lapkas anjar bp

Upload: anjarpn

Post on 28-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    1/27

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

    karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapatmenyelesaikan tugas laporan kasus Bronkopneumonia ini tepat

    pada waktunya

    !enulis menyadari sepenuhnya "ahwa dalam pem"uatan

    laporan ini masih jauh dari sempurna #leh karena itu, penulis

    mengharapkan kritik dan saran yang "ersi$at mem"angun dari

    semua pihak yang mem"a%a ini, agar penulis dapat mengkoreksi

    dan dapat mem"uat laporan kasus ini yang le"ih "aik kedepannya

    Demikianlah laporan kasus ini di"uat se"agai tugas dari

    kegiatan klinis di stase !ediatri serta untuk menam"ah pengetahuan

    "agi penulis khususnya dan "agi pem"a%a pada umumnya

    &akarta, &uni

    '()*

    !enulis

    )

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    2/27

    DAFTAR ISI

    +ATA !NANTA. )

    DA/TA. 0S0 '

    BAB ) 1 !NDA2343AN 5

    BAB 00 1 4A!#.AN +AS3S 6

    BAB 000 1 T0N&A3AN !3STA+A )'

    BAB 07 1 !N3T3! '6

    DA/TA. !3STA+A '6

    '

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    3/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu

    peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai

    bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa

    anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti

    bakteri, virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan

    oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu

    dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder

    terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga

    sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang

    dewasa. Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 3! pada anak-

    anak di bawah umur " tahun dengan resiko kematian yang tinggi,di #egara

    berkembang infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah

    utama dalam bidang kesehatan. $aporan %&' ())) menyebutkan bahwa

    penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi

    saluran napas akut termasuk pneumonia dan influen*a.

    &asil survei Kesehatan +umah angga epkes tahun (, penyakit

    infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke- sebagai penyebab kematian

    di Indonesia. i +/0 r. /oetomo /urabaya didapatkan data sekitar (1

    pneumonia komuniti dengan angka kematian antara - 3" !. 2neumonia

    komuniti menduduki peringkat keempat dan sepuluh penyakit terbanyak yang

    dirawat per tahun.

    Berdasarkan hasil survei diatas, kami koas anak merasa penting untuk

    membahas bronkopneumonia.

    5

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    4/27

    BAB II

    STATUS PASIEN

    2.1 Identitas Pasien

    #ama 4n. 4

    +uang 2erawatan 2av. Badar

    $ 5akarta, 6 /eptember ("

    0mur 1 bulan

    5enis Kelamin $aki-laki

    4lamat 5l.7empaka 2utih timur

    8asuk +/ anggal 3 8ei (6

    #o. Kamar (

    #o. +ekam 8edik -)9-3-()

    2.2 Anamnesis

    eknik alloanamnesis kepada orangtua pasien, 3 8ei (6 :(). %IB;

    KU sesak napas sejak 3 hari /8+/

    KT emam, batuk, pilek

    RPS

    /ejak < ( minggu /8+/, pasien mengalami demam,

    demam tidak terlalu tinggi, naik turun, tidak disertai kejang. 2asien

    juga mengalami batuk berdahak, dahak berwarna bening, pilek ada,

    muntah tidak ada. 2asien belum terlihat sesak. Buang air besar dan

    buang air kecil biasa. Ibu pasien membawa pasien ke mantri, diberi

    macam obat yaitu paracetamol, obat batuk. =ejala berkurang dan

    demam turun.

    /ejak < 3 hari /8+/, pasien mengalami sesak nafas, sesak

    dirasakan baru pertama kali, tidak dipengaruhi waktu, posisi dan

    aktivitas, mengi tidak ada, demam tinggi ada, suhu naik turun, tidak

    disertai kejang, menggigil :-;,mimisan :-;, gusi berdarah batuk

    6

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    5/27

    berdahak ada, dahak berwarna putih, batuk lebih hebat pada malam

    hari tidak ada, berkeringat pada malam hari tidak ada, darah tidak ada,

    muntah tidak ada, pilek ada, gejala batuk pilek dan demam muncul

    sebelum sesak nafas, lalu penderita di bawa berobat ke dokter umum

    dan diberikan obat paracetamol, cefadro>il dan obat racik berwarna

    putih,obat di munum rutin dan keluhan berkurang.

    /ejak < ( hari /8+/, pasien semakin sesak nafas, sesak tidak

    dipengaruhi waktu, posisi dan aktivitas, mengi tidak ada, demam :-;,

    batuk berdahak ada, dahak berwarna jernih, darah tidak ada, muntah

    tidak ada, pilek ada, penurunan nafsu makan tidak ada, B4B dan

    B4K normal.

    RPD

    2asien sering batuk pilek sejak ( bulan yang lalu

    +iwayat asma disangkal

    +iwayat kejang demam disangkal

    Kesan : Terdapat riwayat penyakit

    dahulu yang berhubungan dengan

    penyakit sekarang

    RPK

    Keluarga tidak ada yang menderita hal yang serupa

    Ibu menderita asma sejak kecil

    +iwayat penyakit hipertensi dan 8 di keluarga

    disangkal

    Kesan : Tidak terdapat riwayat

    penyakit keluarga yang berhubungan

    dengan penyakit sekarang

    Riwaat Peng!"atan

    ( minggu /8+/ berobat ke mantri, diberi macam obat

    yaitu paracetamol, obat batuk. =ejala berkurang dan

    demam turun.

    3 hari /8+/ berobat ke dokter umum dan diberikan

    obat paracetamol, cefadro>il dan obat racik berwarna

    putih,obat di munum rutin dan keluhan berkurang.

    8

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    6/27

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    7/27

    9otorik kasar 1 usia 5 "ulan mulai

    tengkurap, duduk di usia 8 "ulan, "erdiridengan ditopang usia : "ulan

    Kesan: Riwayat tu"buh ke"bang sesuai

    usia

    Riwaat Im'nisasi

    Imunisasi &epatitis B 3>

    Imunisasi 2olio 9>

    Imunisasi B7= (>

    Imunisasi 2 3>

    Imunisasi 7ampak -

    KESAN %Im'nisasi ses'ai 'sia

    Riwaat Psik!s!sial

    's tinggal dirumah bersama kedua orang tua,

    kakak-kakaknya beserta nenek. $ingkungan

    sekitar tempat tinggal tidak terlalu bersih.

