kesombongan fir’aun dalam al qur’anrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/sugeng prayetno_ut140212...i...

87
i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai Salah SatuPersyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) DalamIlmu Al-Qur‟an Dan Tafsir FakultasUshuluddin Oleh SUGENG PRAYETNO UT.140212 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI 2018

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

i

KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN

(KAJIAN TAFSIR TAHLILY)

SKRIPSI

DiajukanSebagai Salah SatuPersyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) DalamIlmu Al-Qur‟an Dan Tafsir

FakultasUshuluddin

Oleh

SUGENG PRAYETNO

UT.140212

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI

2018

Page 2: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

ii

Drs. Ishak Abd Aziz,M.Fil.I Jambi, Februari 2018

Dr. H. Muhammad Nurung,MA

Alamat : Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi Kepada Yth.

Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Bapak Dekan

Simp. Sungai Duren Fak. Ushuluddin

Muaro Jambi UIN STS Jambi

di-

JAMBI

NOTA DINAS

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyartan

yang berlaku di Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi, maka kami mendapat

bahwa Skripsi saudara (Sugeng Prayetno) dengan judul “(Kesombongan Fir‟aun

dalam Al-Qur‟an Kajian Tafsir Tahlily)” telah dapat diajukan untuk

dimunaqosahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata

Satu (S1) jurusan (Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir) pada fakultas Ushuluddin UIN STS

Jambi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak/Ibu, semoga

bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalam

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ishak Abd Aziz,M.Fil.I Dr. H. Muhammad Nurung,MA

NIP.

Page 3: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

iii

SURAT PERNYATAAN ORISIANALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sugeng Prayetno

Nim : Ut. 140212

Tempat/Tanggal Lahir : Sidomukti, 30 Mei 1994

Konsentrasi : Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir

Alamat : Rt. 03 Rw. 01 Desa Sidomukti Kec. Dendang Kab.

Tanjung Jabung Timur.

Dengan ini menyatan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul

“Kesombongan Fir’aun Dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tahlily)” adalah

benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sesuai

ketentuan yang berlaku. Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak

benar, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang

berlaku di indonesia dan ketentuan di Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi,

termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalui Skripsi ini.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Jambi, oktober 2018

Penulis

Sugeng prayetno

UT. 140212

Page 4: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

iv

KEMENTRIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

Jalan Raya Jambi-Ma. Bulian, Simp. Sungai Duren Telp. (0741) 582020

PENGESAHAN

Skripsi yang ditulis oleh Sugeng Prayetno UT. 140212 dengan judul

“Kesombongan Fir‟aun Dalam Al-Qur‟an (Kajian Tafsir Tahlily)” yang telah

dimunaqosahkan oleh sidang Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 26 Februari 2019

Jam : 10.30

Tempat : Lantai Atas Fakultas Ushuluddin

Telah diperbaiki sebagaimana hasil sidang munaqasah dan telah diterima

sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1)

Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi.

Jambi, 26 Juni 2019

TIM PENGUJI

Ketua sidang : Dr. Pirhat Abbas, M.Ag ……………..

NIP : 19600823 199203 1 003

Sekretaris sidang : Dra. Fatimah Rahmiati ……………..

NIP : 19680604 199003 2 002

Penguji I : Dr. Abdul Halim, M. Ag ……………..

NIP : 19720809 199803 1 003

Penguji II : Dr. H. Hasbullah, MA …………….

NIP :19800509 20092 1 008

Pembimbing I : Drs. Ishak Abd Aziz,M.Fil.I …………….

NIP : 19951231 198601 1 004

Pembimbing II : Dr. H. Muhammad Nurung,MA …………….

NIP :19700505 200112 1 003

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama,

Dr. H. Abdul Ghaffar. M. Ag

NIP : 19611006 199303 1 001

Page 5: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

v

MOTTO

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena

sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu

tidak akan sampai setinggi gunung. QS. Al-Isra‟: 37 )

Page 6: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

vi

PERSEMBAHAN

Dengan memohon kepada Allah SWT dan Shalawat kepada Rasulullah SAW,

skripsi ini saya persembahkan kepada:

Kedua orang tua saya, Ali Mustopa dan Sumiati, yang telah banyak berjasa dan

berkorban dengan ketulusan hati dalam mendidik, membina, membimbing saya

sehingga dapat menempuh sekaligus menyelesaikan masa studi di Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Untuk para guru, dosen, sahabat, teman segenap Civitas akademika UIN STS

Jambi yang telah mendidik dan mengajar kami, serta membantu dalam

menyelesaikan tugas akhir penulis dalam perkuliahan.

Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT selalu

membalas segala kebaikan kalian semua.

Amin....

Page 7: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

vii

ABSTRAK

Nama : Sugeng Prayetno

Jurusan/prodi : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Judul : Kesombongan Fir‟aun Dalam Al-Qur‟an (Kajian Tafsir Tahlily).

Penulisan ini dilatarbelakangi oleh pengamatan yang dilakukan di

kehidupan masyarakat pada saat ini tentang kesombongan Fir‟aun yang sombong

terhadap Allah. Fir‟aun mengklim dirinya sebagai tuhan bagi bangsa mesir,

karena dia merasa berhasil membangun mesir mencapai tingkat kemakmuran yang

tinggi. Jadi, inilah yang mendorong penulis untuk mengkaji lebih lanjut mengenai

kesombongan Fir‟aun dalam Al-Qur‟an (kajian tafsir Tahlily). Dalam penelitian

ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, dimana penulis harus

mengumpulkan berbagai macam literatur buku untuk menganalisis permasalahan

yang penulis angkat.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah

penggambaran umum kesombongan Fir‟aun, istilah yang digunakan Al-Qur‟an

tentang kesombongan Fir‟aun, bentuk kesombongan Fir‟aun, serta akibat

kesombongan Fir‟aun tersebut.

Page 8: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah

menganugrahi penulis dengan sedikit ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan alam, yakni Nabi besar

Muhammad SAW. Seorang Nabi yang pernah memberi angin segar kepada

ummatnya disaat ummatnya tenggelam dalam lautan kemusyrikan, hingga

menjadi pantai yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Adapun maksud dan tujuan penulis ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjan Strata Satu (1) dalam ilmu Tafsir Hadits pada

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tak lupa pula rasa

terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada yang terhormat.

1. Bapak Drs. Ishak Abd Aziz,M.Fil.I sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. H.

Muhammad Nurung, MA, sebagai pembimbing II yang telah sabar

membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibuk Ermawati, S.Ag, M.A selaku ketua jurusan program studi Tafsir Hadits

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

3. Bapak Dr. H. Abdul Gofar, M,Ag, Bapak Dr. Masiyan, M. Ag Bapak Bapak

H. Abdullah Firdaus, Lc.,MA., Ph.D , Bapak Dr. Pirhat Abbas, M.Ag, selaku

Dekan, Wakil Dekan I, II, II Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN STS Jambi.

5. Bapak Prof.Dr. H. Su‟aidi, MA. Ph.D selaku Wakil Rektor Bidang Akademik

dan Pengembangan Lembaga, Bapak Dr.H. Hidayat, M.Pd selaku Wakil

Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu Dr.

Hj. Fadhillah, M.Pd selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan

Kerjasama.

Page 9: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai
Page 10: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

NOTA DINAS .................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................. iv

MOTTO ............................................................................................................. v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFAR TABEL ................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 4

C. Batasan Masalah.................................................................... 5

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.......................................... 5

E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 6

F. Metode Penelitian.................................................................. 8

G. SisTahlilya Penulisan ............................................................ 10

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KESOMBONGAN

A. Pengertian Kesombongan............................................... ....... 11

B. Bentuk-Bentuk Kesombongan ............................................. 15

C. Ciri-Ciri Orang Sombong ...................................................... 17

BAB III AL- QUR’AN DAN KESOMBONGAN

A. Istilah-istilah Al-Qur‟an Tentang Kesombongan .................. 21

B. Penyebab Orang Sombong .................................................... 31

C. Akibat Perbuatan Orang Sombong........................................

D. Klasifikasi ayat-ayat makiyah dan madinia serta asbabun

nuzul........................................................................................ 39

1. Ayat-ayat makiyah ........................................................... 40

Page 11: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

xi

2. Ayat-ayat madania ............................................................ 41

3. Asbabun nuzul .................................................................. 41

4. Mufrodat ........................................................................... 42

BAB IV KESOMBONG FIR’AUN

A. Personafikasi Fir‟aun Dalam Al-Qur‟an.................................. 45

B.Istilah-istilah Yang Digunakan Al-Qur‟an Tentang

Kesombongan Fir‟aun ............................................................ 45

C. Bentuk-Bentuk Kesombongan Fir‟aun ................................... 60

D. Akibat PerbuatanSombongan Fir‟aun .................................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 70

B. Saran ..................................................................................... 71

DAFTAR PERPUSTAKAAN

CURICULUM VITAE

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

` t

b ẓ

t `

ts gh

j f

ḥ q

kh k

d l

dz m

r n

z w

s h

sy

ṣ y

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

A ā Ī

U á Aw

I ū Ay

C. Ta‟ Marbutah

Page 13: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

xiii

Transliterasi untuk ta’ marbutah ini ada dua macam:

1. Ta’ Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya

adalah/h/.

contoh:

Arab Indonesia

Salãh

Mir‟ãh

2. Ta’Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah,

maka transliterasinya adalah/t/.

Contoh:

Arab Indonesia

Wizãrat al-Tarbiyah

Mir‟ãt al-zaman

3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah /tan/tin/tun.

Contoh:

Arab Indonesia

Fajannatan

Page 14: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an adalah firman Allah yang disamapaikan oleh Malaikat Jibril

sesuai redaksinya kepada nabi Muhammad SAW. Al-Qur‟an mengatur seluruh

tingkah laku manusia dengan Tuhannya. Kitab suci ini terlihat pada petunjuk-

peunjuk yang diberikan kepada umat islam dalam seluruh aspek kehidupan

manusia. Al-Qur‟an merupakan merupakan kitab suci terakhir yang diwahyukan

Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman hidup umat

islam.

Pada umumnya manusia mempunyai ahlak yang baik dan yang buruk,

tetapi pada kehidupannya manusia bisa membawa dirinya kearah yang mana,

namun sungguh lebih diharapkan dari para pengikut Nabi Muhammad saw. dan

keluarganya, sebab Nabi saw. dan anggota keluarganya merupakan teladan-

teladan dalam hal ahlak dan sifat yang baik karena itu kita sebagai pengikut

mereka, harus pula menjadi perhiasan bagi mereka dan jangan pernah melakukan

tindakan yang dapat membuat mereka tidak suka.1

Oleh karena itu ahlak mempunyai peranan penting untuk mendorong

manusia itu menjadi sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.Hal ini sesuai

dengan ayat QS. Al-Israa‟, ayat 7 :

”jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri

dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan

apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami

1Gulam Reza Sultani, Hati Yang Bersih: Kunci Ketenangan Jiwa, (Jakarta: Zahra, 2006),

197.

Page 15: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

2

datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan

mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu

memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-

habisnya apa saja yang mereka kuasai.”2(QS. Al-Israa‟: 7)

Penting untuk diketahui bahwa batasan-batasan sifat yang boleh dan yang

tidak boleh kita miliki, agar kita menjadi muslim yang berguna maka

tinggalkanlah sifat yang buruk tersebut yang sangat di benci oleh Allah swt, salah

satunya yaitu sifat sombong.

Diantara sifat laki-laki dan perempuan yang paling buruk adalah sombong.

Ia penyakit yang apabila terdapat pada diri manusia akan merusaknya. Ia menjadi

dibenci oleh Allah dan oleh mahluk, yang pertama kali menampilkan sikap

sombong di dunia ini adalah iblis, setan terkutuk, musuh Allah. Ia bersikap

sombong kepada adam dan tidak mau sujud kepadanya. Kaena itu, setiap orang

yang sombong berarti ia mengikuti iblis.3

Yang dimaksud dengan sombong adalah menolak kebenaran dan

meremehkan sessama manusia, disertai anggapan bahwa dirinya mempunyai

kecerdasan dan kepandaian yang lebih hebat, serta merasa bahwa derajatnya dan

martabatnya lebih tinggi daripada orang lain.4

Padahal sebagaimana diterangkan oleh agama, bahwa segala yang dimiliki

oleh manusia di dunia adalah hanya titipan-Nya yang diakhirat nanti akan dimintai

pertanggung jawabannya. Dan perlu diingat bahwa Dia bisa mengambil kembali

apa yang telah diberikan kepada seseorang dengan seketika dan tidak bisa diduga-

duga oleh pikiran dan perkiraan manusia. Oleh karena itu, sangat tidak rasional

kalau manusia ini masih menyongkong dirinya dihadapan orang lain, karena apa

yang dimilikinya ukan miliknya.5

Sesungguhnya sangat jarang orang berilmu selamat dari sifat sombong.

Kadang-kadang merasa dirinya terpandai dari manusia lain, yang merupakan

2Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 282

3Aidh Al-Qarni, Kembali Ke Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2015), 361.

4Mudjab Mahalli, Al-Kabair Dosa-Dosa Besar Dalam Al-Quran Dan Al-Hadits, (

Yogyakarta:Mitra Pustaka, 2001), 151 5Asep Subhi Dan Ahmad Taufik, 101 Dosa Besar, (Tanggerang: AgroMedia Pustaka,

2004), 262.

Page 16: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

3

kualifikasi mulia dihadapan Allah swt. Terkadang dirinya merasa paling religious

dibanding yang lainya.6

Demikian yang pada firaun yaitu sombong terhada Allah.Fira‟un adalah

gelar bagi sang penguasa tirani dari rezim tunggal yang pernah berkuasa di Mesir.

Dalam al-Qur‟an iadigambarkan sebagai seorang hamba yang angkuh dan

sombong Kesombongan Fira‟un yang lain adalah pengklaiman dirinya sebagai

tuhan bagi bangsa Mesir, diduga karena dia telah merasa berhasil membangun

negara Mesir mencapai tingkat kemakmuran yang tinggi. Akibat kekuasaan yang

absolut dan tercapainya kemakmuran yang tinggi ini maka tumbuhlah keangkuhan

dan kesombonganya sehingga mengangkat dirinya sebagai tuhan dalam QS. An-

Naziat, ayat 24:

“(Seraya) berkata:"Akulah tuhanmu yang paling tinggi."7(QS. An-Naziat: 24).

Klaim diatas menunutut manusia untuk patuh kepada Fir‟aun dengan tidak

melakukan perbuatan menurut kehendaknya sendiri, tanpa persetujuan dari

Fir‟aun, dan dia tidak segan-segan untuk menyiksa orang-orang yang percaya

pada tuhan Musa karena tidak minta izin kepadanya. Sifat sombong lain yang ada

pada Fir‟aun adalah mengklaim bahwa seluruh negara Mesir adalah miliknya

sendiri, sebagai dalam surat Az-Zukhruf ayat 51:

“Dan Fir‟aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku,

bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini

mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)”.8 (QS. Az-

Zukruf: 51).

6Imam Al-Ghazali, Teosofia Al-Qur’an, Diterjemahkan Dari Buku Aslinya Yang

Berjudul: „Kitabul Arba,In Fi Ushuluddin’ Oleh M. Luqman Hakim Dan Hosen Arjaz Jamad

(Surabaya: Risalah Gusti, 1995), 172 7Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 583.

8Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 493.

Page 17: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

4

Para Fir‟aun memecah belah dan memelaratkan para masyarakat, dan

menonjolkan kepentingan-kepentingan kelas.Mereka menghancurkan kekuatan

kreatif manusia dan mencekik pertumbuhan mereka.

Oleh karena itu al-Qur‟an membagi mereka menjadi dua

kelompok.Kelompok yang pertama adalah para penindas yang dipandang hina,

dan yang kedua adalah para penindas yang sombong.Ini menunjukan bahwa

dikalangan para penindas terdapat orang-orang yang dipandanag hina dan orang-

orang yang sombong dan angkara. Penindas-penindas seperti Fir‟aun adalah para

penindas yang sombong, dan kaki tangan mereka adalah para penindas yang

tertindas dan dihinakan

Diantara sebab mendasar yang mengakibatkan rusaknya daratan dan lautan

adalah kesombongan manusia dimuka bumi ini, yaitu sifat-sifat berlebihannya dan

keangkuhannya.Ini semua terkadang melampaui batas kewajaran seperti yang

terjadi pada zaman fir‟aun maupun Yang terjadi pada Fir‟aun itu sendiri.9

Belum banyak terungap kesombongan Fir‟aun diterangkan di dalam Al-

Qur‟an. Karena itu penulis bermaksud mengangkat secara utuh dan seperti

diterangkan di dalam Al-Qur‟an Kesombong Fir‟aun Dalam Al-Qur‟an (Kajian

Tafsir Tahlily)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, masalah pokok yang

diangkat sebagai kajian utama penelitian ini adalah: seperti apa kesombongan

Fir‟aun di dalam Al-Qur‟an? Dalam masalah pokok tersebut, ada beberapa

masalah yang akan diangkat melalui karya ilmiah ini adalah:

1. Apa gambaran kesombongan secara umum ?

2. Apa saja istilah yang digunakan Al-Qur‟an tentang kesombongan Fir‟aun?

3. Apa saja bentuk-bentuk kesombong Fir‟aun?

4. Apa saja akibat kesombong Fir‟aun ?

9Yusuf Al-Qoradhawi, Islam Agama Ramah Lingkungan, Diterjemahkan Dari Buku

Aslinya: “Ri Ayaatul Baiti Fii Syari’ati Islamiyah “ Oleh Abdullah Hakam Shah Lukman Hakim

Sa Muhammad Sulton Yusuf (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001),352

Page 18: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

5

C. Batasan Maslah

Berdasarkan judul yang penulis angkat, maka pembahasan yang menjadi

tumpuan utama dari karya ilmiah ini agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam

pembahsan, baik terhadap penulis sendiri maupun para pembaca, maka penulis

telah menspesifikasin dalam menulis tentang kesombong Fir‟aun dalam Al-

Qur‟an (Kajian Tafsir Tahlily). Adapun penelitian ini hanya membicarakan

tentang kesombong Fir‟aun dalam Al-Qur‟an dengan rnenggunakan metode tafsir

Tahlily.

