laporan akhir rupm.pdf

69
LAPORAN AKHIR RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL KOTA KENDARI Kerjasama BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL (BAPPEDA DAN PM) KOTA KENDARI dengan LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2013

Upload: bhotak

Post on 07-Nov-2015

71 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

  • i

    LAPORAN AKHIR

    RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL KOTA KENDARI

    Kerjasama

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL (BAPPEDA DAN PM)

    KOTA KENDARI

    dengan

    LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HALUOLEO

    KENDARI

    2013

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN AKHIR

    PEKERJAAN:

    RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL KOTA KENDARI

    DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

    DR. RAHAYU. SP, MSc., M.Env.Sc. NIP. 19730101 200604 2 012

    DIAJUKAN OLEH

    DR. H. GAMSIR BACHMID, SE., MS. NIP. 19640801 198803 1 001

    MENGETAHUI KEPALA BAPPEDA DAN PM KOTA KENDARI

    (SELAKU PENGGUNA ANGGARAN)

    ASKAR, S.T., M.Si. Pembina Gol IV/a

    NIP. 19710828 200212 1 007

  • iii

    DAFTAR ISI

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ................................................................... Error! Bookmark not defined. 1.1 Maksud dan Tujuan .......................................................... Error! Bookmark not defined. 1.2 Manfaat Kegiatan .............................................................. Error! Bookmark not defined. 1.3 Output Kegiatan ................................................................. Error! Bookmark not defined. 1.4 Metode Pelaksanaan ........................................................ Error! Bookmark not defined.

    Lingkup Pekerjaan ....................................................................... Error! Bookmark not defined. a. Lingkup Wilayah Studi ...................................................... Error! Bookmark not defined. b. Lingkup Kegiatan ................................................................ Error! Bookmark not defined. Jenis Data ......................................................................................... Error! Bookmark not defined. Sumber Data ................................................................................... Error! Bookmark not defined. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... Error! Bookmark not defined. Teknik Analisa Data .................................................................... Error! Bookmark not defined.

    2. FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN RUPM

    3. VISI, MISI, TUJUAN, DAN KEBIJAKAN DASAR PENANAMAN MODAL

    3.1 Visi dan Misi Penanaman Modal Kota Kendari 2013 2025:Error! Bookmark not defined. 3.2 Misi Penanaman Modal Kota Kendari 2013 2025:Error! Bookmark not defined. 3.3 Azas Dan Tujuan ................................................................ Error! Bookmark not defined.

    4. ARAH KEBIJAKAN INVESTASI

    4.1 Investasi yang Terencana dan Berwawasan Lingkungan .. Error! Bookmark not defined. 4.2 Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) Error! Bookmark not defined. 4.3 Perbaikan Iklim Investasi .............................................. Error! Bookmark not defined. 4.4 Promosi Penanaman Modal........................................... Error! Bookmark not defined. 4.5 Persebaran Penanaman Modal .................................... Error! Bookmark not defined. 4.6 Pemberian Fasilitas, Kemudahan, dan Insentif Penanaman ModalError! Bookmark not defined.

    5. ARAH DAN PANDUAN IMPLEMENTASI PENANAMAN MODAL

    5.1 Kondisi Eksisting Penanaman Modal Kota KendariError! Bookmark not defined. 5.2 Ketersediaan Lahan.......................................................... Error! Bookmark not defined. 5.3 Rencana Penataan Struktur Kota ................................ Error! Bookmark not defined.

    6. PELAKSANAAN

    6.1 Kaidah Pelaksanaan RUPM Kota Kendari ................ Error! Bookmark not defined. 6.2 Pelaksanaan RUPM Kota Kendari ............................... Error! Bookmark not defined. 6.3 Tahapan Pelaksanaan ..................................................... Error! Bookmark not defined.

    7. DAFTAR ACUAN ............................................................ Error! Bookmark not defined.

    8. LAMPIRAN ....................................................................................................................... 66

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Berkembangnya aktivitas masyarakat sejalan dengan semangat

    desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang-

    Undang RI Nomor 32 Tahun 2004. Undang-undang ini memberikan peluang

    bagi Pemerintah Daerah selaku pengelola daerah untuk lebih berperan aktif

    dalam mengembangkan potensi daerahnya. Persaingan yang semakin tajam

    dalam era otonomi daerah menuntut pemerintah daerah menyiapkan

    daerahnya sedemikian rupa untuk menggali potensi ekonomi seoptimal

    mungkin dan mempunyai ketrampilan dalam pemasaran yang baik, sehingga

    dapat menarik minat investor baik dari pelaku lokal, nasional maupun

    internasional.

    Peningkatan investasi pada suatu wilayah akan dapat menciptakan

    peluang munculnya kegiatan-kegiatan usaha lain karena bekerjanya proses

    yang berpengaruh ganda (multiplier effect), sehingga ekonomi masyarakat

    dapat berkembang secara berkelanjutan (sustainable). Berbagai impikasinya

    posistif dari investasi antara lain adalah meningkatknya kesempatan kerja dan

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 2

    peluang terjadinya peningkatan PAD, serta dapat mengurangi angka

    kemiskinan. Dengan kata lain bahwa investasi dapat menimbulkan multiplier

    effect bagi kemajuan ekonomi daerah. Manfaat pengembangan investasi

    langsung (direct invesment) selain sifatnya jangka panjang juga terjadi adanya

    transformasi modal, penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, akses ke

    pasar dunia,dan transfer kemampuan manajerial.

    Proses pembangunan ekonomi dalam wilayah akan melibatkan

    kegiatan-kegiatan produksi (barang dan jasa) di semua sektor ekonomi

    domestik. Untuk keperluan kegiatan-kegiatan tersebut, perlu dibangun pabrik-

    pabrik, gedung perkantoran, mesin, dan alat-alat produksi. Selain itu juga perlu

    disiapkan tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM/human capital) yang

    terampil, untuk pengadaan semua itu, termasuk fasilitas seperti gedung

    sekolah, perpustakaan dan sebagainya buat mendukung penyiapan SDM,

    diperlukan dana yang disebut dana investasi (Tambunan, 2000).

    Guna memperkokoh perekonomian daerah dan menjamin keberlangsungan

    dunia usaha, saat ini Pemerintah Kota Kendari berupaya memantapkan

    stabilitas ekonomi, politik, sosial, dan keamanan serta menjamin penegakan

    hukum, sehingga dapat berlangsung kegiatan-kegiatan perekonomian daerah

    yang menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi. Seiring dengan

    perkembangan ekonomi nantinya, akan diperlukan upaya-upaya penataan

    kawasan-kawasan pengembangan ekonomi sesuai dengan karakteristik dan

    potensi daerah, sehingga akan saling mendukung dalam percepatan dan

    pemantapan pertumbuhan ekonomi.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 3

    Dalam kerangka investasi/penanaman modal, pemerintah pusat telah

    mengeluarkan Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25 tahun 2007 yang

    menjadi acuan bagi pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota,

    dan merupakan peletakan kebijakan dasar untuk mendorong terciptanya iklim

    usaha di daerah yang lebih kondusif dalam rangka penguatan daya saing

    perekonomian daerah, dan mempercepat pengembangan investasi di daerah.

    Secara lebih operasional, melalui Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun

    2012 tanggal 7 Februari lalu, pemerintah telah menerbitkan Rencana Umum

    Penanaman Modal (RUPM), yang merupakan dokumen perencanaan

    penanaman modal jangka panjang, dan berlaku sampai dengan 2025. RUPM

    ini akan menjadi acuan bagi Kementerian/Lembaga Pemerintah Non

    Kementerian (LPNK) dalam menyusun kebijakan yang terkait dengan kegiatan

    penanaman modal. RUPM ini berfungsi untuk mensinergikan dan

    mengoperasionalisasikan seluruh kepentingan sektoral terkait agar tidak terjadi

    tumpang tindih dalam penetapan prioritas sektor-sektor yang akan

    dipromosikan.

    Dalam mencapai tujuan seperti diinginkan oleh Perpres tersebut,

    diperlukan suatu sinergi dari semua pelaku ekonomi dan pembangunan baik

    lintas sektoral maupun vertikal (provinsi, kabupaten perbatasan, atau provinsi

    perbatasan). Singkatnya Kota Kendari harus bisa memanfaatkan posisi

    strategis sebagai daerah ibukota, yang merupakan pintu masuk dan keluar

    utama sekaligus pusat berbagai bentuk pelayanan yang dibutuhkan oleh

    masyarakat Sulawesi Tenggara.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 4

    Potensi ekonomi Kota Kendari pada umumnya, dan potensi investasi

    khususnya, yang tersedia pada berbagai sektor ekonomi potensial seperti

    perdagangan, industri, pengangkutan, jasa-jasa, dan pertanian, di samping

    harus dikelola agar berkembang ke arah yang sesuai dengan kerangka

    pengembangan wilayah kota, juga harus dapat dikemas ke dalam seperangkat

    informasi yang sistematis dan informatif sehingga dapat menarik minat para

    pelaku ekonomi untuk berkiprah secara optimal dalam pengembangan berbagai

    potensi ekonomi dimaksud.

    Mengingat pentingnya peran investasi dalam pencapaian visi, misi, dan

    sasaran pembangunan Kota Kendari, dan pada sisi lain sebagai tindak lanjut

    dan amanah dari Perpres Nomor 16/2012, maka Pemerintah Kota Kendari

    melalui Badan Perencanaan Pembangunanan Daerah dan Penanaman Modal

    (BAPPEDA dan PM) Kota Kendari merasa perlu menyiapkan suatu rancangan

    Rencana Umum Penanaman Modal yang berguna sebagai kerangka

    acuan/arah kebijakan dalam pembangunan, khususnya pengembangan

    Investasi di Kota Kendari.

    1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

    Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan suatu dokumen perencanaan

    berupa Rencana Umum Penanaman Modal di Kota Kendari sebagai dasar

    pedoman, arah kebijakan, dan kerangka acuan pengembangan investasi di

    Kota Kendari sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah.

    Secara tersirat, kalimat di atas sesungguhnya telah mencakup maksud dan

    tujuan yang dapat diredefinisi ke dalam suatu kalimat yang lebih rinci sebagai

    berikut:

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 5

    Maksud pekerjaan ini adalah untuk menghasilkan suatu acuan dasar

    yang dapat menjadi pedoman, petunjuk, maupun arahan dalam upaya

    pengembangan investasi di Kota Kendari, yang memiliki sinkronisasi

    dengan kebijakan penataan ruang daerah.

    Tujuan pekerjaan ini pada intinya untuk menghasilkan dokumen

    Rencana Umum sebagaimana dimaksud sebelumnya, sebagai suatu wujud

    nyata keberadaan acuan dasar sebagaimana pernyataan dalam maksud

    pekerjaan.

