kumpulan makalahku-arkanul bai'ah dalam bingkai jihad siyasi

19
Page 1 of 19 ARKANUL BAI’AH DALAM BINGKAI JIHAD SIYASI (Rukun Al Fahmu, Al Ukhuwah dan At Tsiqoh) Eddy Syahrizal http://qr-eddysyahrizal.blogspot.com Makalah Tasqif Siyasi UNRI Rabu, 16 Juli 2008 Definisi Arkanul Bai’ah Di awal Sekali Imam Syahid Hasan Al Banna mengungkapkan dengan perkataan berikut ini : (Rukun Bai‟at Kita ada sepuluh, maka jagalah!) Dari kalimat pembuka diatas kita dapat melihat bahwa Arkanul Bai‟ah terdiri kata- kata arkan, Bai‟at dan infazhuha. Kata Arkan adalah kata jamak dari rukn, yang berarti pilar utama atau salah satu pilar yan menjadi fondasi bangunan.sesuatu. atau pilar yang apabila ditinggalkan maka batallah suatu pekerjaan dan tidak memiliki kekuatan lagi. Atau pilar yang terkuat. Atau masalah yang besar. Atau sesuatu yang mempunyai kekuatan, baik berupa raja, tentara dan lainnya, atau berupa kedudukan dan kemampuan pertahanan 1 Kata bai‟at berarti perjanjian untuk mencurahkan ketaatan dengan harga yang setimpal. Pada asalnya, kata bai‟at bermakna mencurahkan ketaatan kepada penguasa dalam melakukan perintahnya. Seseorang yang melakukan bai‟at berarti dia telah berjanji untuk mencurahkan ketaatannya, sekalipun ketaatan tersebut menuntut harta atau kepayahan atau jiwa selama hal itu dalam mencari keridhaan Allah swt. 2 Kata Infazhuha berasal dari kata fahzahuha (jagalah dia) memiliki dua makna yaitu : 1 Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Syarah Ar Kanul Bai‟ah 1 Alfahmu cetakan Pertama (Solo:Media Insani, 2006), hal. 33. 2 Ibid.,hal. 34.

Upload: eddy-syahrizal

Post on 23-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah Kajian

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 1 of 19

ARKANUL BAI’AH DALAM BINGKAI JIHAD SIYASI

(Rukun Al Fahmu, Al Ukhuwah dan At Tsiqoh)

Eddy Syahrizal

http://qr-eddysyahrizal.blogspot.com

Makalah Tasqif Siyasi UNRI Rabu, 16 Juli 2008

Definisi Arkanul Bai’ah

Di awal Sekali Imam Syahid Hasan Al Banna mengungkapkan dengan

perkataan berikut ini :

(Rukun Bai‟at Kita ada sepuluh, maka jagalah!)

Dari kalimat pembuka diatas kita dapat melihat bahwa Arkanul Bai‟ah terdiri kata-

kata arkan, Bai‟at dan infazhuha.

Kata Arkan adalah kata jamak dari rukn, yang berarti pilar utama atau salah

satu pilar yan menjadi fondasi bangunan.sesuatu. atau pilar yang apabila ditinggalkan

maka batallah suatu pekerjaan dan tidak memiliki kekuatan lagi. Atau pilar yang

terkuat. Atau masalah yang besar. Atau sesuatu yang mempunyai kekuatan, baik

berupa raja, tentara dan lainnya, atau berupa kedudukan dan kemampuan pertahanan1

Kata bai‟at berarti perjanjian untuk mencurahkan ketaatan dengan harga yang

setimpal. Pada asalnya, kata bai‟at bermakna mencurahkan ketaatan kepada penguasa

dalam melakukan perintahnya. Seseorang yang melakukan bai‟at berarti dia telah

berjanji untuk mencurahkan ketaatannya, sekalipun ketaatan tersebut menuntut harta

atau kepayahan atau jiwa selama hal itu dalam mencari keridhaan Allah swt.2

Kata Infazhuha berasal dari kata fahzahuha (jagalah dia) memiliki dua makna

yaitu :

1 Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Syarah Ar Kanul Bai‟ah 1 Alfahmu cetakan Pertama (Solo:Media

Insani, 2006), hal. 33. 2 Ibid.,hal. 34.

Page 2: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 2 of 19

1. Sadar dan paham setelah mencermati, dalam arti merasa mantap pada hasil

pemahaman

2. Melaksanakan konsekuensi Bai‟at, yakni memelihara, menjaga dan

melaksanakan. 3

Risalah Arkanul Bai’ah Bagian dari Risalatut Ta’alim Wal Usar

Arkanul Bai‟ah merupakan bagian dari risalah Imam Syahid Hasan Al Banna

yang bertajuk Risalah Ta‟alim Wal Usar. Sehingga akan kurang sempurna kalau kita

melihat semua isi risalah untuk mendapatkan hikmah yang lengkap di dalamnya.

Risalah ini dimunculkan oleh Imam Hasan Al Banna ditengah-tengah perpecahan

yang terjadi dalam gerakan-gerakan Ishlah (reformasi) kembali untuk menyatukan

semua kaum Muslimin. Setelah Kekhalifahan Turki Ustmani Runtuh pada tahun 1924

M muncullah banyak gerakan penyadaran untuk kembali memperbaiki keadaan Umat

Islam.

Gerakan-gerakan ini mempunyai beberapa ciri :

1. Cendrung mengambil gerakan yang parsial, yaitu terlalu memprioritaskan

pada satu aspek perbaikan saja. Ada yang hanya mementingkan aspek aqidah

saja, ada yang hanya memfokuskan pada aspek ekonomi dan social saja, ada

yang memfokuskan pada pembentukan tokoh saja karena mereka menganggap

umat saat sekarang ini kehilangan tokoh. Bahkan ada yang hanya

memfokuskan pada aspek politik saja.

