kisah sahabat nabi november 25 2013 kisahmuslim.com hal 2

329
Kisah Sahabat Nabi

Upload: andriati-fitriana

Post on 09-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kisah

TRANSCRIPT

Kisah Sahabat Nabi

dari KisahMuslim.com

Daftar IsiKisah Sahabat Nabi0Mengenal Keutamaan Sahabat Nabi4Lelaki Anshar dengan Tiga Anak Panah9Beginilah Shalat Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu anhu11Malaikat Menaungi Abdullah bin Haram dengan Sayap-sayapnya13Saad bin Abi Waqqash14Safinah Maula Rasulullah Berjumpa dengan Singa15Ummu Mahjan16Meneladani Semangat Para Sahabat dalam Berjihad19Kisah Orang yang Bertaubat23Abu Hurairah Mendakwahi Ibunya27Hafshah binti Umar bin Khaththab30Kami Manusia Peminum Darah37Silaunya Kilatan Pedang42Umar Tidak Tahu, Tetapi Rabb-nya Pasti Tahu47Menangisi Dosa Hingga Mata Sakit49Amir bin Al-Akwa dan Perang Khaibar50Abdullah bin Jahsy Berdoa Agar Telinga dan Hidungnya Putus52Sifat Wara Salman Al-Farisi Radhiallahu Anhu53Kisah Julaibib dan Pengantin Perempuan54Hidup yang Panjang Bagi Umair bin Al-Hammam57Ujian Dahsyat dalam Beragama58Infak Utsman bin Affan Radhiallahu anhu59Menjadi Penghuni Surga, Karena Tidak Hasad61Kisah Sahabat yang Jenazahnya Dilindungi Lebah63Kebun Dijual, Karena Mengganggu Shalat65Abdullah bin Hudzafah dan Siksaan yang Sangat Pedih66Teladan: Ibnu Umar Radhiallahu anhuma Senantiasa Menginfakkan Apa yang Ia kagumi68Kisah Perjuangan Bilal bin Rabah Radhiallahu anhu69Hamzah bin Abdul Muthalib, Sang Asadullah (Singa Allah)75Kesabaran Abdullah bin Hudzafah76Karena Kejujuran, Cobaan Berubah Menjadi Nikmat78Perniagaan yang Menguntungkan85Ganjaran Ketaatan87Indahnya Mengutamakan Orang Lain88Abdullah bin Salam dan Al-Urwatul Wutsqa89Kisah Peperangan Dahsyat Anas bin Nadhar90Kesabaran Sumaiyyah dalam Mempertahankan Iman (Wanita Pertama yang Syahid dalam Islam)91Amr bin Uqaisy; Sahabat yang Masuk Surga Padahal Belum Pernah Menunaikan Shalat Sekalipun92Mengenal Mariyah Al-Qibtiyah, Ummul Mukminin yang Melahirkan Satu-Satunya Putra Rasulullah93Abu Ubaidah Al-Jarrah, Orang Kepercayaan Umat Ini96Keberanian Zubair99Kerinduan orang-orang yang baik kepada tempat yang lebih baik100Kisah Islamnya Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari102Kisah Pemburu Cinta105Cintanya Nabi kepada Aisyah108Terbunuhnya Sang Ayah Di Perang Badar121Pernikahan Sahabat Nabi124Bukan Sembarang Garis126Infak Sahabat Nabi130Ketangkasan Sahabat dan Sifat Agresif pada Kebenaran133Ummu Rumman: Istri dari Ash-Shiddiq dan Ibunda dari Ash-Shiddiqah136Sumayyahbinti Khayyat: Wanita Syahidah Pertama dalam Islam140Amr bin Al-Jamuh142Terbunuhnya Jin Uzza147Biografi Khalid bin Walid150Abu Bakar radiyallahu anhu153Perang Mutah158Ikrimah bin Abu Jahal Radhiallahu Anhu161Dihyah bin Khalifah Al-Kalbi167Biografi Saad bin Abi Waqqash169Said bin Zaid radhiallahu anhu175Zubair bin Awwam180Abu Umamah Al-Bahili Mendakwahi Orang Kampungnya186Kemuliaan dan Keutamaan Aisyah188Ucapan Belasungkawa Untuk Keluarga Syuhada193Utsman bin Affan Khalifah yang Terzalimi194Jafar bin Abi Thalib201Umar bin Khaththab206Syaikh Ahmad Al-Hajjar menjual Baju yang Dipakainya Untuk Membeli Buku211Abu Uqail Meninggal dengan Jari Menunjuk Ke Langit212Fathu Makkah, Hari yang Ditunggu213Menggoncang Kesombongan Kafir Quraisy218Kesabaran Sahabat dalam Peperangan223Kedermawanan Hakim bin Hizam226RajaNajasyi(Ashhamah bin Jabar)229

Mengenal Keutamaan Sahabat NabiPembaca yang dirahmati AllahSubhanahu wa Taala, mendalami dan mempelajari kisah-kisahsalafush shalih(generasai awal Islam) serasa mengarungi lautang yang tak bertepi. Berbagai keunikan dan fenomena hidup telah mereka jalani. Kewajiban orang-orang belakangan adalah memetik pelajaran dari perjalanan kehidupan mereka, bersegera meraih kebaikan-kebaikan mereka, dan mengambilibrah(pelajaran) dari peristiwa pahit yang menimpa mereka.

Pembaca yang dirahmati AllahSubhanahu wa Taala, pembahasan kita akan tertuju pada generasi terbaik umat ini. Merekalah manusia-manusia terbaik yang AllahSubhanahu wa Taalapilih untuk menemani Rasul-Nya yang mulia. Mereka telah mengemban tugas berat untuk menumbangkan berhala, mengikis habis kesyirikan dan hanya mentauhidkan AllahSubhanahu wa Taala. Merekalah lentera kehidupan, figur panutan dan sanadnya syariat. Musuh-musuh Islam merasa gentar dengan kegigihan parasahabat. Karena syahid di medan jihad adalah salah satu tujuan hidup mereka, kemuliaan tetap mereka dapatkan baik hidup maupun mati.Seorang bijak menuturkan Tirulah, sekalipun kalian tidak bisa seperti mereka. Karena meniru orang-orang yang mulia adalah keberuntungan.DEFINISI SAHABATSecara bahasa, kataash-shahabah() adalah bentukplural(jamak) dari katashahib() ataushahabiy() yang berarti teman sejawat.Adapun secara istilah para ulama kita telah mendefinisikan bahwa sahabat adalah setiap orang yang bertemu Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamdalam keadaan beriman lalu mati di atas keimanannya tersebut sekalipun diselingi dengan kemurtadan.KEUTAMAANSAHABATAllahSubhanahu wa Taalaberfirman, Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali Imron: 110).Abdullah bin Abbasradhiallahuanhumengatakan, Mereka adalah orang-orang yang berhijrah bersama Rasulullahshalallahu alaihi wa sallamdari Mekah ke Madinah.Ibnu Katsirrahimahullahmengatakan, Pendapat yang benar adalah ayat ini umum mencakup seluruh umat di setiap zaman. Dan sebaik-baik mereka adalah orang-orang yang Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamdiutus bersama mereka (yaitu para sahabat), kemudian yang setelah mereka, kemudian yang setelah mereka. (Tafsir Ibnu Katsir 2:83)Sahabat Ibnu Masudradhiallahuanhumengatakan sebuah kalimat yang sangat indah, ia mengatakan, Sesungguhnya AllahSubhanahu wa Taalamelihat hati para hamba, maka Dia mendapati hati Muhammadshalallahu alaihi wa sallamadalah sebaik-sebaik hati para hamba-Nya, lalu Allah memilih dan mengutusnya untuk menyampaikan syariat-Nya. Kemudian AllahSubhanahu wa Taalamelihat hati para hamba setelah hati Muhammad, maka Dia mendapati hati para sahabatnya adalah sebaik-baik hati para hamba-Nya, maka AllahSubhanahu wa Taalamenjadikan mereka para penolong nabi-Nya, memerangi musuh untuk membela agama-Nya. Apa yang baik menurut kaum muslimin (para sahabat) adalah baik menurut Allah, dan apa yang menurut kaum muslimin (para sahabat) jelek maka hal itu menurut Allah adalah jelek. (Majmuuz Zawaid lil Haitsumi, 1:177).Ibnu Umar mengatakan, Siapa saja yang ingin meneladani (seseorang), maka teladanilah orang-orang yang telah meninggal dunia, merekalah para sahabat Muhammadshallallahu alaihi wa sallam, mereka sebaik-baik umat ini, paling dalam ilmunya dan paling sedikit bebannya karena setiap ada masalah mereka bisa langsung bertanya kepada nabi-, mereka adalah suatu kaum yang AllahSubhanahu wa Taalapilih untuk menemani nabi-Nya dan membawa syariat-Nya, maka teladanilah akhlak-akhlak mereka dan jalan hidup mereka. Karena mereka para sahabat Muhammadshallallahu alaihi wa sallamsungguh mereka berada di atas petunjuk yang lurus. (Hilyatul Auliya, 1:205-206).PERINTAH MENELADANI PARA SAHABATBanyak sekali dalil-dalil dari Alquran maupun sunah yang memerintahkan kita untuk meneladani para sahabat, di antaranya:AllahSubhanahu wa Taalaberfirman, Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. An-Nisa: 115).Dan dalam hadis:Dari Abu Burdah dari bapaknya ia berkata: Selepas kami shalat maghrib bersama Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamkami katakan, Bagaimana bila kita tetap duduk di masjid dan menunggu shalat isya bersama Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam. Maka kami pun tetap duduk, hingga keluarlah Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamuntuk shalat isya. Beliau mengatakan, Kalian masih tetap di sini? Kami katakan, Wahai Rasulullah kami telah melakukan shalat maghrib bersamamu lalu kami katakan, alangkah baiknya bila kami tetap duduk di sini menunggu shalat isya bersamamu. Maka Rasulullahshallallahu alaihi wa sallammenjawab, Kalian benar. LantasRasulullah shallallahu alaihi wa sallammengangkat kepala ke langit lalu berkata, Bintang-gemintang itu adalah para penjaga langit, apabila bintang itu lenyap maka terjadilah pada langit itu apa yang telah dijanjikan, aku adalah penjaga para sahabatku, bila aku tiada maka akan menimpa mereka apa yang telah dijanjikan, dan para sahabatku adalah para penjaga umatku, apabila para sahabatku telah tiada maka akan menimpa umatku apa yang telah dijanjikan.(HR. Muslim 7:183).Al-Imam An-Nawawi mengatakan, Makna hadis di atas adalah selama bintang itu masih ada maka langit pun akan tetap ada, apabila bintang-bintang itu runtuh dan bertebaran pada hari kiamat kelak maka langit pun akan melemah dan akan terbelah dan lenyap. Dan sabda Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam, Aku adalah penjaga para sahabatku, bila aku tiada maka akan menimpa mereka apa yang telah dijanjikan, yaitu akan terjadi fitnah, pertempuran, perselisihan, dan pemurtadan. Dan sabda Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam, Para sahabatku adalah para penjaga umatku, apabila para sahabatku telah tiada maka akan menimpa umatku apa yang telah dijanjikan, maknanya akan terjadi kebidahan dan perkara-perkara baru dalam agama dan juga fitnah (Syarh Shahih Muslim, 16:83).POTRET KECINTAAN PARA SAHABAT KEPADA RASULULLAH Seorangshahabiyah(sahabat wanita) mulia, yang bapaknya, saudaranya dan suaminya terbunuh di Perang Uhud tatkala dikabari berita duka tersebut justru ia malah bertanya bagaimana keadaan Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam. Lalu dikatakan kepadanya, Beliau (Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam) baik-baik saja seperti yang engkau harapkan. Dia menjawab, Biarkan aku melihatnya. Tatkala ia melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dia mengatakan, Sungguh semua musibah terasa ringan wahai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kecuali bila hal itu menimpamu. (Sirah Nabawiyyah Libni Hisyam, 2:99). Seorang sahabat mulia yang keluarganya adalah Quraisy, ia ditangkap oleh Quraisy untuk dibunuh, maka berkata Abu Sufyan berkata kepadanya, Wahai Zaid, semoga Allah menguatkanmu, apakah engkau senang bila Muhammad menggantikan posisimu sekarang untuk dipenggal kepalanya sedang engkau duduk manis bersama keluargamu..?!! Maka spontan Zaid menjawab, Demi Allah, sungguh tidakkah aku senang bila Muhammad sekarang tertusuk duri di tempatnya, sedang aku bersenang-senang bersama keluargaku. Abu Sufyan pun mengatakan, Saya tidak melihat seorang pun yang kecintaannya melebihi kecintaan sahabat-sahabat Muhammad kepada Muhammad. (Sirah Nabawiyyah Libni Hisyam, 3:160). Abu Thalhahradhiallahuanhupada waktu Perang Uhud, beliau membabi buta melemparkan panah-panah ke arah musuh hingga Rasulullahshallallahu alaihi wa sallammelihat ada sedikit rasa iba kepada musuh. Maka Abu Thalhahradhiallahuanhu, Demi bapak dan ibuku yang jadi tebusanmu, wahai Rasulullah, jangan engkau merasa iba dengan mereka, karena panah-panah mereka telah melukai dan menusukmu, sesungguhnya leherku jadi tameng lehermu. (HR. Bukhari, no.3600 dan Muslim, no.1811).HUKUM MENCELA SAHABATAllah Subhanahu wa Taala berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. (QS. al-Ahzab: 57).Orang-orang yang menyakiti para sahabat berarti mereka telah menyakiti Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam, sedangkan siapa saja yang menyakiti Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamberarti telah menyakiti AllahSubhanahu wa Taaladan siapa pun yang menyakiti AllahSubhanahu wa Taalamaka dia adalah orang yang melakukan perbuatan dosa yang paling besar bahkan bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam. Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda,Jangan kalian mencela sahabatku, seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud maka tidaklah menyamai 1 mud mereka atau setengahnya. (HR. Bukhari, no.3470 dan Muslim, no.2540).Dan Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamjuga bersabda,Barang siapa mencela sahabatku, atasnya laknat Allah Subhanahu wa Taala, para malaikat dan manusia seluruhnya. (HR. Thabarani dalamMujamul Kabi, 12:142 dihasankan oleh Al-Albani dalamSilsilah Ahadis Ash-Shahihah, no.2340).Masih banyak lagi dalil-dalil yang menunjukkan kemuliaan para sahabat dan haramnya mencela apalagi mencaci para sahabat Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam. Bahkan kewajiban kita adalah memuliakan mereka karena mereka telah memuliakan AllahSubhanahu wa Taaladan Rasul-Nya. Inilah manhaj (metode) yang ditempuh olehahlussunnah waljamaah. Siapa saja yang menyimpang dari metode ini berarti mereka adalah orang-orang yang tersesat dari jalan yang benar.Al-Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, Termasukhujjah(argumentasi) yang jelas adalah menyebut kebaikan-kebaikan para sahabat Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamseluruhnya, dan menahan lisan dari membicarakan keburukan mereka dan perselisihan yang terjadi di antara mereka. Siapa saja yang mencela para sahabat Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamatau salah satu di antara mereka, mencacat dan mencela mereka, membongkar aib mereka atau salah satu dari mereka maka dia adalahmubtadi(bukanlahahlussunnah), rafidhi (Syiah) yang berpemikiran menyimpang. Mencintai para sahabat adalah sunah, mendoakan kebaikan untuk mereka adalah amalan ketaatan, meneladani mereka adalah perantara (ridha-Nya), mengikuti jejak mereka adalah kemuliaan. Para sahabat Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamadalah manusia terbaik, tidak dibenarkan bagi seorang pun menyebut-menyebut kejelekan mereka, tidak pula mencacat atau mencela dan membicarakan aib salah satu di antara mereka.Wallahualam.Sumber:Majalah Al-Furqon, Edisi 01 Tahun ke-10 1431/2010

