kufur

7
61 PEMBANGKANGAN ORANG MUSYRIK (QS. 36 Yasin : 45-48) “Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat", (niscaya mereka berpaling). Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Nafkahkanlah sebahagian dari rezki yang diberikan Allah kepadamu", maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: "Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia (Allah) akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata". Dan mereka berkata: "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?" Dari ayat ini dapat diketahui bahwa ada 4 (empat) tanda kekufuran seseorang kepada Allah SWT, yakni : a. Tidak takut dengan beratnya siksa akibat dosa. b. Bila ditunjukkan “Ayat-ayat Allah” baik Qur’aniyyah maupun Kauniyyah (yang ada di semesta alam) selalu berpaling. c. Menolak perintah untuk berinfaq shodaqoh. d. Tidak percaya akan tibanya Hari Qiyamat. Ada ikhtilaf diantara Ulama tentang kalimat pada ayat ke-45, tentang : (Apa yang ada dihadapanmu dan apa yang ada di belakangmu) Diantaranya adalah: 1. Menurut Tafsir Jalalain, arti ayat : “Apa yang dihadapanmu” yakni : Siksa Dunia seperti ummat yang lainnya. Sedangkan “Apa yang akan datang” adalah Siksa akherat. 2. Ibnu Abbas dan Jubair ra. dan Mujahid, dalam Tafsir Qurthubi adalah : Dosa-dosa yang telah lalu dan dosa-dosa yang akan datang”

Upload: prima9

Post on 12-Jul-2015

128 views

Category:

Lifestyle


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: kufur

61

PEMBANGKANGAN ORANG MUSYRIK (QS. 36 Yasin : 45-48)

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Takutlah kamu akan siksa yang di

hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat", (niscaya mereka berpaling). Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka

suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka

selalu berpaling daripadanya. Dan apabila dikatakan kepada mereka:

"Nafkahkanlah sebahagian dari rezki yang diberikan Allah kepadamu", maka

orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman:

"Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah

menghendaki tentulah Dia (Allah) akan memberinya makan, tiadalah kamu

melainkan dalam kesesatan yang nyata". Dan mereka berkata: "Bilakah

(terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang

benar?"

Dari ayat ini dapat diketahui bahwa ada 4 (empat) tanda kekufuran

seseorang kepada Allah SWT, yakni :

a. Tidak takut dengan beratnya siksa akibat dosa.

b. Bila ditunjukkan “Ayat-ayat Allah” baik Qur’aniyyah maupun

Kauniyyah (yang ada di semesta alam) selalu berpaling.

c. Menolak perintah untuk berinfaq shodaqoh.

d. Tidak percaya akan tibanya Hari Qiyamat.

Ada ikhtilaf diantara Ulama tentang kalimat pada ayat ke-45, tentang :

(Apa yang ada dihadapanmu dan apa yang ada di belakangmu)Diantaranya adalah:

1. Menurut Tafsir Jalalain, arti ayat :

“Apa yang dihadapanmu” yakni : Siksa Dunia seperti ummat yang lainnya.

Sedangkan “Apa yang akan datang” adalah Siksa akherat.

2. Ibnu Abbas dan Jubair ra. dan Mujahid, dalam Tafsir Qurthubi adalah :

“Dosa-dosa yang telah lalu dan dosa-dosa yang akan datang”

Page 2: kufur

62

Ayat ini mengajak kita untuk takut kepada siksa yang akan dijatuhkan Allah

SWT akibat dosa-dosa kita. Baik siksa di Dunia ataupun di Akherat kelak.

Menurut Ibnu Katsir, maksud penggalan ayat ke-46 yang berbunyi :

adalah :

“Apabila datang kepada mereka, orang kafir, tanda (ayat) yang menunjukkan

Keesaan Allah (Tauhid) dan Kebenaran Rasul (Nabi Muhammad saw), maka

mereka selalu berpaling menolaknya”.

Jawaban orang kafir pada ayat ke-47, saat diajak untuk berinfaq kepada

orang miskin dari kalangan beriman, yang menurut Tafsir Hamami yang

mengajaknya itu adalah para Shahabat Nabi, dengan mengatakan :

"Apakah kami (orang kafir Mekkah) akan memberi makan kepada orang-

orang (miskin yang beriman) yang jika Allah menghendaki tentulah Dia

(Allah) akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan

yang nyata".

