kumpulan puisi kacamata

27
KUMPULAN PUISI KACA MATA karya IN HARI PUWANTO, M.Si., M.Pd. MGMP BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEDIRI 2013 2 PENGANTAR Secara etimologis kata puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti membuat, poesis yang berarti pembuatan, atau poeities yang berarti membuat, pembangun atau pembentuk. Di Inggris puisi itu disebut poem atau poetry yang tidak jauh berbeda dengan to make atau to create, sehingga pernah lama sekali di Inggris puisi itu disebut maker (Tjahjono, 2011:5) Dengan demikian tidak salah apabila puisi diartikan sebagai pembangun, pembentuk atau pembuat, karena pada dasarnya menulis sebuah puisi berarti membangun, atau membuat atau membentuk sebuah dunia baru. Dunia imajener dari sebuah realita. Selanjutnya Tjahjono (2011:6) menjelaskan bahwa puisi mempunyai kekhasan apabila dibandingkan dengan prosa dan drama. Kekhasan itu adalah kepadatan, irama, dan tipografi. Kepadatan puisi menjadikan puisi amat konsentratif, aksentuatif, dan sublimatif. Di samping itu irama menjadi salah satu pembentuk efek estetik dan artistik sebuah puisi. Irama bisa dibentuk dengan persajakan. Pada perkembangannya, puisi-puisi modern mulai meninggalkan persajakan klasik atau konvensional. Hal tersebut tidak mengurangi nilai ritmis sebuah puisi. Sedang tipografis puisi terungkap lewat bait dan larik. Bait dan larik menjadi ciri visual sebuah puisi. Prosa umumnya dibangun dengan pola paragraf dan bab-bab. Naskah drama menonjolkan dialog dan narasi atau petunjuk laku dalam ekspresi tulis yang sangat berbeda dengan puisi. Yang lebih penting lagi ialah pemakaian bahasa dalam puisi. Bahasa puisi berbeda dengan bahasa wacana dalam prosa. Hal ini dipengaruhi oleh sifat kepadatan dan estetika

Upload: in-hari-purwanto

Post on 14-Feb-2017

2.224 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

KUMPULAN PUISI

KACA MATA

karyaIN HARI PUWANTO, M.Si., M.Pd.

MGMP BAHASA DAN SASTRA INDONESIADINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA

KABUPATEN KEDIRI2013

PENGANTAR

Secara etimologis kata puisi berasal dari bahasa Yunanipoeima yang berarti membuat, poesis yang berartipembuatan, atau poeities yang berarti membuat, pembangunatau pembentuk. Di Inggris puisi itu disebut poem atau poetryyang tidak jauh berbeda dengan to make atau to create,sehingga pernah lama sekali di Inggris puisi itu disebut maker(Tjahjono, 2011:5)

Dengan demikian tidak salah apabila puisi diartikansebagai pembangun, pembentuk atau pembuat, karena padadasarnya menulis sebuah puisi berarti membangun, ataumembuat atau membentuk sebuah dunia baru. Duniaimajener dari sebuah realita.

Selanjutnya Tjahjono (2011:6) menjelaskan bahwa puisimempunyai kekhasan apabila dibandingkan dengan prosa dandrama. Kekhasan itu adalah kepadatan, irama, dan tipografi.Kepadatan puisi menjadikan puisi amat konsentratif,aksentuatif, dan sublimatif.

Di samping itu irama menjadi salah satu pembentuk efekestetik dan artistik sebuah puisi. Irama bisa dibentuk denganpersajakan. Pada perkembangannya, puisi-puisi modern mulaimeninggalkan persajakan klasik atau konvensional. Haltersebut tidak mengurangi nilai ritmis sebuah puisi.

Sedang tipografis puisi terungkap lewat bait dan larik. Baitdan larik menjadi ciri visual sebuah puisi. Prosa umumnyadibangun dengan pola paragraf dan bab-bab. Naskah dramamenonjolkan dialog dan narasi atau petunjuk laku dalamekspresi tulis yang sangat berbeda dengan puisi.

Yang lebih penting lagi ialah pemakaian bahasa dalampuisi. Bahasa puisi berbeda dengan bahasa wacana dalamprosa. Hal ini dipengaruhi oleh sifat kepadatan dan estetika

1 2

3

puisi. Menurut Riffaterre (dalam Tjahjono, 2011:8) puisi itumenyatakan tidak langsung, yaitu mengatakan sesuatudengan cara yang lain, berbeda dengan kelaziman orangdalam mengungkapkan gagasan atau perasaannya. Ketidak-langsungan tersebut disebabkan oleh displacing (penggantianarti), distorting (penyimpangan arti), dan creating of meaning(penciptaan arti).

Puisi bermanfaat untuk menghibur diri pembaca, mampumenghadirkan suasana diri yang nyaman. Bahkan dengan puisiseseorang mampu membangun tali silaturrahim dengankekasih, orang tua, saudara, tetangga dan sebagainya dalamcinta. Selanjutnya Tjahjono (2011:19) menjelaskan bahwadengan puisi kita dapat membayangkan zaman yang akandatang, perubahan dari yang fana kepada zaman yang lebihkekal. Puisi juga merupakan doa, sarana kita memuji,memohon dan bersyukur atas karunia Tuhan. Puisi dapathadir pula sebagai kontrol sosial melalui ungkapan-ungkapankritisnya.

