laporan alat tangkap bagan tancap

42
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan pelagis kecil, pertama kali diperkenal oleh nelayan Bugis-Makassar sekitar tahun 1950-an. Selanjutnya dalam waktu relatif singkat sudah dikenal di seluruh indonesia. Bagan dalam perkembangannya telah banyak mengalami perubahan baik bentuk maupun ukuran yang dimodifikasi sedekian rupa sehingga sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya. Berdasarkan cara pengoperasiannya bagan dikelompokkan ke dalam jaring angkat (lift net), namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga light fishing.Bagan tancap merupakan rangkaian atau susunan nibung berbentuk segi empat yang ditancapkan sehingga berdiri kokoh diatas perairan, dimana pada tengah bangunan tersebut dipasang jaring. Dengan kata lain alat tangkap ini sifatnya Inmobile. Hal ini karena alat tersebut ditancapkan ke dasar perairan, yang berarti kedalaman laut tempat beroperasinya alat ini menjadi sangat terbatas yaitu pada perairan dangkal yang subtrat baik untuk pemasangan adalah lumpur campur pasir. 1

Upload: syamsul-bahari

Post on 21-Mar-2017

90 views

Category:

Data & Analytics


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan alat tangkap bagan tancap

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang digunakan nelayan untuk

menangkap ikan pelagis kecil, pertama kali diperkenal oleh nelayan Bugis-Makassar

sekitar tahun 1950-an.  Selanjutnya dalam waktu relatif singkat sudah dikenal di

seluruh indonesia.  Bagan dalam perkembangannya  telah banyak mengalami

perubahan baik bentuk maupun ukuran yang dimodifikasi sedekian rupa sehingga

sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya.  Berdasarkan cara pengoperasiannya

bagan dikelompokkan ke dalam  jaring angkat (lift net), namun karena menggunakan

cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga light fishing.Bagan

tancap merupakan rangkaian atau susunan nibung berbentuk segi empat yang

ditancapkan sehingga berdiri kokoh diatas perairan, dimana pada tengah bangunan

tersebut dipasang jaring. Dengan kata lain alat tangkap ini sifatnya Inmobile. Hal ini

karena alat tersebut ditancapkan ke dasar perairan, yang berarti kedalaman laut

tempat beroperasinya alat ini menjadi sangat terbatas yaitu pada perairan dangkal

yang subtrat baik untuk pemasangan adalah lumpur campur pasir. 

Unsur utama dari Bagan adalah penggunaan lampu. Lampu digunakan untuk

menarik kumpulan ikan-ikan yang mempunyai sifat fototaksis positif. Pada dasarnya

susunan dari Bagan terdiri atas 2 bagian yaitu Rumah Bagan dan Daun Bagan. Daun

Bagan ini terbuat dari waring plastik yang berbentuk seperti kantong besar yang

keempat sisinya diikatkan pada nibung Daun Bagan ini dapat dinaik-turunkan dengan

menggunakan penggulung/roller (sistemnya seperti katrol) yang diletakkan dibagian

atas Bagan atau disebut dengan plataran (flat form). Karena alat ini sifatnya pasif dan

menunggu ikan-ikan kecil supaya mendekat dan berkumpul/bergerombol dibawah

sinar cahaya lampu, maka penangkapan Daun Bagan tersebut menunggu sampai ikan

yang berkumpul banyak. Setelah itu, barulah alat diangkat keatas secara vertikal

sampai bingkai Daun Bagan hampir menempel pada langit-langit Rumah Bagan.

1

Page 2: laporan alat tangkap bagan tancap

Dengan cara-cara tersebut dapat diketahui bahwa alat Bagan adalah termasuk

kedalam jenis Lift net.

Bedasarkan latar belakang tersebut, maka dari itu penulis mengambil judul

“Pengoperasian Alat Tangkap Bagan Tancap di Laut Penata Besar, Desa Sungai

Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang”

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL - 2) ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap Bagan Tancap

2. Mengetahui cara penanganan hasil tangkapan pada alat tangkap Bagan

Tancap

1.3. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini

ialah sebagai bahan acuan atau refrensi bagi mahasiswa khususnya mahasiswa

jurusan ilmu kelauatan dan perikanan, sehingga dapat memberikan manfaat tentang

pengoperasian alat tangkap Bagan Tancap

1.4 Batasan Masalah

Sehubungan dengan judul yang di ambil penulis pada laporan, yang

berhubungan dengan batasan masalah pengoperasian alat tangkap Bagan Tancap

yaitu :

1. Pengertian alat tangkap Bagan Tancap

2. Cara pengoperasian alat tangkap Bagan Tancap

2

Page 3: laporan alat tangkap bagan tancap

1.5 Waktu dan Tempat

1.5.1 Waktu

Adapun waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL-2) lebih kurang

dua minggu terhitung dari tanggal 05 Januari 2017 sampai dengan tanggal 19

Januari 2017.

