laporan dk tutorial v. modul ilmu penyakit jantung trigger ii

Upload: firdaus-saputra

Post on 07-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    1/16

    LAPORAN TUTORIAL

    PENYAKIT JANTUNG

    TRIGGER 2 : pingsan (shock)

    OLEH :

    Kelompok Tutorial V.

    Fasilitator :dr. Dessy fardalenawaty

    Ketua : Yusnelli : 08_046

    Sekretaris : Firdaus saputra : 08_049

    Anggota : Aci mariani : 08_041

    Rake andara : 08_042

    Putra agung B.P : 08_043

    Anisa oliawira D : 08_044

    Nesia besti N : 08_045

    Alvi yanti : 08_047

    Rosi Noprianie : 08_048

    Fadli yulias : 08_050

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

    PADANG 2010

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    2/16

    Trigger 2: pingsan (shock)

    I bu Emi 60 th, dibawa ke RS I Siti Rahmah karena jatuh pingsan tiba-tiba. Dari anamnesis

    diketahui ibu Emi adalah penderita penyakit jantung sejak lama. Ketika dilakukan pemeriksaan

    ditemukan kesadaran menurun, apati teraba dingin, tekanan darah 90/70 mmHg dengan frekuensi

    jantung 120x/ menit. I bu Emi dirawat di UGD. Segera dipasang infuse dan kateter. Ternyata

    urine out put 20 ml/ jam. Dokter segera menginstruksikan pemeriksaan fungsi ginjal.

    STEP 1 : Clarify Unfamiliar Terms

    1. Shock suatu sindro klinis yg terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak adekuat untuk

    memenuhi kebutuhan metabolism jaringan.

    2. Apatis cuek/tidak peduli dengan urusan orag lain

    STEP 2 : Define The Problems

    1. Apa Definisi,etologi,dan gejala dari syok kardiogenik?

    2. Bagaimana Patogenesa dan patoisiologi dari syok kardiogenik?

    3. Bagaimana Diagosa dari syok kardiogenik?

    4. Bagaimana Penatalaksanaan syok kerdiogenik?

    5. Apa Komplikasi syok kardiogenik?

    STEP 3 : Hipotesa

    1. Syok kardiogenik

    Ketidak mampuan jantung mengalirkan darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan

    metabolism basal,akibat gangguan fungsi pompa jantung.

    Etiologi:y Gangguan kontraklitas myocardiumy Disfungsi ventrikel kiri yang beraty Komplikasi IM Ay I nflamasi myocardium atau peradangan pada jantung

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    3/16

    GEJALA:

    y Kesadaran menuruny Apatis

    y Kulit teraba dinginy Nadi kecily Hipotensiy Frekuensi jantung meningkat

    2. IM A penurunan fungsi pompa jantung hipotensi syok kardiogenik

    3. Anamnesa:y Penurunan kesadaran

    Penyakit terdahulu adanya penyakit jantung

    Pemeriksaan fisik:

    y I nspeksi:sianosisy Palpasi:

    o Kulit teraba dingino Nadi lemah:frekuensi lebih dari 60 x permenit

    y Auskultasi

    o Tekanan darah menurun 90/70mmHgo Frekuensi jantung meningkat 120 x/menit

    Pemeriksaan labor

    y Pemerisaan gula darahy Pemeriksaan kolesteroly Pemeriksaan darah rutiny Pemeriksaan troponin

    Pemeriksaan penunjang

    y Pemeriksaan foto torak y EKG

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    4/16

    4.penatalaksanaan

    y Periksa jalan nafasnya adekuaty Berikan oksigen 8-15 liter/menit

    y Rasa nyeri diatasi dengan pemberian morfiny Bila dari hasil pemeriksaan tekanan terjadi hipovolemi berikan infus iv untuk menambah

    jumlah cairan dalam system sirkulasi

    5.komplikasi

    y Disritmiay Gagal multi system organy

    Strokey Trombo emboli

    STEP IV. ARRANGE EXPLANATION IN TO A TENTATIVE SOLUTION.