2. Antara berbagai kelompok ini sering tidak akur dan saling menjatuhkan antara

satu dengan lainnya. Sehingga perubahan itu tidak kunjung menemukan titik

temu yang satu dan banyak yang tambal sulam.

Didasari oleh realitas inilah maka Imam Syahid Hasan Al Banna

memformulasikan kerangka berpikir untuk menyatukan semua gerakan penyadaran

umat ini untuk kerja bahu-membahu.

Risalah ini ditulis Imam Syahid pada tahun 1943 M. risalah ini termasuk

risalah yang terpenting yang ditulis oleh beliau. Bahkan Ustadz Abdul Halim

Mahmud menganggapnya sebagai puncak dan intisari dari semua risalah yang beliau

tulis.

3 Ibid., hal 37.

Page 3: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 3 of 19

Risalah ini berisi strategi jamaah Ikhwan dalam tarbiyah dan pembentukan

kader. Juga berisi tentang tujuan-tujuan dakwah dan perangkat untuk mencapai tujuan

tersebut. Imam Syahid menulis risalah ini untuk para ikhwan yang tulus, para mujahdi

atau yang disebut dengan kader inti Ikhwan. Dimana gaya bahasa yang dipakai adalah

gaya bahasa Instruksi untuk beramal, bukan sekadar pembicaraan.4

Teori reformasi yang diusulkan Imam Syahid Hasan Al Banna adalah teori

yang jelas dan komprehensif. “Sesungguhnya terapi bagi keterpurukan, perpecahan

kata, kehancurandan kemunduran peradaban umat Islam tidak bisa dilakukan

dengan terapi tunggal, ia harus dengan terapi komprehensif. Begitu juga manhaj

reformasi untuk membebaskan umat Islam dari keterpurukannya haruslah

komprehensif tanpa memprioritaskan manhaj salah satu reformis, tetapi harus

mencakup seluruh unsure reformasi. Dengan itulah semua kondisi umat Islam

akan membaik,” begitulah yang ditulis Imam Syahid Hasan Al Banna menjelaskan

gagasan Reformasinya. 5

Unsur-unsur reformasi yang ini adalah :

1. Al Fahm: memahami agama Islam dengan benar dan komprehensif.

2. Al Ikhlas: Ikhlas karena Allah dalam beramal untuk Agama

3. Al „Amal: beramal demi agama ini dengan memperbaiki diri sendiri, rumah

tangga Muslim, masyarakat, pemerintahan dan seterusnya.

4. Al Jihad: jihad fi sabilillah dengan berbagai tingkat dan variasinya.

5. At Tadhliyyah: berkorban waktu, kesungguhan, harta, dan jiwa demi

agama

6. At Tha‟ah: Menaati Allah dan Rasulnya, baik dalam kondisi susah atau

mudah, senang maupun benci.

7. Ats Tsabat: memegang teguh agama, baik dari sisi aqidah, syari‟ah,

maupun perbuatan, sekalipun harus memakan waktu yang panjang untuk

sampai pada tujuan.

8. At Tajarrud: membersihkan diri dari pemikiran yang bertentangan dengan

pemikiran Islam dan dari setiap orang atau teman yang memisahkan antara

seorang Muslim dengan loyalitas kepada agamanya.

4 Hasan Al Banna, Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al Banna Jilid 1(Jakarta Timur: Penerbit Al

I‟thishom Cahaya Umat, 2005), hal. 285. 5 Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Syarah, Op.cit., hal. 25.

Page 4: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 4 of 19

9. Al Ukhuwwah: persaudaraan dalam agama, karena persaudaraan

merupakan saudara persatuan dan terapi bagi keterpurukan dan

kehancuran.sedangkan perpecahan merupakan saudara kekufuran.

10. At Tsiqah: Kemantapan hati dalam mengontrol perbuatan demi Islam

sesuai dengan kaidah Islam yang mengatakan,” tidak ada ketaatan dalam

bermaksiat kepada Khalik.”6

Dalam risalatut ta‟alim wal usar ini beliau juga menjelaskan tahapan-tahapan

dakwah Ikhwan yaitu :

1. Ta‟rif (pengenalan, atau tahap afiliasi)

2. Takwin (pembentukan atau tahap partisipasi)

3. Tahfidz (mobilisasi atau tahap kontribusi)

Bagian akhirnya berisi 38 kewajiban yang harus ditunaikan untuk menyempurnakan

pelaksanaan Arkanul Bai‟ah.

Definisi Jihad Siyasi

Jihad siyasi terdiri dari dua kata yaitu jihad dan siyasi.

Jihad

Secara bahasa Arab kata jihad dan mujahadah berarti,”menguras kemampuan

dan melawan musuh” Jahada Al „Aduw berarti Qataluhu,”memeranginya.” Jihad

adalah seruan kepada agama yang haq. Jihad dapat dilakukan dengan tangan dan

lisan. Rasulullah bersabda,” berjihadlah kepada orang-orang kafir dengan tanganmu

dan lisanmu.”

