kurikulum sr

37
BAB 5 : KURIKULUM 1.1 : Teori Pendidikan 1.2 : Kurikulum Prasekolah 1.3 : Kurikulum Baru Sekolah Rendah 1.4 : Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah 1.5 : Kurikulum Kursus Perguruan Lepasan Ijazah 1.6 : Pengurusan Kurikulum 1.7 : Program JQAF 1.8 : Kia2M 1.1 : Teori Pendidikan dan Kurikulum Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu. Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan 4 (empat ) teori pendidikan, yaitu : (1) pendidikan klasik; (2) pendidikan pribadi; (3) teknologi pendidikan dan (4) teori pendidikan interaksional. 1.Pendidikan klasik (classical education), Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti Perenialisme, Eessensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses. Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik. Pendidikan klasik menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum subjek akademis, yaitu suatu kurikulum yang bertujuan memberikan pengetahuan yang solid serta melatih peserta didik menggunakan ide-ide dan proses ”penelitian”, melalui metode ekspositori dan inkuiri.

Upload: siti-zainah-ismail

Post on 28-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kurikulum sr

TRANSCRIPT

Page 1: Kurikulum Sr

BAB 5 : KURIKULUM 

1.1 : Teori Pendidikan 1.2 : Kurikulum Prasekolah 1.3 : Kurikulum Baru Sekolah Rendah 1.4 : Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah 1.5 : Kurikulum Kursus Perguruan Lepasan Ijazah 1.6 : Pengurusan Kurikulum 1.7 : Program JQAF 1.8 : Kia2M 

1.1 : Teori Pendidikan dan Kurikulum

Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu kurikulum disusun

dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan

teori pendidikan tertentu. Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan 4 (empat ) teori pendidikan,

yaitu : (1) pendidikan klasik; (2) pendidikan pribadi; (3) teknologi pendidikan dan (4) teori pendidikan

interaksional.

1.Pendidikan klasik (classical education),Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti Perenialisme, Eessensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses. Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik.Pendidikan klasik menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum subjek akademis, yaitu suatu kurikulum yang bertujuan memberikan pengetahuan yang solid serta melatih peserta didik menggunakan ide-ide dan proses ”penelitian”, melalui metode ekspositori dan inkuiri.

2.Pendidikan pribadi (personalized education).Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta

Page 2: Kurikulum Sr

didik.Teori ini memiliki dua aliran yaitu pendidikan progresif dan pendidikan romantik. Pendidikan progresif dengan tokoh pendahulunya- Francis Parker dan John Dewey - memandang bahwa peserta didik merupakan satu kesatuan yang utuh. Materi pengajaran berasal dari pengalaman peserta didik sendiri yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Ia merefleksi terhadap masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya. Berkat refleksinya itu, ia dapat memahami dan menggunakannya bagi kehidupan. Pendidik lebih merupakan ahli dalam metodologi dan membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-masing. Pendidikan romantik berpangkal dari pemikiran-pemikiran J.J. Rouseau tentang tabula rasa, yang memandang setiap individu dalam keadaan fitrah,– memiliki nurani kejujuran, kebenaran dan ketulusan.Teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum yang bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri. Kurikulum humanis merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada aspek intelektual (kurikulum subjek akademis),

3.Teknologi pendidikan,Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam tekonologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. Dalam konsep pendidikan teknologi, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus. Isi pendidikan berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual. Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar (director of learning), lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan.Teknologi pendidikan menjadi sumber untuk pengembangan model kurikulum teknologis, yaitu model kurikulum yang bertujuan memberikan penguasaan kompetensi bagi para peserta didik, melalui metode pembelajaran individual, media buku atau pun elektronik, sehingga mereka dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar tertentu.

4.Pendidikan interaksional,

Page 3: Kurikulum Sr

Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan kerja sama dan interaksi. Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru. Lebih dari itu, interaksi ini juga terjadi antara peserta didik dengan materi pembelajaran dan dengan lingkungan, antara pemikiran manusia dengan lingkungannya. Interaksi ini terjadi melalui berbagai bentuk dialog. Dalam pendidikan interaksional, belajar lebih sekedar mempelajari fakta-fakta. Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks kehidupan. Filsafat yang melandasi pendidikan interaksional yaitu filsafat rekonstruksi sosial.

Pendidikan interaksional menjadi sumber untuk pengembangan model kurikulum rekonstruksi sosial, yaitu model kurikulum yang memiliki tujuan utama menghadapkan para peserta didik pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia. Peserta didik didorong untuk mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah sosial yang mendesak (crucial) dan bekerja sama untuk memecahkannya.

TEORI-TEORI PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN 

TEORI BEHAVIOURISME 

Teori ini dikenali umum dengan aliran mazhab tingkah laku yang mengutamakan pembelajaran kemahiran tertentu khususnya kemahiran fizikal. Mengikut Pavlov (1962), setiap rangsangan menimbulkan gerakbalas dan berlaku pembelajaran apabila terdapat perkaitan antara ransangan dan gerakbalas. Pembelajaran yang berlaku kerana ada perkaitan antara dua rangsangan dinamakan pelaziman. Teori Skinner pula menekankan peneguhan positif dan peneguhan negatif bertujuan untuk menambahkan kebarangkalian berulangnya sesuatu tingkahlaku dana bukan untuk menghentikannya. Peneguhan positif ialah untuk menentukan tingkah laku positif dengan maklumbalas yang positif. Contohnya, pujian terhadap murid-murid yang memberikan jawapan yang betul. Peneguhan negatif pula diberi untuk memberi kesan yang tidak menyeronokkan atau tidak menyenangkan seseorang individu Kesimpulannya, teori behaviourisme memberi fokus terhadap tingkahlaku yang ingin dilihat, diukur dan dinilai. Tingkahlaku ini boleh dibentuk melalui persekitaran dan peneguhan yang diberi. 

Page 4: Kurikulum Sr

TEORI KOGNITIF 

Teori kognitif lebih menumpukan kepada aspek pemikiran pelajar. Setiap pelajar mempunyai kebolehan mental untuk mengelola, menyimpan dan mengeluarkan semula segala pembelajaran lanjutan atau untuk menyelesaikan masalah. Menurut Bloom (1950), aras pengetahuan terbahagi kepada 6 iaitu:1. Pengetahuan 2. Kefahaman3. Aplikasi4. Analisis 5. Sintesis 6. Penilaian

Teori Pembelajaran Gagne

Teori pembelajaran Gagne juga dikenali sebagai teori pemprosesan maklumat. Mengikut Gagne, organisma menerima pelbagai jenis rangsangan daripada persekitarannya secara sedar dan tidak sedar. Rangsangan ini akan diterima dan diproses oleh deria-deria orgnisma. Setiap individu akan menilai input daripada persekitarannya, mentafsirkannya dan memindahkannya kepada tindakbalas tertentu. Rangsangan diproses oleh sistem saraf untuk dikenali dan diletakkan dalam bahagian otak ingatan jangka Gagne juga mengatakan bahawa pembelajaran dan penyampaian isi pengajaran mesti bergerak daripada aras paling mudah kepada yang lebih kompleks. Beliau mengemukakan 8 fasa yang melibatkan proses pembelajaran : i) motivasiii) kefahamaniii) pemerolehan iv) penahananv) mengingat kembali vi) generalisasi vii) pelakuan ix) maklum balas

TEORI KONSTRUKTIVISME 

Teori konstruktivisme pada dasarnya menekankan pembinaan konsep yang

Page 5: Kurikulum Sr

asas sebelum konsep itu dibangunkan dan kemudiannya diaplikasikan apabila diperlukan . Menurut Brooks (1998), manusia membentuk pemikiran dan membina pemahaman berdasarkan peristiwa yang mereka alami sebelum ini. Ini merujuk kepada teori konstruktivisme yang menekankan pembinaan konsep melalui pengetahuan lepas. Menurut Jones (1997) pula, konstruktivisme ialah proses menambah dan mensintesis maklumat baru berpandukan pengetahuan sedia ada untuk mendapatkan satu maklumat baru. Kesimpulannya, konstruktivism ialah proses membuat analisis dan menilai maklumat baru diterima berdasarkan pengetahuan yang sedia ada dan menggunakan pengalaman individu untuk menjana suatu maklumat baru. Hasilannya, individu tersebut akan membentuk pemahamannya sendiri dan suatu konsep tertentu berhubung pengetahuan dan maklumat berkenaan.

