kesuburan tanah

77
LAPORAN PRAKTIKUM KEUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN (AGT 215) SEMESTER GANJIL 2011/2012 OLEH NAMA : YOGA ADITIA NIM : A1L010259 ROMBONGAN : D KEMENTERIA PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULATS PERTANIAN

Upload: yoga-adhitya

Post on 27-Dec-2015

810 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: Kesuburan tanah

LAPORAN PRAKTIKUM

KEUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

(AGT 215)

SEMESTER

GANJIL 2011/2012

OLEH

NAMA : YOGA ADITIA

NIM : A1L010259

ROMBONGAN : D

KEMENTERIA PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULATS PERTANIAN

PURWOKERTO

2011

Page 2: Kesuburan tanah

LAPORAN PRAKTIKUM

KEUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

(AGT 215)

ACARA I

PENGENALAN PUPUK ANORGANIK

SEMESTER

GANJIL 2011/2012

OLEH

NAMA : YOGA ADITIA

NIM : A1L010259

ROMBONGAN : D

KEMENTERIA PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULATS PERTANIAN

PURWOKERTO

2011

Page 3: Kesuburan tanah

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pupuk merupakan setiap bahan yang diberikan ke dalam tanah atau

disemprotkan pada tanaman dengan maksud untuk menambah unsur hara yang

diperlukan oleh tanaman. Pengertian lain dari pupuk adalah suatu bahan yang

diberikan ke dalam tanah dan atau tanaman dengan maksud untuk mengubah

kondisi fisik, kimia, dan hayati dari tanah dan atau tanaman sehingga sesuai

dengan tuntutan tanaman.

Demikian pula pemberian urea dalam tanah yang miskin akan

meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan

pemupukan. Dengan demikian bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea

disebut pupuk. Namun menurut beberapa pengertian pupuk dibatasi menjadi

pengertian secara khusus. Pengertian pupuk secara khusus ialah suatu bahan

yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Dengan demikian kapur tidak

termasuk dalam kategori pupuk berdasarkan pengertian secara khusus.

B. Tujuan

1. Mengenal berbagai macam pupuk dan dapat membedakannya

2. Mengetahui sifat masing-masing pupuk dalam hal warna, bentuk, pH, sifat

Page 4: Kesuburan tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk mengenal istilah makro dan mikro. Meskipun belakangan ini

jumlah pupuk cenderung makin beragam dengan aneka merek, kita tidak akan

terkecoh. Apapun namanya dan Negara manapun pembuatnya, dari segi unsur

yang dikandungnya tetap saja hanya ada dua golongan pupuk yaitu pupuk makro

dan pupuk mikro. Sebagai patokan dalam membeli pupuk adalah unsur yang

dikandungnya.Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur

dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin

bersama benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian pembenah tanah (soil

conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula pemberian urea

dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut.

Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian bahan kapur,

legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk.

Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung

satu atau lebih hara tanaman. Dengan pengertian ini, dari kegiatan yang

disebutkan di atas hanya urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang

mengandung hara tanaman yaitu nitrogen.

Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung

bahan lain, yaitu:

1. Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat

pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P)

2. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran

bahan lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (zwavelzuure

amoniak) sering mengandung kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam

bebas (H2SO4) dan sebagainya.

3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan

maksud agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya

berkurang, tersebut juga diberi lapisan penahan air, yang hanya dapat

menyerap air jika kadar air cukup banyak.

Page 5: Kesuburan tanah

4. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya

tinggi sering diberi filler agar ratio fertilizer nya dapat tepat sesuai

dengan yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar

lebih merata.

Higroskopisitas

Adalah mudah tidaknya pupuk menyerap uap air yang ada di udara. Pupuk

yang higroskopis kurang baik karena mudah menjadi basah atau mencair

bila tidak tertutup. Bila kelembapan udara menurun, pupuk dapat menjadi

kering kembali tetapi terjadi bongkah-bongkah yang keras. Pada suhu

udara rata-rata berbagai jenis pupuk mulai menarik uap air pada

kelembapan nisbi udara lebih dari 50 %. Di Indonesia kelembapan nisbi

udara rata-rata sekitar 80%, sehingga pupuk yang mudah menarik air

(higroskopis) seperti urea akan menjadi rusak kalau tidak disimpan dengan

baik.Untuk mengurangi higroskopisitas tersebut biasanya pupuk dibuat

menjadi butir-butiran sehingga luas permukaan yang menarik air menjadi

berkurang. Kadang-kadang butiran tersebut juga diberi lapisan penahan

air, yang hanya dapat menyerap air jika kadar air cukup banyak

Kelarutan

Menunjukkan mudah tidaknya pupuk larut dalam air dan mudah tidaknya

unsur yang terdapat dalam pupuk diambil oleh tanaman. Umumnya pupuk

N dan K mudah sekali larut dalam air, sedangkan pupuk P dapat

dibedakan menjadi (1) mudah larut dalam air (superpospat), (2) larut

dalam asam sitrat atau ammonium sitrat (FMP – Fused Magnesium

Phosphate) dan (3) larut dalam asam keras (fosfat alam).

Daya Kristalisasi

Daya kristalisasi kelembaban dimana pupuk tersebut disimpan. Apabila

suhu dan kelembaban rendah maka daya pengkristalan pupuk akan

tinggi .Daya pengkristalan ini bisa dikurangi dengan pemakaian

bahanbahan yang disebut conditioner. Conditioner ini diberikan pada saat

pembentukan pupuk.

Page 6: Kesuburan tanah

Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal adalah pupuk yang tersusun atas senyawa-senyawa

anorganik dengan kandungan unsur hara utamanya (hara makro) satu

macam, misalnya N, P, atau K.

Pupuk Kompos

Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami

pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain hewan.

Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebgai pupuk

kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos.

Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui

yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat

menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta

megurangi polusi dan pencemaran di perkotaan.

Pupuk Kandang

Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada

pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu :

1. Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-

unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu

dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan

banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat

meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian. Hal ini disebakan

tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara

akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar.

2. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang

sangat penting unuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa

disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-

lain

3. Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat

membantu pembentukan humus di dalam tanah dan mensintesa

Page 7: Kesuburan tanah

senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk

kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi

tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat

digantikan oleh pupuk lain.

Pupuk Cair

Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti

pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh

tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam

jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.Bahan

baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan

perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan,

air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.Penggunaan

pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan pupuk

cair antara lain :

1. pengerjaan pemupukan akan lebih cepat

2. penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman

sehingga dapat menjaga kelembaban tanah

3. aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah

dan pemberantas penggangu tanaman.