1.5.2 Tempat

Adapun lokasi/tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL-2) bertempat di

Desa Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan

Barat.

3

Page 4: laporan alat tangkap bagan tancap

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1   Pengertian Umum Bagan

Menurut Mulyono (1986), bagan merupakan salah satu jaring angkat yang

dioperasikan diperairan pantai pada malam hari dengan menggunakan cahaya lampu

sebagai faktor penarik ikan. Bagan atau ada juga yang menyebutnya dengan branjang,

yaitu suatu alat tangkap yang wujudnya seperti kerangka sebuah bangun piramida

tanpa sudut puncak.

Diatas bangunan bagan ini pada bagian tengah terdapat bangunan rumah kecil

yang berfungsi sebagai tempat istirahat, pelindung lampu dari hujan, dan tempat

untuk melihat dan mengawasi ikan. Di atas bangunan ini terdapat roller yang terbuat

dari bambu yang berfungsi untuk menarik jaring.

Gambar 2.1 Alat Tangkap Bagan Tancap

Selama ini untuk membuat daya tarik ikan sehingga berkumpul di bawah

bagan, umumnya nelayan masih menggunakan lampu petromaks yang jumlahnya

bervariasi 2-5 buah. Penangkapan dengan bagan hanya dilakukan pada malam

4

Page 5: laporan alat tangkap bagan tancap

hari (Light Fishing) terutama pada hari gelap bulan dengan menggunakan lampu

sebagai alat bantu penangkapan (Sudirman dan Achmar Mallawa, 2000).

Tertariknya ikan pada cahaya karena terjadinya peristiwaphototaxis. Antara lain

hal disebutkan bahwa cahaya merangsang ikan dan menarik (attrack) ikan berkumpul

pada sumber cahaya itu atau juga disebutkan karena rangsangan

cahaya (stimulus), kemudian ikan memberikan responnya. Penangkapan dengan

bagan menggunakan bantuan lampu dinamakan light fishing. Peristiwa phototaxis

dimanfaatkan untuk menangkap ikan itu sendiri. Dapat juga dikatakan dalam light

fishing, penangkapan ikan tidak seluruhnya memaksakan keinginannya secara paksa

untuk menangkap ikan tetapi menyalurkan ikan sesuai dengan nalurinya untuk

ditangkap.

Fungsi cahaya pada penangkapan ikan ini ialah untuk mengumpulkan ikan

sampai pada sesuatu catchable area tertentu, lalu penangkapan dilakukan dengan

jaring. Dengan alat jaring ini dapat dikatakan bahwa jaring bersifat pasif, cahaya

berfungsi untuk menarik ikan ke tempat jaring. Peristiwa berkumpulnya ikan di

bawah cahaya ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu peristiwa langsung dan peristiwa

tidak langsung. Peristiwa langsung yaitu ikan tertarik oleh cahaya lalu berkumpul.

Sedangkan peristiwa tidak langsung yaitu dengan adanya cahaya maka sebagai

tempat plankton berkumpul lalu banyak ikan yang berkumpul untuk memakan

plankton tersebut (Ayodhyoa, 1981).

5

Page 6: laporan alat tangkap bagan tancap

Gambar 2.2 Lampu Penerangan

Daerah penangkapan bagan atau daerah operasi untuk pemasangan bagan

adalah diperairan pantai yang berairkan jernih, mempunyai kedalaman 7 – 10 meter.

Jarak jauhnya dari pantai adalah 2 mil. Antara bagan yang satu dengan bagan yang

lain adalah sekitar 200 – 300 meter. Dasar perairan dipilih daerah yang berlumpur

campur pasir (untuk memudahkan dalam pemancangan tiang bagan (Mulyono, 1986).

Komponen bahan tancap yang biasanya tidak pernah luput dari pembuatan

bagan itu sendiri adalah rumah bagan, daun bagan, penggiling, tali-tali, lampu dan

serok. Rumah bagan merupakan rumah yang dibuat diatas bagan untuk tempat

istirahat nelayan. Dalam rumah bagan biasanya digunakan juga sebagai tempat

penyimpanan bahan bakar minyak untuk lampu petromaks (Naryo, 1985).

Menurut Subani dan Barus (1989), daun bagan terbuat dari waring plastik,

berbentuk seperti kantong besar yang keempat sisinya diikatkan pada bambu.

Penggilingan merupakan bambu yang digunakan untuk menarik dan menggulingkan

tali jaring. Tali-tali merupakan bagian penting pada bagan untuk mrnunjang operasi

penangkapan. Lampu disini digunakan sebagai perangsang atau penarik ikan saat

6

Page 7: laporan alat tangkap bagan tancap

pengoperasian. Sedangkan serok digunakan untuk mengambil hasil tangkapan saat

jaring dinaikkan.