Lelaki Anshar dengan Tiga Anak PanahDiriwayatkan dari Jabir bin Abdullah al-Anshari, dia berkata, Dalam suatu peperangan kami keluar bersama Rasulullahshallallahu alaihi wa sallammenuju salah satu daerah orang musyrik. Kami berhasil menawanistrisalah seorang di antara mereka, lalu Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamkembali.Tidak lama kemudian, suami perempuan tersebut datang, kemudian diceritakan kepadanya tentang keadaan yang terjadi. Suaminya bersumpah, bahwa ia tidak akan pulang ke rumah sehingga dapat melukai para sahabat Nabi.

Ketika Rasulullah sedang dalam sebuah perjalanan, beliau berhenti di suatu perkampungan lalu bertanya, Siapakah dua orang di antara kalian yang bersedia agar nanti malam menjaga kami dari serangan musuh? Seorang lelaki dari kaum Muhajirin dan seorang lelaki dari Anshar menjawab, Kami berdua akan menjaga engkau, wahai Rasulullah.Dua orang lelaki tersebut berangkat menuju mulut gang perkampungan tanpa disertai seorang pengawal pun.Lelaki Anshar bertanya kepada lelaki Muhajirin, Kamu dulu yang akan berjaga lalu aku ataukah aku dulu lalu kamu?Lelaki Muhajirin menjawab, Kamu dulu saja. Aku belakangan.Lalu lelaki Muhajirin tidur, sedangkan lelaki Anshar mulai berdiri untukqiyamullail,ia membaca ayat-ayat Al-Quran.Di tengah-tengah membaca ayat Al-Quran di dalam qiyamullail itu, suami perempuan musyrik tersebut datang. Ketika ia melihat ada seorang lelaki yang sedang berdiri (tidak tidur), ia menyangka pasti dia pemimpin mereka. Lalu, dengan cepat ia mengambil panah dan melepaskan ke arah lelaki yang sedang shalat hingga mengenainya. Lelaki Anshar itu mencabutnya dan dia tidak bergeser sedikit pun, karena tidak ingin memutus bacaan Al-Qurannya.Lalu suami perempuan musyrik itu mengambil satu panah lagi dan dibidikkannya ke arah lelaki Anhsar, tetapi ia kembali mencabutnya tanpa memutuskan shalatnya dan bacaan al-Qurannya. Suami perempuan musyrik itu mengulangi, untuk yang ketiga kalinya, melepas panah ke arah lelaki yang sedang berdiri melaksanakanqiyamullail.Ia kembali mencabut anak panah, meletakkannya dan melanjutkannya dengan rukuk dan sujud. Seusai shalat, lelaki Anshar itu membangunkan lelaki Muhajirin yang sedang tidur sambil berkata, Bangun!, sekarang tiba giliranmu. Kemudian lelaki Muhajirin bangun dan duduk.Ketika suami perempuan musyrik melihat ada dua orang berjaga, yang satu menolong kawannya, ia mengetahui bahwa nazarnya telah terpenuhi.Ternyata, dari tubuh lelaki Anshar itu mengalir darah karena terkena panah suami perempuan musyrik tadi.Lelaki Muhajirin berkata kepada kawannya, Semoga AllahSubhanahu wa Taalamengampuni dosamu, mengapa kamu tidak memberi tahu aku pada saat panah pertama mengenai tubuhmu?Lelaki Anshar menjawab, Ketika itu, aku tengah membaca salah satu surat Al-Quran dalamqiyamullail-ku. Aku enggan menghentikan bacaanku. Dan demi Allah, sekiranya aku bergeser, berusaha meninggalkan benteng pertahanan yang Rasulullah memerintahkan agar dijaga, pastilah aku binasa sebelum aku menghentikan bacaan Al-Quranku tadi. (Shifatush Shofwah, 1/773)

Beginilah Shalat Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu anhuBeliauradhiyallahu anhutermasuk kalangan orang-orang shalih, sekaligus salah satu dari sahabat utama yang dekat dengan Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam,imamyang utama dari sejumlah sahabat yang lainnya.Beliau telah menghabiskan hidup dan segenap jiwa raganya, harta kekayaannya serta waktunya untuk diinfakkan dan berjihad di jalan Allah. Termasuk memberikan pelayanan dalam dakwah dan penyampaian wahyu.

Dialah sahabat Abu Bakar yang nama lengkapnyaAbdullah bin Abi Quhafah Al Qurasyi At Tamimiyang terkenal dengan sebutanAbu Bakar Asy Syiddiq.Beliau sangat mudah mencucurkan air mata saat membaca Al Quran dalam shalatnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya pengalaman hidup beliau bersama Al Quran. Sehingga beliau tidak mampu menahan perasaannya dari kejadian kejadian yang pernah dialaminya ketika membaca Al Quran.Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Aisyahradhiyallahu anhaketika Nabi Muhammadshallallahu alaihi wa sallamberkataMereka melalui Abu Bakar yang sedang shalat bersama dengan yang lainnya.Aisyah menuturkan, Saya pun berkata kepada Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamWahai Rasulullah, sesungguhnyaAbu Bakar adalah seorang laki laki yang lembut hatinya, apabila telah membaca Al Quran beliau tidak mampu menahan cucuran air mata dari keduanya.(HR Muslim)Adapun kekhusyukan beliau serta tangisan beliau di dalam shalat, benar-benar berpengaruh besar kepada orang-orang di sekelilingnya.Hal ini menyebabkan orang-orang Quraisy yang menguasai Mekah pada waktu itu mengajukan sejumlah syarat kepada beliau ketika beliau menunaikan shalat.Akhirnya kaum kafir Quraisy menemui Ibnu Ad Daghinah yang saat itu memberikan jaminan keamana kepada Abu BakarAsh Shiddiq. Mereka berkata kepadanya, Wahai Ibnu Ad Daghinah, suruhlah Abu Bakar untuk beribadah kepada Rabbnya di rumahnya, hendaklah dia shalat dan membaca apa yang dia kehendaki dan janganlah dia menyakiti kami. Sesungguhnya kami khawatir perkara itu menjadi fitnah bagi anak danistrikami.Ibnu Ad Daghinah pun mengatakan hal itu kepada Abu Bakar, sehingga beliau mulai beribadah kepada Allah di rumahnya, dengan tidak mengeraskan shalatnya begitupun dengan bacaannya.Kemudian Abu Bakar mulai membangun sebuah masjid di halaman rumahnya, beliau shalat dan membaca Al Quran di masjid itu. Pada saat itu, berkumpullah istri-istri dari kalangan orang musyrik dan anak-anak mereka, mereka begitu kagum akan shalat yang didirikan Abu Bakar dengan terus memperhatikannya. Abu Bakar adalah seorang laki laki yang sering menangis, beliau tidak bisa menahan air matanya ketika membaca AL Quran (Kisahini diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Ibnu Hiban)Sahl bin Sad dia berkata,Abu Bakar radhiyallahu anhu tidak pernah melirik ketika dalam shalat.(Fadhail Ash ShahabatI/208, Imam Ahmad)Mujahis menuturkan,Keadaan Ibnu Az Zubair ketika dia berdiri menunaikan shalat, seperti sebuah kayu yang kokoh (tidak bergerak).Dikisahkan pula bahwa Abu Bakar pun seperti itu ketika shalat. Abdurrazaq berkata, Penduduk Mekah menuturkan bahwa Ibnu Zubair mencontohshalat dari Abu Bakar, dan Abu Bakar mencontohnya dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.(Fadhail Ash ShahabatI/208, Imam Ahmad)

Malaikat Menaungi Abdullah bin Haram dengan Sayap-sayapnyaJabir berkata, Ketika ayahku terbunuh dalamperangUhud, aku membuka wajah ayahku lalu aku menangis. Para sahabat melarangku menangis, sementara Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamsendiri tidak berkomentar atas tangisanku itu. Bibiku juga menangisi kematian ayahku.

Pada saat itu, Nabishallallahu alaihi wa sallambersabda (yang artinya), Engkau tangisi dia atau tidak,malaikattetap akan menaungi dengan sayap-sayapnya hingga kalian mengangkatnya.Dalam riwayat lain, Jabir berkata, Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda kepadaku (yang artinya), Maukah kamu aku beritahukan bahwa Allah Subhanahu wa Taala berbicara langsung kepada ayahmu? Allah berfirman (yang atinya), Inilah hamba-Ku! Memintalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan permintaanmu! Jasad itu menjawab, Aku ingin sekiranya Engkau mengembalikan aku ke dunia (menghidupkan aku) lagi, sehingga aku mempunyai kesempatan untuk ikut berperang lagi dan terbunuh yang kedua kali. Allah Subhanahu wa Taala menjelaskan (yang artinya), Telah aku gariskan, bahwa mereka yang telah meninggal tidak akan kembali. Jasad itu berkata, Kalau demikian, sampaikan hal ini kepada orang-orang setelahku. Lalu Allah menurunkan ayat,

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Bahkan, mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (QS. Ali Imran: 169) (HR. Ahmad: 3/298; Al-Bukhari: 1244)

Saad bin Abi WaqqashKetika Saad bin Abi Waqqash tiba di Mekkah, ia dalam keadaan buta mata. Akan tetapi, orang-orang berdatangan kepadanya untuk meminta didoakan. Saad berdoa untuk kesembuhan berbagai penyakit. Beliau termasuk orang yang apabila berdoa dikabulkan AllahSubhanahu wa Taala.