    Dalam upaya mencapai maksud dan tujuan pekerjaan Rencana Umum

    Penanaman Modal di Kota Kendari, maka dokumen RUPM Kota Kendari ini

    akan memuat hal-hal sebagai berikut:

    1. Kajian kebijakan sektoral yang berhubungan dengan penanaman modal;

    2. Data dan Informasi tentang kondisi fisik dan sosial-ekonomi, dan sosial-

    budaya, yang terdiri dari data statistik, deskriptif dan gambaran spasial

    berupa peta;

    3. Informasi kondisi penanaman modal dalam sepuluh tahun belakangan,

    kondisi existing penanaman modal, dan perkiraan pertumbuhan

    penamaman modal ke depan;

    4. Informasi bakal investasi, yang dibagi menjadi informasi bakal investasi

    yang Unggul, bakal investasi yang Andal, bakal investasi yang Potensial,

    dan bakal investasi yang masih bisa dijadikan Harapan;

    5. Kajian ekonomi, sosial, fisik, dan budaya/perilaku wilayah dalam

    hubungannya dengan penanaman modal;

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 6

    6. Perhitungan-perhitungan forecast jumlah penduduk 20 tehun ke depan,

    export import, produksi barang dan jasa, pertumbuhan ekonomi,

    kebutuhan dan juga degradasi serta inflasi;

    7. Penentuan visi, misi, strategi, kebijakan penanaman modal, program

    pembangunan yang mendukung penanaman modal, hingga rencana

    kegiatan tahunan sampai akhir tahun perencanaan

    Hal-hal di atas selanjutnya dapat diperhatikan sebagai sasaran

    pekerjaan Rencana Umum Penanaman Modal di Kota Kendari yang dapat

    menjadi bahan acuan guna melengkapi arahan-arahan/langkah pelaksanaan

    pekerjaan, sebagaimana dijelaskan kemudian dalam lingkup pekerjaan ini.

    1.3. MANFAAT KEGIATAN

    Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan Rencana Umum

    Penanaman Modal di Kota Kendari adalah:

    Terinventarisasikannya kebijakan sektoral yang berhubungan dengan

    penanaman modal di Kota Kendari;

    Tersedianya Informasi kondisi penanaman modal dalam sepuluh tahun

    belakangan, kondisi existing penanaman modal, dan perkiraan pertumbuhan

    penamaman modal ke depan

    Tersedianya arahan strategis yang berfokus pada penyusunan prioritas

    kebijakan pembangunan dan distribusi peran masing-masing stakeholder

    dalam pelaksanaan pengembangan investasi Kota Kendari;

    Ditetapkannya investasi prioritas sesuai dengan potensi, sumber daya alam,

    dan kondisi geografis Kota Kendari;

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 7

    Tersedianya indikasi program-program investasi yang tertata dan terencana

    untuk mendukung upaya peningkatan dan pemerataan kesejahteraan

    masyarakat Kota Kendari

    Ditetapkannya tahap-tahap pelaksanaan pengembangan investasi yang

    disertai langkah-langkah aplikatif dan distribusi peran oleh stakeholder

    dalam pelaksanaan pengembangan pengembangan investasi;

    Tersedianya bahan yang dapat digunakan untuk menyusun naskah

    akademik dalam rangka penyusunan draft Peraturan Walikota tentang

    RUPM

    1.4. OUTPUT KEGIATAN

    Output dari kegiatan penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal

    ini adalah dalam bentuk dokumen yang berisi informasi detail mengenai:

    potensi dan kebijakan sektoral yang berhubungan dengan penanaman

    modal di Kota Kendari; Informasi kondisi existing penanaman modal, dan

    perkiraan pertumbuhan penamaman modal; arahan strategis penyusunan

    prioritas kebijakan pengembangan investasi Kota Kendari; prioritas

    investasi sesuai dengan potensi, sumber daya alam, dan kondisi geografis

    Kota Kendari; dan bahan yang dapat digunakan untuk menyusun naskah

    akademik dalam rangka penyusunan draft Peraturan Walikota tentang

    RUPM yang merupakan bagian dari Rencana Umum Penanaman Modal

    Kota Kendari;

    1.5. METODE PELAKSANAAN

    1.5.1. Lingkup Pekerjaan

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 8

    Lingkup pekerjaan Rencana Umum Penanaman Modal di Kota Kendari

    meliputi lingkup wilayah studi dan lingkup kegiatan.

    a. Lingkup Wilayah Studi

    Wilayah yang menjadi lingkup pekerjaan Rencana Umum Penanaman

    Modal di Kota Kendari adalah seluruh wilayah kecamatan yakni 10

    (sepuluh) kecamatan, yang meliputi Kecamatan Abeli, Baruga, Poasia,

    Puuwatu, Mandonga, Kambu, Kendari Barat, Kendari, Wua-Wua,

    Kecamatan Kadia.

    b. Lingkup Kegiatan

    Lingkup kegiatan dalam Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal di

    Kendari adalah:

    a. Melakukan kajian/review terhadap berbagai rencana investasi sektoral

    yang telah ada di setiap Dinas terkait dan kebijakan pembangunan Kota

    Kendari lainnya. Rencana Umum Penanaman Modal ini harus menjadi

    bagian yang terintegrasi dengan kebijakan strategis, spasial, dan

    sektoral di Kota Kendari.

    b. Melakukan identifikasi sub-sektor potensial/komoditas yang dapat

    menjadi unggulan dalam pengembangan investasi di Kota Kendari.

    c. Menginventariasi potensi investasi yang meliputi kekuatan/keunggulan,

    kelemahan serta hambatan yang dihadapi, sehingga dapat menganalisa

    dan merencanakan pengembangan kawasan ekonomi seperti kawasan

    industri, pariwisata, pertanian dan lain-lain sesuai dengan Rencana Tata

    Ruang Wilayah Kendari.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 9

    d. Melakukan identifikasi terhadap peluang pengembangan sektor-sektor

    strategis dan potensial untuk selanjutnya diidentifikasi kebutuhan

    pengembangan investasinya sehingga dapat memberikan nilai tambah

    terhadap sumberdaya potensial khususnya yang dimiliki oleh Kota

    Kendari.

    e. Melakukan analisa-analisa bagi pengembangan sektor-sektor strategis

    terutama yang terkait dengan kebutuhan investasi penunjang, dukungan

    regulasi, ivestasi infrastruktur dan sektor lainnya yang menjadi tanggung

    jawab Pemerintah.

    f. Menetapkan investasi prioritas sesuai dengan potensi, sumber daya

    alam dan geografis di Kota Kendari.

    1.5.2. Jenis Data

    Untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian maka diperlukan berbagai

    informas kualitatif dan kuantitatif, baik lisan maupun secara tertulis

    (terdokumentasikan). Data tersebut antara lain adalah: Kondisi terkini (gografis,

    domografis dan sosial ekonomi Kota Kendari); Kebijakan investasi pemerintah

    pusat; Perda tentang investasi; Arah, strategi pembangunan Kota Kendari;

    Potensi/keunggulan Kota Kendari; Kontribusi sektor/komoditi unggulan

    terhadap perekonomian saat ini dan prospeknya pada masa yang akan datang;

    Informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan investasi di

    Kota Kendari; Infrastruktur yang telah tersedia dan belum tersedia dalam

    rangka mendukung pengembangan komoditi/sektor unggulan; Asset dan usaha

    daerah yang dapat didayagunan secara ekonomi.

    1.5.3. Sumber Data

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 10

    Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan diperoleh melalui

    wawancara, diskusi (FGD), baik formal maupun informal. Data yang bersifat

    dokumentatif (data sekunder) akan diperoleh pada beragai instansi terkait yakni

    BPS, Bank Indonesia, Bappeda dan PM Kota dan Provinsi, SKPD terkait dan

    situs internet.

    1.5.4. Teknik Pengumpulan Data

    Metode yang akan digunakan untuk memperoleh data di atas adalah:

    wawancara dan FGD, baik formal maupun non formal, studi kepustakaan yaitu

    menelaah data yang telah terdokumentasikan oleh lembaga terkait. Beberapa

    data dapat juga diperoleh melalui situs internet.

    1.5.5. Teknik Analisa Data

    Setelah data terkumpulkan maka dilakukan sortir data. Sortir data adalah

    kegiatan untuk memilah-milah data yang relevan dan data yang kurang relevan

    bahkan mungkin tidak bermanfaat dalam penelitian namun terikut dalam

    proses pengumpulan data sekunder. Selanjutnya data yang telah terpilah

    dianalisis dan kemudian disajikan secara deskriptif dan obyektif.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 11

    BAB II

    FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN RUPM (MENURUT PERPRES 16/2012)

    Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012

    tanggal 7 Februari lalu, telah menerbitkan Rencana Umum Penanaman

    Modal (RUPM), yang merupakan dokumen perencanaan penanaman modal

    jangka panjang, dan berlaku sampai dengan 2025. RUPM ini akan menjadi

    acuan bagi Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)

    dalam menyusun kebijakan yang terkait dengan kegiatan penanaman modal.

    RUPM berfungsi untuk mensinergikan dan mengoperasionalisasikan

    seluruh kepentingan sektoral terkait agar tidak terjadi tumpang tindih dalam

    penetapan prioritas sektor-sektor yang akan dipromosikan, bunyi dalam

    pendahuluan RUPM yang terlampir dalam Perpres tersebut, seperti dikutip

    dari website setkab. go.id.

    Sementara pada Pasal 4 Ayat 1 dan 2 Perpres No. 16/2012

    disebutkan, pemerintah provinsi menyusun Rencana Umum Penanaman

    Modal Provinsi (RPUMP) yang mengacu pada RUPM dan prioritas

    pengembangan potensi provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 12

    Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten/Kota yang mengacu pada

    RUPM, RPUMP dan prioritas pengembangan potensi kabupaten/kota.

    Perpres No. 16/2012 tentang RUPM ini juga menegaskan adanya

    pemberian fasilitas, kemudahan, dan intensif penanaman modal sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemberian fasilitas,

    kemudahan dan/atau insentif ini dievaluasi secara berkala oleh Badan

    Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan melibatkan

    Kementerian/LPNK dan Pemda terkait.

    Pasal 6 Perpres No. 16/2012 tersebut juga mengamanatkan untuk

    secara berkala dilakukan evaluasi terhadap RUPM yang telah disusun, yakni

    paling sedikit 1 (satu) kali setiap 2 (dua) tahun. Oleh karena itu, masing-

    masing propinsi/kabupaten/kota, perlu menyediakan sumberdaya untuk

    kegiatan evaluasi minimal sekali dalam dua tahun. Evaluasi ini dilakukan

    untuk menyesuaikan RUPM yang disusun dengan perubahan yang mungkin

    tidak dapat diperkirakan pada saat penyusunan awal RUPM.

