. F. 5 5 5 5 5 5 5 5
17 Ade N. A. 3 3 4 2 3 3 4 2
18 Nurul F. 5 4 5 5 5 2 5 2
19 Dyah A. A. 4 5 3 5 5 4 3 5
20 Arfilla 4 4 5 4 5 4 5 4
21 Made J. K. S. 2 4 2 4 2 4 3 3
22 Ega N. P. 3 3 4 3 3 3 4 3
23 Anggy N. N. 5 4 5 5 5 4 5 4
24 Grace V. S. 5 5 4 5 5 5 5 5
25 Faisal 3 3 4 2 3 2 3 2jumlah 98 98 99 89 97 86 104 79panelis 25 25 25 25 25 25 25 25
rata-rata 3.92 3.92 3.96 3.56 3.88 3.44 4.16 3.16
Tabel 3. Anova warna cookies Warna cookies
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups
,000 1 ,000,00
01,000
Within Groups
33,680 48 ,702
Total 33,680 49
Tabel 4. Anova aroma cookiesAroma cookies
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups
2,420 1 2,4203,157
,082
Within Groups
36,800 48 ,767
Total 39,220 49
Tabel 5. Anova rasa cookiesRasa cookies
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups
2,000 1 2,0002,037
,160
Within Groups
47,120 48 ,982
Total 49,120 49
Tabel 6. Anova tekstur cookies
Tekstur cookies
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups
12,500 1 12,50013,417
,001
Within Groups
44,720 48 ,932
Total 57,220 49
3.2 PembahasanDonat (doughnuts atau donut) adalah penganan yang digoreng, dibuat dari
adonan tepung terigu, gula, telur dan mentega. Donat yang paling umum adalah
donat berbentuk cincin dengan lubang di tengah dan donat berbentuk bundar dengan
isi yang rasanya manis, seperti berbagai jenis selai, keju parut, coklat coating, messes.
Pembuatan donat merupakan salah satu proses pengolahan dengan
memanfaatkan mikroba yaitu jenis khamir Saccharomyces cerevicae yang sering
dikenal dengan ragi roti. Saccaromyces cerevicae digunakan sebagai bahan
pengembang pada pembuatan donat atau jenis roti-rotian lainnya karena dapat
menghasilkan enzym yang dapat merombak gula menjadi alkohol dan gas CO2 yang
terbentuk selama proses fermentasi mengakibatkan adonan donat menjadi
mengembang, hal ini juga bisa terjadi karena tepung yang telah diadoni sifatnya
elastis (kalis) sehingga dapat mengurung gas CO2 yang telah terbentuk selama proses
fermentasi. Tingkat pengembangan adonan sangat dipengaruhi oleh kekalisan atau
kepadatan adonan donat dan aktifitas ragi dalam adonan. . Donat dari adonan tepung
yang memakai ragi biasanya kadar lemak 25% dari berat donat, memerlukan waktu
penggorengan yang lebih lama (sekitar 150 detik) di dalam minyak bersuhu 182℃ hingga 190℃.
Menyiapkan peralatan merupakan proses yang paling awal yang harus
dilakukan sebelum mengerjakan kegiatan. Apabila peralatan telah siap, tentunya
suatu pekerjaan akan lancar. Bahan yang telah siap (sudah seleksi bahan) ditimbang
untuk menyesuaikan perbandingan suatu bahan dengan bahan lainnya, agar adonan
berkualitas baik dan sesuai. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan donat
dicampurkan kecuali, garam, mentega, telur, dan air. Hal ini dilakukan agar bahan-
bahan kering seperti, Tepung terigu cakra kembar, terigu segitiga biru, ,Ragi roti dan
Gula putih dapat dengan mudah tercampur karena jika bahan-bahan ini dicampurkan
dengan bahan-bahan basah, maka akan sulit untuk meratakan campuran bahan-bahan
kering ini. Selanjutnya, yaitu mengaduk-ngaduk bahan yang telah dicampurkan
dengan menggunakan mixer sampai merata, agar adonan dapat sesuai dengan apa
yang kita inginkan, setelah bahan-bahan kering tercampur, maka masukan bahan-
bahan basah seperti air dan telur lalu aduk sampai merata. Campurkan garam dan
mentega kedalam adonan sebelumnya, lalu aduk sampai benar-benar rata dan kalis.