    /umber air bersih tersedia, mempunyai jamban

    keluarga, untuk keseharian meminum

    menggunakan air galon. 'rang tua os bekerja

    sebagai I+, anaknya jarang dititipkan ke

    tetangga.

    ;

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    8/27

    2.) Pemeriksaan *isik

    Keadaan 'm'm ampak sakit sedang

    Kesadaran composmentis

    Tanda+tanda ,ital

    /uhu 31,(o7 suhu 4>illa

    #adi (36>?menit, Isi?kualitas

    7ukup, regularitas

    +egular

    2ernapasan 31>?mnt, ipe

    2ernapasan cepat dan

    dangkal

    tidak diukur

    Stat's Antr!-!metri

    BB /ebelumnya (( kg

    BB sekarang ) kg

    B A cm

    BB?0 )?) > (! @ (! :baik;

    B?0 A?A6 > (! @ )9! :baik;

    BB?B )?( > (! @ )6! :normal;

    Kesan % i/i "aik

    Stat's eneralis

    Ke-ala #ormochepal, 0bun-ubun

    belumtertutup, +ambut &itam, idak mudah

    dicabut.

    0aa# /imetris, $uka :-;, 2ucat :-;

    $ata 8ata cekung :-?-;, Konjungtiva

    4nemis :-?-;,/klera Ikterik :-?-;, +efleks

    7ahaya :?;, Cdema palpebra :-?-;

    Hid'ng #ormonasi, Cpitaksis :-?-;,

    2enafasan cuping hidung :?;, secret :?;

    Telinga #ormotia, /ekret :-?-;, arah

    :-?-;

    $'l't 8ukosa bibir kering :-;,

    2erdarahan gusi :-;

    :

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    9/27

    Le#er K=B :-;, 2embesaran iroid :-;

    Tengg!r!k Daring hiperemis :-;, onsil

    :(?(; hiperemis :-;

    Par'+Par'

    Inspeksi erlihat pergerakan dinding

    thora> yang simetris, retraksi :;

    2alpasi idak ada bagian dinding thora>

    yang tertinggal, vocal fremitus simetris

    2erkusi erdengar sonor di seluruh

    lapang paru

    4uskultasi vesikuler :?;, whee*ing :-?-;,

    ronkhi :?;

    ant'ng

    Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat

    2alpasi Ictus cordis tidak teraba

    2erkusi tidak dilakukan

    4uskultasi B5 ( E reguler murni, murmur

    :-;, gallop :-;

    A"d!menInspeksi distended :-;, sikatrik :-;,

    purpura :-;

    4uskultasi B0 :;

    2erkusi hipertimpani

    2alpasi nyeri tekan :-; ulu hati,

    hepatomegali :-;, spleenomegali :-;

    Ekstremitas atas

    4kral hangat

    Cdema -?-

    /ianosis -?-

    +7 F detik

    Ekstremitas "awa#

    4kral hangat

    Cdema -?-

    /ianosis -?-

    +7 F detik

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    10/27

    2.3 Pemeriksaan Pen'nang

    2.4 Pmeriksaan Radi!l!gi

    5enis 2emeriksaan &'+4G

    7+ normal

    4orta baik

    /inus?diaphragma baik

    Infiltrat parahiller kanan dan paracardial kanan E retrocardiac kiri

    Kesan Bronchopneumonia duple>

    2.5 Res'me

    /eorang bayi laki-laki berusia 1 bulan dibawa ke I= +/I5 7empaka 2utih

    dengan keluhan utama sesak nafas. ari anamnesis didapatkan, /ejak < ( minggu

    /8+/, pasien mengalami demam, demam tidak terlalu tinggi, naik turun. 2asien

    juga mengalami batuk berdahak, dahak berwarna bening, pilek ada. 2asien belum

    terlihat sesak. Ibu pasien membawa pasien ke mantri, diberi macam obat yaitu

    paracetamol, obat batuk. =ejala berkurang dan demam turun. /ejak < 3 hari

    /8+/, pasien mengalami sesak nafas, sesak dirasakan baru pertama kali, tidak

    dipengaruhi waktu, posisi dan aktivitas, mengi tidak ada, demam tinggi ada, suhu

    naik turun, dahak berwarna putih, pilek ada, gejala batuk pilek dan demam

    )(

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    11/27

    muncul sebelum sesak nafas, lalu penderita di bawa berobat ke dokter umum dan

    diberikan obat paracetamol, cefadro>il dan obat racik berwarna putih,obat di

    munum rutin dan keluhan berkurang. /ejak < ( hari /8+/, pasien mengalami

    sesak nafas dan semakin sesak, batuk berdahak ada, dahak berwarna jernih.

    2ada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,

    /uhu 31,(&67 +espirasi31>?menit, ipe 2ernapasan cepat dan dangkal,

    #adi(36>? menit, Isi?kualitas 7ukup, regularitas +egular, nafas cuping hidung

    :;, retraksi dinding dada :;, vesikuler :; meningkat, rhonki basah halus :;.

    2emeriksaan laboratorium didapatkan $eukosit dan eritrosit meningkat,

    87& dan 87H menurun.

