laporan akhir pelton

Upload: revandifitro

Post on 17-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Praktikum Konversi Konservasi Energi

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNya saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Prestasi Mesin dengan percobaan Turbin Pelton.Di dalam laporan ini yang saya bahas antara lain adalah tujuan dari praktikum ini, pengolahan data, pembuatan grafik, analisis hasil serta kesimpulan. Tentunya saya ingin berterimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini: Bapak Prof. Dr. Bambang Suryawan dan Bapak Agus Parmitran selaku dosen mata kuliah Konversi dan Konservasi Energi Kak Priya Nugraha sebagai asisten praktikum Turbin Pelton, Teman-teman kelompok praktikum, Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.Saya selaku penulis laporan sadar betul bahwqa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu saya sangat mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran membangun untuk lapran ini. Semoga laporan ini dapat menjadi manfaat bagi kita semua dan mahasiswa Teknik mesin pada umumnya.

Depok, 14 Mei 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iDaftar Isi ..iiBab I Tujuan Percobaan .1Bab II Dasar Teori ..2Bab III Alat Digunakan .5Bab IV Jalannya Percobaan ...6Bab V Perhitungan dan Pengolahan Data 7V.1 Contoh Perhitungan ..7V.2 Tabel Data 9V.3 Grafik Data 11Bab VI Analisa ..13V.1 Analisa Hasil .13V.2 Analisa Grafik .....................................................................................................15Bab VII Tugas Tambahan ..17Bab VIII Kesimpulan dan Saran 19VIII.1 Kesimpulan ..19VIII.2 Saran 19ReferensiLampiran

BAB ITUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui performance dan karakteristik dari turbin pelton sebagai alat pengubah tenaga, sehingga dapat dintentukan air yang sesuai bagi turbin jenis ini untuk mencapai efisiensi maksimum.

BAB IIDASAR TEORI

Turbin pelton termasuk jenis turbin impulse yang merubah seluruh energi air menjadi energy kecepatan sebelum memasuki runner turbin. Pancaran air yang keluar dari nozzle akan menumbuk bucket akibat tumbukan yang terjadi tergantung dari jumlah dan ukuran pancaran serta kecepatannya.

Kecepatan pancaran nozzle (m/s)

Energy potensialEp = m . g . h ( Joule)

Daya input turbin

Dimana :Ha = head sebenarnya (m)Qa = kapasitas air sebenarnya (m3/s) = berat jenis fluida (air = 9810 N/m3)

Energy output turbinT = Ft . RtDimana :Ft = gaya turbin pada ujung lengan dari prony brakenya (N)Rt = panjang lengan prony brake = 0.16 m

Daya output turbin

Dimana :nt = kecepatan putar turbin (rpm)T = torsi turbin (N.m)

Efisiensi turbint = BHP /WHP x 100 % Kapasitas air teoritis

= 0.8 + 0.88tergantung dari sudut dan (dalam perhitungan = 0.88) = 67.50d1 = 0.01905 md2 = (1-k) . d1 (meter)k = persentase bukaan katupg = percepatan grafitasi = 9.81 m/s2Ha = head actual /sebenarnya (m)

Effisiensi nozzlea = Qa/Qt x 100 %dimana :Qa = kapasitas sebenarnya yang melawati turbin (m3/s)Qt = kapasitas teoritis (m3/s)

Head Teoritis

Dimana : Np = 2450 (untuk K 75 %)= 2150 (untuk k 50 %)Rt = 0.16 mp= 0.8

Kecepatan spesifikns = nN/Ha5/4 (rpm)n = kecepatan putar turbin (rpm)N = daya input turbin = BHP (HP)Ha = tinggi jauh sebenarnya (m) Turbin Pelton adalah turbin air dengan ns paling rendah namun bekerja pada H paling tinggi. Sedangkan turbin Francis bekerja pada ns menengah dan H menengah pula. Turbin Kaplan bekerja dengan ns paling tinggi namun H paling rendah.nsJenis Turbin

4-35Turbin Pelton dengan 1 nozzle

17 50Turbin Pelton dengan 2 nozzle

24 70Turbin Pelton dengan 4 nozzle

80 120Turbin Francis dengan putaran rendah

120 220Turbin Francis dengan putaran normal

220 350Turbin Francis dengan putaran tinggi

350 430Turbin Francis dengan putaran sangat tinggi

300 - 1000Turbin Kaplan

Pada percobaan ini digunakan turbin pelton dengan 1 nozzle.