Merupakan :

“Sebuah penghinaan dan cemoohan dari orang kafir, bahwa dengan masuk

Islam mengikuti agama Nabi Muhammad ternyata mereka masih saja miskin.

Mengapa harus membantu, padahal jika mereka menyembah Allah saja seharusnya

Allah memberi kekayaan kepada mereka ?

Pendapat mereka orang kafir ini merupakan pendapat yang keliru. Itulah

makna

(Tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata)menurut Ibnu Katsir dalam Tafsirnya.

Mengapa keliru ?

Sebab Kaya dan miskin dalam pandangan Islam adalah Ujian Allah. Allah

akan memberikan rizqi kepada siapa yang dikehendaki-Nya, demikian pula untuk

menahan turunnya rizqi tersebut kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Allah berfirman :

“Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan

rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (nya).

Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”.

(QS. 42 Asy-Syura : 12)

Page 3: kufur

63

TIUPAN SANGKAKALA MALAIKAT

ISRAFIL SEBAGAI TANDA TIBANYA ERA

HARI QIYAMAT (QS. 36 Yasin : 49-54)

“Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan

membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar. Lalu mereka tidak

kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada

keluarganya. Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar

dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka

berkata: "Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari

tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha

Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). Tidak adalah teriakan itu selain

sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada

Kami. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan

kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan”.

Menurut Ibnu Abbas ra. dalam Tafsir Surat Yasin karya Syeikh Hamami

Zadah, dan ‘Ikrimah dalam Tafsir Qurthubi, bahwa : “Yang dimaksud dengan as-

shayhah atau teriakan (dalam QS. 36 Yasin : 49) adalah Tiupan yang pertama pada

Hari Qiyamat”.

Sedangkan kalimat (sedang bertengkar), dalam ayat akhir ayat

ke-49 ini adalah dalam urusan-urusan dunia seperti saat jual beli di pasar, dan lain-

lain. Ini menunjukkan datangnya Hari Qiyamat itu secara tiba-tiba, tanpa terduga

termasuk pada saat manusia sedang bertengkar dalam berbagai urusan bisnisnya.

Sebagaimana Al-Hadits dalam Tafsir Surat Yasin karya Syeikh Hamami

Zadah, bahwa Rasulullah saw bersabda :

“Sungguh Hari Qiyamat pasti akan terjadi. Dan sungguh ketika dua orang

membentangkan kain saat jual beli, keduanya belum sempat melipat kain

Page 4: kufur

64

(dagangannya tersebut), tiba-tiba keduanya mati mendadak. Hari Qiyamat pasti terjadi. Ketika seseorang mengangkat makanan ke mulutnya, lalu ia

tidak bisa memakannya. Hari Qiyamat pasti terjadi. Ketika seseorang

memberi minum hewan ternaknya, namun ia tidak dapat mengangkat kedua

kakinya. Hari Qiyamat pasti terjadi. Ketika seseorang mengangkat

timbangan (dagangannya) dan belum sempat menurunkannya”.

Hadits yang hampir sama dalam Tafsir Qurthubi, diriwayatkan oleh Na’im dari Abu

Hurairah ra.

Ayat pada QS. 36 Yasin : 51-52 yang berbunyi :

(Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera

dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduh

celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami

(kubur)?" Inilah yang dijanjikan Tuhan Yang Maha Pemurah dan benarlah

para Rasul-Nya),

Kata menurut Kamus Arab-Indonesia karya Prof DR. H.Mahmud

Yunus, adalah : “Terompet dari tanduk”. Bahkan dalam Tafsir Ibnu Katsir menurut

HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr ra, bahwa seorang Arab bertanya kepada

Rasulullah saw :

“Apakah Ash-Shur itu ? Rasulullah saw menjawab : “Tanduk yang ditiup”

(HR. Ahmad)

Sedangkan Al-Qur’an dan Terjemahnya karya Departemen Agama RI, tahun 1989,

kata Ash-Shuur diterjemahkan dengan sangkakala.

