konsep pendidikan karakter dalam pendidikan islam

90
i KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI DiajukanUntukMemperolehGelar SarjanaPendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: IDA KURNIAWATI 11109 073 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013

Upload: lydan

Post on 09-Dec-2016

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

i

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

DiajukanUntukMemperolehGelar

SarjanaPendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

IDA KURNIAWATI

11109 073

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2013

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

ii

Page 3: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

iii

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

DiajukanUntukMemperolehGelar

SarjanaPendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

IDA KURNIAWATI

11109 073

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2013

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 Eksemplar

Hal : PengajuanSkripsi

Kepada

Yth.Ketua STAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Setelah kami menelitidanmengadakaperbaikanseperlunya,

makabersamaini kami kirimkannaskahskripsimahasiswi:

Nama : Ida Kurniawati

NIM : 11109073

Jrusan/Progdi : Tarbiyah/ PAI

Judul :KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Wassalamu’alaikum.Wr. Wb.

Salatiga, 12 Agustus 2013

Pembimbing

Mufiq, S.Ag.M.Phil

NIP. 19690617 199603 1 004

Page 5: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

v

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

SKRIPSI

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

DISUSUN OLEH

IDA KURNIAWATI

NIM : 111 09 073

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 19

September 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunanpanitiapenguji

Ketuapenguji : Suwardi, M.Pd.

SekretarisPenguji : MiftachurRif‟ah, M.Ag.

Penguji I : Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag.

Penguji II : Dra. SitiAsdiqoh, M.Si.

Penguji III : Mufiq, S.Ag., M.Phil.

Salatiga , 19 September 2013

Ketua STAIN Salatiga

Dr. ImanSutomo, M.Ag

NIP.19580827198303 1 002

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

vi

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang betandatangandibawahini:

Nama : Ida Kurniawati

NIM :11109 073

Jurusan :Tarbiyah

Progamstudi :Pendidikan Agama Islam

Menyatakanbahwaskripsi yang sayatulisinibenar-

benarmerupakanhasilkaryasayasendiri, bukanjiplakanataukaryatulis orang lain.

Pendapatatautemuan orang lain yang

terdapatdalamskripsiinidikutipataudirujukberdasarkankodeetikilmiah.

Salatiga, 12 Agustus 2013

Penulis

Ida Kurniawati

NIM. 11109073

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

vii

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

Motto

Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an

danmengajarkannya”.(H.R.Bukhari).

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

viii

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

PERSEMBAHAN

Atasrahmatdanridho Allah SWT, karyaskripsiinipenulispersembahkanuntuk:

1. Ayahku Muh.Busroni &Ibuku Titik Rahmawatitersayang yang

selalumendo‟akandanmemberikandukungan materil serta moral

hinggaakusepertisekarang.

2. Kedua adikku Muhammad Adi Kurnia Rahman dan Muhammad Said

Mustofa yang selalu mendukung dan memberikan senyum manis yang

membuat hidup kembali semangat.

3. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telahmemberikan

berbagaiilmukepadaku.

4. Bapak Mufiq, S.Ag.M.Phil selakudosenpembimbing yang selalu

memberikan motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Semuateman-temankukampungPAI Cangkatan 2009 yang

telahmelukisbegitubanyakkenangan.

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

ix

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

KATA PENGANTAR

Pujisyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT, atasrahmatdanhidayah-

Nyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini dengan judul “Nilai-Nilai

Pendidikan Karakter dalam Al-Qur‟an“.Sholawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga,

sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia. Dengan diutusnya sebagai

Rosul utusan Allah untuk membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah

sampai pada zaman yang modern ini.

SkripsiinimerupakansalahsatusyaratuntukmendapatgelarSarjanaPendidikan Islam

(S.PdI) di FakultasTarbiyahSekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga.

Dalampenyusunanskripsiini,

penulismemperolehbimbingandanpengarahandariberbagaipihak.Olehkarenaitu,

padakesempataninidengansegalakerendahanhatipenulismegucapkanterimakasihke

pada:

1. BapakDr.ImamSutomo,M.Ag, selakuketua STAIN Salatiga

2. BapakMufiq, S.Ag.M.Phil.Selakudosenpembimbingskripsi sekaligus

pembimbing akademik yang

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

x

dengansabartelahmemberikanpengarahandanbimbingankepadapenulisdala

mpenulisanskripsiini.

3. Ibu Dra. SitiAsdiqoh, M.SiselakuKetuaProgdi PAI STAIN Salatiga.

4. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

5. Bapakdanibudosen STAIN Salatiga yang

telahmemberikanilmunyakepadapenulis.

6. Bapakdanibu karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang memberikan

layanan serta bantuan dalam menyelesaikan skripsi.

7. Ayah danIbutercinta yang telahmengasuh, mendidik,

membimbingsertamemotivasikepadapenulis, baik moral maupun spiritual.

8. Sahabat-sahabatseperjuangan yang

telahmemberikansemangatdanmotivasikepadapenulisdalammenyelesaikan

penulisanskripsiini.

9. Semuapihak yang terkaitdengan

ikhlastelahmemberikanbantuanbaikmateriilmaupun spiritual

dalampenulisanskripsiini.

Demikianucapanterimakasihpenulissampaikan.Penulishanyabisaberdo‟ase

mogabantuandanbimbingandarisemuapihakdapatditerimaoleh Allah SWT

sebagaiamalibadah yang bisa menolong di hari kiamat kelak.

Akhirnyapenulisberharapsemogaskripsiinidapatbermanfaatbagipenuliskhu

susnyadanbagipembacapadaumumnya.Denganketerbatasanpengetahuandankema

mpuan, skripsiinimasihjauhdarisempurna.Olehkarenaitukritikdan saran yang

membangunsangatpenulisharapkanuntuk kesempurnaanskripsiini.

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

xi

Salatiga, 12 Agustus 2013

Penulis

Ida Kurniawati

NIM 11109073

ABSTRAK

Kurniawati, Ida. 2013. 11109073.PendidikanKarakter dalamPendidikan

Islam.Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan

Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Mufiq, S.Ag.M.Phil

Kata Kunci: PendidikanKarakter, Pendidikan Islam.

Pendidikankaraktermerupakansebuahnilai yang harusdipelajari,

dirasakandanditerapkandalamkesehariansetiapanak.Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: konsep pendidikan karakter di Indonesia, konsep pendidikan Islam,

relevansi pendidikan karakter di Indonesia dengan pendidikan Islam.Skripsi ini

menggunakan metode Library Research, yaitu penelitian yang dilakukan di

perpustakaan yang objek penelitiannya dicari lewat beragam informasi

kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah, dokumen) dan lain

sebagainya. Penulis fokuskan penelitian inipada pendidikan karakter di Indonesia

danpendidikan Islam.

Teknikpengumpulan data yang

penulislakukandalampenelitianiniadalahdenganmencaridanmengumpulkanbuku

yang menjadi data mengenaihal-hal yang berupacatatan, buku, suratkabar,

majalahdansebagainya. Karenaobjekdalampenelitianadalahbuku-buku,

makapenulismenelaahdanmengkajibuku-buku yang

dipilihsebagaibahanpenelitian.Setelah data

terkumpulmakadilakukanpenelaahansistematisdalamhubungannyadenganmasalah

yang diteliti, sehinggadiperoleh data atauinformasiuntukbahanpenelitian. Data

yang terkumpuldianalisisdenganmenggunakanmetodededuktif,

induktifdananalitiko-sintesayang menunjukkanbahwa:

Konseppendidikankarakter di Indonesia adalahpendidikannilai,

yaknipendidikannilai-nilailuhur yang bersumberdaribudayabangsa Indonesia

dalamrangkapembinaankepribadiangenerasimuda yang mencakup 3

aspekyaitupengetahuan moral (moral knonwing),sikap moral (moral

feelling),danperilaku moral (moral acting). Konseppendidikan Islam

adalahbimbingan yang diberikanolehseseorangkepadaseseorang agar

iaberkembangsecaramaksimalsesuaidenganajaran Islam yang

menyangkutpembinaanaspekjasmani, akal, danhatianakdidik.

Pendidikankarakterdalamkontekspendidikan di Indonesia adalahpendidikannilai,

yaknipendidikannilai-nilailuhur yang bersumberdaribudayabangsa Indonesia

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

xii

dalamrangkapembinaankepribadiangenerasimuda.Nilai-nilaipendidikankarakter

yang bersumberdari agama, Pancasila, budayadantujuanpendidikannasional

Indonesia yaitu : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerjakeras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingintahu, semangatkebangsaan, cintatanah air,

menghargaiprestasi, bersahabat/komunikatif, cintadamai, gemarmembaca,

pedulilingkungan, pedulisosial, tanggungjawab yang

seluruhnyaharusmengacupadatigakomponenyaitu moral knowing (pengetahuan

moral), moral feeling (merasakan moral) dan moral acting (tindakan moral).

Ketigaaspektersebutsesuaidengantujuanpendidikan Islam yaitu:aspekjasmani,

rohanidanakal.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iv

PENGESAHAN ........................................................................................................ v

DEKLARASI ............................................................................................................ vi

MOTTO .................................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix

ABSTRAK .............................................................................. .................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah ...................................................................... 1

B. FokusPenelitian ................................................................................. 6

C. Tujuan

Penelitian........................................................................... ................ 6

D. KegunaanPenelitian........................................................................... 6

E. MetodologiPenelitian. ...................................................................... 8

F. Definisi Operasional.......................................................................... 10

G. SistematikaPenulisan ........................................................................ 14

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

xiii

BAB II LANDASAN TEORI

A. TEORI PENDIDIKAN KARAKTER............................................... 11

1. PengertianPendidikanKarakter .................................................... 11

2. Pendidikan Karakterdi Indonesia ................................................ 15

3. Dimensi dan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ............................ 16

4. Tujuan Pendidikan Karakter di Indonesia ................................... 27

B. TEORI PENDIDIKAN ISLAM ........................................................ 30

1. Definisi Pendidikan Islam................................................ ........... 30

2. Tujuan Pendidikan Islam............................................................. 32

BAB III DESKRIPSI KONSEP

A. KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA ............... 39

1. Hakikat Pendidikan Karakter di Indonesia ................................. 39

2. Kurikulum Pendidikan Karakter di Indonesia............................. 41

3. Implementasi Pendidikan Karakter.................................... ......... 43

B. KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM ISLAM .............. 44

1. Karakter Manusia dalam Islam ............................. ..................... 44

2. Pendidikan Karakter dalam Islam ............................................... 49

3. Proses Penanaman Nilai dalam Pendidikan Islam ..................... 52

BAB IV PEMBAHASAN

A. ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

(TEORI LICKONA) DALAM PENDIDIKAN ISLAM................... 62

B. RELEVANSI PENDIDIKAN KARAKTER DI

INDONESIA DENGAN PENDIDIKAN

ISLAM........................................ ...................................................... 68

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

xiv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 71

B. Saran –saran ..................................................................................... 72

C. Penutup .............................................................................................. 72

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan mahkluk yang tidak bisa berlepas diri dari

pendidikan, yaitu sebagai pelaku pendidikan itu sendiri (menjadi pendidik atau

peserta didik). Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang senantiasa

terlibat dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap orang lain

maupun terhadap dirinya sendiri (Sukardjo dan Ukim, 2009:1). Inilah yang

menjadi titik beda antara pemberian akal dari Allah kepada manusia dan

pemberian akal kepada binatang atau yang lainnya.

Manusia sebagai individu merupakan objek bagi campur tangan

sebuah tindakan pendidikan. Dengan campur tangan itu manusia mengalami

pertumbuhan dan perkembangan. Struktur antropologisnya yang terbuka pada

lingkungan memungkinkan terjadinya intervensi entah sadar atau tidak yang

berasal dari luar dirinya yang menjadikan manusia itu menjadi berpendidikan

dan berpengetahuan (Doni Koesoema, 2011:109).

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bazzar, Rasulullah SAW

bersabda:

Rasulullah SAW bersabda: “Jadilah kamu orang yang berilmu, atau

pencari ilmu, atau orang yang mendengarkan, atau orang yang

mencintai ilmu, dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima nanti

kamu bisa celaka.” (H.R. Al-Bazzar) (Abu Bakar, 2009:3626).

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

2

Dari hadis di atas menjelaskan bahwa manusia itu harus jadi orang

yang berpendidikan, orang yang belajar, orang yang mendengarkan

pembelajaran, ataupun orang yang cinta akan pendidikan dan tidak boleh jadi

orang yang selain itu karena akan menimbulkan mudharat bagi diri sendiri dan

yang lainnya.

Nurani Soyomukti mengatakan dalam buku teori-teori pendidikan

bahwa aspek-aspek yang biasanya paling dipertimbangkan dalam pendidikan

antara lain: penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, perubahan perilaku

(Soyomukti, 2010:27). Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua

perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya,

pengalamnnya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda

sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik

jasmaniah maupun rohaniah (Poerbakawatja, 1982:257).

Tindakan preventif pemerintah Indonesia demi terlaksananya

pendidikan karakter, yaitu dengan membubuhkan dalam tiap mata pelajaran

berupa pendidikan karakter. Tindakan tersebut membutuhkan proses yang

panjang, tetapi hal itu tidaklah bisa terlaksana tanpa adanya komitmen

bersama dari masyarakat dan pemerintah. Pemerintah menggalakkan program

penanaman pendidikan karakter sejak usia dini. Hal yang paling penting

adalah menumbuhkan kesadaran tiap-tiap individu untuk menerapkan dan

mengaplikasikan pendidikan karakter minimal dalam diri dan keluarga.

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

3

Dalam pendidikan Islam semua aspek kebaikan bersumber dari Allah

Swt. yaitu Al-Qur‟an dan As-Sunnah (hadis Nabi). Al-Qur‟an merupakan

sumber utama referensi agama Islam dalam menentukan berbagai hukum.

