kromatografi permeasi gel 1

26
BAB I Pendahuluan Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak berhubungan dengan sifat spesifik senyawa terukur. Analisis meliputi pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran. Banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik paling banyak digunakan. Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani Rusia, pada tahun 1906. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang berarti warna dan ‘Graphos’ yang berarti menulis. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fasa. Satu fasa tinggal pada system dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya, dinamakan fasa gerak, memperkolasi melalui celah-celah fasa diam. Gerakan fasa menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan. Ada banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik paling banyak digunakan. Kromatografi merupakan metode pemisahan yang sederhana. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada

Upload: cupitcute

Post on 19-Jun-2015

2.237 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kromatografi Permeasi Gel 1

BAB I

Pendahuluan

Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak

berhubungan dengan sifat spesifik senyawa terukur. Analisis meliputi

pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang

dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran.

Banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik paling banyak

digunakan. Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang

ahli botani Rusia, pada tahun 1906.

Kromatografi berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang berarti warna

dan ‘Graphos’ yang berarti menulis. Kromatografi mencakup berbagai proses

yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua

fasa. Satu fasa tinggal pada system dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya,

dinamakan fasa gerak, memperkolasi melalui celah-celah fasa diam. Gerakan fasa

menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan.

Ada banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik

paling banyak digunakan. Kromatografi merupakan metode pemisahan yang

sederhana. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada

perbedaan distribusi dari penyusunan cuplikan antara dua fasa.Satu fasa tetap

tinggal pada system dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya dinamakan fasa gerak

menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan. Prosedur kromatografi

masih dapat digunakan, jika metode klasik tidak dapat dilakukan karena jumlah

cuplikan rendah, kompleksitas campuran yang hendak dipisahkan atau sifat

berkerabat zat yang dipisah.Kromatografi ada bermacam-macam diantaranya

kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, penukar ion, penyaringan gel dan

elektroforesis. Namun dalam makalah ini kita akan mengulas suatu teknik

kromatografi yang baru yaitu kromatografi penyaringan gel.

Kromatografi Penyaringan Gel merupakan proses pemisahan dengan gel

yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai

Page 2: Kromatografi Permeasi Gel 1

ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti

saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya.

Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan

dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang

menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer. Selanjutnya

akan di bahas dengan dalam pada makalah ini.

Page 3: Kromatografi Permeasi Gel 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Teori Kromatografi Permeasi Gel (KPG)

Kromatografi gel merupakan metode kromatografi baru, meliputi

kromatografi eksklusi, kromatogeafi penyaring gel, dan kromatografi permeasi

gel. Kromatografi ini paling mudah dimengerti dan paling mudah dikerjakan.

Selain kesederhanaannya, teknik ini sangat berguna.

Metode ini dapat digunakan terhadap suatu cuplikan yang larut dan

penggunaan utama kromatografi gel biasanya dalam salah satu dari tiga hal ini.

Pertama, kromatografi gel sangat berguna untuk untk pemisahan spesies dengan

berat molekul tinggi (BM >2000), terutama yang tak terionkan. Selain dariresolusi

dari setiap makromolekuler seperti protein dan asam nukleat, kromatografi gel

dapat digunakan untuk mendapatkan distribusi berat molekul dari polimer sintetis.

Kedua, campuran sederhana dapat dipisahkan secara mudah dengan kromatografi

gel, terutama jika penyusun campuran itu memiliki berat molekul yang sangat

berbeda. Untuk hal ini dapat dilakukan dalam jumlah besar. Ketiga, kromatografi

gel sangat cocok untuk kerja awal, pemisahan eksplorasi dari cuplikan yang tak

diketahui. Pemisahan ini memberikan gambaran isi cuplikan, sehingga dapat

diketahui dengan cepat apakah cuplikan itu memiliki berat molekul rendah atau

berat molekul tinggi.

Kromatografi gel memiliki beberapa keuntungan dalam penggunaannya:

1. pita-pita sempit.

2. waktu pemisahan pendek.

3. waktu pemisahan mudah diramalkan.