    Disfungsi ventrikel kiri

    Gangguan kontraksi IMA (infark myocard akut)

    Syok kardiogenik

    Aliran darah ke arterikoroner berkurang

    Penurunan kemampuan jantung

    Aliran oxygen ke jantung menurun

    Peningkatan

    iskemia

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    5/16

    STEP V :Learning Objective

    1. Definisi,etiologi,gejala syok kardiogenik

    2. Pathogenesis dan patofisiologi syok kardiogenik

    3. Diagnose, DD syok kardiogenik 4. Penatalaksanaan syok kardiogenik

    5. Komplikasi syok kardiogenik

    6. Prognosis dan pencegahan syok kardiogenik

    7. Factor resiko syok kardiogenik

    STEP VI. GATHER INFORMATIN AND PRIVATE STUDY

    STEP VII. SHARE THE RESULT OF INFORMATION AND PRIVATE STUDY

    1. DEFENISI ETIOLOGI DAN MANIFESTASI KLINIS SYOK KARDIOGENIK.

    A. definisi

    Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda hipoperfusi

    jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung rendah preload dikoreksi. Tidak ada

    definisi yang jelas dari parameter hemodinamik, akan tetapi syok kardiogenik

    biasanya ditandai dengan penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90

    mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih dari 30 mmHg) dan atau

    penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam) dengan laju nadi lebih

    dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya kongesti organ. Tidak ada batas

    yang jelas antara sindrom curah jantung rendah dengan syok kerdiogenik.

    (www.fkuii.org)

    Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau

    gagal jantung kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas.

    Otot jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya,menimbulkan penurunan

    curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital

    (jantung,otak, ginjal). Derajat syok sebanding dengan disfungsi ventrikel kiri.

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    6/16

    M eskipun syok kardiogenik biasanya sering terjadi sebagai komplikasi MI ,

    namun bisa juga terajdi pada temponade jantung, emboli paru, kardiomiopati dan

    disritmia. (Brunner & Suddarth, 2001)

    B. Etiologi

    Lab/S M F Anestesiologi FKUA/RSUP Dr. M . Djamil, Padang

    mengklasifikasikan penyebab syok kardiogenik sebagai berikut :

    a. Penyakit jantung iskemik ( I HD)

    b. Obat-obatan yang mendepresi jantung

    c. Gangguan I rama Jantung

    C. Manifestasi Klinis

    Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri yang

    mengakibatkan gangguan mengakibatkan gangguan fungsi ventrikel kiri yaitu

    mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen

    ke jaringan yang khas pada syok kardiogenik yang disebabkan oleh infark

    miokardium akut adalah hilangnya 40% atau lebih jaringan otot pada ventrikel

    kiri dan nekrosis vocal di seluruh ventrikel karena ketidakseimbangan antara

    kebutuhan dan suplai oksigen miokardium.

    Gambaran klinis gagal jantung kiri :

    a. Sesak napas dyspnea on effert, paroxymal nocturnal dyspnea

    b. Pernapasan cheyne stokes

    c. Batuk-batuk

    d. Sianosis

    e. Suara serak

    f. Ronchi basah, halus tidak nyaring di daerah basal paru hydrothorax

    g. Kelainan jantung seperti pembesaran jantung, irama gallop, tachycardia

    h. B M R mungkin naik

    i. Kelainan pada foto rontgen

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    7/16

    2. PATOFISOLOGI SYOK KARDIOGENIK

    Patofisiologi

    Tanda dan gejala syok kardiogenik mencerminkan sifat sirkulasi patofisiologi gagal

    jantung. Kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, yang pada gilirannya

    menurunkan tekanan darah arteria ke organ-organ vital. Aliran darah ke arteri koroner berkurang,

    sehingga asupan oksigen ke jantung menurun, yang pada gilirannya meningkatkan iskemia dan

    penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa, akhirnya terjadilah lingkaran setan.

    Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, hipoksia otak

    yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan agitasi, penurunan haluaran urin, serta kulit yang

    dingin dan lembab. Disritmia sering terjadi akibat penurunan oksigen ke jantung.seperti pada

    gagal jantung, penggunaan kateter arteri pulmonal untuk mengukur tekanan ventrikel kiri dancurah jantung sangat penting untuk mengkaji beratnya masalah dan mengevaluasi

    penatalaksanaan yang telah dilakukan. Peningkatan tekananakhir diastolik ventrikel kiri yang

    berkelanjutan (LVEDP = Left Ventrikel End Diastolik Pressure) menunjukkan bahwa jantung

    gagal untuk berfungsi sebagai pompa yang efektif.