Fairuz Abadi mengatakan dalam kitabnya, Basha-ir Dzawit Tamyiz, “ jihad

dan mujahadah adalah menguras kemampuan dalam memerangi musuh. At Tarmizi

meriwayatkan dengan sanadnya dari Fudhalah bin „Ubaid, ia berkata bahwa

Rasulullah Saw bersabda,” Mujahid adalah orang yang berjihad melawan jiwanya

(hawa nafsunya) dalam rangka menaati Allah”

Lafadz jihad dalam Al Qur‟an dipakai dengan mengindikasikan beberapa

makna antara lain :

1. Berjihad melawan orang-orang kafir dengan menggunakan argumen dan

Hujjah (lihat Q.S At-Taubah:73 dan At Tahrim: 9 dan Al Furqan:52)

6 Ibid., hal. 25-26

Page 5: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 5 of 19

2. Berjihad melawan pendukung kesesatan dengan pedang dan peperangan

(lihat Q.S An Nisa‟:95, Al Baqarah: 218)

3. Berjihad melawan hawa nafsu (Lihat Q.S Al Ankabut:6)

4. Berjihad melawan setan dengan cara tidak mentaatinya karena

mengharapkan hidayah Allah (lihat Q.S Al Ankabut:69)

Tapi dalam banyak ayat yang ada dalam Alqur‟an lebih menekankan pengertian jihad

adalah dengan padanan kata Qital (perang).7

Siyasi

Siyasi dalam bahasa arab berasal dari kata sa-sa yang mempunyai dua pola.

Yaitu sasa-yasusu-sausan dan pola yang kedua adalah sasa-yasusu-siyasatan. Dalam

bahasa Arab akar kata ini bermakna ganda yaitu kerusakan sesuatudan tabiat atau sifat

dasar. Dari makna yang pertama diperoleh makna leksikal menjadi rusak atau banyak

kutu, sedangkan dari makna kedua diperoleh makna memegang kepemimpinan

masyarakat, menuntun atau melatih hewan, mengatur atau memelihara urusan. Dalam

Hadist Rasulullah Saw kata “siyasah” digunakan stidak-tidaknya dua kali. Pertama,

ketika beliau menyebut kepemimpinan atas Bani Israil oleh para nabi. Kedua, ketika

beliau menuntun kudanya dari halaman Masjid Nabawi di Madinah. 8

Dalam pengertian yang universal siyasah berasal dari kata as-saus yang berarti

ar-riasah (Kepengurusan). Jika dikatakan saasa al-amra, berarti qaama bihi

(menangani urusan).9

Menurut para ahli siyasah bisa berarti:

1. Seni memerintah Negara

2. Kekuatan (power) merealisasikan tujuan yang ingin dicapai

3. Seni tawar menawar (bargaining)

4. Imam Ibnu Qoyyim mengartikan: upaya perbaikan kehidupan manusia dan

penghindaran kerusakan.

7 Dr.Ali Abdul Halim Mahmud, Rukun Jihad Cetakan Pertama (Jakarta Timur: Penerbit Al I‟tishom

Cahaya Umat, 2001), hal . 31-33. 88

Abu Ridha, „Amal Siyasi Gerakan Politik dalam Dakwah (Bandung: Syamil Cipta Media, 2004), hal.

13. 9 Dr.Utsman Abdul Mu‟iz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin Cetakan Pertama (Solo:

EraIntermedia, 2000), hal. 69.

Page 6: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 6 of 19

5. Ibnu Khaldun mengartikan: eksistensi organasasi kemasyarakatan untuk

mewujudkan kehendak tuhan yang memakmurkan bumi dengan

menjadikan manusia sebagai khalifah.

6. Dalam bahasa Yunani Politicos artinya sama dengan Al Madinah, hal ini

akan memberikan pemikiran baru kepada kita megapa Yastrib dinamakan

Madinatur Rasul yang merupakan pusat pemerintahan Rasulullah Saw.

7. Dalam beberapa hadist juga dapat berarti menangani sesuatu yang

mengharuskan adanya penghidmatan, keahlian, kecakapan, seni dan

kekuatan.10

Menurut pendapat Imam Syahid Hasan Al Banna seputar masalah siyasi

adalah sebagai berikut :

“Sesungguhnya Muslim tidak akan sempurna keislamannya kecuali jika ia

politisi; pandangannya jauh ke depan terhadap permasalahan umatnya,

memperhatikan dan menginginkan kebaikannya. Meskipun demikian, dapat juga

saya katakan bahwa pernyataan ini tidak dinyatakan oleh Islam. Setiap organisasi

Islam hendaknya menyatakan dalam program-programnya bahwa ia memberikan

perhatian kepada persoalan politik umatnya. Jika tidak demikian, maka ia sendiri

yang butuh untuk memahami makna Islam”11

Syumuliatul Islam menuntut Amal Siyasi

Untuk menegaskan hakikat ini, bahwa Islam menghendaki (syariat) Islam

dijadikan sebagai system hidup yang utuh dan integral, dengan membawahi aspek

politik beliau berkata:

“Produk pemahaman secara umum dan utuh tentang ini menurut Al

Ikhwan Al Muslimun adalah bahwa gagasan pemikiran mereka mencakup

seluruh aspek perbaikan masyarakat. Termasuk dalam bagiannya adalah semua

unsure lain yang merupakan gagasan perbaikan pula. Karena itu, semua

reformis yang tulus dan penuh perhatian akan mendapati apa yang

diingikannya di sana. Maka bertemulah cita-cita pencinta reformasi yang

10

Silahkan lihat buku : Abu Ridha, „Amal Siyasi Gerakan Politik dalam Dakwah (Bandung: Syamil

Cipta Media, 2004), hal. 16-23. Diterangkan panjang –lebar mengenai pembahasan masalah ini.

Dilengkapi dengan teks hadistnya.