    2.8 Assesment

    /esak napas

    Batuk berdahak

    +honki basah halus

    Bronkopnemonia

    Debris hari ke A

    2.9 Diagn!sis Banding

    - Bronkopnemonia

    - Bronkiolitis

    - Bronchitis 4kut

    2.: Diagn!sis Kera

    - ypneu ec Bronkopnemonia

    2.1; Diagn!sa

    iagnosa Klinis ypneu ec Bronkopneumonia

    iagnosa =i*i =i*i baik

    iagnosa Imunisasi Imunisasi dasar sesuai usia iagnosa umbang 2erkembangan sesuai usia

    2.11 Penatalaksanaan

    #'# D4+84K'$'=I/

    + ' nasal ( lt?menit

    D4+84K'$'=I/

    #ebuli*er ventolin ( amp

    IHD assering 1 tpm makro

    Inhalasi combivent cc #acl

    /anmol drop 3>( cc

    Inj ceftria>one (>A" mg :dlm de> "! "cc;

    ))

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    12/27

    e>ametason 3>(," mg

    2.batukpileksesek

    ambro>ol (?" tab

    ctm (?" tab

    salbutamol ,3 mg

    teophylin (" mg3>( GH

    *&LL&0 UP

    anggal 2erjalanan 2enyakit erapi

    )'

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    13/27

    3( 8ei

    (6

    / sesak :;, demam :-;, batuk :;, pilek

    :;

    '

    Keadaan umum tampak sakit sedang

    Kesadaran compos mentis

    #adi (36 > ? menit

    ++ 91 > ? menit

    3A,"7

    Keadaan spesifik

    Kepala #7&

    horak simetris, retraksi :; di I7, /7,

    Cpigastrium

    5antung B5 I B5 II normal, murmur :-;

    2aru vesikuler :; meningkat, ronkhi

    basah halus nyaring dikedua lapangan

    paru :;, whee*ing :-;

    4bdomen datar, lemas, bu :;#

    Ckstrimitas turgor cepat, 7+ FJ

    4 Bronkopneumonia

    2

    - #'# D4+84K'$'=I/

    - ' nasal ( lt?menit D4+84K'$'=I/

    #ebuli*er ventolin ( amp

    IHD assering 1 tpm makro

    Inhalasi combivent cc

    #acl

    /anmol drop 3>( cc

    Inj ceftria>one (>A" mg

    :dlm de> "! "cc; e>ametason 3>(," mg

    2.batukpileksesek

    ambro>ol (?" tab

    ctm (?" tab

    salbutamol ,3 mg

    teophylin (" mg

    3>( GH

    ( 5uni

    (6

    / sesak :-;, demam :-;, batuk :-;, plek

    :-;

    '

    Keadaan umum tampak sakit sedang

    Kesadaran compos mentis

    #adi (9> ? menit++ 31 > ? menit

    36,A7

    /p' )A!

    Keadaan spesifik

    Kepala #7&

    horak simetris, retraksi :-;

    5antung B5 I B5 II normal, murmur :-;

    2aru vesikuler :; ,rhonki :-;, whee*ing

    4 Bronkopneumonia dengan

    perbaikan

    2

    - #'# D4+84K'$'=I/

    - ' nasal ( lt?menit

    D4+84K'$'=I/

    #ebuli*er ventolin ( amp

    IHD assering 1 tpm makro

    Inhalasi combivent cc

    #acl

    /anmol drop 3>( cc

    Inj ceftria>one (>A" mg

    :dlm de> "! "cc;

    e>ametason 3>(," mg

    2.batukpileksesek

    )5

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    14/27

    :-;

    4bdomen datar, lemas, bu :;#

    Ckstrimitas turgor cepat, 7+ FJ

    ambro>ol (?" tab

    ctm (?" tab

    salbutamol ,3 mg

    teophylin (" mg

    3>( GH

    5uni

    (6

    / sesak:-;, demam :-;, batuk :-;

    '

    Keadaan umum tampak sakit sedang

    Kesadaran compos mentis

    #adi (3> ? menit

    ++ 36> ? menit

    36,A

    7Keadaan spesifik

    Kepala #7&

    horak simetris, retraksi :-;

    5antung B5 I B5 II normal, murmur :-;

    2aru vesikuler :; , ronkhi :-; ,

    whee*ing :-;

    4bdomen datar, lemas, bu :;#

    Ckstrimitas turgor cepat, 7+ FJ

    4 Bronkopneumonia dengan

    perbaikan

    2

    - #'# D4+84K'$'=I/

    - ' nasal ( lt?menit

    D4+84K'$'=I/

    #ebuli*er ventolin ( amp IHD assering 1 tpm makro

    Inhalasi combivent cc

    #acl

    /anmol drop 3>( cc

    Inj ceftria>one (>A" mg

    :dlm de> "! "cc;

    e>ametason 3>(," mg

    2.batukpileksesek

    ambro>ol (?" tabctm (?" tab

    salbutamol ,3 mg

    teophylin (" mg

    3>( GH

    +? 2ulang

    BAB III

    ANALISIS KASUS

    /eorang bayi laki-laki berusia 1 bulan dibawa ke I= +/I5 7empaka 2utih

    dengan keluhan utama sesak nafas. ari anamnesis didapatkan, /ejak < ( minggu

    /8+/, pasien mengalami demam, demam tidak terlalu tinggi, naik turun. 2asien juga

    mengalami batuk berdahak, dahak berwarna bening, pilek ada. 2asien belum terlihat

    sesak. Ibu pasien membawa pasien ke mantri, diberi macam obat yaitu paracetamol,

    obat batuk. =ejala berkurang dan demam turun. /ejak < 3 hari /8+/, pasien

    )6

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    15/27

    mengalami sesak nafas, sesak dirasakan baru pertama kali, tidak dipengaruhi waktu,

    posisi dan aktivitas, mengi tidak ada, demam tinggi ada, suhu naik turun, dahak

    berwarna putih, pilek ada, gejala batuk pilek dan demam muncul sebelum sesak nafas,

    lalu penderita di bawa berobat ke dokter umum dan diberikan obat paracetamol,

    cefadro>il dan obat racik berwarna putih,obat di munum rutin dan keluhan berkurang.

    /ejak < ( hari /8+/, pasien mengalami sesak nafas dan semakin sesak, batuk

    berdahak ada, dahak berwarna jernih.

    2ada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, /uhu

    31,(&67 +espirasi31>?menit, ipe 2ernapasan cepat dan dangkal, #adi(36>? menit,

    Isi?kualitas 7ukup, regularitas +egular, nafas cuping hidung :;, retraksi dinding

    dada :;, vesikuler :; meningkat, rhonki basah halus :;.

    2emeriksaan laboratorium didapatkan $eukosit dan eritrosit meningkat, 87&

    dan 87H menurun.

    Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, maka dapat disimpulkan bahwa

    diagnosis penderita ini adalah bronkopneumonia. 2ada bronkopneumonia, gejala

    biasanya berlangsung selama beberapa hari, demam tinggi disertai batuk dan pilek,

    sesak napas muncul dan memberat secara gradual. Ctiologi yang paling sering dari

    bronkopneumonia adalah infeksi bakteri pada saluran napas yang kemudian turun ke

    parenkim paru. 4walnya, infeksi bakteri ini akan menimbulkan dampak berupa

    demam yang tidak terlalu tinggi. #amun, lama kelamaan seiring dengan replikasi dari

    bakteri, maka akan terjadi pelepasan berbagai macam sitokin, termasuk interleukin-(

    yang akan meningkatkan set point termostat di hipotalamus sehingga terjadilah

    demam yang tinggi. Batuk dan pilek merupakan gejala dari infeksi pada saluran

    napas. /eiring dengan perjalanan waktu, bakteri yang berada di saluran napas turun ke

    alveolus sehingga menginfeksi alveolus, menimbulkan peradangan dan banyak lendir

    di alveolus sehingga terjadilah sesak napas. 2ada bronkiolitis, gejala biasanya

    berlangsung cepat dan mendadak. Ctiologi yang paling sering adalah infeksi virus

    pada jaringan interstisial paru yang akan menimbulkan peradangan, salah satunya

    edema pada bronkiolus. Karena replikasi virus yang cepat dan banyak, gejala

    berlangsung cepat dan hampir bersamaan. 2enatalaksanaan meliputi tindakan

    supportif, simptomatik, dan kausatif. 2enatalaksanaan supprotif adalah dengan

    pemberian 'intranasal (- liter?menit dan #ebuli*er ventolin ( amp, IHD assering

    )8

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    16/27

    1 tpm makro, Inhalasi combivent cc #acl, /anmol drop 3>( cc, Inj ceftria>one

    (>A" mg :dlm de> "! "cc;, e>ametason 3>(," mg, 2.batukpileksesek.

    &al ini sebanding dengan teori, pilihan antibiotik lini pertama dapat

    menggunakan antibiotik golongan beta-laktam atau kloramfenikol, dan pada

    pneumonia rawat inap, berbagai +/ di Indonesia juga memberikan antibiotik beta-

    laktam, ampisilin, atau amoksisilin, dikombinasikan dengan kloramfenikol.

    2rognosis pada pasien ini Bonam. &al ini sesuai dengan teori, pada umumnya

    prognosisnya adalah baik, tergantung dari faktor penderita, bakteri penyebab dan

    penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat. 2erawatan yang baik dan intensif

    sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang dirawat. Komplikasi

    yang dapat terjadi adalah pneumonia ekstrapulmoner, misalnya pada pneumonia

    pneumokokkus dengan bakteremia dijumpai pada (! kasus berupa meningitis,

    arthritis, endokarditis, perikarditis, peritonitis, empiema.

    TINAUAN PUSTAKA

    1. De(inisi

    2neumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. /ebagian besar

    disebabkan oleh mikroorganisme :virus?bakteri; dan sebagian kecil disebabkan oleh

    hal lain :aspirasi, radiasi, dll;. 2neumonia seringkali dipercaya diawali oleh infeksi

    virus yang kemudian mengalami infeksi bakteri.(

    )*

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    17/27

    2neumonia digolongkan atas dasar anatomi seperti proses lobar atau lobuler,

    alveolar, atau intertisial. etapi klasifikasi pneumonia infeksius atas dasar etiologi

    dugaan atau yang terbukti secara diagnostic atau terapeutik lebih relevan

    Bronkopneumonia merupakan inflamasi pada paru yang dimulai pada bagian

    terminal bronkial yang terisi dengan eksudat mukopurulen menimbulkan bercak

    konsolidasi pada lobus yang berhubungan. Bronkopnemonia disebut juga lobular

    pneumonia.3

    2. E-idemi!l!gi

    Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 3! pada anak-anak di

    bawah umur " tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di 4merika

    pneumonia menunjukkan angka (3! dari seluruh penyakit infeksi pada anak di

    bawah umur tahun.(

    Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam

    bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju.

    ari data /C48I7 &ealth /tatistic ( influen*a dan pneumonia merupakan

    penyebab kematian nomor 6 di Indonesia, nomor ) di Brunei, nomor A di 8alaysia,

    nomor 3 di /ingapura, nomor 6 di hailand dan nomor 3 di Hietnam. $aporan %&'

    ())) menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di

    dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan influen*a. Insidensi

    pneumonia komuniti di 4merika adalah ( kasus per ( orang per tahun dan

    merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu.

    4ngka kematian akibat pneumonia di 4merika adalah ( !. i 4merika dengan cara

    invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan "!. 2enyebab pneumonia sulit

    ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya,

    sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka

    pada pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika secara empiris.&asil /urvei

    Kesehatan +umah angga epkes tahun (, penyakit infeksi saluran napas bawah

    menempati urutan ke- sebagai penyebab kematian di Indonesia. i /8D 2aru +/02

    2ersahabatan tahun ( infeksi juga merupakan penyakit paru utama, "1 ! diantara

    penderita rawat jalan adalah kasus infeksi dan ((,6 ! diantaranya kasus

    nontuberkulosis, pada penderita rawat inap "1,1 ! kasus infeksi dan (9,6 !

    diantaranya kasus nontuberkulosis. i +/02 &. 4dam 8alik 8edan "3,1 ! kasus

    infeksi dan 1,6 ! diantaranya infeksi nontuberkulosis. i +/0 r. /oetomo

    );