Diamkan adonan yang telah kalis selama 40 menit agar adonan terfermentasi dan
dapat mengembang. Timbang adonan yang telah jadi dengan masing-masing donat
seberat 40 gram. Hal ini bertujuan untuk menyamakan ukuran donat agar ukuran
donat seragam dan sama. Setelah penimbangan, lalu pembulatan (rounding). Setelah
itu adonan donat mengalami fermentasi lanjutan (Intermediate Proofing) selama 10
menit agar kue donat mengembang dan membesar. Adonan dibentuk menjadi bentuk
kue donat dengan bolong ditengahnya. Setelah itu adonan donat mengalami fermntasi
akhir selama 10 menit agar CO2 terperangkap sehingga adonan lebih mengembang.
Donat diggoreng menggunakan palmia butter oil subtitusi agar donat lebih crispy dan
digoreng dengan api sedang sampai matang. Kematangan donat ditandai dengan
warnanya yang kekuning kecoklatan dan teksturnya yang menjadi agak lebih keras
pada bagian luarnya. Pada proses penggorengan dibutuhkan alat bantu, yaitu satu
buah sumpit yang terbuat dari bambu. Alat ini digunakan dengan cara diputar-
putarkan pada bagian bolongan tengah donat sampai donat matang. Donat yang sudah
matang didiamkan 1 menit lalu diberi olesan toping agar lebih menarik.
Tepung merupakan bahan baku utama donat. Tepung yang biasa digunakan
untuk donat adalah tepung gandum, jagung, havermouth, dan sebagainya. Untuk
donat yang memerlukan pemuaian, lebih baik digunakan tepung gandum, karena
beberapa jenis protein yang terdapat pada gandum jika dicampur dengan air akan
menghasilkan glutein. Glutein inilah yang dapat membuat roti mengembang selama
proses pembuatan. Jaringan sel-sel ini juga cukup kuat untuk menahan gas yang
dibuat oleh ragi sehingga adonan tidak mengempis kembali, yang harus
dipertimbangkan adalah terutama kadar protein tepung terigu dan kadar abunya.
Kadar protein mempunyai korelasi yang erat dengan kadar glutein, sedangkan kadar
abu erat hubungannya dengan tingkat dan kualitas adonan. Penggunaan terigu cakra
kembar lebih banyak dibandingkan dengan terigu segitiga biru karena terigu cakra
kembar merupakan tepung terigu yang sifatnya kuat (hard flour), mengandung 14 %
protein. Digunakan untuk membuat donat, mie, roti. Contohnya: merek cakra.
Sedangkan tepung terigu segitiga biru marupakan tepung terigu yang sifatnya sedang
(medium flour), mengandung 13 % protein. Digunakan untuk membuat adonan rebus
atau adonan garing.
Air berfungsi sebagai media glutein dengan karbohidrat, larutan garam dan
membentuk sifat kenyal glutein. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH 6-9.
Makin tinggi pH air maka donat yang dihasilkan baik karena absorbsi air meningkat
dengan meningkatnya pH. Selain pH, air yang digunakan harus air yang memenuhi
persyaratan sebagai air minum, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa. Air yang digunakan dalam industri makanan pada umumnya harus memenuhi
persyaratan tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak mempunyai rasa dan tidak
menggangu kesehatan. Apabila air yang digunakan tidak memenuhi persyaratan
dalam pembentukan pati atau tepung maka dapat meningkatkan kadar abunya
sehingga mutu pati menurun.
Penerimaan terhadap produk donat diuji secara organoleptik yaitu penilaian
dengan menggunakan indra, dalam hal ini mencakup indra penglihatan, pencicipan,
dan pembau. Sifat produk yang diuji adalah warna, rasa, aroma, dan tekstur disajikan
pada tabel 1. Warna memegang peranan penting dalam mentukan penilaian suka atau
tidak suka terhadap suatu produk. Dari pengujian hedonik yang telah dilakukan
terhadap 25 panelis didapatkan warna donat disukai oleh panelis dengan rata-rata
jumlah skor 4,08 karena waktu penggorengan yang tepat sehingga warna donat
kuning kecoklatan . Untuk rasa donat disukai oleh panelis dengan rata-rata jumlah
skor 3,96 karena formulasi bahan yang sesuai sehingga menghasilkan rasa donat
yang disukai selain itu asam dan alkohol berkontribusi terhadap rasa donat. Untuk
aroma donat sangat disukai oleh panelis dengan rata-rata jumlah skor 4.16. Hal ini
Aroma dari donat tidak hanya ditentukan oleh suatu komponen, tetapi juga oleh
beberapa komponen tertentu yang menimbulkan bau khas selain itu, proses
fermentasi yang sempurna dan waktu fermentasi yang tepat sehingga asam dan
alkohol berkontribusi terhadap aroma donat, namun alkohol akan menguap dalam
proses penggorengan donat sehingga aroma donat lebih harum. Untuk tekstur donat
disukai oleh panelis dengan rata-rata jumlah skor 4,04 karena menggoreng donat
dengan menggunakan api sedang sampai matang sehingga teksturnya yang menjadi
agak lebih keras pada bagian luarnya. Dari keseluruhan parameter yang diuji
didapatkan aroma donat yang paling disukai oleh panelis dengan rata-rata jumlah skor
4,16. Hal ini dikarenakan proses fermentasi yang sempurna dan waktu fermentasi
yang tepat sehingga asam dan alkohol berkontribusi terhadap aroma donat, namun
alkohol akan menguap dalam proses pemanggangan roti sehingga aroma donat lebih
harum.