4. Harga Tr sesuai dengan ukuran cuplikan.

5. tidak terjadi kehilangan cuplikan atau reaksi selama pemisahan.

6. hanya terjadi sedikit masalah dalam deaktivasi kolom.

Kromatografi gel juga memiliki kelemahan:

Page 4: Kromatografi Permeasi Gel 1

1. kapasitas terbatas.

2. tidak dapat digunakan untuk cuplikan yang mempunyai ukuran hampir

sama.

3. prinsip pemisahan tidak seperti kromatografi lain.

Kekuranga yang paling menonjol adalah kapasitas puncak yang terbatas.

Ini berarti hanya ada sedikit pita yang dapat dihubungkan dengan kromatogram

total, karena kromatogram cukup pendek semua senywa terelusi sebelum to. Pada

kromatografi gel jarang terlihat lebih dari enam pita pada satu kromatogram. Ini

berarti bahwa kromatografi gel biasanya tidak dapat memisahkan secara sempurna

suatu cuplikan kompleks, tanpa pemisahan lebih lanjut dengan metode lain.

Kekurangan kedua adalah tidak dapat memisahkan senyawa-senyawa yang

mempunyai ukuran hampir sama. Hal ini menyingkorkan kromatografi gel dalam

banyak masalah pemisahan senyawa yang penting, termasuk pemisahan isomer.

Perbedaan pada kromatografi gel adalah prinsip pemisahan yang berbeda dengan

yang digunakan metode kromatografi lain. Konsep factor pemisahan α, dan factor

kapasitas k’ tidak bisa digunakan. Susunan fasa gerak juga relative tidak penting

pada kromatografi gel.

Pengelompokkan berbagai penggunaan kromatografi gel biasanya dibagi

dalam dua teknik yaitu teknik filtrasi gel (pelarut air) dan kromatografi permeasi

gel (pelarut oragnik).

1. Fasa Diam

Pemisahan dalam kromatografi gel sebagian besar ditentukan oleh jenis

fasa diam yang digunakan. Oleh karena itu, pemilihan gel atau fasa diam untuk

suatu pemisahan merupakan langkah penting.

Fasa diam yang digunakan untuk kromatografi gel merupakan bahan

dalam ukuran pori berbeda-beda dimana setiap ukuran cocok untuk pemisahan

senyawa yang tertentu berat molekulnya. Kebanyakan dengan kromatografi

permeasi gel digunakan fasa diam polistirena berpori yang mempunyai ikatan

silang divinil benzena. Poragel dan Bio-Bead dapat untuk memisahkan senyawa

Page 5: Kromatografi Permeasi Gel 1

yang relative kecil sampai dengan berat molekul sekitar 20.000. Styragel untuk

memisahkan senyawa besar dengan berat molekul 20 juta. Gel vinil asetat berpori

serupa dengan gel polistirena, tetapi untuk senyawa dengan berat molekul rendah.

Merkogels pori kecil lebih baik digunakan untuk pemisahan senyawa dengan

berat molekul kurang dari 2000, dan kurang dari sejuta.

Fasa diam untuk kromatografi permeasi gel ( Pelarut organik )

Polistirena

Poragel, Styragel Waters

Bio-Bead-S Bio-Rad Labs

Gel vinil asetat

Merckogel – OR E. Merck, EM Labs

Silika atau gelas berpori

Porasil Water

Bio-Glas Bio-Rad Labs

Merckogel-Si E. Merck, EM Labs

Kromatografi permeasi gel ( KPG ) dengan pelarut organic juga dapat

dikerjakan dengan fasa diam kaku dari silica atau gelas berpori. Bahan ini lebih

stabil daripada gel organic dan pengisian kolompun lebih mudah. Tetapi kerap

kali memberikan retensi yang jelek karena terjadi serapan oleh permukaan silica.

Kalibrasi suatu fasa diam menyatakan kemampuan suatu gel memisahkan

cuplikan yang berbeda berat molekulnya. Suatu kalinerasi adalah suatu grafik

ukuran molekul cuplikan terhadap retensi relative.