Page 7: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 7 of 19

memahami dan mengetahui visinya. Engkau dapat mengatakan, dan itu tidak

mengapa, bahwa Al Ikhwan Al Muslimun adalah tatanan politik, karena para

kadernya menuntut perbaikan hukum di dalam negeri dan menuntut kaji ulang

terhadap hubungan umat Islam dengan bangsa lain di luar negeri, juga

pendidikan masyarakatnya agar mencapai kehormatan, kemuliaan, perhatian

kepada kebangsaannya, hingga batas yang paling jauh”.12

Berdasarkan keterangan diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan

bahwa jihad siyasi adalah mengerahkan semua kemampuan baik yang

berbentuk penghidmatan, keahlian, kecakapan, seni dan kekuatan dalam

memperbaiki kehidupan umat dan menghindari kerusakan yang akan terjadi

secara sistematis dan komprehensif.

Peranan Arkanul Baiah Terutama Rukun Al Fahmu, Al Ukhuwah Dan At Tsiqoh

Dalam Jihad Siyasi

Dalam pertemuan yang relatif singkat ini sangatlah sukar mendedahkan

urgensi semua poin Arkanul Baiah dalam aktivitas jihad siyasi. Namun panitia sudah

berbaik hati kepada saya dengan memfokuskan pada rukun Al Fahmu, Al Ukhuwah

dan Tsiqoh saja. Sebenarnya kesepuluh rukun ini sangat penting dalam jihad siyasi.

Sehingga kita tidak dapat hanya memfokuskan pada beberapa rukun saja dan

mengesampingkan yang lain. Karena ini akan merusak Syumuliatul dakwah itu

sendiri. Ini penting kita tekankan sebelum kita memulai pembahasan ini. Karena

semua rukun ini akan saling menguatkan, berkelindan satu sama lain mungkin bahasa

tepatnya. Ibarat tali Kapal Lancang Kuning yang berpilin tiga. Jika putus satu maka

akan tercerai-berailah tali tersebut.

Peranan Rukun Al Fahmu Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Banyak pihak yang mempertanyakan mengapa Imam Syahid Hasan Al Banna

mendahulukan pemahaman dalam Arkanul Bai‟ah ini. Ustadz Dr. Yusuf Al

Qaradhawi menjelaskan bahwa urutan yang dibuat oleh Imam Syahid Hasan Al

11

Risalah Muktamar Al Khamis (Muktamar V). Prof.Dr.Taufiq Yusuf Al Wa‟iy, Pemikiran Politik

Kontemporer Al Ikhwan Al Muslimun Cetakan Pertama (Solo: Era Intermedia,2003) hal. 41. 12

Ibid.

Page 8: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 8 of 19

Banna sudah tepat. Karena beliau tahu betul skala prioritas, mendahulukan apa yang

harus didahulukan.13

Skala prioritas dalam memperjuangkan Islam haruslah diperhatikan. Hal ini

jelas, yang hampir tidak seorangpun diantara para pemikir dikalangan umat Islam

yang memperselisihkannya. Dengan menentukan skala prioritas dalam melakukan

kegiatan dakwah, tarbiyah, gerakan dan penataan ini yang keseluruhannya adalah

merupakan unsur utama bagi setiap usaha pembatuan Islam. Atau penghidupan

kembali manhaj Islamdalam diri manusia, akan terwujudlah kebangkitan dan

kebangunan di seluruh wilayah Islam sebagaimana yang kita saksikan saat ini.14

Beliau lalu menjelaskan fungsi pemahaman selaras dengan aksioma,

pemikiran harus mendahului gerakan, gambaran yang benar merupakan pendahuluan

dari perbuatan yang lurus. Karena ilmu merupakan bukti keimanan dan jalan menuju

kebenaran. Para ahli sufi juga membuat alur: ilmu akan membentuk sikap, sikap akan

mendorong perbuatan. Sebagaimana pernyataan psikolog yang menyatakan ada alur

antara pengetahuan, emosi dan perbuatan.15

Prinsip Al Fahmu dengan 20 prinsipnya merupakan deklarasi bahwa Islam

adalah solusi. Karena Islam adalah solusi maka kaidah-kaidah yang ada dalam Al

Fahmu ini akan menjadi kaidah dasar dalam beramal siyasi. Kita perhatikan saja

prinsip yang pertama yang menerangkan tentang Syumuliatul Islam.

“ Islam adalah system yang syamil (menyeluruh) mencakup seluruh aspek

kehidupan. Ia adalah Negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, moral dan

kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang, ilmu pengetahuan dan

hokum, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah,

serta pasukan dan pemikiran. Sebagaimana ia juga aqidah yang murni dan ibadah

yang benar, tidak kurang tidak lebih”16

Prinsip pertama ini mengajarkan kepada kita bahwa aktivitas siyasi yang kita

lakukan bukan hanya aktivitas menarik seseorang untuk memilih kita dalam

perhelatan-perhelatan siyasi. Aktivitas siyasi kita lebih besar daripada itu. Tugas

siyasi kita adalah menjadikan setiap muslim menyadari, mengetahui, meyakini dan

13

Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Menyatukan pemikiran Para Pejuang Islam Cetakan Pertama (Jakarta:

Gema Insani Press), hal. 23. 14

Dr. Abdul Halim Mahmud, Merajut Benang-Benang Ukhuwah cetakan Pertama (Solo: Era

Intermedia, 2000), hal. 12-13 15

Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Menyatukan pemikiran Op.cit. 16

Hasan Al Banna, Surat Terbuka Untuk Kader Dakwah cetakan keenam (Jakarta: Al I‟thishom

Cahaya Umat), hal. 6-7

Page 9: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 9 of 19

mengamalkan Islam sesuai dengan kebesaran Islam itu sendiri. Sehingga semua

permasalahan kehidupan baik yang yang pribadi dan yang lebih besar dari pada itu

disandarkan pada tata aturan Islam.