    Dalam RUPM ini disebutkan, perlunya lembaga koordinasi

    penanaman modal kementerian teknis/sektor terkait, pemerintah provinsi dan

    pemerintah kabupaten/kota memiliki visi yang sama mengenai pembagian

    urusan pemerintahan di bidang penanaman modal, pelimpahan dan

    pendelegasian kewenangan di bidang penanaman modal, serta koordinasi

    yang efektif di antara lembaga-lembaga tersebut.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 13

    Pemerintah mendorong pembangunan sistem Pelayanan Terpadu

    Satu Pintu (PSTP) di bidang penanaman modal yang lebih efektif dan

    akomodatif terhadap penanaman modal dibandingkan dnegan sistem-sistem

    perizinan sebelumnya. Hal ini akan memberikan suatu kepastian dan

    kenyamanan berusaha, sehingga mendukung iklim penanaman modal yang

    kondusif.

    RUPM juga menegaskan, agar pengaturan bidang usaha yang

    tertutup untuk penanaman modal berdasarkan kriteria kesehatan, moral,

    kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta

    kepentingan nasional lainnya.

    Sementara bidang usaha yang terbuka ditetapkan dengan kriteria

    kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan

    dan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi,

    pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi,

    peningkatan partisipasi modal dalam negeri, serta kerjasama dengan badan

    usaha yang ditunjuk oleh pemerintah.

    Bidang-bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan

    harus jelas dapat diidentifikasi dan tidak menimbulkan multi tafsir, bunyi poin

    empat Perbaikan Iklim Penanaman Modal dalam RUPM.

    RUPM ini juga mendorong persebaran penanaman modal dengan

    pengembangan sentra-sentra ekonomi baru di luar Pulau Jawa; pemberian

    fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif penanaman modal yang mendorong

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 14

    pertumbuhan penanaman modal di luar Pulau Jawa; pengembangan pusat-

    pusat pertumbuhan strategis melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus

    (KEK) dan pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia (KEI); pengembangan

    sumber energi yang bersumber dari energi baru dan terbarukan di luar Pulau

    Jawa; dan percepatan pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa dengan

    mengembangkan pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan non KPS.

    RUPM juga menetapkan bidang pangan, infrastruktur dan energi

    sebagai isu strategis yang harus diperhatikan dalam pengembangan kualitas

    dan kuantitas penanaman modal. Arah kebijakan pengembangan

    penanaman modal pada bidang pangan, infrastruktur dan energi harus

    selaras dengan upaya pembangunan ekonomi berkelanjutan, mandiri, serta

    mendukung kedaulatan Indonesia.

    Sasaran penanaman modal bidang pangan dilakukan untuk

    mewujudkan: i) swasembada beras berkelanjutan; ii) swasembada dan

    pengekspor jagung berdaya saing kuat; iii) mengurangi ketergantungan

    impor dan swasembada kedelai; iv) swasembada gula berkelanjutan; dan

    seterusnya.

    Adapun arah kebijakan pengembangan penanaman modal bidang

    pangan dilaksanakan di anatarnya melalui pengembangan tanaman pangan

    berskala besar (food estate) diarahkan pada daerah-daerah di luar Pulau

    Jawa. (setkab. go.id).

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 15

    BAB III

    VISI, MISI, TUJUAN, DAN KEBIJAKAN DASAR PENANAMAN MODAL KOTA KENDARI

    3.1. VISI DAN MISI PENANAMAN MODAL KOTA KENDARI 2013 2025:

    MEWUJUDKAN PENANAMAN MODAL YANG BERDAYA SAING TINGGI,

    MANDIRI, DAN MENJADI PENGGERAK UTAMA PEREKONOMIAN

    DAERAH.

    3.2. MISI PENANAMAN MODAL KOTA KENDARI 2013 2025: 1. Meningkatkan infrastruktur di semua sektor yang menunjang untuk

    menjadikan Kota Kendari sebagai salah satu tujuan utama

    penanaman modal di wilayah Sulawesi dan Indonesia.

    2. Meningkatkan iklim kondusif yang berdaya saing tinggi sesuai persepsi

    para stakeholders penanaman modal bagi upaya mempercepat

    pengembangan dan peningkatan penanaman modal di Kota Kendari.

    3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan penanaman modal untuk

    mewujudkan Kota Kendari sebagai daerah nyaman bagi penanaman

    modal di wilayah Sulawesi.

    4. Mengembangkan semua potensi yang ada dalam desain penanaman

    modal yang menarik untuk mewujudkan peran investasi sebagai

    kontributor terbesar dalam pertumbuhan dan penggerak utama

    perekonomian daerah.

    3.3. AZAS DAN TUJUAN

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 16

    Penanaman modal daerah Kota Kendari diselenggarakan berdasarkan

    azas:

    a. kepastian hukum;

    b. keterbukaan;

    c. akuntabilitas;

    d. perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara

    berdasarkan ketentuan perundang-undangan;

    e. kebersamaan;

    f. efisiensi berkeadilan;

    g. berkelanjutan;

    h. berwawasan lingkungan;

    i. kemandirian; dan

    j. keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi daerah.

    Sedangkan tujuan penyelenggaraan penanaman modal, antara lain

    untuk:

    a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah;

    b. menciptakan lapangan kerja;

    c. meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;

    d. meningkatkan daya saing dunia usaha nasional;

    e. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi daerah;

    f. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan dan peran usaha

    mikro, kecil, menengah (UMKM);

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 17

    g. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil

    dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri

    maupun dari luar negeri; dan

    h. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    3.4. Kebijakan Dasar

    Dalam rangka mendorong, meningkatkan, dan memajukan kegiatan

    penanaman modal, maka pemerintah darah menetapkan kebijakan dasr

    penanaman modal untuk:

    a. mendorong terciptanya iklim usaha daerah yang kondusif bagi

    kegiatan penanaman modal dalam rangka penguatan daya saing

    daerah dalam perekonomian nasional dan global; dan

    b. mempercepat peningkatan realisasi penanaman modal daerah.

    Dalam menetapkan kebijakan dasar tersebut, pemerintah daerah

    memegang prinsip:

    a. memberi perlakuan dan peluang yang sama bagi penanam modal

    dalam negeri dan penanam modal asing dengan tetap

    memperhatikan kepentingan nasional, menjamin kepastian hukum,

    kepastian berusaha, dan keamanan berusaha bagi penanam modal,

    sejak proses perizinan sampai berakhirnya kegiatan penanaman

    modal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;

    b. membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan

    perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi;

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 18

    c. mengidentifikasi potensi sumberdaya daerah yang hasilnya disajikan

    dalam bentuk peta investasi daerah dan petunjuk tentang potensi

    sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan kelembagaan;

    d. mengidentifikasi dan menyusun daftar pengusaha mikro, kecil,

    menengah, dan besar dalam rangka program kemitraan;

    e. menyusun program pengembangan penanaman modal daerah sesuai

    dengan program pembangunan daerah;

    f. menetapkan bidang usaha unggulan yang menjadi prioritas sesuai

    potensi dan daya dukung daerah, dalam bentuk daftar bidang usaha

    unggulan daerah;

    g. menetapkan bidang-bidang usaha yang tertutup mutlak untuk

    penanaman modal, tertutup untuk Penanaman Modal Asing, dan

    bidang-bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu;

    h. menyusun profil-profil proyek penanaman modal atas bidang-bidang

    yang terbuka dengan persyaratan tertentu;

    i. menyusun profil-profil investasi proyek kemitraan;

    j. menetapkan kebijakan pemberian insentif, dan kemudahan

    penanaman modal di daerah;

    k. melaksanakan pelatihan dan penyusunan teknis dan bisnis bagi

    usaha kecil dan menengah;

    menyelenggarakan kewenangan lain di bidang kebijakan dan perencanaan

    pengembangan penanaman modal yang belum ditetapkan, sepanjang tidak

    bertentangan dengan kebjakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.

    3.5. Ketentuan Umum

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 19

    Dalam kerangka Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari,

    terdapat beberapa ketentuan umum yang berfungsi sebagai batasan atau

    definisi operasional, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

    a. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan penggunaan

    dan penanaman modal untuk melakukan kegiatan usaha, baik

    oleh penanam modal (investor) dalam negeri maupun investor

    asing;

    b. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam

    modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik

    Indonesia, yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri

    dengan menggunakan modal dalam negeri;

    c. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk

    melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang

    dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan

    modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan

    penanam modal dalam negeri

    d. Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang

    melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal

    dalam negeri dan penanam modal asing

    e. Penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga

    negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik

    Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di

    wilayah negara Republik Indonesia

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 20

    f. Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang

    bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai

    nilai ekonomis

    g. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing,

    perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan

    hukum asing, dan/ atau badan hukum Indonesia yang sebagian

    atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing

    h. Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh Negara

    Republik Indonesia, perseorangan warga negara indonesia, atau

    badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan

    hukum

    i. Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi

    wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan

    yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

    tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

    keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

    j. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah

    pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian

    izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

    Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan

    k. Pemberian Insentif adalah dukungan dari Pemerintah Daerah

    kepada penanam modal dalam rangka mendorong peningkatan

    penanam modal di daerah

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 21

    l. Pemberian Kemudahan adalah penyediaan fasilitas dari

    Pemerintah Daerah kepada penanam modal untuk mempermudah

    setiap kegiatan penanaman modal dalam rangka mendorong

    peningkatan penanaman modal di daerah

    m. Kawasan Industri Kendari, yang selanjutnya disingkat KIK

    adalah Kawasan Industri yang dikelola oleh Pemerintah Daerah

    n. Pengaturan dan Disinsentif adalah pencegahan, pembatasan,

    pengurangan dan pengaturan kegiatan perizinan dan non

    perizinan dari Pemerintah Daerah kepada penanam modal dalam

    rangka mengurangi dampak lingkungan dan persaingan usaha

    tidak sehat di daerah

    o. Pelayanan terpadu satu pintu adalah kegiatan penyelenggaraan

    suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat pendelegasian

    atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang

    memiliki kewenangan perizinan dan non perizinan yang proses

    pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan

    tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 22

    BAB IV ARAH KEBIJAKAN INVESTASI

    4.1. Investasi yang Terencana dan Berwawasan Lingkungan

    1. Menetapkan bidang pangan, infrastruktur, dan pelayanan jasa sebagai

    isu strategis dalam penyediaan dan pengembangan kualitas dan

    kuantitas investasi dan penanaman modal.

    2. Menentukan wilayah yang dikembangkan dengan mempertimbangkan

    isu strategis sebagai Fokus Pembangunan wilayah Kota Kendari yang

    sejalan RUTR Provinsi Sulawesi Tenggara dan Nasional.

    3. Sinergi dengan kebijakan dan program pembangunan lingkungan hidup,

    khususnya program pengurangan emisi gas rumah kaca dan

    pencegahan kerusakan keanekaragaman hayati.

    4. Peningkatan penggunaan teknologi dan proses produksi yang ramah

    lingkungan secara lebih terintegrasi, dari aspek hulu hingga aspek hilir;

    5. Pengembangan wilayah yang memperhatikan tata ruang dan daya

    dukung lingkungan.

