korelasi variabel dependen dan interpretasi model regresi ... · korelasi variabel dependen dan...

60
INTERPRETASI MODEL REGRESI KORELASI VARIABEL DEPENDEN DAN INDEPENDEN Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel- variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Dengan Alpha 0,05 dan T tabel 1,66. Tanda Negatif menunjukkan Hubungan yang berlawanan arah terhadap Y (Kedalaman Genangan). Semua variabel independen signifikan secara statistik kecuali nilai konstanta. Berdasarkan tabel Anova diperoleh F hitung sebesar 20.292 dengan nilai signifikansi 0,000. Sedangkan nilai F tabel diperoleh pada tabel F dengan N 70 dan jumlah variabel 5 yaitu 2,35 dengan alpha 0.05. F hitung lebih besar dari pada F tabel maka kesimpulan yang bisa diambil yaitu koefisien determinasi signifikan secara statistik Uji F ANOVA f Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 5 Regression 24696.898 5 4939.380 13.642 .000 e Residual 23173.102 64 362.080 Total 47870.000 69 Kedalaman Genangan 1.000 kemiringan -.308 Jarak Sungai -.461 Catchment Area .265 Drainase .169 Lahan Pertanian -.076 Topografi .310 Curah Hujan -.086 Jenis Tanah .060 Vegetasi .159 Tanggul -.221 Landcover -.309 Model Unstandard ized Coefficients t Sig. B konstanta 78.107 6.758 .000 Jarak Sungai -.066 -4.397 .000 kemiringan -43.957 -4.940 .000 Cathment Area .027 3.867 .000 Lahan Pertanian -.080 3.011 .004 Variabel Drainase .022 2.468 .016

Upload: vulien

Post on 08-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

INTERPRETASI MODEL REGRESI KORELASI VARIABEL DEPENDEN DAN INDEPENDEN

Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Dengan Alpha 0,05 dan T tabel 1,66. Tanda Negatif menunjukkan Hubungan yang berlawanan arah terhadap Y (Kedalaman Genangan). Semua variabel independen signifikan secara statistik kecuali nilai konstanta.

Berdasarkan tabel Anova diperoleh F hitung sebesar 20.292 dengan nilai signifikansi 0,000. Sedangkan nilai F tabel diperoleh pada tabel F dengan N 70 dan jumlah variabel 5 yaitu 2,35 dengan alpha 0.05. Fhitung lebih besar dari pada Ftabel maka kesimpulan yang bisa diambil yaitu koefisien determinasi signifikan secara statistik

Uji F

ANOVAf Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

5 Regression 24696.898 5 4939.380 13.642 .000e Residual 23173.102 64 362.080 Total 47870.000 69

Kedalaman Genangan 1.000 kemiringan -.308 Jarak Sungai -.461 Catchment Area .265 Drainase .169 Lahan Pertanian -.076 Topografi .310 Curah Hujan -.086 Jenis Tanah .060 Vegetasi .159 Tanggul -.221 Landcover -.309

Model

Unstandardized

Coefficients t Sig.

B konstanta 78.107 6.758 .000

Jarak Sungai -.066 -4.397 .000 kemiringan -43.957 -4.940 .000

Cathment Area .027 3.867 .000 Lahan Pertanian -.080 3.011 .004 Variabel Drainase .022 2.468 .016

Output Sasaran 1

VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMA GENANGAN Jarak Sungai, kemiringan, Vegetasi, Daerah Tangkapan Air, Lahan

Terbangun.

VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP KEDALAMAN GENANGAN Jarak Sungai, kemiringan, Daerah Tangkapan Air, Lahan Pertanian, Drainase

MODEL REGRESI Y = 251.65 - 115,00 [kemiringan] - 0,194 [jarak sungai] + 0,084 [vegetasi] + 0,033 [catchment area] - 0,225 [lahan terbangun]

Sasaran 2 : Pemodelan tingkat bahaya banjir melalui variabel-variabel yang mempengaruhinya

Lama Genangan

Jamaluddin (2010) Klasifikasi 1 (Tidak bahaya), Durasi 0 – 48,4 jam Klasifikasi 2 (Sedikit bahaya), Durasi 48,4 – 96,8 jam Klasifikasi 3 (Cukup bahaya), Durasi 96,8 – 145,6 jam Klasifikasi 4 (Bahaya), Durasi 145,6 – 194 jam Klasifikasi 5 (Sangat bahaya), Durasi > 194 jam

Tidak Bahaya

(599,8 ha)

Bahaya (255,3ha)

Sangat Bahaya (30 ha)

Cukup Bahaya

(313,0ha)

Sedikit Bahaya

(141,4ha)

Kedalaman Genangan

Model Regresi Y = 78,107 - 0,066 [jarak sungai] - 43,957 [kemiringan] + 0,027 [catchment area] - 0,080 [lahan pertanian) + 0,022 [drainase]

Sasaran 2 : Pemodelan tingkat bahaya banjir melalui variabel-variabel yang mempengaruhinya

Jamaluddin (2010) Klasifikasi 1 (Tidak Bahaya), kedalaman 0 cm-10 cm. Klasifikasi 2 (Sedikit Bahaya), Ketinggian10 cm- 30 cm. Klasifikasi 3 (Cukup Bahaya), Ketinggian 30 cm-5cm. Klasifikasi 4 (Bahaya), Ketinggian 50 cm-70 cm. Klasifikasi 5 (Sangat Bahaya), Ketinggian >70 cm

Tidak Bahaya

(743,4 ha)

Bahaya (162,1ha)

Sangat Bahaya (11,8ha)

Cukup Bahaya

(195,6ha)

Sedikit Bahaya

(226,8ha)

0

50

100

150

200

250

Lahan Terbangun Catchment Area Vegetasi

6.7 0 0

52.9

0 0

71.3

0.97 4.23

67.7

11.2 0.7

58.2

221.4

1.6

Sangat BahayaBahayaCukup BahayaSedikit BahayaTidak Bahaya

0

50

100

150

200

250

300

350

Lahan Pertanian Catchment Area Drainase

4.6 0 0.1

119

0 2.2

153.8

0 5.7

163.7

1 8.8

338.1

232.5

19.8

Sangat Bahaya

Bahaya

Cukup Bahaya

Sedikit Bahaya

Tidak Bahaya

KEDALAMAN GENANGAN

0

100

200

300

400

500

600

Luas

30

255.3 313

141.4

599.8

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Luas Total

11.8

162.1 195.6

226.8

743.4

Sangat Bahaya

Bahaya

Cukup Bahaya

Sedikit Bahaya

Tidak Bahaya

LAMA GENANGAN

SASARAN 3: Arahan Adaptasi kawasan banjir berdasarkan hasil pemodelan Terhadap Lama Genangan SKENARIO RENCANA