Pada suatu hari, Abdullah bin Saib berkata, Ketika aku masih kecil, aku pernah dibawa kepada beliau. Aku memperkenalkan diri beliau pun mengenaliku. Ketika itu beliau berkata, Apakah engkau orang yang mengajari bacaan Al-Quran kepada penduduk Mekkah? Aku menjawab, Benar.Kemudian, beliau menceritakan suatukisah, hingga akhirnya aku bertanya kepada Saad, Wahai Pamanku, engkau tidak berdoa untuk dirimu, sehingga Allah menyembuhkan matamu?Saad tersenyum sambil berkata, Ketahuilah wahai Anakku, bahwa ketentuan AllahSubhanahu wa Taalayang berlaku atasku jauh lebih baik daripada penglihatanku. (Madarijus Salikin, 2/227)

Safinah Maula Rasulullah Berjumpa dengan SingaSafinah,maula(bekas budak, ed) Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamberkata, Ketika itu, aku menumpang perahu, tak kusangka perahuku pecah. Aku menyelamatkan diri dengan menaiki salah satu papan perahu itu. Tiba-tiba, angin kencang melemparkanku hingga aku berada dalam hutan yang dihuni seekor singa.Singa tersebut menghampiriku, maka aku berkata kepadanya, Wahai Abu Haris julukan untuk singa, aku inimaulaRasulullahshallallahu alaihi wa sallam.Kemudian kepalanya mengangguk. Dia mendekatiku lalu mendorong-dorongku dengan bahunya hingga keluar hutan. Aku diantarkan sampai ke pinggir sebuah jalan. Setelah itu, singa tersebut mengaum. Sepengetahuanku, ia mengucapkan selamat tinggal. Demikianlah akhir pertemuanku dengan seekor singa. (Al-Istiab: 2/684)

Ummu MahjanWahai ibuku Wahai saudariku Janganlah Anda meremehkan amal kebaikan sekalipun kecil, dan ketahuilah bahwa Anda diseru untuk menunaikan tanggung jawab Anda dengan mencurahkan segenap kemampuan dan banyak berkorban dalam rangka menegakkan bangunan Islam yang agung. Janganlah sekali-kali anda mengelak dari tugas anda sekalipun hanya sedetik karena tipu daya musuh Islam terhadapmu. Mereka musuh-musuh Islam ingin sekiranya engkau menyimpang dari tugasmu yang mulia, dan mereka berupaya menjatuhkan semangatmu dalam berhidmat kepada Islam dan membina umat.

Janganlah dan sekali lagi janganlah Anda mengelak dan mundur dari berkhidmat kepada Islam karena anda merasa lemah, tidak ada kemampuan untuk ikut andil dalam menguatkan masyarakat Islam, sebab sesungguhnya perasaan-perasaan seperti itu merupakan rekayasa dari setan jin dan manusia.Maka di sini kami hendak menyuguhkan sebuahkisahseorang wanita yang lemah dan berkulit hitam.Kisahini merupakan sebuah pelajaran bagi kaum muslimin dalam hal kesungguhan, ketawadhuan hingga sampai pada puncak semangatnya.Beliau seorang wanita yang berkulit hitam, dipanggil dengan nama Ummu Mahjan. Telah disebutkan di dalamAsh-Shahihtanpa menyebutkan nama aslinya, bahwa beliau tinggal di Madinah [Ibnu Saad dalamath-Thabaqat(VIII/414)].BeliauRadhiyallahu anhaseorang wanita miskin yang memiliki tubuh yang lemah. Untuk itu beliau tidak luput dari perhatian RasulullahShalallahu alaihi wa sallamsang pemimpin, sebab beliau senantiasa mengunjungi orang-orang miskin dan menanyai keadaan mereka dan memberi makanan kepada mereka, maka tidakkah anda tahu akan hal ini wahai para pemimpin rakyat?BeliauRadhiyallahu anhamenyadari bahwa dirinya memiliki kewajiban terhadap akidahnya dan masyarakat Islam. Lantas apa yang bisa dia laksanakan padahal beliau adalah seorang wanita yang tua dan lemah? Akan tetapi beliau sedikitpun tidak bimbang dan ragu, dan tidak menyisakan sedikitpun rasa putus asa dalam hatinya. Dan putus asa adalah jalan yang tidak dikenal di hati orang-orang yang beriman.Begitulah, keimanan beliau telah menunjukkan kepadanya untuk menunaikan tanggung jawabnya. Maka beliau senantiasa membersihkan kotoran dan dedaunan dari masjid dengan menyapu dan membuangnya ke tempat sampah. Beliau senantiasa menjaga kebersihan rumah Allah, sebab masjid memiliki peran yang sangat urgen di dalam Islam. Di sanalah berkumpulnya para pahlawan dan para ulama. Masjid, ibarat parlemen yang sebanyak lima kali sehari digunakan sebagai wahana untuk bermusyawarah, saling memahami dan saling mencintai, sebagaimana pula masjid adalah universitas tarbiyah amaliyah yang mendasar dalam membina umat.Begitulah fungsi masjid pada zaman RasulullahShalallahu alaihi wa sallam, demikian pulalah yang terjadi pada zamankhulafaur rasyidindan begitu pula seharusnya peranan masjid hari ini hingga tegaknya hari kiamat.Untuk itulah Ummu MahjanRadhiyallahu anhatidak kendor semangatnya, sebab pekerjaan itu merupakan target yang dapat beliau kerjakan. Beliau tidak pernah meremehkan pentingnya membersihkan kotoran untuk membuat suasana yang nyaman bagi RasulullahShalallahu alaihi wa sallamdan para sahabat beliau dalam bermusyawarah yang senantiasa mereka kerjakan secara rutin.Ummu Mahjan Radhiyallahu anha terus menerus menekuni pekerjaan tersebut hingga beliau wafat pada zaman RasulullahShalallahu alaihi wa sallam. Ketika ia wafat, para shahabatRidhwanullahi Alaihimmembawa jenazahnya setelah malam menjelang dan mereka mendapati RasulullahShalallahu alaihi wa sallammasih tertidur. Mereka pun tidak ingin membangunkan beliau, sehingga mereka langsung menshalatkan dan menguburkannya diBaqiul Gharqad.Pagi harinya RasulullahShalallahu alaihi wa sallammerasa kehilangan wanita itu, kemudian beliau tanyakan kepada para sahabat, mereka menjawab, Beliau telah dikubur wahai Rasulullah, kami telah mendatangi anda dan kami dapatkan anda masih dalam keadaan tidur sehingga kami tidak ingin membangunkan anda. Maka beliau bersabda,Marilah kita pergi!Lantas bersama para shahabat, Rasulullah pergi menuju kubur Ummu Mahjan. Maka RasulullahShalallahu alaihi wa sallamberdiri, sementara para sahabat berdiri bershaf-shaf di belakang beliau, lantas RasulullahShalallahu alaihi wa sallammenshalatkannya dan bertakbir empat kali [lihatal-IshabahdalamTamyizish Shahabah(VIII/187)]Sebuah riwayat dari Abu HurairahRadhiyallahu anhu, bahwa ada seorang wanita yang berkulit hitam yang biasanya membersihkan masjid, suatu ketika RasulullahShalallahu alaihi wa sallammerasa kehilangan dia, lantas beliau bertanya tentangnya. Mereka telah berkata, Dia telah wafat. RasulullahShalallahu alaihi wa sallambersabda,Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku?Abu Hurairah berkata, Seolah-olah mereka menganggap bahwa kematian Ummu Mahjan itu adalah hal yang sepele. RasulullahShalallahu alaihi wa sallambersabda,Tunjukkan kepadaku di mana kuburnya!Maka mereka menunjukkan kuburnya kepada RasulullahShalallahu alaihi wa sallamkemudian beliau menyalatkannya, lalu bersabda: Sesungguhnya kubur ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya dan Allah meneranginya bagi mereka karena aku telah menyalatkannya.[Lihatal-Ishabah(VIII/187),al-Muwatha(I/227), an-Nasai (I/9) hadits tersebut mursal, akan tetapi maknanya sesuai dengan hadits yang setelahnya yang bersambung dengan riwayat al-Bukhari dan Muslim.]Semoga Allah merahmati Ummu MahjanRadhiyallahu anhayang sekalipun beliau seorang yang miskin dan lemah, akan tetapi beliau turut berperan sesuai dengan kemampuannya. Beliau adalah pelajaran bagi kaum muslimin dalam perputaran sejarah bahwa tidak boleh menganggap sepele suatu amal sekalipun kecil.Oleh karena itu ia mendapatkan perhatian dari RasulullahShalallahu alaihi wa sallamhingga ia wafat. Sehingga beliau menyalahkan para shahabat beliauRidhwanullahi Alaihimyang tidak memberitahukan kepada beliau perihal kematiannya agar beliau dapat mengantarkan Ummu Mahjan ke tempat tinggalnya yang terakhir di dunia. Bahkan tidak cukup hanya demikian namun beliau bersegera menuju kuburnya untuk menshalatkannya agar Allah menerangi kuburnya dengan shalat beliau. Wahai ibuku wahai saudariku tahukah Anda setelah ini apa yang dituntut dari Anda berupa andil yang telah Anda sumbangkan kepada agama dan umat?

Meneladani Semangat Para Sahabat dalam Berjihad Rasulullahshallallahu alaihi wasallampernah mengutus Busaisah sebagai mata-mata untuk mengintai gerak-gerik kafilah AbuSufyan. Busaisah lalu datang sedangkan di rumah tidak ada seorangpun selain saya dan Rasulullahshallallahu alaihi wasallam.Anas berkata, Saya tidak tahu apakah beliau mengistimewakan sebagian dari isterinya (untuk mendengar berita rahasia) atau tidak. Anas melanjutkan, Lantas Busaisah menyampaikan laporannya. Kemudian Rasulullahshallallahu alaihi wasallamkeluar lalu bersabda, Kita berangkat sekarang untuk suatu tujuan, siapa yang telah siap kendaraannya maka berangkatlah bersama kami. Lantas beberapa orang laki-laki meminta izin kepada beliau untuk mengambil kendaraannya di luar kota Madinah, namun beliau bersabda, Tidak, cukup orang-orang yang kendaraanya telah siap saja.Kemudian Rasulullahshallallahu alaihi wasallamdan para sahabatnya berangkat sehingga mereka lebih dahulu tiba di Badar daripada kaum musyrikin. Tidak lama kemudian kaum musyrikin tiba, maka Rasulullahshallallahu alaihi wasallambersabda, Janganlah kalian bertindak sedikitpun sebelum ada perintah dariku. Ketika kaum musyrikin semakin dekat, maka Rasulullahshallallahu alaihi wasallambersabda, Majulah kalian menuju surga, yang luasnya seluas langit dan bumi. Anas berkata, Tiba-tiba Umair bin Al-Humam Al-Anshari berkata, Ya Rasulullah, surga yang luasnya seluas langit dan bumi? Beliau menjawab: Ya. Umair berkata, Wah, wah! Maka Rasulullahshallallahu alaihi wasallambersabda, Mengapa kamu mengatakan wah, wah? Umair menjawab, Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, saya tidak mengucapkannya kecuali karena saya mengharap semoga saya menjadi penghuninya. Beliau bersabda, Sesungguhnya kamu termasuk dari penghuninya. Kemudian dia mengeluarkan beberapa butir kurma dari dalam sakunya dan memakannya sebagian. Sesudah itu dia berkata, Jika saya masih hidup sampai aku menghabiskan semua kurmaku ini, tentunya itu adalah kehidupan yang lama. Anas berkata, Maka kurma yang masih tersisa di tangannya dia lemparkan begitu saja kemudian dia pergi bertempur hingga gugur. (HR. Muslim no. 1901).Dari Anasradhiallahu anhudia berkata,