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    8/16

    3. Pemeriksaan Diagnostik

    1. Anamnesa

    Beberapa hal penting yang perlu diketahui pada pasien baik dari keluarga maupun teman

    dekatnya, antara lain:a. Riwayat trauma

    b. Riwayat penyakit jantung

    c. Riwayat infeksi

    d. Riwayat pemakaian anafilaktik

    2. Pemeriksaan Fisik

    a. Kulit:

    y suhu dingin (hangat pada syok septic hanya bersifat sementara)y warnapucat (pada syok septi biasanya kemerahan, sedangkan pada

    syokkardiogenik biasanya sianosis)

    y basah, terjadi jika syok telah memasuki fase lanjutdan basah.

    b. Tekanan darah:

    Hipotensi dengan sistol < 80 mmHg

    c.Jantung

    Takikardi, denyut lemah, dan sulit diraba

    d.Respirasi

    Respirasi meningkat dan dangkal dan kemudian melambat

    e.Status mentalGelisah, cemas, agitasi, tampak ketakutan, kesadaran menurun, spoor, dan koma.

    f. Ginjal

    Oliguria, anuria (curah urin < 30 ml/jam)

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    9/16

    g.Fungsi metabolic

    Asidosis akibat timbunan asam laktat di jaringan

    Alkaliosis respirasi akibat takipneu

    h. Sirkulasi Tekanan darah vena sentral menurun pada syok hipovolumik tetapi meninggi pada

    syok kardiogenik

    i. Keseimbangan asam basa

    Pada awal syok, pO2 dan pCO2 menurun. Penurunan pCO2 karena adanya takipne,

    sedangkan penurunan pO2 karena adanya aliran pintas paru.

    3 . Pemeriksaan penunjang

    3a. El ectrocardiography (elektrokardiografi)

    Elevasi segmen ST dapat terobservasi. Right-sided leads dapat menunjukkan suatu pola

    infark ventrikel kanan, yang mengindikasikan terapi yang berbeda dari terapi untuk penyebab

    penyebab lainnya dari syok kardiogenik. M enurut M ubin (2008), gambaran EKG penderita syok

    kardiogenik umumnya infark miokard akut ( IM A). Hasil/pembacaan electrocardiogram menurut

    Fauci AS, et.al. (2008): Pada pasien karena infark miokard akut dengan gagal ventrikel kiri (LV failure ), gelombang Q (Q waves ) dan/atau >2-mm ST elevation pada multiple leads atau left

    bundle branch b lock biasanya tampak. Lebih dari setengah (> 50%) dari semua infark yang

    berhubungan dengan syok adalah anterior. Global ischemia karena severe left main stenosis

    biasanya disertai dengan depresi ST berat (>3 mm) pada multiple leads .

    3b. Radiograf

    Radiografi dada ( chest roentgenogram ) dapat terlihat normal pada mulanya atau

    menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif akut ( acute congestive heart failure ), yaitu:

    a. Cephalization karena dilatasi pembuluh darah-pembuluh darah pulmoner.

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    10/16

    b. Saat tekanan diastolik akhir ventrikel kiri ( left ventricular end-diastolic pressures ) meningkat,

    akumulasi cairan interstitial ditunjukkan secara radiografis dengan adanya gambaran fluffy

    margins to vessels , peribronchial cuffing, serta garis Curley A dan B. Dengan tekanan hidrostatik

    yang sangat tinggi, cairan dilepaskan ( exuded ) ke alveoli, menyebabkan diffuse fluffy alveolar

    infiltrates.

    Gambaran foto/rontgen dada ( chest x-ray ) lainnya yang mungkin tampak pada penderita syok

    kardiogenik:

    a. Kardiomegali ringan

    b. Edema paru ( pulmonary edema )

    c. Efusi pleura

    d. Pulmonary vascular congestion

    e. Ukuran jantung biasanya normal jika hasil syok kardiogenik berasal dari infark miokard yang

    pertama, namun membesar jika ada riwayat infark miokard sebelumnya.

