kuliah epidemiologi 3 (s2)

23
FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERKEMBANGA N PENYAKIT Keterkaitan faktor lingkungan dengan perkembangan suatu penyakit tanaman sangat  jelas. Hal ini mengingat tanaman tumbuh pada suatu media tumbuh, pada suatu ruang/wilayah, di mana membutuhkan cahaya, kelembaban dan udara serta berhubungan erat dengan keberadaan organisme lain. Dengan kata lain penyakit tanaman membutuhkan unsur lingkungan berupa komponen ruang, lingkungan fisik, lingkungan fisik-kimia dan lingkungan biotic serta waktu.

Upload: jennany

Post on 20-Jul-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 1/23

 

FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERKEMBANGAN PENYAKIT

Keterkaitan faktor lingkungan denganperkembangan suatu penyakit tanaman sangat

 jelas. Hal ini mengingat tanaman tumbuh pada

suatu media tumbuh, pada suatu ruang/wilayah, dimana membutuhkan cahaya, kelembaban danudara serta berhubungan erat dengan keberadaanorganisme lain. Dengan kata lain penyakittanaman membutuhkan unsur lingkungan berupakomponen ruang, lingkungan fisik, lingkunganfisik-kimia dan lingkungan biotic serta waktu.

Page 2: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 2/23

 

• Komponen Ruang

  Ruang merupakan tempat terjadinya

proses perkembangan penyakit tanaman.Secara keruangan proses perkembanganpenyakit terjadi dalam lingkungan mikro,meso dan makro. Ruang mikro adalah

ruang tingkat sel dan organ tempatterjadinya perkembangan suatu penyakit.Misalnya phyllosphere adalah lingkungan

mikro dari daun, termasuk lapisan udarasangat tipis sekelilingnya setebal 1 mm, jadi berdimensi tiga.

Page 3: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 3/23

 

• Ruang meso dibentuk oleh pertanaman itu sendiritermasuk lingkungan disekitarnya, yang berdimensi tiga.Suatu pertanaman meliputi luasan tertentu yang terdiridari panjang, lebar dan tinggi. Panjang areal pertanamanbisa dari hanya beberapa meter hingga beberapakilometer. Tinggi pertanaman yang merupakan ruangterdiri dari hanya beberapa sentimeter hingga beberapapuluh meter.

• Ruang makro adalah udara di atas tanaman hingga jauhke troposfir yang 16-18 km di atas permukaan laut.Proses perkembangan suatu penyakit pada ruang makroini misalnya dispersi jarak jauh spora. Contohnya sporapenyakit karat pada kopi Hemileia vastatrix , datang ke

Indonesia dari Sri Lanka melalui udara mengikuti aliranangin, yang menghancurkan kopi Arabika pada tahun1876.

Page 4: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 4/23

 

• Faktor Lingkungan Fisik

Faktor lingkungan fisik senantiasa berubah.

Proses fisik tidak ubahnya dengan sesuatu yangmengalir (fluks). Fluks tersebut mempunyai

kepadatan tertentu yang dapat diekspresikan

dengan pengaliran sesuatu materi dalam jumlah

tertentu per satuan waktu melewati luaspermukaan tertentu pula. Fluks dimaksud

misalnya aliran energi.

• Faktor lingkungan yang diketahui banyakpengaruhnya terhadap perkembangan penyakit

meliputi: suhu, cahaya, kelembaban, irigasi,

aliran gas, debu, spora patogen dan lain-lain.

Page 5: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 5/23

 

• Faktor Lingkungan Fisik-Kimia

• Lingkungan fisik-kimia yang mempengaruhi perkembangan suatupenyakit tanaman adalah lingkungan fisik dan kimia yang terdapat

di luar dan di dalam tanaman itu sendiri. Sebagai contoh eksudatyang keluar dari bagian tanaman mengandung zat-zat yang dapatdigunakan sebagai medium oleh suatu patogen tertentu. Eksresiyang keluar dari akar bersifat merangsang, menekan ataumembunuh nematoda.