D. Tujuan Dan Kegunaan

Tujuan penelitian adalah menunjukkan hal-hal yang akan diperoleh dari

penelitian dan menjawab pokok-pokok masalah yang telah di rumuskan di atas.

Adapun tujuannya sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran umum kesombongan Fir‟aun.

2. Mencermati bentuk-bentuk kesombongan Fir‟aun.

3. Akibat kesombong Fir‟aun dalam kehidupan sehari- hari.

Lebih jauh, dalam penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca

pada umumnya. Dan kegunaan penelitian sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan yang berharga dalam memperkaya kailmuan islam

tentang kesombong Fir‟aun.

2. Menambah cakrawala pengetahuan yang bekaitan dengan kajian-kajian Al-

Qur‟an.

3. Melengkapi persyaratan guna untuk memperoleh gelar sarjana (S1) jurusan

Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas

Islam Negri Sultan Thaha Syaifuddin Jambi.

E. Tinjauan Pustaka

Pada tinjauan pustaka ini, setelah penulis melakukan sebuah pengamatan

dan penelusuranyang penulis temukan, penelitian yang berkenaan dengan

kesombong cukup banyak yang mengkajinya.

Page 19: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

6

Karena itu, penelitian ini dikhususkanmengangkat pembahasan

tentangkesombong Fir‟aundalam Al-Qur‟an secara spesifik dengan menggunakan

metode TafsirTahlily secara khusus. Adapun buku-buku yang berkaitan dengan

masalah diatas ialah:

Dalam Tafsir Al-Maraghi Oleh: Ahmad Mustafa Al-Maraghi.10

Firaun dan

pembesar dan kaumnya tidak percaya dengan keneran tentang tauhid kepada

Allah. Dia menganggap dirinya paling kaya banyak harta serta tinggi pangkatnya.

Selain itu penulis juga menggunakan buku yang berjudul Menuntut Ilmu

Jalan Menuju Surga oleh: Yazid Bin Abdul Qodir Jawas.11

Buku ini menceritakan

tentang keutamaan dan kemuliaan ilmu dimana bahwa menuntut ilmu harus

bersungguh-sungguh dan harus tunduk kepada kebenaran , dan orang yang

sombong tidak akan masuk surga, termasuk kelancangan terhadap gurunya adalah

kesombongan.

Selain itu juga penulis juga menggunakan yang berjudul indeks Al-Qur’an

yang ditulis oleh N.A Baiquni dkk.12

Buku ini membahas tentang cara mencari

mencari ayat Al-Qur‟an sehingga mempermuda penulis menemukan ayat-ayat

terkait yang akan dibahas dalam penelitian.Karya tulis berikunya ialah buku yang

berjudul 101 dosa-dosa besar oleh TB. Asep Subhi Dan Ahmad Taufik.13

Buku ini

membahas tentang manusia sebagai mahluk ciptaan Allah swt.Tidak luput dari

salah dan dosa. Dalam ajaran Al-Qur‟an yang agung ialah ajakan kepada manusia

agar meninggalkan dosa-dosa di dalam batin, yaitu dosa-dosa yang tidak terlihat

oleh orang lain, seperti memiliki sifat dendam, hasud dan lain-lain sebagainya.

Disamping itu juga dosa-dosa yang lahiriyah yang dapat terlihat oleh orang lain

dan sekaligus dirasakan.

10

Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang; Cv Thoha Putra

Semarang, 1986) 175 11

Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga, (Bogor: Pustaka At-

Taqwa, 2007) 12

N.A. Baiquni Et., Indeks Al-Qur’an (Surabaya: Arkola, 1996) 13

Tb. Asep Subhi Dan Ahmad Taufik, 101 Dosa-Dosa Besar, (Jakarta: Qultum Media,

2014)

Page 20: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

7

Dan karya tulis berikutnya ialah Kembali Ke Islam oleh Dr. Aidh Al-

Qarni.14

Dalam buku ini membahas tentang keaguman nama Allah serta sifat

Allah yang pada akhirnya kita di suruh untuk menyembah dan mempercayai Allah

dan agama yang di ridhoi Allah.

Skripsi oleh Nur Ely Sholihati, 2009 Yang Berjudul Sombong Dan

Penyembuhannya Dalam Al-Qur’an (persepektif bimbingan dan konseling islam).

Penelitian ini menkaji tentang sombong dalam Al-Qur‟an dan cara

penyembuhannyasesuai dengan Al-Qur‟an dan dalam metode bimbingan

konseling islam. Di dalamnya menjelaskan apa yang dimaksud dengan sombong,

cara penyembuhannya dengan praktik ke ilmuan yang telah dipelajari.15

Skripsi oleh Fauzan Adhim, 2016 yang berjudul Analisis Kepemimpinan

Firaun Dalam Al-Qur’an (Perspektif Psikologi Dan Sosiologi Kepemimpinan

Dan Implikasinya Terhadap Manajemen Pendidikan Islam). Penelitian ini

mengkaji tentang mengetahui dan menganalisis karakteristik kepemimpinan

Fir‟aun dalam Al-Quran perspektif Psikologi dan Sosiologi kepemimpinan dan

untuk mengetahui dan menganalisis model kepemimpinan Fir‟aun sebagai sosok

pribadi yang banyak melakukan praktik kepemimpinan yang menyimpang.16

Adapun penulis yang dikemukakan disini adalah tentang kesombng

Fir‟aun dalam Al-Qur‟an dengan menggunakan Metode Tafsir Tahlily) dalam

penulisan ini menggunakan penelitian pustaka yang kajiannya dilakukan dengan

menelusuri dan menelaah literature atau penelitian yang mengkaji tentang bahan-

bahan pustaka. Tentu penulis berbeda dengan penelitian yang lain walaupun itu

sama judulnya tetapi berbeda pembahasan di dalamnya.

14

Aidh Al-Qarni, Kembali Ke Islam, Di Terjemahkan Dari Buku Aslinya Yang Berjudul:

Fii Rihaab Al-Adaab Al-Islaamiyyaholeh: Ust. Fauzi Bahreisy (Jakarta: Gema Insani2015) 15

Nur Ely Sholihati, Sombong Dan Penyembuhannya Dalam Al-Qur’an (persepektif

bimbingan dan konseling islam), (Yogyakarta: UIN Sunan Kali Jaga, 2009) di akses melalui

http://eprints.walisongo.ac.id/167/ 16

Fauzan Adhim, Analisis Kepemimpinan Firaun Dalam Al-Qur’an (Perspektif Psikologi

Dan Sosiologi Kepemimpinan Dan Implikasinya Terhadap Manajemen Pendidikan Islam),

(Malang: Sekolah Pasca Sarjana UIN Maulana Malik Ibrahim, 2016) Di Akses Melalui

Http://Etheses.Uin-Malang.Ac.Id/3563/1/14710006.Pdf

Page 21: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

8

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian

kepustkaan (Library Risearch).17

Adapun permasalahan dalam penelitian ini

adalah penelitian yang kajiannya dilakukan dengan menelusuri dan mengkaji

bahan-bahan pustaka kemudian dikumpulkan dan dianalisis sehingga menjadi data

yang akurat dan jelas.

2. Sumber dan jenis data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data-data literatur, atau berbagai

sumber tertulis lainnya seperti buku ahlak, majalah, sumber arsip, dokumen

pribadi, dalam Al-Qur‟andan data tertulis lainnya.18

Jenis data yang digunakan

dalam penelitian yang meliputi dua jenis data yaitu data primer dan data

skunder.Data primer merupakan data literatur yang secara langsung memiliki

keterkaitan dan hubungan langsung dengan topik yang dibahas yang berupa

sumber langsung dari Al-Qur‟an.Adapun data skunder yaitu berupa buku-buku,

majalah-majalah, jurnal, artikel, internet, dan karya-karya ilmiah yang memiliki

keterkaitan dengan pembahasan dalam penelitian.Yaitu yang berkaitan dengan

sombong dalam Al-Qur‟an.

3. Tehnik pengumpulan data

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan penelitian

kepustakaan (Library Research), yang menyajikan sisTahlily datayang berkenaan

dengan permasalahan yang diperoleh berdasarkan tela‟ah teradap buku-buku

literature-literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data

tersebut akan diperoleh dari sumber-sumber data, yaitu buku-buku, jurnal,

majalah, koran, dan berbagai sumber pustaka lainnya yang menjadi sumber

rujukan yang bersahasil dikumpulkan sebagai data tambahan.

Dikarenakan penelitian ini menyangkut ajaran islam, maka sumber data

yang pertama adalah primer (Data pokok) yaitu kitab suci al-qur‟an, yang mana

akan dipilih beberapa ayat yang bersangkutan dengan permasalahan penulisan ini.

17

Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, Fakultas Usuluddin UIN

STS Jambi, 44 18

Ibid, 43

Page 22: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

9

Ada juga beberapa hadits yang akan ditampilkan dan diterjemahkan sesuai objek

ini, manakah antara sumber sekunder yang dirujuk sebagi pendukung dalam

penyelesaian masalah ini adalah buku-buku dan referensi lain yang mempunyai

kaitan erat dengan permasalahan yang dibahas.

4. Metode Analisis

Setelah melakukan pengumpulan data, maka data yang diperoleh tersebut

dianalisis dengan meggunakan metode tahlily. Metode ini menjelaskan kandungan

ayat-ayat Al-Qur‟an dari berbagai seginya, sesuai dengan pandangan,

kecenderungan, dan keinginan mufasirnya yang dihidakannyasecara runtut sesuai

dengan peruntutan ayat-ayat dalam mushaf. Biasanya yang dihidangkan

mencakup:

1. Pengertian umum kosakatanya.

2. Sebab an-Nuzul.

3. Makna global ayat

4. Hukum yang dapat ditarik.

5. Yang tidak jarang menghidangkan aneka pendapat ulama mazhab, aneka

Qiro‟at, I‟rab ayat yang ditafsirkan, serta keistimewaan susunan kata.

6. Menyusun ayat-ayat tadi sesuai dengan masa turunnya dengan memisahkan

priode Mekkah dan Madinah.

7. Memahami korelasi ayat tersebut dalam surat masing-masing.

8. Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas dan utuh.

9. Melengkapi pembahsan dan uraian dengan hadits, bila dipandang perlu,

sehingga pembahsan semakin sempurna dan jelas.

10. mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan menghimpun

ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang sama atau mengkompromikan

„amm dan khas (umum dan khusus).19

19

M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tanggerang: Lentera Hati, 2003) 378.

Page 23: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

10

G. SisTahlilya Penulisan

Untuk mensistemasi penulisan dan menjaawab pertanyaan dalam

penelitian ini, maka peneliti merujuk pada tehnik penulisan yang disepakati pada

Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi. Apapun sisTahlilya dalam penulisan karya

ilmiah (skripsi) ini yaitu ada V bab, pembahasannya yaitu bab I yaitu membahas

pendahuluan yang isinya terdiri dari latar belakang maslaah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tujuan pustaka, metode

penelitian, dan sisTahlilya penulisan.

Sebagai pembahsan awal dari bab II, penulis membahas tentang gambaran

umum tentang kesombongan dalam isinya penulis membahas pengertian

kesombongan, bentuk-bentuk kesombongan, cirri-ciri orang sombongan.

Pada bab III, penulis menguraikan tentang Al-Qur‟an dankesombongan

yang didalamnya penulis menguraikan istilah-istilah Al-Qur‟an tentang

kesombongan, ciri-ciri orang sombong, akibat perbuatan orang sombong.

Pada bab IV, merupakan inti dari penelitian ini, dalam bab ini akan

membahas tentang kesombong Fir‟aunyang di dalamnya membahas istilah-istilah

yang digunakan Al-Qur‟an tentang kesombongan Fir‟aun, bentuk-bentuk

kesombongan Fir‟aun, dan akibat perbuatan sombong Fir‟aun.

Pada bab V, merupakan penutup penelitian, pada bab ini membahas

tentang kesimpulan dari penelitian, saran-saran penulis yang berkaitan dengan

dampak kesombong firaun dalam Al-Qur‟an, dan kata penutup yang mengakhiri

penelitian ini.

Page 24: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

11

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG KESOMBONGAN

A. Pengertian Kesombongan

Menurut bahasa, takabur adalah menampakkan kebesaran diri. Arti

ini, antara lain, terdapat dalam firma Allah,

“kemudian Kami menghukum mereka, Maka Kami tenggelamkan

mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami

dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami

itu.”(QS. Al-A‟raf: 136).20

Artinya, mereka merasa dirinya mahluk terbaik, dan merasa benar

sendiri, menurut istilah, sombong ialah menampakkan kekaguman diri

dengan cara meremehkan orang lain dan merasa dirinya lebih besar

disbanding orang lain, serta tidak mau menerima pendapat atau kritik dari

orang lain.21

Rasullulah bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di

dalam hatinya terdapat rasa sombong seberat dzahrah (biji yang kecil)

sekalipun”.Seorang laki-laki bertannya, “Termasuk dia senang baju bagus

dan sandal yang bagus?”Rasullulah menjawab, “Allah itu indah dan

menyukai keindahan.Sombong (takabur) adalah menolak kebenaran dan

meremehkan manusia”. (HR. Muslim).

Ketahuilah bahwa kesombongan terbagi kepada batin dan

zhahir.Kesombongan batin adalah perangai dalam jiwa, sedangkan

kesombongan zhahir adalah amalan-amalan perbuatan yang lahir dari

20

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), . 21

Sayyid Muhammad Nuh, Menggapai Ridho Ilahi,Diterjemahkan Dari Buku Aslinya

Yang Berjudul: „Afatun „Ala Ath-Thariq Oleh Darmanto Dan Abdul Wadud (Jakarta: Lentera,

1998),

Page 25: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

12

anggota badan.Istilah kesombongan lebih tepat dengan perangai batin,

karena amal perbuatan merupakan hasil dari perangai tersebut.22

Oleh karena itu, apabila Nampak di dalam anggota badan maka

disebut berlaku sombong (takabur), tetapi apabila tidak Nampak maka

disebut kesombongan (kibr). Pada dasarnya ia adalah perangai yang ada di

dalam jiwa yaitu kepuasan dan kecendrungan kepada penglihatan nafsu

atas orang yang disombongi. Kesombongan menuntut adanya yang

disombongi dan hal yang dipakai untuk bersombong, orang takabur jelas

penghuni neraka, dan menyombongi orang sombong (takabur) itu bisa

menjadi penghuni surga.23

Dengan hal inilah kesombongan berada dari ujub, karena ujub

tidak menuntut adanya orang yang diujubi, bahkan seandainya manusia

tidak diciptakan kecuali satu orang bias saja ia menjadi orang yang ujub.

Tetapi seseorang tidak bias takabbur kecuali dengan adanya orang lain

dimana ia memandang dirinya di atas orang lain tersebut menyangkut

berbagai sifat kesempurnaan. Pada saat itu ia menjadi orang yang

takabbur, sehingga di dalam hatinya timbul anggapan, kepuasan,

kesenangan dan kecenderungan terhadap apa yang diyakininya dan terasa

berwibawa di dalam dirinya dengan sebab hal tersebut. Kewibawaan,

kesenangan dan kecenderungan kepada keyakinan (di dalam jiwa) tersebut

adalah perangai kesombongan.Seolah-olah, jika manusia memandang

dirinya dengan pandangan ini, yakin merasa besar, maka hal itu adalah

kesombongan.Jadi, kesombongan adalah ungkapan tentang kondisi yang

timbul dari keyakinan-keyakinan ini di dalam jiwa, dan disebut `izzah dan

ta’azhzum.24

22

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 228. 23

Imam Al-Ghazali, Teosofia Al-Quran, Diterjamahkan Dari Buku Aslinya Yang

Berjudul: Kitabul Arba‟in Fi Ushuluddin Oleh Luqman Hakim Dan Hosen Arjaz Jamad,

(Surabaya: Risalah Gusti, 1995. 24

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 228.

Page 26: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

13

Oleh sebab itu Ibnu Abbas berkata tengtang firman Allah:

“Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-

ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka, tidak ada

dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan)

kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, Maka

mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha

mendengar lagi Maha melihat.” (Qs. Al-Mu‟min: 56).25

Maksudnya mereka menolak ayat-ayat Allah tanpa alasan yang datang

kepada mereka.Yakni kebesaran yang tidak dapat mereka capai.Ibnu

Abbas menafsirkan kesombongan dengan kebesara.