Prinsip-prinsip Konstruktivisme 

1. Pengetahuan dibina pelajar.2. Pemahaman dibentuk melalui analisis dan sintesis pengalaman lalu.3. Aktiviti pembelajaran menggabungkan 3 domain iaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor. 4. Refleksi membantu membentuk pengetahuan dan pemahaman. 5. Pelajar berperanan menentukan pembelajaran sendiri. 6. Hasilan pembelajaran adalah pelbagai dan sukar hendak dijangka. 7. Menggalakkan pelajar berfikir dan mencuba idea baru. 8. Menyokong dan mencabar pemikiran seseorang pelajar.

Guru perlu mengenalpasti cara untuk mengaitkan pengajaran dengan pengetahuan sedia ada pelajar supaya pelajar dapat menggambarkan perkara yang diajar dan memudahkan mereka untuk faham . Menurut Sells dan Glasgow (1998), konstruktivism menekankan penerokaan dan penemuan kendiri melalui aktiviti penyelesaian masalah. Oleh itu, teori ini sesuai digunakan untuk gaya pembelajaran reflektif kerana pelajar mengaitkan pengetahuan dan pengalaman lepas untuk membentuk pemahaman baru. Aktiviti-aktiviti yang dilaksanakan ialah melalui perbincangan, perdebatan, eksplorasi, pembinaan dan kolaboratif. 

Teori Sosial

Mazhab sosial pula menyarankan teori pembelajaran dengan menggabungkan teori mazhab behavioris bersama dengan mazhab kognitif. Teori ini juga dikenali sebagai

Page 6: Kurikulum Sr

Teori Perlakuan Model. Albert Bandura, seorang tokoh mazhab sosial ini menyatakan bahawa proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lebihberkesan dengan menggunakan pendekatan ‘permodelan’. Beliau menjelaskan lagi bahawa aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukanoleh guru dan juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada kefahaman pelajar.

TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE 

Menurut Alick (1999), teori multiple intelligence diperkenalkan oleh Howard Gardner. Teori ini mencadangkan 8 jenis kecerdasan yang mungkin dimiliki oleh setiap individu yang boleh membantu pembelajaran mereka iaitu: 

Jenis Sifat

Linguistik

Pelajar menggunakan bahasa secara berkesan dan mempunyai keupayaan auditori yang optimum. Belajar paling baik melalui pendengaran .Tidak membina gambaran mental . Suka bercakap .Gemar membaca, bermain teka kata dan penulisan

Logikal

Pemikiran secara konsep, abstrak. Berkebolehan menjelajahi dan menghubungkait .Gemar pembuktian, pengiraan, permainan berasaskan logik dan menyelesaikan puzzle

Bodily / Kinesthetic

Gemar pergerakan aktif dalam pembelajaran. Mempunyai kemahiran berkomunikasi melalui body language dan aktiviti fizikal. Cemerlang dalam aktiviti 'hands-on' . Sukar memberi tumpuan dan fokus.

Visual / spatial

Perlukan visual untuk membina kefahaman . Belajar paling berkesan melalui gambar dan imej . Menukar apa yang dibaca dan didengar kepada gambaran mental. Cemerlang dalam pembelajaran bilik darjah.

Page 7: Kurikulum Sr

MuzikSensitif terhadap irama dan bunyi .Boleh belajar dengan muzik latarbelakang

InterpersonalSuka berinteraksi dengan individu lain . Belajar paling baik melalui aktiviti berkumpulan.

Intrapersonal Sensitif . Belajar paling baik secara individu

Naturalist Mampu berinteraksi dengan persekitaran

Teori Humanisme

Mazhab humanis pula berpendapat pembelajaran manusiabergantung kepada emosi dan perasaannya. Seorang ahli mazhab ini, Carl Rogers menyatakan bahawa setiapindividu itu mempunyai cara belajar yang berbeza denganindividu yang lain. Oleh itu, strategi dan pendekatan dalam proses pengajaran dan pembelajaran hendaklahdirancang dan disusun mengikut kehendak danperkembangan emosi pelajar itu. Beliau juga menjelaskan bahawa setiap individu mempunyai potensi dan keinginanuntuk mencapai kecemerlangan kendiri. Maka, guru hendaklah menjaga kendiri pelajar dan memberi bimbingan supaya potensi mereka dapat diperkembangkan ke tahap optimum.

Model Robert GlazerRobert Glaser mengemukakan model pengajarannya dengan membahagikan proses pengajaran kepada empat komponen utama iaitu objektif pengajaran, pengetahuan sedia ada pelajar, kaedah mengajar dan penilaian. Beliau juga menekankanmaklum balas pelajar sebagai aspek penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Menurut beliau, objektif pengajaran harus ditentukan sesuai dengan pengetahuan sediaada pelajar. Kemudian, kaedah mengajar harus dipilih berdasarkan objektif pengajaran dan pengetahuan sedia ada pelajar. Seterusnya, penilaian harus dijalankan ke atas segalaproses pengajaran dengan tujuan untuk mengesan kelemahan, agar guru dapat mengubahsuai proses pengajarannya, demi meningkatkan keberkesanan pengajaran pada masa hadapan. Kesimpulannya, Model Pengajaran Robert Glaser dibina

Page 8: Kurikulum Sr

berlandaskan konsep pengajaran sebagai suatu proses yang menitikberatkan langkah-langkah pengajaran iaitu perancangan, pelaksanaan, penilaian dan maklum balas.

Model Taba

Model Pengajaran Taba pula menekankan penyusunan bahan-bahan pengajaran dalam suatu sistem yang sesuai yang dapat meningkatkan kemahiran berfikir pelajar. Penyusunan maklumat dalam proses pengajaran dan pembelajaran adalah diutamakandalam model ini. Model ini menerangkan bahawa seseorang pelajar melakukan operasi kognitif ke atas bahan pengajaran atau pemilihan sesuatu konsep haruslah dilakukan melalui empat peringkat seperti berikut; menyusun data atau fakta dengan memerhati ciri-ciri persamaan dan perbezaan, menggolong dan mengelas fakta-fakta menjadi kategori dan memberi label kepadanya, membuat generalisasi atau kesimpulan atas hubungan-hubungan antara kategori-kategori itu, dan mengaplikasi generalisasi yang diperolehi. Rumusannya, dengan merujuk kepada model ini, guru dapat merancang pengajaran dengan membahagikan topik kepada generalisasi, konsep dan fakta-fakta yang berguna untuk menentukan kaedah pengajaran yang sesuai.

Model Latihan Terus

Model Arahan Terus pula merupakan satu model pengajaran yang bertujuan untuk membantu pelajar mempelajari ilmu pengetahuan atau kemahiran asas yang boleh diajar dengan cara langkah demi langkah. Model ini juga dikenali sebagai ‘Model Latihan’ dan ‘Model Pengajaran Aktif’. Model ini dibentuk khas untuk merangsang pembelajaran pelajar berkaitan pengetahuan berprosedur (procedural knowledge) yang memerlukan sama ada kemahiran asas atau komprensif dan juga berkaitan ilmu pengetahuan yang memerlukan pengajaran langkah demi langkah. Model ini menekankan aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang ditunjukkan oleh guru sebelum pelajar melakukannya semula.