Kediri, Januari 2013

ttd

Penulis

4

DAFTAR ISI

1. Generasi Garuda 52. Cinta 63. Rosa dan Bos Besar 74. Malam 11 Januari 2012 85. Bunga Trotoar 96. Aktor Lucu 107. Kupu-Kupu 118. Bunga Desa 129. Senyum 1310. Aku 1411. Wanita Idaman 1512. Tawon 1613. Semut 1714. Contekan 1815. Pengawas UN 1916. Tikus dan Kucing 2017. Bintang Malam 2118. Kambing Hitam 2219. Amburadul 2320. Sial Sebelas 2421. Sunyi Lelap 2522. Mata Dewa 2623. Mendung Kelam 2724. Generasi Pinggiran 2825. Gerimis Pagi 2926. Nyamuk 3027. Menanti 3128. Dik Ayuningati 3229. Zaman Edan 3330. Berbaringlah Mata 34

5

31. Dering Bel 3532. Jelita Tersenyum 3633. Kaca Mata 3734. KPK 3835. Televisi 3936. Hidup dan Mati 4037. Langit Biru 4138. Wujud dan Rupa 4239. Gerah 4340. Galau 4441. Bimbang 4542. Kagum 4643. Pengakuan 4744. Rengkuhan 4845. Pertentangan 4946. Kebijakan Tidak Bijaksana 5047. Segelas Kopi Warung 51

6

1. Generasi Garuda

Karya: IHP, 30 Nov ‘11

Baca buku mengukir ilmu

Ilmu berdiam diri membeku

Hangat panas semangat baca

Mencairkan kebekuan harta

Pandai pintar jabatan harta melirik

Tatapan tajam insan hati tertarik

Senja membuka selimut mentari

Anak manusia membuka pikir menari

Aksara demi aksara dilantunkan

Meniti kata dalam baris persajakan

Majas gaya bahasa pujangga diamankan

Generasi garuda gapailah masa depan

7

2. Cinta

karya: IHP, 29 Nov ’11

Cinta kala senja merekah

Maju badan meringkuk wajah

Suasana batin merah jambu

Sembunyikan hati retak kalbu

Sinar violet panorama senja

Lucu pantai ubah cinta

Cintaku bawa damai

Mengalir bagai sungai

8

3. Rosa dan Bos Besar

Karya: IHP, 12-01-2012

Jujur diancam ajur, Jujur dianggap ngawurJujur menjadi bubur, Jujur berubah kabur

Jujur milik bos besar, Jujur milik siapa sajaJujur menimbulkan masalah

Jujur menjadi saksi, Jujur menjadi hakimJujur menjadi polisi

Jujur menjadi pengacaraJujur menjadi WNI bermartabatJujur janganlah mengubah diri jadi slogan

Jujur janganlah menjadi bualan RosaJujur janganlah menjadi sandiwara Bos Besar

Jujur janganlah dimusnahkan, Jujur janganlah didewakan

Jujur janganlah hanya sebatas tamengJujur janganlah dikhianatiJujur janganlah menjadi objek ejekanJujur janganlah menjadi kambing hitam

Jujur sekarang entah esokJujur sekarang entah kemarinJujur Rosa atau Jujur Bos Besar

9

4. Malam 11 Januari 2012karya: IHP, 11-01-2012

Esok 11 Januari 2012, hari kelahirankuEsok genap usia 40 tahunEsok harapan baru menantiEsok misteri kehidupanEsok waktu membarui SIM-kuEsok pertama memberi didikan siswakuEsok apa ada pesta?Esok apa ada uang ekstra?

Malam petang mengirim lebat hujanMenambah cuaca menghangat dingin basahTerbang layang hewan malam kecil bergembiraManambah kotor lantai plataran gerejaAlunan suara pendeta Gidion melambai-lambaiGemuruh panitia natal membubarkan diriSorak sambut ucapan terima kasih

Marilah membangun mimpi megah pada natal 2012Marilah menabung rupiah di tengah keprihatinanMarilah mengumpulkan harta dan talenta dari TuhanMarilah memikirkan tujuan utama perayaan natalMarilah menikmati natal dengan iman bukan sematajasmani

Apakah natal ajakan hidup baru?Apakah natal ajakaan saling ampuni?Apakah natal ajakan menghamburkan uang?

10

5. Bunga Trotoar

karya: IHP, 16 – 12 – 2011

Harum bunga semerbak di trotoar jalan kotaLemah gemulai tersembul di lekuk tubuhmu

Senyum manis menebarkan janji cinta hangatTingkah lakumu mengundang mata memandang takberkedip

Gaya bersolekmu memberikan tanda khusus bagi merekayang membutuhkan

Tangis hatimu di balik senyum mesramu tak pernah ada yangmendengar kecuali malaikat

Beban beratmu yang kau lepas dalam kehangatan cintamaya tak pernah lepas

Mereka ada kala butuh sekadar pelampiasan hasratMereka ada kala butuh karena persamaan nasib pelarian diridari kenyataan

11

6. Aktor Lucu

karya: IHP, 16 – 12 – 2011

Ngantuk milik mamalia termasuk manusia

Mengantuk menyerang tiba-tiba tanpa disengaja

Ngantuk adakalanya suatu kenikmatan sebelum tidur

Mengantuk dialami bagi manusia yang lelah pikir kurang

tidur

Ngantuk menjadi tradisi siswa kurang gizi

Mengantuk tak memihak entah pejabat maupun penjahat

Ngantuk memeluk tubuh si miskin maupun si kaya

Mengantuk menjadi aktor lucu bila jadi tontonan oleh orang

lain

12

7. Kupu-Kupu

karya: IHP, 16 – 12 – 2011

Pagi sejuk dingin siang panas semilir terbang melayangsambil hinggap bunga sana bunga sini tak kenal lelah