Dalam surat Al-Baqoroh ayat (1-2):

“Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;

petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”(Departemen Agama, 1990:8)

Islam menyebutkan orang yang baik dan berperilaku positif itu mereka

orang-orang yang bertakwa yang tidak meragukan Al-Qur‟an. Allah juga

menyebutkan bahwa Al-Qur‟an merupakan petunjuk bagi orang yang

bertakwa yang pada dasarnya adalah mereka yang mempunyai karakter dan

bertujuan untuk menjadikan manusia yang seutuhnya (insan kamil).

Dalam Islam penggagas pendidikan karakter yang sudah ada sejak

jaman dahulu adalah Nabi Muhammad SAW, yang merupakan teladan bagi

umat manusia seluruh alam. Di dunia ini tidak ada satu makhluk pun yang

lebih berkarakter daripada Nabi Muhammad. Sebagai umat beliau kita wajib

mencontoh keteladanan beliau dalam menanamkan karakter kepada umatnya.

Tulisan-tulisan yang membahas tentang adanya pendidikan karakter sudah

banyak, yang meliputi beberapa aspek dari pendidikan karakter yang sudah

disebutkan di atas.

Ketertarikan penulis dalam mengkaji dan memahami ajaran Islam

secara mendalam menginspirasi penulis untuk menuangkan ide dan

memberikan sedikit sumbangsih ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan

yang sedang mengalami kemrosotan, karena tidak adanya tindakan nyata dari

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

4

Pemerintah. Pendidikan karakterlah yang sangat diperlukan ketika seseorang

sudah tidak ada lagi kepedulian akan tindakan nyata. Melihat latar belakang

di atas, maka penulis mengambil judul penelitian skripsi “KONSEP

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM.”

B. Fokus Masalah

1. Bagaimana konsep pendidikan karakter di Indonesia?

2. Bagaimana konsep pendidikan Islam?

3. Bagaimana relevansi pendidikan karakter di Indonesia dengan pendidikan

Islam?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui konsep pendidikan karakter di Indonesia.

2. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam.

3. Untuk mengetahui relevansi pendidikan karakter di Indonesia dengan

pendidikan Islam.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis.

1. Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan tentang konsep pendidikan karakter di

Indonesia dan pendidikan Islam.

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

5

2. Manfaat Praktis

Mendorong kepada pembaca, terutama tenaga pendidik dan

pemerintah untuk lebih mandalami konsep pendidikan karakter dalam

pendidikan Islam.

E. Metode penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Skripsi ini menggunakan metode Library Research, yaitu

penelitian yang dilakukan di perpustakaan yang objek penelitiannya

dicari lewat beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi,

jurnal ilmiah, koran, majalah, dokumen) dan lain sebagainya. Penulis

fokuskan penelitian ini dalam konsep pendidikan karakter di

Indonesia dan relevansinya dengan pendidikan Islam.

2. Sumber Data

Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

studi kepustakaan yakni pengumpulan data-data dengan cara

mempelajari, mendalami dan mengutip teori-teori dan konsep-konsep

dari sejumlah literature baik buku, jurnal, majalah, Koran ataupun

karya tulis lainnya yang relevan dengan topik penelitian. Dengan

sumber data primer Al-Qur‟an, hadis dan hasil ijtihad. Sedangkan

data sekundernya berupa buku-buku yang relevan dengan bahan

penelitian yaitu Educational Theory a Qur‟anic Outlook, Teori

Pendidikan Menurut Al-Qur‟an karya Abdul Rahman Shaleh

„Abdullah, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional danKepribadian dalam Psikologi Islam.

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

6

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam

penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang

menjadi data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, surat

kabar, majalah dan sebagainya (Suharismi, 1998:236).

Karena objek dalam penelitian adalah Islam, maka penulis

mengumpulkan data dari sumber hukum Islam yaitu Al-Qur‟an, hadis

dan kesepakatan ulama. Setelah data terkumpul maka dilakukan

penelaahan sistematis dalam hubungannya dengan masalah yang

diteliti, sehingga diperoleh data atau informasi untuk bahan

penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang telah terkumpul digunakan

beberapa metode, antara lain:

a. Metode Deduktif

Digunakan untuk menganalisis pada bab II tentang landasan

teori, yaitu analisis suatu permasalahan yang berasal dari generalisasi

yang bersifat umum kemudian ditarik pada fakta yang bersifat

khusus atau yang kongkrit terjadi (Anton, 1984:56).

Pada bab II penulis membahas tentang pendidikan karakter

yang secara umum di Indonesia kemudian penulis khususkan lagi

penerapannya pada Pendidikan Islam.

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

7

b. Metode Induktif

Digunakan untuk menganalisis pada bab III tentang

permasalahan yang akan diteliti yaitu analisis masalah yang bersifat

khusus, kemudian diarahkan pada penarikan kesimpulan yang

bersifat umum (Arifin, 1986:41).

Pada bab III penulis membahas tentang pendidikan karakter

khususnya Islam di Indonesia, kemudian penulis menyimpulkannya

dengan relevansi pendidikan karakter di Indonesia tersebut dalam

Pendidikan Islam pada umumnya.

c. Metode Komparatif

Yaitu metode yang digunakan untuk membandingkan

beberapa pendapat para ahli, mengulas, kemudian menarik

kesimpulan dari pendapat-pendapat yang dikutip tersebut. Dalam hal

ini pendapat para pakar pendidikan karakter yaitu Lickona dan pakar

teori pendidikan Islam „Abdurrahman Shaleh Abdullah.

F. Definisi Operasional

1. Konsep

Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak suatu objek. Melalui konsep, diharapkan akan dapat

menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu istilah

(Nasution, 2008:161). Dipertegas oleh Sudarminta bahwa konsep secara

umum dapat dirumuskan pengertiannya sebagai suatu representasi abstrak

dan umum tentu saja konsep merupakan suatu hal yang bersifat mental

(Sudarminta, 2002:87).

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

8

Daripengertian konsep yang telah diuraikan di atas dapat

disimpulkan bahwa konsep adalah ide abstrak untuk mengklasifikasi

objek-objek yang biasanya dinyatakan dalam suatu istilah kemudian

dituangkan ke dalam contoh dan bukan contoh, sehingga seseorang dapat

mengerti suatu konsep dengan jelas. Dengan menguasai konsep

seseorang dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu.

Konsep yang dimaksud di sini adalah konsep pendidikan karakter dalam

Pendidikan Islam.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai

karakter kepada manusia yang meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai

tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,

lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil (Sri

Narwanti, 2011:14). Jadi banyak aspek yang terkait dengan nilai-nilai

pendidikan karakter menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

3. Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang

kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan

ajaran Islam. Definisi yang digunakan ini hanyalah menyangkut

pendidikan oleh seseorang terhadap orang lain, yang diselenggarakan

dalam keluarga, masyarakat dan sekolah, menyangkut pembinaan aspek

jasmani, akal, dan hati anak didik (Tafsir, 2005:32).

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

9

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk mengetahuisecara keseluruhan isi atau materi–materi skripsi ini

secara global, maka penulis perlu merumuskan skripsi ini, yang meliputi tiga

(3) bagian:

1. BagianMuka

Padabagianmukainimemuattentanghalamanjudul, skripsi, halaman

nota persetujuanpembimbing, halamanpengesahan, halaman motto,

halamanpersembahan, halaman kata pengantar, halamandaftarisi.

2. Bagian Isi

BAB I: PendahuluanberisiLatarBelakangMasalah, FokusMasalah,

TujuanPenelitian, Manfaat Penelitian, MetodePenelitian, Definisi

Operasional, dan SistematikaPenulisanSkripsi.

BAB II: Landasan teoriberisitentangteori pendidikan karakter di

Indonesia dan pendidikan Islam.

BAB III:Deskripsi Pemikiran berisi tentang konsep pendidikan

karakter di Indonesia dan konsep karakter dalam Islam.

BAB IV:Pembahasan berisi tentang analisis pendidikan karakter

dalam pendidikan Islam dan relevansi pendidikan di Indonesia dengan

pendidikan Islam.

BAB V:Penutup yang berisitentangkesimpulandan saran-saran.

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Sebagai makhluk yang diberikan akal dengan sempurna manusia

senantiasa menjadi objek sekaligus subjek pendidikan. Pelaku dalam segala

proses pendidikan untuk memberdayakan sumber daya manusia serta potensi

yang dimiliki dengan maksimal. Banyak hal yang dibahas ketika

mendefinisikan pengertian pendidikan. Dalam UU Tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara (UU 20/2003:1).

Filsafat pendidikan mengkaji tentang pendidikan dengan membedakan

dua istilah yang berbeda tetapi hampir sama bentuknya, Paedagogie dan

Paedagogiek. Paedagogie berarti “pendidikan”dan Paedagogiek artinya “ilmu

pendidikan”. Perkataan Paedagogos yang pada mulanya berarti pelayan

kemudian berubah menjadi pekerjaan mulia. Karena pengertian paedagoog

(dari paedagogos) berarti seorang yang tugasnya, membimbing anak di dalam

pertumbuhannya ke arah berdiri sendiri dan bertanggung jawab

(Djumberansyah, 1994:16).

Dalam bukunya teori-teori pendidikan Nurani Soyomukti mengatakan

bahwa aspek-aspek yang biasanya paling dipertimbangkan dalam pendidikan

antara lain: penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, perubahan perilaku

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

11

(Soyomukti, 2010:27). Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua

perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya,

pengalamnnya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda

sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik

jasmaniah maupun rohaniah (Poerbakawatja, 1982:257).

Dalam Psikologi Kepribadian Islam al-khuluq (karakter) adalah bentuk

jamak dari akhlak. Kondisi batiniah (dalam) bukan kondisi luar yang

mencakup al-thab‟u (tabiat) dan al-sajiyah (bakat). Dalam terminologi

psikologi, karakter (character) adalah watak, perangai, sifat dasar yang khas;

satu sifat atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat

dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang pribadi. Elemen karakter terdiri

atas dorongan-dorongan, insting, refleks-refleks, kebiasaan-kebiasaan,

kecenderungan-kecenderungan, perasaan, emosi, sentimen, minat, kebajikan

dan dosa serta kemauan (Mujib, 2006:45).

Sedangkan yang dimaksud bakatadalah citra batin individu yang

menetap. Citra ini terdapat pada konstitusi individu yang diciptakan Allah

sejak lahir.Tabiat merupakan kebiasaan individu yang berasal dari hasil

integrasi antara karakter individu dengan aktifitas-aktifitas yang diusahakan.

(Mujib, 2006:47).

Karakter berasal dari bahasa Yunani kharakter yang berakar dari diksi

„kharassein‟ yang berarti memahat atau mengukir, sedangkan dalam bahasa

latin karakter bermakna membedakan tanda. Dalam bahasa Indonesia, karakter

dapat diartikan sebagai sifat kejiwaan/tabiat/watak (Sri Narwanti, 2011:1).

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

12

Menurut pendapat G.W. Allport yang dikutip oleh Sri Narwanti,

karakter merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik

individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas

dan mengarahkan pada tingkah laku manusia. Karakter bukan sekedar sebuah

kepribadian (personality) karena sesungguhnya karakter adalah kepribadian

yang ternilai (Narwanti, 2011:2). Kepribadian dianggap sebagai “ciri,

karakteristik, gaya, sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari

bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada

masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir (Doni Koesoema, 2010:80).

Menurut Simon Philips dalam buku Refleksi Karakter bangsa yang

dikutip oleh Masnur Muslich, karakter adalah kumpulan tata nilai yang

menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang

ditampilkan. Sementara itu, Koesoema menyatakan bahwa karakter sama

dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai “ciri atau karakteristik,

gaya, sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

yang dari lingkungan sekitar dan juga bawaan sejak lahir. Prof. Suyanto

dalam bukunya Masnur Muslich menyatakan bahwa karakter adalah cara

berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan

bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Imam Ghozali mengatakan bahwa karakter itu lebih dekat dengan akhlak,

yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu

dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi

(Masnur Muslich, 2011:70).

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

13

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakter itu

berkaitan dengan kekuatan moral yang positif, dan bukan konotasi negatif.

Dan orang berkarakter adalah orang yang mempunyai kualitas moral yang

positif. Dengan demikian pendidikan adalah membangun karakter, yang

secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang

didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif saja (Masnur

Muslich, 2011:70).

Karakter adalah suatu hal yang unik hanya ada pada individual atau

pun pada suatu kelompok, bangsa. Karakter merupakan landasan dari

kesadaran budaya, kecerdasan budaya dan merupakan pula perekat budaya.

Sedangkan nilai dari sebuah karakter digali dan dikembangkan melalui budaya

masyarakat itu sendiri. Terdapat empat modal strategis yaitu sumber daya

manusia, modal cultural, modal kelembagaan, serta sumber daya pengetahuan.

Keempat modal tersebut penting bagi penciptaan pola pikir yang memiliki

keunggulan kompetitif sebagai suatu bangsa (Narwanti, 2011:27).

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa antara pendidikan

dan pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan serta saling berkaitan.

Pelaksanaan pendidikan karakter dan penerapannya dalam dunia pendidikan

Islam sangatlah diperlukan. Pendidikan karakter disebut pendidikan akhlak,

sebagai pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dalam

tindakan nyata, proses pembentukan nilai dan sikap yang didasari pada

pengetahuan serta nilai moralitas yang bertujuan menjadikan manusia yang

utuh atau insan kamil.