Pamanku yang bernama Anas bin an-Nadhar tidak ikutperangbadar, maka dia berkata, Wahai Rasulullah, aku tidak ikut saat pertama kali engkau berperang menghadapi kaum musyrikin. Seandainya Allah memperkenankan aku dapat berperang melawan kaum musyrikin, pasti Allah akan melihat apa yang akan aku lakukan. Ketika terjadiperangUhud dan kaum muslimin ada yang kabur dari medan pertempuran, dia berkata, Ya Allah, aku meminta uzur kepada-Mu dari apa yang dilakukan oleh mereka -yakni para sahabat Nabishallallahu alaihi wasallam- dan aku berlepas diri dari apa yang dilakukan oleh mereka -yakni kaum musyrikin-.Dia (An-Nadhr) kemudian maju ke medan pertempuran tapi sebelumnya dia bertemu dengan Saad bin Muadz. Maka dia berkata kepadanya, Wahai Saad bin Muadz, surga. Demi Rabbnya An-Nadhar, sungguh aku mencium wanginya surga dari balik bukit Uhud ini. Saad berkata, Wahai Rasulullah, aku tidak sanggup melakukan seperti apa yang dia lakukan. Anas berkata, Kemudian kami menemukan dia dengan luka sebanyak delapan puluh lebih sabetan pedang atau tikaman tombak atau terkena lemparan panah. Kami menemukannya sudah dalam keadaan terbunuh dimana kaum musrikin telah memutilasi jasadnya sehingga tidak ada seorangpun yang bisa mengenalinya kecuali saudari perempuannya yang mengenali jari-jemarinya. (HR. Al-Bukhari no. 2805 dan Muslim no. 1903).Dari Syaddad bin Al-Hadradhiallahu anhudia bercerita, Ada seorang laki-laki badui datang menemui Nabishallallahu alaihi wasallam, lalu dia beriman dan mengikuti beliau. Kemudian dia berkata, Aku akan berhijrah bersama engkau? Maka beliau menitipkan orang tersebut kepada sebagian sahabat beliau. Setelah terjadi perang, Nabishallallahu alaihi wasallammendapatkanghanimah(harta rampasan perang) berupa tawanan, beliau membagikan dan membagi untuknya, lalu beliau memberikan kepada para sahabat beliau sesuatu yang beliau bagi untuknya dan dia sendiri sedang mengatur urusan mereka. Setelah dia datang, ia memberikannya kepada orang itu, lalu dia berkata, Apa ini? mereka menjawab, Bagian yang telah Nabishallallahu alaihi wasallambagi untukmu. Kemudian dia mengambilnya dan membawanya menemui Nabishallallahu alaihi wasallam, lalu bertanya, Apa ini? beliau bersabda, Aku telah membaginya untukmu. Dia berkata, Bukan untuk hal ini aku mengikuti engkau. Tapi aku mengikuti engkau agar aku dilempari ke sini -dia menunjuk ke tenggorokannya dengan tombak- sampai aku mati dan aku masuk surga. Beliau bersabda, Jika kamu jujur kepada Allah, niscaya Allah akan jujur kepadamu.Tidak lama kemudian, para sahabat kembali bangkit melawan musuh. Setelah selesia perang orang tersebut dibawa ke tempat Nabishallallahu alaihi wasallamdengan cara diangkut, dia terkena tombak pada tempat yang dia tunjuk. Maka Nabishallallahu alaihi wasallambersabda, Apakah dia orangnya? Mereka menjawab, Ya. Beliau bersabda, Dia benar dalam berjanji kepada Allah dan mewujudkan permintaannya. Kemudian Nabishallallahu alaihi wasallammengkafaninya dengan jubah beliaushallallahu alaihi wasallam. Beliau memajukannya dan menshalatkannya. Di antara bacaan yang kedengaran dalam shalat beliau adalah, Ya Allah, inilah hamba-Mu, Dia telah keluar berhujrah di jalan-Mu. Lalu dia terbunuh dalam keadaan syahid, dan aku menjadi saksi atas hal tersebut. (HR. An-Nasai no. 1927 dan dinyatakan shahih oleh Al-Arna`uth dalamTaliq Zad Al-Maad: 3/324).Pelajaran darikisah-kisah di atas:1. Kuatnya keimanan dan kepercayaan para sahabat terhadap janji-janji Allah Taala.2. Sangat cintanya mereka untuk mati syahid.3. Besarnya keberanian mereka dalam jihad.4. Bersegeranya mereka menuju kebaikan tanpa mengulur-ulur waktu walaupun itu hanya untuk memakan beberapa butir korma.5. Dalam hadits Syaddad bin Al-Had terdapat tuntunan doa dalam shalat jenazah, jika jenazahnya adalah orang yang mati syahid.6.

Kisah Orang yang Bertaubat Katakanlah: Wahai hamba-hambaKu yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Az-Zumar: 53)

Dari Buraidah dia berkata, : , . : . : , : . . . : , . : . : , . : . : , : . . , : . Maiz bin Malik Al Aslami pergi menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam seraya berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku, karena aku telah berzina, oleh karena itu aku ingin agar anda berkenan membersihkan diriku. Namun beliau menolak pengakuannya. Keesokan harinya, dia datang lagi kepada beliau sambil berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah berzina. Namun beliau tetap menolak pengakuannya yang kedua kalinya. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengutus seseorang untuk menemui kaumnya dengan mengatakan: Apakah kalian tahu bahwa pada akalnya Maiz ada sesuatu yang tidak beres yang kalian ingkari? mereka menjawab, Kami tidak yakin jika Maiz terganggu pikirannya, setahu kami dia adalah orang yang baik dan masihsehatakalnya.Untuk ketiga kalinya, Maiz bin Malik datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk membersihkan dirinya dari dosa zina yang telah diperbuatnya. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun mengirimkan seseorang menemui kaumnya untuk menanyakan kondisi akal Maiz, namun mereka membetahukan kepada beliau bahwa akalnya sehat dan termasuk orang yang baik. Ketika Maiz bin Malik datang keempat kalinya kepada beliau, maka beliau memerintahkan untuk membuat lubang ekskusi bagi Maiz. Akhirnya beliau memerintahkan untuk merajamnya, dan hukuman rajam pun dilaksanakan.Buraidah melanjutkan, Suatu ketika ada seorang wanita Ghamidiyah datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam seraya berkata, Wahai Rasulullah, diriku telah berzina, oleh karena itu sucikanlah diriku. Tetapi untuk pertama kalinya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak menghiraukan bahkan menolak pengakuan wanita tersebut. Keesokan harinya wanita tersebut datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sambil berkata, Wahai Rasulullah, kenapa anda menolak pengakuanku? Sepertinya engkau menolak pengakuanku sebagaimana engkau telah menolak pengakuan Maiz. Demi Allah, sekarang ini aku sedang mengandung bayi dari hasil hubungan gelap itu. Mendengar pengakuan itu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Sekiranya kamu ingin tetap bertaubat, maka pulanglah sampai kamu melahirkan.Setelah melahirkan, wanita itu datang lagi kepada beliau sambil menggendong bayinya yang dibungkus dengan kain, dia berkata, Inilah bayi yang telah aku lahirkan. Beliau lalu bersabda: Kembali dan susuilah bayimu sampai kamu menyapihnya. Setelah mamasuki masa sapihannya, wanita itu datang lagi dengan membawa bayinya, sementara di tangan bayi tersebut ada sekerat roti, lalu wanita itu berkata, Wahai Nabi Allah, bayi kecil ini telah aku sapih, dan dia sudah dapat menikmati makanannya sendiri. Kemudian beliau memberikan bayi tersebut kepada seseorang di antara kaum muslimin, dan memerintahkan untuk melaksanakan hukuman rajam. Akhirnya wanita itu ditanam dalam tanah hingga sebatas dada.

Setelah itu beliau memerintahkan orang-orang supaya melemparinya dengan batu. Sementara itu,Khalid bin Walidikut serta melempari kepala wanita tersebut dengan batu, tiba-tiba percikan darahnya mengenai wajah Khalid, seketika itu dia mencaci maki wanita tersebut. Ketika mendengar makian Khalid, Nabi Allah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Tenangkanlah dirimu wahai Khalid, demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya perempuan itu telah benar-benar bertaubat, sekiranya taubat (seperti) itu dilakukan oleh seorang pemilik al-maks niscaya dosanya akan diampuni. Setelah itu beliau memerintahkan untuk menyalati jenazahnya dan menguburkannya.(HR. Muslim no. 1695)Makna pemilikal-maksadalah orang yang mengambil harta manusia tanpa hak, semisal orang-orang yang menagih pajak dan pungutan wajib dari kaum muslimin tanpa ada hak.Penjelasan ringkas:Telah disebutkan pada artikel sebelumnya mengenai keutamaan, syarat, dan adab dalam bertaubat, karena tidak pantas seorang muslim untuk berputus asa dari rahmat Allah. Bahkan berputus asa dari rahmat Allah merupakan dosa yang sangat besar dan termasuk ciri-ciri orang yang kafir, sebagaimana ucapan Yaqub kepada anak-anaknya, Dan janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir. (QS. Yusuf: 87)Ambillah pelajaran dari para sahabat-radhiallahu anhum-, walaupun keimanan dan keilmuan mereka tinggi dan terus-menerus menuju kesempurnaan, tetap saja mereka bukanlah manusia yang mashum dari dosa-dosa. Karenanya tidaklah seorang pun di antara mereka yang berbuat dosa kecuali dia segera mengadu kepada Rasulullah -alaihishshalatu wassalam- dan segera kembali kepada Allah dengan segera bertaubat, bahkan mereka tidak segan-segan untuk minta ditegakkan had (jika dosanya mempunyai hukum had) guna membersihkan dosa-dosa mereka. Dan ini menunjukkan kuatnya keyakinan mereka kepada Allah dan jujurnya niat mereka dalam bertaubat.Kisahdua orang sahabat di atas, jugakisahpembunuh 100 nyawa, jugakisahKaab bin Malik beserta dua temannya yang diboikot tatkala mereka tidak ikutperangbersama Nabi -alaihishshalatu wassalam-, dankisah-kisah lainnya merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi orang-orang yang datang setelah mereka.

Ada beberapa fawaid yang bisa dipetik dari kisah di atas:1. Hukum had itu menghapuskan dosa yang diperbuat jika dia ikhlas menjalaninya.2. Kasih sayang Nabi -alaihishshalatu wassalam- kepada para sahabatnya tatkala beliau berusaha semaksimal mungkin agar mereka tidak terkena hukum had. Ini terbukti dengan beliau tidak mengindahkan pengakuan kedua sahabat ini pada awalnya. Tapi tatkala mereka terus-menerus mengaku maka beliaupun menjatuhkan hukum had kepada mereka.3. Kisah ini menujukkan jika seseorang berbuat zina tanpa ada yang menyaksikannya atau tidak ada yang melaporkannya, maka hendaknya dia melihat keadaan dirinya: Jika dia khawatir akan terjatuh ke dalam zina untuk kedua kalinya maka hendaknya dia melaporkan dirinya agar dirajam, tapi jika dia betul-betul bertaubat dan yakin tidak akan terjatuh lagi ke dalam zina maka hendaknya dia menyembunyikannya dan tidak melaporkan dirinya. Ini ditunjukkan dalam hadits lain yang shahih.4. Hukum rajam wajib ditegakkan, hanya saja masalah waktu eksekusinya diserahkan kepada ijtihad penguasa. Dia boleh mengundurkannya (bukan menggugurkannya) karena ada maslahat lain, misalnya maslahat bayi kalau pezina itu hamil.5. Orang gila yang berzina tidak dijatuhi hukuman had, itu karena beliau mempertanyakan kesehatan akal Maiz kepada kaumnya.6. Dari sini juga dipahami bahwaimamhendaknya mengumpulkan info yang detail dan akurat sebelum menjatuhkan hukum had.7. Rajam adalah ditanamnya tubuh pezina (yang telah menikah) di dalam tanah sampai ke dadanya, kemudian dia dilempari oleh kaum muslimin.8. Tidak boleh mencela dan menghina orang yang telah bertaubat. Ini juga ditunjukkan oleh kisah perdebatan antara Adam dan Musa -alaihimassalam- yang masyhur di kalangan ulama.Wallahu Taala ala wa ahkam.

Abu Hurairah Mendakwahi Ibunya - - - - - - Dari Abu Kasir, Yazid bin Abdurrahman, Abu Hurairah bercerita kepadaku, Dulu aku mendakwahi ibuku agar masuk Islam ketika dia masih musyrik. Suatu hari aku mendakwahinya namun dia malah memperdengarkan kepadaku cacian kepada Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamyang tentu merupakan kalimat-kalimat yang tidak kusukai untuk kudengar. Akhirnya aku pergi menghadap Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamsambil menangis.Ketika telah berada di hadapan Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamaku berkata, Ya Rasulullah, sungguh aku berusaha untuk mendakwahi ibuku agar masuk Islam namun dia masih saja menolak ajakanku. Hari ini kembali beliau aku dakwahi namun dia malah mencaci dirimu. Oleh karena itu berdoalah kepada Allah agar Dia memberikan hidayah kepada ibu-nya Abu Hurairah. Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamlantas berdoa, Ya Allah, berilah hidayah kepada ibu dari Abu Hurairah. - - . Kutinggalkan Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamdalam keadaan gembira karena Nabi mau mendoakan ibuku. Setelah aku sampai di depan pintu rumahku ternyata pintu dalam kondisi terkunci. Ketika ibuku mendengar langkah kakiku, beliau mengatakan, Tetaplah di tempatmu, hai Abu Hurairah. Aku mendengar suara guyuran air. Ternyata ibuku mandi. Setelah selesai mandi beliau memakai jubahnya dan segera mengambil kerudungnya lantas membukakan pintu. Setelah pintu terbuka beliau mengatakan, Hai Abu Hurairah, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusannya.

