kumpulan cerpen

Upload: sahrul-ramadana

Post on 09-Oct-2015

91 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

e

TRANSCRIPT

Kumpulan cerpenWelcome Back My Best Friend

Di suatu sekolah terdapat 4 orang sahabat, mereka bernama Angel, Keny, Shasa dan Lily. Mereka adalah sahabat yang sangat akrab.Teman-teman besok Angel ulang tahun loh! Kata Keny dengan wajah semangat.Masa? Besok tanggal berapa? Tanya Lily dengan wajah bingung.Ih! (Sambil mendorong bahu Lily) Masa kamu lupa sih Lily! Besok tnggal 1 Januari Jawab Shasa.Oh, iya yah Kata Lily sambil menampar jidatnya sendiri.Gimana kalo kita belikan kado buat Angel pasti dia senang Sambung Keny.Nah bagus tuh! Tapi, kita mau kasih kado apa? Tanya Shasa.Hem Pikir Keny bingung.Gimana kalo kita jalan-jalan di mall, siapa tau ada barang atau sesuatu yang bagus disana! Jawab Lily.Ya! Betul banget kata Lily! (Mendorong bahu Lily lagi) tumben otak loe jalanHehe Kata Lily.Akhirnya, Keny, Shasa dan Lily pun sepakat untuk pergi ke mall. Setelah pulang sekolah mereka langsung mengganti baju membawa barang-barang penting dan langsung pergi ke mall..Sesampainya disana. Mereka langsung masuk ke mall dan mencari hadiah yang bagus untuk sahabatnya. Tak berapa lama, akhirnya mereka menemukan hadiah yang cocok.Eh! Lily, Keny! Liat deh, kayaknya boneka kucing itu bagus deh! Angel kan suka banget sama kucing Sambil menunjuk boneka itu dari kaca.Eh.. iya bagus tuh. Warnanya putih sangat cocok untuk Angel Sambung Keny.Iya, cantik lagi. Manis, imut, lucu, kayak aku Celetuk Lily sambil memegang pipinya.Iw! Lebay amat si loe! Kata Shasa sambil medorong jidat Lily dengan jarinya.Akhirmya, mereka sepakat untuk memilih boneka itu sebagai kado untuk Angel.Keesokan harinya di sekolahHAPPY BIRTHDAY ANGEL!!! Teriak Shasa, Keny dan Lily.Wah.. terima kasih ya teman Jawab Angel.Cie.. yang ulang tahun hari ini. Nih Angel (sambil memberikan kado) kami belikan kado untukumu. Di jamin kamu suka deh! Kata Shasa.Wah, terima kasih lagi yah. Aku seneng deh Kata Angel sambil menguncang-guncang isi kado.Ets! Bukanya di rumah aja yah. Biar lebih spesial Kata Shasa.Hehe, ya deh Ucap Angel.Shasa pun senang melihat Angel yang gembira. Tapi ia belum sempat bertanya pada Angel karena di samping Angel ada seorang siswa perempuan yang belum pernah ia kenal. Shasa pun bertanya pada Angel.Ehem! Angel, siapa di sampingmu itu? Tanya Shasa sambil menunjuk ke arah siwi itu.Oh, ini tetanggaku, siswi baru di sekolah kita. Namanya Gigi Jawab Angel.Oh.. Jawab Shasa singkat.Kalo begitu silahkan berekenalan Ucap Angel.Mereka pun berkenalan dengan siswi baru tersebut. Tapi, mereka juga tidak menerima kedatangan Gigi di sekolahnya. Karena Gigi berbeda agama dengan mereka. Shasa, Keny dan Angel beragama Islam. Sedangkan Gigi Budha.Ya, Angel! Kayaknya aku gak bisa berteman dengannya lagi kata Shasa.Apa? Tapi kenapa? Gigi itu baik loh! Jawab Angel terkejut.Bukan soal itu, dia agamanya beda dengan kita sambung Keny.Tapi, walaupun berbeda agama kita kan tetap satu Jawab Angel.Cukup Angel! Kamu mau memilih kami atau siswi itu Bentak Lily.Hem! (Berpikir) baiklah, aku lebih memilih Gigi Jawab Angel dengan wajah kesal.Angel dan Gigi pun pergi meninggalkan mereka.Baik! Tak apa Kata Shasa.Sejak kejadian itu Angel dan sahabatnya tak pernah saling berbicara lagi. Shasa, Keny, dan Lily selalu kesal melihat pilihan Angel. Mereka pun membenci Angel. Tapi, tidak bagi Angel, ia tetap menyayngi sahabatnya walaupun mereka telah berbuat kesalahan. Setiap kali mereka melihat Angel dengan tatapan sinis, Angel tetap membalas dengan senyuman.Teeet bel tanda pulang sekolah pun berbunyi. Angel dan sahabatnya tidak pulang bareng lagi, karena permasalahan Gigi. Melihat mereka bertengkar Gigi pun sedih.Angel, maafkan aku. Ini salahku. Seharusnya aku tidak membuat kalian bertengkar. Maafkan aku Angel Kata Gigi sambil menunduk dengan wajah sedih.Tidak Gigi. Ini bukan salahmu. Mungkin mereka belum tau bagimana cara menghormati orang lain. Kamu jangan sedih yah Jawab Angel dengan penuh senyuman.Mereka pun pulang ke rumah masing-masing dan saatnya Angel membuka kado yang telah dibelikan sahabatnya.Wah! Ini hadiah terindah yang pernah ku dapatkan. Terima kasih banyak sahabatku. Oh, sahabat kenapa kita harus berpisah. Aku sangat menyayangi kalian Kata Angel sambil menangis.Angel pun tak henti-hentinya memeluk boneka itu, ia pun selalu menangis melihat berpisahan di antara mereka.Keesokan harinya di sekolahHa Kata Angel menghela napas sambil menutup lokernya.Tiba-tiba dari arah berlawanan, Shasa, Keny dan Lily menegur Angel.Angel! Angel! Hem.. kami minta maaf soal kemarin. Seharusnya kami tak mengecewakan perasaanmu dan Gigi. Kami menyesal telah berlaku buruk. Tanpamu kami bukanlah apa-apa, kami merasa bosan, lelah, kesal, yah dimarahin juga karena terlalu bersikap berlebihan. Dengar Angel kau lah satu-satunya orang yang mampu membuat kami senang. Walaupun hanya sebentar kami berpisah darimu. Rasanya sepeti bertahun-tahun. Oleh karena itu kami minta maaf Ucap Shasa, Keny, dan Lily dengan wajah sedih.Itu adalah kata-kata indah yang pernah aku dengar. Tentu saja aku memaafkanmu. Tanpa kalian juga, aku bukanlah apa-apa. Kalo begitu Welcome Back My best Friend. Tentu saja aku memaafkanmu Jawab Angel.YEEEEY!!! Teriak kegirangan Shasa, Keny dan Lily.Ets! Tapi kalian harus minta maaf juga sama Gigi Kata Angel.Iya, iya serentak mereka.Mereka pun berpelukan dan menjadi sahabat yang utuh lagi ditambah dengan siswa yang baru bernama Gigi. Akhirnya lengkaplah kebahagian mereka.SelesaiCerpen Karangan: Rachma Angelica