Variabel Luas Ekisting

Luas dalam RDTRK

Prosentase Perubahan

Kemiringan 1341 Ha 1341 Ha 0% Jarak Sungai Tetap Tetap 0% Lahan terbangun 269.36 315,29 17,04% Catchment area 2.31 Ha 0.47 Ha 20,03% Vegetasi 6,49 Ha 6,49 Ha 0% Sumber: Pengolahan data RDTR Kecamatan Babat 2010-2030

0100200300400500600700

SangatBahaya

Bahaya CukupBahaya

SedikitBahaya

TidakBahaya

0.7

135.4

384.7

161.2

600.4

30

255.3

313

141.4

599.8

RencanaEkisting

SASARAN 3: Arahan Adaptasi kawasan banjir berdasarkan hasil pemodelan Terhadap Lama Genangan SKENARIO VARIABEL PALING BERPENGARUH

Ekisting Skenario

SKENARIO GABUNGAN

0

100

200

300

400

500

600

700

Sangat Bahaya Bahaya Cukup Bahaya Sedikit Bahaya Tidak Bahaya

0.3

167.2

391.7

174.4

605.4

30

255.3 313

141.4

599.8

Rencana

Ekisting

(a) (b)

SKENARIO NORMATIF Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 Tentang Rencana tata ruang wilayah nasional menegaskan bahwa daratan sepanjang tepian sungai besar (sempadan sungai) paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai. Peraturan Pemerintah Jakarta yang menetapkan area bebas permukiman Sungai Ciliwung sebesar 150-200 meter dari tepi sungai (kompas, 2013)

Buffer 200 meter. 100 meter 1 digunakan sebagai area catchment area dan 100 meter kedua sebagai area vegetasi

Skenario Catchment Area

Skenario Vegetasi

0100200300400500600700800900

1000

SangatBahaya

Bahaya CukupBahaya

SedikitBahaya

TidakBahaya

0 0 51.2

380.3

907.3

30

255.3 313

141.4

599.8

NormatifEksiting

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Sangat Bahaya Bahaya Cukup Bahaya Sedikit Bahaya Tidak Bahaya

30

255.3 313 131.4

599.8

0.7

135.4

384.7

161.2

600.4

30

255.3 313

131.4

599.8

0.3

167.2

391.7

174.4

605.4

0 0 51.2

380.3

907.3

Eksisting Rencana Lahan Terbangun Gabungan Normatif

Skenario

0

50

100

150

200

250

300

Waktu Tertinggi (Jam)

250.14

201.72

250.14

201.08

101.87

Ekisting

Rencana

Lahan Terbangun

Gabungan

Normatif

PERBANDINGAN LUAS DAN WAKTU TERLAMA KAWASAN PENELITIAN TERENDAM AIR

UNTUK MASING-MASING SKENARIO.

SASARAN 3: Arahan Adaptasi kawasan banjir berdasarkan hasil pemodelan Terhadap Kedalaman Genangan

SKENARIO RENCANA

Variabel Luas Ekisting

Luas dalam RDTRK

Prosentase Perubahan

Kemiringan 1341 Ha 1341 Ha 0% Jarak Sungai Tetap Tetap 0% Lahan pertanian 772.46 726,06 6,00% Catchment area 231,04 ha 278 Ha 20,03% Drainase 36,66 km 36,66 km 0% Sumber: Pengolahan data RDTR Kecamatan Babat 2010-2030

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

SangatBahaya

Bahaya CukupBahaya

SedikitBahaya

TidakBahaya

0 0

160.9

339.6

838.9

11.8

162.1 195.6 226.8

743.4

RencanaEkisting

Buffer 200 meter. 100 meter 1 digunakan sebagai area catchment area dan 200 meter dari sungai diasumsikan tidak ada kegiatan pertanian

SKENARIO NORMATIF

Pedoman Perencanaan Sistem Drainase Jalan oleh Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2006 Skenario Drainase

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

SangatBahaya

Bahaya CukupBahaya

SedikitBahaya

TidakBahaya

11.8

162.1 195.6 226.8

743.4

0 0 1.1

614.8

870.1

EkisistingNormatif

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Sangat Bahaya Bahaya Cukup Bahaya Sedikit Bahaya Tidak Bahaya

11.8

162.1 195.6 226.8

743.4

0 0

160.9

339.6

838.9

0 0 1.1

614.8

870.1

EkistingRencanaNormatif

01020304050607080

78.81

44.92

32.59

Ekisting

Rencana

Normatif

PERBANDINGAN LUAS DAN KEDALAMAN GENANGAN TERTINGGI KAWASAN

PENELITIAN UNTUK MASING-MASING SKENARIO.

Kesimpulan

Kemiringan

Jarak Sungai

Vegetasi Catchment

Area

Lahan Terbangun Lama

Genangan

Kemiringan

Jarak Sungai

Drainase Catchment

Area

Lahan Pertanian Kedalaman

Genangan

Variabel yang Mempengaruhi 1

Lama Genangan

Sangat Bahaya (30

ha)

Bahaya (255,3 Ha)

Cukup Bahaya (313

Ha)

Sedikit Bahaya

(141,4 Ha)

Tidak bahaya (599,8 Ha)

Kedalaman Genangan

Sangat Bahaya (11,8

Ha)

Bahaya (162,1 Ha)

Cukup Bahaya

(195,6 Ha)

Sedikit Bahaya

(226,8 Ha)

Tidak Bahaya (743,4)

Hasil Pemodelan 2

0100200300400500600700800900

1000

SangatBahaya

Bahaya CukupBahaya

SedikitBahaya

Tidak Bahaya

30

255.3 313 131.4

599.8

0.7

135.4

384.7

161.2

600.4

30

255.3 313

131.4

599.8

0.3

167.2

391.7

174.4

605.4

0 0 51.2

380.3

907.3

Eksisting Rencana Lahan Terbangun Gabungan Normatif

Skenario

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

SangatBahaya

Bahaya CukupBahaya

SedikitBahaya

TidakBahaya

11.8

162.1 195.6 226.8

743.4

0 0

160.9

339.6

838.9

0 0 1.1

614.8

870.1

EkistingRencanaNormatif

0

50

100

150

200

250

300

Waktu Tertinggi (Jam)