Menurut Mulyono (1986), hasil tangkapan yang umumnya tertangkap dengan

alat tangkap bagan ini adalah jenis-jenis ikan pelagis yang umumya bergerak cepat

dan berada di permukaan. Misalnya, ikan teri, tembang, ikan terbang, jambrung, cumi

dan udang.

Gambar 2.3 Hasil Tangkapan

2.2.   Klasifikasi Bagan

Menurut Sudirman dan Achmar Mallawa (2000), klasifikasi bagan ada 3, yaitu :

1.    Bagan Tancap

Bagan tancap merupakan rangkaian atau susunan bambu berbentuk persegi

empat yang di tancapkan sehingga berdiri kokoh di atas perairan, dimana pada tengah

bangunan tersebut dipasang jaring. Dengan kata lain, alat tangkap ini bersifat

inmobile. Hal ini karena alat tangkap tersebut ditancapkan pada dasar perairan, yang

berarti kedalaman laut tempat beropesinya alat ini menjadi sangat terbatas yaitu pada

perairan dangkal.

7

Page 8: laporan alat tangkap bagan tancap

Gambar 2.4 Bagan Tancap

2.    Bagan Rakit

Jenis bagan lain yang sangat sederhana dan biasa digunakan oleh nelayan

khususnya di sungai atau muara-muara sungai yaitu sebagai rakit. Bagan ini terbuat

dari bambu, dimana operasinya berpindah-pindah. Proses operasi penangkapannya

sama dengan bagan tancap.

Gambar 2.5 Bagan Rakit

8

Page 9: laporan alat tangkap bagan tancap

3.    Bagan Perahu (Bagan Rambo)

Bagan ini disebut pula sebagai bagan perahu listrik. Ukurannya bervariasi tetapi

di Sulawesi Selatan umumnya menggunakan jaring dengan panjang total 45 m dan

lebar 45 m, berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran mata jaring 0,5 cm

dan bahannya terbuat dari waring. Dalam pengoperasiannya bagan ini dilengkapi

dengan perahu motor yang berfungsi untuk menggandeng bagan rambo menuju

daerah penangkapan. Selain itu, bagan tersebut berfungsi sebagai pengangkut hasil

tangkapan dari fishing ground kefishing base.

Gambar 2.6 Bagan Perahu

2.3      Teknik Pengoperasian Bagan Tancap

            Pengoperasian bagan tancap biasanya dilakukan pada malam hari,

dimana cara pengoperasiannya memanfaatkan sifat ikan yaitu fototaksis positif (peka

terhadap rangsang cahaya). Dengan menggunakan cahaya sinar petromak yang

sengaja di pasang pada bagan tancap, dapat merangsang ikan untuk mendekati arah

cahaya tersebut. Sehingga nelayan dapat memperoleh ikan dengan memanfaatkan

sifat ikan tersebut.

9

Page 10: laporan alat tangkap bagan tancap

Adapun teknik pengoperasiannya sebagai berikut :

Terlebih dahulu nelayan mempersiapkan perlengkapan yang akan di

pergunakan dalam operasi penangkapan. Perlengkapan tersebut dapat berupa ;

perbekalan pribadi nelayan, beberapa lampu pompa lengkap dengan cadangannya

(kaos lampu, minyak tanah , serta korek api), kapal dan perlengkapan yang di

butuhkan lainnya.

Sebaiknya sebelum matahari terbenam, dengan mempergunakan perahu nelayan

telah meninggalkan daratan untuk menuju ke bagan. Setelah tiba di bagan, nelayan

menambatkan perahunya pada salah satu tiang bagan. kemudian nelayan dapat

membawa seluruh perlengkapan yang diperlukan ke atas bagan.

Setelah sampai diatas bagan, jaring bagan kemudian diturunkan kedalam air.

Lalu menyalakan beberapa (3 – 4 buah) lampu pompa, dan menurunkan tali lampu

pompa tersebut hingga mendekati permukaan air.

Melakukan persiapan perendaman jaring (setting) kurang lebih selama 2 menit.

Merendam jaring beberapa waktu sampai ikan – ikan berkumpul. Diperkirakan

lamanya merendam jaring (immersing) kurang lebih selama 2 jam.

Jaring bagan dapat segera diangkat (hauling), pada saat terdapat banyak ikan

yang berada didalam jaring. Atau pada saat ikan telah mendekat dan berkumpul di

bawah sinar cahaya lampu. Dengan cara memutar batang penggiling atau katrol,

kemudian jaring bagan secara perlahan – lahan naik ke atas sampai kerangka jaring

bagannya terangkat seluruhnya.

Melalukan persiapan penebaran jaring (setting), lama penebaran

jaring (immersing) dan penarikan jaring (hauling) pada masing-masing bagan.