Hari Ini, Esok dan Seterusnya

Aku bersembunyi di semak semak, ingin memata matai 2 insan yang telah menyakiti hatiku. Kulihat mereka tengah bercanda tawa dengan gembiranya, wanita yang kucintai bersama pria yang ku benci. Kini mereka beranjak dari taman sekolah, tempat dimana grup sekolahku dan sekolahnya pria itu bertanding basket.Apa aku salah mencintai orang? Tapi aku yakin, dia yang terbaik untukku. Jika tidak, mengapa Tuhan mempertemukan kami? Ku ikuti lagi gerak gerik mereka, dan sekarang sepertinya Sarah dan Divan menuju loker, mungkin Divan akan ganti baju. 5 menit kemudian Divan kembali, dan kini mereka beranjak dari bangku itu.Ayo, sayang. Ajak Divan, sekilas aku terkejut ketika Divan memanggil Sarah dengan sebutan kata Sayang.Permainan kamu bagus lho, walau gak menang tapi kamu gak pernah curang. Puji Sarah, seharusnya disana itu aku, dan Sarah akan berkata, Permainan kamu bagus lho, selamat ya kamu menang.Makasih, abis ini kita kemana? Tanya Divan, Sarah berfikir.Udah deh. Besok kan sekolah, banyak PR lagi. Balas Sarah, Divan menyeringai.Oke deh, Balasnya, mereka berlalu begitu saja tanpa bersuara.Ri, lo tau ga? Kemarin Divan nembak gue.. Setelah 1 minggu yang lalu bertemu. Aku sudah menduga, sahabatku yang cantik itu akan bercerita padaku.Gue udah tau kok, longlast ya.. Balasku parau, Sarah menyeritkan alisnya.Fakhri, lo ga setuju ya sama hubungan gue? Sarah melemas, ia tahu kalau disaat dia bahagia pasti aku tidak seperti ini.Gue? Setuju aja kok, asal Divannya baik sama lo dan buat lo seneng. Balasku, Sarah tersenyum.Thanks ya. Balasnya menepuk bahuku, aku mengangguk tersenyum.Kulirik arlojiku menunjukkan pukul 06.45, artinya 5 menit lagi akan bel masuk. Aku dan Sarah duduk sebangku, dulu aku dikenal paling menjijikan. Semenjak ada Sarah yang merubahku, aku memiliki banyak teman. Aku merasa Sarah malaikat, dan dia satu satunya orang yang mau sahabatan denganku. Dari situ aku mulai menaruh hati padanya.Sekarang, aku merasa tidak pantas untuk mendapatkannya, apalagi Divan itu kapten basket yang juga terkenal di sekolahku, aku merasa kalah dengan Divan. Shh.. Selebihnya kuungkapkan pada dunia musikku, aku menyukai musik, pastinya sangat menyukai musik klasik. Aku suka ikut teater musik, dan jujur.. Piagamku berisi juara 1 dan 2. Pementasan seperti itu terus terisi oleh Sarah, penonton setiaku. Dialah semangatku juga, bagaikan sebuah pensil warna yang bisa mewarnai segala hal.KringgBel istirahat berbunyi, aku bersama Sarah ke kantin. Kedekatan kami hanya berstatus sahabat, mana mungkin orang membatin kalau aku adalah kekasihnya, menyebalkan!Di kantin, aku dan Sarah hanya membeli minuman saja, tepatnya minuman nabati, he he.. Minuman dari buah-buahan.Ri, menurut lo Divan orangnya gimana sih? Thought on Divan dong.. Aku kesal dengan ucapannya, jika saja aku Divan dan Divan itu aku.Sarah, gue bukan temennya kali! Satu sekolah aja enggak. Balasku acuh, aku beralih menuju ponselku, hanya membuka aplikasi yang ada.Hm.. Bener juga. Oke deh, gue setuju. Balasnya, kemudian satu sama lain kami memainkan ponsel.1 menit berlalu, kulihat Sarah terus tersenyum melihat ponselnya, ada apa? Pikirku.. Divan!Fakhri, gue ke kamar mandi dulu ya, nitip! Ucapnya tiba tiba, pipinya memerah menahan buang air, aku mengangguk.Niat jahil merasukiku, aku mencoba memainkan ponsel Sarah. LED BlackBerry-nya terus berkedip, tanda ada suatu pesan. Sial! Memakai kata sandi, kucoba tanggal lahirnya, gagal! Namanya dengan Divan? Gagal! Kini tanggal jadiannya dengan Divan, Berhasil.From : Divan (Work)Oke, aku tunggu di depan gerbang sekolahmu.Kulihat kembali SMS sebelumnya, ternyata Sarah akan dikenalkan oleh orang tua Divan. Sebab Sarah tersenyum kecil adalah adanya selingan candaan lewat SMS. Hubungan mereka seperti LDR.Kulihat ke depan, Sarah semakin mendekat. Buru buru aku mengunci ponselnya, kemudian aku pura pura mengetuk ketuk meja makan ini dengan jari telunjuk dan tengah. Sarah tersenyum kearahku, kemudian ia memainkan ponselnya lagi.Sarah, gue duluan ya. Tadi katanya Arfin dicari sama pak Waluyo. Ucapku, aku takut kepergok gara gara mengotak atik ponselnya, Sarah mengangguk.Sepanjang jam pelajaran setelah istirahat tadi, Sarah hanya diam. Aku yakin, dia pasti sudah mengetahui itu. Aku merasa bersalah, baru pertama kali aku menguntit ponsel Sarah.Bel pulang pun berbunyi. Di depan gerbang sekolah sudah ada Divan, dengan riang Sarah menghampiri Divan. Kini Sarah berbeda, seharusnya ia juga gembira denganku.Sarah.. Lirihku. Sebenarnya aku ragu untuk memanggilnya, maka dari itu dia hanya diam.Kalian tahu? Di depan gerbang sekolah, Divan dikerumuni kaum hawa. Entahlah topik apa yang ada di pikiran sekaligus di lisan mereka, jelasnya Divan sudah terkenal juga di sekolah, terkenal dekat dengan murid murid sekolah.Sesampainya di rumah, aku menaruh sepedaku di bagasi. Kemudian aku beralih ke kamar.HehhRasa keluh terasa, ketika Sarah memiliki hubungan spesial dengan Divan. Mengingat kejadian tadi, darahku mendingin serasa diam membeku. Kulirik fotonya di meja belajarku, foto kami di masa masa MOPDB atau dikenal MOS (Masa Orientasi Siswa) waktu SMA ini. Kuambil album foto itu, baju kami masih putih biru, aku tertawa kecil mengingat tingkah dulu.HARI INI, ESOK, DAN SETERUSNYA aku akan