Kau menari-nari di alam bebas menghisap udara segar bebasmenghisap madu bebas tanpa batas

Kau hanya waktu yang merenggut kebebasanmu, bila waktuberakhir di saat menebarkan telor-telor generasi barumumaka kebebasanmu menjadi milik generasimu

Keindahan warna sayapmu senada pesona tarianmu di awanbiru menghibur semua makhluk bumi

Petaka bagi manusia di saat kau tebarkan jutaan telor yangmenetas jadi ulat bulu

Kepompongmu terkadang jadi berkah bagi manusia untukmakanan piaraan

13

8. Bunga Desa

karya: IHP, 16 – 12 – 2011

Namamu mengundang tanya banyak orangKemolekanmu memusingkan mata pria nakalHarum pesona rambut melambai-lambai

Kedipan mata mengandung sejuta tafsir bayanganLenggang lenggokmu memikat anjing jalananWajah mulus keningmu memancar kesucian hati yang polos

Senyum sunggingmu menggeleparkan hati pria jomblokesepianSuara sengal bicaramu merontokan angan-angan para duda

Suara rintih tawamu menggetarkan bulu kudukDesahan bisik rayumu membubarkan niat baikLentik bulu matamu menambah gelora hati membara

Oh ... memang pantas kau disebut bunga desaElok paras bagai bidadari turun dari khayangan

Oh ... bunga desa, syarat apa yang ingin kau tebarkan padasetiap pria yang datang?

14

9. Senyum

karya: IHP, 16 – 12 – 2011

Senyum awal dari sapaanSenyum melambangkan kesan penuh artiSenyum membagikan amalan kalbu

Senyum membangkitkan harapan yang tak pastiSenyum membakar urat syaraf yang mati

Senyum memikat kesan pertama pertemuanSenyum merayu hati gersang sepiSenyum menutupi kejahatan yang belum ketahuanSenyum merasakan rasa persaudaraan semu

Senyum menyibir perilaku yang sebaliknya

Senyum meredakan gemuruh hati mendidihSenyum menebarkan kasih sayang abadiSenyum melambangkan cinta bersemi

Senyum ciri khas kepala negara

15

10. Aku

karya: IHP, 16 – 12 – 2011

Wajahku membias harapan mataRambutku berkilau silau cahayaBibirku menghiasi debur ombakTelingaku penuh gelombang cinta

Dahiku bersemayam impianDaguku menebar kilauan berlianKeningku memikat angin sepoi

Tanganku mencatat kisah berlaluKakiku menapak tilas realitaLututku bersujud khusukPantatku lukis keseharian

Dadaku memegahkan bayanganPerutku simbol kemakmuranPinggangku mempesona lawan

Aku tokoh panggung sandiwaraSiapakah sutradara?

16

11. Wanita Idaman

karya: IHP, 16 – 12 – 2011

Kau mengalahkan miliaran wanita

Kau menghiasi tubuh permata cinta

Kau memikat pria ada adanya

Kau bersolek lembut budi bahasa

Kau mempesona pria dengan kesabaran

Kau menjadi ibu dari anak kesayangan

Kau wanita idaman bagi suami

Kau wanita idaman bagi pria tampan

Kau wanita idaman bagi anak-anak

Kau wanita idaman bagi negara

17

12. Tawon

karya: IHP, 16 – 12 – 2011

Sengatan entup senjata andalanmuSengatanmu melukai kulit manusiaNamun madu manismu menyehatkan

Bunga mekar menunggu belaianmuBunga mekar merasakan cumbuanmu

Bunga mekar merelakan madu kauambilBunga mekar rela layu setelah semua madu kauisap habisTawon menjadi merk mobil 660 cc buatan putra Indonesia

Tawon menjadi manusia hidup kaya rayaSengatan tawon dipakai obat sejenis tusuk jarum

Tawon banyak manfaat maka perlu dibudidayakanMadu kerjamu menambah kecerdasan generasi bangsa

18

13. Semut

karya: IHP, 16 – 12 – 2011

Hitam kecil-kecil merambat dinding

Siang petang pagi sore tak kauhiraukanKerjamu membuat malu manusia pemalasEtos kerjamu melukai hati para pejabat

Gotong royongmu mencabik-cabik penguasaSaling sapa meluluhkan wakil rakyat

Kadang kegigihan semangatmu membuat marah para ibu-iburumah tangga

Kadang kehadiranmu disambut alhamdulillah obat penyakitdalam dating

Rumah semut menjadi komoditi ekspor obat alternative

Semut, manusia banyak belajar dari perilakumu

19

14. Contekan

karya: IHP, 14 – 12 – 2011

Belajar cepat tepat dan dapat tak peduli setan lewat, Gurulihat sapa dengan senyum manis