    3c. B edside echocardiography

    I ni berguna untuk menunjukkan:

    a. Fungsi ventrikel kiri yang buruk ( poor left ventricular function ).

    b. M enilai keutuhan katub ( assessing valvular integrity ).

    c. M enyingkirkan penyebab lain syok, seperti: cardiac tamponade .

    3d. Laboratorium

    a. Pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit darah tetap diperlukan untuk evaluasi secara

    keseluruhan meskipun tidak berguna di dalam membuat diagnosis awal ( initial diagnosis ).

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    11/16

    b. Pemeriksaan enzim jantung.

    c. CBC and serum electrolyte panel .

    d. Kadar kreatinin dan blood urea nitrogen (BUN).

    e. Gas darah arteri.

    f. Studi koagulasi.

    Penemuan laboratorium (Laboratory findings) menurut Fauci AS, et.al. (2008):

    a. Hitung leukosit secara khas meningkat disertai dengan left shift.

    b. Tidak adanya prior renal insufficiency , fungsi ginjal pada mulanya normal, namun blood urea

    nitrogen (BUN) dan creatinine meningkat secara cepat ( rise progressively ).

    c. Hepatic transaminases jelas meningkat karena hipoperfusi hati ( liver hypoperfusion ).

    d. Perfusi jaringan yang buruk ( poor tissue perfusion) dapat menyebabkan anion gap acidosis

    dan peningkatan ( elevation ) kadar asam laktat ( lactic acid level ).

    e. Gas darah arteri ( arterial blood gases ) biasanya menunjukkan hypoxemia dan metabolic

    acidosis , dimana dapat dikompensasi oleh respiratory alkalosis.

    f. Petanda jantung ( cardiac markers ), creatine phosphokinase dan M B fraction -nya, jelas

    meningkat, begitu juga troponins I dan T.

    D iagnosis B anding

    1. Septic shock

    2. Hypovolemia

    3. Cardiac tamponade

    4. Primary Congestive Heart Failure (CHF)

    5. Adult respiratory distress syndrome (ARDS)

    6. Asthma

    7. Pulmonary embolism

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    12/16

    4 . Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik :

    1. Patikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi.

    2. Berikan oksigen 8 - 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk mempertahankanPO2 70 - 120 mmHg

    3. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi dengan

    pemberian morfin.

    4. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi.

    5. Bila mungkin pasang CVP.

    6. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.

    Medikamentosa :

    1. M orfin sulfat 4-8 mg I V, bila nyeri.

    2. Anti ansietas, bila cemas.

    3. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi.

    4. Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit.

    5. Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila perfusi jantung tidak adekuat.

    Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m.

    6. Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon I V.

    7. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m.

    8. Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan.

    9. Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel.

    Obat alternatif: M enurut Dean AJ, Beaver K M (2007):

    1 . Emergent therapy

    Terapi ini bertujuan untuk menstabilkan hemodinamik pasien dengan oksigen, pengaturan jalan

    nafas (airway control), dan akses intravena. Diperlukan usaha untuk memaksimalkan fungsi

    ventrikel kiri.

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    13/16

    2 . Volume expansion

    Jika tidak ada tanda volume overload atau edema paru, volume expansion dengan 100mL bolus

    dari normal saline setiap 3 menit sebaiknya dicoba; hingga, baik perfusi yang cukup maupun

    terjadi kongesti paru. Pasien dengan infark ventrikel kanan memerlukan peningkatan tekanan

    untuk mempertahankan atau menjaga kardiak output.

    3. Inotropic support

    a. Pasien dengan hipotensi ringan (tekanan darah sistolik 80-90 mmHg) dan kongesti pulmoner,

    untuk hasil terbaik dirawat dengan dobutamine (2,5 mikrogram/kg berat badan/menit, pada

    interval 10 menit). Dobutamine menyediakan dukungan inotropik saat permintaan oksigen

    miokardium meningkat secara minimal.

    b. Pasien dengan hipotensi berat (tekanan darah sistolik kurang dari 75-80 mmHg) sebaiknya

    dirawat dengan dopamine.

    Pada dosis lebih besar dari 5,0 mikrogram/kg berat badan/menit, stimulasi alfa-adrenergik secara

    bertahap meningkat, menyebabkan vasokonstriksi perifer.