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    18/27

    /urabaya didapatkan data sekitar (1 pneumonia komuniti dengan angka kematian

    antara - 3" !. 2neumonia komuniti menduduki peringkat keempat dan sepuluh

    penyakit terbanyak yang dirawat per tahun.(

    2rofil Kesehatan Indonesia tahun 1, pneumonia yang terjadi pada balita

    berdasarkan laporan 6 provinsi, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi berturut-turut

    adalah provinsi #usa enggara Barat "6,"!, 5awa Barat 9,"! dan Kepulauan

    Bangka Belitung (,A(!. /edangkan cakupan terendah adalah provinsi I

    ogyakarta (,1(!, Kepulauan +iau ,1!, dan #4 9,"6!.32rofil Kesehatan

    /ulawesi /elatan tahun 9 prevalensi I/24 :)A,) !; dan di kota 8akasar

    :),9A!;.9

    ). Eti!l!gi172

    0sia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada perbedan

    dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum etiologi, gambaran klinis,

    dan strategi pengobatan. /pektrum mikroorganisme penyebab pada neonatus dan bayi

    kecil berbeda dengan anak yang lebih besar. Ctiologi pneumonia pada neonatus dan

    bayi kecil meliputi Streptococcus grup Bdan bakteri gram negatif sepertiE. Colli,

    Pseudomonas sp, atauKlebsiella sp. 2ada bayi yang lebih beeasr dan anak balita,

    pneumonia sering disebabkan oleh infeksi Streptococus pneumoniae, Haemophillus

    inflienzae tipe B, dan Staphylococcusaureus, sedangkan pada anak yang lebih besar

    dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga ditemukan infeksi Mycoplasma

    pneumoniae.

    i negara maju, pneumonia pada anak terutama disebabkan oleh virus,

    disamping bakteri, atau campuran bakteri dan virus. Hirkki dkk. 8elakukan penelitian

    pada pneumonia anak dan menemukan etiologi virus sebanyak 3!, campuran

    bakteri dan virus 3!, dan bakteri saja !. Hirus yang terbanyak ditemukan adalah

    espiratory Syncytical !irus " S! #, hino$irus, danvirusParaifluenza.Kelompok

    anak usia tahun ke atas mempunyai etiologi infeksi bakteri yang lebih banyak

    daripada anak berusia di bawah tahun.

    /ecara klinis, umumya pneumonia bakteri sulit dibedakan dengan pneumonia

    virus. emikian juga dengan pemerikksaan radiologis dan laboratorium, biasanya

    tidak dapat menentukan etiologi. (

    Usia Eti!l!gi tersering Eti!l!gi terarang

    ):

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    19/27

    $ahir hari Bakteri %E.colli,

    Streptococcus grup B, %isteria

    monocytogenes

    Bakteri %B&ateri anaerob,

    Streptococcus grup ',

    Haemophilus influenza,

    Streptococcus pneumoniae

    ,ir's % CM!, HM!

    3 minggu 3

    bulan

    Bakteri % Clamydia

    trachomatis, Streptococcus

    pneumoniae

    ,ir's %(deno$irus, )nfluenza,

    Parainfluenza *, +,

    Bakteri %Bordetella

    pertusis, Haemophilus

    influenza tipe B, Mora-ella

    catharalis, Staphylococcus

    aureus

    ,ir's % CM!

    9 bulan " tahun Bakteri %Clamydia

    pneumoniae, Mycoplasma

    pneumoniae, Streptococcus

    pneumoniae

    ,ir's %(deno$irus, ino$irus,

    )nfluenza, Parainfluenza

    Bakteri %Haemophilus

    influenza tipe B, Mora-ella

    catharalis, Staphylococcus

    aureus, eisseria

    meningitidis

    ,ir's % !aricela zoster

    " tahun - remaja Bakteri % Clamydia

    pneumoniae, Mycoplasma

    pneumonia

    Bakteri %Haemophilus

    influenza, %egionella sp.

    3. *akt!r Resik!8

    *akt!r resik! de(initi(

    o 8alnutrisi :*-score F-;

    o BB$+ :L"g;

    o 4/I tidak eksklusif :dalam 9 bulan pertama;

    o idak vaksin measles :dalam ( bulan pertama;

    o 2olusi udara dalam ruangan

    o Keramaian

    *akt!r resik! ang mem'ngkinkano 'rang tua yang merokok

    o efisiensi *inc

    o 'rang tua sebagai perawat penyakit kontaminan :diare, asthma;

    *akt!r resik! lain

    o 0dara lembab?dingin

    o efisiensi vitamin 4

    o 2olusi udara

    4. Pat#!genesis

    )

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    20/27

    0mumnya mikroorganime penyebab terhisap ke paru bagian perifer melalui

    saluran respiratori. 8ula-mula terjadi edema akibat reaksi jaringan yang

    mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru

    yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadi serbukan sel 28#, fibrin, eritrosit,

    cairan edema, dan ditemukannya kuman di alveoli. /tadium ini disebut stadium

    hepatisasi merah. /elanjutnya, deposisi fibrin semakin bertambah, terdapat fibrin dan

    leukosit 28# di alveoli dan terjadi proses fagositosis yang cepat. /tadium ini disebut

    stadium hepatisasi kelabu. /elanjutnya, jumlah makrofag meningkat di alveoli, sel

    akan mengalami degenerasi , fibrin menipis, kuman dan debris menghilang. /tadium

    ini disebut stadium resolusi. /istem bronkopulmoner jaringan paru yang tidak terkena

    akan tetap normal.

    4ntibiotik yang diberikan sedini mungkin dapat memotong perjalanan

    penyakit, shingga stadium khas yang telah diuraikan sebelumnya tidak terjadi.

    Beberapa bakteri tertentu sering menimbulkan gambaran patologis tertentu bila

    dibandingkan dengan bakteri lain. Infeksi Streptococcus pneumoniae biasanya

    bermanifestasi sebagai bercak-bercak konsolidasi merata di seluruh lapang paru

    :bronkopneumonia;, dan pada anak besar atau remaja dapat berupa konsolidasi pada

    satu lobus :pneumonia lobaris;. 2neumotokel atau abses kecil sering disebabkan oleh

    Staphylococcus aureus pada neonatus atau bayi kecil karena Staphylococcus aureus

    meghasilkan berbagai toksin dan en*im seperti hemolisin, lekosidin, stafilokinase ,

    dan koagulase. oksin dan en*im ini menyebabkan nekrosis, perdarahan dan kavitasi.