Page 8: Kesuburan tanah

III. METODE PRAKTIKUM

A. BAHAN DAN ALAT

Bahan

1. Urea

2. ZA

3. SP-36

4. KCL

5. ZK

6. NPK

7. PHONSK

8. Glandasl-D

9. Glandasil-B.

Alat

1. Tabung reaksi

2. Gelas piala

3. Cawan petridish

4. Kertas buram

5. Aquades

6. Sendok

7. Kertas label

8. pH-meter universal

9. timbangan analitik

B. PROSEDUR KERJA

Kelarutan

1. Masing-masing pupuk diambil satu sendok

2. Dilarutan pada beker gelas yang berisi air yang sama (50 ml),

Page 9: Kesuburan tanah

3. Diamkan 1 jam tanpa di aduk atau dikocok sama sekali.

4. Diamati dan catat kecepatan melarutnya (lambat, agak cepat, cepat dan

sangat cepat)

pH

1. Diambil contoh pupuk padat dan masukkan kedalam tabung reaksi

kurang lebih 1 cm,

2. Ditambahkan aquades sehingga tingginya menjadi kurang lebih 3 cm.

3. Tabung reaksi ditutup dengan plastik, dan kocoklah hingga larut

semua.

4. Diamkan selama 1 jam dan ukurlah pH larutan (bagian yang bening)

dengan pH stick.

Higroskopisitas

1. Diambil contoh bahan pupuk padat,

2. Diletakkan di atas sehelai kertas buram yang di landasi dengan

petridis.

3. Diletakkan ditempat terbuka (temperatur kamar) selama 1 minggu.

4. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi (kecepatan melarut dari

pupuk tersebut) dan tentukan higrokopisitasnya (higroskopis, agak

higrokopis dan tidak higroskopis).

Page 10: Kesuburan tanah
Page 11: Kesuburan tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Tabel pengamatan sifat-sifat pupuk

NO Nama Pupuk WarnaKomposisi/

bentukpH Higroskopis

Unsur

Tersedia

Prosentasi

UmurKelarutan Rumus KP

1 Urea Putih Kristal 7 Tinggi NH4+ 46% Cepat {(COCNH2)2}

2 ZA Putih Kristal 5,5 Rendah NH4+ 21% Sedang (NH4)2SO4

3 SP-36 Abu-abu Granula 3 Rendah P2O5 36% Lambat Ca (H2PO4)

4 KCL Orange Serbuk 8 Sedang K2O 50-52% Sedang

5 NPK Merah bata Granula 8 Sedang NH4+, P2O5,

K2O

N=5%,

P=15%,

K=15%

Lambat NH4 NO3-NH4

H2 P-O4 KCL

6 Gandasil Hijau Serbuk 8 Tinggi NH4+, P2O5,

K2O, Mg

SO4

N=20%,

P=15%,

K=15%, Mg

Cepat

Page 12: Kesuburan tanah

1%

Page 13: Kesuburan tanah

B. PEMBAHASAN

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,

kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan

tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang

mengandung satu atau lebih hara tanaman.

Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung

bahan lain, yaitu:

1. Zat pembawa atau karier (carrier). Contoh: Double superfosfat (DS): zat

pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).

2. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan

lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (Zwavelzuure Amoniak)

sering mengandung kotoran sekitar 3% sekitar khlor, asam sulfat

(H2SO4).

3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud

agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya

berkurang, nilai higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin

lebih menarik. Bahan yang digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin,

malam, wax dan sebagainya. Pupuk yang bermantel harganya lebih

mahal dibandingkan tanpa mantel.

4. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya

tinggi sering diberi filler agar ratio fertilizernya dapat tepat sesuai

dengan yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih

merata.

Pengelompokan pupuk

Pupuk dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, antara lain:

1. Pupuk alam dan buatan

Pupuk alam antara lain: pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk

kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan

meramu bahan kimia (anorganik) dengan kadar hara yang tinggi,

Page 14: Kesuburan tanah

sedangkan pupuk alam adalah pupuk yang terbuat secara alami

melalui proses degradasi dan dekomposisi.

2. Pupuk menurut unsur yang terkandung

Menurut unsur yang terkandung, pupuk dapat dibedakan sebagai

pupuk nitrogen. Contohnya, pupuk urea, ZA, NPK, dan lain-lain.

3. Pupuk organik dan anorganik

Pupuk organik yaitu terdiri atas senyawa-senyawa organik (C, H, O),

sedangkan pupuk anorganik tersusun atas senyawa-senyawa anorganik

Berdasarkan pada proses terjadinya:

1. Pupuk Buatan

Adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu bahan kimia

(anorganik) dengan kadar hara yang tinggi.

2. Pupuk Alam

Adalah pupuk yang terjadi dari akibat mekanisme alam terhadap

bahanbahan alami melalui proses degradasi dan dekomposisi.

Berdasarkan pada kandungan kimia

1. Pupuk Organik

Yaitu pupuk yang terdiri dari senyawa-senyawa organik seperti C, H,

dan O.

2. Pupuk Anorganik

Yaitu pupuk yang tersusun atas senyawa-senyawa anorganik.

Berdasarkan fasanya:

1. Pupuk padat

Yakni pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan beragam mulai

yang mudah larut air sampai yang sukar larut air.

2. Pupuk cair

Yakni pupuk yang berupa cairan yang cara pengunaannya dilarutkan

terlebih dahulu dengan air. Umumnya, pupuk ini disemprotkan ke

Page 15: Kesuburan tanah

daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro,

harga pupuk ini relatif mahal. Pupuk amoniak merupakan pupuk yang

memiliki kadar N sangat tinggi, yakni sekitar 83%. Penggunaan pupuk

ini lewat tanah dengan cara diinjeksikan dari tangki bertekanan.

Berdasarkan cara penggunaannya:

1. Pupuk daun

Yakni pupuk yang cara pemupukan dilarutka terlebih dahulu dalam air,

kemudian disemprotkan pada permukaan daun.

2. Pupuk akar atau pupuk tanah

Yakni pupuk yang diberikan ke dalam tanah di sekitar akar agar

diserap oleh akar tanaman.

Berdasarkan reaksi fisiologisnya:

1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam

Yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan

tanah menjadi lebih asam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya: ZA

dan Urea.

2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basa

Yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH

tanah cenderung naik, misalnya pupuk cili salpeter, calnitro, dan

kalsium sianida.

Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya:

1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman

misalnya pupuk urea yang hanya mengandung hara N dan TSP hanya

dipentingkan P saja (sebetulnya juga mengandung Ca).

2. Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung dua atau lebih

hara tanaman.

Misalnya, NPK, amophoska, nitrophoska, dan rustika.

Page 16: Kesuburan tanah

Berdasarkan macam hara tanaman:

1. Pupuk makro

Yakni pupuk yang mengandung hara makro saja, misalnya, NPK,

nitrophoska, gandasil.

2. Pupuk mikro

Yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja, misalnya

mikrovet, mikroplet, dan metalik.

3. Campuran makro dan mikro

Misalnya pupuk gandasil, bayfolan, dan rustika. Dalam

penggunaannya, kedua jenis pupuk ini sering dicampur dan

ditambahkan zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh)

(Afandie dan Nasih, 2002).

Kandungan Unsur Hara Pada Pupuk Dan Manfaatnya Bagi Tanaman

1. Pupuk Urea [(CO (NH2)2]

Kandungan hara utama : N (Nitrogen)Kadar hara : 45-47 %Rumus Kimia : CO(NH2)2

Indek Garam (IG) : 75,40Warna : PutihBentuk : Tepung kasarStruktur : Agak kerasHigroskopisitas : TinggiKelarutan : TinggipH : -

Page 17: Kesuburan tanah

Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia)

dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan

ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-

46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret

yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang

banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam Urea harus kurang

1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada Urea sangat dibutuhkan pada

pertumbuhan awal tanaman. (Ruskandi, 1996).