Kebersamaan hanya selingan belaka bila contekan lagi bokekgitu lho

Belajar merajut kata yang dibaca tanpa makna yang adahanya tulis sampai habis

Tokoh idola mencontek ada Chintia, Dewi, Ratna, dan Galih

Mereka jago dan ahli contek mencontek

Mereka sesaat bersitegang dengan guru pengawas ujianyang super ketat

Mereka sesaat bersahabat dengan guru pengawas ujian yangngantukan

Mereka lebih takut nilai dapat jelek dari wajah hantukuntilanak yang seram

20

15. Pengawas UN

karya: IHP, 14 – 12 – 2011

Maju kena apalagi mundur

Disiplin musuh peserta curangBersahabat musuh pemerintah

Batin menangis kering air mata

Jabatan bertengger untuk menendangJujur ajur jadi bubur melebur lumur

Peserta UN dari tahun ke tahun berubah

Seiring perubahan aturan UN

Orang tua rela amal tumpukan rupiahDemi anak kesayangan yang lamban

Namun cita-cita menjulang langit

21

16. Tikus dan Kucing

karya: IHP, 14 – 12 – 2011

Tikus binatang, Kucing juga binatangAda yang bilang simbol egois dan kelicikanTikus mengerat apa pun yang disukai

Tikus kantor menjadi koruptorKucing menangkap dan memangsa semua tikus

Kucing kantor menangkap dan memangsa koruptorKucing kantor menjadi pemberantas koruptorKucing kantor bernegosiasi uang tebal sama tikus kantor

Keberadaan tikus milik kucing, keberadaan kucingkesempatan tikus

Tikus dan kucing saling menantang, saling pandang, salingcari kesempatan.

Mereka saling adu kecerdikan dan kelicikan

22

17. Bintang Malam

karya: IHP, 14 – 12 – 2011

Cemerlang sinar pancar terang awan gelap gulitaBatu angkasa melayang terbang tak tentu arah meminta

Cahaya bulan kuat sinar bintang tajam gempitaBeraneka warna bentuk segi dan sudut tetap bagai pelita

Cerita dan lagu anak-anak mengagungkan si jelitaBerhembuslah anginmalam menunggu si gempita

Cantik jelita mengusir warna peluk pelitaBangsawan pakai simbol bintang derita

Cerdik bidadari layang di alam semestaBerjaya dewa semedi pinta senjata

Cincin melingkar tanda keabadian cintaBercerminlah para bintang bila ingin dipinta

Cinta mampu gapai bahagia dan deritaBertebaran bintang malam maknai insan bercinta

23

18. Kambing Hitam

karya: IHP, 14 – 12 – 2011

Belajar tunduk lempar pandang

Mata sejuta sorot gerak pengawasMata selingkuh tangan raba-rabaMata memaling merekam rabaan

Tangan merajut jawaban soalOption A, B, C, D, E mana pilih

Bingung kadang salah daripada benar

Takut nilai jelek dari nilai moralTakut dimarahi dari budaya curangTakut tidak naik kelas, tidak lulus sekolahTakut semua angan melayang

Pengawas jadi kambing hitamPengawas bersabar beramal demi pendidikan

Amalan indah kadang cercahan menghadang

24

19. Amburadul

karya: IHP, 14 – 12 – 2011

Siswa guru orang tua masyarakat, mereka komponenpenyebab maju dan mundur kualitas pendidikan Indonesia.

Guru stres, orang tua stres, masyarakat stres jadilah siswastres.

PR, masalah teman, masalah cita dan cinta bikin siswa stres.

Guru, orang tua, masyarakat yang menghakimi dan memaksakehendak, asal mula siswa stres.

Budaya gengsi, bonek, mengejar mimpi, akibat siswa stres.

Siswa stres, bangsa dan negara lambat laun jadi amburadul.

Siswa stres, pendidikan perilaku yang ekstra disiplin kayarobot.

25

20. Sial Sebelas

karya: IHP, 14 – 12 – 2011

Sial, anganku terbang layang-layangSial, kerjaku pulas mendengkur di awangSial, pacarku dirayu orang kaya bujang

Sial, laptopku lelah mogok begadangSial, motorku ganti aus dipandangSial, siswaku melelahkan cara pandang

Sial, citaku kabur lebur terbawa di awangSial, cintaku bertepok sebelah menentang

Sial, awakku lapar lelah menerjangSial, temanku meragukan buah matangSial, duniaku melerai semangat juang

26

21. Sunyi Lelap

karya: IHP, 14 – 12 – 2011

Gemuruh ombak tiada dendangNyiur lambaikan angin enggan datangGurau siswa ujian dipatah pandangNyanyian jangkrik lemah bergoyangGegeran remaja cinta jadi melayangNama megah pahlawan bisu menjulangGanti gilir teriak memekak kendangNurani membelai cinta yang menghadangGagal bercatur lawan ditendangNegeri tanpa pemimpi bangsa terbelakangGadis desa tergeletak di awan melayangNama tanpa bayangan awak jadi hilangGunung Kelud meletus tanpa batu melayangNyanyian bidadari mengalun tanpa syair dendangGerimis lemah pawang sedang terawangNikmat tawa takdir menentangGenggam gembira terlena di gawangNang ning nong gong digoyang kerawangGemerlap sinar nyenyakan tembang-tembangNinabobok lelap mata awak ditimang

27

22. Mata Dewa

karya: IHP, 13 – 12 – 2011

Mata memancar sinar kehidupanBanyak mata memandang alami keredupanMenanti dan menanti petani tuwai panen depanBocah kecil ramaikan mainan masa depanMenari-narilah burung-burung di awan-awanBersorak-sorailah hewan berebut panganMengalirlah fotosintesis daun tumbuhanBerhentilah siang menunggu lelahanMenyambut hari baru selamat pagi kuucapkanBerlian dicari manusia simbol kemewahanMimpi orang pinggiran menyambut kemegahanBerlabuhlah senyum manis dalam hamparanMenatap sayup mata dewa berbinaranBekerja siang, malam, tanpa berlelah-lelahanMarilah memandang jauh ke depanBerbudi bahasa menghadang harapanMata dewa berkelana menginjak landasanBerlomba menantang alasan