    4.2. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK)

    1. Kebijakan dasar investasi dan penanaman modal diarahkan pada

    pemberdayaan dan perlindungan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan

    Koperasi (UMKMK).

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 23

    2. Pemberdayaan UMKMK harus ditunjang oleh pembangunan pada

    sektor primer, sekunder, dan tersier menuju pengembangan ekonomi

    hijau (green economy).

    3. Memperkuat kewirausahaan dan peningkatan produktivitas yang

    responsif dan adaptif terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil

    inovasi dan penerapan teknologi.

    4. Mendorong peningkatan UMKMK menjadi usaha dengan skala lebih

    besar.

    5. Memperkuat keterkaitan UMKMK dengan mitra strategis dalam berbagai

    bidang usaha.

    4.3. Perbaikan Iklim Investasi

    1. Penguatan Kelembagaan Badan Pelayanan Perizinan investasi dan

    Penanaman Modal Kota Kendari.

    2. Pengaturan arah kebijakan prioritas pembangunan yang dapat menjamin

    peningkatan produktivitas dan inovasi secara berkelanjutan.

    3. Pengaturan Perizinan dan Non Perizinan yang mempertimbangkan

    klasifikasi wilayah dalam rangka mendorong persebaran dan

    pemerataan investasi dan penanaman modal.

    4. Pengaturan Persaingan Usahadan jaringan mitra strategis investasi dan

    penanaman modal.

    5. Pengaturan kegiatan investasi dan penanaman modal yang strategis

    dan berkualitas, dengan menekankan pada peningkatan nilai tambah,

    peningkatan penanaman modal di sektor prioritas dan pengembangan

    wilayah.

    4.4. Promosi Penanaman Modal

    1. Promosi penanaman modal melalui penyebarluasan informasi potensi

    dan peluang penanaman modal secara terfokus, terintegrasi, dan

    berkelanjutan.

    2. Penguatan image building sebagai daerah tujuan penanaman modal.

    3. Pengembangan strategi promosi yang lebih fokus, terarah dan inovatif.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 24

    4. Kegiatan promosi dilaksanakan untuk pencapaian target investasi yang

    telah ditetapkan.

    5. Peningkatan peran koordinasi promosi penanaman modal.

    6. Penguatan peran fasilitasi hasil kegiatan promosi secara proaktif

    4.5. Persebaran Penanaman Modal

    1. Pengembangan pusat-pusat ekonomi, klaster-klaster industri dan

    pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Kota Kendari.

    2. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan strategis.

    3. Pengembangan sumber energi yang bersumber dari energi baru &

    terbarukan.

    4. Pengembangan investasi tidak mengorbankan wilayah produktif untuk

    sektor riil dengan mempertimbangkan efisiensi dan ketersediaan

    sumberdaya.

    5. Percepatan pembangunan infrastruktur perkotaan dengan

    menembangkan pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan non

    KPS yang diintegrasikan dengan rencana penanaman modal untuk

    sektor tertentu yang strategis .

    4.6. Pemberian Fasilitas, Kemudahan, dan Insentif Penanaman Modal

    1. Pemberian Insentif dan sangksi untuk mendorong daya saing dan iklim

    yang kondusif untuk berinvestasi.

    2. Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif investasi dan

    penanaman modal diberikan untuk Industri Pionir dan Prioritas Tinggi.

    3. Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif investasi dan

    penanaman modal yang mendorong upaya-upaya pelestarian lingkungan

    hidup.

    4. Pemerintah daerah dapat memberikan insentif berupa pajak daerah dan

    kemudahan lainnya.

    5. Fasilitas insentif dan kemudahan dari daerah (PP NO. 45 TAHUN 2008) :

    PTSP di bidang penanaman modal.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 25

    Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara

    Elektronik.

    Pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah.

    Pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah.

    Pemberian dana stimulan; dan/atau

    Pemberian bantuan modal.

    Penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal.

    Penyediaan sarana dan prasarana.

    Penyediaan lahan atau lokasi.

    Pemberian bantuan teknis; dan/atau

    Percepatan pemberian perizinan.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 26

    BAB V ARAH DAN PANDUAN IMPLEMENTASI PENANAMAN MODAL

    5.1. Kondisi Eksisting Penanaman Modal Kota Kendari

    Kegiatan penanaman modal yang dilaksanakan selama ini di Kota

    Kendari telah menjadi penggerak utama terjadinya peningkatan produksi

    sektoral yang kemudian secara kumulatif menciptakan pertumbuhan ekonomi

    yang cukup stabil dan selalu berada di atas nasional dan provinsi, yakni di atas

    10 persen rata-rata per tahun selama 4 tahun terakhir (2008 2011). Secara

    rinci, pertumbuhan produksi masing-masing sektor penanaman modal di Kota

    Kendari terlihat pada tabel berikut:

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 27

    Tabel 1. Pertumbuhan Produksi Masing-Masing Sektor Penanaman Modal Atas

    Dasar Harga Konstan, Periode 2008 2011 (Persen) No. Sektor Penanaman

    Modal Laju Pertumbuhan (%) Rata-

    Rata 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian, Peternakan,

    Perikanan, Kehutanan 9,35 7,19 4,3 3,28 6,03

    2 Pertambangan dan Penggalian

    23,75 11.13 11,25 11,18 14,33

    3 Industri Pengolahan

    13,23 19,84 8,76 10,72 13,14

    4 Listrik dan Air Bersih

    6,86 18,47 10,97 7,95 11,06

    5 Konstruksi/Bangunan

    10,21 9,27 12,68 18,59 12,69

    6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

    11,52 12,32 10,74 11,08 11,41

    7 Pengangkutan

    10,01 13,57 9,9 8,37 10,46

    8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

    13,10 12,20 18,23 19,32 15,69

    9 Jasa-Jasa 7,51 8,29 4,24 3,39 5,86 Sumber: Kota Kendari Dalam Angka 2013 (diolah)

    Mengacu pada informasi yang tersaji pada Tabel 1 nampak bahwa lima

    besar sektor penanaman modal yang mengalami pertumbuhan pesat dan

    konsisten selama 4 tahun terakhir adalah berturut-turut: sektor keuangan,

    persewaan, dan jasa perusahaan; sektor pertambangan dan penggalian;

    menyusul sektor industri pengolahan; sektor konstruksi/bangunan; dan di posisi

    kelima adalah perdagangan, hotel, dan restoran.

    Sektor-sektor penanaman modal ini dalam kurun waktu sampai 2025

    diperkirakan akan tetap menjadi unggulan dan memiliki peluang yang sangat

    besar untuk terus berkembang, kecuali sektor pertambangan dan penggalian

    yang potensinya relatif kecil.

    Sektor lain seperti pengangkutan, listrik dan air bersih, serta pertanian

    khususnya pertanian tanaman pangan, perikanan dan peternakan, juga tetap

    menjanjikan sebagai sektor penanaman modal yang memiliki potensi untuk

    berkembang.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 28

    Oleh karena itu, berbagai kebutuhan dalam rangka penyediaan iklim

    yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan penanaman modal pada masing-

    masing sektor tersebut harus terus menjadi prioritas.

    5.2. Ketersediaan Lahan

    Faktor pendukung utama terlaksananya penanaman modal baru maupun

    perluasan secara fisik adalah ketersediaan lahan. Kebutuhan terhadap lahan

    untuk investasi awal atau untuk perluasan investasi, termasuk ketersediaan

    lahan secara tepat berdasarkan pertimbangan lokasi, sering menjadi faktor

    kurang mendukung bagi upaya pengembangan penanaman modal. Hal ini

    terutama terjadi pada daerah-daerah yang secara fisik memiliki kawasan yang

    tidak luas.

    Berdasarkan data penggunaan lahan diperoleh informasi bahwa lahan

    yang berstatus sementara tidak dimanfaatkan terdapat sebanyak kurang lebih

    10 persen dari total luas lahan yang ada di Kota Kendari. Lahan yang

    sementara tidak diusahakan tersebut tersebar hampir secara merata di seluruh

    kecamatan, namun secara proporsional terdapat lebih banyak pada kecamatan

    yang wilayahnya relatif luas, seperti terlihat pada Tabel 2 berikut:

    Tabel 2.

    Persebaran Lahan Potensil Untuk Kebutuhan Perluasan Penanaman Modal Di Kota Kendari Tahun 2012 (Ha)

    No. Kecamatan Luas Lahan (Ha) %

    1. Mandonga 192,4 6,78

    2. Baruga 444,2 15,65

    3. Puwatu 367,6 12,95

    4. Poasia 349,4 12.31

    5. Abeli 405,8 14,29

    6. Kambu 227,9 8,03

    7. Kadia 108,6 3,82

    8. Wua-Wua 180,4 6,35

    9. Kendari 253,5 8,93

    10. Kendari Barat 309,2 10,89

    Total 2.839 100,00

    Sumber: Kota Kendari Dalam Angka 2013 (diolah)

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 29

    Di samping lahan dengan status sementara tidak digunakan seperti

    terlihat pada tabel di atas, lahan yang potensil untuk investasi juga bisa berasal

    dari proses pergeseran penggunaan lahan, yang jumlahnya sangat ditentukan

    oleh pertimbangan ekonomi para pemilik lahan. Informasi ini mengindikasikan

    bahwa untuk kepentingan pengembangan kegiatan penanaman modal sampai

    pada tahun 2025, ketersediaan lahan cukup memadai.

    Sektor penanaman modal yang lazimnya membutuhkan lahan lebih luas

    misalnya industri pengolahan, sesuai dengan arahan RTRW Kota Kendari

    diarahkan untuk dikembangkan pada wilayah kecamatan yang juga memiliki

    potensi lahan belum dimanfaatkan cukup luas, yakni Kecamatan Abeli dan

    Baruga seperti nampak pada Tabel 2 di atas.