    Pada dosis lebih besar dari 20 mikrogram/kg berat badan/menit, dopamine meningkatkan

    ventricular irritability tanpa keuntungan tambahan.

    c. Kombinasi dopamine dan dobutamine merupakan strategi terapeutik yang efektif untuk syok

    kardiogenik, meminimalkan berbagai efek samping dopamine dosis tinggi yang tidak diinginkan

    dan menyediakan bantuan/dukungan inotropik.

    d. Jika dukungan tambahan untuk tekanan darah diperlukan, maka dapat dicoba norepinephrine ,

    yang berefek alfa-adrenergik yang lebih kuat. Dosis awal : 0,5-1 mikrogram/menit.

    4. Terapi reperfusiReperfusi miokardium iskemik merupakan terapi yang efektif untuk pasien dengan infark

    miokard akut dan syok kardiogenik.

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    14/16

    5 . Komplikasin syok kardiogenik

    Komplikasi Syok Kardiogenik

    1 . Cardiopulmonary arrest

    2. Disritmi (Gangguan irama jantung.

    3. Gagal multisistem organ

    4. Stroke

    5. Tromboemboli

    6 . Prognosis

    prognosis dari Syok kardiogenik Sangat jelek.

    Pada IM A prognosis sangat dipengaruhi oleh luasnya infark; mortalitas rata-rata 60-70 persen.

    Prognosis menurut pembagian K I LL I P adalah sebagai berikut:

    Prognosis

    Kelas I Tidak ada tanda kongesti paru atau vena, mortalitas 0-5 persen.

    Kelas II Gagal jantung kanan, kongesti hepar dan paru, gagal jantung kiri

    sedang, ronki pada basis paru, mortalitas 10-20 persen

    Kelas III Gagal jantung berat, edema paru, mortalitas 35-45 persen.

    Kelas I V Syok, tekanan sistolik < 80-90 mmHg, sianosis perifer, gangguan

    mental, oliguri, mortalitas 85-95 persen

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    15/16

    7. Faktor-faktor resiko

    Tidak dapat dirubah 2. Dapat dirubah:

    M ayor : M inor :

    Usia, pada orang tua risiko

    terjadi aterosklerosis lebih

    tinggi

    Peningkatan lipid serum Stress psikologik,

    Jenis kelamin, pria memiliki

    risiko lebih tinggi dari pada

    wanita

    Hipertensi kurang aktivitas fisik

    Ras. Perokok Tipe kepribadian

    Keturunan. diabetus militus

    kegemukan/obesitas

    Kesimpulan :

    Syok kardiogenik adalah kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah

    jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali untuk memenuhi kebutuhan metabolism

    yang di sebabkan oleh : Gangguan kontraktilitas miokarium, Disfungsi ventrikel kiri yang berat

    atau hipoperfusi iskemia, I nfark miokard akut ( A MI ) , Valvular stenosis. Myocarditis ( inflamasimiokardium, peradangan otot jantung), Cardiomyopathy ( myocardiopathy, gangguan otot

    jantung yang tidak diketahui penyebabnya, Acute mitral regurgitation, Valvular heart disease,

    hypertrophic obstructive cardiomyopathy. Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung

    dari kemampuan mengenal gejala-gejala syok, mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok

    serta efektivitas dan efisiensi kerja kita pada saat-saat/menit-menit pertama penderita mengalami

    syok.

  • 8/6/2019 Laporan Dk Tutorial v. Modul Ilmu Penyakit Jantung Trigger II.

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Alexander R H, Proctor H J. Shock. Dalam buku: Advanced Trauma Life Support Course for

    Physicians. USA, 1993 ; 75 - 94

    Atkinson R S, Hamblin J J, Wright J E C. Shock. Dalam buku: Hand book of Intensive Care. London: Chapman and Hall, 1981; 18-29.

    Bartholomeusz L, Shock, dalam buku: Safe Anaesthesia, 1996 ; 408-413

    Franklin C M , Darovic G O, Dan B B. M onitoring the Patient in Shock. Dalam buku: Darovic

    G O, ed, Hemodynamic Monitoring: Invasive and Noninvasive Clinical Application. USA : EB.

    Saunders Co. 1995 ; 441 - 499.