- - . - - . .Mendengar hal tersebut aku bergegas kembali menemui Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam. Aku menemui beliau dalam keadaan menangis karena begitu gembira. Kukatakan kepada beliau, Ya Rasulullah, bergembiralah. Sungguh Allah telah mengabulkan doamu dan telah memberikan hidayah kepada ibu-nya Abu Hurairah. Mendengar hal tersebut beliau memuji Allah dan menyanjungnya lalu berkata, Bagus. Lantas kukatakan kepada beliau, Ya Rasulullah, doakanlah aku dan ibuku agar menjadi orang yang dicintai oleh semua orang yang beriman dan menjadikan kami orang yang mencintai semua orang yang beriman. Beliau pun mengabulkan permintaanku. Beliau berdoa, Ya Allah, jadikanlah hamba-Mu ini yaitu Abu Hurairah dan ibunya orang yang dicintai oleh semua hambaMu yang beriman dan jadikanlah mereka berdua orang-orang yang mencintai semua orang yang beriman. Karena itu tidak ada seorang pun mukmin yang mendengar tentang diriku ataupun melihat diriku kecuali akan mencintaiku [HR Muslim no 6551].Petikan pelajaran:Seorang anak yang beriman boleh satu rumah dengan orang tuanya yang masih kafir atau musyrik.Anak yang berbakti kepada orang tua tentu akan berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mendakwahi orang tua agar makin lebih baik dari kafir menjadi iman, dari musyrik menjadi bertauhid, dari gelimang bidah menjadi orang yang berpegang teguh dengan sunah dan dari kubangan maksiat menjadi orang yang saleh dan taat. Inilah keteladan yang diberikan oleh Abu Hurairah sebagaimana dalam hadits di atas. Dakwah kepada kebaikan itu perlu dilakukan denganintens, tidak cukup hanya sekali lantas ditinggal pergi. Oleh karena itu Abu Hurairah berulang kali mendakwahi ibunya dengan berbagai cara dan pendekatan sampai-sampai ibunya merasa jengkel. Kejengkelan inilah yang diluapkan dengan mencaci orang yang sangat dihormati anaknya, itulah Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam.Di antara hal yang tidak boleh dilupakan ketika mendakwahi orang lain secara umum dan ortu sendiri secara khusus adalah doakan agar Allah membuka pintu hatinya sehingga mau menerima hidayah. Banyak pendakwah yang terlampau mengandalkan usaha-usaha yang kasat matasampai-sampai lupa bahwa hati manusia itu ada di tangan Allah. Padahal boleh jadi dengan sebuah untaian doa munculah hasil yang telah susah payah untuk diwujudkan dengan berbagai macam cara secara lahiriah.Hadits di atas menunjukkan bolehnya meminta doa kepada orang shalih yang masih hidup dengan permintaan yang manfaatnya terbatas hanya pada orang yang meminta doa saja sebagaimana Abu Hurairah meminta doa kepada Nabi agar Allah memberikan hidayah kepada ibunya.Orang yang mengakui beriman namun menaruh kebencian yang sangat mendalam kepada Abu Hurairah karena termakan doktrin para orientalis keimanan mereka dalam ambang bahaya karena ciri orang yang beriman adalah jatuhcintakepada Abu Hurairah sebagaimana doa Nabishallallahu alaihi wa sallam.Mandi untuk orang yang masuk Islam itu diucapkan sebelum membaca syahadat.Orang yang menangis itu belum tentu karena sedih, boleh jadi karena gembira dan bahagia.Tentang hadits di atas, an-Nawawi mengatakan dalamSyarh Muslim:

.Hadits ini menunjukkan bahwa doa Nabi bisa saja langsung terkabul sama persis dengan doa yang beliau panjatkan dan ini merupakan salah satu bukti bahwa beliau memang benar-benar Nabi utusan Allah. Hadits di atas juga menunjukkan adanya anjuran untuk memuji Allah ketika mendapatkan nikmat.