2. Pupuk SP 36 (Superphospat 36)

Kandungan hara utama : P (Pospor)Kadar hara : 36 % atau 18 %Rumus Kimia : NH4NO3PO4KClIndek Garam (IG) : -Warna : Putih pucatBentuk : ButiranStruktur : kerasHigroskopisitas : RendahKelarutan : RendahpH : -

SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang

ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah

46 % yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika

ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat

Page 18: Kesuburan tanah

oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan

pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi

tanaman rendah. (Hakim, dkk, 1986).

3. Pupuk NPK (Nitrogen Phospate Kalium)

Kandungan hara utama : N,P,K (Nitrogen, Pospor, Kalium)Kadar hara : 10-10-10 % atau 15-15-15 %

Rumus Kimia : NH4H2PO4KClIndek Garam (IG) : 47

Warna : Kuning kemerahanBentuk : ButiranStruktur : Agak keras

Higroskopisitas : TinggiKelarutan : Sedang

pH : -

Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara

utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15

% dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15

% dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen ) terutama

dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat

menunjang pertumbuhan tanaman.(Hardjowigeno, 1992).

4. Pupuk KCl (Kalium Klorida)

Page 19: Kesuburan tanah

Kandungan hara utama : K (Kalium)Kadar hara : 50%, 55%

Rumus Kimia : KClIndek Garam (IG) : 116,16

Warna : Merah beningBentuk : Butiran kristalStruktur : keras

Higroskopisitas : SedangKelarutan : Sedang

pH : -

Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit

K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui

penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl)

merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk

tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi

tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim.

Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan

sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan

bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu.

Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium

(KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat

batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan

karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit.

Page 20: Kesuburan tanah

Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak

tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu

yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat

menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium

daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah

sehingga aktivitas fotosintesa terganggu.

5. Pupuk ZA

Kandungan hara utama : N (Nitrogen)Kadar hara : 21%, 25 %

Rumus Kimia : (NH4)2SO4

Indek Garam (IG) : 68,96Warna : Biru mudaBentuk : ButiranStruktur : Agak keras

Higroskopisitas : SedangKelarutan : Sedang

pH : -

Pupuk ZA (Zwavelzuur Amonium) mengandung senyawa amonium

sulfat (NH4)2SO4, di mana garam tersebutu dibuat dari reaksi

amoniak dengan asam sulfat. Pupuk ZA bersifat asam lemah dan

apabila digunaka secara berlebihan secara terus menerus akan

mengakibatkan peningkatan keasaman tanah.

6. Pupuk Gandasil B

Page 21: Kesuburan tanah

 

Kandungan hara utama : NPK (Nitrogen, Pospor, Kalium)Kadar hara : 18-20 %Rumus Kimia : KomplekIndek Garam (IG) : -Warna : Merah mudaBentuk : Tepung halusStruktur : RemahHigroskopisitas : TinggiKelarutan : TinggipH : -

7. Pupuk Gandasil D

 

Kandungan hara utama : NPK (Nitrogen, Pospor, Kalium)Kadar hara : 18-20 %

Page 22: Kesuburan tanah

Rumus Kimia : KomplekIndek Garam (IG) : -Warna : Biru mudaBentuk : Tepung halusStruktur : RemahHigroskopisitas : TinggiKelarutan : TinggipH : -

V. KESIMPULAN

Page 23: Kesuburan tanah

1. Sifat fisik pupuk dapat diamati melalui berbagai bentuk, warna, fase, dosis

serta kegunaan yang tercantum dalam kemasan dari tiap-tiap pupuk.

2. Sifat pupuk dapat dilihat dari higroskopisitasnya, kelarutannya, keasamannya.

Urutan pupuk dari yang paling higroskopis adalah Urea, ZA, KCL,

Gandasil , PHONSKA, dan SP-36.

Urutan pupuk dari yang paling asam adalah ZA, Urea, KCl,

PHONSKA, dan SP-36.

Pupuk yang paling cepat tingkat kelarutannya adalah pupuk Urea dan

Gandasil.

pH pupuk yang paling tinggi adalah pupuk NPK, KCL, dan Gandasil.

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: Kesuburan tanah

Foth, Henry D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Hardjodinomo, 1970. Ilmu Memupuk. Bandung : penerbit Binacipta.

Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Bogor; CV Akademika pressindo.

___________________. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta:

Akademika Pressindo

Lingga dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Nurjaya dan Setyorini, D. 2009. Uji Tanah Untuk Menilai Kesuburan

Tanah Mendukung Produksi Tanaman. Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor. Bogor.

Rosmarkam, Afandi. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta; Kaninisus.

http://www.agroinformatika.net/2011/11/pupuk-anorganik-adalah-pupuk-

yang.html. Diakses 10 januari 2012.

Page 25: Kesuburan tanah

LAPORAN PRAKTIKUM

KEUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

(AGT 215)

ACARA II

PEMBUATAN PUPUK CAMPUR (MIXED FERTILIZER)

SEMESTER

GANJIL 2011/2012

OLEH

NAMA : YOGA ADITIA

NIM : A1L010259

ROMBONGAN : D

KEMENTERIA PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULATS PERTANIAN

PURWOKERTO

2011

Page 26: Kesuburan tanah

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan pembuatan pupuk campur adalah mendapatkan pupuk yang

mengandung lebih dari satu unsur hara. Hal ini merupakan penghematan waktu,

tenaga, dan biaya. Dengan sekali pemberian pupuk, kita sudah memasok dua atau

lebih hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Banyak produk yang tersedia di

pasaran dengan berbagai kombinasi atau grade pupuk sesuai dengan kebutuhan

konsumen. Pupuk campur dapat dibuat dari.

Pupuk buatan atau sebutan lainnya pupuk anorganik, adalah pupuk yang

dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk, dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik)

dengan kadar hara tinggi. Misalnya, pupuk Urea yang kadar hara nitrogen 45-

46%. Artinya setiap 100 kg Urea, di dalamnya terdapat 45-46 kg N (Nitrogen)

Pupuk majemuk NPK yang siap pakai harganya amat mahal ketimbang

pupuk tunggal. Supaya harga ini tidak terlalu mencekik, ada baiknya membuat

sendiri dengan cara mencampur pupuk tunggal. Untuk mendapatkan NPK yang

dikehendak, tinggal menjumlahkan masing-masing pupuk tunggal itu dan itu

berarti kita memperoleh NPK sebanyak yang diinginkan sesuai perbandingan

Pemberian pupuk atau pembuatan pupuk campur harus sesuai dengan

perbandingan, karena pemberian pupuk harus diberikan dalam jumlah yang tepat.

Apabila pemberian pupuk berlebihan maka proses atau metabolism tanaman

untuk tumbuh terganggu. Perbandingan harus sesuai agar tingkat pemupukan

seimbang dan dapat memenuhi semua unsure yang dibutuhkan tanaman.

