laporan audit bentuk baku

22
PEMERIKSAAN AKUNTANSI I ( AUDITING I ) MODUL 3 LAPORAN AUDIT RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCUBUANA 2008

Upload: majidonk-fekon

Post on 24-Oct-2015

91 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Audit Bentuk Baku

PEMERIKSAAN AKUNTANSI I( AUDITING I )

MODUL 3

LAPORAN AUDIT

RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCUBUANA

2008

Page 2: Laporan Audit Bentuk Baku

LAPORAN AUDIT

LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU

Standar pelaporan yang keempat mengharuskan laporan audit berisi suatu petunjuk

yang jelas tentang sifat pekerjaan auditor serta tingkat tanggung jawab yang diembannya atas

laporan keuangan. Agar para pengguna laporan dapat memahami laporan audit, maka profesi

telah menyediakan standar kalimat yang digunakan dalam laporan auditor.

Laporan audit bentuk baku (standar unqualified audit report)- adalah laporan yang

diterbitkan oleh seorang auditor ketika seluruh kondisi audit terpenuhi, tidak diketemukan

kesalahan saji yang signifikan yang tergeletak tak diperbaiki, serta laporan ini berisi pendapat

auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP/PSAK.

Unsur-Unsur Laporan Audit Bentuk Baku

1. Judul laporan. Standar auditing mewajibkan setiap laporan diberi judul laporan, dan

dalam judul tersebut tercantum pula kata independen. Sebagai contoh, judul yang

tepat adalah “laporan auditor independen,” “laporan dari auditor independen,” atau

“pendapat akuntan independen.” Kewajiban untuk mencantumkan kata independen

dimaksudkan untuk memberitahu para pengguna laporan bahwa audit tersebut dalam

segala aspeknya dilaksanakan secara objektif/tidak memihak.

2. Alamat laporan audit. Laporan ini umumnya ditujukan kepada perusahaan, para

pemegang saham atau dewan direksi perusahaan. Dalam tahun-tahun terakhir ini,

telah menjadi suatu kebiasaan untuk mengalamatkan laporan ini kepada para

pemegang saham untuk menunjukkan bahwa auditor itu independen terhadap

perusahaan dan dewan direksi perusahaan yang diaudit.

3. Paragraf pendahuluan. Paragraf pertama laporan menunjukkan tiga hal: Pertama,

membuat suatu pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik telah

melaksanakan audit. Paragraf scope (lihat unsur ke-4) akan menjelaskan maksud dari

kata audit. Kedua, paragraf ini menyatakan laporan keuangan yang telah diaudit,

termasuk pencantuman tanggal neraca serta periode akuntansi dari laporan laba rugi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Page 3: Laporan Audit Bentuk Baku

dan laporan arus kas. Ketiga, paragraf pendahuluan menyatakan bahwa laporan

keuangan merupakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor

terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pelaksanaan

audit. Tujuan dari pernyataan-pernyataan ini adalah untuk mengkomunikasikan

bahwa manajemen bertanggung jawab atas pemilihan prinsip akuntansi yang tepat,

atas keputusan mereka memilih ukuran yang digunakan serta pengungkapan mereka

tentang penggunaan prinsip-prinsip tersebut serta untuk mengklarifikasikan peran

manajemen dan auditor.

4. Paragraf scope. Paragraf scope ini berisi pernyataan faktual tentang apa yang

dilakukan auditor selama proses audit. Sesuai dengan SAS 93 mewajibkan bahwa

negara asal prinsip akuntansi itu digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan

dan standar audit yang diikuti oleh auditor yang identifikasikan dalam laporan audit.

5. Paragraf pendapat. Paragraf terakhir dalam laporan audit bentuk baku menyajikan

kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Bagian

ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan laporan audit, sehingga seringkali

seluruh laporan audit dinyatakan secara sederhana sebagai pendapat auditor.

