laporan besar tanah

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang telah mengalami pelapukan dan mengandung bahan organik, tanah juga merupakan kenampakan benda yang berbentuk tiga dimensi dan tersusun atas massa padatan, cair, dan gas. Tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain topografi, bahan induk, vegetasi, iklim, waktu, dan lain-lain. Faktor tersebutlah yang nantinya akan mempengaruhi bidang pertanian. Selain faktor-faktor tersebut tanah juga memiliki sifat yang dapat mendiskripsikan keadaan tanah tersebut, sifat-sifat tersebut dapat di kelompokkan menjadi tiga bagian antara lain sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi. Dari sifat-sifat tersebut dapat diketahui ciri- ciri tanah, dan dapat diketahui tanah tersebut subur atau tidak. Dalam dunia pertanian, tanah adalah salah satu bagian yang terpenting, dimana tanah dan pertanian tidak dapat dipisahkan. Tanah merupakan tempat dimana tanaman dapat tumbuh baik, karena tanah mengandung bahan-bahan organik yang diperlukan oleh tanaman. Pada kegiatan fieldtrip yang diadakan di desa Gubug Klakah, kecamatan Poncokusumo kali ini, dilakukan pengamatan mengenai sifat-sifat tanah, pedologi, penggunaan lahan, serta pengolahan lahan. Dimana sifat-sifat yang 1

Upload: atanazius-ragilia-fendhy

Post on 08-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tanah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGTanah merupakan lapisan permukaan bumi yang telah mengalami pelapukan dan mengandung bahan organik, tanah juga merupakan kenampakan benda yang berbentuk tiga dimensi dan tersusun atas massa padatan, cair, dan gas. Tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain topografi, bahan induk, vegetasi, iklim, waktu, dan lain-lain. Faktor tersebutlah yang nantinya akan mempengaruhi bidang pertanian. Selain faktor-faktor tersebut tanah juga memiliki sifat yang dapat mendiskripsikan keadaan tanah tersebut, sifat-sifat tersebut dapat di kelompokkan menjadi tiga bagian antara lain sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi. Dari sifat-sifat tersebut dapat diketahui ciri-ciri tanah, dan dapat diketahui tanah tersebut subur atau tidak.Dalam dunia pertanian, tanah adalah salah satu bagian yang terpenting, dimana tanah dan pertanian tidak dapat dipisahkan. Tanah merupakan tempat dimana tanaman dapat tumbuh baik, karena tanah mengandung bahan-bahan organik yang diperlukan oleh tanaman.Pada kegiatan fieldtrip yang diadakan di desa Gubug Klakah, kecamatan Poncokusumo kali ini, dilakukan pengamatan mengenai sifat-sifat tanah, pedologi, penggunaan lahan, serta pengolahan lahan. Dimana sifat-sifat yang diamati adalah sifat biologi, sifat fisik, dan sifat kimia tanah. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan tanah pada tempat tersebut. Agar dapat diketahui tanah tersebut subur atau tidak dan cocok atau tidak untuk ditanami tanaman. Selain itu dapat diketahui potensial lahan untuk diolah dan dimanfaatkan dalam bidang pertanian.

1.2 TujuanAdapun tujuan diadakanya fieldtrip di desa Gubug Klakah, kecamatan Poncokusumo, antara lain :a. Mengetahui pemanfaatan lahan yang terdapat di desa Gubug Klakahb. Mengetahui sifat fisik tanah di desa Gubug Klakahc. Mengetahui sifat kimia tanah di desa Gubug Klakahd. Mengetahui sifat biologi tanah di desa Gubug Klakahe. Mengetahui pedologi yang terdapat di desa Gubug Klakah

1.3 Manfaat adapun manfaat dilakukanya fieldtrip di desa Gubug Klakah kecamatan Pocokusumo, antara lain :a. Dapat mengetahui pemanfaatan lahan yang terdapat di desa Gubug Klakahb. Dapat mengetahui sifat fisik tanah di desa Gubug Klakahc. Dapat mengetahui sifat kimia tanah di desa Gubug Klakahd. Dapat mengetahui sifat biologi tanah di desa Gubug Klakahe. Dapat mengetahui pedologi yang terdapat di desa Gubug Klakah