Model Inkuiri

Model Inkuiri pula merangkumi segala proses soal selidik untuk mendapatkan jawapan atau kesimpulan daripada soalan, atau daripada masalah yang dikemukakan. Aktiviti soal selidik ini memerlukan pelajar mengenal pasti soalan bermasalah, membentuk hipotesis, merancang aktiviti kajian, manjalankan kajian atau siasatan dan seterusnya

Page 9: Kurikulum Sr

mendapatkan jawapan dan membuat rumusan. Dalam aktiviti pengajaran dan pembelajaran, terdapat dua jenis teknik inkuiri iaitu ‘inkuiri terbimbing’ dan ‘inkuiri terbuka’. Inkuiri terbimbing memerlukan guru membimbing pelajar menjalankan segala proses kajian. Inkuiri jenis ini sesuai dilaksanakan pada peringkat sekolah rendah dan menengah. Dalam inkuiri terbuka, pelajar tidak diberi sebarang bimbingan. Segala proses kajian dijalankan olehpelajar sendiri. Oleh itu, ianya sesuai dilaksanakan pada peringkat pengajian yang lebih tinggi seperti di universiti. Kesimpulannya, model inkuiri ini amat berguna bagimendapatkan maklumat dan pengetahuan baru dalam pelbagai bidang khususnya bidang pendidikan.

Aplikasi Teori dalam Rekabentuk Perisian PPBK Pada peringkat awal perisian ini , khususnnya set induksi akan memperkenalkan objektif -objektif pembelajaran akan diperlihatkan bagi membolehkan pengguna mengetahui dan membuat pemilihan sama ada sesuai untuk dirinya atau sebaliknya . Dalam teori behaviorisme, set induksi diperlukan untuk membolehkan pengguna khususnya pelajar menunjukkan tindakbalas dan kesediaan mereka untuk mempelajari cara-cara membina laman web dengan MS Frontpage 2000.Oleh itu, kami aka menggunakan bimbingan, latihan,ganjaran dan pengukuhan bagi menarik minat pengguna untuk terus menggunakannya sehingga ke penghujung perisian.Soalan-soalan berbentuk kuiz akan disediakan bagi menguji kefahaman. Setiap jawapan yang betul akan diberikan ganjaran seperti mana yang dinyatakan dalam teori behaviorisme.Ini akan membentuk peneguhan positif seterusnya akan masuk dalam ingatan bagi tempoh yang lama.

Untuk mempraktikkan teori kognitif, perisian ini akan menggunakan bahasa yang mudah difahami dan ringkas bagi menyusun fakta mengikut turutan mudah kepada yang lebih sukar.Di samping itu kami akan cuba mengaitkan dengan memberikan contoh yang berkaitan dengan persekitaran mereka dalam kehidupan seharian.Dengan ini akan membantu pelajar mudah mengingati pengetahuan yang dipelajari.

Teori kontruktivisme juga akan dipraktikkan oleh pelajar semasa menggunakan perisian PPBK kerana mereka terpaksa melakukan "hand-on" .Pelajar bebas memilih mana-mana tajuk dan boleh berpindah-randah dari satu tajuk ke tajuk yang lain dengan menggunakan butang navigasi yang disediakan.Dengan menggunakan bantuan multimedia, sudah tentu teori multiple intelligences akan diaplikasikan bagi membantu menyokong persembahan yang lebih baik dari segi gaya dan teknik penyampaian sesuatu

Page 10: Kurikulum Sr

pengetahuan atau kemahiran lebih-lebih disokong oleh bunyi,video,animasi dan latar yang sesuai.Pembelajaran hyperteks yang berpusatkan pelajar digunakan dan terpulang kepada pelajar untuk menentukan tajuk yang hendak dimulakan dahulu.

Fokus Pengajaran

Berfokuskan pembentukan tingkah laku pelajar

Berfokus kepada transmisi proses pemikiran pelajar

Berfokuskan pembinaan mental realiti pelajar.

Instruksi & Manipulasi

Pengajar memanipulasikan perubahan tingkah laku dengan pengukuhan terpilih

Pengajar memanipulasikan proses pemikiran pelajar dengan membekalkan model mental yang perlu diikuti oleh pelajar.

Pengajar fasilitasikan pemodelan konseptual pelajar. Pengajar mesti memahami struktur kognitif sedia ada pada pelajar dan membekalkan aktiviti pembelajaran yang sesuai untuk membantu pelajar membina pengetahuannya.Menggunakan konteks dan strategi yang benar serta

Page 11: Kurikulum Sr

coaching. Mencipta pelbagai persekitaran untuk pelajar agar ia dapat melatih berfikir dengan berbagai-bagai kaedah. Hasilnya ialah pelajar yang lebih bersedia untuk menangani situasi berbeza-beza.

Realiti Yang dipromosikan

Realiti pelajar adalah konvergen - semua realitinya dipusatkan kepada satu realiti yang sama.Pengajaran berpusatkan realiti tersebut

Realiti pelajar adalah konvergen.

Realiti pelajar adalah divergen. Pelajar digalakkan untuk memajukan realiti yang berbeza-beza.

1.2 : Kurikulum Prasekolah  

MODUL KONSEPTUAL KURIKULUM KEBANGSAAN PRASEKOLAH

Kurikulum prasekolah berasaskan empat prinsip iaitu : 

i. Perkembangan diri secara menyeluruh dan bersepadu - memberi fokus kepada penyuburandari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani. Potensi murid hendaklah dikembangkan secara bersepadu kerana setiap aspek perkembangan saling mempengaruhi

Page 12: Kurikulum Sr

antara satu sama lain. Individu yang seimbang dan harmonis memiliki: 

Kepercayaan kepada Tuhan

Ilmu pengetahuan

Kemahiran asas

Akhlak mulia

Emosi yang stabil

kesihatan dan kecerdasan 

ii. Pembelajaran yang menggembirakan - memberi penekanan kepada minat dan semangat

untuk belajar. Semangat ini akan dapat dipupuk melalui suasana dan persekitaran

pembelajaran yang menarik, selesa, mencabar dan menggembirakan. Suasana yang

kondusif untuk belajar dengan sendirinya memupuk semangat cinta akan ilmu pengetahuan

yang akan menjadikan seseorang itu berfikiran luas dan terbuka.iii. Pengalaman pembelajaran yang bermakna memberi penekanan kepada penglibatan murid secara aktif dalam aktiviti sebenar supaya mereka dapat mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman kehidupan seharian . Usaha ini akan menghasilkan pembelajaran yang berkesan dan bermakna.iv. Pendidikan sepanjang hayat adalah suatu usaha yang berterusan untuk memperolehan dan pemindahan pengetahuan , nilai murni dan kemahiran . Pengalaman pendidikan prasekolah yang mengembirakan dan bermakna akan dapat mengekalkan minat untuk terus belajar dalam diri sesorang sejak kecil hingga ke akhir hayat.Perkembangan murid akan dicapai melalui enam komponen pembelajaran yang dilaksanakan secara bersepadu . Komponen tersebut adalah seperti beriku:

Bahasa dan Komunikasi

Perkembangan Kognitif

Kerohanian dan Moral

Perkembangan Sosioemosi

Perkembangan Fizikal dan

Kreativiti dan Estatika

Penekanan diberi kepada bahasa yang merentas semua komponen kerana penguasaan bahasa penting dalam proses pembelajaran . Penguasaan kemahiran bahasa boleh diperoleh melalui kemahiran mendengar, bertutur, membaca dan menulis. Penguasaan kemahiran bahasa akan membantu murid berfikir, memahami sesuatu konsep, berimaginasi, melahirkan idea, berinteraksi dan berkomunikasi secara lisan.Pelaksanaan kurikulum adalah secara bersepadu yang dirancang melalui Amalan

Page 13: Kurikulum Sr

Bersesuaian dengan Perkembangan kanak-kanak (ABP)ABP ialah satu pendekatan yang menekankan kepada penggunaan kaedah pengajaran dan pembelajaran yang bersesuaian dengan umur, perkembangan diri, kebolehan, bakat serta minat murid.Pendekatan kurikulum berfokus kepada hasil pembelajaran ( outcome-based learning) iaitu memberi penekanan kepada apa yang murid perlu tahu, faham dan buat serta amalkan, hasil daripada proses pengajaran dan pembelajaran. Ini bermakna aktiviti pembelajaran memberi penekanan kepada apa yang harus diperoleh dan dicapai oleh murid.Melalui proses pengajaran dan pembelajaran yang fleksibel dan bersepadu, murid dapat menguasai dan memperoleh ciri-ciri berikut:

Kecekapan berbahasa dan berkomunikasi

Kemahiran berfikir

Berakhlak mulia dan beretika

Berkeyakinan dan berdisiplin

Sihat dan cergas dan

imaginatif, kreatif dan ekspresif.