Penggunaan pupuk campur lebih menguntungkan bagi patani karena lebih

menghemat biaya. Selain itu, penggunaan pupuk campuran bias menambah

kreatifitas patani dalam pemupukan. Cara pembuatan pupuk campur mudah dan

keuntungan yang diperoleh pun besar tanpa mengurangi kualitas NPK buatan

sendiri itu.

Page 27: Kesuburan tanah

B. TUJUAN

1. Mampu mengetahui cara pembuatan pupuk campur.

2. Mampu membuat pupuk campur dari pupuk tunggal yan ada.

Page 28: Kesuburan tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Paling sedikit ada tiga belas unsur hara yang sangat penting yang

didapatkan tanaman dari dalam tanah, dua diantaranya adalah kalsium dan

magnesium diberikan sebagi kapur di daerah yang kekurangan unsur itu.

Walaupun biasanya tidak dinilai sebagai pupuk kapur, efek pemupukannya

menyolok. Sulfur terdapat dalam beberapa pupuk buatan dan pengaruhnya

dianggap penting. Akan tetapi unsur ini tidak kritis kecuali di tempat tertentu,

karena itu hanya mendapat perhatian kedua sebagai pupuk. Dengan demikian,

selain unsur hara mikro tinggal tiga unsur, yaitu nitrogen, fosfor dan kalium. Oleh

karena unsur tersebut biasa diberikan dalam pupuk buatan, mereka sering disebut

sebagai unsur pupuk. Ketiga unsur tersebut kalau digunakan dengan tepat tidak

hanya cenderung untuk mengendalikan, menciptakan keseimbangan, menunjang

dan melengkapi satu sama lain, tetapi juga unsur hara yang lain. Hubungan ini

sangat penting dalam praktek pemupukan, karena banyak sangkut-pautnya dengan

ekonomi dan efektifitas pupuk (Buckman dan Brady, 1982).

Unsur yang ideal ialah unsur yang ditambahkan melengkapi unsur yang

telah tersedia dalam tanah hingga jumlah nitrogen, fosfor dan kalium yang

tersedia untuk tanaman menjadi tepat. Bersama dengan ini jumlah yang

tersedianya unsur esensial yang lain harus pula ideal. Singkatnya keseimbangan

kesuburan secara keseluruhan harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan

pertumbuhan tanaman yang wajar. Akan tetapi dalam praktek hal yang ideal

tersebut sukar dicapai, lagipula sukar untuk meramalkan reaksi yang akan terjadi

kalau pupuk bersinggungan dengan tanah (Buckman dan Brady, 1982).

Tanaman dalam pertumbuhannya memerlukan unsur hara yang berbeda-

beda. Sedangkan kandungan unsur hara dalam tanah berbeda-beda dan jumlahnya

yang berbeda-beda juga. Agar tanah menjadi ideal perlu ditambahkan pupuk yang

tepat untuk pertumbuhan. Pupuk majemuk yang tersedia jumlah unsur hara tidak

selalu sama dengan jumlah pupuk yang dibutuhkan (Buckman dan Brady, 1982).

Page 29: Kesuburan tanah

Kebutuhan akan unsur hara itu dapat dipenuhi dengan cara pemupukan.

Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk buatan, dimana kandungan unsur

haranya telah diketahui. Pupuk buatan yang diguakan tidak mengandung semua

jenis unsur hara dan jumlahnya tidak tepat. Pupuk tunggal tidak hanya

mengandung satu jenis unsur hara dan apabila untuk mempupuk maka akan

kekurangan unsur hara yang lain. Pupuk majemuk adalah pupuk yang

mengandung lebih dari satu unsur hara, tetapi kandungan unsur hara dan

jumlahnya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. Untuk

menciptakan pupuk yang ideal maka perlu pupuk campuran yang kandungan

unsur hara dan jumlah unsur hara dapat ditentukan sendiri (Buckman dan Brady,

1982).

Kandungan unsur hara dalam pupuk majemuk dinyatakan dalam tiga

angka yang berturut-turut menunjukkan kadar N, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk

majemuk 15-25-10 menunjukan bahwa tiap 100 kg pupuk majemuk mengandung

15 kg N, 25 kg P2O5 dan 10 kg K2O. Kadang-kadang pupuk majemuk hanya

dilengkapi dengan dua unsur hara, misalnya pupuk ammo-Phos yang hanya

dilengkapi dengan pupuk N dan P. Pupuk majemuk yang mengandung unsur N,

P, dan K disebut pupuk majemuk lengkap. Pupuk majemuk yang terdiri dari dua

unsur saja dinamakan pupuk majemuk tidak lengkap (Hardjowigeno, 1992).

Pupuk majemuk umumnya dibuat dalam bentuk butiran yang seragam

sehingga memudahkan penaburan yang merata. Butiran-butirannya biasanya agak

keras dengan permukaan licin sehingga dapat menggurangi sifat menarik air dan

udara lembab. Pupuk majemuk juga bisa dibuat sendiri dengan jalan

mencampurkan pupuk tunggal untuk melengkapi jumlah pupuk yang kurang atau

yang tidak tersedia sehingga tercipta pupuk majemuk atau pupuk campuran yang

sesuai untuk pertumbuhan tanaman (Hardjowigeno, 1992).

Disamping diperlukan perbandingan dalam pemberian unsur pupuk, pupuk

buatan harus juga mempunyai sifat lain yang tertentu, yang paling penting dalam

hal ini ialah keadaan fisik benda yang dicampur. Pupuk ini harus ditaburkan pada

Page 30: Kesuburan tanah

waktu membeli dan juga demikian sesudah dikeluarkan dari simpanan di gudang

(Buckman dan Brady, 1982).

Campuran bahan tertentu tidak dapat digunakan untuk pupuk campuran

karena kecenderungan untuk mengeras. Diantara bahan pupuk yang biasanya

dapat dicampur, keadaan-keadaan fisiknya yang tidak memuaskan amonium

nitrat, amonium sulfat, amonia dan kalium klorida. Pemakaian superfosfat yang

kurang tepat, yang dapat menimbulkan kesukaran. Beberapa garam yang sangat

higroskopis, terutama amonium niitrat, cenderung menjadi pupuk campuran yang

lengket dan sukar ditaburkan (Buckman dan Brady, 1982).

Page 31: Kesuburan tanah

III. METODE PRAKTIKUM

A. BAHAN DAN ALAT

Bahan

1. Pupuk ZA (20%)

2. Pupuk SP-36 (36% P2O5)

3. Pupuk KCL (50% K2O)

4. Bahan pengisi (abu gosok dapur)

Alat

1. Timbangan analitik

2. Sendok

3. Plastic

4. Alat tulis dan lembar pengamatan

B. PROSEDUR KERJA

1. Bahan pupuk yang akan dibuat campuran disiapkan, yaitu ZA, SP-36, KCl

dan abu gosok.

2. Sebelum melakukan pencampuran dihitung dahulu jumlah perbandingan

pupuk yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dengan perbandingan N :

P : K yaitu kebutuhan 50 gr dengan perandingan 8 – 9 – 10.

3. Masing-masing bahan pupuk ditimbang sesuai dengan perhitungan yang

telah didapatkan. Jik jumlah berat ketiga pupuk belum mencapai

kebutuhan (50 gram), maka selebihnya ditambahkan abu gosok.