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

14

Untuk dapat memahami pendidikan karakter harus dipahami terlebih

dahulu struktur antropologis yang ada dalam diri manusia yang terdiri dari

jasad, ruh, dan akal. Lickona yang pendapatnya dikutip oleh Masnur Muslich

juga menekankan tiga aspek komponen karakter yang baik, yaitu moral

knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling (perasaan tentang moral),

dan moral action (perbuatan moral), yang diperlukan agar anak mampu

memahami, merasakan, dan mengerjakan nilai-nilai kebajikan. Istilah lainnya

adalah kognitif, afektif dan psikomotorik (Masnur Muslich, 2010:76).

Menurut pendapat Ramli yang dikutip oleh Narwanti, pendidikan

karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan

pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya

menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.

Adapun kriteria manusia yang baik adalah patuhnya seseorang terhadap nilai-

nilai sosial tertentu, yang dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.

2. Pendidikan Karakter di Indonesia

Pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan

karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan karakter

berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi,

kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan

sebagainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak

hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang

mampu mewujudkan kesuksesan.

Upaya melakukan pendidikan karakter dalam pembangunan

masyarakat masa depan yang memiliki daya saing mandiri, perlu

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

15

mensinergikan banyak hal. Sinergisitas tersebut pertama adalah nilai agama,

kebudayaan, dan potensi individual serta faktor lain. Kedua pembelajaran

yang mendidik pengetahuan. Ketiga perlu dilakukan upaya mengembangkan,

mengubah, memperbaiki, tetapi dengan menggunakan nilai etos kerja keras,

pengembangan mutu, jujur, efisien dan demokratis (Narwanti, 2011:27).

Ada beberapa nilai pembentuk (integritas) karakter yang utuh yaitu

menghargai, berkreasi, memiliki keimanan, memiliki dasar keilmuan,

melakukan sintesa dan melakukan sesuai etika. Pendidikan karakter pertama

melekat kepada pola asuh dalam keluarga, kedua tidak pada prosesnya harus

mengalami pembelajaran di sekolah, ketiga setelah melalui proses pertama

dan kedua baru bisa terbentuk pendidikan karakter pada masyarakat bahkan

pemerintahan (Narwanti, 2011:27).

Sebagai akademisi perlu memahami bahwa proses pendidikan dapat

dilakukan secara formal, informal, dan non formal. Melalui interaksi

lingkungan pendidikan inilah yang membentuk nilai-nilai inti karakter. Nilai

inti karakter tersebut adalah kerja keras, kesadaran cultural sebagai warga

negara, peningkatan pengetahuan dan keterampilan, berperilaku baik, jujur,

etis dan belajar bertanggung jawab (Narwanti, 2011:28).

3. Dimensi dan Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Dalam pendidikan karakter dimensi yang perlu dipahami adalah

individu, sosial, dan moral. Individu dalam pendidikan karakter menyiratkan

dihargainya nilai-nilai kebebasan dan tanggung jawab. Nilai-nilai kebebasan

inilah yang menjadi prasyarat utama sebuah perilaku moral. Yang menjadi

subjek bertindak dan subjek moral adalah individu itu sendiri.

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

16

Dari keputusannya bebas bertindak, seseorang menegaskan kebaradaan

dirinya sebagai mahluk bermoral. Dari keputusannya tercermin nilai-nilai

yang menjadi bagian dari keyakinan hidupnya (Koesoema, 2011:146).Dimensi

sosial mengacu pada corak relasional antara individu dengan individu lain,

atau dengan lembaga lain yang menjadi cerminan kebebasan individu dalam

mengorganisir dirinya sendiri. Kehidupan sosial dalam masyarakat bisa

berjalan dengan baik dan stabil karena ada relasi kekuasaan yang menjamin

kebebasan individu yang menjadi anggotanya serta mengekspresikan jalinan

relasional antar-individu (Koesoema, 2011:146).

Dimensi moral menjadi jiwa yang menghidupi gerak dan dinamika

masyarakat sehingga masyarakat tersebut menjadi semakin berbudaya dan

bermartabat. Tanpa adanya norma moral, individu akan saling menindas dan

liar. Yang kuat akan makin berkuasa, yang lemah akan semakin tersingkirkan

(Koesoema, 2011:147). Lebih lanjut lagi Lickona (1992) dalam bukunya

Masnur Muslich menyebutkan penekanan tiga komponen karakter yang baik

(components of good character) yaitu moral knowing atau pengetahuan

tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral, dan moral action

atau perbuatan moral. Hal ini diperlukan agar anak mampu memahami,

merasakan, dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebajikan (Muslich,

2011:133).

Moral knowing merupakan hal penting untuk diajarkan yang terdiri

dari enam hal, yaitu: 1). Moral Awareness (kesadaran moral), 2). Knowing

moral values (mengetahui nilai-nilai moral), 3). Perspective taking

(pengambilan pandangan), 4). Moral reasoning (alasan moral), 5). Decision

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

17

making (pembuatan keputusan), 6). Self knowledge (kesadaran diri sendiri)

(Muslich, 2011:133).

Moral feeling adalah aspek yang lain yang harus ditanamkan kepada

anak yang merupakan sumber energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai

dengan prinsip-prinsip moral. Terdapat enam hal yang merupakan aspek

emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia

berkarakter, yakni conscience (nurani), self esteem (percaya diri), empathy

(merasakan penderitaan orang lain), loving the good (mencintai kebenaran),

self control (mampu mengontrol diri), humility (kerendahan hati) (Muslich,

2011:133).

Moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat

diwujudkan menjadi tindakan nyata. Perbuatan tindakan moral ini merupakan

hasil dari dua komponen lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong

seseorang dalam perbuatan yang baik, maka harus dilihat tiga aspek lain dari

karakter yaitu competence (kompetensi), keinginan (will), dan habit

(kebiasaan) (Muslich, 2011:134).

Ketiga aspek moral tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat

dan ketiganya saling bersinergi. Seorang anak harus diberikan pengetahuan

tentang moral karena tanpa adanya arahan dari orang tua anak tidak akan

memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang moral yang dengannya anak

mengetahui hal-hal baik dan buruk. Penanaman perasaan moral dan

pelaksanaan atau tindakan moral harus ditanamkan sejak dini, karena seorang

anak yang sudah terlanjur dan terbiasa melakukan hal-hal buruk atau negatif

akan sulit sekali untuk penanaman moral kembali, maka sebelum hal ituterjadi

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

18

alangkah baiknya dilakukan pencegahan sebelum kejadian hal yang tidak

diinginkan.

Nilai-nilai pendidikan karakter yang bersumber dari agama, Pancasila,

budaya dan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu (Narwanti, 2011:28):

a. Religius

Yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksana ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Narwanti, 2011:29). Dengan

indikator pencapaian pembelajaran:

1) Beraqidah lurus

2) Beribadah yang benar

3) Berdoa sebelum mulai dan sesudah selesai pembelajaran

4) Mengaitkan materi pembelajaran dengan kekuasaan Tuhan Yang Maha

Esa

5) Melaksanakan shalat dhuha

6) Melaksanakan shalat dhuhur berjamaah

7) Melaksanakan shalat asar berjamaah

8) Hafal al-Qur‟an minimal 1 juz

9) Program tahfid: setoran hapalan 1 juz ayat al-Qur‟an

10) Program penunjang: tilawah dan hapalan sesudah sholat dhuhur

berjamaan selama 5 menit

11) Musabaqah hifdhil Qur‟an

12) Reward gratis SPP bagi yang hafal di atas 3 juz (Narwanti, 2011:64).

b. Jujur

Yaitu perilaku yang dilaksanakan dalam upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan (Narwanti, 2011:29). Dengan indikator pencapaian:

1) Membuat laporan hasil percobaan sesuai dengan data yang diperoleh

2) Tidak pernah menyontek dalam ulangan

3) Tidak pernah berbohong dalam berbicara

4) Mengakui kesalahan

5) Terbuka dalam memberi penilaian kepada peserta didik (Narwanti,

2011:65).

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

19

c. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

sikap, tindakan orang lain yang berbeda (Narwanti, 2011:29). Dengan

indikator pembelajaran:

1) Pelayanan yang sama terhadap peserta didik tanpa membedakan suku,

agama, ras, golongan, status sosial dan status ekonomi.

2) Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus

3) Bekerja dalam kelompok dengan teman-teman yang berbeda jenis

kelamin, agama, suku dan tingkat kemampuan.

4) Tidak memaksakan kehendak atau pendapat orang lain.

5) Hormat menghormati

6) Basa basi

7) Sopan santun

8) Hati-hati tidak boleh tinggi bicara atau tinggi hati (Narwanti, 2011:65).

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh kepada

berbagai ketentuan dan aturan (Narwanti, 2011:29). Dengan indikator

pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Hadir tepat waktu

2) Mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran

3) Mengikuti prosedur kegiatan pembelajaran

4) Menyelesaikan tugas tepat waktu (Narwanti, 2011:66).

e. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi

berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan

tepat waktu dan sebaik-baiknya (Narwanti, 2011:29). Dengan indikator

pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Berupaya dengan gigih untuk menciptakan semangat kompetisi yang

sehat.

2) Substansi pembelajaran menantang peserta didik untuk berpikir keras.

3) Menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh guru.

4) Berupaya mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi

(Narwanti, 2011:66).

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

20

f. Kreatif

Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki (Narwanti, 2011:29). Dengan

indikator pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Menciptakan situasi belajar yang mendorong munculnya kreativitas

peserta didik.

2) Memberi tugas yang menantang munculnya kreativitas peserta didik

(tugas projek, karya ilmiah, dll)

3) Menghasilkan suatu karya baru, baik otentik maupun karya baru

(Narwanti, 2011:66).

g. Mandiri

Yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang

lain dan menyelesaikan tugas-tugas (Narwanti, 2011:29). Dengan

indikator pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Dalam ulangan tidak mengharapkan bantuan kepada orang lain.

2) Penyelesaian tugas-tugas yang harus dikerjakan secara mandiri.

3) Mempresentasikan hasil pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan.

4) Memotivasi peserta didik untuk mmenumbuhkan rasa percaya diri

(Narwanti, 2011:67).

h. Demokratis

Yaitu cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain (Narwanti, 2011:29). Dengan

indikator pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Pembelajaran yang dialogis dan interaktif

2) Keterlibatan semua peserta didik secara aktif selama pembelajaran

3) Menghargai pendapat setiap peserta didik (Narwanti, 2011:67).

i. Rasa ingin tahu

Yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

21

didengar (Narwanti, 2011:29). Dengan indikator pencapaian pembelajaran

sebagai berikut:

1) Penerapan eksplorasi dan elaborasi dalam pembelajaran.

2) Memanfaatkan media pembelajaran (cetak dan elektronik) yang

menumbuhkan keingintahuan.

3) Menumbuhkan keinginan untuk melakukan penelitian.

4) Berwawasan yang luas (Narwanti, 2011:67).

j. Semangat kebangsaan

Cara berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya

(Narwanti, 2011:29). Dengan indikator pencapaian pembelajaran sebagai

berikut:

1) Bekerjasama dengan teman yang berbeda suku/etnis.

2) Mengaitkan materi pembelajaran dengan peristiwa yang

menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme (Narwanti, 2011:67).

k. Cinta tanah air

Yaitu cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa (Narwanti,

2011:29). Dengan indikator pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Menyanyikan lagu-lagu perjuangan

2) Diskusi tentang kekayaan alam, budaya bangsa, peristiwa alam, dan

perilaku menyimpang.

3) Menumbuhkan rasa mencintai produk dalam negeri dalam

pembelajaran.

4) Menggunakan media dan alat-alat pembelajaran produk negeri

(Narwanti, 2011:67).

l. Menghargai prestasi

Yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

22

menghormati keberhasilan orang lain (Narwanti, 2011:29). Dengan

indikator pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menampilkan ide,

bakat dan kreasi.

2) Pujian kepada peserta didik yang telah menyelesaikan tugas dengan

baik, mengajukan ide cemerlang, atau menghasilkan suatu karya.

3) Terampil (Narwanti, 2011:68).

m. Bersahabat/komunikatif

Tindakan yang memperhatikan rasa senang berbicara, bargaul, dan

bekerja sama dengan orang lain (Narwanti, 2011:29). Dengan indikator

pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Pengaturan kelas memudahkan peserta didik berinteraksi.

2) Diskusi kelompok untuk memecahkan suatu masalah.

3) Melakukan bimbingan kepada peserta didik yang memerlukan.

4) Mengajukan dan menjawab pertanyaan dengan santun.

5) Manyajikan hasil tugas secara lisan atau tertulis (Narwanti, 2011:68).

n. Cinta damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa

senang dan aman atas kehadiran dirinya (Narwanti, 2011:29). Dengan

indikator pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Tidak saling mengejek dan menjelek-jelekkan orang lain.

2) Saling menjalin kerjasama dan tolong menolong.

3) Menciptakan suasana damai di lingkungan sekolah (Narwanti,

2011:68).

o. Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajukan bagi dirinya (Narwanti, 2011:29). Dengan

indikator pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Penugasan membaca buku pelajaran dan mencari referrensi.

2) Peserta didik lebih mengutamakan membeli buku dibanding dengan

yang lainnya (Narwanti, 2011:69).

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

23

p. Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi (Narwanti, 2011:29).

Dengan indikator pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Peduli lingkungan.

2) Kebersihan ruang kelas terjaga.

3) Menyediakan tong sampah organik dan unorganik.

4) Hemat dalam penggunaan bahan praktik.

5) Penanganan limbah bahan kimia dari dari kegiatan praktik (Narwanti,

2011:69).

q. Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan (Narwanti, 2011:29). Dengan

indikator pencapaian pembelajaran sebagai berikut:

1) Tanggap terhadap teman yang mengalami kesulitan.

2) Tanggap terhadap keadaan lingkungan.

3) Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing (Narwanti, 2011:69).

r. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan

Yang Maha Esa (Narwanti, 2011:29). Dengan indikator pencapaian

pembelajaran sebagai berikut:

1) Selalu melaksanakan tugas sesuai dengan aturan/kesepakatan.

2) Bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukan

(Narwanti, 2011:69).

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

24

Dalam buku yang lain disebutkan ada 8 nilai-nilai pendidikan karakter

yang masih bisa diperinci dan ditambahkan nilai-nilai yang lainnya yaitu

(Koesoema, 2011:208):

a) Nilai keutamaan

Manusia memiliki keutamaan kalau ia menghayati dan

melaksanakan tindakan-tindakan yang utama, yang membawa kebaikan

bagi diri sendiri dan orang lain (Koesoema, 2011:208).

b) Nilai keindahan

Nilai keindahan dalam tataran yang lebih tinggi menyentuh dimensi

interioritas manusia itu sendiri yang menjadi penentu kualitas dirinya

sebagai manusia (Koesoema, 2011:209).

c) Nilai kerja

Jika ingin berbuat adil, manusia harus bekerja. Penghargaan atas

nilai kerja inilah yang menentukan kualitas diri seorang individu

(Koesoema, 2011:209).

d) Nilai cinta tanah air (patriotisme)

Meskipun masyarakat kita menjadi senakin global, rasa cinta tanah

air ini tetap diperlukan, sebab tanah air adalah tempat berpijak bagi

individu secara kultural dan historis. Pendidikan karakter yang

menanamkan nilai-nilai secara mendalam, tetaplah relevan, mengingat

ikatan batin seseorang senantiasa terpaku pada tanah tumpah kelahirannya,

dan ibu pertiwi yang membesarkannya (Koesoema, 2011:209).

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

25

e) Nilai demokrasi

Nilai demokrasi termasuk di dalamnya, kesediaan untuk berdialog,

berunding, bersepakat, dan mengatasi permasalahan dan konflik dengan

cara-cara damai, bukan dengan kekerasan melainkan melalui sebuah

dialog bagi pembentukan tata masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu,

nilai-nilai demokrasi semestinya menjadi agenda dasar pendidikan nilai

dalam kerangka pendidikan karakter (Koesoema, 2011:210).

f) Nilai kesatuan

Dalam konteks berbangsa dan bernegara di Indonesia, nilai

kesatuan ini menjadi dasar pendirian negara ini. Apa yang tertulis dalam

sila ke-3 pancasila yaitu Persatuan Indonesia, tidak akan dapat

dipertahankan jika setiap individu yang menjadi warga negara Indonesia

tidak dapat menghormati perbedaan dan pluralitas yang ada dalam

masyarakat kita (Koesoema, 2011:211).

g) Menghidupi nilai moral

Nilai-nilai moral yang berguna dalam masyarakat kita tentunya

akan semakin efektif jika nilai ideologi bangsa, yaitu nilai moral dalam

pancasila menjadi jiwa bagi setiap pendidikan karakter (Koesoema,

2011:211).

h) Nilai-nilai kemanusiaan

Menghayati nilai-nilai kemanusiaan mengandaikan sikap

keterbukaan terhadap kebudayaan lain, termasuk kultur agama dan

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

26

keyakinan yang berbeda. Yang menjadi nilai bukanlah kepentingan

kelompokku sendiri, melainkan kepentingan yang menjadi kepentingan

setiap orang, seperti keadilan, persamaan di depan hukum, kebebasan, dan

lain sebagainya. Nilai-nilai kemanusiaan ini menjadi sangat relevan

diterapkan dalam pendidikan karakter karena masyarakat kita telah

menjadi masyarakat global (Koesoema, 2011:211).

Banyak para pakar dan ahli dalam bidang pendidikan yang

membagi nilai-nilai pendidikan karakter dengan beberapa bagian. Dan

menurut hemat penulis tidak ada permasalahan dalam hal pembagian

tersebut, karena indikatornya sudah mencakup dalam aspek yang lengkap.

4. Tujuan Pendidikan Karakter di Indonesia

Tidak bisa dipungkiri bahwa kemerosotan karakter bangsa Indonesia

ini terjadi terus menerus terbukti dengan meningkatnya tindakan kriminal

yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat yang tidak ada henti-hentinya

stasion televisi menyiarkan berita tentang tawuran oleh mahasiswa, korupsi

oleh para koruptor uang negara, penjualan bayi, pembunuhan dan mutilasi dan

lain sebagainya. Hal ini menunjukkan keprihatinan bangsa Indonesia akan

merosotnya pendidikan dan minimnya kesadaran berkarakter oleh masyarakat

itu sendiri. Maka dari itu, sosialisasi dan gebrakan adanya pendidikan karakter

harus segera direalisasikan.

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang

kompetitif, tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong,

berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan, dan

teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

27

Maha Esa berdasarkan pancasila (Narwanti, 2011:16). Tujuan pendidikan

karakter adalah :

1. Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga

terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah

proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).

2. Mengoreksi perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan

karakter yang diajarkan.

3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat

dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama

(Narwanti, 2011:17).

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggara

dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter

dan akhlak mulia anak secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan

norma dan nilai yang ada. Melalui pendidikan karakter diharapkan anak

mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,

mengkaji dan menginternalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga

terwujud dalam perilaku sehari-hari (Narwanti, 2011:17).

Adanya pendidikan karakter ini harus diwujudkan dalam tindakan nyata,

di sini ada unsur proses pembentukan nilai dan sikap yang didasari pada

pengetahuan yang bertujuan untuk menjadikan manusia menjadi lebih utuh.

Lebih utuh yang dimaksud adalah semakin makhluk yang mampu berelasi

secara sehat dengan lingkungan di luar dirinya tanpa kehilangan otonomi dan

kebebasannya sehingga ia menjadi manusia yang lebih bertanggung jawab

(Koesoema, 2011:134).

Nilai itu adalah nilai yang membantu orang lebih baik hidup bersama

dengan orang lain dan dunianya (learning to live together) untuk menuju

kesempurnaan. Nilai itu menyangkut berbagai bidang kehidupan seperti

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

28

hubungan sesama, diri sendiri, hidup bernegara, alam dunia dan Tuhan yang

melibatkan unsur kognitif, afektif dan psikomotorik (Muslich, 2010: 67).

Pendidikan karakter lebih mengutamakan moral individu yang ada,

untuk itu dua paradigma pendidikan karakter merupakan satu keutuhan yang

tidak dapat dipisahkan. Penanaman nilai dalam diri anak dan pembaharuan

dalam tata nilai kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan

individu merupakan dua wajah pendidikan karakter yang harus dilaksanakan

secara bersamaan dan saling keterkaitan.

Pada dasarnya, pendidikan sebagai proses alih nilai mempunya tiga

sasaran yaitu:

a. Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia yang mempunyai

keseimbangan antara kemampuan kognitif dan psikomotorik di satu pihak

serta kemampuan afektif di pihak lain. Dalam hal ini pendidikan dapat

diartikan bahwa pendidikan akan menghasilkan manusia yang

berkepribadian, tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang luhur,

serta mempunyai wawasan dan sikap kebangsaan dan serta memupuk jati

dirinya (Muslich, 2011:137).

b. Menjadikan manusia tunduk dan memancarkan nilai-nilai keimanan dan

ketakwaan untuk melaksanakan ibadah menurut keyakinan dan

kepercayaan masing-masing, berakhlak mulia, serta senantiasa menjaga

harmoni hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitarnya

yaitu proses pembinaan imtak (Muslich, 2011:137).

c. Dapat mentransformasikan tata nilai yang mendukung proses

industrialisasi dan penerapan teknologi, seperti penghargaan atas waktu,

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

29

etos kerja tinggi, disiplin, kemandirian, kewirausahaan dan sebagainya

yaitu proses pembinaan iptek (Muslich, 2011:137).

Pendidikan budi pekerti tidak bisa lepas dari sistem nilai yang dimiliki

oleh masyarakat serta proses internalisasi nilai untuk melestarikan sistem nilai

tersebut.

B. Teori Pendidikan Islam

1. Definisi Pendidikan Islam

Kata “Islam” dalam pendidikan Islam manunjukkan warna pendidikan

tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang Islami,

yaitu pendidikan yang berdasarkan Islam (Tafsir, 2005:24). Ahmad Tafsir

(2005) menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang

(pendidik) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai

perkembangan maksimal yang positif. Usaha yang dilakukan salah

satunya dengan cara mengajarnya, yaitu mengembangkan

pengetahuan dan keterampilannya, memberi teladan (contoh),

memberi pujian dan hadiah, mendidik dengan cara membiasakan dan

lain sebagainya. Kesimpulannya, pengajaran adalah sebagian dari

usaha pendidikan. Pendidikan adalah usaha mengembangkan

seseorang agar terbentuk perkembangan yang maksimal dan positif

(Tafsir, 2005:28).

Konferensi yang diselenggarakan di Jeddah pada tahun 1977

menghasilkan definisi pendidikan menurut Islam dengan memberikan

kesimpulan seluruh pengertian yang terkandung dalam istilah ta‟lim,

tarbiyah, dan ta‟dib (Tafsir, 2005:28). Menurut pendapat Naquib Al-Attas

yang dikutip oleh Ahmad Tafsir istilah ta‟dib adalah istilah yang paling tepat

digunakan untuk menggambarkan pengertian pendidikan, sementara istilah

tarbiyah terlalu luas karena pendidikan dalam istilah ini mencakup juga

pendidikan untuk hewan. Istilah ta‟dib merupakan masdar kata kerja addaba

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

30

yang berarti pendidikan, kemudian diturunkan kata addabun yang

berartimendidik dan menjadikan orang mempunyai adab. Dari kata adab al-

Attas mendefinisikan pendidikan menurut Islam sebagai pengenalan dan

pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia,

tentang tempat-tempat yang tepat bagi segala sesuatu di dalam tatanan wujud

sehingga hal ini membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat

Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud tersebut. Pendidikan menurut

Islam adalah usaha agar orang mengenali dan mengakui tempat Tuhan dalam

kehidupan ini (Tafsir, 2005:29).

Abdurrahman al-Nahlawi merumuskan definisi pendidikan justru dari

kata al-tarbiyah. Dari segi bahasa berasal dari tiga kata, yaitu : rabiya-yarba

yang berarti menjadi besar, rabba-yarbu yang berarti memperbaiki,

menguasai urusan, menuntun, menjaga, memelihara kemudian raba-yarbu,

yang berarti bartambah, bertumbuh seperti dalam al-Qur‟an surat Al-Rum

ayat 39 yaitu:

dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah

pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah.

dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

Manurut Imam al-Baidlawi di dalam tafsirnya arti asal al-rabb adalah

al-tarbiyah, yaitu menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit sehingga

sempurna (Tafsir, 2005:29). Berdasarkan ketiga kata itu, Abdurrahman al-

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

31

Bani menyimpulkan bahwa pendidikan (tarbiyah) terdiri atas empat unsur,

yaitu:

a. Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa (baligh);

b. Mengembangkan seluruh potensi;

c. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan;

d. Dilaksanakan secara bertahap.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah pengembangan

seluruh potensi anak didik secara bertahap menuurut ajaran Islam (Tafsir,

2005:29). Akhir kesimpulannya Tafsir memberikan definisi pendidikan

Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang

agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Definisi

yang digunakan ini hanyalah menyangkut pendidikan oleh seseorang

terhadap orang lain, yang diselenggarakan dalam keluarga, masyarakat dan

sekolah, menyangkut pembinaan aspek jasmani, akal, dan hati anak didik

(Tafsir, 2005:32).

2. Tujuan Pendidikan Islam

Komponen-komponen sifat dasar manusia yang diakui adalah

tubuh, ruh, dan akal. Tujuan umum pendidikan Islam dapat dibagi tiga

kelompok utama tersebut. Ketiga komponen di atas merupakan satu

kesatuan utuh yang tidak bisa terpisahkan, karena salah satu aspek darinya

hancur atau rusak maka ketiganya ikut rusak. Ini berarti dalam pendidikan

Islam mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu: tujuan jasmaniah, tujuan

ruhani, dan tujuan mental (Abdullah, 2005:138).

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

32

a. Tujuan Pendidikan Jasmani

Kekuatan fisik merupakan bagian pokok dari tujuan pendidikan,

maka pendidikan harus mempunyai tujuan ke arah keterampilan-

keterampilan fisik yang dianggap perlu bagi teguhnya tubuh yang sehat.

Kebiasaaan-kebiasaan yang bisa menumbuh-kembangkan kesehatan

pribadi dianjurkan. Kebersihan jasmani dan penampilan yang baik

merupakan teladan kebiasaan-kebiasaan yang diharapkan. Kebersihan

jasmani sangat dianjurkan dalam Islam, sebagai contoh Islam menyuruh

seseorang untuk bersuci sebelum melakukan ibadah, memakai pakaian

bagus ketika hendak beribadah dan lain sebagainya. Terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan biologis adalah perlu bagi eksistensi manusia

sebagai suatu pribadi, seperti kebutuhan makan, minum ataupun seksual

(Abdullah, 2005:139).

Demikian pula perhatian al-Qur‟an terhadap penghargaan atas

karunia jisim atau jasad manusia. Sebuah potongan ayat dalam surat al-

baqoroh ayat 247 disebutkan sebagai berikut:

Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu

dan menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa."

Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.

Sebagian ahli tafsir menafsirkan kalimat basthat fi al-jism dengan

kekuatan fisik atau ukuran yang besar, atau dengan pengertian keduanya

(Abdullah, 2005:138).

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

33

Kesimpulannya adalah, pendidikan Islam yang memberikan

perhatian terhadap tubuh manusia, bertujuan menyajikan fakta-fakta

relevan kepada siswa mengenai tubuhnya. Bertujuan membantu siswa

mencapai kemampuan yang menjadikannya lebih kuat dan membantunya

menanamkan sikap positif terhadap tubuhnya (Abdullah, 1991:157).

b. Tujuan Pendidikan Rohani

Seseorang yang mau mengikrarkan dua kalimat syahadat, maka

wajib menerima seluruh gagasan dan wawasan yang ada dalam al-Qur‟an.

