laporan bumi wadi

Upload: wadibro

Post on 04-Apr-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    1/34

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangBumi terdiri banyak partikel penyusunnya seperti air, batuan-batuan dan

    minyak bumi. Dalam fisika kita mempelajari struktur serta bahan-bahan yang

    terkandung di dalamnya dengan suatu metode. Ada berbagai metode yang dilakukan

    untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan tanah. Salah satunya adalah metode

    geolistrik. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika yang mempelajari sifat

    aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di dalam bumi dan

    bagaiman cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi

    pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara

    alamiah ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda

    geolistrik, antara lain : metoda potensial diri, arus telluric, magnetotelluric, IP

    (Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain. Dalam praktikum

    ini dibahas khusus metoda geolistrik tahanan jenis.

    Metoda geolistrik ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai

    lapisan tanah di bawah permukaan dan kemungkinan terdapatnya air tanah dan

    mineral pada kedalaman tertentu. Geolistrik ini didasarkan pada kenyataan bahwa

    material yang berbeda akan mempunyai tahanan jenis yang berbeda apabila dialiri

    arus listrik. Pada metoda geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke

    dalam bumi melalui dua elektroda arus. Kemudian beda potensial yang terjadi

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    2/34

    2

    diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial

    untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga

    resistivitas masing-masing lapisan dibawah titik ukur (soundingpoint).

    I.2 Tujuan

    Setelah menyelesaikan praktikum ini praktikan diharapkan dapat :

    1. Memahami prinsip dasar metode geolistrik tahanan jenis2. Memahami prinsip kerja alat geolistrik tahanan jenis3. Melakukan dan memahami teknik akuisisi data geolistrik tahanan jenis 1D.4. Melakukan dan memahami teknik pengolahan data geolistrik tahanan jenis

    menggunakan software RESIST.

    5. Melakukan dan memahami teknik interpretesi data geolistrik tahanan jenis6. Menganalisa hasil interpretesi data geolistrik tahanan jenis 1D konfigurasi

    Wennerdan Schumbergerdengan membandingkan keduanya

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    3/34

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Sifat Listrik Batuan

    Sifat listrik batuan adalah karakteristik batuan bila dialirkan arus ke dalamnya.

    Arus listrik tersebut dapat berasal dari alam atau akibat terjadinya ketidakseimbangan

    atau arus listrik sengaja dialirkan ke dalam bumi. Karena pada batuan, atom-atom

    terikat secara ionik maka batuan mempunyai sifat menghantarkan arus listrik

    Dalam suatu materi, baik berupa padatan, cairan maupun gas terjadi interaksi

    antara suatu atom dengan atom lainnya. Interaksi ini menyebabkan beberapa elektron

    dapat lepas dari ikatannya dan menjadi elektron bebas. Banyak tidaknya elektron

    bebas dalam suatu materi dapat menentukan sifat materi tersebut dalam

    menghantarkan arus listrik. Konduktor merupakan materi yang banyak mengandung

    elektron bebas dan isolator adalah materi yang sedilit mengandung elektron bebas.

    Dalam metoda tahanan jenis, arus listrik, arus searah atau arus bolakbalik,

    berfrekuensi rendah, dialirkan ke dalam bumi melalui dua elektroda, yang dinamakan

    elektroda arus, dan distribusi potensial yang dihasikan diukur dengan dua elektoda

    lainnya, yang dinamakan elektroda pengukur. Pengaturan letak elektroda elektroda

    dapat bermacam macam tetapi pada dasarnya dalam dikelompokkan kedalam tiga

    kelas berdasarkan kuantitas fisik yang diukur :

    1. Pengaturan yang bertujuan mencatat perbedaan potensial antara dua elektrodapengukur yang berjarak lebar. Contoh pengaturan ini, adalah metoda wenner.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    4/34

    4

    2. Perbedaan yang bertujuan mencatat gradien potensial atau intensitas medanlistrik dengan mempergunakan pasangan elektroda pengukur yang berjarak

    rapat. Contoh pengaturan ini, adalah metoda schlumberger.

    3. Pengaturan yang bertujuan mencatat kelengkungan fungsi fungsi potensialdengan mempergunakan pasangan pasangan elektroda arus maupun

    pengukur yang dipasang berjarak rapat. Contoh pengaturan ini adalah metode

    pole dipole.