    Secara lebih rinci, kebutuhan penggunaan lahan Kota Kendari

    direncanakan (sesuai dengan RTRW) sebagai berikut:

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 30

    Tabel 3. Rencana Komposisi Penggunaan Lahan Kota Kendari

    No. Pola Ruang Luas Ha

    1 Campuran 519,94

    2 Fasilitas Pelayanan 301,54

    3 Hutan Kota 168,97

    4 Hutan Lindung 3.561,86

    5 Industri Terpadu 598,26

    6 Industri terbatas 29,131

    7 Kawasan Hutan produksi terbatas 3.132,95

    8 Kawasan Pariwisata 1.304,63

    9 Kawasan Pertanahan dan Keamanan

    6,39

    10 Komersial 1.103,36

    11 Pelabuhan 179,29

    12 Pemerintahan 680,40

    13 Perkantoran 85,25

    14 Pertanian Lahan Basah 537,73

    15 Pertanian Lahan Kering 732,31

    16 Perumahan Pedesaan 339,64

    17 Perumahan Perkantoran 10.392,68

    18 Sempadan Sungai 48,44

    19 Taman BWK 7,28

    20 Taman Kecamatan 33,28

    21 Taman Kota 337,57

    22 Taman Wisata Alam 2.577,30

    23 Zona kepentingan Pariwisata 870,11

    24 Zona Kepentingan Pariwisata & nelayan

    1.426,02

    25 Zona kepentingan Pelabuhan 1.503,28

    Total 30.739,78

    5.3. Rencana Penataan Struktur Kota

    Arah pengembangan kegiatan penanaman modal Kota Kendari sampai

    pada tahun 2025, juga mutlak dikaitkan dengan rencana penataan dan

    pengembangan struktur Kota Kendari pada Tahun 2025 mendatang yang

    didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

    1. Pengembangan pusat-pusat kegiatan skala besar yang telah

    berkembang di pusat kota, pusat pendidikan tinggi dan

    pemerintahan, maupun pusat-pusat kegiatan primer baru yang

    akan dikembangkan yaitu kawasan pelabuhan, kawasan industri

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 31

    dan kawasan CBD. Pengembangan pusat primer akan menjadi

    magnet pertumbuhan kota yang tersebar di Kota Kendari.

    Pengembangan Pusat Kota dan CBD. Pusat Kota

    Kendari yang akan dikembangkan sebagai pusat

    pemerintahan, permukiman, perdagangan dan jasa akan

    menyatu dengan kawasan CBD sehingga akan menjadi

    pusat kegiatan perkotaan skala besar

    Perkembangan kawasan pendidikan tinggi dan pusat

    pemerintahan provinsi. Kawasan Pendidikan Tinggi dan

    Pemerintahan Provinsi akan Berfungsi sebagai simpul

    primer di selatan Kota Kendari dan berkembang sebagai

    pusat permukiman perkoataan baru dalam skala besar.

    Pengembangan kawasan pelabuhan Pulau Bungkutoko

    dan Kawasan Industri. Kawasan Pulau Bungkutoko

    dikembangkan sebagai kawasan pelabuhan barang dan

    penumpang skala regional dan internasional.Fungsi

    tersebut menajdikan Pulau Bungkutoko menjadi pusat

    primer di kawasan timur Kota Kendari. Kawasan Industri

    sebagai kegiatan yang akan tumbuh sejalan dengan

    berfungsinya pelabuhan container Pulau Bungkutoko, akan

    menjadi kawasan yang memiliki kesatuan fungsional yang

    membentuk satu pusat pertumbuhan skala besar di

    kawasan Timur.

    Pengembangan Kota Lama. Kota lama memiliki nilai

    historis bagi Kota Kendari, fungsinya tetap dipertahankan

    dan dijaga dari kemungkinan terdegratasinya fungsi

    ekonomi sebagai akibat pengembangan kawasan

    pelabuhan di Pulau Bungkutoko. Dengan tetap

    mempertahankan fungsinya, Kota Lama tetap akan

    menjadi simpul pusat kegiatan penting di kawasan timur

    Kota Kendari sebelah utara

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 32

    Kawasan Terminal. Kawasan Terminal yang berada di

    persimpangan Jalur Regional, akan menjadi simpul

    pertumbuhan baru di selatan Kota Kendari. Lokasinya yang

    cukup strategis, dengan dukungan aksebilitas kawasan

    terminal akan menjadi pilihan potensial bagi

    pengembangan kawasan permukiman baru di bagian

    selatan Kota.

    Pengembangan Sistem Transportasi. Sistem

    transportasi memiliki fungsi strategis dalam pembentukan

    struktur ruang kota. Hubungan fungsional antar pusat

    pertumbuhan diwujudkan dengan pengembangan pola

    jaringan jalan yang terhirarki dan terstruktur mengikuti

    hirarki struktur pusat pertumbuhan yang akan dibentuk.

    Pengembangan pola jaringan yang tepat berdasarkan

    hirarki, menjadi faktor pendorong berfungsinya sistem

    pusat pelayanan.

    2. Pertimbangan aspek daya dukung lingkungan.

    Untuk mempertahankan dan menjaga perkembangan di kawasan sekitar

    teluk akibat dari perkembangan yang tidak terkendali, maka perlu

    dilakukan upaya-upaya preventif yaitu melalui pengembangan kawasan

    teluk yang terpola dan terencana.Pengembangan pusat-pusat

    pertumbuhan skala besar disekitar kawasan teluk, perlu memperhatikan

    aspek lingkungan agar tidak menurunkan kualitas perairan kawasan

    teluk.

    Tujuan dari kebijakan struktur tata ruang Kota Kendari adalah

    untuk mewujudkan pemerataan pertumbuhan, pelayanan dan keserasian

    perkembangan kegiatan pembangunan antar wilayah dengan

    mempertahankan keseimbangan lingkungan dan ketersediaan sumber

    daya daearah.

    Kebijakan pengembangan Struktur Kota Kendari meliputi:

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 33

    1. Pengembangan pusat kota yang diarahkan untuk kegiatan

    perkantoran, perdagangan, jasa, pemerintahan dan kawasan

    permukiman.

    2. Pusat pemerintahan provinsi dan kawasan perguruan tinggi sebagai

    magnet pertumbuhan baru di bagian selatan Kota Kendari sebagai

    pusat pengembangan kawasan permukiman baru di selatan Kota

    Kendari.

    3. Pemindahan pelabuhan ke Pulau Bungkutoko yang akan memiliki

    kapasitas pelayanan terhadap banrang dan penumpang.

    Pengembangan pelabuhan ini akan memiliki dampak terhadap

    pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi skala besar di sekitar

    Pulau Bungkutoko.

    4. Pengembangan kawasan industri skala besar di Kecamatan Abeli

    sebagai antisipasi tumbuhnya permintaan kawasan industri sejalan

    dengan berfungsinya pelabuhan container di Pulau Bungkutoko.

    5. Pengembangan terminal Tipe A, akan mendorong pertumbuhan

    kawasan disekitarnya.

    6. Revitalisasi kota lama, untuk menghindari terdegradasinya fungsi

    ekonomi kawasan akibat pemindahan pelabuhan container ke Pulau

    Bungkutoko.

    7. Pengembangan kawasan teluk sebagi pusat pertumbuhan ekonomi

    baru dengan kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata sebagai

    fungsi yang dikembangkan. Pengembangan kawasan teluk

    memperhatikan aspek lingkungan yang memiliki tingkat sensitfitas

    tinggi terhadap kegiatan perkotaan.

    8. Mempertahankan kawasan di Kecamatan Puuwatu dan Mandonga

    sebagai pusat kegiatan pertanian, dan dikembangkan sebagai pusat

    kegiatan agrowisata dan pusat kegiatan wisata alam.

    9. Pengembangan pusat-pusat kegiatan sekunder pada pusat-pusat

    kecamatan.

    Rencana pengembangan Kota Kendari sesuai dengan Perda.

    Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 34

    Kendari tahun 2010 - 2030 dibagi dalam 5 (lima) zona strategis yang memiliki

    muatan RPJMD dan Kebijakan Rencana Program sebagai berikut :

    1. Kawasan Strategis Pusat Pemerintahan, Kawasan Pusat Bisnis

    (CBD)/Kawasan Strategis Ekonomi dan Lingkungan, yang mencakup

    Pusat Kegiatan Pemerintahan Kota Kendari, Pusat Perdagangan dan

    Jasa, Pusat Olah Raga dan sekitar Pantai Teluk Bagian Barat untuk

    Kegiatan Pariwisata Teluk dan Religi, Hutan Kota, Taman Kota, Daerah

    Sempadan Sungai, RTH, Daerah Resapan, Tahura serta Permukiman

    (penunjang).

    2. Kawasan Strategis Kota Lama (sosial dan budaya), yang mencakup

    Kegiatan Pariwisata Teluk dan Religi terutama pada sepanjang pantai

    utara Teluk Kendari dan sebagai Wilayah Penyangga Pusat Kota dan

    sebagai Kawasan Perdagangan & Jasa, Perkantoran, Perhotelan,

    Heritage, Transportasi Laut, Hutan Kota, Tahura, Perumahan Kavling

    Besar (mewah) serta Permukiman.

    3. Kawasan Strategis Pelabuhan dan Industri (pelabuhan regional), yang

    mencakup Kawasan Pelubuhan Kontainer Bungkutoko, Pusat Kegiatan

    Industri (terutama Agro-Industri, Perikanan Laut, Industri Kelautan,

    Industri berat logam dan kimia). Pusat Budidaya laut dan Pusat Kegiatan

    Pariwisata Bahari dengan Permukiman Nelayan sebagai penunjang,

    Daerah Resapan Air dan Tahura.

    4. Kawasan Strategis Pemerintahan Propinsi dan Pendidikan Tinggi (pusat

    pertumbuhan), yang meliputi Pusat Pemerintahan Propinsi dan

    Perkantoran Umum, Pusat Pendidikan, Pusat Kesehatan dan Pusat

    Perdagangan Regional ditunjang dengan pasar grosir, Taman Wisata

    Alam, Kebun Raya dan Taman Marga Satwa termaksud didalamnya

    kawasan bumi praja yang direncanakan untuk Pengembangan

    Pemukiman berkepadatan rendah. Sebagian besar Kawasan Anduonohu

    ini adalah pengembangan pemukiman sebagai Kawasan Perluasan Kota.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 35

    Pada bagian lainnya lagi untuk penghijauan yang berfungsi Kawasan

    Lindung, Hutan Produksi terbatas (hutan rakyat) dan Perkebunan.

    5. Kawasan Terminal Baruga (terminal type A), yang meliputi Pusat

    Transportasi Regional, Pusat Industri Kerajinan, Pusat Agro-Industri,

    Peternakan. Sebagian besar kawasan ini berfungsi untuk Pengembangan

    Pemukiman, juga untuk Penghijauan berupa Hutan Kota.