• Pupuk kimia, zat perangsang dan pestisida merupakanlingkungan kimia bagi suatu suatu penyakit tanaman danperkembangannya. Fungisida tertentu terkadang merangsangpertumbuhan tanaman; sejenis senyawa karbamat yang berfungsimemberantas penyakit-penyakit daun ternyata dapat meningkatkanhasil tanaman (bila tidak ada penyakit) karena umur daun menjadilebih panjang beberapa hari hingga lebih banyak asimilat yangdapat mengisi biji. Fungisida seperti itu sesungguhnya lebihberfungsi sebagai tonik. Pupuk urea yang berlebihan ternyata dapatmenjadikan tanaman lebih rentan terhadap serangan patogen

Page 6: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 6/23

 

• Faktor Lingkungan Biotik

Lingkungan biotik mencakup spesies makhluk

hidup lainnya selain tanaman inang-patogennya,terutama mikroorganisme. Permukaan tanamanseperti batang, cabang, ranting dan daunumumnya dihuni oleh sejumlah spesiesmikroorganisme yang memanfaatkan energi darieksudat bagian tanaman tersebut. Pengaruhorganisme ini terhadap perkembangan patogendapat bersifat positif, negatif maupun netral.Sebagai contoh, Mycosphaerella musicola yangmenyerang daun pisang hanya bisa menginfeksisehari atau dua hari setelah mengembang,sebelum daun muda tersebut dikolonisasi penuholeh mikroorganisme lainnya.

Page 7: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 7/23

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAPPERKEMBANGAN PENYAKIT TANAMAN

Faktor lingkungan fisik yang berpengaruhterhadap penyakit tanaman seperti disebutkansebelumnya meliputi temperatur, radiasimatahari, kelembaban, irigasi dan angin.Masing-masing faktor secara sendiri-sendirimaupun secara bersama-sama mempengaruhiperkembangan suatu penyakit (Tabel 4.1)

Faktor suhu, kelembaban dan kebasahan daun

merupakan faktor yang sangat penting dalammempengaruhi perkembangan patogen danpenyakit tanaman. Suhu mempunyai perananpenting dalam perkembangan penyakittanaman pada umumnya. 

Page 8: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 8/23

 

Page 9: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 9/23

• Temperatur mempengaruhi penyakit tanaman karenatemperatur ada yang bersifat minimum, ada pula yangoptimum dan bahkan ada yang bersifat maksimum.Penyakit akan mengalami perkembangan yang tercepatterjadi pada saat temperatur optimal, tetapi di bawahataupun di atas temperatur tersebut perkembangannyamenjadi terhambat.

• Jika temperatur minimum, optimum dan maksimum dari

patogen sama dengan temperatur untuk tanamaninangnya, maka pengaruh temperatur terhadap patogenmenjadikannya sangat aktif dibandingkan inangnya. Jadimeskipun inangnya berada pada kondisi pertumbuhanoptimumnya tetap saja mengalami gangguan serius. Hal

ini dikarenakan pada kondisi tersebut patogen masih aktif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

 

Page 10: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 10/23

Pada kasus tertentu penyakit tertentu

berkembang pada temperatur di bawah

temperatur optimum inang maupun patogennya.Misalnya penyakit busuk akar hitam pada

tanaman tembakau yang disebabkan oleh

Thielaviosis basicola. Penyakit ini mengalami

perkembangan secara optimal pada temperatur 17 sampai 23 oC, sedangkan temperatur 

optimalnya untuk tembakau adalah 28-29 dan

untuk patogennya adalah 22-28 oC. Karena

tembakau tumbuh sangat lemah padatemperatur yang jauh di bawah optimalnya,

sehingga patogen lemahpun masih bisa

menyerang tanaman tersebut.

 

Page 11: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 11/23

Di Indonesia perbedaan temperatur yang nyata

hanya terdapat antara dataran rendah yang

bersuhu lebih tinggi dan dataran tinggi yangbersuhu lebih rendah di mana masing-masing

lokasi ini mempunyai pola perkembangan

penyakit yang biasanya berbeda. Sebagai

contoh tingkat keparahan penyakit gugur daunkaret Corynespora. Pada perkebunan karet

yang terletak di tempat yang lebih tinggi yang

bersuhu lebih rendah, meskipun mengalami

serangan namun pengguguran daun tanaman jarang terjadi. Keadaan suhu yang lebih rendah

diduga merupakan faktor penghambat bagi

perkembangan patogen.

 

Page 12: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 12/23

• Selain temperatur udara, temperatur tanah berperanpenting dalam perkembangan penyakit yang patogennyahidup dalam tanah (soil borne patogen). Itulah sebabnyamengapa jamur Rhizoctonia solani dan nematoda

Meloydogyne incognita menyerang inangnya padatemperatur tanah yang kritis dan jumlah inokulum banyak.