BAB IIIALAT-ALAT DIGUNAKAN

Peralatan digunakan untuk praktikum kali ini adalah:1. Tangki air, bagian pengukur alirannya dilengkapi dengan peredam gelombang serta skala pengukur dalam inchi dan ft3/min.2. Pompa sentrifugal sebagai penggerak motor listrik, dapat diatur putarannya.3. Transformator untuk mengatur tegangan dan arus masuk motor yang mengatur putaran motor listrik.4. Prony brake dengan panjang lengan 0,16 meter.5. Force gauge mengukur gaya pada ujung lengan prony brake dan gaya pada lengan dynamometer dari motor.6. Pressure gauge untuk mengatur tekanan discharge dari pompa pada ketinggian yang sama dengan nozzle turbin.7. Tachometer mengukur kecepatan putar turbin.8. Pengukur flowProny brake dan force gaugeApparatus pengujian turbin pelton yang terpasana\g lengkap dengan nozzle dan spear valvenya.

Pressure gauge

transformatorSpear valveFoto turbin pelton yang digunakan untuk praktikumBAB IVJALANNYA PERCOBAAN

Sebelum percobaan dimulai yang harus dilakukan praktikan adalah: Periksa air dalam tangki, apakah sudah mencukupi atau belum. Tinggi air pada Vee Notch harus menunjukkan angka nol pada skala pengukurannya. Periksa tinggi air raksa dalam tabung-tabung force gauge. Usahakan pada posisi nol. Jika tidak lakukan kalibrasi dalam pencatatan. Sebelum tombol ON ditekan pastikan bahwa rotary speed regulator menunjukkan angka nol. Pastikan juga prony brake dalam keadaan bebas/tidak direm. Buka katup discharge dari pompa dan putar spear gear sampzi membuka penuh, kemudian tekan tombol ON hingga lampu merah kecil menyala. Setelah itu naikkan kecepatan motor dengan cara memutar perlahan speed regulator sampai tekanan discharge pompa menunjukkan skala tertentu sesuai instruksi asisten.

Percobaan dilakukan sebagai berikut:1. Putar rotary speed regulator hingga tekanan discharge pompa menunjukkan head teoritis tertentu.2. Atur spur valve sampai menunjukkan bukaan katup tertentu.3. Putaran turbin diatur dengan tachometer dengan cara mengencangkan/mengerem prony brake.4. Pada saat putaran diinginkan tercapai catatlah data-data yang dibutuhkan yaitu Ha, Ft, Fp, Qa, V, dan I.5. Lakukan langkah 3-4 untuk putaran Nt sebesar 1600 rpm hingga 1200 rpm dengan interval sebanyak 100 rpm.6. Lakukan langkah 2-3 untuk variasi bukaan diffuser k=50% dan k=75%.7. Lakukan langkah 1-6 untuk variasi head teoritis Ht=8 meter dan Ht=10 meter.

BAB VPerhitungan dan Pengolahan Data

V.1 Contoh PerhitunganContoh perhitungan diambil dari data hasil percobaan pada saat K = 50 % dan Ha = 8. Dengan N sebesar 1600 rpm.

Daya input turbin

WHP = 8 x 0,001398 x 9810 = 109,71504 watt

Energy output turbinT = Ft . RtT = 2 x 0,16 = 0,32 N.m

Daya output turbin

BHP = 2 x 3,14 x 1600 x 0.32 / 60 = 53,589333 watt

Efisiensi turbint = BHP /WHP x 100 %t = (53,589333 / 109,71504 ) x 100 % = 48,84411 %

Kapasitas air teoritis

Qt = (0,88/sin 67.5) x (3,14/4)[( 0,01905)2 {(1-0,5). 0,01905}2]2.9,81.8 Qt = 0,00255096 m3/s

Effisiensi nozzlea = Qa/Qt x 100 %a = (0.001398/0.00255096) x 100 % = 54,80299%

Head Teoritis

H = (2x3,14x2150x5,5x0,6x0.8)/(60x9810x0,001398) = 11,55749 m

Kecepatan spesifikns = nN/Ha5/4 (rpm)ns =1600 x 53,589333 x (8)5/4 = 870,5559 rpm

Kecepatan pancaran nozzle

V = 54,80299 % x 2x9.81x8 = 6,86592 m/s

Hasil perhitungan untuk tiap data hasil percobaan disederhanakan dalam bentuk tabel berikut.