Menerapkan moralitas Qur‟ani sebagaimana tercermin dalam teladan

Rasulullah. Sasaran dalam katagori ini adalah biasanya disebut sasaran

yang bersifat spiritual (ruhiyyah). Pentingnya wawasan dan gagasan

tersebut terbukti dalam ayat 4 surat al-Qalam yang memuji nabi

(Abdullah, 1991:158):

dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Para ahli pendidikan menyamakan tujuan religius (ahdaf diniyyah)

dengan tujuan pendidikan rohani ini (Abdullah, 1991:158). Dalam surat

Ali Imran ayat 19 disebutkan bahwa:

.......

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.......

Ayat tersebut menegaskan bahwa term Islam adalah sinonim

dengan term ad-din. Islam menyantuni seluruh aspek kehidupan manusia

(Abdullah, 1991:158). Dimensi spiritual yang dimaksudkan adalah sisi

jiwa yang memiliki sifat-sifat ilᾱ hiyah (ketuhanan) dan memiliki daya

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

34

untuk menarik dan mendorong dimensi-dimensi lainnya untuk

mewujudkan sifat-sifat tuhan dalam dirinya. Pemilikan sifat-sifat Tuhan

bermakna memiliki potensi-potensi luhur batin. Potensi-potensi itu

melekat pada dimensi-dimensi psikis manusia dan memerlukan

aktualisasi. Dimensi manusia yang bersumber secara langsung dari Tuhan

ini adalah dimensi al-ruh (Baharuddin, 2007:136).

Adopsi terhadap wawasan Qur‟ani adalah sebuah keharusan.

Dalam ayat 10 surat Al-Baqoroh dinyatakan, orang-orang munafik yang

tidak percaya tarhadap wawasan dan gagasan Qur‟ani adalah orang-orang

yang di dalam hatinya ada penyakit. Ini artinya, penyusunan wawasan dan

gagasan tersebut sebagai tujuan pendidikan mengharuskan adanya

pembersihan terhadap sikap-sikap antagonis terhadap wawasan dan

gagasan tersebut. Pemurnian individu dari sikap-sikap negatif semacam

ini merupakan prioritas (Abdullah, 1991:160).

c. Tujuan Pendidikan Akal

Secara bahasa kata „aqlmempunyai aneka makna. Diantaranya

bermakna al-hijr atau al-nuha yang berarti kecerdasan. Sedangkan kata

kerja (fi‟il) „aqala bermakna habasa yang berarti mengikat atau menawan.

Karena itulah orang yang menggunakan akalnya disebut aqil yaitu orang

yang dapat mengikat dan menawan hawa nafsunya (Baharuddin,

2007:115).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa orang yang

menggunakan akalnya pada dasarnya adalah orang yang mampu mengikat

hawa nafsunya, sehingga hawa nafsunya tidak dapat menguasai dirinya. Ia

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

35

mampu mengendalikan dirinya terhadap dorongan nafsu dan juga

memahami kebenaran agama (Baharuddin, 2007:115).

Dalam hal tujuan pendidikan akal, para pendidik diikat dengan

tanggung jawab pengembangan inteligensia yang bakal mengantarkan

siswa kepada pencapaian kebenaran “ultimate”. Pengkajian terhadap ayat-

ayat Allah dan penemuan tentang susunan ayat-ayat tersebut bakal

mengantarkan siswa (manusia) kepada pengenalan terhadap Dzat Maha

Pencipta. Pendidikan dapat membantu dengan menyajikan fakta-fakta

yang relevan dan memadai tentang apa yang dipelajari, pencapaian tujuan

aqliyyah (Abdullah, 1991:161).

Di samping membantu siswa mengetahui fakta-fakta dan

meningkatkan kemampuan mental (aqliyyah), pendidikan Islam juga

bertujuan mendorong dan mengantarkan mereka kepada cara berfikir

logis. Pemahaman mendalam dan tidak sekedar hafalan, harus ditekankan

untuk dicapai. Hafal terhadap bagian-bagian al-Qur‟an merupakan salah

satu tujuan yang hendak dicapai, karena setiap muslim harus melafalkan

ayat-ayat al-Qur‟an dalam praktek shalat juga ditekankan untuk

memahami apa yang dibacanya. Al-Qur‟an tidak hanya untuk dihafalkan

sebagai pengetahuan hafalan, namun ia diturunkan agar dipahami benar

leh manusia (Abdullah, 1991:164).

......

Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran?.....(Q.S. 4 an-

nisa:82)

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

36

Para ahli tafsir mengatakan, tadabbur merupakan pengetahuan

mengenai bukti al-Qur‟an dan harmoni yang terjadi pada ayat-ayatnya.

Dengan ini jelas kita tidak dapat menerima klaim yang menganggap

memorisasi mendominasi atau harus mendominasi kurikulum pendidikan

Islam. Pemahaman ini bukan sekedar pengetahuan hafalan, harus

dijadikan fokus perhatian pendidikan (Abdullah, 1991:164).

Dari ketiga tujuan dimensi pendidikan tersebut, fisik, ruh dan akal

ini menegaskan bahwa kebutuhan dasar yang berakar pada fitrah manusia

mesti mendapatkan perhatian penuh. Oleh karena itu dalam teori

pendidikan benar bahwasannya tidak boleh mengabaikan salah satu dari

ketiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang memang

menghasilkan pendidikan ketiga dimensi di atas.

d. Tujuan Pendidikan Sosial

Manusia merupakan mahkluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri,

tanpa bantuan orang lain. Seorang tidak akan mampu hidup dalam

suasana isolasi. Kenyataan ini nampak dari ayat yang ditujukan untuk

manusia selalu menggunakan bentuk jamak. Panggilan dengan “Ya

Ayyuhannas” yang berada pada 20 tempat, “Ya Bani Adam” berada pada

5 tempatdan kalimat “ya ayyuhal insan” hanya berada pada 2 tempat saja.

Dalam ayat 65 surat al-Anfal disebutkan bahwa daya tahan dan kesabaran

individual dalam peperangan disebut sebagai bagian dari usaha kolektif

(Abdullah, 1991:165).

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

37

jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka

akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus

orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat

mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang

kafir itu kaum yang tidak mengerti.

Dari ayat di atas terlihat bahwa Allah menyebutkan 20 orang dapat

mengalahkan 200 orang, di sini bukan berarti satu orang dapat

mengalahkan 10 orang. Maksudnya Allah memberikan tujuan bahwa

semua akan terasa ringan ketika dilakukan dengan berjamaah atau

bersama-sama. Dalam kelompok individu dipaksa ikut memikirkan

anggota atau orang lain dalam kelompok tersebut. Dari sini jelaslah

bahwa pendidikan harus memperhatikan atau memberi perhatian lebih

pada aspek sosial. Jika tujuan pendidikan tidak dapat menciptakan

berlangsungnya kebutuhan sosial, maka akan terjadi ketidakseimbangan

(Abdullah, 1991:166).

Kelompok penting yang paling berpengaruh bagi individu, adalah

keluarga. Pendidikan harus bertujuan mengembangkan sikap yang pantas

dilakukan anngota keluarga, seperti cinta anak, hormat kepada orang tua,

mengakui peran istri ataupun suami dan sebagainya. Kurikulum

pendidikan Islam juga bertujuan membiasakan kemampuan sosial tertentu

yang berhubungan dengan masalah keluarga (Abdullah, 1991:166).

Memasyarakatnya kemampuan sosial yang baik seperti komunikasi

dengan sesama, merupakan bagian dari tujuan pendidikan Islam.

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

38

Hal yang paling penting adalah menerapkan kehidupan sosial yang

berbasis Qur‟ani. Jika ada individu yang melenceng jauh dari ajaran

Qur‟ani kita wajib untuk menjauhinya dan haram uuntuk memeliharanya.

Harmoni antara individu dan sosial tidak memberikan celah bagi

kontradiksi antara tujuan sosial dan tujuan individu dalam pendidikan.

Pendidikan bertujuan mengembangkan wawasan dan gagasan agar sesuai

dengan standar masyarakat yang berlaku sekarang.

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

39

BAB III

DESKRIPSI KONSEP

A. Konsep Pendidikan Karakter di Indonesia

1. Hakikat Pendidikan Karakter di Indonesia

Hakikat pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia

adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber

dari budaya bangsa Indonesia dalam rangka pembinaan kepribadian generasi

muda (Narwanti, 2011:16).Pendidikan karakter seharusnya dimulai dari sini,

karena pemudalah penerus bangsa yang akan melanjutkan perjuangan

memajukan negara Indonesia.

Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam

rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk

kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat

secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai usaha kita

secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah/madrasah untuk

membantu pembentukan karakter secara optimal.

Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral

knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral acting).

Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang

baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat

baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Berdasarkan tujuan pendidikan

nasional, pendikan karakter adalah suatu program pendidikan (sekolah dan

luar sekolah) yang mengorganisasikan dan menyederhanakan sumber-sumber

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

40

moral dan disajikan dengan memerhatikan pertimbangan psikologis untuk

pertimbangan pendidikan (Zuchdi, 2009:39).

Tujuan pendidikan karakter adalah mengajarkan nilai-nilai tradisional

tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan perilaku yang

baik dan bertanggung jawab (Zuchdi, 2009:39). Nilai-nilai ini juga

digambarkan sebagai perilaku moral. Pendidikan karakter selama ini baru

dilaksanakan pada jenjang pendidikan pra sekolah/madrasah (taman kanak-

kanak atau raudhatul athfāl). Sementara pada jenjang sekolah dasar dan

seterusnya kurikulum di Indonesia masih belum optimal dalam menyentuh

aspek karakter ini, meskipun sudah ada materi pelajaran Pancasila dan

Kewarganegaraan.

Strategi pembelajaran yang berkenaan dengan moral knowing akan

lebih banyak belajar melalui sumber belajar dan nara sumber. Pembelajaran

moral loving akan terjadi pola saling membelajarkan secara seimbang di

antara siswa. Sedangkan pembelajaran moral acting akan lebih banyak

menggunakan pendekatan individual melalui pendampingan pemanfaatan

potensi dan peluang yang sesuai dengan kondisi lingkungan siswa. Ketiga

strategi pembelajaran tersebut sebaiknya dirancang secara sistematis agar

para siswa dan guru dapat memanfaatkan segenap nilai-nilai dan moral yang

sesuai dengan potensi dan peluang yang tersedia di lingkungannya.

Dengan demikian, hasil pembelajarannya ialah terbentuknya

kebiasaan berpikir dalam arti peserta didik memiliki pengetahuan, kemauan

dan keterampilan dalam berbuat kebaikan. Melalui pemahaman yang

komprehensif ini diharapkan dapat menyiapkan pola-pola manajemen

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

41

pembelajaran yang dapat menghasilkan anak didik yang memiliki karakter

yang kuat dalam arti memiliki ketangguhan dalam keilmuan, keimanan, dan

perilaku shaleh, baik secara pribadi maupun sosial.

2. Kurikulum Pendidikan Karakter di Indonesia

Kurikulum merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan

gagasan-gagasan yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Kurikulum

dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tujuan yang

harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan peserta

didik, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang

untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta

implementasi dari dokumen yang dirancang dalam kehidupan nyata.

Komponen-komponen kurikulum saling berkaitan dan saling mempengaruhi,

terdiri dari tujuan yang menjadi arah pendidikan, komponen pengalaman

belajar, komponen strategi pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi

(Sanjaya, 2010:16).Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan

arah dan tujuan pendidikan.

Di era kurikulum 2004-2008 yang menggunakan kurikulum KBK dan

KTSP, pembelajaran lebih mendapatkan penegasan pada kewenangan guru

untuk menentukan indikator, pengalaman belajar, dan rangkaian belajar yang

bisa mengantarkan tercapainya Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi

yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat. Bahkan untuk pendidikan agama

(PAI) dan pendidikan kewarganegaraan sudah mendapatkan pembobotan

yang jelas, yakni PAI dengan akhlak mulia atau budi pekerti dan PPKN

terkonsentrasi pada kepribadian. Kalau saja mata pelajaran ini bisa diturunkan

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

42

dalam pembelajaran nyata di sekolah/madrasah, dengan fokus dan pendekatan

yang jelas pada akhlak mulia, budi pekerti, dan kepribadian, seharusnya

sudah bisa memberi harapan yang jauh lebih baik untuk memperbaiki akhlak

siswa dibanding dengan harapan pada kurikulum sebelumnya. Namun untuk

melakukan penguatan bagi perubahan perilaku peserta didik yang semakin

berakhlak yang mengarah pada perolehan nilai-nilai hidup, bukan semata-

mata nilai angka yang hanya menggambarkan prestasi akademik, bukan

belajar untuk berprestasi dalam kehidupan.

Desain kurikulum pendidikan karakter bukan sebagai teks bahan ajar

yang diajarkan secara akademik, tetapi lebih merupakan proses pembiasaan

perilaku bermoral. Nilai moral dapat diajarkan secara tersendiri maupun

diintegrasikan dengan seluruh mata pelajaran dengan mengangkat moral

pendidikan atau moral kehidupan, sehingga seluruh proses pendidikan

merupakan proses moralisasi perilaku peserta didik. Bukan proses pemberian

pengetahuan moral, tetapi suatu proses pengintegrasian moral pengetahuan.

Pendidikan karakter dipahami sebagai upaya menanamkan kecerdasan

dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam

bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati

dirinya (Zubaidi, 2011:17).Penamaan pendidikan karakter tidak bisa hanya

sekedar transfer ilmu pengetahuan atau melatih suatu keterampilan tertentu.