tetap mencintai, menyayangi dan menjaga peri kecilku itu. He he..1 bulan berlalu begitu saja, angka angka tanggalan juga tertiup hingga berubah dengan lanjutannya. Hubungan persahabatanku dengan Sarah sedikit merenggang, namun ia sangat peduli dengan Divan. Kejadian aku menguntit ponselnya, ia sudah tahu dan memaafkanku.Hari ini adalah Anniversary mereka (Divan dan Sarah) yang ke 1 bulan. Aku diajak mereka makan makan, ya, sebagai pajak juga. Sedikit sesak nafasku melihat Divan dan Sarah sangat romantis. Aku hanya memakan makanan yang telah dipesan sambil mengalihkan pandangan.Sarah, aku sama Fakhri keluar sebentar ya. Biasa urusan cowok. Ucap Divan kemudian mengedipkan matanya sebelah, aku heran dengan tingkahnya. Sarah mengangguk saja pula, aku masih dibuat Divan bingung.Aku terus menyebut nama Divan, tapi Divan tak menghiraukanku. Ternyata, ia mengajakku duduk di tempat paling pojok direstoran ini.Ngapain sih, Van? Tanyaku. Divan mempersilahkanku duduk, dan sekarang kami berhadapan.Gue tau, lo suka kan sama Sarah? Tanya Divan, aku terbelak, mataku membulat, bagaimana ia tahu?Suka? Maksud lo apa sih, ga jelas deh. Alibiku, Divan tersenyum kecut.Gue tau, lo sayang kan sama Sarah? Lo cinta kan sama dia? Tanyanya lagi, aku terdiam.Ngaku aja, gue ga bakal ngasih tau ke siapa siapa kok. Lanjutnya, aku memulai angkat bicara.Dari mana lo tau? Tanyaku.Dari mata lo, cara memandang Sarah itu beda, Ri. Kadang lo suka senyum senyum sendiri, kadang kalo gue sama Sarah lagi romantis romantisnya, lo keliatan cemburu. Balas Divan. Ucapannya memang benar, tapi apa daya, dia sudah mengetahui semuanya.Kalo iya? Tantangku, Divam kemudian menatap Sarah yang sedang memainkan ponsel.Coba lo bilang sama Sarah kalo lo sayang sama dia. Tantangnya, sial! Aku terpaku.Gue terima! Balasku, kemudian kami kembali ke Sarah.Kalian abis ngapain? Tanya Sarah, Divan hanya menyeringai.Tadi gue mau beli burger tapi abis. Balasku, Sarah mengangguk. Kami duduk di kursi masing masing, Divan menggerakkan kepalanya ke arah Sarah, dengan gugup aku menggenggam tangan Sarah.Duh, Fakhri.. Lirih Sarah, aku merasa bersalah, aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Sarah menoleh ke arah Divan dengan rasa bersalah, Divan menggeleng.Ee.. Sarah. Gue sayang sama lo, semenjak lo mau berteman sama gue itu udah terasa kasih sayangnya. Ucapku ragu, Sarah terbelak kemudian menatapku sinis.Tapi gue ga sayang sama lo! Bantah Sarah, aku beranjak mengambil tasku.Oke, ga apa apa. Balasku, aku ingin beranjak tetapi tertahan oleh Divan.Fakhri.. Lirihnya, aku menggeleng.Gue bakal jadi perusak hubungan kalian doang! Dan lo, Van, gue udah ragu ngungkapin semuanya, gue ga bisa terpaksa! Ketusku, aku menepis tangan Divan dan berlari kecil.Semenjak kejadian ini, aku mendiami Sarah, bukan Sarah. Tapi sepertinya Sarah juga ikutan mengikutiku.Fakhri, kamu mau kan ikut lomba di Austria? 3 hari lagi kamu akan ikut, semua pendaftaran sekolah yang mengurus. Aku terkejut mendengar ucapan pak Waluyo, benarkah?Tapi apa ga terlalu mendadak, pak? Tanyaku.Engga, lagi pula suara kamu bagus, persiapan kamu juga Oke! Balas pak Waluyo.Keesokkan harinya, aku membereskan pakaianku. Aku menyetujui kata kata pak Waluyo, orangtuaku juga senang. Satu hal! Aku tidak memberitahukan kepada Sarah, sulit untuk bertatap muka dengannya. Lagipula, hubungan kami sudah sangat merenggang.Aku masih berfikir keras, untuk memberitahukan pada Sarah atau tidak. Kuputuskan untuk Ah! Tidak tidak, terlalu drama jika memberikan surat. Aku segera berangkat menuju bandara.Di bandara, aku ditemani oleh kakak sepupuku, Bastian dan pak Waluyo beserta kepala sekolah pak Ikhsan.Semoga kamu juara ya, Ri. Ucap pak Waluyo menepuk pelan bahuku, aku tersenyum.Lho pak? Kan bapak guru kesenian yang mendidik Fakhri seperti ini, pasti menang dong. Alibi pak Ikhsan, kami pun tertawa.Jangan lupa belajar. Ucap pak Ikhsan. Aku mengikuti E-Learning (belajar jarak jauh) yang kebetulan ada di sekolahku, aku mengangguk.10 menit lagi aku akan menaiki pesawat, aku akan meninggalkan Jakarta dan juga Huft! Aku menunduk, poniku menutupi wajahku.Fakhri Suara angin menyebut namaku, seperti Sarah berlirih. Aku mendongak, celingak celinguk mencari seseorang.Kenapa, Ri? Tanya Erlangga, aku menyeringai.Ga apa apa, cuma laper aja. Mungkin Snack Bar nya jauh, lagi pula 10 menit lagi take off. Balasku, Erlangga mengangguk.4 hari berlalu, aku menang dalam kompetisi itu. Aku menempati juara 1, mewakili negaraku Indonesia. Sore nanti aku akan kembali dengan kemenanganku, Erlangga siap menjeputku. Tunggu.. Aku larut dalam kemenanganku, dimana aku yang dulu selalu menyayangi Sarah? Aku yakin, kasih sayang ini akan setia menunggu.Ri, lo tau ga? Kemarin Sarah main kesini, nanyain elo. Gue bilang aja lo nya lagi di Austria, dan dia udah tau segalanya. Cerita Erlangga, ketika aku sudah sampai di Indonesia dan dijemputnya.Ga mungkin! Balasku, Erlangga tertawa geli.Yah, lo ga percaya. Mungkin besok lo bakal ditanya sama Sarah. Erlangga meyakiniku, aku tersenyum saja.Keesokkan harinya, aku melihat Sarah diantar oleh Divan. Semakin hari mereka semakin sayang, aku jadi iri. Aku berjalan melalui mereka, mataku melirik mereka, berharap mereka menyapaku. Sial! Harapan itu sia sia, aku berlari dengan hati kesal.Fakhri, apa kabar? Denger denger lo juara ya? Selamat!! Tanya temanku Ricko, grup basket di sekolah.Thanks! Ini semua berkat support kalian kok.. Balasku.Kita