Ayat ke-51 ini merupakan dalil tentang adanya Tiupan Sangkakala yang

membangkitkan semua yang mati dari dalam Quburnya. Yang meniupnya adalah

Malaikat Israfil, yang menurut Tafsir Qurthubi , hal itu sudah merupakan ijma

ummat. Didasarkan kepada Hadits Nabi saw dalam Al-Habaik fi Akhbaril Malaik

karya As-Suyuthi dijumpai HR. Ahmad, Al-Hakim dan Ibnu Mardawaih dari Abu

Said ra, telah bersabda Nabi Muhammad saw :

“Malaikat Israfil adalah Peniup Sangkakala”

(HR. Ahmad, Al-Hakim, Ibnu Mardawaih)

Menurut Ibnu Katsir, tiupan ini adalah Tiupan ke-3. Sedangkan menurut

Tafsir Qurthubi dan Jalalain, tiupan ini merupakan Tiupan ke-2. Dan jarak antara

Tiupan I dan II itu adalah 40 tahun. Dalilnya adalah HR. Mubarak bin Fadlolah

dari Hasan berkata, Rasulullah saw bersabda :

Page 5: kufur

65

“Antara 2 tiupan adalah 40 (empat puluh) tahun. Tiupan Yang pertama

Allah mematikan dengannya setiap yang hidup. Dan tiupan yang lain, Allah

menghidupkan dengannya setiap yang mati” (HR. Mubarak bin Fadlolah ; Sumber : Tafsir Qurthubi)

Ulama yang berpendapat ada 3 (tiga) tiupan Malaikat Israfil yakni nafkhatul

faza’ (tiupan yang mengejutkan), nafkhatush sha’aq (tiupan yang mematikan) dan

nafkhatul ba’ts (tiupan yang membangkitkan), mendasarkan pendapatnya diantaranya

kepada ayat Qur’an sebagai berikut :

“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala

yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah”.

(QS. 27 An-Naml : 87)

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi

kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali

lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-

masing)”.

(QS. 39 Az-Zumar : 68)

Jika QS. 27 An-Naml : 87 merupakan dalil untuk nafkhatul faza’ (tiupan yang

mengejutkan), maka QS. 39 Az-Zumar : 68 merupakan dalil untuk nafkatush sha’aq

(tiupan yang mematikan) dan nafkhatul ba’ts (tiupan yang membangkitkan).

Diantara Hadits Nabi yang berbicara tentang Malikat Israfil dan

sangkakalanya adalah HR. Muslim dalam kitab Shahihnya sebagaimana dikutip Ibnu

Katsir dalam Tafsirnya, bahwa Rasulullah saw bersabda :

“Sesungguhnya Israfil benar-benar telah meletakkan sangkakala dalam

mulut dan menundukkan dahinya menunggu kapan diperintahkan untuk meniup”

(HR. Muslim)

Page 6: kufur

66

juga dalam Kitab Al-Habaaik fi Akhbaril Malaik karya Imam Jalaluddin As-

Suyuthi, ada Hadits Nabi, diantaranya :

1. HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, dan dia menshahihkannya, Adz-Dzahabi

berkata, “Shahih menurut Syarat Muslim”.HR. Abu Asy-Syaikh dan Ibnu

Mardawaih dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda :

“Sesungguhnya sejak ditugaskan, mata penjaga sangkakala itu selalu siap

menunggu disekitar ‘Arsy karena takut disuruh berteriak sebelum matanya

berkedip. Kedua matanya seperti dua bintang yang terang”

2. HR. Tirmidzi, dan dia menghasankannya, HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi dari

Abu Sa’id Al-Khudri ra., Rasulullah saw bersabda :

“Bagaimana aku bisa tenteram, sedangkan penjaga sangkakala telah

menelan tanduk, memalingkan keningnya, dan telah siap-siap mendengarkan

untuk menunggu kapan dia diperintahkan-Nya untuk meniup. Mereka

bertanya : “Apa yang harus kami ucapkan ya Rasulullah ? Beliau menjawab

: “Katakanlah

(Cukuplah bagi kami, Allah sebagai pelindung kami dan Allah adalah sebaik-

baik pelindung dan atas Allah lah kami bertawakkal)”