4. Campuran antar pupuk dan bahan pengisi dimasukkan kedalam plasti yang

telah diberi label dan diaduk sampai merata.

Page 32: Kesuburan tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

50 gr pupuk organic 8 - 9 – 10 dari bahan pupuk ZA (20%), SP-36 (36%),

KCL (50%)

1. Kebutuhan masing-masing pupuk =

ZA = (8 x 50) / 20 = 20 gr

SP-36 = (9 x 50) / 20 = 12,5 gr

KCL = (10 x 50) / 20 = 10 gr +

Jumlah = 42,5 gr

Jumlah = 42,5 gr, sehingga:

Kebutuhan filler = 50 -42,5 = 7,5 gr

2. Tambahkan bahan pengisi (abu dapur) sebanyak 7,5 gr

B. PEMBAHASAN

Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu

kandungan unsur pupuknya. Penggunaan pupuk majemuk pada umumnya

sama saja dengan pupuk tunggal. Tetapi kesukaran pupuk majemuk yang

timbul akibat dari penggunaan pupuk majemuk adalah tidak sesuainya antara

kebutuhan masing-masing unsur yang dikehendaki oleh kebutuhan dan

tanaman dengan yang terkandung di dalam pupuk. Keuntungan penggunaan

pupuk majemuk adalah bahwa dengan satu kali pemberian pemupukan, telah

terpenuhinya tiga unsur pupuk. Dengan demikian penggunaan pupuk

majemuk atau pupuk campuran dapat menghemat tenaga kerja serta ongkos

pengangkutan pemakainya (Hakim. dkk, 1986).

Pupuk campuran dapat dikerjakan dengan cara yang relatif sederhana,

khususnya bila campuran terdapat pada derajat yang rendah (misalnya pupuk

yang mengandung presentase nitrogen yang rendah). Mereka dibuat dari

bahan campuran penting yang cocok dan yang besar menentukan derajat atau

Page 33: Kesuburan tanah

susunan yang dinginkan. Terdapat perlengkapan yang mencampur massa

pupuk.

Pemakaiannya pupuk buatan terbukti mempunyai kelebihan yang positif

daripada pupuk organik, seperti pupuk kandang, air kotoran dari kandang,

kotoran manusia dan kompos sebagai berikut (Hardjodinomo, 1970). Dalam

melakukan pencampuran pupuk maka kita harus menghitung kandungan

unsure hara masing – masing pupuk.

Dalam praktikum kali ini perbandingan NPK yang digunakanan adalah

8:9:10. Pupuk yang digunakan adalah ZA, SP-36 dan KCL. Setelah dilakukan

perhitungan dapat diketahui jumlah kebutuhan pupuk tersebut, yaitu pupuk

ZA 20gr, pupuk SP-36 12,5gr dan KCl 10gr.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam membuat pupk campur

adalah:

1. Pupuk yang akan di campur harus berfasa sama

2. Tidak menimbulkan efek campuran yang merugikan tanaman

3. Pencampuran pupuk harus dilakukan dalam keadaan kering

4. Kandungan haranya harus dihitung

5. Kekurangan bahan pupuk dapat diisi dengan bahan pengisi yang

berbentuk serbuk, tanah kering dan abu gosok.

Keuntungan dari pupuk campur ini antara lain:

1. Dapat menggantikan pupuk majemuk NPK yang relatif mahal

2. Dalam sekali pemupukan unsut hara yang diberikan sudah terlengkapi

3. Murah harganya, serta meningkatkan kreatifitas pemupukan

Kelemahan pupuk campur yaitu diperlukan perhitungan dan ketelitian

yang cermat dan sukar untuk dapat dilakukan oleh petani, bila kurang hati-

hati dapat meninbulkan efek racun bagi tanaman, terutana bila

pencampuran dilakukan dengan bahan pupuk yang tidak diperlukan untuk

dicampur, tidak dapat disimpan untuk waktu yang relative lama, karena

dapat terjadi pelarutan dari bahan pupuk yang dicampur.

Page 34: Kesuburan tanah

Pupuk buatan yang secara umum digunakan dalam usaha pertanian

antara lain: Urea, ZK, SP-36, KCl, ZA, dan TSP (Lingga dan Marsono,

2000).

Keadaan unsur hara dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain: kecepatan pelapukan mineral tanah, sifat bahan induk,

keadaan tanaman yang hidup di atasnya, dan laju pencucian oleh air hujan

(Rosmarkam, 2002). Unsur hara dalam tanah dapat menjadi berkurang

atau hilang karena terserap oleh tanaman dan selanjutnya terbawa keluar

ketika panenan berlangsung.

Pedoman Pencampuran Pupuk

Tidak semua pupuk serta merta dapat dicampur tanpa menimbulkan

kerugian. Ada beberaa pupuk yang jika dicampur akan terjadi satu atau

lebih proses berikut:

1. Campuran mempunyai higroskopis tinggi yang menyebabkan

terjadinya penggumpalan sehingga sukar digunakan atau ditabur.

2. Campuran kehilangan kandunagan haranya ( N menguap sebagai NH3)

3. Terbebtuk senyawa baru, sehingga hara menjadi tidak tersedia bagi

tanaman (P membatu).

Pupuk buatan tunggal yang mengandung NH4, pupuk kandang, dan guano

tidak boleh dicampur dengan pupuk yang mengandung Ca bebas (CaCo3),

sebab akan mengakibatkan penguapan N dalam bentuk NH3. Pupk buatan

yang mengandung Ca bebas tidak boleh dicampur dengan pupuk yang

nemnagndung fosfat yang parut dalam air, miasalnya ES dengan

ammonium super fosfat akan menguranig kelarutan dan daya guna sam

fosfatnya. Pupuk yang mengandung kapur bila dicampur dengan tepung

tulang, fosfat alam atau agrofos akan menurunkan mutu pupuk karena

asam-asam di tanah yangs eharusnya melarutkan fosfat sebagian akna

membentuk garam dengan Ca, sehingga mengurangi kelarutan fosfat

tersebut. Garam-garam K hanya boleh dicampur dengan berbagai pupuk

Page 35: Kesuburan tanah

buatan seperti: Thomas sesaat sebelum penebaran pupuk karena campuran

tersebut akna mengeras dalam beberapa hari atau menggumpal terlebih

jika kelengasan udara tinggi.

Tabel. Pedoman pencampuran pupuk

Nama pupuk Urea ZA SP-36 KCL ZK Batuan fosfat

Urea A B E E A A

ZA B A C A A B

SP-36 E C A A A E

KCL E A A A A B

ZK A A A A A B

Berdasarkan table diatas pencampuran dua macam pupuk dapat

dimasukkan ke dalam salah satu kriteria berikut :

A. Selalu dapat dicampur

B. Dapat dicampur menjelang pemakaian

C. Campuran menjadi keras, tetapi dapat dihaluskan dengan mudah dan

dapat disimpan

D. Campuran menjadi keras

E. Sama sekali tidak dapat dicampur.

Page 36: Kesuburan tanah

Membuat pupuk campur

Sebagai contoh akan dibuat 50 kg pupuk campur 8 - 12- 10 dari bahan

pupuk ZA (20%N), SP-36 (36% P2O5) dan KCL(50% K2O).