BAB IIMETODOLOGI

2.1 Tempat dan WaktuTempatWana Wisata Cuban Pelangi :Desa : Gubuk KlakahKecamatan : PoncokusumoKabupaten : MalangProvinsi : Jawa TimurWaktuPukul : 10.00 WIBHari : MingguTanggal : 8 Desember 2013

2.2 Alat, Bahan dan Fungsi2.2.1 Pedologia.Alat1) Pisau tanah: untuk mengambil sampel tanah dan menentukankonsitensi tanah pada singkapan dan membuatgaris horison2) Sabuk profil: alat bantu mengukur horison saat dokumentasi.3) Pita meter: untuk mengukur singkapan dan panjang tiapprofil.4) Kertas identifikasi: untuk pedoman dalam melakukan identifikasitanah pada singkapan.5) Buku munsel: untuk menentukan warna tanah.6) Lup: untuk melihat perakaran dan porositas.7) Papan Dada: untuk alas menulis hasil pengamatan8) Buku dan Pulpen: sebagai alat tulis menulis hasil pengamatan9) Modul DIT: sebagai penduan dalam pengamatan.`b.Bahan1) Air: untuk mengidentifikasi konsistensi basah,tekstur2) Singkapan tanah: sebagai bahan pengamatan.

2.2.2 Fisikaa.Alat1) Kamera: untuk mendokumentasikan hasil pengamatan.2) Papan Dada: untuk alas menulis hasil pengamatan3) Buku dan Pulpen: sebagai alat tulis menulis hasil pengamatan4) Modul DIT: sebagai penduan dalam pengamatan.5) Klinometer:Sebagai alat untuk mengukur ketinggian lereng.b.Bahan1) Lahan: sebagai lokasi pengamatan dalam pos fisika dan untuk diamati apa yang terjadi di lahan tersebut akibat gejala fisika tanah.

2.2.3 Kimiaa.Alat1)Kamera: untuk mendokumentasikan hasil pengamatan.2) Papan Dada: untuk alas menulis hasil pengamatan3) Buku dan Pulpen: sebagai alat tulis menulis hasil pengamatan4) Modul DIT: sebagai penduan dalam pengamatan.b.Bahan1) Lahan: sebagai lokasi pengamatan dalam pos kimia.2) Pinus dan daun bawang: sebagai sampel atau bahan yang diamati tentang defisiensi unsur.

2.2.4 Biologia.Alat1) Kamera: untuk mendokumentasikan hasil pengamatan2) Papan Dada: untuk alas menulis hasil pengamatan3) Buku dan Pulpen: sebagai alat tulis menulis hasil pengamatan4) Modul DIT: sebagai penduan dalam pengamatan.5) Kantong Plastik: sebagai tempat spesimen tumbuhan dan hewanyang di temukan.6) Karet Gelang: untuk mengingkat atau mentup plastik spesimen.7) Cetok: untuk menggali tanah dalam mencari biotahewan tanah.8) Frame : untuk memberikan tanda pada lahan yang diamatibioediversitasnya.b.Bahan1) Lahan: sebagai lokasi pengamatan dalam pos biologi.2) Tanaman: sebagai sampel atau bahan yang di amati tentang Vegetasi.

2.3 Deskripsi dan Klasifikasi Tanah

2.3.1Pedologi

Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan perbedaan yang terlihat secara jelas, misalnya warna tanah

Gunakan pisau lapang untuk menusuk nusuk bidang profil tanah untuk mengetahui konsistensi atau kpadatan keseluruhan profil. Perbedaan kepadatan merupakan salah satu criteria untuk membedakan horizon profil.