    Mengacu pada potensi wilayah dan arahan RTRW Kota Kendari 2010-

    2030, maka rencana pengembangan kegiatan penanaman modal diarahkan

    pada masing-masing wilayah dan sektor penanaman modal sebagai berikut:

    Tabel 4. Prioritas Pengembangan Kegiatan Penanaman Modal Masing-

    Masing Kecamatan Di Kota Kendari (2013-2025) No. Kecamatan Sektor Penanaman

    Modal Prioritas 1. Mandonga - Perdagangan

    - Transportasi - Agribisnis - Agrowisata

    2. Baruga - Perdagangan - Transfortasi - Industri - Jasa-jasa Umum

    3. Puwatu - Perdagangan - Transportasi - Agribisnis - Agrowisata

    4. Poasia - Perdagangan - Jasa-jasa - Industri Pariwisata

    5. Abeli - Industri - Perdagangan

    6. Kambu - Pemerintahan - Perdagangan dan jasa - Pendidikan Tinggi - Agrowisata/Agribisnis

    7. Kadia - Pemerintahan - Perdagangan dan jasa - Pariwisata

    8. Wua-Wua - Pemerintahan - Perdagangan dan jasa - Pariwisata

    9. Kendari - Transportasi Laut - Pergudangan

    10. Kendari Barat - Transportasi Laut - Perdagangan - Pariwisata

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 36

    Dalam rangka implementasi kegiatan penanaman modal, dan mengacu

    pada peta panduan yang telah ditentukan, baik secara nasional maupun

    provinsi, seperti tertera pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16

    Tahun 2012 dan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 19 Tahun

    2012, maka ditentukan 4 (empat) fase rencana penanaman modal Kota Kendari

    dari tahun 2013 hingga 2025. Masing-masing fase berisikan implementasi

    RUPM jangka pendek sehingga jika diakumulasikan, maka keempat fase

    tersebut akan memuat implementasi RUPM dalam jangka panjang. Adapun

    penjabaran masing-masing fase dalam RUPM Kota Kendari, adalah sebagai

    berikut:

    A. Fase I : Pengembangan Penanaman Modal Yang Relatif Mudah Dan Cepat Menghasilkan (Quickwins And Low Hanging Fruits).

    Implementasi fase I dimaksudkan untuk mencapai prioritas penanaman

    modal jangka pendek, yaitu 1 (satu) tahun sampai dengan 2 (dua) tahun

    kedepan. pada fase ini kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, antara lain,

    mendorong dan memfasilitasi penanam modal (calon investor) yang siap

    menanamkan modalnya, baik penanaman modal yang melakukan perluasan

    usaha atau melakukan penanaman modal baru, penanaman modal yang

    menghasilkan bahan baku/barang setengah jadi bagi industri lainnya,

    penanaman modal yang mengisi kekurangan kapasitas produksi atau

    memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan substitusi impor, serta penanaman

    modal penunjang infrastruktur.

    Untuk mendukung implementasi fase I dan mendukung fase-fase

    lainnya, langkah-langkah kebijakan penanaman modal adalah sebagai berikut:

    1. Membuka hambatan (debottlenecking) dan memfasilitasi penyelesaian

    persiapan proyek-proyek besar dan strategis agar dapat segera

    diaktualisasikan implementasinya.

    2. Menata dan mengintensifkan strategi promosi penanaman modal ke

    negara-negara potensial.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 37

    3. Memperbaiki citra Indonesia dan daerah Kota Kendari sebagai

    Negara/daerah tujuan investasi yang nyaman dan memiliki daya saing

    yang tinggi.

    4. Mengidentifikasi proyek-proyek penanaman modal di daerah yang siap

    ditawarkan dan dipromosikan sesuai dengan daya dukung lingkungan

    hidup dan karakteristik daerah dimaksud.

    5. Menggalang kerjasama dan interkoneksitas dengan pemerintah daerah

    yang pro bisnis dalam rangka peningkatan nilai tambah, daya saing

    penanaman modal yang bernilai tarnbah tinggi dan pemerataan

    pembangunan.

    6. Melakukan berbagai terobosan kebijakan terkait dengan penanaman

    modal yang mendesak untuk diperbaiki atau diselesaikan.

    B. Fase II : Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Energi.

    Implementasi fase II dimaksudkan untuk mencapai prioritas penanaman

    modal jangka menengah, sampai dengan 5 (lima) tahun ke depan. Pada fase

    ini kegiatan yang dilakukan adalah: penanaman modal yang mendorong

    percepatan infrastruktur fisik, diversifikasi, efisiensi, dan konversi energi

    berwawasan lingkungan. pada fase ini juga dipersiapkan kebijakan dan fasilitasi

    penanaman modal dalam rangka mendorong pengembangan industrialisasi

    skala besar.

    Untuk mendukung implementasi fase II dan mendukung fase-fase

    lainnya, langkah-langkah kebjjakan penanaman modal adalah sebagai berikut:

    1. Prioritas terhadap peningkatan kegiatan penanaman modal perlu

    difokuskan pada percepatan pembangunan infrastruktur dan energi

    melalui skema kerjasama pemerintah-swasta (kps), diantaranya

    pembangunan jalan tol, transportasi, pelabuhan, pembangkit tenaga

    listrik, pemenuhan kebutuhan gas untuk industri di dalam negeri, serta

    peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan.

    pengembangan infrastruktur juga perlu memasukkan bidang infrastruktur

    lunak (soft infrastructure), terutama pada bidang pendidikan dan

    kesehatan.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 38

    2. Melakukan penyempurnaan/revisi atas peraturan perundang-undangan

    yang berkaitan dengan penanaman modal dalam rangka percepatan

    pembangunan infrastruktur dan energy.

    3. Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif penanaman modal

    untuk kegiatan-kegiatan penanaman modal yang mendukung

    pengimplementasian kebijakan energi nasional oleh seluruh pemangku

    kepentingan terkait.

    4. Penyiapan kebijakan pendukung termasuk peraturan perundang-

    undangan dalam rangka pengembangan energi di masa datang.

    C. Fase III: Pengembangan Industri Skala Besar

    Implementasi fase III dimaksudkan untuk mencapai dimensi penanaman

    modal jangka panjang (10-15 tahun). Hal tersebut mengingat pelaksanaannya

    baru bisa diwujudkan apabila seluruh elemen yang menjadi syarat kemampuan

    telah dimiliki, seperti tersedianya infrastruktur yang mencukupi, terbangunnya

    sumber daya manusia yang handal, terwujudnya sinkronisasi kebijakan

    penanaman modal pusat-daerah, dan terdapatnya sistem pemberian fasilitas,

    kemudahan, dan/atau insentif penanaman modal yang berdaya saing. pada

    fase ini, kegiatan penanaman modal diarahkan untuk pengembangan

    industrialisasi skala besar melalui pendekatan klaster industri, diantaranya

    industri petrokimia dan turunannya yang terintegrasi, pengolahan hasil laut,

    klaster industri agribisnis dan turunannya, industri alat transportasi, dan industri

    pertahanan nasional.

    Untuk mendukung implementasi fase III dan mendukung fase-fase

    lainnya, langkah-langkah kebijakan penanaman modal adalah sebagai berikut:

    1. Pemetaan lokasi pengembangan klaster industri terrnasuk penyediaan

    infrastruktur keras dan lunak yang mencukupi termasuk pemberian

    fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif penanaman modal di pusat dan

    daerah.

    2. Pemetaan potensi sumber daya dan value chain distribusi untuk

    mendukung pengembangan master-klaster industri dan pengembangan

    ekonomi.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 39

    3. Koordinasi penyusunan program dan sasaran kementerian/lembaga

    teknis dan instansi penanaman modal di pusat dan daerah dalam

    mendorong industrialisasi skala besar.

    4. Pengembangan sumber daya manusia yang handal dan memiliki

    keterampilan (talent worker).

    D. Fase IV: Pengembangan Ekonomi Berbasis Pengetahuan (knowledge-

    based economy)

    Implementasi fase IV dimaksudkan untuk mencapai kepentingan

    investasi dan penanaman modal jangka waktu lebih dari 15 (lima belas) tahun,

    pada saat perekonomian indonesia sudah tergolong ke perekonomian maju.

    pada fase ini, fokus penanganan adalah pengembangan kemampuan ekonomi

    ke arah pemanfaatan te knologi tinggi ataupun inovasi.

    Untuk mendukung implementasi fase IV, langkah-langkah kebjjakan

    investasi adalah sebagai berikut:

    1. Mempersiapkan kebijakan dalam rangka mendorong kegiatan

    penanaman modal yang inovatif, mendorong pengembangan penelitian

    dan pengembangan (research and development), menghasilkan produk

    berteknologi tinggi, dan efisiensi dalarn penggunaan energi.

    2. Menjadi negara industri yang ramah lingkungan.

    3. Mendorong pemerintah daerah untuk membangun kawasan ekonomi

    berbasis teknologi tinggi (technopark).

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 40

    BAB VI PELAKSANAAN

    A. Kaidah Pelaksanaan RUPM Kota Kendari

    Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) Kota Kendari menjadi

    dokumen perencanaan di bidang investasi di tingkat daerah untuk

    mensinergikan kebijakan-kebijakan dasar kegiatan investasi. Sebagaimana

    diamanhkan dalam undang-undang penanaman modal dan Perpres tentang

    penanaman modal bahwa daerah-daerah yang memiliki prospek

    pengembangan investasi, diharapkan menyusun RUPM yang mengacu pada

    Master Plan Investasi Provinsi Sulawesi Tenggara dan Nasional sebagai

    dokumen perencanaan di bidang investasi pada tingkat provinsi dan nasional.

    Investasi diarahkan kepada pemerataan pembangunan ekonomi di

    seluruh wilayah Kota Kendari melalui perencanaan pengembangan wilayah dan

    optimalisasi potensi investasi daerah, sehingga diharapkan mampu menjadi

    motor penggerak tumbuhnya sentra industri dan aktivitas ekonomi di Kota

    Kendari. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Kendari harus menyiapkan peta

    investasi yang menjadi prioritas pengembangan investasi secara komprehensif.

    RUPM membutuhkan berbagai perincian lebih lanjut terutama terkait

    dengan arahan kebijakan dasar seperti perbaikan iklim investasi, layanan

    investasi dan pengembangan investasi sektor-sektor yang menjadi prioritas

    daerah. Sesuai dengan sifat investasi yang lintas sektoral, maka diperlukan

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 41

    koordinasi yang kuat. Untuk melakukan koordinasi secara integral, sinergis dan

    komprehensif; maka diperlukan kelembagaan yang kuat. Kelembagaan

    merupakan aspek paling fundamental dan menentukan tingkat keberhasilan

    berbagai entitas organisasi agar dapat melaksanakan tugas pokok dan

    fungsinya sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang berlaku.

    Kegiatan investasi harus menjadi bagian dari penyelenggaraan

    perekonomian Kota Kendari dan ditempatkan sebagai upaya meningkatkan

    pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan

    pembangunan ekonomi berkelanjutan, mendorong pembangunan ekonomi

    kerakyatan serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu

    perekonomian yang berdaya saing. Untuk itu, lembaga investasi di Kota

    Kendari harus mampu menjadi inisiator, berorientasi "problem solving", dan

    menfasilitasi secara proaktif, baik kepada calon investor maupun investor yang

    sudah menjalankan usahanya di Kota Kendari.

    B. Pelaksanaan RUPM Kota Kendari

    Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

    2012, bahwa dalam penyusunan RUPM dibutuhkan suatu uraian mengenai

    pelaksanaan-pelaksanaan program-program serta kegiatan-kegiatan investasi

    yang mengacu pada arah dan kebijakan investasi daerah yang telah disusun

    yang secara mendasar mengacu pada arah kebijakan investasi nasional.