Senyawa dengan berat molekul antara A dan B dapat masuk ke dalam

beberapa pori yang sesuai dengan ukuran molekul itu. Oleh karena itu senyawa ini

terelusi sesuai dengan penurunan ukuran molekul. Daerah antara ( A < VR < B )

merupakan daerah ukuran molekulnya berbeda dan terdapat dalam daerah

fraksinasi.

Page 6: Kromatografi Permeasi Gel 1

Ukuran molekul dalam kromatografi gel ditentukan oleh panjang molekul.

Beberapa pabrik menyatakan kalibrasi dalam satuan panjang molekul (A ) dari

berat molekul. Untuk suatu kelompok senyawa ( misalnya proteina globular,

polistirena monodispersi dsb. ) berat molekul naik secara teratur sesuai dengan

panjang molekul, dan kalibrasi dapat dinyatakan dalam berat molekul. Retensi

dalam kromatografi gel, diukur dalam satuan tetapan distribusi Ko dimana

Harga Ko terdapat antara 0 ( eksklusi ) dan 1 ( permeasi total ).

Pabrik pembuat gel biasanya memberikan kalibrasi pendekatan untuk

suatu gel. Beberapa contoh diberikan dalam Gambar 75 untuk berbagai gel

polistirena yang dijual oleh Waters untuk Kromatografi Permeasi Gel. Kurva

kalibrasi yang tepat harus ditertapkan sendiri oleh pemakai untuk setiap kolom gel

dengan menggunakan baku polimer seperti yang digunakan dalam Gambar 75.

Alur kalibrasi untuk berbagai gel polistirena dijual oleh Waters untuk permeasi

gel.

Page 7: Kromatografi Permeasi Gel 1

2. Fasa Gerak

Dalam kromatografi gel, tidak seperti pada kromatografi cairan lainnya,

fasa gerak tidak diubah – ubah untuk mengatur resolusi. Fasa gerak dipilih dengan

kekentalan rendah pada suhu pemisahan ( supaya harga N tinggi ) dan untuk

melarutkan cuplikan. Fasa gerak dengan kekentalan rendah itu mempunyai titik

didih sekitar 25-50 C diatas suhu kolom. Jika cuplikan sukar larut, fasa gerak

dipilih supaya dapat melarutkan cuplikan.

Jika digunakan detector refraktometer, fasa gerak dipilih dengan indeks

refraksi optimum. Jika diperlukan kepekaan detector maksimum, indeks

refraksifasa gerak harus berbeda besar dengan indeks refraksi cuplikan.

Pengaruh fasa gerak pada fasa diam yang tak kaku untuk kromatografi gel

harus dipertimbangkan. Berbagai gel untk kromatografi permeasi gel dapat tahan

terhadap berbagai pelarut organic, tetapi ada perkecualian untuk aseton dan

alcohol tidak boleh digunakan dengan fasa diam polistirena.

3. Variabel Pemisahan Lainnya

Suhu dalam kromatografi gel dapat dinaikkan untuk cuplikan yang sukar

larut. Supaya mudah, semua pemisahan kromatografi gel dilakukan pada suhu

kamar. Tetapi beberapa polilefina dan poliamina berat molekul tinggi memerlukan

Suhu 100-135 C untuk pemisahan dengan perneasi gel, karena cuplikan ini tidak

cukup larut dalam suhu rendah.

kalibrasi suatu kolom pada kromatografi gel dapat dilakukan dengan

bebagai cara. Kolom kromatografi permeasi gel biasanya dikalibrasi dalam

besaran panjang molekul atau diameter hidrodinamis ( A ). Sebab ukuran molekul

dalam kromatografi gel pada kenyataannya ditentukan oleh volume hidrodinamis,

yang berhubungan dengan panjang maksimum dari suatu molekul secara luas ,

lihat gambar 79. Pada waktu melihat pertama kali dapat membingungkan, Karena

jalan masuk pori gel seperti lebih ditentukan oleh penampang melintang

minimum, daripada oleh panjang molekul maksimum. Pada kenyataannya, hal ini

Page 8: Kromatografi Permeasi Gel 1

untuk pemisahan molekul kecil pada penyaringan molekul Linde 5A, dengan

eksklusi isoalkana yang lebih lebar tetapi lebih pendek. Pada kromatografi gel

yang dipisahkan lebih besar, waktu pemisahan lebih pendek. Molekul – molekul

yang tidak dapat masuk ke dalam pori, kemungkinan masuk itu naik dengan

turunnya diameter hidrodinamis. Penjelasan dasar antara pemisahan pada

penyaringan molekul dan kromatografi gel.