6. Nama KAP. Nama tersebut akan mengidentifikasikan kantor akuntan publik atau

praktisi mana yang telah melaksanakan proses audit. Umumnya yang dituliskan

adalah nama kantor akuntan publik karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik

tersebut bertanggung jawab, baik secara hukum maupun secara profesi, dalam

memastikan agar kualitas pekerjaan audit memenuhi standar profesi.

7. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan audit

adalah tanggal pada saat auditor menyelesaikan prosedur audit terpenting di lokasi

pemeriksaan.

Kondisi-Kondisi bagi laporan Audit Wajar tanpa Syarat

Laporan wajar tanpa syarat dengan paragraf penjelasan atau modifikasi kalimat- adalah

suatu laporan wajar tanpa syarat untuk suatu penyajian laporan keuangan yang wajar, tetapi

auditor menyakini bahwa merupakan hal yang penting, atau wajib, untuk memberikan

tambahan informasi.

Laporan audit bentuk baku (laporan audit wajar tanpa syarat) diterbitkan bila kondisi-kondisi

berikut ini terpenuhi:

1. Seluruh laporan keuangan-neraca, laporan laba rubi, laporan laba ditahan, dan laporan

arus kas-telah lengkap.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Page 4: Laporan Audit Bentuk Baku

2. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam penugasan

audit tersebut.

3. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah

melaksanakan pengugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya

mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi.

4. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum. Hal tersebut berarti bahwa pengungkapan informatif yang cukup telah

tercantum dalam catatan atas laporan keuangan serta bagian-bagian lainnya dari

laporan keuangan tersebut.

5. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan

sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.

Gambar 3-2 Empat Kategori Laporan Audit

Kelima kondisi yang dinyatakan pada halaman 47 telah terpenuhi Suatu proses audit telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan serta laporan keuangan telah disajikan dengan wajar, tetapi auditor merasa perlu memberikan informasi tambahan.

Auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan memang telah disajikan dengan wajar, tetapi lungkup audit telah dibatasi secara material atau terjadi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum pada saat penyiapan laporan keuangan.

Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar (adverse), auditor tidak dapat memberikan opininya mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar (disclaimer), atau auditor berada dalam posisi yang tidak independent (disclaimer).

Berikut ini adalah penyebab-penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf

penjelasan atau modifikasi kalimat pada laporan audit bentuk baku:

Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan (going concern)

Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

Penekanan pada suatu masalah.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Wajar tanpa syarat

Wajar tanpa Syarat dengan Paragraf Penjelasan atau dengan Modifikasi Kalimat

Wajar dengan Pengecualian

Tidak Wajar (Adverse) atau menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer)

Page 5: Laporan Audit Bentuk Baku

Laporan yang melibatkan auditor lainnya.

Tidak Adanya Konsistensi dalam Penerapan GAAP/PSAK

Standar pelaporan kedua mewajibkan auditor untuk menaruh perhatian pada kondisi-

kondisi yang membuat prinsip akuntansi tidak diberlakukan secara konsisten antara prinsip

akuntansi yang digunakan pada tahun sebelumnya. GAAP/PSAK menghendaki agar

perubahan dalam prinsip atau metode akuntansi yang digunakan serta sifat dan pengaruh

perubahan tersebut diungkapkan secukupnya. Materialitas perubahan prinsip akuntansi

dievaluasi berdasarkan efek perubahan prinsip akuntansi tersebut pada tahun berjalan.

Konsistensi versus Komparabilitas Auditor harus dapat menentukan perbedaan antara

perubahan yang dapat mempengaruhi konsistensi pelaporan serta perubahan yang dapat

mempengaruhi komparabilitas tetapi tidak mempengaruhi konsistensi pelaporan. Berikut ini

adalah contoh-contoh perubahan yang dapat mempengaruhi konsistensi pelaporan dan

memerlukan suatu paragraf penjelasan saat perubahan tersebut bersifat material:

1. Perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan metode penilaian persediaan dari

FIFO menjadi LIFO.