selalu berdoa untuk kebaikan teman! Ya, engga? Balas Arfin merangkulku.Pasti!Di kelas, Sarah tersenyum senyum. Aku mulai merasa jika dia senang kalau aku ada di sisinya, aku memulai menyapanya, dari tadi aku belum menyapanya.Sarah, lo kenapa? Tanyaku polos, Sarah tersenyum.Ga apa apa, Divan itu lho lucu. Masa dia nge Kesal dengan ucapannya, aku memotongnya dengan mengalihkan pandanganku dan berkata Oh!Mungkin Sarah kesal dengan pemotonganku, aku juga merasa kesal, dan begini lebih baik.Sore hariAku menaiki sepedaku, kebetulan aku ingin ke rumah Sarah. Aku membawa cindera mata untuknya dari Austria, sebuah boneka berwarna ungu untuknya, sudah kupesan dan disitu juga ada namanya.BRUK!!!Kulihat ada sebuah kejadian tragis, seorang gadis terlontar bermil mil dari swalayan kecil. Aku mencoba melihat, sesekali menolong kan ibadah. Disana sudah ramai orang orang, kupercepat jalanku sambil menuntun sepedaku yang memotong jalan melewati trotoar, he he..Aku terbelak, disana seorang gadis cantik sudah dilumuri darah, yang menabraknya adalah kekasihnya sendiri. Divan menabrak Sarah, TUHAN!SARAH! Aku berteriak menyebut nama Sarah, kuhempas begitu saja sepedaku, tak peduli rusak atau lainnya.Tolong bawa masuk mobil saya, Ucap Divan, dia sudah menangis sedu dari tadi. Aku sangat geram padanya, tanganku mengepal hingga urat urat terlihat jelas.Divan Lo udah buat celaka Sarah!! Lo mau buat apa lagi sama dia?! Gue udah percaya sama lo, tapi lo malah ngebuat dia begini!! Bentakku, Divan menggeleng.Engga, gue ga sengaja. Gue ngantuk banget, mata gue burem Aku segera memotong ucapannya.Gue benci sama lo! Lo ga bisa dipercaya! Aku segera menaiki sepedaku, Divan segera menaiki mobilnya. Kuikuti mobil Divan dari belakang, mengayuh pedal dengan kuat agar tidak tertinggal.Sesampainya di rumah sakit, dokter segera menangani Sarah. Aku percaya, semoga Tuhan memberi kebaikan untuknya.Dokter pun keluar aku dan pria bajingan itu menghampiri dokter, kutanya keadaan Sarah. Dokter tidak meyakinkan, dia hanya diam saja.Bagaimana dok?KritisMendengar 1 kata itu hatiku terasa teriris, aku menatap Divan tajam. Ingin rasanya aku membunuhnya, Divan terus menunduk. Kuraih leher kaosnya, kucengkram kuat kuat.BUGH!BUGH!Kupukul ia dua kali, ia hanya mengerang kesakitan.Sakitan mana sama hati gue dan Sarah saat ini?! Aku sangat kesal, Divan telah membuat Sarah di antara hidup dan mati. Divan hanya diam, matanya mengerjap seperti menahan tangis.Gue ga rela kalo Sarah lo sakitin!! Lanjutku, nafasku sudah memburu, wajahku sedikit memerah. Divan melepaskan tanganku, ia langsung masuk ke dalam ruangan Sarah. Aku mengikutinya.Sarah.. Lirih Divan, Sarah masih dalam terpejam. Tangan Divan menggenggam jemari lentik Sarah, menempelkannya pada luka bekas pukulanku.Bangun.. Aku ga bermaksud! Divan tak kuat menahan tangisnya, ia menangis sekuat tenaganya.Tak lama, sayu sayu Sarah membuka matanya, mengerjap ngerjap matanya untuk memperjelas.Divan? Fakhri? Suaranya sangat lemah, bibir mungilnya hanya membuka 1 cm.Muka kamu? Tanya Sarah mengelus luka di wajah Divan, Divan tersenyum pedih.Ga apa apa. Sarah, aku ga sengaja untuk menabrak kamu. Balas Divan menunduk, kulihat Sarah tersenyum.Fakhri Panggilnya, sedari tadi aku hanya berdiri jauh dari mereka. Aku mendekati Sarah, yang sekarang ada dikirinya.Aku tahu, kamu sayang sama aku. Selamat ya kamu menang lomba, semoga kamu terus menang ya. Fakhri, satu hal! Jangan memarahi Divan. Aku tahu, kamu selalu ingin yang terbaik untuk aku, setiap orang yang menyakiti aku, kamu selalu membela aku dengan cara apapun. Ucapnya menggenggam erat tanganku, aku hampir lupa.Ini, gue beli ini Sarah. Gue ga lupa sama lo, gue selalu ingat yang lo suka. Ucapku mengeluarkan boneka berukuran sedang, kutaruh di sisi kiri kepalanya.Makasih, Ri. Aku rasa, kali ini cukup aku hidup bahagia bersama kalian. Sekarang aku mulai lelah tertawa bersama kalian, bersenang senang bersama kalian. Balasnya, aku terbelak. Aku dan Divan terus memanggil namanya, tapi semua takdir, Sarah harus pergi.Sarah!!!12 tahun kemudianKubuka lembaran albun fotoku bersama Sarah, aku merindukan masa masa SMA ku. Kini aku sudah berumah tangga, istriku bernama Ranti. Ranti sudah tahu tentang masa lalu ku, kami bertemu di waktu masih kuliah. Agar aku selalu ingat Sarah, kuselip namanya di nama putriku yang berumur 10 tahun. Bagi Ranti itu tidak masalah, ia menganggap juga Sarah sahabat matinya sekarang. Aku sering mengunjungi makamnya, kadang aku bertemu Divan bersama seorang wanita yang mungkin istrinya.Aku sudah memaafkan Divan, kini masing masing hidup bahagia. Aku tahu, cinta tidak bisa dipaksa, cinta hanya butuh ketulusan, dimana kita masih mencintainya yang harus memperjuangkan. Sarah, kamu cinta pertamaku, HARI INI, ESOK, DAN SETERUSNYA!Cinta ga harus dimiliki, cinta hanya butuh ketulusan. Dimana kita masih mencintainya dan harus memperjuangkan walau lubang kecil menjebak. -Divan (Today, Tomorrow, and Forever)Aku mencintaimu, sampai si bisu berbicara kepada si tuli bahwa si buta melihat si lumpuh berjalan. Dan sampai aku benar benar tak berguna. -Fakhri (Today, Tomorrow, and Forever)Sepertinya harus bisa membedakan mana kasih sayang sebagai kekasih dan kasih sayang sebagai sahabat. -Sarah (Today, Tomorrow, and Forever)Maaf kalo ada yang typo, :D nama tokoh sebenarnya ga gini sih. Hehe..Cerpen Karangan: Feby MaryanaPetaka di Kamis Sore