Hafshah binti Umar bin KhaththabHafshah bintiUmar bin Khaththabadalah putri seorang laki-laki yang terbaik dan mengetahui hak-hak Allah dan kaum muslimin. Umar bin Khaththab adalah seorang penguasa yang adil dan memiliki hati yang sangat khusyuk.PernikahanRasulullah dengan Hafshah merupakan bukticintakasih beliau kepada mukminah yang telah menjanda setelah ditinggalkan suaminya, Khunais bin Hudzafah as-Sahami, yang berjihad di jalan Allah, pernah berhijrah ke Habasyah, kemudian ke Madinah, dan gugur dalamPerangBadar. Setelah suami anaknya meninggal, dengan perasaan sedih, Urnar menghadap Rasulullah untuk mengabarkan nasib anaknya yang menjanda. Ketika itu Hafshah berusia delapan belas tahun. Mendengar penuturan Umar, Rasulullah memberinya kabar gembira dengan mengatakan bahwa beliau bersedia menikahi Hafshah.Jika kita menyebut narna Hafshah, ingatan kita akan tertuju pada jasa-jasanya yang besar terhadap kaum muslimin saat itu. DialahistriNabi yang pertama kali menyimpan Al-Quran dalam bentuk tulisan pada kulit, tulang, dan pelepah kurma, hingga kemudian menjadi sebuah kitab yang sangat agung.Nasab dan Masa PetumbuhannyaNama lengkap Hafshah adalah Hafshah binti Umar bin Khaththab bin Nafal bin Abdul-Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Rajah bin Adi bin Luay dari suku Arab Adawiyah. Ibunya adalah Zainab binti Madhun bin Hubaib bin Wahab bin Hudzafah, saudara perempuan Utsman bin Madhun. Hafshah dilahirkan pada tahun yang sangat terkenal dalam sejarah orang Quraisy, yaitu ketika Rasullullah . memindahkan Hajar Aswad ke tempatnya semula setelah Kabah dibangun kembali setelah roboh karena banjir. Pada tahun itu juga dilahirkan Fathimah az-Zahra, putri bungsu Rasulullah dari empat putri, dan kelahirannya disambut gembira oleh beliau. Beberapa hari setelah Fathimah lahir, lahirlah Hafshah binti Umar bin Khaththab. Mendengar bahwa yang lahir adalah bayi wanita, Umar sangat berang dan resah, sebagaimana kebiasaan bapak-bapak Arab Quraisy ketika mendengar berita kelahiran anak perempuannya. Waktu itu mereka menganggap bahwa kelahiran anak perempuan telah membawa aib bagi keluarga. Padahal jika saja ketika itu Umar tahu bahwa kelahiran anak perempuannya akan membawa keberuntungan, tentu Umar akan menjadi orang yang paling bahagia, karena anak yang dinamai Hafshah itu kelak menjadi istri Rasulullah. Di dalam Thabaqat, Ibnu Saad berkata, Muhammad bin Umar berkata bahwa Muhammad bin Zaid bin Aslam, dari ayahnya, dari kakeknya, Umar mengatakan, Hafshah dilahirkan pada saat orang Quraisy membangun Kabah, lima tahun sebe1um Nabi diutus menjadi Rasul.SayyidahHafshahradhiallahu anhadibesarkan dengan mewarisi sifat ayahnya, Umar bin Khaththab. Dalam soal keberanian, dia berbeda dengan wanita lain, kepribadiannya kuat dan ucapannya tegas. Aisyah melukiskan bahwa sifat Hafshah sama dengan ayahnya. Kelebihan lain yang dimiliki Hafshah adalah kepandaiannya dalarn membaca dan menulis, padahal ketika itu kemampuan tersebut belum lazim dimiliki oleh kaum perempuan.Memeluk IslamHafshah tidak termasuk ke dalam golongan orang yang pertama masuk Islam, karena ketika awal-awal penyebaran Islam, ayahnya, Umar bin Khaththab, masih menjadi musuh utama umat Islam hingga suatu hari Umar tertarik untuk masuk Islam. Ketika suatu waktu Umar mengetahui keislaman saudara perempuannya, Fathimah dan suaminya Said bin Zaid, dia sangat marah dan berniat menyiksa mereka. Sesampainya di rumah saudara perempuannya, Umar mendengar bacaan Al-Quran yang mengalun dan dalam rumah, dan memuncaklah amarahnya ketika dia memasuki rumah tersebut. Tanpa ampun dia menampar mereka hingga darah mengucur dari kening keduanya. Akan tetapi, hal yang tidak terduga terjadi, hati Umar tersentuh ketika meihat darah mengucur dari dahi adiknya, kemudian diambilnyalah Al Quran yang ada pada mereka. Ketika selintas dia membaca awal surat Thaha, terjadilah keajaiban. Hati Umar mulai diterangi cahaya kebenaran dan keimanan. Allah telah mengabulkan doa Nabi yang mengharapkan agar Allah membuka hati salah seorang dari dua Umar kepada Islam. Yang dimaksud Rasulullah dengan dua Umar adalah Amr bin Hisyam atau lebih dikenal dengan Abu Jahl dan Umar bin Khaththab.Setelah kejadian itu, dari rumah adiknya dia segera menuju Rasulullah dan menyatakan keislaman di hadapan beliau, Umar bin Khaththab bagaikan bintang yang mulai menerangi dunia Islam, serta mulai mengibarkan bendera jihad dan dakwah hingga beberapa tahun setelah Rasulullah wafat. Setelah menyatakan keislaman, Umar bin Khaththab segera menemui sanak keluarganya untuk mengajak mereka memeluk Islam. Seluruh anggota keluarga menerima ajakan Umar, termasuk di dalamnya Hafshah yang ketika itu baru berusia sepuluh tahun.Menikah dan Hijrah ke MadinahKeislaman Umar membawa keberuntungan yang sangat besar bagi kaum muslimin dalam menghadapi kekejaman kaum Quraisy. Kabar keislaman Umar ini memotivasi paramuhajirinyang berada di Habasyah untuk kembali ke tanah asal mereka setelah sekian lama ditinggalkan. Di antara mereka yang kembali itu terdapat seorang pemuda bernama Khunais bin Hudzafah as-Sahami. Pemuda itu sangat mencintai Rasulullah sebagaimana dia pun mencintai keluarga dan kampung halamannya. Dia hijrah ke Habasyah untuk menyelamatkan diri dan agamanya. Setibanya di Mekah, dia segera mengunjungi Umar bin Khaththab, dan di sana dia melihat Hafshah. Dia meminta Umar untuk menikahkan dirinya dengan Hafshah, dan Umar pun merestuinya. Pernikahan antara mujahid dan mukminah mulia pun berlangsung. Rumah tangga mereka sangat berbahagia karena dilandasi keirnanan dan ketakwaan.Ketika Allah menerangi penduduk Yatsrib sehingga memeluk Islam, Rasulullah menemukan sandaran baru yang dapat membantu kaum muslimin. Karena itulah beliau mengizinkan kaum muslimin hijrah ke Yatsrib untuk menjaga akidah mereka sekaligus menjaga mereka dan penyiksaan dan kezaliman kaum Quraisy. Dalam hijrah ini, Hafshah dan suaminya ikut serta ke Yatsrib.Cobaan dan GanjaranSetelah kaum muslimin berada di Madinah dan Rasulullah berhasil menyatukan mereka dalam satu barisan yang kuat, tiba saatnya bagi mereka untuk menghadapi orang musyrik yang telah memusuhi dan mengambil hak mereka. Selain itu, perintah Allah untuk berperang menghadapi orang musyrik sudah tiba.Peperangan pertama antara umat Islam dan kaum musyrik Quraisy adalah Perang Badar. Dalam peperangan ini, Allah telah menunjukkan kemenangan bagi hamba- hamba-Nya yang ikhlas sekalipun jumlah mereka masih sedikit. Khunais termasuk salah seorang anggota pasukan muslimin, dan dia mengalami luka yang cukup parah sekembalinya dari peperangan tersebut. Hafshah senantiasa berada di sisinya dan mengobati luka yang dideritanya, namun Allah berkehendak memanggil Khunais sebagai syahid dalam peperangan pertama melawan kebatilan dan kezaliman, sehingga Hafshah menjadi janda. Ketika itu usia Hafshah baru delapan belas tahun, namun Hafshah telah memiliki kesabaran atas cobaan yang menimpanya.Umar sangat sedih karena anaknya telah menjadi janda pada usia yang sangat muda, sehingga dalam hatinya terbetik niat untuk menikahkan Hafshah dengan seorang muslim yang saleh agar hatinya kembali tenang. Untuk itu dia pergi ke rumah Abu Bakar dan meminta kesediaannya untuk menikahi putrinya. Akan tetapi, Abu Bakar diam, tidak menjawab sedikit pun. Kemudian Umar menemui Utsman bin Affan dan meminta kesediaannya untuk menikahi putrinya. Akan tetapi, pada saat itu Utsman masih berada dalam kesedihan karena istrinya, Ruqayah binti Muhammad, baru meninggal. Utsman pun menolak permintaan Umar. Menghadapi sikap dua sahabatnya, Umar sangat kecewa, dan dia bertambah sedih karena memikirkan nasib putrinya. Kemudian dia menemui Rasulullah dengan maksud mengadukan sikap kedua sahabatnya. Mendengar penuturan Umar, Rasulullah bersabda, Hafshah akan menikah dengan seseorang yang lebih baik daripada Utsman dan Abu Bakar. Utsman pun akan menikah dengan seseorang yang lebih baik daripada Hafshah. Semula Umar tidak memahami maksud ucapan Rasulullah, tetapi karena kecerdasan akalnya, dia kemudian memahami bahwa Rasulullah yang akan meminang putrinya.Umar merasa sangat terhormat mendengar niat Rasulullah untuk menikahi putrinya, dan kegembiraan tampak pada wajahnya. Umar langsung menernui Abu Bakar untuk mengutarakan maksud Rasulullah. Abu Bakar berkata, Aku tidak bermaksud menolakmu dengan ucapanku tadi, karena aku tahu bahwa Rasulullah telah menyebut-nyebut nama Hafshah, namun aku tidak mungkin membuka rahasia beliau kepadamu. Seandainya Rasulullah membiarkannya, tentu akulah yang akan menikahi Hafshah. Umar baru memahami mengapa Abu Bakar menolak menikahi putrinya. Sedangkan sikap Utsman hanya karena sedih atas meninggalnya Ruqayah dan dia bermaksud menyunting saudaranya, Ummu Kultsum, sehingga nasabnya dapat terus bersambung dengan Rasulullah. Setelah Utsman menikah dengan Ummu Kultsum, dia dijulukidzunnuraini(pemilik dua cahaya). Pernikahan Rasulullah dengan Hafshah lebih dianggap sebagai penghargaan beliau terhadap Umar, di samping juga karena Hafshah adalah seorang janda seorang mujahid danmuhajir, Khunais bin Hudzafah as-Sahami.Berada di Rumah RasulullahDi rumah Rasulullah, Hafshah menempati kamar khusus, sama dengan Saudah binti Zumah dan Aisyah binti Abu Bakar. Secara manusiawi, Aisyah sangat mencemburui Hafshah karena mereka sebaya, lain halnya Saudah binti Zumah yang menganggap Hafshah sebagai wanita mulia putri Umar bin Khaththab, sahabat Rasulullah yang terhormat.Umar memahami bagaimana tingginya kedudukan Aisyah di hati Rasulullah. Dia pun mengetahui bahwa orang yang menyebabkan kemarahan Aisyah sama halnya dengan menyebabkan kemarahan Rasulullah, dan yang ridha terhadap Aisyah berarti ridha terhadap Rasulullah. Karena itu Umar berpesan kepada putrinya agar berusaha dekat dengan Aisyah dan mencintainya. Selain itu, Umar meminta agar Hafshah menjaga tindak-tanduknya sehingga di antara mereka berdua tidak terjadi perselisihan. Akan tetapi, memang sangat manusiawi jika di antara mereka masih saja terjadi kesalahpahaman yang bersumber dari rasa cemburu. Dengan lapang dada Rasulullah mendamaikan mereka tanpa menimbulkan kesedihan di antara istri istrinya. Salah satu contoh adalah kejadian ketika Hafshah melihat Mariyah al-Qibtiyah datang menemui Nabi dalam suatu urusan. Mariyah berada jauh dari masjid, dan Rasulullah menyuruhnya masuk ke dalam rumah Hafshah yang ketika itu sedang pergi ke rumah ayahnya, dia melihat tabir kamar tidurnya tertutup, sementara Rasulullah dan Mariyah berada di dalamnya. Melihat kejadian itu, amarah Hafshah meledak. Hafshah menangis penuh amarah. Rasulullah berusaha membujuk dan meredakan amarah Hafshah, bahkan beliau bersumpah mengharamkan Mariyah baginya kalau Mariyah tidak merninta maaf pada Hafshah, dan Nabi meminta agar Hafshah merahasiakan kejadian tersebut.Merupakan hal yang wajar jika istri-istri Rasulullah merasa cemburu terhadap Mariyah, karena dialah satu-satunya wanita yang melahirkan putra Rasulullah setelah Siti Khadijahradhiallahu anha. Kejadian itu segera menyebar, padahal Rasulullah telah memerintahkan untuk menutupi rahasia tersebut. Berita itu akhirnya diketahui oleh Rasulullah sehingga beliau sangat marah. Sebagian riwayat mengatakan bahwa setelah kejadian tersebut, Rasulullah menceraikan Hafshah, namun beberapa saat kemudian beliau merujuknya kembali karena melihat ayah Hafshah, Umar, sangat resah. Sementara riwayat lain menyebutkan bahwa Rasulullah bermaksud menceraikan Hafshah, tetapi Jibril mendatangi beliau dengan maksud memerintahkan beliau untuk mempertahankan Hafshah sebagai istrinya karena dia adalah wanita yang berpendirian teguh. Rasulullah pun mempertahankan Hafshah sebagai istrinya, terlebih karena tersebut Hafshah sangat menyesali perbuatannya dengan membuka rahasia dan memurkakan Rasulullah.Umar bin Khaththab mengingatkan putrinya agar tidak lagi membangkitkan amarah Rasulullah dan senantiasa menaati serta mencari keridhaan beliau. Umar bin Khaththab meletakkan keridhaan Rasulullah pada tempat terpenting yang harus dilakukan oleh Hafshah. Pada dasarnya, Rasulullah menikahi Hafshah karena memandang keberadaan Umar dan merasa kasihan terhadap Hafshah yang ditinggalkan suaminya. Allah menurunkan ayat berikut ini sebagai antisipasi atas isu-isu yang tersebar.Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang telah Allah menghalalkannya bagimu,- kamu mencari kesenangan hati istri -istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dan sumpahmu; dan Allah adalah pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dan istri-istrinya (Hafshah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafshah dengan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberiitakan Allah kepadanya) dan rnenyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah) lalu Hafshah bertanya, Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu? Nabi menjawab, Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah pelindungnya (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukrnin yang haik; dan selain itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula. Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda, dan yang perawan. (Qs. At-Tahrim:1-5)Cobaan BesarHafshah senantiasa bertanya kepada Rasulullah dalam berbagai masalah, dan hal itu menyebabkan marahnya Umar kepada Hafshah, sedangkan Rasulullah senantiasa memperlakukan Hafshah dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Beliau bersabda, Berwasiatlah engkau kepada kaum wanita dengan baik. Rasulullah pernah marah besar kepada istri-istrinya ketika mereka meminta tambahan nafkah sehingga secepatnya Umar mendatangi rumah Rasulullah. Umar melihat istri-istri Rasulullah murung dan sedih, sepertinya telah terjadi perselisihan antara mereka dengan Rasulullah. Secara khusus Umar memanggil putrinya, Hafshah, dan mengingatkannya untuk menjauhi perilaku yang dapat membangkitkan amarah beliau dan menyadari bahwa beliau tidak memiliki banyak harta untuk diberikan kepada mereka. Karena marahnya, Rasulullah bersumpah untuk tidak berkumpul dengan istri-istri beliau selama sebulan hingga mereka menyadari kesalahannya, atau menceraikan mereka jika mereka tidak menyadari kesalahan. Kaitannya dengan hal ini, Allah berfirman,Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, jika kalian menghendaki kehidupan dunia dan segala perhiasannya, maka kemarilah, aku akan memenuhi keinginanmu itu dan aku akan menceraikanmu secara baik-baik. Dan jika kalian menginginkan (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di kampung akhirat, sesungguhnya Allah akan menyediakan bagi hamba-hamba yang baik di antara kalian pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab)Rasulullah menjauhi istri-istrinya selama sebulan di dalam sebuah kamar yang disebutkhazanah, dan seorang budak bernama Rabah duduk di depan pintu kamar.Setelah kejadian itu tersebarlah kabar yang meresahkan bahwa Rasulullah telah menceraikan istri-istri beliau. Yang paling merasakan keresahan adalah Umar bin Khaththab, sehingga dia segera menemui putrinya yang sedang menangis. Umar berkata, Sepertinya Rasulullah telah menceraikanmu. Dengan terisak Hafshah menjawab, Aku tidak tahu. Umar berkata, Beliau telah menceraikanmu sekali dan merujukmu lagi karena aku. Jika beliau menceraikanmu sekali lagi, aku tidak akan berbicara denganmu selama-lamanya. Hafshah menangis dan menyesali kelalaiannya terhadap suami dan ayahnya. Setelah beberapa hari Rasulullah menyendiri, belum ada seorang pun yang dapat memastikan apakah beliau menceraikan istri-istri beliau atau tidak. Karena tidak sabar, Umar mendatangikhazanahuntuk menemui Rasulullah yang sedang menyendiri. Sekarang ini Umar menemui Rasulullah bukan karena anaknya, melainkan karena cintanya kepada beliau dan merasa sangat sedih melihat keadaan beliau, di samping memang ingin memastikan isu yang tersebar. Dia merasa putrinyalah yang menjadi penyebab kesedihan beliau. Umar pun meminta penjelasan dari beliau walaupun di sisi lain dia sangat yakin bahwa beliau tidak akan menceraikan istri istri beliau. Dan memang benar, Rasulullah tidak akan menceraikan istri-istri beliau sehingga Umar meminta izin untuk mengumumkan kabar gembira itu kepada kaum muslimin. Umar pergi ke masjid dan mengabarkan bahwa Rasulullah tidak menceraikan istri-istri beliau. Kaum muslimin menyambut gembira kabar tersebut, dan tentu yang lebih gembira lagi adalah istri-istri beliau.Setelah genap sebulan Rasulullah menjauhi istri-istrinya, beliau kembali kepada mereka. Beliau melihat penyesalan tergambar dari wajah mereka. Mereka kembali kepada Allah dan Rasul-Nya. Untuk lebih meyakinkan lagi, beliau mengumumkan penyesalan mereka kepada kaurn muslimin. Hafshah dapat dikatakan sebagai istri Rasul yang paling menyesal sehingga dia mendekatkan diri kepada Allah dengan sepenuh hati dan menjadikannya sebagai tebusan bagi Rasulullah. Hafshah memperbanyak ibadah, terutama puasa dan shalat malam. Kebiasaan itu berlanjut hingga setelah Rasulullah wafat. Bahkan pada masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar, dia mengikuti perkembangan penaklukan-penaklukan besar, baik di bagian timur maupun barat.Hafshah merasa sangat kehilangan ketika ayahnya meninggal di tangan Abu Luluah. Dia hidup hingga masa kekhalifahan Utsman, yang ketika itu terjadi fitnah besar antar muslimin yang menuntut balas atas kematian Khalifah Utsman hingga masa pembaiatan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ketika itu, Hafshah berada pada kubu Aisyah sebagaimana yang diungkapkannya, Pendapatku adalah sebagaimana pendapat Aisyah. Akan tetapi, dia tidak termasuk ke dalam golongan orang yang menyatakan diri berbaiat kepada Ali bin Abi Thalib karena saudaranya, Abdullah bin Umar, memintanya agar berdiam di rumah dan tidak keluar untuk menyatakan baiat.Tentang wafatnya Hafshah, sebagian riwayat mengatakan bahwaSayyidahHafshah wafat pada tahun ke empat puluh tujuh pada masa pemerintahan Muawiyah bin AbuSufyan. Dia dikuburkan di Baqi, bersebelahan dengan kuburan istri-istri Nabi yang lain.Pemilik Mushaf yang PertamaKarya besar Hafshah bagi Islam adalah terkumpulnya Al-Quran di tangannya setelah mengalami penghapusan karena dialah satu-satunya istri Nabi yang pandai membaca dan menulis. Pada masa Rasul, Al-Quran terjaga di dalam dada dan dihafal oleh para sahabat untuk kemudian dituliskan pada pelepah kurma atau lembaran-lembaran yang tidak terkumpul dalam satu kitab khusus.Pada masa khalifah Abu Bakar, para penghafal A1-Quran banyak yang gugur dalam peperanganRiddah(peperangan melawan kaum murtad). Kondisi seperti itu mendorong Umar bin Khaththab untuk mendesak Abu Bakar agar mengumpulkan Al-Quran yang tercecer. Awalnya Abu Bakar merasa khawatir kalau mengumpulkan Al-Quran dalam satu kitab itu merupakan sesuatu yang mengada-ada karena pada zaman Rasul hal itu tidak pernah dilakukan. Akan tetapi, atas desakan Umar, Abu bakar akhirnya memerintah Hafshah untuk mengumpulkan Al-Quran, sekaligus menyimpan dan memeliharanya. Mushaf asli Al-Quran itu berada di rumah Hafshah hingga dia meninggal.Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Hafshah. dan semoga Allah memberinya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.