Pada bagan 1 saat penebaran jaring atau setting memerlukan waktu 2

menit. Lama penebaran jaring atau immersing 1 ½ jam dan penarikan jaring

atau hauling memerlukan waktu 3 menit.

10

Page 11: laporan alat tangkap bagan tancap

Pada bagan 2 diperlukan waktu saat setting adalah 43 detik. Lama penebaran

jaring atau immersing berkisar antara 1 hingga 1 ½ jam.Dan waktu penarikan jaring

atau hauling memerlukan waktu 5 menit.

Bagan 3 memerlukan waktu untuk menebar jaring atau setting 1 menit 28 detik.

Lama waktu penebaran jaring atau immersing 2 jam dan waktu penarikan jaring

atau hauling sekitar 3 menit.

Bagan 4 memerlukan waktu untuk menebar jaring atau setting 2 menit. Lama

waktu penebaran jaring atau immersing 2 jam dan waktu penarikan jaring

atau hauling sekitar 4 menit.

Jaring bagan dapat segera diangkat, pada saat terdapat banyak ikan yang berada

didalam jaring. Atau pada saat ikan telah mendekat dan berkumpul di bawah sinar

cahaya lampu. Dengan cara memutar batang penggiling atau katrol, kemudian jaring

bagan secara perlahan – lahan naik ke atas sampai kerangka jaring bagannya

terangkat seluruhnya.

Gambar 2.7 Roller

Dilihat dari penjelasan tersebut, waktu yang dibutuhkan untuk penarikan jaring

atau hauling dengan waktu yang dibutuhkan untuk setting atau penebaran jaring lebih

lama. Hal ini dikarenakan saat penarikan jaring, terasa lebih berat karena ada muatan

11

Page 12: laporan alat tangkap bagan tancap

dan air dalam jaring tersebut sehingga lebih berat dan lebih lama untuk

mengangkatnya.

2.4 Penangganan Hasil Tangkapan Bagan Tancap

Pada alat tangkap bagan tancap yang menjadi objek penelitian dan

pengamatan, ikan hasil tangkapan hanya dimasukkan kedalam wadah ember tanpa

diberi perlakuan khusus atau dibiarkan begitu saja. Namun, saat nelayan ini

diwawancarai mereka hanya mengatakan bahwa alasan ikan tidak diberi es sebab

mereka telah mengetahui bahwa  pada musim barat, jumlah ikan sedikit sehingga

tidak perlu membawa es. Selain itu, jarak antara lokasi penangkapan ikan dengan

darat tidak terlalu jauh sehingga penanganan bisa dilakukan di darat.

Berdasarkan hasil observasi maka dalam proses penanganan ikan di darat 

nelayan melakukan penanganan ikan lanjutan karena ikan hasil tangkapan yang ada

telah dilakukan pegesan terlebih dahulu  di atas kapal, nelayan atau penjual yang ada

di TPI hanya menambahkan es untuk mepertahankan mutu ikan. Nelayan di sana

juga menggunakan metode pengesan berlapis. Tetapi es yang mereka gunakan kurang

baik karena mereka hanya menggunakan es batu kemudian dihancurkan. Kelebihan

pengawetan ikan dengan pendinginkan adalan sifat-sifat asli ikan tidak mengalami

perubahan tekstur, rasa dan bau.Agar penggunaan es batu dalam proses pendinginan

dapat memberikan hasil yang baik, selain jumlah es batu, perlu juga diperhatikan

ukuran kristal es batu yang digunakan. Semakin halus es batu, luas permukaan tubuh

ikan yang akan bersinggungan dengan es batu semakin besar sehingga waktu yang

diperlukan untuk mencapai suhu 00C lebih singkat.

12

Page 13: laporan alat tangkap bagan tancap

Gambar 2.8 Pendinginan Ikan

Dalam proses pendinginan ikan dengan es batu, terjadi perpindahan panas dari

tubuh ikan ke kristal es batu. Ikan dengan suhu tubuh relatif lebih tinggi akan

melepaskan sejumlah energi panas yang kemudian diserap oleh kristales batu.

Dengan demikian, suhu tubuh ikan menurun dan sebaliknya kristal es batu akan

meleleh karena terjadi peningkatan suhu. Proses pemindahan panas ini akan terhenti

apabila suhu tubuh ikan telah mencapai 00C, yaitu sama dengan suhu es batu.

Efisiensi pengawetan dengan pendinginan sangat tergantung pada tingkat

kesegaran ikan sebelum didinginkan. Hal ini sesuai pendapat Adawyah (2007) bahwa

pendinginan yang dilakukan sebelum rigor mortis berlalu merupakan cara yang

paling efektif jika disertai dengan teknik yang benar. Adapun cara penanganan ikan

yang baik adalah dengan menerapkan 4 (empat) prinsip, yaitu :

1.   Cepat

Ditangani dengan cepat sesaat setelah ditangkap dan tidak terburu- buru.