2. Perubahan dalam entitas pelaporan, seperti penambahan suatu perusahaan baru dalam

laporan keuangan gabungan.

3. Perbaikan kesalahan yang melibatkan prinsip-prinsip akunatnsi, yaitu dengan

melakukan perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak diterima secara umum pada

prinsip akuntansi yang diterima secara umum, termasuk di dalamnya perbaikan atas

akibat dari kesalahan penggunaan prinsip akuntansi tersebut.

Termasuk dalam perubahan yang mempengaruhi komparabilitas tetapi tidak

mempengaruhi konsistensi pelaporan sehingga tidak perlu dicantumkan dalam laporan

audit adalah sebagai berikut:

1. Perubahan estimasi, seperti penurunan umur ekonomis suatu aktiva untuk tujuan

perhitungan depresiasi.

2. Perbaikan kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi, misalnya kesalahan

perhitungan matematis dalam laporan keuangan terdahulu.

3. Variasi format dan penyajian informasi keuangan.

4. Perubahan yang terjadi akibat transaksi atau peristiwa yang sangat berbeda, seperti

suatu proyek penelitian dan pengembangan yang baru atau penjualan sebuah anak

perusahaan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Page 6: Laporan Audit Bentuk Baku

SAS 59 (AU 341) membahas masalah ini di bawah judul Pertimbangan Hidupnya. Contoh

keberadaan satu atau lebih dari faktor-faktor berikut ini dapat menimbulkan ketidakpastian

atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya:

1. Terjadinya kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang signifikan.

2. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jatuh temponya.

3. Kehilangan pelanggan-pelanggan utama, terjadi bencana yang tak dijamin oleh

asuransi seperti gempa bumi atau banjir, atau suatu masalah ketenagakerjaan yang

tidak umum.

4. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal lainnya yang serupa yang dapat

mengancam kemampuan operasional perusahaan.

SAS 59 mengijinkan tetapi tidak mewajibkan suatu penolakan pemberian pendapat ketika

terdapat suatu ketidakpastian akan kelangsungan hidup perusahaan. Suatu contoh tentang

penolakan pemberian pendapat terjadi ketika suatu lembaga pengatur, seperti Badan

Perlindungan Lingkungan, telah memutuskan untuk membebankan sejumlah denda yang

sangat besar kepada sebuah perusahaan, dan jika hal tersebut mengakibatkan suatu hasil akhir

yang kurang menyenangkan, maka perusahaan mungkin terpaksa dilikuidasi.

Auditor Menyetujui Terjadinya Penyimpangan dari Perinsip Akuntansi yang Berlaku

Umum

Aturan 203dari Kode Etik Profesional AICPA menyatakan dari prinsip akuntasi yang

telah disusun sebuah lembaga untuk digunakan oleh AICPA sebagai panduan prinsip

akuntansi, barangkali tidak memerlukan suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau

pendapat tidak wajar. Bagaimanapun, agar memperoleh pendapat wajar tanpa syarat, auditor

harus merasa puas serta harus menyatakan dan menjelaskan. Prinsip akuntansi yang dapat

menimbulkan suatu hasil yang menyesatkan pada situasi tersebut.

Penekanan Masalah

Dalam beberapa situasi, akuntan publik barangkali ingin memberikan penekanan pada

beberapa masalah tertentu yang terkait dengan laporan keuangan,walaupun ia bermaksud

untuk memberikan suatu pendapat wajar tanpa syarat. Biasanya, beberapa informasi

tambahan yang menjelaskan masalah tersebut harus dinyatakan pada suatu paragraf terpisah

dalam laporan audit. Berikut adalah contoh-contoh kasus yang menyebabkan seorang auditor

berpikir bahwa ia harus menjelaskan permasalahan yang terjadi : terdapat transaksi dengan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Page 7: Laporan Audit Bentuk Baku

pihak terkait yang bernilai sangat besar, peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal neraca,

penjelasan masalah akutansi yang mempengaruhi komparabilitas laporan keuangan tahun

berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya, serta ketidakpastian material yang