Kami Manusia Peminum DarahSejarah kejayaan Islam tak lepas dari amalan jihad yang diperani oleh para pendahulu umat ini. Jihad memiliki kedudukan mulia di dalam Islam. Tentunya, diatas ketentuan yang telah digariskan Allah dan Rasul-Nya . Bukan aksi teror yang muncul dari semangat tanpa ilmu. Tulisan berikut ini adalah memaparkan gambaranjihad fii sabilillaahdi masa Khalifah Abu Bakr Ash-Shiddiq .Seusai memulihkan kondisi jazirah Arab, dengan memerangi kaum murtad dan orang-orang yang menolak membayar zakat, Abu Bakr berusaha keras memobilisasi pasukan Islam dalam upaya menaklukkan negeri Syam yang termasuk daerah teritorial kerajaan Romawi.Keadaan Romawi sebelum PeperanganKetika pasukan Islam bergerak menuju Syam, tentara Romawi merasa terkejut dan sangat takut. Dengan serta-merta mereka mengirimkan surat yang memberitahukan akan hal tersebut kepada Heraklius, raja Romawi yang berada di Himsh (sekarang dikenal dengan Homs red). Dia pun melayangkan surat balasan yang berbunyi, Celaka kalian! Sesungguhnya mereka adalah pemeluk agama baru. Tidak ada yang bisa mengalahkan mereka. Patuhilah aku, dan berdamailah dengan menyerahkan setengah penghasilan bumi Syam! Bukankah kalian masih memiliki pegunungan Romawi?! Jika kalian tidak mematuhi perintahku, niscaya mereka akan merampas negeri Syam dan akan memojokkan kalian hingga terjepit di pegunungan Romawi.Tatkala telah mendapatkan surat balasan seperti ini, mereka (tentara Romawi) tidak mau menerima saran tersebut. Akhirnya, mau tidak mau Raja Heraklius mengirim pasukan dalam jumlah yang besar. Pasukan Romawi mulai bergerak, dan berhenti di lembah Al-Waqusah, di samping sungai Yarmuk yang berdataran rendah dan memiliki banyak jurang.Kedatangan Khalid bin Al-Walid dari IraqPasukan Islam yang berada di Syam segera meminta bantuan. Maka Abu Bakr Ash-Shiddiq memerintahkan Khalid bin Al-Walid agar menarik diri dari Iraq untuk kemudian menuju Syam bersama bala tentaranya. Dengan segera Khalid menunjuk Al-Mutsanna bin Haritsah v sebagai penggantinya di Iraq. Kemudian beliau bergerak cepat dengan membawa 9.500 personel pasukan menuju Syam. Mereka melalui jalan-jalan yang tidak pernah dilalui seorang pun sebelumnya, dengan menyeberangi padang pasir, mendaki gunung, serta melewati lembah-lembah yang sangat gersang.

Persiapan Pasukan IslamAbuSufyan mengusulkan, layaknya ahli strategiperang, agar pasukan dibagi menjadi tiga formasi. Sepertiga bersiap-siap di depan pasukan Romawi, sepertiga lainnya yang terdiri dari bagian perbekalan dan para wanita agar berjalan, dan sepertiga yang tersisa dipimpin oleh Khalid di posisi belakang. Jika musuh telah mencapai perkemahan wanita dan perbekalan, Khalid akan berpindah ke depan kaum wanita, sehingga mereka dapat menyelamatkan diri di belakang pasukan Khalid bin Al-Walid .Maka mereka pun segera merealisasikan usulan itu. Pasukan Islam mulai berkumpul dan berhadapan dengan musuh pada awal bulan Jumadil Akhir tahun 13 H.Strategi Pasukan IslamPasukan Islam kala itu jumlahnya berkisar antara 36 ribu sampai dengan 40 ribu personel tentara. Didalamnya terdapat seribu orang shahabat Nabi . Seratus orang dari mereka adalah para veteran perang Badar. Abu Ubaidah ibnul Jarrah (namanya Hanzholah bin Ath-Thufail) memimpin posisi tengah pasukan. Amru bin Al-Ash dan Syarahbil bin Hasanah memimpin sayap kanan pasukan. Sedangkan pemimpin sayap kiri pasukan adalah Yazid bin Abi Sufyan (dia dikenal dengan sebutan Yazid Al-Khoir).Khalid membawa kudanya ke arah Abu Ubaidah dan berkata, Aku akan memberikan usul. Abu Ubaidah menjawab, Katakanlah, aku akan mendengar dan mematuhinya. Khalid kembali berkata, Musuh pasti menyiapkan pasukan besar untuk membobol pertahanan pasukan kita. Aku khawatir pertahanan sayap kiri dan kanan akan kebobolan. Menurutku, pasukan berkuda harus dibagi menjadi dua kelompok. Satu pasukan ditempatkan di belakang sayap kanan, dan yang lain ditempatkan di belakang sayap kiri. Apabila musuh berhasil menembus pertahanan sayap kiri atau kanan, para pasukan berkuda berperan membantu mereka. Lalu kita datang menyerbu dari belakang. Abu Ubaidah berkomentar, Alangkah jitu usulmu itu!Khalid bin Al-Walid pun memerintahkan agar Abu Ubaidah ibnul Jarrah pindah ke posisi belakang. Hal ini agar jika ada tentara Islam berlari mundur, ia akan malu saat melihatnya kemudian kembali ke kancah pertempuran. Kemudian Khalid menginstruksikan agar para wanita bersiap-siap dengan pedang, pisau belati, dan tongkat. Khalid berkata, Siapa saja yang kalian jumpai melarikan diri dari medan pertempuran, bunuh dia!Strategi Pasukan RomawiSetelah menerima bantuan personel dari pusat, pasukan Romawi maju dengan kesombongan membawa 240 ribu personel. 80 ribu pasukan pejalan kaki, 80 ribu pasukan berkuda, dan 80 ribu pasukan yang diikat dengan rantai besi (setiap sepuluh tentara diikat menjadi satu agar tidak lari dari peperangan).Mereka bergerak hingga menutupi seluruh tempat yang ada seakan-akan mereka adalah awan hitam. Mereka berteriak-teriak, mengangkat suara tinggi-tinggi, sementara para pendeta, uskup, maupun pihak gereja mengelilingi pasukan membacakan Injil sambil memotivasi mereka agar gigih dalam berperang.Pasukan lini depan dipimpin oleh Jarajah (George), sayap kiri dan kanan dipimpin oleh Mahan dan Ad-Daraqus. Pasukan penyerang dipimpin oleh Al-Qolqolan, menantu Heraklius. Adapun pimpinan tertinggi pasukan ini adalah saudara kandung Heraklius yang bernama Tadzariq.Perundingan sebelum meletusnya PertempuranAbu Ubaidah dan Yazid bin Abi Sufyan maju ke arah pasukan Romawi dengan membawa Dhirar bin Al-Azur, Al-Haritsbin Hisyam dan Abu Jandal bin Suhail untuk bertemu dengan Tadzariq yang tengah duduk di dalam tenda yang terbuat dari sutera.Para shahabat berkata, Kami tidak dihalalkan memasuki tenda ini. Maka dibentangkanlah karpet dari sutera dan mereka dipersilahkan untuk duduk di atasnya. Para shahabat berkata, Kami tidak diperbolehkan duduk di atasnya. Akhirnya Tadzariq duduk di tempat yang mereka inginkan. Para shahabat mendakwahinya agar masuk Islam, namun perundingan ini berakhir tanpa hasil. Akhinya mereka pun kembali ke barisan pasukan. Pemimpin sayap kiri Romawi yang bernama Mahan ingin bertemu dengan Khalid bin Al-Walid di antara dua pasukan yang saling berhadapan. Mahan berkata, Kami mengetahui bahwa kemiskinan dan kelaparanlah yang mengeluarkan kalian dari negeri kalian. Maukah kalian jika aku beri sepuluh dinar untuk setiap tentara beserta makanan dan pakaian, lalu kalian pulang ke negeri kalian? Dan pada tahun depan aku akan memberikan jatah yang serupa?Khalid bin Al-Walid menjawab, Sesungguhnya, bukanlah yang mengeluarkan kami dari negeri kami apa yang engkau sebutkan tadi. Tetapi sebenarnya kami adalah sekelompok manusia peminum darah. Dan telah sampai berita kepada kami bahwa tidak ada darah yang lebih segar daripada darah kalian, bangsa Romawi. Untuk itulah kami datang kesini! Mendengar jawaban itu para sahabat Mahan berucap, Demi Allah, ucapan tersebut baru pertama kali kita dengar dari bangsa Arab.Jalannya PertempuranPasukan Romawi pada perang ini keluar dalam jumlah besar yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Khalid juga membawa pasukan besar yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Arab. Tatkala persiapan sudah matang, Khalid memerintahkan untuk memulai dengan perang tanding. Mulailah para jagoan Islam di tiap pasukan maju hingga membuat suasana memanas. Sementara Khalid berdiri menyaksikan laga tersebut.Ditengah suasana yang sudah memanas, pemimpin pasukan lini depan Romawi yang bernama Jarajah ingin bertemu dengan Khalid di tengah dua pasukan. Ia bertanya mengenai agama Islam, maka Khalid memberitahukan dakwah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Akhirnya, Jarajah masuk Islam, membalikkan sisi perisainya dan masuk ke dalam barisan pasukan Islam.Melihat pembelotan Jarajah, pasukan Romawi menyerbu ke barisan kaum muslimin. Mahan memerintahkan pasukan sayap kanan menyerang menerobos pertahanan sayap kanan pasukan Islam. Kaum muslimin tetap tegar berjuang di bawah panji-panji mereka, hingga berhasil membendung serangan musuh.Setelah itu, pasukan besar Romawi datang lagi bak gunung besar yang berhasil memporak-porandakan pasukan sayap kanan, hingga pasukan Islam beralih ke tengah. Tak lama kemudian, mereka saling memanggil agar kembali ke medan laga hingga berhasil memukul mundur kembali. Adapun para wanita, tatkala melihat ada tentara Islam yang lari mundur, mereka segera memukulinya dengan kayu, atau melemparinya dengan batu sehingga tentara tersebut kembali ke kancah peperangan.Kemudian Khalid beserta pasukannya yang berada di sayap kiri menerobos ke sayap kanan yang kebobolan diserang musuh, hingga berhasil membunuh enam ribu tentara Romawi. Lalu Khalid membawa seratus pasukan berkuda menghadapi seratus ribu tentara Romawi hingga berhasil meluluhlantakkan pasukan musuh.Pada hari itu, begitu terlihat kegigihan, kesabaran, dan kepahlawanan tentara-tentara Islam hingga pasukan Romawi berputar-putar seperti penumbuk gandum. Mereka tidak melihat, pada perang itu, melainkan kepala-kepala yang berterbangan, tangan-tangan maupun jari-jari yang terpotong, serta semburan darah yang membasahi medan laga.Ketika itulah, seluruh pasukan Islam menyerbu dengan serentak, untuk kemudian dengan leluasa menghabisi musuh tanpa ada perlawanan sedikit pun. Jarajah pun akhirnya terluka parah dan meninggal dunia. Padahal beliau belum pernah shalat sekalipun, kecuali dua rakaat yang dikerjakan (diajarkan) oleh Khalid ketika baru/awal masuk Islam.Peperangan ini berawal dari siang hingga malam, sampai kemenangan diraih oleh Islam dan kaum muslimin. Malam itu, pasukan Romawi berlari dalam kegelapan. Adapun pasukan Romawi yang diikat rantai besi, jika salah seorang dari mereka terjatuh, maka terjatuhlah seluruhnya. Malam itu, Khalid bermalam di kemah Tadzariq, pimpinan tertinggi pasukan Romawi.Pasukan berkuda berkumpul di sekitar kemah Khalid menunggu tentara Romawi yang lewat untuk dibunuh hingga waktu pagi tiba. Tadzariq pun terbunuh. Telah terbunuh pada hari itu 120.000 lebih pasukan Romawi. Adapun tentara Islam yang gugur di medan perang sebanyak tiga ribu pasukan. Kaum muslimin mendapat harta pampasan yang begitu banyak pada perang ini.Demikianlah, kejayaan yang diraih oleh umat Islam tatkala mereka kokoh diatas kemurnian ibadah kepada Allah dan berpegang teguh kepada sunnah (ajaran) Rasul-Nya . Sebagaimana firman Allah (yang artinya):Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal sholih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.(An-Nur: 55)Wallahu alam bish showab.