28

23. Mendung Kelam

karya: IHP, 12 – 12 – 2011

Awan menguak lebar rebahkan mentari siangAngin semilir menggoda burung-burung di awang-awangAwas sapaan mesra dari halilintar terbentangAkankah tetes air dari surga membasahi ladang-ladangApa suasana mencekam seram dipandangArti apa semua yang akan terjadi diterjangAwak pesawat terbang cemas harap melayangArmada persiapan cegah banjir siap menantangAngkasa luar tak menerima cinta melintangAnak manusia menanti deras hujan datangAyah ibu sibuk mengemasi jemuran tadi siangAnak ayam menciap-ciap hilang arah menendang-tendang

29

24. Generasi Pinggiran

karya: IHP, 10 – 12 – 2011

Keberadaan mereka perlu dibina dan disayangMereka punya hak dan kewajiban melayangKemarin mereka berperang berjuangMereka sekarang melayang-layang terbangKe mana dan di mana pintu cita-cita terpampangMereka tak bosan dirajut ilmu bayang-bayangKemunafikan sering datang dan terbangMereka sering menangisi waktu yang hilangKemarahan memeluk kasih sayangMeraba pagi ganti siang ganti petangKemarilah generasi penerus mendatangMeski pinggiran kota sinar cemerlangKemiskinan mereka rebahkan terlentangMereka kadang mengukir bangsa tanpa pandangKemerosotan moral dan akhlak hilang membayangMakan dan minum mungkin jarang rentangKetakutan membayangMalas membentang

30

25. Gerimis Pagi

karya: IHP, 9 – 12 – 2011

Cericih mengalun landai suara titik hujanSembari mentari lagi bermalas-malasanKasak kusuk perjuangan nilai ulanganMata beterbangan tak punya tujuanKudengar rajutan peserta ulangan

Entah… mereka berpeluk dalam impianSaat bergandengan menyusuri jalanNegeri ini lahirkan jutaan pahlawanAsal bukan pahlawan kesiangan

Sudah budaya gerimis di musim hujanTanah kering bersujud syukuran

Gerimis pagi banyak kenanganSejuta insan menaruh banyak harapan

Gerimis pagi telah teranganSenang berdendang pekerjaan

31

26. Nyamuk

karya: IHP, 8 – 12 – 2011

Ngung … nyanyian sunyiNging … seruling bidadari

Clekit … plak! Irama tari menariSiapa tak pernah bersorak soraiBelalaimu melerai sepiManufermu mengajari bernyanyi

Nona manis menari-nariBocah nakal memanjat tinggiTuan dan Nyonya berpeluk hatiMajikan memanjakan diriPelayan menggegam buah kemiriSerdadu beradu bela diriUlama datang waktu mengaji

Mereka donatur berbudiMereka sering lupa diri berkali

32

27. Menanti

karya: IHP, 8-12-2011

Bangkitlah sinar dada meronaMenerjang badai rebahkan mataBersemilah tunas rasa merabaBunyi kereta merayap tak berdayaSampai mentari beranak duaHingga rasa terbang ke manaMengapa bulan malam lama menyapaApakah sang surya lupa bekerjaAdakah bidadari tebar bunga cintaApa mungkin cinta bersemi tanpa hartaSabarlah menebar rasa rindu di dadaBelaian silir angin pagi ubah suasanaMenguji diri berkelana tanpa maknaSuara aneh merajai suasana bertapaPesanggrahan tinggal kenangan dan tandaJemuku, jemumu, jemu dia, dan jemu merekaLemah lesuh tubuh rebah tak berdayaKhiamat datang membawa tawa

33

28. Dik Ayuningati(Oktober 2011, IHP)

Aduh ... Dik Ayuningati ...Siang ... Malam ...bayang wajah membayangapalagi senyummu menggodasenyum manismu ... semanis madu ...manis madu hutan kenangan.Aduh ... Mimpiku ...Mengapa rinduku merana?Mengapa sayangku menggoda?Mengapa Adam ditemani Hawa?Mengapa bibir tepis membiusku?Mengapa kedip mata sejukan ...?Hati penuh harap, sayangku...Ah ... Sayangku Ayuningati ...Angan ini rasakan hangat nafas ...Yang mendesah dalam mimpi ...Angan ini rasakan belaian tangan ...Yang menari-nari dalam mimpi ...Angan ini menjemput bulan madu ...Yang berpergian dalam mimpi ...Angan ini terperanga tutur kata ...Yang semerdu kicau burung Kung ...Oh ... Dik Ayuningati ...Masih berapa lama lagi penantian ini?Belum cukupkah edanku ini?Edan ... Yah ... Edan tenan ...Oh ... Wedo’an... Dik Ayuningati.

34

29. Zaman Edan(Oktober 2011, IHP)Zamanku zamanmu zaman merekaMasaku masamu masa merekaTakdirku takdirmu takdir merekaCintaku cintamu cinta mereka, Siapa yang tahu?Suamiku suamimu suami merekaIstriku istrimu istri merekaAnaku anakmu anak merekaRumahku rumahmu rumah mereka, Siapa yang tahu?Mobilku mobilmu mobil merekaBajuku bajumu baju merekaRanjangku ranjangmu ranjang merekaSawahku sawahmu sawah mereka, Siapa yang tahu?Agamaku agamamu agama merekaSusuku susumu susu merekaMaduku madumu madu merekaGayaku gayamu gaya mereka, Siapa yang tahu?Temanku temanmu teman merekaDarahku darahmu darah merekaMaluku malumu malu merekaHartaku hartamu harta mereka, Siapa yang tahu?Malaikat pun tak tahubila tak diberi tahu.Hanya Allah swt. yang tahukarena Maha Tahu.