Lagi-lagi aku termenung di tenda peleton. Sendirian.Seharusnya, malam ini menjadi malam yang menyenangkan. Mengikuti jurit malam bersama teman-teman, berjalan di tengah hutan saat tengah malam, menghirup udara bebas sembari waspada dengan munculnya makhluk-makhluk non manusia (yang tampak maupun tidak) yang mungkin saja mengganggu kami di tengah perjalanan. Duh, pastinya sangat menyenangkan. Kejadian sore itu benar-benar menghancurkan segalanya. Mengubah garisan takdir. Seandainya ah sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur. Mau dikata apa.PRIIIT! PRIIIT! Peluit sudah ditiup 2 kali. Tanda aku harus berkumpul di lapangan untuk marifatul medan (MM) mempelajari jalan untuk jurit malam nanti. Sebagian dari kami MM, sisanya memasak.Zahraaa! Udah belum mandinya? Disuruh ngumpul nih! teriakku dari luar kamar mandi.Belommm, tungguin aku! Aku lagi sabunan, nih, jawab Zahra dari dalam.Ampuun, lama banget deh mandi. Ini kemah, bo, batinku.Ayo cepeeeet. Udah 3 menit nih, seruku tidak sabar.Hhhhh, iya iya. Kalau aku kelamaan, gantiin aja sama yang masak. Oke?Aku menghela napas. Tanpa menjawab kalimat Zahra barusan, aku langsung lari terbirit-birit menuju tenda regu. Melewati jalan setapak berbatu yang diselimuti tanah yang basah akibat hujan tadi siang. Sekali dua kali aku terpeleset.Sesampainya di tenda.Kalian! Tadi ada peluit, yang MM disuruh ngumpul, bukan? tanyaku.Nggak, tadi pinru (pemimpin regured) yang disuruh ngumpul, jawab Dilla. Udah mandi kau?Udah. Aku tadi nungguin si Zahra, asli lama banget mandinya, jawabku. Dikira mandi di rumah sendiri, kali.Ilma ikut-ikutan menimpali. Aku gak betah loh mandi di tempat kayak gitu. Udah gelap, sempit, gak ada kuncinya, gayungnya bocor pula.BOCHOORR BOCHOOORRR! celetuk Fathia.Hahahaha.5 menit kemudian. Zahra belum juga keluar dari kamar mandi. Padahal matahari sudah bersiap kembali ke peraduannya. Waduh, kalau terlambat, bisa-bisa kami dihukum push-up 20 kali sama kakak pembina itu ah, aku lupa namanya.Eh, kalian, mending Zahra digantiin siapaaa gitu. Takut dihukum, nih, usulku.Firly mengajukan diri. Iya, sama aku aja. Tahun kemarin pas kemah kelas 7 aku kebagian masak.Gak apa-apa, nih? Oke deh. Yuk. Aku bergegas memakai sepatu lapanganku, siap berlari menuju lapangan. NamunTUNGGU!!!! AKU MAU NAROH BAJU DULU! PLIS TUNGGUIIIINNN! Dengan watados (wajah tanpa dosared) nya Zahra berteriak sambil lari ke arahku.Haish. Cepet! seru Dilla kesal.Iya, iya. Ampun, Zahra bergegas masuk ke tenda dan menaruh baju kotornya.Kalian tahu? Dari panggilan pertama saja kalian sudah terlambat 5 menit. Target kita berangkat jam 4. Sekarang di jam saya sudah jam 4 lewat 15 menit. Kalian sudah terlambat seperempat jam. Satu detik itu sangat berharga, tahu nggak?! bentak kakak pembina melihat kami terlambat berkumpul di lapangan.Kalian lihat langit di sana, tunjuknya ke atas. Langitnya sudah mendung. Sebentar lagi hujan. Tidak ada yang membawa ponco?!Kami menggeleng.Bagus sekali. Ambil ponco di tenda kalian masing-masing. Sekalian beritahu teman-teman kalian di tenda untuk ambil bahan makanan untuk masak makan sore. Apa tadi perintahnya?Ambil ponco dan kasih tahu teman suruh ambil bahan makanan, jawab kami serempak.Baik. Saya ingin kalian kembali ke sini dalam waktu 5 menit. Di jam saya sekarang lewat 20 menit. Berarti jam 4 lewat 25 menit kalian harus sudah kembali berbaris rapi seperti ini. Laksanakan! perintah kakak pembina.Siap laksanakan! Kami pun berhamburan menuju tenda masing-masing. Aku, Zahra, Dilla dan Livi berlari sekencang mungkin. Maklum, tenda kami paling jauh dari lapangan.Petualangan dimulai. Kami harus melewati sejumlah jalanan terjal nan licin dan penuh tumbuhan liar. Sering sekali aku terpelesetwalaupun tidak sampai jatuh. Melewati lumpur, sungai, bahkan kami harus berseluncur ria, saking curamnya turunan yang kami lewati, tidak memungkinkan untuk kami lewati dengan loncat atau berjalan. Beberapa percabangan jalan dihalangi dengan ranting, membentuk tanda silang, artinya tidak boleh dilewati. Jalan yang harus kami lewati, ditandai dengan tali rafia merah.Jurit malam nanti, kami akan melewati 5 pos. Pertama, pos Tri Satya dan Dasa Dharma pramuka. Pos selanjutnya adalah pos pesan berantai. Pos ketiga yaitu pos hafalan, disusul pos bercerita sahabat nabi dan pos kelima selesai!Sialnya, aku lupa membawa minum. Aku nyaris menghabiskan minum milik anggota regu lain, saking capeknya berjalan naik-turun. Lepas pos 4, kami disambut dengan gonggongan anjing yang membuat perjalanan kami semakin berwarna. Lalu berbelok melewati turunan jalan yang sama dengan jalan masuk pekemahan.Karena aku tidak hati-hati berjalan, dan konsentrasi yang sudah terpecah sejak tadi karena kelelahan, aku tersandung, tergelincir, danBRUK!Aku menahan tubuhku dengan tangan kiri. Perlahan-lahan tanganku sakit, sakit sekali hingga tak dapat digerakkan sama sekali. Sepertinya urat tanganku ada yang tertarik. Ah, aku ingin menangis saat itu juga. Bukan karena kesakitan. Bukan karena kangen rumah dan keluarga, tapi karena teman-temanku yang terus saja berjalan tanpa mempedulikanku yang masih terduduk merintih kesakitan.Nyeri itu masih kurasakan hingga kini. Hiruk pikuk masih terdengar di luar tenda peleton. Hari hanya menyisakan satu setengah jam lagi. Kubalut tubuhku dengan jaket coklat tua. Tak lupa aku mengenakan sarung tangan abu-abu bergaris oranye dan kuning. Ditemani sebungkus biskuit hello panda dan cha-cha, aku bercengkrama bersama anggota regu yang lainyang tidak ikut jurit malam.Hari semakin gelap. Mataku yang mulai mengerjap-ngerjap, membuatku akhirnya mengambil posisi terlentang, sedikit miring ke kanan. Dan perlahan, mataku terpejam, seiring senyapnya suara-suara di luar tenda.?Cerpen Karangan: Hanna FadillaBukti Cintaku Yang Tulus