250.14

201.72

250.14

201.08

101.87

Ekisting

Rencana

LahanTerbangunGabungan

Normatif

0

10

20

30

40

50

60

70

80

78.81

44.92

32.59

Ekisting

Rencana

Normatif

SKENARIO 3

Rekomendasi

Pemerintah Hasil penelitian ini bisa menjadi pertimbangan didalam penyusunan Rencana Tata Ruang di Kecamatan Babat periode berikutnya khusus untuk kawasan-kawasan yang berbatasan dengan sungai dan ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana banjir. Penelitian Lanjutan Dalam studi lanjut mengenai variabel yang mempengaruhi tingkat bahaya banjir di Kecamatan Babat, maka perlu melibatkan stakeholders karena pada penelitian ini menggunakan software sehingga variabel-variabel yang mempengaruhi bergantung kepada data-data sehingga akan diperoleh 2 sudut pandang baik dari perhitungan maupun dari pandangan stakeholder. Menambahkan variabel-variabel yang bersifat mikro seperti debit air, kekuatan tanggul, jenis drainase, dan lain-lain untuk hasil yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Ebook Ashari dan Santosa. 2005. Analisis statistic dengan Microsoft Excel dan SPSS. Penerbit Andi.Jogjakarta Buku panduan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir 2008. Disaster Recovery and Mitigation Handbook Tahun 2004 Mardiatno Djati, Agus Marfa’I dkk. .2012.Penilaian Multirisiko Banjir dan Rob di Kecamatan Pekalongan Utara.Fakultas Geografi.UGM Miladan, Nur. 2009. Kajian Kerentanan Wilayah Pesisir Kota Semarang Terhadap Perubahan Iklim. Univeristas Diponegoro. Semarang LAWA. 2006. Flood hazard map guidelines of the German Working Group of the Federal States on Water Issues. German NIDM.2008. Mitigasi Bencana. Modul program pelatihan manajemen bencana. Jakarta Jurnal Badan Informasi Geospasial. 2013. majalah ilmiah Globe Vol 15 No.1,. Cibinong Bekti, Rokhana Dwi. 2010. Analisis Data Spasial. Bina Nusantara University. Jakarta Brooks, Nick. 2003. Vulnerability, risk and adaptation: A conceptual framework. Tyndall Centre for climate change research Chandra, Rangga dan Rima Supriharjo. 2013. Mitigasi Bencana Banjir Rob di Jakarta Utara. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 Kadri, Trihono, dkk. 2011. Analisis penanggulangan banjir kota bekasi dengan Pengelolaan das. Universitas Trisakti. Jakarta Maryono, Agus. 2005. Menangani banjir, kekeringan dan lingkungan. Jogjakarta: Universitas Gajah Mada Miharja, Nata DKK. 2013. Analisis kerawanan dan pengurangan risiko banjir Di kalimantan barat berbasis sistem Informasi geografi (sig). Jurnal Teknik Sipil Untan / Volume 13 Nomor 2

Mislan. 2011. Bencana banjir, pengenalan karakteristik dan kebijakan Penanggulangannya di provinsi kalimantan timur. Mulawarman scientific Vol. 10 No. 1. Kutai Muntohar, Agus Setyo. Materi Kuliah Manajemen Resiko Bencana. UM. Jogjakarta Rahmawati, Arfita. 2012. Studi Kerentanan Banjir Sub DAS Pucang di DAS Brantas. Pendidikan Geografi.Universitas Negeri Surabaya Sadewo, Erie. Solikhin. 2011. Penerapan metode regresi spasial berbasis area dalam pemodelan Rasio keluarga pra sejahtera di provinsi jawa tengah tahun 2011. Pascasarjana ITS. Surabaya Savitri, Mellanie Amelia Dasty.2012.Kajian Tingkat Kerentanan Fisik pesisir menggunakan metode AHP (Analitical Hirarcy Process) di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.Jurnal Perikanan dan Kelautan vol. 3, No 3 Sena Lelisa, Kifie. 2006. Disaster Prevention and Preparedness. Jimma University. Ethiopia. Seruyaningtyas, 2008. Mitigasi Bencana Banjir. Universitas Diponegoro. Semarang Susanto, A.B. 2006. Disaster Management di negeri rawan bencana. Jakarta: The Jakarta consulting Group Suyono, 2009, Menelusuri Sebab-sebab Banjir, Materi Kuliah Watershed System Analysis, Master Program in Planning and Management of Coastal Area and Watershed.Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Tidak Dipublikasikan UN_ISDR. United Nation International Strategy for Disaster Reduction Waryono, Tarsoen. 2008. Fenomena Banjir Di Wilayah Perkotaan (Studi kasus banjir DKI Jakarta 2002). Universitas Indonesia. Jakarta Wijaya, adi. 2011. Analisis Pengelompokan Desa Tertinggal Di Kabupaten Kutai Timur Dengan Pendekatan Metode K-Means Dan Centroid Linkage (Minkowski Distance Measure). Pascasarjana ITS. Surabaya Yazid, Muhammad. 2006. Aplikasi analisis Confirmatory factor (CFA) bagi menguji MODEL Peramalan terhadap Sikap penggunaan KENDERAAN TIDAK BERMOTORberdasarkan TEORI TINGKAH LAKU TERANCANG (TPB. Univeristas Kebangsaan Malaysia.

DAFTAR PUSTAKA

Materi Kuliah Boer, Rizaldi. 2010. Ruang Lingkup Kajian Kerentanan: Antara Teori Dan Praktek. CCROM. Bogor Kebijakan dan Pedoman Bakornas, PB. 2007. Pengenalan karakteristik banjir dan upaya mitigasinya edisi kedua. BKNPB. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya Di Indonesia edisi kedua. Jakarta Good Local Governance (GLG) Jawa Tengah. 2008. Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Bagi Kabupaten/Kota. Semarang Kebijakan PenanggulanganBanjir di Indonesia oleh Deputi Bidang Sarana dan Prasarana,Direktorat Pengairan dan Irigasi tahun 2002 PKBIM.2005.Panduan Karakteristik Bencana di Indonesia dan Mitigasinya. Panduan Banjir dan Upaya Penanggulangannya didalam Program for Hydro-Meteorological Risk Disaster Mitigation in Secondary Cities in Asia pada tahun 2009. Media Online Anonim. http://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/meski-surut-937-rumah-masih-tenggelam. 10 Oktober 2016, 10.24 wib Cahya Prayitno. 2013. http://cahyageo.blogspot.com/2013/02/solusi-banjir-dengan-deep-tunnel.html . 25 April 2014 14.45 wib Klipping Cyber Media http://klipingut.wordpress.com/2011/08/10/alarm-banjir-agar-warga-siaga-bencana/ 25 April 2014, 14.48 wib Rina Tnunay, “mitigasi bencana”. https://rinatnunay.wordpress.com/tag/mitigasi/ 28 april 2014. 07.56 wib Sikojek,“Flood Forecasting And Warning System (FFWS)”. http://sikojek.blogdetik.com/2013/11/17/ffws/ 28 April 2014, 07.27 wib W. Ririn. 2013.Jalan di wilayah Bojonegoro dan Babat Banjir. http://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/jalan-di-wilayah-bojonegoro-dan-babat-banjir. 10 Oktober 2016, 5.30 wib

DAFTAR PUSTAKA

Terima

Kasih………………..