Berdasarkan hasil observasi  di lapangan para nelayan memberikan perlakuan yang

tidak baik terhadap ikan seperti dengan melempar ikan hal ini sesuai dengan Anonim

13

Page 14: laporan alat tangkap bagan tancap

(2012) bahwa jika ikan terluka atau memar akibat benturan atau lemparan maka itu

akan mempercepat ikan membusuk.

2.   Cermat

Dengan hati-hati agar  ikan tidak luka atau memar. Berdasarkan hasil

pengamatan di lapangan nelayan juga terburu-buru dalam melakukan penanganan di

atas bagan. .Menurut Anonim (2008) bahwa adanya luka pada ikan yang

menyebabkan ikan memar atau patah, luka maka itu dapat mempercepat proses

pembusukan terjadi.

3.   Bersih dan Sehat

Lingkungan dan orang yang menangani harus bersih dan sehat. Yang terlihat

dilapangan faktor kebersihan tidak diperhatikan karena pada saat ikan di naikkan

diatas kapal tidak menggunakan wadah  yang bersih untuk menyimpan ikan seperti

keranjang atau cool box yang bersih. Hal ini tidak tidak sesuai seperti yang dikatakan

oleh Adawyah (2007) bahwa untuk menghasilkan produk yang bagus maka harus

membiasakan untuk mencuci peralatan sebelum dan sesudah digunakan begitu juga

dengan lantainya setiap kali proses terhenti, baik karena istirahat atau proses selesai.

Pada saat di TPI mereka juga terkadang hanya meletakkan ikan hasil tangkapan di

lantai TPI tanpa memperhatikan kebersihan.    

4.    Menerapkan suhu rendah/ dingin dengan kisaran 00C.

Berdasarkan yang ada dilapangan sesaat setelah ikan ditangkap nelayan

menggunakan es , metode pengesan yang mereka lakukan yakni metode pengesan

berlapis. Prinsip pendinginan adalah pengambilan/ pemindahan panas dari tubuh ikan

ke bahan lain.Dalam proses pemindahan ikan dari palka kedalam box, es yang

menempel pada ikan dibersihkan terlebih dahulu dan ikan-ikannya di sortasi

berdasarkan jenisnya karena dari hasil observasi di lapangan, hasil tangkapannya

adalah berupa ikan Selar dan ikan layang ekor kuning.Jenis box yang digunakan pada

pengamatan di lapangan adalah box yang terbuat dari gabus atau styrofoam. Namun

box tersebut sudah tidak terlalu bersih karena sudah ada beberapa bagian yang

14

Page 15: laporan alat tangkap bagan tancap

berjamur. Keadaan yang demikian sebenarnya dikhawatirkan dapat menjadi sumber

penyebab menurunnya mutu ikan. Padahal menurut Anonim (2008), salah satu

prinsip penanganan yang baik adalah bersih dan sehat baik lingkungan, wadah

ataupun orang yang menangani.

15

Page 16: laporan alat tangkap bagan tancap

BAB 3

METODE PENGAMATAN

3.1. Alat dan Bahan

Dalam melaksanakan penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL-2),

Penulis menggunakan sarana untuk melengkapi data sebagai berikut :

1. Alat tangkap Bagan Tancap

2. Alat tulis ( Pulpen,Kertas dan Penggaris )

3. Kamera (Hanpone)

3.2. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pengambilan data untuk keperluan penyusunan laporan, penulis

menggunakan metode pengambilan data sebagai berikut :

3.2.1. Pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer adalah pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap alat tangkap Bagan Tancap yang diamati.

Dalam pengumpulan data primer penulis menggunakan cara sebagai berikut :

a. Pengamatan (Observasi ) langsung

Yaitu pengumpula data dengan mengadakan pengamatan langsung di

atas Bagan Tancap terhadap objek yang akan diamati dan mengadakan

pencatatan secara sistimatik terhadap objek pengamatan. Pengamatan

langsung dilakukan untuk mendapatkan data mengenai pengoperasian alat

tangkap trawl pada penurunan alat tangkap (setting) dan menaikan alat

tangkap (hauling).

b. Wawancara ( interview )

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya

jawab secara lisan atau mewawancarai secara perorangan dengan pihak –

pihak yang terlibat langsung, dalam hal ini nelayan bagan tersebut, untuk

memperoleh data mengenai bagian – bagian alat tangkap, pengoperasian

alat tangkap BaganTancap, dan lainnya.

16

Page 17: laporan alat tangkap bagan tancap

3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder

Yaitu metode pengumpulan data dengan mencari dari literatur atau buku –

buku yang sesuai dengan permasalahan yang diamati.