Tidak ada lagi pernyataan-pernyataan yang membigungkan umat seperti yang

dikemukan Nurkholish Majid: “Islam Yes, Partai Islam No”. atau pernyataan Amien

Rais:” Saya lebih mementingkan Kecapnya daripada Botolnya”. Memang secara

Substantif Islam itu harus didahulukan, tetapi pemberlakuan tata aturan Islam secara

legal formal juga diperlukan. Masalah prioritas, itu adalah masalah strategi.

Sehingga kita tidak akan pernah berkata,” berikanlah hak negara kepada raja,

dan berikanlah, hak agama kepada Tuhan.” Tidak akan pernah ada sekularisme dan

liberalism dalam pemikiran dan aktivitas siyasi kita. Pemahaman ini sangat penting

dalam melaksankan aktivitas dakwah di ranah siyasi.

Pembahasan mengenai Rukun Al Fahmu dan 20 Prinsip ini sudah banyak

sekali bertebaran di buku-buku yang ditulis oleh para pewaris Dakwah Imam Syahid

Hasan Al Banna. Pada makalah ini saya hanya mengambil contoh yang diatas saja,

semoga dalam diskusi nanti adalagi hikmah yang akan tersingkap.

Saya sarankan untuk membaca dan mendiskusikan beberapa buku yang

menerangkan mengenai Arkanul Bai‟ah di akhir makalah ini. Inti dari landasan Syar‟I

jihad siyasi berlandaskan Rukun Al Fahmu dapat kita ketahui diakhir rukun Al Fahmu

ini Imam Syahid Hasan Al Banna menutupnya dengan kata-kata:

“Apabila saudaraku Muslim mengetahui agamanya dalam kerangka prinsip-

prinsip tersebut, maka ia telah mengetahui makna dari Syi‟arnya :Al Qur’an adalah

undang-undang kami dan Rasul adalah Teladan kami.17

Artinya kerangka jihad

siyasi kita harus selalu berada dalam pedoman Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah

Saw.

Ragam Pemikiran Siyasi dalam pergerakan Islam di Indonesia sebagai sebuah

Perbandingan

Sebagai perbandingan saya kutip apa adanya kutip dari Pengantar Editor

Suherman, M.Si Buku menuju Cahaya (Recik-recik Tarbiyah dan Dakwah M.Anis

Matta) berikut ini yang menerangkan ragam pemikiran siyasi di Indonesia.

17

Ibid., hal.15

Page 10: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 10 of 19

“Menurut kategorisasi yang dibuat oleh Bahtiar Efeendy ada tiga kategori

konsep pemikiran Islam Indonesia. Ketiganya memang merupakan respon terhadap

situasi dan kondisi social-politis yang terjadi saat rezim Orde Baru sedang

Hegemonik baik secara politis maupun Kultural.

Ketiga aliran pemikiran itu adalah :

a. Pembaruan teologis

b. Reformasi politik

c. Transformasi Sosial.

Ketiga aliran pemikiran tersebut juga muncul sebagai alternative perjuangan

mereka setelah mempelajari sejarah kekalahan Islam di pentas Politik nasional sejak

Indonesia Merdeka, di mana Islam selalu kalah.

Kekalahan Islam ini, dalam pandangan mereka karena strategi perjuangan

mereka, karena strategi perjuangan mereka secara politis-Ideologis yang terlalu

formalistic, dalam arti bahwa terlalu memaksakan diri untuk memperjuangkan Islam

secara konstitusional tanpa dilandasi basis social yang kokoh. Yang pada akhirnya

Islam selalu berhadap-hadapan dengan Negara, dan lebih buruk lagi dari itu, Negara

menganggap bahwa Islam sebagai kekuatan oposisi yang harus disingkirkan karena

dianggap sebagai factor destabilisasi yang menghalangi proses pembangunan

(Effendy,1998)

Yang dimaksud dengan pembaruan Teologis adalah suatu usaha untuk

mengadakan kontekstualisasi ajaran Islam atau mengadakan sintesis antara idealism

islam dengan realitas keindonesiaan. Menurut aliran pemikiran ini, Islam tidak bisa

menghegemonik dalam panggung politik Indonesia karena para pemimpin dan aktivis

politik Islam yang terdahulu mematok pandangan keagamaan tentang urusan-urusan

duniawi (politik) dalam cara yang formalistic, legalistic atau skripturalistik dalam

orientasinya. Menurut mereka, rumusan teologi semacam ini diubah atau sedikitya

dibuat menjadi lebih fleksibel dan adaptif, maka kemungkinan sebuah sintesis yang

harmonis antara islam dan Negara dapat di bangun.

Page 11: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 11 of 19

Dengan melakukan Pembaruan Teologis, diharapkan pemahaman kaum

Muslimin terhadap pesan-pesan islam tidak menjadi Stagnan. Yang lebih penting

lagi, seraya bersandar pada suatu keyakinan bahwa Islam itu abadi, holistic dan

universal, kaum Muslimin tidak akan kehilangan pegangan dalam menghadapi

tantangan modernitas. Mereka akan mampu mengadakan dialog yang produktif dan

cerdas antara universalitas ajaran Islam dengan kekhasan ruang dan waktu

Indonesia.

Berdasarkan pada pemikiran-pemikiran yang fundamental tersebut, para

penganut pemikiran ini menyerukan corak perjuangan politik Islam yang lebih

substantive, tidak bersifat simbolis, di mana programlah bukannya idiologi partisan

yang menjadi orientasi utama.

Aliran pemikiran yang kedua adalah Reformasi Politik. Para penganut aliran

ini berkeyakinan bahw masalah tidak harmonisnya hubungan antara Islam politik

dan Negara, beserta akibat-akibatnya yang dirasakan oleh para aktivis Politik Islam,

dapat perlahan-lahan diatasi dengan cara melibatkan diri secara langsung dalam

urusan utama proses-proses politik dan birokrasi Negara.