Sekian……

MODEL REGRESI Y = 0,462 [jarak drainase] - 0,624 [jarak sungai] + 0,323 [jarak vegetasi] + 0,251 [Curah Hujan] - 0,374 [jenis tanah] + 0,388 [jarak tanggul] - 0,196[kemiringan]

– 0,122 [jarak lahan terbuka]

PEMETAAN KERENTANAN LINGKUNGAN

Klasifikasi Kerentanan Lingkungan 1. Klasifikasi 1 (Tidak rentan), Durasi 0 – 48,4 jam 2. Klasifikasi 2 (Sedikit rentan), Durasi 48,4 – 96,8 jam 3. Klasifikasi 3 (Cukup rentan), Durasi 96,8 – 145,6 jam 4. Klasifikasi 4 (rentan), Durasi 145,6 – 194 jam 5. Klasifikasi 5 (Sangat rentan), Durasi > 194 jam

(Sumber: Jamaluddin, 2010)

LUASAN BERDASARKAN KLASIFIKASI KERENTANAN LINGKUNGAN

Nama Desa

Luas Tingkat Kerentanan (Ha)

Tidak Rentan Sedikit Rentan Cukup Rentan

Rentan Sangat Rentan

Babat 54.90 33.78 15.20 19.75 74.87 Banaran 16.82 7.70 5.30 5.52 59.59 Bedahan 36.95 12.84 5.55 4.23 39.36 Plaosan 95.04 17.48 6.41 5.65 2.83 Sogo 183.49 0.00 0.00 0.00 0.00 Karangkembang 219.60 0.00 0.00 0.00 0.00 Pucak Wangi 214.93 0.00 0.00 0.00 0.00 Gendongkulon 312.56 0.00 0.00 0.00 0.00 Kuripan 368.02 0.00 0.00 0.00 0.00 Bulumargi 580.26 0.00 0.00 0.00 0.00 Sambangan 225.36 0.00 0.00 0.00 0.00 Keyongan 268.72 0.00 0.00 0.00 0.00 Patihan 328.63 0.00 0.00 0.00 0.00 Datinawong 400.63 0.00 0.00 0.00 0.00 Sumur Genuk 529.15 0.00 0.00 0.00 0.00 Truni 0.00 0.00 0.00 0.25 189.63 Trepan 27.75 25.30 12.24 11.38 119.28 Kebalanpelang 373.14 42.70 21.70 5.65 102.30 Gembong 318.62 0.00 0.00 0.00 0.00 Kebalandono 383.11 0.00 0.00 0.00 0.00 Moropelang 161.90 0.00 0.00 0.00 0.00 Tritunggal 367.93 0.00 0.00 0.00 0.00 Kebonagung 275.82 0.00 0.00 0.00 0.00 Jumlah 5744.50 139.81 66.41 69.16 588.57 Sumber: Hasil Analisa, 2014

Sasaran 3: Arahan adaptasi kawasan banjir berdasarkan tingkat

kerentanan lingkungan

Sangat Rentan (Banaran, Babat, Kebalan Pelang, Bedahan, Truni, Trepan, Plaosan)

Jarak Sungai

Berbatasan langsung dengan sungai (0 meter).

Jarak Drainase

Panjang drainase rendah yaitu 2425 meter di Desa Truni, Desa Bedahan (23,93 meter), Desa Kebalanpelang (956,87 meter), sedangkan desa lainnya tidak memiliki drainase.

Jarak Vegetasi

Luas vegetasi 1,33 ha di Desa Truni.

Jarak Tanggul

Jarak tanggul desa-desa yang berada pada klasifikasi rentan memiliki kesamaan dengan klasifikasi kawasan yang sangat rentan, perbedaan lama genangan hanya dipengaruhi oleh kedekatan terhadap sungai

Jarak Lahan Terbuka

Prosentase lahan terbuka seperti sawah irigasi, rawa, waduk dan lain-lain sangat tinggi. (248,57 ha.)

Rentan (Banaran, Babat, Kebalan Pelang, Bedahan, Truni, Trepan, Plaosan)

Jarak Sungai

Jangkauan terjauh kawasan yang berada pada klasifikasi rentan yaitu 825-850 m dari sungai (Desa Babat), sedangkan jangkauan terkecilnya yaitu 20-25 meter dari sungai (Perbatasan Desa Babat dan Desa Bedahan).

Jarak Drainase

Panjang drainase yang berada pada klasifikasi Rentan ini yaitu Desa Kebalangpelang (103,15 meter), Desa Trepan (176,67 meter), Desa Bedahan 44,48 meter) sedangkan desa yang lainnya tidak memiliki drainase

Jarak Vegetasi

Klasifikasi kawasan yang rentan ini memiliki area vegetasi seluas . 0,58 ha di Desa Banaran, sedangkan di desa-desa lain yang berada diklasifikasi cukup rentan ini relatif tidak ada

Jarak Tanggul

Jarak tanggul desa-desa yang berada pada klasifikasi rentan memiliki kesamaan dengan klasifikasi kawasan yang sangat rentan, perbedaan lama genangan hanya dipengaruhi oleh kedekatan terhadap sungai

Jarak Lahan Terbuka

Prosentase lahan terbuka seperti sawah irigasi, rawa, waduk dan lain-lain sangat sedang. Luas penggunaan lahan terbuka pada klasifikasi rentan ini 7,22 ha

Cukup Rentan (Banaran, Babat, Kebalan Pelang, Bedahan, Truni, Trepan, Plaosan)

Jarak Sungai Kawasan ini merupakan desa-desa yang berbatasan langsung dengan sungai (0 meter). Jangkauan terjauh kawasan yang berada pada klasifikasi cukup rentan ini yaitu 850-890 m dari sungai (Desa Babat), sedangkan jangkauan terkecilnya yaitu 25-50 meter (Perbatasan Desa Babat dan Desa Bedahan).

Jarak Drainase Desa-desa yang berada didalam klasifikasi sedikit rentan ini memiliki jumlah dan panjang drainase yang rendah. Tercatat panjang drainase yang berada pada klasifikasi sedikit rentan ini yaitu Desa Bedahan (77,70 meter), Desa Trepan (143,95 meter), Desa Kebalanpelang (97,87 meter).

Jarak Vegetasi Klasifikasi kawasan yang cukup rentan ini memiliki area vegetasi seluas 0,70 ha di Desa Banaran, sedangkan di desa-desa lain yang berada diklasifikasi cukup rentan ini relative tidak ada.

Jarak Tanggul Jarak tanggul terdekat terhadap sungai yaitu 50 meter

Jarak Lahan Terbuka Prosentase lahan terbuka seperti sawah irigasi, rawa, waduk dan lain-lain sangat sedang. Luas penggunaan lahan terbuka pada klasifikasi rentan ini 6,95 ha.