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan yang Melibatkan Auditor Lainnya

Ketika auditor menyandarkan dirinya pada sebuah kantor akuntan publik lain untuk

melaksanakan sebagian proses audit, yang biasa terjadi bila klien memiliki sejumlah cabang

atau subdivisi yang tersebar letaknya, maka kantor akuntan publik utama memiliki tiga

alternatif pilihan.

1. Tidak Memberikan Referensi dalam Laporan Audit Ketika tak ada referensi

yang dibuat untuk auditor lainnya, maka suatu pendapat wajar tanpa syarat yang

diberikan kecuali terdapat kondisi lain yang mengharuskan dikeluarkannya pendapat

lain di luar pendapat wajar tanpa syarat. Pendekatan ini dilakukan pada saat auditor

lain mengaudit laporan keuangan dengan proporsi yang tidak material, auditor lain

sangat dikenal atau disupervisi secara ketat oleh auditor utama, atau auditor utama

telah melakukan review yang mendalam pada pekerjaan yang dilakukan oleh auditor

lain.

2. Memberikan Referensi dalam Laporan (Modifikasi Kalimat) Jenis laporan ini

disebut pula sebagai suatu laporan atau pendapat bersama. Suatu laporan bersama

wajar tanpa syarat merupakan laporan yang tepat untuk diterbitkan bila merupakan

hal yang tidak praktis untuk mereview kembali pekerjaan auditor lain atau ketika

proporsi laporan keuangan yang diaudit oleh auditor lain material terhadap

keseluruhan laporan keuangan.

3. Mengeluarkan Pendapat Wajar dengan Pengecualian Auditor utama dapat

menyimpulkan bahwa perlu diterbitkan suatu pendapat wajar dengan pengecualian.

Suatu pendapat wajar tanpa syarat atau tidak memberikan pendapat (disclaimer),

tergantung pada materialitasnya, diperlukan jika auditor utama tidak menginginkan

untuk mengambil tanggung jawab apapun atas pekerjaan auditor lainnya.

PENYIMPANGAN DARI LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Page 8: Laporan Audit Bentuk Baku

Merupakan hal yang penting bagi para auditor dan pembaca laporan audit untuk

memahami kapan kondisi-kondisi yang tidak tepat untuk menerbitkan suatu laporan audit

bentuk baku serta jenis laporan audit yang harus diterbitkan dalam setiap kondisi tersebut.

Dalam studi laporan audit yang menyimpang dari laporan audit bentuk baku, terdapat tiga

topik yang saling terkait satu sama lain : kondisi-kondisi yang menyebabkan dari laporan

audit bentuk baku, jenis laporan/pendapat audit lainnya selain laporan audit bentuk baku,

serta meterialitas.

Pertama, ikhtisar dari ketiga kondisi yang menyebabkan penyimpangan dari laporan audit

bentuk baku.

1. Ruang Lingkup Audit Dibatasi ketika auditor tidak dapat mengumpulkan bukti

audit yang memadai untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan telah disajikan

sesuai dengan GAAP/PSAK, maka terdapat suatu pembatasan atas lingkup audit.

Terdapat dua penyebab utama atas pembatasan lingkup audit ini : pembatasan oleh

klien dan pembatasan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi di luar kendali klien atau

auditor.

2. Penyajian Laporan Keuangan tidak sesuai dengan Prinsip-prinsip Akutansi

yang belaku Umum (Penyimpangan dari GAAP/PSAK) Sebagai contoh, jika

seorang klien bersikeras untuk menggunakan harga penggantian (replacement cost)

bagi aktiva tetapnya atau menilai persediaannya berdasarkan harga jual daripada

harga historis, maka perlu diberikan pendapat di luar pendapat wajar tanpa syarat.

