KEMAHIRAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS VII

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 6

TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ARTIKEL E-JOURNAL

Oleh

DEWI SARAH

NIM 100388201067

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2014

Kemahiran Menulis Pantun Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 oleh Dewi Sarah. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dosen Pembimbing I: Drs. H. Abdul Malik, M.Pd. Pembimbing II: Drs. Wagiman, M.Pd.

ABSTRAK

Beberapa permasalahan mengenai menulis pantun yang ditemukan peneliti Peneliti ingin menganalisa Kemahiran Menulis Pantun Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang, kemudian dinilai berdasarkan kriteria penilaian pantun. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimanakah kemahiran menulis pantun siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan tes tertulis. Dari hasil tes kemahiran menulis pantun yang dilakukan, 42 siswa mendapat nilai rata-rata kelas 81,57 termasuk kategori “baik”. Berdasarkan pembuktian hasil hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan ditolak.

Kata Kunci : Kemahiran Menulis Pantun

ABSTRACT

Some problems about writing rhymes Researchers found researchers wanted to analyze Poem Writing Proficiency Seventh Grade Students Junior High School 6 Tanjungpinang, then assessed based on the assessment criteria rhymes. This study used a descriptive quantitative method. Data collection techniques in this study is the written test. From the results of proficiency tests conducted poem writing, 42 students scored an average of 81.57 classes are "good". Based on the results of verification of this hypothesis be rejected.

Keywords: Poem Writing Proficiency

1. Pendahuluan Keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak,

keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam.

Kata pantun mengandung arti sebagai, seperti, ibarat, umpama, atau laksana. Sebagai contoh kita sering mendengar ucapan-ucapan “Sepantun labah-labah, meramu dalam badan sendiri”. Kata sepantun dalam susunan kalimat di atas mengandung arti sama dengan semua yang diungkapkan di depan. Seperti halnya bidal (kalimat singkat yang mengandung pengertian atau membayangkan sindiran atau kiasan), bentuk pantun ini pun merupakan kesusastraan hasil karya bangsa Indonesia sendiri (Hajar, 2007: 22).

Tidak sedikit orang yang mengalami kesulitan dalam menulis baik karya ilmiah maupun karya sastra. Salah satu karya tulis yang sering dibaca dan didengar adalah pantun. Pantun merupakan jenis sastra lisan yang dapat didengar. Dalam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah, khususnya di Sekolah Menengah Pertama terdapat pelajaran mengenai pantun. Salah satu standar kompetensi dari mata pelajaran bahasa Indonesia yang harus dikembangkan di Sekolah

Menengah Pertama adalah menulis pantun. Berdasarkan hasil penngamatan peneliti selama melakukan Praktik Kerja Lapangan masalah yang terdapat dalam menulis pantun yaitu masih rendahnya kemahiran siswa dalam menulis pantun. Hal ini terlihat ketika siswa diminta untuk menulis pantun siswa merasa kebingungan dalam menulis pantun, siswa bingung untuk memulai menulis pantun dan terdapat kesamaan pantun yang ditulis siswa serta ada beberapa siswa yang menulis pantun seperti cerita atau karangan perjalanan. Hipotesis kemahiran menulis pantun siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 tergolong sedang. Dari uraian tersebut, peneliti menganggap pantas mengambil judul “Kemahiran Menulis Pantun Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari enam kelas dengan jumlah siswa kelas VII yaitu 163 siswa. Sampel ditentukan sebanyak 25% dari populasi yaitu 42 responden. Sampel diambil secara proporsional acak pada enam kelas. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang yang terletak di Jalan Arif Rahman Hakim No. 2. Waktu penelitian ini adalah saat berlangsungnya pengajuan judul, penulisan proposal, pengambilan data, analisis data hingga pengambilan simpulan. Ada pun waktu yang digunakan adalah mulai November 2013 hingga Juni 2014. Metode dan Teknik Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan nilai aspek persajakan yaitu memperoleh nilai rata-rata 93,93. Nilai aspek kesesuaian sampiran dan isi yaitu memperoleh nilai rata-rata 77,85. Nilai aspek jumlah kata tiap baris yaitu memperoleh nilai rata-rata 82,85. Dan nilai aspek pilihan kata atau kalimat pantun yaitu memperoleh nilai rata-rata 71,67. Nilai rata-rata kelas kemahiran menulis pantun yaitu 81,57 termasuk kategori “baik”.

Berdasarkan hasil tes kemahiran menulis pantun, dapat dilihat dari hasil tes yang diperoleh siswa yaitu siswa yang mendapat nilai 86-100 termasuk kategori sangat baik berjumlah 11 siswa atau 26%. Siswa yang mendapat nilai 76-85 termasuk kategori baik berjumlah 27 siswa atau 64%. Siswa yang mendapat nilai 60-75 termasuk kategori cukup berjumlah 4 siswa atau 10%. Adapun nilai rata-rata kelas yang diperoleh dari 42 siswa yaitu 81,57 termasuk kategori “baik”.

Untuk menghitung nilai rata-rata kemahiran menulis pantun siswa adalah:

Χ� =ΣΧ� i

n

X = ������

= 81,57

TABEL 1

NILAI RATA-RATA KELAS KEMAHIRAN MENULIS PANTUN

NO. ASPEK RATA-RATA KATEGORI 1. Persajakan 93,93 Sangat Baik 2. Kesesuaian Sampiran dan Isi 77,85 Baik 3. Jumlah Kata Tiap baris 82,85 Baik 4. Pilihan Kata atau Kalimat Pantun 71,67 Cukup 5. Kemahiran Menulis Pantun 81,57 Baik

4. Simpulan dan Rekomendasi Kesimpulan dalam penelitian ini kemahiran menulis pantun siswa kelas VII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 dikategorikan “baik” dengan nilai rata-rata kelas 81,57 dari 42 siswa. Jadi, hipotesis penelitian ini ditolak. Saran dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia harus dapat lebih lagi melatih kosa kata atau pembendaharaan kata siswa agar lebih meningkat lagi, sehingga pantun yang dibuat siswa tidak hanya menggunakan kata-kata yang biasa-biasa saja.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Alisjahbana, Sutan Takdir. 2011. Pusi Lama. Jakarta: Dian Rakyat. AR, Syamsuddin dan Vismaia S, Damaianti. 2009. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Effendy, Tenas. 2005. Pantun Nasehat. Yogyakarta: Balai Kajian Dan Pengembangan Budaya

Melayu. Hajar, Encik Abdul. 2007. Rampai Pantun bertuah SMUN 5 Tanjungpinang. Pekanbaru: Pustaka

Melayu. Hajar, Encik Abdul. 2011. Cerdas Cermat Pantun. Pekanbaru: Unri Press. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitaitf).

Jakarta: GP Press. Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa. Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.