Sedikit Rentan (Banaran, Babat, Kebalan Pelang, Bedahan, Truni, Trepan, Plaosan)

Jarak Sungai Kawasan ini merupakan desa-desa yang berbatasan langsung dengan sungai (0 meter). Jangkauan terjauh kawasan yang berada pada klasifikasi sangat rentan yaitu 890-970 m dari sungai (Desa Babat), sedangkan jangkauan terkecilnya yaitu 50-100 meter (Perbatasan Desa Babat dan Desa Bedahan).

Jarak Drainase Keenam desa-desa yang berada didalam klasifikasi sedikit rentan ini memiliki panjang drainase sebagai berikut Desa Bedahan (33,44 meter), Desa Trepan (282,93 meter), Desa Kebalanpelang (95,24 meter).

Jarak Vegetasi Klasifikasi kawasan yang sedikit rentan ini tidak memiliki area vegetasi. Jarak kawasan rentan ini terhadap area vegetasi terdekat berkisar antara 50 – 100 meter .

Jarak Tanggul Jarak tanggul terdekat terhadap sungai yaitu berkisar antara 50-70 meter

Jarak Lahan Terbuka Prosentase lahan terbuka seperti sawah irigasi, rawa, waduk dan lain-lain sangat sedang. Luas penggunaan lahan terbuka pada klasifikasi rentan ini 6,93 ha.

Tidak Rentan (Gendong Kulon Kuripan Bulumargi Sambangan Keyongan Patihan Datinawong Sumurgenuk Truni Trepan Kebalanpelang Gembong Kebalandono Moropelang Tritunggal Kebonagung)

Jarak Sungai Kawasan ini merupakan desa-desa yang berbatasan langsung terhadap sungai. Jangkauan terjauh kawasan yang berada pada klasifikasi tidak rentan ini yaitu >971 meter dan jarak yang terdekat berada pada 100 meter

Jarak Drainase Keenam desa-desa yang berada didalam klasifikasi sangat rentan memiliki jumlah dan panjang drainase yang rendah. Jarak terdekat drainase berkisar antara 0 – 10 meter dan jarak terjauh 20-60 meter

Jarak Vegetasi Klasifikasi kawasan yang tidak rentan ini memiliki area vegetasi yang besar yaitu mencapai 95% dari total luas area vegetasi.

Jarak Tanggul Jarak tanggul terdekat terhadap sungai yaitu >100 meter.

Jarak Lahan Terbuka Prosentase lahan terbuka seperti sawah irigasi, rawa, waduk dan lain-lain sangat tinggi, Desa Babat (46.43%), Desa Banaran (55.52%), Desa Bedahan (72.03%), Truni (84.64), Desa Trepan (85.61%), Desa Kebalanpelang (96.18%) dan Desa Plaosan (82,59%).

Skenario Drainase

Variabel Jenis Skenario

Jarak drainase Dengan menambahkan saluran drainase dikawasan yang tergenang air dan belum terdapat jaringan drainase. Skenario penambahan drainse ini disesuaikan dengan jaringan jalan yang ada di kawasan penelitian.

Sumber: Hasil Analisa, 2014

SKENARIO DRAINASE

Perubahan luasan lama genangan: sangat rentan (-150.0746 ha), rentan (-16.5653 ha), cukup rentan (-5.9038 ha), sedikit rentan (-66,8674 ha) dan tidak rentan (238,3633 ha).

Jarak Tanggul

Berdasarkan sumber yang diperoleh, untuk jarak tanggul diarahkan lebih mendekat ke sungai atau membangun 2 jenis tanggul sebagai tanggul primer dan skunder dengan konstruksi yang kuat. Untuk itu, skenario jarak tanggul pada penelitian ini dengan menambah tanggul utama di Desa Truni yang terpotong oleh aliran Bengawan Solo dan meningkatkan konstruksi tanggul wedho dengan konstruksi yang sama dengan tanggul utama.

Skenario Tanggul

Perubahan luasan lama genangan: sangat rentan (-0.5324 ha), rentan (-0.1599 ha), cukup rentan -0.0697 ha), sedikit rentan (-74.2046 ha) dan tidak rentan (74.6812 ha).

Jarak Vegetasi Skenario jarak vegetasi ini dengan menambah vegetasi dengan luasan tertentu di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Artinya penggunaan lahan sebelumnya berupa lahan terbuka seperti sawah dikonversikan menjadi kawasan yang ditanami vegetasi yang memiliki daya serap yang tinggi.

Skenario Drainase

Perubahan luasan lama genangan dengan sangat rentan (-386.4009 ha), rentan -18.197 ha), cukup rentan 5.7778 ha), sedikit rentan (-73.2302 ha) dan tidak rentan (370.5826 ha)

Jarak lahan terbuka Skenario jarak lahan terbuka ini dilakuan dengan mengurangi penggunaan lahan terbuka seperti sawah dan lain-lainnya dan dijadikan lahan vegetasi (kawasan lindung).

Skenario Lahan Terbuka

Perubahan luasan lama genangan sangat rentan -0.4613 ha), rentan 0.6015 ha), cukup rentan -0.334 ha), sedikit rentan -73.9985 ha) dan tidak rentan (72.993 ha).

Penggabungan scenario vegetasi, drainase, tanggul, lahan terbuka, dan tanggul

Skenario ini dengan menggabungkan keseluruhan variabel yang diskenario.

Skenario Gabungan

Perubahan luasan lama genangan sangat rentan (-578.3263 ha), rentan (-44.8111 ha), cukup rentan (-19.3204 ha), sedikit rentan (-63.214 ha) dan tidak rentan (704.4697 ha).

ARAHAN ADAPTASI KAWASAN BANJIR BERDASARKAN TINGKAR KERENTANAN LINGKUNGAN

Kesimpulan

Variabel yang mempengaruhi

Curah Hujan

Jarak Lahan

terbuka

Jarak Tanggul

Jarak Vegetasi

Jarak Sungai

Kemiringan

Jarak Drainase

Jenis tanah

1

Y = 0,462 [jarak drainase] - 0,624 [jarak sungai] + 0,323 [jarak vegetasi] + 0,251 [Curah Hujan] - 0,374 [jenis tanah] + 0,388 [jarak tanggul] - 0,196[kemiringan] – 0,122 [jarak lahan terbuka]

Sangat Rentan

(588.57)

Bedahan (39,36)

Plaosan (2,83 Ha)

Kebalan Pelang (102,31

Ha)

Truni (198,90

Ha)

Trepan (119,27

Ha)

Babat (74,87)

Banaran (59,74)

2

• Pembangunan drainase yang terpisah dengan saluran irigasi

• Penanaman vegetasi (Green Belt) di sepanjang pinggiran Sungai Bengawan Solo dengan tanaman bambu

• Pembangunan tanggul yang lebih dekat terhadap pinggiran sungai dan/atau pembangunan (peningkatan) tanggul sekunder di pinggiran sungai (tanggul wedho)

• Mengurangi penggunaan lahan terbuka dan menggantikannya dengan jenis tanaman yang tahan terhadap air serta memiliki daya serap yang tinggi

• Membangun rumah pompa air dan mengalirkannya ke laut.