3. Auditor tidak Independen independensi umumnya ditentukan berdasarkan Aturan

101 dari Aturan Kode Etik Profesional.

Ketika salah satu dari ketiga kondisi di atas menunjukan gejala bahwa suatu

penyimpangan dari laporan bentuk baku hadir dan bernilai material, maka suatu laporan

selain laporan bentuk baku/laporan wajar tanpa syarat harus diterbitkan. Tiga jenis laporan

audit yang dapat diterbitkan di bawah ketiga kondisi ini adalah laporan wajar dengan

pengecualian (qualified), tidak wajar (adverse), serta menolak memberikan pendapat

(disclaimer).

Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)- suatu laporan yang

diterbitkan ketika auditor menyakini bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Page 9: Laporan Audit Bentuk Baku

dengan wajar tetapi terdapat suatu pembatasan lingkup audit atau terindikasi bahwa terdapat

suatu kegagalan dalam mematuhi GAAP/PSAK.

Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Suatu laporan yang diterbitkan ketika auditor meyakini bahwa secara material

keseluruhan laporan keuangan telah salah saji sehingga laporan keuangan tersebut tidak

menyajikan secara wajar posisi keuangan perusahaan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan

GAAP/PSAK.

Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Pernyataan menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)- suatu laporam

audit yang diterbitkan ketika auditor tidak dapat memuaskan dirinya bahwa laporan keuangan

telah disajikan dengan wajar atau auditor merasa tidak independen.

MATERIALITAS

Kesalahan saji yang material- suatu kesalahan dalam laporan keuangan, suatu

pengetahuan yang dapat memberikan pengaruh pada keputusan yang dibuat oleh para

pengguna laporan.

Tingkat Materialitas

Dalam penerapan definisi ini, terdapat tiga tingkat materialitas yang digunakan untuk

menentukan jenis pendapat yang akan diterbitkan.

Nilainya tidak Material Ketika suatu kesalahan penyajian terjadi dalam laporan keuangan

tetapi salah saji tersebut tidak mungkin mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh si

pengguna laporan, maka hal tersebut dikategorikan sebagai tidak material. Dalam kondisi

tersebut sangat pantas untuk menerbitkan pendapat wajar tanpa syarat.

Nilainya Material tetapi tidak Mempengaruhi Keseluruhan Penyajian Laporan Keuangan

Tingkat materialitas yang kedua hadir pada saat terdapat suatu kesalahan penyajian dalam

laporan keuangan yang dapat mempengaruhi keputusan seorang pengguna laporan, tetapi

secara keseluruhan laporan keuangan tetap disajikan secara wajar dan tetap dapat digunakan.

Ketika auditor berkesimpulan bahwa suatu kesalahan penyajian bersifat material tetapi tidak

mempengaruhi keseluruhan penyajian laporan keuangan, maka pendapat auditor yang tepat

adalah pendapat wajar dengan pengecualian (menggunakan “kecuali untuk”)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Page 10: Laporan Audit Bentuk Baku

Nilainya Sangat Material Sehingga Kewajaran Seluruh Laporan Keuangan

Dipertanyakan Tingkat materialitas tertinggi hadir saat terdapat probabilitas yang sangat

tinggi bahwa pengguna laporan akan membuat keputusan yang tidak benar jika pengguna

laporan menyandarkan dirinya pada keseluruhan laporan keuangan dalam pembuatan

keputusan mereka.

Saat menentukan tingkat materialitas dari suatu kesalahan penyajian, maka auditor harus

dipertimbangkan seberapa besar pengaruh salah saji tersebut terhadap bagian-bagian laporan

keuangan lainnya.

Keputusan Materialitas

Dalam konsepnya, tingkat materialitas berpengaruh langsung terhadap jenis opini

yang diterbitkan. Evaluasi materialitas tergantung pula pada apakah dalam suatu situasi

tertentu terdapat suatu ketidaksesuaian dengan GAAP/PSAK atau terdapat suatu pembatasan

lingkup audit.