    Aliran arus listrik dalam batuan dapat digolongkan atas tiga yaitu :

    a. Konduksi elektronik merupakan tipe normal dari aliran arus listrik dalambatuan. Terjadi jika batuan mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus

    listrik mudah mengalir melalui batuan.

    b. Konduksi elektrolitik terjadi pada batuan yang bersifat porous dan pori-poriyang berisi larutan elektrolit. Dalam hal ini arus listrik mengalir akibat

    dibawa oleh ion-ion larutan elektrolit. Konduksi ini lebih lambat daripada

    konduksi elektronik.

    c. Konduksi dielektrik terjadi pada batuan yang bersifat dielektrik yaitu batuanyang tidak mempunyai elektron bebas. Tapi kareana adanya pengaruh medan

    listrik dari luar, maka elektron dalam atom batuan dipaksa berpindah dan

    berkumpul terpisah dengan intinya sehingga terjadi polarisasi.

    Untuk dapat menafsirkan tahanan jenis batuan tersebut harus berdasarkan pada

    kondisi geologi daerah penyelidikan yang dapat dilihat pada tabel tahanan jenis

    kelistrikan batuan.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    5/34

    5

    2.2 Metode Geolistrik

    Metoda geolistrik adalah salah satu metoda geofisika yang didasarkan pada

    penerapan konsep kelistrikan pada masalah kebumian. Tujuannya adalah untuk

    memperkirakan sifat kelistrikan medium atau formasi batuan bawah-permukaan

    terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik (konduk

    tivitas atau resistivitas).

    Aliran listrik pada suatu formasi batuan terjadi terutama karena adanya fluida

    elektrolit pada pori-pori atau rekahan batuan. Oleh karena itu resistivitas suatu

    formasi batuan bergantung pada porositas batuan serta jenis fluida pengisi pori-pori

    batuan tersebut. Batuan porous yg berisi air atau air asin tentu lebih konduktif

    (resistivitas-nya rendah) dibanding batuan yang sama dengan pori-porinya hanya

    berisi udara (kosong).

    Temperatur tinggi akan lebih menurunkan resitivitas batuan secara ke

    seluruhan karena meningkatnya mobilitas ion-ion penghantar muatan listrik pada

    fluida yg bersifat elektrolit. Resistivity testadalah suatu metoda eksplorasi geofisika

    untuk penyelidikan keadaan batuan bawah permukaan dengan menggunakan sifat-

    sifat kelistrikan.

    Metode resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar

    300-500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi

    melalui dua elektroda arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua

    elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik, dapat

    diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    6/34

    6

    Metode Geolistrik resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus

    listrik ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial diantara dua buah

    elektrode potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah permukaan dengan

    arus yang tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat akan

    terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu informasi tentang struktur dan

    material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan menganggap bahwa

    material bumi memiliki sifat resistif atau seperti perilaku resistor, dimana material-

    materialnya memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik.

    2.3 Rumusan Dasar Geolistrik Resistivitas

    Dalam metode geolistrik digunakan perumusan Resistansi (2.1), Resistivitas

    (2.2), dan konduktivitas (2.3).

    )(

    I

    VR (2.1)

    )( mJ

    E (2.2)

    1)(

    1 m

    (2.3)

    Dengan V beda potensial antara dua buah titik (V),I besar arus listrik yang mengalir

    (A),E medan listrik (V/m),J rapat arus listrik (A/m2).

    Untuk silinder konduktor dengan panjang L dan luas penampang A, seperti

    yang ditunjukkan oleh Gambar 2.4. Medan listrikE yang ditimbulkan oleh beda

    potensial Vdirumuskan dengan

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    7/34

    7

    A

    L

    L

    VE (2.4)

    sedangkan resistansi yang muncul dirumuskan dengan

    A

    LR (2.5)

    sehingga dari persamaan di atas diperoleh persamaan resistivitas yaitu :

    L

    A

    I

    V

    L

    AR (2.6)

    Gambar 2.1. Penampang silinder konduktor(sumber : wikipedia)

    2.4 Konfigurasi Wenner-Schlumberger

    Mula pertama metode resistivity dikembangkan oleh family SCHLUM-

    BERGER pada tahun 1920. Pada waktu yang bersamaan ditemukan pula pelaksanaan

    metode resistivity oleh WENNER di Amereka. Hampir sekitar 60 tahun lebih

    menggunakan survey aturan elektoda konvensianal (Koefoed,1979) and

    menggunakan analisa kuantitativ.

    Pelaksanaan resistivity test dari 1920 1997 semua menggunakan aturan 4

    elektroda konvesional Schlumberger and Wenner. Hasil pendugaan ini disebut hanya

    dapat menafsirkan lapisan horizontal and perubahan nilai tahanan jenis pada

    kedalaman tertentu.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    8/34

    8

    Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

    spasi yang konstan dengan catatan faktor n untuk konfigurasi ini adalah perbandingan

    jarak antara elektroda A-M (atau B-N) dengan spasi antara M-N seperti pada Gambar

    2.1 Jika jarak antar elektroda potensial (M dan N) adalah a maka jarak antar elektroda

    arus (A-B) adalah 2na+a. Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elek

    troda yang diletakkan dalam sebuah garis lurus.