Cookies adalah jenis kue-kue kering yang berukuran kecil dalam berbagai
macam rasa. Biasanya disajikan pada saat minum teh atau tea time. Cookies dibuat
dari campuran tepung, telur, gula, lemak dan buah-buah kering, kacang-kacangan
atau coklat ditambah berbagai macam rasa. Contoh cookies yaitu Choco Chip,
Almond cookies, Coconut Cookies, American cookies dan lain-lain. Salah satu jenis
cookies lainnya adalah cookies bars. Cookies bars adalah produk pangan padat yang
berbentuk batang dan merupakan campuran dari berbagai bahan kering seperti sereal,
kacang-kacangan, buah-buahan kering yang digabungkan menjadi satu dengan
bantuan binder (bahan pengikat). Binder dalam bars dapat berupa sirup, nougat,
caramel, coklat, dan lain-lain (Gillies 1974).
Pada pembuatan cookies choco chip yang formulanya berbeda maka hasil
produk setelah dipanggang pun berbeda. Margarin dan gula dimixer sampai kaku. Hal
ini agar menghasilkan sponge dan menambah volume (mengembang) karena
gelembung udara ditangkap oleh putih telur. Setelah itu masukkan kuning telur dan
air dengan tujuan fosfolipid dan lipoprotrin pada kuning telur berperan sebagai
senyawa aktif yang menstabilkan emulsi minyak dalam air selain itu pigmen
xantophyll pada kuning telur berperan sebagai pewarna. Terigu, coklat bubuk, vanili,
dan milo dimasukkan dalam adonan agar adonan. Proses pengadukan dilakukan
hingga terbentuk adonan (kalis). Pencetakan adonan sesuai yang diinginkan. Proses
pemanggangan pada suhu 1600C selama 15 sampai 20 menit hingga tekstur renyah.
Penerimaan terhadap produk cookies diuji secara organoleptik yaitu penilaian
dengan menggunakan indra, dalam hal ini mencakup indra penglihatan, pencicipan,
dan pembau. Sifat produk yang diuji adalah warna, rasa, aroma, dan tekstur disajikan
pada tabel 2. Warna memegang peranan penting dalam mentukan penilaian suka atau
tidak suka terhadap suatu produk. Dari pengujian hedonik yang telah dilakukan
terhadap 25 panelis didapatkan warna cookies kode 818 disukai oleh panelis dengan
rata-rata jumlah skor 3,92. Warna cookies dengan 626 juga disukai oleh panelis
dengan rata-rata jumlah skor 3,92. Warna cookies dengan kode 818 dan 626 disukai
oleh panelis karena formula kuning telur, coklat bubuk, dan milo sama ditambah
waktu pemanggangan yang tepat sehingga warna cookies kecoklatan. Semakin lama
pemanggangan produk yang dihasilkan semakin coklat karena terjadi proses
pencoklatan non enzimatis yaitu karamelisasi dan reaksi Maillard. Karamelisasi
terjadi karena gula mengalami pirolisa sehingga terbentuk pigmen berwarna coklat.