Apabila warna tanah, kepadatan dan tektur tanah sama, maka perbedaan konsistensi, struktur, kenampakan redoksimorfik untukdapat digunakan sebagai dasar penarikan batas horizon

Setelah horizon di temtukan, letakkan meteran tegak lurus bidang profil tanah dan jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang diamati

Selanjutnya lakukan deskripsi dan pencatatan hasil deskripsi pada kartu profil tanah

2.3.2 fisika, kimia, biologi

a) Fisika:Mendengarkan materi tentang fisika tanah

Pengamatan lahan mengamati sifat fisika tanah Mengukur kelerengan dengan klinometer

Dokumentasi lahan yang terkena erosi

Amati dan identifikasi jenis erosinya

b) Biologi:Mengamati vegetasi disekitar

Menyiapkan frame

Meletakan frame secara acak untuk menetukan plot pengamatan

Mengamati jumlah seresah, makroorganisme dan kascing

Mengidentifikasi tanaman yang berada dalam plot

Menggali tanah dengan cetok 20 cm

Mengamati organisme dalam tanah

Amati dan identifikasi

c) Kimia:Mendengarkan materi tentang kimia tanah

Turun kelapang

Mengamati tumbuhan

Mengidentifikasi tumbuhan yang terdefisiensi unsur

Bandingkan kenampakan tanaman dengan gambar dalam modul

Dokumentasikan tanaman yang terdefisiensi unsur

Mengambil sampel tanah untuk di ukur pHnya di lab

BAB IIIKONDISI UMUM WILAYAH

3.1 Kondisi Biofisik3.1.1 Penggunaan Lahan Sub titik 1Land use atau pengolahan lahan pada sub titik 1 di desa Gubuk Klakah, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur adalah tanaman Apel. Sub titik 2Land use atau penggunaan lahan pada sub titik 2 di desa Gubuk Klakah, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur adalah tanaman tahunan. Sub titik 3Land use atau penggunaan lahan pada sub titik 3 di desa Gubuk Klakah, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur adalah tanaman monokulur, yaitu tanaman bawang merah3.1.2 Tutupan Lahan Sub titik 1Land cover atau penutupan lahan, pada sub titik 1 di desa Gubuk Klakah, kecamatan Poncokusumo, Malang di dominasi oleh komoditas Apel dan rerumputan. Hal itu membuktikan bahwa pada daerah tersebut tanahnya mempunyai kandungan bahan organik dan mineral dalam jumlah yang banyak yang dibutuhkan oleh tanaman agar dapat tumbuh dengan baik. Sub titik 2Land cover atau penutupan lahan pada sub titik 2 di desa Gubuk Klakah, kecamatan Poncokusumo, Malang di dominasi oleh pohonpohon besar (tanaman tahunan ) dan rerumputan. Sub titik 3Land cover atau penutupan lahan pada sub titik 3 desa Gubuk Klakah, kecamatan Poncokusumo, Malang di tanami tanaman musiman yaitu bawang merah.

3.1.3 Tingkat Pengolahan Sub titik 1Tingkat Pengolahan lahan pada sub titik 1 di desa Gubuk Klakah, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur tidak terlalu intensif meskipun mayoritas tanamannya adalah tanaman monokultur Apel. Sub titik 2Tingkat Pengolahan lahan pada sub titik 2 di desa Gubuk Klakah, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur tidak terlalu intensif. Pada lahan ini mayoritas tanamannya adalah tanaman tahunan. Sehingga pengolahannya tidak terlalu intensif seperti pada tanaman monokultur. Sub titik 3Tingkat Pengolahan lahan pada sub titik 3 di desa Gubuk Klakah, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur intensif karena ditanam tanaman monokultur yaitu bawang merah.

3.2 Kondisi Fisiografis3.2.1 LerengDengan menggunakan klinometer, diketahui sudut elevasi kemiringan lereng pada daerah Coban Pelangi, tepatnya pada sub titik 1 yang juga berdekatan dengan sub titik 2 adalah sebesar 40o - 43% dan termasuk kategori tanah yang agak curam. Pada lahan ini apabila digunakan untuk tanaman semusim, diperlukan pembuatan teras dan pergiliran dengan tanaman penutup tanah, pupuk hijau atau makanan ternak selama 5-10 tahun. (Rukmana,1995)