Pendidikan karakter perlu proses, contoh teladan, pembiasaan atau

pembudayaan dalam lingkungan peserta didik dalam lingkungan

sekolah/madrasah, keluarga, lingkungan masyarakat, mapun lingkungan

media massa.

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

43

3. ImplementasiPendidikan Karakter

Proses pembelajaran pendidikan karakter secara terpadu bisa

dibenarkan karena sejauh ini muncul keyakinan bahwa anak akan tumbuh

dengan baik jika dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar. Istilah

terpadu dalam pembelajaran berarti pembelajaran menekankan pengalaman

belajar dalam konteks yang bermakna.

Ciri-ciri pendidikan terpadu adalah: (1) berpusat pada peserta didik;

(2) memberikan pengalam langsung kepada peserta didik; (3) pemisahan

bidang studi tidak begitu jelas; (4) menyajikan konsep dari berbagai bidang

studi dalam suatu proses pembelajaran; (5) bersifat luwes, dan (6) hasil

pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta

didik (Zubaidi, 2011:268).

Integrasi pembelajaran dapat dilakukan dalam substansi materi,

pendekatan, metode, dan model evaluasi yang dikembangkan. Tidak semua

substansi materi pelajaran cocok untuk semua karakter yang akan

dikembangkan, perlu dilakukan seleksi materi dan sinkronisasi dengan

karakter yang akan dikembangkan. Pada prinsipnya semua mata pelajaran

dapat digunakan sebagai alat untuk mengembangkan semua karakter peserta

didik, namun agar tidak terjadi tumpang-tindih dan terabaikannya salah satu

karakter yang akan dikembangkan, perlu dilakukan pemetaan berdasarkan

kedekatan materi dengan karakter yang akan dikembangkan.

Dari segi pendekatan dan metode meliputi inkulkasi (inculcation),

keteladanan (modeling,qudwah), fasilitasi (facilitation), dan pengembangan

keterampilan (skill building) (Zuchdi, 2010:46-50).Dalam pendidikan

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

44

karakter, pemodelan atau pemberian teladan merupakan strategi yang biasa

digunakan. Untuk dapat menggunakan strategi ini ada dua syarat harus

dipenuhi. Pertama, guru harus berperan sebagai model yang baik bagi peserta

didik dan anaknya. Kedua, peserta didik harus meneladani orang terkenal

yang berakhlak mulia, misalnya Nabi Muhammad saw. Cara guru

menyelsaikan masalah dengan adil, menghargai pendapat anak dan

mengeritik orang lain dengan santun, merupakan perilaku yang secara alami

dijadikan model bagi anak (Zuchdi, 2010:46-50).

Pembelajaran moral bagi peserta didik akan lebih efektif apabila

disajikan dalam bentuk gambar, seperti film, sehingga peserta didik bukan

saja menangkap maknanya dari pesan verbal mono-pesan, melainkan bisa

menangkap pesan yang multi-pesan dari gambar, keterkaitan antargambar dan

peristiwa dalam alur cerita yang disajikan. Contoh: penyampaian pesan

bahwa narkoba itu harus dihindari, maka tayangan tentang derita orang-orang

yang dipenjara karena korban narkoba jauh lebih bermakna daripada

disampaikan secara lisan, melalui metode ceramah. Namun demikian, bila

ingin lebih mendalam tingkat penerimaan mereka, bisa dilanjutkan dengan

metode renungan (al-muhasabah) setelah terkondisikan dengan baik melalui

cerita dalam film yang baru saja ditayangkan.

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

45

B. Konsep Pendidikan Karakter dalam Islam

1. Karakter Manusia dalam Islam

Manusia diberi oleh Allah karakter atau kecenderungan untuk berbuat

baik dan juga berbuat buruk, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat

As-Syams yang berbunyi:

Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaannya.

Dari ayat di atas Allah menjelaskan pemberian ilham yaitu berupa

pengetahuan dalam diri manusia yang tidak diketahui dari mana sumbernya.

Lebih jelas lagi Al-Maraghi dalam tafsirnya mengatakan:

Kemudian Allah memberikan inspirasi (ilham) kepada setiap jiwa

manusia tentang kefasikan dan ketakwaan serta memperkenalkan

keduanya, sehingga ia mampu membedakan mana yang benar dan

mana yang salah, mana petunjuk dan mana kesesatan. Semua itu bisa

dipahami oleh orang-orang yang mempunyai mata hati. (Al-Maraghi,

1993:298)

Tegasnya, Allah memberi akal kepada manusia yang dapat

dipergunakan untuk membedakan antara kebajikan dan kejahatan serta diberi

kesanggupan untuk melakukan keduanya (Ash-Siddieqy, 2003:4606). Dalam

hal ini manusia tetapi mempunyai kecenderungan untuk berbuat kebajikan.

Kecenderungan manusia kepada kebaikan terbukti dari persamaan konsep-

konsep pokok moral pada setiap peradaban dan zaman. Perbedaan terletak

pada bentuk, penerapan, atau pengertian yang tidak sempurna terhadap

konsep-konsep moral, yang disebut ma'ruf dalam bahasa Al-Quran. Tidak

ada peradaban yang menganggap baik kebohongan, penipuan, atau

keangkuhan. Pun tidak ada manusia yang menilai bahwa penghormatan

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

46

kepada kedua orang-tua adalah buruk. Boleh jadi cara penghormatan kepada

keduanya berbeda-beda antara satu masyarakat pada generasi tertentu

dengan masyarakat pada generasi yang lain. Perbedaan-perbedaan itu selama

dinilai baik oleh masyarakat dan masih dalam kerangka prinsip umum, maka

ia tetap dinilai baik (Shihab, 1996:254).

Secara umum karakter dalam perspektif Islam dibagi menjadi dua,

yaitu karaktermulia (al-akhlaq al-mahmudah) dan karakter tercela (al-akhlaq

al-madzmumah)

a. Karakter positif manusia (Sukanto, 1985:208)

1) Menunaikan hak dan kewajiban

..... .....

dan sempurnakanlah takaran dan timbangan (hak dan kewajiban)

dengan adil. (Q.S.Al-An‟am 6:152)

2) Etos kerja keras

Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,

Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan

mengetahui,(Q.S.Az-Zumar 39:39)

3) Sikap adil

....

Maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil,

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.(Q.S.Al-

Maidah 5:42)

4) Lapang dada

...

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

47

Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.(Q.S.Al-Hijr

15:85)

5) Musyawarah

... ...

dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian

apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah

kepada Allah. (Q.S.Ali Imran 3:159)

6) Sikap etis

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah

dan Katakanlah Perkataan yang benar,(Q.S.Al-Ahzab 33:70)

7) Beribadah kepada Allah dan berbakti kepada orang tua

...

sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya

dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-

bapak (Q.S.An-Nisa 4:36)

8) Memenuhi janji

...

dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta

pertanggungan jawabnya.(Q.S.Al-Isra 17:34)

9) Menunaikan amanat

...

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, (Q.S.An-Nisa 4:58)

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

48

10) Keteguhan mental (sabar)

... ...

dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. (Q.S.Luqman

31:17)

11) Rajin dan Tertib

...

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya. (Q.S.Al-Baqarah 2:282)

b. Karakter negatif manusia (Sukanto, 1985:210)

1) Mengurangi hak orang lain dan merusak tata tertib

...

...

Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah

kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan

timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka

bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. (Q.S.Al-A‟raf 7:85)

2) Makan harta anak yatim

...

dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan

cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa (Q.S.Al-Isra

17:34)

3) Dusta

...

dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut

oleh lidahmu secara dusta.(Q.S.An-Nahl 16:116)

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

49

4) Iri/dengki

...

dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah

kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.

(Q.S.An-Nisa 4:32)

5) Bakhil dan boros

dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu

dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu

menjadi tercela dan menyesal.(Q.S.Al-Isra 17:29)

6) Serakah

...

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, (Q.S.An-Nisa 4:29)

7) Jahat/keji

...

dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji,

baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi,

(Q.S.Al-An‟am 6:151)

8) Sombong

...

dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong,

(Q.S.Al-Isra 17:37).

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

50

2. Pendidikan Karakter dalam Islam

Pendidikan karakter dalam ajaranIslam sudah dikenal 15 abad yang

lalu.Bahkan pendidikan karakter merupakan misi utama nabi Muhammad

S.A.W. dalam berdakwah dan beliaulah yang mempunyai karakter yang

agung hal ini sesuai dengan firman Allah surat Al-Qalam ayat 4 yang

berbunyi:

dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Puncak karakter seorang muslimadalah taqwa, dan indikator

ketaqwaannyaadalah terletak pada akhlaknya.Tujuan pendidikan karakter

yaitu manusia yang memiliki akhlak budi pekerti yang luhur. Sehingga

manusia berkarakter taqwa adalah gambaran manusia ideal yaitu manusia

yang memiliki kecerdasan emosional spiritual (emotional spiritual quotient).

Kecerdasan emosional yang dibarengi kecerdasan spiritual inilah yang

seharusnya paling ditekankan dalam pendidikan. Hal ini dilakukan dengan

penanaman nilai-nilai etis religius melalui keteladanan dari keluarga, sekolah

dan masyarakat, penguatan pengamalan peribadatan, pembacaan dan

penghayatan kitab suci Al-Qur‟an, penciptaan lingkungan baik fisik maupun

sosial yang kondusif. Apabila emosional spiritual anak sudah tertata, maka

akan lebih mudah untuk menata aspek-aspek kepribadian lainnya.

Maksudnya, kalau kecerdasan emosional spiritual anak berhasil ditingkatkan,

secara otomatis akan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan lainnya seperti

kecerdasan memecahkan masalah (adversity quotient) dan kecerdasan

intelektual (intellectual quotient) dari sini akan terciptalah kesuksesan anak

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

51

dunia dan akhirat lantaran kecerdasan anak dalam berbagai hal (Agustian,

2001:xx).

Untuk menciptakan keceradasan emosional spiritual anak perlu

ditanamkan suatu pemahaman, visi, sikap terbuka, integritas, karakter,

konsisten dan sifat kreatif yang didasari atas kesadaran diri serta sesuai

dengan suara hati (Agustian, 2001:xxi). Allah berfirman dalam surat Al-

Jumuah ayat 2 yang berbunyi:

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul

di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,

mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As

Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata,

Istilah tazkiyyah dalam ayat di atas yang berarti mensucikan mereka

yaitu mensucikan akhlak mereka dari perbuatan-perbuatan dhalim. Metode

tazkiyah digunakan untuk membersihkan jiwa (SQ). Tazkiyah lebih berfungsi

untuk mensucikanjiwa dan mengembangkan spiritualitas.Dalam pendidikan

Jiwa sasarannyaadalah terbentuknya jiwayang suci, jernih (bening) dan

damai(bahagia). Sedang output-nya adalahterbentuknya jiwa yang tenang

(nafs al-mutmainnah), ulûl arhâm dan tazkiyah. Ulûl arhâm adalah

orangyang memiliki kemampuan jiwa untukmengasihi dan menyayangi

sesamasebagai manifestasi perasaan yangmendalam akan kasih sayang Tuhan

terhadap semua hamba-Nya (Mishad, 2012:37).

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter dalam Islam sama

dengan pendidikan akhlak dan juga merupakan pensucian jiwa dan karakter

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

52

manusia menjadi manusia yang bertakwa. Pendidikan karakter menuntut

manusia untuk berbudi luhur seperti Nabi Muhammad yang merupakan

teladan bagi umat manusia. Rasulullah bersabda dalam hadis yang

diriwayatkan Tirmidzi:

Artinya : Dari Abu Hurairah rasulullah Saw. Bersabda paling

sempurnanyaiman seorang mukmin adalah mereka yang paling baik

akhlaknya, dan sebaik-baik kamu adalah yang baik kepada istrimu”

(H.R.Tirmidzi) (Muhammad, 1975:1162).

3. Proses Penanaman Nilai Karakter dalam Pendidikan Islam

Nilai-nilai yang perlu ditanamkan dalam pendidikan karakter yang

bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan Pendidikan Nasional

(Narwanti, 2011:28).

1. Proses penanaman nilai-nilai karakter religius, yang berada dalam dalam

sumber utama hukum Islam yaitu al-Qur‟an.

a. Dengan beribadah kepada Allah dengan sunguh-sungguh seperti terdapat

dalam surat al-Baqarah ayat 21 yang berbunyi:

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan

orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,

Al-Baqarah ayat 63

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

53

dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami

angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman):

"Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah

selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertakwa".

Al-A‟raf ayat 171

dan (ingatlah), ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka seakan-

akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan

jatuh menimpa mereka. (dan Kami katakan kepada mereka): "Peganglah

dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah

selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya supaya kamu

menjadi orang-orang yang bertakwa".

b. Dengan melaksanakan hukum sesuai dengan yang telah ditentukan oleh

Allah surat Al-Baqarah ayat 179:

dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai

orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.

c. Dengan menunaikan ibadah puasa pada bulan Ramadhan seperti yang

terdapat dalam surat Al-baqarah ayat 183. Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu

bertakwa,

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

54

d. Dengan senantiasa berada pada jalan Allah S.W.T. dan tidak boleh

mengikuti agama-agama dan kepercayaan yang lain dari Islam. Seperti

firman Allah S.W.T. dalam surat Al-An‟am ayat 153:

dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus,

Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang

lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya.

yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

2. Proses penanaman nilai-nilai karakter jujur, yang berada dalam dalam al-

Qur‟an sebagaimana termaktub dalam surat At-Taubah ayat 119 yang

menyebutkan bahwa orang beriman harus jujur.

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan

hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.