1.3 : Kurikulum Baru Sekolah Rendah ( KBSR )

Berdasarkan Laporan Jawatankuasa Kabinet yang mengkaji perlaksanaan Dasar Pelajaran Kebangsaan (1979), Rancangan Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR)mula dilaksanakan di semua sekolah rendah di seluruh negara mulai tahun1983. Rancangan KBSR ini menekankan penguasaan terhadap kemahiran asas 3M iaitu membaca , menulis dan mengira.Di samping itu juga, ia juga memberi tumpuan terhadap perkembangan individu secara menyeluruh yang meliputi aspek jasmani, emosi, rohani, intelek dan sosial (JERIS).Pada tahun1989, Rancangan Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM) pula diperkenalkan di semua sekolah menengah. KBSM ini dirancang untuk memperkembangkan potensi individu daripada aspek JERIS secara menyeluruh dan bersepadu dalam usaha untuk melahirkan pelajar yangberilmu, berakhlak mulia serta berupaya memberi sumbangan kepada kemajuan , kesejahteraan serta pembangunan negara. Walaubagaimanapun, faktor utama Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR) yang berasaskan 3M iaitu membaca, menulis dan mengira pada tahun 1983 yang menjurus kepada kurikulum bersepadu Sekolah Menengah (KBSM) pada tahun 1989. Matlamat utama kurikulum baru ini adalah untuk melahirkan individu yang seimbang dari segi ilmu pengetahuan dan kemahiran yang sesuai dan mempunyai moral serta nilai etika yang kukuh;

KURIKULUM BERSEPADU SEKOLAH RENDAH ( KBSR ) 

1. Matlamat Pendidikan PersekolahanMatlamat pendidikan persekolahan adalah untuk memastikan perkembangan potensi pelajar secara menyeluruh, seimbang dan bersepadu dan meliputi aspek-aspek intelek, rohani, emosi dan jasmani bagi melahirkan insan yang seimbang, harmonis dan berakhlak mulia.

Page 14: Kurikulum Sr

2. Matlamat KBSR 

Matlamat pendidikan sekolah rendah adalah untuk memastikan perkembangan potensi murid secara menyeluruh, seimbang dan bersepadu. Perkembangan ini meliputi aspek-aspek intelek, rohani, emosi dan jasmani bagi melahirkan insan yang seimbang, harmonis dan berakhlak mulia.

3. Objektif KBSR 

Bagi mencapai matlamat tersebut, pendidikan di peringkat rendah bertujuan untuk membolehkan untuk membolehkan murid:

i. menguasai bahasa Melayu sesuai dengan kedudukannya sebagai Bahasa Kebangsaan dan bahasa rasmi negara;ii. menguasai kemahiran asas berbahasa iaitu bertutur, membaca dan menulis dalam bahasa pengantar sekolah;iii. menguasai asas yang kukuh dalam kemahiran mengira dan menggunakannya dalam menyelesaikan masalah harian;iv. menguasai kemahiran belajar;v. menguasai kemahiran berfikir;vi. bertutur, membaca, menulis dan memahami bahasa Inggeris selaras dengan kedudukannya sebagai bahasa kedua;vii. memperolehi ilmu pengetahuan dan berusaha menambahnya;viii. membina daya kepimpinan dan daya keyakinan diri;ix. mempunyai pengetahuan, kefahaman, minat serta kepekaan terhadap manusia dan alam sekitar;x. menguasai kemahiran sainstifik dan teknikal;xi. memahami, meminati, menikmati dan menyertai aktiviti-aktiviti amal, kesenian dan rekreasi dalam lingkungan kebudayaan nasional;xii. menjaga kesihatan dan kecergasan diri;xiii. menguasai kemahiran serta membina minat dan sikap yang positif terhadap keusahawanan dan produktiviti;xiv. menguasai kemahiran membaca, menghafaz dan memahami pengertian ayat-ayat tertentu dalam Al-Quran bagi murid Islam;xv. menyakini asas-asas keimanan, mengerjakan amal ibadat dan mengamalkan akhlak mulia;xvi. membina semangat patriotisme;xvii. mengembangkan bakat dan kreativiti; danxviii. mengamalkan sikap dan perlakuan yang berpandukan nilai murni yang menjadikannya asas bagi amalan hidup.

4. Prinsip KBSRKBSR digubal berlandaskan prinsip-prinsip berikut yang selaras dengan Falsafah Pendidikan Kebangsaan:-

i. Pendekatan Bersepadu;ii. Perkembangan individu secara menyeluruh;iii. Pendidikan yang sama untuk semua murid; dan

Page 15: Kurikulum Sr

iv. Pendidikan seumur hidup.v. murid sekolah rendah lazimnya mudah memperolehi ilmu dan kemahiran melalui aktiviti kemahiran dibilik darjah berbanding dengan penglaman hidup mereka, justeru semua aktiviti pembelajaran harus dihubungkaitkan dengan pengalaman hidup mengikut peringkatvi. suasana kondusif sekolah adalah untuk meberi peluang dan galakkan interaksi sosial , bertukar pendapat dan kerjasama di kalangan muridvii. aktiviti dibilik darjah harus membolehkan murid mengembangkan pemikiran kritis dan kreatif serta melibatkan diri mereka secara aktif dalam proses menguasai kemahiran asasviii. aktiviti organisasi dan pengurusan bilik darjah perlu fleksibelix. penekanan kepada nilai (merentas kurikulum)x. penguasaan 3M (membaca, menulis dan mengira)xi. penilaian perlu di intergrasikan dalam semua aktiviti pembelajaran dalam bilik darjah

Ciri-Ciri KBSR

 

5. Penekanan

Fokus Tahap I

i. Penguasaan kemahiran asas berbahasa(mendengar, bertutur, membaca dan menulis)ii. Penguasaan nombor dan operasi asas mengiraiii. Mengenal huruf serta membaca, menhafaz dan menghayati ayat-ayat Al-Quran;iv. Menyedari dan memahami norma dan nilai murni masyarakat.

Fokus Tahap II

i. Pengukuhan kemahiran asas berbahasa;ii. Pengukuhan kemahiran asas operasi matematik dan penyelesaian masalah;iii. Pemerolehan pengetahuan dan kemahiran-kemahiran lain

Page 16: Kurikulum Sr

iv. Kemahiran Belajar serta Kemahiran Berfikir secara Kritis dan Kreatif;v. Membaca, menghafaz, memahami dan menghayati pengajaran Al-Quran;vi. Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai

6. Struktur KBSRStruktur KBSR terdiri daripada tiga bidang iaitu:-

i. Komunikasi;ii. Manusia dan Alam Kelilingnya; daniii. Perkembangan Diri Individu.Tiga bidang tersebut dibahagi pula kepada enam komponen yang menjadi teras kepada struktur KBSR. Komponen-komponen tersebut ialah:-

i. Kemahiran Asas;ii. Manusia dengan Persekitaran;iii. Kesenian dan Kesihatan;iv. Kerohanian, nilai dan sikapv. Kemahiran Hidup; danvi. Kokurikulum

7.    Bidang Pelajaran

Bidang KomponenMatapelajaran

Fasa 1 Fasa 2

Page 17: Kurikulum Sr

KomunikasiKemahiran

Asas

Bahasa MelayuBahasa Inggeris

Bahasa CinaBahasa Tamil

Bahasa MelayuBahasa Inggeris

Bahasa CinaBahasa Tamil

Matematik Matematik

Manusia dan Persekitaran

Sikap , Nilaidan Spiritual

Pendidikan Islam

Pendidikan Moral

Pendidikan Islam

Pendidikan Moral

-

SainsKajian

Tempatan

Perkembangan

 Diri Individu

Kemahiran Hidup

Seni dan Riadah

Kokurikulum

-Kemahiran

HidupPendidikan

MuzikPendidikan

MuzikPendidikan

SeniPendidikan

SeniPendidikan Jasmani dan Pendidikan Kesihatan

Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Kesihatan

    

Dalam struktur KBSR terdapat tiga bidang iaitu:-

i. Bidang Komunikasi

ii. Bidang Manusia dan Alam Kelilingnya

iii. Bidang Perkembangan Diri Individu

9. Teras KBSR

i. Penggabungjalinan;

ii. Penyerapan;

iii. Penilaian;

iv. Pengkayaan; dan

v. Pemulihan.