    Gambar 2.2 Pengaturan elektroda konfigurasi Wenner-Schlumberger(Sumber : www.geoelectrical.com)

    Beda potensial yang terjadi antara MN yang disebabkan oleh injeksi arus pada

    AB adalah :

    [(

    ) (

    )]

    [ ( ) ( )]

    Sehingga,

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    9/34

    9

    dengan I arus dalam Ampere, V beda potensial dalam Volt, tahanan jenis dalam

    Ohm meter dan k faktor geometri elektroda dalam meter.

    Maka,

    [ (

    ) (

    )]

    k merupakan faktor koreksi geometri dari konfigurasi elektroda potensial dan

    elektroda arus.

    Bumi tersusun atas lapisan-lapisan tanah yang nilai resistivitassuatu lapisan

    tanah atau batuan tertentu berbeda dengan nilai resistivitaslapisan tanah atau batuan

    lainnya. Nilai resistivitasini dapat diketahui dengan menghubungkan battery dengan

    sebuahAmmeterdan elektroda arus untuk mengukur sejumlah arus yang mengalir ke

    dalam tanah, selanjutnya ditempatkan dua elektroda potensial dengan jarak a untuk

    mengukur perbedaan potensial antara dua lokasi.

    Resistivitymetermemberikan nilai resistansiR=V/I sehingga nilai resistivitas

    dapat dihitung dengan:

    Setiap batuan-batuan atau material yang ada pada bumi memiliki tahanan

    jenis yang berbeda setiap jenisnya. Sehingga bisa ditentukan jenis batuan atau

    material yang ada berdasarkan besar atau nilai resistivitas yang didapatkan.

    Beberapa nilai tahanan jenis kelistrikkan batuan dapat dilihat pada Tabel 2.1

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    10/34

    10

    Tabel 2.1 Tahanan jenis kelistrikan Material atau Batuan

    Material Resistivitas ( m)

    Igneous and Metamorphic Rocks

    Granite

    Basalt

    Slate

    Marble

    Quartzite

    Sedimentary Rocks

    Sandstone

    Shale

    Limestone

    Soils and Waters

    Clay

    Alluvium

    Groundwater (fresh)

    Sea Water

    Chemicals

    Iron

    0,01 M Potassium chloride

    0,01 M Sodium chloride

    0,01 M Acetic acid

    Xylene

    5 x 103 - 106

    10310

    6

    6 x 1024 x 10

    7

    1022,5 x 108

    1022 x 10

    8

    84 x 103

    202 x 103

    504 x 102

    1100

    10800

    10100

    0,2

    9,074 x 18-8

    0,708

    0,843

    6,13

    6,998 x 1016

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    11/34

    11

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1AlatAlat-alat yang digunakan dalam percobaan Metoda Geolistrik tahan jenis

    seperti berikut ini:

    Gambar 3.1 Alat-alat yang digunakan

    a. Resistivitymeter adalah alat ynag digunakan untuk pengambilan data geolistriksecara digital berupa arus dan tegangan

    Gambar 3.2Resistivitymeter

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    12/34

    12

    b. Baterai kering digunakan dalam praktikum sebagai sumber arus DC.

    Gambar 3.3 Baterai kering

    c. Kabel HVprobe, berfungsi sebagai kabel untuk menghubungkan HVprobe

    Gambar 3.4 Kabel HVprobe

    d. Kabel baterai, kabel yang digunakan untuk menghubungkan baterai keResistivitymeter

    Gambar 3.5 Kabel baterai

    e. Kabel penghubung terisolir, digunakan untuk menghubungkan elektroda arus keResistivitymeter.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    13/34

    13

    Gambar 3.6 Kabel elektroda arus

    f. Kabel terisolir, digunakan untuk menghubungkan elektroda potensial keResistivitymeter.

    Gambar 3.7 Kabel elektroda potensial

    g. Palu sebagai alat bantu untuk membenamkan pancang yang menghubungkanelektroda arus dan elektroda potensial ke tanah

    Gambar 3.8 Palu

    3.2 Teknik Pengambilan Data3.2.1 Metoda Akusisi Data Lapangan

    Pada praktikum metode akuisisi yang digunakan adalah Vertikal Electrical

    Saunding (VES), Lateral Mapping dan gabunagan antara lateralMapping dan VES.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    14/34

    14

    3.2.1.I Metode VES dengan Konfigurasi Wenner

    Pada metoda ini, keempat elektroda harus dipindahkan secara bersamaan

    untuk setiap pengukuran.