Keputusan Materialitas-Kondisi Non-GAAP Ketika seorang klien gagal dalam mengikuti

prinsip-prinsip GAAP, maka laporan audit yang diterbitkan apakah berupa pendapat wajar

tanpa syarat, hanya pendapat wajar dengan pengecualian, atau pendapat tidak wajar,

tergantung pada materialitas dari penyimpangan yang terjadi.

Perbandingan Nilai Dollar pada Suatu Patokan Tertentu Pada saat seorang klien gagal

mematuhi prinsip-prinsip GAAP maka yang menjadi perhatian utama dalam pengukuran

materialitasnya umumnya adalah nilai uang dari total kesalahan pada akun-akun yang terkait,

dibandingkan pada suatu patokan tertentu.

Terukur Nilai uang dari sejumlah kesalahan penyajian tidak dapat diukur secara akurat.

Pertanyaan materialitas yang harus dievaluasi oleh auditor dalam situasi-situasi seperti ini

adalah pengaruh dari kegagalannya dalam mengungkapkan hal-hal tersebut pada para

pengguna laporan.

Karakteristik Item itu Sendiri Keputusan seorang pengguna laporan mungkin pula

dipengaruhi oleh jenis kesalahan penyajian dalam laporan keuangan. Berikut ini adalah hal-

hal yang dapat mempengaruhi keputusan para pengguna laporan serta mempengaruhi pula

pendapat auditor dalam suatu pendekatan yang berbeda dengan mayoritas kesalahan

penyajian.

1. Transaksi-transaksi tersebut bersifat ilegal atau curang.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Page 11: Laporan Audit Bentuk Baku

2. Suatu item secara material dapat mepengaruhi penyajian dalam beberapa periode

mendatang walaupun kesalahan penyajian tersebut tidak bersifat material bagi

penyajian laporan pada periode berjalan.

3. Suatu item mempunyai suatu pengaruh “fisik”

4. Suatu item mungkin bersifat penting dalam kaitannya dengan probabilitas

konsekuensi yang timbul dari kewajiban pada perjanjian yang telah disepakati

bersama.

Keputusan Materialitas-Kondisi pembatasan Lingkup Audit Ketika terdapat suatu

pembatasan lingkup audit, laporan audit dapat berupa wajar tanpa syarat, wajar dengan

pengecualian atas ruang lingkup dan pendapat audit, atau penolakan pemberian pendapat,

tergantung dari materialitas pembatasan lingkup audit tersebut.

Umumnya melakukan evaluasi materialitas atas kesalahan saji yang potensial yang

diakibatkan oleh pembatasan lingkup audit lebih sulit dilakukan daripada melakukan evaluasi

materialitas yang disebabkan oleh ketidakpatuhan pada prinsip-prinsip GAAP.

Lingkup Audit Auditor telah Dibatasi

Dua kategori utama dari pembatasan lingkup audit adalah: pembatasan lingkup audit

yang disebabkan oleh klien serta pembatasan lingkup audit yang disebabkan oleh kondisi-

kondisi di luar kendali klien maupun auditor. Kedua jenis pembatasan lingkup audit tersebut

memiliki pengaruh yang sama pada laporan auditor, tetapi interprestasi materialitasnya

kemungkinan besar berbeda. Ketika pembatasan lingkup audit terjadi akibat kondisi-kondisi

yang berada di luar kendali klien maupun auditor, maka laporan audit wajar dengan

pengecualian pada lingkup dan pendapat audit lebih tepat untuk diterbitkan.