Silaunya Kilatan PedangPara pembaca, semoga AllahSubhaanallaahu wa Taaalasenantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua, salah satu potret realita yang terkandung dalam rahim sejarah Islam. Peristiwa monumental yang tidak akan pernah terlupakan dalam benak muslim sejati. Peristiwa yang menggambarkan pertentangan dua sisi yang berlawanan. Pertarungan antara kebenaran melawan kebatilan. Manusia beradab melawan manusia biadab. Manusia mulia melawan manusia tercela. Kaum muslimin yangcintakedamaian berseteru dengan kaum kafir yang suka kekacauan. Sebuah tragedi memilukan hati yang terkandung pelajaran penting dan berharga bagimuslim sejati terhadap petuah dan perintah (sunnah-sunnah) RasulullahShalallahu alaihi wa Sallam.Sebuah insiden berdarah kontak senjata antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Quraisy yang terjadi pada bulan Syawwal tahun ketiga Hijriyah, peristiwa tersebut dikenal denganPerangUhud. Berikut petikan ringkas kisahnya:Latar belakang pertempuranMendung kesedihan masih saja menyelimuti kota Makkah. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa Musyrikin Quraisy tak mampu menyembunyikan duka lara mendalam perihal kekalahan telak mereka pada perang Badar tahun kedua Hijriyah, hati mereka tersayat pilu tak terkira. Berita kalahnya pasukan Quraisy terasa begitu cepat menyebar keseluruh penjuru kota Makkah, bak awan bergerak menutupi celah celah langit yang kosong di musim penghujan. Berita duka itu serasa gempa bumi menggoncang batok kepala orang-orang musyrik. Namun sangat disayangkan, kekalahan telak kaum paganis Quraisy pada perang itu tak mampu merubah sikap bengis mereka terhadap kaum muslimin. Dendam kesumat nan membara tertancap kokoh dalam hati mereka, tewasnya tokoh-tokoh Quraisy berstrata sosial tinggi pada peristiwa nahas itu semakin menambah kental kebencian Quraisy terhadap kaum muslimin.Persiapan pasukan QuraisyTokoh-tokoh Quraisy seperti Ikrimah bin Abu Jahal, Shafwan bin Umayah, dan AbuSufyanbin Harb sebelum mereka masuk Islam bangkit sebagai pelopor-pelopor yang sangat getol mengobarkan api balas dendam terhadap Islam dan pemeluknya. Para orator ulung bangsa Arab tersebut menempuh langkah-langkah jitu untuk memuluskan program balas dendam tersebut, mula-mula mereka melarang warga Makkah meratapi kematian korban tewas perang Badar kemudian menunda pembayaran tebusan kepada pihak muslim untuk membebaskan tawanan Quraisy yang masih tersisa di Madinah. Mereka sibuk menggalang dana untuk menyongsong aksi balas dendam, mereka datang kepada para pemilik kafilah dagang Quraisy yang merupakan pemicu utama terjadinya perang Badar, seraya menyeru: Wahai orang-orang Quraisy! Sungguh Muhammad telah menganiaya kalian serta membunuh tokoh-tokoh kalian! Maka bantulah kami dengan harta kalian untuk membalasnya! Mudah-mudahan kami bisa menuntut balas terhadap mereka.Rencana tersebut mendapat respon hangat dari masyarakat Quraisy, kontan dalam waktu yang sangat singkat terkumpul dana perang yang cukup banyak berupa 1000 onta dan 50.000 keping mata uang emas. Sebagaimana yang AllahSubhaanallaahu wa Taaalalansir pada ayat ketigapuluh enam dari surat Al-Anfal:Sesungguhnya orang-orang kafir itu mereka menginfakkan harta mereka untuk menghalangi manusia dari jalan AllahHari demi hari tampak upaya mereka mendapat hasil signifikan. Betapa tidak, hanya dalam kurun waktu satu tahun saja mereka mampu menghimpun pasukan tiga kali lipat lebih besar dibanding jumlah pasukan Quraisy pada perang setahun lalu (perang Badar) ditambah fasilitas persenjataan yang memadai terdiri dari 3000 onta, 200 kuda dan 700 baju besi, jumlah total pasukan tidak kurang dari 3000 prajurit ditambah lima belas wanita bertugas mengobarkan semangat tempur dan menghalau pasukan lari mundur kebelakang.Bertindak sebagai panglima tertinggi pasukan Quraisy adalah Abu Sufyan bin Harb, adapun pasukan berkuda dibawah komando Khalid bin Al Walid dan Ikrimah bin Abu Jahal, sementara panji- panji perang dipegang para ahli perang dari Kabilah Bani Abdud Dar, dan barisan wanita dibawah koordinasi Hindun bintu UtbahistriAbu Sufyan. Terasa lengkap dan cukup memadai persiapan Quraisy dalam periode putaran perang kali ini, arak-arakan pasukan besar sarat anarkisme dan angkara murka kini tengah merangsek menuju Madinah menyandang misi balas dendam dan melampiaskan nafsu setan-setan jahat.Sampainya kabar kepada RasulullahShalallahu alaihi wa SallamBeliau menerima surat rahasia dari Al Abbas bin Abdul Mutthalib paman beliau yang masih bermukim di Makkah. Kala itu RasulullahShalallahu alaihi wa Sallamberada di Quba, Ubay bin Kaab diminta untuk membaca surat tersebut dan merahasiakan isinya. Beliau bergegas menuju Madinah mengadakan persiapan militer menyongsong kedatangan tamu tak diharapkan itu.Bak angin berhembus, berita pergerakan pasukan kafir Quraisy menyebar keseluruh penjuru Madinah, tak ayal kondisi kota itu kontan tegang mendadak, penduduk kota siaga satu, setiap laki-laki tidak lepas dari senjatanya walau dalam kondisi shalat. Sampai-sampai mereka bermalam di depan pintu rumah dalam keadaan merangkul senjata.Majelis musyawarah militerRasulullahShalallahu alaihi wa Sallammengumpulkan para sahabatnya sembari bersabda: Demi Allah sungguh aku telah melihat pertanda baik, aku melihat seekor sapi yang disembelih, pedangkutumpul, dan aku masukkan tanganku didalam baju besi, aku tawilkan sapi dengan gugurnya sekelompok orang dari sahabatku, tumpulnya pedangku dengan gugurnya salah satu anggota keluargaku sementara baju besi dengan Madinah.RasulullahShalallahu alaihi wa Sallamberpendapat agar tetap bertahan di dalam kota Madinah dan meladeni tantangan mereka di mulut-mulut lorong kota Madinah. Pendapat ini disetujui oleh gembong munafik Abdullah bin Ubay bin Salul, musuh Allah ini memilih pendapat ini bukan atas pertimbangan strategi militer melainkan agar dirinya bisa dengan mudah kabur dari pertempuran tanpa mencolok pandangan manusia. Adapun mayoritas para sahabat, mereka cenderung memilih menyambut tantangan Quraiys di luar Madinah dengan alasan banyak diantara mereka tidak sempat ambil bagian dalam perang Badar, kali ini mereka tidak ingin ketinggalan untuk menanam saham pada puncak amalan tertinggi dalam Islam. Hamzah bin Abdul Mutthalib sangat mendukung pendapat ini seraya berkata: Demi Dzat Yang menurunkan Al Quran kepadamu, sungguh Aku tidak akan makan sampai Aku mencincang mereka dengan pedangku di luar MadinahDengan mempertimbangkan berbagai usulan para sahabat akhirnya RasulullahShalallahu alaihi wa Sallammemutuskan untuk menjawab tantangan Quraisy di medan terbuka luar kota Madinah. Dan meninggalkan selera Abdullah bin Ubay.Hari itu Jumat tanggal 6 Syawwal 3 H beliau memberi wasiat kepada para sahabat agar bersemangat penuh kesungguhan dan bahwasannya Allah akan memberi pertolongan atas kesabaran mereka. Lalu mereka shalat Ashar dan Beliau beranjak masuk kedalam rumah bersama Abu Bakar dan Umar bin Al Khathab, saat itu beliau mengenakan baju besi dan mempersiapkan persenjataan.Para sahabat menyesal dengan sikap mereka yang terkesan memaksa RasulullahShalallahu alaihi wa Sallamuntuk keluar dari Madinah, tatkala RasulullahShalallahu alaihi wa Sallamkeluar mereka berkata: Wahai Rasulullah, kami tidak bermaksud menyelisihi pendapatmu, putuskanlah sekehendakmu! Jika engkau lebih suka bertahan di Madinah maka lakukanlah! Beliau menjawab: Tidak pantas bagi seorang nabi menanggalkan baju perang yang telah dipakainya sebelum Allah memberi keputusan antara dia dengan musuhnya.Kondisi umum pasukan IslamRasulullahShalallahu alaihi wa Sallammembagi pasukan Islam menjadi tiga batalyon: Batalyon Muhajirin dibawah komando Mushab bin Umair, Batalyon Aus dikomando oleh Usaid bin Hudhair dan Batalyon Khazraj dipimpin oleh Khabbab bin Al Mundzir . Jumlah total pasukan Islam hanya 1000 orang, dengan perlengkapan fasilitas serba minim berupa 100 baju besi dan 50 ekor kuda (dikisahkan dalam sebuah riwayat: tanpa adanya kuda sama sekali) dalam perang ini.Wallahu alamSesampainya pasukan Islam disebuah tempat yang dikenal denganAsy Syaikhan,RasulullahShalallahu alaihi wa Sallammenyeleksi beberapa para sahabat yang masih sangat dini usia mereka diantaranya Abdullah bin Umar bin Al Khathab, Usamah bin Zaid, Zaid bin Tsabit, Abu Said Al Khudry dan beberapa sahabat muda lainnya, tak urung kesedihan pun tampak di wajah mereka dengan terpaksa mereka harus kembali ke Madinah.Orang-orang munafikin melakukan penggembosanBerdalih karena pendapatnya ditolak oleh RasulullahShalallahu alaihi wa Sallam, tokoh munafik Abdullah bin Ubay bin Salul melakukan aksi penggembosan dalam tubuh pasukan Islam. Musuh Allah ini berhasil memprovokasi hampir sepertiga jumlah total pasukan, tidak kurang dari 300 orang kabur meninggalkan front jihad fisabilillah. Manusia bermuka dua ini memang sengaja melakukan aksi penggembosan ditengah perjalanan agar tercipta kerisauan di hati pasukan Islam sekaligus menyedot sebanyak mungkin kekuatan muslimin.Strategi militer RasulullahShalallahu alaihi wa Sallamdan tugas pasukanRasulullahShalallahu alaihi wa Sallamsang ahli strategi militer mengatur barisan pasukan dan membagi tugas serta misi mereka. Beliau menempatkan 50 pemanah di bukit Ainan bertugas sebagai sniper-sniper dibawah komando Abdullah bin Jubair bin Numan Al Anshary, Beliau memberi intruksi militer seraya bersabda:Gempurlah mereka dengan panah-panah kalian!Jangan tinggalkan posisi kaliandalam kondisi apapun!Lindungi punggung-punggung kami dengan panah-panah kalian!Jangan bantu kamisekalipun kami terbunuh!Dan jangan bergabungbersama kami sekalipun kami mendapat rampasan perang!.Dalam riwayat Bukhari:jangan tinggalkan posisi kaliansekalipun kalian melihat burung-burung telah menyambar kami sampai datang utusanku kepada kalian!Sesampainya di Uhud kedua pasukan saling mendekat, panglima kafir Quraisy Abu Sufyan berupaya memecah persatuan pasukan Islam, dia berkata kepada kaum Anshar: Biarkan urusan kami dengan anak-anak paman kami (RasulullahShalallahu alaihi wa Sallamdan kaum Muhajirin)! Maka kami tidak akan mengusik kalian, kami tidak ada kepentingan memerangi kalian!Akan tetapi, upaya Abu Sufyan tidak menuai hasil karena kokohnya keimanan kaum Anshar. Justru sebaliknya, mereka membalasnya dengan ucapan yang amat pedas yang membuat panas telinga orang yang mendengarnya.Awal mula pertempuranThalhah bin Abi Thalhah Al Abdary pengampu panji perang kafir Quraisy seorang yang dikenal sangat mahir dan pemberani maju menantangmubarazah(duel), secepat kilat Zubair Ibnul Awwam menerkam dan membantingnya kemudian menggorok lehernya, Thalhah tak berdaya melepas nafas terakhirnya. RasulullahShalallah