Kemudian kewibawaan ini menuntut perbuatan secara zhahir dan

batin sebagai buahnya dinamakan takabbur. Jika berkedudukan tinggi

disbanding orang lain, ia merendahkan orang dibawahnya, menjauhkannya

dan tidak mau duduk bersama atau makan bersamanya. Jika

kesombongannya semakin besar, ia merasa berhak dihormati dengan

berdiri di hadapannya. Jika kesombongannya lebih besar lagi, ia idak mau

menerima pelayanannya dan menjadikannya tidak berhak berdiri di

hadapannya. Jika kesombongannya kurang dari itu, ia enggan disejajarkan,

harus didahulukan bila berjalan bersama-sama di jalannya yang sempit,

dan didudukan di tempat yang lebih tinggi di berbagai acara, ia akan

menunggu orang lain memulai mengucapkan salam, dan segala

kebutuhannya harus ditunaikan, jika berdiskusi ia tidak mau ditolak dan

jika dinasehati ia tidak mau menerimanya, jika menyampaikan nasihat ia

menyampaikan dengan keras, jika ucapnnya dibantah ia marah,jika

mengajar ia tidak pernah mengasihani para murid bahkan menghardik

25

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014),473.

Page 27: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

14

mereka dan memperbudak mereka, ia melihat orang awam seperti keladai,

merendahkan dan melecehkan mereka.26

Perbuatan yang timbul dari kesombongan ini sangat banyak hingga

tidak bsa dihitung dan tidak perlu dihitung karena sudah popular. Itulah

kesombongan keburukannya sangat banyak, dan tantangannya juga

berat.Dalam kesombongan ini orang-orang khusus binasah karenanya, dan

sedikit sekali hamba yang terhindar darinya, tak terkecuali orang-orang

yang zuhud dan para ulama‟, apalagi orang awam. Bagaimana tidak bayak

keburukannya sedangkan Nabi saw telah bersabda di dalam hadits shahih:

„Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya aada

kesombongan sebesar zharrah‟.

Kesombongan menjadi penghalang orang masuk surga karena ia

menghalangi seorang hamba dari semua ahlak yang seharusna disandang

oleh seorang mu‟min, Kelancangan terhadap guru juga adalah termasuk

kesombongan, yang dapat menjadi penghalang keangkuhanmu kepada

orang yang telah mengajarkan ilmu kepadamu hanya umurnya lebih muda

daripada engkau adalah kesombongan.27

sedangkan ahlak-ahlak itu

merupakan pintu-pintu surga, dan kesombongan merupakan penutup

pintu-pintunya. Terdapat sejumlah ayat yang mencela kesombongan dan

orang-orang sombong.28

Allah berfirman:

26

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 228-229. 27

Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga, (Bogor: Pustaka Al-

Taqwa, 1428), 225. 28

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 229

Page 28: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

15

‟para malaikat memukul dengan tangannya, (seraya berkata):

“keluarkan nyawamu.” Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan

yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan

terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) karena

kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatnya”. (QS. Al-

An‟am: 93).29

Kemudian Allah berfirman:

“dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka

Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka

Jahannam Itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang

menyombongkan diri.”. (QS. Az-Zumar: 72).30

Di dalam tafsir dikatakan: yakni aku akan memalingkan kefahaman

Al-Qur‟an dari hati mereka. Di dalam sebagian tafsir disebutkan: aku akan

menutupi hati mereka dari malakut. Ibnu Juraij berkata: yakni aku akan

memalingkan mereka sehingga tidak dapat merenungkannya dan

mengambil pelajarannya.

B. Bentuk-Bentuk Kesombongan

Ketahuilah bahwa pihak yang disombongi adalah Allah, para

Rasul-Nya atau seluruh makluk.Allah menciptakan manusia dengan

kecenderungan suka berbuat zhalim dan bodoh.Kadang-kadang

menyombongkan diri dari pada makluk dan kadang-kadang kepada

29

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 139. 30

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 466.

Page 29: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

16

penciptanya.Jadi, kesombongan bila dilahirkan dari sisi pihak yang di

sombongi. Adapun bentuk kesombongan tersebut sebagai berikut:31

1. Takabur terhadap al-haq

Di antara bentuk keombongan terburuk adalah menolak

kebenaran.Kesombongan ini menyebabkan dia tidak bisa mengambil

faedah ilmu dan tidak bisa menerima al-haq serta tidak tunduk kepada al-

haq.Terkadang iameraih pengetahuan, namun jiwanya tidak mau tunduk

kepada al-haq, sehingga ia tidak dapat mengambil manfaat dari ilmu yang

berhasil dia raih, sebagaimana firman Allah swt. Memberitakan tentang

kaum fir‟aun:

“Dan mereka mengingkarinya karena kedzaliman dan

kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini

(kebenaran)nya. Maka perlihatkanlah betapa kesudahan orang-

orang yang berbuat kebinasaan.”(QS. An-Naml:14).32

2. Takabur terhadap manusia

Yaitu seseorang memandang dirinya di atas manusia lainnya,

sehingga dia nenganggap dirinya besar dan meremehkan orang lain.

Kesombongan ini akan mendorong kepada kesombongan terhadap

perintah Allah swt. Sebagaimana kesombongan Iblis terhadap Nabi Adam

a.s. Mendorongnya untuk enggan melaksanakan perintah Allah untuk

sujud kepada Adam a.s.

3. Kesobongan dengan pakaian

Rosulullah bersabda :

“Barangsiapa menyeret pakaiannya dengan sebab sombong, Allah

tidak akan melihatnya pada hari kiamat. Lalu Abu Bakar

beekata, “sesungguhnya terkadang salah satu sisi sarungku turun,

31

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 32

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 378.

Page 30: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

17

kecuali jika aku menjaganya”. Maka Nabi bersabda, “engkau tidak

termasuk orang yang melakukukannya dengan sebab

sombong”.(HR. Al-Bukhari dan lainnya dari Ibnu „Umar r.a.)

4. Kesombongan dengan perbuatan

Kesombongan dengan perbuatan bisa berupa nemalingkan

wajahnya dari manusia, berjalan dengan berlagak, dan lainnya.Allah swt.

Berfirman:

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan

angkuh.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

sombong lagi membanggakan diri.(QS. Luqman:18)33

Semoga Allah swt.Menjauhkan kita dan menjaga kita dari kesombongan

dengan segala bentuknya.Hanya Allah swt.Tempat memohon pertolongan.

C. Ciri-Ciri Orang Sombong

Nah berikut ini ada beberapa ciri-ciri orang yang memiliki sikap

sombong yang perlu anda pahami:

1. Kurang Mampu Menjalani Hubungan Baik

Terdapat suatu hal menarik yang diketahu melalui sebuah riset

mengenai hubungan antara sikap sombong dengan hubungan dengan orang

lain. Orang-orang yang memiliki sikap sombong biasanya akan kurang

mampu untuk menjalin hubungan yang baik dan stabil dengan orang lain.34

2. Menghargai Diri Sendiri Secara Berlebihan

Ciri lainnya dari orang yang memiliki sikap sombong adalah

terkadang mereka akan mengharga diri mereka secara berlebih (narsis).

Mereka akan cenderung melebih-lebihkan apa yang mereka miliki entah

itu dalam bentuk apapun kepada orang lain. Berbeda dari sikap normal

33

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 412. 34

Cinta Lia, “15 Ciri-Ciri Orang Sombong dan Angkuh”,

https://cintalia.com/kehidupan/perbuatan-salah/ciri-ciri-orang-sombong.

Page 31: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

18

lainnya, terkadang mereka sadar akan kelebihan yang dimilikinya namun

menggunakan kelebihannya tersebut untuk orang lain atau lingkungan

sekitarnya.35

Sama seperti mengulurkan sarungnya sampai ke bawah dengan niat

sombong.36

Rasullulah bersabda,

“Barangsiapa memanjangkan bajunya sampai ketanah karena

sombong, maka Allah pada hari kiamat tidak mau

melihatnya”.Lalu Abu Bakar berkata, “salah satu ujung sarung

saya memanjang sampai ke tanah, tapi saya tidak mempunyai niat

sombong”.Rasullulah bersabda, Engkau bukan termasuk orang

yang sombng”.(HR. Abu Daud).

3. Tidak Suka Diberi Nasehat

Orang-orang yang memiliki sikap sombong terkadang tak ingin

atau tak suka bila diberi nasehat oleh orang lain. Mereka cenderung

menolak nasehat tersebut karena merasa diri mereka lah yang lebih pintar

dibandingkan dengan yang lainnya.37

Orang sombong ini walaupun pemikirannya tidak selayaknya benar

namun selalu ingin menang sendiri. Allah berfirman:

“Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya tentang

kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada

Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal dia adalah penentang

yang paling keras.Dan apabila dia berpaling (dari kamu), dia

berjalan dimuka bumi untuk mengadakan kerusakan.Dia merusak

tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai

kebinasaan. (QS. Al-Baqarah: 204-205).38

35

Azizah Azizah, “7 Ciri Orang Egois dan Sombong”, diakses melalui alamat,

https://www.sebelumtidur.com/ciri-orang-egois-dan-sombong.html. 02 maret 2018. 36

Sayyid MuhammadNuh, Menggapai Ridho Ilahi,Diterjemahkan Dari Buku Aslinya

Yang Berjudul: „Afatun „Ala Ath-Thariq Oleh Darmanto Dan Abdul Wadud (Jakarta: Lentera,

1998), 116. 37

Cinta Lia, “15 Ciri-Ciri Orang Sombong dan Angkuh”,

https://cintalia.com/kehidupan/perbuatan-salah/ciri-ciri-orang-sombong.. 38

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 32.

Page 32: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

19

4. Suka Meremehkan Orang Lain

Karena sikapnya yang tinggi tersebut, terkadang orang-orang yang

sombong akan selalu meremehkan orang lain di sekitarnya. Mereka selalu

memandang rendah apapun yang dimiliki orang lain. Apalagi jika orang

tersebut tidak memberi salam terlebih dahulu kepadanya, mereka

cenderung akan sakit hati atau marah karena merasa harga diri atau

kehormatannya tak dihargai.

5. Bersikap Kasar

Hal lainnya yang mudah terlihat dari orang-orang yang memiliki

sikap sombong adalah sikap kasar yang dimilikinya.Pada saat mereka

sedang memberi nasehat ataupun ilmu, terkadang mereka menggunakan

sikap kasarnya tersebut bahkan hingga membentak. Kebiasaan-kebiasaan

ini memang sering dilakukan dengan tujuan jika orang lain dapat

mendengar nasehat atau ilmu yang mereka sampaikan

6. Tidak Mau Menghargai Pendapat Orang Lain

Pada saat sedang bertukar pikiran atau bermusyawarah, mereka

tidak akan pernah mau menghargai pendapat orang lain di dalam forum

tersebut. Bahkan mereka akan memaksakan kehendak tentang pendapat

yang mereka miliki agar diterima atau digunakan meskipun ada pendapat

lainnya yang lebih baik dibandingkan pendapatnya sendiri

7. Sering Mendahului Orang Lain

Hal lainnya yang terkadang sering terlihat dari orang-orang yang

memiliki sikap sombong adalah kebiasannya yang cenderung sering

mendahului orang lain. Misalnya ketika berjalan, mereka akan berusahan

untuk berjalan mendahului yang lainnya jika bersamaan. Mereka merasa

tak ingin berada di belakangi oleh orang lainnya.39

39

Sayyid Muhammad Nuh, Menggapai Ridho Ilahi,Diterjemahkan Dari Buku Aslinya

Yang Berjudul: „Afatun „Ala Ath-Thariq Oleh Darmanto Dan Abdul Wadud (Jakarta: Lentera,

1998), 116.

Page 33: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

20

8. Menolak Kebenaran

Orang-orang sombong terkadang menolak kebenaran dari pendapat

yang disampaikan oleh orang lain. Mereka hanya menginginkan jika

pendapatnya lah yang paling benar apapun kondisinya.40

9. Senang Di Kunjungi Masyarakat

Biasanya orang sombong suka rumahnya di kunjungi tetangganya,

tetapi dia tidak mau mengunjungi mereka, dan mengingkan orang-orang di

waktu dia lewat atau datang.41

Rasullulah bersabda:

„Barangsiapa mengingkan orang-orang berdiri untuk

menghormatinya, maka siap-siaplah mengambil tempat di neraka‟.

(HR. Abu Daud)

Nah itu tadi beberapa ciric-ciri dari sifat sombong yang terkadang

dapat terlihat.Sikap sombong bukanlah sikap yang baik dan perlu

dihindari. Sifat sombong dapat merugikan diri anda sendiri dan orang lain

di sekitar anda. Semoga informasi diatas bermanfaat bagi anda.

40

Azizah Azizah, “7 Ciri Orang Egois dan Sombong”,

https://www.sebelumtidur.com/ciri-orang-egois-dan-sombong.html. 02 maret 2018 . 41

Sayyid Muhammad Nuh, Menggapai Ridho Ilahi,Diterjemahkan Dari Buku Aslinya

Yang Berjudul: „Afatun „Ala Ath-Thariq Oleh Darmanto Dan Abdul Wadud (Jakarta: Lentera,

1998), 116.

Page 34: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

21

BAB III

ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN AL-QUR’AN

TENTANG KESOMBONGAN FIR’AUN

A. Istilah-Istilah Al-Qur’an Tentang Kesombongan

1. Thogho ( )

Thogho yang artinya melampaui batas. Dalam kalimat tersebut terdapat

beberapa surah yang membahas tentang melampaui batas tersebut, melampaui

batas yang dimaksud ialah melampaui batas secara kewajaran manusia yang

mengakibatkan kesombongan. Adapun surat-surat tersebut antara lain:

Surat Thaha ayat 24 dan 43.

“Pergilah kamu berdua kepada Fir‟aun, sesungguhnya dia telah melampaui

batas”. (QS. THAHA: 24 dan 43).42

Penafsiran

Pergilah kalian kepada Fir‟aun bersama-sama, dan hadapilah hujjahnya

dengan hujjah pula, karena dia seorang yang melampaui batas, sombong dan

ingkar, sehingga mengaku-aku bahwa dia rabb sebagaimana dia katakan, “Aku

adalah rabb kalian yang maha tinggi”.

Dikhususkannya perintah berdakwa kepada Fir‟aun setelah berdakwa

secara umum, karena kalau Fir‟aun sudah mau mendengarkan dan menerima

dakwa mereka serta beriman kepada mereka, niscaya seluruh orang Mesir akan

mengikutinya, sebagaimana dikatakan dalam pepatah, “Manusia mengikuti

agama raja mereka”.43

Surat An-Najm ayat 17:

42

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 43

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 16, (semarang: cv. Toha

putra, 1974), 203.

Page 35: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

22

“Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan

tidak (pula) melampauinya”. (QS. An-Najm: 17).44

Penafsiran:

Penglihatan Rasullulah saw. tidaklah berpaling dari melihat keajaiban

yang ia diperintahkan melihatnya dan diizinkan memandangnya, dan ia tidak

melampaui penglihatan tersebut. Yakni sesuatu yang tidak diperintahkan

melihatnya.

Kesimpulannya, bahwa Nabi saw melihat dengan penglihatan yang

meyakinkan dan mantap apa yang ia lihat.45

Surat An-Zia‟at ayat 17

“Pergilah kamu kepada Fir‟aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas”.

(QS. An-Zia‟at: 17).46

Penafsiran

Berangkatlah kamu kepada Fir‟aun! Berilah ia nasihat! Sebab ia adalah

orang yang melewati batas, sombong dan ingkar kepada Allah. Ia menindas

dan memperbudak kaum Bani Israel serta menyembelih menyembeli anak laki-

laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka.

Kemudian Allah memerintahkan Musa agar berlaku lemah lembut dalam

menyampaikan misi dakwanya agar bisa membawa hasil yang memuaskan

dengan menjelaskan cara atau metode.47

Surat An-Naziat ayat 37:

44

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), . 45

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 27, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),84. 46

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 584. 47

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 30, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),49.

Page 36: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

23

“Adapun orang yang melampaui batas”. (QS. An-Naziat: 37).48

Kata ini kami cari dalam indeks terjemah Al-Qur‟an – Karim yang di

tulis oleh Drs. A. Hasan Qalay Sm. Hk, yang dicetak oleh PT. Inline Raya

Jakarta tahun 1997 M. Hanya terdapat lima ayat saja yang bisa saya temukan.

2. Istakbara ( Menganggap Dirinya Besar )

Dalam masalah ini ada beberapa surah yang membahas tentang istakbara

diantaranya sebagai berikut:

Surat al-an‟am ayat 35:

”dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa Amat berat bagimu, Maka

jika kamu dapat membuat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu

dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka (maka buatlah), kalau Allah

menghendaki, tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk

sebab itu janganlah sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang jahil.