1. Hitungan kebutuhan masing-masing pupuk

ZA = (8 x 50)/20 = 20,00 g

SP-36 = (12 X 50 )/36 = 16,67 g

KCL = (10 X 50)/50 = 10,00 g

Jumlah = 46,67 g, sehingga kebutuhan filler = 50 – 46,67 g = 3,33

gram.

2. Tambahan bahan pengisi (abu dapur) sebanyak 3,33 gram.

Berdasarkan perhiutngan pembuatan pupuk campur tersebut, untuk

membuat pupuk campur sebanyak 50 kg dengan masing-masing

kebutuhan pupuk campur adalah 8 - 12 – 10 dari bahan pupuk ZA, SP-

36 dan KCL. Didapat perhitungan kebutuhan masing-masing pupuk

ZA 20,00 g, SP-36 16,67 g Dan KCL 10,00 g. Jumlah keeluruhan

pupuk tersebut adalah 46,67 kg, sehingga kebutuhan filler sebagai

bahan pengisi berupa abu gosok adalah 50 – 46,67 g = 3,33 gram.

Page 37: Kesuburan tanah
Page 38: Kesuburan tanah

V. KESIMPULAN

Pencampuran pupuk dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan

perhitungan yang tepat dan takaran yang pas, sesuai dengan kebutuhan. Dalam

praktikum kali ini perbandingan NPK yang digunakan adalah 8 : 9 : 10. Pupuk

yang di gunakan adalah ZA, SP-20 dan KCl. Setelah dilakukan perhitungan dapat

diketahui jumlah kebutuhan pupuk tersebut, yaitu pupuk ZA 20 gr, pupuk SP-36

12,5 gr dan KCl 10 gr serta tambahan bahan pengisi (filler) 7,5 gr.

Page 39: Kesuburan tanah

DAFTAR PUSTAKA

Afandie, R. dan Nasir W.Y. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Jakarta.

Buckman, Harry O dan Brady, Nyle C. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara,

Jakarta.

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.

Nurhajati, H. dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,

Lampung.

Setiadi. 1987. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sunaryono, H. 1989. Budidaya Cabe Merah. Sinar Baru : Bandung.

Page 40: Kesuburan tanah

LAPORAN PRAKTIKUM

KEUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

(AGT 215)

ACARA III

ANALISIS KADAR BAHAN ORGANIK TANAH

SEMESTER

GANJIL 2011/2012

OLEH

NAMA : YOGA ADITIA

NIM : A1L010259

ROMBONGAN : D

KEMENTERIA PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULATS PERTANIAN

PURWOKERTO

2011

Page 41: Kesuburan tanah

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik

kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa

humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil

mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang

terlibat dan berada didalamnya.

Bahan organik memiliki peranan sangat penting di dalam tanah. Bahan

organik tanah juga merupakan salah satu indikator kesehatan tanah. Tanah

yang sehat memiliki kandungan bahan organik tinggi, sekitar 5%. Sedangkan

tanah yang tidak sehat memiliki kandungan bahan organik yang rendah.

Kesehatan tanah penting untuk menyamin produktivitas pertanian.

Bahan organik tanah terdiri dari sisa-sisa tumbuhan atau binatang

melapuk. Tingkat pelapukan bahan organik berbeda-beda dan tercampur dari

berbagai macam bahan.

Bahan organik tanah dapat berasal dari:

1. sumber primer, yaitu: jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa:

daun, ranting dan cabang, batang, buah, dan akar.

2. sumber sekunder, yaitu: jaringan organik fauna, yang dapat

berupa:kotorannya dan mikrofauna.

3. sumber lain dari luar, yaitu: pemberian pupuk organik berupa: (a) pupuk

kandang, (b) pupuk hijau, (c) pupuk bokasi (kompos), dan (d) pupuk

hayati.

Komposisi Biokimia Bahan Organik

Menurut Waksman (1948) dalam Brady (1990) bahwa biomass bahan

organik yang berasal dari biomass hijauan, terdiri dari: air (75%) dan

biomass kering (25%). 

Page 42: Kesuburan tanah

B. TUJUAN

Mampu melakukan analisis kadar bahan organic yanah berdasrkan metode

Walkley dan Black.

Page 43: Kesuburan tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bahan organik berperan penting dalam menentukan kemampuan tanah

untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Peran bahan organik adalah

meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan

kemampuan tanah memegang air, meningkatkan pori-pori tanah, dan

memperbaiki media perkembangan mikroba tanah. Tanah berkadar bahan organik

rendah berarti kemampuan tanah mendukung produktivitas tanaman rendah. Hasil

dekomposisi bahan organik berupa hara makro (N, P, dan K), makro sekunder

(Ca, Mg, dan S) serta hara mikro yang dapat meningkatkan kesuburan tanaman.

Hasil dekomposisi juga dapat berupa asam organik yang dapat meningkatkan

ketersediaan hara bagi tanaman.

Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat

tanah, yangmempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk

bersatu menjadiagregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam

pembentukan struktur tanah.Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur

tanah sangat berkaitan dengantekstur tanah yang diperlakukan. Pada tanah

lempung yang berat, terjadi perubahanstruktur gumpal kasar dan kuat menjadi

struktur yang lebih halus tidak kasar, denganderajat struktur sedang hingga kuat,

sehingga lebih mudah untuk diolah. Komponenorganik seperti asam humat dan

asam fulvat dalam hal ini berperan sebagai sementasipertikel lempung dengan

membentuk komplek lempung-logam-humus.

Humus dapat didefinisikan sebagai senyawa kompleks asal jaringan

organik tanaman (flora) dan atau fauna yang telah dimodifikasi atau disintesis

oleh mikrobia, yang bersifat agak resisten terhadap pelapukan, berwarna coklat,

amorfus (tanpa bentuk/nonkristalin) dan bersifat koloidal.

Beberapa ciri dari humus tanah sebagai berikut:

1. bersifat koloidal (ukuran kurang dari 1 mikrometer), karena ukuran

yang kecil menjadikan humus koloid ini memiliki luas permukaan

persatuan bobot lebih tinggi, sehingga daya jerap tinggi melebihi liat.

Page 44: Kesuburan tanah

KTK koloid organik ini sebesar 150 s/d 300 me/100 g yang lebih

tinggi daripada KTK liat yaitu 8 s/d 100 me/100g. Humus memiliki

daya jerap terhadap air sebesar 80% s/d 90% dan ini jauh lebih tinggi

daripada liat yang hanya 15% s/d 20%. Humus memiliki gugus

fungsional karboksil dan fenolik yang lebih banyak. 

2. daya kohesi dan plastisitas rendah, sehingga mengurangi sifat lekat

tanah dan membantu granulasi aggregat tanah.

3. Tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein kasar.

4. berwarna coklat kehitaman, sehingga dapat menyebabkan warna tanah

menjadi gelap. 