Gambar 79. Ukuran molekul pada kromatografi gel sebagi fungsi dari panjang

molekul.

Alur kalibrasi yang dibuat oleh pabrik biasanya hanya pendekatan. Oleh

karena itu perlu dibuat kalibrasi yang benar untuk setiap kolom yang digunaka.

kalibrasi kolom untuk Kromatografi permeasi gel digunakan baku polistirena dan

poliglikol yang diketahui panjang molekulnya. Fraksi sempit meliputi rentang

ukuran molekul lebih dari 50 A. Ukuran molekul kecil digunakan n-alkana yang

panjang molekulnya ditentukan dengan

Lm = 2,5 + 1,25 n ( A )

N adalah jumlah atom karbon dalam molekul itu. Sebagai contoh, Lm n-pentana

adalah 2,5 + 1,25(5) = 8,75 A. Dalam hal ini senyawa baku diijeksikan dan Vr

diukur : dibuat alur harga Vr terhadap panjang molekul, seperti pada gambar 75.

Hubungan berat molekul dan panjang molekul sering sangat perlu, karena

ini dapat untuk mengubah besaran panjang dalam kromatografi gel ke distribusi

berat molekul dalam besaran berat molekul. Molekul polietilena linier dengan

panjang (dalam A) setara dengan 1,25n, dan berat molekul sama dengan n kali

x-x-x x-xsolut x-x

y

Fasa gerakGel padat

pori

Page 9: Kromatografi Permeasi Gel 1

berat monomer dibagi dua. Dalam hal ini monomernya adalah etilena ( n=2) dan

berat molekulna 28, maka berat molekul polietilena linier sama dengan ( berat

molekul monomer / 2) n/1,25n kali panjang, Lm ( dalam A ) atau

Berat molekul = 11 Lm ( polietilena linier )

Untuk polimer etilena tersubstitusi

Berat molekul = ( berat monomer / 2,5 ) Lm

Sebagai contoh, berat monomer polistirena adalah 104, maka berat

molekul oligomer polistirena adalah 41 kali panjang molekul Lm. Faktor

perbandingan antara berat molekul dan panjang molekul polietilena adalah 11,

untuk polistirena 41, ii dinaakan factor Q. Karena factor Q dari polimer sintetis

bervariasi antar 11 dan 41, harga rata-rata dianggap 20 untuk estimasi berat

molekul polimer.

Tabel 22 Hubungan Berat molekul dan panjang molekul.

Jumlah C

(n-alkana)

Lm ( A ) Polietilena Berat

molekul

Polivinil

klorida

Polistirena Proteina

globular

5

10

20

8.8

15

27.5

100

1000

10 4

10

10

1,000

11,000

111,000

1,1 x 10

11 x 10

2,500

25,000

250,000

2,5 x 10

25 x 10

4,100

41,000

410,000

4,1 x 10

41 x 10

7,000

70,000

6 x 10

1,8 x 10

5 x 10

Faktor Q polietilena = 11

Faktor Q PVC = 25

Faktor Q polistirena = 41

Page 10: Kromatografi Permeasi Gel 1

Faktor Q protein globular tidak digunakan,berat molekul tidak sebanding dengan

panjang molekul sebab molekulnya tidak begitu linier.

4. Alat Kromatografi Permeasi Gel (KPG)

Alat – alat yang dapat digunakan untuk pekerjaan Kromatografi Permeasi

Gel adalah

. All this in the same time, about 20-60 minutes, as a simple GPC runThe intensities may be converted to the Rayleigh factors in the usual way, as for a conventional Zimm plotA GPC column set is used to separate the macromolecules according to size, in the usual “big first” order of elution. After leaving the column, the molecules flow past a light scattering detector (using one or more angles) and then to a concentration detector.