    Koagulase berinteraksi dengan faktor plasma dan menghasilkan bahan aktif yang

    mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin, sehingga terjadi eksudat fibrinopurulen.

    erdapat korelasi antara produksi koagulase dan virulensi kuman. Staphylococcus

    yang tidak menghasilkan koagulase jarang menimbulkan penyakit yang serius.

    2neumotokel dapat menetap hingga berbulan-bulan, tetapi biasanya tidak memerlukan

    terapi lebih lanjut.

    5. $ani(estasi Klinis

    /ebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar antara ringan

    hingga sedang, sehingga dapat berobat jalan saja. &anya sebagian kecil yang berat,

    mengancam kehidupan, dan mungkin terdapat komplikasi sehingga memerlukan

    perawatan di +/. (

    Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran klinis pneumonia pada anak

    adalah imaturitas anatomikdan imunologik, mikroorganisme penyebab yang luas,

    '(

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    21/27

    gejala klinik yang kadang kadang tidak khas terutama pada bayi, terbatasnya

    penggunaan prosedur diagnostik invasif, etiologi non infeksi yang relatif lebih sering,

    dan faktor patogenesis. (

    =ambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat ringannya

    infeksi, tetapi secara umum adalah

    =ejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan

    nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti muntah atau diareM kadang-kadang

    ditemukan geala infeksi ekstrapulmoner.

    =ejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea,

    nafas cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis.

    2ada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak perkusi, suara

    nafas melemah, dan ronkhi. 4kan tetapi pada neonatus dan baik kecil gejala dan tanda

    pneumonia lebih beragam dan tidak selalu jelas terlihat. 2ada perkusi dan auskultasi

    paru umumnya tidak ditemukan kelainan. (

    a; 2neumonia pada neonatus dan bayi kecil(

    2neumonia pada neonatus sering kali terjadi akibat transmisi vertikal

    ibu-anak yang berhubungan dengan proses persalinan. Infeksi terjadi akibat

    kontaminasi dengan sumber infeksi dari ibu, misalnya melalui aspirasi

    mekonium, cairan amnion, atau dari servi> ibu. Infeksi dapat berasal dari

    kimtaminasi dengan sumber infeksi dari +/ :hospital/ac0uired pneumoni;.

    isamping itu dapat terjadi akibat kontaminasi dengan sumber infeksi dari

    masyarakat :community/ac0uired pneumonia;.

    =ambaran pneumonia pada neonatus dan bayi kecil tidak khas,

    mencakup serangan apnea, sianosis, merintih, nafas cuping hidung, takipnea,

    letargi, muntah, tidak mau minum, takikardi atau bradikardi, retraksi subkosta,

    dan demam. 4da bayi BB$+ sering terjadi hipotermi. =ambaran klinis

    tersebut sulit dibedakan antara sepsis dan meningitis. /epsis pada pneumonia

    neonatus dan bayi kecil sering ditemukan sebelum 91 jam pertama. 4ngka

    mortalitas sangat tinggi di negara maju, yaitu dilaporkan -"!. 4ngka

    kematian di Indonesia dan di negara berkembang lainnya diduga lebih tinggi.

    'leh karena itu, setiap kemungkinan adanya pneumonia pada neonatus dan

    bayi kecil berusia dibawah bulan harus segera dirawat di +/.

    Infeksi oleh Chamydia trachomatis merupakan infeksi perinatal dan

    dapat menyebabkan pneumonia pada bayi berusia dibawah bulan.0mumnya

    bayi mendapatkan infeksi dari ibu pada masa persalinan. 2ort dJentreeinfeksi

    meliputi mata, nasofaring, saluran respiratori, dan vagina. =ejala timbul pada

    ')

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    22/27

    usia 9-( minggu. =ejala umum M gejala infeksi respiratori ringan-sedang,

    ditandai dengan batuk-batukstacatto :inspirasi diantara setiap satu kali batuk;,

    kadang kadang disertai muntah, umumnya pasien tidak demam. Beberapa

    kasus infeksi berkembang menjadi pneumonia berat :sindrom pneumonitis;

    dan memerlukan perawatan. =ejala klinis meliputi ronki atau mengi, takipnea,

    dan sianosis. =ambaran foto rontgen thoraks tidak khas, umumnya terlihat

    tandaNtanda hiperinflasi bilateral dengan berbagai bentuk infiltrat difus,

    seperti infiltrat iinterstisial, retikulonoduler, atelektasis, bronkopneumonia,

    dan gambarn milier. 4ntibiotik pilihan adalah makrolid intravena.

    b; 2neumonia pada balita dan anak yang lebih besar(

    2ada anak yang lebih besar dan remaja, Mycoplasma pneumonae

    merupakan etiologi pneumonia atipik yang cukup signifikan. Keluhan meliputidemam, menggigil, batuk, sakit kepala, anoreksia, kadang kadang keluhan

    gastrointestinal. /ecara klinis ditemukan gejala- gejala respiratori seperti

    takipnea, retraksi subkosta, nafas cuping hidung, ronki dan sianosis. 4nak

    besar dengan pneumonia lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan

    lutut tertekuk karena nyeri dada. +onki hanya ditemkan bila ada infiltrat

    alveolar. +etraksi dan takipnea merupakan gejala pneumonia yang bermakna.

    Bila terjadi efusi pleura atau empiema gerakan dada tertinggal di daerah efusi.

    =aerakan dada juga akan tergnggu bila terdapat nyeri dada akibat iritasi

    pleura. Bila efusi pleura bertambah, sesak nafas akan semakin bertambah,

    tetapi nyeri pleura semakin berkurang dan berubah menjadi nyeri tumpul.