3. Proses penanaman nilai-nilai karakter toleransi, dan Al-Qur‟an

memberikan toleransi kepada seseorang dalam beragama terdapat dalam

surat al-Baqarah ayat 256:

...

tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah

jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

Surat Al-Kafirun ayat 6

untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

55

Surat Yunus ayat 41

Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku

dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku

kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".

Surat Al-Kahfi ayat 29

....

dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka

Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan

Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".

4. Proses penanaman nilai-nilai karakter disiplin. Al-Qur‟an memerintahkan

untuk senantiasa mendirikan shalat tepat waktu atau disiplin dalam

menjalankan ibadah yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 238:

Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.

Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.

5. Proses penanaman nilai-nilai karakter kerja keras yaitu dengan

mengerahkan seluruh tenaga untuk mencari penghidupan di muka bumi

yang terdapat dalam surat Al-Mulk ayat 15:

Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di

segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya

kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

56

6. Proses penanaman nilai-nilai karakter kreatif. Dengan menciptakan

perubahan menuju yang terbaik karena Allah tidak akan merubah kecuali

manusia itu sendiri merubahnya. Sebagaiman terdapat dalam surat Ar-

Ra‟du ayat 11:

... ...

Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

7. Proses penanaman nilai-nilai karakter mandiri. Al-Qur‟an menjelaskan

bahwa individutidak akan mendapatkansuatu beban apapun diatas

kemampuannya sendiri, tetapi setiap orang akanmenghadapi dan

melakukan sesuai dengan kemampuannya, maka dengan itusetiap

individu harus mandiri dalam menyelesaikan persoalan atau sesuatu dan

tidak bergantung pada orang lain dalam surat Al-Mukminun ayat 62:

Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya,

dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan

mereka tidak dianiaya.

8. Proses penanaman nilai-nilai karakter demokratis.

a. Dalam menjadikan seseorang mulia Allah demokratis terhadap hamba-

Nya yaitu sesuai dengan kemauan manusia itu sendiri. Juga menilai sama

hak hamba-hamba-Nya seperti terdapat dalam surat Al-Hujarat ayat 13:

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa

dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

57

orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang

paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi

Maha Mengenal.

b. Dalam pembagian harta waris terdapat nilai karakter demokratis yaitu

memberikan hak yang adil bagi laki-laki dan perempuan. Seperti terdapat

dalam surat An-Nisa‟ ayat 7:

Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa

dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta

peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut

bahagian yang telah ditetapkan.

9. Proses penanaman nilai-nilai karakter rasa ingin tahu. Pada penciptaan

langit dan bumi juga pergantian siang dan malam terdapat banyak

pelajaran bagi orang yang mempunyai rasa ingin tahu. Terdapat dalam

surat Ali Imran ayat 190 dan Adz-Zariyat 20-21:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya

malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

Adz-Zariyat 20-21

dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-

orang yang yakin.dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu

tidak memperhatikan?

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

58

10. Proses penanaman nilai-nilai pendidikan karakter semangat kebangsaan

danCinta tanah air. Ayat yang secara ekplisit menerangkan tentang

mencintai tanah air dan semangat untuk kebangsaan tidak ada, tetapi

Islam mengajarkan kepada manusia agar saling mengenal dan saling

bersahabat sebagaimana tertera dalam surat Al-Hujarat ayat 13:

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa

dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya

orang yang paling diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling

taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal.

11. Proses penanaman nilai-nilai karakter menghargai prestasi. Dalam Islam

menghargai prestasi bisa dengan memberikan ganjaran terhadap prestasi

yang tertmaktub dalam surat Ali Imran ayat 148:

karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala

yang baik di akhirat. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat

kebaikan.

12. Proses penanaman nilai-nilai karakter bersahabat, dengan indikator

bermusyawah dalam memecahkan suatu masalah.Dengan bermusyawarah

al-Qur‟an menanamkan nilai karakter bersahabat. Sebagaimana terdapat

dalam surat As-Syura ayat 38 dan Ali „Imran ayat 159:

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

59

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya

dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan

musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari

rezki yang Kami berikan kepada mereka.

13. Proses penanaman nilai-nilai karakter cinta damai.

a. Dengan asma Allah As-Salam yaitu penebar kedamaian yang terdapat

dalam surat Al-Hasyr ayat 23:

Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang

Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha

Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki

segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

b. Dengan tolong menolong dalam berbuat kebaikan yang terdapat dalam

surat Al-Maidah ayat 2:

... ...

dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran.

14. Proses penanaman nilai-nilai karakter gemar membaca, sebagaimana

terkandung dalam surat al-„Alaq ayat 1-4. Yaitu sebagaimana Jibril

mengajarkannya kepada Nabi Muhammad SAW dan juga Allah mengajar

manusia dengan perantaraan tulis baca.

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

60

bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah,yang mengajar (manusia) dengan

perantaran kalam.

15. Proses penanaman nilai-nilai karakter peduli lingkungan. Allah

menyebutkan bahwa manusia dilarang membuat kerusakan di muka bumi

yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 11 dan Al-A‟raf ayat 56:

dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan

di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang

yang Mengadakan perbaikan."

dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak

akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat

Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

16. Proses penanaman nilai-nilai karakter peduli sosial.

a. Dengan menyuruh manusia untuk berbuat ma‟ruf terdapat dalam surat

Ali Imran ayat 110:

...

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

61

kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

beriman kepada Allah.

b. Dengan berbuat baik kepada siapa saja, terutama kedua orang tua

yang terdapat dalam surat An-Nisa ayat 36:

sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-

kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan

tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba

sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

sombong dan membangga-banggakan diri,

17. Proses penanaman nilai-nilai karakter bertanggung jawab. Dengan

berhati-hati dalam melakukan sesuatu sebagaimana terdapat dalam surat

Al-Isra ayat 36:

dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan

hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

BAB IV

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

62

PEMBAHASAN

A. Analisis Pendidikan Karakter (Teori Lickona) dalam Pendidikan Islam

Dalam pendidikan Islam istilah al-khuluq (karakter) adalah bentuk

jamak dari akhlak. Kondisi batiniah (dalam) bukan kondisi luar yang

mencakup al-thab‟u (tabiat) dan al-sajiyah (bakat). Dalam terminologi

psikologi, karakter (character) adalah watak, perangai, sifat dasar yang khas;

satu sifat atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat

dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang pribadi. Elemen karakter terdiri

atas dorongan-dorongan, insting, refleks-refleks, kebiasaan-kebiasaan,

kecenderungan-kecenderungan, perasaan, emosi, sentimen, minat, kebajikan

dan dosa serta kemauan (Mujib, 2006:45).

Lickona (1992) dalam bukunya Masnur Muslich mengungkapkan

penekanan tiga komponen karakter yang baik (components of good

character) yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral

feeling atau perasaan tentang moral, dan moral action atau perbuatan moral.

Hal ini diperlukan agar anak mampu memahami, merasakan, dan

mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebajikan (Muslich, 2011:133).

Moral knowing merupakan hal penting untuk diajarkan yang terdiri

dari enam hal, yaitu: 1). Moral Awareness (kesadaran moral), 2). Knowing

moral values (mengetahui nilai-nilai moral), 3). Perspective taking

(penentuan sudut pandang), 4). Moral reasoning (logika moral), 5). Decision

making (keberanian mengambil sikap), 6). Self knowledge (pengenalan diri

sendiri) (Muslich, 2011:133).

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

63

Dalam Al-Qur‟an moral knowing disebutkan dengan bahasa dimensi

akal atau ranah kognitif. Dimensi akal memiliki daya mengetahui (al-„ilm).

Daya mengetahui itu muncul sebagai akibat adanya daya pikir. Sebagai

contoh: tafakkur (memikirkan), al-nazar (memperhatikan), al-i‟tibar

(menginterpretasikan), dan lain-lain.Dimensi akal juga memiliki daya

memahami seperti tadabbur (memahami dengan seksama), ta‟ammul

(merenungkan), istibsyar (melihat dengan mata batin), tazakkur (mengingat),

dan lain sebagainya. Daya berpikir ini menggunakan alat indra sebagai

sumber memperoleh informasi dari luar yaitu penglihatan, penciuman,

pendengaran, peraba dan perasa (Baharuddin, 2007:233).

Hal ini dipahami berdasarkan konteks ayat yang menggunakan kata

tafakkur yang berjumlah 18 ayat. Semuanya berbicara tentang hal-hal yang

konkrit dan memerlukan indra sebagai alat bantu. Yaitu digunakan untuk

menerima, meyimpan, menyusun, memilih, menganalisis, memikirkan

sampai menangkap maknanya. Sementara itu, daya memahami (tadabbur)

menggunakan persepsi dalam. Hal ini dipahami berdasarkan seluruh ayat

yang menggunakan istilah tadabbur selalu berhubungan dengan hal-hal yang

abstrak, yaitu berupa ayat yang ada dibalik teks (Baharuddin, 2007:234).

Berangkat dari teori ini penulis memberikan analisis bahwa moral

knowing atau pengetahuan tentang moral yang diungkapkan oleh pakar

pendidikan karakter Lickona dalam al-Qur‟an menyebutnya dengan tafakkur

(memikirkan) dan tadabbur (memahami) yang melibatkan aspek kognitif

yang dibantu oleh wilayah panca indera manusia. Hasil dari tafakkur

(memikirkan) dan tadabbur (memahami) adalah pengetahuan tentang moral

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

64

yang bersifat rasional. Misalnya seseorang tidak melakukan tindakan mencuri

karena rasionalnya orang yang mencuri akan dikenai hukuman dan bukan

karena menjunjung tinggi nilai kejujuran. Sebagaimana termaktub dalam

surat At-Taubah ayat 119:

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah,

dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.

Yaitu ketika seseorang ingin berlaku jujur hendaknya bersama dengan

orang-orang yang jujur. Nilai kejujuran itulah yang diharapkan dipahami oleh

anak (moral feeling) yang akan dibahas pada materi selanjutnya.

Moral feeling adalah aspek yang lain yang harus ditanamkan kepada

anak yang merupakan sumber energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai

dengan prinsip-prinsip moral. Terdapat enam hal yang merupakan aspek

emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia

berkarakter, yakni concience (nurani), self esteem (percaya diri), empathy

(merasakan penderitaan orang lain), loving the good (mencintai kebenaran),

self control (mampu mengontrol diri), humility (kerendahan hati) (Muslich,

2011:133).

Dimensi yang melaksanakan moral feeling ini adalah emosi seseorang

yang dikendalikan oleh al-qolb yang memiliki dua daya, yaitu memahami dan

merasakan. Berbeda dengan akal yang hanya mampu memahami saja, di sini

al-qalb mampu merasakan. Memahami pada akal yang mengerahkan segenap

kemampuan berupa kemampuan persepsi-dalam dan persepsi-luar, maka daya

memahami pada qalb di samping menggunakan persepsi tersebut, juga

memiliki persepsi-ruhaniyah yang sifatnya adalah menerima. Yaitu

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

65

memahami haqq (kebenaran) dan ilhᾱ m (ilmu dari Tuhan) yang muncul dari

qalb yang benar-benar suci. Penyucian qalb disebut dengan tazkiyah qalb

dilakukan dengan mengisinya penuh dengan seluruh perintah Allah dan

mengosongkannya dari seluruh larangan Allah (Baharuddin, 2007:235).

Inilah konsep takwa dalam al-Qur‟an yang sesuai dengan nilai karakter

religius. Pengetahuan qalb bersifat supra rasional.

Dari sini penulis memberikan analisis jika ketakwaan (kepada Allah,

diri sendiri, sesama manusia, dan alam) sudah tertanam dalam diri, maka

seseorang sudah bisa merasakan adanya moral feeling. Dalam hal ini

seseorang mampu memahami adanya nilai-nilai kebaikan yang tertanam

ketika seseorang melakukan sebuah kebaikan. Misalnya sebagaimana dalam

surat al-baqarah ayat 183:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu

bertakwa,

Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjalankan ibadah

puasa, dan perintah ini sifatnya wajib. Jika pemahaman seseorang hanya

sampai pada aspek moral knowing, ia berpuasa hanya karena malu dilihat

orang lain ataupun karena takut dosa kepada dan mendapatkan hukuman.

Dalam aspek moral feeling seseorang memahami nilai yang terkandung

dalam perintah berpuasa yaitu ada rasa empathy merasakan penderitaan

orang-orang miskin yang tidak mampu makan dalam kesehariannya dan

terbiasa dengan kelaparan. Selain itu ada nilai pengontrolan diri yaitu dengan

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

66

menahan hawa nafsu (makan, minum, dan biologis) dan juga menahan untuk

berbuat maksiat kepada manusia ataupun Allah. Jika orang sudah sadar akan

nilai-nilai tersebut maka dalam ayat tersebut disebutkan oleh Allah akan

menjadi orang yang bertakwa sebagaimana keterangan di atas.

Jika moral knowing dan moral feeling diwujudkan dalam sebuah

tindakan perilaku seseorang maka terlaksanalah aspek yang ketiga yaitu

moral action yang merupakan aplikasi dari keduanya.

Moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat

diwujudkan menjadi tindakan nyata. Perbuatan tindakan moral ini merupakan

hasil dari dua komponen lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong

seseorang dalam perbuatan yang baik, maka harus dilihat tiga aspek lain dari

karakter yaitu competence (kompetensi), keinginan (will), dan habit

(kebiasaan) (Muslich, 2011:134).

Analisis penulis pelaku dalam moral action ini adalah aspek jismiyah

manusia yaitu keseluruhan organ fisik-biologis manusia, yang mencakup

sistem syaraf, kelenjar, sel, dan seluruh organ dalam dan organ luar fisik

manusia. Keseluruhan organ fisik-biologis manusia ini memiliki tiga daya

utama, yaitu: daya al-gᾱ dziyah (makan, nutrisi), al-munmiyah (tumbuh), al-

muwallidah (reproduksi) dan daya khusus, yaitu daya untuk mengaktualkan

secara kongkrit, terutama dalam bentuk tingkah laku, seluruh kondisi psikis

manusia. Dalam hubungannya dengan aspek-aspek dan dimensi-dimensi diri

manusia lainnya, aspek ini bersifat pasif dan menerima (Baharuddin,

2007:230).