35

30. Berbaringlah Mata

(IHP, 23 Nov ’11)

Lelah menjemputAwan pun berkabutMentari ikut berkalutBurung terbang di atas laut

Wahai kau yang takutBayang membentang rajutMenjerat yang tersangkutPenatianpun menjemput

Mengapa?

Mata membaringkan badanMata mengerti kesehatanMatamu kelihatan surutanMataku terkapar di hamparan

Seiring mata dewa yang tiduran

Mengapa?

36

31. Dering Bel

(IHP, 23 Nov ‘11)

Bunyi dering bel tanda lembaran baruBunyi dering bel mengagetkan lamunkuBunyi dering bel mengajakkuBekerja … bekerja… sampai tiba waktukuBelajar … belajar … terus mengajarikuBelajar … bekerja … menghampiriku

Sampai kapan menyapaku?

Bosankah kau memanjakanku?

Kenanglah yang kualamiKejarlah yang kujalaniKibarkanlah cita-cita insaniKemarin boleh bernyanyiKemarin sudah bermimpi

Sampai kapan mimpi-mimpi berlalu?

Bosankah kau memahamiku?

37

32. Jelita Tersenyum(IHP, 23 Nov ‘11)

Nada dasar mendesah dadakuSenyummu meresahkankuSinar kerlingmu menggugahkuTanyamu menghapus lamunkuMendung cuaca mendukungkuMerajut rasa gelora dadaku

Mengapa egomu merayuku?

Mengapa detak jantungkubergelora … tanpa seizinku?

Mengapa rona beningmu membiusku?

Mengapa kilauan merah tipismu bisik hasratku?

Mengapa pancaran gelombang asmarakuberbaur dengan keheningan malam gulitaku?

Mungkinkah Jelita menyapaku?

Mungkinkah Jelita melewati hatiku?

38

33. Kaca Mata(IHP, 23 Nov ‘11)

Kau mencerahkan pandangkuKau menyenangkan hatikuKau membukakan jendela pikirkuKau menerobos embun matakuKau menerangi gelap tulisanku

Bila kau tak mendekatku, arah jalan hidupku,entah seperti apa jadinya diriku.

Kurasakan kaca matakuKubersihkan kaca matakuKuambil kaca matakuKupakai kaca matakuKurawat kaca mataku

Kubaringkan kaca mataku seiring lelapnya waktu,lelapnya mata, lelapnya tidur menjemput mimpiku.

39

34. KPKkarya: IHP, 30 Nov ‘11

Komisi Pemberantasan Korupsi mengamukKPK akrab panggil koruptor menenteng cambukPenguasa melangsingkan diri yang dulu gemukSiapa dulu berkuasa namun sekarang ambruk

Kekuasaan tunggal merambah melilit merekaPimpinan partai berbondong mencium merekaRakyat dengan tangis senyum kecut menatap merekaIsu menjadi monster di negeri ini memukau mereka

KPK bukan malaikat pencabut nyawaKPK bukan hantu gentayangan takuti siapa sajaKPK mengorban diri demi negeriKPK berjaya melayang di awan negeri

40

35. Televisikarya: IHP, 30 Nov ’11

Tua muda menatap termanguTua muda menyerap udara ilmuTua muda menyenangi selaluTua muda enggan berlalu

Pria perempuan selalu kau hiburPria perempuan sering menjadi takaburPria perempuan menjadi malas untuk kaburPria perempuan berbuat jarang jujur

Kaulah yang membuka jendela kehidupanKaulah yang merajut kenangan kehidupanKaulah yang mengubah warna pelangi kehidupanKaulah yang dinantikan bawa nafas kehidupan

41

36. Hidup dan Matikarya: IHP, 15 Oktober ’12

Terasa panas kemarau 2012Olah raga mengucurkan keringatPetani mengeluh air fatamorganaTetap semangat petani berpeluk cari airOling bahtera hidup mengancamPilih hidup atau matiTerbang debu beramai menderuOnggokan sampah menjamu pesta lalatPernahkah anak kecil bersedih?Tanpa ragu dan maluOrang lapar berpesta ria dengan lalatPernahkah terpikirkan oleh tuan?Tuan dan nyonya harapan merekaOnggokan sampah rumah tuan dan nyonyaPelipur rasa lapar mereka setiap hariTerapung harapanku di kolam air mataObor api abadi hangatkan tubuh kuruskuPernik-pernik tuan dan nyonya menguburku

42

37. Langit Birukarya: IHP, 15 Oktober ’12

Sinar mata dewa meredup pagi cerah membisuAnak Adam menikmati segudang sakit abadiHati Hawa menebar kabut kepasrahanSiapa yang peduli?Adakah harapan menepis kenyataan?Haruskah manusia berselimut doa?Sampai kapan kuberharap?Akankah doaku terkabut?Harapan mungkin hanya penghiburan sesaatSiang malam debar jantung terasa lelahAgungkan nama-Nya selama-lamanyaHapuslah masa silam kelam dengan tobatSayang cita-citaku sudah berlabuhApa mungkin datang kehidupan baruHarap melambung tinggi di langit biru