• Irigasi berpengaruh terhadap perkembangan penyakitmelalui berbagai hal. Adanya irigasi dapat berpengaruh

terhadap perkembangan suatu penyakit baik secaralangsung ataupun tidak langsung. Secara langsungirigasi akan menyebabkan tanaman lebih rentan terhadappatogen. Contoh serangan jamur Phytophthora infestan akan sangat berat pada kondisi tanaman tergenang air 

irigasi. Secara tidak langsung adanya irigasi dapatmenurunkan temperatur disekitar tanaman danmeningkatkankan kelembaban sehingga memungkinkanperkembangan suatu penyakit lebih cepat.

 

Page 13: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 13/23

• Kelembaban mempengaruhi perkembangan penyakit, dalam prosesinfeksi/penetrasi, germinasi spora dan dispersi/penyebaran spora.Sumber kelembaban ini dapat berasal dari hujan, irrigasi dan jugakelembaban relatif udara. Kelembaban sangat berpengaruhterhadap perkembangan penyakit, karena patogen umumnya

memerlukan adanya lapisan air atau kelembaban tertentu untukdapat melakukan infeksi atau penetrasi pada inangnya.

Beberapa patogen memerlukan air bebas/ kelembaban udara relatif sepanjang hidupnya tetapi ada juga yang hanya memerlukannyapada awal terjadi infeksi bahkan beberapa patogen tidak begitu

menghendaki keadaan yang basah untuk perkembangannya.Patogen yang memerlukan air bebas dan kelembaban yang tinggisepanjang siklus hidupnya antara lain adalah Phytophthora infestan penyebab penyakit late blight pada tanaman kentang. Beberapabakteri seperti Erwinia dan Pseudomonas memerlukan keadaanbasah dan kelembaban yang cukup tinggi, tetapi ada juga patogenyang hanya memerlukan air bebas dan kelembaban tinggi saat awalpenetrasi saja. Patogen tanah seperti Rhizoctonia, Sclerotium  jugamemerlukan kelembaban tanah yang cukup tinggi walaupun jamur tersebut tidak mengehendaki penggenangan.

 

Page 14: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 14/23

• Hujan merupakan faktor penting dalammempengaruhi timbulnya serangan patogen.Seperti pada kasus terjadinya epidemi gugur 

daun karet corynespora yang disebabkan olehC. cassiicola. Di Sumsel dan Lampung tahun2004. Di perkebunan karet Sembawa maupundi Lampung epidemi penyakit gugur daunCorynespora akan terjadi jika kondisi cuaca

agak lembab (terjadi hujan panas secara terusmenerus).

 • Terjadinya ledakan penyakit daun Colletotrichum

di Sumatera tahun 1973-1974, Kalimantan 1984-1985, Sumatera dan Kalimantan tahun 1989serta tahun 1993 dan 1996/1997 di SumateraSelatan merupakan akibat terjadinya musimhujan yang panjang

 

Page 15: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 15/23

• Cahaya berpengaruh terhadap proses infeksi,sporulasi, pelepasan spora, serta penyebaranspora. Banyak patogen yang memerlukancahaya dengan gelombang tertentu untukbersporulasi dan untuk pelepasan sporanya.

Radiasi dan cahaya mempunyai peranan bagiperkembangan epidemiologi dan biologi

patogen. Siklus hidup patogen dapat berubahdengan berubahnya priode cahaya terang dangelap. Infektivitas konidia beberapa patogendipengaruhi oleh intensitas cahaya. Sinar ultraviolet (UV) dapat menekan perkembanganpatogen dalam waktu tertentu dan dapatmengakibatkan pembentukan spora patogen.

 

 

Page 16: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 16/23

• Angin sangat berperan untuk membantu pelepasan danpenyebaran konidia. Dengan arus angin atau tekanan turbulensikonidia akan terlepas dari konidiofor. Selanjutnya dengan arusangin tersebut konidia akan terangkut ke tempat jauh dan disebar ke wilayah yang luas.

 Arus angin berputar atau turbulensi konidia yang terdapat padatanaman karet yang rentan atau dipermukaan tanah dapat diangkutke tajuk tanaman karet yang tingginya dapat mencapai 13-15 meter 

Angin berpengaruh terhadap perkembangan penyakit melaluiperannya dalam penyebaran inokulum. Bertiupnya angin dapatmenyebarkan spora jamur dan serangga vector sampai jarak yangsangat jauh, bisa sampai antar wilayah, antar provinsi, antar Negara bahkan antar benua. Spora patogen yang terdapat diudarasangat bergantung pada kecepatan dan arah angin untuk dapatmenemukan inangnya. Angin yang kencang juga dapat

menyebabkan terjadinya luka mekanik yang menguntungkanpatogen-patogen luka dan air borne untuk menginfeksi inangnya.