    1. Persiapan

    - Garis survey ditentukan dan posisi titik sounding di lapangan berdasarkanlokasi titiksounding yang telah ditetapkan. Titik sounding adalah suatu titik

    dipermukaan dimana variasi resistivitas dibawah titik tersebut akan

    ditentukan.

    - Peralatan survey ditempatkan dekat titik sounding sedemikian sehinggamemudahkan dalam proses akuisisi data (pemindahan elektroda,

    pembentangan kabel, pancatatan data dan komunikasi antar peserta survey).

    2. Penyusunan (setting) peralatan

    - Dipastikan selectorpowerpada posisi off.- Baterai dihubungkan dengan resistivity meter melalui baterai probe (ujung

    kabel baterai probe yang berwarna hitam dihubungkan ke kutub baterai yang

    berwarna hitam, dilakukan hal yang sama dengan yang warna merah).

    - Keempat elektroda (2 pasang) ditancapkan dengan menggunakan palu padaposisi yang telah ditentukan. Elektroda (A, B, M dan N) ditancapkan sesuai

    aturan konfigurasi elektroda metode Wenner, yaitu jarak AM, MN dan AB

    harus selalu sama, yaitu a = 1 satuan.

    A M N B

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    15/34

    15

    Data ke 1 *

    Data ke 2 *

    * Data ke 5 *

    A M N B

    Gambar 3.9. Metoda pengukuran VES dengan konfigurasi Wenner

    Keempat elektroda dihubungkan dengan resistivity metermelalui kabel-kabel

    penghubung (setiap elektroda telah tersambung ke ujungprobe dengan benar).

    a. elektroda arus yang pertama dihubungkan ke ujung kabel HV PROBEyang bertanda A.

    b. elektroda arus yang kedua dihubungkan ke ujung kabel HV PROBE yangbertanda B.

    c. elektroda potensial yang pertama dihubungkan ke ujung kabel HV probeyang bertanda M.

    d. elektroda potensial yang kedua dihubungkan ke ujung kabel HV probeyang bertanda N

    - Selector POWER diputar ke posisi SBY (Stand By). Pada disply ammeter danvoltmeter akan terlihat ada tampilan. Jika tidak terlihat ada tampilan periksa

    koneksi semua kabel dan keadaan sekering/FUSE (F1 dan F2).

    3. Pelaksanaan Akuisisi Data

    a. Diperiksa kontak elektroda-elektroda dengan tanah.Diputar selektor CONNECTION ke posisi TEST. Diperhatikan posisi jarum

    indikator A-B dan M-N harus berada pada daerah merah. Jika posisi jarum

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    16/34

    16

    tidak pada daerah merah berarti kontak elektroda dengan tanah kurang baik.

    Diperbaiki lagi tancapan elektroda.

    b. Semua orang diperintahkan agar tidak ada lagi yang memegang elektrodasaat arus diinjeksi. (peringatan: memegang elektroda pada saat arus

    diinjeksikan akan berakibat fatal).

    c. Diputar selector POWER ke posisi ON dan selector CONNECTION ke posisiFWD (Forward).

    d. Untuk menginjeksikan arus ditekan tombol INJECT kemudian dilepaskan.e. Setelah pembacaan pada disply ammeter (I-AB) dan voltmeter (V-MN)

    relative stabil ditekan kedua tombol kedua HOLD secara bersamaan.

    f. Dicatat bacaan ammeter (I) dan Voltmeter(V) pada table akuisisi data untukbagian forward (nilai I dicatat pada kolom If dan nilai V dicatat pada kolom

    Vf).

    g. Pada posisi elektroda yang sama diputar selector CONNECTION ke posisiREV (reverse).

    h. Ditekan tombol INJECT kemudian dilepaskan.i. Setelah pembacaan pada display ammeter (I-AB) dan Voltmeter (V-MN)

    relative stabil ditekan kedua tombol HOLD secara bersamaan.

    j. Dicatat bacaan Ammeter (I) dan voltmeter(V) pada table akuisisi data bagianreserve (nilai I dicatat pada kolom Ir dan V dicatat pada Vr).

    k. Diputar selector power ke posisi SBY.l. Dipindahkan posisi keempat elektroda ke posisi untuk data yang kedua.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    17/34

    17

    m. Dilakukan kembali langkah (a) sampai (k) diatas untuk titik data kedua.n.

    Demikian seterusnya sampai titik data terakhir.