43

38. Wujud dan Rupakarya: IHP, 16 Oktober ’12

Semilir desah sejuk dingin terasa di telingakuEnergi panas tubuhku lelah tertidurNyonya dan tuan merajut benang kehidupanYang tanpa batas kapan berakhir?Ulama berkumpul bersujud kehadirat-NyaMembawa visi dan misi yang membelenggu

Kereta kencana simbol wibawa dan kharismatikElemen kehidupan saling tindih dan tumpasDunia tak pernah jujur dalam berkataManis di bibir lain di hati menjadi budayaApakah gadis kecilku mengerti arti hidup ini?Impian anak desa tak sebanding dengan kenyataanAmukan masa merajalela di sudut kotaNamun kekecewaan menutup mata dewa

Apa mungkin cercahan menutup luka?Nyanyian malam melelapkan kantukkuApa mungkin pujian melukai hati?Ke mana ramalan menempatkan diri?

Ada suka dan duka meratapi nasibkuDermaga cinta tampak sepiAkankah dunia kehilangan penghuniManusia berganti wujud dan rupa

44

39. Gerahkarya: IHP, 1 November ’12

Dada lapang membentangUfuk sinar matahari menentangKarma dendam menerjangAgin sepoi berdendang

Laut berdesir menyapa lantangArus deras mengaliri jurangRawa-rawa menertawakan dengan riangArmada udara terbang melayang

Nirwana menangis mengerangEnergi panas bumi berkumandangSenyum kabut pegunungan mengenangTertawa pohon pinus bergumangAir mata ibu pertiwi menggenangPikiran sunyi hutan mencengangAlam semesta tak lelah berjuang

Bumi berdoa sujud sembahyangAngkasa bersorak sorai melintangHujan bermimpi jumpa waktu siangArjuna bergetar berbuih menjulangGas bercampur angin berpasang-pasangIkan di sungai enggan bersulangApi akhir dari kehidupan mendatang

45

40. Galaukarya: IHP, 2 November ’12

Hati merana entah mengapa?Akal meronta entah mengapa?Hati pedih entah mengapa?Akal memberontak entah mengapa?Hati pilu entah mengapa?Akal menangis entah mengapa?

Hidup mati siapa tahu?Inilah kenyataan yang kutahuHidup mati siapa tahu?Inilah takdir yang bukan urusankuHidup mati siapa tahu?Inilah dunia keberadaanku

Halal haram menampakkan kepadakuOrang suka dan murka bermesraanHalal haram menyapa kepadakuOrang suka dan murka berduaanHalal haram menghampiri kepadakuOrang suka dan murka berjabatan

Hidangkan bagi rajaEmpat sehat lima sempurnaHidangkan bagi rajaEmpat gadis lima jandaHidangkan bagi rajaEmpat anggur lima delima

46

41. Bimbangkarya: IHP, 2 November ’12

Hamparan cita dan cinta melayangIkatan batin dan sukma melayangJiwa raga pergi sembahyangAlam kekal melayang-layangUmat manusia beranjak pulangKiriman hujan tak kunjung datangAmarahkah alam sekarang?Hangus tanah tanpa ilalang

Rasa malu rasa duka tanpa mukaUrusan dunia dan akhirat menjadi lupaMalam siang enggan merondaPulanglah si petualang membawa dupaUngkapan para wali siswa berlombaTemuan uang tak bernama

Temaram sinar rembulanEntah menyapa entah mengejekTiada teman tiada saudaraAnak manusia mencari mangsaNegara bersatu bangsa berpaduGetarkan gunung-gunung setiap waktuGalau asmara mendaki puncakAngkasa penuh sampah berbahayaMata air menetes tak menentuUngkap manusia menahan tangis

47

42. Kagumkarya: IHP, 3 November ’12

Cermerlang biar sinar wajahmuIndah kemilau hitam rambutmuNiat hati tuk pergi menanti sapamuTerbersit gairah nafas segarmuAir mata terasa kering tanpamu

Bersemi cinta hanya untukmuEnergi kuat tatapan matamuRiang selalu bila teringat dirimuSenyum manis membias wajahmuElegi mana yang berani menolakmuMerdu suara nada terlontar dari mulutmuInilah getar nadi hasratku kepadamu

Seni berdandan busana membungkusmuAroma wangi menebar dari tubuhmuAlis mata bermakna raut wajahmuTelinga berpasang menambah tampangmu

Kerikil tajam memijat kaki indahmuAngin membisikkan kata hatimuUlu hati menelan madu cintamu

Merpati putih lambang ketulusan hasratmuAwan putih biru menghiasi mahkotamuTerang sinar rembulan meredupkan sorot matamuIsilah hatiku dengan sukma kemesraanmu

48

43. Pengakuankarya: IHP, 3 November ’12

Seberkas cahya melayang pandang matakuInteraksi kunang-kunang menghiburkuAir mata mengalir membasahi tubuhkuPerangai solekmu menghibur dirikuAlam mimpimu mengiringi mimpikuSalam sapa manismu memanjakankuIsi kalbumu menggairahkan hasratkuHarapanmu mencerminkan isi hatiku

Kekasih mengapa kau toreh hatikuApakah memang engkau lahir menyambutku?Ujian apalagi yang akan kau ujikan kepadaku?