Tasia Larosa (0706267351) TURBIN PELTON Teknik Mesin Universitas Indonesia

IV.2 Tabel Perhitungan.a. K = 50 % , Ha = 8 & Np = 2150Non (rpm)HaFt (N)Fp (N)Qa (m^3/s)V (volt)I (A)T (Nm)whp (watt)bhp (watt)tQt (m^3/s)nozzlens (rpm)Vnozzle (m/s)H'

11600825,50,00231805,60,32180,50453,58933329,688721,1780970,880,0025509690,16229870,555911,295867,024944

21500825,50,002633331805,60,32206,66450,2424,309991,1780970,880,00255096103,2293790,230112,932946,135711

31400835,50,002633331805,60,48206,66470,33634,033991,1780970,880,00255096103,2293872,678712,932946,135711

4130083,55,50,002633331805,60,56206,66476,19733336,870151,1780970,880,00255096103,2293843,433312,932946,135711

51200845,50,002633331805,60,64206,66480,38438,895991,1780970,880,00255096103,2293799,656712,932946,135711

b. K = 50 % Ha =10 & Np =2150Non (rpm)HaFt (N)Fp (N)Qa (m^3/s)V (volt)I (A)T (N.m)whp (watt)bhp (watt)tQt (m^3/s)nozzlens (rpm)Vnozzle (m/s)H'

11600825,50,0029671805,60,32291,03107,178666736,827361,1780970,880,002551116,29631231,15214,570037,921899

21500825,50,0029671805,60,32291,03113,0438,841361,1780970,880,002551116,29631185,34514,570037,921899

31400835,50,0029671805,60,48291,03117,226666740,279931,1780970,880,002551116,29631126,62314,570037,921899

4130083,55,50,0029671805,60,56291,03130,62444,883351,1780970,880,002551116,29631104,31314,570037,921899

51200845,50,0029671805,60,64291,03120,57641,430781,1780970,880,002551116,2963979,375414,570037,921899

c. K = 75 % Ha = 8 & Np = 2450Non (rpm)HaFt (N)Fp (N)Qa (m^3/s)V (volt)I (A)T (N.m)whp (watt)bhp (watt)tQt (m^3/s)nozzlens (rpm)Vnozzle (m/s)H'

11600825,50,0026331805,60,32206,66453,5893325,930661,1780970,880,00318950,11455870,55596,27853511,52183

21500825,70,0026331805,60,32206,66450,2424,309991,1780970,880,00318950,11455790,23016,27853511,94081

31400835,90,0026331805,60,48206,66470,33634,033991,1780970,880,00318950,11455872,67876,27853512,35978

413008360,00281805,60,48219,74465,31229,721861,1780970,880,00318953,25063780,86756,67143511,82903

5120083,560,0026331805,60,56206,66470,33634,033991,1780970,880,00318950,11455748,01036,27853512,56927

d. K = 75 % Ha = 10 & Np = 2450Non (rpm)HaFt (N)Fp (N)Qa (m^3/s)V (volt)I (A)T (N.m)whp (watt)bhp (watt)tQt (m^3/s)nozzlens (rpm)Vnozzle (m/s)H'

1160010380,00332006,50,48323,7380,38424,830571,1780970,880,003189103,49061066,20912,965698,115433

2150010480,00332006,50,64323,73100,4831,038211,1780970,880,003189103,49061117,55412,965698,115433

31400104,580,00332006,50,72323,73105,50432,590121,1780970,880,003189103,49061068,80912,965698,115433

4130010580,0029672006,50,8291,03108,853337,402791,1780970,880,00318993,037021008,09611,656029,02728

51200105,580,0029672006,50,88291,03110,52837,978221,1780970,880,00318993,03702937,680611,656029,02728