Malam itu seperti biasa aku bermain dengan BB bold ku sambil tidur-tiduran di atas kasur kecilku yang selalu memberi kenyamanan disaat aku kelelahan, sembari menunggu pacar ku pulang kerja aku iseng-iseng membuka facebook dan melihat-lihat seisi berandaku melihat status-status remaja yang hanya membuat status tidak jelas, hehehe.Sejenak aku teringat akan mimpiku yang sudah 3 hari berturut-turut datang menghampiri tidur nyenyak ku, yaitu sebuah mimpi dimana aku bermimpi pacar ku memiliki 2 akun facebook. Selintas di benakku untuk segera mencari tahu apa mimpi ku itu nyata atau tidak. Langsung saja aku punya pemikiran untuk segera mengerjai pacarku dengan akun facebook lain, yaitu terpaksa aku harus menelepon teman ku untuk ku pinjam akun facebooknya karena bagi ku jika cowok dipancing dengan cewek cantik dijamin terperangkap. Lalu aku mengembalikan facebookku dan segera mencari buku kontak telp dan segera menelepon temannya.Hallo sapa suara wanita di balik telepon yang kas dengan nada lembutnya.Hallo rik aku pun membalas suara temanku sebut saja namanya arik.Iya, ada apa ming tanya temanku dengan sebutan ming, ya koming atau ming itu adalah nama panggilanku dari kecil.Maaf rik, aku ganggu kamu malam-malam begini. Jawabku egh..ee gini loh rik, aku bermaksud untuk meminjam fb mu ujarku dengan nada sedikit tidak enak. Belum selesai aku berbicara temanku sudah tau apa yang aku mau.Untuk apa? Untuk mengerjai gung de? Jawabnya. Ya! Gung de adalah nama pacar ku, aku sudah 1 tahun lebih menjalin hubungan dengan dia dan aku begitu mencintainya.Dan aku pun menjelaskan semuanya kenapa aku ingin meminjam akun facebooknya, dan akhirnya dia pun mengiyakan dan segera mengirimkan alamat email fbnya dan password fbnya lewat bbmm! Setelah itu aku pun segera membuka akun fb temanku dan segera mencari nama fb pacar ku. Kebetulan teman ku sudah berteman di fb dengan pacar ku namun pacar ku tidak mengetahui bahwa aku berteman dengan arik.Langsung saja aku segera mengirimi pacarku pesan menggunakan fb teman ku itu dengan maksud mengerjainya.Begini isi pesan fbnya:Hay, kayaknya yang cowok pernah aku lihatTidak ada balasan. Beberapa menit kemudian ada balasan namun menggunakan fb lain dengan nama fb ajus GK.Hay, ini aku gung de yang tadi kamu kirimin aku pesan di fb yang satunya begitu balasan cowokku menggunakan fbnya dia yang satu lagi. Akhirnya kecurigaanku terbukti mimpi-mimpiku pun terbukti disana aku tidak bisa berkata-kata lagi kenapa pacar ku tega berbohong padaku. Dan akhirnya pacar ku pun menelpon dan ku lihat jam dindingku sudah menunjukkan pukul 22.00 dimana itu adalah jam pulang dia kerja. Aku pun menganggakat telfonnya dan berbicara seperti biasa seolah-olah aku tidak sedang mengerjainya, bisa dibilang mengetes kesetiaannya. Namun kesabaran ku tidak bisa ditoleransi dan akhirnya aku bertnya tentang fbnya dia dan kenapa dia tega membohongiku selama berbulan-bulan. Aku pun hanya bisa menangis di balik telfon dan pada akhirnya telfon pun aku matikan karena tidak kuat untuk bicara.Berkali-kali dia menelfon ku bbmm ku dan sms aku tapi saat itu hatiku benar-benar hancur dan akhirnya aku tidak respon telfon, bbmm, dan smsnya.1 jam kemudian dia pun berada di depan pintu gerbang rumah ku. Mau tidak mau aku harus segera membukakannya karena walaupun aku marah tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku bahwa aku menyayanginya. Disana pun akhirnya kita menyelesaikannya baik-baik lalu dia meminta maaf kepadaku dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, aku pun berkata:Aku sudah memafkan mu sebelum kamu meminta maaf mungkin aku terlalu sayang padamu sampai aku takut untuk kehilanganmu kataku sambil berlinang air mata.Aku juga sangat takut kehilanganmu. Aku mohon jangan tinggalin aku sahutnya dengan nada penuh penyesalanAku tidak akan meninggalkanmu hanya karena masalah fb aku tau kamu seperti ini mungkin ada alasannya, mungkin karena aku tidak bisa membahagiakan mu ujarkuTidak, kamu tidak pernah untuk tidak membuat aku bahagia, kamu selalu membuat aku bahagia dan merasa nyaman berada di dekatmu. Mungkin hanya saja aku yang bego aku telah menyia-nyiakan kepercayaan yang selama ini kamu kasih ke aku sahutnya dengan sedikit air mata yang menetes. Aku pun segera mengusap air matanya karena aku tidak bisa melihat orang yang aku sayang menangis. Lebih baik aku yang menangis dari pada orang yang aku sayang menangis. Akhirnya dia pun membalas mengusap air mataku dan kami pun berpelukan, membuat janji agar tidak saling mengecewakan, dan berkat cintaku yang tulus kepadanya membuat hubungan kami berjalan sampai sekarang hingga akan berakhir dengan pernikahan.Cerpen Karangan: Cahya Vrapangasta

Youre Sky, Im Earth