Maksudnya Ialah: janganlah kamu merasa keberatan atas sikap mereka itu

berpaling daripada kami. kalau kamu merasa keberatan cobalah usahakan

suatu mukjizat yang dapat memuaskan hati mereka, dan kamu tentu tidak

akan sanggup.”49

(QS. Al-An‟am: 35)

Penafsiran:

Surah yunus ayat 71 :

48

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 584. 4949

Page 37: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

24

“Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu Dia

berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal

(bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, Maka

kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan

(kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). kemudian

janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku,

dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku”. (QS. Yunus: 71)50

Tafsiran:

Bacakan hai Rasul, kepada orang-orang musrik penduduk mekah dan

lain-lainnya, tentang hukuman Allah yang engkau janjikan kepada mereka

sesuai dengan tuntunan sunnatullah terhadap seseorang yang mendustakan

Rasul sebelum kamu. Yakni, berita tentang nabi Nuh ketika dia berkata kepada

kaunnya, “Hai kaumku, apabila keberadaanku merasa berat dikalanganmu,

dengan menunaikan dakwah supaya kamu menyembah kepada tuhanmu, dan

kamu keberatan terhadap piringatanku kepada kalian dengan ayat-ayat Allah

yang menunjukkan atas keesaan dan kewajiban beribadah kepada-Nya, maka

sebenarnya aku telah benar-benar menyerahkan urusanku kepada Allah, yang

telah mengutus aku. Aku bersandar kepada-Nya semata-mata, setelah aku

menunjukkan risalah sebatas kekuatanku.51

Dalam tafsir al-azhar dikatakan

Surat al-mu‟min ayat 35:

“Yaitu orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alassan

yang sampai kepada merek. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi

Allah di sisi orang-orang yang beriman. Demikian Allah mengunci mati

hati orang yang sombong dan sewenag-wenang”.(QS. Al-Mu‟min: 35).52

50

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 217. 51

Salim bahreisy dan said bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsir jilid 4, (surabaya:

pt. Bina ilmu), 251. 52

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 471.

Page 38: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

25

Tafsiran:

Sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas dan ragu ialah orang-

orang yang membantah terhadap hujjah Allah yang telah didatangkan oleh

Rasulrasulnya dengan tujuan untuk menolak hujjah Allah itu dengan hujjah

batil yang tidak disetujui oleh akal maupun naqal (kitab). Mereka berpegang

kepada taklid kepada bapak-bapak, nenek moyang mereka dan berpegang

kepada kebatilan sesat yang tidak dapat diterima oleh orang yang mempunyai

pikiran waras. Bantahan seperti itu adalah sangat di murkai oleh Allah dan

orang-orang yang beriman. Murka Allah terhadap mereka terjadi dengan azab

buruk, sebagai akibatnya. Sedangkan murka orang-orang beriman kelihatan

pengaruh-pengaruhnya dalam bentuk tidak maunya mereka berbicara dengan

orang-orang kafir, juga tidak adanya kecendrungan mereka kepada orang-orang

kafir dalam soal agama maupun dunia.53

Surat asy-syura ayat 13:

“Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka

kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya

dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-

Nya).”(QS. Asy-Syura:12)”.(QS. Asy-Syura:12)54

Tafsiran:

Beratlah bagi orang-orang yang musyik menerima seruan yang

disampaikan kepada mereka agar mengesakan Allah dan meninggalkan

penyembahan kepada patung-patung dan berhala-berhala, serta kecaman

terhadap mereka atas perbuatan seperti itu secara turun temurun dan

memindahkannya dari bapak-bapak dan nenek moyang mereka. Allah memilih

siapa yang dikehendaki diantara hamba-hambanya dan mendekatkan mereka

kepadanya dengan pendekatan kemuliaan dan memberi taufik kepada orang

53

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 24, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),127. 54

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 484.

Page 39: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

26

yang bertaubat dari kemaksiatan-kemaksiatan, sehingga dapat melakukan

ketaatan kepada Allah dan mengikuti kebenaran yang karenanya. Dia

membangkitkan nabi-Nya.55

Surat as-saff ayat 3:

“Amat besarlah kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa

yang tidak kamu kerjakan”.(QS.As-Saff: 3).56

Penafsiran:

Amat besarlah dosanya di sisi Allah bila kamu mengatakan apa yang

tidak kamu kerjakan.

Itu disebabkan menepati janji merupakan bukti bagi ahlak yang mulia dan

budi pekerti yang baik. Dengan menepati janji itu, terwujudlah kepercayaan

diantara kelompok-kelompok itu dengan ikatan cinta dan kasih, ketika sebagian

individu-individunya berhubungan dengan yang lain, sehingga mereka menjadi

satu tangan dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan yang mereka inginkan.

Begitu pula sebaliknya jika pada suatu umat tersiar ingkar janji, maka akan

kecillah kepercayaan diantara individu-individunya dan akan lepas pula tali-tali

pengikatnya.57

Kata istakbara ini kami cari dalam indeks terjemah Al-Qur‟an – Karim

yang di tulis oleh Drs. A. Hasan Qalay Sm. Hk, yang dicetak oleh PT. Inline

Raya Jakarta tahun 1997 M. Hanya terdapat empat ayat saja yang bisa saya

temukan.

55

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 24, (semarang: cv. Toha

putra, 1974), 56

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 551. 57

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 28, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),129.

Page 40: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

27

3. `Ala ( Merasa Tinggi )

Dalam istilah „ala yang artinya merasa tinggi ada beberapa surat tetapi

yang tergolong dalam pembahasan saya dalam kesombongan ini hanya 1 surat

yaitu:

Surat An-Naziat ayat 24:

“(Seraya) berkata, akulah tuhanmu yang paling tinggi”.(QS. An-Naziat:

24)58

Tafsiran:

“Tidak ada sesuatu kekuasaan melebihi kekuasaanku”. Demikian Fir‟aun

dengan segala keangkuhannya. Dan tatkala musa bersama kaumnya berusaha

keluar dari tanah mesir, mereka telah dikejar-kejar oleh Fir‟aun dan tentaranya

binasah ditelan ombak.59

4. Mukhtal Fakhur ( Berbangga-Bangga )

Adapun ayat-ayat yang membahas tentang mukhalan fahhur yang artinya

berbangga-bangga sebagai berikut:

Surat Hud ayat 10:

“Dan jika kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana

menimpahnya, niscaya dia akan berkata, “telah hilang bencana-bencana

itu dariku”; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga”.60

(QS. Hud:

10)

Penafsiran:

Dan jika kami telah singkapkan darinya bencana yang telah menimpanya,

kemudian diganti dengan kebahagian, seperti kesembuhan dari suatu penyakit,

58

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 484. 59

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 30, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),51 60

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014),222 .

Page 41: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

28

bertambahnya kekuatan, terlepasnya kekuasaan kepada kemudahan dan selamat

dari rasa takut dan kehinaan, maka sesungguhnya dia mengatakan telah

sirnalah bencana-bencana dan musibah yang telah menyusahkan, dan takkan

kembali lagi. Semua itu, taklain hanyalah serupa awan dimusim panas yang

telah tercerai berai, dan seharusnya aku harus melupakannya, kemudian

menikmati kelezatan-kelezatan tersebut.

Kesimpulan: sesungguhnya, apabila kalian yang berputus asa dan tak tahu

bersyukur itu, kami beri anugrah kenikmatan yang dirasa kelezatannya setelah

habis bencana yang telah menimpa dan dan di tempuh dengan kenikmatan

tersebut, maka kenikmatan itu dia terima bukan dengan bersyukur kepada

Allah. Bahkan dia lupa diri dan angkuh terhadap orang lain.61

Surat luqman ayat 18:

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri.”(QS. Luqman: 18).62

Penafsiran:

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh dan

menyombongkan diri, karena sesungguhnya hal itu adalah cara jalan orang-

orang yang angkara murka dan sombong, yaitu mereka yang gemar melakukan

kekejaman di muka bumi dan suka berbuat zalim terhadap orang lain. Akan

tetapi berjalan dengan siakap sederhana karena sesungguhnya cara jalan yang

demikian mencerminkan rasa rendah diri, sehingga pelakunya akan sampai

kepada semua kebaikan.63

61

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 12, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),12. 62

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 412. 63

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 21, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),161.

Page 42: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

29

Surat Al-Hadid ayat 23:

“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita

terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu

gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak

menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”.(QS. Al-

Hadid: 23).64

Penafsiran:

Kesedihan yang tercelah ialah kesedihan yang mengeluarkan seseorang

menuju suatu sikap yang menghilangkan kesabaran dan penyerahannya kepada

perintah Allah, di samping menghilangkan harapan kepada pahala Allah. Dan

kegembiraan terlarang ialah kegembiraan yang menjadikan seseorang congkak

dan melalaikannya dari syukur. Sesungguhnya orang yang congkak lagi

sombong itu dimurkai oleh Allah dan tidak diridai-Nya.65

Surat An-Nisa ayat 36:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-

kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan

tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu.

64

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 540. 65

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 27, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),318-319.

Page 43: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

30

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan

membangga-banggakan diri”.(QS. An-Nisa‟:36)66

Penafsiran:

Orang sombong lagi membanggakan diri ini dibenci oleh Allah Ta‟ala,

karena ia merendahkan seluruh hak yang diwajibkan Allah bagi orang lain dan

dirinya sendiri, seperti hak untuk mengagungkan dan membesarkan-Nya. Maka

ia seperti orang yang mengingkari sifat-sifat illahiyah , yang hanya patut bagi-

Nya.67

Kata Mukhtal Fakhurini kami cari dalam indeks terjemah Al-Qur‟an –

Karim yang di tulis oleh Drs. A. Hasan Qalay Sm. Hk, yang dicetak oleh PT.

Inline Raya Jakarta tahun 1997 M. Hanya terdapat empat ayat saja yang bisa

saya temukan.

5. Marohan ( Angkuh )

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena

sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-

kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung”.(QS. Al-Isra‟: 37).68

Tafsiran:

Dan jangan kamu berjalan di muka bumi dengan bersikap sombong

bergoyang-goyang seperti jalannya para raja yang angkuh. Karena, dibawahmu

ada bumi yang kamu takkan mampu menembusnya dengan hentakanmu dan

injakanmu yang keras terhadapnya, sedang di atasmu ada gunung-gunung yang

kamu takkan mampu menggapainya. Jadi, kamu dilingkupi oleh dua macam

66

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 84. 67

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 5, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),58. 68

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 285.

Page 44: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

31

benda mati yang kamu lebih lemah dari keduanya. Sedang orang yang lemah

dan terbatas, tak patutnya untuk bersikap sombong.69

Surat Luqman ayat 18:

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri.”(QS. Luqman: 18)70

Tafsiran:

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh dan

menyombongkan diri, karena sesungguhnya hal itu adalah cara jalan orang-

orang yang angkara murka dan sombong, yaitu mereka yang gemar melakukan

kekejaman di muka bumi dan suka berbuat zalim terhadap orang lain. Akan

tetapi berjalan dengan siakap sederhana karena sesungguhnya cara jalan yang

demikian mencerminkan rasa rendah diri, sehingga pelakunya akan sampai

kepada semua kebaikan.71

Kata marohan ini kami cari dalam indeks terjemah Al-Qur‟an – Karim

yang di tulis oleh Drs. A. Hasan Qalay Sm. Hk, yang dicetak oleh PT. Inline

Raya Jakarta tahun 1997 M. Hanya terdapat dua ayat saja yang bisa saya

temukan.

B. Penyebab Orang Sombong

Ketahuilah bahwa tidak akan bersombong kecuali orang yang menganggap

dirinya besar dan tidak akan menganggap dirinya besar kecuali orang yang

menyakini memiliki sifat kesempurnaan. Pangkal hal tersebut adalah

69

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 15, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),86. 70

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 412. 71

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 21, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),161.

Page 45: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

32

kesempurnaan keagamaan atau keduniaan. Keagamaan adalah menyangkut ilmu

dan amal sedangkan keduniaan menyangkut nassab, kecantikan, kekuatan, harta

kekayaan dan banyaknya pendukung. Berikut ini kami sebutkan ketujuh sebab

tersebut:

1. Ilmu Pengetahuan

Demikian cepatnya kesombongan mengikuti para ulama (kaum intelektual)

sehingga seorang yang berilmu merasa tinggi dengan ilmu pengetahuannya,

merasakan keindahan dan kesempurnaan ilmu pengetahuan dan

merendahkan orang lain. Ia menganggap mereka bodoh dan menunggu

orang lain terlebih dahulu mengucapkan salam. Jika salah seorang dari

mereka memulai mengucapkan salam kepadanya atau berdiri kepadanya

atau memenuhi panggilannya maka ia menganggap hal itu sebagai bakti dan

dukungan kepadanya yang harus disyukurinya.72

2. Amal dan Ibadah

Orang-orang yang zuhud dan para ahli ibadah tidak terlepas pula dari

nistanya kesombongan. Kesombongan itu mneyelinap kedalam diri mereka

baik urusan agama maupun dunia. Dalam urusan dunia, ia memandang

orang lain lebih patut untuk menjiarahi dirinya ketimbang ia menziarahi

orang lain. Ia memandang orang lain memenuhi kebutuhannya,

melapangkan tempatnya di berbagai acara, menyebut-nyebut kewara‟an dan

ketaqwaannya, dan mengutamakannya ketimbang orang lain.

Sedangkan dalam urusan agama, ia menganggap orang lain binasah dan

memandang dirinya selamat, padaahal dengan pandangan tersebut ia

memastikan dirinya binasa.73

3. Nasab Keturunan

Orang yang mempunyai nasab keturunan yang mulia menganggap hina

orang yang tidak memiliki nasab tersebut, sekalipun orang itu lebih tinggi

72

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 233. 73

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 234.

Page 46: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

33

ilmu dan amalnya. Terkadang mereka menyombongkan dirinya lalu

menganggap orang lain sebagai pengikut dan budaknya, sehingga ia enggan

bergaul dan duduk bersama mereka. Aakibatnya dalam lisan ialah

membanggakan nasab keturunannya.74

4. Kecantikan

Hal ini kebanyakan dikalangan kaum wanita dan menimbulkan cacian,

gunjingan dan aib-aib orang lain. Di antarang apa yang diriwayatkan oleh

Aisyah ra. Dalam sebuah hadits shahih bahwa ia berkata:

“Ada seorang wanita yang mau menemui Nabi saw lalu ia berkata

dengan tanganku begini, yakni ia pendek, lalu Nabi saw bersabda:

“Kamu sungguh menggunjingnya”.”

Timbulnya hal ini adaalah terselubungnya kesombongan, karena seandainya

Aisyah juga pendek niscaya dia tidak akan menyebutnya pendek. Seolah-

olah Aiayah ujub dengan postur tubuhnya dan menganggap pendek wanita

itu dibandingkan dengan dirinya.75

5. Harta Kekayaan

Hal ini biasanya terjadi pada kalangan Raja yang membanggakan harta

simpanan mereka, para saudagar yang membagakan barang dagangan

mereka, para tuan tanah yang membanggakan tanah-tanah mereka, atau para

pesolek yang membanggakan pakaiannya, kuda dan kendaraan mereka,

sehingga orang yang kaya merendahkan orang yang miskin sehinnga dia

menyombongkan dirinya kepadamereka seraya berkata: “Kamu melarat dan

miskin sedangkan aku kalau aku bisa membeli orang seperti kamu”. Kaarena

itu dia selalu membanggakan kekayaan dan menganggap remeh kemiskinan.

74

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 235. 75

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 236.

Page 47: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

34

Semua itu karena kebodohan tentang keutamaan kemiskinan dan keburukan

kekayaan:76

Dalam hal ini Allah mengisyaratkan dalam firmannya:

“Dan Dia mempunyai kekayaan besar, Maka ia berkata kepada

kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia:

"Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku

lebih kuat".(QS. Al-Kahfi: 34).77

6. Kekuatan dan Keperkasaan

Hal ini dilakukan terhadap orang-orang yang lemah. Orang yang mempunyai

jabatan yang tinggi akan menindas orang-orang yang lemah, akibatnya orang

yang lemah selalu di remehkan dan di tindas oleh yang mempunyai

keperkasaan, dia bangga bisa mempunyai kekuatan dan keperkasaan yang

dia peroleh dan mengakibatkan orang yang lemah menjadi tambah lemah di

hadapan mereka.78

7. Pengikut, Pendukung, Murid, Pembantu, Keluarga, Kerabat dan Anak.

Ini terjadi pada kalangan raja yang bersaing dalam memperbanyak tentara,

dan di kalangan para ulama‟ yang bersaing memperbanyak anggota jama‟ah.

Secara umum, setiap nikmat dan yang bisa diyakini kesempurnaannya,

sekalipun dalam dirinya tidak ada kesempurnaan yang tidak dipakai untuk

sombong, sampai orang benci pun menyombongkan diri kepada teman-

temannya dengan kelebihan pengetahuan dan kemampuan dalam seni

kebencian, karena ia menganggap hal itu sebagai kesempurnaan lalu ia

76

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 237. 77

78

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 237

Page 48: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

35

membanggakannya sekalipun perbuatannya itu tidak lain adalah

kemesuman.79

C. Akibat Perbuatan Orang Sombong

Bersikap sombong dimuka bumi tanpa alasan yang sah akan membawa

dampak negative dan kehancuran, baik pada diri seseorang maupun pada

perjuang islam. Dampak negatifnya terhadap beramal di antaranya:

1. Tidak bisa mengambil pelajaran dan iktibar. Orang yang sombong, karena

keangkuhan dan kepongahannya terhadap hamba-hamba Allah, telah

melampaui- sadar atau tidak kedudukan ketuhanan. Karena itu, dia pantas

mendapatkan hukuman dari Allah. Hukuman yang pertama-tama

diperolehnya adalah tidak bisa mengambil pelajaran dan iktibar dari ayat-

ayat Allah. Dia melihat ayat-ayat Allah di jagat raya, tapi dia sama sekali

tidak bisa mengambil pelajaran.