Page 45: Kesuburan tanah

III. METODE PRAKTIKUM

A. BAHAN DAN ALAT

Bahan

1. Larutan kalium dikromat 1N

2. Asam sulfat pekat

3. Sukrosa

4. Tissue

5. Aquades

Alat

1. Spektrofotometer

2. Cuvet

3. Timbangan analitik

4. Labu takar

5. Labu Erlenmeyer

6. Botol semprot

7. Pipet ukur

B. PROSEDUR KERJA

Pembuatan kurva kalibrasi

1. Larutan yang mengandung 100 mg C dibuat sebanyak 100 mL, dengan

cara ditimbang 0,377 gram sukrosa dimasukkan ke dalam labu takar

diambah aquadest sampai 100 mL. Tiap 1 mL menganidng 1 mg C.

2. 5 buah labu takar 100 mL yang bersih dan kering disiapkan.

3. Masing-masing labu takar diisi dengan larutan yang mengadung C

sebanyak 5; 10; 15; 20 dan 25 mg C dengan cara memipet 5; 10; 15;

20 dan 25 mL larutan.

4. Ke dalam masing-masing labu takar yang telah berisi larutan C

ditambah 10 mL larutan 1 N K2Cr2O7 lalu dikocok hingga merata.

5. Dengan hati-hati ditambah 10 mL asam sulfat pekat, lalu dikocok

pelan-pelan (labu jagna diangkat).

Page 46: Kesuburan tanah

6. Dibiarkan selama 30 menit sampai dingin.

7. Diencerkan dengan aquadest hingga volume 100 mL.

8. Disaring, lalu bagian yang bening diukur absorbansinya dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 595 nm.

9. Dibuat persamaan regresi linear Y = Bx, hubungan antara kadar C-

organik (sumbu X) dengan absorbansi larutan (sumbu Y).

Analisis Kadar C-organik Tanah

1. Sebanyak 0,50 gram tanah kering udara lolos ayakan 0,5 mm

ditimbang dlaam labu Erlenmeyer 500 mL.

2. Dengan menggunakan pipet ukur ditambah 10 mL larutan 1 N K2Cr2O7

dikocok supaya homogen.

3. Dengan hati-hati ditambah 10 mL asam sulfat pekat , lalu dikocok

dengan gerakan pelan-pelan (labu jangan diangkat).

4. Dibiarkan selama 30 menit dingin.

5. Diencerkan dengan aquadest hingga volume 100 mL.

6. Disaring, lalu bagian yang bening diukur absorbansinya dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 595 nm.

7. Berdasarkan persamaan regresi yang telah dibuat sebelumya, kadar C

dlam sampel tanah dapat ditentukan.

Kadar C−organik= mg C hasil pembacaan500 mg x 100/100+KA

X 100 %

Page 47: Kesuburan tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Standar

NoKadar C

Mg (x)

Transmtasi

(%)

(Y) Absorbansi (%)

[A = log 1/T]

1 0 100 -

2 5 87 0,0604

3 10 68 0,167

4 15 53 0,276

5 20 44 0,357

6 25 30 0,523

2. Kadar C

No X Y XY X2

1 0 - - -

2 5 0,0604 0,302 25

3 10 0,167 1,67 100

4 15 0,276 4,14 225

5 20 0,357 7,14 400

6 25 0,523 13,075 625

Σ 26,327 1375

Page 48: Kesuburan tanah

b = Σ XY / Σ X2 = 0,019

y = 0,019 X

Jenis

Tanah

Massa

(Mg)

Transmitasi

(%)

Absorbansi

(%)

Y

XKadar

Air (%)

Kadar

C-O (%)

Kadar

B-O (%)

Ultisol 500,8 89 0,051 2,684 8,217 0,597 0,0998

Vertisol 506,8 81 0,09 4,737 13,1634 1,1 1,896

Inceptisol 501,,5 77 0,113 5,947 8,769 1,290 2,224

Entisol 501,5 92 0,036 1,895 17,1497 0,442 0,762

Andisol 500,5 30 0,522 27,526 11,0514 6,107 10,528

Kadar air:

Ultisol = 8,217 %

Vertisol = 13,1634 %

Inceptisol = 8,769 %

Entisol = 17,1497 %

Andisol = 11,0514 %

Perhitungan

1. Ultisol

Y = 0,019X

0,051 = 0,019X

X = 2,684

Kadar air = 8,217 %

Kadar C – O =

2,684

500+100

100+8,217

X 100 %=0,579 %

Page 49: Kesuburan tanah

Kadar B – O =

10058

X 0,579 %=0,0998 %

2. Vertisol

Y = 0,019X

0,09 = 0,019X

X = 4,789

Kadar air = 13,1364 %

Kadar C – O =

4,789

506,8+100

100+13,1364

X 100 %=1,1 %

Kadar B – O =

10058

X 1,1 %=1,896 %

3. Inseptisol

Y = 0,019X

0,113 = 0,019X

X = 5,947

Kadar air = 8,769 %

Kadar C – O =

5,947

501,5+100

100+8,769

X 100 %=1,290 %

Kadar B – O =

10058

X 1,290 %=2,224 %

Page 50: Kesuburan tanah

4. Entisol

Y = 0,019X

0,036 = 0,019X

X = 1,895

Kadar air = 17,1497 %

Kadar C – O =

1,895

501,5+100

100+17,149

X 100 %=0,442 %

Kadar B – O =

10058

X 0,442 %=0,762 %

5. Andisol

Y = 0,019X

0,523 = 0,019X

X = 27,526

Kadar air = 11,0514 %

Kadar C – O =

27,526

501,5+100

100+11,0514

X 100 %=6,107 %

Kadar B – O =

10058

X 6,107 %=10,528 %

Page 51: Kesuburan tanah

B. PEMBAHASAN

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system

kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang

yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan

bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Kononova,

1961).

Menurut Stevenson (1994), bahan organik tanah adalah semua jenis

senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan

organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air,

dan bahan organik yang stabil atau humus. Bahan organik memiliki peran

penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman,

sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam

mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan

organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi.

Kerusakan tanah merupakan masalah penting bagi negara berkembang karena

intensitasnya yang cenderung meningkat sehingga tercipta tanah-tanah rusak

yang jumlah maupun intensitasnya meningkat.

Bahan organik tanah berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisik, maupun

biologi tanah. Fungsi bahan organik di dalam tanah sangat banyak, baik

terhadap sifat fisik, kimia maupun biologi tanah, antara lain sebagai berikut

(Stevenson,1994):

1. Berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap ketersediaan hara.

Bahan organik secara langsung merupakan sumber hara N, P, S, unsur

mikromaupun unsur hara esensial lainnya. Secara tidak langsung bahan

organikmembantu menyediakan unsur hara N melalui fiksasi N2 dengan

caramenyediakan energi bagi bakteri penambat N2, membebaskan fosfat

yangdifiksasi secara kimiawi maupun biologi dan menyebabkan

pengkhelatan unsur mikro sehingga tidak mudah hilang dari zona

perakaran.

Page 52: Kesuburan tanah

2. Membentuk agregat tanah yang lebih baik dan memantapkan agregat yang

telah terbentuk sehingga aerasi, permeabilitas dan infiltrasi menjadi lebih

baik. Akibatnya adalah daya tahan tanah terhadap erosi akan meningkat.

3. Meningkatkan retensi air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman.

4. Meningkatkan retensi unsur hara melalui peningkatan muatan di dalam

tanah.