Alasan yang mendasari asumsi ini adalah bahwa ; pertama, pendekatan ini

tidak menempatkan Islam dalam posisi yang berhadap-hadapan dengan Negara.

Aliran pemikiran ini bahkan mengharuskan adanya peninjauan kembali terhadap

cita-cita politik yang sudah dicanangkan para aktivis Politik Islam sebelumnya.

Mereka tidak melihat upaya menajdikan Islam sebagai dasar Negara harus

diperjuangkan dengan harga apapun oleh Umat Islam. Mereka percaya bahwa yang

harus diperjuangkan adalah berlangsungnya tantanan social-politik Negara,

sehingga Umat Islam dapat menjalankan ajaran-ajaran agama mereka dengan bebas.

Sejalan dengan itu, mereka menyatakan bahwa perjuangan Islam dalam perpolitikan

Indonesia Kontemporer tidak boleh menekankan corak ideologisnya yang formal.

Kedua,berkaca pada sejarah, para aktivis Politik Islam tidak pernah

memainkan peranan penting dalam lembaga-lembaga Negara dan kantor-kantor

birokrasi. Fenomena ini dapat menjelaskan bukan saja posisi pinggiran para aktivis

Islam Politik di lembaga-lembaga Negara dan kantor-kantor birokrasi, melainkan

juga sikap dan langkah yang relative mengambil jarak dari Negara, padahal secara

sosiologis sebenarnya ada keharusan intrinsic dari para aktivis Politik Islam untuk

memainkan kebijaksanaan di Indonesia.

Page 12: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 12 of 19

Hal itu semata-mata karena Umat Islam adalah kelompok masyarakat

terbesar di Negara ini. Mereka berkeyakinan bahwa untuk membangun tradisi

memerintah yang kuat, maka dirasa penting untuk tetap menjalin hubungan yang

harmonis dengan lembaga-lembaga politik dan birokrasi yang ada.

Para pendukung aliran ini pada umumnya menyatakan bahwa para pemimpin

dan aktivis Islam politik baru dapat memainkan peran secara efektif dalam proses-

proses pembuatan kebijakan Negara jika mereka memasuki lembaga-lembaga politik

dan birokrasi formal.

Ketiga, seluruh pendekatan dan strategi diatas merupakan langkah-langkah

yang harus diambil untuk memulihkan kembali harga diri dan citra para aktivis

Politik Islam yang pada umumnya dipandang sebagai sarana kecurigaan, bukan

“orang dalam” atau kelompok minoritas dalam proses-proses politik Indonesia.

Dan lebih penting dari itu, strategi-strategi tersebut juga penting untuk

membangkitkan kembali rasa keterikatan Umat Islam terhadap berbagai persoalan

Negara yang sudah merosot yang antara lain dikarenakan oleh kekalahan-kekalahan

politis di masa lalu.

Dengan pertimbangan-pertimbangan diatas, para pendukung aliran ini

berharap bahwa pembaruan politik dan partisipasi birokratis akan dapat mengatasi

hubungan yang tidak harmonis antara Islam dan Negara.

Aliran pemikiran ketiga adalah Transformasi Sosial. Aliran ini lebih

berorientasu pada pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah. Untuk itu, aliran ini

lebih peduli pada bagaimana cara mengatasi masalah-masalah yang lebih kongkret

dan mendesak daripada masalah Ideologi, yang dihadapi masyarakat Indonesia

secara keseluruhan, yang notabene sebagian besar beragama Islam.

Dalam hal ini mereka lebih tertarik untuk melihat pengaruh-pengaruh social

ekonomi dan politik dari kebijakan pemerintah yang lebih menekankan stabilitas dan

pertumbuhan ekonmi dengan risiko dikesampingkannya social politik rakyat dan

pemerataan. Dalam mengatasi masalah-masalah yang mendesak itu, mereka

menerapkan pendekatan-pendekatan empiric dan bertindak tidak konfrontatif”.

Nampak sekali bukan perbedaannya dengan prinsip pertama dalam Rukun Al

Fahmu ? Maka pendekatan yang kita lakukan adalah harus bersifat holistic dan

komprehensif.

Page 13: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 13 of 19

Peranan Rukun Al Ukhuwah dalam Bingkai Jihad Siyasi

Imam Syahid Hasan Al Banna mengatakan Ukhuwah sebagai berikut:

”Yang saya maksud dengan ukhuwah adalah terikatnya hati dan ruhani

dengan ikatan aqidah.Aqidah adalah sekokoh-kokohnya dan semulia-mulianya

ikatan. Ukhuwah adalah saudaranya keimanan sedangkan perpecahan adalah

saudaranya kekufuran. Kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan. Tidak

ada persatuan tanpa cinta kasih. Standar minimal cinta kasih adalah kelapangan

dada dan standar maksimal adalah itsar (mementingkan orang lain dari diri

sendiri).”

Barangsiapa dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang

yang beruntung (Al-Hasyr:9)

Akh yang tulus melihat saudara-saudaranya lain lebih utama dari dirinya

sendiri, karena jika tidak bersama mereka, ia tidak bisa bersama yang lain.

Sememtara mereka jika tidak bersama dengan dirinya bisa bersama yang lain.

Sesungguhnya Srigala hanya akan memakan Domba yang terpisah sendirian.

Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnyaibarat sebuah bangunan, yang satu

mengokohkan yang lain.

Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan,

sebagian mereka menjadi pelindung bagi lainnya (At-Taubah:71)18

Lalu Ustadz Sa‟id hawwa Memberikan komentar:

1. Ahmad Syauqi berkata,”kawan kala berpolitik, musuh kala berkuasa.”

Persaudaraan di kalangan anggota berbagai institusi politik tidak akan

terjalin kokoh. Hal ini disebabkan persaingan sesame mereka untuk

mendapatkan posisi maupun keuntungan materi. Memang, unsure materi

jika memasuki suatu wilayah pasti akan merusaknya. Mengomentari

hubungan persaudaraan semacam ini, sebagian mereka

mengatakan,”musuh dalam selimut adalah sahabat terbuka.” Hal yang

serupa dengan ini tidak mungkin mendasari tegaknya Islam dan tidak

mungkin mewujudkan cita-citanya. Oleh karenanya, persaudaraan

(ukhuwah) yag hakiki menjadi salahsatu rukun Bai‟at.

18

Sa‟id Hawwa, Membina Angkatan Mujahid Cetakan Kelima(Solo: Era Intermedia, 2005), hal. 176

Page 14: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 14 of 19

2. Imam Hasan Al Banna menunjukkan kepada kita beberapa indicator, yang

dengannya kita mengetahui adanya persaudaraan, yakni rasa cinta. Standar

minimal dari rasa cinta ini adalah bersikap lapang dada sesama akhul

muslim. Sedangkan standar maksimal adalah itsar (mementingkan orang

lain atas diri sendiri) kepada sesama manusia atas urusan dunia, seperti

pangkat dan kedudukan. Cinta tidak dapat terwujud dalam suatu barisan

kecuali seseorang bersikap zuhud terhadap harta yang ada di tangan orang

lain. Rasulullah bersabda:

“zuhudlah engkau terhadap dunia, niscaya Allah akan mencintaimu, dan

zhudlah engkau terhadap harta yang berada di tangan orang lain, niscaya

orang lain akan mencintaimu.

3. Tidak ada yang dapat melanggengkan ukhuwah kecuali taat kepada Allah

dan menjauhi larangannya.

4. Tiada sesuatu yang mencegah runtuhnya Ukhuwah selain iman dan amal

Shalih.

5. Musuh Allah Iblis sangat membenci terbangunnya Ukhuwah dan kasih

sayang sesama da‟i.19

Peranan Rukun At Tsiqoh Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Iman Syahid Hasan Al Banna berkata mengenai Tsiqoh:

” yang saya maksud dengan Tsiqoh (kepercayaan) adalah rasa puasnya

seorang tentara atas komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinannya maupun

keikhlasannya, dengan kepuasan yang mendalam yang menghasilkan perasaan cinta,

penghargaan, penghormatan dan ketaatan.

Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman sehingga mereka

menjadikan kamuhakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian

mereka tidak merasa dalam hati mereka keberatan terhadap sesuatu keputusan yang

kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya (An-Nisa‟:65)

Pemimpin adalah unsur penting dalam dakwah, tidak ada dakwah tanpa

kepemimpinan. Kadar kepercayaan yang timbale balik antara pemimpin dan pasukan

menjadi neraca yang menentukan sejauhmana kekuatan system jamaah, ketahanan

19

Ibid., hal. 176-177

Page 15: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 15 of 19

khittahnya, keberhasilannya dalam mewujudkan tujuan dan ketegarannya dalam

menghadapi berbagai tantangan.

Maka lebih utama bagi mereka; ketaatan dan perkataan yang baik.

Kepemimpinan dalam dakwah Ikhwan menduduki posisi orangtua dalam

ikatan hati; posisi guru dalam fungsi pengajaran; posisi syekh dalam aspek pendidikan

ruhani; posisi pemimpin dalam aspek penentuan kebijakan politik secara umum bagi

dakwah. Dakwah kami menghimpun pengertian ini secara keseluruhan dan tsiqah

kepada pemimpin adalah segala-galanya bagi keberhasilan dakwah. Oleh karena itu

akh yang tulus harus bertanya kepada diri sendiri tentang hal ini untuk mengetahui

sejauh mana kepercayaan dirinya terhadap pemimpin dengan pertanyaan sebagai

berikut :

1. Apakah sejak dahulu ia mengenal pemimpinnya dan apakah ia pernah

mempelajari riwayat hidupnya ?

2. Apakah ia percaya pada kapasitas dan keikhlasannya ?

3. Apakah ia siap menganggap semua instruksi yang diputuskan oleh

pemimpin, tentu saja tanpa kemaksiatan sebagai instruksi yang harus

dilaksanakan tanpa reserve, tanpa ragu, tanpa ditambah dan tanpa

dikurangi dengan keberanian memberi nasehat dan peringatan untuk tujuan

yang benar.

4. Apakah ia siap menganggap dirinya salah dan pemimpinnya benar jika

terjadi pertentangan antara apa yang diperintah oleh pemimpin dan apa

yang ia ketahui dalam masalah-masalah ijtihadiyah yang tidak ada teksnya

dalam syariat ?

5. Apakah ia siap meletakkan semua aktivitas kehidupannya dalam kendali

dakwah ? apakah dalam pandangannya pemimpin memiliki hak untuk

mentarjih (menimbang dan memutuskan) antara kemaslahatan dirinya dan

kemaslahatan dakwah secara umum ?