Penyajian Laporan Keuangan tidak Sesuai dengan GAAP

Ketika auditor mengetahui bahwa laporan keuangan dapat menyesatkan pengguna

laporan karena laporan keuangan tersebut penyusunannya tidak sesuai dengan GAAP/PSAK,

maka ia harus menerbitkan suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau suatu pendapat

tidak wajar, tergantung dari tingkat materialitas dari item yang dipertanyakan tersebut. Ketika

seorang klien gagal menampilkan informasi yang wajib disampaikan agar ia dapat

menyajikan laporan keuangan secara wajar, baik menampilkan informasi tersebut dalam

laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan yang terkait, maka merupakan

tanggung jawab auditor untuk menyajikan informasi tersebut dalam laporan auditnya serta

menerbitkan pula suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau suatu pendapat tidak wajar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Page 12: Laporan Audit Bentuk Baku

Laporan Aturan 203 Menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan

GAAP/PSAK dapat menjadi suatu tugas yang sulit. Dari Kode Etik Profesional, mengijinkan

adanya penyimpangan dari buletin penelitian akuntansi, pendapat Dewan Prinsip-Prinsip

Akuntansi, serta dari pernyataan FASB ketika sang auditor menyakini bahwa ketaatan pada

ketiga hal diatas dapat menyebabkan kesesatan pada laporan keuangan.

Aturan 203-Prinsip-Prinsip Akuntansi Seorang anggota tidak diperbolehkan untuk (1)

mengeluarkan suatu pendapat atau pernyataan afirmatif bahwa laporan keuangan atau data

keuangan lainnya pada suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum atau (2) menyatakan bahwa ia tidak menyadari bahwa diperlukan suatu modifikasi

yang material pada laporan keuangan atau data keuangan lainnya agar laporan keuangan dan

data keuangan lainnya tersebut disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

Ketiadaan Laporan Arus Kas Ketidakbersediaan klien untuk memasukkan laporan arus kas

dapat dilihat dengan lebih spesifik dalam SAS 58 (AU 508). Ketika laporan arus kas ini

ditiadakan, harus dibuat paragraf ketiga yang menyatakan tentang penghapusan laporan

tersebut serta penerbitan suatu pendapat wajar dengan pengecualian ”kecuali untuk”.

Auditor Tidak Independen

Jika auditor tidak dapat memenuhi persyaratan independensi sebagaimana yang

dinyatakan dalam Kode Etik Profesional, maka penolakan pemberian pendapat harus

dilakukan walaupun seluruh prosedur audit yang dilaksanakan dianggap telah sesuai dengan

kondisi yang ada. Ketidak independensi akan menyingkirkan semua pembatasan lingkup

audit jenis lainnya, selanjutnya, tidak ada alasan untuk tidak memberikan pernyataan

menolak memberikan pendapat. Di dalam laporan audit yang memberikan pernyataan

menolak memberikan pendapat, tidak boleh menuliskan satupun kalimat tentang pelaksanaan

atas prosedur audit apapun.

PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN AUDITOR UNTUK PENERBITAN

LAPORAN AUDIT

Para auditor menggunakan suatu proses yang tersusun baik dalam memutuskan

laporan audit apa yang tepat untuk diterbitkan pada serangkaian kondisi tertentu.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Page 13: Laporan Audit Bentuk Baku

Menentukan Apakah Terdapat Kondisi yang Memerlukan Penyimpangan dari Laporan

Audit Bentuk Baku Para auditor mengidentifikasikan kondisi-kondisi ini saat mereka sedang

melaksanakan proses audit serta memasukan berbagai informasi yang ada ke dalam kertas

kerja mereka sebagai bahan diskusi untuk menentukan laporan audit apa yang tepat untuk

diterbitkan.

Memutuskan Tingkat Materialitas Tiap-tiap Kondisi Dalam kondisi terdapat penyimpangan

dari GAAP atau pembatasan lingkup audit, auditor harus memutuskan apakah hal tersebut

tidak material, material, atau sangat material.