Kau langit yang tak mungkin tersentuh oleh gapaian tangankuDi sini, bumi, tempatku berpijakHanya berandai-andai setiap menatapmuKau yang jauh di sanaAkankah bisa bersatu?Nya, lihatlah ke blkgMendapati Short Message Service yang baru dibukanya, Anya membalikkan badannya, mencari sosok yang mengirimi pesan tersebut kepadanya. Sebuah blitz seketika menimpa wajahnya, silau. Terlihat senyum simpul yang mengembang dalam wajah di balik kamera digital yang baru saja membidik. Dasar Benny. Anya menimpalinya dengan senyuman manis.Ayo, bergayalah. Benny Mengangkat kameranya siap memotret kembali.Malu-malu, Anya dalam balutan seragam abu-abu putihnya mengangkat telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.Ben, aku juga mau donk.Seorang gadis lain datang langsung berpose di depan Benny, membelakangi bangku Anya.Tapi bukan di sini. Di luar, lebih bagus pencahayaannya.Benny mengangkat bahunya. Baiklah. Fani. Dia bangkit dari bangkunya menyusul Fani yang berjalan dahulu. Tangannya melambai saat melewati bangku Anya. Keduanya menghilang di balik pintu.Terdengar suara pintu yang tergeser, diikuti derap langkah kaki-kaki memasuki toilet. Riuh suara gadis-gadis itu.Sudah kubilang kan, produk itu tidak cocok denganmu. Lihat, wajahmu sekarang. Seru gadis dengan suara manja.Ah, mana kutahu. Tante Mega yang memberiku cuma-cuma, siapa yang tak mau. Lagian kau tahu sendiri kan bagaimana aku ingin terlihat putih dan bersih. Timpal gadis lain bersuara cempreng.Lain kali, turuti ucapanku. Begitukan hasilnya?Sesaat sunyi senyap. Menyisakan suara gemericik air.Hmm aku sangat iri dengannya. Gadis cempreng itu berkata.Siapa?Kau tahu sendiri, gadis tercantik di SMA ini, kalau bukan Fani.Kau benar, ia betul-betul cewek idaman. Cantik, kaya, pintar, ketua pemandu sorak dan seorang model pula. Ahh, mengapa semua kesempurnaan Tuhan berikan kepadanya.Tapi, Tuhan adil. Kali, gadis lain nimbrung bicara. Suaranya tenang berbeda dengan kedua lainnya. Soal cinta, ternyata Fani masih belum berhasil mendapatkan hati Benny.Seseorang menggerutu, suaranya cempreng.Bagaimana berhasil, jika gadis jelek itu selalu di samping Benny. Apa sih spesialnya dia? Sampai-sampai si tampan itu juga mendekatinya. Aku rela, dia bersanding dengan Fani. Tapi dengan Anya, aku sangat tidak terima.Aku sendiri juga tidak mengerti. Apa sih yang dilihat darinya. Pendek, berkacamata, dan kucir kudanya yang selalu bikin aku tidak nyaman tiap melihatnya. Ujar gadis centil.Tiba-tiba bel berdering. Percakapan mereka terhenti. Pelajaran selanjutnya akan dimulai.Pintu toilet kembali tergeser, gadis-gadis itu keluar dengan suara riuhnya kembali. Tertutup kembali. Sepi. Meninggalkan suara tetes air yang mengalir dari kran wastafel yang tidak sepenuhnya tertutup rapat. Dari ujung kamar toilet, terdengar suara air yang terbilas. Pintunya terbuka. Seorang gadis keluar. Kacamata yang selalu bertengger di atas hidungnya, dilepasnya. Matanya menatap bayangannya sendiri dalam cermin panjang yang mengisi sepanjang dinding.Kurasa benar dia mendesah.Tiba-tiba terdengar lagu Mata Aimashou- Seamo. Anya segera mengambil ponsel genggamnya, ada SMS masuk. Segera dibukanya.Pastikan kau datang ya. Sebentar lagi akan datang kiriman. Ku harap kau memakainya nanti. Aku akan senang melihatmu di sana. Sampai ketemu. Lets party.Anya melepaskan tatapannya dari layar laptop di hadapannya. Matanya menerawang ke jendela. Korden putih yang menghiasi jendela itu bergerak-gerak terhembus angin, membuka cakrawala di luar. Langit terlihat cerah, biru menenangkan. Menyeduhkan mata yang memandang. Namun bagi Anya. langit siang itu mendung. Saat ini dunianya berkubang dalam kegalauan.Apa yang harus kulakukan? Aku harus bagaimana, Ben? Kalau kau terus begini, kau membuatku tidak nyamanSeharian HP-nya sudah puluhan penuh SMS dan miss-called Benny. Menyerah akhirnya Anya memutuskan untuk datang. Kurasa semuanya akan baik-baik saja. Aku cuma cukup datang dan setelah itu pergi.Anya. Suara itu memanggilnya.Anya menoleh, melihat seseorang dalam balutan jas putih berjalan menerobos kerumunan ke arahnya. Kafe besar itu ramai, bukan karena para pengunjung yang ingin menikmati secangkir kopi atau steak daging domba, namun oleh para remaja yang mengobrol riuh dalam pesta ulang tahun. Suara musik mengalun dalam keindahan sang malam.Anya menahan napasnya sejenak. Lalu perlahan-lahan ia mengembuskannya ketika Benny datang menghampiri.Aku tahu, kau pasti datang. Senyum Benny lebar.Kau benar-benar cantik sekali malam ini, Anya.Tiba-tiba seseorang berseru memanggil Benny. Mereka menoleh. Di seberang ruangan, seseorang melambai. Benny membalas dengan lambaiannya tangannya pula. Lalu beralih menatap Anya.Kau tak apa, kutinggal sebentar.Anya menggangguk. Baiklah.Setelah melihat sosok Benny menghilang di antara kerumunan orang-orang, Anya berjalan ke arah meja yang berisi banyak kudapan.Hei, Anya, sapa Nita dengan suara cemprengnya saat Anya berdiri mengambil salah satu kue dengan pinggiran krim untuk dimakannya.Anya menoleh. Geng tiga cewek yang menyebut diri mereka, wondergelis, muncul di hadapannya.Woo, lihat si bebek buruk rupa malam ini seperti angsa putih.Terdengar suara wuuu mengekor dari dua cewek lainnya. Ketiganya seakan senang. namun Anya tak menghiraukan. Ia memilih mengisi piringnya dengan kue-kue. Daripada menanggapi ocehannya, lebih baik mengisi perut yang kelaparan sedari sore.Namun sayangnya sang pangeran tidak tertarik padanya. Dia lebih memilih bicara dengan putri yang sejati.Kali ini, Anya menghiraukan. Mata Anya dilayangkan ke seberang ruangan. Nafasnya tercekat di tenggorokan. Sesak.Serasi sekali mereka. Si tampan Benny dan si cantik Fina Sanjung Feli, dengan suara yang terkesan manjanya.Kau tahu, langit sangat jauh dengan bumi. Biarkan ia bersanding dekat dengan sang bintang yang berkilau. Itu akan