kiat agar beban hidup terasa ringan
TRANSCRIPT
HM. Shoffar MawardiPengasuh Ma’had Daarul Muwahhid – Srengseng Jakarta Barat
Kiat AGAR BEBAN HIDUP
Terasa Lebih Ringan
“Dunia” adalah negeri tempat manusia dibebani Allah SWT untuk menunaikan berbagai
kewajiban dan kesunahandengan berbagai macam kebutuhan, permasalahan, ujian dan cobaannya.
”Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”
(51.Adz-Dzariyat : 56)
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar”
(QS. 2.Al-Barqarah : 155)
”Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain”
(QS. 7. Al-A’raaf : 24)
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (kerja berat, lelah, letih)
yang lain”
(QS. 94. Alam Nasyroh : 7)
Beban manusia di dunia ini terkadang menjadi semakin berat
& melelahkan karena manusia melakukan hal-hal yang sesungguhnya
ia tidak perlu lakukan.
Kitab
AL-HIKAMImam Ibnu Atha’illahAs-Sakandari
SYARHUL HIKAMImam Asy-Syarqowi &Imam Ibnu Ibad An-NafaziAr-Rondi
Diantara yang sering menambah beban kepayahan manusia
di dunia adalah”Tadbir” atau ”Mengatur”
urusan kehidupan secara tidak proporsional.
Istirahatkanlah dirimu dari melakukan tadbir. Karena, sesuatu yang telah diurus untukmu oleh
selainmu (yaitu Allah SWT), kamu jangan melakukannya untuk dirimu sendiri”
(Al-Hikam : 4)
”Tadbir” yaitu mengatur atau menentukan
secara pasti suatu urusan yang akan terjadi pada waktu yang akan datang
disertai rasa harap dan takut, namun tanpa diikuti sikap tafwidz.
(Syaikh Zaruq)
”Tafwidz” yaitu sikap mempercayakan atau menyerahkan sepenuhnya kepada Allah mengenai hasil atau apa yang akan terjadi setelah kita berpikir, berdo’a, berikhtiar, berusaha & berjuang untuk mencapai sesuatu.
1. Tadbir yang TercelaYaitu mengatur
atau menentukan secara pasti suatu urusan yang akan terjadi pada waktu yang
akan datang yang menyangkut urusan
agama ataupun dunia tanpa diikuti sikap “Tafwidz”.
Menunjukkkan sikap kurang adab kepada Allah. Yang berkuasa untuk memastikan segala seuatu hanyalah Allah.
Tercela 1
”(Allah) Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan taqdirnya dengan
sebenar-benarnya”(QS. 25. Al-Furqon : 2)
Melelahkan diri sendiri. Karena penentuan dan pemastian apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang sudah dilakukan oleh Allah. Manusia tidak perlu melakukannya sendiri.
Tercela 2
”Sesungguhnya salah seorang kamu dihimpun penciptaannya di perut ibunya 40
hari dalam bentuk Nuthfah, lalu menjadi ’Alaqoh semisal itu, lalu menjadi Mudhghoh
semisal itu, kemudian mailakat diutus kepadanya lalu meniupkan ruh ke dalamnya
dan diperintahkan menuliskan 4 kalimat ; Rizkinya, Ajalnya, Amalnya, Kemalangan
dan Keberuntungannya”
(HR. Bukhari & Muslim)
Sering sesuatu yang telah kita atur & tetapkan tidak ditolong oleh taqdir Allah.Akibat timbul kecemasan, kesedihan dan kekeruhan di dalam hati & kehidupan.
Tercela 3
”Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka.
Dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka”
(QS. 2.Al-Barqarah : 167)
2. Tadbir yang DiperintahkanYaitu mengatur atau menentukan
segala sesuatu yang kita diperintahkan untuk taat
menunaikannya dari berbagai amal ibadah
yang wajib maupun yang sunah Disertai sikap tafwidz kepada
Masyi’atullah (kehendak Allah) dan memandang kepada
kekuasaan taqdir Allah.
Inilah ”Niat yang Shalih”.
”Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menetapkan kebaikan dan keburukan. Kemudian Ia menjelaskan, barangsiapa yang berniat melakukan satu kebaikan, lalu ia tidak mampu mengamalkannya, maka Allah
Ta’ala menekannnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan. Bila ia meniatkannya, lalu
mengamalkannya, maka Allah menetapkannya di sisi-Nya sebagai 10 kebaikan sampai 700 kelipatan,
sampai kelipatan yang banyak. Bila ia berniat melakukan keburukan, lalu ia tidak mampu
melaksanakannya, maka Allah Ta’ala tetapkan di sisi-nya sebagai satu kebaikan. Dan bila ia
meniatkannya lalu melaksanakannya, maka Allah menetapkannya sebagai satu keburukan”
(HR. Bukhari & Muslim)
Yang kita atur adalah niat atau rencana untuk menunaikan ibadah atau
menerapkan hukum syariah telah ditetapkan oleh Allah,
bukan kita yang membuat hukum syari’atnya.
”Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah
dia telah sesat, dengan sesat yang nyata”(QS. 33. Al-Ahzab : 36)
3. Tadbir yang DibolehkanYaitu mengatur atau menentukan
suatu urusan duniawi akan yang terjadi pada waktu yang akan
datang yang Diikuti sikap ”Tafwidz”
kepada ”Masyi’atullah” dan memandang kepada
apa saja yang akan muncul dari Qudrat Allah.
”Kelak kamu akan ingat kepada apa yang aku katakan kepada kamu.
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya".(QS. 40. Al-Mu’min : 44)
a
”Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu, "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini
besok pagi, kecuali (dengan menyebut): In syaa’Allah”
(QS.18. Al-Kahfi : 23-24)
”Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada Kami
bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami
dan sesungguhnya kami in syaa’Allah akan mendapat petunjuk
(untuk memperoleh sapi itu)."(QS. 2.Al-Barqarah : 70)
Istirahatkanlah dirimu dari melakukan tadbir. Karena, sesuatu yang telah diurus untukmu oleh
selainmu (yaitu Allah SWT), kamu jangan melakukannya untuk dirimu sendiri”
(Al-Hikam : 4)
Agar beban hidup kita lebih ringan, istiratkan jiwa kita dari melelahkan diri melakukan hal-hal Allah SWTtelah lakukan untuk kita.
”Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya
(QS. 3. Ali Imran : 159)
"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami untuk menghadapi
orang-orang kafir"(QS. 2.Al-Barqarah : 250)