Allah berfirman:

“Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) dilangit dan di

bumi yang mereka lalui, sedangkan mereka berpaling darinya.”

(QS.Yusuf : 105).80

Orang tidak bisa mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan

Allah akan berada dalam kerugian yang nyata, karena dia akan terus-

menerus berada dalam kelemahaan dan kekeliruan, dan bergelimang dalam

kesalahan sampai akhir hayatnya. Di waktu membaca ayat

79

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa, (Jakarta: Robbani

Press,1998), 238. 80

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 248.

Page 49: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

36

“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-

orang yang berakal,” (QS Ali‟Imran: 190)81

Rasulullah bersabda,

“Celakalah orang yang membaca ayat tersebut tapi tidak

memikirkannya.”(HR. Ibnu Kastir).

Allah SWT telah menjelaskan dampak buruk ini,

“Aku akan memalingkan dari tanda-tanda kekuasaan-Ku orang-

orang yang menyombongkan dirinya dimuka bumi tanpa alasan

yang benar.” (QS, al-A‟raf: 146)82

2. Merasa gelisa karena kepongahan dan keangkuhannya, orang sombong

selalu ingin agar orang-orang di sekitarnya menuruti dan menaatinya.

Sementara, orang-orang mulia dan terhormat di sekitarnya justru

membenci hal itu. Mereka sama sekali tak sudi memenuhi keinginannya.

Dengan begitu, hasratnya itu tak akan pernah terwujud. Akibatnya,

timbullah rasa gelisah dan kegoncangan jiwa yang berkepanjangan dalam

dirinya. Di samping itu, orang yang sombong tidak menyadari kebesaran

81

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 75. 82

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 168.

Page 50: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

37

Allah. Untuk itu, ia pantas mendapat hukuman Allah. Dan bentuknya yang

paling ringan di dunia ini adalah kegelisahan dan kegoncangan jiwa. Allah

berfirman:

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-ku, maka

sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan

menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta (QS.

Thaha: 124)83

Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya

akan dimasukkan dia kedalam azab yang sangat berat.” (QS. Al-

Jin: 17)84

3. Selalu diliputi kekurangan dan kelemahan. Ini Karen orang yang sombong

selalu merasa dirinya sempurna, sehingga dia merasa tidak perlu

melakukan intropeksi. Kalaupun perlu perbaikan, dia tetap tidak mau

menerima nasihat dan arahan orang lain. Akibatnya, dia akan selalu

bergelimang didalam kelemahan dan kekurangan sampai akhir hayatnya.

Allah berfirman:

Katakanlah, “Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang

orang-orang yang paling merugi perbuatanyan?” yaitu orang-orang

yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini,

sedangkan mereka menyangkan bahwa mereka berbuat sebaik-

baiknya. (QS, al-Kahfi: 103-104)85

83

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 320. 84

Ibid., 573. 85

Ibid., 304

Page 51: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

38

[Bukan demikian], yang benar, barang siapa berbuat dosa dan dia

telah diliti oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka

kekal didalmnya. (QS. al-Baqarah: 81)86

4. Tidak bisa masuk surga. Ini sudah sangat jelas. Orang yang melampaui

kedudukan ketuhanan dan terus-menerus bergelimang didalam dosa dan

kesalahan sampai akhir hayatnya, dan tidak melakukan kebaikan yang

membuatnya berhak mendapatkan pahala, pasti akan terharamkan dari

surga, selamanya atau sementara. Benarlah apa yang difirmankan Allah

didalm hadis qudsi, “Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan

adalah sarung-Ku. Barangsiapa menarik dari-Ku salah satu dari keduanya,

akan Aku lemparkan dia kedalam neraka.”(HR. Ibnu Majah)

Rasulullah SAW bersabda.

“Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada rasa

sombong seberat dzarrah (biji sawi).” (HR. Muslim).

Sifat sombong juga mempunyai pengaruh negatif terhadap

perjuangan islam, iantaranya:

1. Tidak mendapatkan dukungan masyarakat, bahkan akan terjadi perpecahan

didalm masyarakat. Hal itu terjadi Karena pada dasarnya hati manusia

senang pada orang yang berhati lembut, rendah hati, dan suka

memperhatikan orang yang lemah. Sedangkan orang yang arogan, tidak

menghormati orang lain, akan dibenci masyarakat dan tidak akan didekati

mereka. Ini artinya, perjuangannya tidak mendapatkan dukungan dari

masyarakat. Dengan begitu, perjuangannya sia-sia, tidak ada hasil.

Apabila perjuangan islam tidak mendapatkan dukungan dan para

pelakunya berpecah-belah, maka perjuangan tersebut mudah diserang dan

dihancurkan oleh musuh-musuh Islam. Paling tidak perjuangan tersebut

akan mandul, tidak memberikan hasil maksimal, kecuali setelah menelan

biaya yang besar dan waktu yang cukup lama.

86

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 12.

Page 52: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

39

Dampak ini tidak lepas dari perhatian Al-Qur‟an menceritakan

tentang sikap orang-orang munafik yang sombong,

“Dan kamu lihat mereka (orang-orang munafik ) berpaling sedang

menyombongkan diri.” (QS. al-Munafiqun: 5)87

Begitu juga Rasulullah bersabda.

“sesungguhnya Allah menurunkan wahyu kepada saya agar saya

bersikap tawaduk (rendah hati), sehingga masing-masing di antara

kalian tidak menyombongkan diri dan berbuat zalim pada yang

lainnya.” (HR.Muslim)

2. Tidak mendapatkan pertolongan Allah. Allah hanya memberikan bantuan

kepada orang yang betul-betul ikhlas kepada-Nya didalam segala amal

perbuatannya. Sementara, orang yang sombong selalu merasa dirinya

paling besar. Dengan begitu, dia tidak akan mendapatkan pertolongan dari

Allah. Inilah mungkin salah satu maksud dari firman Allah:

Sesungguhnya Allah telah menolong kamu dalam peperangan

Badar, padahal kamu (ketika itu) adalah orang-orang yang lemah.

(QS. Ali imran: 123)88

Dengan Allah menghubungkan bantuan pada kaum mukmin di

waktu Perang Badar dengan keadaan meraka yang sangat lemah

dibandingkan dengan kekuatan kaum kafir saat itu, maka sakan-akan ayat

diatas menjelaskan bahwa apabila mereka tidak bersikap tawaduk kepada

Allah niscaya tidak akan mendapatkan bantuan dari Allah.

D. Klasifikasi Ayat-Ayat Makiyah Dan Madania Serta Asbabun Nuzul

87

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 555. 88

Ibid., 66.

Page 53: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

40

Kata al-makki berasal dari kata “Mekkah” dan al-madani berasal dari

kata “Madinah”. Kedua kata tersebut telah dimasuki “ya‟” nisbah sehingga

menjadi al-makkiy atau al-makkiyah dan al-madaniy atau al-madaniyah. Secara

harfiah, al-makki atau al-makkiyah berarti “yang bersifat Mekkah” atau “yang

berasal dari Mekkah”, sedangkan al-madaniy atau al-madaniyah berarti “yang

bersifat Madinah” atau “yang berasal dari Madinah”. Maka ayat atau surah

yang turun di Mekkah disebut dengan al-makkiyah dan yang diturunkan di

Madinah disebut dengan al-madaniyah.

1. Ayat-ayat Makiyah

a. Surah thaha ayat 24

“Pergilah kamu berdua kepada Fir‟aun, sesungguhnya dia telah melampaui

batas”. (QS. Thaha: 24 dan 43).89

Ayat ini merupakan priode mekkah. Hubungan ayat ini dengan ayat

sebelumnya yaitu, pada ayat sebelumnya Allah swt menceritakan tentang nabi

musa dan nabi harun untuk memberikan kabar gembira dan pahalanya, dan

menakut-nakuti dengan siksanya yang sangat pedih.90

b. surah al-angkabut ayat 39

“Dan (juga) Karun, Fir'aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang

kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-

keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di (muka)

bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu)”.

(QS.Al-Ankabut:39).

89

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 90

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 16, (semarang: cv. Toha

putra, 1974), 203.

Page 54: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

41

Ayat ini merupakan priode mekkah. Hubungan ayat ini dengan ayat

sebelumnya yaitu, Allah mengutus Musa untuk meluruskan Fir‟aun dan

haman untu tidak keluar dari jalan Allah namun keduanya tidak menerima

ajakan Musa sehingga kedua x esok akan mengalami kehancuran.

c. surah an-naziat ayat 24

“(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi".(QS. Aa-Naziat:

24).

Ayat ini merupakan priode mekkah. Hubungan ayat ini dengan ayat

sebelumnya yaitu, Allah telah mengutus musa untuk mempercayai dalil dan

hujjah Allah tetapi Fir‟aun menolak dan berpaling dari ajakannya yang

menyerukan ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah, bahkan ia semakin

hanyut dalam kemaksiatannya, semakin jauh tersesatdan semakin membabi

buta tanpa memikirkan akibat perbuatannya.91

2. Ayat-Ayat Madaniyah

Dalam pembahasan ini penulis tidak menemukan ayat yang turun di

madinah sehingga penulis tidak menyantumkan ayat-ayat tersebut.

3. Asbabun Nuzul

Asbab al-nuzul, dalam Al-Qur‟an adalah sebab-sebab turunnya sebuah

ayat. Ilmu ini merupakan kajian historis yang melatar belakangisebuah ayat itu

diturunkan oleh Allah. Sebagian kita tidak memahami kalau setiap ayat dalam

Al-Qur‟an memiliki sejarah. Catatan sejarah Al-Qur‟an kita kenal dengan

Asbab Al-Nuzul. Bagi setiap penurunan ayat asbab al-Nuzul akan

menceritakan sebab-sebab turunnya ayat. Perubahan hukum yang berlaku

9191

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 30, (semarang: cv. Toha

putra, 1974), 50.

Page 55: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

42

diterangkan dengan hujjah dari kisah Asbab Al-Nuzulyang diceritakan melalui

kisah-kisah hadits yang shahih.92

Hal ini meliputi pemahaman tentang, penetapan hukum yang sudah

melalui pertimbangan, untuk memahami ayat yang turun berlaku khusus atau

umum, membantu dalam memahami makna dan kandungan ayat, menghindari

penyalahgunaan untuk tujuan tertentu. Dalam bab ini penulis berupaya

menggunakan Asbab Al-Nuzul. Disini penulis telah mengklasifikasikan dan

berusaha mencari Asbab Al-Nuzul.

Dalam pembahasan ini penulis tidak menemukan tentang asbabun nuzul,

maka penulis tidak mencantumkan.

4. Mufrodat

a. Surah thaha ayat 24

“Pergilah kamu berdua kepada Fir‟aun, sesungguhnya dia telah melampaui

batas”. (QS. Thaha: 24 dan 43).93

Penafsiran perkata:

= pergilah (engkau)

= kepada Fir‟aun

= sungguh ia

= telah melampaui batas.

b. surah al-angkabut ayat 39

92

Asrifin An Nakhrawie, Ringkasan Asbabun Nuzul Sebab-Sebab Turunnya Ayat-Ayat Al-

Qur’an,Disarikan Dari Kitab Aslinya Lubabun Nuqul Fi Asbabin Nuzul Karya Imam Alaluddin

Assayuti, (Surabaya: Ikhtiar, 2011),4. 93

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014),

Page 56: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

43

“Dan (juga) Karun, Fir'aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang

kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-

keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di (muka)

bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu)”.

(QS.Al-Ankabut:39).

Penafsiran perkata:

= dan qorun

= dan Fir‟aun

= dan haman

= dan sesungguhnya musa telah datang kepada

mereka

= dengan bukti-bukti nyata

= lalu mereka berlaku sombong

= di muka bumi

= dan tidaklah

= mereka adalah

= orang-orang yang luput (dari siksa)

c. surah an-naziat ayat 24

Page 57: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

44

“(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi".(QS. Aa-Naziat:

24).

Penafsiran perkata :

= lalu (ia) berkata

= aku (adalah)

= Tuhan kalian (yang) paling tinggi.

Page 58: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

45

BAB IV

KESOMBONGAN FIR’AUN

A. Personafikasi Fir‟aun Dalam Al-Qur‟an

Fir‟aun adalah gelar kehormatan bagi raja-raja mesir purbakala. Al-qur‟an

menceritakan diantara Fir‟aun itu ada yang telah bertindak melampaui batas,

menyombongkan diri sampai mendakwakan dirinya menjadi tuhan tertinggi,

memecah belah rakyatnya menjadi beberapa kelas, mengadakan kerja paksa

kepada kaum bani israel, membunuh anak laki-laki dan membiarkan hidup

anak-anak perempuan mereka. Juga menentang Nabi Musa dan menyuruh

haman mentrinya untuk membuat menara tinggi katanya untuk melihat atau

menyerang Tuhan yang diceritakan oleh Musa. Diterangkan pula Fir‟aun itu

karam di lautan tetapi jasadnya terdampat di daratan sebagai bukti sejarah dan

kebenaran.94

Fir‟aun yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an itu dan dalam bibel menurut

pendapat ahli sejarah, besar kemungkinan bahwa Fir‟aun itu ialah seti (shotes) I

(1301 - 1234 sebelum Masehi) atau Rames II (1319 - 1301 sebelum masehi).95

B. Istilah-Istilah Yang Digunakan Al-Qur‟an Tentang Kesombongan Fir‟aun

1. Thogho ( )

Thogho yang artinya melampaui batas. Dalam kalimat tersebut terdapat

beberapa surah yang membahas tentang melampaui batas tersebut, melampaui

batas yang dimaksud ialah melampaui batas secara kewajaran manusia yang

mengakibatkan kesombongan.

Kata ini kami cari dalam indeks terjemah Al-Qur‟an – Karim yang di

tulis oleh Drs. A. Hasan Qalay Sm. Hk, yang dicetak oleh PT. Inline Raya

Jakarta tahun 1997 M. Hanya terdapat lima ayat saja yang bisa saya temukan.

Adapun surat-surat tersebut antara lain:

Surat Thaha ayat 24 dan 43.

94

Fachruddin, ensiklopedia al-qur’an jilid 1, (jakarta: p.t melton putra, 1992), 360. 95

Ibid., 360.

Page 59: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

46

“Pergilah kamu berdua kepada Fir‟aun, sesungguhnya dia telah melampaui

batas”. (QS. Thaha: 24 dan 43).96

Dan di jelaskan pula dalam tafsir al-maraghi yaitu Pergilah kalian kepada

Fir‟aun bersama-sama, dan hadapilah hujjahnya dengan hujjah pula, karena dia

seorang yang melampaui batas, sombong dan ingkar, sehingga mengaku-aku

bahwa dia rabb sebagaimana dia katakan, “Aku adalah rabb kalian yang maha

tinggi”.

Dikhususkannya perintah berdakwa kepada Fir‟aun setelah berdakwa

secara umum, karena kalau Fir‟aun sudah mau mendengarkan dan menerima

dakwa mereka serta beriman kepada mereka, niscaya seluruh orang Mesir akan

mengikutinya, sebagaimana dikatakan dalam pepatah, “Manusia mengikuti

agama raja mereka”.97

Adapun dalam tafsir al-azhar dikatakan untuk inilah musa diberi mu‟jizat

yang besar-besar, dua diantaranya telah diperlihatkan di lembah thuwa yang suci

itu ketika Allah memberi peluang bagi musa untuk bercakap dengan dia. Tugas

ini adalah amat berat bukanlah sembarang orang yang dapat mengerjakannya,

dan bagi Musa tugas ini terasa amat berat, akan menghadapi Fir‟aun, raja mesir

yang telah merasa dirinya tuhan atau anak tuhan, menguasai seluruh sumber

kehidupan manusia. Lantaran dirinya merasa jadi tuhan itu, Fir‟aun telah

menjadi thogha yaitu berbuat semaunya saja, tidak ada yang menghalangi, tidak

ada yang menghambatnya. Dia di dudukkan ke atas pucuk kebesaran tinggi,

laksana susunan pyramide (Ahram) yang dirikan, runcing kepucuk, di atas sekali

beliau duduk, alasan di bawah adalah rakyat yang lemah, di tengah-tengah

tersusun orang-orang bangsaawan dan kahin-kahin, yaitu pendeta merangkap

dukun. Maka kita pakailah bahasa indonesia yang terpakai untuk orang yang

96

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014), 97

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 16, (semarang: cv. Toha

putra, 1974), 203.

Page 60: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

47

memerintah sekehendak hati saja, bersultan dimatanya, beraja dihatinya, tidak

siapa adan dapat membantah.98

Menurut tafsir ibnu katsir llah menyeruh kepada Musa kepada Fir‟aun

raja mesir, negri yang telah engkau tinggalkan selama sepuluh tahun yang lalu,

karena lari takut atas kezaliman dan tindakan sewenang-wenang. Pergilah

engkau sekarang menghadap Fir‟aun rajanya, serukan agar ia menyembah

kepada Allah Yang Maha Esa dan berlaku baik terhadap Bani Israil. Fir‟aun

telah melampaui batas dengan telah mengingkari ketuhanan-Ku dan

menganggap dirinya sebagai tuhan yang minta disembah oleh rakyatnya. Musa

memohon dan berdoa .‟Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah

urusanku dalam menjalankan perintah-Mu mendatangi dan berdakwa kepada

Fir‟aun, raja mesir yang bengis, kejam, sombong karena kerajaan yang luas dan

makmur sehingga lupa diri bahwa dia adalah hamba Allah.99

Bahwa dari tiga penafsiran tersebut menyatakan bahwa Fir‟aun telah

menganggap dirinya sebagai tuhan.