    Kadang kadang timbul nyeri abdomen bila terdapat pneumonia lobus

    kanan bawah yang menimbulkan iritasi diafragma. #yeri abdomen dapat

    menyebar ke kuadran kanan bawah menyerupai apendisistis. 4bdomen

    mengalami distensi kibat dilatasi lambung yang disebabkan oleh aerofagi atau

    ileus paralitik. &ati mungkin teraba karena tertekan oleh difragma, atau

    memang membesar karena terjadi gagal jantung kongestif sebagai komplikasi

    pneumonia.(

    8. Pemeriksaan Pen'nang

    4. 2emeriksaan arah 2erifer $engkap(

    2ada pneumonia virus dan juga mikoplasma umumnya ditemukan leukosit

    dalam baas normal atau sedikit meningkat. 4kan tetapi pada pneumonia

    bakteri didapatkan leukositosis : (". 9.?mm3 ;. engan prdominan

    28#. $eukopenia : F "?mm3; menunjukkan prognosis yang buruk. 2ada

    ''

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    23/27

    infeksi Chlamydia kadang kadang ditemukan eosinofilia. 2ada efusi pleura

    didapatkan sel 28# pada cairan eksudat berkisar 3-(.?mm3, protein O

    ," g?dl, dan glukosa relatigf lebih rendah daripada glukosa darah. Kadang

    kadang terdapat anemia ringan dan $C yang meningkat. /ecara umum hasil

    peneriksaan darah perifer lengkap tidak dapat membedakan antara infeksi

    virus dan bakteri secara pasti.

    B. 7-+eactive 2rotein :7+2;(

    7+2 adalah suatu protein fase akut yang disisntesis oleh hepatosit. /ebagai

    respon infeksi atau inflamasi jaringan, produksi 7+2 secara cepat distimulasi

    oleh sitokin, terutama I$-6, I$-( da #D. 8eskipun fungsi pastinya belum

    diketahui, 7+2 sangat mungkin berperan dalam opsonisasi mikroorganisme

    atau sel rusak./ecara klinis 7+2 digunakan sebagai alat diagnostik untuk membedakan

    antara faktor infeksi dan noninfeksi, infeki virus dan bakteri, atau infeksi

    superfisialis atau profunda. Kadar 7+2 biasanya lebih rendah pada infeksi

    virus atau infeksi superfisialis daripada profunda.

    7. 0ji /erologis(

    0ji serologik untuk mendateksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri tipik

    mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang rendah. /ecara umum, ui

    serologis tidak terlalu bermanfaat dalam mendiagnosis infeksi bakteri tipik,

    namun bakteri atipik sepertMycoplasma dan chlamydia tampak peningkatan

    anibodi Ig8 dan Ig=.

    . 2emeriksaan 8ikrobiologis(

    0ntuk pemeriksaan mikrobiologik, spesimen dapat iambil dari usap

    tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, punksi pleura atau

    aspirasi paru. iagnosis dikatakan definitif apabila kuman ditemukan dari

    darah, cairan pleura, atau aspirasi paru. Kultur darah jarang positif pada

    infeksi Mycoplasma dan Chlamydia,C. 2emeriksaan +ontgen oraks(,"

    /ecara umum gambaran foto thoraks terdiri dari

    a. Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan

    bronkovaskuler,peribronchial cuffingdan hiperaerasi

    b. Infiltrat alveoler, merupakan konsolidasi paru dengan air

    bronchogram. Konsolidasi dapat mengenai satu lobus :pneumonia

    lobaris;, atau terlihat sebagai lesi tunggal yang biasanya cukup besar,

    berbentuk sferis, batas tidak terlalu tegas, menyerupai lesi tumor

    paru, dikenal sebagai round pneumonia

    '5

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    24/27

    c. Bronkopneumonia, ditandai dengan gambaran difus merata pada

    kedua paru, berupa bercak bercak infiltrat yang meluas hingga ke

    daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan

    peribronkial.

    =ambaran radiologis pneumonia meliputi infiltrat ringan pada satu paru

    hingga konsolidasi luas pada kedua paru. 2ada satu penelitian, ditemukan

    bahwa lesi pneumonia pada anak terbanyak berada di paru kanan, terutama di

    lobus atas. Bila ditemukan di paru kiri dan terbanyak di lobus bawah, hal itu

    merupakan prediktor perjalanan penyakit yang lebih berat dengan resiko

    terjadinya pleuritis lebih besar.

    9. Diagn!sis

    iagnosis etiologi berdasarkan pemeriksaan mikrobiologis dan ? atau serologis

    merupakan dasar terpi yang optimal. 4kan tetapi penemuan bakteri penyebab tidak

    selalu mudah karena memerlukan laboratorim yang memadai. 2rediktor paling

    kuat adanya pneumonia adalah demam, sianosis, dan lebih dari satu gejala

    respiratori sebagai berikut takipnea, batuk, nafas cuping hidung, retraksi, ronki

    dan suara nafas melemah serta didukung oleh gambaran radiologis. (

    4kibat tingginya angka morbiditas dan mortalitas pneumonia pada balita,

    maka dalam upaya peanggulangannya %&' mengembangkan pedoman diagnosis

    dan tatalaksana pneumonia yang sederhana.

    Berikut adalah klasifikasi pneumonia berdasarkan pedoman tersebut. (

    Bayi dan anak berusia bulan " tahun

    o 2neumonia berat

    Bila ada sesak nafas

    &arus dirawat dan diberikan antibiotik

    o 2neumonia

    Bila tidak ada sesak nafas 4da nafas cepat dengan laju nafas

    '6

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    25/27

    O " > ? menit untuk anak usia bulan ( tahun

    O 9 > ? menit untuk anak usia O(-" tahun

    idak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral

    o Bukan pneumonia

    Bila tidak ada nafas cepat dan sesak nafas

    idak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan

    pengobatan simptomatis seperti penurun panas.

    Bayi berusia dibawah bulan

    o 2neumonia harus dirawat dan diberikan antibiotik

    Bila ada nafas cepat : O 6 > ? menit ; atau sesak nafas

    &arus dirawat dan diberikan antibiotik

    o Bukan pneumonia

    idak ada nafas cepat atau sesak nafas

    idak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis

    :. Tatalaksana 1

    Pne'm!nia Ringan

    - +awat 5alan

    - Kotrimoksasol :9 mg 82?KgBB?kali- mg sulfametoksa*ol?kgBB?kali;, kali

    sehari selama 3 hari, atau amoksisilin " mg?kgBB?kali, kali sehari selama 3

    hari.