IV.3 Grafik

BAB VIANALISA

VI.1 Analisa Hasil Setelah melaksanakan praktikum turbin pelton di lab mesin gedung ppm praktikan mendapatkan data berupa 4 kategori. Kategori itu terbagi berdasrkan persentasebukaan katup (k) dan nilai dari head turbin. Pengambilan data pada keempat kategori tersebut terdiri dari 5 variasi data yang didasarkan pada perubahan nilai rpm dari turbin, yaitu dari 1600 rpm lalu diturunkan dengan interval 100 hingga 1200 rpm. Berikut keempat kategori tersebut: Pada saat K = 50 %, dan Ht = 8, dilakukan pengambilan data dengan cara mengganti nilai rpm dari turbin (1600, 1500, 1400, 1300, 1200 rpm). Pada saat k = 50 %, dan Ht = 10, dilakukan pengambilan data dengan cara mengganti nilai rpm dari turbin (1600, 1500, 1400, 1300, 1200 rpm). Pada saat k = 75 %, dan Ht = 8, dilakukan pengambilan data dengan cara mengganti nilai rpm dari turbin (1600, 1500, 1400, 1300, 1200 rpm). Pada saat k = 75 %, dan Ht = 10, dilakukan pengambilan data dengan cara mengganti nilai rpm dari turbin (1600, 1500, 1400, 1300, 1200 rpm).Setelah menyelesaikan tahapan kalkulasi, kita akan mendapatkan 9 nilai dari pengambilan data pada keempat kategori diatas. Variable variable baru tersebut adalah : Daya input turbin (WHP) Energi Output Turbin (T) Daya Output Turbin (BHP) Efisiensi Turbin (t) Debit teoritis (Qt) Head Aktual (H) Kecepatan Pancaran Nozzle (Vn) Specific Speed Efisiensi Nozzle Setelah melakukan pengambilan data kami mengetahui bahwa perubahan nilai rpm akan dipengaruhi oleh nilai dari perubahan nilai dari gaya yang dialami oleh prony brake (Ft). Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara untuk mengganti nilai dari rpm, yaitu dengan memutar prony brake ke posisi yang lebih longgar. Selain itu, untuk mengganti besarnya head turbin kita harus mengubah putaran yang dihasilkan dari motor listrik.Untuk analisa, data yang dipilih untuk ditampilkan adalah data pada saat putaran turbin 1600 rpm, dengan head 8m dan k 50%. Pada kondisi ini didapatkan torsi turbin sebesar 0,32 N/m, WHP turbin sebesar 180,504 watt sebagai daya masukan turbin, sementara itu daya keluaran (BHP) adalah 53,589 watt. Dari perbandingan daya keluaran dan masukan ini, kita dapat mengetahui efisiensi turbin pada titik ini relative kecil yaitu sebesar 29,688 %. Nilai lainnya yang bisa kita hitung adalah debit teoritis dari turbin, pada kondisi turbin dengan 1600 rpm didapatkan nilai debit teoritis sebesar 0.00255 m3/s. Karena nilai Ha ditetapkan konstan (sama dengan nilai Ht), sehingga untuk berapapun nilai kecepatan putaran turbin, nilai debit teoritisnya akan sama, karena variable lain yang mempengaruhi (k, d1, , sin) merupakan suatu besaran yang nilainya tetap. Oleh karena itu, nilai efisiensi nozzle hanya dipengaruhi oleh Qa (debit actual) yang terukur pada saat percobaan.Idealnya nilai debit turbin akan bertambah besar dengan berkurangnya rpm, namun pada praktikan tidak menemukan perubahan nilai Qa yang signifikan pada indicator flow rate ketika putaran turbin dikurangi. Kemungkinan hal ini dikarenakan indicator tersebut sudah tidak bekerja dengan baik lagi. Nilai efisiensi nozzle yang didapat pada titik ini adalah 90,16 %.Pada saat nilai bukaan katup ditingkatkan menjadi 75 % dan nilai head turbin tetap 8, kita bisa mengetahui bahwa perubahan bukaan katup akan langsung berdampak pada berubahnya nilai debit teoritis (Qt). Karena seperti yang telah diajabarkan sebelumnya, nilai dari Qt hanya akan dipengaruhi oleh nilai k. Dari seluruh hasil perhitungan, nilai dari efisiensi turbin (t) terbesar didapat pada saat bukaan katup (k) 50 %, Head turbin (Ht) 10, dan nilai kecepatan putaran turbin 1300 rpm. Pada kondisi ini, nilai efisiensi dari daya turbin adalah 44,88 %. Pada kondisi ini juga didapat nilai gaya yang dialami prony brake sebesar 6 N, nilai ini merupakan nilai prony brake terbesar yang tercatat dalam pengambilan data ketika percobaan dilakukan. Begitu juga dengan nilai BHP yang merupakan nilai terbesar dalam pengambilan data ini yaitu sebesar 130,624 W. Hal ini membuktikan bahwa besarnya nilai suatu variable akan dipengaruhi nilai variable lainnya,