3.3 Metode Deskriptif

Yaitu mengolah data – data yang diperoleh ketika melakukan pengamatan

dilapangan. Pada penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan, penulis mengambil

data yang berhubungan dengan alat tangkap Bagan Tancap. Kemudian penulis

tuangkan sesuai dengan tujuan pengamatan dan batasan masalah, yang pada

akhirnya diperoleh suatu kesimpulan dan saran – saran yang sifatnya membangun.

17

Page 18: laporan alat tangkap bagan tancap

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan selama kurang lebih dua minggu

maka penulis mendapat hasil yang di inginkan, adapun hasil yang di dapat penulis

selama di lapangan yaitu :

4.1.1 Lokasi Praktek

Adapun lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL-2) yaitu betempat di Desa

Sungai Raya, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan,Kabupaten Kubu Raya

Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 4.1 Batas Wilayah

Profil Desa

Provinsi Kalimantan Barat

Kabupaten/Kota Bengkayang

Kecamatan Sungai Raya Kepulauan

Desa/Kelurahan Sungai Raya

Alamat Kantor Desa Jl. Sungai Raya, Komp. Taman

Sungai Raya Kode Pos 78391

Nama Kepala Desa Darmadi. SH

Keterangan Umum Desa

Luas Desa 122,07 Ha/M2

Batas Wilayah

Utara Desa Karimunting

Selatan Desa Sungai keran

Barat Laut Cina Selatan

Timur Kelurahan Sagatani

Kondisi Geografis

18

Page 19: laporan alat tangkap bagan tancap

Ketinggian Tanah 10 Mdpl

Curah Hujan Sedang

Topografi Wilayah Dataran

Jarak dari Desa ke Jarak Waktu Tempuh

Kantor Kecamatan 15 Km 45 menit

Kantor Kabupaten/Kota 16 Km 1 jam

Ibukota Provinsi Km

Ibukota Negara Jakarta Indonesia

4.1.2 Lokasi Fishing Ground

Alat tangkap Bagan Tancap tidak memiliki fishing ground

berpindah-pindah seperti alat tangkap lainnya tetapi tetap pada posisi

pertama bagan tancap di buat atau di didirikan, adapun posisi Bagan

Tancap yaitu di daerah Pulau Penata Besar,sekitar 500-800 m dari bibir

pantai Pulau Penata Besar, sedangkap di Pulau Penata Besar sebagai

tempat peristirahatan pada siang hari karena jarak yang tidak memungkin

nelayan untuk selalu pulang ke rumah untuk mengantarkan hasil

tangkapan,oleh karena itu nelayan Bagan Tancap berdiam diri di pulau

untuk beristirahat sedangkap malam hari berada di bagan untuk menangkap

ikan.

19

Page 20: laporan alat tangkap bagan tancap

Gambar 4.1 Lokasi Fishing Ground

4.1.3 Hasil Tangkapan Bagan Tancap

Sasaran utama alat tangkap bagan yaitu ikan teri dan cumi-

cumi di karenakan harga jual yang melambung tinggi,tetapi kadang kala

ikan yang lain pun ikut tertangkap. Hasil tangkapan bagan tancap

tergantung dari cahaya lampu,karena ikan memiliki sifat fototaksis di

karenakan ketertarikan ikan terhadap cahaya dan di pengaruhi oleh faktor

sinaran bulan. Pada saat haulling paktor angin dan arus tidak terlalu di

perhitungkan tergantung banyaknya ikan yang berkumpul di bawah sinaran

lampu.

Adapun hasil tangkapan Bagan Tancap yang sering tertangkapn

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2. Hasil Tangkapan Bagan Tancap

No

.

Jenis Tangkapan Nama latin

1 Cumi-Cumi (Loligo Vulgaris)

2 Teri Nasi (Stolephorus Indicus)

3 Selar (Selaroides Leptolepis)

20

Page 21: laporan alat tangkap bagan tancap

4 Tamban (Sardinella Fimbriata)

6 Udang Rebon (Mysis Diluviana)

7 Teri Putih (Stolephorus Devisi)

8 Kuwe (Caranx Sexfaciatus)

9 Kembung (Rastrelliger Kanagurta)

10 Alu-Alu (Sphyraena)

Tetapi pada saat turun ke lapangan hasil tangkapan yang di dapat tidak

sesuai yang di diinginkan hanya cumi-cumi yang tertangkap, di karenakan

faktor bulan yang terang sehingga ikan tidak berkumpul di satu tempat di

bawah sinaran lampu.

Gambar 4.2 Hasil Tangkapan Bagan

4.2 Pembahasan

Alat tangkap bagan biasa di operasikan pada malam hari karena ikan akan

tertarik pada cahaya lampu atau lebih dikenal dengan fototaksis. Pengoperasian alat

tangkap bagan tancapterdiri dari persiapan(Drifting), penurunan jaring (Setting), dan

pengangkatan jaring (Hauling). Prinsip Bagan Tancap yaitu tergolong dalam jaring

angkat atau Lift Net.