    4. Setelah proses akuisisis data selesai

    a. Diputar selktor POWER ke posisi OFFb. Dilepaskan hubungan semua kabel-kabelc. Dicabut keempat elektrodad. Kabel digulung kembali sampai rapi.e. Sebelum meninggalkan lokasi survey periksa kembali kelengkapan peralatan

    dan pastikan tidak ada yang tertinggal.

    3.2.1.2 Metode VES dengan Konfigurasi Schlumberger

    Pada metode ini penyusunan elektroda-elektroda potensial dipertahankan tetap

    sampai nilai tegangan terukur (V) turun ke nilai yang rendah (Gambar 10). Penurunan

    tegangan terjadi karena gradien potensial dalam tanah turun dengan naiknya jarak

    antar elektroda arus.

    A M N B

    Data ke 1 * a1.b1I o I

    Data ke 2 * a2.b1I a I

    * a3.b1Data ke n *

    A M N B

    Gambar 3.10. Motode pengukuran VES dengan konfigurasi Schlumberger

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    18/34

    18

    Langkah-langkah persiapan, penyusunan peralatan, pengambilan data pada metode

    VES Schlumberger sama dengan konfigurasi Wenner. Semua data yang diperoleh

    dicatat dalam tabel.

    3.3 Teknik Pengolahan Data3.3.1 Langkah-langkah pengolahan data menggunakan software RESIST

    1. Menjalankan Program

    Untuk menjalankan program RESIST, di click icon program RESIST yang ada

    pada layar komputer. Kemudian akan tampil halaman depan program seperti berikut.

    tekan sehingga muncul tampilan sebagai berikut:

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    19/34

    19

    Sounding resistivitas dengan metode konfigurasi elektroda Wenner,

    Schlumberger dan dipole. Pilih salah satu metode array yang tersedia dengan

    menegetikkan huruf pertamanya. Misalkan ketik huruf untuk memilih

    Schlumberger arrays. Pemilihan ini disesuaikan dengan metode array yang

    digunakan pada saat pengambilan data sounding resistivitas di lapangan.

    Kemudian ditekan sehingga muncul halaman menu utama sebagai berikut:

    Pada tampilan ini terdapat berbagai pilihan proses, seperti Entering fielddata (untuk

    memasukkan data), Read field data from standard Geosoft [*.DAT] file (untuk

    membaca data yang sudah pernah disimpan), dan seterusnya.

    a. Memasukan data1. Untuk memasukkan data diketik huruf , lalu tekan .

    Kemudian akan muncul halaman untuk memasukan data seperti berikut :

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    20/34

    20

    2. Pada posisi kursor, diketik nilai jarak elektroda untuk titik data pertama, lalutekan .

    3. Pada posisi kursor, diketik nilai resistivitas untuk titik data pertama, lalu tekan.

    4. Dimasukkan nilai jarak elektroda (AB/2) dan resistivitas untuk semua titikdata mulai dari data dengan jarak elektroda terkecil sampai terbesar.

    5. Bila terjadi kesalahan dalam memasukkan data pada baris terakhir, diketikhuruf , maka data pada baris terakhir tersebut akan terhapus. Dan

    dimasukkan data yang benar.

    6. Ditekan apabila proses memasukkan data sudah selesai.7. Kemudian akan muncul halaman yang menampilkan semua data yang sudah

    di masukkan dan pertanyaan konfirmasi apakah ada kesalahan dalam

    memasukkan data atau tidak.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    21/34

    21

    8. Periksa kembali data yang sudah dimasukkan. Bila ada data yang salah, tekan pada posisi kursor, lalu ketikandata pada branch dan poin ke beberapa

    yang salah.

    9. Dimasukan nilai jarak elektroda dan nilai resistivitas yang betul. Bila tidakada lagi yang salah tekan

    Kemudian akan muncul pertanyaan konfirmasi untuk menyimpan data seperti:

    Ditekan untuk menyimpan data, sehingga muncul

    10.Diketikan suatu nama file untuk data tersebut pada lokasi kursor lalu tekan.

    Kemudian akan muncul,

    11.Diketikan nama lokasi tempat pengambilan data, lalu tekan .Program akan kembali ke menu utama.

    b. Memasukkan Parameter Model

    1. Ditekan (model Entering) untuk memasukkan tebakan awal modellapisan (jumlah lapisan, ketebalan/kedalaman dan nilai resistivitas setiap

    lapisan).

    You want to save the rough data (y/n)

    Enter Name of data file[*.DAT assumed]_

    Give the location of the VESounding : _

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    22/34

    22

    Kemudian akan muncul

    Diketikjumlah lapisan pada posisi kursor.