Surat An-Najm ayat 17:

“Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan

tidak (pula) melampauinya”. (QS. An-Najm: 17).100

Dikatakan dalam tafsir Al-Maraghi dikatakan bahwa Penglihatan

Rasullulah saw. tidaklah berpaling dari melihat keajaiban yang ia diperintahkan

melihatnya dan diizinkan memandangnya, dan ia tidak melampaui penglihatan

tersebut. Yakni sesuatu yang tidak diperintahkan melihatnya. Kesimpulannya,

98

Abdul malik abdul karim amrullah (Hamka), tafsir al-azhar jilid 10, (singapura: kerjaya

printing industries pte ltd: 1990), 4409. 99

Salim bahreisy dan said bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsir jilid 5, (surabaya:

pt. Bina ilmu), 244. 100

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014),

.

Page 61: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

48

bahwa Nabi saw melihat dengan penglihatan yang meyakinkan dan mantap apa

yang ia lihat.101

Menurut tafsir al-azhar dikatakan bahwa semua itu beliau hadapi dengan

kesadaran, bukan dalam mimpi. Ibnu abbas menjelaskan bahwa di waktu beliau

melihat sidratil muntaha di dekat jannatul ma‟waa itu, tidaklah beliau terpesona

dan terpaling ke kanan atau ke kiri. Bahka tetap tujuan penglihatannya ke

muka.

Menurut tafsir ibnu katsir dikatakan maka apakah kamu, hai musrikin

Quraisy hendak membantahnya tentang apa yang di lihatnya. Padahal dia

(Muhammad) telah melihat jibril itu dalam rupa dan bentuk yang asli untuk

kedua kalinya pada waktu yang lain di sidratul muntaha, yaitu ketika beliau

diisra‟mikrajkan oleh tuhannya „azzawajallah dan ketika sidratul muntaha di

liputi oleh sesuatu yang meliputinya. Beliau tidak berkali-kali berpaling dari apa

yang dilihatnya dan tidak pula melampauinya apa yang diperintahkan

kepadanya, dan juga minta lebih dari apa yang telah diberikan kepadanya.

Muhammad telah melihat sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah yang besar, di

antaranya ialag surga yang dekat dengan sidratul muntaha.102

Surat An-naziat ayat 17

“Pergilah kamu kepada Fir‟aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas”.

(QS. An-Zia‟at: 17).103

Disebutkan dalam tafsir Al-Marghi dikatakan Berangkatlah kamu kepada

Fir‟aun! Berilah ia nasihat! Sebab ia adalah orang yang melewati batas,

sombong dan ingkar kepada Allah. Ia menindas dan memperbudak kaum Bani

Israel serta menyembelih menyembeli anak laki-laki mereka dan membiarkan

101

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 27, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),84. 102

Salim bahreisy dan said bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsir, (surabaya: pt.

Bina ilmu),413. 103

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014),

584.

Page 62: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

49

hidup anak perempuan mereka. Kemudian Allah memerintahkan Musa agar

berlaku lemah lembut dalam menyampaikan misi dakwanya agar bisa

membawa hasil yang memuaskan dengan menjelaskan cara atau metode.104

Dalam penafsiran tafsir al-azhar ialah sampaikanlah seruan Allah kepada

Fir‟aun itu, karena dia sudah melampaui batasnya sebagai manusia, dia telah

terlalu sombong dan berbuat semau-maunya.. thogho berarti juga berbuat

sekehendak hati, tidak perduli kepada fikiran orang lain. Kesewenang-

wenangan memerintah dinamai juga thughyan rumpun bahasa semuanya.105

Dalam tafsir ibnu katsir dikatakan setelah ayat-ayat yang menceritakan

kepada orang kafir yang mengingkari adanaya bangkit sesudah mati, dan

ejekan mereka terhadap Rasullulah saw, serta gangguan mereka terhadap

sahabat Nabi saw, yang semuanya memberatkan hati, perasaan dan pikiran

Rasullulah saw. maka Allah menceritakan riwayat Nabi Musa as. Ketika dia

diutus kepada Fir‟aun raja raksaksa di Mesir yang begitu merajalela dalam

kekuasaannya sehingga mengaku sebagai tuhan, dan mengobarkan semangat

kaumnya untuk memusuhi Musa as sehingga Musa as bener-bener menghadapi

kesusahan yang sangat berat dalam mengajak mereka beriman.106

Surat An-Naziat ayat 37:

“Adapun orang yang melampaui batas”. (QS. An-Naziat: 37).107

Dalam tafsir al-maraghi apabila hari itu telah tiba yaitu suatu hari ketika

bencana yang terjadi pada saat itu melebehi segala bencana yang pernah

melanda umat manusia dan seluruh amal perbutan manusia di perlihatkan kepad

apemiliknya masing-masing maka pada hari itu setiap manusia ingat kembali

segala amal perbuatanya ketika hidup di dunia pada saat itu nerak jahim sebagai

104

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 30, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),49. 105

Abdul malik abdul karim amrullah (Hamka), tafsir al-azhar jilid 10, (singapura: kerjaya

printing industries pte ltd: 1990),7875. 106

Salim bahreisy dan said bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsir jilid 8, (surabaya:

pt. Bina ilmu), 303. 107

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 584.

Page 63: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

50

tempat penyiksaan diperlihatkan kepada mereka. Hari itu adalah hari

pembalasan bagi setiap orang. Bagi yang melawati batas ketentuan syari‟atnya

dan yang mementingkan kenikmatan duniawi, maka balasannya adalah neraka

jahanam sebagai tempat kembali dan sebagai tempat menetap . adapun bagi

yang takwa kepada Allah dan tempat mengekang hawa nafsunya maka,

surgalah baginya sebagai imbalan amal perbuatnny.108

Dalam tafsir al-azhar telah dilampaui segala batas yang di tentukn oleh

Allah. Tidak diperdulikannya lagi mana yang terlarang dan mana yang boleh di

lakukan. Batsan-batasan itu dirompakkannya karena dorongan nafsunya.109

Dalam tafsir ibnu katsir di jelaskan sesudah Allah menerangkan berbagai

macam bukti kekuasaan-Nya untuk membangkitkan orang yang telah mati,

disini Allah menerangkan bila tiba saatnya Allah mengubah semua keadaan

dunia ini, langit dan buminya sehingga saat yang sangat dahsyat dan ngeri, pada

waktu itulah manusia tersentak dan sadar tentang amal perbuatannya yang lalu.

Tampak nyata di depan mata. Adapun bagi orang yang dahulunya sombong dan

hidup hanya memuaskan hawa nafsu di sunia, maka neraka jahim itu tempatnya.

Sedang orang yang sanggup mengekang hawa nafsu dan memimpin kepada

jalan yang diajarkan oleh Allah dan yang diridhoinya, karena ia takut akan

ancaman siksa Allah maka surgalah tempat tinggalnya.110

2. Istakbara ( Menganggap Dirinya Besar )

Kata istakbara ini kami cari dalam indeks terjemah Al-Qur‟an – Karim

yang di tulis oleh Drs. A. Hasan Qalay Sm. Hk, yang dicetak oleh PT. Inline

Raya Jakarta tahun 1997 M. Hanya terdapat empat ayat saja yang bisa saya

temukan.Dalam masalah ini ada beberapa surah yang membahas tentang

istakbara diantaranya sebagai berikut:

108

Salim bahreisy dan said bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsir jilid 25, (surabaya:

pt. Bina ilmu), 59. 109

Abdul malik abdul karim amrullah (Hamka), tafsir al-azhar jilid 10, (singapura: kerjaya

printing industries pte ltd: 1990), 7883. 110

Salim bahreisy dan said bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsir jilid 8, (surabaya:

pt. Bina ilmu), 305.

Page 64: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

51

Surat Al-Ankabut Ayat 39:

“dan (juga) Karun, Fir'aun dan Haman. dan Sesungguhnya telah datang

kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-

keterangan yang nyata. akan tetapi mereka Berlaku sombong di (muka)

bumi, dan Tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu)”.

(QS. Al-Ankabut:39).111

Dalam tafsir al-azhar dikatakan bahwa tiga nama di atas yaitu Qarun,

Fir‟aun dan Haman adalah nama-nama yang amat penting yang berhadapan

dengan nabi Musa. Besar kemungkinan bahwa Tuhan mendahulukan menyebut

nama Qarun, padahal dalam kekuasaan bukanlah dia setinggi Fir‟aun, ialah pada

mulanya dia adalah kaum Musa sendiri. Dan Bani Israel tentunya. Mula jadi

pengikut yang setia Nabi Musa. Tapi sesudah dia kaya dia menyisihkan diri dan

sombong. Orang yang dahulunya beriman, kemudian meninggalkan iman karena

pengaruh harta, jauh lebih buruk dari orang kafir sejak semula sebagai Fir‟aun itu.

Adapun yang hamam. Dia pun orang penting di samping Fir‟aun. Dia salah

seorang pembesar negara. Dia pelaksana perintah Fir‟aun. Dia pernah

melaksanakan perintah Fir‟aun supaya membuat bangunan tinggi. Yang dari

puncak Fir‟aun itu Fir‟aun bermaksud hendak memerangi Tuhan yang selalu

disebut-sebut Musa. “Namun mereka menyombongkan di muka bumi”. Ketiganya

adalah orang-orang yang sombong, membesarkan diri. Qarun sombong mentang-

mentang dia telah kaya. Fir‟aun sombong mentang-mentang dia raja, yang

berkuasa tidak ada batas. Haman sombong lupalah mereka akan kebesaran Allah

dan kecilnya diri manusia di hadapan kekuasaan Allah itu.112

Di jelaskan pula dalam tafsir al-maraghi sebagia berikut telah

membinasahkan Qarun, pemilik harta dan simpanan yang berlimpah ruah, juga

Fir‟aun si maharaja pada masa dinegrinya, begitu pula Haman, mentrinya.

111

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 401. 112

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (Hamka), Tafsir Al-Azhar Jilid 7, (Singapura:

Kerjaya Printing Industries Pte Ltd: 1990), 5430

Page 65: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

52

Sesungguhnya Musa telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti

yang nyata menunjukkan kebenaran kerasulannya, namun mereka

menyombongkan diri di muka bumi dan enggan untuk membenarkannya serta

beriman kepadanya. Maka mereka sekali-kali takkan luput dari siksaan Allah

malah Dia kuasa atas mereka dan akan menyiksa mereka dengan siksaan yang

keras.113

Dalam tafsir fi zilalil Qur‟an di jelaskan Qarun berasal dari kaum Musa,

namun ia kemuadian ia bertindak aniaya dengan harta dan ilmunya. Sehingga ia

tak mendengar nasihat untuk berbuat baik, berlaku adil, rendah hati, dan tidak

berbuat aniaya serta berbuat kerusakan. Sementara Fir‟aun adalah diktator yang

menindas, yang melakukan kejahatan-kejahatan yang paling kejam dan paling

keras memperbudak dan menjadikan mereka terpecah belah dan membunuh lelaki

bani israel serta membiarkan hidup kalangan wanita mereka. Sementara Hamam

adalah mentrinya yang mengatur segala tipudayanya, dan membantunya dalam

kezaliman dan aniaya. Maka kekayaan dan kekuasaan serta kecerdikan yang

mereka punyai tidak dapat menyelamatkan mereka. Itu semua tak menjaga mereka

dari azab Allah.114

Dalam tafsir al-misbah di jelaskan bahwa kebinasaan tirani dan

pendurhakaan sesudah masa Nabi Shalih dan nabi Hud as. Ayat di atas

menjelaskan bahwa dan kami binasahkan Qarun seorang kaya raya yang angkuh

dan kaum nabi Musa as. Demikian Fir‟aun kepala negara mesir yang kejam. Dan

Hamun mentri Fir‟aun yang patuh dan mengikuti keinginan Fir‟aun itu.115

Surat Al-An‟am Ayat 35:

113

Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi Juz 6 , (Semarang: Cv.

Toha Putra, 1974), 244. 114

Sayid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 9,(Jakarta: Gama Insani Press, 2014), 105. 115

M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 9, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 496.

Page 66: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

53

”dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa Amat berat bagimu, Maka

jika kamu dapat membuat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu

dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka (maka buatlah), kalau Allah

menghendaki, tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk

sebab itu janganlah sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang jahil.

Maksudnya Ialah: janganlah kamu merasa keberatan atas sikap mereka itu

berpaling daripada kami. kalau kamu merasa keberatan cobalah usahakan

suatu mukjizat yang dapat memuaskan hati mereka, dan kamu tentu tidak

akan sanggup.”116

(QS. Al-An‟am: 35)

Adapun dalam tafsir al-azhar dikatakan jika engkau merasa amat bersalah,

atau berat, rasanya karena mereka tidak mau percaya ini, yang menyebabkan

hatimu dukacitanya: “maka jika engkau sanggup membuat suatu lobang dibumi

atau suatu jenjang kelangit, lalu engkau bawakan kepada mereka satu ayat.”

Walaupun dengan pertolongan Allah, engkau dapat membuat satu lobang

menembus bumi, atau engkau sanggup mengadakan sebuah jenjang untuk

menaiki langit, sebagai suatu ayat atau mu‟jizat buat menarik mereka,

tidakjugalah mereka akan berubah lantaran itu. Yang mau kafir akan tetap kafir

juga, yang menolak akan bertambah menolak.117

Surah yunus ayat 71 :

“Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu Dia

berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal

(bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, Maka

kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan

(kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). kemudian

116

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 131. 117

Abdul malik abdul karim amrullah (Hamka), tafsir al-azhar jilid 10, (singapura: kerjaya

printing industries pte ltd: 1990), 2010.

Page 67: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

54

janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku,

dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku”. (QS. Yunus: 71)118

Dijelaskan dalam tafsir Al-Maraghi yaitu Bacakan hai Rasul, kepada

orang-orang musrik penduduk mekah dan lain-lainnya, tentang hukuman Allah

yang engkau janjikan kepada mereka sesuai dengan tuntunan sunnatullah

terhadap seseorang yang mendustakan Rasul sebelum kamu. Yakni, berita

tentang nabi Nuh ketika dia berkata kepada kaunnya, “Hai kaumku, apabila

keberadaanku merasa berat dikalanganmu, dengan menunaikan dakwah supaya

kamu menyembah kepada tuhanmu, dan kamu keberatan terhadap piringatanku

kepada kalian dengan ayat-ayat Allah yang menunjukkan atas keesaan dan

kewajiban beribadah kepada-Nya, maka sebenarnya aku telah benar-benar

menyerahkan urusanku kepada Allah, yang telah mengutus aku. Aku bersandar

kepada-Nya semata-mata, setelah aku menunjukkan risalah sebatas

kekuatanku.119

Dalam tafsir al-azhar dikatakan dalam ayat ini berkaitan dengan ayat-

ayat sebelumnya di dalam memberikan da‟wah kepada musrikin Quraisy

supaya meninggalkan hidup musyrik dan menganut tauhid. Mereka bersitegang

mempertahankan pendirian yang salah dan rasul berjuang pula menegakkan

kebenaran. Dalam perjuangan musyrikin mempertahnkan yang salah dan Nabi

saw menegakkan yang benar itu, sudah menjadi janji pasti dari Allah bahwa

kebenaran yang akan menang. Rasullulah saw yang akan dibela oleh tuhan, dan

yang salah akan runtuh. Sebab meskipun sejarah tidak berulang namun

perangai manusia, menurut ilmu masyarakat di dalam tiap-tiap zaman adalah

banyak bersamaan. Sama-sama keberatan melepaskan pendirian yang lama,

sama-sama menentang pembaruan, tetapi akhirnya mereka kalah juga.120

Adapun dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan Muhammad menyuruhnya

mengisahkan kepada orang-orang kaffir mekkah kisah Nabi Nuh dan

118

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah, (Jakarta: Abyan, 2014),

217. 119

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz , (semarang: cv. Toha

putra, 1974), 120

Abdul malik abdul karim amrullah (Hamka), tafsir al-azhar jilid 10, (singapura: kerjaya

printing industries pte ltd: 1990), 3361.