21

Page 22: laporan alat tangkap bagan tancap

Adapun cara pengoperasian alat tangkap adalah sebagai berikut :

4.2.1 Persiapan (Drifting)

Persiapan yang di maksud ialah persiapan dari darat tempat

peristirahatan ke tempat bagan tancap, yaitu keperluan yang di perlukan

untuk penunjang pengoperasian alat tangkap bagan. Adapun barang yang

di perlukan yaitu :

1. Bensin untuk menghidupkan ganset

2. Senter

3. Pakaian hangat

4. Makanan dan minuan

5. dan peralatan lain yang di perlukan

Setelah semuanya selesai barulah kita pergi ke bagan menggunakan

kapal/samapan yang di gunakan sebagai alat transportasi penyebrangan.

Pada waktu turun ke bagan yaitu ketika hari mulai gelap sekitar jam 17.30

wib – 18.00 wib, dan waktu yang di perlukan untuk pergi kebagan sekiar 5

menit dari tempar peristirahatan

Gambar 4.3 kapal (Transportasi Penyebrangan)

22

Page 23: laporan alat tangkap bagan tancap

4.2.2 Penurunan Jaring (Setting)

Setelah sampai ke bagan hal pertama yang kita lakukan adalah

mengecek keadaan bagan, apakah tiang bagan yang terbuat dari nibung berdiri

dengan kokoh sebagai tempat kita tinggal di atas bagan setelah selesai,

kegiatan selanjutnya adalah proses penurunan jaring ke dasar laut.

Lepas ikatan jaring di ujung sudut bagan agar badan jaring terbuka

sempurna, kemudian turunkan jaring menggunakan Roller secara berlahan-

lahan agar jaring tidak rusak dan pada saat Hauling tidak terjadi masalah.

Gambar 4.4 Roller

Setelah jaring turun dengan sempurna ikat tiang Roller dengan tali agar

jaring tidak bergerak dan perpindak apabila terkena gelombang dan arus.

Kegiatan selanjutnya yaitu menurunkan lampu ke atas permukaan air,

jaraknya sekitar 1 m – 1,5 m. Kemudian hidupkan mesin ganset untuk

menghidupkan lampu, setelah semuanya selesai kegiatan selanjutnya ialah

menunggu ikan berkupul di bawah sinaran lampu

23

Page 24: laporan alat tangkap bagan tancap

Gambar 4.5 Lampu

4.2.3 Pengangkatan Jaring (Hauling)

Pengangkatan jaring atau hauling bisa di lakukan berkali- kali sesuai

dengan keadaan ikan yang nampak di atas permukaan air. Setelah ikan

berkumpul di bawah sinaran lampu.matikan salah satu lampu kemudian

naikan keatas, kemudian turunkan lampu tungkup lampu yang di lin dunggi

sisinya agar bias cahaya semakin mengecil, agar ikan yang bergerombol

di bawak lampu semakin mendekat. Setelah lampu tungkup di turunkan

naikkan 1 lampu yang tersisi kemudian naikkan ke permukaan.

Gambar 4.6 Lampu Tungkup

24

Page 25: laporan alat tangkap bagan tancap

Langkah selanjutnya yaitu naikan jaring ke atas permukaan air

menggunakan hauller secara berlahan, setelah jaring naik ke permukaan dan

ikan sudah berkumpul di badan jaring, tarik ujung jaring agar gerak ikan

semakin mengecil setelah ikan bekumpul di satu sisi kemudian serok ikan

kemudian masukan ikan ke dalam keranjang. Setelah ikan di masukkan

kedalam keranjang kemudian langkah selanjutnya yaitu penurunan kembali

alat tangkap (Haulling)

Gambar 4.7 Serokan

4.2.4 Penanganan Hasil Tangkapan Pada Alat Tangkap Bagan Tancap

Penangganan hasil tangkapan bagan tancap di bagi dua,yaitu

penangganan di atas bagan saat di laut dan penangganan hasil

tangkpanpada saat di darat. Adapun penanganannya adalah sebagai

berikut :

A. Penangganan di Laut

pada saat penangganan hasil tangkapan di laut tidak lah terlalu

sulit,karena pada saat ikan di serok kemudian di masukkan ke dalam

keranjang atau lebih di kenal di lingkungan nelayan dengan sebutan baki

yang beukuran 20 cm x 10 cm. Apabilan hasil tangkapan banyak maka

25

Page 26: laporan alat tangkap bagan tancap

hasil tangkapan di pindahkan ke keranjang yg berukuran lebih besar.

Kemudian selanjutnya menunggu pagi hari hari untuk pulang ke darat

sekitar pukul 05.30 wib.

Gambar 4.8 Keranjang/ Baki

B. Penangganan Ikan di Darat

Setelah hasil tangkapan sampai di darat selanjutnya yaitu proses

penyortiran ikan,yaitu memilih hasil tangkapan seperti memisahkan ikan

teri, cumi-cumi, ikan tamban dan hasil tangkap lainnya kedalam baki.