3. HR. Abu Asy-Syaikh dari Wahb, :

“Allah SWT menciptakan sangkakala itu sebuah mutiara putih dalam kaca

yang sangat bersih.Lalu Dia berfirman kepada ‘Arasy : “Ambilah sangkakala

itu. Maka ia (sangkakala) itu bergantung padanya (‘Arasy). Lalu Allah

berfirman : Jadilah! Maka jadilah Israfil, dan Dia (Allah) memerintahkannya

untuk mengambil sangkakala itu. Maka dia (Israfil) mengambilnya, dan

bersamanya ada sebuah lubang sejumlah semua ruh makhluk dan semua

napas yang dihembuskan. Dua ruh tidak akan keluar dari satu lubang. Dan

ditengah-tengah sangkakala itu ada lubang angin seperti bulatan langit dan

bumi. Sementara Israfil meletakkan mulutnya diatas lubang angin itu.Lalu

Tuhan berfirman kepadanya :“Aku telah menugaskanmu mengurus

sangkakala ini. Maka tugasmu adalah meniup dan berteriak. Lalu Israfil

masuk ke bagian depan ‘Arasy, dia memasukkan kaki kanannya di bawah

‘Arasy dan mengeluarkan kaki kirinya. Dan dia tidak pernah berkedip sejak

Allah menciptakannya untuk menunggu apa yang diperintahkan-Nya “.

Ayat ke-53-54 berbicara tentang Yaumul Mahsyar (Hari dikumpulkannya manusia

dan jin di Padang Mahsyar) untuk dihisab dan dimizan dengan seadil-adilnya oleh

Allah SWT. Allah berfirman, yang artinya :

“Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka

semua dikumpulkan kepada Kami. Maka pada hari itu seseorang tidak akan

dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah

kamu kerjakan”.

Ayat ini senada dengan ayat lain, yakni :

Page 7: kufur

67

“(Yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya, itulah hari keluar (dari kubur)”.

(QS. 50 Qaaf : 42)

“Maka berpalinglah kamu dari mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang

penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari

pembalasan), sambil menundukkan pandangan, mereka keluar dari

kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, mereka datang

dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: "Ini adalah

hari yang berat".

(QS. 54 Al-Qamar : 6-8)

Sehubungan dengan tiupan sangkakala Malaikat Israfil yang menghancurkan

tatanan semesta alam ini, penulis mencoba bertanya kepada DR. Rernat. Kosim,

MSc, seorang pakar fisika Unram, tentang kemungkinan terjadinya ditinjau dari

kacamata ilmu pengetahuan modern. Sebab pengertian ayat

yang artinya “Dan ditiuplah sangkakala” atas dasar berbagai Hadits Nabi di atas,

tampak bahwa ia adalah energi suara yang ditiupkan melalui terompet

(sangkakala). Selengkapnya pakar fisika Unram ini mengatakan sebagai berikut :

Bunyi merupakan gelombang mekanik yang perambatannya memerlukan

medium, baik itu medium padat, cair ataupun gas (udara). Sedangkan sumbernya

bunyi terjadi karena adanya getaran medium atau ledakan. Oleh karena itu bunyi

dapat kita bagi dalam 3 macam, yakni :

1. Nada, yang getarannya periodik (teratur) seperti bunyi seruling, senar dan

lain-lain.

2. Desir, yang getarannya tidak periodik seperti suara deburan ombak.

3. Letusan, yang getarannya tidak periodik dan berlangsung dalam waktu

singkat, seperti ledakan bom, dentuman meriam dan lain sebagainya.

Peristiwa tiupan terompet oleh malaikat Israfil, jelas merupakan rambatan

gelombang bunyi. Tiupan mempunyai makna bahwa ada energi udara yang keluar

melalui terompet sekaligus mengeluarkan bunyi yang dirambatkan udara,

walaupun diruang angkasa ini hampa udara. Karena adanya angin dari tiupan

sangkakala, maka di alam raya yang semula vakum (hampa) udara menjadi terisi

udara. Dan bunyi terompet akan sampai ke semua benda langit sebagai bunyi

ledakan yang berlangsung sesaat.