lap. kadar air tanah

22
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah PENETAPAN KADAR AIR NAMA : ZULFIDAH NIM : G111 13 331 KELOMPOK : 14 ASISTEN : MUH. ISMAIL MARZUKI LABORATORIUM FISIKA DAN KONSERVASI TANAH JURUSAN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Upload: zulfidah-threemin-opkeysw

Post on 18-Dec-2015

116 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DDIT KADAR AIR

TRANSCRIPT

Laporan PraktikumDasar-Dasar Ilmu TanahPENETAPAN KADAR AIR

NAMA: ZULFIDAHNIM: G111 13 331KELOMPOK: 14 ASISTEN: MUH. ISMAIL MARZUKI

LABORATORIUM FISIKA DAN KONSERVASI TANAHJURUSAN ILMU TANAHFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAir mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.Kadar air dapat dinyatakan dalam persen volume, yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran mengenai ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tanah tertentu.Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilaksanakan praktikum kadar air untuk mengetahui kandungan air di dalam suatu tanah yang merupkan faktor penunjang utama bagi pertumbuhan tanaman.1.2 Tujuan dan KegunaanPraktikum kadar air tanah ini memiliki tujuan untuk mengenal dan memahami kadar air tanah dan juga untuk menentukan kadar air tanah pada tanah alfisol.Adapun kegunaan praktikum kadar air ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca khususnya mahasiswa tentang kandungan air di dalam tanah untuk pengolahan tanah lebih lanjut.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Kadar AirAir terdapat di dalam tanah Alfisol ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk penerapan suatu sifat.Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering yang diovenkan pada suhu 100 0C 110 0C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal.Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).Pori-pori tanah adalah bahan yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh udara dan air). Pori-pori di dalam tanah bisa dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro pore) dan pori-pori halus (mikro pore). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah mengalami kekeringan (Hardjowigeno, 1998).Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari:1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruangporitanah terisi oleh air.2. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis,sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar darigayagravitasi.3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas,danmempertahankan turgornya.4. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat olehgayamatrik tanah.Kemampuan tanah dalam menahan air dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kadar AirDalam penetapan kadar air dalam tanah ada faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti faktor iklim dan tanaman, kadar bahan organik tanah, dan kedalaman solum atau kedalaman lapisan tanah.Faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan kecepatan angin, yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan serta tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman. Penyerapan air tanah oleh tanaman hanya berlangsung apabila terjadi kontak langsung antara molekul-molekul air dan dengan permukaan akar absorbtif (bulu-bulu akar).Kadar bahan organik tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organik tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak. Senyawa kimiawi, garam-garam, dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotik yang dapat menarik dan menghidrolisis air (Hanafiah, dkk, 2005).Tekstur tanah juga mempengaruhi kadar air tanah. Dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu. Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah pori tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah yang lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah tersebut akan terisi oleh air (Hardjiwegono, 2007).2.3 Hubungan Kadar Air dengan Infiltrasi dan EvaporasiInfiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, yang umumnya (tetapi tidak mesti) melalui permukaan dan secara vertical (Arsyad, 2010). Jika cukup air, maka air infiltrasi akan bergerak terus kebawah yaitu kedalam profil tanah. Infiltrasi adalah proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah (Hakim,et al,1986).Menurut pengertian infiltrasi di atas maka disimpulkan bahwa hubungan antara kadar air dengan infiltrasi yaitu semakin tinggi infiltrasi suatu tanah maka kadar air tanah tersebut juga semakin tinggi.Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air.Proses fisika yang menyertai berlangsungnya perubahan bentuk dari cair menjadi gas berlaku pada kedua proses evaporasi tersebut diatas.Oleh karena itu, kondisi fisika yang mempengaruhi laju evaporasi umum terjadi pada kedua proses alamiah tersebut.Faktor-faktor yang berpengaruh antara laincahaya matahari, suhu udara,dan kapasitas kadar air dalam udara (Asdak, 1995).

