kepegasan pantul

Upload: ossy-dewinta

Post on 17-Oct-2015

385 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jkbcf

TRANSCRIPT

Pengujian Kepegasan Pantul(REBOUND RESLIENCE TESTER)

I.Tujuan PercobaanMahasiswa dapat mengoperasikan alat rebound resilience testerMahasiswa mengamati perubahan yang terjadi terhadap sampel sebelu, dan sesudah mengalami uji kepegasan pantul

II.Alat dan BahanBahan yang digunakanKompon 1Kompon 2Kompon Pembanding ( kompon 3)Alat-alat yang digunakan :1.Rebound resilience tester

2.Gunting

3.Cetakan Kompon

4.Oven

III.Dasar TeoriKaret merupakan polimer yang bersifat elastis, sehingga dinamakan pula sebagaielastomer. Saat ini karet tergolong atas karet sintetik dan karet alam.Karet sintetik dibuat secara polimerisasi fraksi-fraksi minyak bumi. Contoh karet sintetik yang kini banyak beredar adalah SBR (Strirene Butadiene Rubber), NBR (Nitrile Butadiene Rubber), karet silikon,Urethane, dan karet EPDM.Karet alam adalah suatu komoditi homogen yang cukup baik, kualitas dan hasil produksi karet alam sangat terkenal. Karet alam mempunyai daya lentur yang tinggi, kekuatan tensil dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah. Daya tahan karet terhadap benturan, goresan, dan koyakan sangat baik. Namun karet alam tidak begitu tahan terhadap faktor faktor lingkungan, seperti oksidasi dan ozon. Karet alam juga mempunyai daya tahan yang rendah terhadap bahan bahan kimia seperti bensin, minyak tanah, bensol, pelarut lemak(degreaser), pelarut, pelumas sintetis dan cairan hidrolik. Karena sifat fisik dan daya tahannya, karet alam dipakai untuk produksi produksi pabrik yang membutuhkan kekuatan yang tinggi dan panas yang rendah (misalnya ban pesawat terbang, ban truk raksasa, dan ban ban kendaraan) dan produksi - produksi teknik lain yang memerlukan daya tahan sangat tinggiKompon Karet.Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai. Kompon karet dapat dibuat sesuai dengan formulasi yang dibutuhkan ,seperti kompon untuk karet vulkanisir ,kompon karet silikon dengan berbagai pilihan warna,ataupun kompon yang dikerjakan sesuai dengan kriteria akhir yang dibutuhkan.Sifat mekanik suatu bahan kompon adalah khas dengan kelakuan viskoelastiknya yang dominan, sebagai contoh, pemelaran (creep) dan relaksasi mudah terjadi, dan pada pengujian tarik sifat-sifatnya sangat dipengaruhi oleh laju tarikan. Sifat-sifatnya juga berubah karena temperatur, oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal sebelum bahan kompon digunakan .Pengujian sampel bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat kompon yang dibuat, baik sifat fisis, sifat mekanik maupun sifat termal. Sampel yang diuji akan diketahui kelebihan dan kekurangannya, dan untuk mengetahui kadar kelayakan pemakaian serta kualitasnya. Adapun pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian kepegasan pantul dengan standar CNS 3560,kepegasan pantul/LUPKE (rebound resilience) ISO 4662 : 1983; ASTM D 1054 1991Syarat utama yang harus dimiliki oleh kompon adalah ketahanan, kelenturan, kekerasan, daya tarik, kondisi penyimpanan

Berikut ini daftar standar uji kelayakan kompon yang ada padaLaboratorium Analisis dan Pengujian Karet (LAP Karet), Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor

NoJenis ujiSatuanSyarat

1.Tegangan tarikN/mm2Min 5

2.Perpanjangan putus%Min 100%

3.KekerasanShore A55-75

4.Kekuatan sobekN/mm2Min 2,5

5.Perpanjangan tetap100%%Maks 10%

6.Bobot jenisgr/cm2Maks 1,5

7.Ketahanan kikis Graselimm3 /KgMaks 2,5

8.Ketahanan retak lentur 150 Kes-Baik tidak retak

9.Pengembangan dalam benzoil-Maks 225% volume

10.Kepegasan Pantul% 30%

(Sumber : SNI 12-0172-1987)