Loop

pump

LS detectorDRI detector

Waste

Injector

Oven (optional) containing GPC columns

Filter/degasser Filter/degasser

Page 11: Kromatografi Permeasi Gel 1

B. Aplikasi Kromatografi Permeasi Gel (KPG)

1. PEMURNIAN ENZIM LIPASE DARI BAKTERI LOKAL DAN

APLIKASINYA DALAM REAKSI ESTERIFIKASI

Permurnian AHF (Antihemophilic Factor (Human))bahan pmbentuk konsetrat

Koate-DVI(obat anti hemofilia produksi MERCK)

Dalam penelitian ini dilakukan pemurnian enzim lipase dan diuji

aktivitasnya serta ditentukan karakternya. Enzim lipase yang didapat selanjutnya

diaplikasikan untuk mengkatalisis reaksi esterifikasi asam laurat dengan alkohol.

Perlakuan enzim selanjutnya adalah pemurnian berdasarkan ukuran dengan kolom

kromatografi permeasi gel menggunakan sephadex G-100 sebagai fase diam.

Sampel diteteskan pada bagian atas kolom gel sephadex G-100 yang berfungsi

sebagai fase diam dan larutan buffer fosfat pH 8 yang berfungsi sebagai fase

gerak. Sampel enzim yang memiliki bobot molekul lebih besar dari pori-pori gel

akan melewati ruang antar pori-pori sehingga akan lebih dahulu keluar dari kolom

sebaliknya yang berbobot molekul lebih kecil akan masuk ke dalam pori-pori

matriks sehingga akan keluar lebih lambat. Setelah proses kolom berlangsung,

eluen ditampung pada wadah sebesar 15 ml. Eluen yang telah ditampung pada

wadah kemudian diukur kadar protein dan aktivitas enzimnya. Fraksi yang

memberikan aktivitas tinggi dikumpulkan dan dikarakterisasi serta ditentukan

aktivitas esterifikasinya.

GPC sering digunakan untuk menentukan berat relatif molekul polimer

sampel serta distribusi molecular weights. What GPC truly measures is the

molecular volume and shape function as defined by the intrinsic viscosity . GPC

tindakan apa yang benar-benar adalah molekular volume dan bentuk fungsi

sebagai ditetapkan oleh intrinsik kelekatan. Jika dibandingkan standar yang

digunakan, data ini relatif dapat digunakan untuk menentukan bobot molekular

dalam akurasi ± 5%. Polystyrene standar dengan PDI kurang dari 1,2 biasanya

digunakan untuk menyesuaikan dengan GPC. Sayangnya, polystyrene cenderung

menjadi sangat linear polimer dan karena itu sebagai standar itu hanya berguna

Page 12: Kromatografi Permeasi Gel 1

untuk membandingkan ke Polimer lainnya yang dikenal relatif linear dan ukuran

yang sama.

2. Penentuan Massa Molekul rata-rata dengan Alat Kromatografi

Permeasi Gel (KGP).

Teknik yang paling umum digunakan untuk mengukur massa molekul

rata-rata dari distribusinya adalah dengan alat Kromatof : Permeasi gel. Cara ini

adalah cara relative yang memerlukan kalibrasi dengan menggunakan suatu

polimer standar yang diketahui massa molekulnya dan memiliki distribusi massa

molekul yang sempit [3].

Prinsip Juri teknik ini adalah dengan menyuntikkan : larutan sampel dalam

system kromatografi dan dielusikan dengan pelarut yang baik bagi polimer

tersebut. Pada saat sampel terelusi pada kolom dengan. partikel yang berpori,

rantai polimer terpisahkan sesuai dengan ukurannya. Kareria rintangan sterik yang

dimilikinya, molekul yang lebih besar akan tertahan dan tidak memasuki pori,

hama pelarut saja yang dapat berpenetrasi ke dalam seluruh volume kolom.