    2. Ditekan bila ingin bekerja dengan ketebalan atau tekan bila inginbekerja dengan kedalaman.

    Misalkan yang ingin ditentukan adalah ketebalan tiap lapisan dan nilai

    resistivitasnya, maka ditekan kemudian . Kemudian akan muncul

    halaman untuk memasukkan tebakan awal nilai ketebalan dan resistivitas

    setiap lapisan sebagai berikut

    3. Pada lokasi kursor ketikan tebakan nilai resistivitas untuk lapisan pertama,lalu tekan . Pada lokasi kursor ketikan tebakan ketebalan untuk

    lapisan pertama, lalu tekan .

    Dilakukan hal yang sama untuk lapisan berikutnya.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    23/34

    23

    4. Ditekan untuk melanjutkan proses5. Kemudian akan muncul halaman grafik bilok yang berisi:

    - Plot resistivitas terhadap jarak elektroda (data hasil pengukuran)- Grafik parameter model (nilai ketebalan dan resisitivitas tiap lapisan)- Grafik resistivitas terhadap jarak elektroda (hasil perhitungan dengan

    model yang dimasukkan)

    - Rms-error (kesalahan model terhadap data lapangan), tekan

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    24/34

    24

    3. Ditekan kembali untuk melanjutkan iterasi ke tiga.4.

    Demikian seterusnya, sampai nilai error lebih kecil dari pada suatu nilai

    tertentu yang ditetapkan.

    5. Apabila sudah puas dengan hasil yang didapatkan (nilai error yang lebih kecildari kecocokan kurva lapangan dengan kurva perhitungan).

    6. Diakhiri proses iterasi dengan menekan .7. Program akan kembali ke menu utama.

    d. Menampilkan hasil akhir

    1. Ditekan untuk menampilkan hasil akhir permodelan2. Dicatat nilai akhir : RMS-error

    Ketebalan, kedalaman, dan resistivitas tiap lapisan.

    3. Ditekan untuk mengakhiri dan kembali ke menu utama.4. Apabila kurang puas dengan hasil yang diperoleh, dilakukan permodelan

    ulang dengan langkah-langkah sebagai berikut.

    e. Membaca data

    1. Ditekan untuk membaca data. Sehingga muncul nama direktori yangakan ditampilkan dan konfirmasi apakah anada akan pindah direktori atau

    tidak, misalnya sebagai berikut :

    F:\NTAN009\SOFTWARE\RESIST

    2. Bila data disimpan pada direktori yang akan di tampilkan, ditekan , bilatidak, ditekan dan ditulis nama direktori tempat anda menyimpan data.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    25/34

    25

    3. Kemudian akan muncul semua nama file data yang ada pada direktoritersebut.

    4. Ketikan nama file pada posisi kursor, lalu tekan .5. Proses selanjutnya sama denga langkah-langkah sebelumnya.6. Diulangi proses sampai diperoleh hasil permodelan yang memuaskan.

    Enter name of data file[*.DAT assumed]_

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    26/34

    26

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    4.1.1 Metoda Konfigurasi Wenner

    Pengambilan data geolistrrik tahanan jenis 1D konfigurasi Wenner ini

    dilakukan di Gerbang UNAND pada Minggu, 15 April 2012. Data yang diperoleh

    diolah dengan menggunakan software RESIST. Hasil yang diperoleh adalah sebagai

    berikut :

    Tabel 4.1 Tebakan Awal Metoda Wenner

    Lapisan Ketebalan (m) Resistivitas (.m) Jenis Batuan

    1 2 302,968

    Rock salt, Granite,

    Basalt, Sandstones,

    Shales Sand, Magnetite,

    Alluvium, Gravel

    2 3 357,098

    Rock salt ,Granite,

    Basalt, Sandstones,Shales , Sand, Magnetite,

    Alluvium, Gravel

    3 4 348,705

    Rock salt ,Granite,

    Basalt, Sandstones,

    Shales , Sand, Magnetite,

    Alluvium, Gravel

    Berdasarkan tebakan awal yang diberikan, terbentuk grafik resistivitas seperti dapat

    dilihat pada gambar berikut.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    27/34

    27

    Gambar 4.1 Grafik Konfigurasi Wenner sebelum Iterasi

    Dari hasil pengolahan data metoda wenner didapatkan RMS-erornya sebesar 55,1 %.

    Untuk memperkecil persen error, maka dilakukan iterasi terhadap grafik yang

    terbentuk. Hasil pengolahan data yang telah dilakukan pengiterasian terhadap grafik

    hasil pengolahan konfigurasi Wenner dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    Gambar 4.2 Konfigurasi Wenner setelah iterasi

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    28/34

    28

    Dari hasil iterasi didapatkan nilai persen error terkecil adalah 50,42 %, dan

    didapatkan juga perubahan ketebalan dan resivitas lapisan seperti yang terlihat di

    bawah ini.