    Pne'm!nia Berat

    - 'ksigen untuk mempertahankan saturasi O )!, dipantau setiap 9 jam. 2ada anakyang stabil dapat dilakukan uji coba tanpa menggunakan oksigen setiap hari. Bila

    saturasi tetap stabil, pemberian oksigen dapat dihentikan.

    - Bila asupan peroral kurang, dapat diberikan cairan intravena dan dilakukan

    balans cairan ketat agar tidak terjadi hidrasi berlebihan :pada pneumonia berat

    terjadi peningkatan sekresi hormon antidiuretik;

    - 2ada distres pernapasan berat, pemberian makanan peroral harus dihindari, dapat

    diganti dengan #=?intravena dengan perhitungan balans cairan yang ketat.

    - Bila suhu P 3)o7 dapat diberikan parasetamol

    - #ebulisasi agonis Q- dan?atau #a7l ,)! dapat diberikan untuk memperbaiki

    mucocilliary clearence, namun bukan merupakan terapi yang rutin dilakukan

    - 2emberian antibiotik

    4moksisilin "-( mg?kgBB IH atau I8 setiap 1 jam, dipantau ketat dalam

    A jam pertama. Bila respon baik, terapi diteruskan hingga " hari, kemudian

    dilanjutkan dengan amoksisilin oral (" mg?kgBB?kali, 3 hari sekali, selama "

    hari berikutnya. Bila keadaan klinis memburuk sebelum 91 jam atau terdapat

    '8

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    26/27

    keadaan yang berat :tidak dapat menyusu, makan atau minum, kejang,

    letargis, sianosis, distress pernapasan berat;, tambahkan kloramfenikol "

    mg?kgBB?kali I8 atau IH setiap 1 jam.9

    4ntibiotik lini kedua seftriakson 1-( mg?kgBB I8 atau IH satu kalisehari

    - Bila dicurigai pneumonia Staphylococcus:terdapat perburukan klinis walaupun

    sudah diterapi yang ditandai dengan adanya pneumotokel, pneumotoraks dengan

    efusi pleura, ditemukan bakteri kokus =ram positif pada tes sputum, didukung

    oleh infeksi kulit yang disertai pus; Kloksasilin " mg?kgBB I8 atau IH setiap 6

    jam dan gentamisin A," mg?kgBB I8 atau IH sekali sehari. Bila respon membaik,

    lanjutkan dengan kloksasilin oral " mg?kgBB?hari, 9 kali sehari selama 3

    minggu.(,9

    1;. K!m-likasi

    Komplikasi pneumonia pada anak meliputi empiema torasis, perikarditis

    purulenta, pneumotoraks, abses paru atau infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis

    purulenta, endocarditis, arthritis. Cmpiema torasis merupakan komplikasi tersering

    yang terjadi pada pneumonia bakteri.(,6

    '*

  • 7/25/2019 Lapkas Anjar Bp

    27/27

    DA*TAR PUSTAKA

    (. /aid 8. 2neumonia dalam Buku 4jar +espirologi 4nak. Cdisi(. 5akarta

    I4I. 1.

    . +ichard C. Behrman, +obert Kliegman, 4nn 8. 4rvin. #elson Ilmu

    Kesehatan 4nak. Cdisi (". 5akarta.

    3. 4nderson, .8., A.'orland1 s )llustrated Medical 'ictionary. 3(st ed.

    2hiladephia /aunders.

    9. 2neumonia.

    http??repository.usu.ac.id?bitstream?(39"6A1)?33?9?7hapter

    !II.pdf:disitasi ( /eptember (9;

    ". +adiology Images Bronchopneumonia. http??asian.radiology.web.id?wp-

    content?uploads?(3?1?image".png:disitasi /eptember (9;6. /oussi 8. 2neumonia.

    http??oeamedpub.com?downloads?pnaR7hapterR(S.pdf :disitasi

    /eptember (9;

    A. +udan I. Cpidemiology and Ctiology of 7hildhood 2neumonia.

    http??www.who.int?bulletin?volumes?16?"?A-91A6).pdf :disitasi 3

    /eptember (9;

    1. ahlan, Tul. 2neumonia. In /udoyo, 4ru % dkk. Buku 4jar Ilmu 2enyakit

    alam. Cdisi Kelima. 5akarta Interna 2ublishing. )M hal ()6-,

    3-"

    ). %ilson, 8 $orraine. 2enyakit 2ernapasan +estriktif. In 2rice, /ylvia 4.,

    %ilson, $orraine 8. 2atofisiologi Cdisi 6 Holume . 5akarta. 2enerbit

    C=7. 3M hal 19-16

    (. 2erhimpunan okter 2aru Indonesia. 2edoman iagnosis dan

    penatalaksanaan 2neumonia #osokomial.3

    ((. 4lsagaff, &ood dkk. 9.Bu&u (2ar )lmu Penya&it Paru. Bagian Ilmu

    2enyakit 2aru dan /aluran #apas DK 0nair /urabaya.

    (. /aid 8. 1. 2neumonia.Bu&u (2ar espiratori (na&. Cdisi II. Ikatan

    okter 4nak Indonesia. 5akarta.

    (3. 7allistania, 7., Indrawati, %. (9. 2neumonia. Kapita Sele&ta

    Kedo&teran. 5ilid I. Cdisi IH. DK 0I 5akarta

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20330/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20330/4/Chapter%20II.pdfhttp://asian.radiology.web.id/wp-content/uploads/2013/08/image25.pnghttp://asian.radiology.web.id/wp-content/uploads/2013/08/image25.pnghttp://asian.radiology.web.id/wp-content/uploads/2013/08/image25.pnghttp://oeamedpub.com/downloads/pna_Chapter_12%5B.pdfhttp://www.who.int/bulletin/volumes/86/5/07-048769.pdfhttp://asian.radiology.web.id/wp-content/uploads/2013/08/image25.pnghttp://asian.radiology.web.id/wp-content/uploads/2013/08/image25.pnghttp://oeamedpub.com/downloads/pna_Chapter_12%5B.pdfhttp://www.who.int/bulletin/volumes/86/5/07-048769.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20330/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20330/4/Chapter%20II.pdf