3.2.2 ReliefPada relief lahan yang kami amati, memiliki kemirangan yang cukup curam, karena merupakan area perbukitan. Namun, sudah dimodifikasi oleh para petani agar lahan dapat ditanami tanaman pertanian. Sehingga struktur reliefnya terdiri dari lereng dan tepi lereng. Baik itu mulai dari tempat yang paling tinggi hingga mencapai sungai yang berada pada dasar lereng. Pada vegetasi berukuran besar , didominasi oleh tanaman tahunan yaitu apel, dan juga dijumpai tanaman pohon lainnya seperti pohon.Sementara, pada vegetasi berukuran kecil, didominasi oleh rerumputan. Vegetasi rerumputan yang kami jumpai menutupi permukaan lereng dan tepi lereng.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Dan Klasifikasi Tanah Daerah survei Fieldtrip dilakukan pada Minggu 8 Desember 2013 di desa Gubuk Klakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kami melakukan deskripsi profil metode singkapan yaitu penentuan horizon pada lahan yang miring sesuai keadaan alam. Lereng Majemuk, kemiringan 40 (43%),Termasuk lereng agak curam karena dilihat dari keadaan alam atau tempat tersebut memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda.aliran permukaan cepat sehingga mempermudah jalannya air bagi lahan yang berada di bawahnya, drainase alami baik, permeabilitas agak cepat, sumber air dari hujan, erosi yang nampak alur kelas ringan dan tingkat bahaya cukup. Vegetasi dan penggunaan lahan sebagai hutan, vegetasi alami dominan tanaman tanaman tahunan dan rerumputan, vegetasi spesifik semak-semak, lahan tegalan,.yang digunakan jenis hutan dengan tanaman utama apel serta tanaman lain seperti: rumput. Klasifikasi tanah pada lahan tersebut pada horizon pertama masuk dalam Epipedon merupakan horizon permukaan termasuk dalam klasifikasi Mollik ciri-cirinya adalah: Ketebalan: -> 10 cm jika menumpang pada batuan keras Tidak keras sekali pun kering (gembur agak teguh) Warnagelap (value kurangdari 3,kromakurangdari 3 padakondisilembab. Dan value kurangdari 5 padakondisikering.Horizon kedua masuk dalam Epipedon merupakan horizon permukaan termasuk dalam klasifikasi Mekanik memilikiciri-ciri: Memiliki ketebalan 30cm Warna gelapHorizon ketiga masuk dalam horizon Endopedon termasuk dalam klasifikasi Agrik dengan ciri-cirinya: Akumulasi debu,liat dan humus Warna muda ; value > 4 (lembab) atau > 5 (kering)

HORIZONKEDALAMANKARAKTERISTIK

10-22 cmWarna : 10 YR 3/6Tekstrur :LEMPUNG Pasir 50 % Debu 30 % Liat 20 %Struktur:GranulerKonsistensi:Lembab(Sangatgembur)

222-45 cmWarna : 10 YR Tekstur :LEMPUNG BERLIAT Pasir 30 % Debu 30 % Liat 40 %Struktur :GranulerKonsistensiLembab(Gembur)

345-65 cmWarna : 10 YR 5/6Tekstur :LIAT Pasir 20 % Debu 30 % Liat 50 %Struktur :GranulerKonsistensi:Lembab(Teguh)

4.2 Hasil Pengamatan Sifat Fisik, Biologi, dan Kimia4.2.1 Sub Titik 1Fisik TanahLingkungan lahan pengamatan yaitu pada tanaman apel memiliki struktur tanah yang gumpal membulat, teksturnya lempung, konsistensinya gembur, permeabilitasnya cepat, drainasenya baik, pemadatannya rendah dan pada sub titik ini ditemukan jenis-jenis erosi percikan dengan tingkat yang rendah.