    Tabel 4.2 Hasil Iterasi metoda Wenner

    Lapisan Ketebalan (m) Resistivitas (.m) Jenis Batuan

    1 0,6 70,9

    Rock Salt, Pyrite,

    Shales, Sand, Clay,

    Ground Water,

    Magnetite, Alluvium,

    2 0,5 306,4

    Rock Salt,Granite,

    Basalt, Sandstones,

    Sand, Magnetite,

    Alluvium, Gravel

    3 -.- 100000,0Quartz ,Rock Salt,

    Granite, Andesite,

    Basalt,

    4.1.2 Metoda Konfigurasi Schlumberger

    Data yang diperoleh diolah juga dengan menggunakan software RESIST.

    Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

    Tabel 4.3 Tebakan awal metoda Schlumberger

    LapisanKetebalan

    (m)

    Resistivitas

    (.m)Jenis Batuan

    1 1 22, 352 Pyrite, Shales, Sand, Clay, GroundWater, Magnetite, Alluvium

    2 4 173,121 Rock Salt, Shales, Sand, Ground Water,

    Magnetite, Alluvium

    3 18 726,059Quartz, Rock Salt, Granite, Basalt,

    Limestones, Sandstones, Shales, Sand,

    Magnetite, Dry Gravel, Alluvium

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    29/34

    29

    Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode konfigurasi Schlumberger yang

    telah diflotke dalam program pengolah data Resistuntuk menghasilkan grafik dapat

    dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 4.3 Grafik Konfigurasi Schlumberger sebelum iterasi

    Dari hasil pengolahan data metoda Schlumberger didapatkan RMS-erornya sebesar

    121,50 %. Untuk memperkecil persen error yang diperoleh, maka dilakukan iterasi

    terhadap grafik yang terbentuk. Hasil pengolahan data yang telah dilakukan

    pengiterasian terhadap grafik hasil pengolahan konfigurasi Wenner dapat dilihat pada

    gambar dibawah ini.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    30/34

    30

    Gambar 4.4 Grafik Konfigurasi Schlumberger setelah iterasi

    Dari hasil iterasi didapatkan nilai persen error terkecil adalah 16,27 % dan didapatkan

    juga perubahan ketebalan dan resivitas lapisan seperti yang terlihat di bawah ini.

    Tabel 4.4 Hasil iterasi metoda Schlumberger

    Lapisan Ketebalan (m) Resistivitas (.m) Jenis Batuan

    1 2,0 303,0

    Rock salt, Granite,

    Basalt, Sandstones,Shales Sand,

    Magnetite, Alluvium,

    Gravel

    2 1,0 367,1

    Rock salt, Granite,

    Basalt, Sandstones,

    Shales Sand,

    Magnetite, Alluvium,

    Gravel

    3 -.- 348,7

    Rock salt, Granite,

    Basalt, Sandstones,

    Shales Sand,

    Magnetite, Alluvium,

    Gravel

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    31/34

    31

    4.2 Pembahasan

    Salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika adalah metode

    geolistrik hambatan jenis. Geolistrik hambatan jenis memanfaatkan sifat resistivitas

    listrik batuan untuk mendeteksi dan memetakan formasi bawah permukaan. Metode

    ini dilakukan melalui pengukuran beda potensial yang ditimbulkan akibat injeksi arus

    listrik ke dalam bumi. Sifat-sifat suatu formasi dapat digambarkan oleh tiga

    parameter dasar yaitu konduktivitas listrik, permeabilitas magnet, dan permitifitas

    dielektrik. Sifat konduktivitas batuan berpori dihasilkan oleh sifat konduktivitas dari

    fluida yang mengisi pori, interkoneksi ruang pori dan sifat konduktivitas dari

    interfase butiran dan fluida pori. Berdasarkan pada harga resistivitas listriknya, suatu

    struktur bawah permukaan bumi dapat diketahui material penyusunnya. Metode

    geolistrik cukup sederhana, murah dan sangat rentan terhadap gangguan sehingga

    cocok digunakan dalam eksplorasi dangkal.

    Setiap batuan memiliki resistivitasnya masingmasing. Batuan yang lebih

    tinggi resistivitasnya disusun oleh batuan dasar yang bersifat padat.

    4.2.1 Metoda Konfigurasi Wenner

    Dari hasil pengolahan data konfigurasi wenner didapatkan grafik berdasarkan

    besar dugaan awal yang diberikan. Nilai persen erroryang dihasilkan sebelum iterasi

    adalah 55,1 %. Untuk mendapatkan nilai eror yang lebih kecil maka dilakukanlah

    iterasi. Iterasi ini akan mempengaruhi nilai error yang dimiliki oleh sebuah grafik,

    Selain itu, iterasi juga akan mempengaruhi nilai ketebalan lapisan yang diperoleh

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    32/34

    32

    dari pengukuran. Semakin kecil nilai error, maka nilai tebakan yang dimasukkan

    semakin mendekati nilai yang seharusnya.