terlihat sangat cantik. Jadi, kuharap menyingkirlah kau.Nita menyunggingkan senyum sini, Sangat mudah seperti angin fiuuuhhh. Tangannya mengibas kasar mengarah ke piring Anya.Ups, aku tidak sengaja. Nita mengalihkan pandangannya ke arah lain, seakan tak berdosa. Gaun Anya kini pun penuh noda krim.Itu memang pantas bagimu. Sambung Nita.Suara tawa ketiganya membahana.Kau sungguh memalukan, Nita.Benny berseru, dia berjalan cepat menghampiri mereka.Kukira ku sudah berubah, tapi tidak. Aku tahu kau yang menyebar gossip itu. Aku tak suka kau mengejek Anya.Tapi, Ben. Aku tak suka dia selalu berada di sisimu.Itu menurutmu, tapi aku mencintainya.Mata Nita terbelalak. Tak percaya. Feli dan Reta cewek satunya-. Seluruh ruangan hening. Tak ada percakapan.Benny langsung mengandeng Anya. Membawanya keluar dari pesta.Di luar udara berhembus dingin. Tiada suara. Hening.Maafkan mereka. Benny membuka mulutnya.Anya menunduk. Kepalanya menggeleng.Mereka tak salah, aku yang salah memposisikan diri. Dari awal seharusnya aku tak di sini.Anya tak berani menatap Benny. Maafkan aku, Kakinya melangkah pergi.Tiba-tiba tangan Benny memegang siku Anya, menahannya untuk tidak pergi. Ini juga berat bagiku. Jangan pergi dariku. Tetaplah di sisiku.Kaki Anya tertahan. Napasnya tercekat kembali.Kau tak perlu sempurna. Adanya kau, sudah melengkapi hidupku. Apa yang kukatakan tadi di dalam, tulus. Maafkan aku yang selama ini tidak tegas dalam hubungan ini. Aku sungguh mencintaimu, Anya.Malam itu langit terlihat cerah disinari rembulan. Bersih tanpa bintang-bintang yang berkelip menghiasinya seperti malam-malam sebelumnya. Menjadi saksi akan dua insan remaja berpelukan, mengikat kasih. Tanpa perbedaan di antaranya.Cerpen Karangan: April SantosoTahan Dulu Untuk Jatuh Cinta

Pertama melihatmu. Kau sudah membuatku tertarik. Kau terlihat begitu menarik. Kau seperti berbisik, berbisik pada ku untuk menyukaimu. Aku tak perlu tau siapa namamu, melihatmu dari kejauhan saja sudah membuat ku seperti bumi yang tersinar oleh matahari. Mengahangatkan hati ku yang telah lama tak terhangatkan oleh sesosok perempuan yang berbeda sepertimu. Yang aku ketahui, kamu perempuan yang cukup cuek jika didekati lelaki.Berkenalan denganmu, cukup membuat ku gugup dan takut, aku takut setelah aku berkenalan denganmu dan mendekatimu kau malah menjauh dari ku. Aku memang bukan seorang lelaki idaman wanita yang banyak didekati para wanita. Jadi maafkan jika cara ku menyukaimu tidak seperti laki-laki biasanya.Berkumpul dengan teman-teman ku. Ya.. itu memang keseharian ku. Tak seru jika sehari tak bertemu dan bermain dengan teman teman ku. Namun juga tak seru dan akan membuat rindu lalu menjadi sendu jika sehari aku tak melihat senyuman manismu. Baru datang ke sekolah saja, aku sudah disuguhi senyumnya. Ya. .meskipun ku tahu senyuman manis itu bukan untuk ku. Namun setidaknya aku tahu bahwa pagi itu juga dia sudah diberi kebahagiaan oleh Allah. Meskipun begitu bukan aku juga yang membuatnya bahagia.Beberapa hari ku menyukainya, kau selalu membuat rindu di dalam hati ini. Rasanya terus menerus berkembang, padahal aku merasa tak pernah menyirami rasa rindu ku ini. Ataukah aku tak sadar? Aku takut nantinya jika rasa suka dan rindu ini malah berkembang menjadi rasa sayang. Rasa sayang yang tak terbalas, ya mungkin bisa dibilang begitu.Suatu pagi, baru saja aku bangun, pikiran ku tiba tiba tertuju padanya. Sampai sampai orangtua ku melihat ku yang sedang senyum senyum sendirian dan membuat ku kaget ketika melihat orangtua ku sedang memperhatikan ku. Dan membuat orangtua ku bertanya penasaran, apa yang sedang terjadi, meskipun aku tau orangtua ku pura pura tak tau. Hm.. Seperti tidak pernah merasakan menjadi anak muda saja, ucapku dalam hati. Aku menjawab seadanya saja, kalau aku sedang jatuh cinta. Orangtua ku hanya tertawa.Lalu memberi nasihat..Ayah tau, kamu itu anak yang hebat, ayah juga tau kamu itu anak yang kuat. Namun ketahuilah, lelaki itu bisa menangis, menangis karena cinta. Jatuh cinta, memang kata orang-orang itu adalah sesuatu yang bisa membuat orang yang merasakannya jadi bahagia, jadi semangat, merasa hidupnya paling bahagia. Itu saat merasakan cinta. Namun di sisi lain, cinta juga bisa membuat kita jatuh. Kamu akan menjadi seorang yang merasa paling lemah jika sudah tak mendapatkan lagi kasih sayang atau cinta dari orang yang kamu sayang itu. Banyak kan, orang yang pengen bunuh diri karena cinta. Itu namanya alay nak.. Lalu disaat orang yang kamu cinta ternyata tidak mencintaimu? Apa kamu mau terus mencintai dia? Lebih baik kamu fokus pada belajarmu sekarang ini. Urusan perempuan nanti saja. Kamu pasti akan merasakannya nanti, pasti! Sekarang kamu kejar dulu mimpimu. Jika kamu sukses, pasti banyak kok yang melirik kamu. Mungkin salah satunya orang yang kamu suka itu. Jadikan dia motivasi yang bisa bikin kamu semangat belajar. Tapi bukan berarti kamu harus pacaran sama dia, kalo diputusin bisa bisa malah bikin ngedrop apa apanya dalam diri kamu. Banyakkan tuh yang putus sama pacarnya jadi ga mau makan. Nyiksa diri sendiri. Yang repot orangtua lagi, dia yang bikin kamu ngedrop kan cuek aja.Dan kalo tiba tiba dia ada yang punya? Perjalanan masih panjang kan? Kalo dia udah dapetin yang lain. Ya.., mungkin dia bukan yang terbaik buat kamu. Dan kamu bakal dapet yang terbaik lebih dari dia. Pokonya kejar dulu semua impian dan cita-citamu dulu.Cerpen Karangan: Sopianti Rahayu