Biologi TanahPada setiap pos pengamatan biologi dibuat dua buah frame dengan ukuran masing-masing 50 x 50 cm, Pada pos pengamatan sub titik 1 didapatkan data sebagai berikut: 1. Vegetasi Frame 1 : banyak Frame 2 : banyak.2. Seresah : Frame 1 : banyak Frame 2 : sedang.Vegetasi yang terdapat pada sub titik 1 hingga 3 yaitu, teki, bebadotan, pohon-pohonan yang telah ditebang, dan seresah.Kimia TanahPada sub titik 1, hasil pengamatan tentang kimia pada tanaman apel memiliki gejala daunnya berwarna kuning, dan tumbuhannya kerdil karena kekurangan unsur N, kemudian terdapat juga tanaman yang memiliki daunnya bewarna kuning dan di tepi daunnya terbakar karena kekurangan unsur P. Selain N dan P, terdapat juga tanaman yang mengalami daun tua pada ujung dan tepi daun peristiwa tersebut terjadi karena tanaman kekurangan unsur K, ini disebabkan karena adanya pergerakan air ke dalam ke dalam akar, sehingga tanaman yang kekurangan K akan memiliki ketahanan terhadap kekeringan yang rendah dibandingkan dengan tanaman yang cukup K.Menurut Salibury dan Ross, 1992 dalam wentasari, 2005 bahwa gejala awal defisiensi N ditandai dengan daun yang menguning dan klorosis karena terjadi penghambatan sintesis klorofil. Salibury dan Ross juga mengatakan bahwa tanaman selain kekurangan unsur N adapula tanaman yang mengalami gejala P dan K, yaitu sebagai berikut:Menurut Salibury dan Ross, tanaman yang mengalami defisiensi P yaitu mulai tampak pada daun yang lebih dewasa, tanaman menjadi kerdil dan berwarna hijau tua, pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan kerdil.Selain kekurangan N dan P ada juga tanaman yang mengalami defisiensi K, gejala ditandai dengan kematian sel pada ujung dan tepi daun nekrotis ke bawah sepanjang tepi menuju bagian daun yang muda.Dan pH yang didapat dari lahan ini adalah 4,7.4.2.2 Sub Titik 2FisikLingkungan lahan pengamatan yaitu pada tanaman tahunan memiliki struktur tanah yang gumpal membulat, teksturnya lempung, konsistensinya gembur, permeabilitasnya cepat, drainasenya baik, pemadatannya rendah, dan pada sub titik ini ditemukan jenis-jenis erosi percikan dengan tingkat yang rendah.

BiologiPada setiap pos pengamatan biologi dibuat dua buah fame dengan ukuran masing-masing 50 x 50 cm. Pada pos pengamatan sub titik 2 didapatkan data sebagai berikut: 1. Vegetasi Frame 1 : sedang Frame 2 : banyak 2. Seresah : Frame 1 : sedangFrame 2 : sedang.KimiaPada sub titik 2, hasil pengamatan tentang kimia pada tanaman tahunan memiliki gejala daunnya berwarna kuning, dan tumbuhannya kerdil karenan kekuranga unsur N, kemudian terdapat juga tanaman yang memiliki daunnya bewarna kuning dan di tepi daunnya terbakar karena kekurangan unsur.Dan pH yang didapat dari lahan ini adalah 4,6.

4.2.3 Sub Titik 3Fisik TanahLingkungan lahan pengamatan yaitu pada tanaman musiman memiliki struktur tanah yang gumpal membulat, teksturnya lempung, konsistensinya gembur, permeabilitasnyacepat, drainasenya baik, pemadatannya sedangdan pada sub titik ini ditemukan jenis-jenis erosi alur dengan tingkat erosi yang tinggi.Biologi TanahPada pos pengamatan sub titik 3 didapatkan data sebagai berikut: 1. Vegetasi Frame 1 : sedikit Frame 2 : tidak ada 2. Seresah : Frame 1 : tidak ada Frame 2 : tidak ada3. Makroorganissme : Frame 1 : semut Frame 2 : semut 4. Kascing : Frame 1 : tidak ada Frame 2 : tidak adaKimia TanahPada sub titik 3, hasil pengamatan tentang kimia pada tanaman musiman memiliki gejala daunnya berwarna kuning, dan tumbuhannya kerdil karena kekurangan unsur N, kemudian terdapat juga tanaman yang memiliki daunnya bewarna kuning dan di tepi daunnya terbakar karena kekurangan unsur P. Dan pH yang didapat dari lahan ini adalah 4,8.