 

Page 17: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 17/23

• Hembusan angin sangat menguntungkan bagi patogen seperti

 jamur yang menghasilkan spora kering dimana letak sporofornya

agak menonjol dipermukaan. Contoh konidiospora

Helmintosporium maydis penyebab penyakit hawar daun jagung.

Namun demikian hembusan angin yang terlalu kencang juga

dapat mempercepat keringnya permukaan tanaman sehingga bila

ada pathogen yang sedang dalam proses infeksi dapat

menggagalkan proses tersebut.

Faktor fisik lain yang berpengaruh terhadap perkembangan suatu

penyakit adalah mulsa. Pengaruh mulsa umumnya terhadap

mikroklimat, dan juga terhadap hama, penyakit dan gulma. Mulsa

organik dapat menurunkan suhu tanah selama musim panas didaerah beriklim sub-tropika dan menaikkannya selama musim

dingin. Keadaan demikian akan dapat mempengaruhi

perkembangan suatu penyakit. Selain itu jenis mulsa plastik baik

yang berwarna transparan ataupun hitam.

Page 18: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 18/23 

Page 19: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 19/23

 Derajat keasaman (pH) tanah, nutrisi tanaman dan

pestisida. Derajat keasaman tanah berpengaruh

terhadap perkembangan penyakit karena dapat

menciptakan keadaan yang tidak disukai pathogen. Didaerah segunung Cipanas Jawa barat pada pH netral

(6,5-7,0) intensitas serangan kudis yang disebabkan oleh

Streptomyces scabies pada umbi kentang akan lebih

berat. Sebaliknya apabila pH tanah cukup masam (5,2kebawah) maka tanaman akan terbebas dari serangan

pathogen tersebut. Sebaliknya pathogen karat kubis

(Plasmodiophora brassicae) akan berkembang pesat

pada pH masam dan tertekan apabila pH tanah netral

atau basa.

 

Page 20: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 20/23

Nutrisi tanaman berperanan dalam perkembangan penyakittanaman . Pengaruh nutrisi lebih pada pengaruhnyaterhadap ketahanan tanaman terhadap pathogen. Hal ini

karena pada kondisi tanaman kekurangan nutrisi, akanmenguntungkan pathogen yang merupakan parasit lemahsebaliknya kondisi nutrisi yang baik juga dapatmenguntungkan beberapa jamur biotrophic. Beberapaunsur makro yang diketahui sangat esensial bagi

tanaman adalah N, P, dan K disamping unsur lainnyatermaksud unsure hara mikro. Pada beberapa kasuskelebihan ataupun kekurangan suatu unsur tertentu dapatmeningkatkan ketahanan terhadap patogen atausebaliknya bahkan menurunkan ketahanan tanaman

terhadap pahogen.

 

Page 21: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 21/23

pestisida pada umumnya adalah untuk menekan

perkembangan penyakit tanaman, namun pada

kenyataannya saat ini penggunaan pastisidatersebut mengakibatkan timbulnya strain-strain

patogen yang baru yang lebih virulen sehingga

membuka peluang terjadinya epidemic. Sampai

saat ini pestisida masih digunakan tetapi hanyaterbatas pada pilihan terakhir. Efek lainnya

penggunaan pestisida ini mengakibatkan tidak

saja matinya pathogen tertentu tetapi juga

musnahnya mikroorganime yang bermanfaatbagi tanaman.

 

Page 22: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 22/23

• Faktor lingkungan biotik mempunyai pengaruh terhadapperkembangan penyakit tanaman. Lingkungan biotic itu

meliputi mikroorganisme seperti mikroflora. Keberadaanmikroorganisme pada permukaan suatu daunberpengaruh terhadap perkembangan patogen yangmenyerang tanaman tersebut. Mikroorganisme tersebutmenggunakan eksudat daun tersebut. Meskipun

keberadaan mikroorganisme ada yang bersifat negatif ada juga yang bersifat positif dan ada juga yang bersifatnetral. Keberadaan organisme di sekitar tanaman yangbersifat negatif bagi patogen merupakan prinsip yangdigunakan oleh para ahli dalam pengendalian penyakit

tanaman secara biologis (biological control). Interaksinegatif antara patogenesis, kompetisi, antibiosis atauantagonisme. Prinsip ini digunakan untuk mengendalikanpopulasi suatu patogen atau suatu musuh tanaman.

Page 23: kuliah epidemiologi 3 (S2)

5/17/2018 kuliah epidemiologi 3 (S2) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-epidemiologi-3-s2-55b07d8223901 23/23