Page 68: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

55

hubungannya dengan kaumnya, betapa Allah membinasahkan mereka dengan

menenggelamkannya dalam lautan air yang dahsyat dikarenakan

penentangannya terhadap Nabi Nuh, utusan Allah kepada mereka. Allah

menyuruh nabinya mengisahkan kisah Nuh kepada orang-orang kafir mekkah,

agar mereka menarik pelajaran dan ibrah dari akibat yang dialami oleh kaum

Nuh karena penentangan dan penolakan mereka terhadap dakwah dan risalah

yang diwahyukan kepadanya.121

Surat Al-Mu‟min Ayat 35:

“Yaitu orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alassan

yang sampai kepada merek. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi

Allah di sisi orang-orang yang beriman. Demikian Allah mengunci mati

hati orang yang sombong dan sewenag-wenang”.(QS. Al-Mu‟min: 35).122

Tafsir Al-Maraghi mengatakan bahwa Sesungguhnya orang-orang yang

melampaui batas dan ragu ialah orang-orang yang membantah terhadap hujjah

Allah yang telah didatangkan oleh Rasulrasulnya dengan tujuan untuk menolak

hujjah Allah itu dengan hujjah batil yang tidak disetujui oleh akal maupun

naqal (kitab). Mereka berpegang kepada taklid kepada bapak-bapak, nenek

moyang mereka dan berpegang kepada kebatilan sesat yang tidak dapat

diterima oleh orang yang mempunyai pikiran waras. Bantahan seperti itu

adalah sangat di murkai oleh Allah dan orang-orang yang beriman. Murka

Allah terhadap mereka terjadi dengan azab buruk, sebagai akibatnya.

Sedangkan murka orang-orang beriman kelihatan pengaruh-pengaruhnya dalam

bentuk tidak maunya mereka berbicara dengan orang-orang kafir, juga tidak

121

Salim bahreisy dan said bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsir jilid 4, (surabaya:

pt. Bina ilmu), 251. 122

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 471.

Page 69: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

56

adanya kecendrungan mereka kepada orang-orang kafir dalam soal agama

maupun dunia.123

Dalam tafsir al-azhar dikatakan jikalau datang ayat-ayat Allah bukanlah

mereka musyawarah bagaimana supaya bisa diamalkan, melainkan menjadi

buah pertengkaran dan perdebatan. Amat besarlah dosanya di sisi Allah dan di

sisi orang-orang yang beriman. Umumnya mereka sangat ahli memperdebatkan

dan bertengkar, berkhilafiyah tentang perintah Allah mengutuk orang yang

beriman pun bosan dengan mereka “Demikianlah Allah mengecap hati tiap-tiap

orang yang sombong lagi angkuh”.124

Dalam tafsir ibnu katsir di jelaskan dan telah datang kepadamu, wahai

penduduk mesir, Nabi Yusuf membawa keterangan-keterangan namun kamu

selalu meragukan kebenaran risalahnya. Kebenaran itu dibawah kepadamu

hingga setelah meninggal kamu terputus asa, bhwa Tuhan tidak mengutus lagi

seorang rasul sesudahnya. Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang

ragu-ragu dan melampaui batas. Orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah

dan firman-firmannya tanpa alasan atau hujjah. Betapa besar murka Allah

kepada orang-orang yang demikian itu dan Allah telah mengunci mati hati tiap

orang yang sombong dan sewenang-wenang.125

Surat Asy-Syura Ayat 1 :

“Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka

kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya

dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-

Nya).”(QS. Asy-Syura:1 )126

123

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 24, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),127. 124

Abdul malik abdul karim amrullah (Hamka), tafsir al-azhar jilid 10, (singapura: kerjaya

printing industries pte ltd: 1990), 6370. 125

Salim bahreisy dan said bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsir, (surabaya: pt.

Bina ilmu), 140. 126

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 484.

Page 70: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

57

Dijelaskan pula dalam tafsir Al-Maraghi dikatakan yaitu Beratlah bagi

orang-orang yang musyik menerima seruan yang disampaikan kepada mereka

agar mengesakan Allah dan meninggalkan penyembahan kepada patung-patung

dan berhala-berhala, serta kecaman terhadap mereka atas perbuatan seperti itu

secara turun temurun dan memindahkannya dari bapak-bapak dan nenek

moyang mereka. Allah memilih siapa yang dikehendaki diantara hamba-

hambanya dan mendekatkan mereka kepadanya dengan pendekatan kemuliaan

dan memberi taufik kepada orang yang bertaubat dari kemaksiatan-

kemaksiatan, sehingga dapat melakukan ketaatan kepada Allah dan mengikuti

kebenaran yang karenanya. Dia membangkitkan nabi-Nya.127

Adapun dalam tafsir al-azhar di jelaskan kunci Dia yang memegang,

sebab Dia yang punya dan Dia yang kuasa. Sebab itu orang lain, maupun

malaikat-malaikat muqorrobin (yang terdekat) pun tidak turut berkuasa

memegang kunci itu. Maka kalau ada yang dilapangkannya rezeki dan ada

yang disempitkannya, yang memilih ialah karena hikmah kebijaksanaan di

dalam namanya Al-Hakim. Yang tidak dapat dimasuki oleh siapapun . maka

kalau hendak memohon apa-apa janganlah kepada orang lain, tetapi meminta

lah kepadanya dan jangan dengan perantaraan orang lain tetapi langsung

kepadanya. Sesungguhnya Dia atas tiap-tiap sesuatu yang maha mengetahui.128

Dalam tafsir ibnu katsir juga di jelaskan bahwa dia telah mensyariatkan

kepada muhammad dan umatnya agama yang juga telah diwasiatkan kepada

Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa yang intinya mengesakan Allah, beriman

kepadanya, kepada kitab-kitabnya, kepada rasul-rasulnya, kepada hidup dia

khirat, serta menaati segala perintah dan larangan-Nya. Maka hendaklah kamu

tegakkan agama itu dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.

Sesungguhnya bagi orang-orang musrik sungguh amat berat mengikuti agama

127

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 24, (semarang: cv. Toha

putra, 1974), 45. 128

Abdul malik abdul karim amrullah (Hamka), tafsir al-azhar jilid 10, (singapura: kerjaya

printing industries pte ltd: 1990), 6500.

Page 71: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

58

yang kamu serukan kepada mereka. Allah yang akan menarik kepada agama itu

orang-orang yang dikehendaki-Nya dan yang memperoleh hidayah-Nya.129

Surat As-Saff Ayat 3:

“Amat besarlah kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa

yang tidak kamu kerjakan”.(QS.As-Saff: 3).130

Tafsir Al-Maraghi mengatakan sebagai berikut yaitu Amat besarlah

dosanya di sisi Allah bila kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. Itu

disebabkan menepati janji merupakan bukti bagi ahlak yang mulia dan budi

pekerti yang baik. Dengan menepati janji itu, terwujudlah kepercayaan diantara

kelompok-kelompok itu dengan ikatan cinta dan kasih, ketika sebagian

individu-individunya berhubungan dengan yang lain, sehingga mereka menjadi

satu tangan dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan yang mereka inginkan.

Begitu pula sebaliknya jika pada suatu umat tersiar ingkar janji, maka

akankecillah kepercayaan diantara individu-individunya dan akan lepas pula

tali-tali pengikatnya.131

Adapun dalam tafsir al-azhar dikataakan perkataan yang tidak sesuai

dengan perbuatan sangatlah dibenci oleh Allah hal demikian tidaklah layak

bagi orang yang mengaku beriman. Ayat ini adalah peringatan sungguh-

sungguh bagi orang yang telah mengaku beriman agar dia bener-bener menjaga

dirinya jangan menjadi pembohong. Sebab itu hati orang yang beriman itu

tidaklah boleh ragu-ragu hanya daapat hilang apabila hidup bersikap jujur.

Kejujuran untuk memupuk iman. Iman mesti selalu dijaga.132

Adapun dalam kitab ibnu katsir di jelaskan dalam pembukuan surat ini

Allah menyatakan bahwa semua yang di langit dan di bumi semuanya mahluk

129

Salim bahreisy dan said bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsir, (surabaya: pt.

Bina ilmu), 200-201. 130

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 551. 131

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 28, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),129. 132

Abdul malik abdul karim amrullah (Hamka), tafsir al-azhar jilid 10, (singapura: kerjaya

printing industries pte ltd: 1990), 7321-7322.

Page 72: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

59

ciptaan Allah dan tunduk mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah yang maha

jaya, mulia, perkasa lagi bijaksana. Kemudian panggilan kepada orang-orang

yang beriman supaya tidak berbesar mulut tanpa dibuktikan dengan amal

perbuatan, demikian itu sangat di murkai oleh Allah. Selanjutnya dinyatakan

bahwa Allah sangat mencintai orang yang bener-bener berjuang dengan

mengorbankan tenaga, harta dan jiwa untuk menegakkan agama Allah dan

ajaran-Nya.133

3. `Ala ( Merasa Tinggi )

Dalam istilah „ala yang artinya merasa tinggi ada beberapa surat tetapi

yang tergolong dalam pembahasan saya dalam kesombongan ini hanya 1 surat

yaitu:

Surat An-Naziat ayat 24:

“(Seraya) berkata, akulah tuhanmu yang paling tinggi”.(QS. An-Naziat:

24)134

Dalam tafsir Al-Maraghi dikatakan“Tidak ada sesuatu kekuasaan

melebihi kekuasaanku”. Demikian Fir‟aun dengan segala keangkuhannya. Dan

tatkala musa bersama kaumnya berusaha keluar dari tanah mesir, mereka telah

dikejar-kejar oleh Fir‟aun dan tentaranya binasah ditelan ombak.135

Dalam tafsir al-azhar disebutkan Dia telah digilakan kekuasaan.

Melihat tanah yang subur dan sungai Nil yang mengalir dan tidak ada raja lain

yang berani menyangga dia, dia telah merasa menjadi Tuhan; bahkan tuhan

yang paling tinggi. Ditambahkan kepercayaan kepada rakyat bahwa dia adalah

putra dari Dewi Matahari yang bernama Ra. “bukankah di tanganku kekuasaan

133

Salim bahreisy dan said bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsir jilid 8, (surabaya:

pt. Bina ilmu), 119. 134

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 484. 135

Ahmad mushthafa al-maraghi, terjemah tafsir al-maraghi juz 30, (semarang: cv. Toha

putra, 1974),51

Page 73: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

60

di mesir ini, dan sungai-sungai ini mengalir di bawah kakiku? Tidakkah kalian

lihat sendiri? Kekuasaan membuat manusia menjadi sombong dan lupa

daratan.136

Dalam tafsir ibnu katsir di jelaskan setelah ayat-ayat yang

menceritakan kepada orang kafir yang mengingkari adanaya bangkit sesudah

mati, dan ejekan mereka terhadap Rasullulah saw, serta gangguan mereka

terhadap sahabat Nabi saw, yang semuanya memberatkan hati, perasaan dan

pikiran Rasullulah saw. maka Allah menceritakan riwayat Nabi Musa as.

Ketika dia diutus kepada Fir‟aun raja raksaksa di Mesir yang begitu merajalela

dalam kekuasaannya sehingga mengaku sebagai tuhan, dan mengobarkan

semangat kaumnya untuk memusuhi Musa as sehingga Musa as bener-bener

menghadapi kesusahan yang sangat berat dalam mengajak mereka

beriman.maka semua inisebagai penghibur untuk Nabi Muhammad saw dalam

menghadapi kaumnya, sebab pada waktunya kelak, kemenangan dan kejayaan

tentu bagi orang yang taqwa dan taat kepada Allah.137

C. Bentuk-Bentuk Kesombongan Fir‟aun

Fir‟aun adalah lambang pemimpin yang dzolim. Kita harus mengetahui

sifat-sifatnya untuk mengetahui siapa sang pengikut Fir‟aun. Siapa yang

meneladani Fir‟aun dalam memimpin.Atau bahkan, sifat-sifat itu bisa melekat

pada diri kita sendiri.Mari kita simak sifat-sifat Fir‟aun berikut ini agar jangan

sampai ada wajah Fir‟aun dalam diri kita.138

1. Manusia Paling Congkak.

Fir‟aun adalah manusia paling congkak di muka bumi.Dia telah memakai

pakaian kesombongan yang sebenarnya hanya milik Allah swt.

136

Abdul malik abdul karim amrullah (Hamka), tafsir al-azhar jilid 10, (singapura:

kerjaya printing industries pte ltd: 1990), 7877. 137

Salim bahreisy dan said bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsir jilid 8, (surabaya:

pt. Bina ilmu), 303. 138Hadi, "16 Sifat Fir‟aun Dalam Al-Qur‟an 1”, diakses melalui

alamathttp://liputanislam.com/kajian-islam/tafsir/16-sifat-firaun-dalam-al-qur'an-

1/ Tanggal 13 November 2018.

Page 74: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

61

“Dan sungguh, Fir„aun itu benar-benar telah berbuat sewenang-wenang di

bumi.”(Yunus 83)139

“Sungguh, dia itu orang yang sombong, termasuk orang-orang yang

melampaui batas.” (Ad-Dukhan 31)140

Orang yang sombong adalah orang yang tidak mengenal dirinya

sendiri.Diri yang serba membutuhkan selainnya.Diri yang penuh

keterbatasan.Dan kesombongan ini adalah penyakit yang paling dibenci

Allah swt.

“Tidak akan masuk surga seorang yang didalam hatinya masih ada setitik

kesombongan.”(Rasulullah saw)

Sifat pertama dari Fir‟aun adalan congkak dan sombong. Dan dia telah

melakukan kesombongan yang paling biadab dan tidak akan memperoleh

ampunan dari Allah. Yaitu kesombongan ketika telah mengetahui kebenaran

namun dia tidak mau menerimanya.Sombong bukan sekedar pamer mobil

atau rumah yang mewah.Kesombongan terbesar adalah menutup hati dari

kebenaran.141

2. Melampaui batas.

Melampaui batas ini dilakukan Fir‟aun telah melampaui batas.Jika kita

bertanya tentang kebengisan, maka dialah yang paling bengis.Jika kita

bertanya tentang kesombongan, dia lah manusia paling sombong.Tidak ada

batasan dalam dirinya.Dia melakukan apapun yang dia inginkan.

139

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 218. 140

Ibid., 497. 141Hadi, "16 Sifat Fir‟aun Dalam Al-Qur‟an 1”, diakses melalui

alamathttp://liputanislam.com/kajian-islam/tafsir/16-sifat-firaun-dalam-al-qur'an-

1/ Tanggal 13 November 2018.

Page 75: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

62

“Pergilah kepada Fir„aun; dia benar-benar telah melampaui batas.”

(Thaha 24)142

Kapan seorang bisa melampaui batas?

Pada saat hati manusia mulai penuh dengan kesombongan dan merasa

tidak memerlukan siapapun.Bukan hanya Fir‟aun yang melampaui

batas.Siapapun bisa melakukan hal yang melampaui batas.Perbuatannya tak

terkendali lagi.Kapan?Saat dirinya merasa serba cukup.

“Sekali-kali tidak!Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas,

apabila melihat dirinya serba cukup.” (Al-Alaq 6-7)143

3. Selalu Meremehkan Rakyat.

Fir‟aun selalu meremehkan rakyatnya.Mereka selalu dibodohi,

dibungkam dan dibius sehingga tidak bisa melakukan apa-apa.Tidak bisa

mengutarakan pendapatnya.Tidak bisa bergerak melawan apalagi

memberontak.

“Maka Fir„aun dengan perkataan itu telah mempengaruhi kaumnya,

sehingga mereka patuh kepadanya.Sungguh, mereka adalah kaum yang

fasik.”(Az-Zukhruf 54)144

Dia membodohi kaumnya dengan kekerasan, kadang pula dengan

rayuan.Sehingga tidak ada lagi yang berani melawab. Dia tidak akan

menjadi Fir‟aun jika tidak ditaati oleh rakyatnya. Dan dia tidak akan ditaati

sebelum rakyatnya dibodohi.

Salah satu taktiknya adalah pembodohan, jika ada seorang atau

kelompok yang ingin melihat umat tetap dalam kebodohan dan kemunduran,

maka dia telah mengikuti taktik gurunya yaitu Fir‟aun.

4. Memecah Belah Rakyat.

Salah satu taktik Fir‟aun untuk menguasai rakyatnya adalah dengan

membagi mereka berkelompok-kelompok. Rakyat tidak dibiarkan bersatu

142

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014),313. 143

Ibit.,597. 144

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 493.

Page 76: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

63

karena akan berbahaya bagi kekuasaannya. Jika rakyat bersatu, maka

mereka akan memiliki kekuatan untuk melawan Fir‟aun. Rakyat dipecah

belah sehingga mereka selalu lemah dan tak berdaya.

“Sungguh, Fir„aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan

menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan

dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan

membiarkan hidup anak perempuan mereka.”(Al-Qashas 4)145

Setelah memecah belah, dia menindas salah satu kelompok dari

mereka.Membunuh anak-anak dan membiarkan perempuan mereka. Agar

kelompok yang lain takut dan tidak berpikir lagi untuk memberontak.

Jika kita perhatikan, taktik ini digunakan juga untuk Fir‟aun zaman

ini.Seperti yang dilakukan Zionis Israel.Sebenarnya, untuk melawan Satu

Palestina saja dia tidak mampu.Namun lihatlah, dia menggunakan taktik

Fir‟aun untuk memecah Palestina menjadi beberapa kelompok.Sehingga

kekuatan mereka kecil untuk melawan Israel.

Lihatlah apa yang dilakukan Amerika, mereka memecah belah umat

disana sini. Berbagai negara dikacaukan.Kemudian mereka datang sebagai

satu-satunya Polisi Dunia yang mengatur kedamaian.Padahal mereka paling

anti melihat persatuan.

Karena itu, jika ada seseorang ataupun kelompok yang suka memecah

belah sesaama manusia.Anti kebhinekaan dan anti persatuan umat.Maka

jangan ragu untuk menyebutnya sebagai Fir‟aun zaman ini. Karena taktik

dan sifat Fir‟aun ada pada mereka. Maksudnya Fir‟aun di zaman sekarang

ini ialah kejam serta jahat bias di katakana sebagai Fir‟aun di zaman

sekarang.