Semakin besar ukuran partikel semakin kecil fraksi volume pori yang

dilalunya dan semakin cepat molekul itu terelusi dari kolom. Aliran zat terelusi

dianalisis oleh detektor yang mampu mendeteksi konsentrasi atau jumlah dari

polimer yang melaluinya pada suatu selang waktu. Dalam kebanyakan sistem

digunakan detektor indeks bias yang mengukur perubahan indeks bias dari zat

terelusi yang melalui detektor.

3. Sintesis, Karakterisasi kopolimer, Kopolimerisasi, Stiren, Poli(3-

hidroksibutirat)

Polimer sintetik misalnya polistiren telah banyak diproduksi, umumnya

digunakan untuk material pembungkus. Tidak seperti polimer alam, polimer

sintetik ini tidak dapat didekomposisi oleh mikroorganisme yang ada di

lingkungan sehingga menimbulkan permasalahan bagi lingkungan. Pembuatan

kopolimer dari polimer sintetik dengan polimer alam merupakan salah satu cara

untuk mengatasi masalah tersebut. Pada penelitian kali ini, kopolimer blok telah

Page 13: Kromatografi Permeasi Gel 1

dibuat melalui kopolimerisasi antara monomer stirena dan poli(3-hidroksibutirat)

dengan menggunakan benzoil peroksida sebagai inisiator. Hubungan antara

struktur dan sifat-sifat kopolimer hasil sintesis dianalisis menggunakan GPC (Gel

Permeation Chromatography).

a. Kromatografi gel cukup berguna untuk mendapatkan informasi awal tentang

cuplikan yang belum diketahui, terutama cuplikan yang mengandung polimer.

Gambar 80 adalah contoh pemisahan awal dari suatu perekat. Disini bagian utama

cuplikan adalah polimer PVA yang larut karena adanya surfaktan. Kedua surfak-

tan itu dapat dipisahkan dan kemudian dikarakterisasi dengan spectrometer in-

framerah.

5. Analisa bobot molekul alginate dengan metode kromatografi permeasi gel

Salah satu kaakterisasi yang menunjukkan kualitas polisakarida adalah

bobot molekul. Dalam penelitian ini, bobot molekul polisakarida alginat

ditentukan dengan metode kromatografi permeasi gel. Hasilanalisa boboy molekul

natrium alginat yang diisolasi dari sargasum polycystum adalah 120704 dan

183880 g/mol. Dari sargasum crassifolium 120704 dan 188231 g/mol sedangkan

dari Sargassum plagiophylium 119300 dan 194951 g/mol. Berdasarkan data bobot

molekul natrium algianate yang disolasi dari jenis Sargassum plagiophylum

mempunyai bobot molekul yang lebih tinggi.

Sebelum dilakukan analisa dengan kromatografi cair kinerja Tinggi sistem

gel permeasi, terlebih dahulu sampel natrium alginat dan standar alginat

dipreparasi yaitu dengan melarutkannya ke dalam dimetil sulfoksida dengan

konsentasi 0,1% masing – masing sampel diinjeksi dengan 10 ml.

Prinsip dasar dari pemisahan kromatogafi ini adalah berdasarkan

perbedaan ukuran – ukuran molekulnya dan yang dipengaruhi ole gaya gravitasi

dan absorpsi oleh fasa diam yang terbuat dari gel organik. Semakin besar molekul

suatu polimer akan semakin cepat terpisahkan. Hasil spektra pemisahan

Page 14: Kromatografi Permeasi Gel 1

kromatografi dari natrium alginat ang diisolasi dari ketiga jenis mikro alga adala

sebagai berikut:

Page 15: Kromatografi Permeasi Gel 1

Spektra standar natrium algianat adalah 3,0828 dan 3,290 menit. Munculnya 2

puncak pada spektum pemisahan dengan kromatografi gel permeasi disebabkan

Terpecahnya rantai natrium alginat. Proses pengendapan, penyaringan, pemanasan

dan preparasi menyebabkan rantai alginat terpecah menjadi fraksi molekul yang

bobot molekulnya lebih rendah sehingga memungkinkan terjadinya

penristribusian bobot. Hal ini dapat terjadi karena alginate merupakan poli ionic

dan polidispersi

Dengan metode kurva kalibrasi standar maka akan didapat bobot molekul

sample. Dalam hal ini waktu tambat berbanding terbalik dengan logaritma dari

berat molekul polisakarida.