Vulkanisasi KaretVulkanisasi merupakan proses kimiawi yang bersifat tidak dapat balik dengan menggunakan bahan pemvulkanisasi seperti sulfur, bahan yang mengandung sulfur dan peroksida organik. Tujuan vulkanisasi adalah membentuk ikatan silang pada molekul karet yang fleksibel sehingga menghasilkan jaringan tiga dimensi dan mengubah sifat karet mentah yang rapuh dan plastis menjadi produk yang lebih kuat. Vulkanisasi karet biasanya melibatkan pemanasan karet pada suhu 100 180o Morton (1959), menyatakan bahwa vulkanisasi karet alam dilakukan untuk mengurangi sifat karet alam yang rapuh pada suhu dingin dan lunak pada suhu panas. Dengan vulkanisasi, produk karet menjadi lebih fleksibel, stabil terhadap perubahan suhu, daya tahan meningkat dan penggunaan karet alam semakin luas. Pada dasarnya sistem vulkanisasi digolongkan menjadi dua macam, yaitu vulkanisasi dengan sulfur dan bukan sulfur. C dengan bahan pemvulkanisasi serta bahan pencepat dan bahan penggiat (Craig, 1969). Coran (1978) mendefinisikan vulkanisasi sebagai proses yang melibatkan pembentukan jaringan molekuler melalui ikatan kimia dari rantai-rantai molekul bebas. Proses ini meningkatkan kemampuan karetuntuk kembali ke bentuk semula setelah dikenai gaya mekanik. Vulkanisasi, dengan demikian, merupakan reaksi intermolekuler yang meningkatkan elastisitas karet serta mengurangi sifat plastisitasnya. Sulfur merupakan bahan pemvulkanisasi yang umum digunakan. Atom sulfur terikat dengan atom karbon yang memiliki ikatan rangkap membentuk ikatan silang da lam struktur karet. Ikatan silang inilah yang memberikan sifat elastis pada karakteristik karetviskositas dan elastisitas yang bekerja secara serentak. Viskositas diperlukan untuk mengukur ketahanan terhadap aliran (deformasi). Terjadinya aliran pada karet yang disebabkan oleh adanya tekanan/ gaya disebabkan oleh dua hal, yaitu:1.Terlepasnya ikatan di dalam atau antara rantai poli isoprena seperti terlepasnyabenang-benang yang telah dirajut. Hal ini terjadi pada tekanan yang rendah2.Terlepasnya seluruh ikatan rantai poli isoprena dan satu monomer denganmonomer yang lain saling tindih akan membentuk kristal.Dengan demikian komponen viskositas adalah irreversible dan dihitung sebagai aliran dingin (cold flow) dari karet mentah, sedangkan elastisitas energi yang diukur segera dikembalikan oleh karet setelah diberikan input energi kepadanya.

IV.Langkah Kerja1.Menarik bandul pada posisi skala 1002.Melepaskan bandul dan memperhatikan pada skala berapa bandul memantul setelah menabrak speciemen3.Mengulangi pengujian dan mencatat skala pengujian pada tiga sampel ( kompon 1, kompon 2, dan kompon 3 ) dan mengulangi percobaan pantulan sebanyak 3 kali. Nilai rata-rata yang didapatadalah nilai kepegasan pantul4.Nilai pengujian ini adalah persen ( % )5.Sampel yang akan diuji menggunakan alat ini adalah CNS 3560 . Jika ketebalan speciemen 0 > 0II 0III > 0 Diposkan olehmariskadi20.11Tidak ada komentar:Kamis, 03 Desember 20091. MOMENTUM LINIER (p)

MOMENTUM LINIER adalah massa kali kecepatan linier benda. Jadi setiap benda yang memiliki kecepatan pasti memiliki momentum.

p = m v

Momentum merupakan besaran vektor, dengan arah p = arah v

2. MOMENTUM ANGULER (L)

MOMENTUM ANGULER adalah hasil kali (cross product) momentum linier dengan jari jari R. Jadi setiap benda yang bergerak melingkar pasti memiliki momentum anguler.

L = m v R = m w R2L = p R

Momentum anguler merupakan besaran vektor dimana arah L tegak lurus arah R sedangkan besarnya tetap.

Jika pada benda bekerja gaya F tetap selama waktu t, maka IMPULS I dari gaya itu adalah:t1I = F dt = F (t2 - t1)t2

I = Perubahan momentumFt = m v akhir - m v awal

Impuls merupakan besaran vektor. Pengertian impuls biasanya dipakai dalam peristiwa besar dimana F >> dan t