• Memfungsikan daerah genangan atau polder alamiah di sepanjang sempadan sungai dari hulu sampai hilir untuk menampung air

• Pengembangan sistem polder untuk melindungi suatu kawasan tertutup dari genangan

• Selanjutnya reboisasi juga mengarah ke DAS bagian tengah dan hilir. Secara selektif membangun atau mengaktifkan situ atau embung alamiah di DAS yang bersangkutan

• Membangun polder alamiah di sepanjang sempadan sungai dari hulu sampai hilir maupun polder buatan untuk menampung air.

• Memfungsikan kembali bantaran sungai dengan menertibkan permukiman liar (relokasi).

• Konsep river front city sebagai salah satu upaya pengelolaan daerah sungai secara terpadu dan berkelanjutan

3

Rekomendasi

Pemerintah

Pertimbangan dalam

penyusunan RDTR Kecamatan Babat

Penelitian

Lanjutan

Pelibatan Stakeholder

Penambahan variabel mikro

Penyesuaian arahan dengan

peraturan-peraturan

CADANGAN

Kenapa Harus Kerentanan lingkungan • Kerentanan lingkungan memiliki peran yang strategis dan berhubungan erat dengan

kerentanan lainnya seperti kerentanan fisik, ekonomi dan sosial. • Kerentanan sosial, masyarakat di Kecamatan Babat telah tanggap bencana jika ditinjau

kesigapan masyarakat baik sebelum maupun sesudah bencana banjir terjadi. Hal ini bisa dilihat dari upaya yang dilakukan masyarakat bersama badan penanggulangan bencana seperti pembangunan tanggul, pendirian posko-posko pengungsian sebelum banjir datang hingga pemberitahuan tentang datangnya bencana banjir akan masyarakat bersiap siaga (Sumber: BNPB, 2013).

• Kerentanan fisik, pemerintah melakukan beberapa upaya pencegahan yang bertujuan untuk mengurangi resiko kerusakan yang terjadi seperti membangun jalan dengan menggunakan pavin, batu-batuan dan tanah karena bahan tersebut ramah terhadap genangan (Mardiatno, 2012). Selain itu, upaya pembangunan fisik berupa sarana prasarana pendidikan, perdaganan dan jasa, perkantoran, fasilitas kesehatan dan lain-lainnya tidak berada pada kawasan yang tergenang banjir, hanya 20% bangunan rumah yang berada di kawasan banjir. (Sumber: Pengolahan data RDTR Kecamatan Babat 2010-2030).

• Kerentanan ekonomi karena sebagian besar masyarakat yang berada di kawasan banjir bengawan solo beradaptasi dengan cara bekerjasama dengan pemerintah untuk mengetahui waktu kedatangan banjir. Hal ini dilakukan agar waktu untuk penanaman padi bisa diatur sehingga tidak ketika Bengawan Solo meluap, kerugian dari sektor pertanian semakin kecil. (Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Lamongan)

Kesalahan di Draft TA Sidang 2

1. Kesalahan print bab 2 2. Lampiran (output GIS) belum

diganti dengan yang baru (khususnya pada variabel kemiringan)

3. Descriptive Statistic (belum diganti)

KELERENGAN

• Skor 1 (0-8%), • Skor 2 (8-15%), • Skor 3 (15-25%), • Skor 4 (25-45%), • Skor 5 (>45%) Sumber: (DKP, 2004)

JENIS TANAH

• Skor 1 (Tidak Bahaya; Regosol, Litosol, Ornosol, Renzina)

• Skor 2 (Sedikit Rentan; Andesol, Lateric, Grumosol, Podsol)

• Skor 3 (Cukup Rentan; Mediteran) • Skor 4 (Rentan; Latosol) • Skor 5 (Sangat Rentan; alluvial hidromof,

planosol, literit) ). Sumber: Freeze dan Cherry, 1979.

Titi

k

Sa

mp

el

Lam

a

gena

ngan

Kedala

man

Genan

gan

Cur

ah

Huj

an

Jarak

Sungai

Derajat

Kemiringan

Jarak

Drainase

Ketinggi

an

Lahan

Jarak

Lahan

Terbang

un

Jarak

tanggul

Jarak

Lahan

terbuka

Jenis

tanah

1 192 50.00 1850 208.81 2 1152.13 11 70.71 687.31 255.2 3 2 168 70.00 1850 383.44 2 1072.9 14 0 666.35 40.31 3 3 96 30.00 1850 421.72 2 1025.91 13 22.36 643.51 25 3 4 72 30.00 1850 345.14 2 907.32 12 0 515.87 29.15 3 5 72 30.00 1850 245 2 725.28 12 0 318 56.57 3 6 72 30.00 1850 280.04 2 622.43 10 20 267.07 150 3 7 72 40.00 1850 190 2 650.94 12 10 225 61.03 3 8 72 30.00 1850 173.57 2 563.21 10 0 141.42 98.62 3 9 48 20.00 1850 350.04 2 172.41 14 15.81 176.78 358.5 3 10 48 20.00 1850 471.83 2 120 13 0 295.3 481.3 3 11 96 30.00 1850 259.62 2 737.31 13 0 482.83 5 3 12 72 50.00 1850 333.77 2 759.16 12 0 432.93 96.18 3 13 72 30.00 1850 395.51 2 773.71 12 0 379.8 166.21 3 14 72 20.00 1850 475 2 806.23 14 0 328.67 254.8 3 15 72 20.00 1850 580 2 818.84 13 0 266.32 298.87 3 16 48 10.00 1850 511.59 2 670.82 12 0 271.66 340.77 3 17 72 10.00 1850 444.07 2 507.96 12 0 344.82 335 3 18 72 20.00 1850 373.36 2 259.42 11 0 399.53 307 3 19 72 10.00 1850 302.08 2 196.98 12 0 318.9 241.92 3 20 72 10.00 1850 320.35 2 310.16 12 0 424.38 241.35 3 21 48 20.00 1850 375.93 2 505.37 12 0 400.28 260 3 22 72 10.00 1850 330.49 2 518.77 13 0 445.25 196.6 1 23 72 10.00 1850 438.63 2 628.35 12 0 347.31 270.6 3 24 48 20.00 1850 553.94 2 800.52 13 0 301.5 257.73 3 25 72 10.00 1850 592.66 2 891.21 14 0 320.04 234.09 3