26

Page 27: laporan alat tangkap bagan tancap

Gambar 4.9 Penyortiran Ikan

Kegiatan selanjutnya yaitu ikan di siram dan di besirkan,sambil

ikan di bersirkan dan di tiriskan kemudian panaskan air untuk merebus

ikan menggunakan air laut , kemudian rebus air di atas tungku yang

terbuat dari drum besi yang di belah dua, kemudian masukkan garam

secukupnya.

Gambar 4.10 Tungku

Setelah air mendidih masukkan ikan beserta baki/keranjang

kedalam rebusan air agar mempermudah pengerjaannya, rebus ikan ±

27

Page 28: laporan alat tangkap bagan tancap

10 - 20 menit sambil ikan di bolak balik menggunakan sudip/garpu yang

terbuat dari kayu.

Gambar 4.11 Sudip/Garpu

Setelah ikannya di rebus kemudian tiriskan agar mengguranggi

kadar air di tubuh ikan. Kemudian selanjutnya yaitu proses penjemuran

ikan di bawah sinar matahari langsung kurang lebih 3 hari sampai ikan

benar-benar kering dengan beralaskan tikar yang terbuat dari pandan.

Gambar 4.12 Penjemuran Ikan

28

Page 29: laporan alat tangkap bagan tancap

Setelah ikan benar-benar kering kemudian masukan ikan ke dalam

keranjang yang berukuran 50 cm x 50 cm untuk di packing atau di

kemas dan proses terakhir yaitu di kirim ke pasar-pasar.

Gambar 4.13 Packing/Pengemasan

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Bagan tancap adalah salah satu alat tangkap yang dimana proses

pengoperasiannya di lakukan pada malam hari untuk menangkap ikan. Bagan tancap

bisa di katagorikan sebagai alat tangkap ramah lingkungan karena proses

pengoperasiannya tidak berpindah-pindah tempat dan hanya menunggu ikan yang

berkumpul di bawah sinaran lampu kemudian di angkat ke atas menggunakan Roller

yang prinsip kerjanya hampir sama dengan katrol. Hasil tangkapan utama bagan

tancap tidak hanya ikan teri melainkan cumi-cumi, tamban, kembung dan ikan

lainnya yang termasuk dalam ikan pelagis.

Penanganan hasil tangkapan bagan tancap tidak lah rumit hanya memasukan

hasil tangkapan ke dalam keranjang, dan proses penangganan selanjutnya di lakukan

di darat yaitu dengan cara di buat ikan asin yang di mana proses pengerjaannya

29

Page 30: laporan alat tangkap bagan tancap

dengan cara di rebus menggunakan air laut kemudian di jemur sampai kadar air di

dalam ikan berkuarang dan ikan benar-benar kering.

5.2 Saran

Saran yang di berikan penulis untuk laporan alat tangkap Bagan Tancap ini

agar menjadi lebih baik yaitu :

1. Pada saat penggoperasian alat tangkap bagan tancap di lengkapi dengan alat

keselamat berupa pelampung atau life jacket

2. Pada saat proses hauling di lakukan dengan memperhitungkan faktor angin

dan gelombang

3. Saat proses penangganan di darat, air rebusan ikan sebagusnya di ganti agar

tidak menimbulkan bau busuk dan wadah/drum sebagai tempat untuk merebus

ikan selalu di bersihkan agar tidak berkarat dan menimbulkan jamur

DAFTAR PUSTAKA

http://www.alamikan.com/2012/11/mengetahui-tentang-bagan-tancap.html 

http://makaira-indica.blogspot.co.id/2011/11/iv-bagan-tancap.html

Ir. H . Sudirman M.Pi , Prof. Dr. Ir. Achmar Mallawa. DAE .Teknik  Penangkapan

Ikan. Rineka Cipta . 2004.

Ayodhyoa .A.U .Teknik Penangkapan Ikan. bagian Teknik penangkapan ikan

KALBAR : institute pertanian . 1976

30

Page 31: laporan alat tangkap bagan tancap

LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta PP Sungai Raya Kepulauan, Bengkayang

31

Page 32: laporan alat tangkap bagan tancap

Lampiran 2. Peta Wilayah Kabupaten Bengkayang

Lampiran 3. Nilai Indeks Musim Penangkapan Ikan Teri

No Bulan IMP (%)

1. Januari 92,60

32

Page 33: laporan alat tangkap bagan tancap

2. Februari 76,65

3. Maret 104,98

4. April 93,75

5. Mei 91,93

6. Juni 98,89

7. Juli 133,32

8. Agustus 119,05

9. September 127,80

10. Oktober 94,26

11. November 88,47

12. Desember 78,30

Sumber: Hasil Penelitian, (2013)

33