Memutuskan Jenis Laporan Audit yang Tepat bagi Kondisi Tertentu, pada Tingkat

Materialitas Tertentu Setelah memutuskan kedua hal yang pertama, maka merupakan hal

yang mudah untuk memutuskan jenis pendapat yang akan diberikan dengan bantuan suatu

alat pembantu pembuat keputusan.

Menuliskan Laporan Audit Mayoritas kantor akuntan publik memiliki suatu file computer

yang telah berisi kalimat yang tepat untuk masing-masing kondisi yang berbeda-beda yang

dapat membantu auditor menuliskan laporan auditnya. Selain itu, satu atau lebih rekanan

dalam mayoritas kantor akuntan publik memiliki keahlian khusus dalam menuliskan laporan

audit.

Terdapat Lebih dari Satu Kondisi yang Membutuhkan Penyimpangan atau Modifikasi

Para auditor sering kali menemui situasi-situasi yang melibatkan lebih dari satu kondisi yang

membutuhkan suatu penyimpangan dari laporan audit wajar tanpa syarat atau modifikasi dari

laporan audit bentuk baku. Situasi-situasi berikut ini merupakan contoh-contoh ketika

diperlukan lebih dari datu modifikasi kalimat untuk dicantumkan dalam laporan:

Auditor tidak independen serta ia mengetahui bahwa perusahaan tidak menyajikan

laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Terdapat suatu pembatasan lingkup audit serta terdapat pula keragu-raguan akan

kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup.

Terdapat suatu keragu-raguan akan kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup dan

informasi mengenai penyebab ketidakpastian ini tidak diungkapkan secara memadai

pada catatan atas laporan keuangannya.

Terdapat suatu penyimpangan terhadap GAAP dalam penyusunan laporan keuangan

perusahaan, serta telah diterakannya suatu prinsip akuntansi dimana penerapannya

tidak konsisten dengan penerapan prinsip akuntansi pada tahun sebelumnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

Page 14: Laporan Audit Bentuk Baku

Jumlah Paragraf dalam Laporan

Banyak pembaca laporan menginterprestasikan bahwa jumlah paragraf dalam laporan

audit merupakan suatu ”tanda” yang penting tentang apakah penyajian laporan keuangan

tersebut benar. Suatu laporan audit yang terdiri dari tiga paragraf umumnya mengindikasikan

bahwa tidak terdapat suatu pengecualian apa pun dalam audit. Lebih dari tiga paragraf

mengindikasikan tentang jenis laporan audit wajar dengan pengecualian atau menyertakan

suatu penjelasan. Ketika suatu laporan audit wajar tanpa syarat dengan paragraf penjelasan

diterbitkan, maka paragraf penjelasan umumnya diletakan setelah paragraf pendapat. Paragraf

penjelasan tidak ditambahkan dalam suatu laporan audit wajar tanpa syarat yang melibatkan

auditor independen lain, tetapi kalimat dalam ketiga paragraf mengalami modifikasi.

DAMPAK E-COMMERCE PADA LAPORAN AUDIT

Kebanyakan perusahaan publik memberikan akses informasi keuangan melalui situs

Web awal mereka. Pengunjung ke situs Web perusahaan bisa melihat laporan keuangan

perusahaan yang paling baru diaudit, termasuk laporan auditor. Sebagai tambahan, adalah

umum untuk perusahaan juga menyertakan informasi seperti laporan keuangan tiga bulan

yang tidak diaudit, informasi keuangan lainnya yang terpilih, dan berita untuk wartawan

seringkali diberi judul ”Tentang Perusahaan” atau ”Hubungan Investor” pada situs Web-nya.

Bahkan sebelum penggunaan luas atas internet, perusahaan sering menerbitkan

dokumen yang berisi informasi sebagai tambahan untuk laporan keuangan yang diaudit dan

laporan auditor independen. Standar audit menekankan bahwa situs elektronik adalah sebuah

cara mendistribusikan informasi dan tidak dianggap ”dokumen” seperti istilah yang

digunakan dalam GAAS.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1