Page 81: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

67

Persentuhan ilmu yang diperoleh dengan aql dan qalb serta dilakukan

oleh jisim itulah yang disebut dengan pikir, zikir plus „amal yang pemiliknya

disebutulū al-albᾱ b atau ulū al-nuhᾱ . Yang terdapat dalam 9 tempat dalam

al-Qur‟an yaitu Ali-„Imran ayat 7, Al-Baqarah ayat 197, Ar-Ra‟du ayat 19,

Al-Maidah ayat 100, Ibrahim ayat 52, Thaha ayat 54, Al-Baqarah ayat 179,

Ali-„Imran ayat 190, dan Thaha ayat 128. Yang kesemuanya mengindikasikan

bahwa ulū al-albᾱ b atau ulū al-nuhᾱ adalah mereka yang bisa mengetahui,

memahami, merasakan dan mengamalkan perintah Allah SWT sebagaimana

konsep takwa yang disebutkan sebelumnya.

Kesesuaian teori Lickona dengan ayat-ayat yang terdapat dalam al-

Qur‟an dikupas oleh para pakar dengan gaya bahasa yang berbeda. Penulis

mencoba menganalisisnya dan menemukan teori tersebut dari al-Qur‟an

tentang perkembangan pendidikan karakter yang meliputi ketiga aspek aql,

qalb, dan jismiyah.

Ketiga aspek moral tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat

dan ketiganya saling bersinergi. Seorang anak harus diberikan pengetahuan

tentang moral karena tanpa adanya arahan dari orang tua anak tidak akan

memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang moral yang dengannya anak

mengetahui hal-hal baik dan buruk. Penanaman perasaan moral dan

pelaksanaan atau tindakan moral harus ditanamkan sejak dini, karena seorang

anak yang sudah terlanjur dan terbiasa melakukan hal-hal buruk atau negatif

akan sulit sekali untuk penanaman moral kembali, maka sebelum hal itu

terjadi alangkah baiknya dilakukan pencegahan sebelum kejadian hal yang

tidak diinginkan.

Page 82: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

68

B. Relevansi Pendidikan Karakter di Indonesia dengan Pendidikan Islam

Pendidikan karakter dalam perspektif Islam sejatinya adalah

internalisasi nilai-nilai akhlak ke dalam pribadi pelajar. Internalisasi ini

merupakan proses pembangunan jiwa yang berasaskan konsep keimanan.

Gagalnya sebuah pendidikan karakter yang terjadi selama ini, dapat

disebabkan karena tidak adanya karakter yang mengajarkan nilai keimanan

dan konsep akhlak. Sehingga, proses pembangunan karakter tersendat bahkan

hilang sama sekali.Untuk membentuk penuntut ilmu berkarakter dan

berakhlak, maka pendidikan Islam harus mengarahkan target pendidikan

kepada pembangunan individu yang memahami tentang kedudukannya, baik

kedudukan di hadapan Tuhan, di hadapan masyarakat dan di dalam dirinya

sendiri.

Pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah

pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari

budaya bangsa Indonesia dalam rangka pembinaan kepribadian generasi muda

(Narwanti, 2011:16).Nilai-nilai pendidikan karakter yang bersumber dari

agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu

(Narwanti, 2011:28): religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,

peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab yang seluruhnya harus

mengacu pada tiga komponen yaitu moral knowing (pengetahuan moral),

moral feeling (merasakan moral) dan moral acting (tindakan moral). Ketiga

aspek tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan Islam yaitu:

Page 83: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

69

a. Tujuan Pendidikan Jasmani

Pendidikan Islam memberikan perhatian terhadap tubuh manusia,

bertujuan menyajikan fakta-fakta relevan kepada siswa mengenai

tubuhnya. Bertujuan membantu siswa mencapai kemampuan yang

menjadikannya lebih kuat dan membantunya menanamkan sikap positif

terhadap tubuhnya (Abdullah, 1991:157).

b. Tujuan Pendidikan Rohani

Para ahli pendidikan menyamakan tujuan religius (ahdaf diniyyah)

dengan tujuan pendidikan rohani ini (Abdullah, 1991:158). Dimensi

spiritual yang dimaksudkan adalah sisi jiwa yang memiliki sifat-sifat

ilᾱ hiyah (ketuhanan) dan memiliki daya untuk menarik dan mendorong

dimensi-dimensi lainnya untuk mewujudkan sifat-sifat tuhan dalam

dirinya. Pemilikan sifat-sifat Tuhan bermakna memiliki potensi-potensi

luhur batin. Potensi-potensi itu melekat pada dimensi-dimensi psikis

manusia dan memerlukan aktualisasi. Dimensi manusia yang bersumber

secara langsung dari Tuhan ini adalah dimensi al-ruh (Baharuddin,

2007:136).

c. Tujuan Pendidikan Akal

Secara bahasa kata „aqlmempunyai aneka makna. Diantaranya

bermakna al-hijr atau al-nuha yang berarti kecerdasan. Sedangkan kata

kerja (fi‟il) „aqala bermakna habasa yang berarti mengikat atau menawan.

Karena itulah orang yang menggunakan akalnya disebut aqil yaitu orang

yang dapat mengikat dan menawan hawa nafsunya (Baharuddin,

2007:115).

Page 84: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

70

Dari ketiga tujuan dimensi pendidikan tersebut, fisik, ruh dan akal

ini menegaskan bahwa kebutuhan dasar yang berakar pada fitrah manusia

mesti mendapatkan perhatian penuh. Oleh karena itu dalam teori

pendidikan benar bahwasannya tidak boleh mengabaikan salah satu dari

ketiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang memang

menghasilkan pendidikan ketiga dimensi di atas.

Dari pernyataan di atas penulis memberikan kesimpulan bahwa

pendidikan karakter di Indonesia yang mencakup 18 nilai-nilai yang

bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional

Indonesia yang mengacu pada moral knowing, moral feeling, dan moral

acting sesuai dengan pendidikan Islam yaitu tujuan pendidikan yang

mencakup tiga aspek jasmani, rohani dan akal.

Page 85: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis akan membahas intisari dari pembahasan yang

mengacu pada fokus masalah dan tujuan penelitian. Dari pembahsannya, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep pendidikan karakter di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni

pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia

dalam rangka pembinaan kepribadian generasi muda yang mencakup 3

aspek yaitu pengetahuan moral (moral knonwing), sikap moral (moral

feelling), dan perilaku moral (moral acting).

2. Konsep pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh

seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai

dengan ajaran Islam yang menyangkut pembinaan aspek jasmani, akal,

dan hati anak didik.

3. Pendidikan karakter di Indonesia yang mencakup moral knowing, moral

feeling, dan moral acting sesuai dengan pendidikan Islam yaitu tujuan

pendidikan yang mencakup tiga aspek jasmani, rohani dan akal.

B. Saran-saran

1. Bagi Pemerintah

Diharapkan pemerintah Indonesia mampu mengeluarkan kebijakan-

kebijakan yang mengarah pada pembentukan karakter positif serta

penerapan nilai-nilai pendidikan karakter. Yang berakhir pada

pemusnahannya tindak kriminal yang merajalela di negeri tercinta ini.

Page 86: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

72

2. Bagi Masyarakat

Masyarakat sebagai pemeran pendidikan karakter hendaknya mengetahui

nilai-nilai karakter yang wajib ditanamkan pada diri anak dan membunuh

potensi negatif yang berada pada anak. Dukungan masyarakat dalam

menanamkan nila-nilai pendidikan karakter sangatlah dibutuhkan

kesadaran yang nyata pada tiap-tiap individu masyarakat.

C. Penutup

Segalapujibagi Allah SWT, yang telahmelimpahkansegalarahmat,

taufiq, hidayah, sertainayah-

Nya.Sehinggapenulisdapatmenyelesaikanpenulisanskripsiinidengan rasa

syukur dan limpahan rahmat dari Allah SWT.

Penulismenyadarisepenuhnyabahwapenulisanskripsibelummencapa

itahapkesempurnaan.Hal inidikarenakanketerbatasankemampuanpenulis dan

karena kesempurnaan yang hakiki adalah milik Allah SWT

semata.Olehkarenaitu, demi

kesempurnaanskripsiinipenulissangatmengharapkankritikdan saran

dariparapembaca, semogadengankritikdan saran yang

pembacaberikandapatmembangunskripsiiniuntukmendekatitahapkesempurnaa

n.

Penulis juga ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas

segala bimbingan, motivasinya dan sumbangsihnya dalam proses

penyelesaikan penulisan skripsi ini sehingga mencapai tahap selesai.

Penulisberharapskripsiinidapatbermanfaatkhususnyabagipenulis,

pengkaji yang ingin mengkajinyadanparapembacapadaumumnya.

Page 87: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Shaleh, 2005, Teori-teori pendidikan berdasarkan al-

Qur‟an, Diterjemahkan oleh H.Arifin dan Zainuddin, Jakarta:Rineka

Cipta.

, 1991, Landasan Dan Tujuan Pendidikan Menurut Al-Qur‟an Serta

Implementasinya, Diterjemahkan oleh Mutammam, Bandung: CV.

Diponegoro.

Al-Jazairi, Abu Bakar,2008,Aisarut Tafasir Likalamil Aliyyil Al-Kabir, Riyad:

Maktabah Ar-Rusyd.

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa, 1993, Tafsir Al-Maraghi, Diterjemahkan oleh:

Bahrun Abu Bakar dan Hery Noer Aly, Semarang: CV.Toha Putra.

Ahmad, Abu Bakar, 2009, Musnad Al-Bazzar, Madinah:Maktabah „Ulum

Al-Bukhori, Muhammad Bin Ismail, 2002, Sohih Bukhori, Madinah:Dar-

Tauqin Najat.

Al-Asqalani, Ibnu Hajar, 2008, Fathul Barri, Terj. Amiruddin, Jilid XXIII, Jakarta:

Pustaka Azzam.

Arikunto, Suharismi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta:PT. Rineka Cipta.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, 2003, Tafsir Al-Qur‟anul Majid An-Nur 5,Semarang:PT

Pustaka Rizki Putra.

Anton, Bakker, 1984, Metode-Metode Filsafat, Jakarta:Ghaila Indonesia.

Arifin, M., 1986, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta:Golden Terayon

Press.

Page 88: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

74

Azizah, Nur, 2011, Pendidikan Karakter dalam Perspektif Al-Qur‟an dan

Hadits, Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusn Tarbiyah UIN

Malang.

Baharuddin, 2007, Paradigma Psikologi Islami Studi Tentang Psikologi Dari

Al-Qur‟an, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Ginanjar Agustian, Ary, 2001, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

dan Spiritual ESQ, Jakarta:Arga.

Hasan Al-Mahami, Muhammad Kamil, 2005, Al-Mausu‟ah Al-Qur‟aniyyah,

diterjemahkan oleh:Ahmad Fawaid Syadzili, Jakarta:PT.Kharisma Ilmu.

Indar, Djumberansyah, 1994, Filsafat Pendidikan, Surabaya:Karya Abditama.

Koesoema, A. Doni, 2010, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di

Zaman Global, Jakarta:grasindo.

Mishad, 2012, Pendidikan Karakter: Prespektif Islam, Malang:MPA.

Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Dhohhak At-Tirmidzi, 1975,

Sunan At-Tirmidzi, Mesir:Maktbah Mushthofa Al-Babi Al-Halbi.

Mujib, Abdul, 2006, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, Jakarta:Raja

Grafindo Persada.

Muslich, Masnur, 2011, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional, Jakarta:Bumi Aksara.

M.M, Sukanto, 1985, Nafsiologi Suatu Pendekatan Alternatif atas Psikologi,

Jakarta:Integrita Press.

Page 89: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

75

Narwanti, Sri, 2011, Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Dalam

Mata Pelajaran, Yogyakarta:Familia.

Poerbakawatja, Soegarda, 1982, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta:Gunung

Agung.

Qattan, Manna Khalil, 2009, Studi Ilmu-Ilmu Qur‟an, Diterjemahkan oleh

Mudzakir, Jakarta:Mitra Kejaya Indonesia.

Suwarno, Wiji, 2009, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jogjakarta:Ar-Ruzz

Media,.

Semiawan, Conny, 2008, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, Jakarta:PT

Grasindo.

Shihab, M. Quraish, 1996, Wawasan Al-Qur‟anTafsir Maudhu‟i atas

Berabagai Persoalan Umat, Bandung:Mizan.

Soyomukti, Nurani, 2010, Teori-Teori Pendidikan, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.

Sukardjo dan Komarudin, Ukim, 2009, Landasan Pendidikan Konsep Dan

Aplikasinya, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tafsir, Ahmad, 2005, Ilmu Pendidikan Perspektif Islam, Bandung:Remaja

Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta:PT Armas Duta Jaya.

Zuchdi,Darmiyati, 2009, Humanisasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Page 90: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM

76

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Ida Kurniawati

Tempat, TanggalLahir: Kab. Kendal, 30 November 1991

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Rowokasam RT 01 RW 03, Rowoboni, Banyubiru,

Semarang

HP : 085725852264

LatarBelakangPendidikanFormal

1996-1998 : RA Rowoboni

1998- 2003 : SD Negeri Rowoboni 01

2003 - 2006 : MTs YAJRI Payaman, Secang, Magelang

2006- 2009 : MA YAJRI Payaman, Secang, Magelang

2009- Sekarang : SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN Salatiga)

Rowoboni, 12 Agustus 2013

Ida Kurniawati

NIM.11109073