10. Penekanan Dalam KBSR

Dalam melaksanakan KBSR, penekanan diberi kepada:-

i. Kemahiran asas;

Page 18: Kurikulum Sr

ii. Kemahiran berfikir;

iii. Nilai Merentas Kurikulum;

iv. Bahasa merentas kurikulum;

v. Patriotisme merentas kurikulum;

vi. Strategi pengajaran dan pembelajaran yang berpusatkan murid;

vii. Penilaian berterusan;

viii. Pemulihan dan pengayaan;

ix. Prinsip mudah ubah; dan

x. Sains dan teknologi merentas kurikulum

11. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran

Dalam menjalankan pengajaran dan pembelajaran yang berpusatkan kepada murid, seseorang guru

seharusnya;

i. mewujudkan suasana persekitaran yang merangsang pembelajaran;

Kemudahan fizikal kelas

· ruang pembelajaran yang selesa;

· sudut pembelajaran dilengkapkan dengan bahan yang interaktif;

· ruang pameran hasil kerja;

· bahan rujukan untuk penggunaan murid;

· bahan pembelajaran yang mencabar daya pemikiran.

Aspek emosi sosial

· penggunaan bahasa yang mesra;

· keupayaan guru memahami muridnya;

· penggunaan teknik yang pelbagai.

ii. mengamalkan prinsip-prinsip tertentu dalam proses pengajaran dan pembelajaran.

· Melibatkan murid secara aktif;

· Menjalankan penilaian yang berterusan;

· Mewujudkan peluang murid menilai kerja mereka;

· Melatih murid meneroka pelbagai cara dalam menyelesaikan tugasan;

· Memberi peluang murid mendapatkan pengalaman yang berulang kali dalam situasi yang berlainan;

· Menyediakan suasana pembelajaran yang menggalakkan murid membuat keputusan secara rasional;

· Memberikan penghargaan di atas usaha murid supaya dapat membantu dan membina sifat berani,

yakin dan daya juang;

· Melatih murid menguasai kemahiran belajar dalam kemahiran berfikir;

· Mengambil tindakan segera terhadap masalah pembelajaran murid.

iii. Kaedah Pengajaran dan Pembelajaran

Bagi menghasilkan pengajaran dan pembelajaran yang lebih bermakna, berkesan dan menyeronokkan

guru hendaklah menggunakan kaedah yang melibatkan murid secara aktif. Guru boleh mengelolakan

Page 19: Kurikulum Sr

secara kelas, kumpulan, berpasangan ataupun individu. Pembentukan kumpulan berdasarkan kepada

kebolehan murid yang hampir-hampir sama ataupun kepada kebolehan yang pelbagai.

Pelbagai kaedah boleh dijalankan melalui aktiviti seperti berikut;

· Simulasi

· Lakonan

· Permainan

· Tunjuk ajar

· Lawatan

· Bercerita

· Projek

· Sumbangsaran

· Main peranan

· Pidato

12. Penilaian

i. Penilaian Kemajuan Berasas Sekolah (PKBS)

· Penilaian Kendalian Sekolah Rendah

ii. Ujian Pencapaian Sekolah Rendah (UPSR)

13. Pengubahsuaian Dalam Sukatan KBSR

Program KBSR memulakan percubaannya dalam tahun 1982 sementara KBSM dilaksanakan

berperingkat-peringkat mulai tahun 1988. Selepas tahun 1988, program KBSR disemak semula untuk

melihat kekuatan dan kelemahannya. Akibatnya KBSR, yang dikenali sebagai KurikulumBaru Sekolah

Rendah ditukar menjadi Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah untuk mencerminkan matlamat dan

objektif Falsafah Pendidikan Kebangsaan dan Wawasan 2020, globalisasi dan pengunaan teknologi

maklumat dan komunikasi (ICT). Draf baru sukatan Tahun 1 disediakan pada November 1992 dan

kemudian dilaksanakan pada Disember 1994.

Antara perubahan besar dalam KBSR ialah

i) penerapan nilai dalam pengajaran dan pembelajaran

ii) penguasaan dan aplikasi kemahiran asas dalam aktiviti harian

iii) menyusun semula kemahiran belajar daripada yang paling atas kepada yang paling kompleks

mengikut topik

iv) mengulang kaji sukatan bagi setiap mata pelajaran

v) mengintegrasikan penyelesaian masalah dan arithmetik perniagaan ke dalam topik berkaitan

seperti wang, ukuran panjang dan berat

vi) mata pelajaran Alam dan Manusia dibahagikan kepada dua matapelajaran iaitu Sains dan Kajian

Tempatan

vii) pengunaan Bahasa Inggeris dalam pengajaran Matematik, Sains dan semua matapelajaran teknikal

bagi Tahun 1 sekolah rendah, Tingkatan 1 dan Tingkatan 6 Rendah mulai Januari 2003 serta

viii) pengunaan teknologi maklumat dan komunikasi (ICT) dalam pengajaran dan pembelajaran

Matematik dan Sains

Page 20: Kurikulum Sr

14. Peranan Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum (KBSR/KBSM)

15. Rumusan

Program KBSR terbahagi kepada dua tahap . Tahap satu (Tahun 1 hingga Tahun 3) menekankan penguasaan  3M dan Tahap dua (Tahun 4 hingga Tahun 6) memperkukuhkan semula penguasaan 3M serta pembinaan dan kandungan sains yang kukuh

Pengubahsuaian tertentu pada KBSR dilakukan pada Tahun 1994 supaya matlamat dan objektif FalsafahPendidikan Kebangsaan dan Wawasan 2020 dapat direalisasikan dengan lebih berkesan lagi.Guru-guru memainkan peranan penting dalam pelaksanaan kurikulum. Peranan mereka termasukmenginterpretasi, merancang, memodifikasikan, dan melaksanakan kurikulum.

1.4 : Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah   ( KBSM )

• KBSM memberi penekanan kepada perkembangan potensi individu secara menyeluruh, seimbang dan bersepadu.

Page 21: Kurikulum Sr

• Oleh itu kandungan kurikulum KBSM merangkumi pengetahuan, kemahiran, kefahaman dan amalan nilai-nilai kerohanian, kemanusiaan, kemasyarakatan serta kewarganegaraan sebagai asas untuk pendidikan seumur hidup.• Konsep bersepadu dalam KBSM membawa maksud bahawa penguasaan ilmu pengetahuan, kemahiran, bahasa dan pemupukan nilai-nilai murni dilakukan secara integrasi dan menyeluruh.(Pukal Latihan KBSM, 1990)

Kesinambungan Dan Kesepaduan Dalam KBSM

Kesinambungan

• Kandungannya diolah kesinambungan daripada 3 bidang utama KBSR:– Komunikasi (Bahasa, Matematik)– Manusia dan Alam Sekeliling (Pend Agama Islam, Peng Moral, Sains dan Kemasyarakatan)– Perkembangan Diri (PJK, PS, Aktiviti Kokurikulum)• Usaha perkembangan potensi pelajar dalam bidang emosi dan rohani diperluaskan dengan menerapkan nilai-nilai murni dalam semua mata pelajaran.