145

Ibid., 385.

Page 77: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

64

5. Tidak Mau Mendengar Pendapat Lain.

Tidak ada yang boleh memberi pendapat berbeda dengan

Fir‟aun.Ketentuannya adalah ketentuan yang mutlak dan tidak bisa

dibantah.Perintahnya harus dilaksanakan tanpa ada seorang pun yang boleh

melawan.Masyarakat harus diam dan hanya berkata “iya”.146

“Fir‟aun berkata, “Aku hanya mengemukakan kepadamu, apa yang

aku pandang baik.”(Ghofir 29)147

Tidak ada yang boleh berbeda pendapat dengan Fir‟aun.Sebagaimana

tidak ada yang boleh berbeda dengan pendapat Israel, Fir‟aun zaman

ini.Semua harus patuh dan diam. Jika Amerika telah mencap sebuah

kelompok yang menuntut haknya sebagai teroris, maka seluruh negara harus

menganggapnya teroris.Jika ada penindasan yang dilakukan Israel, maka itu

bukanlah penindasan.Semua harus diam dan menerima pendapat itu.Seakan-

akan hanya merekalah yang bisa memberi petunjuk dan pendapat, sementara

selain mereka pasti salah.

6. Menjauhkan Rakyat dari Kebenaran

Fir‟aun selalu menjauhkan rakyatnya dari orang yang ingin memerangi

kebodohan dan mencerdaskan mereka.Dia selalu menghalang-halangi orang

yang ingin mengajak rakyatnya menuju kebaikan. Karena rakyat yang cerdas

akan menjadi bumerang bagi Fir‟aun. Tidak boleh ada suara lain selain suara

Fir‟aun. Semua suara harus bungkam dihadapannya.148

146

Hadi, "16 Sifat Fir‟aun Dalam Al-Qur‟an2”, diakses melalui

alamathttp://liputanislam.com/kajian-islam/tafsir/16-sifat-firaun-dalam-al-qur'an-1/ Tanggal 13

November 2018. 147

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 470. 148

Hadi, "16 Sifat Fir‟aun Dalam Al-Qur‟an 2”, diakses melalui

alamathttp://liputanislam.com/kajian-islam/tafsir/16-sifat-firaun-dalam-al-qur'an-2/ Tanggal 13

November 2018.

Page 78: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

65

“Mereka (para pesihir) berkata, “Sesungguhnya dua orang ini adalah

pesihir yang hendak mengusirmu (Fir„aun) dari negerimu dengan sihir

mereka berdua, dan hendak melenyapkan adat kebiasaanmu yang

utama.”(Thaha 63)149

Fir‟aun menuduh para penyeru kebenaran sebagai orang yang akan

merusak bangsa. Sebagai pengacau yang akan melenyapkan adat dan

kebudayaan mereka.

7. Menjaga Kekuasaan dengan Segala Cara

Orang seperti Fir‟aun akan menjaga kekuasaannya dengan segala cara.

Bahkan, dia akan menggunakan kedok agama untuk mengokohkan

kerajaannya. Padahal, dia orang yang paling anti terhadap agama.

“Dan Fir„aun berkata (kepada pembesar-pembesarnya), “Biar aku yang

membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhan-

nya.Sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau

menimbulkan kerusakan di bumi.” (Ghofir 26)150

8. Anti Reformasi

Fir‟aun tidak mau melihat ada reformasi di masyarakat. Dengan segala

cara dia lakukan agar jangan sampai ada rakyatnya yang sadar. Dia begitu

khawatir, jika rakyatnya yang bodoh ini akan mengikuti kebenaran dan

menggulingkan penguasa dzolim.

“Mereka berkata, “Apakah engkau datang kepada kami untuk

memalingkan kami dari apa (kepercayaan) yang kami dapati nenek

moyang kami mengerjakannya (menyembah berhala), dan agar kamu

149

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 315. 150

Ibid., 470.

Page 79: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

66

berdua mempunyai kekuasaan di bumi (negeri Mesir)? Kami tidak

akan mempercayai kamu berdua.”(Yunus 78)151

9. Reformis Harus Disiksa

Seorang yang datang ingin membawa perubahan, mencerdaskan

masyarakat dan mengajak mereka menuju kebaikan harus disiksa sebagai

pelajaran bagi yang lain.

“Dia (Fir„aun) berkata, “Mengapa kamu beriman kepada Musa

sebelum aku memberi izin kepadamu?Sesungguhnya dia pemimpinmu

yang mengajarkan sihir kepadamu. Nanti kamu pasti akan tahu (akibat

perbuatanmu). Pasti akan kupotong tangan dan kakimu bersilang dan

sungguh, akan kusalib kamu semuanya.” (Asy-Syuara 49)152

10. Memperbudak Manusia

Fir‟aun menganggap selain dirinya adalah budak.Dia merampas

kebebasan rakyatnya.Semua harus diam. Tidak boleh ada yang menuntut

bahkan hanya sekedar untuk memberi saran.Semua adalah budak yang

tidak memiliki hak bahkan atas diri mereka sendiri.Semua ada ditangan

Fir‟aun.

“Maka mereka berkata, “Apakah (pantas) kita percaya kepada dua

orang manusia seperti kita, padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah

orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?” (Al-Mukminun

47)153

11. Melakukan Kerusakan di Bumi Allah

Menciptakan kerusakan di bumi Allah tidak bisa dilakukan

sendirian.Setidaknya harus ada 3 penopang yang membuat kekuasaan

151

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 217. 152

Ibid., 369. 153

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 345.

Page 80: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

67

dzolim ini masih terus berjalan.Kebejatan itu harus memiliki

pemimpin.Pemimpin dzolim itu telah digambarkan secara utuh

olehFir‟aun.Namun pemimpin itu harus ditopang oleh orang ahli yang

menghabiskan hidupnya untuk menjilat kepada penguasa.Dan posisi ini

ditempati oleh Haaman, mentri Fir‟aun. Tak cukup itu, kekuasaan harus

ditopang oleh dana yang dimiliki orang-orang kaya. Dengan hartanya dia

mendekat kepada Raja untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar

dari memeras rakyat jelata.Posisi ini dijalankan oleh seorang kognlomerat

bernama Qorun.154

D. Akibat Perbuatan Sombong Fir‟aun

Akibat dari perbuatan sombong Fir‟aun ini tanpa alasan apapun tetap

membawa dampak negatif dan membawa keancuran, baik bagi diri sendiri

maupun terhadap orang lain diantaranya sebagai berikut:

1. Tidak Akan Bisa Masuk Surga

Perbuatan Fir‟aun ini sangat lah jelas karena telah melampaui batas

dengan mengaku dirinya sebagai tuhan. Dengan kekuasaan dan

kekayaan yang dia miliki maka dia telah menganggap dirinya sebagai

tuhan dan dia akan selalu bergelimangan dosa sampai dengan akhir

hayatnya.

Rasullulah bersabda:

“Tidak akan masuk sorga orang yang di dalam hatinya ada rasa

sombong seberat dzahra (biji sawi)”. (HR. Muslim)

2. Selalu Diliputi Kekurangan

Akibat dari perbuatan tersebut selalu merasa dirinya sempurna,

sehingga dia tidak perlu melakukan intropeksi. Adapun perlu diperbaiki

dia tidak akan mau menerima nasihat dan arahan orang lain. Akibatnya,

154Hadi, "16 Sifat Fir‟aun Dalam Al-Qur‟an 1”, diakses melalui

alamathttp://liputanislam.com/kajian-islam/tafsir/16-sifat-firaun-dalam-al-qur'an-

1/ Tanggal 13 November 2018.

Page 81: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

68

dia selalu bergelimangan kelemahan dan kekurangan sampai akhir

hayatnya.155

Dalam firman Allah:

“Bukan demikian, yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan dia

telah diliputi dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal

di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah; 81)156

3. Selalu Merasa Gelisa

Karena kepongahan dan keangkuhannya Fir‟aun yang sombong

selalu ingin agar orang-orang disekitarnya menuruti dan mentaatinya.

Sementara orang-orang yang terhormat di sekitarnya justru membenci

hal itu. Mereka sama skelai tak sudi memenuhi keinginannya.

Akibatnya, timbullah rasa gelisah dan kegoncangan jiwa yang

berkepanjangan dalam dirinya. Untuk itu, pantas mendapat hukuman

dari Allah, da bentuknya paling ringan di dunia adalah kegelisahan dan

kegoncangan jiwa.

Dalam firman Allah:

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka

sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan

menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS.

Thaha: 124).157

4. Tidak Bisa Mengambil Pelajaran Dan Iktibar.

Orang-orang yang tidak bisa mengambil pelajaran dari tanda-tanda

kekuasaan Allah akan berada dalam kerugian yang nyata, karena dia

155

Sayid Muhammad Nuh, Menggapai Ridho Illahi, Diterjemahkan Dari Buku Aslinya

Yang Berjudul:‟Afatun „Ala Ath-Thariq (Jakarta: Lentera 198), 118. 156

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 12. 157

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Taajwid Dan Terjemah,(Jakarta: Abyan, 2014), 320.

Page 82: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

69

akan terus menerus berada di dalam kelemahan dan kekeliruan dan

bergelimang di dalam kesalahan. Allah berfirman:

“Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di

bumi yang mereka lalui, sedang mereka berpaling darinya”. (QS.

Yusuf: 105)158

5. Tidak Akan Mendapat Pertolongan Allah

Allah hanya memberi pertolongan kepada orang-orang yang betul-

betul ikhlas kepada-Nya di dalam segala amal perbuatanya. Sementara

Fir‟aun orang yang sombong selalu merasa dirinya paling besar. Dengan

begitu Allah tidak akan memberi pertolongan kepadanya.159

158

Ibid., 248 159

Sayid Muhammad Nuh, Menggapai Ridho Illahi, Diterjemahkan Dari Buku Aslinya

Yang Berjudul:‟Afatun „Ala Ath-Thariq (Jakarta: Lentera 198), 118.

Page 83: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimplan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis dapat mengambil

beberapa kesimpulan tentang Kesombongan Fir‟aun dalam Al-Qur‟an kajian

tafsir Tahlily sebagai berikut:

1. Ketahuilah bahwa kesombongan terbagi kepada batin dan zhahir.

Kesombongan batin adalah perangai dalam jiwa, sedangkan kesombongan

zhahir adalah amalan-amalan perbuatan yang lahir dari anggota

badan.Istilah kesombongan lebih tepat dengan perangai batin, karena amal

perbuatan merupakan hasil dari perangai tersebut.Oleh karena itu, apabila

Nampak di dalam anggota badan maka disebut berlaku sombong

(takabur), tetapi apabila tidak Nampak maka disebut kesombongan (kibr).

2. Bentuk kesombongan Fir‟aun antara lain yaitu : manusia paling congkak,

melampaui batas, selalu meremehkan rakyat, memecah belah rakyat, tidak

mau mendengar pendapat orang lain, menjauhkan rakyat dari kebenaran,

menjaga segala kekuasaan dengan segala cara, anti reformasi, reformis

harus disiksa, memperbudak manusia, dan melakukan kerusakan di bumi

allah.

3. Adapun Konsep dan kesombongan Fir‟aun dalam sehari-hari banyak yang

mengatakan bahwa, Fir‟aun antara lain tidak akan masuk surge, selalu

merasa gelisa,tidak bisa mengambil pelajaran dari iktibar, dan tidak akan

mendapat pertolongan Allah.

B. Saran-Saran

Melalui skripsi ini penulis menyampaikan beberapa saran, dengan harapan

dapat diterima oleh seluruh umat Islam. Adapun saran-sarannya sebagai berikut:

1. Kemukjizatan di dalam Al-Qur‟an pada hakikatnya mengandung isyarat-

isyarat keilmuan dan tentang ahlak yang perlu digali dan diteliti secara

mendalam, di teliti atau dipelajari sebagai wacana dalam perkembangan ilmu

Page 84: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

71

pengetahuan. Hal ini lah yang perlu ditelusuri oleh seluruh mahasiswa terlebih

lagi mahasiswa jurusan Ilmu Al-Qur‟an Tafsir.

2. Adapun penelitian terhadap penulisan karya ilmiah ini masih memerlukan

sumber-sumber data yang akurat yang berguna untuk mendukung pembahasan

mengenai Kesombongan Fir‟aun dalam Al-Qur‟an kajian tafsir Tahlily. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan agar pembaca dapat melanjutkan kajian

ilmiah ini di masa yang akan datang.

Page 85: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

DAFTAR PUSTAKA

Adhim,Fauzan. Analisis kepemimpinan firaun dalam Al-Qur‟an (Perspektif

psikologi dan sosiologi kepemimpinan dan Implikasinya terhadap

manajemen pendidikan Islam), (Malang: Sekolah pasca sarjana UIN

Maulan Malik Ibrahim, 2016) di akses melalui Http://Etheses.Uin-

Malang.Ac.Id/3563/1/14610006.pdf.

Azizah. Azizah, “7 Ciri Orang EgoisdanSombong”, diakses melalui alamat,

https://www.sebelumtidur.com/ciri-orang-egois-dan-sombong.html.

tanggal 02 maret 2018

Baiquni. N.A. Et.,indeks Al-Qur’an, Surabaya: Arkola, 1996.

Bahreisy. Salim Dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid,

Surabaya: Pt. Bina Ilmu.

Bin Abdul Qadir Jawas, Yazid. Menuntut ilmu jalan menuju surga, Bogor:

Pustaka At-Taqwa,2007.

Departemen Pendidikan Nasional, KamusBesarBahasa Indonesia Pusatbahasa,

cet. Ke-4.Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama, 2013.

Al farmawi, Abd.Al-Hayy.Metode Tafsir Mawdhu‟iy, diterjemahkan dari buku

aslinya yang berjudul “Al-Bidayah Fi Al-Tafsir Al-Maudhu‟iy” Oleh

Suryan A. Jamrah (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 1996.

Al-Ghazali, Imam. Teosofia Al-qur’an, diterjemahkan dari buku aslinya yang

berjudul: „Kitabul Arba,In Fi Ushuluddin‟ Oleh M,Luqman hakin dan

hosen Arjaz jamad,surabaya: Risalah Gusti, 1995.

Hawwa. Sa‟id, Mensucikan Jiwa “Konsep Tazkitun-Nafs Terpadu, Diterjemahkan Dari

Buku Aslinya Yang Berjudul: Ihya‟ Ulumuddin Al-Ghazali Oleh Sa‟id Hawwa,

Jakarta: Robbani Press,1998.

Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an Taajwid Dan Terjemah, Jakarta: Abyan, 2014.

Page 86: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai

Lia. Cinta, “15 Ciri-Ciri Orang Sombong dan Angkuh”,

https://cintalia.com/kehidupan/perbuatan-salah/ciri-ciri-orang-sombong.

tanggal 02 maret 2018.

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi, Semarang: CV. Toha Putra

semarang, 1986.

Mahalli, Mudjab. Al-Kabir Dosa-Dosa Besar Dalam Al-Quran Dan Al-Hadits,

Yogyakarta: Mitra Pustak,2001.

Malik Abdul Karim Amrullah. Abdul (Hamka), Tafsir Al-Azhar , Singapura:

Kerjaya Printing Industries Pte Ltd: 1990.

Nuh.Sayyid. Muhammad, Menggapai Ridho Ilahi, Diterjemahkan Dari Buku Aslinya

Yang Berjudul: „Afatun „Ala Ath-Thariq Oleh Darmanto Dan Abdul Wadud

Jakarta: Lentera, 1998.

Penyusun, Tim. Panduan penulisan karya ilmiah Mahasiswa, fakultas Ushuluddin

UIN STS jambi, 2016 Sultani,Gulam Reza, hati yang bersih: kunci

ketenangan jiwa, Jakarta: Zahra,2006.

Quthb. Sayid, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 9, Jakarta: Gema Insani Press, 2014.

Al-Qarni, Aidh.kembali ke islam, di terjemahkan dari buku aslinya yang berjudul:

Fii Rihaab Al-Adaab Al-Islaamiyyahah Oleh: Ust. Fauzi Bahreisy, Jakarta:

Gema Isani 2015. Al-Qoradhawi,Yusuf. Islam agama ramah ligkungan

diterjemahkan dari buku aslinya: “ ri ayaatul baiti fii syari‟ati Islamiyah

“Oleh Abdullah hakam shah Lukman Hakim Sa Muhammad sulton yusuf.

Jakarta: pustaka Al-Kautsar,2001

Tim Penerjemah dan Penafsiran Al-Quran. Banjarsari Solo: departemen Ri,2014.

Sholihati, Nur Ely. Sombong dan penyembuhannya dalam Al-quran

(perspektifbimbingan dan konseling islam) Yogyakrta: UIN Sunan Kali

Jaga, 2009.diakses melalui Http://Eprints.walisongo.ad.ai/167/.

Subhi Asep. Dan Ahmad Taufik, 101 Dosa Besar, Tanggerang Agro Media

pustaka, 2004.

Page 87: KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL QUR’ANrepository.uinjambi.ac.id/2483/1/SUGENG PRAYETNO_UT140212...i KESOMBONGAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI DiajukanSebagai