    Iterasi pada konfigurasi Wenner ini dilakakukan sebanyak 10 kali sehingga

    didapatkan nilai persen error terkecil adalah 50,42 % dibandingkan nilai persen error

    sebelum iterasi yaitu 55,51 %. Nilai ini menunjukkan bahwa data hasil pengolahan

    semakin mendekati yang yang seharusnya walaupun persen error yang didapatkan

    setelah iterasi ini masih cukup besar. Pada hasil iterasi ini, juga terlihat perubahan

    yang terjadi pada nilai ketebalan setiap lapisan, yang bisa ditunjukkan oleh Tabel 4.2

    pada hasil praktikum di atas.

    Selain adanya perubahan nilai ketebalan, juga terjadi perubahan pada nilai

    resistivitas yang dimiliki lapisan yang mengakibatkan terjadi perubahan terhadap

    jenis material atau batuan yang dimiliki oleh masing-masing batuan. Perubahan nilai-

    nilai yang terjadi ini sebenarnya tidak hanya dipengaruhi oleh dugaan awal yang

    diberikan terhadap data yang akan diflotkedalam bentuk grafik, tetapi ada faktor lain

    yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya praktikum yang dilakukan tersebut.

    Faktor tersebut adalah proses akuisisi data yang dilakukan di lapangan atau lokasi

    praktikum. Faktor dilapangan ini mempunyai peran yang sangat besar karena akan

    sangat menentukan sekali dalam menghasilkan data-data yang baik dan benar.

    4.2.2 Metoda Konfigurasi Schlumberger

    Dari hasil pengolahan data konfigurasi Schlumberger didapatkan grafik

    berdasarkan besar dugaan awal yang diberikan. Dari tebakan awal ini, akan

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    33/34

    33

    dihasilkan persen error kesalahan data sebelum diiterasi. Nilai persen error yang

    dihasilkan sebelum iterasi adalah 121,50 %. Nilai ini lebih besar dari nilai errorpada

    konfigurasi Wenner sebelum iterasi. Namun, stelah dilakukan iterasi pada metoda

    Schlumberger ini didapatkan nilai error yang jauh lebih kecil dari metoa Wenner

    setelah iterasi. Pada metoda konfigurasi Schlumberger ini dilakukan iterasi sebanyak

    10 kali. Dari proses iteasi yang dilakukan ini terlihat bahwa adanya perubahan yang

    sangat signifikan jika dibandingkan dengan sebelum iterasi. Perubahan itu dapat

    dilihat pada persen nilai error yang awal setelah iterasi menjadi 16,27 % .

    Perubahan nilai erroryang terjadi ini menunjukkan bahwa tebakan atau dugaan yang

    pertama kali diberikan dalam metode ini melenceng jauh dari yang seharusnya

    sehingga dihasilkan nilai error yang sangat besar. Iterasi dilakukan dengan tujuan

    melakukan pembersihan data-data yang diflot ke dalam grafik supaya data yang

    diolah menjadi lebih baik dan sempurna.

  • 7/29/2019 Laporan Bumi Wadi

    34/34

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan

    maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum metoda resistivitas tahanan jenis

    (VES) dengan menggunakan konfigurasi Wenner dan Schlumberger dapat

    memberikan gambaran penyebaran tanah dan batuan di bawah permukaan tanah.

    Dari hasil interpretasi terlihat jenis-jenis batuan dengan sifat kelistrikan tertentu,

    dimana batuan dengan sifat kelistrikan yang sama akan memiliki kurva yang sama

    begitu juga dengan penyebarannya ke arah vertikalnya. Dari hasil pengolahan data

    dengan kedua metode, terlihat bahwa banyak sekali jenis lapisan batuan atau material

    mampu diukur oleh kedua metode yang dipakai dengan hasil pengolahan data yang

    berbeda-beda. Dari hasil resiivitas yang didaSpatkan berdasarkan kedua metode yang

    dipakai.

    5.2SaranAgar praktikum yang dihasilkan berjalan dengan baik dan hasil yang

    diperoleh lebih mendekati kebenaran, maka disarankan pada praktikan untuk lebih

    hatihati pada waktu praktikum, apalagi ketika menginjeksi arus, lebih teliti dalam

    mengukur jarak setiap elektoda dan membaca nilai I dan V yang terbaca pada alat

    serta lebih teliti dalam perhitungan dan interpretasi data