Objektif KBSM

• Membolehkan pelajar-pelajar menguasai kemahiran-kemahiran berinteraksi dalam semua situasi hidup, serta memperkembangkan pemikiran dan penaakulan.• Memberi peluang pelajar memahami alam sosial dan fizikal supaya mereka dapat menikmati keadaan kehidupan daan nilai-nilai yang berkaitan serta membolehkan mereka menjadi anggota-anggota masyarakat yang berkesan dan bertanggung jawab.• Menekankan pembelajaran ke arah memahami diri, mengembangkan bakat, serta mempertingkatkan peribadi dan watak.• KBSM Menengah Rendah : fokus kepada pencapaian pendidikan umum dan perkembangan sifat-sifat kewarganegaraan.KBSM Menengah Atas : fokus kepada penguasaan kemahiran dan ilmu pengetahuan yang lebih meluas dan mendalam.• Menitikberatkan aktiviti kokurikulum.• Pendekatan dan strategi pembelajaran seimbang dengan KBSR dan berpusatkan murid.

Page 22: Kurikulum Sr

1.5 : Kurikulum Kursus Perguruan Lepasan Ijazah

 Kursus Perguruan Lepas Ijazah (KPLI) 

Matlamat Kurikulum Program Ijazah

· Meluaskan keintelektualan dalam bidang yang berkaitan

· Meluaskan kesedaran dan kefahaman terhadap bidang disiplin dan antara

disiplin

· Menjadikan pelajar lebih berdikari dan bekerjasama

· Bersedia untuk bekerja atau melanjutkan pelajaran dan diterima umum

bidang keprofesionalan mereka i. Kursus Perguruan Lepas Ijazah (KPLI) 

Program KPLI ini ditawarkan kepada pemohon yang memiliki sekurang-kurangnya Ijazah Sarjana Muda atau setaraf dengannya yang berminat dan berkelayakan untuk menjadi guru di sekolah rendah mengikut bidang yang ditawarkan. Kursus 1 tahun ini ditawarkan bagi pengambilan Februari dan Julai pada setiap tahun. Unjuran pengambilan pelatih bagi program ini adalah berdasarkan keperluan guru semasa dan contoh bidang program yang ditawarkan

Kursus Perguruan Lepas Ijazah Sekolah Rendah (KPLI(R)) telah diperkenalkan mulai Januari 2003 untuk melatih guru siswazah dalam bidang perguruan sekolah rendah. Kurikulum ini digubal berasaskan keperluan mengoptimumkan perkembangan kognitif kanak-kanak,  keperluan meningkatkan ilmu pedagogi dan pengalaman berasaskan sekolah rendah serta keperluan memupuk nilai positif dan amalan profesional di kalangan guru. Keperluan-keperluan tersebut diterjemahkan dalam kandungan kurikulum latihan perguruan yang mendefinisikan bagaimana seseorang guru perlu mereka bentuk pengajaran yang berkesan, mewujudkan suasana bilik darjah yang selesa dan kondusif untuk menimba ilmu serta memupuk ciri-ciri guru profesional yang disanjung tinggi oleh masyarakat. Kurikulum ini juga menuntut agar guru-guru yang mengikuti program latihan ini berketrampilan dalam penggunaan kemahiran teknologi maklumat dan komunikasi (TMK).

1.6 : Pengurusan Kurikulum   Pengenalan Kepada  Kurikulum dan  Teori Asas Kurikulum

Definisi KurikulumPerkataan kurikulum berasal daripada perkataan Latin iaitu "currere" bermaksud "a race

Page 23: Kurikulum Sr

course" atau “satu litar perlumbaan.” Berdasarkan asal perkataan ini maka definisi kurikulum yang biasa digunakan merujuk kepada “a course of study” atau "satu rancangan pengajian."

Perkataan kurikulum telah diberi berbagai-bagai definisi bergantung kepada tujuan dan fungsinya.

Menurut Taba (1962), kurikulum ialah "a plan of learning" atau "satu rancangan pembelajaran."Saylor et. al (1981) pula mendefinisikan kurikulum sebagai "a plan for providing sets of learning opportunities for person to be educated."

Menurut Tanner & Tanner (1978), kurikulum ialah "the planned and guided learning experiences and intended learning outcomes, formulated through the systematic reconstruction of knowledge and experience..’for the learners' continuous and willful growth in person-social competence."Bushoff et. al pula mendefinisikan kurikulum seperti berikut; “a curriculum is an educational plan defining:·        The aims, goals and objectives of an educational action;·        The ways, means and activities employed to achieve these goals·        The methods and instruments required to evaluate the success of the action.”

Menurut Bowen, kurikulum ialah “a total instructional program composed of syllabus or individual course programs.”

Good pula memberi definisi kurikulum sebagai “a general over-all plan of the content or specific materials of instruction that the school should offer to the students by way of qualifying him for graduation or certification for entrance into a professional or vocational field.”

Berdasarkan kepada definisi kurikulum yang telah disenaraikan, kurikulum mengandungi elemen-elemen berikut:·        Rancangan pendidikan·        Mengandungi matlamat dan objektif.·        Menyenaraikan kandungan, topik atau pengalaman pembelajaran·        Menentukan kaedah dan aktiviti.·        Menetapkan kaedah dan instrument yang perlu untuk menilai pencapaian matlamat dan objektif.

Dengan demikian, kurikulum boleh didefinisikan sebagai berikut:Satu rancangan pendidikan yang dibentuk untuk suatu kumpulan pelajar bagi mencapai  matlamat yang telah ditentukan.

Berdasarkan definisi ini:·        pembentukan kurikulum memerlukan perancangan yang teliti dan sistematik.·        oleh sebab ianya merupakan perancangan maka kurikulum perlu didokumenkan dalam bentuk bertulis.

Page 24: Kurikulum Sr

·        kurikulum yang dirancang adalah khusus bagi sesuatu kumpulan pelajar tertentu.·        kurikulum berkenaan adalah bagi tujuan mencapai matlamat dan objektif yang telah ditentukan lebih awal.

Dalam konteks kurikulum sekolah, pembentukan kurikulum adalah dirancang oleh pakar di PPK dan rancangan ini didokumenkan secara bertulis melalui silibus bagi setiap mata pelajaran yang ditawarkan bagi kumpulan pelajar tertentu iaitu pelajar sekolah rendah atau menengah yang bertujuan untuk mencapai matlamat dan objektif seperti yang dinyatakan dalam Falsafah dan Matlamat Pendidikan Negara.Kurikulum sekolah didokumenkan dan dikenali sebagai Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR) dan Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM).

Pengurusan Kurikulum Di Sekolah

Jawatankuasa Kurikulum Sekolah adalah bertindak sebagai badan akademik tertinggi yang memainkan peranan penting memastikan pelaksanaan pengurusan kurikulum sekolah berkesan dan berkualiti.  Semua bidang / unit dalam Jawatankuasa Kurikulum Sekolah adalah bertanggungjawab secara langsung mempertingkatkan prestasi akademik sekolah.

OBJEKTIF 

1. Mempertingkatkan pengurusan kurikulum supaya sistematik dan berkesan. 2. Menghayati dan melaksanakan Dasar Kurikulum Sekolah. 3. Mengetahui dan memahami setiap bidang tugas supaya pelaksanaannya menjurus ke arah piawaian kualiti. 