Page 16: Kromatografi Permeasi Gel 1

PENUTUP

A. Kesimpulan

GPC memisahkan berdasarkan ukuran atau volume hydrodynamic (radius

putaran) dari analit. Ini berbeda dari teknik pemisahan yang lainnya dimana teknik

lain tergantung pada interaksi fisik atau kimia untuk memisahkan analit.

Sebagai teknik pemisahan GPC memiliki banyak keuntungan. Pertama, ia

memiliki cukup waktu yang ditetapkan pemisahan karena ada elution akhir

volume untuk semua unretained analit. Selain itu, GPC dapat memberikan band

sempit, walaupun ini aspek GPC lebih sulit untuk sampel polimer yang memiliki

luas kisaran molecular weights hadir. . Akhirnya, karena tidak berinteraksi analit

kimia atau fisik dengan kolom, ada yang lebih rendah kesempatan kehilangan

analyte untuk terjadi.Untuk menyelidiki contoh properti dari polimer khususnya,

GPC bisa sangat menguntungkan. GPC menyediakan lebih nyaman metode

penentuan bobot molekular dari Polimer. Bahkan sebagian besar sampel dapat

dianalisis secara menyeluruh dalam satu jam atau kurang.. Metode lain yang

digunakan di masa lalu adalah pecahan ekstraksi dan pecahan hujan. Karena

proses yang cukup intensif tenaga kerja dan bobot molekular massa Distro

biasanya tidak dianalisis.Oleh karena itu, GPC telah diizinkan untuk cepat dan

relatif mudah perkiraan bobot molekular dan distribusi untuk polimer sampel

Namun terdapat kelemahan ke GPC. Pertama, terdapat sejumlah puncak

yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat dari skala GPC berjalan. Selain itu,

sebagai suatu teknik GPC membutuhkan sedikitnya sekitar 10% perbedaan berat

molekul yang wajar untuk resolusi puncak terjadi. Dalam hal Polimer, molekular

massa yang sebagian besar dari rantai akan terlalu dekat untuk GPC pemisahan

untuk menampilkan sesuatu yang lebih luas daripada puncak. Another

disadvantage of GPC for polymers is that filtrations must be performed before

using the instrument to prevent dust and other particulates from ruining the

Page 17: Kromatografi Permeasi Gel 1

columns and interfering with the detectors. Lain yang merugikan GPC untuk

filtrations Polimer yang harus dilakukan sebelum menggunakan instrumen untuk

mencegah debu dan lainnya particulates ruining dari kolom dan campur dengan

kabel. Walaupun berguna untuk melindungi untuk instrumen, pra-penyaringan

dari sampel memiliki kemungkinan menghapus tinggi berat molekul sampel

sebelum dapat dimuat pada kolom.

Kromatografi gel memiliki beberapa keuntungan dalam penggunaannya:

1. pita-pita sempit.

2. waktu pemisahan pendek.

3. waktu pemisahan mudah diramalkan.

4. Harga Tr sesuai dengan ukuran cuplikan.

5. tidak terjadi kehilangan cuplikan atau reaksi selama pemisahan.

6. hanya terjadi sedikit masalah dalam deaktivasi kolom.

Kromatografi gel juga memiliki kelemahan:

kapasitas terbatas.

tidak dapat digunakan untuk cuplikan yang mempunyai ukuran hampir

sama.

prinsip pemisahan tidak seperti kromatografi lain.

Page 18: Kromatografi Permeasi Gel 1

Daftar Pustaka

Sudjadi, 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta: Fakultas Fadmasi Universitas

Gajah Mada

Underwood. 2005. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga

http://www.waters.com/waters_website/applications/polymer/gpc_chem.htm