III. METODOLOGI3.1 Tempat dan WaktuPraktikum Kadar Air Tanah dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin pada hari Kamis, 7 November 2013 pukul 16.00 WITA-selesai.3.2 Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam praktikum penetapan kadar air adalah neraca, cawan, oven dan juga desikator.3.3 Prosedur Kerja1. Menimbang 5 gr contoh tanah kering udara < 2 mm ke dalam cawan yang telah diketahui bobotnya.2. Mengeringkannya dalam oven pada suhu 105 selama 3 jam.3. Mengangkat dan memasukkannya ke dalam desikator.4. Menimbangnya setelah dingin. Bobot yang hilang adalah bobot air.5. Menghitung persentase kadar air dengan menggunakan persamaan di bawah ini:% Kadar air = x 100 %

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 HasilNoLapisanKadar Air

123IIIIII8,7 %8,7 %8,7 %

4.2 PembahasanBerdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil bahwa setiap lapisan mempunyai kadar air yang sama yaitu 8,7%. Hal tersebut terjadi dikarenakan oleh berbagai faktor.Termasuk di dalamnya adalah faktor iklim dimana iklim di suatu tempat adalah sama, hal ini mengakibatkan kadar air di dalam setiap lapisan tersebut menjadi sama. Menurut Hanafiah, dkk (2005) Faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan kecepatan angin, yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi.Faktor lainnya yaitu kadar bahan organik tanah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hanafiah, dkk (2005) bahwa kadar bahan organik tanah mempunyai pori- pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah. Hal ini berarti luas permukaan penyerapannya juga lebih banyak, menyebabkan semakin tinggi kadar bahan organik tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah. Jumlah kadar air yang sama pada setiap lapisan tanah disebabkan oleh kadar bahan organik pada lapisan I, II, dan III sama. Hal ini disebabkan karena adanya pencucian bahan organik pada lapisan tanah yang kemudian turun ke lapisan di bawahnya.

V. PENUTUP5.1 KesimpulanBerdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil bahwa setiap lapisan mempunyai kadar air yang sama yaitu 8,7%. Hal tersebut terjadi dikarenakan oleh berbagai faktor.Faktor-faktor yang mempengruhi kadar air tanah yaitu faktor iklim dan tanaman, kadar bahan organik tanah, dan kedalaman solum atau kedalaman lapisan tanah. Selain itu, infiltrasi dan evaporasi tanah juga berpengaruh terhadap kadar air di dalam tanah.5.2 SaranSebaiknya dalam praktikum, asisten pembimbing terus mendampingi praktikan dan memberi pengarahan terhadap jalannya praktikum untuk menghindari terjadinya kesalahan pengukuran.

DAFTAR PUSTAKAAsdak, Chay. 1995.Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.Arsyad, Sitanala. 2010.Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press. Hakim, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.Hanafiah, dkk. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.Harjowigeno,H,Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika PressindoPairunan. A. K. dkk. 1985.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPT INTIM.

LAMPIRANLapisan I(a )Berat cawan = 39,2 gr(b) Berat cawan + Tanah Kering Udara = 44,2 gr(c) Berat cawan + Tanah Kering Oven = 43,8 grBerat Kering Udara = b a= 44,2 gr - 39,2 gr = 5 grBerat Kering Oven= c a= 43,8 gr 39,2 gr= 4,6 grBerat Air yang Hilang = Berat Kering Udara- Berat Kering Oven= 5 gr 4,6 gr= 0,4 gratau= b c = 44,2 gr 43,8 gr= 0,4 gr% Kadar Air= x 100 %= x 100 %= 0, 087 % x 100 % = 8,7 %Lapisan II(a )Berat cawan = 43 gr(b) Berat cawan + Tanah Kering Udara = 48 gr(c) Berat cawan + Tanah Kering Oven = 47,6 grBerat Kering Udara = b a= 48 gr - 43 gr = 5 grBerat Kering Oven= c a= 47,6 gr 43 gr= 4,6 grBerat Air yang Hilang = Berat Kering Udara- Berat Kering Oven= 5 gr 4,6 gr= 0,4 gratau= b c = 48 gr 47,6 gr= 0,4 gr% Kadar Air= x 100 %= x 100 %= 0, 087 % x 100 % = 8,7 %

Lapisan III(a )Berat cawan = 50 gr(b) Berat cawan + Tanah Kering Udara = 55 gr(c) Berat cawan + Tanah Kering Oven = 54,6 grBerat Kering Udara = b a= 55 gr - 50 gr = 5 grBerat Kering Oven= c a= 54,6 gr 50 gr= 4,6 grBerat Air yang Hilang = Berat Kering Udara- Berat Kering Oven= 5 gr 4,6 gr= 0,4 gratau= b c = 55 gr 54,6 gr= 0,4 gr% Kadar Air= x 100 %= x 100 %= 0, 087 % x 100 % = 8,7 %