DASAR KURIKULUM SEKOLAH 

1. Menentukan dan menyelaras segala dasar kurikulum sekolah supaya selari dengan dasar yang ditetapkan oleh JPN/KPM dan Akta Pendidikan Negeri. 2. Mesyuarat 

mengadakan mesyuarat Jawatankuasa Kurikulum Sekolah minimum 4 kali

setahun.

menetapkan jadual mesyuarat panitia minimum 4 kali setahun.

menetapkan sistem fail / format dokumen Jawatankuasa Kurikulum Sekolah

dan panitia mata pelajaran.3. Sukatan / Rancangan Pelajaran 

Page 25: Kurikulum Sr

menetapkan dasar penyediaan RPT dan Huraian serta kaedah penyediaan

Rekod Persediaan Mengajar.

garis panduan jenis buku/bahan/alat rujukan yang boleh digunakan dlm

menyediakan rancangan pengajaran. 4. Jadual Waktu 

menetapkan waktu sekolah.

menetapkan sistem jadual waktu.

menetapkan dasar pengagihan tugas-tugas mengajar dan bilangan waktu

mengajar untuk penyediaan jadual waktu induk dan persendirian.

menetapkan dasar penyediaan jadual waktu ganti dan pengisiannya5. Penilaian Dan Peperiksaana ) menetapkan sistem pengurusan penilaian dan peperiksaan sekolah yang berkaitan dengan: 

jenisnya (formatif, sumatif, kerja kursus, ujian lisan, PEKA, PAFA dan lain-lain)

bilangan dan takwim

format (bentuk soalan, masa dan skema jawapan)

syarat lulus

kumpulan sasaran

jadual penentu ujian ( JPU )

pengawasan

headcount6. Anggaran Perbelanjaan 

menetapkan dasar perbelanjaan tahunan dengan wang kerajaan, SUWA dan

lain-lain bagi setiap panitia /unit.

menentukan dasar perolehan, penggunaan, penyenggaraan, hapus kira

peralatan dan kemudahan prasarana.7. Pemantauana.) menentukan dasar dan sistem pemantauan yang berkesan 

Page 26: Kurikulum Sr

pengurusan P & P

pengurusan panitia

peperiksaan dan penilaian

jadual waktu

pengurusan kewangan

bilik-bilik khasb) menetapkan jawatankuasa pemantauanc) menetapkan jadual waktu pemantauan

1.7 : Program JQAF   KONSEP PROGRAM j-QAF 

Program j-QAF adalah suatu usaha memperkasakan Pendidikan Islam melalui penekanan khusus dalam pengajaran Jawi, al-Quran, Bahasa Arab dan Fardhu Ain yang dilaksanakan di peringkat sekolah rendah. Pelaksanaan j-QAF menggunakan kurikulum serta model dan modulnya yang tersendiri. Tenaga guru yang khusus digunakan untuk pemulihan, bimbingan, kemahiran, pengukuhan, pengayaan dan penghayatan murid. Pelaksanaannya menggunakan peruntukan jadual waktu sedia ada. 

OBJEKTIF PROGRAM j-QAF 

Setelah program ini dilaksanakan dengan baik dan berkesan, semua murid Islam sekolah rendah akan dapat:

1. Menguasai bacaan dan tulisan jawi

2. Khatam al-Quran

3. Menguasai asas Bahasa Arab Komunikasi

4. Memantapkan dan menghayati amalan Fardhu Ain

KEPENTINGAN PROGRAM j-QAF 

Program j-QAF menjadi lebih penting sebagai suatu usaha ke arah memperkasakan PI yang sedia ada supaya semua bidang dalam PI iaitu bidang Tilawah al-Qur’an, bidang Aqidah, Ibadah, Sirah Nabawi Akhlak dan Jawi lebih berkesan dan dapat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan. 

1. Pemulihan Jawi 

Page 27: Kurikulum Sr

Jawi adalah sebahagian daripada komponen pendidikan Islam dan mula dilaksanakan pada tahun 2003 dengan pendekatan pengajaran 2 waktu seminggu pada 6 bulan pertama di tahun satu. Laporan pemantauan mengenainya mendapati penguasaan bacaan dan tulisan Jawi perlu dibaiki lagi. Ini bermakna jawi dalam pendidikan Islam semata- mata masih belum mencukupi dan berkesan. Oleh itu pemulihan Jawi dalam j-QAF menjadi keutamaan khasnya kepada murid tercicir supaya semua murid boleh menguasai Jawi setelah diberi bimbingan secara berterusan. 

2. Kepentingan Khatam al-Qur’an 

al-Quran pula telah diajar sebagai sebahagian Pendidikan Islam dalam bidang Asuhan Tilawah al–Quran pada masa ini. Namun ia tidak menekankan pembelajaran sehingga khatam al-Quran kerana ia memerlukan bimbingan berterusan daripada bilangan guru yang sesuai dengan nisbah murid yang menepati pendekatan talaqqi dan musyafahah (iaitu satu kaedah pembelajaran secara bersemuka dengan guru bagi mendengar, membetul kesalahan dan menyebut semula dengan baik dan lancar). Oleh itu PI pada masa ini hanya menjurus kepada kebolehan membaca sahaja manakala aspek khatam tidak ditekankan di sekolah tetapi menyerahkannya kepada masyarakat. 

3. Kepentingan Bahasa Arab 

Status Bahasa Arab Sekolah Rendah pada masa ini sebagai mata pelajaran bahasa tambahan. Ia diajar di sekolah-sekolah rendah secara berpilih dan terhad. Tidak semua murid berpeluang mempelajarinya. 

4. Kepentingan Fardhu Ain 

Ramai ibu bapa masih belum berpuas hati dengan tahap pencapaian dan penguasaan anak-anak mereka terhadap amalan Fardu Ain terutama dalam hal ibadah mendirikan solat. Tambahan pula Penilaian Perkara Asas Fardhu Ain (PAFA) yang dilaksanakan pada masa ini perlu dikaji dan disemak semula supaya ia dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan. Oleh itu satu pendekatan baru perlu diperkenalkan bagi memantapkan perlaksanaan Fardhu Ain ini. 

MODEL-MODEL PROGRAM j-QAF 

Enam (6) model telah dikenalpasti akan dilaksanakan iaitu 5 model pengajaran dan 1 model kokurikulum. Model-model pengajaran adalah seperti berikut: 

1. model Kelas Pemulihan Jawi; 2. model Tasmik; 

Page 28: Kurikulum Sr

3. model 6 bulan Khatam al-Quran; 4. model Perluasan Bahasa Arab Kumunikasi; 5. model Bestari Solat. 

Bagi aktiviti-aktiviti pengukuhan pula yang telah dikenalpasti akan dilaksanakan adalah model-model berikut: 

1. Kelab Seni Tulisan Jawi; 2. Kem Bina Juara; 3. Majlis Khatam al-Quran; 4. Kem Literasi al-Quran; dan 5. Pertandingan Bahasa Arab. 

MODEL-MODEL j-QAF 

1. Model Kelas Pemulihan Jawi 

Model Pemulihan Jawi diperjelaskan di dalam Buku Panduan Perlaksanaan Model kelas Pemulihan Jawi. Ia akan diajar oleh guru khas pemulihan jawi dalam waktu yang sama dengan kelas jawi biasa di semua sekolah dengan menggunakan modul pengajaran dan pembelajaran (P&P) yang disediakan oleh Kementerian Pelajaran. Semua sekolah hendaklah menubuhkan Kelab Seni Tulisan Jawi dan menjalankan aktiviti pengukuhan di peringkat sekolah dengan menyediakan bahan-bahan bacaan tambahan yang bersesuaian serta mempertingkatkan penggunaan kemudahan ICT sedia ada. 

2. Model Khatam Al-Quran 

Khatam Al-Quran diperjelaskan di dalam buku panduan Perlaksanaan Program Khatam Qur’an Model 6 Bulan dan Buku Panduan Program Khatam al-Qur’an Model Tasmik. 

Model 6 Bulan dilaksanakan mengikut modul yang telah ditetapkan dengan menggunakan peruntukan waktu PI sedia ada. Model ini akan menggunakan pendekatan talaqqi dan musyafahah. Murid yang belum menguasai bacaan al-Quran dibimbing dengan kaedah IQRA’, sementara yang telah menguasainya diteruskan menggunakan model khatam al-Quran. 

Model Tasmik pula dilaksanakan di luar waktu persekolahan normal mengikut kesesuaian dan keupayaan murid serta dengan persetujuan ibu bapa mereka dan kesediaan guru pembimbing yang terdiri daripada guru j-QAF, GPI, guru-guru mata pelajaran lain yang berkemampuan, atau pembimbing luar yang sesuai. Guru pembimbing tersebut hendaklah dilantik secara rasmi oleh pihak sekolah dan insentif khas wajar dipertimbangkan. 