Titi

k

Sam

pel

Lama

genan

gan

Kedala

man

Genang

an

Cura

h

Huja

n

Jarak

Sungai

Bobot

Kemiringan

Jarak

Drainase

Ketinggi

an Lahan

Jarak

Lahan

Terbang

un

Jarak

tanggul

Jarak

Lahan

terbuka

Bobot

Jenis

tanah

26 72 20.00 1850 437.32 2 733.43 13 0 430.46 136.01 1

27 48 10.00 1850 559.93 2 595 10 0 227.43 443.42 3

28 48 10.00 1850 739 2 543.35 12 0 115.43 621.55 3

29 48 50.00 1850 864.19 2 367.73 12 0 277.22 766.05 3

30 48 30.00 1850 780 2 386.01 13 0 360.14 697.23 3

31 72 10.00 1850 484.66 2 458.39 9 0 215.23 288.44 3

32 72 20.00 1850 617.45 2 493.08 12 0 185 369.63 3

33 196 40.00 1850 25.5 1 111.8 10 0 275.05 26.93 1

34 196 40.00 1850 208.81 1 737.05 12 10 733.3 167.63 1

35 196 40.00 1850 257.39 1 839.32 11 0 726.03 168.08 1

36 196 50.00 1850 265 1 914.44 13 0 746.54 191.38 1

37 196 50.00 1850 255.39 2 1036.97 13 0 774.35 202.48 1

38 168 60.00 1625 448.47 2 374.77 10 7.07 1310.44 67.08 1

39 196 50.00 1625 342.38 2 477.62 9 110.11 1294.96 169.19 1

40 240 100.00 1625 39.05 2 795.57 10 399.06 1287.49 463.09 1

41 168 40.00 1625 266.13 2 622.98 11 0 537.59 32.02 1

42 216 100.00 1625 148.66 2 786.29 17 0 471.01 83.82 1

43 0 0.00 1625 275 2 742.38 12 0 232 7.07 1

44 0 0.00 1625 315 2 98.99 12 0 655.02 38.08 1

45 0 0.00 1625 318.2 2 58.31 9 0 720.02 62.65 1

46 0 0.00 1625 316.43 2 49.5 9 0 740.07 65 1

47 0 0.00 1625 297.07 2 61.03 9 0 745.6 49.24 1

48 0 0.00 1625 247.49 2 100 10 0 749.28 10 1

49 216 60.00 1850 40 2 1140.05 14 0 814.65 120.21 1

50 196 50.00 1850 75.66 2 1073.79 14 0 758.58 58.31 1

Titi

k

Sam

pel

Lama

genan

gan

Kedala

man

Genang

an

Cura

h

Huja

n

Jarak

Sungai

Bobot

Kemiringan

Jarak

Drainase

Ketinggi

an Lahan

Jarak

Lahan

Terbang

un

Jarak

tanggul

Jarak

Lahan

terbuka

Bobot

Jenis

tanah

52 168 50.00 1850 170.88 2 771.38 13 0 523.47 50.99 3

53 168 100.00 1850 140.8 2 842.75 13 0 593.51 71.59 3

54 168 100.00 1850 115 2 974.17 15 0 690.02 40.31 3

55 96 40.00 1850 89.02 2 105.48 13 0 53.15 62.65 1

56 96 50.00 1850 132 2 7.07 12 0 111.8 91.92 1

57 96 30.00 1850 191.38 2 10 11 0 5 166.43 1

58 96 30.00 1850 302.7 2 10 11 0 65 277.85 1

59 72 30.00 1850 431.42 2 33.54 10 10 192.35 404.97 3

60 24 20.00 1850 956.15 2 45.28 10 0 606.57 927.7 3

61 24 30.00 1850 922.82 2 70 11 0 640.7 897.84 3

62 24 30.00 1850 876.77 2 70 11 0 639.55 840.01 3

63 48 30.00 1850 787.35 2 175 13 0 548.29 760.26 3

64 48 30.00 1850 661.89 2 90 12 0 425.44 626.26 3

65 48 20.00 1850 633.29 2 133.42 11 0 394.46 607.97 3

66 48 20.00 1850 690.65 2 183.37 11 0 455.25 659.24 3

67 72 30.00 1850 427.2 2 85.59 12 0 191.44 402.27 3

68 72 30.00 1850 360.69 2 129.81 12 0 151.82 319.53 1

69 72 30.00 1850 293.98 2 30 11 0 160.7 230.33 1

70 96 40.00 1850 525.59 2 25 11 0 235.48 364.49 1

71 96 30.00 1850 379.11 2 25 12 0 280.71 279.51 1

72 72 20.00 1850 417.25 2 125 11 11.18 242.54 351.07 1

73 168 60.00 1850 377.36 2 435 12 0 504.5 5 1

74 96 40.00 1850 391.31 2 307 12 0 413.4 71.59 1

75 96 20.00 1850 389.1 2 125.9 11 0 347.31 192.35 1

76 96 30.00 1850 399.41 2 35 11 0 350.46 257.15 1

Titi

k

Sam

pel

Lama

genan

gan

Kedala

man

Genang

an

Cura

h

Huja

n

Jarak

Sungai

Bobot

Kemiringan

Jarak

Drainase

Ketinggi

an Lahan

Jarak

Lahan

Terbang

un

Jarak

tanggul

Jarak

Lahan

terbuka

Bobot

Jenis

tanah

79 0 0.00 1850 711 2 345.14 12 0 372.16 302.2 1

80 48 20.00 1850 859.1 2 267.44 10 0 415.03 446.37 1

81 0 0.00 1850 992.28 2 90 12 0 223.61 601.04 1

82 168 60.00 1625 432.78 2 379.01 10 0 999.32 54.08 1

83 0 0.00 1625 404.01 2 442.3 10 0 697.94 7.07 1

84 0 0.00 1625 383.28 1 551.04 10 0 88.6 25 1

85 120 50.00 1625 376.96 1 302.32 9 0 320.16 15.81 1

86 0 0.00 1625 184.39 1 25 9 0 1064.62 49.24 1

87 0 0.00 1625 655.13 2 68.01 9 55 1267.85 149.83 1

88 0 0.00 1850 1062.37 2 10 9 401.12 886.71 548.29 1

89 168 60.00 1850 403.27 2 830.44 17 0 566.13 10 1

90 168 60.00 1850 407.49 2 969.15 15 0 609.69 44.72 1

91 168 50.00 1850 310.16 2 1072.21 16 0 646.61 52.2 1

92 168 70.00 1850 207.18 2 1118.09 13 0 687.68 42.72 1

93 168 50.00 1850 157 2 1070.81 14 0 696.15 20.62 1

94 96 30.00 1850 205 2 955.43 14 0 610.45 41.23 3

95 72 30.00 1850 355 2 806.5 12 0 426.17 133.42 3

96 168 50.00 1850 169.19 2 720.5 14 0 481.92 5 3

97 72 30.00 1850 127.48 2 640.96 13 0 459.67 42.43 3

98 72 30.00 1850 87.46 2 585.49 13 0 443.2 50 3

99 96 40.00 1850 74.33 2 523.47 14 5 341.54 70.71 3