5. Mengimmobilisasi senyawa antropogenik maupun logam berat yang

masuk dalam tanah

6. Meningkatkan kapasitas sangga tanah

7. Meningkatkan suhu tanah

8. Mensuplai energi bagi organisme tanah

9. Meningkatkan organisme saprofit dan menekan organisme parasit bagi

tanaman.

Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun

pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk

(mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi

(bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah

dari ranting pohon yang.berjatuhan,limbah pertanian dan peternakan, industr

imakanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu,

endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat

perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan

baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah.

Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu

akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya

dengan penggunaan kompos.

Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap kebertahanan dan kesuburan

tanah. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman dan akan berperan

baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah Senyawa humus juga

berperan dengan sangat memuaskan terutama dalam pengikatan bahan

Page 53: Kesuburan tanah

kimia toksik dalam tanah dan air Selain itu humus dapat meningkatkan

kapasitas kandunganair tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik

larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat

menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik

toksik Dengan demikian sudah selayaknya pupuk-pupuk organik yang kaya

akan humus ini menggantikan peran dari pupuk-pupuk sintesis dalam menjaga

kualitas tanah.

Metode penetapan bahan organik tanah berdasarkan jumlah bahan organik

yang mudah teroksidasi. Caranya adalah bahan organic yang mudah

teroksidasi dalam tanah dioksidasi dengan campuran K2Cr2O7 (kalium

dikarbonat) dan asam sulfat pekat, menurut reaksi

3 C + 2 Cr2O72- + 16 H+ 3 CO2 + 4 Cr3+ + 8 H2O

(warna jingga) (warna hijau)

Makin tinggi kandungan kadar bahan organic, makin banyak ion Cr2 O72-

diperlukan sehingga makin banyak ion Cr3+ yang terbentuk. Oleh karena itu

makin tinggi kadar bahan organic warna larutan makin hijau jumlah ion Cr3+

yang terbentuk dapat diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang

sekitar 595 nm.

Macam-macam tanah:

1. Tanah ultisol

Tanah Ultisol memiliki kemasaman kurang dari 5,5 sesuai dengan

sifat kimia, komponen kimia tanah yang berperan terbesar dalam

menentukan sifat dan ciri tanah umumnya pada kesuburan tanah. Nilai pH

yang mendekati minimun dapat ditemui sampai pada kedalaman beberapa

cm dari dari batuan yang utuh (belum melapuk). Tanah-tanah ini kurang

lapuk atau pada daerah-daerah yang kaya akan basa-basa dari air tanah pH

meningkat pada dan di bagian lebih bawah solum (Hakim,dkk. 1986).

2. Tanah vertisol

Page 54: Kesuburan tanah

Tanah Vertisol memiliki kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa

yang tinggi. Reaksi tanah bervariasi dari asam lemah hingga alkaline

lemah; nilai pH antara 6,0 sampai 8,0. pH tinggi (8,0-9,0) terjadi pada

Vertisol dengan ESP yang tinggi (Munir, 1996).

Vertisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan tekstur

liat dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas

tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif tinggi. Vertisol tersebar

luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropis (Munir, 1996).

3. Tanah inceptisol

Inceptisol adalah tanah – tanah yang dapat memiliki epipedon

okhrik dan horison albik seperti yang dimiliki tanah entisol juga yang

menpunyai beberapa sifat penciri lain ( misalnya horison kambik) tetapi

belum memenuhi syarat bagi ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah

yang belum matang (immature) yang perkembangan profil yang lebih

lemah dibanding dengan tanah matang dan masih banyak menyerupai sifat

bahan induknya (Hardjowigeno,1993)

Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat – sifat

tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3

bulan berturut – turut dalam musim – musim kemarau, satu atau lebih

horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau

silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa

mineral lapuk dan kemampuan manahan kation fraksi lempung ke dalam

tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dan Kpk dalam tanah

inceptisol sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat

terbentuk hampir di semua tempat kecuali  daerah kering mulai dari kutup

sampai tropika. (Darmawijaya, 1990).

4. Tanah entisol

Untuk tanah entisol, kadar kelembapan atau pH-nya selalu

berubah-ubah. Hal ini terjadi karena keadaan tanah yang selalu basah dan

terendam air di daerah cekungan. Tanah dengan kadar asam yang rendah

Page 55: Kesuburan tanah

kurang baik untuk ditanami. Tanah entisol dalah tanah yang kadar

asamnya kadang tinggi dan terkadang bisa jadi sangat rendah.

Jika dilihat dari bentuk dan kadar awal tanahnya, tanah jenis ini

bukanlah tanah yang menguntungkan. Namun, dengan sedikit upaya,

seperti pemupukan dan drainase buatan, dapat menjadikan tanah muda ini

memiliki nilai komoditi sendiri. Tanah entisol memiliki tekstur yang

cenderung kasar dan kadar organik dan nitrogen rendah. Tanah ini mudah

teroksidasi oleh udara.

5. Tanah andisol

Tanah andisol atau yang lebih dikenal dengan nama tanah andosol

rata-rata berwarna kehitaman. Tekstur dari tanah ini beragam. Tanah ini

bisa berbentuk tanah liat dan tanah lempung yang teksturnya kasar. Zat

yang terkandung di dalamnya adalah sebagian besar berasal dari abu

vlkanik letusan gunung. Tanah jenis ini banyak di jumpai di daerah-daerah

yang berada di sekitar gunung berapi.

Berdasarkan hasil dari praktikum ini, didapat hasil kadar bahan oranik dan

kadar c organic nya yang dinyatakan pada grafik berikut.

ultisol vertisol inceptisol entisol andisol0

2

4

6

8

10

12

Kadar C-Or-aganik (%)

Kadar Bahan Organik (%)

Page 56: Kesuburan tanah

V. KESIMPULAN

1. Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur

ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat

digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air.

2. Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil, dalam bentuk

inilah bahan organik banyak terakumulasi dalam tanah.

3. Metode penetapan kadar bahan organik anah bisa dikelompokkan menjadi:

Berdasarkan kehilangan bobot karena pemanasan, Berdasarkan kadar

unsur C, dan Berdasarkan jumlah bahan organik yang mudah teroksidasi.

4. Kadar C-Oraganik tanah ultisol, vertisol, inceptisol, dan entisol

menunjukkan bahwa tanah terebut sudah mengalami penurunan

produktivitas, karena Kadar C-Oraganik masing-masing tanah tersebut

kurang dari 2%. Sedangkan unutk tanah andisol merupakan tanah yang

masih memiliki produktivitas, karena Kadar C-Oraganik lebih dari 2%

yaitu 6,107%.

Page 57: Kesuburan tanah

DAFTAR PUSTAKA

Buckman, H.O. and N.C Brady.1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara, Jakarta.

Foth, Henry D. 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. UGM-Press, Yogyakarta.

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT Meditama Sarana Perkasa, Jakarta.

Hardjodinomo, S. 1970. Ilmu Memupuk. Binacipta, Jakarta.

Lingga P dan Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk (edisi revisi).

Penyebar Swadaya, Jakarta.

Rosmarkam, A. dan Nasih W.Y. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius,

Yogyakarta.

Sarief, E.S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana,

Bandung.

Sutejo, Mul Mulyani. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta.

Jakarta.