VI.2 Analisa Grafik Setelah menyelesaikan perhitungan data, langkah selanjutnya adalah membuagt grafik dari data yang didapat dan hasil perhitungan. Praktikan membuat 4 macam grafik yang terdiri dari hubungan antara nilai putaran turbin (Nt) dengan nilai WHP, BHP, Qa, dan H yang didapat dari 4 kategori sebelumnya.Grafik yang berasal dari data yang diukur dengan alat ukur yang presisi sebenarnya bisa menghasilkan suatu persamaan yang bisa digunakan untuk mendapatkan suatu nilai pada kondisi tertentu. Namun, pada percobaan kali ini sepertinya hal ini tidak berlaku. Angka angka yang tercatat pada indicator alat ukur sangat diragukan tingkat presisinya, sehingga garis yang didapat dari grafik tidak bisa mewakili persamaan yang mungkin dihasilkan.Contohnya adalah pada grafik pertama yaitu perbandingan nilai Qa vs Nt. Pada garis tabel b yaitu kondisi nilai bukaan katup (k) 50 % dan nilai head turbin (Ht) 10, garis yang terbentuk nyaris berbentuk garis horizontal, padahal seharusnya nilai debit berbanding terbalik dengan nilai putaran turbin, dimana niali Qa harusnya bertambah saat putaran turbin diperkecil. Nilai lainnya yang dibandingkan adalah BHP vs Nt, dilihat dari bentuknya yang melengkung persamaan ini mirip dengan persamaan linier berpangkat 2 (kuadratik). Sementara itu, nilai H vs Nt dan Qa vs Nt lebih berbentuk persamaan linier berpangkat 1. Untuk contoh analisa, praktikan memilih grafik BHP vs Nt pada keadaan K 50 % dan Ht 8.

Dari grafik ini kita bisa mencari suatu persamaan garis yang bisa digunakan untuk menetukan nilai BHP yang akan terjadi apabila nilai rpm dari turbin dinaikkan ataupun diturunkan. Persamaan yang mewakili grafik ini adalah persamaan linear sebesar y=-0,079x+177,5.

BAB VIITUGAS TAMBAHAN

Judul Jurnal: PRESSURE DISTRIBUTION AT INNER SURFACE OF SELECTED PELTON BUCKET FOR MICRO HYDROPenulis: Binaya K.C.*, Bhola Thapa

PLTA Mikro (MH) adalah salah satu sumber utama energi di bagian pedesaan Nepal dimana jaringan nasional masih sulit diakses. Sebagian besar mikrohidro di Nepal berjalan pada efisiensi rendah). Salah satu alasan untuk efisiensi yang rendah tersebut dapat disebabkan oleh profil bucket yang tidak benar sehingga terdapat rugi hidrolik dalam bucket desain tradisional. Sedikit perbaikan profil bucket dapat meningkatkan efisiensi pembangkit listrik. Fundamental dari desain bucket bertujuan agar percepatan partikel air selalu normal ke permukaan bucket. Sehingga partikel air selalu mbucketikan gaya maksimum pada permukaan bucket (Brekke, 1994). Ini adalah filosofi dasar di balik rancangan bucket profil.Empat bucket Pelton dengan kontur yang berbeda telah dirancang untuk kepala yang sama dan laju alir kondisi yang sama. Bucket dinamakan sebagai DB01, DB02, DB03 dan DB04 yang dicor secara lokal. Perbedaan antara bucket ini terletak dalam profil mereka. Output dari penelitian ini adalah data distribusi tekanan di dalam bucket Pelton. Data dapat digunakan untuk menganalisis kinerja turbin hidrolik dan memperkirakan tekanan lokal untuk dimensioning bucket.Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil bucket terbaik dari keempat segi tekanan distribusi di dalam bucket. Lebih khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk memprediksi distribusi tekanan dari lima desain bucket yang berbeda Untuk menemukan profil bucket yang paling efektif antara bucket yang dipilih.