100 96 30.00 1850 60.21 2 475.95 12 75 225.61 67.27 3

101 96 40.00 1850 55.9 2 467.55 13 5 109.2 55.9 3

102 96 40.00 1850 49.24 2 542.31 10 7.07 46.1 18.03 3

103 96 40.00 1850 85 2 612.41 11 11.18 127.48 11.18 3

Titi

k

Sa

mp

el

Lam

a

gena

ngan

Kedala

man

Genan

gan

Cur

ah

Huj

an

Jarak

Sungai

Bobot

Kemiringan

Jarak

Drainase

Ketinggi

an

Lahan

Jarak

Lahan

Terbang

un

Jarak

tanggul

Jarak

Lahan

terbuka

Bobot

Jenis

tanah

106 168 50.00 1850 107.94 2 868.33 15 0 393.19 132 3

107 168 60.00 1850 150.33 2 773.18 12 11.18 316.23 35.36 3

108 72 30.00 1850 181.8 2 428.08 13 0 14.14 152.07 3

109 72 30.00 1850 192.09 2 367.7 14 55.23 0 180.35 3

110 72 30.00 1850 192.09 2 339.78 13 15.81 5 187.42 3

111 72 30.00 1850 102.59 2 445.34 12 0 10 91.92 3

112 72 20.00 1850 57.01 2 490.56 12 0 38.08 46.1 3

113 72 30.00 1850 208.09 2 311.21 13 0 53.15 212.13 3

114 72 30.00 1850 186.01 2 343 11 5 147.05 196.02 3

115 72 30.00 1850 194.16 2 366.95 11 0 217.08 201.56 3

116 72 30.00 1850 186.01 2 406.26 12 0 275 187.42 3

117 72 30.00 1850 159.53 2 493.08 13 26.93 375.83 140.09 3

118 72 20.00 1850 165.08 2 556.44 12 7.07 409.21 109.77 3

119 72 20.00 1850 170 2 603.51 12 0 413.79 87.32 3

120 72 20.00 1850 201.25 2 617.45 13 7.07 397.56 87.32 3

121 196 60.00 1850 142.3 2 393.86 12 606.98 1365.01 349.46 3

122 196 70.00 1850 160.08 2 575 10 740.71 1477.07 340.59 3

123 196 60.00 1850 132 2 607.17 12 630.44 1728.5 361.01 3

124 196 60.00 1850 147.05 1 279.51 9 423.79 1155 323.3 3

125 196 70.00 1850 86.02 1 657.76 10 313.41 837.51 318.51 3

TAHAPAN REGRESI

1

2 3

4

5

TAHAPAN RASTER CALCULATOR 1

2

3

Tahapan Reclassify

1

2

3

4

5

Zscore(Lama_Genangan) Zscore(Curah_Hujan) Zscore(Jarak_Sungai) Zscore(Kemiringan) Zscore(Jarak_Drainase) Zscore(Ketinggian_Lahan) Zscore(Jarak_Kawasan_Terbangun) Zscore(Jarak_Vegetasi) Zscore(Jarak_Tanggul) Zscore(Lahan_Terbuka) Zscore(Jenis_Tanah) Pearson Correlation Zscore(Lama_Genangan) 1.000 .135 -.513 -.117 .559 .307 .326 .411 -.288 -.151 -.116 Zscore(Curah_Hujan) .135 1.000 .035 -.227 .172 .388 -.003 -.374 .259 .157 .478 Zscore(Jarak_Sungai) -.513 .035 1.000 -.128 -.374 -.209 -.123 -.045 .743 .306 -.036 Zscore(Kemiringan) -.117 -.227 -.128 1.000 -.103 -.132 -.097 .172 -.061 -.198 -.129 Zscore(Jarak_Drainase) .559 .172 -.374 -.103 1.000 .547 -.002 .196 -.420 .269 .181 Zscore(Ketinggian_Lahan) .307 .388 -.209 -.132 .547 1.000 -.220 -.169 -.193 .361 .143 Zscore(Jarak_Kawasan_Terbangun) .326 -.003 -.123 -.097 -.002 -.220 1.000 .621 .175 -.199 .092 Zscore(Jarak_Vegetasi) .411 -.374 -.045 .172 .196 -.169 .621 1.000 .001 -.130 -.216 Zscore(Jarak_Tanggul) -.288 .259 .743 -.061 -.420 -.193 .175 .001 1.000 .091 .225 Zscore(Lahan_Terbuka) -.151 .157 .306 -.198 .269 .361 -.199 -.130 .091 1.000 .091 Zscore(Jenis_Tanah) -.116 .478 -.036 -.129 .181 .143 .092 -.216 .225 .091 1.000 Sig. (1-tailed) Zscore(Lama_Genangan) . .066 .000 .098 .000 .000 .000 .000 .001 .047 .099 Zscore(Curah_Hujan) .066 . .351 .006 .027 .000 .489 .000 .002 .040 .000 Zscore(Jarak_Sungai) .000 .351 . .078 .000 .010 .087 .307 .000 .000 .343 Zscore(Kemiringan) .098 .006 .078 . .126 .071 .141 .027 .249 .014 .076 Zscore(Jarak_Drainase) .000 .027 .000 .126 . .000 .493 .014 .000 .001 .022 Zscore(Ketinggian_Lahan) .000 .000 .010 .071 .000 . .007 .030 .015 .000 .056 Zscore(Jarak_Kawasan_Terbangun) .000 .489 .087 .141 .493 .007 . .000 .025 .013 .154 Zscore(Jarak_Vegetasi) .000 .000 .307 .027 .014 .030 .000 . .497 .074 .008 Zscore(Jarak_Tanggul) .001 .002 .000 .249 .000 .015 .025 .497 . .157 .006 Zscore(Lahan_Terbuka) .047 .040 .000 .014 .001 .000 .013 .074 .157 . .157 Zscore(Jenis_Tanah) .099 .000 .343 .076 .022 .056 .154 .008 .006 .157 .

Jenis-Jenis Kerentanan

Sumber Indikator Kerentanan Penelitian

dalam Teori

Mardiatno, 2012 - Fisik

- Lingkungan

- Ekonomi

- Sosial

Disaster Recovery and

Mitigation Handbook, 2004

- Fisik

- Lingkungan

- Ekonomi

- Sosial

Nur Miladan, 2009 - Fisik

- Sosial ekonomi

- Ekonomi Wilayah

- Sosial Penduduk

- Lingkungan

Sumber: Kajian Pustaka, 2013

Banjir

Banjir merupakan aliran yang melebihi kapasitas tampang sungai, terjadi limpasan keluar badan sungai, terjadi genangan di kawasan yang tidak seharusnya tergenang, dan terjadi kerugian (Istiarto, 2011)

Jenis-Jenis Banjir

• Banjir yang disebabkan hujan lebat

• Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di laut

• Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia