konversi lahan kopi menjadi tanaman pekarangan
TRANSCRIPT
KONVERSI LAHAN KOPI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tanaman Penyegar
Dosen Pengampu : Ir. H. Nasruddin, MS(Bid. Ilmu Kepakaran Fisiologi Tanaman/Tanaman Perkebunan)
Di Susun Oleh:
Nama : Muhammad Aris
NIM : G111 12 333
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pertanian adalah suatu sistem keruangan yang merupakan perpaduan
subsistem risis dan subsistem manusia yang termasuk ke dalam subsistem fisis
adalah komponen tanah, iklim, hidrografi, topografi dan segala proses alamiah.
Subsistem manusia adalah tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi yang
berlaku dalam masyarakat dan kondisi politis setempat (Sumaatmaja, 1988).
Pembangunan pertanian sebagaimana diamanatkan dalam arahan
kebijaksanaan GBHN th 1999 – 2004 adalah mengembangkam pertanian sesuai
kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif sebagai Negara
agraris menurut kompetensi dan produk unggulansetiap daerah (anonym, 1999).
Pemerintah sekarang ini sedang meningkatkan ekspor hasil bumi non migas.
Kopi termasuk Genus Coffea dan family Rubiaceae. Kopi sebagai salah satu
komoditi non migas, belakangan ini memiliki pasaran yng cukup mantap
dipasaran dunia. Hal ini terbukti bahwa ekspor kopi tahun 1986 sudah mulai
menggeser nilai ekspor karet yang selama ini mendominasi nilai subsektor
perkebunan oleh karena itu tepatlah apabila dewasa ini para petani dan pengusaha
perkebunan kopi mulai berlomba – lomba untuk meningkatkan produksi dan
mutu.
Perkebunan kopi didusun petung dari tahun ke tahun mengalami
perkembangan,dari proses pembibitan sampai produksi hingga pemasaran. Tapi
mengalami sebuah pergesaran yang signifikan sehingga penelitian ini yang
menjadi daya tarik bagi saya dengan memberi judul “konversi lahan kopi menjadi
tanaman pekarangan rumah. Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman. Daerah Istimewa Yogyakarta” Dusun Petung
terletak di kelurahan Kepuharjo, kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman.
Potensi yang terdapat di dusun Petung ,di antaranya perkebunan kopi. Karena
letak dusun petung yang berada di kaki gunung Merapi , suhunya dingin berada di
dataran tinggi. Hal ini memungkinkan tanaman kopi dapat tumbuh baik di daerah
ini. Kopi didusun Petung menjadi komoditas utama. Hampir setiap wisatawan
yang datang ke dusun Petung ingin merasakan kopi produksi daerah ini. Dusun
Petung terdiri dari 105 KK, yang terbagi kedalam 2 RW dan 4 RT. Dari 105 KK,
60 KK memiliki lahan untuk perkebunan kopi. Di dusun ini terdapat kelompok
tani yang memayungi para petani kopi. Tapi pada beberapa tahun ini, potensi kopi
di desa petung memiliki tidak begitu baik, karena tidak dimaksimalkan dengan
efisien dan efektif.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Posisi Strategis komoditas kopi.
2. Aktivitas petani kopi yang menjadi andalan, beralih fungsi pekerjaan/lahan.
3. Faktor dominan yang membuat alih guna fungsi lahan.
4. Proses atau tindakan nyata dalam membudidayakan areal lahan kopi.
5. Langkah yang konkrit dalam membaca situasi yang ada.
C. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana perkembangan tanaman kopi? Dari tahun ke tahun, serta
pengaruhnya bagi mastyarakat?
b. Apa sajakah faktor penyebab terjadinya masalah alih fungsi lahan kopi
menjadi komoditas lain?
c. Bagaimana upaya pemerintah daerah dan masyarakat sekitar dalam
mengelola komoditas kopi?
D. TUJUAN KEGIATAN
1. Mengetahui mengenai perkembangan dari tahun ke tahun komoditas kopi
dari tahun ke tahun.
2. Mengetahui beberapa alasan mengenai perubahan lahan menjadi komoditas
lain.
3. Untuk mengetahui sejauh mana peran pemerintah dalam mensosialisasikan
kopi untuk kesejahteraan masyarakat.
4. Mengetahui karakteristik demografi, sosial, dan ekonomi penduduk yang
melakukan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian.
5. Untuk merumuskan sebuah cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan
perubahan tata fungsi lahan kopi menjadi komoditi ekspor terbaik.
6. Mengetahui dampak alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian terhadap
kondisi sosial ekonomi penduduk.
E. MANFAAT KEGIATAN
1. Manfaat Teoritis
a. Memotivasi serta memberi pemahaman mengenai pentingnya
permasalahan tersebut lebih lanjut.
b. Menambah perbendaharaan ilmu terkait dengan masalah pertanian dan alih
fungsi lahan.
2. Manfaat Praktis
a. Memberi pengetahuan kepada masyarakan akan dampak negatif dari
proses pengurangan lahan kopi.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat memikirkan pekembangan
yang muncul dari kegiatan pertanian kopi tersebut.
c. Sebagai dasar untuk menciptakan alternatif yang tepat untuk mengatasi
permasalahan akibat alih fungsi lahan pertanian tersebut.
d. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor pengubah lahan untuk kopi
menjadi lahan lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan dan Konsep dalam Geografi
Geografi mempunyai pendekatan atau sudut pandang yang spesifik dengan
memahami fenomena-fenomena kajian geografi pendekatan yaitu Pendekatan
keruangan (Spatial approach), pendekatan ekologi (Ecological Approach) dan
pendekatan kewilayahan (regional complex approach) (Suparmini,dkk, 2000).
Sudut pandang geografi yang berkaitan dengan penelitian dengan penelitian
ini adalah sudut pandang keruangan. Pendekatan keruangan menekankan
analisisnya pada variasi distribusi dan lokasi dari pada gejala-gejala atau
kelompok gejala-gejala di permukaan bumi (Suparmini dkk,2000).
Penelitian ini membahas studi alih fungsi lahan kopi yang dahulu memiliki
peranan vital dalam kehidupan masyarakat petung menjadi tersingkirkan menjadi
lahan yang lain, seperti rumput, tanaman buah, dan sengon.
Konsep dasar merupakan konsep-konsep yang paling penting yang
menggambarkan struktur suatu ilmu (Suharyono dan Moch Amien, 1994).
Konsep geografi yang berkaitan gengan penelitian ini adalah:
1. Lokasi
2. Jarak
3. Keterjangkauan
4. Deferensi Area
5. Keterkaitan Keruangan
B. Kopi
Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis yang dapat tumbuh dimana saja
terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat
dingin atau daerah-daerah tandus yang memang tidak cocok untuk kehidupan
tanaman (AAK, 1988).
Daerah-daerah yang cocok bagi tanaman kopi ataupun daerah yang
tidak dapat ditanami , misalnya :
a. Pada garis lintang Utara Lautan Pasifik dan daerah tropis di Gurun Sahara di
bagian Negara Arab yang tandus tidak cocok. Begitu pula di garis lintang
selatan seluruh Lautan Pasifik dan Australia sebelah Utara dimana tanahnya
sangat tandus, maka kedua daerah tersebut tidak cocok ditanani kopi.
b. Pada garis lintang Selatan yang cocok / dapat ditananmi kopi, misalnya
Negara-negara Panama, Brasilis dan daerah Natal, Afrika Selatan.Di daerah
tropis ini tidak ada daerah atau kepulauan yang agak luas yang kiranya tidak
dapat ditanami kopi. Hampir semua daerah dapat ditanami kopi dan 2/3
tanaman yang berproduksi di dunia terdapat di sebelah barat, terutama di
Brasilia hasilnya hampir 31% produksi dunia untuk diekspor.
Mutu kopi yang baik sangat tergantung pada jenis bibit ynag ditanam,
keadaan iklim, tinggi tempat dan lain-lain; dan kesemuanya ini dapat
mempengaruhi perkembangan hama dan penyakit. Demikian pula cuaca pun
sangat berpengaruh terhadap produksi.
C. Pendapatan
Manusia melakukan kegiatan dalam bidang ekonomi bertujuan untuk
memperoleh pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Kartono (1993), pendapatan adalah upah yang diterima oleh keluarga,
baik dari hasil pekerjaan pokok atau sampingan sebagai imbalan jasa. Jadi
pendapatan merupakan balas jasa terhadap usaha yang dilakukan sesorang dalam
rangka memenuhi kebutuhannya. Pendapatan seseorang dapat diperoleh berupa
uang atau barang. Pendapatan seseorang bisa berasal dari usaha pertanian atau
usaha non pertanian.
Pendapatan pertanian adalah nilai produksi dikurangi biaya pengeluaran.
Nilai produksi yang dimaksud adalah nilai produksi usaha tani pada harga
ditingkat petani.
1. Biaya pengeluaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk ongkos
produksi, seperti pembelian bibit, obat, pemeliharaan, dll.
2. Pendapatan non pertanian adalah pendapatan dari luar pertanian yang
dilakukan oleh petani di dusun tersebut.
3. Total pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diterima oleh
petani dalam sektor pertanian dan non pertanian dalam jangka waktu satu
tahun.
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Hadari Nawawi (1991) desain penelitian adalah rancangan
penelitian yang dilakukan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, metode
yang digunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang berusaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan
sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta (fact
finding), akan tetapi mendapatkan manfaat yang lebih luas. Menurut Suharsini
Arikunto (1996) data yang bersifat kuntitatif berbentuk angka- angka dari hasil
perhitungan atau pengukuran di tempat penelitian. Menurut Pabundu Tika (1997)
pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumpulan,
penggambaran, dan penyusunan data tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi
data.
Pendekatan geografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
ekologi, yaitu suatu metodologi untuk mendekati, menelaah, dan menganalisa
suatu gejala atau masalah dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi (Nursid
Sumaatmadja, 1981). Ilmu geografi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ekologi
manusia yang bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkunagn alam dengan
penyebaran dan aktivitas manusia. Pokok dari geografi yaitu berkenaan dengan
studi tentang ekologi manusia pada area yang khusus.
1. Variabel Penelitian
Menurut Suharsini Arikunto (1996) variable adalah objek penelitian atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variable dalam penelitian ini
adalah:
1. Keadaan Sosial
2. Penduduk
3. Tenaga kerja
4. Angkatan kerja
5. Mata Pencaharian
6. Keadaan Ekonomi
7. Kesejahteraan
8. Penggunaan Lahan
9. Pendapatan
2. Populasi
Menurut Hadari Nawawi (1998) populasi adalah keseluruhan obyek
penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda- benda, hewan, tumbuhan,
gejala, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu.
Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga petani yang menanam kopi.
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap dan sesuai dengan
tujuan penelitian maka digunakan metode penelitian data sebagai berikut :
a. Observasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan
atau mencatat secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek
penelitian. Metode observasi ini dilakukan untuk mengetahui gambaran awal
tentang daerah penlitian dengan mengunakan pedoman observasi.
b. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang di
kerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Papundu
Tika 2005). Metode ini digunakan untuk memperoleh data identitas responden,
keadaan ekonomi responden, dll. Dalam melakukan wawancara terhadap
responden digunakan pedoman wawancara yang berupa angket ( instrument
penelitian ).
c. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan kepada
subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam (Irawan
soehartono, 1995). Dokumen dalam penelitian ini berupa profil dusun, tentang
kondisi demografi sosial dll.
4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
a. Teknik pengolahan data
Menurut Papundu Tika (1997) sebelum data dianalisis terlebih dahulu
melalui langkah- langkah sebagai berikut :
Editing
Penelitian kembali pada data yang telah dikumpulkan dengan menilai
data, apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan
untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Kegiatan ini bertujuan untuk
memperbaiki kualitas data serta memperjelas data dari pedoman wawancara.
Koding
Berupaya untuk mengklasifikasikan setiap jawaban responden menurut
macamnya baik jawaban yang terbuka, tertutup, maupun semi tertutup sesuai
buku kode.
Tabulasi
Proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk table. Maksud
pembuatan table- table ini adalah penyederhanaan data agar mudah dalam
melakukan analisis.
b. Analisis data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakn adalah: Deskriptif
kuantitatif. Penyajian dalam analisis deskriptif menggunakan table frekuensi
tunggal. Data yang tersaji kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori- teori
yang ada dan diukur dengan presentase.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta : Kanisius
Hastuti. (2009). Praktek Kuliah Lapangan Sosial Ekonomi. Yogyakarta: FISE-
UNY
Nirmala.(2005). Dampak penjualan Lahan Pertanian Terhadap kondisi Ekonomi
Petani di Desa Tampir Kulon Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang
Jawa Tengah.. Yogyakarta : FISE UNY
Nurhadi, Syaeful Hadi Bambang. (2008). Bahan Lokakarya Panduan Praktek
Kuliah Lapangan. Yogyakarta: FISE-UNY
www.google.com