4.3 Perbandingan sifat Biologi tanah dan pengelolaan lahan terhadap kondisi biodiversitas.Menurut hasil pengamatan sifat biologi tanah pada masing-masing sub titik, didapatkan hasil yang mencakup pengamatan vegetasi, pengamatan seresah, pengamatan makroorganisme, dan pengamatan kascing. Pada sub titik 1 (lahan tanaman apel) dari pengamatan vegetasi, pada frame 1 dan frame 2 vegetasinya banyak. Jumlah seresah pada frame 1 banyak sedangkan pada frame 2 sedang. Makroorganisme dan kascing tidak ditemukan pada sub titik 1. Pada sub titik 2 (lahan tanaman tahunan) dari pengamatan vegetasi, pada frame 1 vegetasinya sedang dan pada frame 2 vegetasinya banyak. Jumlah seresah pada frame 1 dan frame 2 sedang. Makroorganisme dan kascing tidak ditemukan. Pada sub titik 3 dari pengamatan vegetasi, pada frame 1 vegetasinya sedikit dan pada frame 2 vegetasinya tidak ada. Pada frame 1 dan frame 2 tidak ditemukan seresah. Makroorganisme yang ditemukan pada frame 1 dan frame 2 adalah semut. Kascing juga tidak ditemukan pada sub titik ini. Adanya jenis organisme dan vegetasi dalam tiap sub titik tersebut menunjukkan bahwa biodiversitas pada lahan tersebut terjaga,dan menunjukkan bahwa adanya sumber makanan bagi organisme. Hal ini menunjukkan tanah tersebut subur. Dan Vegetasi yang ada sangat mempengaruhi cadangan karbon,yaitu dengan adanya tanaman tahunan,Bahan Organik adalah sisa makhluk hidup baik tanaman maupun hewan yang tertimbun dalam tanah. Sedangkan,bahan organik tanah adalah bahan organik yang telah mengalami pelapukan oleh mikroorganisme. Dan seresah adalah bagian tanaman yang telah mati dan menutupi tanah.Dampak penggunaan dari lahan yang diamati tersebut adalah jika tidak seimbang akan mengganggu keseimbangan ekosistemnya. Dan jika lahan tersebut hanya ditanami tanaman budidaya maka kemungkinan erosi dalam lahan tersebut sangat besar.Pada sub titik 1 ditemukan banyak vegetasi, karena keberadaan vegetasi pada lahan pada kondisi berat, walaupun merupakan lahan pertanian tetapi pengolahan lahan tidak dilakukan secara intensif. Pada sub titik 2 ditemukan banyak vegetasi, karena keberadaan vegetasi pada lahan pada kondisi bera, dimana tidak dilakukan pengolahan secara intensif. Pada sub titik 3 tidak ditemukan banyak vegetasi, karena lahan tersebut merupakan lahan monokultur, dan pengolahan lahan dilakukan secara intensif. Ketidak suburan ini juga dapat dipengaruhi oleh pengolahan tanah yang intensif, karena menurut (EviAndriani, 2009) pengolahan tanah intensif dapat merusak struktur tanah sehingga dapat mengurangi tingkat kesuburan suatu tanah. 4.4 Perbandingan sifat kimia tanah dan pengelolahan lahan terhadap kondisi kesuburan (Bandingkan kondisi sifat kimia tanah serta gejala defisiensi yang di temukan tiap sub, lalu hubungkan dengan pengelolahannya)Di dalam lahan yang terdapat di dusun gubuk klakah, yang terdiri dari beberapa lahan yaitu lahan tanaman apel, tanaman kayu tahunan,dantanamandaunbawang yang kami di masukandalam sub 1 apel, sub 2 kayu tahunan, sub 3 daun bawang. Di lahan ini hanya terdapat kekurangan unsure kimia tanah pada sub 1 dan sub 2 saja sedangkan di sub 3 tidak terlihat. Kekurangan ini dapat di lihat dari ditemukannya daun yang berwarna kuning dari tanaman apel dan tumbuhan gulma sejenis semak dan kacang-kacangan yang terdapat di sub 2. Dari daun itu menandakan bahwa di sub 1 dan 2 kekurangan unsur N. Dan untuk sub 3 tidak ditemukan kekurangan unsure kimia tanah. Cara penanganan kekuranganunsur nitrogen adalah dengan menambahkan pupuk kimiaberupa urea (N=46%), ZA (N=21%), KNO3, NPK serta pupuk daun kandungan N tinggi.Dari hasilpengukuran pH tanah yang dilakukan,hasil yang didapat bahwa pH tanah pada sub 1, yaitu (tanaman apel) didapatkan pH (4.7 ), dan pada sub titik 2 (tanaman tahunan) diperoleh dengan pH (4.6),dan pada sub titik 3 (tanaman musiman seperti daun bawang ) didapatkan pH (4.8). Darisemua pH yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dari semua sub 1,2,dan 3 merupakan tanah asam.Dengan keadaan sifat kimia tanah yang seperti ini seharusnya tanah harus ditambahkan Ca dalam proses pengapuran untuk menstabilkan tanahsehinggamenjadi normal. Karena tanah yang terlalu asam tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.

4.5 Pengaruh Sifat Fisik Tanah dan Pengolahan Tanah Terhadap Bahaya Erosi (Bandingkan kondisi fisik tanah, kelerengan di tiap sub titik & pengelolaanya terhadap bahaya erosi)Dari hasil pengamatan di desa Gubug Lakah kecamatan Poncokusumo kabupaten Malang diperoleh bahwa pada sub titik 1 memiliki kelerengan 23% serta penggunaan lahanya sebagai kebun apel. Struktur tanahnya adalah granuler, dengan tekstur loam (lempung). Tanah tersebut mempunyai konsistensi lembab dengan permeabilitas cepat dan drainase yang baik serta pemadatan tanah yang rendah. Dari sifat-safat fisik tadi pada tanah ini terjadi erosi tipe longsor. Pada sub titik 2 mempunyai kelerengan yang sama dengan sub titik 1 yaitu 23%. Namun pada sub titik ini penggunaan lahanya adalah untuk tanaman tahunan. Mempunyai struktur remah dengan tekstur lempung liat berpasir serta konsistensi lembab basah. Tanah sub titik ini memiliki permeabilitas yang cepat dan drainase yang baik serta pemadatan tanah yang tinggi. Dengan sifat-sifat fisik tanah tersebut pada sub titik ini terjadi erosi tipe longsor. Pada sub titik 3 penggunaan lahanya adalah untuk tanaman daun bawang. Tanah di sub titik ini memiliki struktur remah dengan tekstur lempung dan konsistensi lembab serta permeabilitas cepat. Memiliki drainase baik serta pemadatan tanah yang rendah. Dari ketiga sub titik tadi, sub titik 1 dan sub titik 2 mempunyai memiliki tipe erosi yang sama yaitu erosi longsor. Hal ini disebabkan karena tanah pada sub titik ini memiliki teksktur tanh dengan kandungan liat yang rendah, hal ini dapat menyebabkan terjadinya erosi karena liat sebagai pemantap agregat tanah kurang. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa liat meskipun berukuran halus, namun karena mempunyai muatan, maka fraksi ini dapat membentuk ikatan. Meyer dan Harmon (1984) menyatakan bahwa tanah-tanah bertekstur halus (didominasi liat) umumnya bersifat kohesif dan sulit untuk dihancurkan. Selain itu tanah dengan struktur granuler dan remah lebih terbuka dan akan menyerap air lebih cepat. Hal ini seperti yang disebutkan pada literatur bahwa stabilitas agregat tanah sangat berpengaruh terhadap kemantapan pori tanah. Tanah-tanah yang mudah terdispersi atau agregatnya tidak stabil menyebabkan pori-porinya tanah juga mudah hancur atau tertutup/tersumbat oleh liat atau debu (erosi internal), sehingga laju dan kapasitas infiltrasi tanah mengalami penurunan. Sedangkan pada sub titik 3 mempunyai sifat fisik yang hampir sama sub titik sebelumnya, namun hanya saja pada sub titik ini terjadi erosi tipe percikan. Hal ini terjadi karena pada permukaan tanah ini hanya ditumbuhi tanaman daun bawang sehingga mengakibatkan tidak adanya penutup tanah yang dapat menahan air dari atas. Dalam hal ini untuk mengurangi bahaya terhadap longsor, pengendalian yang dilakukan adalah dengan menanam tanaman yang dapat mengikat air dengan/ baik. Seaain itu juga dengan mengupayakan optimalnya bahan organik yang ada di dalam tanah karena dapat mengikat partikel-partikel tanah. Hal ini sesuai pada jurnal milik Ai Dariah dkk yang menyebutkan bahwa bahan organik sangat berperan pada proses pembentukan dan pengikatan serta penstabilan agregat tanah.

BAB VPENUTUP

5.1 KESIMPULANDari hasil pengamatan yang dilakukan di desa Gubuk Klakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, JawaTimur, maka dapat disimpulkan bahwa :1. Pada horison I memiliki tekstur lempung dengan persentase fraksi debu 30 %, pasir 50%, dan 20%.2. Pada horison II memiliki tekstur lempung berliat dengan persentase fraksi debu 30%, pasir 30%, dan liat 40%.3. Pada horizon III memiliki tekstur liat dengan persentase fraksi debu 30% ,pasir 20 %, dan liat 50 %Klasifikasi tanah pada lahan tersebut pada horizon pertama masuk dalam Epipedon merupakan horizon permukaan termasuk dalam klasifikasi Mollik ciri-cirinya adalah:Ketebalan: -> 10 cm jika menumpang pada batuan kerasTidak keras sekalipun kering (gembur agak teguh)Warna gelap (value kurang dari 3,kroma kurang dari 3 pada kondisi lembab. Dan value kurang dari 5 pada kondisi kering.Horizon kedua masuk dalam Epipedon merupakan horizon permukaan termasuk dalam klasifikasi Mekanik memiliki ciri-ciri:Memiliki ketebalan 30cmWarna gelapHorizon ketiga masuk dalam horizon Endopedon termasuk dalam klasifikasi Agrik denganciri-cirinya:Akumulasi debu,liat dan humusWarna muda ; value > 4 (lembab) atau > 5 (kering)

Dan dari hasil pengukuran pH tanah yang dilakukan, hasil yang didapat bahwa pH tanah pada sub 1, yaitu (tanaman apel) didapatkan pH (4.7 ), dan pada sub titik 2 (tanaman tahunan) diperoleh dengan pH (4.6), dan pada sub titik 3 (tanaman musiman seperti daun bawang ) didapatkan pH (4.8). Dari semua pH yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa darisemua sub 1,2,dan 3 merupakan tanah asam.Dengan keadaan sifat kimia tanah yang seperti ini seharusnya tanah harus ditambahkan Ca dalam proses pengapuran untuk menstabilkan tanah sehingga menjadi normal. Karena tanah yang terlalu asam tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.

5.2 KRITIK DAN SARANSeharusnya pada kegiatan fieldtrip jam keberangkatan ke lokasi fieldtrip tidak ditunda-tunda atau harus tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Meyer, L.D., and W.C. Harmon. 1984. Susceptibility of agricultural soils to interill erosion. Soil Sci. Soc. Am.J. 8:1.152-1.157.

Salibury dan Ross, 1992 dalam Wentasari, Unsur Hara Makro Esensial. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Dr. Ir Kemas Ali Hanfiah. Rajawali Pers. Jakarta

Rukmana, R. 1995. Teknik Pengelolaan Lahan Berbukit dan Kritis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Lampiran1. Hasil Deskripsi TanahGambar PenampangHorizonDeskripsi

A(0-14)10YR 3/3; jelas-rata; liat berdebu; granular, sangat halus, cukup; sangat gembur, agak lekat, agak plastis; pori halus sedikit, pori sedang biasa, pori kasar banyak; akar sedang banyak.

Ap1(14-33)10YR 3/3; jelas-rata; liat berdebu; Gpl. Bersudut, sangat halus, cukup; sangat gembur, lekat, agak plastis; pori halus sedikit, pori sedang biasa, pori kasar biasa; akar halus sedikit.

Ap2(33-58)10YR 3/2; berangsur-berombak; lempung berliat ; Gpl. Bersudut, sangat halus, kuat; gembur, lekat, agak plastis; pori halus biasa, pori sedang biasa, pori kasar biasa; akar halus sedikit

Aw(58-120)10YR 3/4; baur-rata; lempung berliat; Gpl. Bersudut, sangat halus, kuat; gembur, agak lekat, agak plastis; pori halus banyak, pori sedang biasa, pori kasar biasa; akar halus sedikit

2. Pengamatan Tiap Pos (Fisika, Kimia, Biologi, Pedologi)3. Dokumentasi pada setia sub titik

22