Penelitian dan pengembangan di bidang turbin Pelton terutama dilakukan oleh eksperimental atau studi analitis. Desain turbin dilakukan pada dari panjang dan teliti tes laboratorium, tidak hanya untuk menentukan dan memprediksi kinerja mesin, tetapi juga memperkirakan umur mesin yang dapat mengalami failure karena kelelahan atau korosi. Zoppe dan Pellone (2006) melakukan analisis numerik eksperimental dan aliran dalam tetap bucket dari turbin Pelton. Tekanan itu diukur dalam 21 poin dengan double multiplexer terhubung ke transduser tekanan diferensial. Demikian pula, Perrig (2007) menyelidiki distribusi tekanan di dalam bucket Pelton dalam tesis doktoralnya.

Tes ini dilakukan untuk mengetahui distribusi tekanan di dalam bucket. Asumsi dibuat untuk pengujian ini adalah: a)aliran terdistribusi secara merata di seluruh bucket b)tekanan pada suatu titik dekat ke splitter adalah lebih besar dari titik terjauh c)Tekanan adalah seragam di kedua bagian sendok bucket. Untuk diskusi tentang distribusi tekanan di dalam bucket kontur lima yang berbeda, poin yang dipilih sesuai dengan bentuk jarak splitter di bagian tengah bucket i.e titik 2, 6 dan 9 (Fig4). Grafik ketinggian air di kolom yang sesuai tekanan intake poin untuk bucket yang berbeda adalah sebagai berikut:Data yang diamati dari eksperimen uji rig tersebut dibandingkan antara lima profil yang berbeda bucket dengan grafik di atas. Telah ditemukan bahwa tekanan terdistribusi secara merata di DB02 bucket dari bucket lainnya. Meskipun kecenderungan distribusi tekanan di semua bucket dalam penurunan fashion, perbedaan tekanan pada titik-titik yang berbeda pada DB02 sangat rendah dibandingkandari bucket lainnya. Maka dari hasil sebelumnya dan dari analisis distribusi tekanan, Bucket DB02 telah menemukan kontur lebih efektif daripada lain. Tipikal distribusi tekanan di dalam bucket DB02 ditampilkan di fig5 dan fig6 di 0 derajat dan 15 derajat masing-masing. distribusi ini sesuai dengan arah arus yang diamati sebelumnya (Thapa, et al., 2006).Kesimpulan dari jurnal ini adalah : Bucket DB02 merupakan kontur yang paling efektif dalam hal tekanan distribusi dan torsi dihasilkan. Dari percobaan juga telah ditemukan bahwa tekanan dalam bucket menurun karena jarak dari splitter. SSelain itu diamati bahwa distribusi tekanan di dalam bucket DB02 sejalan dengan pola aliran yang diamati pada Thapa (2006).

BAB VIIIKESIMPULAN DAN SARAN

VIII.1 KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan. Praktikan dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Nilai dari variable yang satu dengan variable lainnya saling berhubungan /mempengaruhi. Angka yang didapat dari indicator sangat diragukan presisinya sehingga tidak dapat benar-benar dijadikan acuan.

VIII.2 SaranUntuk praktikum berikutnya praktikan memberikan sedikit masukan berupa saran sebagai berikut: Mesin dan peralatan yang digunakan untuk kepentingan praktikum sudah cukup terawat, namun pada saat percobaan terjadi getaran yang hamper menyebabkan prony brake lepas sehingga diharapkan hal seperti ini dapat diperbaiki Dikarenakan jarak tempuh lokasi praktikum yang jauh diharapkan waktu pelaksanaan dapat dimundurkan dilain kesempatan

REFERENSI

Buku Penuntun Praktikum Prestasi mesin Departemen Teknik Mesin 2009