Reaksi Maillard terjadi karena reaksi antara gula reduksi dengan gugus amina dari
protein atau asam amino (Fennema, 1985). Untuk rasa cookies kode 818 disukai oleh
panelis dengan rata-rata jumlah skor 3,96. Rasa cookies kode 626 agak disukai oleh
panelis dengan rata-rata jumlah skor 3,56. Rasa cookies dengan kode 818 lebih
disukai oleh panelis dibandingkan dengan rasa cookies kode 626. Hal ini dikarenakan
formulasi bahan yang tidak sesuai pada kode 818 menggunakan mentega 100 gram,
vanili 5 gram, sedangkan pada kode 626 tidak menggunakan mentega dan tidak
meggunakan vanili. Untuk aroma cookies kode 818 disukai oleh panelis dengan rata-
rata jumlah skor 3,88. Aroma cookies kode 626 agak tidak disukai oleh panelis
dengan rata-rata jumlah skor 3,44. Aroma cookies dengan kode 818 lebih disukai oleh
panelis dibandingkan dengan aroma cookies kode 626. Hal ini dikarenakan waktu
proses pemanggangan kode 818 yang lebih lama dibandingkan dengan kode 626
sehingga aroma cookies dengan kode 818 lebih harum, selain itu aroma dari cookies
tidak hanya ditentukan oleh suatu komponen, tetapi juga oleh beberapa komponen
tertentu yang menimbulkan bau khas. Aroma cookies dipengaruhi terutama oleh
margarine. Untuk tekstur cookies kode 818 sangat disukai oleh panelis dengan rata-
rata jumlah skor 4,16. Tekstur cookies kode 626 netral dengan rata-rata jumlah skor
3,16. Hal ini dikarenakan kode 626 terlalu banayk dalam formula bahan seperti
penggunaan gula halus 130 gram, margarine 170 gram, terigu segitiga 370
gram,chocolate chip 250 gram sehingga proses pemanggangan yang terlalu cepat
sedangkan formulasi bahan jumlahnya banyak menjadikan tekstur masih lembek d
bagian tengahnya. Untuk kode 818 tekstur seperti cookies pada umumnya yaitu agak
keras karena proses pemanggangan yang disesuaikan dengan formulasi bahan. Dari
keseluruhan parameter yang diuji didapatkan warna cookies yang paling disukai oleh
panelis dengan rata-rata jumlah skor 3.92. Hal ini dikarenakan karena formula kuning
telur, coklat bubuk, dan milo sama ditambah waktu pemanggangan yang tepat
sehingga warna cookies kecoklatan. Semakin lama pemanggangan produk yang
dihasilkan semakin coklat karena terjadi proses pencoklatan non enzimatis yaitu
karamelisasi dan reaksi Maillard.
Untuk uji anova pada warna cookies kode 818 memiliki warna yang tidak
berbeda nyata dengan kode 626 karena sig sampel > alpha (1,000 > 0,05). Aroma
cookies kode 818 memiliki aroma yang tidak bebeda nyata dengan kode 626 karena
sig sampel > alpha ( 0,082 > 0,05). Rasa cookies kode 818 memiliki warna yang tidak
berbeda nyata dengan kode 626 karena sig sampel > alpha ( 0,160 > 0,05). Tekstur
cookies kode 818 bebeda nyata dengan tekstur cookies kode 626 karena sig sampel <
alpha (0,082 < 0,05 ) .
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Formulasi bahan donat dan cookies sangat memengaruhi warna, rasa, aroma,
dan tekstur. Dari keseluruhan parameter yang diuji didapatkan aroma donat yang
paling disukai oleh panelis dengan rata-rata jumlah skor 4,16. Hal ini dikarenakan
proses fermentasi yang sempurna dan waktu fermentasi yang tepat sehingga asam dan
alkohol berkontribusi terhadap aroma donat, namun alkohol akan menguap dalam
proses pemanggangan roti sehingga aroma donat lebih harum. Untuk cookies dengan
kode 818 lebih disukai baik rasa, aroma, dan tekstur dibandingkan dengan cookies
kode 626. Dari keseluruhan parameter yang diuji didapatkan warna cookies yang
paling disukai oleh panelis dengan rata-rata jumlah skor 3.92. Hal ini dikarenakan
karena formula kuning telur, coklat bubuk, dan milo sama ditambah waktu
pemanggangan yang tepat sehingga warna cookies kecoklatan. Semakin lama
pemanggangan produk yang dihasilkan semakin coklat karena terjadi proses
pencoklatan non enzimatis yaitu karamelisasi dan reaksi Maillard.
4.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya menggunakan masker dan sarung tangan untuk
menjaga kondisi agar tetap steril. Praktikan sebaiknya tidak bercanda dalam
pembuatan donat dan cookies sehingga kejadian yang tidak diinginkan tidak terjadi
dan lebih berhati-hati dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta
Fennema, O.R. 1985. Food Chemistry. Marcel Dekker. Inc. New York.
Anonim. 1993. Standar Nasional Indonesia. Syarat Mutu Kue Kering (cookies). SNI 01-2973-1992