    Untuk itu, agar lebih memperjelas pelaksanaan RUPM Kota Kendari,

    maka akan diuraikan tahapan pelaksanaan berdasarkan arah kebijakan

    investasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Uraian pelaksanaan RUPM Kota Kendari berdasarkan arah dan

    kebijakan investasi diuraikan sebagai berikut:

    1. Investasi yang Terencana dan Berwawasan Lingkungan.

    Beberapa program yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam arah

    kebijakan investasi ini, adalah:

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 42

    1. Menetapkan bidang pangan, infrastruktur, dan pelayanan jasa sebagai

    isu strategis dalam penyediaan dan pengembangan kualitas dan

    kuantitas investasi.

    2. Menentukan wilayah yang dikembangkan dengan mempertimbangkan

    isu strategis sebagai Fokus Pembangunan wilayah Kota Kendari yang

    sejalan RTRW Kota Kendari dan RUTR Propinsi Sultra dan Nasional.

    3. Sinergi dengan kebijakan dan program pembangunan lingkungan hidup,

    khususnya program pengurangan emisi gas rumah kaca dan

    pencegahan kerusakan keanekaragaman hayati.

    4. Peningkatan penggunaan teknologi dan proses produksi yang ramah

    lingkungan secara lebih terintegrasi, dari aspek hulu hingga aspek hilir.

    5. Pengembangan wilayah yang memperhatikan tata ruang dan daya

    dukung lingkungan.

    Adapun kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam

    program-program ini adalah:

    Pemanfaatan dan penggunaan tehnologi terbarukan dalam

    pengembangan unit-unit usaha yang berbasis lingkungan.

    Prioritas pemanfaatan dan penggunaan sumber-sumber energy

    alternative, seperti; pembangkit listrik tenaga air dan matahari.

    Pemanfaatan energy bio gas dalam proses produksi pada masing-

    masing unit usaha investasi.

    Melakukan koordinasi dengan sektor pariwisata dalam penetapan kutub-

    kutub produksi dengan maksud agar terjadi suatu aliansi antar sektoral,

    dengan tetap mengacu pada RTRW Kota Kendari.

    Merumuskan dan menetapkan suatu aturan baku mengenai mekanisme

    pananaman modal yang sederhana namun tetap berwawasan

    lingkungan.

    Melakukan kajian-kajian mengenai dampak lingkungan atas semua

    kegiatan-kegiatan yang berorientasi usaha dalam rangka investasi.

    Penyiapan infra dan supra struktur daerah guna mempermudah investor

    dalam memulai dan melaksanakan usaha.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 43

    Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan

    keterlibatan secara proaktif dari masing-masing sektor dan instansi terkait;

    seperti Pariwisata, Lingkungan Hidup, Perizinan dan Investasi, dan pihak

    Perguruan Tinggi.

    Sementara itu indicator-indikator keberhasilan dan pencapaian dari

    pelaksanaan kegiatan-kegiatan RUPM Kota Kendari ini adalah (1) tersedianya

    infra dan supra struktur investasi yang berwawasan lingkungan; (2) tersedianya

    acuan baku mengenai mekanisme investasi di Kota Kendari yang sederhana

    dan praktis sehingga dapat memudahkan investor untuk berinvestasi di Kota

    Kendari; (3) tercapainya efektifitas dan efisiensi produktivitas usaha melalui

    penggunaan tehnologi terbarukan yang ramah lingkungan; (4)

    termanfaatkannya sumber-sumber energy alternative yang ramah lingkungan

    dalam proses-proses produksi; (5) tersedianya kutub-kutub kawasan usaha

    produktif yang sesuai dengan naskah perencanaan lainnya seperti; RTRW Kota

    Kendari.

    2. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK)

    Adapun program serta kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan

    dalam arah dan kebijakan ini adalah:

    a. Program Pemberdayaan Lembaga Usaha Ekonomi masyarakat Desa/

    Kelurahan

    Program ini ditujukan untuk menumbuhkembangkan lembaga ekonomi

    masyarakat desa/kelurahan, sehingga dapat melaksanakan dan membiayai

    kegiatan usahanya agar terwujud kesejahteraan yang berkeadilan. Sasarannya

    meliputi pembentukan/ pengembangan Lembaga Keuangan Desa (LKD),

    penyaluran perkuatan modal kerja dan peningkatan SDM para pengurus LKD.

    Indikator keberhasilan dari program ini adalah; tersedianya suatu

    lembaga ekonomi masyarakat desa/kelurahan untuk berbagai jenis komoditas

    yang dapat mengakomodir segala kebutuhan-kebutuhan masyarakat sebagai

    pelaku ekonomi utama.

    Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat diusulkan dalam program ini

    adalah:

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 44

    a. Pembentukan lembaga keuangan desa/kelurahan yang dibentuk

    berdasarkan hasil swadaya masyarakat.

    b. Pembentukan lembaga monitoring dan evaluasi hasil produksi

    komoditas.

    c. Pembentukan lembaga penjamin modal masyarakat

    d. Pembentukan kelompok-kelompok kerja masyarakat desa/kelurahan

    untuk masing-masing jenis komoditas.

    e. Pembentukan kelompok usaha permanen masyarakat desa/kelurahan

    untuk pengendalian jumlah dan mutu hasil produksi.

    b. Program Penumbuhan Lingkungan Usaha Yang Kondusif.

    Program ini ditujukan bagi pengembangan UKM se-Kota Kendari.

    Sasaran program ini adalah untuk memberikan jaminan kapasitas berusaha

    bagi UKM. Berdasarkan UU No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil pemerintah

    berkewajiban menumbuhkan iklim usaha yang kondusif dan perkuatan terhadap

    UKM. Berkaitan dengan tersebut, maka beberapa hal yang seharusnya

    dilakukan oleh pemerintah, yaitu: (1) dukungan informasi guna menciptakan

    peluang usaha yang luas; (2) perlindungan UKM; (3) dukungan dana; (4)

    percadangan lokasi dan bidang usaha yang paling efisien dan efektif untuk

    UKM; (5) pendidikan dan pelatihan (Diklat); dan (5) pembentukan kemitraan

    usaha antara UKM dengan BUMN/BUMS.

    Indikator keberhasilan dari program ini adalah:

    a. Terciptanya unit-unit usaha baru yang potensial untuk dikembangkan.

    b. Tersedianya pusat-pusat informasi usaha

    c. Adanya durabilitas pendanaan bagi masyarakat sebagai pelaku

    ekonomi utama.

    d. Pendidikan dan pelatihan sistem informasi dan jejaring usaha yang

    compatible.

    Adapun kegiatan-kegiatan yang diusulkan dalam program ini adalah:

    a. Identifikasi unit-unit usaha potensial

    b. Identifikasi dan analisis kelayakan mengenai pendirian industri

    potensial yang relevan dengan komoditas unggulan yang dihasilkan.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 45

    c. Membentuk forum kemitraan antara petani (pelaku ekonomi utama,

    pedagang pengumpul, dan industri terkait).

    d. Menjalin kemitraan dengan produsen penghasil komoditas yang

    sejenis dari daerah lain.

    e. Penyediaan sistem informasi usaha (e-commerce for small business).

    f. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan e-commerce bagi masyarakat

    petani.

    g. Penyediaan sarana dan prasarana jaringan informasi (jaringan

    internet, dan lainnya).

    c. Program Pengembangan Fasilitasi Pembiayaan

    Program ini ditujukan untuk meningkatkan akses UKM terhadap

    pembiayaan. Sasarannya adalah pemberian penjaminan kredit penyaluran

    dana bergulir dan fasilitasi dengan dana Lembaga Perbankan.

    Meskipun terdapat lembaga yang memiliki dana pengembangan UKM

    seperti perbankan dan beberapa BUMN, namun UKM masih saja mengalami

    kesulitan dalam mengakses dana tersebut. Kesulitan itu disebabkan UKM tidak

    memiliki jaminan yang dapat dipercaya oleh perbankan dan sumber

    pembiayaan lainnya.

    Indikator keberhasilan dari program ini adalah tersedianya suatu

    lembaga independen penjamin pembiayaan bagi masyarakat petani yang

    bertugas sebagai mitra usaha.

    Adapun kegiatan-kegiatan yang diusulkan dalam program ini adalah:

    a. Pendirian Bank Perkreditan Rakyat milik Pemerintah Daerah Kota

    Kendari.

    b. Pendirian bank-bank konvensional yang dapat menjamin pembiayaan

    usaha masyarakat petani.

    c. Pendirian Lembaga Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) yang

    difasilitasi oleh Pemerintah Daerah

    d. Perumusan program bantuan modal usaha bagi masyarakat petani

    yang diperkuat oleh suatu regulasi daerah.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 46

    d. Program Fasilitasi Pemasaran UKM

    Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses UKM terhadap

    penguasaan pasar, pengembangan jaringan usaha dan pengembangan

    kemitraan UKM serta pelaku usaha lainnya.

    Indikator keberhasilan dari program ini adalah; adanya jalur distribusi

    hasil pemasaran komoditas unggulan yang efektif dan efisien serta

    menguntungkan semua pihak.

    Adapun kegiatan-kegiatan yang diusulkan dalam program ini adalah;

    a. Melakukan kajian mengenai identifikasi terhadap konsumen-

    konsumen potensial

    b. Menjalin kerjasama dengan industri-industri potensial

    c. Menjalin kerjasama dengan konsumen akhir baik dari dalam maupun

    dari luar daerah

    d. Menciptakan brand commodities

    e. Menciptakan keunikan produk/komoditas lokal

    f. Membuka jaringan ekspor komoditas

    e. Program Pengembangan Infra Struktur Fisik dan Ekonomi

    Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan fasilitas-

    fasilitas infrastruktur fisik dan ekonomi di Kota Kendari agar arus perputaran

    roda perekonomian dapat berjalan lancar. Infrastruktur dasar yang dimaksud

    adalah; irigasi, jalan, jembatan, pasar, perbankan, dan lembaga-lembaga

    ekonomi lainnya.

    Indikator keberhasilan dari program ini adalah tersedianya fasilitas-

    fasilitas infrastruktur fisik dan ekonomi yang dapat mendukung segala

    kegiatan ekonomi yang dijalankan di Kota Kendari.

    Adapun uraian kegiatan yang dapat diusulkan dalam program ini

    adalah:

    a. Pembangunan dan perbaikan jalan dan jalan usaha tani

    b. Pembangunan dan perbaikan irigasi

    c. Pembangunan dan perbaikan jembatan

    d. Penyediaan pasar umum dan pasar komoditas

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 47

    e. Penyediaan lembaga perbankan atau Bank Perkreditan Rakyat.

    f. Pembangunan dan penyediaan fasilitas pendidikan

    g. Pembangunan dan penyediaan fasilitas kesehatan

    h. Pembangunan sub-terminal agribisnis

    3. Perbaikan Iklim Investasi

    Adapun program-program yang direncanakan dalam arah kebijakan

    investasi ini adalah:

    1. Penguatan Kelembagaan Badan Pelayanan Perizinan dan Investasi Kota

    Kendari.