Dengan jawaban yang disampaikan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut atau

yang semacamnya, akh dapat mengetahui sejauhmana kadar ikatan dan kepercayaan

terhadap pemimpin. Adapun hati, ia berada dalam genggaman Allah; dia yang

menggerakkan sekehendaknya

Page 16: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 16 of 19

Walaupun engkau nafkahkan semua yang ada di bumi, niscaya engkau tidak

akan dapat menyatukan hati mereka. Akan tetapi Allahlah yang mempersatukan hati

mereka. Sesungguhnya Dia maha perkasa lagi maha bijaksana (Al-Anfal:63)20

Sehubungan dengan Tsiqah yang berhubungan siyasi saya akan mengambil

penjelasan dari Ust. Rahmat Abdullah Rahimahullah :

Bila seluruh ban, rangka dan badan mobil terendam lumpur, maka piranti

tempat perapian tidak boleh tercemar. Hal yang paling sulit dalam hubungan antara

Jundi dan Qiyadah ialah ketentraman hati terhadap kafaah (Keahlian), keikhlasan dan

ketaatan antar mereka. Adalah dua titik ekstrim yang selalu dominan dalam kisah

hubungan antara pengikut dan terikut, yaitu, satu sisi ada komunitas yang

menganggap pemimpin adalah segala-galanya, sementara di sisi lain ada yang

menganggap dirinya sentral, sehingga seperti apapun seorang pemimpin harus ditakar

dengan puas tidaknya diri.21

Beliau juga menjelaskan bahwa Tsiqah erat kaitannya dengan kekuatan.

Sehingga beliau menjelaskan rasa Tsiqah Umar kepada Abu Bakar sebagaimana

berikut :

Apa yang membuat Umar begitu percaya kepada kekuatan Abu Bakar, padahal

ia mendapatkan pengakuan Rasulullah :” Allah meletakkan kebenaran di Lidah dan

hati Umar?” jawabnya: Tsiqah. Ketika pandangan mayoritas sababat berpihak pada

Umar untuk tidak memerangi orang menolak membayar zakat dan Abu Bakar

bersikukuh memerangi mereka, akhirnya Umar mengambil pandangan Abu Bakar. “

Demi Allah, tak lain yang kulihat kecuali Ia telah melapangkan hati Abu Bakar untuk

berperang, maka akupun tahu bahwa itu kebenaran.” Suatu hari seseorang bertanya

kepada Imam Hasan Al Banna,” bila keadaan memisahkan hubungan kita, siapa yang

anda rekomendasikan untuk kami angkat jadi pemimpin ?”. Jawabnya tegas,” Wahai

Ikhwan, silahkan angkat orang yang paling lemah, kemudian dengar dan taatilah ia,

niscaya ia akan menjadi orang paling kuat diantara kalian.”

20

Ibid., hal. 177-179 21

Rahmat Abdullah, Untukmu Kader Dakwah Cetakan Lima (Jakarta: Tim Pustaka Da‟watuna, 2006),

hal. 102

Page 17: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 17 of 19

Jadi tsiqah adalah sikap manusia normal yang menyadari keterbatasan masing-

masing lalu saling menyetor saham sebagai modal bersama, untuk kemudian

menikmati kemenangan bersama.22

Dalam dunia siyasi ada beberapa hal yang dapat mengguncang Tsiqah:

1. Internal: kemalasan menggali ilmu, berkonsultasi, meningkatkan kulitas

ruhiyah dan fikriyah.

2. Eksternal: interfensi jorok media massa yang selalu mencitrakan

kesetaraan kejujuran dan profesionalisme, namun pada saat yang

bersamaan bersikap ragu-ragu, memfitnah dan berbuat curang terhadap

dakwah.23

Beberapa Catatan Tentang Tsiqoh

Ustadz Said Hawwa memberikan beberapa catatan mengenai Tsiqah yaitu :

1. Diantara banyak kesalahan pemimpin yaitu menuntut tsiqah tanpa

membayar maharnya.

2. Kesalahan pemimpin lainnya adalah mereka juga tidak bisa menanamkan

tsiqoh dalam dirinya kepada pimpinan diatasnya.

3. Jangan memberikan tugas kepada orang yang tidak mampu

menunaikannya.

4. Berusahalah sebagai seorang pemimpin agar setiap keputusannya

argumentative, kecuali saat-saat darurat.

5. Tsiqah yang sebenarnya menurut Imam Hasan Al Banna, semua instruksi

mutlak di taati sepanjang subtansinya bukan untuk maksiat.

6. Pemecahan yang harus dilakukan kalau ada masalah dengan tsiqah:

mengungkapkan persoalannya secara jelas dan bekerjasama mencari

solusinya.

7. Seorang yang tidak tsiqoh harus secepatnya dievaluasi.

8. Ukhuwah adalah dasar tsiqoh. Maka tabayyun (chek and recheck) dalam

nuansa ukhuwah perlu dilakukan dalam rangka memupuk tsiqoh.

9. Tsiqoh dijadikan rukun Baiat karena:

22

Ibid., hal 104 23

Ibid., hal. 105-106

Page 18: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 18 of 19

o Kita adalah Harakah diniyah ukhrawiyah (gerakan keagamaan yang

berorientasi akhirat)

o Kita suatu gerakan dakwah yang mewujudkan cita-cita lokal dan

internasional

o Program sebanyak apapun tidak akan berguna bila tidak ada yang

melaksanakannya. 24

Penutup

Demikianlah fungsi Akanul Bai‟ah dalam bingkai Jihad siyasi. Semoga

dengan makalah yang singkat ini membuka cakrawala kita dalam berjihad siyasi

nantinya. Dengan pemahaman yang utuh, amal-amal yang kita lakukan akan menjadi

ringan karena adanya kerjasama dan ukhuwah. Gerak rentak dakwah ini akan selaras

dan harmonis apabila ada ketsiqohan antara pemimpin yang di pimpin. Semoga Allah

membantu kita semua untuk selalu istiqomah.Amien.

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan

kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu

melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Q.S

Hud: 1125

24

Sa‟id Hawwa, Membina..Op.Cit hal. 179-181

\

Page 19: Kumpulan Makalahku-Arkanul Bai'Ah Dalam Bingkai Jihad Siyasi

Page 19 of 19