3. Model Bahasa Arab 

Page 29: Kurikulum Sr

Bahasa Arab Komunikasi (BAK) yang sedang dilaksanakan pada masa ini di sekolah-sekolah kebangsaan akan diperluaskan pelaksanaannya di semua sekolah. Status mata pelajaran ini adalah sebagai mata pelajaran pilihan. Walau bagaimanapun murid diwajibkan memilih BAK sekiranya tidak mengambil mata pelajaran Bahasa Cina dan Tamil. Peruntukan waktu adalah 60 minit seminggu dan diajar oleh guru Bahasa Arab yang dilantik khusus. 

1.8 : Kia2M  

Program Kelas Intervensi Asas Membaca dan Menulis (KIA2M) merupakan satu program yang dirancang khusus untuk membantu murid tahun satu menguasai kemahiran asas iaitu membaca dan menulis dalam Bahasa Melayu. Pada masa yang sama program ini adalah bertujuan yang satu iaitu untuk membantu murid yang belum menguasai kemahiran membaca dan menulis dalam Bahasa Melayu pada tahun satu. 

Kumpulan murid ini adalah terdiri daripada mereka yang lambat atau belum menguasai kemahiran asas membaca dan menulis. Mereka ini bukan hanya terdiri daripada murid pemulihan khas tetapi juga dari kalangan murid yang hanya perlukan pemulihan dalam kelas. Fokus KIA2M adalah untuk membolehkan murid menguasai kemahiran asas Bahasa Melayu secara intensif. KIA2M ini akan dijalankan spenuh masa oleh guru Bahasa Melayu tahun satu. 

Oleh itu konsep pengajaran Bahasa Melayu merentas kurikulum mestilah dijalankan sepenuhnya dengan menggunakan strategi penggabungjalinan. Subjek-subjek Pendidikan Jasmani Kesihatan, Pendidikan Muzik dan Pendidikan Seni digabungjalinkan dengan kemahiran-kemahiran dalam Bahasa Melayu. 

Secara keseluruhannya program ini dijalankan selama 3 atau 6 bulan. Masa yang dijalankan merupakan pilihan yang dibuat oleh sekolah. Selain itu juga semua murid tahun satu akan mengikuti ujian penapisan. Ujian ini merupakan ujian yang terpenting bagi mengetahui murid-murid yang tidak menguasai kemahiran asas iaitu kemahiran membaca dan menulis dalam Bahasa Melayu. Murid yang lulus akan meneruskan kelas biasa manakala murid yang gagal, mereka akan ditempatkan dalam program ini. 

Oleh itu strategi pengajaran dan pembelajaran yang hendak digunakan perlulah sesuai dengan keperluan untuk membantu murid ini menguasai kemahiran asas ini dengan seberapa segera yang boleh.

___________________________________________________________________________________

Page 30: Kurikulum Sr

* Untuk membuka "link" mengikut BAB di bawah,  Sila tekan tulisan berwarna MERAH. Kecuali BAB 10 buka ikut subtopik pada tulisan berwarna MERAH. 

BAB 1 : TERAS PENDIDIKAN NEGARA 1.1 : Rukun Negara 1.2 : Falsafah Pendidikan Kebangsaan 1.3 : Wawasan 2020 1.4 : Islam Hadhari 

BAB 2 : KEMENTERIAN 1.1 : Kementerian Pelajaran Malaysia 1.2 : Kementerian Pengajian Tinggi 

BAB 3 : SEJARAH PERKEMBANGAN PELAJARAN MALAYSIA 1.1 : Perkembangan Dasar dan Kemajuan Sistem Pelajaran Kebangsaan 1.2 : Perkembangan Pelajaran Masa Kini 

BAB 4 : SISTEM PELAJARAN MASA KINI 1.1 : Pendidikan Pra Sekolah 1.2 : Program PERMATA 1.3 : Pendidikan Rendah1.4 : Pendidikan Menengah 1.5 : Pendidikan Khas 1.6 : Program Pendidikan Khas 1.7 : Sekolah Sukan 1.8 : Sekolah Seni 1.9 : Pembestarian Sekolah 2.0 : Pendidikan Pasca Menengah( Tertiari) 2.1 : Institusi Pengajian Tinggi 2.2 : Pendidikan Swasta 2.3 : Pelan Induk Pembangunan Pendidikan 2.4 : Sekolah Kluster2.5 : Sejarah Pendidikan Teknik & Vokasional * Tambahan penkhususan bidang di UTHM 

BAB 5 : KURIKULUM 1.1 : Teori Pendidikan 1.2 : Kurikulum Prasekolah 1.3 : Kurikulum Baru Sekolah Rendah 1.4 : Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah 1.5 : Kurikulum Kursus Perguruan Lepasan Ijazah 1.6 : Pengurusan Kurikulum 1.7 : Program JQAF 

Page 31: Kurikulum Sr

1.8 : Kia2M 

BAB 6 : PROGRAM SOKONGAN DAN HAL EHWAL MURID1.1 : Asrama 1.2 : Skim Pinjaman Buku Teks 1.3 : Biasiswa dan Pinjaman 1.4 : Program Bersepadu Sekolah Sihat 1.5 : Program Pemakanan Sekolah 1.6 : Bimbingan dan Kaunseling 1.7 : Malaysia Teacher Standard atau Standard Guru Malaysia (SGM) 1.8 : PIBG 1.9 : Skim Baucer Tuisyen 

BAB 7 : PROGRAM KHAS KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA 1.1 : Gerak Kerja Kokurikulum1.2 : Sekolah Harapan Negara1.3 : Hari Guru1.4 : Projek Nilam1.5 : Majlis Sukan Sekolah-Sekolah Malaysia1.6 : Majlis Sukan dan Kebudayaan Perkhidmatan Pelajaran

BAB 8 : URUSAN PERKHIDMATAN1.1 : Perintah-Perintah Am 1.2 : Peraturan-Peraturan Lembaga Tatatertib Perkhidmatan Awam 19931.3 : Arahan Perbendaharaan1.4 : Panduan Perbendaharaan Tatacara Pengurusan Stor1.5 : Arahan Perkhidmatan1.6 : Akta Acara Kewangan1.7 : Peraturan-Peraturan Pegawai Awam

BAB 9 : DASAR, KURIKULUM & SISTEM BARU1.1 : KSSR1.2 : KSSM1.3 : Pentaksiran Berasaskan Sekolah1.4 : MBMMBI1.5 : 1 Murid 1 Sukan1.6 : Transformasi Pendidikan Vokasional1.7 : NKEA1.8 : NKRA Pendidikan

BAB 10 : BAB TAMBAHANA   : Dasar, Kurikulum & Sistem 1.1 : SBPA 1.2 : LINUS & PROTIM 1.3 : Tonggak 12 1.4 : PPSMI 1.5 : RMK - 10 ( Pendidikan) 

Page 32: Kurikulum Sr

B    : Isu Semasa Pendidikan 2.1 : Wang Bantuan RM100 Kepada Pelajar 2.2 : Pemberian Baucar RM200 Kepada Pelajar IPTA, IPTS Dan Politeknik 2.3 : Isu Penempatan GSTT 2.3 : Majlis Bahasa Inggeris 2.4 : Kementerian Kaji Wujud GPK Pendidikan Islam Di Sekolah 2.5 : Majlis Pelancaran Transformasi Pendidikan Vokasional 

C    : Isu Semasa Negara 3.1 : Sistem Pemerintahan Malaysia ( YDP Agong, Kabinet, Komponen ) 3.2 : Isu Adam Adli 3.3 : BR1M3.4 : Program Transformasi Kerajaan, Ekonomi & Politik 3.5 : Bajet 2012

D    : Teori Pendidikan 4.1 : Taksonomi Bloom 

E    : Lain-Lain 5.1 : SPP 5.2 : JPA 5.3 : Sorotan Peristiwa 2011- See more at: http://fadzilmahasiswa.blogspot.com/2012/01/bab-5-kurikulum.html#sthash.xyJG8utm.dpuf