    2. Pengaturan arah kebijakan prioritas pembangunan yang dapat menjamin

    peningkatan produktivitas dan inovasi secara berkelanjutan.

    3. Pengaturan Perizinan dan Non Perizinan yang mempertimbangkan

    klasifikasi wilayah dalam rangka mendorong persebaran dan

    pemerataan Investasi.

    4. Pengaturan Persaingan Usaha dan jaringan mitra strategis

    kepenanammodalan.

    5. Pengaturan kegiatan investasi yang strategis dan berkualitas, dengan

    menekankan pada peningkatan nilai tambah, peningkatan investasi di

    sektor prioritas dan pengembangan wilayah.

    Berdasarkan program-program tersebut, maka selanjutnya kegiatan-

    kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan guna menunjang program-

    program tersebut adalah:

    Pembuatan standar pelayanan minimal untuk investasi daerah yang

    sesuai dengan standar baku yang ada dan sesuai dengan tuntutan dunia

    usaha.

    Penyiapan kualitas sumberdaya manusia pada Badan Peizinan dan

    Investasi Kota Kendari yang terampil dan mampu beradaptasi serta

    memiliki daya respon yang tinggi terhadap segala kebutuhan investor.

    Penyiapan sarana dan prasarana penunjang bagi Badan Perizinan dan

    Investasi Kota Kendari yang berbasis tehnologi.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 48

    Membentuk satu unit kerja pada Badan Perizinan dan Investasi Kota

    Kendari yang berfungsi sebagai Pusat Informasi Investasi dan Investasi

    Daerah.

    Melakukan koordinasi dengan pihak Komisi Pengawasan Persaingan

    Usaha (KPPU) dalam merancang format baku persaingan usaha Kota

    Kendari.

    Membentuk jejaring kemitraan usaha baik antar Pemerintah Daerah

    dengan para investor maupun antar investor.

    Berdasarkan uraian-uraian kegiatan tersebut, maka indicator

    keberhasilan yang diharapkan atas kegiatan-kegiatan tersebut adalah:

    Tersedianya suatu format standar pelayanan minimal (SPM) untuk

    investasi daerah yang sesuai dengan standar baku yang ada dan sesuai

    dengan tuntutan dunia usaha.

    Tersedianya sumberdaya manusia yang berkualitas pada Badan

    Peizinan dan Investasi Kota Kendari.

    Tersedianya sarana dan prasarana penunjang bagi Badan Perizinan dan

    Investasi Kota Kendari yang berbasis tehnologi.

    Terbentuknya unit kerja pada Badan Perizinan dan Investasi Kota

    Kendari yang berfungsi sebagai Pusat Informasi Investasi dan Investasi

    Daerah.

    Adanya koordinasi dengan pihak Komisi Pengawasan Persaingan Usaha

    (KPPU) dalam merancang format baku persaingan usaha Kota Kendari.

    Adanya jejaring kemitraan usaha baik antar Pemerintah Daerah dengan

    para investor maupun antar investor.

    4. Promosi Investasi

    Arah dan kebijakan investasi ini diharapkan dapat berperan untuk

    memperkenalkan serta membangun image positif bagi Kota Kendari dalam hal

    investasi dan investasi. Adapun program-program yang diharapkan dapat

    digunakan untuk mencapai arah dan kebijakan ini adalah:

    1. Program penyebarluasan informasi potensi dan peluang investasi

    secara terfokus, terintegrasi, dan berkelanjutan di Kota Kendari.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 49

    2. Program penciptaan Kota Kendari sebagai kota investasi dan

    investasi.

    3. Program pengembangan strategi promosi yang lebih fokus, terarah

    dan inovatif.

    4. Program pencapaian target investasi dan investasi yang telah

    ditetapkan melalui media promosi.

    5. Peningkatan peran koordinasi promosi investasi.

    6. Program penguatan peran fasilitasi hasil kegiatan promosi secara

    proaktif.

    Adapun kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan

    berdasarkan program-program tersebut adalah:

    Membentuk Pusat Promosi Daerah Kota Kendari yang berfungsi untuk

    menyebarluaskan potensi-potensi investasi daerah.

    Merancang suatu media promosi investasi daerah melalui pemanfaatan

    tehnologi yang dapat dengan mudah diakses oleh seluruh investor

    domestic maupun asing.

    Melakukan kegiatan-kegiatan budaya yang berskala international yang

    berfungsi sebagai media promosi potensi daerah.

    Merancang strategi pemasaran terfokus.

    Melakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait baik dalam lingkup

    Pemkot Kota Kendari maupun instansi vertikal lain dalam hal promosi

    investasi.

    Dari uraian-uraian mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut,

    maka, indicator-indikator keberhasilan adalah sebagai berikut:

    Tersedianya Pusat Promosi Daerah Kota Kendari yang berfungsi untuk

    menyebarluaskan potensi-potensi investasi daerah yang tersedia dan

    potensial di Kota Kendari.

    Tersedianya rancangan media promosi investasi daerah melalui

    pemanfaatan tehnologi yang dapat dengan mudah diakses oleh seluruh

    investor domestik maupun asing.

    Terlaksananya kegiatan-kegiatan budaya yang berskala nasional dan

    international yang berfungsi sebagai media promosi potensi daerah.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 50

    Tersedianya format baku strategi pemasaran terfokus yang berfungsi

    sebagai konsep strategi arah promosi daerah Kota Kendari.

    Adanya koordinasi antara instansi-instansi terkait baik dalam lingkup

    Pemkot Kendari maupun instansi vertikal lain dalam hal promosi

    investasi.

    5. Persebaran Investasi

    Arah kebijakan persebaran investasi bertujuan untuk pemerataan dan

    optimalisasi investasi di Kota Kendari agar semua sektor ekonomi dapat

    produktif dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi daerah. Adapun program-

    program yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam arah kebijakan ini

    adalah:

    1. Pengembangan pusat-pusat ekonomi, kawasan dan klaster-klaster

    industri dan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Kota Kendari.

    2. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan strategis.

    3. Pengembangan sumber energi yang bersumber dari energi baru &

    terbarukan.

    4. Pengembangan investasi tidak mengorbankan wilayah produktif untuk

    sektor riil dengan mempertimbangkan efisiensi dan ketersediaan

    sumberdaya.

    5. Percepatan pembangunan infrastruktur perkotaan dengan

    mengembangkan pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan non

    KPS yang diintegrasikan dengan rencana investasi untuk sektor tertentu

    yang strategis .

    Berdasarkan program-program yang ditawarkan tersebut, maka

    kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan adalah:

    Membentuk klaster-klaster ekonomi sektoral yang potensial di Kota

    Kendari.

    Membentuk kutub-kutub klaster untuk sektor ekonomi unggulan, seperti;

    perdagangan, jasa-jasa, pariwisata, dan industry kerajinan.

    Merancang pola arus distribusi barang dan jasa yang keluar maupun

    masuk dalam lingkup Kota Kendari.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 51

    Merancang Master Plan Pengembangan Terminal dan Kepelabuhanan.

    Menyediaan fasilitas infra dan supra struktur untuk daerah-daerah

    potensial, khususnya pada kutub-kutub klaster yang ada, seperti; jalan,

    jembatan, terminal, dan pelabuhan.

    Penggunaan sumber-sumber energy alternative dan tehnologi

    terbarukan, seperti: PLTU dan PLTA.

    Penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, baik

    yang berfungsi sebagai sarana mobilisasi penduduk maupun barang dan

    jasa.

    Berdasarkan kegiatan-kegiatan tersebut, maka indicator keberhasilan

    yang diharapkan adalah sebagai berikut:

    Adanya klaster-klaster ekonomi sektoral yang potensial di Kota Kendari.

    Terbentuknya kutub-kutub klaster untuk sektor ekonomi unggulan,

    seperti; perdagangan, jasa-jasa, pariwisata, dan industry kerajinan.

    Tersedianya pola arus distribusi barang dan jasa yang keluar maupun

    masuk dalam lingkup Kota Kendari.

    Adanya Master Plan Pengembangan Terminal dan Kepelabuhanan Kota

    Kendari.

    Tersedianya fasilitas infra dan supra struktur untuk daerah-daerah

    protensial, khususnya pada kutub-kutub klaster yang ada.

    Termanfaatkannya sumber-sumber energy alternative dan tehnologi

    terbarukan.

    Tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai, baik

    yang berfungsi sebagai sarana mobilisasi penduduk maupun barang dan

    jasa.

    6. Pemberian Fasilitas, Kemudahan dan Insentif Investasi

    Arah kebijakan ini lebih berfokus kepada pemberian fasilitas-fasilitas bagi

    para investor yang akan menanamkan modalnya di Kota Kendari. Hal ini

    diarahkan agar para investor merasa nyaman dan menganggap bahwa Kota

    Kendari adalah daerah yang kondusif untuk aktivitas investasi. Adapun

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 52

    program-program yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam arah kebijakan

    ini adalah:

    1. Pemberian Insentif dan sangksi untuk mendorong daya saing dan iklim

    yang kondusif untuk berinvestasi.

    2. Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif investasi diberikan

    untuk Industri Pionir dan Prioritas Tinggi.

    3. Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif investasi yang

    mendorong upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup.

    4. Pemerintah daerah dapat memberikan insentif berupa pajak daerah dan

    kemudahan lainnya.

    Berdasarkan program-program tersebut, maka kegiatan yang akan

    dilakukan terkait dengan arah kebijakan ini adalah:

    Penyiapan fasilitas pendukung investasi seperti; perhotelan, listrik, air,

    perbankan dan system komunikasi.

    Penjaminan faktor keamanan dalam berinvestasi di Kota Kendari.

    Penataan lokasi-lokasi wisata.

    Pelayanan terpadu satu pintu di bidang investasi.

    Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik.

    Pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah.

    Pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah.

    Pemberian dana stimulan; dan/atau.

    Pemberian bantuan modal.

    Penyediaan data dan informasi peluang investasi.

    Penyediaan sarana dan prasarana investasi

    Penyediaan lahan atau lokasi.

    Pemberian bantuan teknis; dan/atau.

    Percepatan pemberian perizinan.

    Berdasarkan kgiatan-kegiatan tersebut, maka indicator keberhasilan

    yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah:

    Tersedianya fasilitas pendukung investasi seperti; perhotelan, listrik, air,

    perbankan dan system komunikasi.

    Terjaminnya faktor keamanan dalam berinvestasi di Kota Kendari.

  • LAPORAN AKHIR: Rencana Umum Penanaman Modal Kota Kendari Page 53

    Adanya penataan lokasi-lokasi wisata yang ada di Kota Kendari.

    Tersedianya pelayanan terpadu satu pintu di bidang investasi.

    Adanya Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Invest