Sisihkan waktumu hanya untukkuIzinkan binar pipimu membelai relung hatikuCeritalah masa-masa indahmu kepadakuAmbilah langkah kakimu menuju istanakuNikmatilah hidup mu bersama dirikuTinggalah hatimu dalam hatikuIkrarkan semangat juangmu bersamakuKembalilah engkau dalam semayamku

Jelajah kakimu menebar badai cintakuEntah ada apa dalam dirimu meluluhkan hasratkuLenggang pinggulmu jadi inspirasikuInilah keberadaankuTanpa pengakuan kau dambaankuAku mengharap dirimu menjadi miliku

49

44. Rengkuhankarya: IHP, 9 November ’12

Remang-remang sinar hati melenyapEsa keyakinan menebar sunyumNiscaya sang surya memejamkan mataGunung cinta meletuskan pesonaKerikil batu menebar petakaUjung jalan menanti sampai matiHaruskah hidup seperti ini?Apakah tidak ada pilihan selain ini?Namun siapa yang peduli?

Iman manusia harus berbuahNafsu manusia harus bermanfaatSenyuman siapa yang bijak?Adakah peta akibat senyumNamun siapa yang peduli?

Manusia menebar biji perbuatanAngan manusia memburu rasaNikmat yang tak pernah kenyangUsaha senantiasa berpacuSiang malam tak pernah jumpaInilah hidup manusia sekarangApakah yang akan terjadi esok?

50

45. Pertentangankarya: IHP, 10 November ’12

Berani menentang arusArus ditentang tanpa selaJalan gelap dilewati terusUjung tanpa batas dituju tanpa sela

Wajah senyum tanpa ekspresiAmarah terbendung rasa berseriHarapan memeluk cinta sendiriJarang orang berhasil tanpa cinta sejariUntung mendapat lawan seriDunia penuh dendam diriIkatan bathin mengusik kawan sendiri

Siapa yang abadi dalam pertentangan?Pangeran mana yang tak punya lawan?Di manakah tersembunyi dermawan?

Manusia resah gerah dan berserahOmongan berbisa beraroma madu perahJenaka anak balita untuk dapat susu perahOrang pinggiran hidupnya makih parah

51

46. Kebijakan Tidak Bijaksanakarya: IHP, 10 November ’12

Pemenang tidak selama jadi juaraArgumentasi tidak selama dapat diterimaKebiasaan belum tentu jadi budayaEvaluasi hanya kedok belakaTerpidana tak mampu bayar pengacara

Anak pinggiran tak mampu bayar sekolahPengamen jalanan tak ada yang pergi sekolahLelaki tua renta apa dulu juga sekolah?Ibu tua bongkok apa dulu masuk sekolah?Kakek bergedeg-gedeg tak mau sekolahAnjing tuan Polan yang rajin sekolahSi Ning yang bersolek sebelum sekolahIstri dan pejabat bertamu ke sekolah

Siapa yang berjasa mencerdaskan generasi muda?Engkaukah yang berjasa?Keluarga kolong jembatan apa tidak berjasa?Orang berpuasa karena miskin juga tidak berjasa?Laki perempuan berilmu dan berdidikasi tinggi sajaApa memang seperti mereka saja?Hiruk pikuk anak pejabat berebut jasa

52

47. Segelas Kopi Warungkarya: IHP, 15 November ’12

Surya mulai berani bertengger menjelang pagiEnak hisapan rokok berbaur aroma segelas kopiGigi usang dan uban tak mengusik hatiEnak sekali seruput wedang kopi yang khas iniLaki-laki setengah baya berimajinasiAkankah kehidupan cepat berlalu hari ini?Sementara aroma wedang kopi tak berubah sampai nanti

Kaca mata tebal menemani tak jemuOtak berpikir menerawang jauh tuk bertemuPerasaan bergejolak memberontak anganmuIdaman hanya rayuan belaka di balik wajahmu

Warnailah hidup ini dengan karyaApalah arti harta tak berkaryaRasa puas perlu pengakuan karyaUntung rugi hidup dinilai dari karyaNasib baik tidak dilihat dari karyaGaruda terbang di angkasa raya

BIOGRAFI PENYAIR

Lahir di Kabupaten Kediri,Kecamatan Pare, pada tanggal

11 Januari 1972. Lahir daripasangan Bapak Soehariadji(almarhum) dan Ib

Swihani, S.Pd. Pernah belajar diTK Dharma Wanita Bendo,

SDN Bendo II, SMPN 1 Pare,SMAN 2 Pare, IKIP NegeriMalang (S1), Universitas

Wijaya Putra Surabaya (S2gelar M.Si.), Universitas

Muhamadiyah Surabaya (S2gelar M.Pd. Prodi Bahasa dan

Sastra Indonesia).bekerja di Penerbit Sigma

Media Malang, Penerbit IKIPMalang, menjadi guru GTT di

SMAN 1 Purwoasri, dansekarang menjadi guru PNS di

UPTD SMAN 1 Mojo.

53

IOGRAFI PENYAIR

Lahir di Kabupaten Kediri,Kecamatan Pare, pada tanggal

11 Januari 1972. Lahir daripasangan Bapak Soehariadji(almarhum) dan Ibu Indyah

Pernah belajar diTK Dharma Wanita Bendo,

SDN Bendo II, SMPN 1 Pare,SMAN 2 Pare, IKIP Negeri

S1), UniversitasWijaya Putra Surabaya (S2gelar M.Si.), Universitas

Muhamadiyah Surabaya (S2Prodi Bahasa dan

Sastra Indonesia). Pernahbekerja di Penerbit Sigma

Media Malang, Penerbit IKIPMalang, menjadi guru GTT di

SMAN 1 Purwoasri, danguru PNS di

D SMAN 1 Mojo.